bab i. pendahuluan 1.1 latar belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/isi.pdf · maksud dan...

73
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, profesional dan bertanggung jawab dalam pengelolaan administrasi publik dan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan hal yang tidak dapat kita hindarkan di era reformasi. Reformasi birokrasi merupakan perwujudan responsibilitas dan sensitifitas pemerintah terhadap tuntutan dan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara. Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Pengolahan Hasil dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengolahan hasil perikanan; 2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengolahan hasil perikanan; 3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengolahan hasil perikanan; 4. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pengolahan hasil perikanan; 5. Pelaksanaan evaluasi di bidang pengolahan hasil perikanan; dan 6. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat. Direktorat Pengolahan Hasil merupakan direktorat teknis di bawah Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP) yang bertanggung jawab kepada Dirjen P2HP dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Rencana Strategis Direktorat Pengolahan Hasil tahun 2010 2014 disusun dalam rangka mendukung Rencana Strategis Ditjen P2HP tahun 2010 2014, yaitu peningkatan volume produk olahan hasil perikanan dari 4,2 juta ton pada tahun 2009 menjadi 5,2 juta ton pada tahun 2014. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Pengolahan Hasil Tahun 2013 disusun berdasarkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Setiap Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dibuat dalam rangka mempertanggungjawabkan

Upload: trannga

Post on 03-Mar-2019

253 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa,

profesional dan bertanggung jawab dalam pengelolaan administrasi publik dan

pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan hal yang tidak

dapat kita hindarkan di era reformasi. Reformasi birokrasi merupakan perwujudan

responsibilitas dan sensitifitas pemerintah terhadap tuntutan dan aspirasi

masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita kehidupan berbangsa dan

bernegara.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan

Perikanan, Direktorat Pengolahan Hasil dalam melaksanakan tugasnya

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengolahan hasil perikanan;

2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengolahan hasil perikanan;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

pengolahan hasil perikanan;

4. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pengolahan hasil perikanan;

5. Pelaksanaan evaluasi di bidang pengolahan hasil perikanan; dan

6. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

Direktorat Pengolahan Hasil merupakan direktorat teknis di bawah Direktorat

Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP) yang

bertanggung jawab kepada Dirjen P2HP dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Rencana Strategis Direktorat Pengolahan Hasil tahun 2010 – 2014 disusun dalam

rangka mendukung Rencana Strategis Ditjen P2HP tahun 2010 – 2014, yaitu

peningkatan volume produk olahan hasil perikanan dari 4,2 juta ton pada tahun 2009

menjadi 5,2 juta ton pada tahun 2014.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat

Pengolahan Hasil Tahun 2013 disusun berdasarkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Setiap Laporan Akuntabilitas

Instansi Pemerintah (LAKIP) dibuat dalam rangka mempertanggungjawabkan

Page 2: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

2

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan

pelaksanaan kebijakan yang dibebankan kepada setiap organisasi dengan suatu

sistem yang diatur secara jelas guna mendorong terciptanya keterbukaan kepada

masyarakat luas.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah:

1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban kinerja kepada pemerintah dan

publik,

2. Sarana evaluasi atas capaian kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Tahun

2013 dalam melaksanakan visi dan misinya, serta sebagai upaya untuk

memperbaiki kinerja di masa mendatang.

1.3 Data Umum Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor :

PER.15/MEN/2010 tersebut, Direktorat Pengolahan Hasil dipimpin oleh seorang

Direktur yang membawahi 5 (lima) Sub Direktorat, 1 (satu) Subbagian Tata Usaha,

dan 10 (sepuluh) Seksi dari masing-masing Subdirektorat sebanyak 2 (dua) seksi.

Struktur organisasi Direktorat Pengolahan Hasil secara lengkap disajikan pada

gambar di bawah ini:

Page 3: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

3

Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Pengolahan Hasil

1.4 Kepegawaian

Pegawai Direktorat Pengolahan Hasil berjumlah 50 orang PNS dan 7 orang

tenaga kontrak yang terdiri dari 23 orang wanita dan 27 orang pria. Sementara

dilihat dari tingkat pendidikan, Direktorat Pengolahan Hasil terdiri dari 4 orang

Lampiran . 1

STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTORAT PENGOLAHAN HASIL

Dra. Sri Martini

Subdit Standarisasi

Ir. Widya Rusyanto, M.Si

Subdit Pengembangan

Produk

Zaenal Muttaqin, A.Pi, M.Si

Subdit Industri

Pengolahan

Dr. Simson Masengi

Subdit Sarana Dan

Prasarana

Sutimantoro, A.,Pi, MM

Seksi Analisis Standar

Lia S, S.Pi, M.Sc,

M.Eng

Aprilia W M S.St.Pi

Umar, A.Md, Pi, M.Si

Yunita T R U, S.Pi

Seksi Penerapan

Standar

Jamaludin, S.PI, M.Si

Egi Prayogi, S.Si

Yefni Widria, S.Si

Wening I Tyas, S.St.Pi

Seksi Pengembangan

Produk SMKM

Tri Indah Y, S.Pi, M.Si

Budi Hartono, S.St.Pi,

M.Si

Suci Chandra R, S.Pi

Seksi Pengembangan

Produk Skala Besar

Devi Hertuti, S.Pi, M.Si

Arie Wahyu N.F. S.TP

Dian Agastya, A.Md

Nilawati

Seksi Bimbingan

Teknis UMKM

Dr. Trisnaningsih,

S.Pi, M.Si

Palupi D, STP, M.SE

Yopi N, A.Md

Noberta Octaviana

Seksi Kerjasama

UKM

Ir. Joni O Batubara

Erika W D, S.Pi,

M.Sc

Lisa Bremanti, STP

Agus W, S.Pi, M.Si

Seksi Bimbingan Teknis

Industri Pengolahan

A.M. Mutaqin, S.T, MSi

Retno Dwi P L, S.St.Pi

Wahyu A W, S.St.Pi

Dian Veranita, S.Pi, MP

Seksi Kerjasama

Asosiasi

dan Industri Pengolahan

Drs. Yusep P, MM

Dwi Yuliati, S.St.Pi Arif Wibowo, S.T

Seksi Sarana

Ir. Husen Pelu, M.Sc

Denny W P, A.Md

Wayan Nirmala A, S.Pi

Jalal Sayuti, A.Md

Subdit Pengembangan

UMKM

Dr. Abdul Rokhman,

A.Pi, MM

Seksi Prasarana

Kurnia Supratika, SE,

M.Sc

R. Rakhmat S, A.Md

Setyabudi K, A.Md

Adi Wibowo, S.Pi, M.Si

DIREKTUR PENGOLAHAN HASIL

Dr. Ir.Santoso, M.Phil

Subbag TU

Sugiyono, S.Sos

Maharami, SE

Satrio Budi Wicaksono, A.Md

Maya Novita

Nurman

Page 4: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

4

berpendidikan S.3, 18 orang S.2, 19 orang S.1, 5 orang D.3, dan 4 orang SLTA.

Berdasarkan jenjang pangkat/golongan ruang Gol ruang IV.d 1 orang, Gol ruang

IV.b 5 orang, Gol ruang IV.a 5 orang, Gol III 33 orang dan Gol II 6 orang.

1.5 Sistematika Penyajian

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini adalah merupakan dokumen informasi

pelaksanaan program dan kegiatan dan pencapaian kinerja Direktorat Pengolahan

Hasil selama tahun 2013. Pencapaian Kinerja (Performance Results) 2013 yang

dicapai dibandingkan dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) 2013 sebagai

tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap

rencana kinerja akan memungkinkan identifikasi sejumlah kesenjangan kinerja

(Performance Gap) untuk perbaikan kinerja di masa mendatang. Sistematika

penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pengolahan Hasil tahun 2013

diilustrasikan dalam bagan berikut ini:

Gambar 2. Sistematika Penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja

Direktorat Pengolahan Hasil Tahun 2013.

Akuntabilitas Kinerja

Bab 2

Bab 4

Pendahuluan

Perencanaan dan

Perjanjian Kerja

Bab 3

Penutup

Bab 1

Lampiran

Page 5: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

5

BAB II

PERENCANAAN & PERJANJIAN KINERJA

2.1 Visi

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan telah

menyusun Rencana Strategis yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai

selama kurun waktu 5 (lima) tahun, yaitu untuk tahun 2010 – 2014. Rencana

strategis merupakan arah organisasi dan seluruh pegawai di dalamnya untuk

mencapai tujuan organisasi sesuai dengan mandat yang diterima.

Dalam rangka mendukung arah kebijakan Kementerian Kelautan dan

Perikanan, yaitu menjadikan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan

perikanan terbesar tahun 2014, maka arah kebijakan dalam kurun waktu 2010 –

2014 yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Perikanan adalah :

“MENUJU PRODUK PERIKANAN PRIMA YANG BERDAYA SAING TINGGI

DI PASAR DOMESTIK DAN PASAR LUAR NEGERI”

Sedangkan dukungan Direktorat Pengolahan Hasil terhadap kebijakan

tersebut di atas dituangkan dalam Visi:

“MEWUJUDKAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN YANG

MAJU, MANDIRI DAN BERDAYA SAING”

2.2 Misi

Dalam mencapai visi yang telah ditetapkan, Direktorat Pengolahan Hasil

meluncurkan 6 (enam) misi, yaitu:

1. Meningkatkan mutu/keamanan hasil perikanan, produktivitas, utilitas UPI dan

penyusunan kebijakan yang berkaitan dengan mutu;

2. Pengembangan dan pembinaan UMKM pengolahan berbasis sentra pengolahan

hasil perikanan;

3. Pemenuhan sarana dan prasarana pengolahan dan Sistem Rantai Dingin/SRD;

4. Meningkatkan Ragam Produk Olahan Hasil Perikanan Bernilai Tambah;

Page 6: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

6

5. Mengembangkan RSNI Produk Perikanan.

6. Pelayananan Sertifikat Kelayakan Pengolahan terhadap UPI yang prima;

2.3 Tujuan dan Sasaran Strategis

Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari penyataan

misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima)

tahun. Melalui formulasi tujuan strategis, Direktorat Pengolahan Hasil dapat secara

tepat menetapkan kegiatan yang harus dilaksanakan untuk memenuhi visi-misinya

dalam kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangkan

sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu, agar keberhasilan organisasi

dalam mencapai tujuan strategisnya dapat diukur maka setiap tujuan strategis yang

ditetapkan memiliki indikator kinerja (performance indicator) yang terukur.

Adapun tujuan strategis Direktorat Pengolahan Hasil adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Produktivitas dan Utilitas Industri Pengolahan;

2. Mengembangkan Usaha UMKM Pengolahan Berbasis Sentra Pengolahan Hasil

Perikanan;

3. Meningkatkan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana pengolahan hasil

perikanan yang berkelanjutan dan menekan tingkat susut hasil produk

perikanan.

4. Mengembangkan Ragam Produk Olahan dan Peningkatan Nilai Tambah

berdaya saing;

5. Mengembangkan RSNI Produk Perikanan Untuk Konsumsi

6. Pelayananan Sertifikat Kelayakan Pengolahan terhadap UPI yang prima;

Sedangkan Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam rencana pembangunan

jangka panjang Direktorat Pengolahan Hasil 2010–2014 adalah meningkatnya

volume produk olahan hasil perikanan bernilai tambah sebanyak 4,0 juta ton pada

tahun 2009 menjadi 5,2 juta ton pada tahun 2014. Penetapan sasaran strategis ini

diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi

sumberdaya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi.

Page 7: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

7

2.4 Kebijakan

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Pengolahan Hasil telah

menetapkan indikator sasaran program (indikator outcome) yaitu Meningkatnya

volume produk olahan hasil perikanan bernilai tambah sebanyak 4,0 juta ton pada

tahun 2009 menjadi 5,2 juta ton pada tahun 2014

Program Direktorat Pengolahan Hasil, Ditjen P2HP yang akan dilaksanakan

selama periode 2010-2014 adalah “Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan”.

Berdasarkan indikator program tersebut, Direktorat Pengolahan Hasil menguraikan

rencana strategis melalui beberapa kegiatan yang dilakukan setiap tahun secara

berkesinambungan, target sasaran kegiatan dalam setiap tahun yang dicapai

merupakan tahapan dalam mencapai sasaran akhir pada tahun 2014. Pada tahun

2013 kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pengolahan Hasil Perikanan;

2. Pengembangan UMKM Pengolahan Hasil Perikanan;

3. Fasilitasi Pengembangan Produk Nilai Tambah;

4. Pengembangan Standarisasi;

5. Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Perikanan;

2.5 Penetapan Kinerja Tahun 2013

Penetapan kinerja merupakan penjabaran target kinerja yang dilekatkan pada

setiap indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran strategis maupun tingkat kegiatan,

dan merupakan patokan bagi proses pengukuran keberhasilan organisasi yang

dilakukan setiap akhir periode pelaksanaan. Penetapan kinerja ditetapkan

berdasarkan kesepakatan antara pihak yang menerima tugas dan tanggung jawab

kinerja dengan pihak yang memberikan tugas dan tanggung jawab kinerja secara

berjenjang dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia.

Target kinerja ditetapkan untuk setiap indikator kinerja, baik untuk indikator

kinerja tingkat sasaran maupun indikator kinerja tingkat kegiatan (input, output, dan

outcome). Rencana kinerja yang ditetapkan pada setiap tahun merupakan rumusan

yang direncanakan berdasarkan rencana strategis untuk kurun waktu 2010 – 2014.

Uraian kegiatan yang dilakukan pada Tahun Anggaran 2013 adalah sebagai berikut :

Page 8: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

8

Tabel 1. Uraian Indikator Kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Tahun 2013

Berdasarkan balance score card

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Ket

Meningkatnya kesejahteraan

masyarakat KP

Pertumbuhan PDB perikanan 7 % IKU KKP

Meningkatnya ketersediaan

produk KP yang bernilai tambah

Jumlah produk olahan hasil

perikanan (Juta Ton)

5 IKU

Program

(Renstra)

Berkembangnya industri

pengolahan

Unit Pengolahan Ikan yang ber-

Sertifikat Kelayakan Pengolahan

(SKP)

1.995 IKK

(Renstra)

Tersedianya kebijakan bidang

pengolahan hasil perikanan

sesuai kebutuhan

Jumlah kebijakan bidang

pengolahan hasil perikanan

1 IKK Baru

Jumlah draft peraturan

perundang-undangan bidang

pengolahan hasil perikanan

1 IKK Baru

Terselenggaranya modernisasi

sistem produksi KP,

pengolahan, dan pemasaran

produk KP yang optimal dan

bermutu

Lokasi Pengembangan dan

pembinaan sentra pengolahan

hasil perikanan untuk usaha skala

mikro, kecil dan menengah

(lokasi)

37 IKK

(Renstra)

Unit Pengolahan Ikan (UPI) Skala

Besar yang dikembangkan dan

dibina dalam rangka memenuhi

standar mutu hasil perikanan

(UPI)

219 IKK

(Renstra)

Utilitas Unit Pengolahan Ikan (%) 70 IKK Baru

Ragam produk olahan bernilai

tambah di lokasi yang dibina

(Ragam)

46 IKK

(Renstra)

Lokasi sarana dan prasarana

pengolahan hasil perikanan yang

dikembangkan dan dibina

(Lokasi)

113 IKK

(Renstra)

Rancangan Standard Nasional

Indonesia yang disusun (RSNI)

5 RSNI IKK

(Renstra)

Standard Nasional Indonesia

yang diterapkan dalam

pengolahan hasil perikanan (SNI)

155

SNI

IKK

(Renstra)

Tersedianya SDM Dit. PH yang

kompeten dan profesional

Indeks Kesenjangan Kompetensi

Pejabat Eselon II, III, dan IV

Lingkup Dit. PH

60% IKU Baru

Page 9: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

9

Tersedianya informasi bidang

pengolahan yang valid, handal

dan mudah diakses

Service Level Agreement

70% IKK KKP

(Renstra)

Persepsi user terhadap

kemudahan akses informasi

(skala likert 1-5)

4 IKU Baru

Terwujudnya good governance

& clean government di Dit. PH

Jumlah rekomendasi Aparat

Pengawas Internal Eksternal

Pemerintah yang ditindaklanjuti

dibanding total rekomendasi yang

diberikan

100% IKK KKP

(Renstra)

Tingkat kualitas akuntabilitas

kinerja di Dit. PH

Nilai

AKIP A

IKU Baru

Nilai integritas Dit. PH 6,5 IKU Baru

Nilai Inisiatif anti korupsi Dit. PH 7,5 IKU Baru

Nilai Penerapan RB Dit.PH 75

(setara

level 4)

IKU Baru

Terkelolanya anggaran Dit. PH

secara optimal

Persentase penyerapan DIPA Dit.

PH

> 95%

IKU Baru

2.6 Reviu Renstra Direktorat Pengolahan Hasil

Direktorat Pengolahan Hasil, Ditjen P2HP pada akhir tahun 2011, tepatnya pada

bulan Desember 2011 melakukan perubahan ke-2 terhadap Renstra tahun 2010-

2014. Perubahan tersebut selanjutnya ditetapkan melalui Keputusan Ditjen P2HP

Nomor KEP.133/DJ/P2HP/2011 tentang perubahan rencana strategis Ditjen P2HP

tahun 2010-2014. Perubahan tersebut dilakukan sebagai perubahan indikator kinerja

utama Ditjen P2HP yang berkaitan dengan pengolahan hasil perikanan. Indikator

tersebut yang pada awalnya unit pengolahan ikan yang ber-SKP menjadi volume

produk olahan hasil perikanan yang bernilai tambah dengan kemasan dan mutu

terjamin.

Page 10: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

10

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Pada tahun 2013, dalam balance score card Direktorat Pengolahan Hasil telah

menetapkan 9 (sembilan) Sasaran Strategis yang dijabarkan dalam 21 (dua puluh

satu) Indikator Kinerja Utama (IKU).

Akuntabilitas kinerja masing-masing IKU Direktorat Pengolahan Hasil tahun

2013 dilaporkan sebagai berikut:

3.1 Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan

3.1.1 Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan

Kebijakan industrialisasi KP yang diluncurkan pada akhir tahun 2011 lalu

telah menyebabkan sektor perikanan memiliki tingkat pertumbuhan yang selalu lebih

tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. Kementerian

Kelautan dan Perikanan selalu mendorong masyarakat dari dunia usaha untuk

melakukan kegiatan ekonomi di sektor Kelautan dan Perikanan mengingat besarnya

potensi pemanfaatan sumberdaya Kelautan dan Perikanan di Indonesia. Produk

Domestik Bruto sub sektor perikanan memegang peranan strategis dalam

memberikan kontribusi bukan hanya untuk PDB kelompok pertanian secara umum,

tetapi juga pada PDB Nasional. Pertumbuhan ekonomi sektor Kelautan dan

Perikanan pada triwulan IV tahun 2013 tumbuh sebesar 6,45%. Data BPS

menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi sektor Kelautan dan Perikanan berada

di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 5,81%.

