bab i pendahuluan 1.1. latar belakang · pembaharuan dalam kebijakan pendidikan nasional. sistem...
TRANSCRIPT
RENJA 2017 DIKPORA Page - 1 -
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan negara yang
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 Alinea 4 dengan dasar itu mengandung arti bahwa setiap warga negara
Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan
bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender.
Pemerintah dalam rangka terwujudnya masyarakat Indonesia yang cerdas perlu
merumuskan kebijakan pembangunan pendidikan nasional telah membuat kebijakan
yang disesuaikan dengan tuntutan regional maupun global yang diselaraskan dengan
otonomi daerah.Pemikiran inidirealisasikan dalam Undang - undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjadi dasar kebijakan untuk
membangun pendidikan nasional.
Berlakunya otonomi daerah mulai tahun 1999 membawa perubahan dan
pembaharuan dalam kebijakan pendidikan nasional. Sistem desentralisasi membuka
peluang yang sebesar-besarnya bagi Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Wonosobo untuk memainkan peran aktif dalam pembangunan di
bidang pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang ada di daerah
Kabupaten Wonosobo.
Keberhasilan pembangunan pendidikanakan terlaksana jika program-program
didalamnya dilakukan secara terencana, menyeluruh dan konsisten yang dilakukan
secara bertahap. Untuk itu Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Wonosobo dalam rangka membangun pendidikan yang lebih berkualitas
dan mencerdaskan kehidupan bangsa, telah menyusun rencana strategis (renstra)
pembangunan pendidikan untuk waktu lima (2011-2015) sebagai acuan dan pedoman
bagi penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Wonosobo. Renstra Dinas Pendidikan
Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga disusun dengan mengacu pada dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Wonosobo tahun 2010-
2015 yang merupakan dokumen perencanaan daerah.
Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Wonosobo tahun 2016 merupakan kebijakan, program dan kegiatan
RENJA 2017 DIKPORA Page - 2 -
pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh Dinas Pendidikan, Kebudayaan,
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo maupun dengan partisipasi masyarakat
Kabupaten Wonosobo. Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud meliputi
program dan kegiatan yang sedang berjalan, kegiatan alternatif atau baru, indikator
kinerja dan kelompok sasaran yang menjadi bahan utama Rencana Kerja Dinas
Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo. Beberapa
program dan kegiatan disusun guna merespon program dan kebijakan pemerintah
pusat utamanya terkait dengan peningkatkan akses dan kualitas pendidikan
Implementasi Kurikulum 2013. Masih perlu upaya-upaya yang sinergis terkait dengan
pelatihan fasilitator, implikasi terhadap peserta didik serta sistem monitoring dan
evaluasi implementasi Kurikulum 2013. Rancangan Rencana Kerja Dinas Pendidikan,
Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo tahun 2016 dibahas dalam
forum Satuan Kerja Perangkat Daerah yang diselenggarakan bersama antar pemangku
kepentingan untuk menentukan prioritas kegiatan pembangunan. Dokumen Rencana
Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo
tahun 2015 merupakan dokumen rencana pembangunan yang berjangka waktu 1
(satu) tahun yang disusun berdasarkan pada Rencana Strategi Dinas Pendidikan,
kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo tahun 2016-2021 serta
dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo
tahun 2016 dan sebagai pelaksanaan dari RPJMD Kabupaten Wonosobo tahun 2016-
2021 dengan visi : “ Terselenggaranya layanan prima pendidikan, pemuda dan olahraga
untuk membentuk insan yang cerdas komprehensif dan kompetitif”. Adapun misi Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo adalah meningkatkan
pelayanan sosial dasar untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat . Tujuan
pembangunan pendidikan adalah mendukung pembangunan masyarakat untuk lebih
maju dan lebih sejahtera dengan salah satu upaya pencapaian pemenuhan kebutuhan
dasar terkait dengan peningkatan daya tampung dan peningkatan mutu pendidikan.
1.2. Landasan Hukum
Dasar hukum Rencana Kerja SKPD Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan
Olahraga
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo Tahun 2015 adalah sebagai berikut:
RENJA 2017 DIKPORA Page - 3 -
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indoesia Nomor 4355);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan
Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara
Repubik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4574);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
8. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4586);
9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
RENJA 2017 DIKPORA Page - 4 -
10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587)sebagaimana telah diubah beberapa kaliterakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575 );
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi Dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Penataan Struktur Organisasi
dan Tata Kerja di Lingkungan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4741);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2007 tentang Wajib Belajar (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4863);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2007 tentang Pendanaan Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
RENJA 2017 DIKPORA Page - 5 -
19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
20. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daeah Kabupaten Wonosobo Tahun 2005-2025 Daerah Kabupaten
Wonosobo Tahun 2011 – 2015 (Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun
2010 Nomor 3 Seri E Nomor 1);
21. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2011 – 2015 (Lembaran Daerah
Kabupaten Wonosobo Tahun 2011 Nomor 1);
22. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Pemerintah Kabupaten Wonosobo (Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun
2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 4);
23. Peraturan Bupati Wonosobo No. 46 Tahun 2014 tentang Tugas Pokok, Fungsi,
rincian Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pendidikan,
Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo (Berita Daerah
Kabupaten Wonosobo Tahun 2014 Nomor 46).
1.3. Maksud dan tujuan
Rencana Kerja ini disusun dengan maksud untuk digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta sebagai tolak ukur pencapaian kinerja
dalam kurun waktu 1 (satu) tahun dengan memperhatikan dan memuat prioritas
daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2016 dan pagu indikatif belanja langsung serta
mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang dijadikan dasar sebagai
penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)
Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2017.
Tujuan Rencana Kerja SKPD Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Wonosobo tahun 2016 adalah :
1. Sebagai dokumen perencanaan tahunan sebagai upaya pencapaian renstra 2011-
2015.
2. Sebagai indikator pengukuran kinerja tahunan bagi Dinas Pendidikan Kebudayaan,
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo.
RENJA 2017 DIKPORA Page - 6 -
3. Sebagai dasar bagi masyarakat dan stakeholder untuk berpartisipasi aktif dalam
pembangunan pendidikan di Kabupaten Wonosobo.
4. Sebagai dasar bagi masyarakat dan stakeholder dalam melakukan pengawasan atas
kinerja Dinas Pendidikan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Wonosobo
1.4. Sistematika Penulisan Renja
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Sistematikan Penulisan
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
2.3. Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
2.4. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD
2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM dan KEGIATAN
3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional
3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD
3.3. Program dan Kegiatan
BAB IV PENUTUP
RENJA 2017 DIKBUDPORA - 7 -
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA
DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN WONOSOBO
TAHUN 2016
Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587) dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438), pemerintahan
daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan. Otonomi daerah merupakan hak, wewenang dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo
merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pendidikan berdasarkan asas otonomi dan
tugas pembantuan. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo No. 3 Tahun 2014
tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Wonosobo (Lembaran Daerah
Kabupaten Wonosobo Tahun 2014 Nomor 4) dilatarbelakangi oleh besarnya potensi sumber
daya manusia yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan pembangunan masyarakat untuk
lebih maju dan lebih sejahtera dengan salah satu upaya pencapaian pemenuhan kebutuhan dasar
terkait dengan peningkatan daya tampung dan peningkatan mutu pendidikan sehingga
membentuk insan yang cerdas komprehensif dan kompetitif.
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja (Renja) Tahun 2016 serta Capaian Rencana
Strategis (Renstra) Tahun 2016-2021
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, setiap
dokumen perencanaan harus dievaluasi dalam pelaksanaannya. Terlebih untuk menjamin
tercapainya sasaran dan prioritas yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Oleh karena itu Renja Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Wonosobo Tahun 2015 juga memuat evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan yang
telah ditetapkan dalam Renja Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun 2015. Evaluasi
RENJA 2017 DIKBUDPORA - 8 -
tersebut meliputi 3 (tiga) hal, yaitu kebijakan perencanaan program & kegiatan, pelaksanaan
rencana program & kegiatan serta hasil rencana program & kegiatan.
Sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2015 Dinas Pendidikan
Kebudayaan Pemuda dan Olahraga berkewajiban untuk mencapai target-target tersebut sebagai
bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan maupun
kegagalan organisasi dalam upaya pencapaian sasaran strategisnya dan juga sebagai bahan
evaluasi akuntabilitas kinerja, maka diperlukan suatu gambaran tentang capaian-capaian kinerja
tersebut. Berikut disampaikan hasil capaian kinerja Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Wonosobo. Kinerja Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Wonosobo tahun 2015 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran yang
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
Total anggaran belanja Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga tahun 2016
adalah Rp 738.451.351.232 proporsi untuk belanja langsung sebesar Rp. 70.028.648.600 dan
belanja tidak langsung senilai Rp. 518.016.852.573. Anggaran belanja langsung yang terealisasi
sampai bulan Desember 2016 adalah Rp. 67.366.525.399 sehingga daya serap anggaran
langsung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga sampai bulan Desember 2015 adalah 95.8
%. Sehingga total anggaran yang terealisasi Rp. 586.098.335.228 atau 79.37 %
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga bertanggung jawab atas 12 (dua belas) program di
bidang pendidikan, Kebudayaan, kepemudaan dan olahraga:
1. Program Pendidikan Anak Usia Dini
2. Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun
3. Program Pendidikan Menengah
4. Program Pendidikan Non Formal
5. Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
6. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
7. Program Penataan Peguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfatan tanah
8. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
9. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
10. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
11. Program Peningkatan Pengembangan sistim Pelaporan Asset Daerah
12. Program Pengembangan Nilai Seni dan Buda
Terdapat 2 (dua) Program/Kegiatan yang merupakan anggaran belanja langsung di luar urusan
pendidikan, Kebudayaan, kepemudaan dan olahraga yang mendukung kinerja Dinas
Pendidikan, Kebudayaan Pemuda dan Olahraga yaitu :
1. Program Administrasi Pelayanan Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo
berkewajiban untuk merealisasikan target-target kinerja secara bertahap setiap tahunnya
RENJA 2017 DIKBUDPORA - 9 -
sehingga capaian kinerja program tersebut dapat berkontribusi dalam upaya merealisasikan
tujuan instansi dan pencapaian sasaran strategis. Berikut tabel yang menguraikan capaian
kinerja dari masing-masing program tersebut sebagai bentuk tanggung jawab Dinas Pendidikan
Kebudayaan Pemuda dan Olahraga dalam upaya pencapaian target kinerja:
10
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
Situasi yang terurai di atas mengakibatkan beberapa sektor program dan kegiatan belum
dapat mencapai target kinerja sebagaimana yang telah ditentukan dalam Renstra
maupun Renja Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga sebagaimana
uraian berikut :
a. Pada satuan pendidikan PAUD, terdapat 2 (dua) jenis layanan PAUD berdasarkan
jenjang usia layanan yaitu 0-4 tahun dan 4-6 tahun. Sedangkan pencapaian Kinerja
yang tercermin dalam Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD untuk jenis layanan
anak usia 0-4 tahun pada Tahun 2016 sudah memenuhi target sebagaimana
ditetapkan dalam Renstra Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Wonosobo. Namun demikian terdapat kenaikan APK PAUD dari tahun
2015 sebesar 1,66%. Kenaikan ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah anak
yang mengikuti pendidikan di PAUD untuk usia 0-4 tahun (Kelompok Bermain,
Pos PAUD, Satuan PAUD Sejenis, yang berada di semua kecamatan se- Kabupaten
Wonosobo. Hal ini didukung pula dengan adanya peningkatan PAUD Formal yang
terakreditasi. Peningkatan APK ini merupakan cerminan dari upaya yang dilakukan
Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo
dalam melakukan advokasi dan sosialisasi dengan bekerjasama dengan kelompok
masyarakat, desa, kelompok PKK
untukmemberikanpemahamankepadamasyarakatterlebih mengenai arti pentingnya
pendidikan bagi anak-anak sebelum memasuki pendidikan dasar.
b. Capaian Angka Partisipasi Murni pada jenjang SD/MI mengalami kenaikan dari
tahun sebelumnya. Pada jenjang SD naik sebesar 1,26%. Pada jenjang SMP juga
mengalami kenaikan sebesar 5,32%. Situasi ini merupakan bentuk perhatian dan
kerja keras dari seluruh stakholder terkait. Semua sektor harus mampu bekerjasama
11
dengan baik, untuk mendukung siswa-siswa lulusan SD untuk melanjutkan di
jenjang SMP sederajat. APK merupakan indikator yang menunjukkan tingkat
partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan
indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah
di masing-masing jenjang pendidikan. APK jenjang Pendidikan Dasar bisa
dikatakan telah mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten
Wonosobo. Capaian APK SD/MI sebesar 107,38% dapat dimaknai meningkatnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan disertai sukses program Kejar
Paket A. Capaian APK SMP/MTs baru mencapai 96,31%. Situasi ini perlu direspon
melalui kerjasama lintas pihak dalam memotivasi masyarakat untuk
menyekolahkan anak-anaknya dan meningkatkan kualitas hidupnya melalui
pendidikan. Pada sisi lain masih terdapat anak-anak yang tidak dapat melanjutkan
pendidikan atau putus sekolah. Data yang ada menunjukkan masih terdapat angka
putus sekolah di jenjang SD sebesar 0,18% dan 0,64% di jenjang SMP. Pada
jenjang SD dan SMP terdapat kenaikan Angka Putus Sekolah, hal ini perlu
penanganan yang lebih serius dari semua pihak terkait untuk mengatasi
permasalahan ini, hal ini juga mengindikasikan bahwa Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) dan juga Bantuan Siswa Miskin dari pemerintah pusat untuk
menekan Angka Putus Sekolah belum bermanfaat secara maksimal. Persentase
minimal kelulusan jenjang SD/MI, telah mencapai target yang ditetapkan. RPJMD
menetapkan 99,25% kelulusan tingkat SD/MI, realisasi 100% siswa SD/MI yang
mengikuti ujian Nasional berhasil lulus. Di jenjang SMP/MTs, kelulusan belum
mencapai target RPJMD dan mengalami penurunan dibanding tahun 2015. Angka
melanjutkan dari jenjang SD/ MI ke jenjang SMP/MTs mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2015, namun demikian kondisi ini tetap menuntut adanya
12
upaya yang lebih intens dengan melibatkan multi sektor untuk meningkatkan
motivasi siswa melanjutkan sekolah ke jenjang SMP/MTs. Pemerintah Kabupaten
Wonosobo juga perlu menyusun strategi dalam implementasi Pendidikan
Menengah Universal (PMU) yang merupakan program pemerintah pusat dan
merupakan rintisan wajib belajar 12 tahun
c. Secara umum bahwa kinerja di bidang pendidikan menengah sudah mampu
mencapai apa yang ditetapkan dalam RPJMD. Namun demikian, terdapat kenaikan
yang cukup signifikan yaitu di pencapaian Persentase ruang kelas SMA yang
memenuhi standar Nasional Pendidikan dan angka partisipasi sekolah penduduk
usia 16-18 tahun. Hal ini memberikan ilustrasi kepada pemerintah daerah agar terus
berupaya untuk meningkatkan partisipasi anak dalam melanjutkan pendidikan
menengah melalui perluasan akses dan mutu pendidikan menengah, stimulasi-
stimulasi baik bantuan biaya sekolah maupun pengembangan perluasan wawasan
dan motivasi kepada anak dan orang tua perihal manfaat melanjutkan studi.
