bab i pendahuluan a. alasan pemilihan...

16
1 BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Indonesia adalah Negara yang berdasarkan akan hukum sebagaimana bunyi dalam Penjelasan Sistem Pemerintahan dalam Undang-Undang Dasar 1945 Angka (I) “Indonesia, ialah Negara berdasarkan atas Hukum (Rechtsstaat)”. Negara Indonesia berdasarkan atas Hukum (Reshttaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machsstaat) 1 . Maka yang menjadi dasar hukum harus mencerminkan nilai-nilai dalam Pancasila yang merupakan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga dalam menjalankan roda pemerintahan dapat mencerminkan nilai dari Pacasila. Dan nilai “Ketuhanan Yang Maha Esa” telah tercermin dalam Pasal 29 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945, yang merupakan dasar hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagaimana bunyi Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 “Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dan Pasal 29 ayat (2) Undang- Undang Dasar 1945 “Negara menjamin kebebasan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu” 2 . Dalam pengelolaan negara demi mewujudkan masyarakat yang adil, sejahtera, aman dan kondusif. Maka kewenangan dalam menjalankan kekuasaaan negara secara umun dapat dibagi tiga yaitu kekuasan membuat undang-undang (legislatif power, la puissance legislative), kekuasaan menjalankan undang-undang atau ketentuan perturan perundang-undangan (exsekutative power, la puisances exsecutive), dan kekuasaan mengadili (judikatieve power, la 1 Pembukaan UUD1945 sebelum diamandemen. Pada Perubahan Ketiga UUD 1945, pengakuan bahwa Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum, diatur dalam Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945. 2 Ibit hlm: 7.

Upload: doananh

Post on 30-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDULrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8312/1/T1_312007056_BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL . Indonesia adalah Negara

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Indonesia adalah Negara yang berdasarkan akan hukum sebagaimana bunyi dalam

Penjelasan Sistem Pemerintahan dalam Undang-Undang Dasar 1945 Angka (I) “Indonesia, ialah

Negara berdasarkan atas Hukum (Rechtsstaat)”. Negara Indonesia berdasarkan atas Hukum

(Reshttaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machsstaat)1. Maka yang menjadi dasar

hukum harus mencerminkan nilai-nilai dalam Pancasila yang merupakan ideologi Negara

Kesatuan Republik Indonesia, sehingga dalam menjalankan roda pemerintahan dapat

mencerminkan nilai dari Pacasila. Dan nilai “Ketuhanan Yang Maha Esa” telah tercermin dalam

Pasal 29 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945, yang merupakan dasar hukum

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagaimana bunyi Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang

Dasar 1945 “Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dan Pasal 29 ayat (2) Undang-

Undang Dasar 1945 “Negara menjamin kebebasan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya

masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu”2.

Dalam pengelolaan negara demi mewujudkan masyarakat yang adil, sejahtera, aman dan

kondusif. Maka kewenangan dalam menjalankan kekuasaaan negara secara umun dapat dibagi

tiga yaitu kekuasan membuat undang-undang (legislatif power, la puissance legislative),

kekuasaan menjalankan undang-undang atau ketentuan perturan perundang-undangan

(exsekutative power, la puisances exsecutive), dan kekuasaan mengadili (judikatieve power, la

1 Pembukaan UUD1945 sebelum diamandemen. Pada Perubahan Ketiga UUD 1945, pengakuan bahwa Indonesia

adalah negara yang berdasarkan hukum, diatur dalam Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945. 2Ibit hlm: 7.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDULrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8312/1/T1_312007056_BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL . Indonesia adalah Negara

2

puissance)3. Berdasarkan teori kekuasaan negara tersebut maka hukum dasar Negara Indonesia

Undang-Undang Dasar 1945, membagi 3 (tiga) bentuk kekuasaan dalam menjalankan

pemerintahan yaitu lebaga legislatif, eksekutif dan yudikatif. Semuanya memliki tugas dan

wewenang masing-masing. Legislatif berfungsi sebagai lembaga yang memiliki wewenang

membuat, mengesahkan undang-undang dan mengawasi eksekutif. Eksekutif memiliki

kewenangan untuk mengelola pemerintahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan, sebagaimana amanah Pasal 2, Pasal 3 dan Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945.