Besarnya kegiatan ekonomi perikanan tersebut tidak terlepas dari potensi

perikanan Indonesia yang sangat besar. Tercatat potensi perikanan budidaya payau

(tambak) mencapai 2,96 juta ha dan baru dimanfaatkan seluas 682.857 ha atau

23,04%. Potensi budidaya laut yang mencapai 12,55 juta ha dengan tingkat

pemanfaatan yang relatif masih rendah, yaitu sekitar 117.649 ha atau baru 0,94%.

Potensi perikanan budidaya ini akan semakin besar, apabila kita

memasukkan potensi budidaya air tawar seperti kolam yang mencapai 541.100 ha.

Jumlah itu terbentuk dari budidaya di perairan umum (158.125 ha) dan mina padi

(1,54 juta ha). Sementara, sumber daya perikanan tangkap sekitar 6,5 juta ton per

Page 11: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

11

tahun dengan tingkat pemanfaatan mencapai 5,71 juta ton pada tahun 2011 atau

sebesar 77,38%.

3.2 Meningkatnya Ketersediaan Produk Kelautan dan Perikanan yang Bernilai

Tambah

3.2.1 Jumlah Produk Olahan Hasil Perikanan

Meningkatnya volume produk olahan hasil perikanan adalah indikator kinerja

utama keberhasilan program kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat Pengolahan

Hasil. Peningkatan volume produk olahan sangat ditentukan oleh berkembangnya

UPI skala UMKM dan UPI skala besar. Dalam rangka mendorong peningkatan

volume produk olahan, Direktorat Pengolahan Hasil melakukan fasilitasi

pengembangan UMKM pengolahan perikanan, fasilitasi pengembangan industri

pengolahan, fasilitasi pengembangan produk, fasilitasi sarana prasarana

pengolahan dan sistem rantai dingin, serta fasilitasi pengembangan dan penerapan

standardisasi.

Direktorat Pengolahan Hasil ditargetkan mampu menjawab tantangan

tercapainya 5 juta ton volume produk olahan hasil perikanan melalui program-

program tersebut di atas. Untuk mengetahui perkembangan volume olahan hasil

perikanan yang diproduksi selama tahun 2013, telah dilakukan kegiatan perhitungan

volume produk olahan hasil perikanan yang dihasilkan oleh UPI skala besar dan UPI

skala UMKM.

Perhitungan volume produk olahan yang dihasilkan UPI skala besar dilakukan

dengan menggunakan metode sampling peluang dan sampling purposif.

Berdasarkan metode sampling tersebut, pengambilan data dilakukan di UPI dan

selanjutnya data tersebut disinergikan dengan volume ekspor produk perikanan

dengan formulasi sebagai berikut :

Keterangan :

n = Jumlah UPI Besar

Ū = Utilitas rata-rata

Ќ = Kapasitas rata-rata

V = n Ū Ќ + (1 – α) E

Page 12: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

12

α = proporsi produk modern yang diekspor

E = Data produk ekspor

Kegiatan perhitungan volume produk olahan yang dihasilkan oleh UPI skala

UMKM pengolahan hasil perikanan dilakukan melalui metode sampling di 15 provinsi

di Indonesia. Pada tahun sebelumnya telah dilakukan perhitungan volume produk

olahan di 5 provinsi dengan metode yang sama.

Pertimbangan pemilihan lokasi survei adalah kab/kota tersebut mewakili obyek

survei, yakni ketersediaan obyek olahan ikan pindang, asin, asap serta olahan

lainnya, baik dari sisi jumlah UPI maupun volume produk yang dihasilkan. Pada

tahun 2013, jumlah lokasi survei diperbanyak dari lokasi survei tahun sebelumnya

untuk meminimalisir simpangan data yang diperoleh. Formulasi perhitungan volume

produk olahan UPI skala UMKM adalah sebagai berikut:

Keterangan:

VP : volume produk per tahun (kg)

Ps : volume produk per siklus (kg)

F : frekuensi produksi (siklus) per tahun

UPI : jumlah unit dari UPI per pengelompokkan

Dari hasil perhitungan volume produk olahan hasil perikanan yang telah dilakukan

selama kurun waktu tahun 2013, diperoleh capaian angka volume sebagai berikut:

VP = Ps x f x UPI

Page 13: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

13

Tabel 2. Capaian Volume Produk Olahan Hasil Perikanan Tahun 2013

UPI BESAR UPI UMKM JUMLAH

1 NAD 0 227.719 227.718,58

2 Sumatera Utara 195.996 86.248 282.243,61

3 Sumatera Barat 259 41.586 41.845,28

4 R i a u 0 53.792 53.791,81

5 Kepulauan Riau 30.389 16.476 46.864,86

6 J a m b i 0 7.567 7.566,59

7 Sumatera Selatan 16.619 29.471 46.089,53

8 Bangka Belitung 6.752 14.059 20.810,62

9 Bengkulu 0 14.072 14.071,97

10 Lampung 89.676 43.293 132.968,87

11 DKI Jakarta 511.830 32.966 544.796,49

12 Banten 4.876 23.582 28.458,24

13 Jawa Barat 49.306 131.993 181.299,32

14 Jawa Tengah 54.930 677.859 732.789,23

15 D.I. Yogyakarta 0 5.813 5.813,32

16 Jawa Timur 868.131 597.395 1.465.525,77

17 B a l i 76.779 23.424 100.203,37

18 Nusa Tenggara Barat 39 165.621 165.660,20

19 Nusa Tenggara Timur 753 8.078 8.830,46

20 Kalimantan Barat 3.525 84.285 87.810,49

21 Kalimantan Tengah 32 25.646 25.678,26

22 Kalimantan Selatan 1.005 84.045 85.050,09

23 Kalimantan Timur 20.564 49.027 69.591,19

24 Sulawesi Utara 75.268 24.315 99.582,92

25 Gorontalo 19 6.552 6.570,84

26 Sulawesi Tengah 3.625 28.213 31.838,03

27 Sulawesi Barat 0 6.779 6.778,74

28 Sulawesi Selatan 152.154 314.930 467.083,99

29 Sulawesi Tenggara 5.062 42.277 47.339,21

30 Maluku 91.580 5.138 96.717,53

31 Maluku Utara 3.734 9.604 13.338,26

32 Papua 167 6.234 6.400,71

33 Papua Barat 5.208 1.524 6.732,19

2.268.278 2.889.583 5.157.860,56

No Provinsi

Jumlah

Volume (TON)

Page 14: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

14

Gambar 3. Perkembangan Capaian Volume Produk Olahan Hasil Perikanan

Capaian jumlah produk olahan hasil perikanan tahun 2013 adalah sebesar

5,16 juta ton (103%) dari target sebesar 5 juta ton. Jumlah ini meningkat dari

capaian jumlah produk olahan hasil perikanan tahun 2012 sebesar 4,83 juta ton. Hal

ini menunjukkan bahwa seluruh program kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat

Pengolahan Hasil, serta didukung oleh capaian kegiatan dari seluruh direktorat

lingkup Ditjen P2HP, berdampak kepada meningkatnya jumlah produksi olahan hasil

perikanan yang berasal dari UPI skala UMKM dan UPI skala besar. Kegiatan-

kegiatan tersebut antara lain:

1. Adanya fasilitasi sarana dan prasarana pengolahan dan sistem rantai dingin

yang diberikan kepada para pengolah sehingga meningkatkan kapasitas

produksi usahanya,

2. Adanya bimbingan teknis pengolahan maupun tata cara pengolahan yang

baik kepada para pengolah yang akan berdampak pada meningkatnya ragam,

nilai tambah dan mutu produk perikanan yang dihasilkan.

Permasalahan yang muncul dalam pencapaian jumlah produk olahan hasil

perikanan tahun 2013 adalah:

1. Ketersediaan bahan baku yang tidak bisa diperkirakan. Bahan baku tersebut

dipengaruhi oleh cuaca, sumberdaya ikan dan impor bahan baku ikan.

2. Penerapan jaminan mutu di unit pengolahan ikan masih belum optimal,

khususnya di UPI skala UMKM.

Page 15: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

15

3. Sarana dan prasarana pengolahan masih terbatas, khususnya di UPI skala

UMKM

4. Kegiatan yang ideal untuk melakukan perhitungan volume produk olahan hasil

perikanan adalah dengan melakukan sensus ke 33 provinsi dan ke seluruh

kabupaten yang memiliki potensi perikanan, namun terkendala dengan

sumberdaya yang ada.

Rencana dan tidak lanjut yang akan dilakukan untuk menjawab permasalahan

tersebut adalah:

1. Merealisasikan sistem logistik ikan nasional (SLIN) secepatnya dan

mengendalikan impor dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri

pengolahan ikan skala besar.

2. Melakukan pembinaan terhadap UPI skala UMKM dan skala besar terutama

dalam hal penerapan sanitasi.

3. Mengembangkan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana pengolahan.

4. Untuk memperoleh rentang data yang luas, kegiatan perhitungan volume

produksi olahan skala UMKM dilaksanakan di 33 provinsi yang tersebar di 3

bagian wilayah Indonesia (Barat, Tengah dan Timur) dengan tetap menerapkan

metode sampling.

3.3 Berkembangnya Industri Pengolahan

3.3.1 UPI yang Ber-SKP

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 45 Tahun 2009

tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

pasal 20 ayat 3 bahwa setiap orang yang melakukan penanganan dan pengolahan

ikan wajib memenuhi dan menerapkan persyaratan kelayakan pengolahan ikan,

sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, dan ayat 4 bahwa setiap orang

yang memenuhi persyaratan kelayakan pengolahan ikan sebagaimana dimaksud

pada ayat 3, memperoleh Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP), serta sesuai

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.19/MEN/2010 pasal 5 ayat 4

bahwa SKP diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Perikanan sebagai hasil dari pembinaan terhadap Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang

telah menerapkan Cara Pengolahan yang Baik (Good Manufacturing

Page 16: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

16

Practices/GMP) dan memenuhi persyaratan Prosedur Operasi Sanitasi Standar

(Standard Sanitation Operating Procedure/SSOP). Hal ini dimaksudkan agar produk

yang dihasilkan mempunyai penampilan dan mutu yang baik dan terjamin

keamanannya dalam rangka memenuhi tuntutan pasar domestik dan pasar

internasional.

Sertifikat Kelayakan Pengolahan merupakan salah satu bentuk dari

penerapan standar produk perikanan terhadap aspek GMP dan SSOP di UPI baik

skala besar maupun skala UMKM. SKP diterbitkan atas dasar hasil pembinaan yang

dilakukan sepenuhnya oleh Pembina Mutu Daerah yang berperan sebagai

penanggungjawab terhadap penerapan GMP dan SSOP di UPI baik skala UMKM

maupun skala besar di wilayah masing-masing. Selanjutnya Pembina Mutu Pusat

akan melakukan supervisi penerapan SKP dalam rangka melakukan cross check

terhadap hasil pembinaan yang telah dilakukan oleh daerah.

Penerbitan SKP sebagai proses pembinaan jaminan mutu dan keamanan

pangan merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah dalam menjamin keamanan

pangan untuk masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi produk perikanan baik

yang diproduksi oleh UPI besar maupun UPI skala UMKM. Unit Pengolahan Ikan

yang telah bersertifikat SKP dijamin produknya aman dikonsumsi oleh masyarakat.

Dalam konteks kegiatan ekspor produk perikanan, kegiatan pembinaan dan

penerbitan SKP juga sangat penting karena sertifikat SKP menjamin kepada negara

importir bahwa produk yang dihasilkan UPI di Indonesia sudah sesuai dengan

standar dan telah menerapkan cara produksi yang baik dan sistem sanitasi yang

baik. SKP menjamin kepada negara importir bahwa produk yang dihasilkan aman

untuk dikonsumsi.

Sebaliknya dalam konteks kegiatan impor produk perikanan yang masuk ke

Indonesia proses pembinaan dan penerbitan SKP kepada importir adalah untuk

menjamin bahwa importir di Indonesia dapat bertanggungjawab terhadap proses

penanganan dan pengolahan produk yang akan di impor serta menjamin bahwa

produk yang diimpor mempunyai mutu yang baik sehingga apabila produk tersebut

akan dipasarkan diwilayah Indonesia, produk tersebut dijamin keamanan

pangannya. SKP ini juga berfungsi untuk membatasi jumlah impor produk perikanan

agar tidak mengganggu produk perikanan Indonesia.

Page 17: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

17

Untuk itu, Fasilitasi Penerapan SKP sangat penting, mengingat bahwa

Indonesia berupaya meningkatkan daya saing produk perikanan sehingga menjamin

keamanan pangan masyarakat Indonesia serta membatasi Impor produk perikanan

secara berlebihan.

Program kegiatan yang dilakukan untuk mencapai IKU tersebut antara lain

sebagai berikut:

a. Operasional Pelayanan SKP

Kegiatan fasilitasi penerapan sertifikat kelayakan pengolahan dilakukan

melalui operasional pelayanan SKP yang bertujuan melaksanakan kegiatan

pelayanan SKP yang dilakukan Sekretariat SKP dan Panitia Teknis SKP. Dalam

rangka proses penerbitan SKP sesuai dengan pengajuan SKP dari Dinas Kelautan

dan Perikanan Propinsi, maka pembina/pengawas mutu akan melaksanakan

supervisi penerbitan SKP di UPI skala besar dan UMKM, selanjutnya terhadap UPI

yang telah menerapkan Cara Pengolahan yang Baik (Good Manufacturing

Practices/GMP) dan memenuhi persyaratan Prosedur Operasi Sanitasi Standar

(Standard Sanitation Operating Procedure/SSOP) maka akan diterbitkan SKP oleh

Dirjen P2HP.

b. Penyempurnaan Persyaratan Teknis SKP

Pedoman persyaratan teknis SKP merupakan panduan bagi

Pengawas/Pembina Mutu Pusat maupun Pengawas/Pembina Mutu Daerah dalam

melakukan bimbingan teknis serta pembinaan kelayakan pengolahan terhadap UPI

dalam rangka proses pelayanan penerbitan SKP. Pedoman tersebut perlu selalu

disempurnakan sesuai hasil evaluasi pelaksanaan pelayanan SKP serta atas

perkembangan persyaratan pasar dan kondisi UPI melalui kegiatan penyempurnaan

persyaratan teknis SKP.

c. Temu Koordinasi Pengembangan Sistem Penerbitan SKP

Temu koordinasi Pengembangan Sistem Penerbitan SKP dilaksanakan

dalam rangka koordinasi dan evaluasi pelaksanaan pelayanan SKP di Pusat dan

Daerah. Kegiatan diikuti oleh seluruh Kepala LPPMHP dan Kabid P2HP di Dinas

Kelautan dan Perikanan seluruh Indonesia. Rumusan dari kegiatan ini antara lain

bahwa untuk memperlancar pelaksanaan pembinaan SKP di daerah, maka Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi bekerja sama dan berkoordinasi dengan Dinas

Page 18: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

18

Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota dan LPPMHP, serta Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi menerbitkan SK penetapan pembina mutu daerah terdaftar yang

akan melaksanakan pembinaan Pra-SKP. Temu koordinasi SKP selanjutnya akan

menjadi kegiatan rutin dilaksanakan setiap tahun.

d. Pengembangan Sistem Manajemen Mutu Pelayanan SKP Berdasarkan ISO

9001 : 2008

Sistem pelayanan SKP akan dikembangkan sesuai dengan ISO 9001 : 2008

sehingga perlu dilaksanakan pengembangan sistem manajemen mutu pelayanan

SKP berdasarkan ISO 9001 : 2008 untuk menyusun pedoman pelayanan penerbitan

SKP berdasarkan ISO 9001 : 2008. Kegiatan ini diikuti oleh anggota sekretariat

Panitia Teknis SKP, staf lingkup Direktorat Pengolahan Hasil, pembina mutu pusat,

Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta dengan

materi utama sistem manajemen dokumentasi berbasis sistem manejemen mutu

ISO 9001 : 2008.

e. Inisiasi Sistem SKP Online

Untuk meningkatkan pelayanan SKP yang lebih mudah, cepat, efektif dan

efisien maka kedepannya akan diterapkan sistem SKP secara online dari pusat ke

seluruh Propinsi. Untuk tahun ini telah dilakukan inisisasi dengan membuat

prototype sistem SKP Online yang akan dikembangkan dan disosialisasikan tahun

2014.

Realisasi capaian Unit Pengolahan Ikan yang Bersertifikat Kelayakan

Pengolahan (SKP) Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3 Realisasi Capaian Unit Pengolahan Ikan yang Bersertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) Tahun 2013

Kegiatan/Indikator Target Realisasi Capaian target (%)

Jumlah UPI yang bersertifikasi

kelayakan pengolahan (SKP)

1.995 SKP 2.298 SKP 115

Page 19: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

19

Tabel 4. Capaian Unit Pengolahan Ikan yang Bersertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) Tahun 2010-2013

2010 2011 2012 2013 2014

Target 444 940 1.445 1.995 2.570

Realisasi 505 948 1.506 2.298

Gambar 4. Capaian SKP berdasarkan Skala USaha

Indikator kinerja tahun 2013 dalam rangka Fasilitasi Penerapan Sertifikat

Kelayakan Pengolahan sebagai program penerapan standar dalam bentuk

pelayanan penerbitan SKP mampu direalisasikan 115% dengan diterbitkannya 2.298

SKP dari target awal adalah 1.995 SKP. Dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013

jumlah SKP yang diterbitkan semakin meningkat, bahkan selalu melebihi target yang

telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh Direktorat

Pengolahan Hasil dalam rangka menjamin keamanan pangan produk perikanan

menunjukkan respon yang positif baik dari UPI skala UMKM dan UPI Besar sebagai

pelaku usaha maupun Pembina Mutu Daerah sebagai penanggung jawab jaminan

mutu di daerah, untuk penerapan proses pengolahan yang baik sesuai prinsip-

prinsip GMP dan SSOP. Peraturan yang menyatakan bahwa SKP sebagai

persyaratan untuk memperoleh Izin Pemasukan Hasil Perikanan (IPHP) sehingga

UPI importir dan UPI non perikanan juga diwajibkan untuk memiliki SKP, serta

Page 20: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

20

banyaknya UPI yang melakukan pengembangan produk bernilai tambah baru turut

mendukung peningkatan jumlah UPI yang ber-SKP tiap tahunnya.

Permasalahan yang dihadapi:

- Sebagian besar UPI skala UMKM belum mampu memenuhi persyaratan

kelayakan pengolahan (GMP dan SSOP)

- Kurangnya jumlah pembina mutu di daerah

- Sistem Manajemen pelayanan SKP perlu penyempurnaan

Rekomendasi dan tindak lanjut yang akan dilakukan:

- Perlunya meningkatkan pembinaan kepada UPI skala UMKM dalam persyaratan

kelayakan pengolahan (GMP dan SSOP)

- Mengintensifkan sosialisasi SKP ke UPI besar, UMKM dan UPRL melalui

kegiatan seminar, dekon dan inisiasi SNI

- Pemberian SKP terhadap UPI importir dan non UPI perlu dikaji ulang

- Masih perlunya dilakukan sosialisasi penerbitan SKP lanjutan pada Pembina Mutu

Daerah dan pelaku usaha perikanan di 33 provinsi

- Perlunya segera diaplikasikan sistem SKP secara online untuk memudahkan

akses informasi penerbitan SKP bagi pelaku usaha perikanan.