Pemerintah Kabupaten Wonosobo diharap untuk melakukan evaluasi dan perlu
menetapkan strategi dalam implementasi Pendidikan Menengah Universal (PMU)
yang merupakan program pemerintah pusat yang merupakan rintisan wajib belajar
12 tahun serta perlu adanya upaya yang melibatkan multi sektor dan stakeholders
pendidikan guna meningkatkan motivasi belajar dijenjang SMA/MA/SMK.
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan kepada siswa SMA/MA/SMK
dan juga DAK bidang pendidikan menengah menjadi stimulan bagi siswa-siswa
untuk melanjutkan atau menyelesaikan studi di pendidikan menengah. Di samping
itu program bantuan untuk siswa dari keluarga miskin diluncurkan dari pemerintah
pusat langsung ke rekening siswa yang bersangkutan. Bantuan Siswa Miskin
merupakan program Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa
13
miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin
memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak, mencegah putus sekolah,
menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi
kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran, mendukung, serta membantu kelancaran
program sekolah.
d. Tujuan Program Pendidikan Non Formal adalah meningkatnya pemerataan, akses,
mutu, relevansi, daya saing Pendidikan Non Formal, dan Informal. Layanan PNF
berupaya untuk meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan
kecakapan hidup, kursus dan pelatihan dan pendidikan kewirasusahaan yang
bermutu dan berdaya saing serta relevan dengan kebutuhan pemberdayaan
masyarakat, dunia usaha dan dunia industri, khususnya bagi penduduk putus
sekolah dalam dan antar jenjang sehingga dapat bekerja dan atau berusaha secara
produktif, mandiri dan profesional.
Berbagai kegiatan diselenggarakan guna mencapai tujuan penyelenggaraan PNF.
Kegiatan Keaksaraan Lanjutan yang bertujuan untuk pelestarian melek aksara
dilaksanakan oleh 13 lembaga, Kegiatan dilaksanakan di masing-masing kelompok
belajar atau tempat yang disepakati warga belajar dengan bentuk kegiatan berupa
pembelajaran keaksaraan melalui kegiatan usaha mandiri. Melalui kegiatan ini
diharapkan warga belajar mendapatkan tambahan penghasilan, sehingga mereka
mampu hidup mandiri dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Kursus kewirausahaan desa adalah sebagai upaya pemerintah memberikan
kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan bagi warga masyarakat pasca buta
aksara, pengangguran agar berkesempatan memperoleh pekerjaan berbasis potensi
desa. Bentuk kegiatan meliputi sosialisasi, advokasi, kursus pelatihan
kewirausahaan serta pengembangan usaha. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah
14
warga belajar memiliki kewirausahaan sesuai dengan kemampuannya dan sumber
daya alam disekitarnya dan mandiri.
Sejalan dengan program Pemerintah Jawa Tengah, kegiatan desa vokasi menjadi
salah satu upaya untuk mengembangkan sumberdaya manusia dan lingkungan yang
dilandasi oleh nilai-nilai budaya dengan memanfaatkan potensi lokal sekaligus
diberikan penguatan untuk stimulasi dan dukungan kelompok-kelompok belajar
usaha agar dapat melestarikan dan mengembangan secara lebih luas melalui
aktivitas bentuk kegiatan berupa pembinaan manajemen desa vokasi, ekspo produk
dan pemasaran produk. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi
pengangguran usia produktif dan hidup mandiri. Lembaga Kursus dan Lembaga
Pelatihan merupakan satuan pendidikan Non Formal seperti yang tertera dalam
pasal 26 ayat (4) UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pasal tersebut menjelaskan bahwa Kursus dan Pelatihan diselenggarakan bagi
masyarakat yang memerlukan pengetahuan, ketrampilan, kecakapan hidup dan
sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
dan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Terkait dengan hal
tersebut Pemerintah Kabupaten Wonosobo memberikan fasilitasi bantuan berupa
Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Non Formal, Penguatan Lembaga
PNF, Kursus dan Pelatihan di Satuan Pendidikan Non Formal Negeri dan Fasilitasi
Belanja Tidak Langsung Bantuan Keuangan Bidang Pendidikan.
Sementara itu ada beberapa kegiatan Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2016 yang tidak dapat dilaksanakan dikarenakan Status Badan
Hukumnya belum jelas diantaranya Bantuan kursus kewirausahaan desa,
Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ( PKBM ), Bantuan failitasi
penguatan kelembagaan /LKP untuk akreditasi, Bantuan Fasilitasi Penguatan
15
Manajemen Desa Vokasi, Bantuan Fasilitasi Keaksaraan Dasar, Bantuan Fasilitasi
Keaksaraan Lanjutan, Bantuan Kelompok Belajar Usaha (KBU) Desa Vokasi dan
Bantuan fasilitasi rintisan Taman Bacaan Masyarakat ( TBM ) desa vokasi.
e. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan adalah mutu pendidik
dan tenaga kependidikan. Peningkatan kapasitas dan kompetensi pendidik
dilakukan salah satunya dalam kerangka pemenuhan Standar Minimal Pelayanan
(SPM) yang salah satunya menyebutkan bahwa standar kualifikasi pendidik adalah
S1/D4. Untuk memotivasi guru yang belum memenuhi kualifikasi tersebut dan saat
ini sedang menempuh pendidikan, diberikan subsidi studi lanjut untuk pendidik
formal dan pendidik PAUD.
Setiap tahun diadakan pem ilihan guru berprestasi dan pengawas berdedikasi secara
berjenjang mulai tingkat Kabupaten, Provinsi dan Nasional. Kabupaten
mengadakan seleksi untuk menentukan guru yang mewakili ke tingkat provinsi
sehingga terpilih wakil guru prestasi untuk jenjang TK, SD, SMP, SLTA, tutor PNF
ke provinsi. Melalui pemilihan ini diharapkan dapat menambah minat guru untuk
berkompetisi dan meningkatkan kinerja dalam kerangka profesionalitas guru.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan Bantuan Keuangan melelaui
Pemerintah Kabupaten Wonosobo berupa, Bantuan Pengelolaan Penilaian Angka
Kredit dan Sertifikasi Pendidik , Bantuan Kesejahteraan Pendidik Wiyata Bhakti
Pendidikan Formal, dan Bantuan Kesejahteraan Pendidik PAUD.
Sementara itu Pemerintah Kabupaten Wonosobo menganggarkan dana untuk
kegiatan Workshop Penyusunan Pedoman Pengelolaan PAUD, Peningkatan
Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD, Peningkatan Kompetensi
Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP, Peningkatan Kompetensi Pendidik dan
Tenaga Kependidikan SMA/SMK, Peningkatan Mutu Layanan terhadap Pendidik
16
dan Tenaga Kependidikan, serta Peningkatan Mutu dan Kualitas Pendidik
PAUDNI. Realisasi anggaran dari Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan mencapai 96,6% dari pagu anggaran sebesar Rp 6.204.807.000,00.
f. Program Manajemen Layanan Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan tata
kelola dan pencitraan publik pada penyelenggaraan pendidikan. Kegiatan yang
dilakukan pada Tahun 2016berasal dari Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah berupa Bantuan Fasilitasi Penyelenggaraan UN dan UNPK, Bantuan
Manajemen Pendataan Pendidikan dan Pembelajaran Wisata Edukasi.
Sementara dana Bantuan dari Pemerintah Kabupaten Wonosobo direalisasikan
dalam bentuk Fasilitasi Dewan Pendidikan Daerah, Peningkatan Kapasitas SDM
Karyaawan Dinas Dikpora Kab. Wonosobo, Fasilitasi Evaluasi dan Monitoring
Pelaksanaan Kegiatan Belanja Langsung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga,
Optimalisasi Manajemen Informasi dan Pendataan Pendidikan, System Informasi
Manajemen Sekolah Terintegrasi Berbasis TIK, Penguatan Pendidikan Inklusi,
Akreditasi Sekolah, Kemitraan Wajib Belajar 12 Tahun, Festival Pendidikan
Teknologi dsn Informasi (Pajak Rokok) serta Seleksi Calon Penilik
PAUD/Pengawas TK dan Kepala TK.
Program ini mampu merealisasikan 100% dari anggaran Rp. 1.285.589.000,00.
Peningkatan pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dilakukan melalui
monitoring dan evaluasi pelaksanaan BOS di sekolah-sekolah.
Sebagai bagian dari pelayanan terhadap sekolah sebagai salah satu konsumen dari
Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo,
diselenggarakan kegiatan Workshop Pendataan Pendidikan Dasar dengan sasaran
seluruh SD dan SMP se Kabupaten Wonsoobo. Pendataan Pendidikan Dasar
merupakan program pemerintah pusat dimana setiap sekolah diwajibkan untuk
17
melengkapi seluruh data komponen sekolah. Kelengkapan data tersebut
menentukan kelayakan seorang pendidik untuk mendapatkan tunjangan profesi dan
juga menentukan besaran dana BOS dan sarana prasana yang akan diterima oleh
sekolah.
g. Program Pendidikan Berkelanjutan yang didukung oleh anggaran Bantuan
Keuangan Provinsi Jawa Tengah dengan jenis kegiatan Fasilitasi Pembinaan
Nasionalisme dan Karakter Bangsa Melalui Jalur Pendidikan bertujuan untuk
menanamkan dan mengembangkan rasa nasionalisme dan kebanggaan terhadap
Bangsa dan Negara. Kegiatan ini dilakukan di sekolah-sekolah yang menjadi
piloting dengan sasaran guru dan murid.
h. Program ini merupakan sebagian urusan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak yang didanai dari Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Wonosobo. Implementasi dari urusan ini diwujudkan dalam
bentuksosialisasi dan advokasi PUG bidang pendidikan, pelatihan vocal point
dengan sasaran pengambil kebijakan pendidikan tingkat kabupaten, kecamatan dan
satuan pendidikan formal dan non formal.
i. Pembangunan pemuda dan olahraga mempunyai peran strategis dalam mendukung
peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Pemuda
memiliki peran aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan
dalam segala aspek pembangunan. Sementara itu, olahraga memiliki peran untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh, menanamkan
nilai moral, akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat persatuan dan
kesatuan.
18
Namun dalam pelaksanaan pembangunan urusan kepemudaan dan olahraga masih
dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yaitu antara lain :
1) Masih terbatasnya peran serta pemuda sebagai kekuatan moral, kontrolsosial,
dan
agen perubahan;
2) Masih terbatasnya kepedulian pemuda terhadap lingkungan dan masyarakat;
3) Masih rendahnya tingkat partisipasi pemuda dalam organisasi kepemudaan;
4) Belum optimalnya pengembangan potensi pemuda dalam kepemimpinan,
kepeloporan, dan kewirausahaan.
Sementara itu permasalahan dalam pembangunan olahraga antara lain:
1) Masih rendahnya budaya dan prestasi olahraga;
2) Masih terbatasnya sarana olahraga yang representative;
3) Terbatasnya upaya pembibitan atlet unggulan;
4) Belum optimalnya pengembangan cabang olahraga unggulan di daerah;
5) Masih minimnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya arti berolahraga;
6) Merubah mine set masyarakat bahwa olahraga sesuatu yang mahal yang hanya
bisa dilakukan oleh kalangan menengah keatas.
j. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur menyerap anggaran dengan
nilai anggaran Rp 512.000.000,00, mampu terserap sebesar 98,29% adapun jenis
kegiatannya meliputi Pengadaan Sarana Dan Prasarana Kantor dan Rehabilitasi
Sedang/Berat Gedung Kantor,
Pemerintah Kabupaten Wonosobo menganggarkan dana untuk program penataan
penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah sebesar Rp
300.000.000,00 untuk satu paket, pengadaan tanah yang akan digunakan untuk
SMKN 2 Wonosobo.
19
k. Program yang dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo ini mampu
menyerap100% dari anggaran sebesar Rp. 520.000.000,00. Kegiatan Program
Pengembangan Nilai Seni dan Budaya meliputi Fasilitasi Pentas Seni Di TMII
Jakarta, Pentas Seni Di RRI Purwokerto, Parade Seni Dalam Rangka HUT Jawa
Tengah, Pentas Seni Hari Jadi Wonosobo Dan Mbirat Sengkolo, Apresiasi Seni
Pelajar, Fasilitasi Pelaku Seni dan Budaya, Pengembangan dan Pelestarian
Kesenian Tradisional Bundengan (Pajak Rokok), serta Promosi Budaya Melalui
Film Surga Menanti.
l. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Asset daerah ini bertujuan
untuk menginventarisir dan melaporkan aset kepemilikan Pemerintah Kabupaten
Wonosobo yang pengadaannya dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kebudayaan
Pemuda dan Olahraga.
Kegiatan ini mampu menyerap anggaran sebesar 100% dari total anggaran Rp
200.000.000,00.
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Asset daerah ini bertujuan
untuk menginventarisir dan melaporkan aset kepemilikan Pemerintah Kabupaten
Wonosobo yang pengadaannya dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kebudayaan
Pemuda dan Olahraga.
Kegiatan ini mampu menyerap anggaran sebesar 100% dari total anggaran Rp
200.000.000,00.