Eksuktif adalah lembaga pemerintah yang berwenang menjalankan pemerintahan dan juga dapat

membuat peraturan-peraturan di bawah undang-undang dan mengusulkan peraturan-peraturan

tersebut menjadi undang-undang, mengeluarkan kebijakan-kebijakan, keputusan-keputusan yang

bersifat administrasi sebagaimana pelaksanaan undang-undang yang berfungsi berdasarkan

jabatan yang diamanahkan peraturan perundang-undangan, dan juga ketetapan-ketetapan yang

diamanahkan Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-Undang 1945 dan peraturan perundang-undangan

terkait. Sedangkan yudikatif adalah lembaga kehakiman yang bertugas, dan menguji kententuan

hukum dan menjatuhkan hukuman sesuai amanah Pasal 24 Ayat (1) dan Ayat (2) Undang-

Undang Dasar 1945.

Akan tetapi dalam pelaksanaan tugas dan kewenangan lewat membuat peraturan

(regeling), mengeluarkan kebijakan (beleid), keputusan (besluit), dan ketetapan (beschikking)4

eksekutif mengabaikan keputusana dari Yudikatif. Permasalahan ini dapat dilihat dalam

Keputusan Walikota Bogor Nomor: 645.45-137 Tahun 2011 tentang percabutan

Keputusan Walikota Bogor Nomor 645.8-372 Tahun 2006 tetang Ijin mendirikan

Bangunaan (IMB) atas nama Gereja GKI Yasmin Pengadilan Bogor yang terletak di Jalan

3A. Muin Fahmal “Peran Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Layak Dalam Mewujukan Pemerinthan Yang

Bersih”. UII Press. Yogyakarta.2006. hlm:24-25. 4 Ridwan HR. “Hukum Administrasi Negara” Edisi 3. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2007. hlm 74.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDULrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8312/1/T1_312007056_BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL . Indonesia adalah Negara

3

K.H. Abdullah bin Nuh Nomor 31 Taman Yasamin Kelurahan Curug Mekar, yang

bertentangan dengan Putusan Mahkama Agung Nomor : 127 PK/TUN/ 2009. Yang

dimana keputusan Walikota Bogor tersebut mengabaikan pertimbangan yang ada dalam

putusan tersebut yang sudah berkekuatan hukum tetap, meskipun walikota dengan dalil

telah melaksanakan putusan tersebut lewat dikeluarkannya Keputusan Walikota Bogor

Nomor: 503.45-135 Tahun 2011 Tanggal 8 Maret 2011 tentang Pencabutan Surat Kepala

Dinas Tata kelola dan Pertamanan Kota Bogor Nomor: 503/208-DKTP. Prihal Pencabutan

Izin tanggal 14 Februari 2008.

Dari apa yang digambarkan di atas, penulis ingin mewujudkannya dalam karya ilmiah

berbentuk skripsi yang berjudul:

“MASALAH HUKUM SURAT KEPUTUSAN WALIKOTA BOGOR

NO: 645. 45-137 TAHUN 2011 DAN UPAYA HUKUM WARGA GEREJA

(Studi Kasus Ijin Pendirian Gereja Kristen Indonesia (GKI) Taman Yasmin)”

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendirian Gereja Kristen Indonesia (GKI) Taman Yasmin, di Jalan Pengadilan No: 35

Bogor, merupakan rencana pembangunaan GKI yang didasarkan hasil survei internal tentang

perkembangan jaman. Namun falsilitas sosial (facos) di Perumahan Taman Yasmin di sektor 3

(tiga) dan sektor 5 (lima) yang direncanakan untuk pembangunan gedung gereja telah berubah

fungsi menjadi rumah ibadah agama Islam yaitu Masjid. Tim pembangunaan Gereja Taman

Yasmin mendapat informasi dari PT. Inti Inovako tentang dimungkinkannya pembelian tanah

komersial untuk tempat ibadah di lokasi seluas 1.720 m2. (Seribu Tujuh Ratus Dua Puluh Meter

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDULrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8312/1/T1_312007056_BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL . Indonesia adalah Negara

4

Persegi). Kemudian dimulailah penggalangan dana dengan gereja-gereja lain diantaranya Gereja

Kristen Indonesia (GKI) Klaving Polri dan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Surya Utama.

Rencana sosialisasi pada tahun 2002 sampai diterbitkan Ijin Mendirikan Bangunan pada awalnya

telah memenuhi persyaratan pembangunan rumah ibadah, sesuai dengan Peraturan Bersama

Menteri Agama dan Menetri Dalam Negeri Nomor 8 dan Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pelaksanaan Tugas Kepala Dareah dan Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian

Rumah Ibadah (selanjutnya disebut Peraturan Menteri Bersama). serta Peraturan Daerah Kota

bogor No: 07 Tahun 2006 Tentang Bangunan Gedung5.

