bab i pendahuluan · 2020. 5. 6. · 7 bab i pendahuluan b. jumlah pengadaan barang dan jasa...
TRANSCRIPT
1 Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
Ilmu kepolisian adalah ilmu
administrasi kepolisian yang bersifat
interdisipliner (menggunakan prinsip
keilmuan dari berbagai bidang yang
melebur menjadi satu) terdiri dari
ilmu sosial, ilmu hukum, ilmu
administrasi manajemen, dan ilmu
pendukung lainnya yang mempelajari
permasalahan sosial dan
penanganannya untuk menciptakan
keteraturan sosial.
Jenderal Polisi (Purn.) Prof. Dr.
Awaloedin Djamin, M.P.A., Ph.D
2 Bab I Pendahuluan
Perencanaan strategis adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat
menyeluruh, memberikan rumusan ke mana suatu organisasi akan diarahkan, dan
bagaimana sumber daya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu
tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan. Perencanaan strategis juga
merupakan proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi, arah
dan acuan dalam rangka mengambil keputusan dan tindakan yang tepat, melalui urutan
pilihan yang tepat dengan memperhitungkan sumber dayanya. Hasil proses tersebut
berupa Rancangan Rencana Strategis (Ran Renstra) yang akan digunakan untuk
rencana dan alokasi sumber daya tahunan.
Di dalam perencanaan nasional, Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(SPPN) telah ditetapkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun 2004. Sesuai
dengan SPPN tersebut, rencana pembangunan nasional meliputi rencana jangka
panjang dua puluh tahun, rencana jangka menengah lima tahunan dan perencanaan
tahunan. Dalam sistem perencanaan di Indonesia, pemerintah menyusun Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025 yang ditetapkan
dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007. Perencanaan jangka panjang tersebut
kemudian diterjemahkan kembali dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) periode per lima tahunan, yang kemudian akan diterjemahkan
kembali oleh Kementerian/Lembaga ke dalam dokumen Renstranya masing-masing.
Sebagai alat negara, Polri dalam hal menyusun dokumen perencanaan haruslah
memperhatikan arahan strategis yang terdapat pada RPJPN dan RPJMN. Selain
memperhatikan arahan strategis tersebut, Polri juga harus memperhatikan prioritas
nasional. Dalam hal ini, arah nasional tentang keamanan dan ketertiban harus
dijabarkan ke dalam arah kebijakan dan strategi Polri. Selanjutnya, Ran Renstra Polres
Enrekang ini menjadi menjadi acuan penyusunan Renja Polres Enrekang, Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) Polres Enrekang, serta kemudian diturunkan oleh segenap
Satker pada Polres Enrekang.Hubungan perencanaan anggaran tersebut dapat dilihat
pada gambar berikut.
3 Bab I Pendahuluan
Gambar 1 Keterkaitan Renstra Polri dan RPJMN
Struktur ketatanegaraan Republik Indonesia pasca amandemen UUD 1945 Sumber: Sumber: https://diahsafitri482.files.wordpress.com/2014/01/13.png
1.1 Kondisi Umum
Dalam bab I ini disajikan kondisi umum Kepolisian Resor Enrekang yang
selanjutnya disingkat (Polres) yang merupakan penggambaran atas pencapaian-
pencapaian tema dalam Rancangan Strategis (Renstra) Polres Enrekang
periode sebelumnya (2015-2019). Dalam Renstra periode sebelumnya, terdapat
7 (tujuh) tema utama yaitu: pemenuhan sarana dan prasarana, pembangunan
postur Polri, peningkatan pelayanan prima dan pemeliharaan keamanan dan
4 Bab I Pendahuluan
ketertiban,peningkatan peran intelejen sebagai basis deteksi dini, penggelaran
Bhabinkamtibmas di desa/kelurahan, peningkatan keamanan, keselamatan,
ketertiban dan kelancaran lalu lintas, dan peningkatan penyelesaian tindak pidana dari
4 (empat) jenis kejahatan.
Renstra Polres Enrekang 2015-2019 juga merumuskan pentahapan kebijakan
tahunan yang harus dilakukan. Pada tahun 2015, Polres Enrekang menetapkan
kebijakan yaitu melanjutkan pelayanan masyarakat yang prima dan kebulatan sinergi
polisional yang produktif dengan didukung Almatsus Polres Enrekang berbasis
teknologi Kepolisian. Dilanjutkan dengan fokus kebijakan untuk tahun 2016, yaitu
meningkatkan pelayanan masyarakat yang prima sampai jajaran kewilayahan terjauh
dan sinergi polisional yang produktif dengan didukung sumber daya manusia
berkualitas. Kemudian di tahun 2017 kebijakan diarahkan untuk meningkatkan
pelayanan masyarakat yang prima sampai jajaran kewilayahan terjauh dan sinergi
polisional yang produktif dengan didukung sumber daya manusia berkualitas serta
berkemampuan ilmu dan teknologi. Tahun 2018, kebijakan diarahkan untuk
mendinamisir dan meningkatkan pelayanan masyarakat yang prima dan sinergi
polisional yang produktif dengan didukung kecukupan kesejahteraan personil Polres
Enrekang. Kebijakan pada akhir periode perencanaan tahun 2019 yaitu terwujudnya
pelayanan masyarakat yang prima sampai jajaran kewilayahan terjauh dan sinergi
polisional yang produktif dengan didukung Almatsus Polri berbasis teknologi
kepolisian, sumber daya manusia berkualitas, dan kecukupan kesejahteraan personil
Polres Enrekang.
Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya yaitu memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, Polres Enrekang tetap dihadapkan
dengan potensi dan permasalahan. Potensi dan permasalahan akan dikerucutkan dari
kondisi umum serta perubahan lingkungan strategis. Potensi dan permasalahan Polri
5 Bab I Pendahuluan
yang dibahas lebih lanjut dalam Bab I ini menjadi pertimbangan tersendiri dalam
penyusunan rencana strategis Polres Enrekang.
Capaian Kinerja Polres Enrekang Renstra 2015-2019
Sebagai organisasi yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan
kepada masyarakat, maka Polri dituntut untuk berkinerja maksimal dalam menjalankan
amanat tersebut. Renstra Polres Enrekang 2015-2019 menetapkan 7 (tujuh) sasaran
strategis dengan total ada 21 (dua puluh satu) indikator kinerja. Berhasil atau tidaknya
Polres Enrekang dalam melakukan pekerjaannya dapat terlihat pada ukuran capaian
kinerja Polres Enrekang dari awal tahun periode Renstra 2015-2019.
1. Sasaran strategis, Terpenuhinya sarana/prasarana dan Almatsus Polres Enrekang
berbasis teknologi yang menjunjung tinggi HAM dalam menghadapi berbagai trend
kejahatan modern dan konflikdengan indikatorcapaiankinerjaantaralain :
Tabel 2 Tabel Indikator Kinerja Utama
Jumlah penambahan kebutuhan minimal alat materiil khusus (almatsus)
Polres Enrekang
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian a.Jumlahpenambahan kebutuhan minimal alat materiil khusus (almatsus) Polres Enrekang.
1Paket
1Paket 100%
Tabel3
Data Penambahan Alat Materiil khusus (Almatsus) Polres Enrekang tahun2018
NO
JENIS MATERIIL
JUMLAH
KET
1 Sepeda Motor Bhabinkamtibmas 6 Unit 2 Sepeda Motor Patroli 29 Unit 3 Baggage Trolly 2 Unit 4 Mobil Pick Up 1 Paket 1Paket 5 Helm Anti Peluru 100 Buah
6 Bab I Pendahuluan
6 Borgol Besi 10 Buah 7 Borgol Plastik 10 Buah 8 Rompi Anti Peluru 30 Buah 9 Flash Ball 5 Buah
10 Tali Kamantel Dinamic 3 Buah
Total 167 Unit 1 Paket
Grafik 1 Penambahan Kebutuhan Minimal Almatsus tahun 2018
Dari penjelasan table dan grafik diatas, dapat dilihat bahwa penambahan kebutuhan minimal Almatsus Polres Enrekang sebanyak 1 Paket, sehingga capaian sebesar 100% dari target, jumlah kuantitas penerimaan Almatsus tahun 2018 sebanyak 167 Unit, penambahan materil tersebut telah di inventarisir sebagai BMN melalui Aplikasi SIMAK BMN Polres Enrekang. Penambahan tersebut sangat mendukung kegiatan Operasional di Jajaran Polres Enrekang.
Tabel 4
Tabel Indikator Kinerja Utama Jumlah pengadaan barang dan jasa melalui unit layanan
pengadaan (ULP) dengan memanfaatkan sistem LPSE yang didahului study kelayakan
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
0
5
10
15
20
25
30
Target Realisasi Sisa
2018 30 21 9
7 Bab I Pendahuluan
b. Jumlah pengadaan barang dan jasa melalui unit layanan pengadaan (ULP) dengan memanfaatkan sistem LPSE yang didahului study kelayakan
1 Paket
1 Paket 100%
Dari penjelasan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pengadaan barang dan jasa melalui unit layanan pengadaan (ULP) dengan memanfaatkan sistem LPSE sebanyak1 Paket yaitu lelang uang makan non organik Polres Enrekang, sama dengan target yaitu1 Paket, dengan demikian capaian kinerja 100 %untuk target tahun 2018.
Tabel 5 Pengadaan barang dan jasa melalui unit layanan pengadaan
(ULP) dengan memanfaatkan sistem LPSE tahun 2018
No Uraian kegiatan pengadaan Jumlah Kegiatan Ket
Pengadaan Makan ULP Non Organik PolresEnrekang T.A. 2019
1 e-Lelang Sederhana
Total 1
Grafik 2 Pengadaan Barang dan Jasa melalui unit layanan
pengadaan (ULP) dengan memanfaatkan sistem LPSE
Tabel Indikator Kinerja Utama
Jumlah pengadaan barang dan jasa melalui unit layanan pengadaan (ULP) dengan memanfaatkan sistem LPSE yang didahului study
kelayakan jangka menengah 2015-2019
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
LelangUmum
LelangSederhana
PemilihanLangsung
2018
Lelang Umum
Lelang Sederhana
Pemilihan Langsung
8 Bab I Pendahuluan
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
b. Jumlah pengadaan barang dan jasa melalui unit layanan pengadaan (ULP) dengan memanfaatkan sistem LPSE yang didahului study kelayakan
1 Paket
0 Paket 0%
Grafik 3
Capaian target kinerja jangka menengah 2015-2019 pada
tahun 2018
Dari penjelasan table dan grafik diatas, dapat dilihat bahwa jumlah pengadaanbarang
danjasa melalui unit layanan pengadaan (ULP) dengan memanfaatkan system LPSE
realisasi 1 Paket Lelang sama dengan yangditargetkan yaitu1 Paket pada tahun 2018,
sedangkan capaian target jangka menengah (2015-2019) Realisai sebesar 4 paket
(67%) dari alokasi Target sebesar 6 Paket. Unit Layanan Pengadaan (ULP) telah
dibentuk di tingkat Polda dan memiliki kompetensi keahliansehingga dapat mendukung
pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa dilingkungan Polri, disamping itu sarana dan
prasarana berupa ruang dan peralatan LPSE telah tersedia sehingga dapat terlaksana.
Kendala yang dihadapi yaitu Unit Layanan Pengadaan (ULP) di tingkat Satwil belum
ada, disesabkan Sarana berupa peralatan alat pengolah data untuk LPSE belum
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Target Realisasi
2018
Target
Realisasi
2015-2019
Target
Realisasi
6
4
9 Bab I Pendahuluan
tersedia, sehingga Proses pengadaan barang dan jasa melalui LPSE masih
dilaksanakan di Biro Sarpras Polda Sulsel atau dilaksanakan pada Instansi Luar pada
Pemda Setempat yang telah memiliki ULP serta Saranan Peralatan LPSE.
2. Sasaran strategis, Terbangunnya postur Polres Enrekang yang profesional,
bermoral, modern dan unggul melalui perubahan mind set dan culture set
(Revolusi mental), Dengan indikator capaian kinerja antara lain;
Tabel 6 Tabel Indikator Kinerja Utama
Personel Polres Enrekang yang memiliki standar kompetensi sesuai dengan bidang tugasnya
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
Jumlah Personel Polres Enrekang yang memiliki standar kompetensi sesuai dengan bidang tugasnya
30
Personel
21Personel 70 %
Dari penjelasan tabel 6 diatas, dapat dilihat bahwa Jumlah Pesonel Polres Enrekang
yang memiliki standar kompetensi sesuai dengan bidang tugasnya realisasi 21
Personel dengan capaian 70%personil dari target 30 Personel.
Tabel 7 Personel Polres Enrekang yang telah Memiliki Standar Kompetensi
sesuai dengan bidang tugasnya
No Jenis Kompetensi Jumlah Personel Ket
1. Pendidikan Kejuruan Reskrim 2. Pendidikan Kejuruan Intelkam 3. Pendidikan Kejuruan Lantas 4. Pendidikan Kejuruan Sabhara 5. Pendidikan Kejuruan Binmas
- - - 2 2
JUMLAH 4
10 Bab I Pendahuluan
Grafik 4 Kompetensi Personil
GrafiK 5 Realisasi Capaian Target Jangka Menengah 2015-2019
Dari penjelasan table dan grafik tersebut diatas, dapat dilihat bahwa Jumlah personil
Polres Enrekang yang telah memiliki Standar Kompetensi sesuai dengan bidang
tugasnya sebanyak 21 Personel, target tahun 2018 sebanyak 30 Personel sehingga
capaianmasih kurang 9 Personel dengan persentase capaian70%, sedangkan capaian
0
5
10
15
20
25
30
Target Realisasi
30
21
Target Realisasi
0
5
10
15
20
25
30
TargetRealisasi
Sisa
30
21
9
11 Bab I Pendahuluan
target jangka menengah (2015-2019) target sebanyak 30 Personel, realisasi 21
Personel atau persentase mencapai 70% sehingga sisa 9 Personel.
Usulan pemecahan masalah adalah mengusulkan Personel Polres Enrekang untuk
mengikuti Diklat dan Uji Kompetensi Pendidik sesuai bidang tugasnya dan dilaksanakan
secara berkala setiap tahun.
Tabel 8 Tabel indikator kinerja utama
Jumlah Personel Yang Mengikuti Pelatihan Mind Set Dan Culture Set
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
b. Jumlah personel yang mengikuti pelatihan mind set dan culture set
20 Personel 0 Pers 0%
Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa jumlah personil Polres Enrekang yang
mengikuti pelatihan perubahan mind set dan culture set (revolusi mental) sejumlah 0
orang personeldimana yang ditargetkan pada perjanjian Kinerja Tahun 2018 yakni
sejumlah 20 orang sehingga capaian 0%. Hal ini dikarenakan pelatihan perubahan mind
set dan culture set (revolusi mental) tidak dilaksanakan pada tahun 2018.
Grafik 6 Capaian Targe
12 Bab I Pendahuluan
Dari penjelasan tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah peserta yang
mengikuti pelatihan perubahan mind set dan culture set (Revolusi mental) sejumlah 10
orang personel, target yang ditetapkan tahun 2017 sebanyak 20 orang sehingga
capaian 50%, sedangkan pada tahun 2018 jumlah personil yang mengikuti pelatihan
sebanyak 0 orang, kurang dari target yang ditetapkan sehingga capaian target jangka
menengah (2015-2019) Polres Enrekangsampai tahun 2018 sudah terealisasi 16
personil dari target 20personil sehingga capaian 80% sisa target sebanyak 4 Personel
(20%).Kekurangan personel tersebut dikarenakan tidak dilaksanakannya pelatihan
perubahan mind set dan culture set (revolusi mental) di tahun 2018.
0
5
10
15
20
Target Realisasi
2016
Target
Realisasi
0
5
10
15
20
Target Realisasi
2017
Target
Realisasi
56%
44%
2015-2019
Target Realisasi
13 Bab I Pendahuluan
Kendala dan hambatan yang dihadapi adalah masih terdapat Personel yang berperilaku
tidak humanis dan professional dalam melaksanakan tugas, hal tersebut dapat dilihat
pada dari jumlah Dumas pada tahun 2018, substansi isi pengaduan antara lain anggota
Polri berpihak, menelantarkan kasus, meminta imbalan serta penyalahgunaan
wewenang lainnya.
Usulan dalam pemecahan masalah antara lain meningkatkan Pelatihan culture set dan
mind set kepada Personel Polri, meningkatkan Pembinaan, Pengawasan dan
pengendalian, memberikan reward bagi anggota yang berprestasi dan punishment bagi
anggota yang melanggar disiplin maupun kode etik Profesi Kepolisian. Dengan
demikian,perubahan mind set dan culture set dimana Polri sebagai pelopor penggerak
revolusi mental dapat mewujudkan perilaku sehari-hari dalam bertugas dan kehidupan
bersosial masyarakat senantiasa menjadi teladan dengan berpedoman pada perubahan
mind set dan culture set itu sendiri, meninggalkan paradigma lama Polri yang
diskriminatif dan arogansi dalam menangani suatu masalah atau konflik di tengah
masyarakat.
Tabel9 Tabel indikator kinerja utama
Jumlah Polres dan Polsek yang memiliki postur cukup dengan
rasio 1 : 575
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
c. Jumlah Polsek yang memiliki postur cukup dengan rasio 1 : 575 (personil : penduduk)
1 Polsek 0 Polsek 0
Dari penjelasan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah Polsek yang memiliki postur
cukup dengan rasio 1 personil :575 pendudukterealisasi 0 Polsek, dari Target 1 Polsek
sehingga Capaian Persentase sebesar 0%.
Tabel10 Data Perbandingan Kuat Personel Polsek Jajaran dan Jumlah
Penduduk tahun 2018
14 Bab I Pendahuluan
NO UNIT ORGANISASI KUAT PERS JML PENDUDUK RASIO
DSP RILL TREND +/- 1 2 3 4 5 6 7 1 POLSEK MAIWA 50 23 -27 29.234 1 : 393 2 POLSEK CENDANA 50 16 -34 8.833 1 : 905 3 POLSEK ENREKANG 50 21 -29 32.221 1 : 325 4 POLSEK ANGGERAJA 50 16 -34 25.330 1 : 315 5 POLSEK BARAKA 50 22 -28 36.057 1 : 305 6 POLSEK ALLA 50 22 -28 45.665 1 : 240 7 POLSEK MALUA 50 13 -37 8.166 1 : 700 8 POLSEK CURIO 30 11 -19 16.108 1 : 204
JUMLAH POLSEK JAJARAN 380 144 -236 201.614 1 : 271
GRAFIK7
Capaian Jangka Menegah Polres Enrekang
Dari penjelasan tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa Polsek yang memiliki Postur cukup dengan rasio 1:575 terdapat 0 Polsek. Untuk tahun 2018 ditargetkan1akan tetapi belum ada Polsek yang memenuhi rasio tersebut, sehingga capaian 0%.Demikian juga pada tahun 2015 lalu ditargetkan 1 Polsek yang memiliki ratio 1:575, namun belum ada Polsek yang terealisasi, SehinggaRasio 1:575 target jangka menengah (2015-2019) sebanyak 1 Polsek, sampai tahun 2018tercapai belum ada Polsek yang terealisasi,sehingga capaian0%.
Target Realisasi
1
0
2015-2019
15 Bab I Pendahuluan
Kendala dan hambatan yang masih harus dihadapi yaituPeningkatan jumlah penduduk tidak seimbang dengan jumlah anggota Polri yang ada, rekruitmen personel Polri yang masih mempertimbangkan kebijakan minimal zero growth dimana kebutuhan personel yang dihitung dari jumlah anggota yang pensiun dan meninggal dunia sebagai pemenuhan kebutuhan personel.
Usulan dalam pemecahan masalah terkait dengan jumlah polsek yang belum memiliki postur cukup untuk rasio 1:575 adalah Arahkebijakanuntuk memenuhi rasio cukup pada jumlah polsek dengan mengupayakan penyebaran jumlah personel Polri ditiap-tiap Polsek secara merata dengan mengutamakan putra daerah setempat dengan prinsip local boy for local job, yaitu dengan mengupayakan penempatan kembali hasil rekruitmen personel Polri ke Polres-Polres setempat dimana calon pertama mendaftar sebagai upaya pemenuhan Polres maupun Polsek untuk mencapai rasio cukup seperti yang diharapkan.
. Tabel 11 Tabel Indikator kinerja utama
Menurunnya komplain masyarakat terhadap pelayanan Polres
Enrekang Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
d.Jumlah pelanggaran yang dilakukan anggota Polri baik disiplin maupun profesi
15Kasus 11 Kasus 73 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tahun 2018 jumlah pelanggaran yang
dilakukan mengalami peningkatan dimana target sebanyak 15 Kasus terealisasi 11
kasus sehingga capaian 73%, hal ini disebabkan adanya personel pindahan dari Polres
lain dimana permasalahan pada waktu di Polres semulanya dialihkan ke Polres
Enrekang.
Tabel 12
Data komplain masyarakat 2017 dan 2018
16 Bab I Pendahuluan
GRAFIK 8
Capaian Jangka Menegah Polres Enrekang
Dari penjelasan tabel dan grafik diatas dapat dilihat perbandingan data pelanggaran
yang dilakukan anggota Polri baik disiplin maupun profesiPolres Enrekang, pada tahun
2017 lalu sebanyak 17 kasus, sedangkan pada tahun 2018sebanyak 12 Kasus.
Sedangkan untuk target jangka menengah Polres Enrekang (2015-2019) yaitu 15 kasus
terealisasi sebanyak 21 kasus sehingga persentase capaian 140%.hal ini disebabkan
Target Realisasi Capaian
2017 770 770 100
0
200
400
600
800
1000
2015-2019
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
1. Data pelanggaran yang dilakukan anggota Polri baik disiplin maupun profesiPolres Enrekang TA. 2017 : a. Disiplin
b. Profesi
2. Data pelanggaran yang
dilakukan anggota Polri baik disiplin maupun profesi Polres Enrekang TA. 2018 : a. Disiplin
b. Profesi
10 Kasus
5 Kasus
10Kasus
5 Kasus
14 Kasus
3 Kasus
12 Kasus
0 Kasus
140 %
60 %
120 %
0 %
17 Bab I Pendahuluan
adanya personel pindahan dari Polres lain dimana permasalahan pada waktu di Polres
semulanya dialihkan ke Polres Enrekang.
Tabel 13 Tabel indikator kinerja utama
Persentase penyelesaian komplain masyarakat terhadap pelayanan Polres Enrekang
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
e. Jumlah personel yang mengikuti pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh Polda dan Mabes Polri
200 Pers 68 Pers 34 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tahun 2018personel yang mengikuti
pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh Polda dan Mabes Polri
ditargetkan200 personel dan terealisasi 68 personelsehingga capaian 34%.
Tabel 14 Tabel indikator kinerja utama
Kegiatan Pelatihan FT. Kepolisian yang dilaksanakan
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
f.Jumlah Kegiatan pelatihan fungsi teknis Kepolisian yang dilaksanakan
10Giat 7 Giat 70%
Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2018kegiatan pelatihan fungsi
teknis Kepolisian yang dilaksanakan di Polres Enrekang ditargetkan sebesar 10 Giat
dan terealisasi sebesar 7 giat sehingga capaian kegiatan yaitu 70
18 Bab I Pendahuluan
Grafik 9
Tabel 13
Data GiatPelatihanrutin Fungsi Tekhnis KepolisianPolres Enrekang
No Giat Pelatihan Jumlah Peserta
Pelatihan Jumlah Giat Ket
A Pelatihan Fungsi 1 Fungsi Intel 50 10 2 Fungsi Reskrim 50 10 3 Fungsi Sabhara 50 10 4 Fungsi Binmas 50 10 5 Fungsi Lantas 50 10
Total 250 50
Tabel 14 Data Giat Pelatihan VCD fungsi Tekhnis Kepolisian Polres Enrekang
No Giat Pelatihan Jumlah Peserta
Pelatihan Jumlah
Giat Ket
A Pelatihan Fungsi 1 Fungsi Intel 50 8 2 Fungsi Reskrim 50 8 3 Fungsi Sabhara 50 8 4 Fungsi Binmas 50 8 5 Fungsi Lantas 50 8
0 200 400 600 800
Target
Capaian
Target Realisasi Capaian
2017 770 770 100
2017
19 Bab I Pendahuluan
Total 250 40 Dari table dan Grafik diatas menunjukkan bahwa ada 2 tahap pelaksanaan pelatihan
fungsi yaitu pelatihan rutin fungsi teknis kepolisian dilaksanakan sebanyak 50 kali
kegiatan dengan jumlah peserta sebanyak 250 personil dan pelatihan VCD fungsi
teknis kepolisian dilaksanakan sebanyak 40 kali kegiatan dengan jumlah peserta 250
personil.
Tabel 15 Tabel indikator kinerja utama
Pelaksanaan Kegiatan Turwali Sat Sabhara Polres
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian i.Jumlah kegiatan Turwali Sat
Sabhara Polres yang dilaksanakan
770 Giat 770 Giat 100%
Berdasarkan tabel 15 di atas dapat dilihat bahwa capaian kegiatan Turwali Sat Sabhara
Polres yang dilaksanakan realisasi 770 giat sesuai dengan target yang ditetapkan.
Satuan Sabhara Polres melaksanakan turwali Dialogis bertujuan untuk menekan
terjadinya tindak pidana yang biasa terjadi di tengah masyarakat.
Grafik 10
Grafik 11
0
500
1000
Target Realisasi Capaian
2017
20 Bab I Pendahuluan
Dari grafik tersebut diatas dapat dilihat perbandingan kegiatan turwali Satuan Sabhara
antara tahun 2017dimana target sebesar 770 giat dan realisasi 770 giat dengan
capaian 100%, sedangkan pada tahun 2018 kegiatan turwali Satuan Sabhara target
sebesar 770 giat realisasi 770 giat dengan capaian 100%
Tabel 16 Tabel Indikator Kinerja Utama
Tahun 2018
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
j. Jumlah kegiatan turwali Polsek jajaran yang dilaksanakan
1200 Giat 1200 Giat 100%
Dari tabel tersebut diatas, dapat dilihat dalam Tahun 2018 Polres Enrekang
menargetkan sebanyak 1.200untuk giat turwali Polsek jajaran yang akan dilaksanakan
sebagaimana yang ditentukan dalam DIPA Polres Enrekang.
Grafik 14
2017
20180
200
400
600
800
TargetRealisasi
Capaian
2017
2018
21 Bab I Pendahuluan
Grafik 15
Dari grafik diatas dapat dilihat perbandingan kegiatan turwali Polsek jajaran yang
dilaksanakan antara tahun 2017 yaitu realisasi 1200 giat dengan capaian 100%,
sedangkan pada tahun 2018 volume kegiatan turwali Polsek jajaran meningkat dengan
realisasi 1200 giat dengan capaian 100%.
Hal ini disebabkan karena pada tahun 2018Polsek jajaran Polres Enrekang juga telah
melaksanakan turwali quick wins renstra Polri yaitu program 3 aksi nasional
pemberantasan preman dan premanisme.
Tabel 17
Tabel Indikator Kinerja Utama Tahun 2018
Target Realisasi
1200 1200
2017
2016
20170
2000
TargetRealisasi
Capaian
2016
2017
22 Bab I Pendahuluan
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
k.Jumlah kegiatan Turwali Lantas yang dilaksanakan
238 Giat 238 Giat 100%
Dari tabel tersebut diatas, dapat dilihat bahwa dalam Tahun 2018 Polres Enrekang
menargetkan sebanyak 238 kegiatan Turwali Lantas yang akan dilaksanakan
sebagaimana yang ditentukan dalam DIPA Polres Enrekang, realisasi 238 kegiatan
dengan capaian 100%.