2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan
Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo
20
Dalam Nawacita yang merupakan visi dan misi Pemerintah, terutama dalam bidang
pendidikan, ditegaskan bahwa yang menjadi prioritas adalah meningkatkan kualitas
pendidikan, meningkatkan daya saing, dan melakukan revolusi karakter bangsa.
Rencana tersebut lalu direalisisasikan dalam beberapa prioritas tindakan.
1. menata kembali kurikulum pendidikan nasional, yang akan berlandaskan kepada
budi pekerti dan Pendidikan Kewarganegaraan, hal tersebut diyakini bisa menjadi
modal untuk melakukan revolusi karakter manusia Indonesia.
Beberapa muatan yang akan menjadi fokus utama adalah pengajaran sejarah
pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme, cinta tanah air, semangat bela
negara, dan budi pekerti.
2. Evaluasi terhadap model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional,
termasuk didalamnya Ujian Nasional.
3. Menjaga muatan kurikulum tetap mengakomodir aspek muatan nasional dan
aspek muatan local, dalam rangka menumbuh-kembangkan pemahaman filosofi
Bhinneka Tunggal Ika.
4. pendidikan Dasar harus terdiri dari 70 % berisi mengenai budi pekerti dan untuk
pendidikan tinggi 60 % politeknik dan 40 % sains.
5. Meningkatkan kesejahteraan kaum guru dengan jalan meningkatkan tunjangan
fungsional, pemberian asuransi yang menjamin keselamatan kerja, dan fasilitas
yang memadai untuk pengembangan promosi kepangkatan dan karir.
6. Pemerataan fasilitas pendidikan antara wilayah terpencil dengan wilayah lainnya.
Dan ketujuh, distribusi guru yang merata, sehingga akan meminimalisir
kesenjangan kualitas pendidikan.
21
Isu-isu strategis pembangunan pendidikan di Kabupaten Wonosobo antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Pemerataan, akses dan mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) antara lain:
Masih perlu upaya secara integratif untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap PAUD bagi pengembangan potensi anak (Golden Age);
Perlu adanya peningkatan kapasitas kelembagaan dan sarana prasarana
PAUD;
belum terpenuhinya rasio ideal pendidik PAUD : peserta didik;
belum tersedianya standar pengelolaan/manajemen PAUD.
b. Pemerataan, akses dan mutu Pendidikan Dasar antara lain:
Masih terdapat kelompok masyarakat yang belum menyadari pentingnya
pendidikan dasar sehingga menimbulkan permasalahan di angka capaian
wajar dikdas sembilan tahun
Masih terdapat sekolah yang belum memenuhi standar sarana prasarana
Pendidikan Dasar;
Rasio ideal pendidik Dikdas : peserta didik yang masih perlu dievaluasi
Perlu adanya review tentang pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS);
Mendorong pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar
Diperlukan grand desain dengan untuk lingkup Kabupaten Wonosobo
mengenai Implementasi Kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar
c. Pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing Pendidikan Menengah:
permasalahan ekonomi pada sebagian masyarakat yang berdampak pada
angka putus sekolah;
22
Perlu upaya secara integratif dari stakeholder pendidikan untuk memberikan
pemahaman kepada orang tua dan masyarakat tentang arti pentingnya
pendidikan menengah
Masih terdapat sekolah yang belum memenuhi standar sarana prasarana
Pendidikan Menengah;
Perlu adanya evaluasi mengenai pendidikan kompetensi yang
diselenggarakan oleh sekolah menengah kejuruan untuk meningkatkanlinks
and match antara sekolah dengan dunia usaha dan industri;
Diperlukan evaluasi mengenai rasio ideal pendidik Dikmen : peserta didik;
Optimalisasi pembinaan kesiswaan terkait dengan pendidikan karakter siswa;
Belum terpenuhinya standar nasional pendidikan menengah;
Diperlukan grand desain dengan untuk lingkup Kabupaten Wonosobo
mengenai Implementasi Kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar
d. Pemerataan, akses, mutu dan relevansi serta daya saing Pendidikan Non Formal:
Masyarakat belum terlalu memberikan apresiasi masyarakat terhadap
Pendidikan Non Formal;
Belum terpenuhinya standar sarana prasarana Pendidikan Non Formal;
Permasalahan mutu pada pendidikan non formal;
Belum tersedianya standar pengelolaan/manajamen Pendidikan Non Formal.
e. Kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya mengelola pembelajaran:
Distribusi pendidik dan tenaga kependidikan;
Masih terdapat pendidik belum memenuhi standar kualifikasi pendidikan
S1/D4;
Masih terdapat pendidik belum bersertifikat pendidik;
23
Terbatasnya aktivitas dan media pengembangan profesi pendidik dan tenaga
kependidikan;
Diperlukan sistem penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan secara
menyeluruh
f. Belum optimalnya tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik dalam
penyelenggaraan pendidikan, yang disebabkan oleh:
belum diterapkannya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2000 pada Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pemuda dan Olahraga;
belum optimalnya penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang
mendukung realisasi manajemen pendidikan yang transparan dan akuntabel;
belum optimalnya pengendalian internal dalam pelaksanaan pembangunan
pendidikan.
g. Belum optimalnya pendidikan berkelanjutan yang disebabkan oleh:
belum optimalnya pembinaan kesiswaan terkait dengan pemantapan nilai-
nilai nasionalisme pada semua jenis dan jenjang satuan pendidikan;
belum optimalnya pendidikan budi pekerti yang berorientasi pada
pengembangan nilai-nilai kejujuran dan pembentukan karakter mulia pada
semua jenis dan jenjang satuan pendidikan;
belum optimalnya pengembangan pengarusutamaan gender bidang
pendidikan;
h. Perlu adanya muatan materi pembelajaran sesuai tantangan perkembangan zaman
untuk menyiapkan mental peserta didik, yang terintegrasi dalam mata pelajaran
yang sesuai, seperti muatan keagamaan, budaya menabung, cinta lingkungan,
moral kejujuran/antikorupsi.
24
Dengan posisi alokasi anggaran Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Wonosobo yang sudah melebihi dari 20% APBD, maka dapat disimpulkan
bahwa alokasi ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang antara lain menyebutkan :
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
yang bermutu
2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh
sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar
3. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
Dari sisi teknis administratif perlu dikemukakan beberapa kendala pelaksanaan
kegiatan selama rentang waktu setahun, yaitu:
1. Kegiatan banyak yang bersumber dana dari pusat dan provinsi, sehingga
pelaksanaannya sangat tergantung pada telah diterimanya dana di kas daerah.
Sebelum itu daerah tidak bisa menyediakan dana untuk kegiatan lebih dahulu.
2. Keterbatasan jumlah personel, dibandingkan dengan jumlah kegiatan, dengan
berbagai kemampuan yang beragam.
3. Keterlambatan juknis kegiatan tertentu dari pusat/provinsi terlambat atau mungkin
petunjuk yang ada masih bersifat umum dan perlu dijabarkan lebih teknis pada
tingkat kabupaten.
4. Kegiatan tertentu perlu disinkronisasi pelaksanaannya dengan tatakelola kegiatan
daerah/ APBD, prosesnya perlu waktu yang cukup dan rumit.
5. Kegiatan tertentu memang diagendakan pada semester II, mengingat pada semester
I pada tingkat sekolah lebih berkonsentrasi kegiatan ujian nasional.
25
Beberapa kendala tersebut mengakibatkan sebagian besar kegiatan baru terlaksana pada
semester II bahkan triwulan terakhir. Meskipun demikian telah diupayakan untuk
meningkatkan konsolidasi dalam pelaksanaan kegiatan demi tercapainya kinerja yang
diharapkan.
Adapun upaya dan kebijakan urusan pendidikan yang dilakukan untuk permasalahan
urusan pendidikan tersebut antara lain :
a. Kebijakan pendidikan dasar sembilan tahun sesuai dengan komitmen yang
dilakukan baik terkait kebijakan nasional maupun kesepakatan internasional tetap
menjadi prioritas pemerintah daerah kabupaten Wonosobo melalui program dan
kegiatan yang mengarah ke capaian kinerja pendidikan dasar utamanya terkait
dengan akses dan mutu pendidikan. Untuk langkah ke depan, guna memastikan
pelayanan pendidikan dasar, akan dilakukan pengukuran dan pendokumentasian
capaian SPM pendidikan dasar secara lebih terstruktur dan terintegrasi dalam satu
instrumen.
b. Perluasan akses pendidikan menengah dengan penambahan ruang kelas untuk
meningkatkan daya tampung dan juga peningkatan mutu dan relevansi pendidikan
melalui kegiatan-kegiatan yang menopang. Untuk Tahun 2015 terkait dengan
kebijakan Pendidikan Menengah Universal (Rintisan Wajib Belajar Pendidikan
12 Tahun) telah dianggarkan Dana Alokasi Khusus Pendidikan Menengah dan
Bantuan Operasional Sekolah tingkat Sekolah Menengah yang telah dimulai sejak
tahun 2012. Dan Sehubungan dengan terbitnya UU Nomor 23 Tahun 2014
26
tentang Pemerintah Daerah yang mengatur kaitanya dengan Pendidikan
Menengah yang menjadi Kewenangan Provinsi maka Dinas Pendidikan
Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo sudah mempersiapkan
untuk pengalihan Pendidikan menengah sesuai kewenangan yang tercantum
dalam undang- undang.
c. Pendidikan non formal (Kejarpaket A, B dan C) dilaksanakan untuk
memberikankesempatanuntukmemperolehpendidikan bagi mereka yang putus
sekolah.disampingitupendidikankewirausahaandanlifeskillmelaluipembentukankel
ompok-kelompokusahamandiriperluditingkatkanjangkauannya.
d. Mengupayakan penekanan biaya personalia dan non personalia melalui Bantuan
Operasional Sekolah, Beasiswa Miskin (untuk tingkat SD/SMP) serta Beasiswa
Keluarga Kurang Mampu (SMA/SMK).
e. Mendorong peran orang tua dalam memberikan motivasi kepada anak untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk selanjutnya pada
tahun 2013 semua stakeholders pendidikan melakukan upaya terintegrasi untuk
menumbuhkan minat anak untuk melanjutkan sekolah dan juga memotivasi orang
tua untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang lebih tinggi.
f. Melanjutkan program kegiatan yang belum dapat dilaksanakan di Tahun 2015
pada Tahun 2016 sesuai dengan aturan maupun petunjuk
teknis yang berlaku serta terus meningkatkan komunikasi baik
internal Eksekutif, Legislatif, maupun dengan Provinsi dan Pusat.
2.4. Review terhadap rancangan awal RKPD
27
Review terhadap rancangan awal RKPD tahun 2016 sudah sesuai dengan hasil
analisis kebutuhan yang didasarkan pada program yang telah disesuaikan berdasarkan
Renstra Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo
Tahun 2016-2021.
Berdasarkan analisis tersebut maka ditetapkan program rancangan awal rencana
kerja yang meliputi Program Administrasi Pelayanan PerkantoranProgram Peningkatan
Sarana dan Prasarana Aparatur, Program Pendidikan Anak Usia Dini,Program Wajib
Belajar Pendidikan Sembilan Tahun, Program Pendidikan Menengah, Program
Pendidikan Non Formal, Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan, Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, Program Penataan
Peguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfatan tanah, Program Peningkatan Peran
Serta Kepemudaan, Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga, Program
Pengembangan Wawasan Kebangsaan, Program Peningkatan Pengembangan sistim
Pelaporan Asset Daerah, Program Pengembangan Nilai Seni dan Budaya
Beberapa kegiatan PAUD dirasakan sangat perlu mengingat pertumbuhan
PAUD di Kabupaten Wonosobo sudah relatif membaik, namun pada setiap PAUD
masih minim fasilitas seperti mebeler, APE (Alat Peraga Edukatif) dan perlengkapan
lainnya bahkan ada beberapa PAUD yang membutuhkan Pembangunan dan Rehabilitasi
Ruang Kelas.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka hal tersebut sangat
diprioritaskan pada tahun 2016.
Pada Program Pendidikan Wajar Sembilan Tahun lebih memperioritaskan pada
pembangunan ruang kelas baru, rehabilitasi baik berat maupun sedang, pembangunan
Ruang Perpustakaan pengadaan alat laboratorium, alat kesenian serta alat pembelajaran
lainnya, disamping pembangunan beberapa gedung perpustakaan, rehabilitasi ruang
28
kelas rusak serta penggantian mebeleir siswa juga memprioritaskan kegiatan Pembinaan
Kelembagaan sekolah dan Manajemen sekolah dengan penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar untuk menjamin mutu Rencana Kerja Dinas
Pendidikan Kebudayaa, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo Tahun 2016
pendidikan kepada tenaga pendidik, serta kegiatan Pembinaan minat, bakat dan
kreativitas siswa.
Untuk Program Pendidikan Menengah lebih fokus pada pembangunan Sekolah,
peningkatan mutu Pendidkan dan Pembinaan minat bakat dan kreativitas siswa serta
pemenuhan prasarana sekolah diantaranya media pembelajaran dan sarana dan
prasarana proses pembelajaran bagi siswa juga ada beberapa kegiatan fisik yaitu
penambahan ruang kelas baru dan rehabilitasi rusak berat.
Program Pendidikan Non Formal lebih diprioritaskan pada tersedianya sarana
prasarana Gedung PAUD, kegiatan Pembinaan Pendidikan Kursus dan kelembagaan,
Penyediaan sarana dan prasarana Pendidikan Non Formal, Penguatan Lembaga
Pendidikan Non Formal, dan kegiatan Penyelenggaran Ujian Nasional Kesetaraan Paket
A, paket B dan Paket C.
2.5. Penelaahan Usulan Program dan kegiatan Masyarakat
Berdasarkan telaahan program usulan dari berbagai pihak (stake-holder)
pendidikan mengenai berbagai isu pendidikan, maka program Peningkatan Akses dan
peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritas utama di samping program fisik. Hal ini
didasarkan dari kualitas mutu pendidikan yang belum merata pada setiap sekolah.
Mengingat terbatasnya sumber daya daerah, maka penetapan agenda dan
prioritas pembangunan daerah Tahun 2016 harus dapat mengoptimalkan pemanfaatan
29
sumber daya (resources) yang ada untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan. Arah
kebijakan dan prioritas pembangunan tahun 2015 disusun dengan beberapa
pertimbangan berikut:
1. Memiliki dampak yang signifikan, terukur dan dirasakan manfaatnya secara
langsung oleh masyarakat;
2. Mekanisme dan prosedur pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
3. Sesuai dan sejalan dengan Visi, Misi, program Daerah yang telah dituangkan dalam
RPJMD Kabupaten Wonosobo Tahun 2016-2021.
