bab i pendahuluan 1.1 latar belakang -...

14
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Pasal 46 (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. dinyatakan bahwa hasil penelitian wajib disebarluaskan dengan cara diseminarkan, dipublikasikan, dan dipatenkan oleh Perguruan Tinggi. Untuk memenuhi tuntutan ini, diperlukan terbitan berkala ilmiah yang berkualitas dalam berbagai bidang dalam jumlah yang cukup, agar peneliti mempunyai wadah yang cukup banyak untuk mempublikasikan artikel bermutu yang jumlahnya dari tahun ke tahun semakin meningkat. Politeknik Harapan Bersama sejak tahun 2012 mulai menerbitkan Jurnal Ilmiah yang berfungsi sebagai wadah untuk mempublikasikan hasil penelitian dan pengabdian masyarakat bagi dosen PHB dan dosen Luar sehingga manfaat penelitian dan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan dapat disebarluaskan. Adanya beberapa prodi dengan rumpun keilmuan yang berbeda seperti Prodi DIII Kebidanan, DIII Farmasi, DIII Teknik Elektro, DIII Teknik Mesin, DIII Teknik Komputer, DIII Akuntansi, serta DIV Teknik Informasi dirasa perlu dibuat panduan penulisan naskah jurnal supaya ada keseragaman dalam penulisan jurnal. Panduan penulisan naskah jurnal ilmiah ini dibuat berdasarkan panduan dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dan Jurnal lain yang sudah terakreditasi. 1.2 Dasar Hukum Peraturan perundang-undangan dan pedoman yang digunakan sebagai acuan pedoman penulisan naskah jurnal ini, adalah; a. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional b. Peraturan Pemerintah No 32 tentang perubahan atas Peraturan pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan c. Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi d. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi e. Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi f. Statuta Politeknik Harapan Bersama g. Peraturan Akademik h. Kebijakan Akademik i. Standar Akademik dan Non Akademik

Upload: dangtu

Post on 06-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - poltektegal.ac.idpoltektegal.ac.id/v2012/wp-content/uploads/2015/08/Pedoman... · Peraturan Pemerintah No 32 tentang perubahan atas ... Pencantuman

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Pasal 46 (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan

Tinggi. dinyatakan bahwa hasil penelitian wajib disebarluaskan dengan cara

diseminarkan, dipublikasikan, dan dipatenkan oleh Perguruan Tinggi. Untuk memenuhi

tuntutan ini, diperlukan terbitan berkala ilmiah yang berkualitas dalam berbagai bidang

dalam jumlah yang cukup, agar peneliti mempunyai wadah yang cukup banyak untuk

mempublikasikan artikel bermutu yang jumlahnya dari tahun ke tahun semakin

meningkat.

Politeknik Harapan Bersama sejak tahun 2012 mulai menerbitkan Jurnal Ilmiah

yang berfungsi sebagai wadah untuk mempublikasikan hasil penelitian dan pengabdian

masyarakat bagi dosen PHB dan dosen Luar sehingga manfaat penelitian dan pengabdian

masyarakat yang telah dilakukan dapat disebarluaskan. Adanya beberapa prodi dengan

rumpun keilmuan yang berbeda seperti Prodi DIII Kebidanan, DIII Farmasi, DIII Teknik

Elektro, DIII Teknik Mesin, DIII Teknik Komputer, DIII Akuntansi, serta DIV Teknik

Informasi dirasa perlu dibuat panduan penulisan naskah jurnal supaya ada keseragaman

dalam penulisan jurnal. Panduan penulisan naskah jurnal ilmiah ini dibuat berdasarkan

panduan dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dan Jurnal lain yang sudah terakreditasi.

