bab i pendahuluan 1.1 latar belakang...

14
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa (Pradopo (2010:120-121). Bahasa yang digunakan dalam karya sastra bukanlah bahasa yang digunakan pada umumnya, melainkan bahasa yang mengandung tanda. Seperti yang diungkapkan oleh Endraswara (2011:63) bahwa “bahasa sastra itu tidak sembarang bahasa, melainkan bahasa khas yang memuat tanda-tanda. Salah satu karya sastra yang menggunakan bahasa yang singkat dan penuh makna adalah puisi. Puisi merupakan ekspresi jiwa yang dibangun oleh pilihan kata yang memikat dan mengandung makna yang dalam. Makna yang terkandung dalam puisi merupakan makna yang terbangun dari pengalaman imajinatif manusia. Banyak hal yang dapat diambil ketika membaca puisi karena di dalamnya terdapat masalah-masalah yang ingin diungkapkan oleh penyair, yaitu pengalaman imajinatif yang merupakan dokumen sosial. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Henri Guntur Tarigan (1984:8) “Puisi merupakan ekspresi dari pengalaman imjinatif manusia, maka yang pertama kali yang kita peroleh bila kita membaca suatu puisi adalah pengalaman. Semakin banyak seseorang membaca puisi serta menikmatinya maka semakin banyak pula pengalaman yang diperoleh dan dinikmatinya, terlebih pula pengalaman imajinatif” Puisi merupakan karya sastra populer di kalangan bangsa Arab. Puisi-puisi Arab sangat berkembang karena dipengaruhi oleh masalah-masalah sosial dan kejadian yang terjadi di negara-negara Arab seperti yang dipaparkan Starkey

Upload: dangthien

Post on 12-Mar-2019

267 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67441/potongan/S1-2014... · Wardatan fī Syaʻri Balqīs karya Nizār Qabbāniy ini diciptakan untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang

mempergunakan medium bahasa (Pradopo (2010:120-121). Bahasa yang

digunakan dalam karya sastra bukanlah bahasa yang digunakan pada umumnya,

melainkan bahasa yang mengandung tanda. Seperti yang diungkapkan oleh

Endraswara (2011:63) bahwa “bahasa sastra itu tidak sembarang bahasa,

melainkan bahasa khas yang memuat tanda-tanda”.

Salah satu karya sastra yang menggunakan bahasa yang singkat dan penuh

makna adalah puisi. Puisi merupakan ekspresi jiwa yang dibangun oleh pilihan

kata yang memikat dan mengandung makna yang dalam. Makna yang terkandung

dalam puisi merupakan makna yang terbangun dari pengalaman imajinatif

manusia. Banyak hal yang dapat diambil ketika membaca puisi karena di

dalamnya terdapat masalah-masalah yang ingin diungkapkan oleh penyair, yaitu

pengalaman imajinatif yang merupakan dokumen sosial. Seperti yang pernah

diungkapkan oleh Henri Guntur Tarigan (1984:8)

“Puisi merupakan ekspresi dari pengalaman imjinatif manusia, maka yang

pertama kali yang kita peroleh bila kita membaca suatu puisi adalah

pengalaman. Semakin banyak seseorang membaca puisi serta

menikmatinya maka semakin banyak pula pengalaman yang diperoleh dan

dinikmatinya, terlebih pula pengalaman imajinatif”

Puisi merupakan karya sastra populer di kalangan bangsa Arab. Puisi-puisi

Arab sangat berkembang karena dipengaruhi oleh masalah-masalah sosial dan

kejadian yang terjadi di negara-negara Arab seperti yang dipaparkan Starkey

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67441/potongan/S1-2014... · Wardatan fī Syaʻri Balqīs karya Nizār Qabbāniy ini diciptakan untuk

2

(2006:80) bahwa “sastra Arab modern berkembang pesat terkait dengan politik

dan perubahan sosial”.

Kemunduran Daulah Ustmaniyah pada akhir abad ke-18 sempat menjadi

penyebab mundurnya kesusastraan Arab. Hal ini dikarenakan terganggunya proses

keilmuan khususnya ilmu sastra. Pada saat itu pula, bangsa Eropa masuk dan

mempengaruhi keilmuan yang ada di kalangan Arab termasuk ilmu sastra

khususnya puisi. Setelah itu, bangsa Arab mulai giat kembali menekuni bidang

sastra khususnya puisi. Akan tetapi, terjadi perubahan dari puisi Arab tradisional

ke puisi Arab modern. Ini disebabkan oleh pengaruh yang dibawa bangsa Eropa

sebagaimana paparan Muhdar (1983:180) bahwa “penyair Arab modern

menyesuaikan dirinya dengan keadaan zaman modern, karena banyak dari mereka

yang terpengaruh dengan aliran sastra Barat”.