30
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN WONOSOBO
3.1.Telaah terhadap Kebijakan Nasional
Tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
secara fungsiona terkait dengan kebijakan nasional yang meliputi tiga aspek strategis
yaitu perluasan akses, peningkatan mutu dan relevansi serta penguatan tatakelola,
transparansi, akuntabilitas pengelolaan pendidikan. Ketiganya terintegrasi dalam semua
program pendidikan yang berkelanjutan.
Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Wonosobo merupakan bagian integral dari sistem perencanaan pembangunan nasional,
sistem perencanaan pembangunan provinsi serta sistem perencanaan pembangunan
Kabupaten Wonosobo. Oleh karena itu Rencana Kerja Dinas Pendidikan Kebudayaan,
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo mengacu pada Rencana Strategis Dinas
Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga dengan berpedoman pada Rencana Kerja
Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Sehingga dapat dikatakan bahwa Rencana Kerja
Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga. Dari aspek kelembagaan juga ada
sinergis antara pengelola tingkat pusat, provinsi dan kabupaten untuk secara bersama-
sama melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja yang ditetapkan.
Dalam hal pembiayaan kegiatan, dana dari pusat menempati porsi yang lebih besar
31
daripada yang berasal dari daerah. Meskipun semua dana tersebut masuk lewat kas
daerah dan sebagai pendapatan daerah untuk pembiayaan kegiatan pembangunan daerah.
Dalam hal pengelolaan kegiatan perlu dicermati dan sinkronisasi target kinerja nasional,
provinsi dan daerah serta waktu pelaksanaannya. Selama ini kegiatan pembangunan
pendidikan efektif berjalan pada semester II tahun anggaran bahkan menumpuk pada
triwulan akhir tahun. Hal ini mengakibatkan kinerja pelaksanaannya kurang optimal.
3.2.Tujuan dan sasaran Renja SKPD
1. Tujuan
Tujuan dari penyusunan Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Wonosobo tahun 2016 adalah :
a. Menerjemahkan Rencana Strategis Dinas Pendidikan, Kebudayan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Wonosobo Tahun 2011-2015 dalam Program/Kegiatan
Prioritas Dinas Pendidikan, Kebudayan, Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran
2016
b. Merupakan pedoman dalam Pelaksanaan Program/Kegiatan Dinas Pendidikan,
Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2016
c. Mencapai standar penyelenggaran PAUD.
d. Penuntasan wajib belajar 9 tahun.
e. Rintisan Pendidikan Menengah Universal (Wajib belajar 12 tahun).
f. Optimalisasi PNF dalam menunjang pendidikan sekolah
g. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik.
h. Pembinaan kesiswaan
32
i. Optimalisasi manajemen pelayanan pendidikan.
j. Pengembangan pendidikan berkelanjutan.
2. Sasaran
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Dinas Pendidikan
Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Pemuda Kabupaten Wonosobo dan merupakan
penjabaran konkret dari tujuan yang telah ditetapkan.
Sasaran pembangunan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
tersebut, adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya pemerataan akses, mutu dan tata kelola serta pencitraan publik
pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
b. Meningkatnya pemerataan akses, mutu dan tatakelola serta pencitraan publik
pada jenjang pendidikan Dasar.
c. Meningkatnya pemerataan akses, mutu, relevansi dan tata kelola serta
pencitraan publik pada jenjang pendidikan menengah.
d. Meningkatnya pemerataan akses, mutu, relevansi dan tatakelola serta
pencitraan publik pada jenjang Pendidikan Non formal.
e. Meningkatnya mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
f. Meningkatnya tata kelola dan pencitraan publik pada penyelenggaraan
pendidikan.
g. Terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender bidang pendidikan dan
meningkatnya nasionalisme bidang pendidikan.
h. Meningkatnya pembinaan kepemudaan dan keolahragaan.
i. Menigkatnya pengembangan seni budaya pelajar
33
j. Berkembangnya materi pembelajaran pendidikan agama, budaya menabung
dan nilai kejujuran/ anti korupsi .
3.3.Program dan Kegiatan
Program adalah himpunan dari beberapa kegiatan yang nyata, terpadu dan sistematis
yang akan dilaksanakan oleh elemen-elemen yang terdapat dan menjadi bagian dari suatu
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran. Dalam menetapkan program dan
kegiatan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga mengacu pada :
a. Pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo
b. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Tahun 2010 yang telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal
Pendidikan Dasar)
c. Pencapaian Standar Nasional Pendidikan dan Millenium Development Goals
(MDGs)
d. Pengentasan Kemiskinan
e. Pemenuhan Pilar Pendidikan Nasional
1
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
Situasi yang terurai di atas mengakibatkan beberapa sektor program dan kegiatan belum
dapat mencapai target kinerja sebagaimana yang telah ditentukan dalam Renstra
maupun Renja Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga sebagaimana
uraian berikut :
a. Pada satuan pendidikan PAUD, terdapat 2 (dua) jenis layanan PAUD berdasarkan
jenjang usia layanan yaitu 0-4 tahun dan 4-6 tahun. Sedangkan pencapaian Kinerja
yang tercermin dalam Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD untuk jenis layanan
anak usia 0-4 tahun pada Tahun 2016 sudah memenuhi target sebagaimana
ditetapkan dalam Renstra Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Wonosobo. Namun demikian terdapat kenaikan APK PAUD dari tahun
2015 sebesar 1,66%. Kenaikan ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah anak
yang mengikuti pendidikan di PAUD untuk usia 0-4 tahun (Kelompok Bermain,
Pos PAUD, Satuan PAUD Sejenis, yang berada di semua kecamatan se- Kabupaten
Wonosobo. Hal ini didukung pula dengan adanya peningkatan PAUD Formal yang
terakreditasi. Peningkatan APK ini merupakan cerminan dari upaya yang dilakukan
Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo
dalam melakukan advokasi dan sosialisasi dengan bekerjasama dengan kelompok
masyarakat, desa, kelompok PKK
untukmemberikanpemahamankepadamasyarakatterlebih mengenai arti pentingnya
pendidikan bagi anak-anak sebelum memasuki pendidikan dasar.
b. Capaian Angka Partisipasi Murni pada jenjang SD/MI mengalami kenaikan dari
tahun sebelumnya. Pada jenjang SD naik sebesar 1,26%. Pada jenjang SMP juga
mengalami kenaikan sebesar 5,32%. Situasi ini merupakan bentuk perhatian dan
kerja keras dari seluruh stakholder terkait. Semua sektor harus mampu bekerjasama
2
dengan baik, untuk mendukung siswa-siswa lulusan SD untuk melanjutkan di
jenjang SMP sederajat. APK merupakan indikator yang menunjukkan tingkat
partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan
indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah
di masing-masing jenjang pendidikan. APK jenjang Pendidikan Dasar bisa
dikatakan telah mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten
Wonosobo. Capaian APK SD/MI sebesar 107,38% dapat dimaknai meningkatnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan disertai sukses program Kejar
Paket A. Capaian APK SMP/MTs baru mencapai 96,31%. Situasi ini perlu direspon
melalui kerjasama lintas pihak dalam memotivasi masyarakat untuk
menyekolahkan anak-anaknya dan meningkatkan kualitas hidupnya melalui
pendidikan. Pada sisi lain masih terdapat anak-anak yang tidak dapat melanjutkan
pendidikan atau putus sekolah. Data yang ada menunjukkan masih terdapat angka
putus sekolah di jenjang SD sebesar 0,18% dan 0,64% di jenjang SMP. Pada
jenjang SD dan SMP terdapat kenaikan Angka Putus Sekolah, hal ini perlu
penanganan yang lebih serius dari semua pihak terkait untuk mengatasi
permasalahan ini, hal ini juga mengindikasikan bahwa Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) dan juga Bantuan Siswa Miskin dari pemerintah pusat untuk
menekan Angka Putus Sekolah belum bermanfaat secara maksimal. Persentase
minimal kelulusan jenjang SD/MI, telah mencapai target yang ditetapkan. RPJMD
menetapkan 99,25% kelulusan tingkat SD/MI, realisasi 100% siswa SD/MI yang
mengikuti ujian Nasional berhasil lulus. Di jenjang SMP/MTs, kelulusan belum
mencapai target RPJMD dan mengalami penurunan dibanding tahun 2015. Angka
melanjutkan dari jenjang SD/ MI ke jenjang SMP/MTs mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2015, namun demikian kondisi ini tetap menuntut adanya
3
upaya yang lebih intens dengan melibatkan multi sektor untuk meningkatkan
motivasi siswa melanjutkan sekolah ke jenjang SMP/MTs. Pemerintah Kabupaten
Wonosobo juga perlu menyusun strategi dalam implementasi Pendidikan
Menengah Universal (PMU) yang merupakan program pemerintah pusat dan
merupakan rintisan wajib belajar 12 tahun
c. Secara umum bahwa kinerja di bidang pendidikan menengah sudah mampu
mencapai apa yang ditetapkan dalam RPJMD. Namun demikian, terdapat kenaikan
yang cukup signifikan yaitu di pencapaian Persentase ruang kelas SMA yang
memenuhi standar Nasional Pendidikan dan angka partisipasi sekolah penduduk
usia 16-18 tahun. Hal ini memberikan ilustrasi kepada pemerintah daerah agar terus
berupaya untuk meningkatkan partisipasi anak dalam melanjutkan pendidikan
menengah melalui perluasan akses dan mutu pendidikan menengah, stimulasi-
stimulasi baik bantuan biaya sekolah maupun pengembangan perluasan wawasan
dan motivasi kepada anak dan orang tua perihal manfaat melanjutkan studi.
Pemerintah Kabupaten Wonosobo diharap untuk melakukan evaluasi dan perlu
menetapkan strategi dalam implementasi Pendidikan Menengah Universal (PMU)
yang merupakan program pemerintah pusat yang merupakan rintisan wajib belajar
12 tahun serta perlu adanya upaya yang melibatkan multi sektor dan stakeholders
pendidikan guna meningkatkan motivasi belajar dijenjang SMA/MA/SMK.
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan kepada siswa SMA/MA/SMK
dan juga DAK bidang pendidikan menengah menjadi stimulan bagi siswa-siswa
untuk melanjutkan atau menyelesaikan studi di pendidikan menengah. Di samping
itu program bantuan untuk siswa dari keluarga miskin diluncurkan dari pemerintah
pusat langsung ke rekening siswa yang bersangkutan. Bantuan Siswa Miskin
merupakan program Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa
4
miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin
memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak, mencegah putus sekolah,
menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi
kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran, mendukung, serta membantu kelancaran
program sekolah.
d. Tujuan Program Pendidikan Non Formal adalah meningkatnya pemerataan, akses,
mutu, relevansi, daya saing Pendidikan Non Formal, dan Informal. Layanan PNF
berupaya untuk meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan
kecakapan hidup, kursus dan pelatihan dan pendidikan kewirasusahaan yang
bermutu dan berdaya saing serta relevan dengan kebutuhan pemberdayaan
masyarakat, dunia usaha dan dunia industri, khususnya bagi penduduk putus
sekolah dalam dan antar jenjang sehingga dapat bekerja dan atau berusaha secara
produktif, mandiri dan profesional.
Berbagai kegiatan diselenggarakan guna mencapai tujuan penyelenggaraan PNF.
Kegiatan Keaksaraan Lanjutan yang bertujuan untuk pelestarian melek aksara
dilaksanakan oleh 13 lembaga, Kegiatan dilaksanakan di masing-masing kelompok
belajar atau tempat yang disepakati warga belajar dengan bentuk kegiatan berupa
pembelajaran keaksaraan melalui kegiatan usaha mandiri. Melalui kegiatan ini
diharapkan warga belajar mendapatkan tambahan penghasilan, sehingga mereka
mampu hidup mandiri dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Kursus kewirausahaan desa adalah sebagai upaya pemerintah memberikan
kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan bagi warga masyarakat pasca buta
aksara, pengangguran agar berkesempatan memperoleh pekerjaan berbasis potensi
desa. Bentuk kegiatan meliputi sosialisasi, advokasi, kursus pelatihan
kewirausahaan serta pengembangan usaha. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah
5
warga belajar memiliki kewirausahaan sesuai dengan kemampuannya dan sumber
daya alam disekitarnya dan mandiri.
Sejalan dengan program Pemerintah Jawa Tengah, kegiatan desa vokasi menjadi
salah satu upaya untuk mengembangkan sumberdaya manusia dan lingkungan yang
dilandasi oleh nilai-nilai budaya dengan memanfaatkan potensi lokal sekaligus
diberikan penguatan untuk stimulasi dan dukungan kelompok-kelompok belajar
usaha agar dapat melestarikan dan mengembangan secara lebih luas melalui
aktivitas bentuk kegiatan berupa pembinaan manajemen desa vokasi, ekspo produk
dan pemasaran produk. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi
pengangguran usia produktif dan hidup mandiri. Lembaga Kursus dan Lembaga
Pelatihan merupakan satuan pendidikan Non Formal seperti yang tertera dalam
pasal 26 ayat (4) UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pasal tersebut menjelaskan bahwa Kursus dan Pelatihan diselenggarakan bagi
masyarakat yang memerlukan pengetahuan, ketrampilan, kecakapan hidup dan
sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
dan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Terkait dengan hal
tersebut Pemerintah Kabupaten Wonosobo memberikan fasilitasi bantuan berupa
Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Non Formal, Penguatan Lembaga
PNF, Kursus dan Pelatihan di Satuan Pendidikan Non Formal Negeri dan Fasilitasi
Belanja Tidak Langsung Bantuan Keuangan Bidang Pendidikan.