Bahwa pada saat pembangunan Gereja Taman Yasmin yang dimulai tahun 2006,

masyarakat setempat menolak pembangunaan Gereja Taman Yasmin tersebut karena salah satu

persyaratan pembangunan rumah ibadah berdasarkan Pasal 14 Ayat (2) huruf b adalah Peraturan

Menteri Bersama, berupa dukungan masyarakat paling sedikit 60 (enam puluh) orang yang sah

oleh Lurah yang disampaikan oleh pihak Panitia Pembangunan Gereja Taman Yasmin pada

Pemerintah Kota Bogor, diduga ada pemalsuan dan penipuan data6. Bahwa terkait dengan

sosialisasi Pembangunan Gereja GKI Yasmin, jemat GKI telah melakukan beberapa kali

sosialisasi pada tahun 2002 dan 2003, namun masyarakat Curug Mekar banyak yang keberatan

atas pembangunan Gereja TamanYasamin tersebut7.

Bahwa permohonaan pengajuan IMB Gerja Taman Yasmin oleh Jemaat GKI kepada

Pemerintah Kota Bogor pada Tahun 2002 dan 2003 masih terdapat keberatan warga sekitar oleh

karena Itu pada bulan Januari 2006 Pemerintah Bogor memfasilitasi kembali Sosialisai

5Surat Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Bogor, Nomor 451 2/2008. Huk. Perihal Perselisihan Pembangunan

Gereja Taman Yasmin dan Upaya Penyelesaian Yang Dilakukan Pemerintah Kota Bogor; Kepada Yth Direktur

Keamanan Diplomatik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta Pusat,

10110. Tertanggal 19 Agustus 2011. Tembusan (1) Gubernur Jawa Barat. (2) Walikota Bogor Sebagai Laporan.

Angka 1. hlm 1 6 Ibid hlm: 1.

7 Ibid hlm: 1-2

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDULrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8312/1/T1_312007056_BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL . Indonesia adalah Negara

5

pemebangunan Gereja Taman Yasmin atas permohonaan pengajuan IMB Gereja Taman Yasmin

oleh Jemaat GKI. Bahwa dari hasil Pembangunaan Gereja Taman Yasmin Tahun 2006. Surat

pernyataan tidak keberatan dari warga ternyata dipalsukan dan ada unsur penipuan sebagaimana

telah terbukti bersalah berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Bogor No: 265/Pid.B.2010/PN.

Bogor dengan terdakwa Saudara Munir Karta8.

Bahwa kemudian terdapat beberapa penolakan diantaranya9:

1. Tanggal 23 Agustus 2006, penolakan pembangunan rumah ibadah dari Keluarga

Muslim Bogor (KMB);

2. Tanggal 6 Mei 2007, Surat Pernyataan Keberatan Warga Kelurahan Curug

Mekar;

3. Tanggal 19 Januari 2008, warga Kelurahan Curug Mekar melakukan aksi protes

meminta Walikota membatalkan IMB Gereja GKI Yasmin;

4. Tanggal 22 Januari 2008, rapat penolakan Pendirian Gereja GKI Yasmin dihadiri

Muspika dan 80 (delapan puluh) tokoh Masyarakat Kelurahan Curug Mekar;

5. Tanggal 25 Januari 2008, Surat Tuntutan Pembatalan IMB GKI Yasmin Kepada

Walikota Bogor dari Warga Kelurahan Curug Mekar; dan

6. Tanggal 14 Februari 2008, Pengiriman daftar nama dan foto copy KTP

masyarakat Perum Taman Yasmin yang menolak gereja GKI Taman Yasmin.

