bab i pendahuluan a. latar belakangetheses.iainkediri.ac.id/1291/2/931304515 bab1.pdf · 2020. 7....

17
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal Indonesia mengalami kemajuan pesat sejak deregulasi tahun 1988. Jumlah emiten yang semula hanya 24 emiten pada tahun 1988 sekarang menjadi 622 emiten tahun 2019 atau rata-rata ada 20 emiten baru setiap tahun. Pada tahun 1997/1998 saat krisis finansial Asia melanda Idonesia, harga saham jatuh lebih dari 55% dan berlangsung sangat lama sampai 2003 karena krisis ini diikuti dengan krisis politik di Indonesia. Demikian juga pada krisis finansial global tahun 2008, harga saham jatuh sekitar 50% meski dengan jangka waktu yang lebih pendek, hanya berlangsung 11 bulan dan kemudian harga saham berangsur pulih. 1 Secara umum pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan untuk jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. 2 1 Mohamad Samsul, Pasar Modal & Manajemen Portofolio, (Jakarta:Erlangga,2015),40. 2 Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, (Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 1994), 3-4.

Upload: others

Post on 22-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetheses.iainkediri.ac.id/1291/2/931304515 bab1.pdf · 2020. 7. 23. · perdagangan saham-VDKDP V\DUL’ GL Bursa Efek Indonesia dapat diwakili 3

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar modal Indonesia mengalami kemajuan pesat sejak deregulasi tahun

1988. Jumlah emiten yang semula hanya 24 emiten pada tahun 1988 sekarang

menjadi 622 emiten tahun 2019 atau rata-rata ada 20 emiten baru setiap tahun.

Pada tahun 1997/1998 saat krisis finansial Asia melanda Idonesia, harga saham

jatuh lebih dari 55% dan berlangsung sangat lama sampai 2003 karena krisis

ini diikuti dengan krisis politik di Indonesia. Demikian juga pada krisis

finansial global tahun 2008, harga saham jatuh sekitar 50% meski dengan

jangka waktu yang lebih pendek, hanya berlangsung 11 bulan dan kemudian

harga saham berangsur pulih. 1

Secara umum pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya

permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan untuk jangka panjang,

umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Undang-undang Pasar Modal nomor 8

Tahun 1995 mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan

dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang

berkaitan dengan efek”.2

1 Mohamad Samsul, Pasar Modal & Manajemen Portofolio, (Jakarta:Erlangga,2015),40.

2 Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, (Yogyakarta:UPP AMP

YKPN, 1994), 3-4.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetheses.iainkediri.ac.id/1291/2/931304515 bab1.pdf · 2020. 7. 23. · perdagangan saham-VDKDP V\DUL’ GL Bursa Efek Indonesia dapat diwakili 3

2

18

Pasar modal banyak dijumpai di banyak negara karena pasar modal

menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi

ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari

lender ke borrower. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka

miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana

tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan

mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil

operasi perusahaan. Dalam proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan

produksi, sehingga akhirnya secara keseluruhan akan terjadi peningkatan

kemakmuran.3 Pasar modal di suatu negara telah dapat dijadikan sebagai salah

satu ukuran untuk melihat maju mundurnya dinamika bisnis yang terjadi di

negara tersebut.4

Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia adalah sebuah negara dengan

penduduk yang mayoritas beragama Islam, oleh karena itu sektor industri pasar

modal diharapkan bisa mengakomodir dan sekaligus melibatkan peran serta

warga muslim dimaksud secara langsung untuk ikut aktif menjadi pelaku

utama pasar, tentunya adalah sebagai investor lokal di pasar modal Indonesia.

Sebagai upaya dalam merealisasikan hal tersebut, maka sudah sewajarnya

disediakan dan dikembangkan produk-produk investasi di pasar modal

Indonesia yang sesuai dengan prinsip dasar ajaran agama Islam.5 Kinerja

perdagangan saham-saham syari’ah di Bursa Efek Indonesia dapat diwakili

3 Ibid., 4.

4 Irham Fahmi, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Teori dan Aplikasi, (Bandung:CV.

Alfabeta, 2014), 245. 5 Andrian Sutedi, Pasar Modal Syariah, (Jakarta:Sinar Grafika,2011), 19.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetheses.iainkediri.ac.id/1291/2/931304515 bab1.pdf · 2020. 7. 23. · perdagangan saham-VDKDP V\DUL’ GL Bursa Efek Indonesia dapat diwakili 3

3

oleh saham-saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII). Indeks ini

diperkenalkan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Danareksa Investment

Management (DIM) pada 3 Juli 2000.6 Jakarta Islamic Index terdiri dari 30

jenis saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syari’ah Islam.