Sementara itu ada beberapa kegiatan Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2016 yang tidak dapat dilaksanakan dikarenakan Status Badan
Hukumnya belum jelas diantaranya Bantuan kursus kewirausahaan desa,
Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ( PKBM ), Bantuan failitasi
penguatan kelembagaan /LKP untuk akreditasi, Bantuan Fasilitasi Penguatan
6
Manajemen Desa Vokasi, Bantuan Fasilitasi Keaksaraan Dasar, Bantuan Fasilitasi
Keaksaraan Lanjutan, Bantuan Kelompok Belajar Usaha (KBU) Desa Vokasi dan
Bantuan fasilitasi rintisan Taman Bacaan Masyarakat ( TBM ) desa vokasi.
e. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan adalah mutu pendidik
dan tenaga kependidikan. Peningkatan kapasitas dan kompetensi pendidik
dilakukan salah satunya dalam kerangka pemenuhan Standar Minimal Pelayanan
(SPM) yang salah satunya menyebutkan bahwa standar kualifikasi pendidik adalah
S1/D4. Untuk memotivasi guru yang belum memenuhi kualifikasi tersebut dan saat
ini sedang menempuh pendidikan, diberikan subsidi studi lanjut untuk pendidik
formal dan pendidik PAUD.
Setiap tahun diadakan pem ilihan guru berprestasi dan pengawas berdedikasi secara
berjenjang mulai tingkat Kabupaten, Provinsi dan Nasional. Kabupaten
mengadakan seleksi untuk menentukan guru yang mewakili ke tingkat provinsi
sehingga terpilih wakil guru prestasi untuk jenjang TK, SD, SMP, SLTA, tutor PNF
ke provinsi. Melalui pemilihan ini diharapkan dapat menambah minat guru untuk
berkompetisi dan meningkatkan kinerja dalam kerangka profesionalitas guru.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan Bantuan Keuangan melelaui
Pemerintah Kabupaten Wonosobo berupa, Bantuan Pengelolaan Penilaian Angka
Kredit dan Sertifikasi Pendidik , Bantuan Kesejahteraan Pendidik Wiyata Bhakti
Pendidikan Formal, dan Bantuan Kesejahteraan Pendidik PAUD.
Sementara itu Pemerintah Kabupaten Wonosobo menganggarkan dana untuk
kegiatan Workshop Penyusunan Pedoman Pengelolaan PAUD, Peningkatan
Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD, Peningkatan Kompetensi
Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP, Peningkatan Kompetensi Pendidik dan
Tenaga Kependidikan SMA/SMK, Peningkatan Mutu Layanan terhadap Pendidik
7
dan Tenaga Kependidikan, serta Peningkatan Mutu dan Kualitas Pendidik
PAUDNI. Realisasi anggaran dari Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan mencapai 96,6% dari pagu anggaran sebesar Rp 6.204.807.000,00.
f. Program Manajemen Layanan Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan tata
kelola dan pencitraan publik pada penyelenggaraan pendidikan. Kegiatan yang
dilakukan pada Tahun 2016berasal dari Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah berupa Bantuan Fasilitasi Penyelenggaraan UN dan UNPK, Bantuan
Manajemen Pendataan Pendidikan dan Pembelajaran Wisata Edukasi.
Sementara dana Bantuan dari Pemerintah Kabupaten Wonosobo direalisasikan
dalam bentuk Fasilitasi Dewan Pendidikan Daerah, Peningkatan Kapasitas SDM
Karyaawan Dinas Dikpora Kab. Wonosobo, Fasilitasi Evaluasi dan Monitoring
Pelaksanaan Kegiatan Belanja Langsung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga,
Optimalisasi Manajemen Informasi dan Pendataan Pendidikan, System Informasi
Manajemen Sekolah Terintegrasi Berbasis TIK, Penguatan Pendidikan Inklusi,
Akreditasi Sekolah, Kemitraan Wajib Belajar 12 Tahun, Festival Pendidikan
Teknologi dsn Informasi (Pajak Rokok) serta Seleksi Calon Penilik
PAUD/Pengawas TK dan Kepala TK.
Program ini mampu merealisasikan 100% dari anggaran Rp. 1.285.589.000,00.
Peningkatan pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dilakukan melalui
monitoring dan evaluasi pelaksanaan BOS di sekolah-sekolah.
Sebagai bagian dari pelayanan terhadap sekolah sebagai salah satu konsumen dari
Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo,
diselenggarakan kegiatan Workshop Pendataan Pendidikan Dasar dengan sasaran
seluruh SD dan SMP se Kabupaten Wonsoobo. Pendataan Pendidikan Dasar
merupakan program pemerintah pusat dimana setiap sekolah diwajibkan untuk
8
melengkapi seluruh data komponensekolah. Kelengkapan data tersebut menentukan
kelayakan seorang pendidik untuk mendapatkan tunjangan profesi dan juga
menentukan besaran dana BOS dan sarana prasana yang akan diterima oleh
sekolah.
g. Program Pendidikan Berkelanjutan yang didukung oleh anggaran Bantuan
Keuangan Provinsi Jawa Tengah dengan jenis kegiatan Fasilitasi Pembinaan
Nasionalisme dan Karakter Bangsa Melalui Jalur Pendidikan bertujuan untuk
menanamkan dan mengembangkan rasa nasionalisme dan kebanggaan terhadap
Bangsa dan Negara. Kegiatan ini dilakukan di sekolah-sekolah yang menjadi
piloting dengan sasaran guru dan murid.
h. Program ini merupakan sebagian urusan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak yang didanai dari Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Wonosobo. Implementasi dari urusan ini diwujudkan dalam
bentuksosialisasi dan advokasi PUG bidang pendidikan, pelatihan vocal point
dengan sasaran pengambil kebijakan pendidikan tingkat kabupaten, kecamatan dan
satuan pendidikan formal dan non formal.
i. Pembangunan pemuda dan olahraga mempunyai peran strategis dalam mendukung
peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Pemuda
memiliki peran aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan
dalam segala aspek pembangunan. Sementara itu, olahraga memiliki peran untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh, menanamkan
nilai moral, akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat persatuan dan
kesatuan.
9
Namun dalam pelaksanaan pembangunan urusan kepemudaan dan olahraga masih
dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yaitu antara lain :
1) Masih terbatasnya peran serta pemuda sebagai kekuatan moral, control sosial,
dan
agen perubahan;
2) Masih terbatasnya kepedulian pemuda terhadap lingkungan dan masyarakat;
3) Masih rendahnya tingkat partisipasi pemuda dalam organisasi kepemudaan;
4) Belum optimalnya pengembangan potensi pemuda dalam kepemimpinan,
kepeloporan, dan kewirausahaan.
Sementara itu permasalahan dalam pembangunan olahraga antara lain:
1) Masih rendahnya budaya dan prestasi olahraga;
2) Masih terbatasnya sarana olahraga yang representative;
3) Terbatasnya upaya pembibitan atlet unggulan;
4) Belum optimalnya pengembangan cabang olahraga unggulan di daerah;
5) masih minimnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya arti berolahraga;
6) merubah mine set masyarakat bahwa olahraga sesuatu yang mahal yang hanya
bisa dilakukan oleh kalangan menengah keatas.
j. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur menyerap anggaran dengan
nilai anggaran Rp 512.000.000,00, mampu terserap sebesar 98,29% adapun jenis
kegiatannya meliputi Pengadaan Sarana Dan Prasarana Kantor dan Rehabilitasi
Sedang/Berat Gedung Kantor,
Pemerintah Kabupaten Wonosobo menganggarkan dana untuk program penataan
penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah sebesar Rp
300.000.000,00 untuk satu paket, pengadaan tanah yang akan digunakan untuk
SMKN 2 Wonosobo.
10
k. Program yang dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo ini mampu
menyerap100% dari anggaran sebesar Rp. 520.000.000,00. Kegiatan Program
Pengembangan Nilai Seni dan Budaya meliputi Fasilitasi Pentas Seni Di TMII
Jakarta, Pentas Seni Di RRI Purwokerto, Parade Seni Dalam Rangka HUT Jawa
Tengah, Pentas Seni Hari Jadi Wonosobo Dan Mbirat Sengkolo, Apresiasi Seni
Pelajar, Fasilitasi Pelaku Seni dan Budaya, Pengembangan dan Pelestarian
Kesenian Tradisional Bundengan (Pajak Rokok), serta Promosi Budaya Melalui
Film Surga Menanti.
l. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Asset daerah ini bertujuan
untuk menginventarisir dan melaporkan aset kepemilikan Pemerintah Kabupaten
Wonosobo yang pengadaannya dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kebudayaan
Pemuda dan Olahraga.
Kegiatan ini mampu menyerap anggaran sebesar 100% dari total anggaran Rp
200.000.000,00.
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Asset daerah ini bertujuan
untuk menginventarisir dan melaporkan aset kepemilikan Pemerintah Kabupaten
Wonosobo yang pengadaannya dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kebudayaan
Pemuda dan Olahraga.
Kegiatan ini mampu menyerap anggaran sebesar 100% dari total anggaran Rp
200.000.000,00.
11
2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan
Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo
Dalam Nawacita yang merupakan visi dan misi Pemerintah, terutama dalam bidang
pendidikan, ditegaskan bahwa yang menjadi prioritas adalah meningkatkan kualitas
pendidikan, meningkatkan daya saing, dan melakukan revolusi karakter bangsa.
Rencana tersebut lalu direalisisasikan dalam beberapa prioritas tindakan.
1. menata kembali kurikulum pendidikan nasional, yang akan berlandaskan kepada
budi pekerti dan Pendidikan Kewarganegaraan, hal tersebut diyakini bisa menjadi
modal untuk melakukan revolusi karakter manusia Indonesia.
Beberapa muatan yang akan menjadi fokus utama adalah pengajaran sejarah
pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme, cinta tanah air, semangat bela
negara, dan budi pekerti.
2. Evaluasi terhadap model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional,
termasuk didalamnya Ujian Nasional.
3. Menjaga muatan kurikulum tetap mengakomodir aspek muatan nasional dan
aspek muatan local, dalam rangka menumbuh-kembangkan pemahaman filosofi
Bhinneka Tunggal Ika.
4. pendidikan Dasar harus terdiri dari 70 % berisi mengenai budi pekerti dan untuk
pendidikan tinggi 60 % politeknik dan 40 % sains.
12
5. Meningkatkan kesejahteraan kaum guru dengan jalan meningkatkan tunjangan
fungsional, pemberian asuransi yang menjamin keselamatan kerja, dan fasilitas
yang memadai untuk pengembangan promosi kepangkatan dan karir.
6. Pemerataan fasilitas pendidikan antara wilayah terpencil dengan wilayah lainnya.
Dan ketujuh, distribusi guru yang merata, sehingga akan meminimalisir
kesenjangan kualitas pendidikan.
Isu-isu strategis pembangunan pendidikan di Kabupaten Wonosobo antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Pemerataan, akses dan mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) antara lain:
Masih perlu upaya secara integratif untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap PAUD bagi pengembangan potensi anak (Golden Age);
Perlu adanya peningkatan kapasitas kelembagaan dan sarana prasarana
PAUD;
belum terpenuhinya rasio ideal pendidik PAUD : peserta didik;
belum tersedianya standar pengelolaan/manajemen PAUD.
b. Pemerataan, akses dan mutu Pendidikan Dasar antara lain:
Masih terdapat kelompok masyarakat yang belum menyadari pentingnya
pendidikan dasar sehingga menimbulkan permasalahan di angka capaian
wajar dikdas sembilan tahun
Masih terdapat sekolah yang belum memenuhi standar sarana prasarana
Pendidikan Dasar;
Rasio ideal pendidik Dikdas : peserta didik yang masih perlu dievaluasi
Perlu adanya review tentang pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS);
13
Mendorong pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar
Diperlukan grand desain dengan untuk lingkup Kabupaten Wonosobo
mengenai Implementasi Kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar
c. Pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing Pendidikan Menengah:
permasalahan ekonomi pada sebagian masyarakat yang berdampak pada
angka putus sekolah;
Perlu upaya secara integratif dari stakeholder pendidikan untuk memberikan
pemahaman kepada orang tua dan masyarakat tentang arti pentingnya
pendidikan menengah
Masih terdapat sekolah yang belum memenuhi standar sarana prasarana
Pendidikan Menengah;
Perlu adanya evaluasi mengenai pendidikan kompetensi yang
diselenggarakan oleh sekolah menengah kejuruan untuk meningkatkanlinks
and match antara sekolah dengan dunia usaha dan industri;
Diperlukan evaluasi mengenai rasio ideal pendidik Dikmen : peserta didik;
Optimalisasi pembinaan kesiswaan terkait dengan pendidikan karakter siswa;
Belum terpenuhinya standar nasional pendidikan menengah;
Diperlukan grand desain dengan untuk lingkup Kabupaten Wonosobo
mengenai Implementasi Kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar
d. Pemerataan, akses, mutu dan relevansi serta daya saing Pendidikan Non Formal:
Masyarakat belum terlalu memberikan apresiasi masyarakat terhadap
Pendidikan Non Formal;
Belum terpenuhinya standar sarana prasarana Pendidikan Non Formal;
Permasalahan mutu pada pendidikan non formal;
14
Belum tersedianya standar pengelolaan/manajamen Pendidikan Non Formal.
e. Kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya mengelola pembelajaran:
Distribusi pendidik dan tenaga kependidikan;
Masih terdapat pendidik belum memenuhi standar kualifikasi pendidikan
S1/D4;
Masih terdapat pendidik belum bersertifikat pendidik;
Terbatasnya aktivitas dan media pengembangan profesi pendidik dan tenaga
kependidikan;
Diperlukan sistem penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan secara
menyeluruh
f. Belum optimalnya tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik dalam
penyelenggaraan pendidikan, yang disebabkan oleh:
belum diterapkannya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2000 pada Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pemuda dan Olahraga;
belum optimalnya penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang
mendukung realisasi manajemen pendidikan yang transparan dan akuntabel;
belum optimalnya pengendalian internal dalam pelaksanaan pembangunan
pendidikan.
g. Belum optimalnya pendidikan berkelanjutan yang disebabkan oleh:
belum optimalnya pembinaan kesiswaan terkait dengan pemantapan nilai-
nilai nasionalisme pada semua jenis dan jenjang satuan pendidikan;
belum optimalnya pendidikan budi pekerti yang berorientasi pada
pengembangan nilai-nilai kejujuran dan pembentukan karakter mulia pada
semua jenis dan jenjang satuan pendidikan;
15
belum optimalnya pengembangan pengarusutamaan gender bidang
pendidikan;
h. Perlu adanya muatan materi pembelajaran sesuai tantangan perkembangan zaman
untuk menyiapkan mental peserta didik, yang terintegrasi dalam mata pelajaran
yang sesuai, seperti muatan keagamaan, budaya menabung, cinta lingkungan,
moral kejujuran/antikorupsi.