Puisi Arab modern adalah puisi yang tidak terikat pada kaidah-kaidah

puisi Arab tradisional, sebagaimana Sutiasumarga (2001:116) memaparkan bahwa

“puisi pada masa ini lebih memperhatikan unsur pemikiran daripada unsur gaya,

tidak banyak menggunakan kata-kata retoris seperti saj’ dan tibāq seperti pada

masa sebelumnya”.

Nizār Qabbāniy adalah salah satu penyair puisi Arab modern yang

seringkali mengangkat tema tentang cinta dan perempuan. Akan tetapi, karena

kekalahan Arab dalam perang Arab-Israel Nizār Qabbāniy mulai mengangkat

puisi-puisi yang bertema politik. Puisi “as-Sīratu aż-Żātiyyatu li Sayyāfin

‘Arabiyyin” dalam antologi puisi al-Qaṣā’idu as-Siyāsiyyatu karya Nizār

Qabbāniy ini menceritakan tentang penguasa berbangsa Arab yang diktator dan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67441/potongan/S1-2014... · Wardatan fī Syaʻri Balqīs karya Nizār Qabbāniy ini diciptakan untuk

3

lalim kepada rakyatnya. Karena kelalimannya tersebut, menjadikan kehidupan

rakyatnya penuh dengan kesengsaraan, berbanding terbalik dengan kehidupan

penguasa tersebut yang penuh dengan kesejahteraan dan kemewahan.

Nizār Qabbāniy dalam menulis puisi selalu menggunakan kata-kata,

bahasa dan gaya sehari-hari dan tidak bertele-tele, tetapi mengandung makna yang

sangat dalam. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Gabay (1973:212)

“Qabbāni's poetry is written from the heart, in a very simple style, economical,

close to the vernacular, avoiding the decorative and pedantic” ‘Puisi Qabbāniy

ditulis dari hati, dalam gaya yang sangat sederhana, ekonomis, dekat dengan

bahasa sehari-hari, menghindari kata bertele-tele’. Puisi mempunyai kekuatan

yang sangat besar sehingga berpengaruh besar juga bagi pembacanya. Oleh karena

itu, “as-Sīratu aż-Żātiyyatu li Sayyāfin ‘Arabiyyin” dalam antologi puisi al-

Qaṣā’idu as-Siyāsiyyatu karya Nizār Qabbāniy ini menarik untuk diteliti dan

dikaji karena peneliti mendapatkan banyak hal, pengalaman, dan wawasan baru.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan

dalam penelitian ini adalah makna puisi yang berjudul “as-Sīratu aż-Żātiyyatu li

Sayyāfin ‘Arabiyyin” dalam antologi puisi al-Qaṣā’idu as-Siyāsiyyatu karya Nizār

Qabbāniy.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna puisi yang berjudul

“as-Sīratu aż-Żātiyyatu li Sayyāfin ‘Arabiyyin” dalam antologi puisi al-Qaṣā’idu

as-Siyāsiyyatu karya Nizār Qabbāniy.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67441/potongan/S1-2014... · Wardatan fī Syaʻri Balqīs karya Nizār Qabbāniy ini diciptakan untuk

4

l.4 Tinjauan Pustaka

Penelitian terhadap Nizār Qabbāniy dan karya-karyanya sudah banyak

dilakukan. Seperti essai tulisan Z.Gabay yang berjudul “The Poet and His Poetry”

dalam jurnal Middle Eastern Studies, Vol. 9, No. 2 tahun 1973. Essai ini berisi

tentang puisi-puisi Nizār. Karya yang berupa essai dari Arieh Loya dalam judul

“Poetry as a Social Document: The Social Position of the Arab Woman as

Reflected in the Poetry of Nizār Qabbāniy” dalam jurnal Middle Eastern Studies,

Vol. 6, No. 4 (Oct., 1975). Karya ini mengungkapkan pandangan Nizār Qabbāniy

tentang perempuan Arab dan menjelaskan tentang keadaan sosial yang

dialaminya.