Penentuan kriteria pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Index melibatkan

pihak Dewan Pengawas Syari’ah PT Danareksa Investment Management.7

Berdasarkan analisis yang peneliti lakukan pada surat Pengumuman

Perubahan Komposisi Saham Dalam Perhitungan Jakarta Islamic Index yang

dikeluarkan selama 5 tahun terakhir tepat pada tahun 2014 sampai 2018

terdapat 15 perusahaan yang mampu bertahan atau teraktif dalam Jakarta

Islamic Index, perusahaan tersebut dibagi menjadi beberapa komoditi antara

lain:

1. Pertambangan : Adro Energy Tbk (ADRO);

2. Perdagangan : AKR Corporindo Tbk (AKRA); United Tractors Tbk

(UNTR)

3. Otomotif : Astra Internasional Tbk (ASII);

4. Properti dan Konstruksi Gedung : Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE);

Lippo Karawaci Tbk (LPKR); Summarecon Agung Tbk (SMRA); Wijaya

Karya (Persero) Tbk (WIKA)

5. Barang konsumsi : Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP); Indofood

Sukses Makmur Tbk (INDF); Kalbe Farma Tbk (KLBF); Unilever

Indonesia Tbk (UNVR);

6 Adiwarman A.Karim, Bursa Efek dan Investasi Syariah, (Jakarta:PT. Serambi Ilmu Semesta,

2009), 260. 7 Ibid., 97.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetheses.iainkediri.ac.id/1291/2/931304515 bab1.pdf · 2020. 7. 23. · perdagangan saham-VDKDP V\DUL’ GL Bursa Efek Indonesia dapat diwakili 3

4

6. Infrastruktur : Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS);

Telecomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM);

7. Industri dasar kimia : Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR).

Dari beberapa sektor diatas peneliti memilih sektor industri barang

konsumsi sebagai bahan penelitian karena sektor industri barang konsumsi

dianggap sebagai salah satu sektor yang penting di Indonesia. Indonesia

merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.

Indonesia berada di urutan ke 4 setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Indonesia ada

268.074.565 jiwa.8 Banyaknya jumlah penduduk, tentu akan mempengaruhi

jumlah permintaan barang yang akan di konsumsi. Sebagaimana yang

diketahui bahwa barang konsumsi merupakan kebutuhan pokok yang selalu

dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Barang konsumsi yang selalu

dibutuhkan manusia meliputi makanan, minuman, obat-obatan, dan kebutuhan

rumah tangga lainnya. Perusahaan barang konsumsi yang mampu bertahan

selama lima tahun berturut-turut di Jakarta Islamic Index adalah Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk (ICBP), Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), Kalbe

Farma Tbk (KLBF), dan Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

8http://www.ilo.org//wcmsp5/groups/public/@asia/@ro_bangkok/@ilo_jakarta/dokuments/present

ation/wcms_346599.pdf diakses pada tanggal 18 Juli 2019 pukul 21:19 WIB

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetheses.iainkediri.ac.id/1291/2/931304515 bab1.pdf · 2020. 7. 23. · perdagangan saham-VDKDP V\DUL’ GL Bursa Efek Indonesia dapat diwakili 3

5

Tabel 1.1

Rata-rata Harga Saham Perusahaan Barang Konsumsi

Tahun KLBF ICBP INDF UNVR

2014 1.830 13.100 6.750 32.300

2015 1.320 13.475 5.175 37.000

2016 1.515 8.575 7.925 38.800

2017 1.690 8.900 7.625 55.900

2018 1.520 10.450 7.450 45.400

Sumber : www.idx.co.id

Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa setiap perusahaan

memiliki harga saham yang berbeda-beda. Harga saham tertinggi dimiliki oleh

perusahaan Unilever Indonesia Tbk yaitu dengan harga saham dikisaran Rp

32.300 sampai Rp 55.900 per lembar saham. Sedangkan harga saham terendah

dari ke 4 perusahaan diatas adalah harga saham perusahaan Kalbe Farma Tbk

yang berada dikisaran harga Rp 1.320 sampai Rp 1.830 per lembar saham.

