bab i pendahuluan 1.1 latar belakang...

34
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Dinas Daerah, Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Kota Yogyakarta merupakan unit kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 46 Tahun 2012 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Fungsi dan Rincian Tugas Unit Pelaksana Teknis Penyelenggara Jaminan Kesehatan Daerah, dan Pusat Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Dengan demikian, menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, penerapan status BLUD pada UPT Pukesmas adalah BLUD Unit Kerja. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, dalam menyelenggarakan dan meningkatkan layanan kepada masyarakat, khususnya bidang kesehatan bisa berjalan optimal, fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan dapat menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD). Penerapan PPK-BLUD Unit Kerja diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau

Upload: vokhue

Post on 03-Mar-2019

257 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Dinas Daerah, Unit

Pelaksana Teknis Puskesmas Kota Yogyakarta merupakan unit kerja Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

dalam Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 46 Tahun 2012 tentang

Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Fungsi dan Rincian Tugas Unit Pelaksana

Teknis Penyelenggara Jaminan Kesehatan Daerah, dan Pusat Kesehatan

Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Dengan demikian, menurut

Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, penerapan status

BLUD pada UPT Pukesmas adalah BLUD Unit Kerja.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 61 Tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah,

dalam menyelenggarakan dan meningkatkan layanan kepada masyarakat,

khususnya bidang kesehatan bisa berjalan optimal, fleksibilitas dalam pengelolaan

keuangan dapat menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Daerah (PPK BLUD). Penerapan PPK-BLUD Unit Kerja diharapkan dapat

memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

2

jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan

kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

Unit Pelaksana Teknis Puskesmas yang telah ditetapkan untuk menerapkan

Pola Pengelolaan Keuangan BLUD Unit Kerja diberikan berupa fleksibilitas atau

keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal. Hal

tersebut dilakukan dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan

pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.

Berdasarkan PSAP Nomor 11 Paragraf 19 tentang Laporan Keuangan

Konsolidasian, selaku penerima anggaran belanja pemerintah (APBN/APBD),

BLU/BLUD adalah entitas akuntansi, yang laporan keuangannya dikonsolidasikan

pada entitas pelaporan yang secara organisator membawahinya. Kemudian,

paragraf 20 menyebutkan bahwa selaku satuan kerja pelayanan berupa Badan,

walaupun bukan berbentuk badan hukum yang mengelola kekayaan Negara yang

dipisahkan, BLU/BLUD merupakan entitas pelaporan. Dengan demikian, UPT

Puskesmas BLUD adalah entitas akuntansi, yang laporan keuangannya

dikonsolidasikan pada Dinas Kesehatan yang secara organisatoris

membawahinya.

Sebagai entitas akuntansi, UPT Puskesmas yang menerapkan pola

pengelolaan keuangan BLUD wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun

laporan keuangan. Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna

anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

3

akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas

pelaporan, (PSAP Nomor 11 Paragraf 06 tentang Laporan Keuangan

Konsolidasian).

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 61 Paragraf 116

Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum Daerah, BLUD menyelenggarakan akuntansi dan laporan keuangan

menggunakan basis akrual, baik dalam pengakuan pendapatan, biaya, aset,

kewajiban, maupun ekuitas dana. Kemudian berdasarkan PSAP Nomor 11

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, entitas dengan pengelolaan BLUD

menggunakan Basis Akrual dalam penyusunan laporan keuangannya. Basis akrual

mengakui pendapatan-Laporan Operasional (LO), beban, aset, utang, dan ekuitas

dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan-Laporan

Realisasi Anggaran (LRA), belanja dalam pelaporan pelaksanaan anggaran

berbasis kas, sesuai dengan yang ditetapkan dalam Rencana Bisnis Anggaran

(RBA).

Realitas kondisi saat ini basis akuntansi yang digunakan UPT Puskesmas

ialah belum berbasis akrual dan masih berbasis kas menuju akrual. Di samping

itu, UPT Puskesmas belum mempunyai sistem akuntansi dalam menyusun laporan

keuangannya. Untuk itu, penelitian ini akan mendesain sistem akuntansi,

khususnya penyusunan laporan keuangan berbasis akrual, sehubungan dengan

telah ditetapkannya UPT Puskesmas Kota Yogyakarta yang telah menerapkan

Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) agar

dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

4

1.2 Rumusan Permasalahan Studi Kasus

Unit Pelaksana Teknis Puskesmas yang telah ditetapkan untuk menerapkan

Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) masih

menggunakan basis kas dalam menyusun laporan keuangannya.

1.3 Fokus Penelitian

Sugiyono (2014) salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian

kuantitatif menyatakan bahwa gejala dari suatu objek itu sifatnya tunggal dan

parsial. Dengan demikian, peneliti dapat menentukan variabel-variabel yang akan

diteliti. Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistik

(menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan) sehingga peneliti kualitatif tidak akan

menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi

keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat, pelaku, dan

aktivitas yang berinteraksi secara sinergis.

Menurut Sugiyono (2013) karena terlalu luasnya masalah dalam penelitian

kuantitatif, peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel yang

disebut dengan batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif

disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum.

