bab i pendahuluan 1.1 latar belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/128201/po... · waktu...

4
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana banjir pada dasarnya merupakan kejadian yang berkaitan dengan siklus hidrologis. Suatu kejadian banjir sulit untuk diduga waktu datangnya karena dapat datang secara tiba-tiba dengan periode tidak menentu, kecuali daerah yang secara geomorfologi merupakan daerah langganan banjir berkala tahunan. Samarinda merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur saat ini tengah berkembang dengan pesat. Namun di tengah perkembangan ini Kota Samarinda masih sering mengalami masalah banjir. Fenomena kejadian banjir saat ini tidak hanya terjadi pada saat musim hujan namun pada saat terjadi hujan dengan durasi 3 jam sudah dapat mengakibatkan genangan. Air hujan yang tidak terserap akan melimpas dan menggenangi bagian dataran permukiman yang relatif rendah, terlebih bila bertepatan dengan pengaruh pasang air sungai Mahakam yang akan menahan aliran air ke laut. Pertumbuhan kota dan perkembangan sektor lainnya menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap jaringan drainase, diantaranya dari sektor pertambangan yang kurang adanya penanganan dari pihak terkait. Kondisi ini mengakibatkan pada waktu hujan membawa aliran yang mengandung tanah akibat tambang menuju ke drainase kota sehingga menimbulkan sedimentasi dan memicu pendangkalan pada jaringan drainase. Ketika air sungai pasang, drainase tidak dapat mengalirkan air ke muara sungai yang mengakibatkan terjadinya genangan pada Kota Samarinda. Perkembangan kawasan hunian yang tidak terkendali disinyalir juga sebagai penyebab meningkatnya frekuensi dan besaran banjir serta genangan di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, setiap perkembangan kota harus diikuti dengan perbaikan sistem drainase. Drainase perkotaan melayani pembuangan kelebihan air pada suatu kota yang mengalirkan melalui muka tanah (surface drainage) atau bawah muka tanah (sub surface drainage). Drainase perkotaan seharusnya terpadu PENINGKATAN KINERJA DRAINASE UNTUK PENANGANAN BANJIR MENGGUNAKAN SUMUR RESAPAN (STUDI KASUS KELURAHAN TEMINDUNG PERMAI KOTA SAMARINDA) EZRA H. PONGTULURAN Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: vanthu

Post on 30-Jun-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bencana banjir pada dasarnya merupakan kejadian yang berkaitan dengan siklus

hidrologis. Suatu kejadian banjir sulit untuk diduga waktu datangnya karena dapat

datang secara tiba-tiba dengan periode tidak menentu, kecuali daerah yang secara

geomorfologi merupakan daerah langganan banjir berkala tahunan. Samarinda

merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur saat ini tengah berkembang

dengan pesat. Namun di tengah perkembangan ini Kota Samarinda masih sering

mengalami masalah banjir. Fenomena kejadian banjir saat ini tidak hanya terjadi

pada saat musim hujan namun pada saat terjadi hujan dengan durasi 3 jam sudah

dapat mengakibatkan genangan. Air hujan yang tidak terserap akan melimpas dan

menggenangi bagian dataran permukiman yang relatif rendah, terlebih bila

bertepatan dengan pengaruh pasang air sungai Mahakam yang akan menahan aliran

air ke laut.

Pertumbuhan kota dan perkembangan sektor lainnya menimbulkan dampak yang

cukup besar terhadap jaringan drainase, diantaranya dari sektor pertambangan yang

kurang adanya penanganan dari pihak terkait. Kondisi ini mengakibatkan pada

waktu hujan membawa aliran yang mengandung tanah akibat tambang menuju ke

drainase kota sehingga menimbulkan sedimentasi dan memicu pendangkalan pada

jaringan drainase. Ketika air sungai pasang, drainase tidak dapat mengalirkan air ke

muara sungai yang mengakibatkan terjadinya genangan pada Kota Samarinda.

Perkembangan kawasan hunian yang tidak terkendali disinyalir juga sebagai

penyebab meningkatnya frekuensi dan besaran banjir serta genangan di lingkungan

sekitarnya. Oleh karena itu, setiap perkembangan kota harus diikuti dengan

perbaikan sistem drainase. Drainase perkotaan melayani pembuangan kelebihan air

pada suatu kota yang mengalirkan melalui muka tanah (surface drainage) atau

bawah muka tanah (sub surface drainage). Drainase perkotaan seharusnya terpadu

PENINGKATAN KINERJA DRAINASE UNTUK PENANGANAN BANJIR MENGGUNAKAN SUMURRESAPAN (STUDI KASUSKELURAHAN TEMINDUNG PERMAI KOTA SAMARINDA)EZRA H. PONGTULURANUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2

dengan sanitasi, sampah, pengendalian banjir kota dan lain-lain (Hasmar Halim,

2002).

Penggunaan lahan merupakan suatu aktivitas manusia pada lahan yang langsung

berhubungan dengan lokasi dan kondisi lahan (Soegino, 1987). Perubahan tata guna

lahan yang diakibatkan oleh pertumbuhan kota dan perkembangan sektor lainnya

menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap perubahan nilai limpasan

permukaan, yang dampak lanjutnya berpengaruh pada sistem drainase.

Meningkatnya kawasan terbangun secara langsung berakibat meningkatnya

koefisien pengaliran (C) dan intensitas hujan yang tinggi menjadikan debit limpasan

permukaan dari air hujan menjadi semakin besar, sehingga menyebabkan terjadinya

banjir dan banyaknya lahan yang telah tertutup oleh lapisan beton sehingga tidak

dapat dilewati oleh aliran air dan akhirnya menyebabkan genangan.