Berikut perbandingan laba bersih yang diperoleh perusahaan Unilever

Indonesia Tbk yang memiliki harga saham tinggi dengan perusahaan Kalbe

Farma Tbk yang harga sahamnya rendah:

Tabel 1.2

Laba Bersih (Rp Milliar)

Tahun UNVR KLBF

2014 6.400 2.066

2015 5.900 2.004

2016 6.400 2.300

2017 7.000 2.404

2018 9.100 2.457

Sumber :www.unilever.co.id, www.kalbe.co.id

Dari tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa laba bersih yang diperoleh

kedua perusahaan cenderung meningkat, meskipun pada tahun 2015 laba bersih

kedua perusahaan menurun. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetheses.iainkediri.ac.id/1291/2/931304515 bab1.pdf · 2020. 7. 23. · perdagangan saham-VDKDP V\DUL’ GL Bursa Efek Indonesia dapat diwakili 3

6

Indonesia yang melambat sebagai dampak penurunan harga komoditas dan

konsumen bereaksi mengurangi pengeluaran mereka. Jika dibandingkan kedua

perusahaan tersebut, laba bersih yang diperoleh perusahaan Unilever Indonesia

Tbk mengalami peningkatan ataupun penurunan secara signifikan. Sedangkan

perolehan laba bersih perusahaan Kalbe Farma Tbk mengalami peningkatan

ataupun penurunan yang tidak terlalu tajam. Laba bersih adalah ukuran kinerja

perusahaan. Hal tersebut mengambarkan bahwa kedua perusahaan dari tahun

ke tahun tetap menjaga kinerja perusahaan dengan baik. Kinerja perusahaan

yang baik akan berdampak pada devinden yang akan diterima pemegang

saham, karena deviden selalu didasarkan pada laba bersih tahun berjalan.9 Jika

dibandingkan harga saham perusahaan dan perolehan labanya, peneliti tertarik

terhadap perusahaan Kalbe Farma Tbk karena meskipun perusahaan tersebut

memiliki harga saham yang rendah tetapi masih bisa menawarkan keuntungan

bagi para investor. Seperti yang diketahui industri farmasi memiliki peran yang

sangat penting dalam mendukung upaya pemerintah untuk menciptakan

masyarakat yang sehat dan sejahtera. Hal tersebut sejalan dengan misi

perusahaan Kalbe Farma Tbk yaitu meningkatkan kesehatan untuk kehidupan

yang lebih baik

Dalam dunia investasi dikenal adanya hubungan kuat antara risk dan

return, yaitu jika risiko tinggi maka return (keuntungan) juga akan tinggi begitu

pula sebaliknya jika return rendah maka risiko juga akan rendah. Untuk itu,

dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi ada baiknya investor

9 Yulius Jogi Christiawan dan Josua Tarigan, “Kepemilikan Manajerial:Kebijakan Hutang, Kinerja

dan Nilai Perusahaan”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 9 No. 1 Mei 2007, 3.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetheses.iainkediri.ac.id/1291/2/931304515 bab1.pdf · 2020. 7. 23. · perdagangan saham-VDKDP V\DUL’ GL Bursa Efek Indonesia dapat diwakili 3

7

melakukan analisis terlebih dahulu terhadap instrumen investasi yang akan

dipilih. Analisis dilakukan untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi.

Risiko yang dihadapi dalam melakukan investasi dapat berupa risiko

sistematis (systematic risk) dan risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk).

Risiko sistematis adalah risiko yang tidak bisa dideversifikasikan atau dengan

kata lain risiko yang sifatnya mempengaruhi secara menyeluruh. Sedangkan

risiko tidak sistematis yaitu risiko yang hanya membawa dampak pada

perusahaan yang terkait saja. Jika suatu perusahaan mengalami unsystematic

risk maka kemampuan untuk mengatasinya masih akan bisa dilakukan, karena

perusahaan bisa menerapkan berbagai strategi untuk mengatasinya.

Berinvestasi dalam bentuk saham memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi

sehingga risikonya juga tinggi.10 Setiap pelaku pasar modal memerlukan suatu

alat analisis untuk membantu dalam mengambil keputusan pembelian atau

menjual suatu saham. Ada dua tipe analisis saham yaitu analisis analisis

teknikal dan fundamental.