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, perlu

diadakan pembatasan masalah. Hal ini dilaksanakan agar hasil penelitian

mendapatkan temuan yang lebih fokus dan mendalami permasalahan, serta untuk

menghindari penafsiran yang berbeda.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

5

Sistem akuntansi sangat dibutuhkan untuk menyediakan informasi

keuangan yang dibutuhkan untuk memudahkan pengelolaan keuangan perusahaan

atau organisasi. Penelitian ini berfokus pada desain penyusunan laporan keungan

pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Kota Yogyakarta yang menerapkan

Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD).

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan sebelumnya dalam penelitian

ini dirumuskan pertanyaan penelitian, yaitu:

bagaimanakah desain sistem akuntansi di Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) Dinas Kesehatan, utamanya pada Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Puskesmas Kota Yogyakarta yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD), agar dapat menerapkan basis akrual

dalam penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan peraturan perundangan

yang berlaku?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah:

mendesain sistem akuntansi yang berbasis akrual dalam penyusunan laporan

keuangan di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan, utamanya

pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Kota Yogyakarta yang menerapkan

Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD), sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

6

1.6 Motivasi Penelitian

Penelitian ini dilandasi motivasi untuk mengidentifikasi permasalahan dan

kebutuhan dalam merumuskan kebijakan akuntansi dan mendesain sistem

akuntansi, khususnya penyusunan laporan keuangan berbasis akrual, sehubungan

dengan telah ditetapkannya UPT Puskesmas Kota Yogyakarta yang menerapkan

Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD), agar

dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1.7 Kontribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi keilmuan, praktis, dan

penyusunan kebijakan sebagai berikut.

1) Kontribusi Keilmuan

Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang tertarik dalam bidang kajian

desain sistem akuntansi khususnya penyusunan laporan keuangan berbasis

akrual Unit Pelaksana Teknis Puskesmas yang menerapkan Pola Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

2) Kontribusi Praktis

Sebagai sumbangan pemikiran dan masukan bagi Dinas Kesehatan Unit

Pelaksana Teknis Puskesmas Kota Yogyakarta yang menerapkan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah mengenai kebijakan

akuntansi dan sistem akuntansi khususnya penyusunan laporan keuangan

berbasis akrual.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

7

3) Kontribusi Penyusunan Kebijakan

Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan UPT Puskesmas Kota

Yogyakarta yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum Daerah dalam merumuskan kebijakan akuntansi dan penyusunan

sistem akuntansi khususnya penyusunan laporan keuangan berbasis akrual

Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Puskesmas.

1.8 Proses Penelitian

Secara singkat, tahapan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.

Sumber: Pedoman Umum Penulisan Tesis (Maksi FEB UGM, 2014)

Gambar 1.1

Proses Penelitian Studi Kasus

2. Tujuan Penelitian

1. Pertanyaan

Penelitian

5. Temuan dan

Analisis

3. Pondasi Teoritikal

4. Metoda Penelitian

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

8

1.9 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini disajikan dalam tujuh bab

sebagai berikut.

BAB 1: PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan permasalahan, fokus

penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi

penelitian, proses penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teoritis sebagai kerangka berfikir untuk

melaksanakan investigasi, yaitu berisis mengenai teori badan layanan umum,

sistem akuntansi, konsep akuntansi, laporan keuangan, dan kode rekening.

BAB 3: LATAR BELAKANG KONSTEKSTUAL PENELITIAN

Bab ini menjelaskan secara deskriptif tentang objek penelitian secara

selektif, aplikasi teori, dan konsep untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik

mengenai karakteristik objek penelitian terkait dengan perspektif teori dan konsep

yang digunakan pada bab sebelumnya, yaitu berisi mengenai gambaran umum

BLUD UPT Puskesmas Kota Yogyakarta, fungsi UPT Puskesmas, perincian tugas

UPT Puskesmas, struktur organisasi pengelolaan keuangan BLUD UPT

Puskesmas, dan karakteristik bisnis puskesmas.

BAB 4: RANCANGAN PENELITIAN

Bab ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan pengambilan data dan

analisis data penelitian yang meliputi rasionalitas penelitian, pemilihan objek

penelitian, jenis sumber, dan teknik pengumpulan data, serta metode analisis data.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

9

BAB 5: PEMAPARAN TEMUAN INVESTIGASI KASUS

Bab ini berisi temuan-temuan dalam investigasi yang menggambarkan

fakta-fakta untuk dapat menjawab tujuan penelitian.

BAB 6: ANALISIS DAN HASIL INVESTIGASI KASUS

Bab ini memuat, secara ringkas tetapi lengkap, mengenai latar belakang,

cara dan hasil penelitian, serta menjelaskan secara mendalam mengenai hasil yang

diperoleh dan implikasinya.

BAB 7: RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN

REKOMENDASI

Bab ini berisi ringkasan penelitian dan rekomendasi yang merupakan aksi

praktikan (secara organisasional dan manajerial) yang sebagai bentuk tindak lanjut

dari hasil penelitian.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Badan Layanan Umum

2.1.1 Definisi Badan Layanan Umum

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76 Tahun 2008 tentang

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Badan Layanan Umum, Badan Layanan

Umum adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau

jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan

kegiatannya didasarkan prinsip efisiensi dan produktivitas.

Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61

tahun 2007, Peraturan Presiden Nomor 32 tahun 2014, dan Peraturan Wali Kota

Yogyakarta Nomor 79 tahun 2013, Badan Layanan Umum Daerah yang

selanjutnya disingkat BLUD adalah SKPD atau unit kerja pada SKPD di

lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan

kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa

mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya

berdasarkan prinsip efisiensi dan produktivitas.