Grafik 16
Target dan Realisasi Tahun2018
Grafik 17
Grafik Capaian Indikator Kinerja Utama
0500
Target Realisasi
2017 238 238
2018
0
100
200
300
400
500
Target Realisasi Capaian
2017
2016
23 Bab I Pendahuluan
Dari grafik diatas dapat dilihat perbandingan kegiatan turwali lantas yang dilaksanakan
pada tahun 2017 yaitu realisasi 238 giat dengan capaian 100%. Jumlah kegiatan yang
dilaksanakan di tahun 2017 sama dengan jumlah kegiatan yang dilaksanakan pada
tahun 2018yaitu dengan realisasi 238 giat dari target 238 giat sehingga capaiannya
sebesar 100%.
Tabel 18 Tabel Indikator Kinerja Utama
Tahun 2018
Dari tabel tersebut diatas, dapat dilihat bahwa dalam Tahun 2018 Polres Enrekang
menargetkan sebanyak 5 Operasi Kepolisian yang akan dilaksanakan, realisasi
sebanyak 9 operasi kepolisian dengan capaian 180%.
Tabel 19
NO. DAFTAR OPERASI 1 2 3 4 5 6 7 8 9
OPS ANTIK LIPU 2018 OPS SIMPATIK 2018 OPS BERSINAR 2018 OPS PATUH 2018 OPS TEGAS 2018 OPS RAMADNIYA 2018 OPS SIKAT 2018 OPS ZEBRA 2018 OPS LILIN 2018
Grafik 18
Grafik Capaian Indikator Kinerja Utama
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
l.Jumlah kegiatan Operasi Kepolisian yangdilaksanakan
5 Ops 9 Ops 180%
24 Bab I Pendahuluan
Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat Operasi Kepolisian yang dilaksanakan tahun
2018 oleh Polres Enrekang realisasi sebanyak 9 operasi kepolisian dari target 5 operasi
sehingga capaian kegiatannya yaitu 180 %. Hal ini dilakukan dalam rangka menjaga
keamanan dan kelancaran aktivitas masyarakat untuk menajdikan masyarakat bebas
dari rasa takut.
3. Sasaran strategis, Terwujudnya peningkatan pelayanan prima kepada masyarakat
dengan berorientasi pada kearifan lokal yaitu Sipakatau, Sipakalebbi dan Sipakainge.
Dengan indikator capaian kinerja antara lain;
Tabel 20
Tabel Indikator Kinerja Utama Mutu pelayanan terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
yang dilakukan oleh Satuan Kerja
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi
Capaian
a. Mutu pelayanan terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang dilakukan oleh oleh pelayanan publik.
Baik 62.51 – 80.25
Baik 80.67
Baik
Dari penjelasan table tersebut diatas, dapat diketahui bahwa mutu pelayanan terhadap
Indeks Kepuasan Masyarakt (IKM) tahun 2018 realisasi 80.67 (Baik).
0
100
200
TargetRealisasi
Capaian
59
180
2018
25 Bab I Pendahuluan
Tabel 21
Data Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)Polres Enrekang tahun 2018 Grafik 19
Indeks Kepuasan Masyarakat
Dari grafik tersebut menunjukkan bahwa realisasi Mutu pelayanan terhadap Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM) yang dilakukan oleh unit pelayanan publik mencapai
kategori baik yaitu nilai rata-rata total 80.26 dari 3 kategori jenis pelayanan yang
dilaksanakan oleh unit pelayanan publikPolres Enrekangkesemuanya mencapai indeks
kategori baik kecuali untuk pelayanan SIM masuk ke kategori cukup yaitu Pelayanan
SIM
Tabel22 Tabel Indikator Kinerja Utama
Pemenuhan hak saksi dan korban dalam pemberian SP2HP
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian b. Terpenuhinya hak saksi
dan korban dalam pemberian SP2HP
700 Surat 299 Surat 43%
Penjelasan table diatas adalah bahwa terpenuhinya Hak Saksi dan korban dalam
pemberian SP2HP ditargetkan 700 surat dan terealisasi 299 Surat.Dengan demikian
capaian sebesar 43%.
79.6078.22
82.97
74.00
76.00
78.00
80.00
82.00
84.00
SIM STNK SKCK
2018
NO SATWIL LANTAS IK
SIM STNK BPKB (SKCK) 1 2 3 4 5 6 7 ENREKANG 79.60 78.22 - 82.97
JUMLAH 79.60 78.22 - 82.97
26 Bab I Pendahuluan
Tabel 23 Perbandingan Jumlah SP2HP yang diterbitkan tahun 2017 dan tahun 2018
(MODEL A1, A2, A3, A4, A5)
NO SP2HP TAHUN 2017 TAHUN 2018
1 A1 102 164 2 A2 7 26 3 A3 115 131 4 A4 73 32 5 A5 7 1
Tabel 24 Perbandingan Jumlah SP2HP yang diterbitkan tahun 2017 dan tahun 2018
Grafik20
Kenaikan JTP dan SP2HP 2017 - 2018
Dari tabel dan grafik tersebut diatas, menunjukkan bahwa peningkatan pelayanan
terhadap laporan/pengaduan masyarakat melalui SP2HP tahun 2017, realisasi475
0
100
200
300
400
500
JTP SP2HP
2017
2018
NO SATKER Perbandingan JTP dan SP2HP
Tahun 2017 Tahun 2018
JTP SP2HP JTP SP2HP
19 Polres Enrekang 356 475 137 299
27 Bab I Pendahuluan
sehingga capaian 133%. Jumlah SP2HP tahun 2018 sebanyak 299 dengan jumlah TP
137 kasus. Jika dilihat dari table pemberian SP2HP tersebut diatas telah menunjukkan
bahwa Polres Enrekang telah mewujudkan quick respon dalam bentuk transparansi
Penyidik, Pemberian Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan merupakan
salah satu media komunikasi antara penyidik dengan pelapor sehingga setiap
perkembangan maupun kendala dalam pelaksanaan Penyelidikan/Penyidikan perkara
dapat diketahui oleh Pihak pelapor. Substansial isi pokok SP2HP antara lain
Pemberitahuan bahwa laporan telah diterima dan ditangani oleh Penyidik,
Pemberitahuan Hasil Penyelidikan/Penyidikan bahwa perkara cukup bukti/tidak cukup
bukti/bukan tindak pidana dan dapat atau tidak untuk ditingakatkan ketahap Penyidikan,
permasalahan/kendala yang menghambat penyelesaian perkara serta sejauh mana
perkembangan penanganan perkara.
Kendala dan hambatan yang masih di hadapi yaitu antara lainpemberian SP2HP masih
dilaksanakan melalui jasa/kurir atau diantar langsung oleh Petugas
Penyidik/PenyidikPembantu sehingga menyita cukup banyak waktu dan biaya
sedangkan anggaran penyidikan terbatas serta jumlah personel penyidik/penyidik
pembantu terbatas, Penyidik/penyidik pembantu belum sepenuhnya menyadari dan
berupaya untuk mewujudkan quick respon dalam hal transparansi penyelidikan/
penyidikan melalui pemberian SP2HP.
Usulan pemecahan masalah adalah membangun system berbasis web dibidang
pelayanan Reskrim khususnya pemberian informasi kepada Pelapor tentang
perkembangan tiap penerimaan Laporan/Pengaduan masyarakat sekaligus sebagai
control dan bahan anev tentang Informasi penyelesaian/tunggakan kasus di Lingkungan
Polri, selain itu arah kebijakan penguatan SDM Penyidik baik penambahan Personel
maupun pengembangan kemampuan lebih diperioritaskan.
Tabel 25 Tabel Indikator Kinerja Utama
Giat terobosan / Inovasi Polres Enrekang tahun 2018
28 Bab I Pendahuluan
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian c. Jumlah terobosan /
Inovasi Polres Enrekang yang berpihak kepada masyarakat dan berorientasi pada kearifan lokal : Sipakatau, Sipakalebbi dan Sipakainga
1 Giat 1 Giat 100 %
Dari penjelasan table diatas, dapat dilihat bahwa dalam tahun 2018 Polres Enrekang
melaksanakan 1 kegiatan terobosan/inovasi di bidang sosial yang dinamakan
“Enrekang Police Care” dimana Polres Enrekang menyalurkan bantuan kepada
masyarakat kurang mampu yang sumber dananya dari dana sukarela personel Polres
Enrekang. Kegiatan ini bertujuan untuk lebih mendekatkan polisi dan masyarakat.
5. Sasaran Strategis; Terdeteksi dan terpantaunya berbagai potensi gejolak sosial
dalam masyarakat, sehingga mampu mencegah dan menanggulangi gangguan
kamtibmasyang mengarah kepada terjadinya kerusuhan, tindakan anarkhis
maupun terorisme dengan peningkatan peran intelijen kepolisian:
a) Jumlah laporan informasi/baket intelijen yang dapat digunakan oleh fungsi
kepolisian lainnya dalam rangka Harkamtibmas.
Tabel 26 Tabel Indikator Kinerja Utama
Tahun 2018
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
Jumlah laporan informasi/baket intelijen yang dapat digunakan oleh fungsi kepolisian lainnya dalam rangka Harkamtibmas
179 Laporan 164 Laporan 91 %
Dari tabel tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa dalam Tahun 2018 Polres Enrekang
menargetkan Jumlah laporan informasi/baket intelijen yang dapat digunakan oleh fungsi
kepolisian lainnya dalam rangka Harkamtibmas sebanyak 179 laporan, dengan realisasi
29 Bab I Pendahuluan
sebanyak 164 Laporan dengan capaian 91%.Peningkatan ini dikarenakan banyaknya
kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat.
Grafik 21
Grafik Capaian Indikator Kinerja Utama
Grafik tersebut diatas menggambarkan perbandingan Jumlah laporan informasi/baket
intelijen yang dapat digunakan oleh fungsi kepolisian lainnya dalam rangka
Harkamtibmas pada tahun 2017 ditargetkan sebanyak 179 laporan terealisasi 160
lapaoran sesuai dengan target dengan capaian 89%, sedangkan pada tahun 2018
terjadi peningkatan dari target 179laporan menjadi 164 laporan dengan capaian 91%.
b) Jumlah kegiatan penggalangan terhadap perorangan maupun
kelompok.
Tabel 27 Tabel Indikator Kinerja Utama
Tahun 2018
Indikator Kinerja
Utama
Target Realisasi Capaian
Jumlah kegiatan penggalangan terhadap perorangan maupun
16 Giat 14 Giat 87%
TargetRealisasi
Capaian
2100
1554
74
2100
1432
68
2017 2018
30 Bab I Pendahuluan
kelompok
Dari tabel tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa dalam Tahun 2018 Polres Enrekang
menargetkan Jumlah kegiatan penggalangan terhadap perorangan maupun kelompok
sebanyak 16 kegiatan, realisasi sebanyak 14kegiatan sehingga capaian sebesar87%.
Grafik 22
Grafik Capaian Indikator Kinerja Utama
Dari grafik diatas, dapat dijelaskan perbandingan capaian indikator kinerja Jumlah
kegiatan penggalangan terhadap perorangan maupun kelompok pada tahun 2017
target sebanyak 15 giat dan terealisasi juga 15 giat dengan capaian 100%, sedangkan
pada tahun 2018 realisasi sebanyak 16 giat dari 14 giat yang ditargetkan dengan
capaian 87%.
Kendala/masalah yang dihadapi sehingga tidak tercapai target yaitu adanya
pelaksanaan operasi mantap praja yang melibatkan banyak personel.
c) Jumlah jaringan intelijen yang dibina dan dibentuk dalam rangka
deteksi dini gangguan kamtibmas.
Tabel 28
Tabel Indikator Kinerja Utama Tahun 2018
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
0% 50% 100%
Target
Capaian
Target Realisasi Capaian
2017 2100 1554 74
2018 2100 1432 68
31 Bab I Pendahuluan
Jumlah jaringan intelijen yang dibina dan dibentuk dalam rangka deteksi dini gangguan kamtibmas
5 Pok 5 Pok 100%
Dari tabel tersebut diatas, dapat dijelaskan pada Tahun 2018 Polres Enrekang
menargetkan Jumlah jaringan intelijen yang dibina dan dibentuk dalam rangka deteksi
dini gangguan kamtibmas sebanyak 5 kelompok, realisasi 5 Kelompok dengan capaian
100%.
Grafik 23
Grafik Capaian Indikator Kinerja Utama
Dari grafik diatas, dapat dijelaskan perbandingan capaian indikator kinerja Jumlah
jaringan intelijen yang dibina dan dibentuk dalam rangka deteksi dini gangguan
kamtibmas pada tahun 2017 target sebanyak 8kelompok dan terealisasi juga
8kelompok dengan capaian 100%, sedangkan pada tahun 2018 realisasi sebanyak
5kelompok dari 5kelompok yang ditargetkan dengan capaian 100%.
d) Jumlah penyelidikan dan pengamanan intelijen yang dilaksanakan
dalam rangka deteksi dan identifikasi kegiatan masyarakat dan
organisasi radikal dan anti Pancasila.
e) Jumlah masyarakat yang terlayani untuk mendapatkan SKCK.
Target Realisasi Capaian
2100
1554
74
2100
1432
68
2017 2018
32 Bab I Pendahuluan
Tabel 29 Tabel Indikator Kinerja Utama
Tahun 2018
Dari tabel tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa dalam Tahun 2018 Polres Enrekang
menargetkan Jumlah masyarakat yang terlayani untuk mendapatkan SKCK sebanyak
3.000 orangdan sampai akhir tahun 2018 Jumlah masyarakat yang terlayani untuk
mendapatkan SKCK mencapai 5.312 orang melebihi dari target yang sudah ditetapkan
sehingga capaiannya 177%.
Tabel 30 Tabel Indikator Kinerja Utama
Data masyarakat yang terlayani untuk mendapatkan SKCKTahun 2016/2018
No Uraian Target Realisasi Capaian
1 2
TAHUN 2017
TAHUN 2018
3.000 Org
3.000 Org
4.400 Org
5.312 Org
147%
177%
Grafik 25
Grafik Capaian Indikator Kinerja Utama
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
Jumlah masyarakat yang terlayani untuk mendapatkan SKCK
3.000 Orang 5.312 Orang 177%
33 Bab I Pendahuluan
Dari tabel dan grafik diatas, dapat dilihat data perbandingan Jumlah masyarakat yang
terlayani untuk mendapatkan SKCK pada tahun 2017 dan tahun 2018 mengalami
peningkatan. Pada tahun 2018 dengan realisasi 5.312 orang dari target sebanyak 3.000
orang dengan capaian 177%, sedangkan pada tahun 2017 realisasi sebanyak 4.400
orang dari target 3.000 orang capaian 147%
6. Sasaran Strategis, Tergelarnya Bhabinkamtibmas di seluruh desa / kelurahan dalam rangka implementasi Polmas dan melakukan deteksi dini terhadap potensi gangguan keamanan dan gejolak sosial masyarakat, Dengan indikator capaian kinerja antara lain;
a. Jumlah penempatan 1 (satu) Bhabinkamtibmas di setiap desa/kelurahan
secara bertahap. Tabel31
Tabel Indikator Kinerja Utama
Jumlah penempatan 1 (satu) Bhabinkamtibmas di setiap desa/kelurahan secara bertahap.
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Jumlah kelurahan/desa di kabupaten
Enrekang sebanyak 129 sehingga ditargetkan jumlah Bhabinkamtibmas sebanyak 129
0
1000
2000
3000
TargetRealisasi
Capaian
2100
1554
74
2100
1432
68
2017 2018
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
Jumlah penempatan 1 (satu) Bhabinkamtibmas) di setiap desa/kelurahan secara bertahap
129 Org 55 Org 43%
34 Bab I Pendahuluan
pada tahun 2018 realisasi jumlah Bhabinkamtibmas sebanyak 55sehingga capaian
43%.
Tabel 32 Rekapitulasi Data Komunitas Bhabinkamtibmas di Satker Jajaran
Polres Enrekang tahun 2018
NO POLSEK
JUMLAH
DESA / KEL
BHABINKAMTIBMAS BIN
DESA/KEL RANGKAP JUMLAH
1 Polsek Maiwa 28 - 10 10 2 Polse Cendana 7 - 3 3 3 Polsek Enrekang 18 2 8 10 4 Polsek Anggeraja 15 - 7 7 5 Polsek Alla 19 - 8 8 6 Polsek Baraka 23 - 9 9 7 Polsek Malua 8 - 4 4 8 Polsek Curio 11 - 4 4
JUMLAH 129 2 53 55
Berdasarkan tabel tersebut di atas berdasarkan luas wilayah dimana Kecamatan
Enrekang dan Maiwa menempatkan jumlah yang paling banyak ditempatkan personil
Bhabinkamtibmas dengan jumlah 10 Personil, Kec. Baraka dengan 9 Personel, Alla 8
Personil, Kec. Anggeraja 7 personil, Kec. Malua dan Curio 4 Personil dan Kec.
Cendana 3 Personil.
Grafik 28
Grafik Capaian Indikator Kinerja Utama
35 Bab I Pendahuluan
Dari table dan Grafik tersebut diatas menunjukkan bahwa jumlah kebutuhan
Bhabinkamtibmas di Polres Enrekang untuk mencukupi penempatan 1
bhabinkamtibmas untuk 1 kelurahan/desa belum mencukupi, realisasi sampai tahun
2018 sebanyak 23 bhabinkamtibmas dengan capaian 41,8%, sementara dibutuhkan
sebanyak 55 bhabinkamtibmas atau masih kurang sebanyak 32 orang (58,2%).
b) Jumlah kegiatan bimbingan dan penyuluhan Polres.
Tabel 33 Tabel Indikator Kinerja Utama
Jumlah kegiatan bimbingan dan penyuluhan Polres .
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
Jumlah\kegiatan bimbingan dan penyuluhan Polres.
248Giat 413Giat 166%
Dari table tersebut di atas menunjukkan bahwa Jumlah kegiatan bimbingan dan
penyuluhan yang dilaksanakan oleh Satuan Binmas Polres Enrekang bekerjasama
dengan Bhabinkamtibmas realisasi 248 giat dari target 413kegiatan dengan pencapaian
166%.
Tabel 34 Jumlah kegiatan bimbingan dan penyuluhan Polres Tahun 2018
0123456789
10
10
3
10
78
9
4 4
Desa/Kelurahan
36 Bab I Pendahuluan
NO SATKER
JML GIAT BINLUH POLRES
BINLUH MASYARAKAT
BINLUH NARKOBA
BINLUH SANTRI
BINLUH QUICK WINS
PROG I
BINLUH QUICK WINS
PROG III
JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
1
POLRES ENREKANG
95 52 43 173 50 413
Pencapaian kegiatan bimbingan dan penyuluhan Polres terbagi 5 kegiatan yakni
kegiatan bimbingan dan penyuluhan masyarakat sebanyak 95 giat, kegiatan bimbingan
dan penyuluhan narkoba sebanyak 52 giat, kegiatan penyuluhan oleh Santri Polri
sebanyak 43 giat, Quick Wins program I Penertiban dan penegakan hukum bagi
organisasi radikal dan anti pancasila sebanyak 173 giat serta kegiatan penyuluhan
Quick Wins Program III Aksi nasional pembersihan preman dan premanisme sebanyak
50 giat.
Grafik 29
Grafik Capaian Indikator Kinerja Utama
Grafik diatas menunjukkan perbandingan kegiatan bimbingan dan penyuluhan Polres
yang dilaksanakan pada tahun 2017 yakni realisasi sebanyak 606 giat dan pada tahun
2018 realisasi sebanyak 413 giat.
c) Jumlah kegiatan bimbingan dan penyuluhan Polsek jajaran.
Tabel 35 Tabel Indikator Kinerja Utama
Target Realisasi Capaian
2100 1554 74
2100 1432 68
2017 2018
37 Bab I Pendahuluan
Jumlah kegiatan bimbingan dan penyuluhan Polsek jajaran.
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
Jumlah kegiatan bimbingan dan penyuluhan Polsek.
368Giat 368Giat 100%
Dari table tersebut di atas menunjukkan bahwa Jumlah kegiatan bimbingan dan
penyuluhan yang dilaksanakan oleh Polsek jajaran Polres Enrekang realisasi 368
kegiatan dengan pencapaian 100% dari target sebesar 368 kegiatan dalam 1 tahun.
Tabel 36 Jumlah kegiatan bimbingan dan penyuluhan Polsek jajaran Tahun
2018
NO UNIT SATKER
JML GIAT BINLUH POLSEK JAJARAN
BINLUH MASYARAKAT BINLUH NARKOBA JUMLAH
1 2 3 4 5 1 POLSEK MAIWA 36 10 46 2 POLSEK CENDANA 36 10 46 3 POLSEK ENREKANG 36 10 46 4 POLSEK ANGGERAJA 36 10 46 5 POLSEK BARAKA 36 10 46 6 POLSEK ALLA 36 10 46 7 POLSEK MALUA 36 10 46 8 POLSEK CURIO 36 10 46
JUMLAH 288 80 368
Pencapaian kegiatan bimbingan dan penyuluhan Polsek jajaran terbagi 2 kegiatan
yakni kegiatan bimbingan dan penyuluhan masyarakat sebanyak 288 giat serta
kegiatan bimbingan dan penyuluhan narkoba sebanyak 80 giat.
Grafik 30
Grafik Capaian Indikator Kinerja Utama
38 Bab I Pendahuluan
Grafik diatas menunjukkan perbandingan kegiatan bimbingan dan penyuluhan Polsek
jajaran yang dilaksanakan pada tahun 2017 yakni realisasi sebanyak 368 giat dan pada
tahun 2018 realisasi sebanyak 368 giat.
d) Pencapaian sasaran kegiatan operasi binmas yang dilaksanakan
Tabel 37 Tabel Indikator Kinerja Utama
Tahun 2018
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
Pencapaian sasaran kegiatan operasi Binmas yang dilaksanakan
2 Giat 2 Giat 100%
Dari tabel tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa dalam Tahun 2018 Polres Enrekang
menargetkan sebanyak 2 kegiatanoperasi binmas yang dilaksanakanterealisasi 2
kegiatan dengan pencapaian 100%.
Tabel 38 Operasi Binmas yang dilaksanakan Tahun 2018
No Operasi Binmas yang
dilaksanakan Kuat Pers Waktu Sasaran
0
100
200
300
400
Masyarakat Narkoba Realisasi
2017
2018
39 Bab I Pendahuluan
1
2
Operasi BINA KUSUMA Operasi BINA WASPADA
28
35
14 Mei s/d 27September2018
(14 Hari) 22Oktobers/d
04November 2018 (14 Hari)
Pelaku / kelompok / organisasi premanisme Ideologi radikal, terorisme, kelompok fanatik keagamaan
Dari tabel diatas menunjukkan kegiatan operasi binmas yang dilaksanakan oleh Polres
Enrekang yaitu Operasi BINA KUSUMA dengan jumlah personil sebanyak 28
orang.Satgas Intelijenmelaksanakan deteksi dini dan pendataan pelaku kejahatan
premanisme, geng motor, judi, minuman keras dan kejahatan yang meresahkan
masyarakat. Satgas Binluh melakukan pembinaan dan penyuluhan terhadap kelompok
pemuda/remaja dengan sasaran tempat-tempat yang dianggap rawan yakni terminal,
pasar, sekolah-sekolah, tempat wisata serta wilayah-wilayah yang tingkat
kerawanannya tinggidan Operasi BINA WASPADA dengan jumlah kekuatan personil 35
orang. Satgas Intelijen melaksanakan kegiatan penyelidikan / identifikasi dan
pendataan terhadap lokasi yang dicurigai sebagai tempat penyebaran faham
radikalisme, Satgas Binluh memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk
meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.
Grafik 31
Grafik Capaian Indikator Kinerja Utama
Grafik diatas menggambarkan perbandingan pencapaian pelaksanaan Operasi Binmas
yang dilaksanakan pada tahun 2017 yakni 100% sedangkan pada tahun 2018
pencapaian 100%.
2017
20180
2000
4000
TargetRealisasi
Capaian
2017
2018
40 Bab I Pendahuluan
e) Jumlah FKPM yang terbentuk dalam menciptakan iklim keamanan di masyarakat
Tabel 39
Tabel Indikator Kinerja Utama Tahun 2018
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian Jumlah FKPM yang terbentuk dalam menciptakan iklim keamanan di masyarakat
120 Kelompok
112 Kelompok 93%
Dari tabel tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa dalam Tahun 2018jumlah FKPM
yang terbentuk sebanyak 112 kelompok yang ditargetkan sebesar 120 kelompok.
Dengan demikian pencapaian kinerja 93%
Grafik 32
Grafik Capaian Indikator Kinerja Utama
Dari grafik diatas dapat dijelaskan perbandingan jumlah FKPM pada tahun 2017
dimana ditargetkan sebanyak 120 kelompok dapat terealisasi 107 kelompok sehingga
dapat terealisasi 89% sedangkan untuk tahun 2018 terdapat peningkatan jumlah
terbentuknya FKPM dimana dapat terealisasi sebanyak 112 kelompok dari target 120
kelompok sehingga capaniannya meningkat menjadi 93%.
7. Sasaran strategis, Terjaminnya keamanan, keselamatan, ketertiban dan
kelancaran lalu lintas barang dan orang di wilayah Polres Enrekangdengan
indikator capaian kinerja antara lain;
TargetRealisasi
Capaian
2100
1554
74
2100
1432
68
2017 2018
41 Bab I Pendahuluan
a. Persentase penurunan terjadinya kecelakaan lalu lintas
Tabel40 Tabel Indikator Kinerja Utama
Jumlah kecelakaan lalu lintas yang ditangani Polres Enrekang
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
Jumlah kecelakaan lalu lintas yang ditangani Polres Enrekang
100 Kasus 85 Kasus 85%
Dari tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa dalam Tahun 2018 Polres Enrekang
menargetkan jumlah terjadinya kecelakaan lalu lintas diwilayah Polres Enrekang
sebanyak 100 kasus dimana kasus laka lantas yang ditangani sebesar 85 kasus
sehingga capaiannya sebesar 85%.
Table 42
Perbandingan Data Laka Lantas tahun 2017 - 2018
N0 KESATUAN Jumlah laka lantas
2017 2018 Trend
1 POLRES ENREKANG 80 Kasus 85 Kasus 5 Kasus
Grafik 33 Kecelakaan Lalu Lintas tahun 2017 dan tahun 2018
42 Bab I Pendahuluan
Dari tabel dan grafik diatas menunjukkan data jumlah laka lantas
yang terjadi mengalami peningkatan dimana pada tahun 2017 terjadi
80 kasus kecelakaan sedangkan untuk tahun 2018 terjadi 85 kasus
kecelakaan sehingga mengalami peningkatan trend sebanyak 5
kasus.
b. Persentase penurunan terjadinya pelanggaran lalu lintas
Table 43 Tabel Indikator Kinerja Utama
Jumlah pelanggaran lalu lintas yang dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
Jumlah pelanggaran lalu lintas yang dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas
2.100 Pelanggar
1.432 Pelanggar
68%
Dari tabel tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa dalam Tahun 2018 Polres Enrekang
menargetkan jumlah pelanggar lalu lintas diwilayah Polres Enrekang sebanyak
2.100dan terjadi pelanggaran sebanyak 1.432 sehingga capaian sebesar 68%.
Tabel 44
21001554
74
2100
1432
680
1000
2000
3000
4000
5000
Target Realisasi Capaian
2018
2017
43 Bab I Pendahuluan
Perbandingan Jumlah pelanggaran Lalu Lintas tahun 2017 - 2018
KESATUAN DATA GAR LANTAS SELISIH
2017 2018 ANGKA %
POLRES ENREKANG 1.554 1.432 122 92%
Grafik 34
Pelanggaran Lalu Lintas tahun 2017-2018
Pada umumnya tingkat kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas masih kurang.
