bab i pendahuluan 1.1. latar belakang · pembaharuan dalam kebijakan pendidikan nasional. sistem...

78
RENJA 2017 DIKPORA Page - 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Alinea 4 dengan dasar itu mengandung arti bahwa setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender. Pemerintah dalam rangka terwujudnya masyarakat Indonesia yang cerdas perlu merumuskan kebijakan pembangunan pendidikan nasional telah membuat kebijakan yang disesuaikan dengan tuntutan regional maupun global yang diselaraskan dengan otonomi daerah.Pemikiran inidirealisasikan dalam Undang - undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjadi dasar kebijakan untuk membangun pendidikan nasional. Berlakunya otonomi daerah mulai tahun 1999 membawa perubahan dan pembaharuan dalam kebijakan pendidikan nasional. Sistem desentralisasi membuka peluang yang sebesar-besarnya bagi Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo untuk memainkan peran aktif dalam pembangunan di bidang pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang ada di daerah Kabupaten Wonosobo. Keberhasilan pembangunan pendidikanakan terlaksana jika program-program didalamnya dilakukan secara terencana, menyeluruh dan konsisten yang dilakukan secara bertahap. Untuk itu Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo dalam rangka membangun pendidikan yang lebih berkualitas dan mencerdaskan kehidupan bangsa, telah menyusun rencana strategis (renstra) pembangunan pendidikan untuk waktu lima (2011-2015) sebagai acuan dan pedoman bagi penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Wonosobo. Renstra Dinas Pendidikan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga disusun dengan mengacu pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Wonosobo tahun 2010- 2015 yang merupakan dokumen perencanaan daerah. Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo tahun 2016 merupakan kebijakan, program dan kegiatan

Upload: others

Post on 20-Feb-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RENJA 2017 DIKPORA Page - 1 -

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan negara yang

tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 Alinea 4 dengan dasar itu mengandung arti bahwa setiap warga negara

Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan

bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender.

Pemerintah dalam rangka terwujudnya masyarakat Indonesia yang cerdas perlu

merumuskan kebijakan pembangunan pendidikan nasional telah membuat kebijakan

yang disesuaikan dengan tuntutan regional maupun global yang diselaraskan dengan

otonomi daerah.Pemikiran inidirealisasikan dalam Undang - undang No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjadi dasar kebijakan untuk

membangun pendidikan nasional.

Berlakunya otonomi daerah mulai tahun 1999 membawa perubahan dan

pembaharuan dalam kebijakan pendidikan nasional. Sistem desentralisasi membuka

peluang yang sebesar-besarnya bagi Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Wonosobo untuk memainkan peran aktif dalam pembangunan di

bidang pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang ada di daerah

Kabupaten Wonosobo.

Keberhasilan pembangunan pendidikanakan terlaksana jika program-program

didalamnya dilakukan secara terencana, menyeluruh dan konsisten yang dilakukan

secara bertahap. Untuk itu Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Wonosobo dalam rangka membangun pendidikan yang lebih berkualitas

dan mencerdaskan kehidupan bangsa, telah menyusun rencana strategis (renstra)

pembangunan pendidikan untuk waktu lima (2011-2015) sebagai acuan dan pedoman

bagi penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Wonosobo. Renstra Dinas Pendidikan

Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga disusun dengan mengacu pada dokumen Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Wonosobo tahun 2010-

2015 yang merupakan dokumen perencanaan daerah.

Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Wonosobo tahun 2016 merupakan kebijakan, program dan kegiatan

RENJA 2017 DIKPORA Page - 2 -

pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh Dinas Pendidikan, Kebudayaan,

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo maupun dengan partisipasi masyarakat

Kabupaten Wonosobo. Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud meliputi

program dan kegiatan yang sedang berjalan, kegiatan alternatif atau baru, indikator

kinerja dan kelompok sasaran yang menjadi bahan utama Rencana Kerja Dinas

Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo. Beberapa

program dan kegiatan disusun guna merespon program dan kebijakan pemerintah

pusat utamanya terkait dengan peningkatkan akses dan kualitas pendidikan

Implementasi Kurikulum 2013. Masih perlu upaya-upaya yang sinergis terkait dengan

pelatihan fasilitator, implikasi terhadap peserta didik serta sistem monitoring dan

evaluasi implementasi Kurikulum 2013. Rancangan Rencana Kerja Dinas Pendidikan,

Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo tahun 2016 dibahas dalam

forum Satuan Kerja Perangkat Daerah yang diselenggarakan bersama antar pemangku

kepentingan untuk menentukan prioritas kegiatan pembangunan. Dokumen Rencana

Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo

tahun 2015 merupakan dokumen rencana pembangunan yang berjangka waktu 1

(satu) tahun yang disusun berdasarkan pada Rencana Strategi Dinas Pendidikan,

kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo tahun 2016-2021 serta

dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo

tahun 2016 dan sebagai pelaksanaan dari RPJMD Kabupaten Wonosobo tahun 2016-

2021 dengan visi : “ Terselenggaranya layanan prima pendidikan, pemuda dan olahraga

untuk membentuk insan yang cerdas komprehensif dan kompetitif”. Adapun misi Dinas

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo adalah meningkatkan

pelayanan sosial dasar untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat . Tujuan

pembangunan pendidikan adalah mendukung pembangunan masyarakat untuk lebih

maju dan lebih sejahtera dengan salah satu upaya pencapaian pemenuhan kebutuhan

dasar terkait dengan peningkatan daya tampung dan peningkatan mutu pendidikan.

1.2. Landasan Hukum

Dasar hukum Rencana Kerja SKPD Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan

Olahraga

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo Tahun 2015 adalah sebagai berikut:

RENJA 2017 DIKPORA Page - 3 -

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indoesia Nomor 4355);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan

Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara

Repubik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4574);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4438);

8. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4586);

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

RENJA 2017 DIKPORA Page - 4 -

10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587)sebagaimana telah diubah beberapa kaliterakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5679);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575 );

14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 140, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi Dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Penataan Struktur Organisasi

dan Tata Kerja di Lingkungan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4741);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2007 tentang Wajib Belajar (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4863);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2007 tentang Pendanaan Pendidikan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4864);

RENJA 2017 DIKPORA Page - 5 -

19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

20. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daeah Kabupaten Wonosobo Tahun 2005-2025 Daerah Kabupaten

Wonosobo Tahun 2011 – 2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun

2010 Nomor 3 Seri E Nomor 1);

21. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2011 – 2015 (Lembaran Daerah

Kabupaten Wonosobo Tahun 2011 Nomor 1);

22. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah

Pemerintah Kabupaten Wonosobo (Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun

2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 4);

23. Peraturan Bupati Wonosobo No. 46 Tahun 2014 tentang Tugas Pokok, Fungsi,

rincian Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pendidikan,

Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo (Berita Daerah

Kabupaten Wonosobo Tahun 2014 Nomor 46).

1.3. Maksud dan tujuan

Rencana Kerja ini disusun dengan maksud untuk digunakan sebagai acuan

dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta sebagai tolak ukur pencapaian kinerja

dalam kurun waktu 1 (satu) tahun dengan memperhatikan dan memuat prioritas

daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2016 dan pagu indikatif belanja langsung serta

mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang dijadikan dasar sebagai

penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)

Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2017.

Tujuan Rencana Kerja SKPD Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Wonosobo tahun 2016 adalah :

1. Sebagai dokumen perencanaan tahunan sebagai upaya pencapaian renstra 2011-

2015.

2. Sebagai indikator pengukuran kinerja tahunan bagi Dinas Pendidikan Kebudayaan,

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo.

RENJA 2017 DIKPORA Page - 6 -

3. Sebagai dasar bagi masyarakat dan stakeholder untuk berpartisipasi aktif dalam

pembangunan pendidikan di Kabupaten Wonosobo.

4. Sebagai dasar bagi masyarakat dan stakeholder dalam melakukan pengawasan atas

kinerja Dinas Pendidikan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Wonosobo

1.4. Sistematika Penulisan Renja

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Landasan Hukum

1.3. Maksud dan Tujuan

1.4. Sistematikan Penulisan

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD

2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

2.3. Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

2.4. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD

2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM dan KEGIATAN

3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD

3.3. Program dan Kegiatan

BAB IV PENUTUP

RENJA 2017 DIKBUDPORA - 7 -

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA

DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

KABUPATEN WONOSOBO

TAHUN 2016

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5587) dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438), pemerintahan

daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas

otonomi dan tugas pembantuan. Otonomi daerah merupakan hak, wewenang dan kewajiban

daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri kepentingan masyarakat setempat

menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo

merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mempunyai tugas

melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendidikan berdasarkan asas otonomi dan

tugas pembantuan. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo No. 3 Tahun 2014

tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Wonosobo (Lembaran Daerah

Kabupaten Wonosobo Tahun 2014 Nomor 4) dilatarbelakangi oleh besarnya potensi sumber

daya manusia yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan pembangunan masyarakat untuk

lebih maju dan lebih sejahtera dengan salah satu upaya pencapaian pemenuhan kebutuhan dasar

terkait dengan peningkatan daya tampung dan peningkatan mutu pendidikan sehingga

membentuk insan yang cerdas komprehensif dan kompetitif.

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja (Renja) Tahun 2016 serta Capaian Rencana

Strategis (Renstra) Tahun 2016-2021

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, setiap

dokumen perencanaan harus dievaluasi dalam pelaksanaannya. Terlebih untuk menjamin

tercapainya sasaran dan prioritas yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Oleh karena itu Renja Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Wonosobo Tahun 2015 juga memuat evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan yang

telah ditetapkan dalam Renja Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun 2015. Evaluasi

RENJA 2017 DIKBUDPORA - 8 -

tersebut meliputi 3 (tiga) hal, yaitu kebijakan perencanaan program & kegiatan, pelaksanaan

rencana program & kegiatan serta hasil rencana program & kegiatan.

Sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2015 Dinas Pendidikan

Kebudayaan Pemuda dan Olahraga berkewajiban untuk mencapai target-target tersebut sebagai

bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan maupun

kegagalan organisasi dalam upaya pencapaian sasaran strategisnya dan juga sebagai bahan

evaluasi akuntabilitas kinerja, maka diperlukan suatu gambaran tentang capaian-capaian kinerja

tersebut. Berikut disampaikan hasil capaian kinerja Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Wonosobo. Kinerja Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Wonosobo tahun 2015 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran yang

dilaksanakan melalui berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

Total anggaran belanja Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga tahun 2016

adalah Rp 738.451.351.232 proporsi untuk belanja langsung sebesar Rp. 70.028.648.600 dan

belanja tidak langsung senilai Rp. 518.016.852.573. Anggaran belanja langsung yang terealisasi

sampai bulan Desember 2016 adalah Rp. 67.366.525.399 sehingga daya serap anggaran

langsung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga sampai bulan Desember 2015 adalah 95.8

%. Sehingga total anggaran yang terealisasi Rp. 586.098.335.228 atau 79.37 %

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga bertanggung jawab atas 12 (dua belas) program di

bidang pendidikan, Kebudayaan, kepemudaan dan olahraga:

1. Program Pendidikan Anak Usia Dini

2. Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun

3. Program Pendidikan Menengah

4. Program Pendidikan Non Formal

5. Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

6. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

7. Program Penataan Peguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfatan tanah

8. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan

9. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga

10. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

11. Program Peningkatan Pengembangan sistim Pelaporan Asset Daerah

12. Program Pengembangan Nilai Seni dan Buda

Terdapat 2 (dua) Program/Kegiatan yang merupakan anggaran belanja langsung di luar urusan

pendidikan, Kebudayaan, kepemudaan dan olahraga yang mendukung kinerja Dinas

Pendidikan, Kebudayaan Pemuda dan Olahraga yaitu :

1. Program Administrasi Pelayanan Perkantoran

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo

berkewajiban untuk merealisasikan target-target kinerja secara bertahap setiap tahunnya

RENJA 2017 DIKBUDPORA - 9 -

sehingga capaian kinerja program tersebut dapat berkontribusi dalam upaya merealisasikan

tujuan instansi dan pencapaian sasaran strategis. Berikut tabel yang menguraikan capaian

kinerja dari masing-masing program tersebut sebagai bentuk tanggung jawab Dinas Pendidikan

Kebudayaan Pemuda dan Olahraga dalam upaya pencapaian target kinerja:

10

2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

Situasi yang terurai di atas mengakibatkan beberapa sektor program dan kegiatan belum

dapat mencapai target kinerja sebagaimana yang telah ditentukan dalam Renstra

maupun Renja Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga sebagaimana

uraian berikut :

a. Pada satuan pendidikan PAUD, terdapat 2 (dua) jenis layanan PAUD berdasarkan

jenjang usia layanan yaitu 0-4 tahun dan 4-6 tahun. Sedangkan pencapaian Kinerja

yang tercermin dalam Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD untuk jenis layanan

anak usia 0-4 tahun pada Tahun 2016 sudah memenuhi target sebagaimana

ditetapkan dalam Renstra Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Wonosobo. Namun demikian terdapat kenaikan APK PAUD dari tahun

2015 sebesar 1,66%. Kenaikan ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah anak

yang mengikuti pendidikan di PAUD untuk usia 0-4 tahun (Kelompok Bermain,

Pos PAUD, Satuan PAUD Sejenis, yang berada di semua kecamatan se- Kabupaten

Wonosobo. Hal ini didukung pula dengan adanya peningkatan PAUD Formal yang

terakreditasi. Peningkatan APK ini merupakan cerminan dari upaya yang dilakukan

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo

dalam melakukan advokasi dan sosialisasi dengan bekerjasama dengan kelompok

masyarakat, desa, kelompok PKK

untukmemberikanpemahamankepadamasyarakatterlebih mengenai arti pentingnya

pendidikan bagi anak-anak sebelum memasuki pendidikan dasar.

b. Capaian Angka Partisipasi Murni pada jenjang SD/MI mengalami kenaikan dari

tahun sebelumnya. Pada jenjang SD naik sebesar 1,26%. Pada jenjang SMP juga

mengalami kenaikan sebesar 5,32%. Situasi ini merupakan bentuk perhatian dan

kerja keras dari seluruh stakholder terkait. Semua sektor harus mampu bekerjasama

11

dengan baik, untuk mendukung siswa-siswa lulusan SD untuk melanjutkan di

jenjang SMP sederajat. APK merupakan indikator yang menunjukkan tingkat

partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan

indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah

di masing-masing jenjang pendidikan. APK jenjang Pendidikan Dasar bisa

dikatakan telah mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten

Wonosobo. Capaian APK SD/MI sebesar 107,38% dapat dimaknai meningkatnya

kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan disertai sukses program Kejar