Dengan posisi alokasi anggaran Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Wonosobo yang sudah melebihi dari 20% APBD, maka dapat disimpulkan
bahwa alokasi ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang antara lain menyebutkan :
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
yang bermutu
2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh
sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar
3. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
Dari sisi teknis administratif perlu dikemukakan beberapa kendala pelaksanaan
kegiatan selama rentang waktu setahun, yaitu:
1. Kegiatan banyak yang bersumber dana dari pusat dan provinsi, sehingga
pelaksanaannya sangat tergantung pada telah diterimanya dana di kas daerah.
Sebelum itu daerah tidak bisa menyediakan dana untuk kegiatan lebih dahulu.
2. Keterbatasan jumlah personel, dibandingkan dengan jumlah kegiatan, dengan
berbagai kemampuan yang beragam.
16
3. Keterlambatan juknis kegiatan tertentu dari pusat/provinsi terlambat atau mungkin
petunjuk yang ada masih bersifat umum dan perlu dijabarkan lebih teknis pada
tingkat kabupaten.
4. Kegiatan tertentu perlu disinkronisasi pelaksanaannya dengan tatakelola kegiatan
daerah/ APBD, prosesnya perlu waktu yang cukup dan rumit.
5. Kegiatan tertentu memang diagendakan pada semester II, mengingat pada semester
I pada tingkat sekolah lebih berkonsentrasi kegiatan ujian nasional.
Beberapa kendala tersebut mengakibatkan sebagian besar kegiatan baru terlaksana pada
semester II bahkan triwulan terakhir. Meskipun demikian telah diupayakan untuk
meningkatkan konsolidasi dalam pelaksanaan kegiatan demi tercapainya kinerja yang
diharapkan.
Adapun upaya dan kebijakan urusan pendidikan yang dilakukan untuk permasalahan
urusan pendidikan tersebut antara lain :
a. Kebijakan pendidikan dasar sembilan tahun sesuai dengan komitmen yang
dilakukan baik terkait kebijakan nasional maupun kesepakatan internasional tetap
menjadi prioritas pemerintah daerah kabupaten Wonosobo melalui program dan
kegiatan yang mengarah ke capaian kinerja pendidikan dasar utamanya terkait
dengan akses dan mutu pendidikan. Untuk langkah ke depan, guna memastikan
pelayanan pendidikan dasar, akan dilakukan pengukuran dan pendokumentasian
capaian SPM pendidikan dasar secara lebih terstruktur dan terintegrasi dalam satu
instrumen.
17
b. Perluasan akses pendidikan menengah dengan penambahan ruang kelas untuk
meningkatkan daya tampung dan juga peningkatan mutu dan relevansi pendidikan
melalui kegiatan-kegiatan yang menopang. Untuk Tahun 2015 terkait dengan
kebijakan Pendidikan Menengah Universal (Rintisan Wajib Belajar Pendidikan
12 Tahun) telah dianggarkan Dana Alokasi Khusus Pendidikan Menengah dan
Bantuan Operasional Sekolah tingkat Sekolah Menengah yang telah dimulai sejak
tahun 2012. Dan Sehubungan dengan terbitnya UU Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah yang mengatur kaitanya dengan Pendidikan
Menengah yang menjadi Kewenangan Provinsi maka Dinas Pendidikan
Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo sudah mempersiapkan
untuk pengalihan Pendidikan menengah sesuai kewenangan yang tercantum
dalam undang- undang.
c. Pendidikan non formal (Kejarpaket A, B dan C) dilaksanakan untuk
memberikankesempatanuntukmemperolehpendidikan bagi mereka yang putus
sekolah.disampingitupendidikankewirausahaandanlifeskillmelaluipembentukankel
ompok-kelompokusahamandiriperluditingkatkanjangkauannya.
d. Mengupayakan penekanan biaya personalia dan non personalia melalui Bantuan
Operasional Sekolah, Beasiswa Miskin (untuk tingkat SD/SMP) serta Beasiswa
Keluarga Kurang Mampu (SMA/SMK).
e. Mendorong peran orang tua dalam memberikan motivasi kepada anak untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk selanjutnya pada
tahun 2013 semua stakeholders pendidikan melakukan upaya terintegrasi untuk
menumbuhkan minat anak untuk melanjutkan sekolah dan juga memotivasi orang
tua untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang lebih tinggi.
18
f. Melanjutkan program kegiatan yang belum dapat dilaksanakan di Tahun 2015
pada Tahun 2016 sesuai dengan aturan maupun petunjuk
teknis yang berlaku serta terus meningkatkan komunikasi baik
internal Eksekutif, Legislatif, maupun dengan Provinsi dan Pusat.
2.4. Review terhadap rancangan awal RKPD
Review terhadap rancangan awal RKPD tahun 2016 sudah sesuai dengan hasil
analisis kebutuhan yang didasarkan pada program yang telah disesuaikan berdasarkan
Renstra Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo
Tahun 2016-2021.
Berdasarkan analisis tersebut maka ditetapkan program rancangan awal rencana
kerja yang meliputi Program Administrasi Pelayanan PerkantoranProgram Peningkatan
Sarana dan Prasarana Aparatur, Program Pendidikan Anak Usia Dini,Program Wajib
Belajar Pendidikan Sembilan Tahun, Program Pendidikan Menengah, Program
Pendidikan Non Formal, Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan, Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, Program Penataan
Peguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfatan tanah, Program Peningkatan Peran
Serta Kepemudaan, Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga, Program
Pengembangan Wawasan Kebangsaan, Program Peningkatan Pengembangan sistim
Pelaporan Asset Daerah, Program Pengembangan Nilai Seni dan Budaya
Beberapa kegiatan PAUD dirasakan sangat perlu mengingat pertumbuhan
PAUD di Kabupaten Wonosobo sudah relatif membaik, namun pada setiap PAUD
masih minim fasilitas seperti mebeler, APE (Alat Peraga Edukatif) dan perlengkapan
19
lainnya bahkan ada beberapa PAUD yang membutuhkan Pembangunan dan Rehabilitasi
Ruang Kelas.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka hal tersebut sangat
diprioritaskan pada tahun 2016.
Pada Program Pendidikan Wajar Sembilan Tahun lebih memperioritaskan pada
pembangunan ruang kelas baru, rehabilitasi baik berat maupun sedang, pembangunan
Ruang Perpustakaan pengadaan alat laboratorium, alat kesenian serta alat pembelajaran
lainnya, disamping pembangunan beberapa gedung perpustakaan, rehabilitasi ruang
kelas rusak serta penggantian mebeleir siswa juga memprioritaskan kegiatan Pembinaan
Kelembagaan sekolah dan Manajemen sekolah dengan penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar untuk menjamin mutu Rencana Kerja Dinas
Pendidikan Kebudayaa, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo Tahun 2016
pendidikan kepada tenaga pendidik, serta kegiatan Pembinaan minat, bakat dan
kreativitas siswa.
Untuk Program Pendidikan Menengah lebih fokus pada pembangunan Sekolah,
peningkatan mutu Pendidkan dan Pembinaan minat bakat dan kreativitas siswa serta
pemenuhan prasarana sekolah diantaranya media pembelajaran dan sarana dan
prasarana proses pembelajaran bagi siswa juga ada beberapa kegiatan fisik yaitu
penambahan ruang kelas baru dan rehabilitasi rusak berat.
Program Pendidikan Non Formal lebih diprioritaskan pada tersedianya sarana
prasarana Gedung PAUD, kegiatan Pembinaan Pendidikan Kursus dan kelembagaan,
Penyediaan sarana dan prasarana Pendidikan Non Formal, Penguatan Lembaga
Pendidikan Non Formal, dan kegiatan Penyelenggaran Ujian Nasional Kesetaraan Paket
A, paket B dan Paket C.
20
2.5. Penelaahan Usulan Program dan kegiatan Masyarakat
Berdasarkan telaahan program usulan dari berbagai pihak (stake-holder)
pendidikan mengenai berbagai isu pendidikan, maka program Peningkatan Akses dan
peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritas utama di samping program fisik. Hal ini
didasarkan dari kualitas mutu pendidikan yang belum merata pada setiap sekolah.
Mengingat terbatasnya sumber daya daerah, maka penetapan agenda dan
prioritas pembangunan daerah Tahun 2016 harus dapat mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya (resources) yang ada untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan. Arah
kebijakan dan prioritas pembangunan tahun 2015 disusun dengan beberapa
pertimbangan berikut:
1. Memiliki dampak yang signifikan, terukur dan dirasakan manfaatnya secara
langsung oleh masyarakat;
2. Mekanisme dan prosedur pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
3. Sesuai dan sejalan dengan Visi, Misi, program Daerah yang telah dituangkan dalam
RPJMD Kabupaten Wonosobo Tahun 2016-2021.
21
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN WONOSOBO
3.1.Telaah terhadap Kebijakan Nasional
Tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
secara fungsiona terkait dengan kebijakan nasional yang meliputi tiga aspek strategis
yaitu perluasan akses, peningkatan mutu dan relevansi serta penguatan tatakelola,
transparansi, akuntabilitas pengelolaan pendidikan. Ketiganya terintegrasi dalam semua
program pendidikan yang berkelanjutan.
Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Wonosobo merupakan bagian integral dari sistem perencanaan pembangunan nasional,
sistem perencanaan pembangunan provinsi serta sistem perencanaan pembangunan
Kabupaten Wonosobo. Oleh karena itu Rencana Kerja Dinas Pendidikan Kebudayaan,
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo mengacu pada Rencana Strategis Dinas
Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga dengan berpedoman pada Rencana Kerja
Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Sehingga dapat dikatakan bahwa Rencana Kerja
Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga. Dari aspek kelembagaan juga ada
sinergis antara pengelola tingkat pusat, provinsi dan kabupaten untuk secara bersama-
sama melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja yang ditetapkan.
Dalam hal pembiayaan kegiatan, dana dari pusat menempati porsi yang lebih besar
daripada yang berasal dari daerah. Meskipun semua dana tersebut masuk lewat kas
daerah dan sebagai pendapatan daerah untuk pembiayaan kegiatan pembangunan daerah.
22
Dalam hal pengelolaan kegiatan perlu dicermati dan sinkronisasi target kinerja nasional,
provinsi dan daerah serta waktu pelaksanaannya. Selama ini kegiatan pembangunan
pendidikan efektif berjalan pada semester II tahun anggaran bahkan menumpuk pada
triwulan akhir tahun. Hal ini mengakibatkan kinerja pelaksanaannya kurang optimal.
3.2.Tujuan dan sasaran Renja SKPD
1. Tujuan
Tujuan dari penyusunan Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Wonosobo tahun 2016 adalah :
a. Menerjemahkan Rencana Strategis Dinas Pendidikan, Kebudayan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Wonosobo Tahun 2011-2015 dalam Program/Kegiatan
Prioritas Dinas Pendidikan, Kebudayan, Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran
2016
b. Merupakan pedoman dalam Pelaksanaan Program/Kegiatan Dinas Pendidikan,
Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2016
c. Mencapai standar penyelenggaran PAUD.
d. Penuntasan wajib belajar 9 tahun.
e. Rintisan Pendidikan Menengah Universal (Wajib belajar 12 tahun).
f. Optimalisasi PNF dalam menunjang pendidikan sekolah
g. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik.
h. Pembinaan kesiswaan
i. Optimalisasi manajemen pelayanan pendidikan.
j. Pengembangan pendidikan berkelanjutan.
23
2. Sasaran
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Dinas Pendidikan
Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Pemuda Kabupaten Wonosobo dan merupakan
penjabaran konkret dari tujuan yang telah ditetapkan.
Sasaran pembangunan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
tersebut, adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya pemerataan akses, mutu dan tata kelola serta pencitraan publik
pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
b. Meningkatnya pemerataan akses, mutu dan tatakelola serta pencitraan publik
pada jenjang pendidikan Dasar.
c. Meningkatnya pemerataan akses, mutu, relevansi dan tata kelola serta
pencitraan publik pada jenjang pendidikan menengah.
d. Meningkatnya pemerataan akses, mutu, relevansi dan tatakelola serta
pencitraan publik pada jenjang Pendidikan Non formal.
e. Meningkatnya mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
f. Meningkatnya tata kelola dan pencitraan publik pada penyelenggaraan
pendidikan.
g. Terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender bidang pendidikan dan
meningkatnya nasionalisme bidang pendidikan.
h. Meningkatnya pembinaan kepemudaan dan keolahragaan.
i. Menigkatnya pengembangan seni budaya pelajar
j. Berkembangnya materi pembelajaran pendidikan agama, budaya menabung
dan nilai kejujuran/ anti korupsi .
24
3.3.Program dan Kegiatan
Program adalah himpunan dari beberapa kegiatan yang nyata, terpadu dan sistematis
yang akan dilaksanakan oleh elemen-elemen yang terdapat dan menjadi bagian dari suatu
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran. Dalam menetapkan program dan
kegiatan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga mengacu pada :
a. Pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo
b. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Tahun 2010 yang telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal
Pendidikan Dasar)
c. Pencapaian Standar Nasional Pendidikan dan Millenium Development Goals
(MDGs)
d. Pengentasan Kemiskinan
e. Pemenuhan Pilar Pendidikan Nasional
RENJA 2017 DIKBUDPORA - 70 -
2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Kebudayaan
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo
Dalam Nawacita yang merupakan visi dan misi Pemerintah, terutama dalam
bidang pendidikan, ditegaskan bahwa yang menjadi prioritas adalah meningkatkan
kualitas pendidikan, meningkatkan daya saing, dan melakukan revolusi karakter
bangsa.
Rencana tersebut lalu direalisisasikan dalam beberapa prioritas tindakan.
1. menata kembali kurikulum pendidikan nasional, yang akan berlandaskan kepada
budi pekerti dan Pendidikan Kewarganegaraan, hal tersebut diyakini bisa menjadi
modal untuk melakukan revolusi karakter manusia Indonesia.