3.4 Tersedianya Kebijakan Bidang pengolahan Hasil Perikanan Sesuai

Kebutuhan

3.4.1 Jumlah Kebijakan Bidang Pengolahan Hasil Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan di dalam pemerintahan memiliki

beberapa fungsi, diantaranya adalah sebagai pembuat dan pelaksana kebijakan.

Berdasarkan fungsi tersebut Peraturan Menteri kelautan dan Perikanan Nomor PER.

15 /Men /2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan

Perikanan pasal 420 mengamanahkan Direktorat Pengolahan Hasil-Ditjen P2HP

untuk menyelenggarakan fungsi dalam penyiapan perumusan kebijakan di bidang

pengolahan hasil perikanan.

Tujuan penyusunan kebijakan adalah mengatur sesuatu substansi untuk

memecahkan suatu masalah di bidang pengolahan hasil perikanan. Sesuai dengan

Page 21: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

21

hal tersebut diatas, pada tahun 2013 telah dilakukan pembahasan untuk menyusun

3 (tiga) draft kebijakan bidang pengolahan hasil, yaitu :

1. Draft kebijakan tentang Pembangunan, Evaluasi dan Operasionalisasi UPI,

2. Draft kebijakan Tim Pembina Mutu Terdaftar,

3. Draft kebijakan Kemitraan Usaha Perikanan Tangkap dengan UPI,

4. Draft perubahan Peraturan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Perikanan Nomor PER.09/DJ-P2HP/2010 tentang Persyaratan, Tata Cara

Penerbitan, Bentuk, dan Format Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP).

Hasil pembahasan draft kebijakan dibidang Mutu dan Keamanan Hasil

Perikanan menghasilkan 2 (dua) kebijakan, yakni: (1) Kepdirjen nomor 141/KEP-

DJP2HP/2013 tentang Pembangunan, Evaluasi dan Operasionalisasi UPI,

keputusan ini merupakan acuan bagi pemerintah dan pemangku kepentingan dalam

pelaksanaan ketentuan tentang pembangunan, evaluasi, dan operasionalisasi Unit

Pengolahan Ikan dalam rangka usaha perikanan tangkap terpadu; (2) Perdirjen

Nomor 05/PER-DJP2HP/2013 tentang Kemitraan Usaha Perikanan Tangkap dengan

UPI.

Permasalahan yang ditemukan dalam penyusunan kebijakan, antara lain: (1)

belum selesainya penyusunan Peraturan Pemerintah tentang Sistem Jaminan Mutu

dan Keamanan Serta Peningkatan Nilai Tambah Hasil Perikanan, (2) berubahnya

peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30 Tahun 2012 tentang usaha

perikanan tangkap di wilayah pengelolaan perikanan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Hal tersebut dapat diatasi dengan mengacu pada peraturan yang yang

lain terkait sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan yang ada pada

undang-undang tentang perikanan dan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

lain yang terkait.

Page 22: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

22

Tabel 5. Realisasi Capaian Jumlah Kebijakan Bidang Pengolahan Hasil

Perikanan Tahun 2013

Kegiatan/Indikator Target Realisasi Capaian target

%

Jumlah kebijakan bidang

pengolahan hasil perikanan. 1 2 200%

3.4.2 Jumlah Draft Peraturan Perundang – Undangan Bidang Pengolahan

Hasil Perikanan

Latar belakang akan dilakukannya perubahan Kepmen Kelautan dan

Perikanan Nomor 61/MEN/2009 tentang Pemberlakuan Wajib SNI Bidang Kelautan

dan Perikanan adalah pemberlakukan penerapan SNI wajib yang dimaksud dalam

Kepmen KP ini belum sesuai dengan PP No.102 Tahun 2000 tentang Standardisasi

Nasional. SNI yang telah diberlakukan wajib oleh instansi teknis, maka produk dalam

negeri dan impor yang beredar di pasar nasional harus memenuhi sertifikat tanda

SNI yang dikeluakan oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) yang terakreditasi

oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Selanjutnya sebelum diberlakukan SNI

wajib, maka harus dinotifikasikan ke WTO melalui BSN dalam rangka menghindari

hambatan perdagangan.

Pembahasan perubahan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan

tentang Pemberlakuan Wajib SNI Bidang Kelautan dan Perikanan membahas 2

(dua) hal pokok yaitu:

a. Judul Kepmen tetap tidak berubah, namun merevisi lampiran dengan SNI yang

telah disesuaikan dan tanpa memasukan SNI metode uji karena sudah tercakup

dalam SNI produk, serta membuat peraturan baru tentang pemberlakuan

penerapan SNI dalam rangka pembinaan,

b. Judul Kepmen dirubah dengan tidak menggunakan penggunaan istilah SNI

wajib.

Hasil kesepakatan rapat yang harus segera ditindaklanjuti adalah sebagai

berikut:

a. Membuat 2 (dua) Kepmen terdiri dari Kepmen pemberlakukan SNI wajib dan

Kepmen penerapan SNI yang melampirkan semua SNI produk perikanan yang

Page 23: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

23

disusun oleh Panitia Teknis 65-05 dengan target penyelesaian tahun

2013-2014 serta menyiapkan justifikasi yang diperlukan sebagai dasar

dilakukannya perubahan Kepmen. Draft yang sudah siap diajukan adalah draft

Kepmen Pemberlakuan Penerapan SNI Produk Perikanan.

b. Melakukan kajian untuk menentukan SNI yang akan diberlakukan wajib dengan

melihat kesiapan pelaku usaha terutama UMKM dan tidak akan memberatkan

serta mengganggu iklim usaha, serta meninjau kesiapan LSPro (BBP2HP

maupun laboratorium uji hasil perikanan lainnya).

c. Melakukan public hearing atau sosialisasi dengan stakeholder yang akan terikat

nantinya oleh peraturan ini terutama pelaku usaha industri besar dan UMKM

tentang SNI yang akan diberlakukan wajib.

d. Berkoordinasi dengan BSN untuk melakukan notifikasi ke WTO sebelum

diberlakukan peraturan SNI wajib.

3.5 Terselenggaranya Modernisasi Sistem Produksi Kelautan dan Perikanan,

Pengolahan dan Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan yang Optimal

dan Bermutu

3.5.1 Lokasi Pengembangan dan Pembinaan Sentra PHP Untuk Skala

Mikro, Kecil dan Menengah

Undang Undang RI Nomor 45 Tahun 2009 Pasal 25 Ayat (1) perubahan atas

UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan mengamanahkan bahwa Usaha

Perikanan dilaksanakan dalam sistem bisnis perikanan, meliputi praproduksi,

produksi, pengolahan dan pemasaran. Hal tersebut yang menjadikan dasar

pemikiran munculnya konsep Program Pengembangan Sentra Pengolahan Hasil

Perikanan (PHP).

Program Pengembangan Sentra PHP dapat didefinisikan yaitu program

terpadu dan terintegrasi antara pemerintah sebagai pemangku kebijakan bersama-

sama pemangku kepentingan terutama pengolah hasil perikanan yang berada dalam

suatu pusat kegiatan UMKM Pengolahan Hasil Perikanan (PHP) di kawasan tertentu

yang dikelola secara profesional dalam suatu kelembagaan.Pemberdayaan UMKM

PHP melalui pendekatan pengembangan sentra pengolahan hasil perikanan sebagai

entry point berdasarkan pada pemikiran agar memberikan layanan kepada UMKM

Page 24: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

24

PHP lebih fokus, kolektif dan efisien. Pendekatan ini diharapkan mampu

menjangkau kelompok UMKM PHP lebih luas dengan sumber daya yang terbatas.

Program Pengembangan Sentra PHP bertujuan:

1. Mewujudkan jaminan mutu dan keamanan produk olahan di sentra PHP;

2. Menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi berbasis usaha pengolahan

ikan;

3. Mengembangkan jaringan usaha mikro, kecil, menengah dan besar dalam suatu

kawasan industri pengolahan ikan.

Salah satu Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang diamanahkan pada Direktorat

Pengolahan Hasil tahun 2013 adalah berkembang dan terbinanya sentra PHP di 37

lokasi dengan komposisi 32 lokasi merupakan lanjutan dan 5 lokasi merupakan

pengembangan baru. Target tersebut bersifat komulatif dari IKK yang ditetapkan

tahun 2012. Indikator Kinerja Kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6 Target Capaian Lokasi Sentra PHP Tahun 2010 - 2013

IKK Direktorat Pengolahan Hasil TA 2010 - 2013

2010 2011 2012 2013

Berkembang dan terbinanya sentra PHP di 37 lokasi

19 Lokasi 24 Lokasi 32 Lokasi 37 lokasi

Tahapan pelaksanaan Program Pengembangan Sentra PHP dalam rangka

mencapai 37 lokasi adalah sebagai berikut :

A. Identifikasi, verifikasi dan pemetaan Calon Sentra PHP di Kawasan Industrialisasi

Perikanan.

1. Pada tahun 2013 kegiatan tersebut dilakukan di 7 lokasi potensi berdasarkan

usulan dari Dinas KP daerah, yaitu di Kab. Probolinggo, Kab. Kotawaringin

Barat, Kab. Brebes, Kab. Sumenep, Kab. Tulung Agung, Kab. Gorontalo

Utara, Kab. Pandeglang. Tahap identifikasi merupakan tahapan awal dalam

menentukan lokus potensial layak atau tidak layak dikembangkan dalam

program Sentra PHP, baik dari segi teknis dan non teknis.

2. Hasil kegiatan identifikasi, verifikasi dan pemetaan Calon Sentra PHP di

Kawasan Industrialisasi Perikanan merekomendasikan ke-7 lokasi tersebut

Page 25: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

25

adalah layak untuk dikembangkan dalam program Sentra PHP. Fasilitasi

pengembangan Sentra PHP terdiri dari 2 model pengembangan yaitu melalui

fasilitasi sarana peralatan pengolahan dan fasilitasi peralatan dan bangunan

pengolahan. Hasil kegiatan identifikasi menjadi data base untuk dilakukan

pemantapan lokus menjadi calon Sentra PHP

B. Pemantapan Lokus Calon Sentra PHP di Kawasan Industrialisasi Perikanan

1. Pada tahap Pemantapan Lokus Calon Sentra PHP, ditetapkan di 6 lokasi

yang dilakukan pemantapan pada TA. 2013 yaitu di Kab. Merauke, Kab.

Kotawaringin Barat, Kab. Brebes, Kab. Pidie Jaya, Kab. Probolinggo, Kota

Sibolga. Lokasi tersebut dimantapkan menjadi calon lokus Sentra PHP

dengan mempertimbangkan hal-hal utama sebagai berikut :

- Sinergitas kebijakan pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung

program pengembangan Sentra PHP di kab/kota

- Kesiapan pemerintah daerah mengenai dukungan program dan

infrastruktur yang berkelanjutan

2. Pada tahap pemantapan dilakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan

mengenai perencanaan pengembangan Sentra PHP, antara lain kepala

daerah dan pejabat dinas yang berkepentingan, ketua kelompok pengolah

yang akan dikembangkan, pelaku swasta dan pasar, dan lainnya.

C. Bimbingan dan Pendampingan di Lokas Sentra PHP dan Non-Sentra PHP

1. Kegiatan bimbingan dan pendampingan dilakukan terhadap Sentra PHP yang

telah dikembangkan serta UMKM PHP yang belum dikembangkan dalam

program sentra (non-sentra).

2. Kegiatan bimbingan dan pendampingan pada lokasi Sentra PHP dilakukan

pada 32 lokasi sentra lanjutan (yang dikembangkan sampai dengan tahun

2013) sesuai SK Dirjen P2HP Nomor 05-A/KEP-DJP2HP/2013. Kegiatan

bimbingan dan pendampingan dilakukan pada UMKM PHP dalam hal GMP

dan SSOP, pengolahan, pengemasan, manajemen usaha dan pemasaran.

Terdapat pembinaan khusus pada UMKM miniplan tuna yang berlokasi di

Kab. Minahasa Tenggara, Kab. Gorontalo, Kab. Boalemo dan Kab. Donggala.

Hal itu mempertimbangkan kebutuhan akan pembinaan GMP dan SSOP pada

miniplan tersebut.

Page 26: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

26

3. Bimbingan dan pendampingan merekomendasikan di 3 lokasi pengembangan

Sentra PHP sebagai role models dengan perbedaan karakteristik yaitu Sentra

Pengolahan Ikan Asap di Kab. Demak (orientasi pasar lokal); Sentra

Pengolahan Ikan Teri di P. Pasaran, Kota Bandar Lampung (orientasi pasar

Nasional); Dan Sentra Pengolahan Kerupuk Ikan/Udang Di Kab. Indramayu

(orientasi pasar ekspor). Lokasi tersebut akan dikembangkan secara intensif

pada TA. 2014.

D. Kegiatan Pendukung Lainnya

1. Temu Teknis Pembina Sentra PHP merupakan kegiatan yang dibentuk

sebagai forum komunikasi antara Tim Pusat dan Daerah. Kegiatan tersebut

dalam rangka mempertegas komitmen masing-masing tim pembina sentra

dalam rangka operasionalisasi dan optimalisasi Sentra PHP yang telah

dikembangkan.

2. Kegiatan Penyusunan Buku Pedoman Pengembangan Sentra, Penyusunan

Profil Sentra dan Juknis Pengolahan Ikan sebagai pedoman pembinaan dan

bahan informasi perkembangan program pengembangan Sentra PHP.

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan tersebut, ditetapkan 32 lokasi sentra

lanjutan dan 6 lokasi sentra PHP baru. Penetapan lokasi pengembangan Sentra

PHP yang dicapai pada tahun 2013 akan ditetapkan melalui Surat Keputusan

Direktur Jenderal P2HP. Adapun realisasi kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 7 Realisasi Jumlah Lokasi Sentra PHP Tahun 2013

Kegitan/Indikator Target Realisasi Capaian Target %

Keterangan

Berkembang dan terbinanya Sentra PHP di 37 lokasi (32 lanjutan, 5 baru)

37 Lokasi 38 Lokasi 102 % 32 lokasi lanjutan dan 6 lokasi baru

Page 27: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

27

Tabel 8 Lokasi Pengembangan Sentra PHP Baru Tahun 2013

No Komoditas Sentra Lokasi

1 Sentra Ikan Kering/Asin Desa Sumber Anyar Kec. Paiton Kab. Probolinggo

2 Sentra Kerupuk, Amplang dan Ikan Asin

Desa Sungai Kapitan dan Kelurahan Kumai Hilir, Kec. Kumai Kab. Kotawaringin Barat

3 Sentra Ikan Asap Desa Sitanggal, Kec. Larangan Kab. Brebes

4 Sentra Ikan Kering/Asin Pelabuhan Perikanan Merauke Kab. Merauke

5 Sentra Ikan Teri Kering Desa Mesjid Kec. Pante Raja Kab. Pidie Jaya NAD

6 Sentra Ikan Kering Kota Sibolga

Tabel 9 Lokasi Pembinaan Sentra PHP (Lanjutan) Tahun 2013 SK Dirjen P2HP

Nomor 05-A/KEP-DJP2HP/2013 Tentang Lokasi Pengembangan Sentra

No Komoditas Sentra Lokasi

1 Sentra Pengolahan Terasi, Kerupuk Udang/Ikan dan Ikan Kering

Desa Tungkal 1, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi

2 Sentra Pengolahan Nugget Ikan Patin, Kerupuk Ikan Patin dan Salai Ikan Patin

Desa Koto Mesjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau

3 Sentra Pengolahan Ikan Teri Desa Muara Gading Mas, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung

4 Sentra Pengolahan Kerupuk Udang/Ikan

Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat

5 Sentra Pengolahan Fillet Ikan Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, Provinsi Jawa Tengah

6 Sentra Pengolahan Ikan Pindang Desa Tasik Madu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur

7 Sentra Pengolahan Ikan Pindang Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali

8 Sentra Pengolahan Amplang Ikan, Kerupuk Ikan, dan Abon Ikan

Desa Kampung Baru, Kecamatan Pagatan, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan

9 Sentra Pengolahan kerupuk ikan perairan umum (tawar)

Desa Piasak, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat

10 Sentra Pengolahan Ikan Roa (Ikan Julung-julung Asap)

Desa Sulubombong dan Desa Boras, Kecamatan Lamala, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah

Page 28: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

28

No Komoditas Sentra Lokasi

11 Sentra Pengolahan Ikan Asap Desa Tumpaan, Kecamatan Tumpaan, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara

12 Sentra Pengolahan Ikan Asap Desa Borgo, Kecamatan Belang, Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara

13 Sentra Pengolahan Rumput Laut Kelurahan Lamalaka, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan

14 Sentra Pengolahan Ikan Panggang, Kulit Ikan dan Minyak Ikan

Desa Rumbuk, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur Prov. NTB

15 Sentra Pengolahan Teripang Desa Tambea, Kecamatan Pomalaa, Kab. Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara

16 Sentra Pengolahan Ikan Asap, Abon, Keripik Ikan Lele

Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah

17 Sentra Pengolahan Ikan Asap Desa Wonosari, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah

18 Sentra Pengolahan Fillet Ikan TPI Bajomulyo I Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah

19 Sentra Pengolahan Ikan Panggang Desa Pulo Darat, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah

20 Sentra Pengolahan Ikan Teri Pasie Nan Tigo, Kec. Koto Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat

21 Sentra Pengolahan Ikan Teri Pulau Pasaran Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung

22 Sentra Pengolahan Ikan Asap Kelurahan Tambak Wedi, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur

23 Sentra Pengolahan Terasi Udang Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan, Kodya Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat

24 Sentra Pengolahan Cakalang Asap (Fufu)

Pasar Perikanan Kelurahan Paslaten, Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara

25 Sentra Pengolahan Pindang TPI Bajomulyo I Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah

26 Sentra Pengolahan Pindang Desa Tasikagung, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah

27 Sentra Pengolahan Pindang Desa Tambak Sari dan Desa Tanjung Sari, Kecamatan Rowosari, Provinsi Jawa Tengah

28 Sentra Pengolahan Pindang Desa Bantargadung, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

Page 29: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

29

No Komoditas Sentra Lokasi

29 Sentra Pengolahan Ikan Asap dan Ikan Kering

Kota Probolinggo, Desa Mayangan, Kecamatan Mayangan, Provinsi Jawa Timur

30 Sentra Pengolahan Ikan Pindang Bandeng

Desa Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah

31 Sentra Pengolahan Kerupuk Ikan Desa Srowo, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur

32 Sentra Pengolahan Pindang Kering Desa Bandar Rahmat, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara

Permasalahan:

Dalam pelaksanaan pengembangan dan pembinaan sentra PHP ditemui

beberapa permasalahan antara lain :

- Belum optimalnya pelaksanaan program pengembangan sentra terutama

mengenai penerapan GMP dan SSOP, pembentukan kelembagaan yang

berbadan hukum, kelangkaan bahan baku yang bersifat musiman serta

pemasaran dan modal kerja.