Tujuan pembentukan Badan Layanan Umum sebagaimana tertuang dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 pasal 69 ayat (7) disebutkan bahwa

BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka

memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

11

memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip

ekonomi dan produktivitas dan penerapan praktik bisnis yang sehat. Fleksibiltas

merupakan keleluasaan pengelolaan atau barang BLUD pada batas-batas tertentu

yang dapat dikecualikan dari ketentuan yang berlaku umum.

Peningkatan atau perubahan bentuk kelembagaan BLUD UPT Puskesmas

mempunyai peranan yang sangat besar dalam pelayanan kepada masyarakat.

Dengan peningkatan status tersebut diharapkan UPT Puskesmas dapat dikelola

secara bisnis lebih efisien dan efektif, tetapi tidak membebani pelayanan kepada

masyarakat. Status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dapat diberikan status

secara penuh ataupun bertahap dengan melihat kinerja Badan Layanan Umum

Daerah (BLUD) yang bersangkutan.

2.1.2 Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan BLUD dan Peraturan Wali Kota Yogyakarta Nomor

79 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD) Kota Yogyakarta, yang dimaksud dengan Pola

Pengelolaan Keuangan BLUD yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD adalah pola

pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk

menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan

Pengelolaan Keuangan Daerah pada umumnya.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

12

Pola Pengelolaan Keuangan BLUD bertujuan meningkatkan kualitas

pelayanan kepada masyarakat untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas-tugas

pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam memajukan kesejahteraan umum

dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam penerapan PPK-BLUD pada SKPD

atau Unit Kerja harus dipenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif.

Berikut perincian dari persyaratannya:

1. Persyaratan substantif, terpenuhi apabila tugas dan fungsi SKPD atau unit

kerja bersifat operasional dalam menyelenggarakan pelayanan umum yang

menghasilkan semibarang/jasa publik (quasipublic goods).

2. Persyaratan teknis, terpenuhi apabila:

a. kinerja pelayanan di bidang tugas dan fungsinya layak dikelola dan

ditingkatkan pencapaiannya melalui BLUD atas rekomendasi sekretaris

daerah untuk SKPD atau kepala SKPD untuk Unit Kerja; dan

b. kinerja keuangan SLPD atau Unit Kerja yang sehat.

3. Persyaratan administratif, terpenuhi apabila SKPD atau Unit Kerja membuat

dan menyampaikan dokumen yang meliputi:

a. surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan,

keuangan, dan manfaat bagi masyarakat;

b. pola tata kelola;

c. rencana strategi bisnis;

d. standar pelayanan minimal;

e. laporan keuangan pokok atau prognosa/proyeksi laporan keuangan; dan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

13

f. laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara

independen.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007

tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD, dan Peraturan

Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum, pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum terdiri atas:

1. Perencanaan dan Penganggaran

Pada tahap perencanaan BLUD menyusun Renstra Bisnis BLUD yang

mencakup pernyataan visi, misi, program strategis, pengukuran pencapaian

kinerja, rencana pencapaian lima tahunan, dan proyeksi keuangan lima

tahunan BLUD yang dipergunakan sebagai dasar penyusunan RBA.

Kemudian, tahap penganggaran BLUD menyusun RBA yang berpedoman

kepada renstra bisnis BLUD. RBA disusun berdasarkan prinsip anggaran

berbasis kinerja, perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanan,

kebutuhan pendanaan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan

diterima dari masyarakat, badan lain, APBD, APBN, dan sumber-sumber

pendapatan BLUD lainnya.

2. Pelaksanaan Anggaran

a. DPA-BLUD

DPA-BLUD mencakup: pendapatan dan biaya, proyeksi arus kas, dan

jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa yang akan dihasilkan. DPA-

BLUD disahkan oleh PPKD sebagai dasar pelaksanaan anggaran.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

14

b. Pengelolaan Kas

Dalam pengelolaan kas, BLUD menyelenggarakan: (1) perencanaan

penerimaan dan pengeluaran kas, (2) pemungutan pendapatan atau

tagihan, (3) penyimpanan kas dan mengelola rekening bank, (4)

pembayaran, (5) perolehan sumber dana untuk menutup defisit jangka

pendek, dan (6) pemanfaatan surplus kas jangka pendek untuk

memperoleh pendapatan tambahan. Penerimaan BLUD pada setiap hari

disetorkan seluruhnya ke rekening kas BLUD dan dilaporkan kepada

pejabat keuangan BLUD.

c. Pengelolaan Piutang dan Utang

BLUD dapat memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan barang,

jasa, dan/atau transaksi yang berhubungan langsung ataupun tidak

langsung dengan kegiatan BLUD. Kemudian, BLUD dapat memberikan

pinjaman/utang sehubungan dengan kegiatan operasional dan/atau

perikatan pinjaman dengan pihak lain.

d. Investasi

BLUD dapat melakukan investasi sepanjang memberi manfaat bagi

peningkatan pendapatan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat,

serta tidak mengganggu likuiditas keuangan BLUD.

e. Kerja Sama

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan, BLUD dapat

melakukan kerja sama dengan pihak lain yang berdasarkan prinsip

efisiensi, efektivitas, ekonomis, dan saling menguntungkan.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