1.2 Dasar Hukum

Peraturan perundang-undangan dan pedoman yang digunakan sebagai acuan

pedoman penulisan naskah jurnal ini, adalah;

a. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

b. Peraturan Pemerintah No 32 tentang perubahan atas Peraturan pemerintah No 19

tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

c. Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

d. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi

e. Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan

Tinggi

f. Statuta Politeknik Harapan Bersama

g. Peraturan Akademik

h. Kebijakan Akademik

i. Standar Akademik dan Non Akademik

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - poltektegal.ac.idpoltektegal.ac.id/v2012/wp-content/uploads/2015/08/Pedoman... · Peraturan Pemerintah No 32 tentang perubahan atas ... Pencantuman

2

BAB II

SISTEMATIKA PENULISAN

2.1 Format Penulisan Naskah Jurnal

Judul (Contoh Dalam Lampiran)

Abstrak

1. Pendahuluan

2. Metode Penelitian

3. Hasil Penelitian

4. Kesimpulan

5. Daftar Pustaka

2.2 Penjelasan Format Penulisan Naskah Jurnal

2.2.1 Judul

Judul maksimal 20 kata. Judul harus mencerminkan inti dari isi tulisan, spesifik,

dan efektif yang diukur dari kelugasan penulisannya dan keinformatifannya. Judul

dituliskan dengan huruf kapital, ukuran 12pt font Times New Roman, di-bold dan

diletakkan center.

2.2.2 Penamaan Penulis dan Lembaga Penulis

Nama penulis dituliskan tanpa gelar akademis atau indikasi jabatan dan

kepangkatan. Alamat lembaga terdiri dari (nama lembaga, alamat, telepon) dan alamat

e-mail penulis sebagai pemegang hak kepemilikan (ownership) dituliskan secara jelas.

Pencantuman nama penulis dan lembaga penulis harus lengkap dan konsisten.

Dituliskan menggunakan font Times New Roman 10pt, cetak tebal dan nama tidak

boleh disingkat.

2.2.3 Abstrak

Penulisan abstrak maksimal 200 kata yang mencakup atau terdiri dari masalah,

tujuan, metode, dan hasil yang dituliskan dalam satu paragaraf, dituliskan menggunakan

font Times New Roman 10pt spasi 1. Penulisan kata Abstrak dituliskan menggunakan

font time New Roman 10pt bold.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - poltektegal.ac.idpoltektegal.ac.id/v2012/wp-content/uploads/2015/08/Pedoman... · Peraturan Pemerintah No 32 tentang perubahan atas ... Pencantuman

3

2.2.4 Kata Kunci

Kata Kunci dipilih secara cermat sehingga mampu mencerminkan konsep yang

dikandung artikel terkait dan merupakan kelengkapan untuk membantu peningkatan

kemudahan akses dari artikel yang bersangkutan dalam mesin pencari. Penulisan Kata

Kunci dituliskan dengan font 10 pt bold, kata kunci maksimal 4 kata dituliskan dengan

font Times New Roman ukuran 10pt italic.

2.2.5 Pendahuluan

Pendahuluan berisi latar belakang, tinjauan pustaka secara singkat dan relevan serta

tujuan penelitian dituliskan dengan font time new Roman 11pt satu spasi.

2.2.6 Metode Penelitian

Metode meliputi desain, populasi, sampel, sumber data, teknik/instrumen

pengumpul data, dan prosedur analisis data.

2.2.7 Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan menguraikan secara tepat dan argumentatif hasil

penelitian dengan teori dan temuan terdahulu yang relevan. Jika ada tabel atau gambar

dalam hasil dan pembahasan, diketik dengan 1 spasi ukuran front 10pt dicetak tebal

(bold) seperti pada contoh dan diberi nomor urut sesuai dengan penampilan dalam teks.

Jumlah maksimal tabel atau gambar dengan judul singkat adalah masing-masing atau

keduanya berjumlah 6.

2.2.8 Kesimpulan

Kesimpulan menjawab masalah penelitian tidak melampaui kapasitas temuan.

Kesimpulan berbentuk narasi, logis, dan tepat guna.

2.2.9 Daftar Pustaka

Rujukan sesuai aturan Vancouver, urut sesuai dengan pemunculan dalam

keseluruhan teks, dibatasi maksimal 20 rujukan dan minimal 5 rujukan serta diutamakan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - poltektegal.ac.idpoltektegal.ac.id/v2012/wp-content/uploads/2015/08/Pedoman... · Peraturan Pemerintah No 32 tentang perubahan atas ... Pencantuman

4

rujukan jurnal terkini. Cantumkan nama belakang penulis dan nama depan. Maksimal 6

orang, selebihnya diikuti “dkk”. Pengambilan rujukan dari website dituliskan jika ada

penulis sebagai berikut:

a. Contoh penulisan sumber pustaka jurnal:

[1] Anderson, S.D., 1992, Project Quality and Project Managers, International Journal

of Project Management 10 (3), PP 138–144.