Paket A. Capaian APK SMP/MTs baru mencapai 96,31%. Situasi ini perlu direspon

melalui kerjasama lintas pihak dalam memotivasi masyarakat untuk

menyekolahkan anak-anaknya dan meningkatkan kualitas hidupnya melalui

pendidikan. Pada sisi lain masih terdapat anak-anak yang tidak dapat melanjutkan

pendidikan atau putus sekolah. Data yang ada menunjukkan masih terdapat angka

putus sekolah di jenjang SD sebesar 0,18% dan 0,64% di jenjang SMP. Pada

jenjang SD dan SMP terdapat kenaikan Angka Putus Sekolah, hal ini perlu

penanganan yang lebih serius dari semua pihak terkait untuk mengatasi

permasalahan ini, hal ini juga mengindikasikan bahwa Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) dan juga Bantuan Siswa Miskin dari pemerintah pusat untuk

menekan Angka Putus Sekolah belum bermanfaat secara maksimal. Persentase

minimal kelulusan jenjang SD/MI, telah mencapai target yang ditetapkan. RPJMD

menetapkan 99,25% kelulusan tingkat SD/MI, realisasi 100% siswa SD/MI yang

mengikuti ujian Nasional berhasil lulus. Di jenjang SMP/MTs, kelulusan belum

mencapai target RPJMD dan mengalami penurunan dibanding tahun 2015. Angka

melanjutkan dari jenjang SD/ MI ke jenjang SMP/MTs mengalami penurunan

dibandingkan tahun 2015, namun demikian kondisi ini tetap menuntut adanya

12

upaya yang lebih intens dengan melibatkan multi sektor untuk meningkatkan

motivasi siswa melanjutkan sekolah ke jenjang SMP/MTs. Pemerintah Kabupaten

Wonosobo juga perlu menyusun strategi dalam implementasi Pendidikan

Menengah Universal (PMU) yang merupakan program pemerintah pusat dan

merupakan rintisan wajib belajar 12 tahun

c. Secara umum bahwa kinerja di bidang pendidikan menengah sudah mampu

mencapai apa yang ditetapkan dalam RPJMD. Namun demikian, terdapat kenaikan

yang cukup signifikan yaitu di pencapaian Persentase ruang kelas SMA yang

memenuhi standar Nasional Pendidikan dan angka partisipasi sekolah penduduk

usia 16-18 tahun. Hal ini memberikan ilustrasi kepada pemerintah daerah agar terus

berupaya untuk meningkatkan partisipasi anak dalam melanjutkan pendidikan

menengah melalui perluasan akses dan mutu pendidikan menengah, stimulasi-

stimulasi baik bantuan biaya sekolah maupun pengembangan perluasan wawasan

dan motivasi kepada anak dan orang tua perihal manfaat melanjutkan studi.

Pemerintah Kabupaten Wonosobo diharap untuk melakukan evaluasi dan perlu

menetapkan strategi dalam implementasi Pendidikan Menengah Universal (PMU)

yang merupakan program pemerintah pusat yang merupakan rintisan wajib belajar

12 tahun serta perlu adanya upaya yang melibatkan multi sektor dan stakeholders

pendidikan guna meningkatkan motivasi belajar dijenjang SMA/MA/SMK.

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan kepada siswa SMA/MA/SMK

dan juga DAK bidang pendidikan menengah menjadi stimulan bagi siswa-siswa

untuk melanjutkan atau menyelesaikan studi di pendidikan menengah. Di samping

itu program bantuan untuk siswa dari keluarga miskin diluncurkan dari pemerintah

pusat langsung ke rekening siswa yang bersangkutan. Bantuan Siswa Miskin

merupakan program Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa

13

miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin

memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak, mencegah putus sekolah,

menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi

kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran, mendukung, serta membantu kelancaran

program sekolah.

d. Tujuan Program Pendidikan Non Formal adalah meningkatnya pemerataan, akses,

mutu, relevansi, daya saing Pendidikan Non Formal, dan Informal. Layanan PNF

berupaya untuk meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan

kecakapan hidup, kursus dan pelatihan dan pendidikan kewirasusahaan yang

bermutu dan berdaya saing serta relevan dengan kebutuhan pemberdayaan

masyarakat, dunia usaha dan dunia industri, khususnya bagi penduduk putus

sekolah dalam dan antar jenjang sehingga dapat bekerja dan atau berusaha secara

produktif, mandiri dan profesional.

Berbagai kegiatan diselenggarakan guna mencapai tujuan penyelenggaraan PNF.

Kegiatan Keaksaraan Lanjutan yang bertujuan untuk pelestarian melek aksara

dilaksanakan oleh 13 lembaga, Kegiatan dilaksanakan di masing-masing kelompok

belajar atau tempat yang disepakati warga belajar dengan bentuk kegiatan berupa

pembelajaran keaksaraan melalui kegiatan usaha mandiri. Melalui kegiatan ini

diharapkan warga belajar mendapatkan tambahan penghasilan, sehingga mereka

mampu hidup mandiri dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Kursus kewirausahaan desa adalah sebagai upaya pemerintah memberikan

kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan bagi warga masyarakat pasca buta

aksara, pengangguran agar berkesempatan memperoleh pekerjaan berbasis potensi

desa. Bentuk kegiatan meliputi sosialisasi, advokasi, kursus pelatihan

kewirausahaan serta pengembangan usaha. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah

14

warga belajar memiliki kewirausahaan sesuai dengan kemampuannya dan sumber

daya alam disekitarnya dan mandiri.

Sejalan dengan program Pemerintah Jawa Tengah, kegiatan desa vokasi menjadi

salah satu upaya untuk mengembangkan sumberdaya manusia dan lingkungan yang

dilandasi oleh nilai-nilai budaya dengan memanfaatkan potensi lokal sekaligus

diberikan penguatan untuk stimulasi dan dukungan kelompok-kelompok belajar

usaha agar dapat melestarikan dan mengembangan secara lebih luas melalui

aktivitas bentuk kegiatan berupa pembinaan manajemen desa vokasi, ekspo produk

dan pemasaran produk. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi

pengangguran usia produktif dan hidup mandiri. Lembaga Kursus dan Lembaga

Pelatihan merupakan satuan pendidikan Non Formal seperti yang tertera dalam

pasal 26 ayat (4) UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pasal tersebut menjelaskan bahwa Kursus dan Pelatihan diselenggarakan bagi

masyarakat yang memerlukan pengetahuan, ketrampilan, kecakapan hidup dan

sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,

dan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Terkait dengan hal

tersebut Pemerintah Kabupaten Wonosobo memberikan fasilitasi bantuan berupa

Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Non Formal, Penguatan Lembaga

PNF, Kursus dan Pelatihan di Satuan Pendidikan Non Formal Negeri dan Fasilitasi

Belanja Tidak Langsung Bantuan Keuangan Bidang Pendidikan.

Sementara itu ada beberapa kegiatan Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2016 yang tidak dapat dilaksanakan dikarenakan Status Badan

Hukumnya belum jelas diantaranya Bantuan kursus kewirausahaan desa,

Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ( PKBM ), Bantuan failitasi

penguatan kelembagaan /LKP untuk akreditasi, Bantuan Fasilitasi Penguatan

15

Manajemen Desa Vokasi, Bantuan Fasilitasi Keaksaraan Dasar, Bantuan Fasilitasi

Keaksaraan Lanjutan, Bantuan Kelompok Belajar Usaha (KBU) Desa Vokasi dan

Bantuan fasilitasi rintisan Taman Bacaan Masyarakat ( TBM ) desa vokasi.

e. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan adalah mutu pendidik

dan tenaga kependidikan. Peningkatan kapasitas dan kompetensi pendidik

dilakukan salah satunya dalam kerangka pemenuhan Standar Minimal Pelayanan

(SPM) yang salah satunya menyebutkan bahwa standar kualifikasi pendidik adalah

S1/D4. Untuk memotivasi guru yang belum memenuhi kualifikasi tersebut dan saat

ini sedang menempuh pendidikan, diberikan subsidi studi lanjut untuk pendidik

formal dan pendidik PAUD.

Setiap tahun diadakan pem ilihan guru berprestasi dan pengawas berdedikasi secara

berjenjang mulai tingkat Kabupaten, Provinsi dan Nasional. Kabupaten

mengadakan seleksi untuk menentukan guru yang mewakili ke tingkat provinsi

sehingga terpilih wakil guru prestasi untuk jenjang TK, SD, SMP, SLTA, tutor PNF

ke provinsi. Melalui pemilihan ini diharapkan dapat menambah minat guru untuk

berkompetisi dan meningkatkan kinerja dalam kerangka profesionalitas guru.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan Bantuan Keuangan melelaui

Pemerintah Kabupaten Wonosobo berupa, Bantuan Pengelolaan Penilaian Angka

Kredit dan Sertifikasi Pendidik , Bantuan Kesejahteraan Pendidik Wiyata Bhakti

Pendidikan Formal, dan Bantuan Kesejahteraan Pendidik PAUD.

Sementara itu Pemerintah Kabupaten Wonosobo menganggarkan dana untuk

kegiatan Workshop Penyusunan Pedoman Pengelolaan PAUD, Peningkatan

Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD, Peningkatan Kompetensi

Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP, Peningkatan Kompetensi Pendidik dan

Tenaga Kependidikan SMA/SMK, Peningkatan Mutu Layanan terhadap Pendidik

16

dan Tenaga Kependidikan, serta Peningkatan Mutu dan Kualitas Pendidik

PAUDNI. Realisasi anggaran dari Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan mencapai 96,6% dari pagu anggaran sebesar Rp 6.204.807.000,00.

f. Program Manajemen Layanan Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan tata

kelola dan pencitraan publik pada penyelenggaraan pendidikan. Kegiatan yang

dilakukan pada Tahun 2016berasal dari Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi

Jawa Tengah berupa Bantuan Fasilitasi Penyelenggaraan UN dan UNPK, Bantuan

Manajemen Pendataan Pendidikan dan Pembelajaran Wisata Edukasi.

Sementara dana Bantuan dari Pemerintah Kabupaten Wonosobo direalisasikan

dalam bentuk Fasilitasi Dewan Pendidikan Daerah, Peningkatan Kapasitas SDM

Karyaawan Dinas Dikpora Kab. Wonosobo, Fasilitasi Evaluasi dan Monitoring

Pelaksanaan Kegiatan Belanja Langsung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga,

Optimalisasi Manajemen Informasi dan Pendataan Pendidikan, System Informasi

Manajemen Sekolah Terintegrasi Berbasis TIK, Penguatan Pendidikan Inklusi,

Akreditasi Sekolah, Kemitraan Wajib Belajar 12 Tahun, Festival Pendidikan

Teknologi dsn Informasi (Pajak Rokok) serta Seleksi Calon Penilik

PAUD/Pengawas TK dan Kepala TK.

Program ini mampu merealisasikan 100% dari anggaran Rp. 1.285.589.000,00.

Peningkatan pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dilakukan melalui

monitoring dan evaluasi pelaksanaan BOS di sekolah-sekolah.

Sebagai bagian dari pelayanan terhadap sekolah sebagai salah satu konsumen dari

Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo,

diselenggarakan kegiatan Workshop Pendataan Pendidikan Dasar dengan sasaran

seluruh SD dan SMP se Kabupaten Wonsoobo. Pendataan Pendidikan Dasar

merupakan program pemerintah pusat dimana setiap sekolah diwajibkan untuk

17

melengkapi seluruh data komponen sekolah. Kelengkapan data tersebut

menentukan kelayakan seorang pendidik untuk mendapatkan tunjangan profesi dan

juga menentukan besaran dana BOS dan sarana prasana yang akan diterima oleh

sekolah.

g. Program Pendidikan Berkelanjutan yang didukung oleh anggaran Bantuan

Keuangan Provinsi Jawa Tengah dengan jenis kegiatan Fasilitasi Pembinaan

Nasionalisme dan Karakter Bangsa Melalui Jalur Pendidikan bertujuan untuk

menanamkan dan mengembangkan rasa nasionalisme dan kebanggaan terhadap

Bangsa dan Negara. Kegiatan ini dilakukan di sekolah-sekolah yang menjadi

piloting dengan sasaran guru dan murid.

h. Program ini merupakan sebagian urusan pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak yang didanai dari Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Wonosobo. Implementasi dari urusan ini diwujudkan dalam

bentuksosialisasi dan advokasi PUG bidang pendidikan, pelatihan vocal point

dengan sasaran pengambil kebijakan pendidikan tingkat kabupaten, kecamatan dan

satuan pendidikan formal dan non formal.

i. Pembangunan pemuda dan olahraga mempunyai peran strategis dalam mendukung

peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Pemuda

memiliki peran aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan

dalam segala aspek pembangunan. Sementara itu, olahraga memiliki peran untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh, menanamkan

nilai moral, akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat persatuan dan

kesatuan.

18

Namun dalam pelaksanaan pembangunan urusan kepemudaan dan olahraga masih

dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yaitu antara lain :

1) Masih terbatasnya peran serta pemuda sebagai kekuatan moral, kontrolsosial,

dan

agen perubahan;

2) Masih terbatasnya kepedulian pemuda terhadap lingkungan dan masyarakat;

3) Masih rendahnya tingkat partisipasi pemuda dalam organisasi kepemudaan;

4) Belum optimalnya pengembangan potensi pemuda dalam kepemimpinan,

kepeloporan, dan kewirausahaan.

Sementara itu permasalahan dalam pembangunan olahraga antara lain:

1) Masih rendahnya budaya dan prestasi olahraga;

2) Masih terbatasnya sarana olahraga yang representative;

3) Terbatasnya upaya pembibitan atlet unggulan;

4) Belum optimalnya pengembangan cabang olahraga unggulan di daerah;

5) Masih minimnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya arti berolahraga;

6) Merubah mine set masyarakat bahwa olahraga sesuatu yang mahal yang hanya

bisa dilakukan oleh kalangan menengah keatas.

j. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur menyerap anggaran dengan

nilai anggaran Rp 512.000.000,00, mampu terserap sebesar 98,29% adapun jenis

kegiatannya meliputi Pengadaan Sarana Dan Prasarana Kantor dan Rehabilitasi

Sedang/Berat Gedung Kantor,

Pemerintah Kabupaten Wonosobo menganggarkan dana untuk program penataan

penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah sebesar Rp

300.000.000,00 untuk satu paket, pengadaan tanah yang akan digunakan untuk

SMKN 2 Wonosobo.