Peran aktif Sat lantas Polres Enrekang telah melaksanakan upaya pemecahan masalah
pelanggaran lalu lintas, dengan melaksanakan kegiatan antara lain :
a. melaksanakan kemitraan denganDinas terkait/pemerhati lantas dalam rangka
menggelorakan slogan jadilah pelopor keselamatan berlalu lintas dan budayakan
keselamatan sebagai kebutuhanuntuk mencegah pelanggaran/ laka lantas
(pasang spanduk, biilboard, balon udara, banner, bagikan brosur yg berisikan
himbauan tertib lalin);
b. meningkatkan giat dikmas lantas melalui giat police goes to campus/school.
c. Persentase penurunan tingkat fatalitas korban laka lantas meninggal
dunia
0
500
1000
1500
2000
2500
Target Realisasi Capaian
2100
1554
74
2100
1432
68
2017 2018
44 Bab I Pendahuluan
Tabel 45
Tabel Indikator Kinerja Utama
Terlaksananya kegiatan rekayasa lantas untuk menurunkan titik rawan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
Terlaksananya kegiatan rekayasa lantas untuk menurunkan titik rawan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas
24 Giat 22 Giat 92%
Dari tabel tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa dalam Tahun
2018 Polres Enrekang menargetkan kegiatan rekayasa lantas
sebanyak 24 Giat dan terealisasi sebanyak 24 giat sehingga
capaiannya sebesar 100%. Hal ini bertujuan untuk menurunkan
tingkat kecelakaan lalu lintas.
Tabel 46 Rekapitulasi kegiatan rekayasa Lantas tahun 2017-2018
NO WILAYAH KORBAN LAKA LANTAS MD
2017 2018
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
MAIWA CENDANA ENREKANG ANGGERAJA BARAKA ALLA MALUA CURIO
2 3 5 4 1 7 0 0
2 3 5 4 3 7 0 0
JUMLAH 22 24
45 Bab I Pendahuluan
Grafik 35 Rekapitulasi kegiatan rekayasa Lantas tahun 2017-2018
Dari table dan grafik tersebut diatas menunjukkan bahwa untuk mengurangi angka
kecelakaan dan kemacetan di wilayah Polres Enrekang satual lalu lintas melakukan
rekayasa lantas di beberapa kecamatan dimana perbandingan jumlah kegiatan yang
dilaksanakan pada tahun 2017 sebanyak 22 giat dimana ditargetkan sebesar 24 giat
sedangkan untuk tahun 2018 dilaksanakan sebanyak 24 kegiatan dari target 24
kegiatan sehingga capaiannya 100%.
8. Terlindunginya rasa aman masyarakatdari 4 (empat) jenis kejahatan (kejahatan
konvensional, kejahatan terhadap kekayaan negara, kejahatan transnasional dan
kejahatan berimplikasi kontinjensi)dengan indikator capaian kinerja antara lain;
a) Prosentase penurunan terjadinya kasus tindak pidana.
Tabel 47
Tabel Indikator Kinerja Utama
0
2
4
6
8
2 35
4
1
7
0 0
2 35
43
7
0 0
2017 2018
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian Prosentase pengungkapan dan penyelesaian tindak pidana umum.
90% 84% 93%
46 Bab I Pendahuluan
Tahun 2018
Dari tabel tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa pada Tahun 2018 Polres Enrekang
menargetkan Prosentse pengungkapan dan penyelesaian tindak pidana umum sebesar
84% dari jumlah target 90% sehingga capaian kegiatannya sebesar 93%.
Table 48
Prosentase penyelesaian kasus tindak pidanaumum Tahun 2017 - 2018
NO KESATUAN THN 2017 THN 2018
TREND % PENYELESAIAN
JTP JPTP % JTP JPTP %
1 Polres Enrekang 250 176 70% 137 115 84% 14%
Grafik 36
Prosentase pengungkapan dan penyelesaian tindak pidana
umum
Tahun 2017–2018
Dari tabel dan grafik diatas, dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2018 terjadi penurunan
jumlah penanganan tindak pidana dibandingkan pada tahun 2017, hal ini merupakan
suatu keberhasilan terhadap pencapaian indikator kinerja yang menargetkan akan
menurunkan jumlah tindak pidana pada tahun 2018sebanyak 113 kasus (85%).
2017 2018
250
137
JTP
47 Bab I Pendahuluan
b) Prosentse pengungkapan dan penyelesaian kasus tindak pidana Narkoba.
Tabel 49 Tabel Indikator Kinerja Utama
Tahun 2018
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
Prosentse pengungkapan dan penyelesaian kasus tindak pidana Narkob
90% 100% 111%
Dari tabel tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa pada Tahun 2018 Polres Enrekang
menargetkan Prosentase pengungkapan dan penyelesaian kasus tindak pidana
Narkoba sebesar dari yang ditargetkan sebesar 90%dan terealisasi sebesar 100%
sehingga capaian kegiatannya yaitu sebesar 111%.
Table 50 Prosentase pengungkapan dan penyelesaian kasus tindak pidana Narkoba
Tahun 2017 - 2018
NO KESATUAN THN 2017
THN 2018 TREND %
PENYELESAIAN JMLH KSS
SELESAI % JMLH KSS
SELESAI %
1 Polres Enrekang
9 9 100% 11 11 100% 0 %
48 Bab I Pendahuluan
Grafik 37 Prosentase pengungkapan dan penyelesaian kasus tindak
pidana Narkoba
Tahun 2017–2018
c) Prosentse pengungkapan dan penyelesaian kasus tindak pidana korupsi.
Tabel 51 Tabel Indikator Kinerja Utama
Tahun 2018
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
Prosentase pengungkapan dan penyelesaian kasus tindak pidana korups
80% 100% 125%
Dari tabel tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa pada Tahun 2018
Polres Enrekang menargetkan Prosentse pengungkapan dan
penyelesaian kasus tindak pidana korupsi sebesar 80 % atau dari1
kasus yang menjadi target akan diselesaikan sebanyak 1 kasus pada
tahun 2018.Jumlah laporan tindak pidana korupsi yang diterima 1
kasus, Realisasi penyelesaian yang dicapai sebanyak 1 kasus
(100%) yang berhasil di selesaikan dan diungkap, dengan capaian
125 %.
0
0.5
1
Target Realisasi
2017
2018
49 Bab I Pendahuluan
Table 52 Rekapitulasi Data Jumlah TP korupsidan Penyelesaiannya
NO URAIAN 2017 2018
1 Target 1 1 2 Penyelesaian 1 1 3 Presentase penyelesaian 100 % 100 %
Grafik 40
Penyelesaian kasus Tindak Pidana korupsitahun 2017-2018
Dari penjelasan tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa penyelesaian Kasus tindak
Pidana korupsiditahun 2018 mengalami tidak mengalami peningkatankasus dari tahun
2017 yakni 1 kasus. Namun meskipun demikian pencapaian indikator kinerja utama
yakni 100% karena dari 1 kasus yang ditargetkan telah terealisasi sebanyak 1 kasus.
9) Tersusun dan terimplementasikannya SOP tentang standar pelayanan
publik yang unggul dalam rangka menyelenggarakan fungsi Polres
Enrekang yang good governance dan good government.
a) Jumlah ruang pelayanan publik yang dilengkapi fasilitas / sarana
prasarana
Target Selesai
2
1
2
1
2016 2017
50 Bab I Pendahuluan
Tabel 53 Tabel Indikator Kinerja Utama
Tahun 2018
Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian
Jumlah ruang pelayanan publik yang dilengkapi fasilitas / sarana prasarana
1 Satpas 1 Satpas 100%
Dari tabel tersebut diatas, dapat dijelaskan pada Tahun 2018 Polres Enrekang
menargetkan Jumlah ruang pelayanan publik yang dilengkapi fasilitas / sarana
prasarana sebanyak 1 Satpas, realisasi 1 Satpas dengan capain 100%.
Grafik 41
Target dan Realisasi Tahun2018
Grafik 42
Grafik Capaian Indikator Kinerja Utama
0
0.5
1
Target
Realisasi
2017
51 Bab I Pendahuluan
Tabel 54 Penambahan Fasilitas/sarana prasarana pada Ruang Pelayanan
Publik Tahun 2018
NO KESATUAN Penambahan T.A.
2018 Ket
1 Polres Enrekang 1 Ruangan Press Confrence
Dari tabel dan grafik tersebut diatas menjelaskan adanya penambahan ruangan press
Confrence untuk kegiatan wartawan yang ingin mendapatkan informasi dari Polres
Enrekang yang ditargetkan 1 Ruangan dapat terealisasi 1 ruangan sehingga capaian
indikator kinerja utama yang menunjukkan pencapaian 100%.
Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia Polri pada Polres
Kepolisian Resort (Polres Enrekang) merupakan satuan pelaksana utama kewilayahan
yang berada di bawah Kapolres. Polres bertugas menyelenggarakan tugas Polri pada
tingkat kewilayahan tingkat II seperti Kab/Kota. Polres merupakan perpanjangan tangan
langsung dari Polda Sulsel. Polres dipimpin oleh Kepala Kepolisian Resort (Kapolres),
yang bertanggung jawab kepada Kapolda. Kapolres dibantu oleh Wakil Kapolres
(Wakapolres) Untuk melaksanakan tugas tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor
0
0.5
1
TargetRealisasi
11
1 1
2017 2018
52 Bab I Pendahuluan
2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Polri diberi kewenangan
antara lain:
1. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli terhadap kegiatan
masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan;
2. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan ketertiban dan
kelancaran berlalu lintas di jalan;
3. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi, kesadaran hukum serta
ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;
4. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional;
5. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum;
6. Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap Kepolisian
khusus, Penyidik Pegawai Negeri Sipil, dan bentuk pengamanan swakarsa;
7. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai
dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya;
8. Menyelenggarakan indentifikasi Kepolisian, kedokteran Kepolisian, laboratorium
forensik dan psikologi Kepolisian untuk kepentingan tugas Kepolisian;
9. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan hidup
dari gangguan ketertiban dan/atau bencana, termasuk memberikan bantuan dan
pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia;
10. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh
instansi dan atau pihak yang berwenang;
11. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingan dalam
lingkungan tugas Kepolisian;
12. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
dalam pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan peraturan Pemerintah.
Agar pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan perannya tersebut dapat berjalan dengan
efektif dan efisien, maka wilayah Kabupaten Enrekang dibagi dalam daerah hukum
menurut kepentingan pelaksanaan tugas Polri pada Polres Enrekang. Wilayah hukum
Kepolisian Resort Enrekang dibagi secara berjenjang mulai tingkat Kabupaten yang
53 Bab I Pendahuluan
disebut dengan Polres Enrekang yang wilayah kerjanya meliputi seluruh daerah
Kabupaten Enrekang yang dipimpin oleh seorang Kapolres yang bertanggung jawab
kepada Kapolda, di tingkat Kecamatan ada Kepolisian Sektor yang disebut dengan
Polsek dengan pimpinan seorang Kapolsek yang bertanggung jawab kepada Kapolres,
dan di tingkat Desa atau Kelurahan terdapat Bhabinkamtibmas yaitu seorang Brigadir
Polisi yang bertugas membina kemanan dan ketertiban masyarakat di wilayah
Desa/Kelurahan.
Dalam perkembangannya, pegelolaan SDM Polri pada Polres Enrekang masih memiliki
banyak kendala. Hal ini diakibatkan cakupan tugas dan layanan Polres yang sangat
luas mengakibatkan tuntutan masyarakat terhadap kinerja Polri pada Polres menjadi
sangat tinggi. Dengan cakupan tugas yang sedemikian luas, dan wilayah cakupan
layanan yang meliputi daerah hukum pada Polres Enrekang Tersebut mengakibatkan
Polri secara kuantitas sangat kurang. Keberadaan Polisi masih belum dapat digantikan
dengan teknologi, walaupun fungsi patroli sedikit demi sedikit mulai digantikan dengan
kamera CCTV yang disebar pada titik-titik rawan kota dan dikontrol di Command Centre
Polres Enrekang
Kondisi Keamanan Wilayah dan Peran Institusi Polri pada Polres
Sebelum lebih jauh membahas mengenai kondisi keamanan wilayah serta peran dari
institusi Polri pada Polres Enrekang, maka terlebih dahulu dipahami dengan batasan
yang jelas mengenai kemanan itu sendiri. Keamanan yang asal katanya aman adalah
suatu kondisi yang bebas dari segala macam bentuk gangguan dan hambatan.
Sedangkan pengertian Ketertiban adalah suatu keadaan di mana segala kegiatan dapat
berfungsi dan berperan sesuai ketentuan yang ada. Pengertian Kamtibmas menurut
Pasal 1 Undang-undang Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002
disebutkan bahwa pengertian Kamtibmas adalah: Keamanan dan ketertiban
masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat
terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainnya tujuan
54 Bab I Pendahuluan
nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum,
serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta
mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan
menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan
lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.
Kepolisian Resor Enrekang merupakan satuan pelaksana utama Kewilayahan yang
berada di bawah Kapolda. Polres bertugas menyelenggarakan tugas Polri pada tingkat
kewilayahan tingkat II seperti Kab/Kota. Secara lingkup kewilayahan, Kabupaten
Enrekang memiliki daerah teritoarial yang cukup luas. Kabupaten Enrekang memiliki
luas wilayah ± 1.786.01 km2. Yang secara astronomis Kabupaten Enrekang terletak di 3
3º 14' 36””- 3º 50” 00 Lintang Selatan dan 119°40' - 120' 06,33 Bujur Timur. Dan
berada pada ketinggian 442 m dpl.Kabupaten Enrekang berbatasan dengan Tanah
Toraja disebelah timur berbatasan dengan kab.Luwu dan Sidrap disebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Pinrang,terdiri dari 129 Desa/Kelurahan dan 12
Kecamatan, secara topografi wilayah kabupaten enrekang terbagi atas wilayah
perbukitan karst (Kapur) yang terbentang dibagian utara dan tengah lembah lembah
yang curam,sungai serta tidak mempunyai wilayah pantai,Posisi geografis ini secara
langsung memberikan dampak positif terhadap kehidupan masyarakat Kabupaten
Enrekang bisa memanfaatkan letak strategis tersebut untuk meningkatkan ekonomi,
yaitu dengan menjadi poros perdagangan sebagai kawasan agrobisnis . Dengan luas
wilayah Kabupaten Enrekang yang sedemikian besar dan letak geografis yang strategis
maka Polri pada Polres Enrekang selaku pemegang mandat untuk menjaga keamanan
dan ketertiban nasional memiliki tugas yang cukup berat.
Iklim di wilayah Kabupaten Enrekang yang tercatat dalam Stasiun Klimatologi Kelas 1
Panakukang (Makassar) bahwa rata-rata temperatur sepanjang tahun berkisar 26,5⁰C –
27,1⁰C dan curah hujan rata-rata 1.000 mm sampai 1.500 mm pertahun.
55 Bab I Pendahuluan
tanah Adapun bencana yang paling banyak terjadi adalah puting beliung di posisi kedua
terbanyak adalah banjir baru longsor, kebakaran hutan dan lahan kemudian disusul
gempa bumi.
Gambar 2 Trend kejadian bencana 5 tahun terakhir pada Provinsi Kabupaten Enrekang
Sumber: bnpb.go.id
Gambar 3 Tabel kejadian bencana 5 tahun terakhir
pada Provinsi Kabupaten Enrekang
56 Bab I Pendahuluan
Berdasarkan sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).Khususnya
Kabupaten Enrekang bonus demografi yang dimiliki ini juga harus dipikirkan agar tidak
sampai menjadi bencana demografi dimana pada tahun 2020 dan tahun
2025Dependency ratio(%) mencapai 51,3 % dan 50,4% ini menunjukkan penurunan
angka ketergantungan atau beban ketergantungan besarnya penduduk golongan umur
produktif yang dapat menghasilkan barang dan jasa ekonomi. Pemerintah harus
menyiapkan lapangan pekerjaan yang layak agar warga di usia produktifnya tidak jadi
pengangguran intelektual. Adanya bonus demografi yang telah disampaikan
sebelumnya berimplikasi pada sektor pertahanan dan keamanan, (1) dari segi kuantitas
SDM dapat dimanfaatkan oleh sektor pertahanan dan keamanan seperti SDM di Polri,
(2) meningkatnya usia produktif dapat berimplikasi pada peningkatan fiskal anggaran
pertahanan,(3) adanya ancaman kriminalitas yang semakin tinggi akibat dari
meningkatnya penduduk produktif namun tidak diimbangi dengan lapangan kerja yang
memadai, (4) tingkat keamanan dapat terganggu apabila tidak diimbangi dengan
kemampuan dan kapasitas penegak hukum yang ada.
Gambar 4 Proyeksi komposisi penduduk Kabupaten Enrekang dalam Piramida
57 Bab I Pendahuluan
pada tahun 2020 s/d tahun 2025
Sumber: BPS Indonesia Population Projection 2010-2035
Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia (SDM), dimana Polri pada Polres
Enrekang telah menetapkan rasio Polisi dibanding jumlah penduduk 1:575 saat ini
jumlah personil Polres Enrekang telah mencapai 347 dan jumlah penduduk sebanyak
8.520.304 jiwa, apabila polisi dibandingkan dengan jumlah penduduk rasio 1:469 maka
Polres Enrekang sudah mencapai rasio Polisi yang telah ditetapkan oleh Polri. Polres
Enrekang berusaha melakukan upaya-upaya peningkatan kualitas dan kuantitas guna
menghadapi segala tuntutan tugas Polri dan pemenuhan personil mendekati DSP.
Strategi yang dilaksanakan ialah penambahan personil Polres Enrekang dengan
mengutamakan putra daerah (prinsip local boy for local job). Rekrutmen yang dilakukan
Polres Enrekang untuk menjaring calon-calon yang berkualitas baik secara
kesamaptaan jasmani, moral kepribadian, maupun intelektual, melalui proses werving
yang dilakukan secara proporsional, bersih, transparan dan objektif serta akuntabel
dengan melibatkan pihak luar sebagai pengawas.
Pada bidang pembangunan sarana dan prasarana, sejalan dengan arah kebijakan
Polres Enrekang dalam meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat melalui
penanggulangan kriminalitas secara profesional, bermoral dan modern, serta
58 Bab I Pendahuluan
menjunjung tinggi HAM, Polres Enrekang telah berupaya melakukan pemenuhan
sarana
dan prasarana Polres Enrekang, dengan mengusulkan pembangunan sarana dan
prasarana kepolisian yang soft power dan tidak melanggar HAM; mengoptimalkan
Layanan Contact Centre 110; pengusulan penambahan ranmor operasional maupun
ranmor khusus; melakukan pengusulan pengadaan peralatan Dalmas, diantaranya
security barrier dan kendaraan taktis berupa APC dan AWC, mobil sound sistem;
pengusulan pembangunan fasilitas kepolisian dalam upaya mendekatkan Polisi dengan
masyarakat dengan dibangunnya beberapa Polsek,termasuk peningkatan tipologi
Polsek dan Polsubsektor. Sedangkan dalam pengadaan barang dan jasa Polres
Enrekang pelaksanaannya dengan menggunakan LPSE/ E-procurement.
Di bidang pelayanan publik, Polres Enrekang telah melakukan perbaikan sistem dan
prosedur layanan dasar Kepolisian, antara lain SIM, STNK, BPKB, SP2HP, SKCK.
Sistem pelayanan tersebut terus dibenahi untuk menunjang perang Polri hadir di
tengah-tengah masyarakat dalam memberikan pelayanan prima. Salah satunya adalah
layanan SKCK Online, perpanjangan SIM online dan perpanjangan STNK mobile di
tempat-tempat umum dan lokasi perbelanjaan.
Selain keberhasilan tersebut diatas, selama tahun 2015 sampai dengan tahun 2019,
Polres Enrekang masih menghadapi beberapa tantangan, dibidang operasional antara
lain permasalahan konflik sosial masih terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Enrekang
yang memerlukan penanganan secara serius,komprehensif dan berkesinambungan.
Sementara itu dalam upaya menanganipotensi konflik sosial yang berkembang seperti:
masalah agraria, sengketa sumber daya alam, terjadinya saling hina,bahkan mengarah
kepada penganiayaan, pembakaran,pengrusakan dan perkelahian antar kelompok
yang lebih luas sehingga menimbulkam ketidak percayaan terhadap aparat
penegakhukum danpemerintah.dan lain sebagainya, penanganannya belum optimal
karena belum terwujudnya sinergi polisional dengan beberapastake holders yang
terkait.
59 Bab I Pendahuluan
Polres Enrekang kedepan akan menghadapi derasnya arus globalisasi semakin
mendorong terjadinya pergeseran nila-nilai dan budaya bangsa ke arah global, yang
berdampak pada berkembangnya perilaku-perilaku negatif seperti individualistis,
materialistis, konsumtif dan hedonistis yang sangat berpengaruh pada terjadinya konflik
sosial antar kelompok masyarakat dan seiring dengan berkembangnya lingkungan
strategis yang berdampak pada meningkatnya potensi ancaman dan gangguan
keamanan dalam bentuk kejahatan konvensional, transnasional crime (kartel,
bioterorism, narcotika, cyber crime), berita bohong ( hoax ), kejahatan merugikan
kekayaan negara dan kejahatan yang berimplikasi kontinjensi, serta adanya tuntutan
masyarakat terhadap profesionalisme Polri, maka tugas Polri pada Polres Enrekang di
tahun 2020-2024 akan semakin berat.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
khususnya teknologi informasi dan komunikasi,sangat berpengaruh terhadap kondisi
kamtibmas yang tentunya berdampak pada operasionalisasi tupoksi Polri di lapangan,
sedangkan untuk menghadapi hal tersebut, kondisi peralatan Polri pada Polres
Enrekang yang ada saat ini dirasakan belum mampu mengimbangi perkembangan
tersebut. Masih adanya permasalahan-permasalahan sosial ditengah-tengah kehidupan
masyarakat yang berimbas kepada beberapa sektor kebijakan yang berpotensi
menimbulkankonflik, yang pada akhirnya berdampak padameningkatnya gangguan
kamtibmas di masyarakat.Selain itu, seiring perkembangan zaman, pergeseran nilai-
nilai sosial di masyarakat yang begitu cepat ternyata juga berdampak terhadap
berkembangnya gangguan kamtibmas.
Pada pelaksanaan Renstra IV (2020-2024), Penyelenggaraan pemerintahan
nasional maupun daerah yang terbentuk melalui pelaksanaan Pemilu 2019 (
Presiden / Wakil Presiden ), Propinsi Kabupaten Enrekang diwarnai oleh semakin
menguatnya tuntutan terhadap demokratisasi, penegakan hukum, penghormatan
terhadap HAM dan lingkungan hidup, serta masih ada sebagian kelompok
masyarakat yang belum mau menerima hasil Pemilu 2019 karena dianggap
inkonstitusional dengan memilih sikap oposisi maka, selaras dengan keinginan itu
untuk membangun politik, keamanan dan ketertiban masyarakat melalui
peningkatan kepercayaan publik dengan melakukan pembinaan terus menerus
60 Bab I Pendahuluan
mental dan disiplin anggota Polri pada Polres Enrekang, menyesuaikan kurikulum
pendidikan dan pelatihan untuk menghasilkan anggota Polri yang berwatak sipil,
tidak militeristik dalam tugas penegakan hukum dan Kamtibmas, melakukan evaluasi
perundang-undangan yang terkait dengan Polri dengan berbasis pada arah kebijakan
penataan Polri menjadi institusi profesional dan modern.
Untuk menghadapi situasi global, maka ada 4 aspek yang harus dijaga untuk menjaga
stabilitas dan kelanjutan kemajuan perekonomian. Yang pertama adalah aspek sektor
riil dengan indikator pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB). Kedua,
aspek Fiskal, yaitu APBN dan APBD meliputi penerimaan, belanja negara dan
pembiayaan. Ketiga, aspek moneter serta sektor keuangan. Keempat, aspek Neraca
Pembayaran yaitu keseimbangan eksternal antara perekonomian Indonesia dengan
dunia. Keempat aspek tersebut akan optimal menjaga stabilitas perekonomian jika
kondisi keamanan dan ketertiban nasional dan daerah tetap terjaga.
Dalam upaya menjalankan tugasnya, Polri banyak mengalami hambatan berupa
ancaman khususnya daerah hukum Kabupaten Enrekang ancaman ini secara nyata
mengganggu dinamika tugas Kepolisian Indonesia. Analisa terhadap lingkungan
strategis ini akan membahas mengenai ancaman yang dihadapi oleh Polri dalam
menjalankan tugasnya. Adapun beberapa komponen lingkungan eksternal yang akan
memberikan dampak besar bagi Polri pada Polda Kabupaten Enrekang dijabarkan
dibawah ini.
Narkoba
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain “Narkoba”,
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia adalah NAPZA yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan
Zat Adiktif lainnya. Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
61 Bab I Pendahuluan
sintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Undang-Undang tersebut juga mengatur tentang penggolongan
Narkotika dan zat-zat. Setiap zat dapat memberikan efek yang berbeda terhadap tubuh
yang dapat menyerang pada jantung, otak, tulang, pembuluh darah, paru-paru, system
syaraf, system pencernaan, dapat terinfeksi peyakit berbahaya menular seperti
HIV/AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC dan banyak dampak lainnya yang merugikan
manusia.
Penanganan permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba
memerlukan kerja keras dan keseriusan dari seluruh komponen masyarakat, bangsa
dan negara. Hal ini disebabkan permasalahan Narkoba merupakan kejahatan yang luar
biasa, terorganisir, tanpa batas (global), dan sudah multi etnis (melibatkan berbagai
suku bangsa). Korban penyalahgunaan Narkoba di Kabupaten Enrekang, tidak terbatas
pada kalangan kelompok masyarakat yang mampu, tetapi juga sudah merambah ke
kalangan masyarakat ekonomi rendah, termasuk para petani. Hal ini dapat terjadi
karena komoditi Narkoba memiliki banyak jenis, dari yang harganya paling mahal
hingga paling murah.
Mencermati perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba akhir-akhir
ini, telah mencapai situasi yang mengkhawatirkan, sehingga menjadi persoalan
kenegaraan yang mendesak. Korban penyalahgunaan Narkoba bukan hanya pada
orang dewasa, mahasiswa tetapi juga pelajar SMU sampai pelajar setingkat SD. Kaum
remaja menjadi salah satu kelompok yang rentan terhadap penyalahgunaan Narkoba,
karena selain memiliki sifat dinamis, energik, selalu ingin tahu. Mereka juga mudah
putus asa dan mudah dipengaruhi oleh pengedar yang berakibat jatuh pada masalah
penyalahgunaan Narkoba. Hal ini menjadi situasi yang mengkhawatirkan dikarenakan
dapat menyebabkan efek dan dampak negatif bagi pemakainya. Dampak yang negatif
itu sudah pasti merugikan dan sangat buruk efeknya bagi kesehatan mental dan fisik.
62 Bab I Pendahuluan
Meskipun demikian, terkadang beberapa jenis obat masih dipakai dalam dunia
kedokteran.
Semua istilah ini, baik “Narkoba” ataupun “Napza”, mengacu pada kelompok senyawa
yang umumnya memiliki resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar
kesehatan, Narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa
dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit
tertentu. Akan tetapi, dikarenanan zat ini dapat memberikan efek halusinasi serta
kurang kesadaran bagi pengunanya, dan berbahaya bagi tubuh, maka peredarannya
pun dilarang.