- Dalam pembentukan dan pengembangan Sentra PHP (baru) terkendala dengan

status kepemilikan lahan yang digunakan untuk pembangunan sentra PHP (bagi

sentra yang membutuhkan lahan untuk bangunan sentra). Persyaratan yang

dianjurkan adalah lahan yang clean and clear. Pemerintah daerah telah

menjamin melalui Surat Keterangan Bupati/Walikota yang menjelaskan lahan

merupakan milik Pemda setempat, namun dalam perjalanan pengembangan

terdapat masalah mengenai status kepemilikan lahan tersebut.

- Realisasi pengadaan peralatan pengolahan maupun unit pengolahan ditemui

kurang sesuai dengan kebutuhan kegiatan pengolahan di sentra.

- Kurangnya komitmen stakeholder (pemerintah daerah, pengolah dan lainnya)

bersama-sama dalam upaya mensukseskan program pengembangan sentra

PHP, seperti halnya upaya pembinaan penerapan kaidah GMP dan SSOP dan

lainnya.

Page 30: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

30

Rencana dan Tindak Lanjut

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka akan dilakukan tindaklanjut

pada kegiatan tahun 2014 yaitu:

1. Pengkajian lebih lanjut tentang Program Pengembangan Sentra PHP yang akan

dituangkan dalam buku pedoman pengembangan sentra.

2. Pengembangan Sentra PHP percontohan yang mewakili komoditas pasar lokal,

nasional dan ekspor sebagai lokasi pembanding bagi sentra lainnya.

3. Perencanaan yang matang dan sinergitas program pada seluruh pemangku

kepentingan yang terlibat dalam pengembangan sentra PHP baik di pusat

maupun di daerah.

3.5.2 UPI Skala Besar yang Dikembangkan dan dibina Dalam Rangka

Memenuhi Standar Mutu Hasil Perikanan

Tuntutan akan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan merupakan

tantangan bagi industri pengolahan hasil perikanan/unit pengolahan ikan dalam

negeri untuk dapat berkembang dan memasuki pasar global. Sesuai

perkembangannya, saat ini konsumen telah menyadari bahwa mutu dan keamanan

pangan hasil perikanan tidak dapat dijamin hanya dengan hasil uji produk akhir dari

laboratorium. Produk yang aman dikonsumsi diperoleh dari bahan baku yang baik,

ditangani dan diolah secara baik dan benar.

Pada sisi yang lain, jaminan ketersediaan bahan baku dalam rangka

menunjang kinerja UPI juga masih menjadi ganjalan bagi perkembangan industri

pengolahan hasil perikanan nasional pada umumnya, hal tersebut menjadikan salah

salah satu isu dalam peningkatan kapasitas produksi Unit Pengolahan Ikan.

Peran strategis Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Perikanan,

didasarkan pada beberapa isu strategis yang berkembang. Sejumlah isu tersebut

antara lain ;

1. Kurangnya penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan

2. Ketersediaan bahan baku yang belum mencukupi dan sesuai standar

3. Kesiapan sektor Industri Kelautan dan Perikanan dalam menghadapi Asean

Economic Community 2015

Page 31: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

31

Pengembangan industri pengolahan hasil perikanan merupakan salah satu

kebijakan strategis untuk mengintegrasikan antara pembinaan dibidang mutu dan

keamanan hasil perikanan serta pengembangan kinerja unit pengolahan ikan dalam

pemenuhan kapasitas produksinya sehingga dapat mewujudkan suatu kondisi yang

tersinergi antara peningkatan mutu dan keamanan produk dengan Kinerja UPI

dalam melakukan pengolahan. Melalui sinergitas kedua hal tersebut diharapkan

tercapai kondisi yang ideal bagi industri pengolahan hasil perikanan di Indonesia

dalam pencapaian volume produk olahan yang ditargetkan.

Subdit Industri Pengolahan dalam rangka menjawab tantangan melakukan

upaya-upaya yaitu:

a. Pembinaan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

1. Penyusunan Draft Regulasi dibidang Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Pelaksanan kegiatan ini menghasilkan draft Keputusan Direktur Jenderal

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan tentang Tim Pembina Mutu

Terdaftar dan usulan perubahan terhadap peraturan Dirjen P2HP Nomor 09

tahun 2010 yang diusulkan akan diangkat menjadi peraturan menteri tentang

Sertifikat Kelayakan Pengolahan.

2. Apresiasi Pembina Mutu Pusat dan Refreshment Pembina Mutu

Kegiatan APMP ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya

manusia bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkup Kementerian Kelautan dan

Perikanan yang akan diberikan tugas dalam melakukan pembinaan mutu dan

keamanan hasil perikanan di sentra produksi serta memberikan bimbingan

teknis untuk melatih petugas lapangan yang bertanggung jawab terhadap

mutu dan keamanan hasil perikanan. Kegiatan APMP telah meningkatkan

kompetensi 28 orang Pembina Mutu dari pusat. Selain pemberian bimbingan

teknis kepada calon Pembina Mutu Pusat, juga dilakukan refreshment

kepada 25 orang Pembina Mutu Pusat yang telah biasa melakukan

pembinaan di sentra produksi.

3. Apresiasi Pembina Mutu Daerah

Kegiatan APMD tersebut untuk meningkatkan kompetensi Pembina Mutu

Daerah dalam melakukan pembinaan ke sentra produksi di daerahnya

masing-masing. Kegiatan ini telah meningkatkan kompetensi bagi 33 orang

Page 32: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

32

Pembina Mutu Daerah yang berasal dari Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi, Kabupaten/Kota.

4. Sosialisasi Pembinaan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Kegiatan ini mensosialisasikan kebijakan mutu dan keamanan hasil perikanan

dan program industrialisasi perikanan di Universitas Lambung Mangkurat

Kalimantan Selatan dengan menghadirkan narasumber yang kompeten dan

peserta sejumlah 300 orang yang terdiri dari pejabat universitas, dosen,

mahasiswa, Dinas terkait dan pelaku usaha.

5. Asistensi Penerapan Manajemen Mutu Terpadu (PMMT) di UPI

Kegiatan fasilitasi kepada UPI dalam menyusun dokumen manual mutu

(GMP/SSOP/HACCP) guna meningkatkan penerapan sistem jaminan mutu

dan kemanan hasil perikanan. Hasil asistensi ini adalah telah meningkatkan

penerapan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan di unit pengolahan

ikan pada 10 lokasi yaitu: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa

Timur, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan,

Maluku dan NTT.

6. Pembinaan UPI yang Terkena Kasus

Melalui kegiatan ini telah diundang UPI-UPI yang terkena kasus detensi/

RASFF dari Negara importir terkait mutu dan keamanan hasil perikanan

kepada 25 peserta dari sejumlah 21 UPI dari seluruh Indonesia. Pembinaan

dilakukan agar UPI yang terkena kasus, kedepan mampu mengeliminasi

kasus-kasus yang ada.

7. Penilaian UPI Terbaik

Dalam mendukung pelaksanaan penilaian UPI terbaik tahun 2013, telah

dilakukan penyusunan petunjuk teknis penilaian UPI terbaik tahun 2013.

Petunjuk teknis tersebut telah diterapkan untuk melakukan verifikasi terhadap

21 UPI terpilih dari 8 Lokasi yang diusulkan daerah (Sumatera Utara,

Lampung, DKI, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara,

dan Bali). Hasil verifikasi dari lapangan tersebut kemudian Tim Penilaia UPI

Terbaik melakukan pembahasan dan menetapkan 3 UPI sebagai UPI Terbaik

I, II dan III secara berurutan : PT. Aneka Tuna Indonesia (Jawa Timur), PT.

Philips Seafood International (Jawa Tengah) dan PT. Deho Company

Page 33: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

33

(Sulawesi Utara). Bagi UPI terbaik I, II dan III diberikan penghargaan pada

kegiatan Adibakti Mina Bahari.

8. Bulan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Melalui Bulan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan telah dilakukan

penyadaran mutu dan keamanan hasil perikanan kepada kalangan

pemerintah, produsen ditingkat hulu, hilir maupun konsumen melalui

beberapa rangkaian kegiatan yaitu pencanangan bulan mutu dan keamanan

hasil perikanan yang diikuti dengan seminar mutu. Kegiatan seminar mutu

disinergikan dengan Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan (MPHPI) dan

Universitas Diponegoro. Kegiatan tersebut mendatangkan narasumber

kompeten yang dihadiri oleh 750 peserta. Kegiatan kampanye mutu untuk

mensosialisasikan bulan mutu dilakukan melalui media elektronik dan media

cetak serta pemasangan spanduk, umbul-umbul dan banner yang

bertemakan peningkatan mutu dan keamanan hasil perikanan.

9. Pembinaan GHP bagi Suplier UPI

Melalui kegiatan ini telah diundang sejumlah 25 orang supplier udang dari

Jawa Barat dan sekitarnya sebagai penyuplai bahan baku udang di Unit

Pengolahan Ikan. Pembinaan GHP dilakukan agar bahan baku dari supplier

memiliki jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. Hasil dari kegiatan ini

adalah terbinanya 25 supplier udang dari wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.

b. Pengembangan Industri Pengolahan Hasil

1. Monitoring Ketersediaan Bahan Baku di UPI Skala Besar

Telah dilakukan monitoring ketersediaan bahan baku di sentra pengolahan

dalam rangka pengembangan Unit Pengolahan Ikan skala besar di 14

provinsi, seperti : Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Banten, DKI

Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT, Kalimantan Timur, Sulawesi

Selatan, Sulawesi Utara, Papua Barat.

2. Forum Industri Pengolahan Hasil Perikanan

Kegiatan Forum Pengolahan Hasil Perikanan disinergikan dengan kegiatan

Workshop merupakan kegiatan yang membahas isu-isu aktual yang terjadi

pada Industri Pengolahan Hasil Perikanan utamanya dikaitkan dengan

kesiapan pelaku usaha dalam menghadapi Asean Economic Community

Page 34: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

34

2015. Kegiatannya melibatkan narasumber yang kompeten dan peserta dari

semua kalangan baik pemerintah maupun pelaku usaha.

3. Verifikasi Unit Pengolahan Ikan

Kegiatan ini sebagai tindak lanjut Permen KP Nomor PER. 26/MEN/2013

perubahan dari permen KP PER.30/MEN/2012, maka perlu dilakukan

kegiatan verifikasi kepada UPI yang masuk ke dalam usaha perikanan

tangkap terpadu. Hasil dari kegitan tersebut adalah telah dilakukan verifikasi

Unit pengolahan ikan di 6 lokasi yaitu, (Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Bali,

Maluku, Papua dan Papua Barat).

4. Sidang-sidang Internasional dibidang Pengolahan dan Kerjasama Perikanan

Melalui kegiatan diatas telah dilakukan fasilitasi untuk mengikuti sidang-

sidang internasional di bidang pengolahan dan kerjasama perikanan. Pada

tahun ini telah diikuti kegiatan antara lain : 15th National Tuna Conggress di

General Santos Filiphina dan The China Cold Chain the Inovation anf New

Technology 2013 di sanghai China.

5. Fasilitasi Komisi Tuna

Telah dilakukan fasilitasi bagi Sub Komisi Tuna beberapa kegiatan

diantaranya kunjungan lapangan untuk mengumpulkan data dan informasi

serta Workshop Perikanan Tuna dengan narasumber yang kompetent dan

dihadiri 60 peserta. Sub Komisi Tuna menghasilkan rumusan kebijakan

perikanan tuna Indonesia yang disampaikan kepada Menteri Kelautan dan

Perikanan.

Berdasarkan indikator kinerja kegiatan pada tahun 2013 dan hasil dari

kegiatan diatas, jumlah UPI skala besar yang dikembangkan dan dibina dalam

rangka memenuhi standar mutu hasil perikanan sebesar 219 UPI. UPI tersebut

terdiri dari 179 UPI yang telah dicapai tahun 2012, dan 40 UPI merupakan target UPI

baru pada tahun 2013. Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan, maka indikator

kinerja yang dicapai pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 35: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

35

Tabel 10. UPI skala besar yang dikembangkan dan dibina dalam rangka memenuhi

standar mutu hasil perikanan (baru)

No Propinsi Nama UPI Jumlah

1 Sumatera Utara PT. Winson Prima Sejahtera, PT. Seafood

Sumatera Perkasa, PT. Anugerah Samudera

Hindia

3

2 Lampung PT. Indokom Samudera Persada, PT. Phillips

Seafood Indonesia

2

3 Banten PT. Fega Marine Aquacultura, PT. Kelola Mina

Laut, PT. Bahari Makmur Sejati, PT Gumindo

Perkasa Industri

4

4 DKI PT. Lucky Samudera, PT. Era Mandiri

Cemerlang, PT. Gabungan Era Mandiri

3

5 Jawa Barat PT. Tarum Fajar Pratama, PT. Pertiwi Alam

Samudera, PT. Adijaya Guna Satwatama

3

6 Jawa Tengah PT. Toxindo Prima, PT. Tonga Tiur Putera, PT.

Indomina Cipta Agung, PT. Bintang Karya Laut

4

7 Jawa Timur PT. Alam Jaya, PT. Karya Kencana Sumber

Bahari, PT. Varia Niaga Nusantara, PT. Marindo

Makmur Usaha Jaya, PT. Multi Prawn Indonesia,

PT. Madsumaya Indo Seafood, PT. Surya Alam

Tunggal, PT. Perfect International Food, CV. Indo

Jaya Pratama, PT. Istana Cipta Sembada, PT.

Satu Tiga Enam Delapan

11

8 Bali PT. Balinusa Windumas 1

9 Kalimantan

Selatan

PT. Misaja Mitra 1

10 NTT PT. Primo Indo Ikan 1

11 Sulawesi

Selatan

PT. Ocean Champ Seafood 1

Page 36: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

36

12 Gorontalo PT. Sinar Ponula Deheto, PT. Cipta Frima Jaya,

PT. Bethel Citra Seyan

1

13 Sulteng PT. Banggai Indo Gemilang 1

14 Maluku PT. Arabikatama Khatulistiwa Fishing Industry,

PT. Samudera Sakti Sepakat, PT. Maluku Maya

Mandiri

3

15 Papua Barat UD Piala 1

Jumlah 40

Tabel 11. UPI skala besar yang dikembangkan dan dibina dalam rangka memenuhi

standar mutu hasil perikanan (Lanjutan) :

No Propinsi Nama UPI Jumlah

1 Sumatera Utara PT. Poma Graha Jaya, PT. Putri Indah, PT.

Sorby Internasional, PD. Anugerah Alam, CV.

Selat Malaka, UD. Yasuriang, PT. Medan

Tropical Canning, PT. Golden Cup Seafood,

PT. Bancar Makmur Indah, CV. Soon Ho, CV.

Lautan Mas, PT.Calista

12

2 Kepulauan Riau PT. Mandraguna Gema Sejati 1

3 Kepulauan

Bangka Belitung

PT. Surya Sepakat Pulau Bangka, CV.

Sanjaya Fisheries, CV. Surya Hasil Laut

3

4 Sumatera Selatan PT. Agung Jaya Sari Sakti 1

5 Banten PT. Nugraha Mitra Jaya, PT. Agarindo

Bogatama

2

6 DKI Jakarta PT. Indoboga Jaya Makmur, PT. Lautan Niaga

Jaya, PT. Dharma Samudera Fishing

Industries, PT. Tuna Permata Rezeki, PT.

Lautan Bahari Sejahtera, PT. Satya Trinadi

Komira Perkasa, PT.Awindo Internasional,

PT. Indo Maguro Tunas Unggul, PT. AGB Ice

and Fisheries, PT. Sumber Haslindo, PT.

12

Page 37: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

37

Charlie Wijaya Tuna, PT. Bonecom,

7 Jawa Barat PT. Pahala Bahari Nusantara, PT. Fresh On

Time, PT. Bahari Pratama Mandiri

3

8 Jawa Tengah PT. Maya Food industri, PT. Indoseafood, PT.

Fu Shen Seafood Indonesia, CV.Karya Mina

Putra, PT Blue Sea Industri, PT. Nam Kyung

Korea Indonesia, PT. Sinar Bahari Agung, PT.

Laut Jaya Abadi, PT. Telaga Godeli, PT. Sinar

Mutiara Abadi, PT.Nihon Novelica Food

(Wako), UD.Samudera Jaya, CV. Dua Putra

Dewa, PT. Holi Mina Jaya

14

9 Jawa Timur PT. Mega Marine Pride, PT. Indumanis, PT.

Kelola Mina Laut, PT. Winaros Kawula Bahari,

PT. Aneka Tuna Indonesia, PT. Panca Mitra

Multi Perdana, PT. Graha Makmur Cipta

Pratama, PT. Maya Muncar, PT. Rex Canning,

CV. Sumber Asia Trading Co, PT. Avila Prima,

PT. Bumi Menara Internusa, PT. Winaros

Kawula Bahari, PT. Panca Mitra Multi Perdana,

PT. Tridaya Manunggal, PT. Gema Ista Raya,

PT. Sinar Mas Mina Bahari, PT. Blambangan

Food Packers, PT. Koki Indocan, PT. Satelit

Sriti, PT. Algalindo Perdana, PT. Amarta

Caragenan Indonesia, PT. Kasih Prima, PT.

Permata Citra Nusa, PT. Chamin Jaya

Internasional, PT. Lautan Indah Buanareksa,

CV. Sari Laut Jaya, CV. Buana Artomoro, PT.

Sumber Cahaya Laut, PT. Sari Laut Ekatama,

PT. Fishindo Isma Raya, PT. Surya Indo

Algaes, PT. QL International, PT. Starfood

International

34

Page 38: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

38

10 Bali PT. Intimas Surya, UD. Damena, PT. Bali

Maya Permai, PT. Indohamafish, PT. Indo

Citra Jaya Samudera, PT. Duta Mina

Nusantara, PT. Bali Tuna Segar, PT. Arabika

Khatulistiwa Fishing Industry, PT. Gilontas

Indonesia, Bali Mina Mandiri, PT. Bandar

Tuna, PT. Sari Segara Utama, PT. Bali Ocean

Anugerah Linger Indonesia, CV. Mina Asih,

PT. Prasetya Agung Cahaya Utama,

CV.Agromina Dewata, PT. Hentry Jaya, PT.

Primo Indo Ikan, PT. Perikanan Nusantara, PT.