[2] Benner, M.J., dan Tushman, M.L., 2003, Exploitation, Exploration, and Process

Management: The Productivity Dilemma Revisited, Academy of Management

Review 28 (2), PP 238–256.

[3] Choo, A.S., Linderman, K.W., dan Schroeder, R.G., 2007a, Method and Context

perspectives on Learning and Knowledge Creation in Quality Management, Journal

of Operations Management 25 (4), PP 918–931.

[4] Choo, A.S., Linderman, K.W., dan Schroeder, R.G., 2007b, Method and

Psychological Effects on Learning Behaviors and Knowledge Creation in Quality

Improvement Projects, Management Science 53 (3), PP 437–442

[5] Hargo, Utomo, 2001, Studi Eksplorasi Tentang Penyebaran TI Untuk Usaha Kecil

dan Menengah . Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 16 No 2 PP 153-163.

b. Contoh penulisan sumber pustaka prosiding :

[1] Clare, L., Pottie, G., dan Agre, J., 1999, Self-organizing Distributed Sensor

Networks, Proceedings SPIE Conference Unattended Ground Sensor

Technologies and Applications, vol. 3713, Orlando, April 8, PP 229–237.

[2] Alfian, Mohammad, 2014, Analisis Faktor Pendukung Implementasi SIMDA dan

Pengaruhnya Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pada SKPD (penelitian Pada

SKPD Di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo), Prosiding 3rd

Economics & Business Research Festival FEB UKSW, Salatiga, November 13,

PP 1698-1712.

c. Contoh penulisan sumber pustaka buku :

[1] Christensen, C.M., 1998, The Innovator’s Dilemma: When New Technologies

Cause Great Firms to Fail, Harvard Business School Press, Boston, MA.

[2] Deming, W.E., 1986, Out of Crisis, MIT Center for Advanced Engineering Study,

Cambridge, MA.

[3] Hartono, Jogiyanto., 2013, Metodologi penelitian Bisnis Salah Kaprah dan

Pengalaman – Pengalaman, Edisi Kelima, BPFE, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UGM, Yogyakarta.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - poltektegal.ac.idpoltektegal.ac.id/v2012/wp-content/uploads/2015/08/Pedoman... · Peraturan Pemerintah No 32 tentang perubahan atas ... Pencantuman

5

d. Contoh penulisan sumber pustaka buku kompilasi (edited book):

[1] Duncan, R.B., 1976, The Ambidextrous Organization: Designing Dual structures

for Innovation. In: Kilmann, R.H., Pondy, L.R., Slevin, D. (Eds.), The

Management of Organization, vol. 1. North-Holland, New York, NY, PP 167–

188.

e. Contoh penulisan sumber pustaka dari Skripsi/tesis/disertasi:

[1] Heinzelman, W., 2000, Application-specific Protocol Architectures for Wireless

Networks, Ph.D. dissertation, Massachusetts Institute of Technology, Cambridge.

[2] Mustofa, Trima., 2014, Disain User Iterface dan Servlet pada Remot Android

Mobile, Skripsi, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

f. Contoh penulisan sumber pustaka dari Internet

[1] Honeycutt, H., 2011, The Essential of Communication and Design Course methode,

Website: http://dcr.rpi.edu/commdesign/class1.html, diakses tanggal : 3 Maret 2013,

Pukul 16:09.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - poltektegal.ac.idpoltektegal.ac.id/v2012/wp-content/uploads/2015/08/Pedoman... · Peraturan Pemerintah No 32 tentang perubahan atas ... Pencantuman

6

BAB III

ATURAN UMUM

Secara keseluruhan aturan penulisan naskah jurnal sebagai berikut :

a. Jumlah halaman dalam penulisan jurnal Maksimal 8 halaman. Dituliskan dengan

dengan 2 Kolom.

b. Margin kanan 3 cm, kiri 3 cm, bawah 3 cm, atas 3 cm.

c. Setiap sub judul ditulis dengan huruf Times New Roman font 11 dan dicetak tebal

(bold).

d. Jarak antara kalimat akhir di setiap sub judul dengan penulisan sub judul baru

adalah 2 spasi.

e. Alinea baru ditulis menjorok dengan indent-first line 0,75 cm, antar alinea tidak

diberi spasi.