Kondisi yang labil serta mudahnya terpengaruh fear group menjadikan kelompok muda
kerap menjadi sasaran sindikat Narkoba untuk dimanfaatkan. Hal tersebut
menyebabkan ancaman yang cukup serius bagi ketahanan nasional. Masalah
penyalahgunaan dan perdagangan serta peredaran Narkoba dan obat-obatan terlarang
telah menjadi permasalahan global.
Bencana siap mengintai apabila angkatan kerja yang melimpah itu tidak berkualitas
baik. Penduduk usia produktif yang tidak berada dalam performa terbaiknya tentu akan
tersisih. Ketidaksiapan baik secara fisik dan mental akan membuat angkatan kerja
kesulitan bersaing. Ujung-ujungnya akan muncul permasalahan serius yaitu terjadinya
pengangguran besar besaran yang membebani negara dan daerah. Menghadapi
kondisi seperti ini maka upaya untuk senantiasa mengembangkan kemampuan bangsa
mempertahankan hidupnya (ketahanan bangsa) adalah sebuah keharusan, tanpa
kemampuan tersebut sebuah bangsa akan kalah dan bahkan mati sehingga lambat
laun akan dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa
dan negara.
Agar Indonesia khusunya propinsi Kabupaten Enrekang terhindar dari bencana
demografi karena sebaran Narkoba yang sedemikian massif kepada kalangan usia
produktif, tentunya perlu dilakukan berbagai upaya nyata yaitu yang dilakukan secara
massif juga. Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat. Keluarga juga
63 Bab I Pendahuluan
merupakan garda terdepan dalam melindungi anak dari pengaruh negatif. Dalam
keluarga lah pertama kali pembentukan karakter seorang anak dimulai. Oleh karena itu
upaya pencegahan Narkoba yang paling penting berawal dari keluarga. Ketika sudah
ditanamkan pondasi yang kuat kepada anak (baik berupa nilai agama, sosial dan ilmu
pengetahuan) maka kecenderungan anak untuk menyalahgunakan Narkotika akan
kecil.
Lingkungan masyarakat menjadi lingkungan selanjutnya yang menentukan perilaku
seorang anak. Dalam lingkungan masyarakat, anak akan bersosialisasi dengan
berbagai pihak, baik yang seumur maupun yang lebih dewasa ataupun yang lebih kecil
usianya. Ketika anak menemukan lingkungan yang kurang kondusif (misalnya banyak
terjadi penyalahgunaan Narkotika) maka dikhawatirkan anak tersebut akan terpengaruh
oleh lingkungan tersebut, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, disamping lingkungan
keluarga, lingkungan masyarakat juga perlu diberikan pemahaman akan bahaya dan
dampak dari penyalahgunaan Narkotika serta upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya penyalahgunaan Narkotika.
Terorisme
Terorisme masih berkembang dan menjadi ancaman tersendiri bagi keamanan dan
ketertiban nasional. Menurut Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2018, Terorisme
adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang
menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan
korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran
terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas
internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan. Bentuk
perkembangan dari terorisme itu sendiri, kini terorisme tidak hanya menjadikan
kehidupan politik sebagai sasarannya seperti pada awal kemunculannya. Sekarang ini
mulai merambah, merusak dan menghancurkan sendi-sendi kehidupan manusia yaitu
64 Bab I Pendahuluan
menurunnya kegiatan ekonomi dan terusiknya rasa kemanusiaan serta budaya
masyarakat yang dinilai berbeda dan bertentangan dengan ideologi, kepercayaan dan
haluan dari kelompok teroris.
Secara garis besar dapat dijelaskan tempat-tempat yang berpotensi menjadi serangan
teroris sebagi contoh, adalah sasaran yang terdapat banyak aktivitas Warga Negara
Asing dan mudah untuk dimasuki/diterobos serta pengamanannya tidak terlalu
ketat/longgar, seperti : tempat-tempat wisata, tempat-tempat makan/minum (Mc Donald,
Pizza Hut, KFC, kafe makanan ringan dan minuman karena orang lokal jarang kesana
dan mudah diterobos), tempat-tempat hiburan/olah raga (tempat pementasan tarian,
lapangan golf, diskotik, kebun binatang), tempat-tempat perbelanjaan, tempat-tempat
turun/naik kendaraan wisatawan, bandara, dan pelabuhan.
Permainan isu intoleransi, radikalisme dan terorisme justru bisa menciptakan ruang-
ruang inkubasi yang kondusif bagi kelompok intoleran dan radikal dalam melakukan
aksi kekerasan. Di sisi lain, masyarakat masih gampang terprovokasi dengan beragam
isu dan berita yang tidak benar. Pelaku aksi terror pada dasarnya selalu berkeinginan
untuk selalu menyebarkan kabar tidak benar, demi mencapai tujuan terornya.
Polri khusunya Polda Kabupaten Enrekang sebagai instansi yang bertugas untuk
menjaga keamanan dan ketertiban nasional telah melakukan upaya penuh dalam
membasmi teroris di Daerah Hukum Polres Enrekang pada upaya membantu dan
menfasilitasi Den AT Mabes Polri. Dengan disahkannya Undang-Undang RI Nomor 5
Tahun 2018, Polri bergerak lebih leluasa menangkap para teroris yang bersembunyi di
wilayah tanah air. Namun demikian, isu terorisme ini tetap harus menjadi perhatian
penting bagi segenap masyarakat, dan Polri khususnya. Mengingat gerakan terorisme
ini sangatnya dinamis dan mendapatkan dukungan dari luar negeri, maka tetap menjadi
perhatian penting bagi institusi Polri tanpa terkecuali Polres Enrekang yang ada di
daerah Kabupaten Enrekang.
65 Bab I Pendahuluan
Korupsi
Praktik korupsi sudah menjadi perhatian penting pemerintah dan komitmen Bersama
untuk diberantas. Hal ini dikarenakan praktik korupsi dilakukan bukan hanya di tingkat
pusat saja, bahkan sekarang sudah marak dilakukan oleh pejabat lingkup pemerintah
daerah terkhusus Kabupaten Enrekang yang syarat dengan berbagai padatnya
birokrasi pada instansi pemerintah maupun swasta dan memungkinkan terjadinya
peluang-peluang korupsi. Korupsi bukan masalah baru di negri ini, karena telah ada
sejak era tahun 1950-an. Bahkan berbagai kalangan menilai bahwa korupsi telah
menjadi bagian dari kehidupan, menjadi suatu sistem dan menyatu dengan
penyelenggaraan pemerintahan negara dan daerah. Penanggulangan korupsi di era
tersebut banyak menemui kegagalan.
Korupsi terjadi secara sistematik dan meluas, tidak hanya merugikan keuangan negara,
tetapi juga telah melanggar hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas,
sehingga korupsi merupakan kejahatan yang luar biasa (extra ordinary crime). Oleh
karena itu, pemberantasan korupsi perlu dilakukan dengan cara-cara yang luar biasa
(extra ordinary measures). Korupsi adalah penyakit yang sangat parah. Pandangan
masyarakat Internasional dikemukakan oleh lembaga, organisasi yang secara khusus
meneliti dan memantau praktik-praktik korupsi di berbagai negara dan daerah.
Salah satu unsur dalam tindak pidana korupsi ialah adanya kerugian keuangan negara.
Harapan dapat memberantas korupsi secara hukum adalah mengandalkan
diperlakukannya secara konsisten undang-undang tentang pemberantasan korupsi di
samping ketentuan terkait yang bersifat preventif. Fokus pemberantasan korupsi juga
66 Bab I Pendahuluan
harus menempatkan kerugian negara sebagai suatu bentuk pelanggaran hak-hak sosial
dan ekonomi secara luas. Pemikiran dasar mencegah timbulnya kerugian keuangan
negara telah dengan sendirinya mendorong agar baik dengan cara pidana atau cara
perdata, mengusahakan kembalinya secara maksimal dan cepat seluruh kerugian
negara yang ditimbulkan oleh praktek korupsi. Pemikiran dasar tersebut telah memberi
isi serta makna pasal-pasal dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Adanya kerugian negara atau perekonomian
negara menjadi unsur utama dari delik korupsi baik pusat maupun daerah.
Terkait dengan korupsi, masih ada jalan panjang reformasi ke depan. Baik pada tingkat
pusat dan daerah, bisnis dan politik masih cenderung berlangsung, maka membentuk
semacam konteks oligarki di mana konflik kepentingan terus terjadi.
Korupsi sangat menghambat dalam merealisasikan potensi ekonomi dan
menyebabkan ketidakadilan yang signifikan di dalam masyarakat karena sebagian kecil
orang mendapatkan manfaat yang amat besar dari lembaga dan keadaan korup di
negeri ini. Di sinilah peranan dari Polri dan Jajarannya termasuk Polres Enrekang
mengemban tugas-tugas kepolisian di seluruh wilayah Indonesia yaitu memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat; menegakkan hukum, dan memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Dalam hal
penanganan korupsi ini, Polri terkhusus Polres Enrekang perlu untuk bertindak tegas,
dan berperan aktif dalam penegakan hukum didaerah Kabupaten Enrekang.
1.2 Potensi Permasalahan
Ada beberapa potensi permasalahan yang diduga bakal berpengaruh terhadap situasi
keamanan dan ketertiban nasional dan daerah. Beberapa potensi permasalahan yang
terpetakan itu akan dibahas pada bab ini.
67 Bab I Pendahuluan
Violent Extreme Organization
Kondisi kemanan di tanah air termasuk didaerah dibebarapa wilayah Indonesia
termasuk diantaranya Kabupaten Enrekang sangat dipengaruhi oleh gerakan-gerakan
yang dilakukan oleh organisasi extrim yang melakukan ekstrimisme berbasis kekerasan
atau sering disebut dengan istilah Violent Extreme Organisation (VEO). Kondisi ini perlu
perhatian penting, dan harus segera diatasi. Terkait dengan hal tersebut, maka Polda
Kabupaten Enrekang telah melakukan berbagai upaya baik itu upaya yang dilakukan
sendiri, maupun upaya yang dilakukan dengan melibatkan pihak lain
Namun Kondisi ini tidak dapat dibiarkan begitu saja karena gerakan ekstremisme
berbasis kekerasan gampang sekali untuk ditunggangi oleh orang-orang yang punya
kepentingan dengan melakukan provokasi. Penyebaran paham ekstrimisme di
Kabupaten Enrekang cukup marak dilakukan, dan yang paling menonjol adalah lewat
media siber. Penyebaran paham ekstremisme dilakukan tidak hanya melalui satu media
tetapi saat ini telah menjamah ke berbagai media, termasuk media online. Narasi dan
propaganda yang terkait dengan paham ekstremis berbasis kekerasan tersebar melalui
berbagi media online seperti Facebook, Twitter, Youtube. Tidak hanya berhenti di situ,
penyebaran narasi dan propaganda tersebut juga melalui aplikasi pesan sosial seperti
Whatsapp dan Telegram.
Penyebaran paham ideologi berbasis kekerasan lewat media sosial ini menjadi trend
beberapa tahun terakhir ini. Masyarakat dengan sangat mudah melakukan penyebaran
informasi yang belum tentu benar, dan mudah terhasut dengan pemberitaan yang tidak
benar tersebut. Sejalan dengan kehadiran media sosial yang mudah diakses oleh
semua lapisan masyarakat, beberapa kelompok mulai menggunakannya untuk tujuan
68 Bab I Pendahuluan
tertentu, termasuk kelompok Islam radikal seperti; Hizbut Tahrir Indonesia, Harakah
Tarbiyah, Jamaah Salafi, dan Front Pembela Islam. Dalam dua dekade terakhir,
gerakan-gerakan Islam radikal di Indonesia semakin meningkat di ranah publik.
Meskipun upaya pencegahan dan penanggulangan sedang dilakukan oleh pemerintah,
kelompok-kelompok ekstremis ini tetap bermunculan.
Salah satu alasan munculnya radikalisme Islam di Indonesia pada umumnya di daerah
Kabupaten Enrekang khususnya adalah adanya halaman online, akun media sosial,
portal online dan video yang sengaja dirancang untuk menyebarkan ideologi kekerasan
dan pidato kebencian, termasuk gagasan mendirikan negara Islam. Media sosial dan
jaringan online sebagai sarana komunikasi massa sangat strategis karena dapat
bersifat anonim, memiliki jangkauan yang luas dan juga cukup biaya rendah. Karena itu
media sosial adalah pilihan praktis untuk menyebarluaskan pandangan politik dan
pandangan radikal kepada siapa saja yang memiliki konektivitas dengan jaringan
online.
Perekrutan dan penyebaran paham radikal ini pun cukup marak dan gencar dilakukan
di Lembaga pemasyarakatan (lapas). Menjadi hal yang perlu untuk mendapatkan
perhatian penting yaitu interaksi antar sesama penghuni lapas. Penyebaran pahan
radikal di lapas terjadi ketika tahanan berada di blok yang sama dengan tahanan
terorisme lainnya. Polres Enrekang sebagai Lembaga yang bertanggung jawab atas
keamanan dan ketertiban daerah Kabupaten Enrekang, mengemban tugas penting
dalam hal menangani terorisme di Kabupaten Enrekang. Sejak disahkannya Undang-
Undang tentang terorisme, maka Polres Enrekang menjadi lebih leluasa bergerak
dalam hal menumpas terorisme di Kabupaten Enrekang. Akan tetapi, Polres Enrekang
tetap mengedepankan penanganan terorisme dengan program deradikalisasi. Eks-
narapidana terindikasi sering kembali berpartisipasi aktif kembali ke kelompok paham
ekstrem dan radikal. Sebagian besar eks-narapidana akan kembali ke kegiatan ekstrem
dan radikal setelah menjalani masa percobaan pertamanya. Beberapa faktor yang
mendorong eks-narapidana untuk kembali melakukan tindak pidana ekstrem dan
69 Bab I Pendahuluan
radikal adalah pertemanan, loyalitas, tekanan kelompok, atau tekanan ekonomi. Hal ini
menjadi permasalahan tersendiri bagi Polres Enrekang dalam menentukan arah
kebijakan serta strategi yang tepat agar deradikalisasi dapat berhasil.
Keamanan Siber Obyek Vital dan Strategis
Teknologi komputer dan internet telah menciptakan dunia baru yang bernama dunia
maya, cyber space, yang di dalamnya terdapat warga negara dunia maya dengan
sebutan ‘netizen’, dan melakukan berbagai komunikasi, interaksi dan gerakan melalui
media sosial sehingga sangat penting untuk diperhatikan setiap negara. Dunia maya
telah melahirkan berbagai hal yang serba elektronik, seperti e-commerce, e-
procurement, e-bisnis, e-trade, e-service, e-life style, dan lain sebagainya. Media sosial
lahir dari dunia maya. Media sosial yang lahir karena adanya dunia maya yaitu
facebook, twiter, path, instagram, dan lain-lain. Akan tetapi, keberadaannya sering
dijadikan sebagai alat komunikasi politik, propaganda, dan berbagai aktivitas gerakan
sosial politik di berbagai negara.
Perkembangan dunia maya telah melahirkan kejahatan dunia maya (kejahatan siber).
Kejahatan siber adalah salah satu jenis kejahatan transnasional, karena melibatkan
pelaku yang berasal dari dua negara atau lebih, korbannya bisa lebih dari satu negara,
modus operandinya di dunia maya dengan menggunakan perangkat komputer dan
internet, serta alat buktinya berupa alat bukti elektronik, sehingga memerlukan proses
penegakan hukum yang modern dan canggih. Kejahatan siber bisa menyerang
berbagai situs, blog, email, media sosial, maupun berbagai perangkat lunak komputer
lainnya sehingga sangat membahayakan berbagai perusahaan, perbankan, instansi
pemerintahan, maupun militer dan kepolisian yang berbasis pada komputer dan internet
secara online.
70 Bab I Pendahuluan
Polres Enrekang perlu untuk mengawasi beberapa sektor yang terkena dampak dari
kejahatan siber. sektor perbankan, sektor telekomunikasi, sektor ekonomi digital, sektor
transportasi, sektor ICT, sektor sumber daya air, sektor kesehatan, menjadi tempat
maraknya kejahatan siber ini. Kejahatan siber yang marak belakangan ini tentunya
memerlukan proses penegakan hukum yang dijalankan oleh Polres Enrekang secara
terintegrasi. Apabila tidak ditangani dengan serius, maka kejahatan siber di beberapa
sektor yang disebutkan sebelumnya akan memberikan dampak buruk bagi
Dalam upaya menjalankan amanah untuk memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat, Polres Enrekang mempunyai beberapa potensi yang
dapat menjadi salah satu unsur pendorong peningkatan kualitas pelayanan kepada
masyarakat dan penjaga amanat menjaga keamanan dan ketertiban didaerah hukum
Kabupaten Enrekang. Selain itu, terdapat beberapa permasalahan yang harus
diwaspadai agar tidak mengganggu proses pelayanan serta dalam proses menjaga
keamanan dan ketertiban.
Beberapa potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh Polres Enrekang dapat
berasal dari internal maupun eksternal Polri. Potensi dan permasalahan Polri di daerah
hukum Polres Enrekang yang berhasil terpetakan:
1. Penyebaran paham radikalisme dan intoleransi yang semakin
menganggu stabilitas dan keamanan nasional dan daerah.
2. Hegemoni demokrasi telah menimbulkan potensi konflik pada masyarakat
Kabupaten Enrekang.
3. Proses Globalisasi dan kemajuan IPTEK juga menghadirkan berbagai ancaman
dari segi ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya yang perlu diantisipasi.
4. Masyarakat berharap Polri menjaga Daerah Kabupaten Enrekang tetap
kompetitif dan aman di mata internasional sehingga investasi dan ekonomi
dapat bertumbuh sesuai harapan.
71 Bab I Pendahuluan
5. Peredaran Narkoba, kejahatan korupsi dan terorisme semakin marak dan telah
pada taraf yang meresahkan masyarakat Kab.Enrekang
6. Masih tingginya konflik sosial, premanisme dan tindak kejahatan yang
meresahkan masyarakat Kabupaten Enrekang.
7. Percepatan teknologi digital yang sangat cepat menuntut Polres Enrekang
untuk mampu menjaga keamanan dari sisi siber.
8. Media sosial pun sering digunakan untuk menyebarkan hoax dan kebencian
yang menganggu stabilitas dan keamanan nasional.
9. Semakin bertambah kejahatan berdimensi baru yang membutuhkan
pengetahuan dan penanganan yang berbeda.
10. Banyak kejahatan yang terjadi pada perempuan dan anak yang belum
tertangani dan perlu penanganan khusus.
11. Penyelundupan, pencurian terhadap sumber daya alam dan perusakan
lingkungan hidup masih sering terjadi dan dapat merusak ketahanan dan
keamanan pangan.
12. Potensi bencana alam di Kabupaten Enrekang masih tinggi dan membutuhkan
kesiapsiagaan Polri di dalamnya saat terjadi bencana.
13. Kemacetan, pelanggaran dan angka kecelakaan lalu lintas di Kabupaten
Enrekang.
14. Masyarakat Kabupaten Enrekang dan stakeholders masih belum merasakan
bahwa Kamtibmas dan penegakan hukum adalah tanggung jawab bersama
antara masyarakat dan Polri.
15. Tuntutan masyarakat akan rasa keadilan semakin tinggi dan harapan untuk
restorasi keadilan bila tidak terpenuhi dapat menjauhkan masyarakat dari Polri.
16. Wawasan keamanan sebagai ketahanan nasional di bidang keamanan masih
kurang dipahami sehingga upaya antisipatif maupun sinergi dari berbagai
sektor masih kurang.
1
71
Bab II Visi, Misi, Tujuan, dan SasaranStrategi
Bab II Visi, Misi, Tujuan,dan Sasaran Strategis
“The essence of strategy
is choosing what not to
do”
Michale Porter
That means
“Inti
daristrategiadalahmemil
ihapayngtidakbolehdilak
ukan”
Michale Porter
1
72
2.1 Visi Polres Enrekang
Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah
organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Dengan kata lain, visi
dapat dikatakan sebagai pernyataan wanttobe dari organisasi atau perusahaan.Visi
juga merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin
kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.
Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan
organisasi di masa depan seperti yang diungkapkan oleh Kotler yang dikutip oleh
Nawawi (2000:122), visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang
diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat
ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta
aspirasi dan cita-cita masa depan.
Jadi dapat disimpulakan bahwa visi adalah cita - cita atau impian sebuah organisasi
atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan untuk menjamin kelestarian dan
kesuksesan jangka panjang.
Mengacu kepada beberapa pengertian di atas, maka Polres Enrekang menetapkan
visi organisasi sampai dengan tahun 2024, yaitu:
“Terwujudnya Kabupaten Enrekang yang Aman dan
Tertib”menuju Enrekang,Maju,Aman dan Sejahtera (EMAS)
Penjelasan kata-kata kunci dari kalimat visi tersebut mengandung beberapa makna,
yakni:
1. Kabupaten Enrekang menjadi daerah yang aman, bebas dari segala bentuk
ancaman.
2. Kabupaten Enrekang menjadi Daerah yang tertib.
73 Bab II Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis
2.2 Misi Polres Enrekang
Menurut Prasetyo dan Benedicta (2004:8), di dalam misi produk dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang digunakanuntuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut. Pernyataan misi harus
mampu menentukan kebutuhan apa yang dipuasi oleh perusahaan, siapa yang
memiliki kebutuhan tersebut, di mana mereka berada dan bagaimana pemuasan
tersebut dilakukan.
Menurut Drucker (2000:87), pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar
eksistensisuatuorganisasi.Pernyataanmisiorganisasi,terutamaditingkatunitbisnis
menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi
merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan
produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan
pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta,2004:8)
Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p. 46-47) misi
merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi
organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat,
baik berupa produk ataupun jasa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa misi adalah pernyataan tentang apa yang harus
dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan visi. Dalam operasionalnya
orang berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi
interpretasi visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula
memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian visi.
Mengacu pada beberapa pengertian di atas maka Polri menetapkan misi organisasi
sampai dengan tahun 2024, yaitu:
Melindungi, Melayani, dan Mengayomi Masyarakat
74 Bab II Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis
Dalam mewujudkan visi Polres Enrekang, maka 3 (tiga) hal inilah yang harus
dilakukan.Oleh karena itu,misi Polres Enrekang tersebut memiliki makna sebagai
berikut:
Melindungi.Dalam hal melindungi,banyak hal yang yang memerlukan perlindungan.
Tetapi Polri bertugas melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat,
dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk
memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Melayani. Melayani kepentingan masyarakat di seluruh Wilayah kabupaten
Enrekang, memberikan pelayanan kepolisian kepada masyarakat sesuai
kepentingan nya dalam lingkup tugas kepolisian.
Mengayomi. Polisi selalu berusaha untuk memberikan contoh yang terbaik pada
masyarakat, agar masyarakat bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi. Jika apa
yang sudah dilakukan oleh seorang polisi semaksimal mungkin kalau dari kemauan
masyarakat itu sendiri kurang, maka akan percuma saja apa yang sudah dilakukan
oleh seorang polisi. Dan masyarakat akan terus berfikir bahwa seorang polisi tidak
bisa mengayomi masyarakat.
2.3 Tujuan
Sebelum sebuah perencanaan menjadi dokumen yang akan dipedomani oleh
segenap jajaran Polri, maka hal pertama yang harus dilakukan yaitu menentukan
tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan dan sasaran tersebut dapat dirunut
dari visi dan misi yang dirumuskan oleh organisasi.Melalui misi Organisasi kita dapat
mengetahui untuk tujuan apa organisasi itu didirikan dan mengapa organisasi itu
ada. Misi merupakan dasar bagi tujuan dan garis besar perencanaan dalam
keseluruhan organisasi. Oleh karenanya dalam menyusun sebuah perencanaan
yang efektif, seorang pimpinan harus memastikan bahwa kebijakan-kebijakan
internal, peran- peran organisasional, kinerja, struktur organisasi, produk yang
dihasilkan, dan keseluruhan operasional organisasi tetap sejalan dengan misi
organisasi.
75 Bab II Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis
Dalam perencanaan itu sendiri terdapat banyak teori-teori mengenai tujuan
perencanaan. Secara garis besar, beberapa teori tersebut dapat dirangkum dan
dijabarkan dalam paragraf ini.Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan
baik untuk pimpinan pada tatanan managerial, dan bagi bawahan pada tatanan
operasional. Dengan rencana, seluruh aparatur dapat mengetahui apa yang harus
mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, Satker dan setiap
individu di dalam Institusi Polri mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara
serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efisien.
Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidak pastian. Ketika seorang pimpinan
membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan,
memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk
menghadapinya.
Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah
dan terencana, aparat dapat bekerja lebih efisien dan mengurangi pemborosan.
Selain itu, dengan rencana seorang pimpinan juga dapat mengidentifikasi dan
menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefisiensi dalam organisasi.
Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan
dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevaluasian. Proses
pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan
kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, pimpinan tidak akan dapat menilai
kinerja/capaian organisasi.
Untuk memastikan apakah tujuan dan sasaran yang disusun tersebut sudah sesuai
atau belum, maka perlu untuk terlebih dahulu memperhatikan beberapa hal berikut
ini:
a. Rumusan tujuan harus jelas dan spesifik dan sebisa mungkin menggunakan
kalimat kuantitatif agar mudah mengukurnya.
76 Bab II Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis
b. Tujuan tersebut harus mencakup hasil sektor-sektor kunci. Karena tujuan atau
sasaran tidak mungkin disusun berdasarkan hasil kerja orang per orang, maka
sasaran tersebut dibuat berdasarkan hasil dari kontribusi per sektor/perbagian.
c. Tujuan harus mampu memberikan tantangan untuk mencapainya, namun bukan
berarti harus sangat sulit untukdicapai.
d. Tujuan harus memiliki tenggang waktu yang jelas untukmencapainya.
e. Tujuan mestinya dikaitkan juga dengan penghargaan bagi yangmencapainya.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas,danberdasarkan visi dan misi Polri,maka tujuan
Polri adalah sebagai berikut:
2.4 Sasaran Strategis Polres Enrekang
Sasaran strategis merupakan kondisi yang diinginkan oleh Kepolisian Republik
Indonesia, yang memberikan impact/outcome dari program-program yang
dilaksanakan oleh seluruh jajaran Kepolisian tak terkecuali pada Polres Enrekang.
Menjamin Terpeliharanya Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Seluruh Wilayah Kabupaten Enrekang
Menegakkan Hukum secara Berkeadilan
Modernisasi Pelayanan Polri di Polres Enrekang
Mewujudkan Polri yang Profesional
Menerapkan Manajemen Polri di Polres Enrekang yang Terintegrasi dan Terpercaya
77 Bab II Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis
Metode balanced score card merupakan dasar penyusunan peta strategi yang
terbagi menjadi menjadi 3 perspektif yakni stakeholder perspective, internal process
perspective, dan innovation perspective.
Gambar II-1 Hubungan keterkaitan Impact, Tujuan, dan Sasaran Strategis
TUJUAN SASARAN STRATEGIS
Menjamin terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Enrekang.
Terwujudnya pemeliharaan keamanan ketertiban masyarakat di Polres Enrekang
dan
Menegakkan hukum secara berkeadilan
Terwujudnya penegakkan hukum secara berkeadilan
Modernisasi pelayanan Polri di Polres Enrekang
Terselenggaranya layanan publik Polri yang prima di Polres Enrekang
Terwujudnya professional
SDM Polri di Polres Enrekang yang
Modernisasi Sarana dan prasarana sesuai teknologi terkini
Mewujudkan professional
Polri yang Terwujudnya manajemen media dan pengelolaan informasi yang handal
Menerapkan manajemen Polri di Polres Enrekang yang terintegrasi dan terpercaya
Terwujudnya good governance & penguatan kelembagaan pada Polres Enrekang
Terwujudnya pengelolaan anggaran yang akuntabel
Terwujudnya regulasi dan sistem pengawasan yang efektif
Sasaran strategis yang telah ditetapkan kemudian dikelompokan menjadi 3
perspektif yakni stakeholder perspective, internal process perspective, dan
innovation perspective berdasarkan perspektif yang diadaptasi dari metode
balancedscorecard.