Analisis teknikal adalah analisis yang mempelajari tentang perilaku pasar

yang diterjemahkan ke dalam grafik riwayat harga dengan tujuan untuk

memprediksi harga di masa yang akan datang. Sedangkan analisis fundamental

menyatakan bahwa setiap intrumen investasi mempunyai landasan yang kuat

yaitu nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat

hati-hati terhadap kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang

10

Irham Fahmi, Pengantar Pasar Modal, (Bandung:Alfabeta, 2012), 205.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetheses.iainkediri.ac.id/1291/2/931304515 bab1.pdf · 2020. 7. 23. · perdagangan saham-VDKDP V\DUL’ GL Bursa Efek Indonesia dapat diwakili 3

8

akan datang. Ide dasar pendekatan ini adalah harga saham dipengaruhi oleh

kinerja perusahaan.11

Harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa saham. Ada dua

faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu faktor mikro ekonomi dan makro

ekonomi. Faktor mikro ekonomi adalah faktor-faktor ekonomi yang berkaitan

dengan kondisi internal perusahaan. Faktor makro ekonomi adalah faktor-

faktor ekonomi yang berada di luar perusahaan tetapi mempunyai pengaruh

terhadap kinerja saham maupun kinerja perusahaan. Faktor makro ekonomi

yang dapat diukur dengan angka antara lain : inflasi, suku bunga, kurs valuta

asing, peredaran uang. Perubahan dalam faktor makroekonomi akan

mempengaruhi kinerja perusahaan walaupun tidak seketika, tetapi secara

perlahan dalam jangka panjang. Sebaliknya, harga saham akan terpengaruh

seketika oleh perubahan makro ekonomi itu terjadi, investor akan

mengkalkulasi dampak baik positif maupun negatif terhadap kinerja

perusahaan beberapa tahun ke depan, kemudian mengambil keputusan saat ini

untuk membeli atau menjual saham yang bersangkutan. Oleh karena itu harga

saham lebih cepat menyesuaikan terhadap perubahan variabel-variabel

makroekonomi dibandingkan kinerja perusahaan.12

11

David Sukardi Kodrat dan Kurniawan Indonanjaya, Manajemen Investasi Pendekatan Teknikal

dan Fundamental untuk Analisis Saham, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2010), 1-2. 12

Samsul, Pasar Modal & Manajemen Portofolio., 210.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetheses.iainkediri.ac.id/1291/2/931304515 bab1.pdf · 2020. 7. 23. · perdagangan saham-VDKDP V\DUL’ GL Bursa Efek Indonesia dapat diwakili 3

9

Tabel 1.3

Faktor Makroekonomi Tahun 2014-2018

Tahun

Inflasi

Suku Bunga

Nilai Tukar

Rupiah terhadap

USD (Rp)

Jumlah Uang

Beredar

(Triliun)

2014 8,36% 7,75% 12.438 4.173

2015 3,35% 7,50% 13.855 4.549

2016 3,02% 4,75% 13.418 4.869

2017 3,61% 4,25% 13.556 5.420

2018 3,13% 6% 14.494 5.760

Sumber : www.bps.go.id, www.bi.go.id. (Diolah)

Dari tabel 1.3 diatas menjelaskan bahwa inflasi dari tahun 2014-2018

mengalami fluktuasi. Inflasi mengalami penurunan dari tahun 2014-2016 dari

8,36% menjadi 3,02% pada tahun 2016. Tahun 2017 inflasi meningkat menjadi

3,61% dan menurun kembali 3,13% pada tahun 2018. Kondisi inflasi < 10%

per tahun disebut dengan inflasi ringan. Bahkan kondisi inflasi dibawah 5% per

tahun merupakan kondisi inflasi yang dianggap banyak pihak memberikan

kenyamanan bagi kalangan pembisnis. Maka inflasi pada tahun 2014-2018

dianggap sebagai kondisi yang normal.