Kohyama, PT. Bali Ocean Anugerah Linger

Indonesia, PT. Bandar Nelayan, CV. Bali

Omega, PT. Sumina Ektraksindo, PT. IPT Chiu

Shih

25

11 Kalimantan Barat PT. Industri Perikanan Sukadana 1

12 Kalimantan

Selatan

PT. Wirantono Baru, PT. Bumi Menara

Internusa, PT. Karimata Timur

3

13 Kalimantan Timur PT. Sumber Kalimantan Abadi, PT. Agape

Borneo Cemerlang, PT. Nelayan Barokah, PT.

Dachan Mustika Aurora, PT. Sabindo Raya

Gemilang

5

14 NTT PT. Okishin Flores 1

15 Sulawesi Selatan PT. Chen Woo Fisheries, PT. Pahala Bahari

Inti Makmur, PT. Multi Monodon Indonesia, PT.

Tobiko Utama, PT. Mutiara Sakti, PT.

Multiguna, CV. Intimakmur Makassar, PT.Shin

Champion, PT. Centralindo, PT. Benur

Rahmah, CV. Ome Trading Coy, CV. Fadjrin

Putra Ariny, CV. Rizqie Bahari, PT. Global

Seafood Internasional Indonesia, CV. Hokky

18

Page 39: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

39

Seafood, CV. Bakti Persada, CV. Indah

Mandiri, PT. Omeresso Food

16 Sulawesi Utara PT. Delta Pasific Indotuna, PT. Anekaloka

Indotuna, PT. Indo Hong Hai International, PT.

Bitung Mina Utama, PT. Sari Cakalang,

PT.Perikanan Nusantara, PT.Tengo Karya

Samudera, PT. Sinar Pure Foods International,

PT. International Alliance Food, PT. Deho

Canning Co, PT. Manado Mina Citra Taruna,

PT. Karaba Sakti, CV. Singaraja, PT.

Samudera Sentosa/ PT. Bintang Mandiri

Bersaudara, PT. Sari Malalugis, PT. Celebes

Mina Pratama, PT. Etmieco Sarana Laut

17

17 Sulteng PT. Banggai Sentral Shrimp, CV. Indotropic

Fishery, PT. Brasindo Gum,

3

18 Sultra PT. Sultratuna Samudera, PT. Cilacap

Samudera Fishery Indonesia, PT. Dharma

Samudera Fishing Industri

3

19 Maluku PT. Sinar Abadi Cemerlang, PT. Mabiru

Industri, CV. Tuna Maluku, PT. Harta

Samudera, PT. Bersama Mitra Sejahtera, PT.

Tri Satria Samudera, PT. Tiga Sinergi Berjaya,

PT. Maritim Timur Jaya, PT. S&T Mitra Mina

Industri, PT. Binar Surya Buana, PT. Aneka

Sumber Tata Bahari

11

20 Maluku Utara PT. Maitara Mina Mandiri, PT. Pacific Ocean

Fisheries

2

21 PT. Alfa Kurnia Fish Enterprise, PT. Irian

Marine Product Development, PT. Citraraja

Ampat Canning, PT. Avona Mina Lestari, PT.

Radios Apirja Sorong, PT. Dwi Bina Utama,

7

Page 40: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

40

PT. West Irian Fishing Industry

22 Papua PT. Dwi Karya Reksa Abadi 1

Jumlah 179

Tabel 12. Rekapitulasi UPI skala besar yang dikembangkan dan dibina dalam

rangka memenuhi standar mutu hasil perikanan tahun 2011-2013

Indikator Tahun

2011 2012 2013

UPI skala besar yang dikembangkan dan

dibina dalam rangka memenuhi standar

mutu hasil perikanan

129 (40

baru 89

Lanjutan)

179 (50

baru 129

Lanjutan)

219 (40

baru 179

lanjutan)

Realisasi capaian UPI skala besar yang dikembangkan dan dibina dalam

rangka memenuhi standar mutu hasil perikanan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 13. Realisasi Capaian UPI skala besar yang dikembangkan dan dibina dalam

rangka memenuhi standar mutu hasil perikanan pada Tahun 2013

Kegiatan/Indikator Target Realisasi Capaian

target %

UPI skala besar yang dikembangkan dan dibina

dalam rangka memenuhi standar mutu hasil

perikanan (UPI)

219 UPI 219 UPI 100%

Beberapa permasalahan yang ditemukan dalam pengembangan dan

pembinaan UPI skala besar sebagai berikut :

- Kurangnya pengetahuan penanggung jawab mutu terkait mutu dan keamanan

hasil perikanan di UPI;

- Masih rendahnya kesadaran terkait mutu dan keamanan hasil perikanan di

masyarakat;

- Masih belum efektifnya kerjasama antara pengolah dan penangkap;

- Seringnya terjadi mutasi jabatan pada pembina mutu daerah yang telah dilatih,

yang menyebabkan kurangnya tenaga personil daerah yang kompeten untuk

melakukan pembinaan di UPI;

- Masih kurangnya sosialisasi peraturan pemerintah ke pemangku kepentingan

perikanan;

Page 41: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

41

- Bahan baku unit pengolahan terdapat pada lokasi yang sulit dijangkau dan

bergantung pada musim.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dalam Pengembangan dan

pembinaaan UPI skala besar, maka upaya-upaya yang perlu dilakukan antara lain :

- Melakukan pembinaan secara intensif dan berjenjang terkait mutu dan keamanan

hasil perikanan;

- Meningkatkan sosialisasi terkait pentingnya mutu dan keamanan hasil perikanan

- Melakukan evaluasi lapangan terkait kerjasama antara pengolah dan penangkap

- Melakukan koordinasi dengan Intansi/ kabupaten/kota/provinsi terkait

- Melakukan temu koordinasi antara pemerintah, asosiasi dan pelaku usaha dalam

rangka sosialisasi peraturan pemerintah.

3.5.3 Utilitas UPI

Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) telah menegaskan pentingnya

akselerasi industrialisasi perikanan. industrialisasi perikanan dalam arti luas yakni

transformasi ke arah perikanan yang bernilai tambah, yang tujuannya meningkatkan

nilai tambah produksi perikanan lokal yang selama ini dinikmati para pelaku usaha

kecil dan menengah.

Dalam perspektif baru industrialisasi perikanan, industri pengolahan ikan

memiliki peran sangat penting. Perannya adalah sebagai penghela untuk

meningkatkan nilai tambah produk perikanan yang dihasilkan oleh nelayan maupun

pembudidaya ikan. Perspektif baru ini mensyaratkan bahwa nilai tambah harus

dinikmati para pelaku hulu juga, sehingga upayanya adalah memaksimalkan bahan

baku industri dari sumberdaya lokal. UU No.45/2009 tentang perubahan atas UU

No.31/2004, Pasal 25C UU No.45/2009 ayat 1 menyatakan bahwa pemerintah

membina dan memfasilitasi berkembangnya industri perikanan nasional dengan

mengutamakan penggunaan bahan baku dan sumber daya manusia dalam negeri.

Salah satu indikator peningkatan nilai tambah adalah dengan melihat jumlah

produksi dari Unit Pengolahan Ikan UPI dalam memanfaatkan kapasitas

terpasangnya yang biasa disebut dengan utilitas, nilai utilitas yang tinggi

menunjukkan kinerja membaik dari suatau unit pengolahan.

Page 42: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

42

Target utilitas UPI tahun 2013 adalah sebesar 70%, dan untuk memenuhi

target tersebut Direktorat Pengolahan melakukan upaya-upaya antara lain :

a) Penguatan pasokan bahan baku yang bermutu aman dan bermutu.

b) Peningkatan Kerjasama antara Pemasok Bahan Baku dan Pengolah

c) Monitoring dan evaluasi kepada pengolah

yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegitan teknis sebagai berikut:

1. Pembinaan GHP bagi Suplier UPI

Melalui kegiatan ini telah diundang sejumlah 25 orang supplier udang dari

Jawa Barat dan sekitarnya sebagai penyuplai bahan baku udang di Unit

Pengolahan Ikan. Pembinaan GHP dilakukan agar bahan baku dari supplier

memiliki jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan sehingga kebutuhan

UPI akan bahan baku yang aman dan mutunya sesuai standar dapat

dipenuhi. Hasil dari kegiatan ini adalah terbinanya 25 supplier udang dari

wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.

2. Forum Industri Pengolahan Hasil Perikanan

Kegiatan Forum Pengolahan Hasil Perikanan disinergikan dengan kegiatan

Workshop merupakan kegiatan yang membahas isu-isu aktual yang terjadi

pada Industri Pengolahan Hasil Perikanan utamanya dikaitkan dengan

kesiapan pelaku usaha dalam menghadapi Asean Economic Community

2015. Kegiatannya melibatkan narasumber yang kompeten dan peserta dari

semua kalangan baik pemerintah maupun pelaku usaha.

3. Verifikasi Unit Pengolahan Ikan

Kegiatan ini sebagai tindak lanjut Permen KP Nomor PER. 26/MEN/2013

perubahan dari permen KP PER.30/MEN/2012, kegiatan ini bertujuan untuk

maka perlu dilakukan kegiatan verifikasi kepada UPI yang masuk ke dalam

usaha perikanan tangkap terpadu. Hasil dari kegitan tersebut adalah telah

dilakukan verifikasi Unit pengolahan ikan di 6 lokasi yaitu, (Kepulauan Riau,

Sulawesi Utara, Bali, Maluku, Papua dan Papua Barat).

4. Monitoring Ketersediaan Bahan Baku di UPI Skala Besar

Telah dilakukan monitoring ketersediaan bahan baku di sentra pengolahan

dalam rangka pengembangan Unit Pengolahan Ikan skala besar kegiatan ini

bertujuan untuk memantau kinerja UPI melalui kebutuhan bahan baku dan

Page 43: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

43

produksinya sehingga dapat diketahui utilitasnya. Kegiatan ini dilakukan

melalui monitoring di 14 provinsi, seperti : Sumatera Utara, Jambi, Lampung,

Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT,

Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Papua Barat.

Dari hasil menitoring tersebut telah didapatkan data yang dirumuskan ke

dalam formula matematissebagai berikut :

Utilitas : % kapasitas desain yang sesunguhnya telah dicapai.

hasil perhitungan utilitas UPI tahun 2013 yang diperoleh melalui formula

tersebut adalah sebesar 70,39% dari target sebesar 70% .

Tabel 14. Rekapitulasi Utilitas UPI skala besar yang tahun 2011-2013

Indikator Tahun

2011 2012 2013

Utilitas UPI 60.63 65.83 70.39

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013

Unit Pengolahan Ikan di Indonesia meningkat utilitasnya, hal ini menunjukkan bahwa

upaya-upaya yang dilakukan oleh Direktorat Pengolahan Hasil untuk meningkatkan

kinerja dari UPI memberikan dampak yang positif sehingga target utilitas tercapai.

Tercapainya target utilitas menunjukkan bahwa pasokan bahan baku yang aman

dan bermutu bagi UPI semakin menguat tiap tahunnya, serta terjalinnya kerjasama

yang baik antara pemasok bahan baku dan pengolah sehingga pengolah tidak

mengalami permasalahan yang berarti dalam hal pasokan bahan baku. Selain itu

fasilitasi sarana prasarana pengolahan dan sistem rantai dingin dari Direktorat

Pengolahan Hasil menjamin tersedianya bahan baku ikan yang berkualitas baik

serta jumlah yang cukup untuk mensuplai kebutuhan bahan baku di UPI. Pelatihan

terkait mutu kepada UPI sehingga UPI mampu memproduksi produk yang sesuai

standard nasional dan internasional turut mendukung tercapaianya peningkatan

utilitas.

(%) desainKapasitas

OutputUtilitas

Page 44: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

44

Beberapa permasalahan yang ditemukan dalam pengembangan dan

pembinaan utilitas UPI skala besar sebagai berikut :

Isu dan Permasalahan Transportasi

Permasalahan distribusi dari areal sentra produksi ke areal pengolahan

menjadi hal krusial yang penting. Mengingat bahwa lebih dari 70%-80%

tangkapan terutama cakalang dihasilkan di wilayah timur perairan Indonesia.

Sementara industri pengolahan ikan berada di wilayah bagian barat

khususnya Jawa-Bali.

Isu dan Permasalahan Ketepatan Pasokan Bahan Baku dan Sistem

Produksi

Secara faktual, usaha pengolahan ikan masih menghadapi kendala pada

pasokan bahan baku, terutama adanya fluktuasi pasokan yang terkait dengan

dinamika produksi bahan baku terutama pada penangkapan.

Isu dan Permasalahan terhadap jaminan mutu dan keamanan hasil

perikanan

Permasalahan terhadap jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan

terutama pada tahap penyediaan mutu bahan baku di tingkat supplier yang

masih memiliki tingkat kesadaran penerapan mutu yang rendah di unit

penanganannya.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi maka upaya-upaya yang perlu dilakukan

antara lain:

Berkoordinasi dengan instansi terkait, dalam rangka penyediaan transportasi

untuk bahan baku dari sentra produksi ke sentra pengolahan.

memperkuat penerapan aturan menteri kelautan dan perikanan usaha

perikanan tangkap terpadu Nomor PER. 26/MEN/2013 agar usaha

penangkapan memasok bahan baku ke UPI

Melakukan pembinaan secara intensif kepada suplier

Page 45: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

45

3.5.4 Ragam Produk Olahan Bernilai Tambah di Lokasi yang Dibina

Pengembangan produk hasil perikanan yang bernilai tambah menjadi suatu

hal yang harus dilakukan, hal ini disebabkan adanya beberapa pergeseran yang

terjadi di masyarakat, antara lain: a) adanya perubahan gaya hidup; b) perubahan

pola konsumsi; c) banyaknya wanita/ibu rumah tangga yang bekerja; d) konsumen

lebih menyukai produk nyang lebih praktis dan memiliki daya simpan lebih lama.

Pengembangan produk hasil perikanan diarahkan kepada pemanfaatan

semaksimal mungkin setiap bagian yang ada pada satu komoditas atau dengan kata

lain dalam proses pengolahan diupayakan semua bagian komoditas dapat

dimanfaatkan secara optimal dan tidak ada bahan yang terbuang (zero waste

concept), dengan memanfaatkan teknologi pengolahan dan teknologi pengemasan

sehingga memberikan nilai tambah yang lebih tinggi. Dengan proses demikian

diharapkan muncul ragam produk hasil perikanan yang baru yang dapat menjadi

usaha baru di bidang pengolahan perikanan. Ragam produk yang dihasilkan

diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk perikanan. Mengacu pada isu-

isu yang terjadi, peranan teknologi pengembangan produk diarahkan untuk : a)

Meningkatkan nilai ekonomi produk olahan, hal ini terutama ditujukan untuk bahan

yang kurang memiliki nilai ekonomi ataupun buangan hasil perikanan yang belum

termanfaatkan (zero waste concept); b) Menumbuhkan inovasi teknologi yang lebih

modern yang meliputi rekayasa proses produksi dan rekayasa peralatan; c)

Meningkatkan apresiasi terhadap produk-produk tradisional melalui perbaikan

sanitasi higienis dan tampilan (kemasan).

Kegiatan pengembangan produk nilai tambah (PPNT) pada industri

pengolahan ikan dapat memperluas peluang usaha, penyerapan tenaga kerja,

memberikan nilai tambah kepada pelaku usaha, kontribusi dalam pengembangan

daerah, dan berdampak pada peningkatan perolehan devisa negara. Perkembangan

produk olahan hasil perikanan di Indonesia memang belum taraf yang

Page 46: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

46

menggembirakan, namun upaya-upaya untuk mendorong ke arah yang lebih baik

dengan jenis dan variasi produk yang lebih beragam terus dilakukan. Dalam rangka

menumbuhkan diversifikasi produk perikanan dan pencapaian target ragam produk

hasil perikanan tahun 2013 Subdit Pengembangan Produk melakukan beberapa

upaya sebagai berikut:

a. Fasilitasi Pengembangan Produk Nilai Tambah

- Penyusunan Regulasi Pengembangan Produk Nilai Tambah

- Sosialisasi Kebijakan PPNT dan sosialisasi Lomba Inovasi PPNT

- Penyusunan Juknis Lomba Inovasi dan Pengadaan Bahan Informasi

Pengembangan Produk Hasil Perikanan

- Sosialisasi dan Pembahasan Finalis Lomba Inovator PPNT

- Final dan Pemberian Penghargaan Pemenang Lomba Inovator PPNT

- Identifikasi dan Pemetaan Keragaan Produk Bernilai Tambah

b. Fasilitasi Pengembangan Produk Nilai Tambah UPI Skala UMKM

- Apresiasi PPNT dalam rangka mendukung Industrialisasi Patin Kepada

Pembina UPI Skala UMKM

- Apresiasi Pengemasan Produk Perikanan Mendukung Operasionalisasi

Rumah Kemasan

- Apresiasi PPNT dalam rangka mendukung Industrialisasi Bandeng Kepada

Pembina UPI Skala UMKM

c. Fasilitasi Pengembangan Produk Nilai Tambah UPI Skala Besar

- Apresiasi PPNT di UPI Skala Besar

- Workshop Pengembangan Produk Industri Tuna UPI Skala Besar

- Workshop Pengembangan Industri Udang UPI Skala Besar

- Apresasi Pengembangan Industri Patin UPI Skala Besar

Berdasarkan indikator kinerja kegiatan pada tahun 2013 jumlah ragam produk

yang akan dicapai adalah sebanyak 46 ragam. Ragam produk tersebut terdiri dari 7

ragam yang telah dicapai pada tahun 2010, 12 ragam yang telah dicapai tahun

2011, 13 ragam produk pada tahun 2012 dan 14 ragam produk baru pada tahun

2014

Dari hasil kegiatan dan monitoring yang telah dilakukan, maka indikator

kinerja yang dicapai pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: Kriuk bandeng

Page 47: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

47

(tarakan/kaltara), coklat lele(jawa barat), gapit ikan (jambi), sagon tulang ikan(

brebes), rengginang patin (jambi), crackers bandeng (pati), bakso ikan tuna (ternate-

Malut), koprol (probolinggo), abon leker (jabar), garle (boyolali), rollade ikan dan

tape (pekalongan), kue dolale (diy), otak atik mujaer (jatim), crispy alga (malang).

Data sebaran ragam produk olahan hasil perikanan bernilai tambah dapat dilihat

pada tabel 14.

Tabel 15. Ragam Produk Bernilai Tambah Perikanan, 2010 – 2013

Indikator Tahun Keterangan

Tahun 2010 - 2012 2010 2011 2012 2013

Ragam

Produk

7 19

(12

baru

dan 7

lama)

32

(13

baru

dan 19

lama)

46

(14

baru

dan

32

lama)

2010: Pilus rumput laut (Kab.

Bantaeng) Sulsel. Nugget (Kota

Pekalongan), Jateng. Kaki Naga

(Kota Pekalongan), Jateng. Ekkado

(Kota Pekalongan) Jateng. Kerupuk

Ikan (Kab. Tanah laut), Kalsel. Snack

teri (Kab. Buton), Sultra. Abon Marlin

(Kota Makasar), Sulsel.