Muhamed Alkhalil pada tahun 2005 menulis disertasi yang berjudul

“Nizar Qabbani:From Romance to Exile”. Disertasi tersebut berisi tentang

kehidupan Nizār Qabbāniy yang terdiri atas karya-karya, biografi, serta

perkembangan sosial politik. Selain itu, karya lain Nizār Qabbāniy yang sudah

diteliti adalah puisi yang berjudul “Kitābatun ʻAla Judrani al-Manfā”. Puisi ini

diteliti menggunakan analisis semiotik oleh Kartika F. Niemah pada tahun 2010.

Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa puisi “Kitābatun ʻAla Judrani al-

Manfā” ditulis untuk menceritakan tekanan yang diberikan oleh penguasa

terhadap penyair sehingga dia tidak dapat berkarya. Dalam skripsinya yang

berjudul “Puisi Khamsa wa ʻIsyrīna Wardatan fī Syaʻri Balqīs yang diteliti oleh

Laily Qodariyyah pada tahun 2011. Disimpulkan bahwa puisi Khamsa wa Isyrīna

Wardatan fī Syaʻri Balqīs karya Nizār Qabbāniy ini diciptakan untuk mengenang

istri tercintanya, Balqīs yang terbunuh dalam peristiwa bom bunuh diri.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67441/potongan/S1-2014... · Wardatan fī Syaʻri Balqīs karya Nizār Qabbāniy ini diciptakan untuk

5

Selanjutnya, puisi Asyhadu Allā Imra’tan Illā Anti. Puisi ini diteliti dengan

memanfaatkan analisis semiotik Riffaterre oleh Shinta Fitria Utami pada tahun

2012. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa puisi Asyhadu Allā Imra’tan

Illā Anti ditulis untuk mengenang istrinya, Balqīs ar-Rāwī yang setia

menemaninya dan memberi semangat pada Nizār Qabbāniy.

Kemudian dalam skripsi Achmad Zaki yang meneliti puisi “al-Kitābatu bi

al-Ḥibri as-Sirriyyi” pada tahun 2012 disimpulkan bahwa puisi Nizār Qabbāniy

ini didedikasikan untuk para penyair yang karya-karyanya dilarang beredar oleh

pemerintah. Puisi ini bercerita tentang kritikan penyair terhadap pemerintah yang

membiarkan rakyatnya terlantar dan menderita karena perang. Di sisi lain, puisi

ini bercerita tentang keserakahan pemerintah dalam memanfaatkan hasil alam

untuk kepentingan pribadi mereka dan terjadinya keengsaraan-kesengsaraan

bangsa karena ketidakpedulian pemerintah terhadap bangsanya. Selain itu, M.

Yasif Femi M. dalam skripsinya yang meneliti puisi “Mansyūrāt Fidā’iyyah ‘ala

Judrāni Isrāil” pada tahun 2012 berkesimpulan bahwa puisi tersebut adalah

gambaran tentang perlawanan rakyat Palestin yang gagah berani untuk

mendapatkan kemerdekaan dari penjajahan Israel. Kemudian puisi al-Quds yang

diteliti oleh Alfia Pristidewi pada tahun 2012 yang dalam skripsinya menceritakan

tentang Yerussalem kota suci tiga agama, yaitu Islam, Nasrani, dan Yahudi. Puisi

tersebut juga menceritakan perjuangan rakyat Palestina dalam mempertahankan

Yerussalem dari serangan Israel yang ingin merebutnya.

Sejauh pengamatan penulis, penelitian terhadap puisi “as-Sīratu aż-

Żātiyyatu li Sayyāfin ‘Arabiyyin” dalam antologi puisi al-Qaṣā’idu as-Siyāsiyyatu

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67441/potongan/S1-2014... · Wardatan fī Syaʻri Balqīs karya Nizār Qabbāniy ini diciptakan untuk

6

karya Nizār Qabbāniy belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, peneliti

berinisiatif untuk meneliti puisi ini dengan menggunakan analisis semiotik.

1.5 Landasan Teori

Puisi adalah salah satu genre karya sastra yang mempunyai perbedaan

dengan prosa. Prosa bersifat informative, sedangkan puisi bersifat sugestif dan

asosiatif. Di dalam puisi banyak terdapat tanda, hal ini disebabkan “Puisi

merupakan struktur tanda-tanda yang bersistem dan bermakna ditentukan oleh

konvensi” (Pradopo, 2010:123). Oleh karena itu, untuk mengungkap tanda-tanda

yang terdapat di dalam puisi diperlukan teori. Teori adalah sekumpulan proposisi

yang saling berkaitan secara logis untuk menjelaskan sejumlah fenomena

(Kesuma, 2007 : 37). Karena puisi merupakan karya sastra yang membutuhkan

pemaknaan, Oleh karena itu, teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teori semiotik.