15

f. Pengadaan Barang dan/atau Jasa

Pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan berdasarkan prinsip efisien,

efektif, transparan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, akuntabel dan praktik

bisnis yang sehat.

g. Pengelolaan Barang

Barang inventaris milik BLUD dapat dihapus dan/atau dialihkan kepada

pihak lain atas dasar perimbangan ekonomis dengan cara dijual, ditukar,

dan/atau dihibahkan.

h. Surplus dan Defisit Anggaran

Surplus anggaran BLUD merupakan selisih lebih antara realisasi

pendapatan dan realisasi biaya BLUD pada satu tahun anggaran,

sedangkan defisit anggaran BLUD merupakan selisih kurang antara

realisasi pendapatan dan realisasi biaya BLUD pada satu tahun anggaran.

i. Penyelesaian Kerugian

Kerugian pada BLUD yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum

atau kelalaian seseorang diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan mengenai penyelesaian kerugian daerah.

j. Penatausahaan

Penatausahaan BLUD paling sedikit mencakup: pendapatan/biaya,

penerimaan/pengeluaran, utang/piutang, persediaan, aset tetap dan

inventaris, dan ekuitas dana.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

16

3. Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban

BLU menerapkan sistem informasi manajemen keuangan sesuai dengan

kebutuhan dan praktik bisnis yang sehat, dan setiap transaksi keuangan BLU

diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan

oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia. Berdasarkan Peraturan Menteri

dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum Daerah Bab XIII Pasal 116 ayat (1) disebutkan bahwa

BLUD menyelenggarakan akuntansi dan laporan keuangan sesuai dengan

standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi

Indonesia untuk manajemen bisnis yang sehat.

Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Bab XIII Pasal 116

Ayat (2) menyebutkan bahwa Penyelenggaraan akuntansi dan laporan

keuangan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menggunakan basis akrual,

baik dalam pengakuan pendapatan, biaya, aset, kewajiban, maupun ekuitas

dana. Ayat (3) menyebutkan bahwa dalam hal tidak terdapat standar

akuntansi, maka BLUD dapat menerapkan standar akuntansi industri yang

spesifik setelah mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan. Ayat (4)

menyebutkan bahwa BLUD mengembangkan dan menerapkan sistem

akuntansi dengan berpedoman pada standar akuntansi yang berlaku untuk

BLUD yang bersangkutan dan ditetapkan oleh kepala daerah dengan peraturan

daerah.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

17

Pasal 117 ayat (1) menyebutkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan

akuntansi dan pelaporan keuangan berbasis akrual, pemimpin BLUD

menyusun kebijakan akuntansi yang berpedoman pada standar akuntansi

sesuai dengan jenis layanannya. Ayat (2) menyebutkan bahwa kebijakan

akuntansi BLUD digunakan sebagai dasar dalam pengakuan, pengukuran,

penyajian dan pengungkapan aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan dan

biaya. Mengenai laporan keuangan BLUD terdiri atas:

a. neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban,

dan ekuitas dana pada tanggal tertentu;

b. laporan operasional yang berisi informasi jumlah pendapatan dan biaya

BLUD selama satu periode;

c. laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas

operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan/atau pembiayaan yang

menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas

selama periode tertentu; dan

d. catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau rincian

dari angka yang tertera dalam laporan keuangan.

Laporan keuangan tersebut disertai dengan laporan kinerja yang berisikan

informasi pencapaian hasil/keluaran BLUD, dan diaudit oleh pemeriksa

eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kemudian, pada pasal

120 disebutkan bahwa setiap triwulan BLUD-Unit kerja menyusun dan

menyampaikan laporan operasional dan laporan arus kas kepada PPKD

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

18

melalui kepala SKPD, paling lambat lima belas hari setelah periode pelaporan

berakhir.

Setiap semesteran dan tahunan BLUD-Unit kerja wajib menyusun dan

menyampaikan laporan keuangan lengkap yang terdiri atas laporan

operasional, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan

disertai laporan kinerja kepada PPKD melalui kepala SKPD untuk

dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan SKPD dan pemerintah daerah,

paling lambat dua bulan setelah periode pelaporan berakhir. Penyusunan

laporan keuangan untuk kepentingan konsolidasi, dilakukan berdasarkan

standar akuntansi pemerintahan.

2.2 Sistem Akuntansi

2.2.1 Definisi Sistem Akuntansi

Mulyadi (2001) menyimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok unsur

yang erat hubungannya satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk

mencapai tujuan tertentu. Menurut Romney (2006), sistem adalah rangkaian dari

dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi

untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir selalu terdiri atas beberapa subsistem

kecil, yang setiap subsistem melakukan fungsi khusus penting untuk mendukung

sistem yang lebih besar.

Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

19

dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan

(Mulyadi, 2001).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun

2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada

Pemerintah Daerah, sistem akuntansi pemerintah adalah rangkaian sistemik dari

prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi

akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di

lingkungan organisasi pemerintah.

2.2.2 Sistem Akuntansi Badan Layanan Umum

Berdasarakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76 Tahun 2008 tentang

Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Badan Layanan Umum, sistem akuntansi

badan layanan umum adalah serangkaian prosedur manual ataupun yang

terkomputerisasi mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran

dan pelaporan keuangan badan layanan umum.