19

k. Program yang dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo ini mampu

menyerap100% dari anggaran sebesar Rp. 520.000.000,00. Kegiatan Program

Pengembangan Nilai Seni dan Budaya meliputi Fasilitasi Pentas Seni Di TMII

Jakarta, Pentas Seni Di RRI Purwokerto, Parade Seni Dalam Rangka HUT Jawa

Tengah, Pentas Seni Hari Jadi Wonosobo Dan Mbirat Sengkolo, Apresiasi Seni

Pelajar, Fasilitasi Pelaku Seni dan Budaya, Pengembangan dan Pelestarian

Kesenian Tradisional Bundengan (Pajak Rokok), serta Promosi Budaya Melalui

Film Surga Menanti.

l. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Asset daerah ini bertujuan

untuk menginventarisir dan melaporkan aset kepemilikan Pemerintah Kabupaten

Wonosobo yang pengadaannya dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kebudayaan

Pemuda dan Olahraga.

Kegiatan ini mampu menyerap anggaran sebesar 100% dari total anggaran Rp

200.000.000,00.

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Asset daerah ini bertujuan

untuk menginventarisir dan melaporkan aset kepemilikan Pemerintah Kabupaten

Wonosobo yang pengadaannya dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kebudayaan

Pemuda dan Olahraga.

Kegiatan ini mampu menyerap anggaran sebesar 100% dari total anggaran Rp

200.000.000,00.

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan

Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo

20

Dalam Nawacita yang merupakan visi dan misi Pemerintah, terutama dalam bidang

pendidikan, ditegaskan bahwa yang menjadi prioritas adalah meningkatkan kualitas

pendidikan, meningkatkan daya saing, dan melakukan revolusi karakter bangsa.

Rencana tersebut lalu direalisisasikan dalam beberapa prioritas tindakan.

1. menata kembali kurikulum pendidikan nasional, yang akan berlandaskan kepada

budi pekerti dan Pendidikan Kewarganegaraan, hal tersebut diyakini bisa menjadi

modal untuk melakukan revolusi karakter manusia Indonesia.

Beberapa muatan yang akan menjadi fokus utama adalah pengajaran sejarah

pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme, cinta tanah air, semangat bela

negara, dan budi pekerti.

2. Evaluasi terhadap model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional,

termasuk didalamnya Ujian Nasional.

3. Menjaga muatan kurikulum tetap mengakomodir aspek muatan nasional dan

aspek muatan local, dalam rangka menumbuh-kembangkan pemahaman filosofi

Bhinneka Tunggal Ika.

4. pendidikan Dasar harus terdiri dari 70 % berisi mengenai budi pekerti dan untuk

pendidikan tinggi 60 % politeknik dan 40 % sains.

5. Meningkatkan kesejahteraan kaum guru dengan jalan meningkatkan tunjangan

fungsional, pemberian asuransi yang menjamin keselamatan kerja, dan fasilitas

yang memadai untuk pengembangan promosi kepangkatan dan karir.

6. Pemerataan fasilitas pendidikan antara wilayah terpencil dengan wilayah lainnya.

Dan ketujuh, distribusi guru yang merata, sehingga akan meminimalisir

kesenjangan kualitas pendidikan.

21

Isu-isu strategis pembangunan pendidikan di Kabupaten Wonosobo antara lain adalah

sebagai berikut :

a. Pemerataan, akses dan mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) antara lain:

Masih perlu upaya secara integratif untuk meningkatkan pemahaman

masyarakat terhadap PAUD bagi pengembangan potensi anak (Golden Age);

Perlu adanya peningkatan kapasitas kelembagaan dan sarana prasarana

PAUD;

belum terpenuhinya rasio ideal pendidik PAUD : peserta didik;

belum tersedianya standar pengelolaan/manajemen PAUD.

b. Pemerataan, akses dan mutu Pendidikan Dasar antara lain:

Masih terdapat kelompok masyarakat yang belum menyadari pentingnya

pendidikan dasar sehingga menimbulkan permasalahan di angka capaian

wajar dikdas sembilan tahun

Masih terdapat sekolah yang belum memenuhi standar sarana prasarana

Pendidikan Dasar;

Rasio ideal pendidik Dikdas : peserta didik yang masih perlu dievaluasi

Perlu adanya review tentang pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

(MBS);

Mendorong pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar

Diperlukan grand desain dengan untuk lingkup Kabupaten Wonosobo

mengenai Implementasi Kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar

c. Pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing Pendidikan Menengah:

permasalahan ekonomi pada sebagian masyarakat yang berdampak pada

angka putus sekolah;

22

Perlu upaya secara integratif dari stakeholder pendidikan untuk memberikan

pemahaman kepada orang tua dan masyarakat tentang arti pentingnya

pendidikan menengah

Masih terdapat sekolah yang belum memenuhi standar sarana prasarana

Pendidikan Menengah;

Perlu adanya evaluasi mengenai pendidikan kompetensi yang

diselenggarakan oleh sekolah menengah kejuruan untuk meningkatkanlinks

and match antara sekolah dengan dunia usaha dan industri;

Diperlukan evaluasi mengenai rasio ideal pendidik Dikmen : peserta didik;

Optimalisasi pembinaan kesiswaan terkait dengan pendidikan karakter siswa;

Belum terpenuhinya standar nasional pendidikan menengah;

Diperlukan grand desain dengan untuk lingkup Kabupaten Wonosobo

mengenai Implementasi Kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar

d. Pemerataan, akses, mutu dan relevansi serta daya saing Pendidikan Non Formal:

Masyarakat belum terlalu memberikan apresiasi masyarakat terhadap

Pendidikan Non Formal;

Belum terpenuhinya standar sarana prasarana Pendidikan Non Formal;

Permasalahan mutu pada pendidikan non formal;

Belum tersedianya standar pengelolaan/manajamen Pendidikan Non Formal.

e. Kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya mengelola pembelajaran:

Distribusi pendidik dan tenaga kependidikan;

Masih terdapat pendidik belum memenuhi standar kualifikasi pendidikan

S1/D4;

Masih terdapat pendidik belum bersertifikat pendidik;

23

Terbatasnya aktivitas dan media pengembangan profesi pendidik dan tenaga

kependidikan;

Diperlukan sistem penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan secara

menyeluruh

f. Belum optimalnya tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik dalam

penyelenggaraan pendidikan, yang disebabkan oleh:

belum diterapkannya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2000 pada Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pemuda dan Olahraga;

belum optimalnya penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang

mendukung realisasi manajemen pendidikan yang transparan dan akuntabel;

belum optimalnya pengendalian internal dalam pelaksanaan pembangunan

pendidikan.

g. Belum optimalnya pendidikan berkelanjutan yang disebabkan oleh:

belum optimalnya pembinaan kesiswaan terkait dengan pemantapan nilai-

nilai nasionalisme pada semua jenis dan jenjang satuan pendidikan;

belum optimalnya pendidikan budi pekerti yang berorientasi pada

pengembangan nilai-nilai kejujuran dan pembentukan karakter mulia pada

semua jenis dan jenjang satuan pendidikan;

belum optimalnya pengembangan pengarusutamaan gender bidang

pendidikan;

h. Perlu adanya muatan materi pembelajaran sesuai tantangan perkembangan zaman

untuk menyiapkan mental peserta didik, yang terintegrasi dalam mata pelajaran

yang sesuai, seperti muatan keagamaan, budaya menabung, cinta lingkungan,

moral kejujuran/antikorupsi.

24

Dengan posisi alokasi anggaran Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Wonosobo yang sudah melebihi dari 20% APBD, maka dapat disimpulkan

bahwa alokasi ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang antara lain menyebutkan :

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu

2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh

sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar

3. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia

Dari sisi teknis administratif perlu dikemukakan beberapa kendala pelaksanaan

kegiatan selama rentang waktu setahun, yaitu:

1. Kegiatan banyak yang bersumber dana dari pusat dan provinsi, sehingga

pelaksanaannya sangat tergantung pada telah diterimanya dana di kas daerah.

Sebelum itu daerah tidak bisa menyediakan dana untuk kegiatan lebih dahulu.

2. Keterbatasan jumlah personel, dibandingkan dengan jumlah kegiatan, dengan

berbagai kemampuan yang beragam.

3. Keterlambatan juknis kegiatan tertentu dari pusat/provinsi terlambat atau mungkin

petunjuk yang ada masih bersifat umum dan perlu dijabarkan lebih teknis pada

tingkat kabupaten.

4. Kegiatan tertentu perlu disinkronisasi pelaksanaannya dengan tatakelola kegiatan

daerah/ APBD, prosesnya perlu waktu yang cukup dan rumit.

5. Kegiatan tertentu memang diagendakan pada semester II, mengingat pada semester

I pada tingkat sekolah lebih berkonsentrasi kegiatan ujian nasional.

25

Beberapa kendala tersebut mengakibatkan sebagian besar kegiatan baru terlaksana pada

semester II bahkan triwulan terakhir. Meskipun demikian telah diupayakan untuk

meningkatkan konsolidasi dalam pelaksanaan kegiatan demi tercapainya kinerja yang

diharapkan.

Adapun upaya dan kebijakan urusan pendidikan yang dilakukan untuk permasalahan

urusan pendidikan tersebut antara lain :

a. Kebijakan pendidikan dasar sembilan tahun sesuai dengan komitmen yang

dilakukan baik terkait kebijakan nasional maupun kesepakatan internasional tetap

menjadi prioritas pemerintah daerah kabupaten Wonosobo melalui program dan

kegiatan yang mengarah ke capaian kinerja pendidikan dasar utamanya terkait

dengan akses dan mutu pendidikan. Untuk langkah ke depan, guna memastikan

pelayanan pendidikan dasar, akan dilakukan pengukuran dan pendokumentasian

capaian SPM pendidikan dasar secara lebih terstruktur dan terintegrasi dalam satu

instrumen.

b. Perluasan akses pendidikan menengah dengan penambahan ruang kelas untuk

meningkatkan daya tampung dan juga peningkatan mutu dan relevansi pendidikan

melalui kegiatan-kegiatan yang menopang. Untuk Tahun 2015 terkait dengan

kebijakan Pendidikan Menengah Universal (Rintisan Wajib Belajar Pendidikan

12 Tahun) telah dianggarkan Dana Alokasi Khusus Pendidikan Menengah dan

Bantuan Operasional Sekolah tingkat Sekolah Menengah yang telah dimulai sejak

tahun 2012. Dan Sehubungan dengan terbitnya UU Nomor 23 Tahun 2014

26

tentang Pemerintah Daerah yang mengatur kaitanya dengan Pendidikan

Menengah yang menjadi Kewenangan Provinsi maka Dinas Pendidikan

Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo sudah mempersiapkan

untuk pengalihan Pendidikan menengah sesuai kewenangan yang tercantum

dalam undang- undang.

c. Pendidikan non formal (Kejarpaket A, B dan C) dilaksanakan untuk

memberikankesempatanuntukmemperolehpendidikan bagi mereka yang putus

sekolah.disampingitupendidikankewirausahaandanlifeskillmelaluipembentukankel

ompok-kelompokusahamandiriperluditingkatkanjangkauannya.

d. Mengupayakan penekanan biaya personalia dan non personalia melalui Bantuan

Operasional Sekolah, Beasiswa Miskin (untuk tingkat SD/SMP) serta Beasiswa

Keluarga Kurang Mampu (SMA/SMK).

e. Mendorong peran orang tua dalam memberikan motivasi kepada anak untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk selanjutnya pada

tahun 2013 semua stakeholders pendidikan melakukan upaya terintegrasi untuk

menumbuhkan minat anak untuk melanjutkan sekolah dan juga memotivasi orang

tua untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang lebih tinggi.

f. Melanjutkan program kegiatan yang belum dapat dilaksanakan di Tahun 2015

pada Tahun 2016 sesuai dengan aturan maupun petunjuk

teknis yang berlaku serta terus meningkatkan komunikasi baik

internal Eksekutif, Legislatif, maupun dengan Provinsi dan Pusat.

2.4. Review terhadap rancangan awal RKPD

27

Review terhadap rancangan awal RKPD tahun 2016 sudah sesuai dengan hasil

analisis kebutuhan yang didasarkan pada program yang telah disesuaikan berdasarkan

Renstra Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo

Tahun 2016-2021.

Berdasarkan analisis tersebut maka ditetapkan program rancangan awal rencana

kerja yang meliputi Program Administrasi Pelayanan PerkantoranProgram Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur, Program Pendidikan Anak Usia Dini,Program Wajib

Belajar Pendidikan Sembilan Tahun, Program Pendidikan Menengah, Program

Pendidikan Non Formal, Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga

Kependidikan, Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, Program Penataan

Peguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfatan tanah, Program Peningkatan Peran

Serta Kepemudaan, Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga, Program

Pengembangan Wawasan Kebangsaan, Program Peningkatan Pengembangan sistim

Pelaporan Asset Daerah, Program Pengembangan Nilai Seni dan Budaya

Beberapa kegiatan PAUD dirasakan sangat perlu mengingat pertumbuhan

PAUD di Kabupaten Wonosobo sudah relatif membaik, namun pada setiap PAUD

masih minim fasilitas seperti mebeler, APE (Alat Peraga Edukatif) dan perlengkapan

lainnya bahkan ada beberapa PAUD yang membutuhkan Pembangunan dan Rehabilitasi

Ruang Kelas.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka hal tersebut sangat

diprioritaskan pada tahun 2016.

Pada Program Pendidikan Wajar Sembilan Tahun lebih memperioritaskan pada

pembangunan ruang kelas baru, rehabilitasi baik berat maupun sedang, pembangunan

Ruang Perpustakaan pengadaan alat laboratorium, alat kesenian serta alat pembelajaran

lainnya, disamping pembangunan beberapa gedung perpustakaan, rehabilitasi ruang

28

kelas rusak serta penggantian mebeleir siswa juga memprioritaskan kegiatan Pembinaan

Kelembagaan sekolah dan Manajemen sekolah dengan penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar untuk menjamin mutu Rencana Kerja Dinas

Pendidikan Kebudayaa, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo Tahun 2016

pendidikan kepada tenaga pendidik, serta kegiatan Pembinaan minat, bakat dan

kreativitas siswa.

Untuk Program Pendidikan Menengah lebih fokus pada pembangunan Sekolah,

peningkatan mutu Pendidkan dan Pembinaan minat bakat dan kreativitas siswa serta

pemenuhan prasarana sekolah diantaranya media pembelajaran dan sarana dan

prasarana proses pembelajaran bagi siswa juga ada beberapa kegiatan fisik yaitu

penambahan ruang kelas baru dan rehabilitasi rusak berat.