“Semiotik adalah model penelitian sastra dengan memperhatikan tanda-

tanda” (Endraswara, 2011:64). Selain itu, Teeuw (1984:37) menyatakan bahwa

“karya sastra sebagai gejala semiotik”. Sebagai salah satu jenis karya sastra,

sudah tentu puisi juga menggunakan bahasa sebagai mediumnya. “Medium karya

sastra bukanlah bahan yang bebas (netral) seperti bunyi pada seni ataupun warna

pada lukisan” (Pradopo, 2010:121). Alat music tidak akan mempunyai arti apa-

apa jika pengguna alat musik tersebut tidak menggunakannya untuk memainkan

musik tertentu. Hal ini berbeda dengan bahasa, sebelum dipergunakan dalam

karya sastra bahasa sudah mempunyai arti yang ditentukan oleh konvensi

masyarakat. Bahasa yang dipergunakan sebagai medium karya sastra merupakan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67441/potongan/S1-2014... · Wardatan fī Syaʻri Balqīs karya Nizār Qabbāniy ini diciptakan untuk

7

sistem semiotik tingkat pertama, sebagaimana diungkapkan oleh Pradopo

(2010:122) bahwa “bahasa yang merupakan sistem tanda yang kemudian dalam

karya sastra menjadi mediumnya itu adalah sistem tanda tingkat pertama. Dalam

semiotik, arti tanda bahasa sebagai sistem tanda tingkat pertama disebut

meaning”. Karya sastra merupakan sistem semiotik tingkat kedua. “Dalam karya

sastra, arti bahasa ditentukan oleh oleh konvensi sastra. Dengan demikian,

timbullah arti baru yaitu arti sastra yang merupakan arti dari arti (meaning of

meaning)” (Pradopo, 2010:122).

1.6 Metode penelitian

Sebagaimana paparan di atas bahwa teori yang digunakan adalah semiotik,

maka metode yang dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

analisis semiotik yang dikemukakan oleh Riffaterre. Dalam memaknai puisi

Riffatere (1978:1-6) mengungkapkan bahwa untuk memahami puisi ada empat

langkah yang bisa dipergunakan, yaitu ketidaklangsungan ekspresi, pembacaan

semiotik, matriks atau kata kunci, dan hipogram.

Hal pertama, untuk mengacu pada bahasa puisi adalah ketidaklangsungan

ekspresi yang disebabkan oleh penggantian arti, penyimpangan arti, dan

penciptaan arti. Hal kedua, untuk pemberian makna digunakan pembacaan

semiotik yang dibagi menjadi pembacaan heuristik dan hermeneutik. Hal

selanjutnya adalah pencarian matriks dan hipogram.

Pertama, ketidaklangsungan ekspresi itu disebabkan oleh tiga hal, yaitu

penggantian arti (displacing of meaning), penggantian arti disebabkan oleh

penggunaan metafora dan metomini. Metafora dan metomini adalah bahasa kiasan

(figurative language), yang meliputi juga simile, personafikasi, sinekdoki,

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67441/potongan/S1-2014... · Wardatan fī Syaʻri Balqīs karya Nizār Qabbāniy ini diciptakan untuk

8

perbandingan epos, dan alegori. Metafora juga bahasa kiasan yang

mengumpamakan sesuatu hal dengan tidak menggunakan kata pembanding yaitu

bagai, dan seperti. Dalam ilmu bahasa Arab dikenal dengan ilmu bayān yang

terdapat di dalamnya tasybīh, istiʻārah, majāz dan kināyah. Penyimpangan arti

(distorsing of meaning) yang terjadi di dalam bahasa puisi disebabkan oleh tiga

hal yaitu ambiguitas, kontradiksi, nonsense. Ambiguitas muncul disebabkan oleh

pemakaian bahasa sastra yang multimakna. Kontradiksi berupa situasi yang

berlawanan, sedangkan nonsense adalah kata-kata tidak bermakna secara lingual.

Dalam kesusastraan Arab hal tersebut terdapat dalam tibāq dan muqābalah.