Bahwa Pada tanggal 14 Pebruari 2008 Kepala Dinas Tata kota dan Pertamanan Kota

Bogor mengeluarkan Surat Pembekuan Izin Mendirikan Bangunan No: 645. 8-372/ 2006

tertanggal 19 Juli 2006 yang mempunyai konsekuensi hukum, pembangunan Gereja

Taman Yasmin dan segala aktifitasnya dihentikan sementara waktu sampai persyaratan

8Ibid hlm: 2

9Ibid hlm :2

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDULrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8312/1/T1_312007056_BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL . Indonesia adalah Negara

6

administrasi izin tetangga sesuai dengan Peraturan Menteri Agama dan Menteri Dalam

Negeri dipenuhi dan Pembagunan Gereja Taman Yasmin dapat diterima masyarakat

Sekitar10

. Bahwa dengan diterbitkan Surat Pembekuan Izin Mendirikan Gereja pihak GKI

Yasmin telah mengajukan gugatan terhadap Kepala Dinas dan Pertamanan Bogor melalui

Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung. Yang merupakan obyek gugatan yang didaftarkan ke

PTUN Bandung No: 41/G/2008/PTUN-BDG pada intinya ialah mengenai gugatan terhadap

penerbitan Surat Pembekuan Izin No: 503/208-DKTP oleh Kepala Dinas Tata Kota dan

Pertamanan Kota Bogor (dalam hal ini Pembekuan Keputusaan IMB No: 645.8-372/2006

tanggal 19 Juli 2006 untuk Pembangunan Gereja Taman Yasmin di jalan Abdulah Bin

Nuh Nomor: 31 di Kelurahan Curug Mekar Kecamatan Bogor Barat). Dasar pertimbangan

dikeluarkannya Surat Pembenkuan IMB Gereja tersebut dilakukan atas dasar adanya sikap

keberatan dan protes dari masyarakat sekitar Pembangaunan Gereja Kristen Indonesia

secara terus-menerus kepada Pemerintah Kota Bogor dalam hal ini sesuai dengan Pasal 15

Ayat (1) Peraturan Daerah No. 07 Tahun 2006 Tentang Bangunan Gedung, IMB tersebut11

.

Bahwa berdasarkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung No: 41/ G/PTUN-

BDG. tanggal 4 Desember 2008, perkara tersebut dimenangkan oleh para penggugat (pihak

Jemaat GKI) sampai tingkat Peninjauan Kembali di Mahkamah Agung No: 27 PK/TUN/ 2009

dengan amar putusan menyatakan Batal Surat Kepala Dinas Tata kota dan Pertamanan Kota

Bogor No: 503/208-DTKP Perihal Pembekuan Izin tertanggal 14 Februari 2008 dan

memerintahkan kepada Pemerintah Kota Bogor untuk Mencabut Surat Kepala Dinas Tata

Kota dan Pertamanaan Kota Bogor Tersebut. Dengan dasar pertimbangan Karena

Pembekuan IMB Gereja Taman Yasmin tersebut Tidak Sesuai dengan Prosedur atau

10

Ibid hlm: 2 11

Ibid hlm:3.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDULrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8312/1/T1_312007056_BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL . Indonesia adalah Negara

7

Mekanisme Pembekuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bogor No. 7

Tahun 200612

. Bahwa terkait pelaksanaan Putusan Pelaksanaan Peninjauan Kembali Mahkamah

Agung RI No: 27 PK/TUN/ 2009 jo Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Jakarta No:

241/B/2008/PT.TUN. JAK jo Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung No:

41/G/2008/PRUN-BDG, Pemeritah Kota Bogor telah melaksanakan Putusaan Mahkamah

Agung tersebut dengan Mengeluarkan Keputusan Walikota Bogor Nomor: 503.45-135

Tahun 2011 Tanggal 8 Maret 2011 tentang Pencabutan Surat Kepala Dinas Tata Kelola

dan Pertamanan Kota Bogor Nomor: 503/208-DKTP. Perihal Pencabutan Izin tanggal 14

Februari 200813

.

Bahwa Pemerintah Kota Bogor telah berupaya semaksimal mungkin untuk

menyelesaikan perselisihan Pembangunaan Gereja Taman Yasmin tersebut melalui musyawarah

dengan mengundang Jemaat GKI Yasmin dan masyarakat sekitar`pembangunaan Gereja Taman

Yasmin, sesuai dengan mekanisme penyelesaian perselisihan yang diatur dalam Pasal 21

Peraturan Bersama Menteri Agama No 9 Tahun 2006 dan Menteri Dalam Negeri namun tidak

mencapai titik temu. Bahwa setelah Pemerintah Kota Bogor mengeluarkan Keputusan

Walikota Bogor Nomor: 645.45-137 Tahun 2011 tentang percabutan Keputusan Walikota

Bogor Nomor 645.8-372 Tahun 2006 tentang Ijin mendirikan Bangunaan (IMB) atas nama

Gereja GKI Yasmin Pengadilan Bogor yang terletak di Jalan K.H. Abdullah bin Nuh

Nomor 31 Taman Yasamin Kelurahan Curug Mekar14

.