1. Ragam sistem akuntansi badan layanan umum, yaitu terdiri atas:

a. sistem akuntansi keuangan, yang menghasilkan Laporan Keuangan pokok

untuk keperluan akuntabilitas, manajemen, dan transparansi;

b. sistem akuntansi aset tetap, yang menghasilkan laporan aset tetap untuk

keperluan manajemen aset tetap; dan

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

20

c. sistem akuntansi biaya, yang menghasilkan informasi biaya satuan (unit

cost) per unit layanan, pertanggungjawaban kinerja ataupun informasi lain

untuk kepentingan manajerial.

2. Tujuan merancang sistem akuntansi keuangan badan layanan umum

Sistem akuntansi keuangan badan layanan umum dirancang agar paling sedikit

menyajikan:

a. informasi tentang posisi keuangan secara akurat dan tepat waktu;

b. informasi tentang kemampuan Badan Layanan Umum untuk memperoleh

sumber daya ekonomi berikut beban yang terjadi selama satu periode;

c. informasi mengenai sumber dan penggunaan dana selama satu periode;

d. informasi tentang pelaksanaan anggaran secara akurat dan tepat waktu;

dan

e. informasi tentang ketaatan pada peraturan perundang-undangan.

3. Karakteristik sistem akuntansi keuangan badan layanan umum

Sistem akuntansi keuangan badan layanan umum menghasilkan Laporan

Keuangan sesuai dengan SAK/standar akuntansi industri spesifik badan

layanan umum. Sistem akuntansi keuangan badan layanan umum memiliki

karakteristik antara lain sebagai berikut:

a. basis akuntansi yang digunakan pengelolaan keuangan badan layanan

umum adalah basis akrual;

b. sistem akuntansi dilaksanakan dengan sistem pembukuan berpasangan;

dan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

21

c. sistem akuntansi badan layanan umum disusun dengan berpedoman pada

prinsip pengendalian intern sesuai dengan praktik bisnis yang sehat.

4. Tahapan penyusunan sistem akuntansi BLU, yaitu:

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013

Lampiran Dua tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis

Akrual Pada Pemerintah Daerah, tahapan dalam penyusunan sistem akuntansi

di lingkungan organisasi pemerintah daerah, yaitu:

a. identifikasi prosedur;

Tahapan penyusunan sistema akuntansi BLUD dimulai dari memahami

proses bisnis pada UPT BLUD khususya terkait siklus pengelolaan

keuangan BLUD. Berdasarkan siklus tersebut, tim penyusun sistem

akuntansi BLUD mengidentifikasi prosedur-prosedur apa saja yang harus

dibuat.

b. menentukan pihak-pihak terkait;

Setelah prosedur-prosedur teridentifikasi, ditentukan pihak-pihak yang

terkait pada prosedur masing-masing. Setiap pihak memiliki peran

tersendiri agar prosedur dapat menghasilkan output yang diinginkan.

c. menentukan dokumen terkait;

Setelah prosedur dan pihak terkait ditentukan, langkah selanjutnya ialah

mengidentifikasi dokumen-dokumen yang mengalir pada prosedur

sekaligus menentukan pihak-pihak pengguna dokumen mana yang valid

untuk dijadikan sebagai dokumen sumber pencatatan jurnal.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

22

d. menentukan jurnal standar; dan

Pada setiap prosedur yang telah ditetapkan, tim penyusun menelaah SAP

dan kebijakan akuntansi terkait. Berdasarkan penelaahan tersebut, tim

penyusun menentukan jurnal debet dan kredit yang akan digunakan untuk

mencatat.

e. menuangkannya dalam langkah teknis.

Langkah terakhir dalam penyusunan sistem akuntansi BLUD ialah

menyusun langkah teknis. Langkah teknis merupakan alur pelaksanaan

sistem akuntansi yang menjelaskan pihak-pihak yang melaksanakan sistem

akuntansi, dokumen apa saja yang diperlukan, dan bagaimana pihak-pihak

tersebut memberlakukan dokumen-dokumen yang terkait. Selain itu,

diberikan ilustrasi atau format pencatatan dalam bentuk penjurnalan

akuntansi pada setiap bagan alur atau transaksi yang membutuhkan

pencatatan.

2.3 Konsep Akuntansi

2.3.1 Pedoman Akuntansi

Pedoman akuntansi untuk UPT Puskesmas yang telah menerapkan Pola

Pengelolaan Keuangan BLUD ialah menggunakan Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP). Sebagaimana dinyatakan dalam PSAP Nomor 11, organisasi

yang membawahi UPT Puskesmas, yaitu Dinas Kesehatan yang menggunakan

Standar Akuntansi Pemerintahan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

dalam penyusunan laporan keuangannya, laporan keuangan UPT Puskesmas

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

23

BLUD disusun menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 juga. Hal ini sesuai dengan Lampiran 1 PSAP

Nomor 11 Paragraf 21 yang berbunyi:

”Konsolidasi laporan keuangan BLU/BLUD pada

kementerian/lembaga/pemerintah daerah yang secara organisatoris

membawahinya dilaksanakan setelah laporan keuangan BLU/BLUD

disusun menggunakan standar akuntansi yang sama dengan standar

akuntansi yang dipakai oleh organisasi yang membawahinya”.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 Paragraf 121

tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD juga menyatakan bahwa

penyusunan laporan keuangan BLUD-Unit Kerja untuk kepentingan konsolidasi,

dilakukan berdasarkan standar akuntansi pemerintahan.