Sementara itu, penciptaan arti terjadi pada pengorganisasian ruang teks, seperti:

sajak (rima), enjambement, homologue, dan tipografi. Dalam kesusastraan Arab

terdapat ilmu al-arūd dan al-qāfiyah yang membahas pola irama dan rima dalam

puisi Arab.

Kedua pemberian makna pada teks puisi memanfaatkan pembacaan

semiotik. Pembacaan semiotik mencakup pembacaan heuristik dan hermeneutik.

Pembacaan heuristik merupakan pembacaan yang sesuai dengan bahasa teks karya

sastra. “Pembacaan heuristik adalah usaha untuk membaca puisi berdasarkan

konvensi bahasa” (Pradopo, 2010:295). “Dalam pembacaan heuristik ini pembaca

menginterpretasikan teks sastra secara referensial lewat tanda-tanda linguistik”

(Riffaterre 1978:5). Adapun pembacaan hermeneutik adalah penafsiran dari teks

karya sastra tersebut untuk mengetahui makna tersirat sebagaimana diungkapkan

oleh Pradopo (2010:297) “pembacaan hermeneutik adalah pemberian makna

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67441/potongan/S1-2014... · Wardatan fī Syaʻri Balqīs karya Nizār Qabbāniy ini diciptakan untuk

9

berdasarkan konvensi sastra”. Pembacaan hermeneutik dilakukan secara berulang-

ulang untuk memahamai makna yang terkandung di dalam sebuah puisi.

Ketiga, setelah dilakukan pembacaan semiotik maka dilakukan pencarian

matriks atau kata kunci. Matriks diperlukan untuk “membuka” sajak supaya dapat

dipahami, sebagaimana diungkapkan oleh Pradopo (2010:299) matriks merupakan

“kata yang menjadi kunci penafsiran sajak yang dikonkretisasikan”. Matriks dapat

berupa sebuah kata, gabungan kata, atau sebuah kalimat yang tidak kelihatan

dalam teks sastra itu sendiri. Matriks adalah bagian dari karya sastra yang tidak

berwujud kecuali jika berada dalam varian yang tidak gramatikal. Varian akan

ditentukan oleh wujud pertama, yaitu model. Matriks, model dan teks adalah

varian dari struktur yang sama. Hal ini sebagaimana di ungkapkan oleh Riffatrerre

(1978:19) bahwa:

“The matrix may be epitomized in one word, in which case the word will

not appear in the text. It is always actualized in successive variants; the

form of these variants is governed by the first or primery actualization, the

model. Matrix, model and text are variants of the same structure”.

‘Matriks kemungkinan dapat dilambangkan dalam satu kata yang dalam

penerapannya tidak kelihatan di dalam teks. Matriks selalu terwujud dari

varian-varian.Bentuk varian-varian tersebut ditentukan oleh wujud

pertama, yaitu model. Matriks, model, dan teks adalah varian-varian dari

struktur yang sama’.

Keempat, setelah dilakukan pencarian matriks, maka dilakukan pencarian

hipogram atau hubungan intertekstual. Pencarian hipogram dilakukan untuk

mengetahui hubungan sebuah karya sastra dengan karya sastra yang lain. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh Pradopo (2009:32) bahwa “ karya sastra tidak

dapat lepas dari hal-hal yang menjadi latar penciptaanya, baik secara umum

maupun khusus”.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67441/potongan/S1-2014... · Wardatan fī Syaʻri Balqīs karya Nizār Qabbāniy ini diciptakan untuk

10

Pada penelitian puisi yang berjudul “as-Sīratu aż-Żātiyyatu li Sayyāfin

‘Arabiyyin” dalam antologi puisi al-Qaṣā’idu as-Siyāsiyyatu karya Nizār

Qabbāniy ini diteliti dengan satu metode analisis semiotik yang dikemukakan oleh

Riffaterre, yaitu pembacaan semiotik yang dibagi menjadi pembacaan heuristik

dan pembacaan hermeneutik.

1.7 Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri atas empat bab. Bab I Pendahuluan, berisi latar

belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan

teori, metode penelitian, sistematika penulisan, dan pedoman transliterasi. Bab II

berisi biografi Nizar Qabbaniy dan karyanya, serta transliterasi puisi “as-Sīratu

aż-Żātiyyatu li Sayyāfin ‘Arabiyyin”. Bab III berisi tentang analisis semiotik puisi

“as-Sīratu aż-Żātiyyatu li Sayyāfin ‘Arabiyyin” karya Nizār Qabbāniy. Bab IV

penutup, berisi kesimpulan penelitian.