Program Pendidikan Non Formal lebih diprioritaskan pada tersedianya sarana

prasarana Gedung PAUD, kegiatan Pembinaan Pendidikan Kursus dan kelembagaan,

Penyediaan sarana dan prasarana Pendidikan Non Formal, Penguatan Lembaga

Pendidikan Non Formal, dan kegiatan Penyelenggaran Ujian Nasional Kesetaraan Paket

A, paket B dan Paket C.

2.5. Penelaahan Usulan Program dan kegiatan Masyarakat

Berdasarkan telaahan program usulan dari berbagai pihak (stake-holder)

pendidikan mengenai berbagai isu pendidikan, maka program Peningkatan Akses dan

peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritas utama di samping program fisik. Hal ini

didasarkan dari kualitas mutu pendidikan yang belum merata pada setiap sekolah.

Mengingat terbatasnya sumber daya daerah, maka penetapan agenda dan

prioritas pembangunan daerah Tahun 2016 harus dapat mengoptimalkan pemanfaatan

29

sumber daya (resources) yang ada untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan. Arah

kebijakan dan prioritas pembangunan tahun 2015 disusun dengan beberapa

pertimbangan berikut:

1. Memiliki dampak yang signifikan, terukur dan dirasakan manfaatnya secara

langsung oleh masyarakat;

2. Mekanisme dan prosedur pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

3. Sesuai dan sejalan dengan Visi, Misi, program Daerah yang telah dituangkan dalam

RPJMD Kabupaten Wonosobo Tahun 2016-2021.

30

BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

KABUPATEN WONOSOBO

3.1.Telaah terhadap Kebijakan Nasional

Tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

secara fungsiona terkait dengan kebijakan nasional yang meliputi tiga aspek strategis

yaitu perluasan akses, peningkatan mutu dan relevansi serta penguatan tatakelola,

transparansi, akuntabilitas pengelolaan pendidikan. Ketiganya terintegrasi dalam semua

program pendidikan yang berkelanjutan.

Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Wonosobo merupakan bagian integral dari sistem perencanaan pembangunan nasional,

sistem perencanaan pembangunan provinsi serta sistem perencanaan pembangunan

Kabupaten Wonosobo. Oleh karena itu Rencana Kerja Dinas Pendidikan Kebudayaan,

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo mengacu pada Rencana Strategis Dinas

Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga dengan berpedoman pada Rencana Kerja

Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Sehingga dapat dikatakan bahwa Rencana Kerja

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga. Dari aspek kelembagaan juga ada

sinergis antara pengelola tingkat pusat, provinsi dan kabupaten untuk secara bersama-

sama melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja yang ditetapkan.

Dalam hal pembiayaan kegiatan, dana dari pusat menempati porsi yang lebih besar

31

daripada yang berasal dari daerah. Meskipun semua dana tersebut masuk lewat kas

daerah dan sebagai pendapatan daerah untuk pembiayaan kegiatan pembangunan daerah.

Dalam hal pengelolaan kegiatan perlu dicermati dan sinkronisasi target kinerja nasional,

provinsi dan daerah serta waktu pelaksanaannya. Selama ini kegiatan pembangunan

pendidikan efektif berjalan pada semester II tahun anggaran bahkan menumpuk pada

triwulan akhir tahun. Hal ini mengakibatkan kinerja pelaksanaannya kurang optimal.

3.2.Tujuan dan sasaran Renja SKPD

1. Tujuan

Tujuan dari penyusunan Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Wonosobo tahun 2016 adalah :

a. Menerjemahkan Rencana Strategis Dinas Pendidikan, Kebudayan, Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Wonosobo Tahun 2011-2015 dalam Program/Kegiatan

Prioritas Dinas Pendidikan, Kebudayan, Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran

2016

b. Merupakan pedoman dalam Pelaksanaan Program/Kegiatan Dinas Pendidikan,

Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2016

c. Mencapai standar penyelenggaran PAUD.

d. Penuntasan wajib belajar 9 tahun.

e. Rintisan Pendidikan Menengah Universal (Wajib belajar 12 tahun).

f. Optimalisasi PNF dalam menunjang pendidikan sekolah

g. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik.

h. Pembinaan kesiswaan

32

i. Optimalisasi manajemen pelayanan pendidikan.

j. Pengembangan pendidikan berkelanjutan.

2. Sasaran

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Dinas Pendidikan

Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Pemuda Kabupaten Wonosobo dan merupakan

penjabaran konkret dari tujuan yang telah ditetapkan.

Sasaran pembangunan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

tersebut, adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya pemerataan akses, mutu dan tata kelola serta pencitraan publik

pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

b. Meningkatnya pemerataan akses, mutu dan tatakelola serta pencitraan publik

pada jenjang pendidikan Dasar.

c. Meningkatnya pemerataan akses, mutu, relevansi dan tata kelola serta

pencitraan publik pada jenjang pendidikan menengah.

d. Meningkatnya pemerataan akses, mutu, relevansi dan tatakelola serta

pencitraan publik pada jenjang Pendidikan Non formal.

e. Meningkatnya mutu pendidik dan tenaga kependidikan.

f. Meningkatnya tata kelola dan pencitraan publik pada penyelenggaraan

pendidikan.

g. Terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender bidang pendidikan dan

meningkatnya nasionalisme bidang pendidikan.

h. Meningkatnya pembinaan kepemudaan dan keolahragaan.

i. Menigkatnya pengembangan seni budaya pelajar

33

j. Berkembangnya materi pembelajaran pendidikan agama, budaya menabung

dan nilai kejujuran/ anti korupsi .

3.3.Program dan Kegiatan

Program adalah himpunan dari beberapa kegiatan yang nyata, terpadu dan sistematis

yang akan dilaksanakan oleh elemen-elemen yang terdapat dan menjadi bagian dari suatu

organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran. Dalam menetapkan program dan

kegiatan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga mengacu pada :

a. Pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo

b. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Tahun 2010 yang telah diubah dengan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal

Pendidikan Dasar)

c. Pencapaian Standar Nasional Pendidikan dan Millenium Development Goals

(MDGs)

d. Pengentasan Kemiskinan

e. Pemenuhan Pilar Pendidikan Nasional

1

2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

Situasi yang terurai di atas mengakibatkan beberapa sektor program dan kegiatan belum

dapat mencapai target kinerja sebagaimana yang telah ditentukan dalam Renstra

maupun Renja Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga sebagaimana

uraian berikut :

a. Pada satuan pendidikan PAUD, terdapat 2 (dua) jenis layanan PAUD berdasarkan

jenjang usia layanan yaitu 0-4 tahun dan 4-6 tahun. Sedangkan pencapaian Kinerja

yang tercermin dalam Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD untuk jenis layanan

anak usia 0-4 tahun pada Tahun 2016 sudah memenuhi target sebagaimana

ditetapkan dalam Renstra Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Wonosobo. Namun demikian terdapat kenaikan APK PAUD dari tahun

2015 sebesar 1,66%. Kenaikan ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah anak

yang mengikuti pendidikan di PAUD untuk usia 0-4 tahun (Kelompok Bermain,

Pos PAUD, Satuan PAUD Sejenis, yang berada di semua kecamatan se- Kabupaten

Wonosobo. Hal ini didukung pula dengan adanya peningkatan PAUD Formal yang

terakreditasi. Peningkatan APK ini merupakan cerminan dari upaya yang dilakukan

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo

dalam melakukan advokasi dan sosialisasi dengan bekerjasama dengan kelompok

masyarakat, desa, kelompok PKK

untukmemberikanpemahamankepadamasyarakatterlebih mengenai arti pentingnya

pendidikan bagi anak-anak sebelum memasuki pendidikan dasar.

b. Capaian Angka Partisipasi Murni pada jenjang SD/MI mengalami kenaikan dari

tahun sebelumnya. Pada jenjang SD naik sebesar 1,26%. Pada jenjang SMP juga

mengalami kenaikan sebesar 5,32%. Situasi ini merupakan bentuk perhatian dan

kerja keras dari seluruh stakholder terkait. Semua sektor harus mampu bekerjasama

2

dengan baik, untuk mendukung siswa-siswa lulusan SD untuk melanjutkan di

jenjang SMP sederajat. APK merupakan indikator yang menunjukkan tingkat

partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan

indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah

di masing-masing jenjang pendidikan. APK jenjang Pendidikan Dasar bisa

dikatakan telah mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten

Wonosobo. Capaian APK SD/MI sebesar 107,38% dapat dimaknai meningkatnya

kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan disertai sukses program Kejar

Paket A. Capaian APK SMP/MTs baru mencapai 96,31%. Situasi ini perlu direspon

melalui kerjasama lintas pihak dalam memotivasi masyarakat untuk

menyekolahkan anak-anaknya dan meningkatkan kualitas hidupnya melalui

pendidikan. Pada sisi lain masih terdapat anak-anak yang tidak dapat melanjutkan

pendidikan atau putus sekolah. Data yang ada menunjukkan masih terdapat angka

putus sekolah di jenjang SD sebesar 0,18% dan 0,64% di jenjang SMP. Pada

jenjang SD dan SMP terdapat kenaikan Angka Putus Sekolah, hal ini perlu

penanganan yang lebih serius dari semua pihak terkait untuk mengatasi

permasalahan ini, hal ini juga mengindikasikan bahwa Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) dan juga Bantuan Siswa Miskin dari pemerintah pusat untuk

menekan Angka Putus Sekolah belum bermanfaat secara maksimal. Persentase

minimal kelulusan jenjang SD/MI, telah mencapai target yang ditetapkan. RPJMD

menetapkan 99,25% kelulusan tingkat SD/MI, realisasi 100% siswa SD/MI yang

mengikuti ujian Nasional berhasil lulus. Di jenjang SMP/MTs, kelulusan belum

mencapai target RPJMD dan mengalami penurunan dibanding tahun 2015. Angka

melanjutkan dari jenjang SD/ MI ke jenjang SMP/MTs mengalami penurunan

dibandingkan tahun 2015, namun demikian kondisi ini tetap menuntut adanya

3

upaya yang lebih intens dengan melibatkan multi sektor untuk meningkatkan

motivasi siswa melanjutkan sekolah ke jenjang SMP/MTs. Pemerintah Kabupaten

Wonosobo juga perlu menyusun strategi dalam implementasi Pendidikan

Menengah Universal (PMU) yang merupakan program pemerintah pusat dan

merupakan rintisan wajib belajar 12 tahun

c. Secara umum bahwa kinerja di bidang pendidikan menengah sudah mampu

mencapai apa yang ditetapkan dalam RPJMD. Namun demikian, terdapat kenaikan

yang cukup signifikan yaitu di pencapaian Persentase ruang kelas SMA yang

memenuhi standar Nasional Pendidikan dan angka partisipasi sekolah penduduk

usia 16-18 tahun. Hal ini memberikan ilustrasi kepada pemerintah daerah agar terus

berupaya untuk meningkatkan partisipasi anak dalam melanjutkan pendidikan

menengah melalui perluasan akses dan mutu pendidikan menengah, stimulasi-

stimulasi baik bantuan biaya sekolah maupun pengembangan perluasan wawasan

dan motivasi kepada anak dan orang tua perihal manfaat melanjutkan studi.

Pemerintah Kabupaten Wonosobo diharap untuk melakukan evaluasi dan perlu

menetapkan strategi dalam implementasi Pendidikan Menengah Universal (PMU)

yang merupakan program pemerintah pusat yang merupakan rintisan wajib belajar

12 tahun serta perlu adanya upaya yang melibatkan multi sektor dan stakeholders

pendidikan guna meningkatkan motivasi belajar dijenjang SMA/MA/SMK.

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan kepada siswa SMA/MA/SMK

dan juga DAK bidang pendidikan menengah menjadi stimulan bagi siswa-siswa

untuk melanjutkan atau menyelesaikan studi di pendidikan menengah. Di samping

itu program bantuan untuk siswa dari keluarga miskin diluncurkan dari pemerintah

pusat langsung ke rekening siswa yang bersangkutan. Bantuan Siswa Miskin

merupakan program Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa

4

miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin

memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak, mencegah putus sekolah,

menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi

kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran, mendukung, serta membantu kelancaran

program sekolah.

d. Tujuan Program Pendidikan Non Formal adalah meningkatnya pemerataan, akses,

mutu, relevansi, daya saing Pendidikan Non Formal, dan Informal. Layanan PNF

berupaya untuk meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan

kecakapan hidup, kursus dan pelatihan dan pendidikan kewirasusahaan yang

bermutu dan berdaya saing serta relevan dengan kebutuhan pemberdayaan

masyarakat, dunia usaha dan dunia industri, khususnya bagi penduduk putus

sekolah dalam dan antar jenjang sehingga dapat bekerja dan atau berusaha secara

produktif, mandiri dan profesional.

Berbagai kegiatan diselenggarakan guna mencapai tujuan penyelenggaraan PNF.

Kegiatan Keaksaraan Lanjutan yang bertujuan untuk pelestarian melek aksara

dilaksanakan oleh 13 lembaga, Kegiatan dilaksanakan di masing-masing kelompok

belajar atau tempat yang disepakati warga belajar dengan bentuk kegiatan berupa

pembelajaran keaksaraan melalui kegiatan usaha mandiri. Melalui kegiatan ini

diharapkan warga belajar mendapatkan tambahan penghasilan, sehingga mereka

mampu hidup mandiri dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Kursus kewirausahaan desa adalah sebagai upaya pemerintah memberikan

kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan bagi warga masyarakat pasca buta

aksara, pengangguran agar berkesempatan memperoleh pekerjaan berbasis potensi

desa. Bentuk kegiatan meliputi sosialisasi, advokasi, kursus pelatihan

kewirausahaan serta pengembangan usaha. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah

5

warga belajar memiliki kewirausahaan sesuai dengan kemampuannya dan sumber

daya alam disekitarnya dan mandiri.

Sejalan dengan program Pemerintah Jawa Tengah, kegiatan desa vokasi menjadi

salah satu upaya untuk mengembangkan sumberdaya manusia dan lingkungan yang

dilandasi oleh nilai-nilai budaya dengan memanfaatkan potensi lokal sekaligus

diberikan penguatan untuk stimulasi dan dukungan kelompok-kelompok belajar

usaha agar dapat melestarikan dan mengembangan secara lebih luas melalui

aktivitas bentuk kegiatan berupa pembinaan manajemen desa vokasi, ekspo produk

dan pemasaran produk. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi

pengangguran usia produktif dan hidup mandiri. Lembaga Kursus dan Lembaga

Pelatihan merupakan satuan pendidikan Non Formal seperti yang tertera dalam

pasal 26 ayat (4) UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pasal tersebut menjelaskan bahwa Kursus dan Pelatihan diselenggarakan bagi

masyarakat yang memerlukan pengetahuan, ketrampilan, kecakapan hidup dan

sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,

dan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Terkait dengan hal

tersebut Pemerintah Kabupaten Wonosobo memberikan fasilitasi bantuan berupa

Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Non Formal, Penguatan Lembaga

PNF, Kursus dan Pelatihan di Satuan Pendidikan Non Formal Negeri dan Fasilitasi

Belanja Tidak Langsung Bantuan Keuangan Bidang Pendidikan.