Beberapa muatan yang akan menjadi fokus utama adalah pengajaran sejarah
pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme, cinta tanah air, semangat bela negara,
dan budi pekerti.
2. Evaluasi terhadap model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional,
termasuk didalamnya Ujian Nasional.
3. Menjaga muatan kurikulum tetap mengakomodir aspek muatan nasional dan
aspek muatan local, dalam rangka menumbuh-kembangkan pemahaman filosofi
Bhinneka Tunggal Ika.
4. pendidikan Dasar harus terdiri dari 70 % berisi mengenai budi pekerti dan untuk
pendidikan tinggi 60 % politeknik dan 40 % sains.
5. Meningkatkan kesejahteraan kaum guru dengan jalan meningkatkan tunjangan
fungsional, pemberian asuransi yang menjamin keselamatan kerja, dan fasilitas
yang memadai untuk pengembangan promosi kepangkatan dan karir.
6. Pemerataan fasilitas pendidikan antara wilayah terpencil dengan wilayah lainnya.
RENJA 2017 DIKBUDPORA - 71 -
Dan ketujuh, distribusi guru yang merata, sehingga akan meminimalisir
kesenjangan kualitas pendidikan.
Isu-isu strategis pembangunan pendidikan di Kabupaten Wonosobo antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Pemerataan, akses dan mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) antara lain:
Masih perlu upaya secara integratif untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap PAUD bagi pengembangan potensi anak (Golden Age);
Perlu adanya peningkatan kapasitas kelembagaan dan sarana prasarana PAUD;
belum terpenuhinya rasio ideal pendidik PAUD : peserta didik;
belum tersedianya standar pengelolaan/manajemen PAUD.
b. Pemerataan, akses dan mutu Pendidikan Dasar antara lain:
Masih terdapat kelompok masyarakat yang belum menyadari pentingnya
pendidikan dasar sehingga menimbulkan permasalahan di angka capaian wajar
dikdas sembilan tahun
Masih terdapat sekolah yang belum memenuhi standar sarana prasarana
Pendidikan Dasar;
Rasio ideal pendidik Dikdas : peserta didik yang masih perlu dievaluasi
Perlu adanya review tentang pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS);
Mendorong pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar
Diperlukan grand desain dengan untuk lingkup Kabupaten Wonosobo
mengenai Implementasi Kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar
RENJA 2017 DIKBUDPORA - 72 -
c. Pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing Pendidikan Menengah:
permasalahan ekonomi pada sebagian masyarakat yang berdampak pada
angka putus sekolah;
Perlu upaya secara integratif dari stakeholder pendidikan untuk memberikan
pemahaman kepada orang tua dan masyarakat tentang arti pentingnya
pendidikan menengah
Masih terdapat sekolah yang belum memenuhi standar sarana prasarana
Pendidikan Menengah;
Perlu adanya evaluasi mengenai pendidikan kompetensi yang diselenggarakan
oleh sekolah menengah kejuruan untuk meningkatkanlinks and match antara
sekolah dengan dunia usaha dan industri;
Diperlukan evaluasi mengenai rasio ideal pendidik Dikmen : peserta didik;
Optimalisasi pembinaan kesiswaan terkait dengan pendidikan karakter siswa;
Belum terpenuhinya standar nasional pendidikan menengah;
Diperlukan grand desain dengan untuk lingkup Kabupaten Wonosobo
mengenai Implementasi Kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar
d. Pemerataan, akses, mutu dan relevansi serta daya saing Pendidikan Non Formal:
Masyarakat belum terlalu memberikan apresiasi masyarakat terhadap
Pendidikan Non Formal;
Belum terpenuhinya standar sarana prasarana Pendidikan Non Formal;
Permasalahan mutu pada pendidikan non formal;
Belum tersedianya standar pengelolaan/manajamen Pendidikan Non Formal.
e. Kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya mengelola pembelajaran:
RENJA 2017 DIKBUDPORA - 73 -
Distribusi pendidik dan tenaga kependidikan;
Masih terdapat pendidik belum memenuhi standar kualifikasi pendidikan
S1/D4;
Masih terdapat pendidik belum bersertifikat pendidik;
Terbatasnya aktivitas dan media pengembangan profesi pendidik dan tenaga
kependidikan;
Diperlukan sistem penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan secara
menyeluruh
f. Belum optimalnya tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik dalam
penyelenggaraan pendidikan, yang disebabkan oleh:
belum diterapkannya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2000 pada Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pemuda dan Olahraga;
belum optimalnya penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang
mendukung realisasi manajemen pendidikan yang transparan dan akuntabel;
belum optimalnya pengendalian internal dalam pelaksanaan pembangunan
pendidikan.
g. Belum optimalnya pendidikan berkelanjutan yang disebabkan oleh:
belum optimalnya pembinaan kesiswaan terkait dengan pemantapan nilai-nilai
nasionalisme pada semua jenis dan jenjang satuan pendidikan;
belum optimalnya pendidikan budi pekerti yang berorientasi pada
pengembangan nilai-nilai kejujuran dan pembentukan karakter mulia pada
semua jenis dan jenjang satuan pendidikan;
belum optimalnya pengembangan pengarusutamaan gender bidang
pendidikan;
RENJA 2017 DIKBUDPORA - 74 -
h. Perlu adanya muatan materi pembelajaran sesuai tantangan perkembangan zaman
untuk menyiapkan mental peserta didik, yang terintegrasi dalam mata pelajaran
yang sesuai, seperti muatan keagamaan, budaya menabung, cinta lingkungan,
moral kejujuran/antikorupsi.
Dengan posisi alokasi anggaran Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Wonosobo yang sudah melebihi dari 20% APBD, maka dapat disimpulkan
bahwa alokasi ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang antara lain menyebutkan :
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
yang bermutu
2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh
sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar
3. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
Dari sisi teknis administratif perlu dikemukakan beberapa kendala pelaksanaan
kegiatan selama rentang waktu setahun, yaitu:
1. Kegiatan banyak yang bersumber dana dari pusat dan provinsi, sehingga
pelaksanaannya sangat tergantung pada telah diterimanya dana di kas daerah.
Sebelum itu daerah tidak bisa menyediakan dana untuk kegiatan lebih dahulu.
2. Keterbatasan jumlah personel, dibandingkan dengan jumlah kegiatan, dengan
berbagai kemampuan yang beragam.
RENJA 2017 DIKBUDPORA - 75 -
3. Keterlambatan juknis kegiatan tertentu dari pusat/provinsi terlambat atau mungkin
petunjuk yang ada masih bersifat umum dan perlu dijabarkan lebih teknis pada
tingkat kabupaten.
4. Kegiatan tertentu perlu disinkronisasi pelaksanaannya dengan tatakelola kegiatan
daerah/ APBD, prosesnya perlu waktu yang cukup dan rumit.
5. Kegiatan tertentu memang diagendakan pada semester II, mengingat pada semester
I pada tingkat sekolah lebih berkonsentrasi kegiatan ujian nasional.
Beberapa kendala tersebut mengakibatkan sebagian besar kegiatan baru terlaksana
pada semester II bahkan triwulan terakhir. Meskipun demikian telah diupayakan untuk
meningkatkan konsolidasi dalam pelaksanaan kegiatan demi tercapainya kinerja yang
diharapkan.
Adapun upaya dan kebijakan urusan pendidikan yang dilakukan untuk permasalahan
urusan pendidikan tersebut antara lain :
a. Kebijakan pendidikan dasar sembilan tahun sesuai dengan komitmen yang
dilakukan baik terkait kebijakan nasional maupun kesepakatan internasional tetap
menjadi prioritas pemerintah daerah kabupaten Wonosobo melalui program dan
kegiatan yang mengarah ke capaian kinerja pendidikan dasar utamanya terkait
dengan akses dan mutu pendidikan. Untuk langkah ke depan, guna memastikan
pelayanan pendidikan dasar, akan dilakukan pengukuran dan pendokumentasian
capaian SPM pendidikan dasar secara lebih terstruktur dan terintegrasi dalam satu
instrumen.
b. Perluasan akses pendidikan menengah dengan penambahan ruang kelas untuk
meningkatkan daya tampung dan juga peningkatan mutu dan relevansi
pendidikan melalui kegiatan-kegiatan yang menopang. Untuk Tahun 2015 terkait
RENJA 2017 DIKBUDPORA - 76 -
dengan kebijakan Pendidikan Menengah Universal (Rintisan Wajib Belajar
Pendidikan 12 Tahun) telah dianggarkan Dana Alokasi Khusus Pendidikan
Menengah dan Bantuan Operasional Sekolah tingkat Sekolah Menengah yang
telah dimulai sejak tahun 2012. Dan Sehubungan dengan terbitnya UU Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang mengatur kaitanya dengan
Pendidikan Menengah yang menjadi Kewenangan Provinsi maka Dinas Pendidikan
Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo sudah mempersiapkan
untuk pengalihan Pendidikan menengah sesuai kewenangan yang tercantum
dalam undang- undang.
c. Pendidikan non formal (Kejarpaket A, B dan C) dilaksanakan untuk
memberikankesempatanuntukmemperolehpendidikan bagi mereka yang putus
sekolah.disampingitupendidikankewirausahaandanlifeskillmelaluipembentukankelo
mpok-kelompokusahamandiriperluditingkatkanjangkauannya.
d. Mengupayakan penekanan biaya personalia dan non personalia melalui Bantuan
Operasional Sekolah, Beasiswa Miskin (untuk tingkat SD/SMP) serta Beasiswa
Keluarga Kurang Mampu (SMA/SMK).
e. Mendorong peran orang tua dalam memberikan motivasi kepada anak untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk selanjutnya pada
tahun 2013 semua stakeholders pendidikan melakukan upaya terintegrasi untuk
menumbuhkan minat anak untuk melanjutkan sekolah dan juga memotivasi orang
tua untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang lebih tinggi.
f. Melanjutkan program kegiatan yang belum dapat dilaksanakan di Tahun 2015
pada Tahun 2016 sesuai dengan aturan maupun petunjuk teknis yang berlaku
RENJA 2017 DIKBUDPORA - 77 -
serta terus meningkatkan komunikasi baik internal Eksekutif, Legislatif, maupun
dengan Provinsi dan Pusat.
RENJA 2017 DIKBUDPORA - 78 -
2.4. Review terhadap rancangan awal RKPD
Review terhadap rancangan awal RKPD tahun 2016 sudah sesuai dengan hasil
analisis kebutuhan yang didasarkan pada program yang telah disesuaikan berdasarkan
Renstra Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo
Tahun 2016-2021.
Berdasarkan analisis tersebut maka ditetapkan program rancangan awal rencana
kerja yang meliputi Program Administrasi Pelayanan PerkantoranProgram Peningkatan
Sarana dan Prasarana Aparatur, Program Pendidikan Anak Usia Dini,Program Wajib
Belajar Pendidikan Sembilan Tahun, Program Pendidikan Menengah, Program
Pendidikan Non Formal, Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan, Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, Program Penataan
Peguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfatan tanah, Program Peningkatan Peran
Serta Kepemudaan, Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga, Program
Pengembangan Wawasan Kebangsaan, Program Peningkatan Pengembangan sistim
Pelaporan Asset Daerah, Program Pengembangan Nilai Seni dan Budaya
Beberapa kegiatan PAUD dirasakan sangat perlu mengingat pertumbuhan PAUD
di Kabupaten Wonosobo sudah relatif membaik, namun pada setiap PAUD masih minim
fasilitas seperti mebeler, APE (Alat Peraga Edukatif) dan perlengkapan lainnya bahkan
ada beberapa PAUD yang membutuhkan Pembangunan dan Rehabilitasi Ruang Kelas.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka hal tersebut sangat diprioritaskan
pada tahun 2016.
Pada Program Pendidikan Wajar Sembilan Tahun lebih memperioritaskan pada
pembangunan ruang kelas baru, rehabilitasi baik berat maupun sedang, pembangunan
RENJA 2017 DIKBUDPORA - 79 -
Ruang Perpustakaan pengadaan alat laboratorium, alat kesenian serta alat pembelajaran
lainnya, disamping pembangunan beberapa gedung perpustakaan, rehabilitasi ruang
kelas rusak serta penggantian mebeleir siswa juga memprioritaskan kegiatan Pembinaan
Kelembagaan sekolah dan Manajemen sekolah dengan penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar untuk menjamin mutu Rencana Kerja Dinas
Pendidikan Kebudayaa, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo Tahun 2016
pendidikan kepada tenaga pendidik, serta kegiatan Pembinaan minat, bakat dan
kreativitas siswa.
Untuk Program Pendidikan Menengah lebih fokus pada pembangunan Sekolah,
peningkatan mutu Pendidkan dan Pembinaan minat bakat dan kreativitas siswa serta
pemenuhan prasarana sekolah diantaranya media pembelajaran dan sarana dan
prasarana proses pembelajaran bagi siswa juga ada beberapa kegiatan fisik yaitu
penambahan ruang kelas baru dan rehabilitasi rusak berat.
Program Pendidikan Non Formal lebih diprioritaskan pada tersedianya sarana
prasarana Gedung PAUD, kegiatan Pembinaan Pendidikan Kursus dan kelembagaan,
Penyediaan sarana dan prasarana Pendidikan Non Formal, Penguatan Lembaga
Pendidikan Non Formal, dan kegiatan Penyelenggaran Ujian Nasional Kesetaraan Paket
A, paket B dan Paket C.
1
2.5. Penelaahan Usulan Program dan kegiatan Masyarakat
Berdasarkan telaahan program usulan dari berbagai pihak (stake-holder)
pendidikan mengenai berbagai isu pendidikan, maka program Peningkatan
Akses dan peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritas utama di samping
program fisik. Hal ini didasarkan dari kualitas mutu pendidikan yang belum
merata pada setiap sekolah.
Mengingat terbatasnya sumber daya daerah, maka penetapan agenda
dan prioritas pembangunan daerah Tahun 2016 harus dapat mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya (resources) yang ada untuk mencapai sasaran-
sasaran pembangunan. Arah kebijakan dan prioritas pembangunan tahun 2015
disusun dengan beberapa pertimbangan berikut:
1. Memiliki dampak yang signifikan, terukur dan dirasakan manfaatnya secara
langsung oleh masyarakat;
2. Mekanisme dan prosedur pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
3. Sesuai dan sejalan dengan Visi, Misi, program Daerah yang telah dituangkan
dalam RPJMD Kabupaten Wonosobo Tahun 2016-2021.