f. Isi teks ditulis dengan huruf Times News Roman ukuran 11pt spasi satu.

g. Kata asing ditulis dengan huruf miring.

h. Semua bilangan ditulis dengan angka, kecuali pada awal kalimat dan bilangan bulat

yang kurang dari sepuluh harus dieja.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - poltektegal.ac.idpoltektegal.ac.id/v2012/wp-content/uploads/2015/08/Pedoman... · Peraturan Pemerintah No 32 tentang perubahan atas ... Pencantuman

7

BAB IV

PENUTUP

Buku Pedoman Penulisan Naskah Jurnal ini adalah buku panduan dalam menulis

naskah jurnal bagi seluruh dosen Politeknik Harapan Bersama Tegal sebagai kegiatan

publikasi penelitian dan pengabdian masyarakat. Buku ini berisi sistematika dan panduan

penulisan naskah jurnal bagi dosen Politeknik Harapan Bersama dalam melakukan

publikasi penelitian dan pengabdian masyarakat di jurnal yang diterbitkan oleh Politeknik

Harapan Bersama. Dengan terbitnya buku ini diharapkan mekanisme serta sistematika

penulisan nasakah jurnal dapat dilaksanakan dengan tepat, efektif dan efisien. Selain itu

juga diharapkan dapat memperlancar pertanggungjawaban administrasi berbagai pihak

terkait dan sama sekali tidak dimaksudkan untuk membatasi kreativitas para penulis dalam

melakukan publikasi penelitian.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - poltektegal.ac.idpoltektegal.ac.id/v2012/wp-content/uploads/2015/08/Pedoman... · Peraturan Pemerintah No 32 tentang perubahan atas ... Pencantuman

8

REFERENSI

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Tata Cara Penulisan Artikel Hibah

Kompetitif Dikti., Jakarta: Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ,

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Dikti

2. Kristanti. Tanti. 2012. Panduan Penulisan Terbitan Berkala Ilmiah “Jurnal Sistem

Informasi, Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

3. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2012. Pedoman Penulisan

Naskah. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Universitas Indonesia, Depok.

4. Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.2015. Pedoman Akreditasi

Terbitan Berkala Ilmiah, Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat,.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI,

Cetakan Pertama, Jakarta.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - poltektegal.ac.idpoltektegal.ac.id/v2012/wp-content/uploads/2015/08/Pedoman... · Peraturan Pemerintah No 32 tentang perubahan atas ... Pencantuman

9

Lampiran 1. Format Jurnal

(1) JUDUL – TIMES NEW ROMAN (12pt) KAPITAL, BOLD (MAKS 20 KATA)

2 spasi

Penulis1,Penulis2, Penulis3 Times New Roman(10pt)-Bold

email: penulis @xxx.xxx Times New Roman(10pt)

DIII/ IV XXXX Politeknik Harapan Bersama Times New Roman(10pt)

Jln. Mataram No.09 Tegal Times New Roman(10pt)

Telp/Fax (0283)352000 Times New Roman(10pt)

Abstrak -Times New Roman(10pt)-Bold

Penulisan abstrak maksimal 200 kata yang mencakup atau terdiri dari masalah, tujuan, metode, dan hasil

yang dituliskan dalam satu paragaraf, dituliskan dengan font Times New Roman ukuran 10pt spasi 1..

Kata kunci : Maksimal 4 kata kunci – Times New Roman(10pt) , italic

1. Pendahuluan

Pendahuluan berisi latar belakang, tinjauan

pustaka secara singkat dan relevan serta

tujuan penelitian di tuliskan dengan font time

new Roman ukuran 11pt spasi satu [1].

2. Metode Penelitian

Isi metode penelitian berisi tentang

kerangka penelitian dan prosedur penelitian

tanpa menggunakan sub bab. Semua tulisan

dalam jurnal menggunakan Times New

Roman (11pt) spasi 1.

3. Hasil dan Pembahasan

Hasil adalah temuan penelitian yang

disajikan tanpa pendapat. Analisa

menguraikan secara tepat dan argumentatif

hasil penelitian dengan teori dan temuan

terdahulu yang relevan. Jika ada tabel atau

gambar dalam hasil dan pembahasan, diketik

dengan spasi 1 ukuran front 10 pt dan diberi

nomor urut sesuai dengan penampilan dalam

teks. Jumlah maksimal tabel atau gambar

dengan judul singkat adalah 6 gambar atau

tabel. [2].