Namun kronologi yang digambarkan penulis di atas merupakan gambaran kronologi dari

Pemerintah Kota Bogor, Sedangkan berdasakan fakta yang ditemukan penulis dalam proses pra

penelitian, sebelum tahun 2002 pada saat proses pendirian Gereja GKI Yasamin, beralamatkan

12

Ibid hlm: 3. 13

Ibid hlm: 3 14

Ibid hlm: 4

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDULrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8312/1/T1_312007056_BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL . Indonesia adalah Negara

8

Jalan Ring Road No: 31 Taman Yasmin Kelurahan Curug Mekar Kecamatan Bogor Barat

Kota Bogor15

. Pada tahun 2006 nama jalan berubah menjadi Jalan Pengadilan No 35,

Bogor16

. Pada tahun 2008 nama jalan telah berubah menjadi Jalan K.H. Abdullah bin Nuh

Nomor 31 Taman Yasamin Kelurahan Curug Mekar, Kecamatan Bogor Barat17

. Dua kali

rencana penbangunan Gereja di daerah Kecamatan Bogor. di sektor 3 (tiga) dan 5 (lima)

di daerah Taman Yasmin telah di bangun Masjid18

.

Ada keterlibatan Pemerintah Kota Bogor, Polisi dan Tentara Nasional Indonesia, dimana

pada tanggal 27 Agustus 2010, secara resmi Pemerintah kota membuka segel dan gembok yang

dipasang di gerbang gereja. Pembukan dilakukan oleh Satpol PP dengan berita acara resmi

yang ditandatangani oleh perwakilan gereja dan Pemkot Bogor yang diwakili Satpol PP.

Agustus 2010, Pukul 06.00. WIB, Pada gerbang Gereja terdapat spanduk liar, gereja memotong

kembali gembok liar dan menurun spanduk. Malangnya Pemkot Bogor Kembali Menyegel

dan mengebok Gereja19

. 19 Desember 2010, pemkot tidak membuka Gembok yang secara

ilegal dipasang di Gereja Meskipun sudah ada putusan MA No: 127 PK/TUN/2009. Maka untuk

kedua kalinya jemaat GKI Taman Yasmin memotong sendiri gembok tersebut dan mengadakan

ibadah menyambut Natal 2010 di dalam Gereja20

. Pada tanggal 26 Desember 2010, sekitar pukul

00.30 WIB. Beberapa perwira menengah dari Polres Bogor Polda Jawa Barat dan Tentara

setempat di Bogor mendatangi rumah anggota jemaat GKI dimana pengurus gereja sedang

15

Lihat Putusan Pengadilan Tinngi Bandung No: 171/PID/ 2011/PT. BDG tentang Perkara Banding Tata Usaha

Negara. 16

Op Cit Putusan Makmaman Aggung No : 127 PK/TUN/ 2009, hlm 5. 17

Lihat Keputusan Walikota Bogor No: 645.45-137 Tahun 2011. Tentang Pencabutan Keputusan Walikota Bogor

No: 645.8-372 TAHUN 2006 Tentang Izin Mendirikan Bangunaan (IMB) Atas Nama Gereja (GKI) Pengadilan

Bogor Yang terletak Di Jalan K.H Abdulah Bin Nuh No: 31 Taman Yasmin Kelurahan Curug Mekar Kecamatan

Bogor Barat Kota Bogor 18

Lihat Gambaran Ringkasan Permaslahan Pembangaunan Gedung Gereja GKI Taman Yasmin Kota Bogor. Angka

1 hlm: 1. 19

Diskriminasi Atas Agama GKI-Bogor Bakal Pos Taman Yasmin Kronologi Peristiwa (2002-2011). hlm:13. 20

Ibid. hlm:18

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDULrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8312/1/T1_312007056_BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL . Indonesia adalah Negara

9

mengadakan rapat persiapan ibadah Minggu 26 Desember 2010 yang dilakukan pukul 08.

00WIB. Mereka melarang GKI beribadah pada tanggal 26 pagi Desember 2010. Gereja

Menolak. Pada Pukul 07.00 WIB Polisi dan Satpol PP memblokir ruas Jln KH Abdull Bin Nuh

yang mengapit ke arah gereja, jemaat dilarang mendekati gereja. Beberapa aggota jemaat

ditanyai surat ijin beribadah. Polisi mengerahkan kekuatan yang sangat besar untuk

menghalau jemaat dengan menurunkan pasukan Brimob yang dikerahkan dalam jumlah besar

dan berbagai kendaraan taktis polisi dikerahkan untuk memblokir jalan21

.