2
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1. Telaah terhadap Kebijakan Nasional
Tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
secara fungsional terkait dengan kebijakan nasional yang meliputi tiga aspek strategis
yaitu perluasan akses, peningkatan mutu dan relevansi serta penguatan tatakelola,
transparansi, akuntabilitas pengelolaan pendidikan. Ketiganya terintegrasi dalam semua
program pendidikan yang berkelanjutan.
Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Wonosobo merupakan bagian integral dari sistem perencanaan pembangunan nasional,
sistem perencanaan pembangunan provinsi serta sistem perencanaan pembangunan
Kabupaten Wonosobo. Oleh karena itu Rencana Kerja Dinas Pendidikan Kebudayaan,
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo mengacu pada Rencana Strategis Dinas
Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga dengan berpedoman pada Rencana Kerja
Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Sehingga dapat dikatakan bahwa Rencana Kerja
Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga. Dari aspek kelembagaan juga ada
sinergis antara pengelola tingkat pusat, provinsi dan kabupaten untuk secara bersama-
sama melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja yang ditetapkan.
Dalam hal pembiayaan kegiatan, dana dari pusat menempati porsi yang lebih besar
3
daripada yang berasal dari daerah. Meskipun semua dana tersebut masuk lewat kas
daerah dan sebagai pendapatan daerah untuk pembiayaan kegiatan pembangunan daerah.
Dalam hal pengelolaan kegiatan perlu dicermati dan sinkronisasi target kinerja nasional,
provinsi dan daerah serta waktu pelaksanaannya. Selama ini kegiatan pembangunan
pendidikan efektif berjalan pada semester II tahun anggaran bahkan menumpuk pada
triwulan akhir tahun. Hal ini mengakibatkan kinerja pelaksanaannya kurang optimal.
3.2. Tujuan dan sasaran Renja SKPD
1. Tujuan
Tujuan dari penyusunan Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Wonosobo tahun 2016 adalah :
a. Menerjemahkan Rencana Strategis Dinas Pendidikan, Kebudayan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Wonosobo Tahun 2011-2015 dalam Program/Kegiatan
Prioritas Dinas Pendidikan, Kebudayan, Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran
2016
b. Merupakan pedoman dalam Pelaksanaan Program/Kegiatan Dinas Pendidikan,
Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2016
c. Mencapai standar penyelenggaran PAUD.
d. Penuntasan wajib belajar 9 tahun.
e. Rintisan Pendidikan Menengah Universal (Wajib belajar 12 tahun).
f. Optimalisasi PNF dalam menunjang pendidikan sekolah
g. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik.
h. Pembinaan kesiswaan
i. Optimalisasi manajemen pelayanan pendidikan.
4
j. Pengembangan pendidikan berkelanjutan.
2. Sasaran
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Dinas Pendidikan
Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Pemuda Kabupaten Wonosobo dan merupakan
penjabaran konkret dari tujuan yang telah ditetapkan.
Sasaran pembangunan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
tersebut, adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya pemerataan akses, mutu dan tata kelola serta pencitraan publik
pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
b. Meningkatnya pemerataan akses, mutu dan tatakelola serta pencitraan publik
pada jenjang pendidikan Dasar.
c. Meningkatnya pemerataan akses, mutu, relevansi dan tata kelola serta
pencitraan publik pada jenjang pendidikan menengah.
d. Meningkatnya pemerataan akses, mutu, relevansi dan tatakelola serta
pencitraan publik pada jenjang Pendidikan Non formal.
e. Meningkatnya mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
f. Meningkatnya tata kelola dan pencitraan publik pada penyelenggaraan
pendidikan.
g. Terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender bidang pendidikan dan
meningkatnya nasionalisme bidang pendidikan.
h. Meningkatnya pembinaan kepemudaan dan keolahragaan.
i. Menigkatnya pengembangan seni budaya pelajar
j. Berkembangnya materi pembelajaran pendidikan agama, budaya menabung
dan nilai kejujuran/ anti korupsi .
3.3.Program dan Kegiatan
5
Program adalah himpunan dari beberapa kegiatan yang nyata, terpadu dan sistematis
yang akan dilaksanakan oleh elemen-elemen yang terdapat dan menjadi bagian dari suatu
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran. Dalam menetapkan program dan
kegiatan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga mengacu pada :
a. Pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo
b. Pencapaian Standar Nasional Pendidikan dan Millenium Development Goals
(MDGs)
c. Pengentasan Kemiskinan
d. Pencapaian SPM
e. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Tahun 2010 yang telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal
Pendidikan Dasar)
f. Pendayagunaan potensi ekonomi daerah.
g. Pemenuhan Pilar Pendidikan Nasional
Program dan Kegiatan tersebut seperti yang dijelaskan pada tabel berikut:
BAB IV
P E N U T U P
Kegiatan pendidikan sangat dinamis, termasuk dalam hal pendanaannya yang berasal dari
berbagai sumber, dari pusat, provinsi, kabupaten dan sumber lain yang mungkin muncul
dalam pertengahan tahun anggaran. Perlu kebijakan dan langkah yang tepat untuk
mengantisipasi hal tersebut agar pada saat muncul tidak bermasalah dalam pelaksanaannya.
Diupayakan kegiatan yang direncanakan sudah mengakomodasi semua kebutuhan
pelayanan administratif/teknis, dan satuan pendidikan pada semua jenjang serta pendidikan
nonformal/informal dalam tahun berjalan.
6
Selama ini kabupaten masih tergantung pada pusat dan provinsi dalam hal pembiayaan
pembangunan pendidikan, oleh karena itu kegiatan yang didanai APBD kabupaten sedapat
mungkin bisa benar-benar terpilah yang tidak terdanai atau menunjang kegiatan provinsi
maupun pusat. Dalam pembahasan alokasi anggaran aspek kemendasakan dan daya ungkit
terhadap capaian kinerja pendidikan yang perlu diprioritaskan. Hal ini berkenaan dengan
keterbatasan anggaran daerah sehingga harus bisa memilih kegiatan-kegiatan yang benar-
benar prioritas yang mestinya bebas dari kepentingan-kepentingan politis dan aspek
nonteknis pendidikan lainnya
Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo membuka peluang, masukan,
saran atas upaya peningkatan akses, mutu dan tatakelola pendidikan serta
mengkoordinasikan dengan semua stakeholder terkait demi kemajuan masyarakat
Kabupaten Wonosobo.
Hasil renja yang telah dibahas dalam musrenbang kabupaten menjadi dokumen resmi
perencanaan tahunan. Tindak lanjut dokumen ini menjadi bahan penentuan kebijakan umum
anggaran dan prioritas plafond anggaran sementara (PPAS). Kegiatan yang tidak
teranggarkan dalam pembiayaan APBD kabupaten akan diupayakan pendanaannya melalui
APBN dan APBD provinsi, sehingga ada sinergitas agar kebutuhan pelaksanaan
pembangunan pendidikan bisa terpenuhi.
1
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1. Telaah terhadap Kebijakan Nasional
Tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
secara fungsional terkait dengan kebijakan nasional yang meliputi tiga aspek strategis
yaitu perluasan akses, peningkatan mutu dan relevansi serta penguatan tatakelola,
transparansi, akuntabilitas pengelolaan pendidikan. Ketiganya terintegrasi dalam semua
program pendidikan yang berkelanjutan.
Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Wonosobo merupakan bagian integral dari sistem perencanaan pembangunan nasional,
sistem perencanaan pembangunan provinsi serta sistem perencanaan pembangunan
Kabupaten Wonosobo. Oleh karena itu Rencana Kerja Dinas Pendidikan Kebudayaan,
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo mengacu pada Rencana Strategis Dinas
Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga dengan berpedoman pada Rencana Kerja
Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Sehingga dapat dikatakan bahwa Rencana Kerja
Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga. Dari aspek kelembagaan juga ada
sinergis antara pengelola tingkat pusat, provinsi dan kabupaten untuk secara bersama-
sama melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja yang ditetapkan.
Dalam hal pembiayaan kegiatan, dana dari pusat menempati porsi yang lebih besar
daripada yang berasal dari daerah. Meskipun semua dana tersebut masuk lewat kas
daerah dan sebagai pendapatan daerah untuk pembiayaan kegiatan pembangunan daerah.
Dalam hal pengelolaan kegiatan perlu dicermati dan sinkronisasi target kinerja nasional,
provinsi dan daerah serta waktu pelaksanaannya. Selama ini kegiatan pembangunan
2
pendidikan efektif berjalan pada semester II tahun anggaran bahkan menumpuk pada
triwulan akhir tahun. Hal ini mengakibatkan kinerja pelaksanaannya kurang optimal.
3.2. Tujuan dan sasaran Renja SKPD
1. Tujuan
Tujuan dari penyusunan Rencana Kerja Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Wonosobo tahun 2016 adalah :
a. Menerjemahkan Rencana Strategis Dinas Pendidikan, Kebudayan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Wonosobo Tahun 2011-2015 dalam Program/Kegiatan
Prioritas Dinas Pendidikan, Kebudayan, Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran
2016
b. Merupakan pedoman dalam Pelaksanaan Program/Kegiatan Dinas Pendidikan,
Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2016
c. Mencapai standar penyelenggaran PAUD.
d. Penuntasan wajib belajar 9 tahun.
e. Rintisan Pendidikan Menengah Universal (Wajib belajar 12 tahun).
f. Optimalisasi PNF dalam menunjang pendidikan sekolah
g. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi pendidik.
h. Pembinaan kesiswaan
i. Optimalisasi manajemen pelayanan pendidikan.
j. Pengembangan pendidikan berkelanjutan.
2. Sasaran
3
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Dinas Pendidikan
Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Pemuda Kabupaten Wonosobo dan merupakan
penjabaran konkret dari tujuan yang telah ditetapkan.
Sasaran pembangunan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
tersebut, adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya pemerataan akses, mutu dan tata kelola serta pencitraan publik
pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
b. Meningkatnya pemerataan akses, mutu dan tatakelola serta pencitraan publik
pada jenjang pendidikan Dasar.
c. Meningkatnya pemerataan akses, mutu, relevansi dan tata kelola serta
pencitraan publik pada jenjang pendidikan menengah.
d. Meningkatnya pemerataan akses, mutu, relevansi dan tatakelola serta
pencitraan publik pada jenjang Pendidikan Non formal.
e. Meningkatnya mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
f. Meningkatnya tata kelola dan pencitraan publik pada penyelenggaraan
pendidikan.
g. Terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender bidang pendidikan dan
meningkatnya nasionalisme bidang pendidikan.
h. Meningkatnya pembinaan kepemudaan dan keolahragaan.
i. Menigkatnya pengembangan seni budaya pelajar
j. Berkembangnya materi pembelajaran pendidikan agama, budaya menabung
dan nilai kejujuran/ anti korupsi .
3.3.Program dan Kegiatan
Program adalah himpunan dari beberapa kegiatan yang nyata, terpadu dan sistematis
yang akan dilaksanakan oleh elemen-elemen yang terdapat dan menjadi bagian dari suatu
4
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran. Dalam menetapkan program dan
kegiatan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga mengacu pada :
a. Pencapaian visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo
b. Pencapaian Standar Nasional Pendidikan dan Millenium Development Goals
(MDGs)
c. Pengentasan Kemiskinan
d. Pencapaian SPM
e. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Tahun 2010 yang telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal
Pendidikan Dasar)
f. Pendayagunaan potensi ekonomi daerah.
g. Pemenuhan Pilar Pendidikan Nasional
Program dan Kegiatan tersebut seperti yang dijelaskan pada tabel berikut:
Renja Dinas Dikpora Tahun 2016 ||
- 25 -
BAB IV
P E N U T U P
Kegiatan pendidikan sangat dinamis, termasuk dalam hal pendanaannya yang berasal dari
berbagai sumber, dari pusat, provinsi, kabupaten dan sumber lain yang mungkin muncul
dalam pertengahan tahun anggaran. Perlu kebijakan dan langkah yang tepat untuk
mengantisipasi hal tersebut agar pada saat muncul tidak bermasalah dalam pelaksanaannya.
Diupayakan kegiatan yang direncanakan sudah mengakomodasi semua kebutuhan
pelayanan administratif/teknis, dan satuan pendidikan pada semua jenjang serta pendidikan
nonformal/informal dalam tahun berjalan.
Selama ini kabupaten masih tergantung pada pusat dan provinsi dalam hal pembiayaan
pembangunan pendidikan, oleh karena itu kegiatan yang didanai APBD kabupaten sedapat
mungkin bisa benar-benar terpilah yang tidak terdanai atau menunjang kegiatan provinsi
maupun pusat. Dalam pembahasan alokasi anggaran aspek kemendasakan dan daya ungkit
terhadap capaian kinerja pendidikan yang perlu diprioritaskan. Hal ini berkenaan dengan
keterbatasan anggaran daerah sehingga harus bisa memilih kegiatan-kegiatan yang benar-
benar prioritas yang mestinya bebas dari kepentingan-kepentingan politis dan aspek
nonteknis pendidikan lainnya
Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo membuka peluang, masukan,
saran atas upaya peningkatan akses, mutu dan tatakelola pendidikan serta
mengkoordinasikan dengan semua stakeholder terkait demi kemajuan masyarakat
Kabupaten Wonosobo.
Hasil renja yang telah dibahas dalam musrenbang kabupaten menjadi dokumen resmi
perencanaan tahunan. Tindak lanjut dokumen ini menjadi bahan penentuan kebijakan umum
anggaran dan prioritas plafond anggaran sementara (PPAS). Kegiatan yang tidak
teranggarkan dalam pembiayaan APBD kabupaten akan diupayakan pendanaannya melalui
APBN dan APBD provinsi, sehingga ada sinergitas agar kebutuhan pelaksanaan
pembangunan pendidikan bisa terpenuhi.
Wonosobo, April 2017
Kepala Dinas Pendidikan,Pemuda danOlahraga
Kabupaten Wonosobo
Drs. SAMSUL MA’ARIF, MM.
Pembina Utama Muda
NIP. 195905061980121001
Disahkan oleh :
BUPATI WONOSOBO
EKO PURNOMO