4. Kesimpulan

Kesimpulan menjawab masalah penelitian

tidak melampaui kapasitas temuan.

Kesimpulan berbentuk narasi, logis, dan tepat

guna. Kesimpulan tidak berupa poin-poin.

Ukuran 11pt font Times New Roman.

5. Daftar Pustaka

Rujukan sesuai aturan Vancouver, urut sesuai

dengan pemunculan dalam keseluruhan teks,

dibatasi maksimal 20 rujukan dan

diutamakan rujukan jurnal terkini.

Cantumkan nama belakang penulis dan

inisial nama depan. Maksimal 6 orang,

selebihnya diikuti “dkk (et al).

Daftar pustaka dituliskan dengan

menggunakan huruf Times New Roman

berukuran 11 pts spasi 1.

[1] Munir, Rinaldi, Pengolahan Citra

Digital dengan Pendekatan Algoritmik,

Bandung: Informatika, 2004.

[2] Chandraratne, Comparison of Three

Statistical Texture Measures for Lamb

Grading, First International Conference

on Industrial and Information System,

ICIIS 2006, Sri Lanka, Agustus 2006.

.

Spasi 1

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - poltektegal.ac.idpoltektegal.ac.id/v2012/wp-content/uploads/2015/08/Pedoman... · Peraturan Pemerintah No 32 tentang perubahan atas ... Pencantuman

10

Lampiran 2. Contoh Jurnal

GAMBARAN PENDISTRIBUSIAN VITAMIN A PADA IBU NIFAS

DI BANTUL TIMUR

Ratih Sakti Prastiwi1, Ima Kharimaturrohmah

2

email: [email protected] 1

Politeknik Harapan Bersama, Jalan Mataram No 9 Kota Tegal 52142, Indonesia

Telp (0283) 352000 2

Stikes „Aisyiyah Yogyakarta, Jl. Munir No.204 Serangan Yogyakarta 55262,

Indonesia Telp (0274) 374427

Abstrak

Kekurangan Vitamin A (KVA) dapat mengakibatkan kematian pada anak maupun ibu. Data WHO

menunjukkan 9% kasus kematian anak akibat KVA dan 13% pada ibu. KVA yang ditemukan pada ibu

nifas dapat meningkatkan resiko kejadian infeksi yang dapat mengakibatkan kematian. Dalam

menurunkan resiko KVA, Pemerintah mencanangkan program vitamin A dosis tinggi yang diberikan

kepada bayi, balita dan ibu nifas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi vitamin

A pada ibu nifas Di Bantul Timur. Penelitian ini dilakukan menggunakan survey dskriptif kepada 21

responden bidan praktek mandiri di Bantul dengan membagikan kuesioner serta wawancara mendalam.

Hasil penelitian menunjukkan cakupan pemberian vitamin A dosis tinggi di wilayah Bantul Timur adalah

tinggi (90.48%) namun masih ditemukan 9.52% tidak memberi kapsul vitamin A ibu nifas. Pemberian

kapsul pertama diberikan pada ibu 24 pasca melahirkan sebanyak 100% sedangkan pemberian kapsul

kedua tergolong kecil yaitu 52.63%. Faktor tidak meratanya pemberian kapsul kedua diantaranya adalah

kurangnya ketersediaan kapsul yang dimiliki tenaga kesehatan.

Kata kunci: Vitamin A, Nifas, Bidan

1. Pendahuluan

Kekurangan vitamin A merupakan

kondisi berat yang sering ditemukan pada

anak dan ibu malnutrisi terutama di Negara

berkembang. Estimasi kejadian KVA

adalah 250.000-500.000 anak mlnutrisi

mengalami kebutaan yang disebab KVA1

Resiko KVA bagi ibu antara lain

perdarahan selama persalinan, BBLR,

rentan terkena penyakit infeksi serta

kompilkasi lain yang memungkinkan

berakhir kematian. Pada anak dengan KVA

beresiko mengalami bitot spot. Anak umur

6-72 bulan sangat rentan kekurangan

vitamin A yang kemudian akan beresiko

mengalami xeropthalmia pada anak yang

lebih tua.