Impact: Terwujudnya keamanan dan ketertiban KabupatenEnrekang
78 Bab II Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis
Error! Reference source not found. menggambarkan bagaimana sasaran-sasaran
strategis saling terkait untuk mencapai Visi dan Misi yang telah ditetapkan, selaras
dengan Grand Strategi, dan dapat terukur dengan jelas dengan indikator-indikator
kinerja yang tepat. Indikator kinerja pada Polri dibagi menjadi 2 jenis yaitu Indikator
Kinerja Utama (IKU) dan Indikator Kinerja Pendukung (IKP).
Gambar II- 2 Peta Strategi Polres Enrekang Level 0
PETA STRATEGI POLRES ENREKANG
IKU 1. Indeks Keamanan dan Ketertiban Kab.Enrekang
S1. Keamanan dan Ketertiban Kab.Enrekang
79 Bab II Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis
1. Stakeholder Perspective
Sudut pandang ini menjabarkan pencapaian impact yang diharapkan dengan
sasaran impact (SI) adalah ”Terwujudnya Keamanan dan Ketertiban Wilayah
KabupatenEnrekang”. Keberhasilan sasaran strategis ini diukur dengan indikator
kinerja utama yaitu Indeks Keamanan dan Ketertiban Nasional. Indikator Kinerja
Utama (IKU) Polri dibangun dengan 3 Indikator Kinerja Pendukung (IKP) pada
Internal Process Perspective.
2. Internal Process Perspective
Sudut pandang proses internal merupakan jabaran dari misi Polri Lin Yan Yom
(Melindung, Melayani, Mengayomi) Masyarakat. Terdapat tiga sasaran strategis
antara lain:
a) Sasaran strategis pertama (SS1) yaitu ”Terwujudnya Pemeliharaan
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Polres Enrekang”, di mana
keberhasilan sasaran strategis ini diukur dengan indikator kinerja Indeks
Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban(Harkamtibmas).
b) Sasaran strategis kedua (SS2) yaitu ”Terselenggaranya Layanan Publik Polri
yang Prima di Polres Enrekang”, di mana keberhasilan sasaran strategis ini
diukur dengan indikator kinerja Indeks Kepuasan Layanan Kepolisian di Polres
Enrekang.
c) Sasaran strategis ketiga (SS3) yaitu ”Terwujudnya Penegakkan Hukum
secara Berkeadilan”,dimana keberhasilan sasaran strategi ini diukur dengan
indikator kinerja Indeks Penegakan Hukum (Gakkum).
3. Innovation Perspective
Sudut pandang inovasi merupakan kumpulan sasaran strategis yang merupakan
pendorong agar seluruh sasaran strategis diatas dapat tercapai. Semangat inovasi
ditubuh Polri ini terdiri dari enam sasaran strategis antara lain:
80 Bab II Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis
a) Sasaran strategis keempat (SS4) yaitu ”Terwujudnya SDM Polri di Polres
Enrekang yang Profesional”,dimana keberhasilan sasaran strategis ini diukur
dengan indikator kinerja:
Indeks Profesionalitas SDM Polri.
b) Sasaran strategis keenam (SS5) yaitu ”Modernisasi Sarana dan Prasarana
Sesuai Teknologi Terkini”, di mana keberhasilan sasaran strategis ini diukur
dengan indikator kinerja:
Survey kepuasan pengguna Alkom.
Presentase penyelesaian perwatanAlkom.
Presentase ketepatan waktu melakukan perawatan Alkom.
Presentase pemenuhan pembangunan Bangunan Polres
Presentase pemenuhan ketersediaan ADK pada Almatsus Polres
c) Sasaran strategis keenam (SS6) yaitu ”Terwujudnya Manajemen Media dan
Pengelolaan Informasi yang Handal”, di mana keberhasilan sasaran strategis
ini diukur dengan indikator kinerja:
Persentase berita negative yang diklarifikasi.
d) Sasaran strategis ketujuh (SS7) yaitu ”Terwujudnya Good Governance dan
Penguatan Kelembagaan pada Polres Enrekang”, di mana keberhasilan
sasaran strategis ini diukur dengan indikator kinerja:
Nilai SAKIP.
Level Kapabilitas APIP.
Nilai Reformasi Birokrasi.
81 Bab II Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis
e) Sasaran strategis kedelapan (SS8) yaitu ”Terwujudnya Akuntabilitas Kinerja
Anggaran”, di mana keberhasilan sasaran strategis ini diukur dengan indikator
kinerja Nilai KinerjaAnggaran.
Nilai kinerja anggaran.
Presentase penyerapan anggaran.
f) Sasaran strategis kesembilan (SS9) yaitu ”Terwujudnya Regulasi dan Sistem
Pengawasan dan bantuan hukum yang Efektif”, di mana keberhasilan sasaran
strategis ini diukur dengan indikator kinerja:
Presentase Penanganan Pengaduan Masyarakat.
Presentase Penyelesaian Masalah Hukum yang Dihadapi Polri di
Polres Enrekang.
ab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan
Bab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi,dan Kerangka Kelembagaan
“Baik Menjadi
Orang Penting,
tapi Lebih Penting
Menjadi Orang
Baik.”
Jenderal Polisi
(Purn.).Drs.
HoegengImam
Santoso
82 Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
Dengan potensi ancaman yang tidak ringan serta kondisi sosial, ekonomi,
dan budaya yang beragam, bangsa dan negara Indonesia memerlukan
kemampuan pertahanan negara yang kuat untuk menjamin tetap tegaknya
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adanya gangguan
keamanan dalam berbagai bentuk kejahatan dan potensi konflik horisontal
akan meresahkan dan berakibat pada pudarnya rasa aman
masyarakat.Terjaminnya keamanan dan adanya rasa aman bagi masyarakat
merupakan syarat penting bagi terlaksananya pembangunan di berbagai
bidang.
Keamanan nasional diwujudkan melalui keterpaduan pembangunan
pertahanan, pembangunan keamanan dalam negeri, dan pembangunan
keamanan sosial yang diselenggarakan berdasarkan kondisi geografi,
demografi, sosial, dan budaya serta berwawasan nusantara.
Pembangunan pertahanan yang mencakup sistem dan strategi pertahanan,
postur dan struktur pertahanan, profesionalisme TNI, pengembangan
teknologi pertahanan dalam mendukung ketersediaan Alutsista,komponen
cadangan,dan pendukung pertahanan diarahkan pada upaya terus menerus
untuk mewujudkan kemampuan pertahanan yang melampaui kekuatan
pertahanan minimal agar mampu menegakkan kedaulatan negara dan
menjaga keselamatan bangsa serta keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat yang tersebar dan beragam
termasuk pulau-pulau terluar, wilayah yurisdiksi laut hingga meliputi Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dan landasan kontinen, serta ruang
udara nasional. Selanjutnya, kemampuan pertahanan tersebut terus
ditingkatkan agar memiliki efek penggentar yang disegani untuk mendukung
posisi tawar dalam ajang diplomasi.
83 Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan
Sistem dan strategi pertahanan nasional secara terus menerus disempurnakan
untuk mewujudkan sistem pertahanan semesta berdasarkan kapabilitas
pertahanan agar secara simultan mampu mengatasi ancaman dan memiliki efek
penggentar. Dalam sistem pertahanan semesta tersebut, pertahanan nasional
akan didesain agar mempunyai kemampuan menangkal ancaman di wilayah
terluar Indonesia dan kemampuan untuk mempertahankan wilayah daratan
serta mengawasi dan melindungi wilayah yurisdiksi laut Indonesia dan ruang
udara nasional.
Pemantapan komponen cadangan dan pendukung pertahanan negara dalam
kerangka basis strategi teknologi, dan pembiayaan terus ditingkatkan dalam
proses yang bersifat kontinyu maupun terobosan. Peningkatan kemampuan
komponen dukungan pertahanan tersebut meliputi penguasaan kemampuan
pemanfaatan kondisi sumber daya alam dan buatan, sinkronisasipembangunan
sarana dan prasarana nasional terhadap kepentingan pertahanan, partisipasi
masyarakat madani dalam penyusunan kebijakan pertahanan, komponen bela
negara masyarakat, dukungan mutualisme industri pertahanan nasional secara
langsung maupun kemampuan konversi industri, serta keberlanjutan
pembiayaan melalui rekayasakeuangan.
Perlindungan wilayah yurisdiksi laut Indonesia ditingkatkan dalam upaya
melindungi sumber daya laut bagi kemakmuran sebesar-besarnya rakyat.
Perlindungan terhadap wilayah yurisdiksi laut Indonesia dilakukan dengan
meningkatkan kekuatan dan kemampuan pertahanan untuk melakukan
pengawasan dan penegakan hukum internasional serta meningkatkan
kemampuan deteksi dan penangkalan di laut. Perlindungan wilayah yurisdiksi
udara Indonesia ditingkatkan sebagai upaya untuk menjaga kedaulatan nasional
secara menyeluruh dengan membangun sistem pemantauan dan deteksi
nasional di wilayah udara serta meningkatkan kemampuan menangkal
penerbangan illegal.
84 Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan
Pembangunan keamanan diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme Polri
beserta institusi terkait dengan masalah keamanan dan meningkatkan peran
serta masyarakat dalam rangka mewujudkan terjaminnya keamanan dan
ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, serta terselenggaranya
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat. Peningkatan
profesionalisme Polri dicapai melalui pembangunan kompetensi pelayanan inti,
perbaikan rasio polisi terhadap penduduk, pembinaan sumber daya manusia,
pemenuhan kebutuhan alat utama, serta peningkatan pengawasan dan
mekanisme kontrol lembaga kepolisian. Arah pengembangan organisasi dan
fungsi kepolisian disesuaikan dengan perubahan kondisi lingkungan strategis
faktor pengendali utamanya adalah antisipasi perkembangan karakter
kewilayahan dan faktor-faktor demografis. Profesionalisme sumber daya
manusia kepolisian ditingkatkan melalui penyempurnaan seleksi, perbaikan
pendidikan dan pelatihan, dan pembangunan spirit of the corps. Peningkatan
profesionalismetersebutdiikutiolehpeningkatanbertahapkesejahteraanaparat
kepolisianmelaluikenaikanpenghasilan,penyediaandanfasilitasirumahtinggal,
jaminan kesehatan, dan tunjangan purna tugas. Peran serta masyarakat dalam
penciptaan keamanan masyarakat akan dibangun melalui mekanisme
pemolisian masyarakat. Pemolisian masyarakat berarti masyarakat turut
bertanggung jawab dan berperan aktif dalam penciptaan keamanan dan
ketertiban dalam bentuk kerjasama dan kemitraan dengan polisi dalam
menjaga keamanan danketertiban.
Peningkatan profesionalisme lembaga intelijen dan kontra intelijen dalam
mendeteksi, melindungi, dan melakukan tindakan pencegahan berbagai
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang berpengaruh terhadap
kepentingan keamanan nasional.
85 Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Polres Enrekang
Arah kebijakan dan strategi Polres Enrekang disusun dengan memperhatikan arah
kebijakan nasional tentang keamanan dan ketertiban dalam negeri. Arah
kebijakan pembangunan nasional tersebut termuat dalamUndang- Undang Nomor
17 Tahun 2007 tentang Rencana PembangunanJangka Panjang Nasional
(RPJPN) 2005-2025, yang berisikan tahapan dan prioritas untuk masing-masing
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).Dalam RPJPN
2005-2025,RPJMN tahap ke-4 bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia
yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di
berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang
kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung
oleh SDM berkualitas dan berdaya saing. Arah kebijakan dan strategi Polres
Enrekang juga disusun dengan mengkaji terlebih dahulu lingkungan strategis yang
sedang terjadi dan yang diproyeksikan akan terjadi, baik secara eksternal maupun
internal. Arah kebijakan kemudian disusun dengan merujuk kepada visi,misi,tujuan
serta sasaran yang telah ditetapkan.
86 Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan
Pencegahan dan penanggulangan terorisme, aksi radikal, konflik sosial dan gangguan kamtibmas lainnya.
Peningkatan disiplin berlalu lintas.
Peningkatan desa/kelurahan sadar kamtibmas
Arah kebijakan dan strategi Polres Enrekang digambarkan sebagai berikut :
Gambar III-1yang diturunkan dari Tujuan Pertama
SasaranStrategis Arah Kebijakan
Tujuan 1
Strategi dari masing-masing arah kebijakan tersebut yaitu:
Peningkatan Keamanan Laut
Menjamin terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayahKabupatenEnrekang
Kehadiran Polri pada lokasi titik rawan kemacetan? (misalnya)
Terwujudnya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat di PolresEnrekang
87 Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan
Tujuan 1: Menjamin terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat di Seluruh Wilayah Kabupaten Enrekang.
SasaranStrategis ArahKebijakan Strategi
Terwujudnya pemeliharaankeamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Enrekang
Peningkatan kehadiran Polri pada Lokasi perlintasan Kabupaten
Meningkatkan pelacakan dan penangkalan terhadap keluar masuknya orang dan barang di wilayah Perlintasan Kabupaten
Pencegahan dan penanggulangan terorisme, aksiradikal, konflik sosial dan gangguan kamtibmas lainnya.
Memetakan potensi terorisme, aksiradikal, konflik sosial, dan gangguan kamtibmas lainnya.
Melakukan Lidikpamgal dan binluh terfokus kepada potensi terorisme, aksi radikal, konflik sosial dan gangguan kamtibmas lainnya.
Meningkatkan efektivitas penanggulangan terorisme, aksiradikal, konflik sosial dan gangguan kamtibmas lainnya.
Memperkuat sistem managemen pengamananobvitnas dan obvitlainnya.
88 Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan
Menegakkan hukum secara berkeadilan
Terwujudnya penegakkan hukum secara berkeadilan
Pemetaan tindak kejahatan yang melibatkan perempuan dan anak.
Peningkatan disiplin berlalu lintas.
Meningkatkan kesadaran dan disiplin dalam berlalulintas.
Peningkatan desa/kelurahan sadar kamtibmas
Menggerakkan stakeholder terkait, Toga dan Toma dalam mewujudkan desa/kelurahan sadar Kamtibmas.
Partnership potensi masyarakat sadar kamtibmas dalam cegahtangkal kamtibmas dan gakkum terbatas
Gambar III-2 Arah Kebijakan yang diturunkan dari Tujuan Kedua
Arah Kebijakan
Tujuan2 Sasaran Strategis
Strategi dari masing-masing arah kebijakan tersebut yaitu:
Peningkatan pengungkapan kasus Narkoba, siber, korupsi
dan kasus atensi publik.
89 Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan
Tujuan 3 Terselenggaranya layanan publik Polri yang prima
Peningkatan pelayanan prima dan kedekatan dengan masyarakat.
Modernisasi Pelayanan Polri
Modernisasi Sarana dan Prasarana Polri sesuai Teknologi
Modernisasi Sarana dana Prasarana Polri
Tujuan 2: Menegakkan Hukum secara Berkeadilan.
Sasaran Strategis Arah Kebijakan Strategi
Terwujudnyapenegakkan hukum secara berkeadilan
Peningkatan pengungkapan kasus Narkoba, siber, korupsi dan kasus atensi publik.
Pemetaan tindak kejahatan yang melibatkan perempuan dan anak.
Meningkatkan kapasitas dan kapabilitaspenyidik.
Meningkatkan kerjasama antar Instansi
Mempercepat pengungkapan kasus dan penyelesaian perkara tindak pidana Narkoba, siber,korupsi dan kasus atensi publik.
Memperkuat kapabilitas dan kompetensi dalam perlindungan perempuan dananak.
Gambar III-3 Arah Kebijakan yang diturunkan dari Tujuan Ketiga
SasaranStrategis Arah Kebijakan
Strategi dari masing-masing arah kebijakan tersebut yaitu:
90 Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan
Tujuan 3: Modernisasi Pelayanan Polri di Polres Enrekang.
SasaranStrategis ArahKebijakan Strategi
Terselenggaranya layanan publik Polri yang prima di Polres Enrekang
Modernisasi sarana dan prasaranan sesuai teknologiterkini
Peningkatan pelayanan prima dan kedekatan dengan masyarakat.
Modernisasi Sarana dan Prasarana Polri
Meningkatkan inovasi pelayananPolri.
Meningkatkan pendekatan personal dan keterlibatan Polri dalam berbagai acara sosial kemasyarakatan.
Memetakan proritas dan kebutuhan sarana prasarana
Modernisasi Sarana dan Prasarana operasional dan pelayanan Polri
Gambar III-4 Arah Kebijakan yang diturunkan dari Tujuan Keempat
SasaranStrategis Arah Kebijakan
Tujuan 4
Terwujudnya SDM Polri yang di Polres Enrekang profesional Mewujudkan
Polri yang Profesional di Polres Enrekang
Terwujudnya manajemen media dan pengelolaan informasi yang handal
Peningkatan kepercayaan publik melalui manajemen Media
Peningkatan kualitas SDM Polri.
Penguatan Sistem Informasi Polri berbasis big data.
91 Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan
Tujuan 4: Mewujudkan Polri yang Profesional.
SasaranStrategis ArahKebijakan Strategi
Terwujudnya SDM Polri di Polres Enrekang yang professional
Peningkatan kualitas SDMPolri.
Melakukanreformasi pengelolaan SDM secaraprofesional
Meningkatkanmutu pendidikan dan pelatihanPolri.
Meningkatkan kesejahteraanSDM.
Terwujudnya manajemen media dan pengelolaan informasi yang handal
Peningkatan kepercayaan publik melalui manajemen Media.
Penguatan Sistem Informasi Polriberbasis big data pada Polres Enrekang.
Mengelola media konvensional danmedia sosial secara efektif dalam membangun kepercayaanpublik.
Menetralisir berita negatif yangdapat mengganggu kamtibmas.
Melakukan pemutakhiran data kepolisian secaraakurat dan tepatwaktu.
Mengintegrasikan sistem informasi kepolisian daritingkat Polsek sampai ke tingkat Mabes.
Meningkatkan kualitas dan pemanfaatanhasil litbangPolri.
92 Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan
Gambar III- 5 Arah Kebijakan yang diturunkan dari Tujuan Kelima
SasaranStrategis Arah Kebijakan
Tujuan 5
Strategi dari masing-masing arah kebijakan tersebut yaitu:
Reformasi Kelembagaan dan Birokrasi Polri
Menerapkan Manajemen Polri di Polres Enrekang yang Terintegrasi dan
Terwujudnya good governance dan penguatan kelembagaan
Terwujudnya akuntabilitas kinerja anggaran
Penguatan akuntabilitas kinerja Polri
Terwujudnya regulasi dan sistem pengawasan dan bantuan hukum yang efektif
Penguatan regulasi Polri
93 Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan
Tujuan 5: Menerapkan Manajemen Polri yang Terintegrasi dan
Terpercaya
Sasaran Strategis Arah Kebijakan Strategi
Terwujudnya good governance dan penguatan kelembagaan pada Polres Enrekang
Reformasi Kelembagaan dan Birokrasi Polri
Meningkatkanreformasi kelembagaan dan birokrasi Polri yang andal pada Polres Enrekang.
Membangun sistem yang memastikan penerapan nilai-nilaidan kode etikPolri.
Meningkatkan manajemen kinerjaPolri dari tingkat Polres sampai denganPolsek.
Terwujudnya pengelolaan anggaran yang akuntabel
Penguatan akuntabilitas kinerja Polri
Meningkatkan akuntabilitas perencanaan dan penganggaran Polri pada Polres Enrekang
Terwujudnya regulasi dan sistem pengawasan dan bantuan hukum yang efektif
Penguatan regulasi Polri
Memperkuat kerangka regulasi Polri di Polres Enrekang
Memperkuat dukungan dalam memastikan terlaksananya fungsi hukum secara efektif.
3.3 Kerangka Regulasi
Tabel III-1 Kerangka Regulasi Polres Enrekang
Sasaran Strategis
Regulasi Terkait yang Sudah Ada Kebutuhan Regulasi Keterangan
1 2 3 4 Terwujudnya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat di Polres Enrekang
UU darurat Nomor 12 tahun 1951 tentang Senjata Api danBahan Peledak;
Perkap Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api untuk Kepentingan Olah Raga;
Perkap Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengawasan dan Pengendalian dan Pengamanan Bahan Peledak Komersil;
Perkap Nomor 9 Tahun 2011 tentang Sistem dan Manajemen Operasional Polri.
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perizinan dan Kegiatan Masyarakat (Baintelkam Polri);
SatIntelkam Bag Ops
PP 43 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pelaksanaan Korwa Bin Polsus, PPNS dan Bentuk–bentuk PAM Swakarsa;
Perkap Nomor 23 Tahun 2007 tentang Sistem Keamanan Lingkungan;
Perkap Nomor 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan Organisasi,
Revisi Perkap Nomor 23 Tahun 2007tentang Sistem Keamanan Lingkungan. (Baharkam Polri);
Penyusunan Pedoman PenilaianPenerapan Sistem manajemen Swakarsa berdasarkan Perkap Nomor 24 Tahun 2007 (BaharkamPolri);
Penyusunan Pedoman Pelatihan Sistem Manajemen Pengamanan Swakarsa organisasi,
SatSabhara
Pam Obvit
SatBinmas
Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan 94
79 Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan
Sasaran Strategis
Regulasi Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Regulasi Keterangan
1 2 3 4 Perusahaan dan/atau
Instansi/Lembaga Pemerintah;
Perkap Nomor 2 Tahun 2014 tentang BimtekPolsus.
perusahaan dan atau instansi/Lembaga pemerintah (Baharkam Polri);
SOP tentang OperasiBina Waspada (Baharkam Polri);
SOP tentang Operasi Bina Taruna (BaharkamPolri);
SOP tentang Turjawali bagi Polsus (Baharkam Polri);
SOP Penyimpanan, Pemeliharaan dan penggunan Senpi bagi Polsus (BaharkamPolri).
PP Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor diJalan;
Perkap Nomor 9 Tahun 2012 tentang Surat IzinMengemudi;
Perkap No 12 Tahun 2007 tentang Mobil Unit Pelayanan SIM Keliling.
Perkap tentang Penandaan SIM Pelanggar Lalulintas (Korlantas Polri);
Perkap tentang Penindakan Pelanggaran Lalulintas dengan Electronic Law Enforcement (ETLE);
Perkap tentang Pengaturan, Penjagaan dan Patroli (TURJALI) lalu lintas (KorlantasPolri);
SatLantas
Perkap tentang Pengawalan Lalulintas. (Korlantas Polri);
Perkap tentang Lampu isyarat dan Sirine. (Korlantas Polri);
Revisi Perkap No 12 Tahun 2007 tentangMobil
95
80 Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan
Sasaran Strategis
Regulasi Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Regulasi Keterangan
1 2 3 4 Unit Pelayanan SIM
Keliling. (KorlantasPolri);
Terwujudnya penegakkan hukum secara berkeadilan
Perkap Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Ruang Pelayanan Khususdan Tata Cara Pemeriksaan Saksi dan/atau Korban TindakPidana;
Perkap Nomor 10 Tahun 2009 tentang Tata Cara dan Persyaratan Permintaan Pemeriksaan Tehnis Kriminalistik TKP dan Laboratoris Kriminalistik Barang Bukti Kepada Laboratorium Forensik Polri;
Perkap No 8 Tahun2014 tentang Perubahan Atas Perkap Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata CaraPengelolaan Barang Bukti di Lingkungan Polri;
Perkap No 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pusat Informasi Kriminal di Lingkungan Polri;
Perkap No 20 Tahun 2010 tentang Korwas PPNS;
Revisi Perkap No 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Ruang Pelayanan Khusus dan Tata Cara Pemeriksaan Saksi dan atau Korban Tindak Pidana (Bareskrim Polri);
Revisi Perkap Nomor 10 Tahun 2009 tentang Tata Cara dan Persyaratan Permintaan Pemeriksaan Tehnis Kriminalistik TKP dan Laboratoris Kriminalistik Barang Bukti kepada Laboratorium Forensik Polri (Bareskrim Polri);
Revisi Perkap No 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pusat Informasi Kriminal di Lingkungan Polri (BareskrimPolri);
Revisi Perkap No 20 Tahun2010 tentang Korwas PPNS (Bareskrim Polri);
Revisi Perkap No 14 Tahun 2012 tentang Manajemen Penyidikan Tindak Pidana (Bareskrim Polri);
tentang Standart Kompetensi Penyidik Polri (BareskrimPolri);
Sat Reskrim
SatNarkoba
96
Sasaran Strategis
Regulasi Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Regulasi Keterangan
1 2 3 4 Perkap No 14Tahun
2012 tentang Manajemen Penyidikan Tindak Pidana.
Perkap tentang Mekanisme Pengangkatan Penyidik dan Penerbitan Keputusan Penyidik (BareskrimPolri);
Perkap tentang Pedoman Administrasi Penyidikan Tindak Pidana (Bareskrim Polri);
Perkap tentang Standar Kompetensi Pemeriksa Forensik (Bareskrim Polri).
UU Nomor 2 Tahun2002 tentangPolri Pasal 41;
Perkap Nomor 4 Tahun 2017 tentang Penugasan Anggota di Luar Struktur OrganisasiPolri;
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perbantuan TNI. (Sops Polri dan DivkumPolri);
BanKum
Terselenggaranya layanan publik Polri yang prima di PolresEnrekang
UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia;
UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
UU Nomor 40 Tahun 1999 tentangPers;
Revisi UU No 2 Tahun 2002 tentang Polri (DivkumPolri);
Revisi Perkap Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Ruang Pelayanan Khusus dan Tata Cara Pemeriksaaan Saksi dan atau Korban Tindak Pidana.(Bareskrim Polri);
Bankum
Sat Reskrim
SatNarkoba
Sat Sabhara
Sat Sabhara (Pam Obvit)
Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan 97
Sasaran Strategis
Regulasi Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Regulasi Keterangan
1 2 3 4 Perkap nomor 3Tahun
2008tentang Pembentukan Ruang Pelayanan Khusus dan Tata Cara Pemeriksaaan Saksi dan atau korban TindakPidana;
Perkap tentang Layanan Polisi 110 (Baharkam Polri);
Perkap tentang Pengamanan VIP dan Capres/Cawapres (BaharkamPolri);
SatBinmas
SatSabhara
Perkap Nomor8 Tahun 2010 tentang Tata Cara Lintas Ganti danCara Bertindak dalam Penanggulangan Huru Hara.
Perkap tentang Pengamanan Kepariwisataan (Baharkam Polri);
Perkap tentang pengamanan Kawasan Tertentu (BaharkamPolri);
Perkap tentang Standarisasi Penerbangan Polri (Korpolairud Baharkam Polri);
Perkap tentang Tata cara Penanganan Pengaduan di Lingkungan Polri (ItwasumPolri);
Perkap tentang Penyelesaian Sengketa Informasi (Divhumas Polri);
Perkap tentang Tata Cara Pelayanan Informasi Media Massa oleh Polri (Divhumas Polri);
Revisi Perkap Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tata Cara Lintas Ganti dan Cara Bertindak dalam Penanggulangan Huru Hara (KorbrimobPolri).
Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan 98
Sasaran Strategis
Regulasi Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Regulasi Keterangan
1 2 3 4 Terwujudnya manajemen media dan pengelolaan informasi yang handal
Perkap Nomor 1 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Penelitian, Pengkajian, dan Pengembangan di LingkunganPolri.