2011: Lele Crispy (Kab. Trenggalek),

Jatim. Abon Belut (Kab. Trenggalek),

Jatim. Pilus Ikan roa (Kab. Banggai),

Sulteng. Pilus rumput laut (Kota

Mataram, NTB). Snack Ikan Bilih

(Kab. Tanah datar, Sumbar). Batari

(Kab. Tangerang, Banten). Siomini

(DIY). Reconstitute chips rumput laut

(DIY). Abon Ikan Lele (DIY).

Kembang udang (Kota jambi) Jambi.

Pilus patin (Kota Jambi) Jambi. Bakso

Ikan (Kab. Cirebon) Jabar

2012: Sate Patin Kreyes (KUB

Amanah) Provinsi Jambi, Teri nasi

crispy - Provinsi Aceh, Coklat Rumput

Laut - Pontianak Kalimantan barat,

Rengginang udang (Kelompok Sehat

Alami, Singkawang) - provinsi

Kalimantan Barat, Jelly Rumput Laut

(Kelompok Mekar Jaya, Singkawang)

- Provinsi Kalimantan Barat, Stick

Page 48: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

48

Patin (Palangkaraya) - Kalimantan

Tengah, Sirup Tulang Ikan (BDS

Snack, Balikpapan) - Kalimantan

Timur, Kriuk Kepiting Soka (Bu Idil,

Balikpapan) - Kalimantan Timur,

Amplang Ikan (Fania Food) - DI

Yogyakarta, Stick Rumput Laut

(Ambon) - Provinsi Maluku, Bakso

Scallop (Surabaya) - Provinsi Jawa

Timur, Keripik Rumput Laut - Provinsi

Sulteng, Tortila Rumput Laut

(Lombok Timur) - Provinsi NTB.

Kriuk bandeng (tarakan/kaltara),

coklat lele(jawa barat), gapit ikan

(jambi), sagon tulang ikan( brebes),

rengginang patin (jambi), crackers

bandeng (pati), bakso ikan tuna

(ternate-Malut), koprol (probolinggo),

abon leker (jabar), garle (boyolali),

rollade ikan dan tape (pekalongan),

kue dolale (diy), otak atik mujaer

(jatim), crispy alga (malang).

Realisasi capaian ragam produk olahan hasil perikanan bernilai tambah tahun 2013

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 16. Realisasi Capaian Ragam Produk Hasil Perikanan pada Tahun 2013

Kegiatan/Indikator Target Realisasi Capaian target %

Ragam produk olahan hasil

perikanan bernilai tambah (ragam)

46 ragam 46 ragam 100%

Dalam melakukan kegiatan pengembangan produk bernilai tambah terdapat

beberapa permasalahan yang ditemukan yaitu:

- Industri perikanan masih sedikit melakukan peningkatan nilai tambah berupa

produk-produk olahan yang makin beragam dan berkualitas dengan nilai jual lebih

tinggi

- Masih sedikitnya kualitas kompetensi SDM pengolahan hasil perikanan

- Masih minimnya pengembangan data base pengembagan produk nilai tambah

- Beberapa pengolah skala UMKM mengalami kesulitan dalam mendapatkan izin

Depkes, P-IRT dan MD yang merupakan persyaratan dalam perdagangan.

Page 49: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

49

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan produk nilai

tambah, maka upaya-upaya yang perlu dilakukan antara lain :

- Peningkatan penyediaan paket teknologi yang tepat sasaran dan sesuai dengan

kebutuhan pelaku usaha dalam upaya diversifikasi pengolahan hasil perikanan

- Dilakukannya pembinaan, apresiasi, bimtek, studi banding, magang tentang

pengolahan hasil perikanan

- Penerapan data base produk nilai tambah pada masing-masing provinsi di

seluruh Indonesia

- Diperlukan kerjasama dengan instansi terkait dalam melakukan penerbitan izin

terhadap produk hasil perikanan. Disamping itu diperlukan bimbingan mengenai

teknik pengemasan dan pelabelan yang sesuai standar seperti mencantumkan

komposisi bahan, nilai gizi, tanggal kadaluwarsa, label halal, nama produk,

pengolah beserta alamat pengolah.

3.5.5 Lokasi Sarana dan Prasarana Pengolahan Hasil Perikanan Yang

Dikembangkan dan Dibina (Sarpras)

Sasaran yang akan dicapai dalam pengembangan sarana dan prasarana

sistem rantai dingin dan pengolahan adalah lokasi sarana dan prasarana

pengolahan hasil perikanan yang dikembangkan dan dibina untuk mendukung

pencapaian target produksi pengolahan. Sasaran lokasi yang dikembangkan dan

dibina pada tahun 2010 sebesar 58 lokasi menjadi 66 lokasi pada tahun 2011,

meningkat menjadi 134 lokasi pada tahun 2012 dan menjadi 113 lokasi pada tahun

2013.

Pencapaian kinerja pada tahun 2013dengan jumlah lokasi yang dikembangkan

dan dibina sebesar 149 lokasi (60 baru, 89 lanjutan) dapat memenuhi target sasaran

yang telah ditetapkan (132%). Hasil tersebut dicapai melalui kegiatan Rapat Teknis

Pembinaan dan Pengembangan Sarana Prasarana Pengolahan Hasil Perikanan,

Fasilitasi Pengelolaan Sarana Prasarana Pengolahan Hasil Perikanan, Sosialisasi

Enumerator Perhitungan Nilai Tambah Produk Perikanan, Supervisi Enumerator

Pengembangan Produk Nilai Tambah, Pembinaan dan Pengembangan Sarana

Pengolahan Hasil Perikanan, Pemetaan Kebutuhan Sarana Pengolahan Hasil

Page 50: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

50

Perikanan, Pembinaan dan Pengembangan Prasarana Pengolahan Hasil Perikanan

serta Pemetaan Kebutuhan Prasarana Pengolahan Hasil Perikanan. Berdasarkan

kondisi tersebut, dapat dijabarkan bahwa pencapaian target pengembangan dan

pembinaan sarana dan prasarana pengolahan hasil perikanan sebesar 132%

terhadap target yang telah ditetapkan.

Tabel 17. Realisasi Pengembangan dan Pembinaan Sarana dan Prasarana

Pengolahan Hasil perikanan sesuai dengan target produksi pengolahan (Lokasi).

No Indikator/ Kegiatan Target

(Lokasi)

Realisasi

(Lokasi)

Capaian

Target

(%)

1. Berkembang dan terbinanya sarana

dan prasarana pengolahan hasil

perikanan sesuai dengan target

produksi pengolahan

113 149 132

a. Rapat Teknis Pembinaan dan

Pengembangan Sarana Prasarana

Pengolahan Hasil Perikanan

100

b. Fasilitasi Pengelolaan Sarana

Prasarana Pengolahan Hasil

Perikanan

100

c. Sosialisasi Enumerator Perhitungan

Nilai Tambah Produk Perikanan

100

d. Supervisi Enumerator

Pengembangan Produk Nilai Tambah

100

e. Pembinaan dan Pengembangan

Sarana Pengolahan Hasil Perikanan

132

f. Pemetaan Kebutuhan Sarana

Pengolahan Hasil Perikanan

100

g. Pembinaan dan Pengembangan

Prasarana Pengolahan Hasil

Perikanan

132

Page 51: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

51

No Indikator/ Kegiatan Target

(Lokasi)

Realisasi

(Lokasi)

Capaian

Target

(%)

h. Pemetaan Kebutuhan Prasarana

Pengolahan Hasil Perikanan

100

i. Pembinaan dan Pengembangan

Sarana Prasarana Pengolahan Hasil

Perikanan

100

Tabel 18. Perbandingan Realisasi Capaian Pengembangan dan Pembinaan Sarana dan Prasarana pengolahan hasil perikanan sesuai dengan target produksi pengolahan (Lokasi) Tahun 2011 – 2013

Kegiatan/Indikator 2013 2012 2011

Berkembang dan terbinanya sarana dan

prasarana pengolahan hasil perikanan

sesuai dengan target produksi pengolahan

149 lokasi 134 lokasi 66 lokasi

Realisasi target lokasi berkembang dan terbinanya sarana dan prasarana

pengolahan hasil perikanan sesuai dengan target produksi pengolahan untuk sub

kegiatan pembinaan dan pengembangan sarana prasarana pengolahan hasil

perikanan telah dilakukan di 89 lokasi (100%). Sedangkan untuk sub kegiatan

identifikasi lokasi baru pengembangan sarana SRD dan pengolahan hasil perikanan

telah dilakukan di 60 lokasi (100%).

Pencapaian kinerja sasaran berkembang dan terbinanya sarana dan

prasarana pengolahan hasil perikanan sesuai dengan target produksi pengolahan

pada tahun 2013 sebesar 149 lokasi mengalami peningkatan yang cukup besar

dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2012yaknisebesar 134 lokasi dan

tahun 2011 sebesar 66 lokasi. Berdasarkan kondisi tersebut, pencapaian sasaran

berkembang dan terbinanya sarana dan prasarana pengolahan hasil perikanan telah

sesuai dengan sesuai dengan target yang ditetapkan sebagai upaya dalam

mendukung pencapaian target produksi pengolahan sebesar 5 juta ton.

Page 52: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

52

3.5.6 Rancangan Standard Nasional Indonesia Yang Disusun

Produk perikanan merupakan komoditas yang mempunyai nilai strategis

secara global, terutama bila ditinjau dari pertumbuhan bisnis dan kebutuhan

pangan. Hal ini secara nyata bisa dilihat dari permintaan produk perikanan baik di

pasar internasional maupun pasar dalam negeri yang terus meningkat, yang diikuti

dengan semakin meningkatnya aktivitas bisnis perikanan baik di industri skala

besar maupun skala UMKM. Sebagai komoditas global yang mempunyai nilai

strategis, pengelolaan dan pemanfaatan hasil perikanan diatur secara internasional

oleh FAO/WHO/WTO melalui Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF),

Codex, SPS dan lain-lain. Demikian pula dengan negara-negara maju seperti

Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Australia yang merupakan negara tujuan

ekspor sangat aktif dalam membuat dan memberlakukan peraturan yang berkaitan

dengan jaminan mutu dan keamanan produk perikanan, yang dituangkan dalam

persyaratan standar yang tinggi dan ketat dalam rangka memberikan perlindungan

kepada konsumennya yang dimasukkan dalam persyaratan impor.

Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Pengolahan Hasil selalu

berupaya untuk menyediakan Standar Nasional Indonesia (SNI) produk perikanan

yang mengacu pada standar internasional. SNI pada dasarnya merupakan standar

sukarela, yaitu penerapannya bersifat sukarela atau bukan suatu keharusan

melainkan atas dasar kebutuhan sendiri. SNI yang berkaitan dengan kepentingan

keselamatan, keamanan, kesehatan, kelestarian fungsi lingkungan hidup, atau atas

dasar pertimbangan tertentu dapat diberlakukan secara wajib oleh instansi teknis,

yang selanjutnya disebut sebagai SNI wajib. Hal ini bertujuan agar SNI produk

perikanan yang dihasilkan harmonis dengan standar internasional, sehingga produk

perikanan yang dalam proses produksinya mengacu pada SNI dapat diterima dan

mempunyai daya saing di pasar internasional.

Dalam menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,

maka ASEAN akan bertransformasi menjadi satu kawasan dengan pergerakan arus

bebas baik barang, pelayanan, investasi, tenaga kerja dan modal.Maka dari itu

untuk melindungi produk perikanan Indonesia terutama produk UKM pengolahan,

salah satu strategi yang harus dilakukan adalah harmonisasi standar dan regulasi

teknis serta penilaian kesesuaian/metode pengujian yang akan memegang peran

Page 53: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

53

penting dalam menfasilitasi perdagangan. SNI produk perikanan dan penerapannya

mutlak harus harmonis dengan standar internasional agar tidak menghambat

perdagangan sebagaimana diamanatkan oleh SPS and TBT agreements oleh

WTO.

Program kegiatan yang dilakukan untuk mencapai IKU tersebut antara lain

sebagai berikut:

a Penyusunan Konsep (Perumusan RSNI1 1)

Pada penyusunan konsep ini dirumuskan 8 RSNI sesuai dengan usulan

PNPS 2013 diantaranya adalah RSNI Tuna Untuk Sashimi, RSNI Tuna Masak

Beku, RSNI Udang Beku, RSNI Udang Kupas Mentah Beku, RSNI Ikan Beku,

RSNI Baso Ikan Beku, RSNI Sidat Penggang Beku (Unagi) dan RSNI Metode Cara

Uji Kimia Penentuan Mineral Cu dan Zn Pada Produk Perikanan.

b Rapat Teknis (Perumusan RSNI 2)

Pembahasan masing-masing RSNI2 dilakukan oleh PT 65-05 secara detil

bagian per bagian dari RSNI2 tersebut, mulai dari bagian prakata, bagian acuan

normatif, bagian persyaratan bahan baku, bahan penolong dan bahan lainnya;

bagian persyaratan mutu dan keamanan produk; bagian cara uji; bagian teknik

sanitasi dan higiene; bagian peralatan; bagian penanganan dan pengolahan;

sampai dengan lampiran lembar penilaian sensori, diagram alir proses pengolahan

dan bibliografi.

c Rapat Konsensus (Perumusan RSNI 3)

Rapat konsensus dilaksanakan untuk menyepakati ke-8 judul RSNI3

produk perikanan secara aklamasi oleh minimal 2/3 anggota PT 65-05 yang dihadiri

oleh anggota Panitia Teknis 65-05 Produk Perikanan, Konseptor, Sekretariat

Panitia Teknis PT 65-05, SPT 65-05 S1, dan SPT 65-05 S3, serta Tenaga Ahli

Standardisasi yang ditugaskan oleh BSN sebagai pengendali mutu perumusan

SNI/TAS-Q.

d Operasional Panitia Teknis Perikanan SNI (PT 65 : 05)

Untuk melaksanakan perumusan Rancangan SNI (RSNI) Produk Perikanan

dan pemeliharaan SNI masa kerja 2013, maka dibentuklah Panitia Teknis (PT) 65-

05: Produk Perikanan yang ditetapkan oleh Surat Keputusan Kepala Badan

Standardisasi Nasional (BSN) Nomor 137/KEP/BSN/5/2013 tentang Susunan

Page 54: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

54

Kenaggotaan Panitia Teknis Perumusan SNI 65-05 : Produk Perikanan serta Surat

Keputusan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan(P2HP)

Nomor 05B/KEP-DJP2HP/2013 tentang Panitia Teknis Perumusan SNI Produk

Perikanan. PT 65-05: Produk Perikanan beranggotakan 13 orang yang mewakili

pihak yang berkepentingan terdiri dari perwakilan regulator 4 orang, pakar 3 orang,

produsen 3 orang, dan konsumen 3 orang.

e Apresiasi Perumusan SNI Produk Perikanan Bagi Konseptor

ApresiasiPerumusan SNI BagiKonseptordiikutipesertadari 33 LPPMHP

seluruh Indonesia, Balai P2HP Manado, FPIK-IPB, STP JakartaPerwakilandari

Balitbang KP, Balai Uji Standar Karantina Ikan (BUSKI), FPIK-IPB, STP Jakarta,

dan peserta dari lingkup Ditjen P2HP yaitu BBP2HP, Direktorat Pemasaran Dalam

Negeri dan Direktorat Pengolahan Hasil. Tujuan dari pelaksanaan Apresiasi

Perumusan SNI Bagi Konseptor adalah untuk meningkatkan kapasitas SDM

konseptor pusat dan daerah dalam proses perumusan SNI produk perikanan sesuai

Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) dalam penyusunan SNI.

Penyusunan konsep SNI sangat perlu didukung dengan ketersediaan data

ilmiah dan berdasarkan analisis resiko, untuk itu koordinasi dan komunikasi antara

Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi, Laboratorium pengujian, perguruan tinggi

dan Balitbang perlu terus ditingkatkan. Peserta Apresiasi sepakat terkait perlunya

membentuk kelompok kerja yang beranggotakan konseptor Pusat dan Daerah

untuk berkomunikasi melalui eletronic working group dalam rangka menyediakan

informasi terkait data, kajian teknis, hasil penelitian dan hasil uji laboratorium untuk

mendukung penyusunan konsep SNI oleh Panitia Teknis 65-05 : Produk Perikanan

serta menjadi wadah untuk sharing dan update informasi terkait SNI produk

perikanan.

f Harmonisasi Standar Internasional

Kementerian Kelautan dan Perikanan selaku Mirror Committee bidang

perikanan bekerja sama dengan BSN selaku Secretariat Codex Contact Point

(CCP) beserta kementerian lainnya (Kementerian Perdagangan, Kementerian

Perindustrian, Kementerian Pertanian, BPOM, Kementerian Kesehatan, dan

Kementerian Luar Negeri) melakukan pembahasan teknis substansi yang akan,

Page 55: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

55

sedang dan telah dibahas dalam sidang Codex maupun mempersiapkan

bahan/data-data ilmiah dalam rangka mendukung pembahasan posisi Indonesia.

Direktorat Pengolahan Hasil yang melakukan tugas dan fungsi di bidang

standardisasi produk perikanan konsumsi ikut berpartisipasi aktif dalam

pembahasan sidang-sidang Codex yang terkait dengan bidang perikanan. Untuk

tahun 2013 sesuai perencanaan, sidang Codex yang diikuti diantaranya Codex

Commitee on Foods Import and Export Inspection (CCFIC) di Chiang Mai -

Thailand, Codex Commitee on Fats and Oils (CCFO) di Langkawi - Malaysia,

Codex Commitee on Methods of Analysis and Sampling (CCMAS) di Budapest -

Hungary, Codex Committee on Contaminants in Food (CCCF) di Moskow - Russia,

Codex Committee on Food Labelling (CCFL)di Charlotte Town, Canada, ASEAN

Task Force On Codex di Brunei Darussalam, Codex Committee on Food Hygiene

(CCFH)di Hanoi - Vietnam, dan Codex Alimentarius Commision (CAC) di Roma -

Italia.

Realisasi capaian RSNI produk perikanan yang dikembangkan dalam

pengolahan hasil perikanan tahun 2013 dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 19. Realisasi Capaian Jumlah RSNI Produk Perikanan yang Dikembangkan

dalam Pengolahan Hasil Perikanan Tahun 2013

Kegiatan/Indikator Target Realisasi Capaian

target %

Jumlah RSNI produk perikanan yang

disusun

5 RSNI 8 RSNI 160

Indikator kinerja tahun 2013 dalam rangka pengembangan standar produk

perikanan mampu melebihi target menjadi 160% dengan terumuskannya 8 RSNI

yang terdiri dari 8 RSNI yakni 7 RSNI produk perikanan dan 1 RSNI metode uji

oleh Panitia Teknis 65-05: Produk Perikanan yang terdiri dari 3 RSNI baru dan 5

RSNI revisi antara lain: tuna untuk sashimi (revisi), tuna masak beku (baru), udang

beku (revisi), udang kupas mentah beku (revisi), ikan beku (revisi), baso ikan beku

(revisi), sidat panggang beku/unagi (baru) dan cara uji kimia penentuan mineral Cu

dan Zn pada produk perikanan (baru).