Sedangkan faktor suku bunga cenderung menurun dari 7,75% pada tahun

2014 menjadi 4,25% pada tahun 2017, dan meningkat menjadi 6% pada tahun

2018. Dalam Islam suku bunga diartikan sama dengan riba. Pernyataan ini

mengacu pada definisi riba, yaitu tambahan yang terjadi tanpa adanya aktifitas

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetheses.iainkediri.ac.id/1291/2/931304515 bab1.pdf · 2020. 7. 23. · perdagangan saham-VDKDP V\DUL’ GL Bursa Efek Indonesia dapat diwakili 3

10

di sektor riil. Oleh karena itu suku bunga diharamkan pada konsep

perekonomian dalam Islam.13

Faktor yang menjadi pusat perhatian peneliti adalah nilai tukar rupiah

dan jumlah uang beredar karena kedua faktor ini pada tahun 2014-2018 terus

mengalami peningkatan. Kondisi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang

terus meningkat (depresiasi nilai rupiah) tentunya akan mengurangi tingkat

kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Indonesia. Pada tahun 2014

nilai tukar rupiah mengalami peningkatan (depresiasi nilai rupiah) yang

awalnya Rp 12.438 menjadi Rp 13.855 pada tahun 2015. Kemudian tahun 2016

nilai tukar rupiah mengalami penurunan (apresiasi nilai rupiah) menjadi Rp

13.418. Hal tersebut dikarenakan membaiknya harga komoditas seperti

batubara dan nikel, serta adanya program pengampunan pajak atau amnesti

pajak sehingga dapat menarik lebih banyak dana masuk dari luar negeri ke

dalam negeri. Pada tahun 2017-2018 rupiah kembali mengalami peningkatan

yakni sebesar Rp 13.556 menjadi Rp 14.494.

Menguatnya nilai tukar rupiah akan bisa turut memberikan keyakinan

lebih kepada investor terhadap stabilitas moneter di negara tersebut. Dan

sebaliknya jika nilai tukar rupiah melemah maka investor asing ini akan

megharapkan return yang besar dari saham sebagai kompensasi kerugian atas

valas, jika emiten tidak mampu memberikan kompensasi kerugian ini maka

13

Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam : Pendekatan Teoritis, (Jakarta:KENCANA, 2018), 140.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetheses.iainkediri.ac.id/1291/2/931304515 bab1.pdf · 2020. 7. 23. · perdagangan saham-VDKDP V\DUL’ GL Bursa Efek Indonesia dapat diwakili 3

11

mereka akan mendiskonkan harga saham yang dimiliki, bahkan selajutnya

mereka bisa keluar dari bursa.14

Jumlah uang beredar dalam tabel 1.3 di atas menunjukkan jumlah uang

beredar dalam arti luas (M2). Dalam periode pengamatan tahun 2014-2018

jumlah uang beredar terus mengalami peningkatan. Jumlah uang beredar tahun

2014 sebesar Rp 4173 trilliun dan terus mengalami peningkatan sampai tahun

2018 sebesar Rp 5760 trilliun. Menurut Mohammad Samsul jika jumlah uang

beredar meningkat, maka harga saham akan naik sehingga pasar menjadi

bullish. Sebaliknya jika jumlah uang beredar menurun, maka harga saham akan

turun dan pasar modal akan bearish.

Dari tabel 1.1, harga saham perusahaan Kalbe Farma Tbk dan tabel 1.3

variabel nilai tukar rupiah dan jumlah uang berdar diatas peneliti tertarik untuk

meneliti pengaruh nilai tukar rupiah dan jumlah uang beredar terhadap harga

saham perusahaan Kalbe Farma Tbk tahun 2014-2018. Hal tersebut

dikarenakan adanya ketidaksesuaian teori yang terjadi pada nilai tukar rupiah

dengan harga saham terjadi pada tahun 2015, dimana nilai tukar rupiah

melemah justru harga saham mengalami penurunan. Selanjutnya

ketidaksesuaian teori terjadi pada tahun 2016 dimana nilai tukar rupiah

menguat, harga saham justru ikut meningkat dan pada tahun 2018 nilai tukar

rupiah melemah namun harga saham malah menurun. Sedangkan

ketidaksesuaian teori pada jumlah uang beredar dengan harga saham terjadi

14

Irham Fahmi, Ekonomi Politik Teori dan Realita, (Bandung: Alfabeta, 2013, 249.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetheses.iainkediri.ac.id/1291/2/931304515 bab1.pdf · 2020. 7. 23. · perdagangan saham-VDKDP V\DUL’ GL Bursa Efek Indonesia dapat diwakili 3

12

pada tahun 2015 dan 2018, dimana jumlah uang beredar meningkat harga

saham justru mengalami penurunan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Uang

Beredar terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Kalbe Farma Tbk

Tahun 2014-2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dikemukakan rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana nilai tukar rupiah pada tahun 2014-2018?