Sementara itu ada beberapa kegiatan Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2016 yang tidak dapat dilaksanakan dikarenakan Status Badan

Hukumnya belum jelas diantaranya Bantuan kursus kewirausahaan desa,

Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ( PKBM ), Bantuan failitasi

penguatan kelembagaan /LKP untuk akreditasi, Bantuan Fasilitasi Penguatan

6

Manajemen Desa Vokasi, Bantuan Fasilitasi Keaksaraan Dasar, Bantuan Fasilitasi

Keaksaraan Lanjutan, Bantuan Kelompok Belajar Usaha (KBU) Desa Vokasi dan

Bantuan fasilitasi rintisan Taman Bacaan Masyarakat ( TBM ) desa vokasi.

e. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan adalah mutu pendidik

dan tenaga kependidikan. Peningkatan kapasitas dan kompetensi pendidik

dilakukan salah satunya dalam kerangka pemenuhan Standar Minimal Pelayanan

(SPM) yang salah satunya menyebutkan bahwa standar kualifikasi pendidik adalah

S1/D4. Untuk memotivasi guru yang belum memenuhi kualifikasi tersebut dan saat

ini sedang menempuh pendidikan, diberikan subsidi studi lanjut untuk pendidik

formal dan pendidik PAUD.

Setiap tahun diadakan pem ilihan guru berprestasi dan pengawas berdedikasi secara

berjenjang mulai tingkat Kabupaten, Provinsi dan Nasional. Kabupaten

mengadakan seleksi untuk menentukan guru yang mewakili ke tingkat provinsi

sehingga terpilih wakil guru prestasi untuk jenjang TK, SD, SMP, SLTA, tutor PNF

ke provinsi. Melalui pemilihan ini diharapkan dapat menambah minat guru untuk

berkompetisi dan meningkatkan kinerja dalam kerangka profesionalitas guru.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan Bantuan Keuangan melelaui

Pemerintah Kabupaten Wonosobo berupa, Bantuan Pengelolaan Penilaian Angka

Kredit dan Sertifikasi Pendidik , Bantuan Kesejahteraan Pendidik Wiyata Bhakti

Pendidikan Formal, dan Bantuan Kesejahteraan Pendidik PAUD.

Sementara itu Pemerintah Kabupaten Wonosobo menganggarkan dana untuk

kegiatan Workshop Penyusunan Pedoman Pengelolaan PAUD, Peningkatan

Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD, Peningkatan Kompetensi

Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP, Peningkatan Kompetensi Pendidik dan

Tenaga Kependidikan SMA/SMK, Peningkatan Mutu Layanan terhadap Pendidik

7

dan Tenaga Kependidikan, serta Peningkatan Mutu dan Kualitas Pendidik

PAUDNI. Realisasi anggaran dari Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan mencapai 96,6% dari pagu anggaran sebesar Rp 6.204.807.000,00.

f. Program Manajemen Layanan Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan tata

kelola dan pencitraan publik pada penyelenggaraan pendidikan. Kegiatan yang

dilakukan pada Tahun 2016berasal dari Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi

Jawa Tengah berupa Bantuan Fasilitasi Penyelenggaraan UN dan UNPK, Bantuan

Manajemen Pendataan Pendidikan dan Pembelajaran Wisata Edukasi.

Sementara dana Bantuan dari Pemerintah Kabupaten Wonosobo direalisasikan

dalam bentuk Fasilitasi Dewan Pendidikan Daerah, Peningkatan Kapasitas SDM

Karyaawan Dinas Dikpora Kab. Wonosobo, Fasilitasi Evaluasi dan Monitoring

Pelaksanaan Kegiatan Belanja Langsung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga,

Optimalisasi Manajemen Informasi dan Pendataan Pendidikan, System Informasi

Manajemen Sekolah Terintegrasi Berbasis TIK, Penguatan Pendidikan Inklusi,

Akreditasi Sekolah, Kemitraan Wajib Belajar 12 Tahun, Festival Pendidikan

Teknologi dsn Informasi (Pajak Rokok) serta Seleksi Calon Penilik

PAUD/Pengawas TK dan Kepala TK.

Program ini mampu merealisasikan 100% dari anggaran Rp. 1.285.589.000,00.

Peningkatan pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dilakukan melalui

monitoring dan evaluasi pelaksanaan BOS di sekolah-sekolah.

Sebagai bagian dari pelayanan terhadap sekolah sebagai salah satu konsumen dari

Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo,

diselenggarakan kegiatan Workshop Pendataan Pendidikan Dasar dengan sasaran

seluruh SD dan SMP se Kabupaten Wonsoobo. Pendataan Pendidikan Dasar

merupakan program pemerintah pusat dimana setiap sekolah diwajibkan untuk

8

melengkapi seluruh data komponensekolah. Kelengkapan data tersebut menentukan

kelayakan seorang pendidik untuk mendapatkan tunjangan profesi dan juga

menentukan besaran dana BOS dan sarana prasana yang akan diterima oleh

sekolah.

g. Program Pendidikan Berkelanjutan yang didukung oleh anggaran Bantuan

Keuangan Provinsi Jawa Tengah dengan jenis kegiatan Fasilitasi Pembinaan

Nasionalisme dan Karakter Bangsa Melalui Jalur Pendidikan bertujuan untuk

menanamkan dan mengembangkan rasa nasionalisme dan kebanggaan terhadap

Bangsa dan Negara. Kegiatan ini dilakukan di sekolah-sekolah yang menjadi

piloting dengan sasaran guru dan murid.

h. Program ini merupakan sebagian urusan pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak yang didanai dari Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Wonosobo. Implementasi dari urusan ini diwujudkan dalam

bentuksosialisasi dan advokasi PUG bidang pendidikan, pelatihan vocal point

dengan sasaran pengambil kebijakan pendidikan tingkat kabupaten, kecamatan dan

satuan pendidikan formal dan non formal.

i. Pembangunan pemuda dan olahraga mempunyai peran strategis dalam mendukung

peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Pemuda

memiliki peran aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan

dalam segala aspek pembangunan. Sementara itu, olahraga memiliki peran untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh, menanamkan

nilai moral, akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat persatuan dan

kesatuan.

9

Namun dalam pelaksanaan pembangunan urusan kepemudaan dan olahraga masih

dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yaitu antara lain :

1) Masih terbatasnya peran serta pemuda sebagai kekuatan moral, control sosial,

dan

agen perubahan;

2) Masih terbatasnya kepedulian pemuda terhadap lingkungan dan masyarakat;

3) Masih rendahnya tingkat partisipasi pemuda dalam organisasi kepemudaan;

4) Belum optimalnya pengembangan potensi pemuda dalam kepemimpinan,

kepeloporan, dan kewirausahaan.

Sementara itu permasalahan dalam pembangunan olahraga antara lain:

1) Masih rendahnya budaya dan prestasi olahraga;

2) Masih terbatasnya sarana olahraga yang representative;

3) Terbatasnya upaya pembibitan atlet unggulan;

4) Belum optimalnya pengembangan cabang olahraga unggulan di daerah;

5) masih minimnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya arti berolahraga;

6) merubah mine set masyarakat bahwa olahraga sesuatu yang mahal yang hanya

bisa dilakukan oleh kalangan menengah keatas.

j. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur menyerap anggaran dengan

nilai anggaran Rp 512.000.000,00, mampu terserap sebesar 98,29% adapun jenis

kegiatannya meliputi Pengadaan Sarana Dan Prasarana Kantor dan Rehabilitasi

Sedang/Berat Gedung Kantor,

Pemerintah Kabupaten Wonosobo menganggarkan dana untuk program penataan

penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah sebesar Rp

300.000.000,00 untuk satu paket, pengadaan tanah yang akan digunakan untuk

SMKN 2 Wonosobo.

10

k. Program yang dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo ini mampu

menyerap100% dari anggaran sebesar Rp. 520.000.000,00. Kegiatan Program

Pengembangan Nilai Seni dan Budaya meliputi Fasilitasi Pentas Seni Di TMII

Jakarta, Pentas Seni Di RRI Purwokerto, Parade Seni Dalam Rangka HUT Jawa

Tengah, Pentas Seni Hari Jadi Wonosobo Dan Mbirat Sengkolo, Apresiasi Seni

Pelajar, Fasilitasi Pelaku Seni dan Budaya, Pengembangan dan Pelestarian

Kesenian Tradisional Bundengan (Pajak Rokok), serta Promosi Budaya Melalui

Film Surga Menanti.

l. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Asset daerah ini bertujuan

untuk menginventarisir dan melaporkan aset kepemilikan Pemerintah Kabupaten

Wonosobo yang pengadaannya dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kebudayaan

Pemuda dan Olahraga.

Kegiatan ini mampu menyerap anggaran sebesar 100% dari total anggaran Rp

200.000.000,00.

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Asset daerah ini bertujuan

untuk menginventarisir dan melaporkan aset kepemilikan Pemerintah Kabupaten

Wonosobo yang pengadaannya dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kebudayaan

Pemuda dan Olahraga.

Kegiatan ini mampu menyerap anggaran sebesar 100% dari total anggaran Rp

200.000.000,00.

11

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan

Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo

Dalam Nawacita yang merupakan visi dan misi Pemerintah, terutama dalam bidang

pendidikan, ditegaskan bahwa yang menjadi prioritas adalah meningkatkan kualitas

pendidikan, meningkatkan daya saing, dan melakukan revolusi karakter bangsa.

Rencana tersebut lalu direalisisasikan dalam beberapa prioritas tindakan.

1. menata kembali kurikulum pendidikan nasional, yang akan berlandaskan kepada

budi pekerti dan Pendidikan Kewarganegaraan, hal tersebut diyakini bisa menjadi

modal untuk melakukan revolusi karakter manusia Indonesia.

Beberapa muatan yang akan menjadi fokus utama adalah pengajaran sejarah

pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme, cinta tanah air, semangat bela

negara, dan budi pekerti.

2. Evaluasi terhadap model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional,

termasuk didalamnya Ujian Nasional.

3. Menjaga muatan kurikulum tetap mengakomodir aspek muatan nasional dan

aspek muatan local, dalam rangka menumbuh-kembangkan pemahaman filosofi

Bhinneka Tunggal Ika.

4. pendidikan Dasar harus terdiri dari 70 % berisi mengenai budi pekerti dan untuk

pendidikan tinggi 60 % politeknik dan 40 % sains.

12

5. Meningkatkan kesejahteraan kaum guru dengan jalan meningkatkan tunjangan

fungsional, pemberian asuransi yang menjamin keselamatan kerja, dan fasilitas

yang memadai untuk pengembangan promosi kepangkatan dan karir.

6. Pemerataan fasilitas pendidikan antara wilayah terpencil dengan wilayah lainnya.

Dan ketujuh, distribusi guru yang merata, sehingga akan meminimalisir

kesenjangan kualitas pendidikan.

Isu-isu strategis pembangunan pendidikan di Kabupaten Wonosobo antara lain adalah

sebagai berikut :

a. Pemerataan, akses dan mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) antara lain:

Masih perlu upaya secara integratif untuk meningkatkan pemahaman

masyarakat terhadap PAUD bagi pengembangan potensi anak (Golden Age);

Perlu adanya peningkatan kapasitas kelembagaan dan sarana prasarana

PAUD;

belum terpenuhinya rasio ideal pendidik PAUD : peserta didik;

belum tersedianya standar pengelolaan/manajemen PAUD.

b. Pemerataan, akses dan mutu Pendidikan Dasar antara lain:

Masih terdapat kelompok masyarakat yang belum menyadari pentingnya

pendidikan dasar sehingga menimbulkan permasalahan di angka capaian

wajar dikdas sembilan tahun

Masih terdapat sekolah yang belum memenuhi standar sarana prasarana

Pendidikan Dasar;

Rasio ideal pendidik Dikdas : peserta didik yang masih perlu dievaluasi

Perlu adanya review tentang pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah

(MBS);

13

Mendorong pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar

Diperlukan grand desain dengan untuk lingkup Kabupaten Wonosobo

mengenai Implementasi Kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar

c. Pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing Pendidikan Menengah:

permasalahan ekonomi pada sebagian masyarakat yang berdampak pada

angka putus sekolah;

Perlu upaya secara integratif dari stakeholder pendidikan untuk memberikan

pemahaman kepada orang tua dan masyarakat tentang arti pentingnya

pendidikan menengah

Masih terdapat sekolah yang belum memenuhi standar sarana prasarana

Pendidikan Menengah;

Perlu adanya evaluasi mengenai pendidikan kompetensi yang

diselenggarakan oleh sekolah menengah kejuruan untuk meningkatkanlinks

and match antara sekolah dengan dunia usaha dan industri;

Diperlukan evaluasi mengenai rasio ideal pendidik Dikmen : peserta didik;

Optimalisasi pembinaan kesiswaan terkait dengan pendidikan karakter siswa;

Belum terpenuhinya standar nasional pendidikan menengah;

Diperlukan grand desain dengan untuk lingkup Kabupaten Wonosobo

mengenai Implementasi Kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar

d. Pemerataan, akses, mutu dan relevansi serta daya saing Pendidikan Non Formal:

Masyarakat belum terlalu memberikan apresiasi masyarakat terhadap

Pendidikan Non Formal;

Belum terpenuhinya standar sarana prasarana Pendidikan Non Formal;

Permasalahan mutu pada pendidikan non formal;

14

Belum tersedianya standar pengelolaan/manajamen Pendidikan Non Formal.

e. Kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya mengelola pembelajaran:

Distribusi pendidik dan tenaga kependidikan;

Masih terdapat pendidik belum memenuhi standar kualifikasi pendidikan

S1/D4;

Masih terdapat pendidik belum bersertifikat pendidik;

Terbatasnya aktivitas dan media pengembangan profesi pendidik dan tenaga

kependidikan;

Diperlukan sistem penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan secara

menyeluruh

f. Belum optimalnya tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik dalam

penyelenggaraan pendidikan, yang disebabkan oleh:

belum diterapkannya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2000 pada Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pemuda dan Olahraga;

belum optimalnya penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang

mendukung realisasi manajemen pendidikan yang transparan dan akuntabel;

belum optimalnya pengendalian internal dalam pelaksanaan pembangunan

pendidikan.

g. Belum optimalnya pendidikan berkelanjutan yang disebabkan oleh:

belum optimalnya pembinaan kesiswaan terkait dengan pemantapan nilai-

nilai nasionalisme pada semua jenis dan jenjang satuan pendidikan;

belum optimalnya pendidikan budi pekerti yang berorientasi pada

pengembangan nilai-nilai kejujuran dan pembentukan karakter mulia pada

semua jenis dan jenjang satuan pendidikan;

15

belum optimalnya pengembangan pengarusutamaan gender bidang

pendidikan;

h. Perlu adanya muatan materi pembelajaran sesuai tantangan perkembangan zaman

untuk menyiapkan mental peserta didik, yang terintegrasi dalam mata pelajaran

yang sesuai, seperti muatan keagamaan, budaya menabung, cinta lingkungan,

moral kejujuran/antikorupsi.