Adapun Indikator kinerja tahun 2012 dalam rangka pengembangan standar

produk perikanan mampu direalisasikan 120% dengan terumuskannya 6 RSNI

Page 56: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

56

produk perikanan oleh Panitia Teknis 65-05: Produk Perikanan yang terdiri dari 3

RSNI baru dan 3 RSNI revisi antara lain: surimi beku (revisi), ikan kaleng (baru),

ikan segar (revisi), ikan asap (baru), fillet ikan (baru) dan metode uji penetapan

kadar karaginan dari rumput laut (revisi).

Indikator kinerja tahun 2013 dalam rangka pengembangan standar produk

perikanan mampu melebihi target menjadi 160% dengan terumuskannya 8 RSNI

yang terdiri dari 8 RSNI yakni 7 RSNI produk perikanan dan 1 RSNI metode uji

oleh Panitia Teknis 65-05: Produk Perikanan yang terdiri dari 3 RSNI baru dan 5

RSNI revisi antara lain: tuna untuk sashimi (revisi), tuna masak beku (baru), udang

beku (revisi), udang kupas mentah beku (revisi), ikan beku (revisi), baso ikan beku

(revisi), sidat panggang beku/unagi (baru) dan cara uji kimia penentuan mineral Cu

dan Zn pada produk perikanan (baru).

Adapun Indikator kinerja tahun 2012 dalam rangka pengembangan standar

produk perikanan mampu direalisasikan 120% dengan terumuskannya 6 RSNI

produk perikanan oleh Panitia Teknis 65-05: Produk Perikanan yang terdiri dari 3

RSNI baru dan 3 RSNI revisi antara lain: surimi beku (revisi), ikan kaleng (baru),

ikan segar (revisi), ikan asap (baru), fillet ikan (baru) dan metode uji penetapan

kadar karaginan dari rumput laut (revisi).

Permasalahan yang dihadapi:

- Kurangnya data ilmiah terkait penyusunan RSNI

- Rendahnya partisipasi UPI besar dan Asosiasi dalam perumusan RSNI

- Kurangnya jumlah konseptor dan editor penyusun SNI di daerah

- Kurangnya pelatihan bagi calon konseptordan editor daerah sesuai standar

kualifikasi BSN

- Kurangnya persiapan penyusunan draf standar codex untuk pembahasan

dalam sidang-sidang Codex Committee

- Masih adanya penolakan produk perikanan Indonesia di luar negeri karena

minimnya data penerapan SNI didaerah

- Produk perikanan Indonesia belum mencantumkan tanda SNI karena LSPro

yang berwenang dalam melakukan sertifikasi tanda SNI baru dibentuk tahun

ini.

Page 57: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

57

Rekomendasi dan tindaklanjut yang akan dilakukan:

- Meningkatkan koordinasi dan melibatkan stakeholder lain diantaranya

BBP2HP, LPPMHP, Balitbang, BKIP dalam penyusunan dan penerapan SNI

- Perlunya meningkatkan pertemuan pembahasan draf standar Codex lebih

intensif dengan melibatkan para stakeholder

3.5.7 SNI Yang Diterapkan dalam Pengolahan Hasil Perikanan (standar)

a. Evaluasi Penerapan SNI

SNI pada dasarnya merupakan standar sukarela, yaitu penerapannya

bersifat sukarela. Namun, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah meregulasi 81

SNI produk perikanan yang diberlakukan secara wajib melalui Keputusan Menteri

Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.61/MEN/2009 tentang Pemberlakuan Wajib

Standar Nasional Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan.

Pada umumnya UPI skala besar di tiap propinsi telah menerapkan SNI baik

dari sisi syarat mutu, syarat bahan baku, penanganan dan pengolahan,

spesifikasikasi namun mereka belum mencantumkan label SNI pada produknya.

Untuk UPI skala kecil ataupun menengah sama sekali belum menerapkan karena

faktor biaya, mereka masih dalam proses pengajuan untuk diterbitkan Sertifikat

Kelayakan Pengolahan (SKP) oleh Ditjen P2HP demi kemajuan usahanya.

b. Penyusunan Publikasi Standar Produk Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai lembaga pemerintah

mempunyai kewajiban memberikan informasi tentang SNI Produk Perikanan kepada

stakeholder maupun masyarakat umum. Salah satu sarana diseminasi informasi

adalah melalui publikasi. Publikasi yang disusun pada kegiatan ini berupa buku SNI,

leaflet, poster dan standing banner.

Realisasi capaian SNI produk perikanan yang diterapkan dalam pengolahan

hasil perikanan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 20. Realisasi Capaian Jumlah SNI Produk Perikanan yang Diterapkan dalam Pengolahan Hasil Perikanan Tahun 2013

Kegiatan/Indikator Target Realisasi Capaian target %

Jumlah SNI produk perikanan yang

diterapkan

155 SNI 155 SNI 100 %

Page 58: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

58

Indikator kinerja tahun 2013 dalam rangka penerapan standar produk

perikanan mampu mencapai target 100% dengan tersedianya155 SNI yang

disediakan untuk diterapkan.

3.6 Tersedianya SDM Direktorat Pengolahan Hasil yang Kompeten dan

Profesional

3.6.1 Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II, III dan IV Lingkup

Direktorat Pengolahan Hasil

Salah satu tantangan penting dalam pembenahan PNS yaitu membangun

sosok PNS profesional. Secara spesifik pembinaan PNS dalam upaya peningkatan

kemampuan dan kompetensi yang diukur antara lain dari kemampuan unjuk kerja

pegawai yang bersumber kepada tiga aspek yaitu: pengetahuan, ketrampilan, dan

sikap dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Dalam hal kompetensi dibutuhkan kemampuan dalam merefleksikan

hubungan interpersonal seseorang dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungannya serta memberikan pengaruh kepada orang lain dalam mencapai

tujuan tertentu yang disesuaikan dengan konteks sosial budaya, lingkungan dan

situasi yang dihadapi. Untuk memenuhi kebutuhan seleksi pegawai untuk promosi

jabatan, pemetaan dan pengembangan pegawai serta identifikasi kebutuhan

pelatihan pegawai maka dilaksanakan penilaian kompetensi.

Direktorat Pengolahan Hasil pada tahun 2013 ditargetkan capaian Indeks

kesenjangan kompetensi pejabat eselon II, III dan IV lingkup Direktorat Pengolahan

Hasil sebesar 60%. Capaian yang dihasilkan dari indikator tersebut adalah 60%.

(100% dari target). Jabatan di Direktorat Pengolahan Hasil meliputi Direktur

Pengolahan Hasil (eselon II), 5 Kasubdit (eselon III) dan 10 Kepala Seksi (eselon IV)

3.7 Tersedianya Informasi Bidang Pengolahan Yang Valid, Handal dan Mudah

Diakses

3.7.1 Service Level Agreement (SLA) Direktorat Pengolahan Hasil

Pemerintah pada dasarnya merupakan entitas yang mempunyai kewajiban

untuk menyediakan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara

keseluruhan, baik pelayanan langsung maupun tidak langsung. Namun, citra

Page 59: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

59

pelayanan publik sampai dengan saat ini masih dirasakan kurang baik dan tidak

dapat memenuhi harapan masyarakat pada umumnya. Hal itu tergambar antara lain,

kurangnya kemampuan dan ketrampilan petugas dalam memberikan pelayanan,

tidak jelasnya prosedur pelayanan, proses yang berbelit - belit, serta praktek kolusi,

korupsi, dan nepotisme ( KKN ). Oleh karenanya, kinerja pemerintah masih belum

efektif, efisien, dan berkualitas, masih mewarnai kinerja organisasi publik pada saat

ini, yang cenderung semata - mata menekankan pada peraturan dan prosedur

administratif yang berlebihan. Yang pada akhirnya, peningkatan kualitas pelayanan

akan meningkatkan akuntabilitas, yang pada akhirnya juga akan meningkatkan

kepercayaan masyarakat kepada pemerintah pada umumnya dan Kementerian

Kelautan dan Perikanan pada khususnya.

Tahun 2013 Direktorat Pengolahan Hasil, Ditjen P2HP menargetkan Service

Level Agreement (SLA) sebesar 4. Dari target yang ditetapkan tersebut, capaian

yang dihasilkan oleh Direktorat Pengolahan Hasil sebesar 70% (100% dari target

70%). Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Direktorat Pengolahan

Hasil berupaya untuk memberikan yang terbaik, layanan yang diberikan oleh

Direktorat Pengolahan Hasil adalah pelayanan penerbitan Sertifikat Kelayakan

Pengolahan (SKP). SKP merupakan salah satu bentuk dari penerapan standar

produk perikanan terhadap aspek GMP dan SSOP di UPI baik skala besar maupun

skala UMKM.

3.7.2 Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses Informasi Direktorat

Pengolahan Hasil

Kemudahan terhadap akses informasi terhadap user harus dibangun dan

memiliki transparasi. Seluruh proses pemerintahan dan informasi perlu dapat

diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus

memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.

Tahun 2013 Direktorat Pengolahan Hasil, Ditjen P2HP menargetkan

kemudahan akses informasi Direktorat Pengolahan Hasil terhadap persepsi user

sebesar 4, dimana target skala likert antara 1 – 5. Dari target yang ditetapkan

tersebut, nilai yang dicapai oleh Direktorat Pengolahan Hasil adalah 4. Informasi

yang diberikan Direktorat Pengolahan Hasil meliputi leaflet, poster, buku, juknis,

Page 60: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

60

cd/dvd mengenai produk maupun penanganan dan pengolahan hasil perikanan.

Sedangkan untuk proses lelang di Direktorat Pengolahan Hasil tersedia informasi

melalui LPSE.

Sebagai wujud komitmen Direktorat Pengolahan Hasil dalam melaksanakan

pelayanan prima mengenai pengolahan hasil perikanan, Direktorat Pengolahan Hasil

setiap tahunnya selalu berusaha meningkatkan target pada semua indikator kinerja,

baik segi kuantitas dalam jumlah penyelesaiannya maupun kualitas hasil produknya

sehingga seluruh pelayanan pengolahan hasil perikanan dapat dilaksanakan dengan

hasil yang memuaskan.

3.8 Terwujudnya Good Governance dan Clean Government Di Direktorat

Pengolahan hasil

3.8.1 Rekomendasi APIEP yang Ditindaklanjuti Dibanding Total

Rekomendasi Yang Diberikan

Pembangunan kelautan dan perikanan dilaksanakan dalam rangka

mewujudkan empat pilar pembangunan, yaitu pro-poor (pengentasan kemiskinan),

pro-job (penyerapan tenaga kerja), pro-growth (pertumbuhan), dan pro-environment

(pemulihan dan pelestarian lingkungan). APIP yang ideal pada akhirnya, tidak hanya

akan menjadi pelengkap dari suatu organisasi pemerintah daerah namun akan

berperan penting dalam memberikan assurance secara keseluruhan atas tata kelola,

manajemen risiko dan sistem pengendalian intern. Pada Tahun 2013 Direktorat

Pengolahan Hasil, Ditjen P2HP menargetkan Rekomendasi APIEP yang

Ditindaklanjuti Dibanding Total Rekomendasi yang Diberikan sebesar 100%. Dari

target yang ditetapkan tersebut, capaian yang dihasilkan oleh Direktorat Pengolahan

Hasil sebesar 100%.

3.8.2 Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pengolahan Hasil

Instansi Pemerintahan banyak menjadi sorotan masyarakat karena instansi

tersebut sering dianggap kurang akuntabel terhadap stakeholder atas kegiatan yang

dilakukan khususnya jika bersentuhan langsung dengan masyarakat. Beberapa

fenomena di lapangan pada instansi pemerintahan seperti peraturan pemerintah

Page 61: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

61

yang kurang berpihak pada publik dan kadang bertentangan dengan eksistensi

budaya lokal , penyajian laporan akuntabilitas pemerintah yang kurang akuntabel.

Berdasarkan hasil capaian Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja Direktorat

Pengolahan Hasil yang telah dicapai pada tahun 2013 adalah nilai AKIP A dari target

capaian Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja sebesar Nilai AKIP A. Akuntabilitas

kinerja merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan

kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka

mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah

ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.

3.8.3 Nilai Integritas Direktorat Pengolahan Hasil

Direktorat Pengolahan Hasil, Ditjen P2HP telah menerapkan Zona Integritas

(ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Penetapan Zona Integritas menuju

Wilayah Bebas dari Korupsi yang dicanangkan Direktorat Pengolahan Hasil, Ditjen

P2HP merupakan langkah konkret untuk mewujudkan birokrasi yang bersih dan

melayani. Pencanangan WBK ini merupakan implementasi dari pelaksanaan

Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan dan Pemberantasan

Korupsi serta Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 20 Tahun 2012 tentang

Pedoman Umum Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari

Korupsi. Dalam upaya mengefektifkan pelaksanaan Zona Integritas di lingkup KKP

dibutuhkan suatu penataan dan penyempurnaan di bidang kelembagaan, peraturan

perundang-undangan, tata laksana, SDM aparatur, penguatan pengawasan intern,

peningkatan kualitas pelayanan publik, pengawasan dan evaluasi pelaporan

maupun akuntabilitas kinerja.

Direktorat Pengolahan Hasil pada tahun 2013 menargetkan Nilai Integritas

Direktorat Pengolahan Hasil sebesar 6,5. Capaian yang dihasilkan dari indikator

tersebut adalah 7,12 ( 109,5%).

3.8.4 Nilai Inisiatif Anti Korupsi Direktorat Pengolahan Hasil

Good and Clean Government merupakan pemerintah yang taat azas, tidak

ada penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang serta efisien, efektif, hemat

Page 62: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

62

dan bebas KKN. Tujuan akhir dari Good and clean government adalah terwujudnya

Good Governance. Good Governance pada umumnya diartikan sebagai

pengelolaan pemerintahan yang baik.

Nilai inisiatif anti korupsi ditujukan untuk mengukur apakah suatu instansi

telah menerapkan sistem dan mekanisme yang efektif untuk mencegah dan

mengurangi korupsi di lingkungannya. Beberapa hal yang menjadi Indikator dalam

penilaian inisiatif terdiri atas 6 unsur utama, yaitu Kode Etik, Peningkatan

Transparansi dalam Manajemen SDM, Peningkatan Transparansi dalam

Pengadaan, Peningkatan Transparansi PN, Peningkatan Akses Publik dalam

Memperoleh Informasi Instansi, Pelaksanaan Rekomendasi Perbaikan yang

diberikan KPK, dan Kegiatan Promosi Anti Korupsi, serta satu unsur Inovasi, yaitu

Kecukupan dan efektifitas dari inisiatif Anti Korupsi lainnya

Direktorat Pengolahan Hasil pada tahun 2013 menargetkan Nilai Inisiatif Anti

Korupsi Direktorat Pengolahan Hasil sebesar 7,5. Capaian yang dihasilkan dari

indikator tersebut adalah 8,0005 (106,7%).

3.8.5 Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi Direktorat Pengolahan hasil

Reformasi birokrasi akan mendorong terwujudnya penerapan prinsip – prinsip

clean government dan good governance yang secara universal diyakini menjadi

prinsip yang diperlukan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Di

dalam reformasi birokrasi terdapat beberapa area perubahan yang setiap

perubahannya dapat memberikan dampak antara lain pada penurunan praktek

KKN, meningkatnya kualitas pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik,

meningkatnya produktivitas aparatur, meningkatnya kesejahteraan pegawai

negeri dan hasil – hasil pembangunan secara nyata dirasakan oleh seluruh

masyarakat.

Reformasi Birokrasi yang akan dilaksanakan antara lain melalui peningkatan

kinerja Direktorat Pengolahan Hasil dalam pelayanan publik, pengelolaan keuangan

negara menuju opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), penataan organisasi, dan

peningkatan akuntabilitas kinerja aparatur dan instansi pemerintah. Berdasarkan

hasil penerapan reformasi birokrasi Direktorat Pengolahan Hasil pada tahun 2013

Page 63: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

63

diketahui bahwa capaian nilai penerapan Reformasi Birokrasi adalah 72,4 (96,53%)

dari target 75 (setara level 4).

3.9 Terkelolanya Anggaran Direktorat Pengolahan Hasil Secara Optimal

3.9.1 Presentasi Penyerapan DIPA Direktorat Pengolahan Hasil

Direktorat Pengolahan Hasil pada tahun anggaran 2013 memperoleh

anggaran yang berasal dari APBN sebesar Rp 69.830.202.000 (enam puluh

sembilan milyar delapan ratus tiga puluh juta dua ratus dua ribu rupiah). Anggaran

tersebut berasal dari rupiah murni yang terdiri dari belanja barang dan belanja

modal. Presentasi penyerapan DIPA Direktorat Pengolahan Hasil pada tahun 2013

sebesar Rp 68.303.705.172,- (97,81% dari target 95%) dengan realisasi fisik

sebesar 100%

3.10 Capaian Kinerja Lainnya

3.10.1 PKN

Pada tahun 2013, Direktorat Pengolahan Hasil, Ditjen P2HP kegiatan

melakukan pembangunan Pabrik Es dengan kapasitas 15 ton di Kabupaten

Karawang, Pengadaan Kendaraan Pengangkut Es di Kabupaten Probolinggo, dan

Kabupaten Pontianak, Pembangunan Pabrik Es dengan kapasitas 10 Ton di

Kabupaten Sumbawa, Pengadaan Peralatan Pengolahan di Kabupaten Timor

Tengah Utara, dan Kabupaten Flores Timur. Kegiatan penyediaan sarana prasarana

tersebut dilakukan sebagai upaya mendukung program Kementerian Kelautan dan

Perikanan dalam rangka meningkatkan taraf hidup nelayan.

Selain melalui Satker Direkorat Pengolahan Hasil, penyediaan sarana

prasarana dalam mendukung program PKN dilakukan di 41 Lokasi PKN melalui

dana Tugas Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota.

Adapun sarana prasarana yang diberikan antara lain, berupa: peralatan SRD,

kendaraan pengangkut es, sarana pengolahan, pabrik es, cold storage, rumah

kemasan, dll.

Page 64: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

64

Tabel 21 Sarana Prasarana dalam mendukung program PKN melalui Dana Tugas Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2013.