2. Bagaimana jumlah uang beredar pada tahun 2014-2018?

3. Bagaimana harga saham pada perusahaan Kalbe Farma Tbk tahun 2014-

2018?

4. Bagaimana pengaruh nilai tukar rupiah terhadap harga saham pada

perusahaan Kalbe Farma Tbk 2014-2018?

5. Bagaimana pengaruh jumlah uang beredar terhadap harga saham pada

perusahaan Kalbe Farma Tbk tahun 2014-2018?

6. Bagaimana pengaruh nilai tukar rupiah dan jumlah uang beredar terhadap

harga saham pada perusahaan Kalbe Farma Tbk tahun 2014-2018?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui nilai tukar rupiah pada tahun 2014-2018.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetheses.iainkediri.ac.id/1291/2/931304515 bab1.pdf · 2020. 7. 23. · perdagangan saham-VDKDP V\DUL’ GL Bursa Efek Indonesia dapat diwakili 3

13

2. Mengetahui jumlah uang beredar tahun 2014-2018.

3. Mengetahui harga saham pada perusahaan Kalbe Farma Tbk tahun 2014-

2018.

4. Mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah terhadap harga saham pada

perusahaan Kalbe Farma Tbk tahun 2014-2018.

5. Mengetahui pengaruh jumlah uang beredar terhadap harga saham pada

perusahaan Kalbe Farma Tbk tahun 2014-2018.

6. Mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah dan jumlah uang beredar

terhadap harga saham pada perusahaan Kalbe Farma Tbk tahun 2014-

2018.

D. Manfaat Penelitian

Adanya penelitian ini, diharapkaan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian ini penulis dapat menambah wawasan

dan pengetahuan mengenai pengaruh nilai tukar rupiah dan jumlah uang

beredar terhadap harga saham pada perusahaan Kalbe Farma Tbk tahun

2014-2018.

2. Bagi Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat

mengetahui kemampuan mahasiswa dalam penguasaan materi yang

sudah diperoleh diperkuliahan serta menambah koleksi kepustakaan

IAIN Kediri.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetheses.iainkediri.ac.id/1291/2/931304515 bab1.pdf · 2020. 7. 23. · perdagangan saham-VDKDP V\DUL’ GL Bursa Efek Indonesia dapat diwakili 3

14

3. Bagi Praktisi

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumber

informasi dan bahan pertimbangan bagi calon investor maupun praktisi

pasar modal yang hendak berinvestasi saham di pasar modal.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi

kebenarannya.15 Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. : Nilai tukar rupiah tidak berpengaruh terhadap harga saham pada

perusahaan Kalbe Farma Tbk tahun 2014-2018.

: Nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan

Kalbe Farma Tbk tahun 2014-2018.

2. : Jumlah uang beredar tidak berpengaruh terhadap harga saham pada

perusahaan Kalbe Farma Tbk tahun 2014-2018.

: Jumlah uang beredar berpengaruh terhadap harga saham pada

perusahaan Kalbe Farma Tbk tahun 2014-2018.

3. : Nilai tukar rupiah dan jumlah uang beredar tidak berpengaruh secara

simultan terhadap harga saham pada perusahaan Kalbe Farma Tbk tahun

2014-2018.

: Nilai tukar rupiah dan jumlah uang beredar berpengaruh secara simultan

terhadap harga saham pada perusahaan Kalbe Farma Tbk tahun 2014-2018.