2.3.2 Entitas Akuntansi

Pihak yang melaksanakan proses akuntansi dibagi menjadi dua entitas, yaitu

entitas akuntansi dan entitas pelaporan. Berdasarkan Kerangka Konseptual

Paragraf 21 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, entitas akuntansi

merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan, dan

kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan

atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya. Paragraf 22 menyebutkan bahwa

entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih

entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib

menyajikan laporan pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang

bertujuan umum, yang terdiri atas:

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

24

1. pemerintah pusat;

2. pemerintah daerah;

3. setiap kementerian negara atau lembaga di lingkungan pemerintah pusat; dan

4. satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi

lainnya jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi

dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 11

Paragraf 15, entitas akuntansi menyelenggarakan akuntansi dan menyampaikan

laporan keuangan sehubungan dengan anggaran/barang yang dikelolanya yang

ditujukan kepada entitas pelaporan. Dalam hal ini, yang dimaksud entitas

akuntansi adalah SKPD dan PPKD. Entitas pelaporan merupakan unit

pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyajikan laporan

pertanggungjawaban berupa laporan keuangan yang bertujuan umum. Dalam hal

ini, yang dimaksud entitas pelaporan adalah Pemerintah Daerah.

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 11 Paragraf 19

menyatakan bahwa selaku penerima anggaran belanja pemerintah (APBN/APBD),

BLU/BLUD adalah entitas akuntansi, yang laporan keuangannya dikonsolidasikan

pada entitas pelaporan yang secara organisatoris membawahinya. Dengan

demikian, UPT Puskesmas BLUD adalah entititas akuntansi karena UPT

Puskesmas BLUD adalah penerima anggaran belanja dari Pemerintah Kota

Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan. Di samping itu, laporan keuangan UPT

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

25

Puskesmas BLUD dikonsolidasikan kepada Dinas Kesehatan yang secara

organisatoris membawahinya.

Sebagai entitas akuntansi, UPT Puskesmas BLUD wajib menyelenggarakan

akuntansi dan menyusun laporan keuangan. Hal ini dinyatakan dalam PSAP

Nomor 11 Paragraf 6 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian yang berbunyi:

“Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang

dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan

keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan”.

2.3.3 Basis Akuntansi

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007

Paragraf 116 Ayat 2 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum Daerah, BLUD menyelenggarakan akuntansi dan laporan

keuangan menggunakan basis akrual. Jadi, basis akuntansi yang digunakan oleh

UPT Puskesmas yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum Daerah (PPK-BLUD) adalah basis akrual, yaitu mengakui pendapatan,

beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta

mengakui pendapatan, belanja dalam pelaporan pelaksanaan anggaran

berdasarkan basis yang ditetapkan dalam Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA).

Basis akrual ini sesuai dengan yang diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah

Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Selanjutnya,

basis ini juga sesuai dengan basis akuntansi yang digunakan oleh Dinas

Kesehatan.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

26

Berdasarkan definisi akuntansi akrual seperti yang dinyatakan dalam

Kerangka Konseptual Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan, terdapat dua basis akuntansi yang akan

digunakan dalam pencatatan akuntansi di Puskesmas, yaitu basis akrual dan basis

kas. Dengan demikan, akan terdapat dua jenis jurnal untuk melakukan pencatatan

atas transaksi-transaksi dalam sistem akuntansi puskesmas. Pertama ialah jurnal

yang akan mencatat transaksi-transaksi secara akrual khususnya transaksi yang

terkait rekening neraca dan laporan operasional. Untuk selanjutnya, jurnal jenis ini

akan disebut Jurnal LO/Neraca.

Kedua ialah jurnal yang akan mencatat transaksi-transaksi yang merupakan

realisasi anggaran berdasarkan basis kas. Jurnal ini melengkapi jurnal LO ketika

suatu transaksi yang dicatat merupakan transaksi realisasi anggaran (LRA) yang

ditandai dengan adanya aliran kas masuk (pendapatan LRA) dan aliran kas keluar

(belanja). Untuk selanjutnya, jurnal jenis ini akan disebut Jurnal LRA. Berikut ini

akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pencatatan transaksi Jurnal LO dan Jurnal

LRA. Berikut uraiannya:

1. Jurnal Laporan Operasional (LO)

Jurnal LO digunakan untuk mencatat transaksi terkait Aset, Kewajiban,

Ekuitas, Pendapatan-LO dan Beban. Jurnal LO ini nantinya akan

menghasilkan Laporan Operasional (LO) dan Neraca yang digunakan untuk

melakukan pencatatan transaksi dengan Jurnal LO dan mengetahui mana yang

dicatat di debit dan mana yang dicatat di kredit. Kita harus mengetahui saldo

normal dari tiap rekening melalui persamaan akuntansi.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

27

Saldo normal berhubungan dengan posisi rekening di dalam persamaan

akuntansi. Rekening yang berada di posisi kiri bersaldo normal debit. Akun

yang berada di posisi kanan bersaldo normal kredit. Debit berarti sisi kiri dan

yang berada pada sisi kiri persamaan akuntansi adalah kelompok Aset.