No Kabupaten/Kota Sarana Prasarana

1. Kabupaten Simeulue (prov) Peralatan SRD

2. Kabupaten Aceh Singkil (prov) Peralatan SRD

3. Kabupaten Aceh Selatan Kendaraan Pengangkut Es

4. Kabupaten Aceh Jaya (prov) Peralatan SRD

5. Kabupaten Agam (prov) Peralatan SRD

6. Kabupaten Rokan Hilir (prov) Peralatan SRD

7. Kabupaten Bangka Selatan Pabrik Es

8. Kabupaten Kaur (prov) Peralatan SRD

9. Kabupaten Muko-muko (prov) Peralatan SRD

10. Kota Batam Sarana Pengolahan

11. Kabupaten Lampung Barat Pabrik Es

Peralatan SRD

12. Kabupaten Karawang (prov) Peralatan SRD

13. Kabupaten Karawang (prov) Genset

14. Kabupaten Demak (Prov) Lanjutan Sentra Pengolahan

15. Kabupaten Tulung Agung Sarana Pengolahan

Peralatan SRD

16. Kota Probolinggo Rumah Kemasan

17. Kabupaten Lamongan Cold Storage

18. Kota Surabaya Peralatan SRD

19. Kota Bima Pabrik es

20. Kabupaten Bima Pabrik es

21. Kabupaten Sumbawa (prov) Peralatan SRD

22. Kabupaten Flores Timur Cold Storage

Pabrik es

23. Kabupaten Pontianak Peralatan SRD

24. Kubu Raya (Prov) Pabrik Es

25. Kabupaten Kutai Kertanegara (prov) Peralatan SRD

Page 65: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

65

No Kabupaten/Kota Sarana Prasarana

26. Kabupaten Kutai Timur Cold Storage

Pabrik Es

27. Kabupaten Boolang Mongondow (prov) Pabrik es

28. Kabupaten Bulukumba Mesin Pembuat Es

29. Kabupaten Bone (prov) Peralatan SRD

30. Kabupaten Luwu (prov) Peralatan SRD

31. Kabupaten Bone (prov) Peralatan SRD

32. Kabupaten Muna Pabrik es

33. Kabupaten Mamuju Utara (prov) Peralatan SRD

34. Kepulauan Morotai (Prov) Cold Storage

35. Kepulauan Morotai Peralatan SRD

36. Kabupaten Halmahera Selatan (Prov) Cold Storage

37. Kabupaten Kaimana (prov) Peralatan SRD

38. Kota Jayapura (Provinsi) Pabrik Es

39. Kabupaten Biak Numfor (prov) Peralatan SRD

40. Kabupaten Jayapura (prov) Peralatan SRD

41. Kabupaten Nabire Cold Storage

Melalui penyediaan sarana prasarana ini diharapkan mutu hasil tangkapan

nelayan dapat terjaga dengan baik sehingga dapat menekan tingkat kehilangan

hasil. Di samping itu penyediaan cold storage diharapkan dapat menjaga

ketersediaan bahan baku ataupun hasil olahan. Dengan demikian hal ini diharapkan

akan mendorong harga jual hasil tangkapan ataupun olahan yang lebih baik

sehingga dapat berdampak pada peningkatan pendapatan nelayan dan pengolah.

3.10.2 Industrialisasi

Salah satu strategi pembangunan kelautan dan perikanan yang dimulai tahun

2012 adalah industrialisasi kelautan dan perikanan. Industrialisasi kelautan dan

perikanan adalah integrasi sistem produksi hulu dan hilir untuk meningkatkan skala

dan kualitas produksi, produktivitas, daya saing, dan nilai tambah sumberdaya

Page 66: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

66

kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Tujuan dari industrialisasi kelautan

dan perikanan adalah terwujudnya percepatan peningkatan pendapatan

pembudidaya, nelayan, pengolah, pemasar, dan petambak garam. Dengan

sasarannya adalah meningkatnya skala dan kualitas produksi, produktivitas, daya

saing, dan nilai tambah sumber daya kelautan dan perikanan

Untuk produksi perikanan, secara nasional capaian produksi perikanan terus

meningkat, yakni produksi perikanan nasional meningkat sebesar 6,2% per tahun,

yaitu dari 11,66 juta ton pada tahun 2010 menjadi 12,38 juta ton pada tahun 2011.

Capaian produksi perikanan tersebut didukung oleh kontribusi produksi perikanan

budidaya yang terus mengalami kenaikan, yakni mencapai 11,13% per tahun

selama periode tahun 2010-2011. Memperhatikan capaian tahun 2010-2011,

produksi perikanan pada tahun 2012 diperkirakan mencapai 14,86 juta ton meliputi

produksi perikanan tangkap sebesar 5,44 juta ton dan produksi perikanan budidaya

sebesar 9,42 juta ton. Produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya menjadi

pasokan dalam proses produksi ikan olahan. Selama kurun waktu 2010-2011,

volume produk olahan meningkat dari 4,2 juta ton pada tahun 2010 menjadi 4,58 juta

ton pada tahun 2011.

Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan 6 komoditas

industrialisasi perikanan, yaitu udang, bandeng, patin,rumput laut, TTC (Tuna,

Tongkol, dan Cangkalang), dan Pindang. Sebagai upaya untuk mengembangkan

produk tersebut, maka Direktorat Pengolahan Hasil melakukan penyediaan sarana

dan prasarana pengolahan. Melalui penyediaan sarana prasarana ini diharapkan

dapat meningkatkan produksi hasil olahan keenam jenis produk tersebut dengan

mutu yang terjamin. Pada tahun 2013, Direktorat Pengolahan Hasil melakukan

penyediaan sarana prasarana dalam rangka mendukung Industrialisasi Pindang di 7

lokasi, yaitu :Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Pati,

Kabupaten Demak, Kabupaten Rembang, dan Kabupaten Kendal.Selain peralatan

pengolahan pindang, pengadaan sarana prasarana tepung ikan juga dilakukan

dalam rangka mendukung program industrialisasi patin di 5 lokasi yaitu : Kabupaten

Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Banjar, dan

Kabupaten Kampar.

Page 67: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

67

Selain itu, penyediaan sarana prasarana dalam rangka mendukung program

Industrialisasi Perikanan dilakukan di 50 Lokasi melalui dana Tugas Pembantuan

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota. Adapun sarana prasarana

yang diberikan antara lain, berupa: peralatan SRD, kendaraan pengangkut es,

sarana pengolahan, pabrik es, cold storage, dll.

3.10.3 Minapolitan

Pada tahun 2013, Direktorat Pengolahan Hasil, Ditjen P2HP kegiatan

melakukan pembangunan Mesin Es dengan kapasitas 10 ton di Kabupaten

Tangerang,pembangunan Pabrik Es dengan kapasitas 15 ton di Kabupaten

Karawang,Pengadaan Kendaraan Pengangkut Es di Kabupaten Sukabumi,

Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Bantul, Kabupaten Probolinggo,

Pembangunan Pabrik Es dengan kapasitas 10 Ton di Kabupaten Gorontalo Utara,

Pengadaan Peralatan Pengolahan di Kabupaten Rembang, Pembangunan IPAL di

Kabupaten Klungkung.

Selain itu, penyediaan sarana prasarana dalam rangka mendukung program

Minapolitan dilakukan di 109 Lokasi melalui dana Tugas Pembantuan Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota. Adapun sarana prasarana yang

diberikan antara lain, berupa: peralatan SRD, kendaraan pengangkut es, sarana

pengolahan, pabrik es, cold storage, dll.

3.10.4 Blue Economy

Kementerian Kelautan dan Perikanan akan melaksanakan industrialisasi

dengan pendekatan blue economy melalui peningkatan nilai tambah dan sinergi

hulu-hilir usaha ekonomi kelautan dan perikanan. Program ini berbasis pada

komoditas, kawasan serta pembenahan sistem dan manajemen. Prinsip blue

economy bertujuan untuk mengefisiensi pemanfaatan sumber daya alam dengan

menghasilkan lebih banyak produk turunan dan produk lain terkait. penerapan

konsep blue economy akan semakin memperkuat pengelolaan potensi kelautan

secara berkelanjutan, produktif, dan berwawasan lingkungan, disamping itu

Pendekatan blue economy juga akan mendorong pengelolaan sumber daya alam

secara efisien melalui kreativitas dan inovasi teknologi.

Page 68: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

68

Di dalam penerapan konsep blue economy diperlukan sinergi diantara para

pemangku kepentingan agar penerapannya dapat berjalan dengan baik. Diharapkan

melalui konsep blue economy akan dapat membuka lebih banyak lapangan

pekerjaan bagi masyarakat, mengubah kemiskinan menjadi kesejahteraan serta

mengubah kelangkaan menjadi kelimpahan.

3.10.5 SLIN

SLIN merupakan langkah strategis dalam memberikan jaminan terhadap

ketersediaan bahan baku ikan, stabilitas harga, ketahanan pangan serta mendorong

pertumbuhan industri pengolahan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sebagai

upaya mendukung program SLIN, maka Direktorat Pengolahan Hasil melakukan

pembangunan Cold Storage di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari, Sultra

dengan kapasitas 300 ton, di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Jawa

Timur dengan kapasitas 400 ton, serta di PPI Waai, Maluku dengan kapasitas 100

ton. Ketiga cold storage ini telah diselesaikan pembangunananya pada akhirtahun

2013. Pembangunan cold storage ini sangat penting agar dapat menampung

berbagai hasil produksi perikanan yang diambil dari daerah sentra produksi di

kawasan perairan Indonesia khususnya bagian timur. Pada tahun 2014, cold storage

tersebut diharapkan sudah dapat terbentuk lembaga pengelolannya dan dapat

beroperasi secara optimal. Selain itu, penyediaan sarana prasarana dalam rangka

mendukung program SLIN dilakukan di 2 Lokasi melalui dana Tugas Pembantuan

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota. Adapun sarana prasarana

yang diberikan antara lain, berupa: peralatan SRD, kendaraan pengangkut es,

sarana pengolahan, pabrik es, dsb.

3.10.6 MP3EI

Program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Indonesia bertujuan mengejar ketertinggalan dengan pemerataan

pembangunan.Strategi pembangunan ekonomi bangsa Indonesia memiliki tiga pilar

yakni pilar pertama menempatkan enam koridor pembangunan mulai zona

Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Papua Barat, Bali, NTB dan NTT.

Page 69: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

69

Sebagai upaya mendukung pelaksanaan program MP3EI, maka pada tahun

2013, Direktorat Pengolahan Hasil, Ditjen P2HP melakukan pembangunan Mesin Es

air laut dengan kapasitas 10 ton di Kabupaten Badung dan Kabupaten Lombok

Tengah, pembangunan IPAL di Kabupaten Klungkung. Selain itu, penyediaan

sarana prasarana dalam rangka mendukung program MP3EI dilakukan di 69 Lokasi

melalui dana Tugas Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi/Kabupaten/Kota. Adapun sarana prasarana yang diberikan antara lain,

berupa: peralatan SRD, kendaraan pengangkut es, sarana pengolahan, pabrik es,

dsb.

3.11 Akuntabilitas Keuangan

Berdasarkan DIPA tahun 2013 nomor DIPA-032.06.1.465143/2013 tanggal 05

Desember 2012 Direktorat Pengolahan Hasil memperoleh anggaran yang berasal

dari APBN sebesar Rp 69.830.202.000 (enam puluh sembilan milyar delapan ratus

tiga puluh juta dua ratus dua ribu rupiah). Semua anggaran Direktorat Pengolahan

Hasil berasal dari rupiah murniyang terdiri dari belanja Belanja Barang danBelanja

Modal. Anggaran tersebut dialokasikan terhadap delapan sub output yang terdiri

dari:

1. Pengembangan sistem rantai dingin pembinaan dan sarana prasarana

pengolahan hasil perikanan

2. Pengembangan industri pengolahan hasil perikanan (IPHP)

3. Fasilitasi pengembangan produk nilai tambah

4. Pengembangan UMKM pengolahan hasil perikanan

5. Pengembangan sistem rantai dingin dan sarana prasarana pengolahan hasil

perikanan

6. Pengembangan standardisasi

7. Layanan perkantoran

8. Pengolah data dan komunikasi

Dari anggaran yang sudah dialokasikan tersebut, realisasi anggaran

Direktorat Pengolahan Hasil sampai dengan akhir tahun 2013 mencapai Rp

68.303.705.172 atau 97,81% dengan realisasi fisik sebesar 100 %. Realisasi

penyerapan anggaran Direktorat Pengolahan Hasil dapat dilihat pada tabel 21

Page 70: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

70

Tabel 22 Realisasi Penyerapan Anggaran Direktorat Pengolahan Hasil Tahun 2013

No KEGIATAN

PENANGGUNG

JAWAB

ANGGARAN

(Rp.)

Realisasi Anggaran

(Rp.) (%)

1

Pengembangan Sarana

Prasarana Pengolahan Hasil

Perikanan Dalam Rangka

Mendukung Industrialisasi

Perikanan

Subdit Sarana

dan Prasarana

54.667.051.400 52.412.913.914 95,88

2

Pengembangan Industri

Pengolahan Hasil Perikanan

(IPHP)

Subdit Industri

Pengolahan 3.039.900.000 2.982.911.830 98,13

3 Fasilitasi Pengembangan Produk

Nilai Tambah

Subdit

Pengembangan

Produk

3.088.252.600 3.059.150.110 99,06

4 Pengembangan UMKM

Pengolahan Hasil Perikanan

Subdit UMKM 3.589.994.000 3.532.023.099 98,39

5 UPI yang bersertifikat kelayakan

pengolahan

Subdit

Standardisasi 1.344.188.000 1.338.797.500 99,60

6 RSNI bidang pengolahan hasil

perikanan yang disusun

Subdit

Standardisasi 1.735.149.000 1.734.645.302 99,97

7 SNI bidang pengolahan hasil

perikanan yang diterapkan

Subdit

Standardisasi 281.046.000 216.612.000 77,07

8 Layanan Perkantoran Subag Tata

Usaha 1.767.731.000 1.717.656.390 97,17

9 Perangkat Pengolah Data Dan

Komunikasi

Subag Tata

Usaha 316.890.000 308.995.000 97,51

Total 69.830.202.000 68.645.660.672 98.3

Page 71: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

71

BAB IV

PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan media

pertanggungjawaban dan sarana peningkatan kinerja Instansi Pemerintah. Direktorat

Pengolahan Hasil, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

telah menetapkan Rencana Strategis tahun 2013 sebagai penjabaran dari visi, misi,

tujuan, dan sasaran yang akan dicapai, yang selaras dengan tugas dan fungsi yang

ditetapkan. Sebagai bagian dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Perikanan, Direktorat Pengolahan Hasil telah menetapkan indikator

berdasarkan balance scorecard berupa 9 (sembilan) Sasaran Strategis yang

dijabarkan dalam 21 (dua puluh satu) Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Tahun

Anggaran 2013.

Berdasarkan hasil evaluasi capaian kinerja tahun 2013 secara umum

Direktorat Pengolahan Hasil telah berhasil mencapai seluruh sasaran tersebut. Dari

hasil evaluasi indikator kinerja Direktorat Pengolahan Hasil diketahui bahwa

Indikator kinerja Direktorat Pengolahan Hasil tahun 2013 sebagai berikut: utama

Kementerian Kelautan dan Perikanan mencapai 6,45% (92,14%), Indikator kinerja

utama program Direktorat Pengolahan Hasil tercapai 5,16 juta ton (103%)

sedangkan capaian indikator kinerja Renstra Direktorat Pengolahan Hasil adalah:

a. Pertumbuhan PDB perikanan 6,45% (92,14%)

b. Jumlah produk olahan hasil perikanan 5,16 jutan ton (103,2%)

c. Unit Pengolahan ikan yang ber-sertifikat kelayakan pengolahan 2.298 SKP

(115%),

d. Jumlah kebijakan bidang pengolahan hasil perikanan 2 (200%)

e. Jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang pengolahan hasil perikanan

1 (100%)

f. Lokasi pengembangan dan pembinaan sentra pengolahan hasil perikanan untuk

usaha skala mikro, kecil dan menengah 37 lokasi (100%),

g. Unit pengolahan ikan skala besar yang dikembangkan dan dibina dalam rangka

memenuhi standar mutu hasil perikanan 219 UPI (100%),

h. Ragam produk olahan bernilai tambah di lokasi yang dibina 46 ragam (100%),

Page 72: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

72

i. Lokasi sarana dan prasarana pengolahan hasil perikanan yang dikembangkan

dan dibina 149 lokasi (131,9%),

j. Rancangan standard nasional Indonesia yang disusun 8 RSNI (160%),

k. Standard nasional Indonesia yang diterapkan dalam pengolahan hasil perikanan

155 SNI (100%),

l. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II, III, dan IV Lingkup Dit. PH

60% (100%),

m. Service level agreement 70% (100%),

n. Persepsi user terhadap kemudahan akses informasi (skala likert 1-5) 4 (100%),

o. Jumlah rekomendasi aparat pengawas internal eksternal pemerintah yang

ditindaklanjuti disbanding total rekomendasi yang diberikan 100% (100%),

p. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja di Dit. PH A (100%)

q. Nilai integritas Dit. PH 7,12 (109,5%)

r. Nilai Inisiatif anti korupsi Dit. PH 8,0005 (106,7%),

s. Nilai Penerapan RB Dit.PH 72,4 (96,5%)

t. Persentase penyerapan DIPA Dit. PH (97,81%)

Permasalahan

Dilihat secara umum kinerja Direktorat Pengolahan Hasil cukup baik namun

masih terdapat beberapa permasalahan yang ditemui dalam pencapaian kinerja,

diantaranya:

a. Lemahnya data dan informasi mengenai perhitungan nilai tambah produk hasil

perikanan

b. Masih kurangnya informasi dan pengetahuan mengenai pemanfaatan peralatan

rumah kemasan produk hasil perikanan

c. Masih sedikitnya inventarisasi berupa dokumentasi dan evaluasi terhadap

peralatan sarana dan prasarana pengolahan hasil perikanan

d. Masih perlunya penyempurnaan sistem manajemen pelayanan SKP terutama

mengenai informasi dan persyaratan penerbitan sertifikat kelayakan pengolahan

e. Masih terdapat beberapa permasalah terhadap sentra Pengolahan Hasil

Perikanan

Page 73: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangdjpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/ISI.pdf · Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP tahun 2013 adalah: 1. Untuk melaporkan pertanggungjawaban

73

f. Terdapat beberapa permasalahan terhadap pelaksanaan kegiatan antara pusat,

daerah dan sektor lainnya terutama berkaitan dengan program pengolahan ahsil

perikanan

Tindak Lanjut

Secara umum, beberapa saran dan rekomendasi yang dapat diberikan terkait

dengan permasalahan-permasalahan dalam pencapaian target sasaran yang telah

ditetapkan, antara lain:

a. Perlunya dilakukan perhitungan nilai tambah produk hasil perikanan dengan

metode pengambilan sample yang sempurna sehingga dihasilkan data yang

akurat, lengkap, mutakhir dan terpercaya

b. Pembentukan dan pengembangan promosi pengunaan dan pemanfaatan rumah

kemasan untuk produk hasil perikanan

c. Pembuatan dokumentasi dan evaluasi terhadap pengadaan sarana dan

prasarana pengolahan pada tahun-tahun sebelumnya

d. Peningkatan terhadap pelayanan penerbitan SKP dalam hal informasi dan

persyaratan lainnya

e. Peningkatan terhadap pengembangan dan pemanfaatan sentra PHP

f. Perlu adanya koordinasi dan integrasi mengenai program dan kegiatan antara

pusat, daerah dan instansi lintas sektoral secara intensif dan berkelanjutan agar

kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan perencanaan