15

Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung:Alfabeta,20014), 163.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetheses.iainkediri.ac.id/1291/2/931304515 bab1.pdf · 2020. 7. 23. · perdagangan saham-VDKDP V\DUL’ GL Bursa Efek Indonesia dapat diwakili 3

15

F. Telaah Pustaka

Rujukan yang dijadikan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

berkaitan dengan variabel makro ekonomi yang sudah dilakukan oleh peneliti

di beberapa perguruan tinggi. Namun fokus pembahasan skripsi tersebut

berbeda dengan yang akan penulis bahas dalam skripsi. Hasil penelitian

tersebut di antaranya sebagai berikut:

1. Analisis Pengaruh Devidend Payout Ratio dan Nilai Tukar Rupiah

Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan dan

Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia Yang terdapat di Jakarta

Islamic Index Pada Tahun 2009-2013 oleh Ahmad Faqih Alimudin

(2015). Mahasiswa STAIN Kediri. Penelitian ini fokus pada harga saham

perusahaan sektor tambang dan sektor industri dasar dan kimia di Jakarta

Islamic Index. Hasil penelitian menunjukkan bahwa R Square sebesar

0,148 yang berarti harga saham dipengaruhi 14,8% oleh Deviden Payout

Ratio dan Nilai Tukar Rupiah secara simultan. Dari hasil regresi

diperoleh persamaan Y=56167,963 + 203,40 +(-5,305 . Dari

persamaan tersebut dapat diketahui bahwa Devidend Payout Ratio

berpengaruh positif terhadap harga saham akan tetapi Nilai Tukar Rupiah

memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham.16

2. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Dolar Amerika/Rupiah

(US$/RP), Inflasi, BI Rate, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Harga

16

Ahmad Faqih Alimudin, “Analisis Pengaruh Devidend Payout Ratio dan Nilai Tukar Rupiah

Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Pertambangan dan Perusahaan Sektor Industri

Dasar dan Kimia Yang terdapat di Jakarta Islamic Index Pada Tahun 2009-2013”, Skripsi S1,

(Kediri:STAIN KEDIRI, 2015).

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetheses.iainkediri.ac.id/1291/2/931304515 bab1.pdf · 2020. 7. 23. · perdagangan saham-VDKDP V\DUL’ GL Bursa Efek Indonesia dapat diwakili 3

16

Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia oleh Emi Kurniawan (2013). Mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini terfokus pada Harga Saham

Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini termasuk

penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan nilai tukar rupiah

tidak terpengaruh teradap harga saham yang dtunjukkan dengan nilai

signifikansi 0,555 > 0,05. Variabel inflasi berpengaruh positif terhadap

harga saham ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,026 > 0,05. Variabel

Bi Rate berpengaruh negatif terhadap harga saham ditunjukkan dengan

nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Variabel jumlah uang beredar tidak

berpengaruh terhadap harga saham ditunjukkan dengan nilai signifikansi

0,377 > 0,05.17

3. Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI)

oleh Erlangga Yudha Utama (2016). Mahasiswa Universitas Negeri

Yogyakarta. Penelitian ini terfokus pada Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini termasuk penelitian

kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan suku bunga tidak berpengaruh

terhadap IHSG ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,586 yang lebih

besar dari (0,05). Variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap IHSG

ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,499 yang lebih besar dari

17

Emi Kurniawati, “Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Dolar Amerika/Rupiah

(US$/RP), Inflasi, BI Rate, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan

Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013”, Skripsi S1,

(Surakarta:Universitas Muhammadiyah, 2015).

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetheses.iainkediri.ac.id/1291/2/931304515 bab1.pdf · 2020. 7. 23. · perdagangan saham-VDKDP V\DUL’ GL Bursa Efek Indonesia dapat diwakili 3

17

(0,05). Sedangkan jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap

IHSG ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,000 yang lebih besar dari

(0,05).18

4. Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Harga Saham di

Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Indeks Saham Syariah Indonesia

(ISSI) Tahun 2012-2016 oleh Susi Ulandari (2017). Mahasiswa UIN

Raden Fatah Palembang. Penelitian ini terfokus pada harga saham di

sektor industri barang konsumsi pada Indeks Saham Syariah Indonesia

(ISSI). Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Hasil penelitian

menunjukkan inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham

ditunjukkan dengan hasil uji t test dimana nilai signifikan dari variabel

inflasi sebesar 0,0036 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05. Sedangkan

nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap harga saham

ditunjukkan dengan hasil uji t test dimana nilai signifikan dari variabel

nilai tukar rupiah sebesar 0,0018 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05.19

18

Erlangga Yudha Utama, “Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar

terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, Skripsi S1,

(Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2016). 19

Susi Ulandari, “Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Harga Saham di Sektor

Industri Barang Konsumsi Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2012-2016”,

Skripsi S1, (Palembang:UIN Raden Fatah, 2017).