WHO mencanangkan strategi

penanggulangan KVA dengan pemberian

kapsul vitamin A dosis tinggi yang

diberikan pada bayi (6-11 bulan), balita (1-

5 tahun) dan ibu nifas. Program pemberian

vitamin A ibu nifas bertujuan

mempertahankan kadar retinol dalam serum

darah dan ASI. ASI merupakan sumber

utama vitamin A untuk melindungi anak

dari penyakit xerophthalmia. Pedoman

nasional merekomendasikan 100% ibu

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - poltektegal.ac.idpoltektegal.ac.id/v2012/wp-content/uploads/2015/08/Pedoman... · Peraturan Pemerintah No 32 tentang perubahan atas ... Pencantuman

11

nifas menerima dua kapsul vitamin A dosis

tinggi 200.000 SI paling lambat 30 hari

pasca melahirkan. Strategi yang

dicanangkan pemerintah menghadapi

pendistribusian vitamin A bagi ibu yang

bersalin di rumah, maka pemerintah

menerapkan distribusi tidak hanya melalui

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

melainkan melalui kader dan bidan desa.2,3,4

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

gambaran distribusi vitamin A pada ibu nifas Di

Bantul Timur.

2. Metode Penelitian

Peneliti menggunakan metode survei

deskriptif dengan melihat gambaran

pendistribusian kapsul Vitamin A 200.000

SI pada ibu nifas di Bidan Praktek Mandiri

wilayah IBI Ranting Timur Cabang Bantul.

Kriteria sampel pada penelitian ini adalah

bidan yang memiliki BPS dan memberikan

layanan persalinan dan ibu nifas, Kriteria

eksklusi sampel antara lain bidan bekerja di

Puskesmas/Rumah Sakit, Pendidikan Bidan

minimal Diploma 1 dan didapatkan sampel

sebanyak 21 responden.

Penelitian dilakukan dengan

membagikan kuesioner dan wawancara

mendalam yang kemudian data dilakukan

analisis menggunakan analisis deskriptif.

3. Hasil dan Pembahasan

Penelitian dilakukan pada 21

responden yang memiliki profesi bidan dan

melakukan praktek mandiri di wilayah

tersebut. Hasil survey menunjukkan bidan

praktek mandiri rata-rata telah memiliki

pendidikan diploma III Kebidanan, dengan

rentang usia 40-50 tahun dan telah

memiliki pengalaman kerja selama 20-30

tahun. Karaketristik responden sangat

mendukung suksesnya program vitamin A

ibu nifas.

Tabel 1. Karakteristik Responden

Karakteristik

Responden jumlah

%

Umur

< 30 tahun 3 14

30-40 tahun 0 0

40-50 tahun 12 57

50 tahun 6 29

Pendidikan

Diploma I 1 5

Diploma III 16 76

Diploma IV 4 19

Lama Kerja

< 20 tahun 6 29

20-30 tahun 12 57

> 30 tahun 3 14

Status

Kepegawaian

Kerja

PNS 18 86

Non PNS 3 14

Pemberian suplemen vitamin A

merupakan salah satu strategi yang efektif

dan banyak dipraktikan untuk mengatasi

KVA di negara berkembang. Pemberian

suplemen vitamin A dapat menurunkan

kejadian 23% kematian pada bayi.

Pemberian vitamin A pada bayi dibawah 6

bulan (berat badan kurang dari 8 kg)

disarankan mendapatkan dosis 100.000 IU

dan atau melalui ASI dengan cara ibu nifas

mengonsumsi suplemen vitamin A 200.000

IU.5 Pangaribuan et al dalam penelitiannya,

vitamin A mempengaruhi kadar

heamogloblin dalam tubuh, KVA dapat

meningkatkan resiko 2/3 lebih tinggi

mengalami anemia pada ibu hamil dan

nifas.6

Penelitian yang dilakukan oleh Gogia

dan Sachdev, vitamin A yang diberikan

kepada ibu nifas tidak memiliki hubungan

yang signifikan dalam mencegah terjadinya

mortalitas pada bayi, dan hanya satu study

yang menunjukkan kurangnya kadar retinol

pada bayi dapat menyebabkan diare dan

ISPA pada bayi hingga umur 6 bulan.