Perkap tentang Penyelenggaraan Sistem Informasi di Lingkungan Polri (Divhumas Polri);
Perkap tentang Penggunaan dan Alokasi Frekuensi Radio di Lingkungan Polri (Div TIK Polri);
SubbagHumas
SiTIPOL
Perkap tentang Penggunaan dan Alokasi Internet Protokol (IP) Address di Lingkungan Polri (Div TIKPolri).
UU Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman.
Perkap tentang Mekanisme Perizinan/Rekomendasi Pengambilan Gambar/Filming/Shooting yang berkaitan dengan tugas –tugas Kepolisian. (Divhumas Polri);
SubbagHumas
Terwujudnya SDM Polri di Polres Enrekang yang professional
UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia;
Rancangan Perpres tentang Ikatan DinasPolri (SSDMPolri);
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Administrasi Keanggotaan Polri (SSDMPolri);
Perkap tentang Seleksi Pengendalian Pendidikan Pengembangan Polri (SSDMPolri);
Perkap tentang Penjaminan Mutu Pendidikan dan Pelatihan Polri (LemdiklatPolri);
Bag Sumda
Perkap Nomor 10 Tahun 2016 tentang Penerimaan Anggota Polri;
Perkap Nomor 5 Tahun 2016 tentang AssessmentCenter;
Perkap Nomor 16 Tahun 2012 tentang Mutasi Jabatan di LingkunganPolri;
Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan 99
Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan 86
86 105
Sasaran Strategis
Regulasi Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Regulasi Keterangan
1 2 3 4 Perkap Nomor 19
Tahun 2010 tentang PelatihanPolri;
Perkap Nomor 4 Tahun 2010 tentang SisdikPolri;
Perkap Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Komponen Pendidikan Pembentukan Pangembangan di LingkunganPolri;
Perkap Nomor 4 Tahun 2009 tentang Dewan Pendidikandan PelatihanPolri;
Perkap Nomor 19 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan PelatihanPolri;
Perkap Nomor 19 Tahun 2006 tentang Pedoman PelaksanaanPelatihan Penggunaan VCD Fungsi Teknis Kepolisian;
Perkap Nomor 19 Tahun 2007 tentang Kurikulum Pendidikan Sespati Polri dan SespimPolri;
Surat Edaran Kapolri Nomor: SE/17/XII/2016 tentang Gratifikasi di LingkunganPolri;
Revisi Perkap tentang Kurikulum Pendidikan Pengembangan Polri (Lemdiklat Polri);
Revisi Perkap No 20 Tahun 2007 tentang Standar Komponen Pendidikan Pembentukan Pangembangan di Lingkungan Polri (Lemdiklat Polri);
Revisi Perkap No 4 Tahun 2009 tentang Dewan Pendidikan dan Pelatihan Polri (LemdiklatPolri);
Perkap tentang Penilaian Pendidikan Polri (Lemdiklat Polri);
Perkap tentang Penjaminan Mutu Pendidikan dan Pelatihan Polri (LemdiklatPolri);
Revisi Perkap No 19 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelatihan Polri (Lemdiklat Polri);
Revisi Perkap No 19 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pelatihan Penggunaan VCD Fungsi Teknis Kepolisian (Lemdiklat Polri);
Revisi Perkap No 19 Tahun 2007 tentang Kurikulum Pendidikan Sespati Polri dan Sespim Polri (LemdiklatPolri);
100
Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan 86
86 105
Sasaran Strategis
Regulasi Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Regulasi Keterangan
1 2 3 4 Perkap Nomor 6
Tahun 2017 tentang SOTK MabesPolri;
Perkap Nomor 2 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelesaian Pelanggaran Disiplin AnggotaPolri.
Perkap tentang Pedoman Penyusunan Standar dan Akreditasi Profesi Polri (Lemdiklat Polri).
Terwujudnya good governance dan penguatan kelembagaan pada Polres Enrekang
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah;
Perkap No 22 dan 23 Tahun 2010 Tentang SOTK Polda dan Polres;
Perkap Tentang Pengelolaan Sistem Akuntabilitas Kinerja di LingkunganPolri
Revisi Perkap No 6 Tahun 2017 tentang SOTKPolri
Revisi Perkap No 22dan 23 Tahun 2010 Tentang SOTK Polda dan Polres (Srena Polri);
Bag Ren
Terwujudnya pengelolaan anggaran yang akuntabel
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 196 /PMK.02/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143/PML.02/2015 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
Si keu
101
Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan 86
86 105
Sasaran Strategis
Regulasi Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Regulasi Keterangan
1 2 3 4 Terwujudnya regulasi dan sistem pengawasan dan bantuan hukum yang efektif
- Surat Edaran tentang Gratifikasi di Lingkungan Polri;
Siwas
SiPropam
Bankum
3.4 KerangkaKelembagaan
Tabel III-2 Kerangka Kelembangaan Polres Enrekang
Sasaran Strategis
Kelembangaan Terkait yang Sudah Ada Kebutuhan Kelembagaan Keterangan
1 2 3 4 Terwujudnya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat di Polres Enrekang
Sat Intelkam
Satt Sabhara
PamObvit
SatBinmas
Bag Ops
Penguatan Binmas di tingkat Satwil hingga Pulau- Pulau Kecil Terluar
Penguatan HTCK tingkat Satwil terhadaprumpun Bakamla
Penguatan Command Center dikewilayahan
Penguatan fungsi Intelijen Polsek;
Penguatan koordinasi Intelijen.
Penguatanunit Binmas Polsek;
Penguatan fungsi preemtif pada tingkat Polsek dengan penggelaran 1 anggota Bhabinkamtibmas1 desa/kelurahan.
102
Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan 86
86 105
Sasaran Strategis
Kelembangaan Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Kelembagaan Keterangan
1 2 3 4 Sat Lantas Penguatan fungsi
pencegahan dan rekayasa lalu lintas sampai dengan tingkat Polsek.
Penguatan fungsi penegakan hukum di bidang lalu lintas sampai dengan tingkatPolsek.
Terwujudnya penegakkan hukum secara berkeadilan
SattReskrim
SatNarkoba
Sat Sabhara
Pembentukan Scientific Crime Investigation (SCI) yang mengintegrasikan fungsi-fungsi Forensik di Polres Enrekang
Penguatan fungsi penyidikan sampai dengan tingkat Polsek.
Penguatan fungsi pengawasan penyidikan pada tingkat Polres.
Terselenggaranya layanan publik Polri yang prima di Polres Enrekang
Sat Lantas
Sat Intelkam
SatReskrim
Sat Narkoba
SiPropam
Bag Sumda
SiTIPOL
Pembentukan Dit PPA hingga kewilayahan
Penguatan Sumber Daya Polri pada tingkat Polres danPolsek;
Penguatan Teknologi Informasi dalam pelayanan publik;
Terbangunnya pelayanan publik berbasis teknologi informasi.
Menjangkau seluruh Fungsi dan Polsek jajaran
103
Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan 86
86 105
Sasaran Strategis
Kelembangaan Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Kelembagaan Keterangan
1 2 3 4 Terwujudnya SDM Polri di Polres Enrekangyang profesional
- -
Modernisasi Subbag sarpras Pembentukan Struktur ULP pada SOTK diPolres Enrekang
PenguatanAlkom
Sarana dan SiTIPOL
prasarana sesuai
teknologi terkini
Terwujudnya manajemen media dan pengelolaan informasi yang handal
Bag Ops Penguatan fungsi Kerma pada tingkat kewilayahan;
Monev TupoksiKerma
Terwujudnya good governance dan penguatan kelembagaan pada Polres Enrekang
Bag Ren Revisi SOTK tingkat Satwil (Polres dan Polsek):
a. penataan DSP Satwil disesuaikan dengan ABK.
b. perubahan nomenklatur dan literatur Satwil disesuaikan dengan struktur dan ketentuan yangberlaku;
c.penataan struktur jabatan.
Pembentukan dan peningkatan tipe Satwil (Polres, Polsek dan Polsubsektor);
Penataan Tipe Satwil (Polsek dan Polsubsektor);
104
Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan 86
86 105
Sasaran Strategis
Kelembangaan Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Kelembagaan Keterangan
1 2 3 4
Penataan daerah hukum Satwil (Polres dan Polsek);
Pemutakhirandata Satwil;
Pembentukan Polsubsektordaerah hukumPolda
Terwujudnya pengelolaan anggaran yang akuntabel
- -
Terwujudnya regulasi dan sistem pengawasanyang efektif
- -
7 (Tujuh ) Program Terobosan (Breaktrough) Kapolres Enrekang :
Kapolres Enrekang mencanangkan 8 (delapan) program terobosan (Breaktrought) di Polres Enrekang
yang berorientasi pada kearifan lokal : Sipakatau, Sipakalabbi, Sipakainga, yaitu;
1) Kunjungan Silaturahmi dalam mesjid
Program ini dibuat karena melihat penduduk yang ada di Kabupaten Enrekang mencapai 99%
beragama Muslim, adapun selebihnya adalah masyarakat pendatang, oleh karena itu maksud dan
tujuan dilaksanakannya program ini adalah agar terjalin silaturahmi dengan tokoh agama dan
masyarakat Kabupaten Enrekang di mesjid-mesjid diwilayah hukum Polres Enrekang dan
membentuk masyarakat Enrekang yang berakhlak serta tidak mudah terpengaruh aliran sesat,
terorisme yang sudah banyak berkembang saat ini di Indonesia. Kuda Mas ini dilaksanakan pada
setiap hari Jumat di tingkat Polres Enrekang dan Polsek jajaran.
2) Patroli Biru
Program ini dibuat dalam rangka memberikan pelayanan perlindungan dan pengayoman kepada
masyarakat Kabupaten Enrekang dengan melaksanakan patroli Roda Dua
Bab III Ara kebijakan, Strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan 86
86 105
dan Patroli Roda Empat yang menggunakan lampu Rotator Biru secara rutin siang dan malam
pada tempat-tempat rawan macet, laka, kriminalitas dan pelanggaran lainnya serta memberikan
penyuluhan kepada masyarakat Kabupaten Enrekang sehingga tercipta situasi kamtibmas yaang
aman dan tenteram di Kabupaten Enrekang.
3) Polisi Peduli Pelajar
Program ini dibuat dalam rangka memberikan penyuluhan secara rutin dari tingkat Polres
Enrekang sampai Polsek jajaran kepada siswa/siswi/pelajar disekolah-sekolah di wilkum Polres
Enrekang agar dapat memahami tata tertib berlalu-lintas, kenakalan remaja, pornografi dan
narkoba serta mengadakan razia Ranmor dan Sajam unntuk menghindari tawuran antar sekolah.
4) Mabbulo sibatang;
Program ini dibuat dengan memamfaatkan potensi karakteristik Kabupaten Enrekang dengan
melaksanakan giat polisi beserta dengan Instansi terkait, tokoh masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh
Adat, Tokoh Pendidikan dan LSM, duduk bersama untuk bermusyawarah dalam menjaga situasi
kamtibmas agar tetap kondusif.
5) Police care;
Program ini dibuat dalam rangka Kepedulian Sosial personil Polres Enrekang kepada masyarakat
yang mengalami kesulitan, tertimpa bencana atau musibah dengan memberikan bantuan.
6) Wisata Religi;
Program ini mencakup giat revolusi mental dan pesantren kilat yang bertujuan untuk meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan personil Polres Enrekang kepada Allah SWT sehingga berahlak mulia
dan berbudi pekerti yang luhur dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
106
Bab IV :Target Kinerja dan kerangka Pendanaan 88
Bab IV Target Kinerja dan KerangkaPendanaan Bab IV Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan
“Anggaran yang
dikelola dengan baik
tidak hanya
mencerminkan kualitas
ekonomi yang baik,
tapi mencerminkan
martabat suatu
bangsa yangbaik.”
Sri Mulyani
Indrawari
Bab IV :Target Kinerja dan kerangka Pendanaan 89
4.1 Target Kinerja
Untuk mewujudkan visi dan misi Kepolisian Resort Enrekang, serta mendukung tercapainya
kebijakan pada level nasional, Kepolisian Republik Indonesia menetapkan 5 (lima) tujuan dan
telah dilengkapi dengan 9 (sembilan) sasaran strategis, yang merupakan kondisi yang ingin
dicapai secara nyataoleh Kepolisian Resort Enrekang dan mencerminkan pengaruh atas
ditimbulkannya hasil (outcome) dari satu atau beberapa program. Adapun untuk mengetahui
tingkat keberhasilan pencapaiannya, setiap sasaran strategis indikator kinerjautama.
Tabel IV-1 Indikator Kinerja dan Target
SASARAN STRATEGI Indikator Kinerja Utama Baseline Target
2019 2020 2021 2022 2023 2024
IK UTAMA
STAKEHODER
SI Keamanan dan Ketertiban Kab. Enrekang
IKU1 Indeks Keamanan dan Ketertiban Kab. Enrekang
75.20 76.33 76.50 77.00 78.00
IK PENUNJANG
INTERNAL PROCESS
SS1 Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
IKP1 Indeks Harkamtibmas 75 70 76 70 75
1 Rasio Potensi Gangguan 0.64 0.71 0.75 0.83 0.85
2 Response Time 19 Menit
19 Menit
18 Menit
18 Menit
18 Menit
3 Tingkat Keberhasilan penanganan konflik
12.6 12.55 12.55 12.55 12.6
4 Tingkat Kesiapan Pengelaran pasukan
11.1 11.67 12.05 13.52 13.9
5 Indeks keselamatan dijalan/ road safety index
90% 90% 90% 90% 90%
a Keamanan 24% 24% 24% 24% 24%
1 Jumlah Polantas per panjang jalan
20% 20% 20% 20% 20%
2 jumlah tabrakan yg diakibatkan karena melampaui batas kecepatan
4% 4% 4% 4% 4%
b Keselamatan 12% 12% 12% 12% 12%
1 Presentase tingkat kematian di jalan
12% 12% 12% 12% 12%
Bab IV :Target Kinerja dan kerangka Pendanaan 90
SASARAN STRATEGI Indikator Kinerja Utama Baseline Target
2019 2020 2021 2022 2023 2024
c Ketertiban 40% 40% 40% 40% 40%
1 Presentase jumlah tilang yang dikeluarkan akibat tidak ada kelengkapan surat-surat mengemudi
25% 25% 25% 25% 25%
2 Presentase tingkat kepatuhan terhadap rambu lalu lintas
15% 15% 15% 15% 15%
d Kelancaran 5% 5% 5% 5% 5%
1 Jumlah troublespot 3% 3% 3% 3% 3%
2 Tingkat penurunan troublespot
2% 2% 2% 2% 2%
6 Persentase Desa/ Kelurahan sadar Kantibmas
80% 80% 80% 80% 80%
7 crime Rate / crime clock 30.31 32.26 33.18 34.54 31.37
SS2 Layanan Publik Polres Enrekang yang Prima
IKP2 Indeks Kepuasan Layanan Publik Polres Enrekang
73 77 80 84 86
1 Kwalitas Pelayanan ( senyum, sapa,salam)
67.1 69.56 71.54 72.82 73.7
a Sat Sabhara (Pam OBVIT)
67.1 69.56 71.54 72.82 73.7
- Kepuasan Pengamanan Obvitnas, Kegiatan Nasional/Internasional dan Pariwisata
67.1 69.56 71.54 72.82 73.7
b Sat Intelkam 82.1 84.25 84.53 85.42 86.8
- Kepuasan masyarakat pada pelayanan SKCK
82.1 84.25 84.53 85.42 86.8
c Sat Lantas 80.20 80.50 80.70 81.05 81.27
- Total Rata Rata dari Kualitas Pelayanan SIM, STNK, BPKB
80.20 80.50 80.70 81.05 81.27
d SPKT 67 69 65 70 75
- Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Kepolisian terutama dalam hal pembuatan Laporan polisian
67 69 65 70 75
2 Kecepatan Pelayanan SOP SOP SOP SOP SOP
Bab IV :Target Kinerja dan kerangka Pendanaan 91
SASARAN STRATEGI Indikator Kinerja Utama Baseline Target
2019 2020 2021 2022 2023 2024
(Servis level Agreement)
a Sat Sabhara (Pam OBVIT)
SOP SOP SOP SOP SOP
- Kecepatan Pengamanan Obvitnas, Kegiatan Nasional/Internasional dan Pariwisata
25 menit
25 menit
25 menit
25 menit
25 menit
b Sat Intelkam SOP SOP SOP SOP SOP
- Kecepatan pelayanan SKCK
30 menit
30 menit
30 menit
30 menit
30 menit
c Sat Lantas
- Kecepatan Pelayanan SIM;
170 menit
170 menit
170 menit
170 menit
170 menit
- Kecepatan Pelayanan STNK;
120 menit
120 menit
120 menit
120 menit
120 menit
- Kecepatan Pelayanan BPKB
120 menit
120 menit
120 menit
120 menit
120 menit
d SPKT SOP SOP SOP SOP SOP
- Kecepatan pelayanan Kepolisian terutama dalam hal pembuatan Laporan polisian
20 menit
20 menit
20 menit
20 menit
20 menit
SS3 Penegakkan Hukum yang Berkeadilan
IKP3 Indeks Gakkum 95.68 88.82 91.02 90.91 92.64
1 Crime Total 162 170 168 165 163
2 crime clearance 155 151 153 150 150
3 Crime Index 95.68 88.82 91.02 90.91 92.64
INNOVATION
SS4 Profesionalisme SDM
IKP4 Indeks Profesionalitas SDM 65.8 66.25 66.5 66.75 67
a Kualifikasi dan Pemenuhan DSP
34 35 35 40 45
- Presentase Pemenuhan DSP
34 35 35 40 45
b Kompetensi 75 75 75 75 75
- Kompetensi Pegawai 75 75 75 75 75
c Kinerja 60 60 60 60 60
- Nilai SMK 40 40 40 40 40
- Nilai PPK 20 20 20 20 20
d Disiplin 82 83 85 86 88
- Tingkat pemberian reward dan punishment
82 83 85 86 88
Bab IV :Target Kinerja dan kerangka Pendanaan 92
SASARAN STRATEGI Indikator Kinerja Utama Baseline Target
2019 2020 2021 2022 2023 2024
SS5 Sarana dan Prasarana yang Modern
IKP5 Survey Kepuasan Penggunaan Alkom
65 (B) 68(B) 70(B) 72 (B) 75(B)
IKP6 Presentase penyelesaian perawatan Alkom
15% 20% 22% 23% 25%
IKP7 Persentase Ketepatan Waktu melakukan Perawatan Alkom
75% 75% 75% 75% 75%
IKP 8 Persentase Pemenuhan Pembangunan Bangunan Polres dan Polsek
55% 60% 70% 75% 80%
IKP 9 Persentase Pemenuhan Ketersediaan ADK pada Almatsus Polres
50% 60% 65% 70% 75%
SS6 Penguatan Manajemen Data dan Informasi
IKP 10 Persentase Berita Negatif yang Diklarifikasi
71,5 75 75,5 80 85,5
AKUNTABILITAS DAN KINERJA
SS7 Good Governance dan Clean Goverenment
IKP 11 Nilai SAKIP 74,10 74,12 74,40 74,60 75,10
IKP 12 Level Kapabilitas APIP 1 1 1 2 2
IKP 13 Opini BPK atas LK WTP WTP WTP WTP WTP
IKP 14 Nilai RBP 75% 75% 80% 80% 85%
SS8 Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran
IKP 15 Nilai Kinerja Anggaran 97% 98% 97% 98% 97%
IKP 16 Persentase Penyerapan Anggaran
75% 75% 80% 80% 80%
SS9 Regulasi dan Sistem Pengawasan yang Efektif
IKP 17 Presentase Penanganan Pengaduan Masyarakat
75% 75% 80% 80% 80%
IKP 18 Presentase Penyelesaian Masalah Hukum
64% 70% 75% 78% 80%
Dalam rangka mencapai sasaran-sasaran strategis tersebut, telah ditetapkan beberapa
Program di lingkungan Kepolisian Resort Enrekang, yaitu sebagai berikut:
1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis LainnyaPolri
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana AparaturPolri
3. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas AparaturPolri
4. Program Pengembangan Strategi Keamanan danKetertiban
5. Program Pemberdayaan PotensiKeamanan
Bab IV :Target Kinerja dan kerangka Pendanaan 93
6. Program Pemeliharaan Keamanan dan KetertibanMasyarakat
7. Program Penyelidikan dan Penyidikan TindakPidana
8. Program Pengembangan HukumKepolisian
4.2. Kerangka Pendanaan
Untuk dapat melaksanakan arah kebijakan, strategi, dan program pemeliharaan
keamanan dan ketertiban, serta mencapai target sasaran utama sebagaimana
disebutkan dalam Bab terdahulu, dibutuhkan dukungan kerangka pendanaan yang
memadai. Pendanaan pembangunan akan bersumber dari pemerintah (APBN dan
APBD, Dana Alokasi Khusus/DAK), swasta, perbankan/non perbankan, dan masyarakat.
Pendanaan APBN KKP akan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,
yakni fokus pada pada kepentingan untuk memberikan keamanan kepada masyarakat.
Sementara itu dilakukan penguatan sinergi pendanaan antara Polri, K/L terkait serta
APBD. Pendanaan juga diharapkan dapat dilakukan melalui operasionalisasi Lembaga
Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) serta kredit yang disalurkan
melaui perbankan. Secara terinci kerangka pendanaan menurut program dan kegiatan
sebagaimana Lampiran I.
Sasaran Strategis Keluaran Sumber
Pendanaan Keterangan
1 2 3 4 Terwujudnya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat di Polres Enrekang
Melaksanakan pengkajian Struktur OrganisasidanTataKerja(SOTK) di lingkunganPolri;
Pembentukan, peningkatan dan penghapusan satuan tingkat pusat melalui RevisiPerpresNomor52Tahun2010tentang SOTK Polri; Revisi Perkap Nomor 21 Tahun 2010 tentang SOTK pada Tingkat Mabes Polri;
Pembentukan, peningkatan dan penghapusan satuan tingkatkewilayahan
RM
PNBP
Bab IV :Target Kinerja dan kerangka Pendanaan 94
Sasaran Strategis Keluaran Sumber
Pendanaan Keterangan
1 2 3 4 melalui Revisi Perkap Nomor 22 Tahun 2010
tentang SOTK pada Tingkat Polda dan Perkap Nomor 23 Tahun 2010 tentangSOTK pada Tingkat Polres danPolsek;
Pembentukan, peningkatan dan penghapusan satuan tingkat kewilayahan melalui Revisi Perkap Nomor 14 Tahun 2018 tentang SOTK pada tingkatPolda;
Meningkatkan kemampuan Polri untuk mengamankan wilayah perairan pada poros maritim di tingkatkewilayahan;
Melakukan pembangunan Polsek dan/atau pos-pos pengamanan secarabertahap;
Meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan Badan Nasional Pengelola Bea Cukai, Imigrasi, Karantina, TNI dan PemerintahDaerah;
Meningkatkan keamanan wilayahperbatasan darat dan perairan melalui penguatan Polsek/Subsektor yang ada di wilayah perbatasan;
Menambah kapal tipe B dan tipe C secara bertahap sebagai upaya penguatan alat transportasi perairanPolri;
Meningkatkan keamanan perairan melalui penguatan Polsek wilayahpantai
Meningkatkan peran dan fungsi intelijen keamanan Polri yang mampu memberikan informasi dan saran tindak secara rahasia, cepat danakurat;
Peningkatan kapabilitas personel, anggaran dan teknologiintelijen;
Menggalang daya cegah dan daya tangkal warga masyarakat terhadap setiap bentuk gangguanKamtibmas;
Menguatkan program Polmas dengan penggelaran satu Bhabinkamtibmas satu desa/kelurahan;
Meningkatkan kemampuan penanganan konflik sosial (vertikal/horisontal) dengan mengutamakan pencegahan dan memberikan perlindungan yang berkeadilan terhadap kelompok minoritas dan kelompok rentan;
Bab IV :Target Kinerja dan kerangka Pendanaan 95
Sasaran Strategis Keluaran Sumber
Pendanaan Keterangan
1 2 3 4 Meningkatkan kemampuan penanganan
separatisme, radikalisme dan intoleransi melalui kegiatan preemtif danpreventif;
Membangun dan memberdayakan pengamanan swakarsa serta meningkatkan pelibatanpublik;
Meningkatkanpelayananmasyarakatdengan mengembangkan Polmas untuk menjangkau seluruh komunitas pada daerah-daerah perbatasan pulau antar daerah di Sulawesi Selatan;
Meningkatkan kemampuan pencegahan kejahatan melalui penguatan kegiatan fungsi intelijen, fungsi Binmas dan fungsiSabhara;
MenghadirkananggotaPolri di tengah-tengah masyarakat saat dibutuhkan dan di setiap kegiatanmasyarakat.
Mengembangkan NTMC, RTMC dan TMC yangterintegrasi;
Memantapkan sistem online data pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas yang terintegrasi;
Pemantauan arus lalu lintas sebagai data dasar evaluasi dan pengkajian trouble spot dan black spot dalam mengurangi titik titik lokasi rawan kemacetan dan rawan kecelakaan lalulintas;
Melakukan kajian black spot kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan pada daerah rawan kecelakaan lalulintas;
Penyidikan kecelakaan lalu lintas dengan pemanfaatan teknologi Traffic Accident Analysis;
Mengembangkan program road safety/safety ridding;
Membangun sistem edukasi berbasis teknologi yang mudah diakses oleh publik dan pemangkukepentingan;
Menggelar operasi kepolisian di bidang lalu lintas secaratematis;
melaksanakan kampanye keselamatan lalu lintas.
Bab IV :Target Kinerja dan kerangka Pendanaan 96
Sasaran Strategis Keluaran Sumber
Pendanaan Keterangan
1 2 3 4
Terwujudnya penegakkan hukum secara berkeadilan
Peningkatan kemampuan penyidikmelalui pendidikan latihan dan sertifikasi;
Pemenuhan peralatan yang mendukung dilaksanakannya penyidikan secarailmiah;
Meningkatkan dan mengintensifkan pengungkapan kasus-kasus menonjol yang meresahkan masyarakat dan menjadi perhatianpublik;
Meningkatkan kemampuan Polri Polda Sulawesi Selatan dalam penanganan penyalahgunaanNarkobasertabekerjasama dengan BNN dalam hal pencegahan penyalahgunaanNarkoba;
Meningkatkan kemampuan Polri Polda Sulawesi Selamatan dalam penanganan terorisme melalui kegiatan penyelidikan dan penyidikan serta peningkatan koordinasi dengan BNPT dalam hal pencegahan dan deradikalisasi;
meningkatkan kapabilitas Polri pada Polres Enrekang dalam penanganan tindak pidana korupsi melalui penguatan kelembagaan dan peningkatkan kerja sama dengan KPK, Kejaksaan, BPK, BPKP, PPATK dan Stakeholderlainnya;
Mengamankan program prioritas nasional dan paket kebijakan ekonomipemerintah;
Membangun kekuatan cadangan (stand by force) tingkat Polres Enrekang;
mengoptimalkan kekuatan cadangan (stand by force) pada masing-masing kesatuan Brimob untuk setiap saat siapdigerakkan;
Meningkatkan pergerakan dengan mobilitas cepat melalui dukungan dan pengadaan sarana prasarana angkutan udara, laut maupundarat;
Membentuk sistem rayonisasi dalam rangka penanganan tahap awal gangguan keamanan berintensitas tinggi(kontinjensi);
Mengembangkan kemampuan penyidikan secarailmiahpenyidiksampaidengantingkat Polres;
Meningkatkan kemampuan penyidikdalam mengolah TKP dengan menggunakan metode ilmiah;
RM
PNBP
Bab IV :Target Kinerja dan kerangka Pendanaan 97
Sasaran Strategis Keluaran Sumber
Pendanaan Keterangan
1 2 3 4 Meningkatkan sarana prasarana penyidikan
yang memenuhi standar investigasi tindak pidana secarailmiah.