1.8 Pedoman transliterasi Arab-latin

Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan

pedoman transliterasi dari keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543 b/U/1987.

1. Konsonan

Fonem kosonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan huruf. Dalam transliterasi ini, sebagian dilambangkan dengan huruf,

sebagian dengan tanda, dan sebagian dilambangkan dengan huruf dan tanda

sekaligus. Di bawah ini daftar huruf Arab dan trasliterasinya dengan huruf latin:

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67441/potongan/S1-2014... · Wardatan fī Syaʻri Balqīs karya Nizār Qabbāniy ini diciptakan untuk

11

No Huruf Nama Huruf Latin

Alif Tidak dilambangkan ا 1

Ba B ب 2

Ta’ T ت 3

Sa Ṡ ث 4

Jim J ج 5

Ḥa’ Ḥ ح 6

Kha Kh خ 7

Dal D د 8

Zal Ż ذ 9

Ra R ر 10

Zai Z ز 11

Sin S س 12

Syin Sy ش 13

Sad Ṣ ص 14

Ad Ḍ ض 15

Ta Ṭ ط 16

Za Ẓ ظ 17

‘ Ain ع 18

Gain G غ 19

Fa F ف 20

Qaf Q ق 21

Kaf K ك 22

Lam L ل 23

Mim M م 24

Nun N ن 25

Wau W و 26

Ha H ه 27

` Hamzah ء 28

Ya Y ي 29

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67441/potongan/S1-2014... · Wardatan fī Syaʻri Balqīs karya Nizār Qabbāniy ini diciptakan untuk

12

2. Vokal

Vokal tunggal Vokal rangkap Vokal panjang

Tanda Huruf latin Tanda

dan huruf

Gabungan

huruf

Harakat

dan huruf

Huruf dan

tanda

A Au Ā

I Ai Ī

U Ū

Contoh:

/gasala /

/d}aifa /

/sa>la /

3. Ta> ` Marbu>t}ah

Ta> ` marbu>t}ah hidup atau mendapat harakat fath{ah, kasrah, atau d}ammah

translitarasinya adalah /t/, sedangkan ta> ` marbu>t}ah mati atau mendapat harakat

sukun transliterasinya adalah /h/.

Contoh:

/ Makkah al-Mukarramah /

4. Syaddah

Syaddah atau tasydi>d dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

sebuah tanda syaddah atau tasydi>d. Dalam transliterasinya, tanda syaddah itu

dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah

tersebut.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67441/potongan/S1-2014... · Wardatan fī Syaʻri Balqīs karya Nizār Qabbāniy ini diciptakan untuk

13

Contoh:

/ rabbana> /

5. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf al.

kata sandang tersebut dibedakan menjadi kata sandang yang diikuti h}uru>f

syamsiyyah dan h}uru>f qamariyyah. Kata sandang yang diikuti h}uru>f syamsiyyah

adalah kata sandang yang ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu /l/

diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata

sandang tersebut, sedangkan kata sandang yang diikuti h}uru>f qamariyyah adalah

kata sandang yang ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di

depan dan sesuai dengan bunyinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang

mengikuti dan dihubungkan dengan tanda simpang (-).

Contoh:

/ asy-syajaratu /

/ al-yaumu /

6. Hamzah

Hamzah yang ditransliterasikan dengan apostrof hanya berlaku untuk

hamzah yang terletak di tengah dan belakang. Hamzah yang terletak di depan

tidak dilambangkan dengan apostrof karena dalam tulisan Arab berupa Alif.

Contoh:

/ syai`un /

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67441/potongan/S1-2014... · Wardatan fī Syaʻri Balqīs karya Nizār Qabbāniy ini diciptakan untuk

14

7. Penulisan kata

Pada dasarnya, setiap kata ditulis terpisah, tetapi untuk kata-kata tertentu

yang penulisannya dalam huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain

karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka transliterasinya

dirangkaikan dengan kata lain yang mengikutinya, contoh:

/ Wa innalla>ha lahuwa khair ar-ra>ziqi>n / atau dengan

/ Wa innalla>ha lahuwa khairur-ra>ziqi>n /

8. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab tidak dikenal huruf kapital, tetapi

dalam transliterasinya huruf kapital digunakan dengan ketentuan Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD).

Contoh:

: /Wa ma> Muh}ammadun illa> rasu>l /