Adanya pamplet “Undanggan Terbuka” Forum Umat Islam Bogor mengajak seluruh

umat Islam Bogor untuk mengikuti Aksi Damai Umat Islam. “Umat Islam bersatu tolak

agenda pemurtadan”. Ahad, 23 Januari 2011, pukul 07.00.12.00 di lapangan samping kantor

Radar Bogor. Jln. K.H. Abdullah bin Nuh. (Yasmin) Bogor. Panitia Mengundang para operator:

Habis M. Riziq Syihab (Ketum FPI). Ust Bernat Abd.Jabbar (Mantan Pendeta), KH. Didin

Hafidudin (Pompes Ulil Albab). KH.M. Abbas Aula (Ketua DDII Bogor). KH. Adam Ibrahim

(MUI Kota Bogor). Dr Sarbini (Ketua DPP HASMI). KH.Al Katuhath (Sekjen FUI).KH Mustofa

Abdula Bin Nuh (Al Ghazili). KH. Muhammad Sen (FPI). Ust. Amiruddin Abu Firki (Hizbu

Tahir Indonesia). KH. Jafar Aziz. Habib Muhammad bin Agil Alatas. Ust. Sofyan Tsauri. KH.

Ahmad Afif (FUI Bogor). Ust. Tajuddin (FUI Mustika Jaya Ciketing). Ust. Muhamat Zaitun

(Wahdah Islamiyah). Ust.Ahmat Mulyadi Kosim (UIKA). Ust. Dayat (Ketua Pemuda PERSIS).

Ust. Zulkifli Muharram (Majelis Pencinta Rasulullah). Habid Nauval. KH.TB. Bahrun Zaman.

Dan Para tokoh lain “ Kofomasi “Ust. Hasri : 0812 1362 063, Wulan 0812 8122228922

.

Dari fakta yang dipaparkan dan berdasarkan fakta baru patut diduga penyimpangan dari

Pacasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dimana mengabaikan nilai Ketuhan Yang Maha Esa

21

Ibid hlm: 22. 22

Pamflet undangan diperoleh penulis pada saat melakukan pra penelitian di Gereja Kristen Indonesia GKI Taman

Yasmin pada tahun 2012.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDULrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8312/1/T1_312007056_BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL . Indonesia adalah Negara

10

dalam Sila ke-1, dan Sila ke-2 yaitu nilai Kemanusiaan Adil dan Beradap, yang sudah di

implementasikan dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29 Ayat (1) dan Ayat (2), dengan

mulai mengubah nama jalan pada tahun 2006 Jalan Ring Road menjadi jalan Pengadilan No

35, Bogor23

. Dan pada tahun 2008 nama jalan telah berubah menjadi Jalan K.H. Abdullah

bin Nuh, sehingga proses diskriminasi terjadi baik oleh Polisi Pamong Praja Darerah Bogor,

Kepolisian Negara yaitu Perwira Menengah Polres Bogor dan kelompok-kelompok tertentu yang

mengatasnamakan agama dan dibiarkan terjadi agar dapat alasan keberatan untuk membuat

Keputusan Walikota Bogor Nomor: 645.45-137 Tahun 2011 tentang Pencabutan

Keputusan Walikota Bogor Nomor 645.8-372 Tahun 2006.

Ketidakpatuhan Walikota Bogor tersebut terletak pada pengabaian terhadap

pertimbangan dalam Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI Nomor: 27 PK/TUN/

2009 bahwa dalam rangka memperoleh Surat Keputusan Walikota No: 645.8-372 Tahun 2006,

tanggal 13 Juli 2006 tentang ijin mendirikan bangunan, GKI jln. Pengadilan Bogor No: 35

Bogor, No 01/BER/ MDN-MAG/1969 tentang Pelaksanaan Tugas Aparatur Pemerintahan

dalam Menjamin telah menempuh proses cukup lama dan bertahap serta telah memenuhi

persyaratan Administrasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Bersama Keputusan

Bersama Mentri Agama dan Mentri Dalam Negeri No. 9 Tahun 2006/N0. 8 Tahun 2006 24

.