Terselenggaranya layanan publik Polri yang prima di Polres Enrekang
Meningkatkan kualitas pelayanan publik berbasis teknologi melalui pelaksanaan program quickwins;
Memenuhi kebutuhan personel dan sarana prasarana pada titik-titik pelayananpublik;
RM
PNBP
Membangun budaya pelayanan dan membuka ruang partisipasi publik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi;
Meningkatkanpelayananpublik di bidang Regident pengemudi dan kendaraan bermotor berbasis teknologi dengancara:
a. penggelaran Satpas online;
b. penggelaran sistem STNK online;
c. penggelaran sistem BPKB online.
Membangun sistem pelayanan publik secara online dalam rangka pelaporan gangguan Kamtibmas, penerbitan SKCK,perizinan /pemberitahuan kegiatan masyarakat dan penerbitan perizinan di bidang senjata api non organik Polri/TNI dan bahan peledak komersial;
Membangun dan memberdayakan pengamananswakarsa;
Meningkatkan kemampuan personel Polri Polres Enrekang dan satuan dan sarana prasarana;
Terwujudnya SDM Polri yang profesional
Melaksanakan rekrutmen dengan prinsip Bersih, Transparan, Akuntabel dan Humanis (BETAH) dengan proaktif untuk memperoleh calon Polisi yangberkualitas;
Mempedomani kebijakan minimal zero growth dalam penyelenggaraan rekrutmen personel Polri pada Polres Enrekang dan mempertimbangkan pengarusutamaan gender;
RM
PNBP
Bab IV :Target Kinerja dan kerangka Pendanaan 98
Sasaran Strategis Keluaran Sumber
Pendanaan Keterangan
1 2 3 4 Rasionalisasi dan realokasi personel Polri
tingkat Polda ke Polres dan Polsek untuk tugaspelayanan;
Menyusun database postur Polri sesuai kondisi saat ini dan ke depan, yang akan digunakan sebagai acuan atau landasan kebijakan minimal zero growthPolri;
Pengkajian kebijakan terhadap pengembangan SDM, sistem danmetode
Melakukan penataan dalam pembinaan personel Polres Enrekang melalui teknologi informasi berdasarkan merit system dan rekam jejak dalam hal rekrutmen, seleksi pendidikan danmutasi;
Menyelenggarakan uji kompetensi jabatan yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan kualitas kinerja dengan sistem computer assistedtest;
Mengikutsertakan personel pada pendidikan, pelatihan, kursus-kursus di dalam dan luar negeri serta pelatihan fungsi teknis pada satuan kewilayahan guna meningkatkan profesionalisme Polri di Polres Enrekang;
melalui pendidikan dan latihan fungsipada setiap Satker pembina fungsi dan Kesatuan Operasional Dasar/Polres;
Percepatan Reformasi Birokrasi Polri pada setiap satuan kerja melalui penilaian Indeks Tata Kelola dengan memberikan reward and punishment;
Menyusun Blue Print kebutuhan minimal standard pelayanan publik (persyaratan, waktu, biaya/tarif, sarana prasarana, kompetensi, pengawasan dan pengaduan) secara bottom up berdasarkan kondisi geografis wilayah dan tantangan tugas mulai dari tingkat Polsek sampai dengan tingkat MabesPolri;
Melakukan penguatan kelembagaan melalui penyusunanstrukturorganisasidantatakerja Polri yang tepat ukuran (right size) dan tepat masa berlakunya (right period); menyusun tipologi satuan kewilayahan berdasarkan kondisi geografis wilayah dan tantangan tugas;
Bab IV :Target Kinerja dan kerangka Pendanaan 99
Sasaran Strategis Keluaran Sumber
Pendanaan Keterangan
1 2 3 4
Menginventarisir dan menyusun kebutuhan personel danperlengkapannya;
Menyusun standardisasi Daftar Susunan Personel dan Peralatan Polri sesuai dengan analisa bebankerja;
Memberikan penyuluhan dan bantuanhukum bagi personel Polri pada Polres Enrekang;
Meningkatkan sinergi dengan Kementerian/Lembagaterkait;
Mengusulkan peningkatan tunjangan kinerja dan tunjangan bagi anggota di wilayah perbatasan;
Meningkatkan kualitas jaminan kesehatan bagipegawaiPolrimelaluikerjasamadengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dan Kementerian Kesehatan;
Meningkatkan fasilitas kesehatan Polri di Polres Enrekang;
Menyediakan perumahan dinas bagipegawai Polri secarabertahap;
Kerjasama dengan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPU- Pera) dalam rangka pembangunan perumahan bagi pegawaiPolri;
memberikan keterampilan kewirausahaan kepadapegawaiPolriPolres Enrekangyangakan memasuki masapensiun;
Bab IV :Target Kinerja dan kerangka Pendanaan 100
Sasaran Strategis Keluaran Sumber
Pendanaan Keterangan
1 2 3 4
Modernisasi sarana dan prasarana sesuai teknologiterkini
Memenuhi kebutuhan minimal alat materiil khusus (Almatsus) Polres yang modern;
Menetapkan standardisasi perlengkapan perorangan dan kesatuan Polres Enrekang yang disesuaikan dengan kondisi geografis wilayah dan diselaraskan dengan tantangantugas;
RM
PNBP
Menyusun standar minimal Almatsus Polri pada Polres Enrekang dalam rangka Pelayanan Publik sebagai landasan pengambilan keputusan kebijakan di bidang pengadaan dan pengembangan alat perlengkapanPolri;
Optimalisasi pengelolaan aset Polda melalui Sistem Informasi Manajemendan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK- BMN), Arsip Data Komputer (ADK) dan pengelolaan barang bukti yang sudah memiliki kekuatan hukumyang
Membangun pusat informasi keamanan secara nasional yangterintegrasi;
Membangun fasilitas kekuatan cadangan (stand by force) tingkat Polres Enrekang;
Membangun fasilitas penanganan terorisme;
Melanjutkan pembangunan fasilitas kantor pelayanan publik (Polda, Polres, Polsek dan Polsubsektor) dan fasilitas pendidikan.
Melakukan kajian dalam rangka memenuhi persyaratan untuk dibangunnya laboratorium forensik di tingkat pusat dancabang;
Bab IV :Target Kinerja dan kerangka Pendanaan 101
Sasaran Strategis Keluaran Sumber
Keterangan
Pendanaan
1 2 3 4
Pembangunan Laboratorium Forensik serta peralatan forensik sesuai kebutuhan secarabertahap;
PembuatanprototipeAlmatsusPolripada Polres Enrekang;
Modernisasi teknologi kepolisian dilakukan melalui penelitian dan pengembangan antara lain: laboratorium forensik, laboratorium siber, Inafis, psikologi forensik, kedokteran forensik, sistem informasi kriminalnasional;
Melaksanakan kerja sama dan pengembangan secara teknis dengan Kementerian/Lembaga melalui pemanfaatan database kependudukan dan database informasikriminal;
Menggelar jaringan komunikasi sampai dengan tingkat Polsek untuk mendukung sistem pelaporanKamtibmas;
Menggelar jaringan back-up untuk jaringan backbone Polri pada Polres Enrekang sebagai penunjang sistem kepolisian;
Terwujudnya manajemen media dan pengelolaan informasi yang handal
Mendorong pemanfaatanteknologi keamanan swakarsa oleh stakeholder terkait dan masyarakat;
Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Polri pada Polres Enrekang dan soliditas kesatuan melalui penerangan Internal daneksternal;
RM
PNBP
Membangun kemitraan melalui kerja sama dengan stakeholders dalam mengelola isu krisis media baik konvensional, digital maupun elektronik serta penyebaran/diseminasi informasi digital melalui media online dan mediasosial;
Membangun dan mengembangkan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) melalui Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi (PID) yang berbasis teknologi guna mewujudkan layanan informasi publik yang profesional, transparan danakuntabel;
Meningkatkan kemampuan penanganan konflik sosial (konflik horizontalmaupun
Bab IV :Target Kinerja dan kerangka Pendanaan 102
Sasaran Strategis Keluaran Sumber
Pendanaan Keterangan
1 2 3 4 vertikal) dengan mengutamakan pencegahan
dan memberikan perlindungan yang berkeadilanterhadapkelompokminoritasdan kelompokrentan;
Meningkatkan kemampuan penanganan separatisme baik melalui pencegahan maupun penegakan hukum secara profesional;
Mewujudkan digital security system melalui pengembangan pusat Komando kendali Komunikasi dan Informasi (K3I/Command Centre) yang terkoneksi denganstakeholder;
Mengoptimalkan National Traffic Management Center (NTMC) sebagai pusat Komando Kendali Komunikasi dan Informasi (K3I) yang terkoneksi dengan instansi terkait serta melanjutkan pengembangan Regional Traffic Management Center (RTMC) dan Traffic Management Center (TMC) di satuan wilayah;
Mengembangkan sistim komunikasi perkantoran berbasis Internet Protocol untuk mendukung koordinasi antara satuan kerja di Polres Enrekang dan satuan kerja kewilayahan secara efektif danefisien;
Mengembangkansistemkomunikasiberbasis radio untuk mendukung operasi kepolisian dengan mempertimbangkan kondisi geografis, keamanan serta karakter penggunaan di setiap fungsi danwilayah;
Terwujudnya good governance dan penguatan kelembagaan pada Polres Enrekang
Melaksanakan Revolusi Mental, khususnya mengembangkanbudayaantikorupsiinternal Polri pada Polres Enrekang, melalui penunjukan role model, memasukkan kurikulum anti korupsi pada seluruh jenjang pendidikan Polri;
RM
PNBP
Terwujudnya pengelolaan anggaran yang handal
Menyusun rencana kebutuhan dan alokasi anggaran
RM
Terwujudnya regulasi dan sistem pengawasan yang efektif
Meningkatkan integritas anggota Polri di Polres Enrekang dan membangun budaya anti korupsi serta sebagai pelopor tertib sosial di ruang publik dalam rangka revolusi mental anggota Polri;
RM
PNBP
Bab IV :Target Kinerja dan kerangka Pendanaan 103
Sasaran Strategis Keluaran Sumber
Pendanaan Keterangan
1 2 3 4 membentuk sistem pengawasan dan Tim
Internal Anti Korupsi untuk menekan budaya korupsi;
Mengefektifkan pelaksanaan Wasrik rutin, Wasrik khusus dan Wasrik dengan tujuan tertentu;
Mengoptimalkan koordinasi dan kerjasama internal dan eksternal untuk memperkuat pengemban fungsipengawasan;
Meningkatkandisiplin,ketertibandanperilaku anggota Polri Pada Polres Enrekang melalui penegakandisiplindankodeetikprofesiPolri;
Memperbaiki sistem komplain masyarakat secaraonline.
Bab V : Penutup 1
dikosongkanBab VPenutup Bab V Penutup
“Gantungkan cita- cita
mu setinggi langit
!Bermimpilah setinggi
langit.Jika engkau jatuh,
engkau akanjatuh di
antara bintang- bintang”
Soekarno
Bab V : Penutup 2
Rancangan Rencana Strategis Kepolisian Resor Enrekang tahun 2020-
2024 merupakan perencanaan jangka menengah Polres Enrekang,yang
disusun dengan menjabarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Polres
Enrekang dalam mendukung agenda pembangunan nasional.
Dokumen ini merupakan dokumen hidup yang perlu direviu secara berkala
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, lingkungan
strategis, dan arah bijak Pores.
Oleh karena itu, peran aktif dari seluruh Unit Kerja dan personel
PolresEnrekang sangat diperlukan kontribusinya untuk mengimplementasi
Rancangan Renstra Polres Enrekang Tahun 2020-2024 dalam pelaksanaan
tugasnya. Sehingga keamanan dan ketertiban nasional dapat terpelihara.
1. Kaedah Pelaksana
a. mengutamakan sistem pelayanan prima dengan menghadirkan negara
(Polisi) ke tengah-tengah masyarakat, yakni memberikan pelayanan
secara cepat, tepat, murah dan tidak diskrimininasi, dengan tetap
mengedepankan standar etika yangtinggi;
b. pentingnya mengutamakan tindakan preemtifdan humanis sebagai
civilian police menuju democratic policing;
c. mengedepankan strategi community policing. Perkembangan ke depan,
perlu dilakukan perubahan pola upaya penanganan dari tindakan reaktif
menjadi proaktif agar tercipta suasana kondusif dengan meminimalkan
jatuhnya korban, serta tetap berkomitmen terhadap efisiensianggaran;
d. selalu membangun kemitraan melalui sistem sinergi polisional dengan
kementerian, lembaga, serta kearifan lokal lainnya, sebagai
implementasi strategi Polmas dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat guna menciptakan masyarakat tertib hukum.
Bab V : Penutup 3
2. Autentifikasi dandistribusi
a. autentifikasi Rancanagan Renstra Polres Enrekang berikut merupakan
jabaran dari RPJMN, yang telah disahkan oleh Kapolres Enrekang
sebagai pimpinan lembaga Daerah sekaligus sebagai pejabat
penggunaanggaran;
b. distribusi, selanjutnya akan didistribusikan kepada seluruh unit kerja
untukdijabarkan kedalam Rencana Kerja(Renja)tahunan dan dipedomani
oleh penanggung jawab program guna pencapaian outcome.
Enrekang, Oktober 2019
KEPALA KEPOLISIAN RESOR ENREKANG
IBRAHIM AJI, S.I.K AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 78050945
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
KEPOLISIAN RESORT ENREKANG
TAHUN 2020-2024
ii
Enrekang, Oktober 2019 KEPALA KEPOLISIAN RESORT ENREKANG
IBRAHIM AJI, S.I.K AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 76010875
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karuniaNya sehingga Rencana Strategis ( Renstra) Kepolisian Resort Enrekang 2020-2024 dapat tersusun sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan PembangunanNasional.
Susunan Renstra Polres Enrekang 2020-2024 terdiri dari visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan, strategi, program dan kegiatan, kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, serta kerangka pendanaan sesuai dengan tugas dan fungsi Kepolisian Republik Indonesia yang menyesuaikan dengan dinamika lingkungan strategis.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Rancangan Renstra Polres Enrekang 2020-2024. Kami harap seluruh target yang telah ditetapkan dalam Renstra ini dapat tercapai sehingga keamanan dan ketertiban masyarakat Kabupaten Enrekang meningkat dan terpelihara menuju Enrekang,Maju,Aman dan Sejahtera (EMAS).
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi
KATAPENGANTAR II
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN RESORT ENREKANG TENTANG RANCANGAN RENCANA STRATEGIS KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020-2024
DAFTAR GAMBAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
IV
V
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 KONDISI UMUM
4
1.2 POTENSI PERMASALAHAN 45
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS 51 2.1 VISI
52
2.2 MISI 53 2.3 TUJUAN 54 2.4 SASARAN STRATEGIS 56
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 63 3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STARTEGI NASIONAL
64
3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI POLRES ENREKANG 66 3.3 KERANGKA REGULASI 75 3.4 KERANGKA KELEMBAGAAN 83
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 88 4.1 TARGET KINERJA
89
4.2 KERANGKA PENDANAAN 93
BAB V PENUTUP 104 LAMPIRAN
107
I. MATRIK KINERJA DAN PENDANAAN POLRES ENREKANG TAHUN 2020 - 2024 107
II. KERANGKA REGULASI 114
III. KERANGKA KELEMBAGAAN 122
Daftar Isi
iv
Gambar I-1 Keterkaitan Renstra PolridanRPJMN 3
Gambar I-9 Tabel Kejadian Bencana 3TahunTerakhir 32
Gambar I-10 Tabel JmlhPnddkJptMenurutKelompokUmurdanJenisKelaminthn 2018---------33
Gambar I-2 Proyeksi Komposisi Penduduk KabupatenEnrekangpadaTahun2018-2020 34
Gambar II-1 Hubungan keterkaitan Impact, Tujuan, danSasaranStrategis 57
Gambar II- 2 Peta Strategi PolresEnrekangLevel0 58
Gambar III-1 yang diturunkan dariTujuanPertama 67
Gambar III-2 Arah Kebijakan yang diturunkan dariTujuanKedua 69
Gambar III-3 Arah Kebijakan yang diturunkan dariTujuanKetiga 70
Gambar III-4 Arah Kebijakan yang diturunkan dariTujuanKeempat 71
Gambar III-5Arah Kebijakan yang diturunkan dariTujuanKelima 73
Grafik I-0PenambahanKebutuhan Minimal AlmatsusTahun 2015 - 2018 7
Grafik I-1PelanggaraKodeEtikProfesiPolriTahun 2017 - 2018 9
Grafik I-2Respon Time PolresEnrekangTahun 2015 - 2018 15
Grafik I-3Nilai IKM PelayananPublik Poles EnrekangTahun 2015 - 2018 16
Grafik I-4PengaduanMasyarakatTrhadapPelayanan Poles EnrekangTahun 2015 - 2018 18
Grafik I-5PenyelesaianPermasalahanSosialOlehBhabinkamtibmasTahun 2017 - 2018 22
Grafik I-6Fatalitas Korban LakaLantasTahun 2015 - 2018 25
Grafik I-7Rekapitulasi Data PenyelesaianTndakPidanaNarkobaTahun 2015 - 2018 26
Tabel I-0PerbandinganPelanggaranKodeEtik 2017 - 2018 9
Tabel I-1PerbandinganPelanggarandisiplin 2017 - 2018 11
Tabel I-2Perbandingan Ratio 1:575 polresdanpolsekjajarantahun 2018 12
Tabel I-3PerbandinganJumlahpersonilpolresdanpolsekjajarantahun 2017 - 2018 13
Tabel I-4PerbandinganUnjuk Rasa tahun 2015 - 2018 19
Tabel I-5PerbandinganJumlahBhabindanjumlahDesa/Keltahun 2015 - 2018 20
Tabel I-6PerbandinganLakaLantastahun 2015 - 2018 24
Tabel I-7 Rekapitulasi data PenyelesaianTindakPidanaUmumtahun 2015 - 2018 26
TabelI-8RekapitulasidatapenyelesaiantindakpidanaKorupsitahun2015-2018 28
Tabel III-1 Kerangka RegulasiPolresEnrekang 75
Tabel III-2 KerangkaKelembangaanPolresEnrekang 83
Tabel IV-1 Indikator KinerjadanTarget 89
Daftar Gambar , Grafik dan Tabel
v
Ringkasan Eksekutif
Sebagai alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, Polri perlu memberikan jaminan kepada masyarakat akan keamanan dan ketertiban nasional.
Dalam rangka memberikan jaminan keamanan dan ketertiban nasional kepada masyarakat, PolresEnrekang menyusun Rancangan Rencana Strategis (Ran Renstra). Renstra PolresEnrekang digunakan sebagai rencana lima tahunan Polres untuk mencapai visi dan melaksanakan misi dengan tujuan dan sasaran strategis, serta arah kebijakan disertai dengan indikator-indikator pengukurnya.
Ringkasan Eksekutif
vi
Ran Renstra PolresEnrekang 2020- 2024 ini merupakan Renstra tahap akhir dari Grand Strategi Polri 2005-2025 yang sudah masuk pada tahap Exellence. Renstra PolresEnrekangsebelumnya menekankan pada pemantapan kelembagaan dan pelayanan Polri kearah professional, modern, dan terpercaya. Implementasi Renstra sebelumnya telah berhasil mengembangkan PolresEnrekang sesuai visi dan misi yang ditetapkan dalam Renstra tersebut, meskipun masih terdapat capaian yang harus ditingkatkan.
Sebagai kelanjutan Renstra sebelumnya, Ran Renstra PolresEnrekang2020-2024 menekankan pada peran Polri yaitu sebagai fungsi pemerintahan negara dibidangpemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarkat. Berdasarkan hal di atas maka Renstra tersebut dirancang dengan melihat kondisi umum PolresEnrekang, yaitu capaian kinerja dari Renstra sebelumnya, tugas dan fungsi PolresEnrekang, kondisi keamanan dan peran institusiPolri.
107
Lampiran
I. Matriks Kinerja dan Pendanaan Polres Enrekang Tahun2020-2024 KODE PROGRAM/KEGIATAN SASARAN
PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR PROGRAM DAN KEGIATAN TARGET PROGRAM DAN KEGIATAN ALOKASI BASELINE PROGRAM DAN KEGIATAN (dlm ribuan Rupiah) ALOKASI KET
2020 2021 2022 2023 2024 APBNP 2020 2021 2022 2023 2024 2020-2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
01 Dukma dan
Pelayanan Tugas
Teknis Lainnya Polri
menyelenggarakan
fungsi manajemen
kinerja Polri secara
optimal dengan
melaksanakan kegiatan
perencanaan,
pelaksanaan,
pengendalian,
pelaporan, pelayanan
internal dan
pembayaran gaji yang
dilaksanakan secara
tepat waktu, akuntabel
dan terintegrasi antara
Mabes Polri dan
kewilayahan.
a. jumlah kebijakan yang dapat 16 16 17 17 18 23.012.039 27.614.447 33.137.377 39.764.805 47.717.766 171.246.434
mengoptimalkan unit kerja pelaksana
teknis
b. % kebijakan yang berpihak pada
masyarakat
85% 90% 90% 100% 100%
c. jumlah aparatur yang dikelola
pengembangan
80% 85% 90% 95% 100%
karirnya yang diberikan
penghargaan/sanksi
sesuai kinerja.
d. % perencanaan dan penganggaran 100% 100% 100% 100% 100%
berdasarkan kerangka pengeluaran
jangka
menengah dengan kinerja secara
terpadu
e. % pengelolaan keuangan yang
akuntabel dan
92% 94% 96% 98% 100%
tepat waktu
f. % unit kerja yang menerapkan
administrasi
90% 90% 95% 95% 100%
secara akuntabel
g. % peraturan Kapolri yang selaras di
tingkat
90% 90% 95% 95% 100%
Mabes dan Kewilayahan
h. % kecukupan operasional 84% 88% 92% 99% 97%
Lampiran
108
KODE PROGRAM/KEGIATAN SASARAN
PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR PROGRAM DAN KEGIATAN TARGET PROGRAM DAN KEGIATAN ALOKASI BASELINE PROGRAM DAN KEGIATAN (dlm ribuan Rupiah) ALOKASI KET
2020 2021 2022 2023 2024 APBNP 2020 2021 2022 2023 2024 2020-2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
pelaksanaan tugas
pelayanan internal
3070 Penerangan
Masyarakat
Terlaksananya
penerangan Masyarakat
Jumlah Layanan Penerangan Masyarakat 12 Lap 12 Lap 12 Lap 12 Lap 12 Lap 108.000 114,492.0 137,390.4 164,868.5 197,842.2 710,003
3073 dukungan pelayanan
internal perkantoran
Polri
meningkatkan kualitas
pelayanan internal
jumlah layanan internal perkantoran Polri 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 22.903.339 31,506,085 37,807,302
45,368,762.69
54,442,515.23 195,379,736
02 Peningkatan Sarana
dan Prasarana
Aparatur Polri
mendukung tugas
pembinaan dan
operasional Polri
melalui ketersedian
sarana dan prasarana
materiil, fasilitas dan
jasa baik kualitas
maupun kuantitas
prosentase/jumlah kecukupan
ketersediaan sarana dan prasarana
pendukung fasilitas guna memenuhi
standar pelayanan Kamtibmas Prima
20.53 38.62 57.08 78.34 100 3,159.127 3,786,059 4,956,167 6,082,040 7,500,409 25,454,791
5059 dukungan manajemen
dan teknis sarpras
meningkatkan kualitas
pelayanan internal
sarpras
jumlah layanan perkantoran sarpras 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 3.159.127 3,756,139 4,507,367 5,408,840.45 6,490,608.54 23,293,071
5063 pengembangan
sarana dan prasarana
kewilayahan
terdukungnya fasilitas dan
konstruksi Polri dalam
mendukung kesejahteraan
personel Polri dan
Kewilayahan
% ketersediaan sarana dan prasarana
kewilayahan dibandingkan tahun
sebelumnya
15% 20% 25% 30% 35% - 29,920 448,800 673,200 1,009,800 2,161,720
03 Pengawasan dan
Peningkatan
Akuntabilitas
Aparatur Polri
mewujudkan aparat
Polri yang
a. % hasil pemeriksaan yang telah
ditindak
100% 100% 100% 100% 100% 106.360 151,380 181,656 217,987 261,585 899,498
profesional,
proporsional dan
lanjuti -
akuntabel sebagai
implementasi
b. % tindak lanjut terhadap pengaduan 100% 100% 100% 100% 100% -
reformasi Polri
perubahan kultur
masyarakat
3088 Pertanggungjawaban
Profesi
Mewujudkan
Pertanggungjawaban
Profesi
Jumlah penyelesaian perkara pelanggar
kode etik, profesi Polri
12 Lap 12 Lap 12 Lap 12 Lap 12 Lap 23,538 47,076 56,491 67,789 81,347 276,242
3089 penyelenggaran
Pengamanan Internal
Polri
terselenggaranya
Pengamanan Internal Polri
jumlah Pelaksanaan Penyelidikan Pegawai
pada Polri
12 Lap 12 Lap 12 Lap 12 Lap 12 Lap 17,279 26,558 31,870 38,244 45,892 155,842
3090 Penegakan Tata Tertib
dan Disiplin Polri
Terwujudnya Penegakan
Tata Tertib dan Disiplin
Polri
Jumlah Pelaksanaan Penegakan
Ketertiban dan disiplin
12 Lap 12 Lap 12 Lap 12 Lap 12 Lap 29,943 44,146 52,975 63,570 76,284 259,049
3091 penyelenggaran
Pemeriksaan dan
Pengawasan
terselenggaranya
Pemeriksaan dan
pengawasan
jumlah laporan hasil pemeriksaan (LHP)
dan Pengawasan yang menjadi obyek
Wasrik kewilayahan
12 Lap 12 Lap 12 Lap 12 Lap 12 Lap 35.600 42,720 51,264 61,517 73.821 208,365
109
KODE PROGRAM/KEGIATAN SASARAN
PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR PROGRAM DAN KEGIATAN TARGET PROGRAM DAN KEGIATAN ALOKASI BASELINE PROGRAM DAN KEGIATAN (dlm ribuan Rupiah) ALOKASI KET
2020 2021 2022 2023 2024 APBNP 2020 2021 2022 2023 2024 2020-2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
04 Pengembangan
strategi keamanan
dan ketertiban
mengembangkan
langkah-langkah
strategi, dan mencegah
suatu potensi gangguan
keamanan baik kualitas
maupun kuantitas,
sampai kepada
penanggulangan sumber
penyebab kejahatan,
ketertiban dan konflik di
masyarakat dan sektor
sosial, politik dan
ekonomi.