Dampak dari perubahan tata guna lahan yaitu pada drainase perkotaan, apabila

terjadi hujan dengan intensitas besar saluran drainase akan meluap memenuhi ruas

jalan di beberapa bagian kota, contohnya pada wilayah Kelurahan Temindung

Permai, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda. Hal ini terjadi karena

berkurangnya daerah resapan air dengan meningkatnya daerah yang ditutupi oleh

perkerasan yang mengakibatkan waktu terkumpulnya air (time of concentration)

jauh lebih pendek dan koefisien pengaliran meningkat sehingga akumulasi air yang

terkumpul melampaui kapasitas drainase yang ada. Gejala ini ditunjukkan dengan

adanya air yang meluap (overtopping) dari saluran drainase yang memenuhi jalan-

jalan perkotaan sehingga memungkinkan terjadinya genangan yang akan

mengganggu bagi aktivitas warga kota sehari-hari dan juga menyebabkan sanitasi

terganggu.

Penanganan sistem drainase Kota Samarinda saat ini masih dilakukan secara parsial

dan belum merupakan suatu sistem yang terpadu dan berkeseinambungan. Perlu

adanya evaluasi terhadap pengendalian banjir pada Kota Samarinda dengan kajian

ilmiah yang memperhitungkan aspek permasalahan tata guna lahan.

PENINGKATAN KINERJA DRAINASE UNTUK PENANGANAN BANJIR MENGGUNAKAN SUMURRESAPAN (STUDI KASUSKELURAHAN TEMINDUNG PERMAI KOTA SAMARINDA)EZRA H. PONGTULURANUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut:

1. perubahan lahan terbangun yang intensif secara spasial dan temporal yang

terjadi di Kelurahan Temindung Permai dapat berpengaruh terhadap kondisi

lingkungan termasuk genangan banjir di areal permukiman,

2. pengaruh perubahan lahan terbangun terhadap kinerja saluran drainase di

Kelurahan Temindung Permai perlu di kaji.

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan meninjau uraian di atas dan permasalaahan yang terjadi maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. mengkaji perubahan lahan terbangun di Kelurahan Temindung Permai yang

terjadi pada tahun 2006 sampai dengan 2015,

2. menganalisis pengaruh perubahan lahan terbangun terhadap debit banjir yang

terjadi pada kawasan Kelurahan Temindung Permai,

3. melakukan kajian dampak penanganan banjir menggunakan sumur resapan

terhadap kinerja sistem drainase pada Kelurahan Temindung Permai.

1.4 Batasan Penelitian

Untuk terarahnya penelitian ini, maka dalam penelitian diberi batasan-batasan

sebagai berikut:

1. daerah kajian penelitian hanya dilakukan pada Kelurahan Temindung Permai,

khususnya pada lokasi rawan banjir,

2. proyeksi tata guna lahan diperoleh dari perkembangan tahun sebelumnya dan

mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Samarinda,

3. rumus-rumus empiris yang digunakan dalam perhitungan dianggap sudah teruji

kebenarannya.

PENINGKATAN KINERJA DRAINASE UNTUK PENANGANAN BANJIR MENGGUNAKAN SUMURRESAPAN (STUDI KASUSKELURAHAN TEMINDUNG PERMAI KOTA SAMARINDA)EZRA H. PONGTULURANUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

4

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. memberikan saran kepada pemerintah daerah dan masyarakat setempat

mengenai dampak perkembangan lahan terbangun terhadap peningkatan debit

limpasan yang berpotensi menimbulkan masalah banjir,

2. memberikan evaluasi untuk bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan

dalam pengelolaan wilayah permukiman berkelanjutan terkait dengan kinerja

sistem drainase khususnya di wilayah Kelurahan Temindung Permai,

3. sebagai referensi tambahan khususnya mengenai manfaat sumur resapan dalam

meningkatkan sistem drainase permukaan di wilayah permukiman.

1.6 Keaslian Penelitian

Berbagai penelitian mengenai perubahan tata guna lahan dan penggunaan sumur

resapan terhadap peningkatan kinerja drainase yang menunjang dalam penelitian

ini telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya namun dengan objek, lokasi

dan metode yang berbeda, diantaranya sebagai berikut ini.

1. Triyono (2015) melakukan penelitian dengan judul “Rekayasa Sistem Drainase

Berwawasan Lingkungan Pada Kawasan Industri Piyungan Kabupaten Bantul

Daerah Istimewa Yogyakarta”. Penelitian ini mengkaji tentang efektifitas

sistem drainase berbasis sumur resapan dalam rangka konservasi air tanah di

kawasan industri Piyungan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Noviana Dian Utami (2014) melakukan penelitian dengan judul “Kajian Debit

Banjir Akibat Perubahan Penggunaan Lahan di Sub DAS Belik, Daerah

Istimewa Yogyakarta”. Penelitian mengkaji tentang perubahan penggunaan

lahan dan menghitung besar debit banjir di Sub DAS Belik.

Perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, pada penelitian ini dilakukan

lebih rinci tentang efektifitas penerapan sumur resapan dengan perbandingan

analisis intensitas curah hujan menggunakan metode IDF Mononobe dan pola

dsitribusi ABM serta pengaruh terhadap peningkatan kinerja sistem drainase

dengan indikator penurunan debit puncak dan volume limpasan.

PENINGKATAN KINERJA DRAINASE UNTUK PENANGANAN BANJIR MENGGUNAKAN SUMURRESAPAN (STUDI KASUSKELURAHAN TEMINDUNG PERMAI KOTA SAMARINDA)EZRA H. PONGTULURANUniversitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/