Gogia dan Sachdev dalam penelitiannya

menyebutkan program vitamin A pada ibu

nifas tidak ada pengaruh dalam penurunan

mortalitas dan morbiditas bayi namun dapat

meningkatkan kadar retinol pada bayi

sehingga dapat menurunkan resiko

terjadinya kekurangan vitamin A yang

dapat berakibat pada kejadian blind spot

dan xeropthalmia pada anak.7

Hasil penelitian menunjukkan cakupan

pemberian Vitamin A ibu nifas di wilayah

Bantul Timur tergolong tinggi, sebanyak

90.48% memberikan kapsul vitamin A ibu

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - poltektegal.ac.idpoltektegal.ac.id/v2012/wp-content/uploads/2015/08/Pedoman... · Peraturan Pemerintah No 32 tentang perubahan atas ... Pencantuman

12

nifas baik pada 24 jam pertama maupun

kapsul kedua dimana diberikan sekurang-

kurangnya 30 hari pasca bersalin. Namun

masih ditemukan 9.52% yang tidak

memberikan kapsul vitamin A, tidak

diberikannya kapsul vitamin A pada ibu

nifas dikarenakan responden telah pensiun

dan tidak bekerjasama dengan instansi

kesehatan pemerintah setempat dalam

pengadaan vitamin A untuk BPS-nya.

Ditemukan juga kendala yaitu vitamin A

yang telah kadaluarsa sehingga responden

tidak dapat memberikannya kepada ibu

nifas.

Gambar 1. Diagram Cakupan Pemberian

Kapsul Vitamin A 200.000 SI

Pemerataan pemberian kapsul vitamin

A dilakukan melalui instansi kesehatan,

tenaga kesehatan, kader serta dukun.

Responden umumnya memberikan

Pelayanan ibu nifas hanya di BPS saja,

namun terdapat responden yang turut

bergerak aktif dengan mengikuti kegiatan

di Posyandu dengan bekerjasama dengan

kader maupun dengan home visit. 8

Tabel 2. Pelayanan Kapsul Vitamin A Ibu

nifas

Pelayanan Ibu

Nifas

n %

Tempat Layanan

BPS 17 8

BPS dan

Posyandu

2 10

BPS, Posyandu

dan Home visit

1 5

BPS, Homevisit 1 5

Waktu Pemberian

Kapsul kedua

Tidak

memberikan

9 47

Kunjungan

neonatal pertama

(0-3 hari)

7 37

Kunjungan

neonatal kedua

(3-6 hari)

3 16

Tempat Pemberian

Kapsul Kedua

BPS 7 70

Posyandu 2 20

Home visit 1 10

Ibu nifas umumnya selalu

mendapatkan kapsul vitamin A pertama,

namun saat pemberian kapsul vitamin A

kedua sulit untuk diketahui apakah sudah

mendapatkan atau belum, hal ini

disebabkan karena tidak terdokumentasi

dengan baik sehingga sulit untuk

mendapatkan angka cakupan ibu nifas yang

mendapatkan kapsul vitamin A kedua. Hal

tersebut merupakan acuan tenaga kesehatan

untuk membagikan kapsul vitamin A kedua

secara merata hal ini ditunjukkan dengan

adanya usaha yang dilakukan responden

dengan memberikan kapsul kedua saat

kunjungan di posyandu (20%) serta home

visit (10%).

Upaya mempercepat pencapaian

cakupan distribusi kapsul vitamin A uuntuk

sasaran ibu nifas oleh pemerintah yaitu

menyediakan kapsul vitamin A di tingkat

Posyandu. Ditingkat Posyandu, vitamin A

didapatkan dari Puskesmas dimana Bidan

dan kader memiliki kewajiban dalam

mendistribusikannya.9

Kecilnya angka pendistribusi kapsul

vitamin A bagi ibu nifas di Posyandu

dikarenakan tidak adanya ibu nifas yang

berkunjung ke Posyandu dan sedikitnya

bidan yang hadir. Terdapat 1 responden

yang melakukan home visit, dengan

dilakukannya home visit bidan dapat

memastikan pendistribusian kapsul vitamin

A ibu nifas tepat sasaran. Penelitian terbaru

di Nepal menunjukkan konsumsi vitamin A

setelah bersalin mampu meningkatkan

konsentrasi serum retinol ibu serta

menurunkan penyakit rabun senja.4

Pemberian kapsul kedua dilakukan

52.63% (10 responden) saat kunjungan

neonatal. Saat ibu nifas melakukan

kunjungan neonatal beberapa responden

Series1; Membe

rikan Vit A …

Series1; Tidak

memberi Vit …

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - poltektegal.ac.idpoltektegal.ac.id/v2012/wp-content/uploads/2015/08/Pedoman... · Peraturan Pemerintah No 32 tentang perubahan atas ... Pencantuman

13

memanfaatkan hal tersebut untuk

melakukan pelayanan nifas pada ibu salah

satunya dengan pemberian kapsul kedua.