a. jumlah kegiatan intelijen yang dapat
menurunkan
36 36 36 36 36 1,713.622 2.056.347 2.467.617 2.961.141 3.553.370 12.752.097
potensi gangguan keamanan dalam
negeri
b. jumlah masyarakat yang dijadikan
jaringan informasi
15 15 15 15 15
dibidang Ipoleksosbudkam
c. jumlah informasi pencegahan
kejahatan berkadar tinggi
4 4 4 4 4
d. jumlah produk Intelijen yang
dihasilkan
10 10 10 10 10
e. jumlah laporan potensi gangguan
keamanan yang
764 764 764 764 764
dapat di identifikasi
3111 Dukungan Manajemen
dan Teknis Strategi
Keamanan dan
Ketertiban
Terwujudnya Strategi
Keamanan dan Ketertiban
Jumlah Layanan Strategi Keamanan dan
Ketertiban
12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 95,520 114,624 137,549 165,058.56 198,070.27 710,822
3112 Analisisi Keamanan Terlaksananya Informasi
Analisis Keamanan
Jumlah Dokumen dan Hsil analisis 3 Dok 3 Dok 3 Dok 3 Dok 3 Dok 26,835 32,202 38,642 46,370.88 55,645.06 199,695
3114 Penyelenggaraan
Strategi Keamanan
dan Ketertiban Bidang
Politik
Mewujudkan Oprasi
Pencegahan Potensi
Kejahatan Berkadar Tinggi
Bidang Politik
Jumlah Informasi Deteksi Aksi (deteksi
dini, cegah dini dan peringatan dini)
Bidang Politik
137 Lap 137 Lap 137 Lap 137 Lap 137 Lap 180,552 216,662 259,995 311,993.86 374,392.63 1,343,596
3115 Penyelenggaraan
Strategi Keamanan
dan Ketertiban Bidang
Ekonomi
Mewujudkan Oprasi
Pencegahan Potensi
Kejahatan Berkadar Tinggi
Bidang Ekonomi
Jumlah Informasi Deteksi Aksi (deteksi
dini, cegah dini dan peringatan dini)
Bidang Ekonomi
137 Lap 137 Lap 137 Lap 137 Lap 137 Lap 180,552 216,662 259,995 311,993.86 374,392.63 1,343,596
3116 Penyelenggaraan
Strategi Keamanan
dan Ketertiban Bidang
Sosial Budaya
Mewujudkan Oprasi
Pencegahan Potensi
Kejahatan Berkadar Tinggi
Bidang Sosial Budaya
Jumlah Informasi Deteksi Aksi (deteksi
dini, cegah dini dan peringatan dini)
Bidang Sosial Budaya
119 Lap 119 Lap 119 Lap 119 Lap 119 Lap 243,921 292,705 351,246 421,495.49 505,794.59 1,815,163
3117 Penyelenggaraan
Strategi Keamanan
dan Ketertiban Bidang
Keamanan Negara
Mewujudkan Oprasi
Pencegahan Potensi
Kejahatan Berkadar Tinggi
Bidang Keamanan Negara
Jumlah Informasi Deteksi Aksi (deteksi
dini, cegah dini dan peringatan dini)
Bidang Keamanan Negara
119 Lap 119 Lap 119 Lap 119 Lap 119 Lap 294,291 353,149 423,779 508,534.85 610,241.82 2,189,996
05 Pemberdayaan
Potensi keamanan
mendekatkan Polisi
dengan berbagai
komunitas masyarakat
agar terdorong bekerja
sama dengan Kepolisian
secara proaktif dan
a. jumlah anggota Bhabinkamtibmas
yang telah
2 2 5 5 5 1,000,306 1,200,367 1,440,441 1,728,528.77 2,074,234.52 7,443,877
mendapatkan pelatihan Polmas
b. jumlah masyarakat dan kelompok 10 15 20 25 30
masyarakat yang sadar dan peduli
keamanan
110
KODE PROGRAM/KEGIATAN SASARAN
PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR PROGRAM DAN KEGIATAN TARGET PROGRAM DAN KEGIATAN ALOKASI BASELINE PROGRAM DAN KEGIATAN (dlm ribuan Rupiah) ALOKASI KET
2020 2021 2022 2023 2024 APBNP 2020 2021 2022 2023 2024 2020-2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
saling mengandalkan
untuk membantu tugas
Kepolisian dalam
menciptakan
keamanandan ketertiban
bersama (Comunity
Policing).
c. jumlah kerjasama keamanan dengan 3 3 3 3 3
komponen masyarakat
5076 pembinaan potensi
keamanan
terselenggaranya
kerjasama antara Polri
masyarakat dan
Harkamtibmas
penempatan 1 (satu) bhabinkamtibmas di
setiap desa secara bertahap
50% dari
total desa
55% dari
total desa
60% dari
total desa
65% dari
total desa
70%
dari
total
desa
1,000,306 1,200,367 1,440,441 1,728,528.77 2,074,234.52 7,443,877
06 Pemeliharaan
Keamanan dan
Ketertiban
Masyarakat
memelihara dan
meningkatkan kondisi
keamanan dan
ketertiban masyarakat
agar mampu melindungi
seluruh warga
masyarakat Kabupaten
Enrekang dalam
beraktivitas untuk
meningkatkan kualitas
hidup yang bebas dari
bahaya, ancaman dan
gangguan.
a. jumlah kriminalitas (Tipiring) yang
dapat ditindak
21 Kasus 21 Kasus 25 Kasus 25 Kasus 30
Kasus
4,128,231 4,953,877 5,944,653 7,133,583.17 8,560,299.80 30,720,644
fungsi Satsabhara
b. jumlah kegiatan pengaturan dan
penjagaan
Turwali
1484
Turwali
2608
Turwali
2608
Turwali
2608
Turwali
2608
patroli dan pengawalan di jalan raya Penjagaa
n 365
Penjagaa
n 366
Penjagaa
n 365
Penjagaa
n 365
Penjaga
an 365
c. jumlah patroli perairan dan udara
diseluruh
- - - - -
wilayah hukum RI (khusus wilayah
Prop. Sulsel
dan Sulbar)
d. jumlah pengamanan obyek
vital/obyek vital
12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln
nasional dan VVIP
e. jumlah patroli di tempat-tempat
wisata dan
- - - - -
melibatkan satwa anjing
f. jumlah pengamanan pada pesta
demokrasi
lima tahunan pemelihan
presiden/wakil,
- - - - 1
legislatif baik tingkat pusat maupun
daerah
3128 dukungan manajemen
dan teknis
pemeliharaan
keamanan dan
ketertiban
masyarakat
terdukungnya dukungan
manajemen dan teknis
pemeliharaan keamanan
dan ketertiban
masyarakat
rata-rata jumlah paket pelayanan
pemeliharaan keamanan dan ketertiban
masyarakat
12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 2,619,560 3,143,472 3,772,166 4,526,599.68 5,431,919.62 19,493,718
111
KODE PROGRAM/KEGIATAN SASARAN
PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR PROGRAM DAN KEGIATAN TARGET PROGRAM DAN KEGIATAN ALOKASI BASELINE PROGRAM DAN KEGIATAN (dlm ribuan Rupiah) ALOKASI KET
2020 2021 2022 2023 2024 APBNP 2020 2021 2022 2023 2024 2020-2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
3130 pembinaan pelayanan
fungsi Sabhara
meningkatkan
pengamanan kegiatan
masyarakat
jumlah layanan fungsi sabhara 9082 Org 9082 Org 9082 Org 9082 Org 9082
Org
496,470 595,764 714,917 857,900.16 1,029,480.19 3,694,531
3131 penyelenggaraan
pengamanan objek
vital
meningkatkan keamanan
objek vital/khusus
jumlah pengamanan objek vital/objek vital
nasional dan VVIP
365 Giat 365 Giat 365 Giat 365 Giat 365 Giat 95,304 114,365 137,238 164,685.31 197,622.37 709,214
3133 Peningkatan
Pelayanan Keamanan
dan Keselamatan
Masyarakat dibidang
Lantas
Terwujudnya Keamanan,
keselamatan, ketertiban
dan kelancaran lalulintas
diwilayah polres Enrekang
Jumlah Pelayanan Pengaturan ,
Pengawalan dan Patroli dalam Rangka
Kamseltibcarlantas
12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 790,273 948,328 1,137,993 1,365,591.74 1,638,710.09 5,880,896
5077 Pembinaan Oprasional
Pemeliharaan
Keamanan
Meningkatkan Pelayanan
Prima dan memelihara
keamanan dan ketertiban
masyarakat agar mampu
melindungi seluruh warga
masyarakat Kabupaten
Enrekang dalam
beraktivitas untuk
meningkatkan kualitas
hidup yang bebas dari
bahaya, ancaman dan
gangguan.
Jumlah layanan oprasional pemeliharaan
Keamanan
12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 18,000 21,600 25,920 31,104.00 37,324.80 133,949
5080 Pengendalian Oprasi
Kepolisian
meningkatkan kondisi
keamanan dan ketertiban
masyarakat di wilayah
tempat tinggalnya
jumlah operasi kepolisian yang menjadi
prioritas kebutuhan masyarakat
2 Giat 2 Giat 2 Giat 2 Giat 3 Giat 108,624 130,349 156,419 187,702.27 225,242.73 808,336
07 Penyelidikan dan
Penyidikan Tindak
Pidana
terciptanya rasa aman
terhadap kejahatan
konvensional, kejahatan
transnasional, kejahatan
terhadap kekayaan
negara dan kejahatan
berimplikassi kontijensi.
a. % pengungkapan tindak pidana
konvensional
51% 51% 52% 52% 53% 2,232.626 3,418,340 5,127,509 7,691,264 11,536,896 30,052,901
b. % pengungkapan tindak pidana
transnasional
- - - - -
c. % pengungkapan tindak pidana
terhadap
- - - - -
kekayaan negara
d. % peningkatan pengungkapan tindak
pidana
- - - - -
yang berimplikasi kontinjensi
3140 Penyelenggaraan
Identifikasi
Penyelidikan dan
Penyidikakan Tindak
Pidana
Terwujudnya hasil
pemeriksaan Identifikasi
persentase Pelaksanaan Identifikasi
Khusus
60% 65% 68% 70% 75% 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 200.000
3142 penindakan tindak meningkatnya persentase penyelesaian tindak pidana 65% 68% 68% 70% 80% 1.263.591 2,095,368 3,143,052 4,714,578 5,071,867 16,288.456
112
KODE PROGRAM/KEGIATAN SASARAN
PROGRAM/KEGIATAN
INDIKATOR PROGRAM DAN KEGIATAN TARGET PROGRAM DAN KEGIATAN ALOKASI BASELINE PROGRAM DAN KEGIATAN (dlm ribuan Rupiah) ALOKASI KET
2020 2021 2022 2023 2024 APBNP 2020 2021 2022 2023 2024 2020-2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
pidana umum penyelesaian penenganan
perkara tindak pidana
umum
umum
3144 penindakan tindak
pidana narkoba
meningkatnya
penyelesaian penenganan
perkara tindak pidana
narkoba
persentase penyelesaian tindak pidana
narkoba
100% 100% 100% 100% 100% 439.999 541,155 811,733 1,217,599 1,826,398 4,757,654
3146 penindakan tindak
pidana korupsi
meningkatnya
penyelesaian penenganan
perkara tindak pidana
korupsi
persentase penyelesaian tindak pidana
korupsi
100% 100% 100% 100% 100% 509,036 763,977 1,145,966 1,718,948 2,578,422 6,716,631
08 Pengembangan
Hukum Kepolisian
Menyelenggarakan
Pembinaan dan Advokasi
Hukum Serta
membangun landasan
Hukum dalam rangka
Pelaksanaan tugas
Pokok Polri selaku
Pelindung Pengayoman
dan Pelanyanan
a. Jumlah Penyusunan dan Pengkajian
Perundang undangan
22,000, 50.000. 60.000 75.000 80.000 287.000
b. Jumlah bantuan hukum/saksi
penerjemah/biaya
pengacara/penyelesaian Hukum
- - - - -
c. Jumlah pendapat dan saran hukum
yang akan dibuat
- - - - -
d. Jumlah Penyuluhan Hukum yang
dilaksanakan
1
1
1
1
1
3155 Penyusunan dan
Penyuluhan Hukum
Terlaksananya Peraturan
Perundang undangan
Pemeliharaan dan
Ketertiban Masyarakat
Jumlah Dokumen Penyusunan dan
Penyuluhan Hukum
1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 22,000 33,000 49,500 74,250 111,375 290,125
JUMLAH 36.743.344 44.092.013 52.910.416 63.492.250 76.191.000 273.429.023
Enrekang, Oktober 2019 KEPALA KEPOLISIAN RESOR ENREKANG
IBRAHIM AJI, S.I.K AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 76010872
113
Lampiran
II. Kerangka Regulasi
Sasaran Strategis
Regulasi Terkait yang Sudah Ada Kebutuhan Regulasi Keterangan
1 2 3 4 Terwujudnya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat di Polres Enrekang
UU darurat Nomor 12 tahun 1951 tentang Senjata Api danBahan Peledak;
Perkap Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api untuk Kepentingan OlahRaga;
Perkap Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengawasandan Pengendalian dan Pengamanan Bahan Peledak Komersil;
Perkap Nomor 9 Tahun 2011 tentang Sistem dan Manajemen OperasionalPolri.
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perizinan dan Kegiatan Masyarakat (Baintelkam Polri);
SatIntelkam Bag Ops
PP 43 Tahun 2012 tentang TataCara Pelaksanaan Korwa Bin Polsus, PPNS dan Bentuk–bentuk PAM Swakarsa;
Perkap Nomor 23 Tahun 2007 tentang Sistem Keamanan Lingkungan;
Perkap Nomor 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan Organisasi,
Revisi Perkap Nomor 23 Tahun 2007tentang Sistem Keamanan Lingkungan. (Baharkam Polri);
Penyusunan Pedoman PenilaianPenerapan Sistem manajemen Swakarsa berdasarkan Perkap Nomor 24 Tahun 2007 (BaharkamPolri);
Penyusunan Pedoman Pelatihan Sistem ManajemenPengamanan Swakarsa organisasi,
SatSabhara
Pam Obvit
SatBinmas
Lampiran
114
Sasaran Strategis
Regulasi Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Regulasi Keterangan
1 2 3 4 Perusahaan
dan/atau Instansi/Lembaga Pemerintah;
Perkap Nomor 2 Tahun 2014 tentang BimtekPolsus.
perusahaan dan atau instansi/Lembaga pemerintah (Baharkam Polri);
SOP tentang OperasiBina Waspada (Baharkam Polri);
SOP tentang OperasiBina Taruna (BaharkamPolri);
SOP tentang Turjawali bagi Polsus (Baharkam Polri);
SOP Penyimpanan, Pemeliharaan dan penggunan Senpi bagi Polsus (BaharkamPolri).
PP Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor diJalan;
Perkap Nomor 9 Tahun 2012 tentang Surat IzinMengemudi;
Perkap No 12 Tahun 2007 tentang Mobil Unit Pelayanan SIM Keliling.
Perkap tentang Penandaan SIM
Pelanggar Lalulintas (Korlantas Polri);
Perkap tentang Penindakan Pelanggaran Lalulintas dengan
Electronic Law Enforcement (ETLE);
Perkap tentang Pengaturan, Penjagaan dan Patroli (TURJALI) lalu lintas (KorlantasPolri);
SatLantas
Perkap tentang Pengawalan Lalulintas. (Korlantas Polri);
Perkap tentang Lampu isyarat dan Sirine. (Korlantas Polri);
Revisi Perkap No 12 Tahun 2007 tentangMobil
Lampiran
115
Sasaran Strategis
Regulasi Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Regulasi
Keterangan
1 2 3 4 Unit Pelayanan
SIM Keliling. (KorlantasPolri);
Terwujudnya penegakkan hukum secara berkeadilan
Perkap Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Ruang Pelayanan Khususdan Tata Cara
Pemeriksaan Saksi dan/atau Korban TindakPidana;
Perkap Nomor 10 Tahun 2009 tentang Tata Cara dan Persyaratan Permintaan Pemeriksaan Tehnis Kriminalistik TKP dan Laboratoris Kriminalistik Barang Bukti Kepada Laboratorium Forensik Polri;
Perkap No 8 Tahun2014 tentang Perubahan Atas Perkap Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata CaraPengelolaan Barang Bukti di LingkunganPolri;
Perkap No 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan PusatInformasi Kriminal di
Lingkungan Polri;
Perkap No 20 Tahun 2010 tentang Korwas PPNS;
Revisi Perkap No 3 Tahun 2008tentang
Pembentukan Ruang Pelayanan Khusus dan Tata Cara Pemeriksaan Saksi dan atau Korban Tindak Pidana (Bareskrim Polri);
Revisi Perkap Nomor 10 Tahun 2009 tentang Tata Cara dan Persyaratan Permintaan Pemeriksaan Tehnis Kriminalistik TKP danLaboratoris Kriminalistik Barang Bukti kepada Laboratorium Forensik Polri (Bareskrim Polri);
Revisi Perkap No 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pusat InformasiKriminal di Lingkungan Polri (BareskrimPolri);
Revisi Perkap No 20 Tahun2010tentang Korwas PPNS (Bareskrim Polri);
Revisi Perkap No 14 Tahun 2012 tentang Manajemen Penyidikan Tindak Pidana (Bareskrim Polri);
tentangStandart Kompetensi Penyidik Polri (BareskrimPolri);
Sat Reskrim
SatNarkoba
Lampiran
116
Sasaran Strategis
Regulasi Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Regulasi
Keterangan
1 2 3 4 Perkap No 14Tahun
2012 tentang Manajemen Penyidikan Tindak Pidana.
Perkaptentang Mekanisme Pengangkatan Penyidik dan Penerbitan Keputusan Penyidik (BareskrimPolri);
Perkap tentang Pedoman Administrasi Penyidikan Tindak Pidana (Bareskrim Polri);
Perkap tentang Standar Kompetensi Pemeriksa Forensik(Bareskrim Polri).
UU Nomor 2 Tahun2002 tentangPolri Pasal 41;
Perkap Nomor 4 Tahun 2017 tentang Penugasan Anggota di Luar Struktur OrganisasiPolri;
RancanganPeraturan Pemerintah tentang Perbantuan TNI. (Sops Polri dan DivkumPolri);
BanKum
Terselenggaranya layanan publik Polri yang prima di Polres Enrekang
UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia;
UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
UU Nomor 40 Tahun 1999 tentangPers;
Revisi UU No 2 Tahun 2002 tentang Polri (DivkumPolri);
Revisi Perkap Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Ruang Pelayanan Khusus dan Tata Cara Pemeriksaaan Saksi dan atau Korban Tindak Pidana.(Bareskrim Polri);
Bankum
Sat Reskrim
SatNarkoba
Sat Sabhara
Sat Sabhara (Pam Obvit)
Lampiran
117
Sasaran Strategis
Regulasi Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Regulasi
Keterangan
1 2 3 4 Perkap nomor 3Tahun
2008 tentang Pembentukan Ruang Pelayanan Khususdan Tata Cara
Pemeriksaaan Saksi dan atau korban TindakPidana;
Perkap tentang Layanan Polisi 110 (Baharkam Polri);
Perkap tentang PengamananVIP dan Capres/Cawapres (BaharkamPolri);
SatBinmas
SatSabhara
Perkap Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tata Cara Lintas Ganti dan Cara Bertindak dalam Penanggulangan Huru Hara.
Perkap tentang Pengamanan Kepariwisataan (Baharkam Polri);
Perkaptentang pengamanan Kawasan Tertentu (BaharkamPolri);
Perkap tentang Standarisasi Penerbangan Polri (KorpolairudBaharkam Polri);
Perkap tentang Tata cara Penanganan Pengaduan di Lingkungan Polri (ItwasumPolri);
Perkaptentang Penyelesaian Sengketa Informasi (Divhumas Polri);
Perkap tentang Tata Cara Pelayanan Informasi Media Massa oleh Polri (Divhumas Polri);
Revisi Perkap Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tata Cara Lintas Ganti dan Cara Bertindak dalam Penanggulangan Huru Hara (KorbrimobPolri).
Lampiran
118
Sasaran Strategis
Regulasi Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Regulasi Keterangan
1 2 3 4 Terwujudnya manajemen media dan pengelolaan informasiyang handal
Perkap Nomor 1 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Penelitian, Pengkajian, dan Pengembangan di LingkunganPolri.
Perkap tentang PenyelenggaraanSistem Informasi di Lingkungan Polri (Divhumas Polri);
Perkap tentang Penggunaan dan Alokasi Frekuensi Radio di Lingkungan Polri (Div TIK Polri);
SubbagHumas
SiTIPOL
Perkap tentang Penggunaan dan Alokasi Internet Protokol (IP) Address di Lingkungan Polri (Div TIKPolri).
UU Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman.
Perkap tentang Mekanisme Perizinan/Rekomendasi Pengambilan Gambar/Filming/Shooting yang berkaitan dengan tugas –tugas Kepolisian. (Divhumas Polri);
SubbagHumas
Terwujudnya SDM Polri di Polres Enrekang yang professional
UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia;
Rancangan Perpres tentang Ikatan DinasPolri (SSDMPolri);
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Administrasi Keanggotaan Polri (SSDMPolri);
Perkap tentang Seleksi Pengendalian Pendidikan Pengembangan Polri (SSDMPolri);
Perkap tentang Penjaminan Mutu Pendidikan dan Pelatihan Polri (LemdiklatPolri);
Bag Sumda
Perkap Nomor 10 Tahun 2016 tentang Penerimaan Anggota Polri;
Perkap Nomor 5 Tahun 2016 tentang AssessmentCenter;
Perkap Nomor 16 Tahun 2012 tentang Mutasi Jabatan di LingkunganPolri;
Lampiran
119
Sasaran Strategis
Regulasi Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Regulasi Keterangan
1 2 3 4 Perkap Nomor 19
Tahun 2010 tentang PelatihanPolri;
Perkap Nomor 4 Tahun 2010 tentang SisdikPolri;
Perkap Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Komponen Pendidikan Pembentukan Pangembangan di LingkunganPolri;
Perkap Nomor 4 Tahun 2009 tentang Dewan Pendidikandan PelatihanPolri;
Perkap Nomor 19 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan PelatihanPolri;
Perkap Nomor 19 Tahun 2006 tentang Pedoman PelaksanaanPelatihan Penggunaan VCD
Fungsi Teknis Kepolisian;
Perkap Nomor 19 Tahun 2007 tentang Kurikulum Pendidikan Sespati Polri dan SespimPolri;
Surat Edaran Kapolri Nomor: SE/17/XII/2016 tentang Gratifikasi di LingkunganPolri;
Revisi Perkap tentang Kurikulum Pendidikan Pengembangan Polri (Lemdiklat Polri);
Revisi Perkap No 20 Tahun 2007 tentang StandarKomponen Pendidikan Pembentukan Pangembangan di Lingkungan Polri (Lemdiklat Polri);
Revisi Perkap No 4 Tahun 2009 tentang Dewan Pendidikan dan Pelatihan Polri (LemdiklatPolri);
Perkap tentang Penilaian Pendidikan Polri (Lemdiklat Polri);
Perkap tentang Penjaminan Mutu Pendidikan dan Pelatihan Polri (LemdiklatPolri);
Revisi Perkap No 19 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelatihan Polri (Lemdiklat Polri);
Revisi Perkap No 19 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pelatihan Penggunaan VCD Fungsi Teknis Kepolisian (Lemdiklat Polri);
Revisi Perkap No 19 Tahun 2007 tentang Kurikulum Pendidikan Sespati Polri dan Sespim Polri (LemdiklatPolri);
Lampiran
Lampiran
120
Sasaran Strategis
Regulasi Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Regulasi Keterangan
1 2 3 4 Perkap Nomor 6 Tahun
2017 tentang SOTK MabesPolri;
Perkap Nomor 2 Tahun 2016 tentang TataCara
Penyelesaian Pelanggaran Disiplin AnggotaPolri.
Perkap tentang Pedoman Penyusunan Standar dan Akreditasi Profesi Polri (Lemdiklat Polri).
Terwujudnya good governance dan penguatan kelembagaan pada Polres Enrekang
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja InstansiPemerintah;
Perkap No 22 dan 23 Tahun 2010 Tentang SOTK Polda dan Polres;
Perkap Tentang Pengelolaan Sistem Akuntabilitas Kinerja di LingkunganPolri
Revisi Perkap No 6 Tahun 2017 tentang SOTKPolri
Revisi Perkap No 22dan 23 Tahun 2010 Tentang SOTK Polda dan Polres (Srena Polri);
Bag Ren
Terwujudnya pengelolaan anggaran yang akuntabel
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 196
/PMK.02/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143/PML.02/2015 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
Si keu
Lampiran
121
Sasaran Strategis
Regulasi Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Regulasi Keterangan
1 2 3 4 Terwujudnya regulasi dan sistem pengawasan dan bantuan hukum yang efektif
- Surat Edaran tentang Gratifikasi di Lingkungan Polri;
Siwas
SiPropam
Bankum
III. KerangkaKelembagaan
Sasaran Strategis
Kelembangaan Terkait yang Sudah Ada Kebutuhan Kelembagaan Keterangan
1 2 3 4 Terwujudnya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat di Polres Enrekang
Sat Intelkam
Satt Sabhara
PamObvit
SatBinmas
Bag Ops
Penguatan Binmas di tingkat Satwil hingga Pulau- Pulau KecilTerluar
Penguatan HTCK tingkat Satwil terhadaprumpun Bakamla
Penguatan Command Center dikewilayahan
Penguatan fungsi IntelijenPolsek;
Penguatan koordinasi Intelijen.
Penguatanunit Binmas Polsek;
Penguatan fungsi preemtif pada tingkat Polsek dengan penggelaran 1 anggota Bhabinkamtibmas1 desa/kelurahan.
Lampiran
122
Sasaran Strategis
Kelembangaan Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Kelembagaan Keterangan
1 2 3 4 Sat Lantas Penguatan fungsi
pencegahan dan rekayasa lalu lintas sampai dengan tingkat Polsek.
Penguatan fungsi penegakan hukum di bidang lalu lintas sampai dengan tingkatPolsek.
Terwujudnya penegakkan hukum secara berkeadilan
SattReskrim
SatNarkoba
Sat Sabhara
Pembentukan Scientific Crime Investigation (SCI) yang mengintegrasikan fungsi-fungsi Forensik di Polres Enrekang
Penguatan fungsi penyidikan sampai dengan tingkatPolsek.
Penguatan fungsi pengawasan penyidikan pada tingkat Polres.
Terselenggaranya layanan publik Polri yang prima di Polres Enrekang
Sat Lantas
Sat Intelkam
SatReskrim
Sat Narkoba
SiPropam
Bag Sumda
SiTIPOL
Pembentukan Dit PPA hinggakewilayahan
Penguatan Sumber Daya Polri pada tingkat Polres danPolsek;
Penguatan Teknologi Informasi dalam pelayananpublik;
Terbangunnyapelayanan publik berbasis teknologi informasi.
Menjangkau seluruh Fungsi dan Polsek jajaran
Lampiran
123
Sasaran Strategis
Kelembangaan Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Kelembagaan Keterangan
1 2 3 4 Terwujudnya SDM Polri di Polres Enrekangyang profesional
- -
Modernisasi Subbagsarpras Pembentukan Struktur ULP pada SOTK diPolres Enrekang
PenguatanAlkom
Sarana dan SiTIPOL
prasarana sesuai
teknologi terkini
Terwujudnya manajemen media dan pengelolaan informasi yang handal
Bag Ops Penguatan fungsi Kerma pada tingkat kewilayahan;
Monev TupoksiKerma
Terwujudnya good governance dan penguatan kelembagaan pada Polres Enrekang
Bag Ren Revisi SOTK tingkat Satwil (Polres dan Polsek):
a. penataan DSP Satwil disesuaikan dengan ABK.
b. perubahan nomenklatur dan titelatur Satwil disesuaikan dengan struktur dan ketentuan yangberlaku;
c.penataan struktur jabatan.
Pembentukan dan peningkatan tipe Satwil (Polres, Polsek dan Polsubsektor);
Penataan Tipe Satwil (Polsek dan Polsubsektor);
Lampiran
124
Sasaran Strategis
Kelembangaan Terkait yang Sudah Ada
Kebutuhan Kelembagaan Keterangan
1 2 3 4
Penataan daerah hukum Satwil (Polres dan Polsek);
Pemutakhiran data Satwil;
Pembentukan Polsubsektor daerah hukumPolda
Terwujudnya pengelolaan anggaran yang akuntabel
- -
Terwujudnya regulasi dan sistem pengawasanyang efektif
- -
Enrekang, Oktober 2019 KEPALA KEPOLISIAN RESOR ENREKANG
IBRAHIM AJI, S.Ik AJUN KOMISARIS BESAR POLSI NRP 76010872
Lampiran