Dengan posisi alokasi anggaran Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Wonosobo yang sudah melebihi dari 20% APBD, maka dapat disimpulkan

bahwa alokasi ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang antara lain menyebutkan :

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu

2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh

sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar

3. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia

Dari sisi teknis administratif perlu dikemukakan beberapa kendala pelaksanaan

kegiatan selama rentang waktu setahun, yaitu:

1. Kegiatan banyak yang bersumber dana dari pusat dan provinsi, sehingga

pelaksanaannya sangat tergantung pada telah diterimanya dana di kas daerah.

Sebelum itu daerah tidak bisa menyediakan dana untuk kegiatan lebih dahulu.

2. Keterbatasan jumlah personel, dibandingkan dengan jumlah kegiatan, dengan

berbagai kemampuan yang beragam.

16

3. Keterlambatan juknis kegiatan tertentu dari pusat/provinsi terlambat atau mungkin

petunjuk yang ada masih bersifat umum dan perlu dijabarkan lebih teknis pada

tingkat kabupaten.

4. Kegiatan tertentu perlu disinkronisasi pelaksanaannya dengan tatakelola kegiatan

daerah/ APBD, prosesnya perlu waktu yang cukup dan rumit.

5. Kegiatan tertentu memang diagendakan pada semester II, mengingat pada semester

I pada tingkat sekolah lebih berkonsentrasi kegiatan ujian nasional.

Beberapa kendala tersebut mengakibatkan sebagian besar kegiatan baru terlaksana pada

semester II bahkan triwulan terakhir. Meskipun demikian telah diupayakan untuk

meningkatkan konsolidasi dalam pelaksanaan kegiatan demi tercapainya kinerja yang

diharapkan.

Adapun upaya dan kebijakan urusan pendidikan yang dilakukan untuk permasalahan

urusan pendidikan tersebut antara lain :

a. Kebijakan pendidikan dasar sembilan tahun sesuai dengan komitmen yang

dilakukan baik terkait kebijakan nasional maupun kesepakatan internasional tetap

menjadi prioritas pemerintah daerah kabupaten Wonosobo melalui program dan

kegiatan yang mengarah ke capaian kinerja pendidikan dasar utamanya terkait

dengan akses dan mutu pendidikan. Untuk langkah ke depan, guna memastikan

pelayanan pendidikan dasar, akan dilakukan pengukuran dan pendokumentasian

capaian SPM pendidikan dasar secara lebih terstruktur dan terintegrasi dalam satu

instrumen.

17

b. Perluasan akses pendidikan menengah dengan penambahan ruang kelas untuk

meningkatkan daya tampung dan juga peningkatan mutu dan relevansi pendidikan

melalui kegiatan-kegiatan yang menopang. Untuk Tahun 2015 terkait dengan

kebijakan Pendidikan Menengah Universal (Rintisan Wajib Belajar Pendidikan

12 Tahun) telah dianggarkan Dana Alokasi Khusus Pendidikan Menengah dan

Bantuan Operasional Sekolah tingkat Sekolah Menengah yang telah dimulai sejak

tahun 2012. Dan Sehubungan dengan terbitnya UU Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintah Daerah yang mengatur kaitanya dengan Pendidikan

Menengah yang menjadi Kewenangan Provinsi maka Dinas Pendidikan

Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo sudah mempersiapkan

untuk pengalihan Pendidikan menengah sesuai kewenangan yang tercantum

dalam undang- undang.

c. Pendidikan non formal (Kejarpaket A, B dan C) dilaksanakan untuk

memberikankesempatanuntukmemperolehpendidikan bagi mereka yang putus

sekolah.disampingitupendidikankewirausahaandanlifeskillmelaluipembentukankel

ompok-kelompokusahamandiriperluditingkatkanjangkauannya.

d. Mengupayakan penekanan biaya personalia dan non personalia melalui Bantuan

Operasional Sekolah, Beasiswa Miskin (untuk tingkat SD/SMP) serta Beasiswa

Keluarga Kurang Mampu (SMA/SMK).

e. Mendorong peran orang tua dalam memberikan motivasi kepada anak untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk selanjutnya pada

tahun 2013 semua stakeholders pendidikan melakukan upaya terintegrasi untuk

menumbuhkan minat anak untuk melanjutkan sekolah dan juga memotivasi orang

tua untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang lebih tinggi.

18

f. Melanjutkan program kegiatan yang belum dapat dilaksanakan di Tahun 2015

pada Tahun 2016 sesuai dengan aturan maupun petunjuk

teknis yang berlaku serta terus meningkatkan komunikasi baik

internal Eksekutif, Legislatif, maupun dengan Provinsi dan Pusat.

2.4. Review terhadap rancangan awal RKPD

Review terhadap rancangan awal RKPD tahun 2016 sudah sesuai dengan hasil

analisis kebutuhan yang didasarkan pada program yang telah disesuaikan berdasarkan

Renstra Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo

Tahun 2016-2021.

Berdasarkan analisis tersebut maka ditetapkan program rancangan awal rencana

kerja yang meliputi Program Administrasi Pelayanan PerkantoranProgram Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur, Program Pendidikan Anak Usia Dini,Program Wajib

Belajar Pendidikan Sembilan Tahun, Program Pendidikan Menengah, Program

Pendidikan Non Formal, Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga

Kependidikan, Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, Program Penataan

Peguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfatan tanah, Program Peningkatan Peran

Serta Kepemudaan, Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga, Program

Pengembangan Wawasan Kebangsaan, Program Peningkatan Pengembangan sistim

Pelaporan Asset Daerah, Program Pengembangan Nilai Seni dan Budaya

Beberapa kegiatan PAUD dirasakan sangat perlu mengingat pertumbuhan

PAUD di Kabupaten Wonosobo sudah relatif membaik, namun pada setiap PAUD

masih minim fasilitas seperti mebeler, APE (Alat Peraga Edukatif) dan perlengkapan

19

lainnya bahkan ada beberapa PAUD yang membutuhkan Pembangunan dan Rehabilitasi

Ruang Kelas.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka hal tersebut sangat

diprioritaskan pada tahun 2016.

Pada Program Pendidikan Wajar Sembilan Tahun lebih memperioritaskan pada

pembangunan ruang kelas baru, rehabilitasi baik berat maupun sedang, pembangunan

Ruang Perpustakaan pengadaan alat laboratorium, alat kesenian serta alat pembelajaran

lainnya, disamping pembangunan beberapa gedung perpustakaan, rehabilitasi ruang

kelas rusak serta penggantian mebeleir siswa juga memprioritaskan kegiatan Pembinaan

Kelembagaan sekolah dan Manajemen sekolah dengan penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar untuk menjamin mutu Rencana Kerja Dinas

Pendidikan Kebudayaa, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo Tahun 2016

pendidikan kepada tenaga pendidik, serta kegiatan Pembinaan minat, bakat dan

kreativitas siswa.

Untuk Program Pendidikan Menengah lebih fokus pada pembangunan Sekolah,

peningkatan mutu Pendidkan dan Pembinaan minat bakat dan kreativitas siswa serta

pemenuhan prasarana sekolah diantaranya media pembelajaran dan sarana dan

prasarana proses pembelajaran bagi siswa juga ada beberapa kegiatan fisik yaitu

penambahan ruang kelas baru dan rehabilitasi rusak berat.

Program Pendidikan Non Formal lebih diprioritaskan pada tersedianya sarana

prasarana Gedung PAUD, kegiatan Pembinaan Pendidikan Kursus dan kelembagaan,

Penyediaan sarana dan prasarana Pendidikan Non Formal, Penguatan Lembaga

Pendidikan Non Formal, dan kegiatan Penyelenggaran Ujian Nasional Kesetaraan Paket

A, paket B dan Paket C.

20

2.5. Penelaahan Usulan Program dan kegiatan Masyarakat

Berdasarkan telaahan program usulan dari berbagai pihak (stake-holder)

pendidikan mengenai berbagai isu pendidikan, maka program Peningkatan Akses dan

peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritas utama di samping program fisik. Hal ini

didasarkan dari kualitas mutu pendidikan yang belum merata pada setiap sekolah.

Mengingat terbatasnya sumber daya daerah, maka penetapan agenda dan

prioritas pembangunan daerah Tahun 2016 harus dapat mengoptimalkan pemanfaatan

sumber daya (resources) yang ada untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan. Arah

kebijakan dan prioritas pembangunan tahun 2015 disusun dengan beberapa

pertimbangan berikut:

1. Memiliki dampak yang signifikan, terukur dan dirasakan manfaatnya secara

langsung oleh masyarakat;

2. Mekanisme dan prosedur pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

3. Sesuai dan sejalan dengan Visi, Misi, program Daerah yang telah dituangkan dalam

RPJMD Kabupaten Wonosobo Tahun 2016-2021.

21

BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

KABUPATEN WONOSOBO

3.1.Telaah terhadap Kebijakan Nasional

Tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

secara fungsiona terkait dengan kebijakan nasional yang meliputi tiga aspek strategis

yaitu perluasan akses, peningkatan mutu dan relevansi serta penguatan tatakelola,

transparansi, akuntabilitas pengelolaan pendidikan. Ketiganya terintegrasi dalam semua

program pendidikan yang berkelanjutan.

Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Wonosobo merupakan bagian integral dari sistem perencanaan pembangunan nasional,

sistem perencanaan pembangunan provinsi serta sistem perencanaan pembangunan

Kabupaten Wonosobo. Oleh karena itu Rencana Kerja Dinas Pendidikan Kebudayaan,

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo mengacu pada Rencana Strategis Dinas

Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga dengan berpedoman pada Rencana Kerja

Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Sehingga dapat dikatakan bahwa Rencana Kerja

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga. Dari aspek kelembagaan juga ada

sinergis antara pengelola tingkat pusat, provinsi dan kabupaten untuk secara bersama-

sama melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja yang ditetapkan.

Dalam hal pembiayaan kegiatan, dana dari pusat menempati porsi yang lebih besar

daripada yang berasal dari daerah. Meskipun semua dana tersebut masuk lewat kas

daerah dan sebagai pendapatan daerah untuk pembiayaan kegiatan pembangunan daerah.

22

Dalam hal pengelolaan kegiatan perlu dicermati dan sinkronisasi target kinerja nasional,

provinsi dan daerah serta waktu pelaksanaannya. Selama ini kegiatan pembangunan

pendidikan efektif berjalan pada semester II tahun anggaran bahkan menumpuk pada

triwulan akhir tahun. Hal ini mengakibatkan kinerja pelaksanaannya kurang optimal.

3.2.Tujuan dan sasaran Renja SKPD

1. Tujuan

Tujuan dari penyusunan Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Wonosobo tahun 2016 adalah :

a. Menerjemahkan Rencana Strategis Dinas Pendidikan, Kebudayan, Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Wonosobo Tahun 2011-2015 dalam Program/Kegiatan

Prioritas Dinas Pendidikan, Kebudayan, Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran

2016

b. Merupakan pedoman dalam Pelaksanaan Program/Kegiatan Dinas Pendidikan,

Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2016

c. Mencapai standar penyelenggaran PAUD.

d. Penuntasan wajib belajar 9 tahun.

e. Rintisan Pendidikan Menengah Universal (Wajib belajar 12 tahun).

f. Optimalisasi PNF dalam menunjang pendidikan sekolah

g. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik.

h. Pembinaan kesiswaan

i. Optimalisasi manajemen pelayanan pendidikan.

j. Pengembangan pendidikan berkelanjutan.

23

2. Sasaran

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Dinas Pendidikan

Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Pemuda Kabupaten Wonosobo dan merupakan

penjabaran konkret dari tujuan yang telah ditetapkan.

Sasaran pembangunan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

tersebut, adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya pemerataan akses, mutu dan tata kelola serta pencitraan publik

pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

b. Meningkatnya pemerataan akses, mutu dan tatakelola serta pencitraan publik

pada jenjang pendidikan Dasar.

c. Meningkatnya pemerataan akses, mutu, relevansi dan tata kelola serta

pencitraan publik pada jenjang pendidikan menengah.

d. Meningkatnya pemerataan akses, mutu, relevansi dan tatakelola serta

pencitraan publik pada jenjang Pendidikan Non formal.

e. Meningkatnya mutu pendidik dan tenaga kependidikan.

f. Meningkatnya tata kelola dan pencitraan publik pada penyelenggaraan

pendidikan.

g. Terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender bidang pendidikan dan

meningkatnya nasionalisme bidang pendidikan.

h. Meningkatnya pembinaan kepemudaan dan keolahragaan.

i. Menigkatnya pengembangan seni budaya pelajar

j. Berkembangnya materi pembelajaran pendidikan agama, budaya menabung

dan nilai kejujuran/ anti korupsi .

24

3.3.Program dan Kegiatan

Program adalah himpunan dari beberapa kegiatan yang nyata, terpadu dan sistematis

yang akan dilaksanakan oleh elemen-elemen yang terdapat dan menjadi bagian dari suatu

organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran. Dalam menetapkan program dan

kegiatan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga mengacu pada :

a. Pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo

b. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Tahun 2010 yang telah diubah dengan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal

Pendidikan Dasar)

c. Pencapaian Standar Nasional Pendidikan dan Millenium Development Goals

(MDGs)

d. Pengentasan Kemiskinan

e. Pemenuhan Pilar Pendidikan Nasional

RENJA 2017 DIKBUDPORA - 70 -

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Kebudayaan

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo

Dalam Nawacita yang merupakan visi dan misi Pemerintah, terutama dalam

bidang pendidikan, ditegaskan bahwa yang menjadi prioritas adalah meningkatkan

kualitas pendidikan, meningkatkan daya saing, dan melakukan revolusi karakter

bangsa.