Hal mana dasar pertimbangan Keputusan Walikota Bogor Nomor: 645.45-137 Tahun

2011 sama dengan dasar pertimbangan Surat Kepala Dinas Tata kelola dan Pertamanan Kota

Bogor Nomor: 503/208-DKTP. Perihal Pencabutan Izin tanggal 14 Februari 2008, yang

didasarkan pada unsur keberatan dari masyarakat sebagaimana telah dibatalkan oleh Putusan

Pelaksanaan Penijauaan Kembali Mahkamah Agung RI Nomor: 27 PK/TUN/ 2009 jo Putusan

23

Op Cit Putusan Mahkamah Agung No : 127 PK/TUN/ 2009. hlm 5. 24

Putusan Mahkmah Agung No : 127 PK/TUN/ 2009. Perkara Peninjauan Kembali Tata Usaha Negara. hlm: 5

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDULrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8312/1/T1_312007056_BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL . Indonesia adalah Negara

11

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Jakarta Nomor: 241/B/2008/PT.TUN. JAK jo Putusan Pengadilan

Tata Usaha Negara Bandung Nomor: 41/G/2008/PRUN-BDG. Dan telah dicabut oleh

Keputusan Walikota Bogor Nomor: 503.45-135 Tahun 2011 Tanggal 8 Maret 2011. sudah

ada Putusan Pengadilan yang menyatakan bahwa surat pernyataan tidak keberatan dari

warga ternyata dipalsukan dan ada unsur penipuan sebagaimana telah terbukti bersalah

berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Bogor 265/Pid.B.2010/PN. Bogor dengan

terdakwa Saudara Munir Karta. Dan Putusan Makamah Agung yang mengabulkan pihak

penggungat dalam hal ini pihak Gereja GKI Taman Yasmin.

Pertimbangan kepntingan Penggugat bahwa dalam rangka memperoleh Surat

Keputusan Walikota No: 645.8-372 Tahun 2006, tertanggal 13 Juli 2006 tentang ijin

mendikan bangunan, GKI Jln. Pengadilan Bogor No: 35 Bogor, telah menempuh proses

cukup lama dan bertahap serta telah memenuhi persyaratan Administrasi sebagaimana di

atur dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No

01/BER/ MDN-MAG/1969 tentang Pelaksanaan Tugas Aparatur Pemerintahan dalam

Menjamin Ketertiban dan Kelancaraan Pelaksanaan Pengembangan dan Ibadah Agama

oleh Pemeluk-Pemeluknya25

yang telah dikabulkan dalam Pokok Sengketa angka ke-1

(kesatu) menyatakan “mengabulkan perkara mengabulkan gugatan para penggugat”26

.

Sehingga seharusnya Walikota Bogor tidak lagi mengeluarkan Surat Keputusan tersebut

sehingga tidak bertentangan dengan hukum.

Padahal hukum ialah peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku

manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh Badan-badan resmi yang berwajib,

pelanggaran mana terhadap peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan, yaitu dengan hukum

25

Putusan Mahkamah Agung No : 127 PK/TUN/ 2009. Perkara Peninjauan Kembali Tata Usaha Negara. hlm: 5 26

Ibid hlm 17.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDULrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8312/1/T1_312007056_BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL . Indonesia adalah Negara

12

tertentu27

, Sedangkan putusan pengadilan merupakan sumber hukum bagi pihak bersengketa,

apalagi keputusan tersebut bersifat tetap yang secara otomatis kewajiban pihak yang kalah dalam

sengketa ialah melaksanakan putusan tersebut dan tidak perlu menerbitkan surat keputusan baru

yang substansinya hampir sama dengan surat yang sudah dibatalkan oleh Peradilan Tata Usaha

Negara lewat serangakaian tahap mulai dari Pengadilan Tingkat I (pertama), Pengadilan Tingkat

Bading atau Tingkat II (kedua) dan upaya Peninjauan Kembali di tingkat Mahkamah Agung.

C. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini ialah:

1. Mengapa Walikota Bogor menerbitkan SK No. 645. 47-137 Tahun 2011 ?

2. Apa upaya hukum yang dilakukan Warga Jemaat GKI Yasmin?

D. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN

a. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui alasan-alasan Walikota Bogor menerbitkan SK No. 645. 47-137

Tahun 2011; dan untuk mendeskripsikan langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak

GKI Yasmin.

b. Manfaat Penelitian.