Dengan demikian, rekening yang masuk ke dalam kelompok Aset akan dicatat

di sisi debit dengan syarat nilainya positif. Apabila nilai dari kelompok Aset

tersebut negatif, aset akan dicatat pada sisi lawannya, yaitu kredit. Kredit

berarti sisi kanan dan yang berada pada sisi kanan persamaan akuntansi adalah

kelompok Kewajiban dan Ekuitas. Dengan demikian, rekening yang masuk ke

dalam kelompok Kewajiban dan Ekuitas akan dicatat di sisi kredit dengan

syarat nilainya positif. Apabila nilai dari kelompok Kewajiban dan Ekuitas

tersebut negatif, aset akan dicatat pada sisi lawannya, yaitu debit.

2. Jurnal Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Jurnal LRA merupakan jurnal berbasis kas. Jurnal LRA digunakan untuk

mengakui adanya realisasi anggaran atas Pendapatan-LRA dan Belanja. Jurnal

LRA ini nantinya akan menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA).

Jurnal LRA ini digunakan untuk merekam realisasi anggaran selama periode

berjalan. Selama periode berjalan, sebuah transaksi akan dicatat menggunakan

jurnal LRA jika transaksi tersebut memenuhi dua syarat berikut:

a. terdapat arus kas masuk atau arus kas keluar, dan

b. merupakan realisasi anggaran bagi entitas bersangkutan.

Adanya realisasi anggaran, baik realisasi pendapatan maupun realisasi

belanja, akan mempengaruhi nilai Perubahan SAL. Hal ini merujuk pada

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

28

Kerangka Konseptual Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Paragraf

62 yang menyatakan:

“Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum

Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya

yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran

yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar

kembali oleh pemerintah”. (Kerangka Konsepual Paragraf 62).

“Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum

Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran

Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan

diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah”.

(Kerangka Konseptual Paragraf 62).

Dengan demikian, setiap terjadi penjurnalan atas realisasi anggaran,

rekening lawannya adalah rekening Perubahan SAL. Ketika menjurnal

pendapatan LRA dengan mendebit “Perubahan SAL” dan kredit “Pendapatan-

LRA”, “Perubahan SAL” tersebut akan dijelaskan sebagai penambahan SAL.

Selanjutnya ketika menjurnal belanja dengan mendebit “Belanja” dan

mengkredit “Perubahan SAL”, hal ini artinya terdapat pengurangan SAL

ketika belanja dilakukan. Berikut ini disajikan jurnal standar yang berkaitan dengan

pengakuan pendapatan LO dan Pendapatan LRA.

Pengakuan atas Pendapatan LO Akibat Telah Terhimpunnya Pendapatan

JURNAL LRA (Basis Kas)

JURNAL LO/NERACA (Basis Akrual)

Tidak ada jurnal karena tidak terdapat aliran

kas masuk

Dr. KAS xxxx

Cr.PIUTANG/PENDAPATAN-LO xxxx

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

29

Pengakuan atas Pendapatan LRA Akibat Telah Diterimanya Kas

JURNAL LRA (Basis Kas)

JURNAL LO/NERACA (Basis Akrual)

Dr. PERUBAHAN SAL xxxx Dr. KAS xxxx

Cr. PENDAPATAN-LRA xxxx Cr.PIUTANG/PENDAPATAN-LO xxxx

Berikut ini disajikan jurnal standar yang berkaitan dengan pengakuan Beban

dan Belanja.

Pengakuan Beban Akibat Telah Timbulnya Kewajiban

JURNAL LRA (Basis Kas) JURNAL LO/NERACA (Basis Akrual)

Tidak ada jurnal karena tidak terdapat aliran kas

masuk

Dr. BEBAN xxxx

Cr. HUTANG xxxx

Pengakuan atas Belanja Akibat Telah Dibayarkannya Kas

JURNAL LRA (Basis Kas) JURNAL LO/NERACA (Basis Akrual)

Dr. BELANJA xxxx Dr. HUTANG xxxx

Cr. PERUBAHAN SAL xxxx Cr. KAS xxxx

Dengan adanya Jurnal Laporan Operasional dan Jurnal Laporan Realisasi

Anggaran, setiap kali terjadi transaksi atau aktivitas keuangan, fungsi

akuntansi di Puskesmas harus mencatatnya sehingga dapat memenuhi

kebutuhan informasi untuk menyusun LO, Neraca, dan LRA. Berikut

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

30

beberapa catatan penting ketika hendak melakukan pencatatan transaksi ke

dalam jurnal.

a. Setiap transaksi atau aktivitas keuangan pasti dicatat menggunakan Jurnal

LO, kecuali pencatatan anggaran hanya dilakukan menggunakan Jurnal

LRA.

b. Apabila suatu transaksi atau aktivitas keuangan menyebabkan arus kas

masuk atau arus kas keluar dan merupakan realisasi anggaran bagi entitas

bersangkutan, maka selain dicatat menggunakan Jurnal LO dicatat juga

menggunakan Jurnal LRA.

2.3.4 Konsep Home Office Branch Office (HOBO)

Berdasarkan Modul Kementerian Dalam Negeri Tahun 2014 tentang

Pedoman Akuntansi Badan Layanan Umum, konsep Home Office (Kantor Pusat)

dan Branch Office (Kantor Cabang) atau yang sering disebut HOBO tidak hanya

terdapat di instansi swasta, tetapi juga terdapat di instansi pemerintahan termasuk

Pemerintah Daerah. Struktur akuntansi di pemerintah daerah menggunakan

konsep HOBO dan PPKD bertindak sebagai kantor pusat, serta SKPD bertindak

sebagai kantor cabang. Dalam konteks lingkungan Dinas Kesehatan, Dinas

Kesehatan bertindak sebagai kantor pusat dan UPT Puskesmas BLUD bertindak

sebagai kantor cabang. Antara kantor pusat dan kantor cabang akan terdapat

banyak transaksi internal.