Rencana tersebut lalu direalisisasikan dalam beberapa prioritas tindakan.

1. menata kembali kurikulum pendidikan nasional, yang akan berlandaskan kepada

budi pekerti dan Pendidikan Kewarganegaraan, hal tersebut diyakini bisa menjadi

modal untuk melakukan revolusi karakter manusia Indonesia.

Beberapa muatan yang akan menjadi fokus utama adalah pengajaran sejarah

pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme, cinta tanah air, semangat bela negara,

dan budi pekerti.

2. Evaluasi terhadap model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional,

termasuk didalamnya Ujian Nasional.

3. Menjaga muatan kurikulum tetap mengakomodir aspek muatan nasional dan

aspek muatan local, dalam rangka menumbuh-kembangkan pemahaman filosofi

Bhinneka Tunggal Ika.

4. pendidikan Dasar harus terdiri dari 70 % berisi mengenai budi pekerti dan untuk

pendidikan tinggi 60 % politeknik dan 40 % sains.

5. Meningkatkan kesejahteraan kaum guru dengan jalan meningkatkan tunjangan

fungsional, pemberian asuransi yang menjamin keselamatan kerja, dan fasilitas

yang memadai untuk pengembangan promosi kepangkatan dan karir.

6. Pemerataan fasilitas pendidikan antara wilayah terpencil dengan wilayah lainnya.

RENJA 2017 DIKBUDPORA - 71 -

Dan ketujuh, distribusi guru yang merata, sehingga akan meminimalisir

kesenjangan kualitas pendidikan.

Isu-isu strategis pembangunan pendidikan di Kabupaten Wonosobo antara lain adalah

sebagai berikut :

a. Pemerataan, akses dan mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) antara lain:

Masih perlu upaya secara integratif untuk meningkatkan pemahaman

masyarakat terhadap PAUD bagi pengembangan potensi anak (Golden Age);

Perlu adanya peningkatan kapasitas kelembagaan dan sarana prasarana PAUD;

belum terpenuhinya rasio ideal pendidik PAUD : peserta didik;

belum tersedianya standar pengelolaan/manajemen PAUD.

b. Pemerataan, akses dan mutu Pendidikan Dasar antara lain:

Masih terdapat kelompok masyarakat yang belum menyadari pentingnya

pendidikan dasar sehingga menimbulkan permasalahan di angka capaian wajar

dikdas sembilan tahun

Masih terdapat sekolah yang belum memenuhi standar sarana prasarana

Pendidikan Dasar;

Rasio ideal pendidik Dikdas : peserta didik yang masih perlu dievaluasi

Perlu adanya review tentang pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS);

Mendorong pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar

Diperlukan grand desain dengan untuk lingkup Kabupaten Wonosobo

mengenai Implementasi Kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar

RENJA 2017 DIKBUDPORA - 72 -

c. Pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing Pendidikan Menengah:

permasalahan ekonomi pada sebagian masyarakat yang berdampak pada

angka putus sekolah;

Perlu upaya secara integratif dari stakeholder pendidikan untuk memberikan

pemahaman kepada orang tua dan masyarakat tentang arti pentingnya

pendidikan menengah

Masih terdapat sekolah yang belum memenuhi standar sarana prasarana

Pendidikan Menengah;

Perlu adanya evaluasi mengenai pendidikan kompetensi yang diselenggarakan

oleh sekolah menengah kejuruan untuk meningkatkanlinks and match antara

sekolah dengan dunia usaha dan industri;

Diperlukan evaluasi mengenai rasio ideal pendidik Dikmen : peserta didik;

Optimalisasi pembinaan kesiswaan terkait dengan pendidikan karakter siswa;

Belum terpenuhinya standar nasional pendidikan menengah;

Diperlukan grand desain dengan untuk lingkup Kabupaten Wonosobo

mengenai Implementasi Kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar

d. Pemerataan, akses, mutu dan relevansi serta daya saing Pendidikan Non Formal:

Masyarakat belum terlalu memberikan apresiasi masyarakat terhadap

Pendidikan Non Formal;

Belum terpenuhinya standar sarana prasarana Pendidikan Non Formal;

Permasalahan mutu pada pendidikan non formal;

Belum tersedianya standar pengelolaan/manajamen Pendidikan Non Formal.

e. Kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya mengelola pembelajaran:

RENJA 2017 DIKBUDPORA - 73 -

Distribusi pendidik dan tenaga kependidikan;

Masih terdapat pendidik belum memenuhi standar kualifikasi pendidikan

S1/D4;

Masih terdapat pendidik belum bersertifikat pendidik;

Terbatasnya aktivitas dan media pengembangan profesi pendidik dan tenaga

kependidikan;

Diperlukan sistem penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan secara

menyeluruh

f. Belum optimalnya tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik dalam

penyelenggaraan pendidikan, yang disebabkan oleh:

belum diterapkannya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2000 pada Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pemuda dan Olahraga;

belum optimalnya penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang

mendukung realisasi manajemen pendidikan yang transparan dan akuntabel;

belum optimalnya pengendalian internal dalam pelaksanaan pembangunan

pendidikan.

g. Belum optimalnya pendidikan berkelanjutan yang disebabkan oleh:

belum optimalnya pembinaan kesiswaan terkait dengan pemantapan nilai-nilai

nasionalisme pada semua jenis dan jenjang satuan pendidikan;

belum optimalnya pendidikan budi pekerti yang berorientasi pada

pengembangan nilai-nilai kejujuran dan pembentukan karakter mulia pada

semua jenis dan jenjang satuan pendidikan;

belum optimalnya pengembangan pengarusutamaan gender bidang

pendidikan;

RENJA 2017 DIKBUDPORA - 74 -

h. Perlu adanya muatan materi pembelajaran sesuai tantangan perkembangan zaman

untuk menyiapkan mental peserta didik, yang terintegrasi dalam mata pelajaran

yang sesuai, seperti muatan keagamaan, budaya menabung, cinta lingkungan,

moral kejujuran/antikorupsi.

Dengan posisi alokasi anggaran Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Wonosobo yang sudah melebihi dari 20% APBD, maka dapat disimpulkan

bahwa alokasi ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang antara lain menyebutkan :

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu

2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh

sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar

3. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia

Dari sisi teknis administratif perlu dikemukakan beberapa kendala pelaksanaan

kegiatan selama rentang waktu setahun, yaitu:

1. Kegiatan banyak yang bersumber dana dari pusat dan provinsi, sehingga

pelaksanaannya sangat tergantung pada telah diterimanya dana di kas daerah.

Sebelum itu daerah tidak bisa menyediakan dana untuk kegiatan lebih dahulu.

2. Keterbatasan jumlah personel, dibandingkan dengan jumlah kegiatan, dengan

berbagai kemampuan yang beragam.

RENJA 2017 DIKBUDPORA - 75 -

3. Keterlambatan juknis kegiatan tertentu dari pusat/provinsi terlambat atau mungkin

petunjuk yang ada masih bersifat umum dan perlu dijabarkan lebih teknis pada

tingkat kabupaten.

4. Kegiatan tertentu perlu disinkronisasi pelaksanaannya dengan tatakelola kegiatan

daerah/ APBD, prosesnya perlu waktu yang cukup dan rumit.

5. Kegiatan tertentu memang diagendakan pada semester II, mengingat pada semester

I pada tingkat sekolah lebih berkonsentrasi kegiatan ujian nasional.

Beberapa kendala tersebut mengakibatkan sebagian besar kegiatan baru terlaksana

pada semester II bahkan triwulan terakhir. Meskipun demikian telah diupayakan untuk

meningkatkan konsolidasi dalam pelaksanaan kegiatan demi tercapainya kinerja yang

diharapkan.

Adapun upaya dan kebijakan urusan pendidikan yang dilakukan untuk permasalahan

urusan pendidikan tersebut antara lain :

a. Kebijakan pendidikan dasar sembilan tahun sesuai dengan komitmen yang

dilakukan baik terkait kebijakan nasional maupun kesepakatan internasional tetap

menjadi prioritas pemerintah daerah kabupaten Wonosobo melalui program dan

kegiatan yang mengarah ke capaian kinerja pendidikan dasar utamanya terkait

dengan akses dan mutu pendidikan. Untuk langkah ke depan, guna memastikan

pelayanan pendidikan dasar, akan dilakukan pengukuran dan pendokumentasian

capaian SPM pendidikan dasar secara lebih terstruktur dan terintegrasi dalam satu

instrumen.

b. Perluasan akses pendidikan menengah dengan penambahan ruang kelas untuk

meningkatkan daya tampung dan juga peningkatan mutu dan relevansi

pendidikan melalui kegiatan-kegiatan yang menopang. Untuk Tahun 2015 terkait

RENJA 2017 DIKBUDPORA - 76 -

dengan kebijakan Pendidikan Menengah Universal (Rintisan Wajib Belajar

Pendidikan 12 Tahun) telah dianggarkan Dana Alokasi Khusus Pendidikan

Menengah dan Bantuan Operasional Sekolah tingkat Sekolah Menengah yang

telah dimulai sejak tahun 2012. Dan Sehubungan dengan terbitnya UU Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang mengatur kaitanya dengan

Pendidikan Menengah yang menjadi Kewenangan Provinsi maka Dinas Pendidikan

Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo sudah mempersiapkan

untuk pengalihan Pendidikan menengah sesuai kewenangan yang tercantum

dalam undang- undang.

c. Pendidikan non formal (Kejarpaket A, B dan C) dilaksanakan untuk

memberikankesempatanuntukmemperolehpendidikan bagi mereka yang putus

sekolah.disampingitupendidikankewirausahaandanlifeskillmelaluipembentukankelo

mpok-kelompokusahamandiriperluditingkatkanjangkauannya.

d. Mengupayakan penekanan biaya personalia dan non personalia melalui Bantuan

Operasional Sekolah, Beasiswa Miskin (untuk tingkat SD/SMP) serta Beasiswa

Keluarga Kurang Mampu (SMA/SMK).

e. Mendorong peran orang tua dalam memberikan motivasi kepada anak untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk selanjutnya pada

tahun 2013 semua stakeholders pendidikan melakukan upaya terintegrasi untuk

menumbuhkan minat anak untuk melanjutkan sekolah dan juga memotivasi orang

tua untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang lebih tinggi.

f. Melanjutkan program kegiatan yang belum dapat dilaksanakan di Tahun 2015

pada Tahun 2016 sesuai dengan aturan maupun petunjuk teknis yang berlaku

RENJA 2017 DIKBUDPORA - 77 -

serta terus meningkatkan komunikasi baik internal Eksekutif, Legislatif, maupun

dengan Provinsi dan Pusat.

RENJA 2017 DIKBUDPORA - 78 -

2.4. Review terhadap rancangan awal RKPD

Review terhadap rancangan awal RKPD tahun 2016 sudah sesuai dengan hasil

analisis kebutuhan yang didasarkan pada program yang telah disesuaikan berdasarkan

Renstra Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo

Tahun 2016-2021.

Berdasarkan analisis tersebut maka ditetapkan program rancangan awal rencana

kerja yang meliputi Program Administrasi Pelayanan PerkantoranProgram Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur, Program Pendidikan Anak Usia Dini,Program Wajib

Belajar Pendidikan Sembilan Tahun, Program Pendidikan Menengah, Program

Pendidikan Non Formal, Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga

Kependidikan, Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, Program Penataan

Peguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfatan tanah, Program Peningkatan Peran

Serta Kepemudaan, Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga, Program

Pengembangan Wawasan Kebangsaan, Program Peningkatan Pengembangan sistim

Pelaporan Asset Daerah, Program Pengembangan Nilai Seni dan Budaya

Beberapa kegiatan PAUD dirasakan sangat perlu mengingat pertumbuhan PAUD

di Kabupaten Wonosobo sudah relatif membaik, namun pada setiap PAUD masih minim

fasilitas seperti mebeler, APE (Alat Peraga Edukatif) dan perlengkapan lainnya bahkan

ada beberapa PAUD yang membutuhkan Pembangunan dan Rehabilitasi Ruang Kelas.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka hal tersebut sangat diprioritaskan

pada tahun 2016.

Pada Program Pendidikan Wajar Sembilan Tahun lebih memperioritaskan pada

pembangunan ruang kelas baru, rehabilitasi baik berat maupun sedang, pembangunan

RENJA 2017 DIKBUDPORA - 79 -

Ruang Perpustakaan pengadaan alat laboratorium, alat kesenian serta alat pembelajaran

lainnya, disamping pembangunan beberapa gedung perpustakaan, rehabilitasi ruang

kelas rusak serta penggantian mebeleir siswa juga memprioritaskan kegiatan Pembinaan

Kelembagaan sekolah dan Manajemen sekolah dengan penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar untuk menjamin mutu Rencana Kerja Dinas

Pendidikan Kebudayaa, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo Tahun 2016

pendidikan kepada tenaga pendidik, serta kegiatan Pembinaan minat, bakat dan

kreativitas siswa.

Untuk Program Pendidikan Menengah lebih fokus pada pembangunan Sekolah,

peningkatan mutu Pendidkan dan Pembinaan minat bakat dan kreativitas siswa serta

pemenuhan prasarana sekolah diantaranya media pembelajaran dan sarana dan

prasarana proses pembelajaran bagi siswa juga ada beberapa kegiatan fisik yaitu

penambahan ruang kelas baru dan rehabilitasi rusak berat.

Program Pendidikan Non Formal lebih diprioritaskan pada tersedianya sarana

prasarana Gedung PAUD, kegiatan Pembinaan Pendidikan Kursus dan kelembagaan,

Penyediaan sarana dan prasarana Pendidikan Non Formal, Penguatan Lembaga

Pendidikan Non Formal, dan kegiatan Penyelenggaran Ujian Nasional Kesetaraan Paket

A, paket B dan Paket C.

1

2.5. Penelaahan Usulan Program dan kegiatan Masyarakat

Berdasarkan telaahan program usulan dari berbagai pihak (stake-holder)

pendidikan mengenai berbagai isu pendidikan, maka program Peningkatan

Akses dan peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritas utama di samping

program fisik. Hal ini didasarkan dari kualitas mutu pendidikan yang belum

merata pada setiap sekolah.