Sebanyak 36.84% diberikan saat kunjungan

neonatal kedua dan sebanyak 1.58%

melakukan pada saat kunjungan neonatal

kedua.

4. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan cakupan

pemberian vitamin A dosis tinggi di

wilayah Bantul Timur adalah tinggi

(90.48%) namun masih ditemukan 9.52%

tidak memberi kapsul vitamin A ibu nifas.

Pemberian kapsul pertama diberikan pada

ibu 24 pasca melahirkan sebanyak 100%

sedangkan pemberian kapsul kedua

tergolong kecil yaitu 52.63%. Faktor tidak

meratanya pemberian kapsul kedua

diantaranya adalah kurangnya ketersediaan

kapsul yang dimiliki tenaga kesehatan.

Bidan memiliki peran penting dalam

pencapaian cakupan distribusi kapsul

vitamin A dosis tinggi bagi ibu nifas.

Kerjasama yang telah dilakukan oleh

responden membantu ketersediaan vitamin

A sehingga pendistribusian tepat sasaran.

Namun dalam pendistribusiannya masih

banyak yang difokuskan di BPS saja

sedangkan di posyandu maupun home visit

masih rendah sehingga terdapat

kemungkinan ibu nifas hanya mendapatkan

kapsul pertama.

6. Daftar Pustaka

[1] Sinha A. 2011. Vitamin A Deficiency in

Schoolchildren in Urban Central India:

The Central India Children Eye Study.

Archieves of Ophthalmology 129(8),

pp.1095

[2] World Health Organization. 2007.

Country Profile of Woman’s Health and

Development in Indonesia. Jakarta:

Bakti Husada

[3] Gibney, Michael J, et al. 2009. Gizi

Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

[4] Helen Keller Indonesia. 2004. Program

Pemberian kapsul Vitamin A Perlu

Ditingkatkan Agar Bermanfaat untuk

Ibu dan Anak. [online] Availabel at

http://hki-indo.org.id

[5] Akhtar, S., Ahmed, A., Randhawa, M.,

Atukorala, S., Arlappa, N., Ismail, T.

and Ali, Z. 2014. Prevalence of Vitamin

A Deficiency in South Asia: Causes,

Outcomes, and Possible Remedies. J

Health Popul Nutr, 31(4).

[6] Pangaribuan, R., Erhardt J., Scherbaum,

V. and Bielsalski, H. 2003. Vitamin A

Capsule Distribution to Control Vitamin

A Deficiency in Indonesia: Effect of

Supplementation in Pre-school Children

and Compliance with The Programme.

Public Health Nutrition, 6(02).

[7] Goiga, S dan Sachdev H. 2010. Maternal

Postpartum Vitamin A Supplementation

for the Prevention of Mortality and

Morbidity in Infancy: a Systematic

Review of Randomized Controlled

Trials. International Journal of

Epidmiology, 39(5), pp. 1217-1226

[8] Prastiwi, R dan Kharimaturrohmah, I.

2011. Program Pemberian Vitamin A

Pada Ibu Nifas di Bidan Delima Ranting

Timur Cabang Bantul 2010. Karya Tulis

Ilmiah. Yogyakarta: Stikes „Aisyiyah

Yogyakarta

[9] Departemen Kesehatan Direktorat

Jenderal Pembinaan Kesehatan

Masyarakat Direktorat Bina Gizi

Masyarakat.2000. Laporan Penyusunan

Pedoman Pemberian Kapsul Vitamin A

Dosis Tinggi, Jakarta: Bakti Husada,

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - poltektegal.ac.idpoltektegal.ac.id/v2012/wp-content/uploads/2015/08/Pedoman... · Peraturan Pemerintah No 32 tentang perubahan atas ... Pencantuman

14