Manfaat bagi penlitian ini adalah dapat menberikan gambaran terhadap permaslahan antara

GKI Yasmin dengan pemerintah Kota Bogor, setidaknya bagi mahasiswa di Fakultas Hukum

Universitas Kristen Satya Wacana.

27

J.C.T Simorangkir dan Warjono Sastroparnoto , dalam C. S. T. Kansil, “Pengantar Ilmu Dan Tata Hukum

Indonesia”. Cetakan Kedelapan. Balai Pustaka. Jakarta. hlm: 38.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDULrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8312/1/T1_312007056_BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL . Indonesia adalah Negara

13

E. METODE PENELITIAN

Penelitian hukum merupakan suatu kajian ilmiah yang berdasarkan metode, sistematika

dan pemikiran tertentu yang bertujuan mempelajari sesuatu atau gejala hukum dan

menganalisanya28

.

a. Jenis Penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian sosiologis karena untuk

mengungkapkan ketidakpastian hukum dalam pertimbangan Keputusaan Walikota

Bogor yang bertentangan dengan prinsip good governance dan memberikan solusi

hukum.

b. Pendekatan

Karena yang digunakan jenis penelitian normatif dan yang diteliti adalah dasar

pertimbangan Keputusan Walikota Bogor No: Keputusan-keputusan Walikota Bogor

Nomor: 645.45-137 Tahun 2011 berkaitan dengan permasalahan maka pendekatan

yang di gunakan adalah:

1. Pendekatan Kasus (Case Aproah),29

walau dalam hal ini mungkin tidak lengkap

dan mendalam, untuk melihat kembali dasar pertimbangan Keputusan Walikota

Bogor Nomor: 645.45-137 Tahun 2011 tentang percabutan Keputusan Walikota

Bogor Nomor 645.8-372 Tahun 2006 tentang Ijin mendirikan Bangunan (IMB)

atas nama Gereja GKI Yasmin Pengadilan Bogor yang terletak di Jalan K.H.

Abdullah bin Nuh Nomor 31 Taman Yasamin Kelurahan Cukur Mekar.

28

Sarjono Soekanto”Pengantar Penelitian Hukum “Cetakan Ketiga, UI Pers. Jakarta. 1986. Hlm 43. 29

Op.Cit Jhoni Ibrahim . hlm 321.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDULrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8312/1/T1_312007056_BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL . Indonesia adalah Negara

14

2. Pendekatan undang-undang (Statute Approach)30

untuk mengamati Peraturan

Bersama Menteri Agama dan Menteri dalam negeri No. 9 Tahun 2006/No. 8

Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah atau Wakil

kepala daerah dalam Pemeliharaan Kerukunaan Umat bergama, Undang-Undang

No.32 Tahun 2004 tentang Peratunran Daerah, Undang-Undang No. 5 Tahun

1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan Undang-Undang No. 9 Tahun

2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Pradilan

Tata Usaha Negara.

c. Bahan Hukum

Bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer dan sekunder, Adapun

pengertian dari bahan-bahan hukum tersebut adalah:

1. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoratif artinya

mempunyai otoritas, yang terdiri dari perundang-undangan, catatan resmi atau

risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan putusan hakim31

.

Dalam penulisan ini, bahan hukum primer yang digunakan:

- Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Peratunran Daerah;

- Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

- Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Pradilan Tata Usaha Negara.

- Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 9

Tahun 2006/No. 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas

30

Ibid. hlm 302.. 31

Peter Mahmud Marzuki, “Penelitian Hukum”, Kencana Perdana Media Grup. Jakarta.2008. hlm: 141

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDULrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8312/1/T1_312007056_BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL . Indonesia adalah Negara

15

Kepala Daerah atau Wakil kepala daerah dalam Pemeliharaan

Kerukunaan Umat Bergama;

- Keputusan Walikota Bogor Nomor: 645.45-137 Tahun 2011 tentang

percabutan Keputusan Walikota Bogor Nomor 645.8-372 Tahun 2006

- Dan Peraturan Perundang-undangan yang terkait lainnya.

2. Bahan Hukum Sekunder buku-buku hukum termaksud skripsi, tesis, jurnal,

disertasi, kamus-kamus hukum pendapat-pendapat ahli hukum32

. Dalam

penelitian bahan hukum sekunder yang terkait dengan permasalahan.

32

Ibid hlm: 155.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDULrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8312/1/T1_312007056_BAB I.pdf1 BAB I PENDAHULUAN. A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL . Indonesia adalah Negara

16