Mengingat terbatasnya sumber daya daerah, maka penetapan agenda

dan prioritas pembangunan daerah Tahun 2016 harus dapat mengoptimalkan

pemanfaatan sumber daya (resources) yang ada untuk mencapai sasaran-

sasaran pembangunan. Arah kebijakan dan prioritas pembangunan tahun 2015

disusun dengan beberapa pertimbangan berikut:

1. Memiliki dampak yang signifikan, terukur dan dirasakan manfaatnya secara

langsung oleh masyarakat;

2. Mekanisme dan prosedur pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

3. Sesuai dan sejalan dengan Visi, Misi, program Daerah yang telah dituangkan

dalam RPJMD Kabupaten Wonosobo Tahun 2016-2021.

2

BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. Telaah terhadap Kebijakan Nasional

Tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

secara fungsional terkait dengan kebijakan nasional yang meliputi tiga aspek strategis

yaitu perluasan akses, peningkatan mutu dan relevansi serta penguatan tatakelola,

transparansi, akuntabilitas pengelolaan pendidikan. Ketiganya terintegrasi dalam semua

program pendidikan yang berkelanjutan.

Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Wonosobo merupakan bagian integral dari sistem perencanaan pembangunan nasional,

sistem perencanaan pembangunan provinsi serta sistem perencanaan pembangunan

Kabupaten Wonosobo. Oleh karena itu Rencana Kerja Dinas Pendidikan Kebudayaan,

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo mengacu pada Rencana Strategis Dinas

Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga dengan berpedoman pada Rencana Kerja

Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Sehingga dapat dikatakan bahwa Rencana Kerja

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga. Dari aspek kelembagaan juga ada

sinergis antara pengelola tingkat pusat, provinsi dan kabupaten untuk secara bersama-

sama melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja yang ditetapkan.

Dalam hal pembiayaan kegiatan, dana dari pusat menempati porsi yang lebih besar

3

daripada yang berasal dari daerah. Meskipun semua dana tersebut masuk lewat kas

daerah dan sebagai pendapatan daerah untuk pembiayaan kegiatan pembangunan daerah.

Dalam hal pengelolaan kegiatan perlu dicermati dan sinkronisasi target kinerja nasional,

provinsi dan daerah serta waktu pelaksanaannya. Selama ini kegiatan pembangunan

pendidikan efektif berjalan pada semester II tahun anggaran bahkan menumpuk pada

triwulan akhir tahun. Hal ini mengakibatkan kinerja pelaksanaannya kurang optimal.

3.2. Tujuan dan sasaran Renja SKPD

1. Tujuan

Tujuan dari penyusunan Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Wonosobo tahun 2016 adalah :

a. Menerjemahkan Rencana Strategis Dinas Pendidikan, Kebudayan, Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Wonosobo Tahun 2011-2015 dalam Program/Kegiatan

Prioritas Dinas Pendidikan, Kebudayan, Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran

2016

b. Merupakan pedoman dalam Pelaksanaan Program/Kegiatan Dinas Pendidikan,

Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2016

c. Mencapai standar penyelenggaran PAUD.

d. Penuntasan wajib belajar 9 tahun.

e. Rintisan Pendidikan Menengah Universal (Wajib belajar 12 tahun).

f. Optimalisasi PNF dalam menunjang pendidikan sekolah

g. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik.

h. Pembinaan kesiswaan

i. Optimalisasi manajemen pelayanan pendidikan.

4

j. Pengembangan pendidikan berkelanjutan.

2. Sasaran

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Dinas Pendidikan

Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Pemuda Kabupaten Wonosobo dan merupakan

penjabaran konkret dari tujuan yang telah ditetapkan.

Sasaran pembangunan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

tersebut, adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya pemerataan akses, mutu dan tata kelola serta pencitraan publik

pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

b. Meningkatnya pemerataan akses, mutu dan tatakelola serta pencitraan publik

pada jenjang pendidikan Dasar.

c. Meningkatnya pemerataan akses, mutu, relevansi dan tata kelola serta

pencitraan publik pada jenjang pendidikan menengah.

d. Meningkatnya pemerataan akses, mutu, relevansi dan tatakelola serta

pencitraan publik pada jenjang Pendidikan Non formal.

e. Meningkatnya mutu pendidik dan tenaga kependidikan.

f. Meningkatnya tata kelola dan pencitraan publik pada penyelenggaraan

pendidikan.

g. Terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender bidang pendidikan dan

meningkatnya nasionalisme bidang pendidikan.

h. Meningkatnya pembinaan kepemudaan dan keolahragaan.

i. Menigkatnya pengembangan seni budaya pelajar

j. Berkembangnya materi pembelajaran pendidikan agama, budaya menabung

dan nilai kejujuran/ anti korupsi .

3.3.Program dan Kegiatan

5

Program adalah himpunan dari beberapa kegiatan yang nyata, terpadu dan sistematis

yang akan dilaksanakan oleh elemen-elemen yang terdapat dan menjadi bagian dari suatu

organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran. Dalam menetapkan program dan

kegiatan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga mengacu pada :

a. Pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo

b. Pencapaian Standar Nasional Pendidikan dan Millenium Development Goals

(MDGs)

c. Pengentasan Kemiskinan

d. Pencapaian SPM

e. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Tahun 2010 yang telah diubah dengan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal

Pendidikan Dasar)

f. Pendayagunaan potensi ekonomi daerah.

g. Pemenuhan Pilar Pendidikan Nasional

Program dan Kegiatan tersebut seperti yang dijelaskan pada tabel berikut:

BAB IV

P E N U T U P

Kegiatan pendidikan sangat dinamis, termasuk dalam hal pendanaannya yang berasal dari

berbagai sumber, dari pusat, provinsi, kabupaten dan sumber lain yang mungkin muncul

dalam pertengahan tahun anggaran. Perlu kebijakan dan langkah yang tepat untuk

mengantisipasi hal tersebut agar pada saat muncul tidak bermasalah dalam pelaksanaannya.

Diupayakan kegiatan yang direncanakan sudah mengakomodasi semua kebutuhan

pelayanan administratif/teknis, dan satuan pendidikan pada semua jenjang serta pendidikan

nonformal/informal dalam tahun berjalan.

6

Selama ini kabupaten masih tergantung pada pusat dan provinsi dalam hal pembiayaan

pembangunan pendidikan, oleh karena itu kegiatan yang didanai APBD kabupaten sedapat

mungkin bisa benar-benar terpilah yang tidak terdanai atau menunjang kegiatan provinsi

maupun pusat. Dalam pembahasan alokasi anggaran aspek kemendasakan dan daya ungkit

terhadap capaian kinerja pendidikan yang perlu diprioritaskan. Hal ini berkenaan dengan

keterbatasan anggaran daerah sehingga harus bisa memilih kegiatan-kegiatan yang benar-

benar prioritas yang mestinya bebas dari kepentingan-kepentingan politis dan aspek

nonteknis pendidikan lainnya

Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo membuka peluang, masukan,

saran atas upaya peningkatan akses, mutu dan tatakelola pendidikan serta

mengkoordinasikan dengan semua stakeholder terkait demi kemajuan masyarakat

Kabupaten Wonosobo.

Hasil renja yang telah dibahas dalam musrenbang kabupaten menjadi dokumen resmi

perencanaan tahunan. Tindak lanjut dokumen ini menjadi bahan penentuan kebijakan umum

anggaran dan prioritas plafond anggaran sementara (PPAS). Kegiatan yang tidak

teranggarkan dalam pembiayaan APBD kabupaten akan diupayakan pendanaannya melalui

APBN dan APBD provinsi, sehingga ada sinergitas agar kebutuhan pelaksanaan

pembangunan pendidikan bisa terpenuhi.

1

BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. Telaah terhadap Kebijakan Nasional

Tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

secara fungsional terkait dengan kebijakan nasional yang meliputi tiga aspek strategis

yaitu perluasan akses, peningkatan mutu dan relevansi serta penguatan tatakelola,

transparansi, akuntabilitas pengelolaan pendidikan. Ketiganya terintegrasi dalam semua

program pendidikan yang berkelanjutan.

Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Wonosobo merupakan bagian integral dari sistem perencanaan pembangunan nasional,

sistem perencanaan pembangunan provinsi serta sistem perencanaan pembangunan

Kabupaten Wonosobo. Oleh karena itu Rencana Kerja Dinas Pendidikan Kebudayaan,

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo mengacu pada Rencana Strategis Dinas

Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga dengan berpedoman pada Rencana Kerja

Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Sehingga dapat dikatakan bahwa Rencana Kerja

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga. Dari aspek kelembagaan juga ada

sinergis antara pengelola tingkat pusat, provinsi dan kabupaten untuk secara bersama-

sama melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja yang ditetapkan.

Dalam hal pembiayaan kegiatan, dana dari pusat menempati porsi yang lebih besar

daripada yang berasal dari daerah. Meskipun semua dana tersebut masuk lewat kas

daerah dan sebagai pendapatan daerah untuk pembiayaan kegiatan pembangunan daerah.

Dalam hal pengelolaan kegiatan perlu dicermati dan sinkronisasi target kinerja nasional,

provinsi dan daerah serta waktu pelaksanaannya. Selama ini kegiatan pembangunan

2

pendidikan efektif berjalan pada semester II tahun anggaran bahkan menumpuk pada

triwulan akhir tahun. Hal ini mengakibatkan kinerja pelaksanaannya kurang optimal.

3.2. Tujuan dan sasaran Renja SKPD

1. Tujuan

Tujuan dari penyusunan Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Wonosobo tahun 2016 adalah :

a. Menerjemahkan Rencana Strategis Dinas Pendidikan, Kebudayan, Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Wonosobo Tahun 2011-2015 dalam Program/Kegiatan

Prioritas Dinas Pendidikan, Kebudayan, Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran

2016

b. Merupakan pedoman dalam Pelaksanaan Program/Kegiatan Dinas Pendidikan,

Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2016

c. Mencapai standar penyelenggaran PAUD.

d. Penuntasan wajib belajar 9 tahun.

e. Rintisan Pendidikan Menengah Universal (Wajib belajar 12 tahun).

f. Optimalisasi PNF dalam menunjang pendidikan sekolah

g. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik.

h. Pembinaan kesiswaan

i. Optimalisasi manajemen pelayanan pendidikan.

j. Pengembangan pendidikan berkelanjutan.

2. Sasaran

3

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Dinas Pendidikan

Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Pemuda Kabupaten Wonosobo dan merupakan

penjabaran konkret dari tujuan yang telah ditetapkan.

Sasaran pembangunan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

tersebut, adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya pemerataan akses, mutu dan tata kelola serta pencitraan publik

pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

b. Meningkatnya pemerataan akses, mutu dan tatakelola serta pencitraan publik

pada jenjang pendidikan Dasar.

c. Meningkatnya pemerataan akses, mutu, relevansi dan tata kelola serta

pencitraan publik pada jenjang pendidikan menengah.

d. Meningkatnya pemerataan akses, mutu, relevansi dan tatakelola serta

pencitraan publik pada jenjang Pendidikan Non formal.

e. Meningkatnya mutu pendidik dan tenaga kependidikan.

f. Meningkatnya tata kelola dan pencitraan publik pada penyelenggaraan

pendidikan.

g. Terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender bidang pendidikan dan

meningkatnya nasionalisme bidang pendidikan.

h. Meningkatnya pembinaan kepemudaan dan keolahragaan.

i. Menigkatnya pengembangan seni budaya pelajar

j. Berkembangnya materi pembelajaran pendidikan agama, budaya menabung

dan nilai kejujuran/ anti korupsi .

3.3.Program dan Kegiatan

Program adalah himpunan dari beberapa kegiatan yang nyata, terpadu dan sistematis

yang akan dilaksanakan oleh elemen-elemen yang terdapat dan menjadi bagian dari suatu

4

organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran. Dalam menetapkan program dan

kegiatan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga mengacu pada :

a. Pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo

b. Pencapaian Standar Nasional Pendidikan dan Millenium Development Goals

(MDGs)

c. Pengentasan Kemiskinan

d. Pencapaian SPM

e. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Tahun 2010 yang telah diubah dengan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal

Pendidikan Dasar)

f. Pendayagunaan potensi ekonomi daerah.

g. Pemenuhan Pilar Pendidikan Nasional

Program dan Kegiatan tersebut seperti yang dijelaskan pada tabel berikut:

Renja Dinas Dikpora Tahun 2016 ||

- 25 -

BAB IV

P E N U T U P

Kegiatan pendidikan sangat dinamis, termasuk dalam hal pendanaannya yang berasal dari

berbagai sumber, dari pusat, provinsi, kabupaten dan sumber lain yang mungkin muncul

dalam pertengahan tahun anggaran. Perlu kebijakan dan langkah yang tepat untuk

mengantisipasi hal tersebut agar pada saat muncul tidak bermasalah dalam pelaksanaannya.

Diupayakan kegiatan yang direncanakan sudah mengakomodasi semua kebutuhan

pelayanan administratif/teknis, dan satuan pendidikan pada semua jenjang serta pendidikan

nonformal/informal dalam tahun berjalan.

Selama ini kabupaten masih tergantung pada pusat dan provinsi dalam hal pembiayaan

pembangunan pendidikan, oleh karena itu kegiatan yang didanai APBD kabupaten sedapat

mungkin bisa benar-benar terpilah yang tidak terdanai atau menunjang kegiatan provinsi

maupun pusat. Dalam pembahasan alokasi anggaran aspek kemendasakan dan daya ungkit

terhadap capaian kinerja pendidikan yang perlu diprioritaskan. Hal ini berkenaan dengan

keterbatasan anggaran daerah sehingga harus bisa memilih kegiatan-kegiatan yang benar-

benar prioritas yang mestinya bebas dari kepentingan-kepentingan politis dan aspek

nonteknis pendidikan lainnya

Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo membuka peluang, masukan,

saran atas upaya peningkatan akses, mutu dan tatakelola pendidikan serta

mengkoordinasikan dengan semua stakeholder terkait demi kemajuan masyarakat

Kabupaten Wonosobo.

Hasil renja yang telah dibahas dalam musrenbang kabupaten menjadi dokumen resmi

perencanaan tahunan. Tindak lanjut dokumen ini menjadi bahan penentuan kebijakan umum

anggaran dan prioritas plafond anggaran sementara (PPAS). Kegiatan yang tidak

teranggarkan dalam pembiayaan APBD kabupaten akan diupayakan pendanaannya melalui

APBN dan APBD provinsi, sehingga ada sinergitas agar kebutuhan pelaksanaan

pembangunan pendidikan bisa terpenuhi.

Wonosobo, April 2017

Kepala Dinas Pendidikan,Pemuda danOlahraga

Kabupaten Wonosobo

Drs. SAMSUL MA’ARIF, MM.

Pembina Utama Muda

NIP. 195905061980121001

Disahkan oleh :

BUPATI WONOSOBO

EKO PURNOMO