Contoh transaksi internal antara Dinas Kesehatan dan UPT Puskesmas ialah

pemberian Uang Persediaan (UP). Dalam hal ini, Dinas Kesehatan memberikan

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

31

sejumlah uang kepada bendahara pengeluaran UPT Puskesmas yang akan

digunakan oleh UPT Puskesmas untuk memenuhi kebutuhan belanjanya. Dari sisi

Dinas Kesehatan, arus kas keluar tersebut bukan merupakan beban. Begitu pula

dari sisi UPT Puskesmas, arus kas masuk tersebut bukan merupakan pendapatan.

Hal ini dikarenakan arus kas masuk dan keluar tersebut masih berada dalam satu

entitas.

Sebagai konsekuensi dari konsep HOBO ini, diperlukan kontrol pencatatan

antara Dinas Kesehatan dan UPT Puskesmas melalui rekening resiprokal

(reciprocal account) yang akan menjadi rekening jembatan untuk mencatat

transaksi-transaksi internal antara Dinas Kesehatan dan UPT Puskesmas.

Rekening resiprokal tersebut adalah Rekening RK UPT Puskesmas (Rekening

Koran UPT Puskesmas) yang ada di Dinas Kesehatan dan Rekening RK Dinas

Kesehatan (Rekening Koran Dinas Kesehatan) yang ada di SKPD. Rekening RK

UPT Puskesmas terdapat dalam kelompok Aset di Neraca Dinas Kesehatan,

sedangkan Rekening RK Dinas Kesehatan terdapat dalam kelompok Ekuitas di

Neraca UPT Puskesmas.

Pada saat terdapat aliran aset dari Dinas Kesehatan ke UPT Puskesmas,

seolah-olah Dinas Kesehatan memberikan tambahan modal atau investasi kepada

UPT Puskesmas sehingga rekening RK UPT Puskesmas di sisi Aset Dinas

Kesehatan akan bertambah dan rekening RK Dinas Kesehatan di sisi ekuitas UPT

Puskesmasn juga bertambah. Ketika terdapat aliran aset dari UPT Puskesmas ke

Dinas Kesehatan, seolah-olah UPT Puskesmas mengembalikan modal atau

investasi kepada Dinas Kesehatan sehingga rekening RK-UPT Puskesmas di sisi

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

32

Aset Dinas Kesehatan akan berkurang dan rekening RK-Dinas Kesehatan di sisi

ekuitas UPT Puskesmas juga berkurang.

2.4 Laporan Keuangan

Berdasarkan PSAP Nomor 01 Paragraf 09 Peraturan Pemerintah Nomor 71

tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, laporan keuangan

merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-

transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas. Tujuan umum laporan keuangan

adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo

anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu entitas yang

bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan

mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan

pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan

keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang

dipercayakan kepadanya.

Laporan keuangan UPT Puskesmas BLUD terdiri atas laporan pelaksanaan

anggaran (budgetary reports) dan laporan finansial. Laporan pelaksanaan

anggaran terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Sementara itu, laporan

finansial terdiri atas Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan

Ekuitas (LPE), dan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan disajikan

sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Dalam setiap laporan keuangan harus

diidentifikasikan secara jelas, dan jika dianggap perlu, diulang pada setiap

halaman laporan. Informasi laporannya sebagai berikut:

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

33

1. nama entitas atau sarana identifikasi lainnya;

2. cakupan entitas;

3. periode yang dicakup;

4. mata uang pelaporan; dan

5. satuan angka yang digunakan.

2.5 Kode Rekening

Menurut Mulyadi (2001), kode adalah suatu rerangka (framework) yang

menggunakan angka atau huruf atau kombinasi angka dan huruf untuk memberi

tanda terhadap klasifikasi yang sebelumnya telah dibuat. Dalam sistem

pengolahan data akuntansi , kode memenuhi berbagai tujuan, yaitu:

1. mengidentifikasi data secara unik;

2. meringkas data;

3. mengklasifikasi rekening atau transaksi; dan

4. menyampaikan makna tertentu.

Neraca Saldo yang telah dihasilkan menjadi dasar dalam penyusunan

laporan keuangan entitas. Laporan keuangan yang dapat langsung dihasilkan dari

Neraca Saldo ialah Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Laporan realisasi

anggaran disusun dari Neraca Saldo kelompok kode rekening 4, 5, 6, dan 7.

Laporan operasional disusun dari Neraca Saldo kelompok kode rekening 8 dan 9.

Neraca disusun dari Neraca Saldo kelompok kode rekening 1, 2, dan 3.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/89035/potongan/S2-2015... · Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kesehatan. Kedudukan ini sebagaimana diatur

34

Tabel 2.1

Kode Rekening Laporan Keuangan

Laporan KeuanganKode Rekening Akun

1 Aset

2 Kewajiban

3 Ekuitas

4 Pendapatan - LRA

5 Belanja

6 Transfer

7 Pembiayaan

8 Pendapatan - LO

9 Beban

NERACA

LRA

LO

Neraca Saldo