bab i pendahuluan 1.1. latar belakang masalah€¦ · latar belakang masalah banyak hal yang dapat...

13
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkah pembangunan nasional suatu negara, salah satunya adalah melalui pasar modal. Hal ini sebagaimana tercantum dalam penjelasan umum Undang-Undang Pasar Modal yang selanjutnya disebut UUPM, menyatakan bahwa: “Keberadaan pasar modal bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pasar modal mempunyai peran strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha, termasuk usaha menengah dan kecil untuk pembangunan usahanya, sedangkan dari sisi lain Pasar Modal juga merupakan wahana investasi bagi masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah.” Dari penjelasan umum tersebut, dapat dilihat bahwa pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument seperti saham, obligasi, reksa

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkah pembangunan nasional

    suatu negara, salah satunya adalah melalui pasar modal. Hal ini sebagaimana tercantum

    dalam penjelasan umum Undang-Undang Pasar Modal yang selanjutnya disebut

    UUPM, menyatakan bahwa:

    “Keberadaan pasar modal bertujuan untuk menunjang pelaksanaan

    pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan,

    dan stabilitas ekonomi nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam

    rangka mencapai tujuan tersebut, pasar modal mempunyai peran strategis sebagai

    salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha, termasuk usaha menengah dan

    kecil untuk pembangunan usahanya, sedangkan dari sisi lain Pasar Modal juga

    merupakan wahana investasi bagi masyarakat, termasuk pemodal kecil dan

    menengah.”

    Dari penjelasan umum tersebut, dapat dilihat bahwa pasar modal menjalankan

    dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana

    bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana

    yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha,

    ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Kedua, pasar modal menjadi sarana

    bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument seperti saham, obligasi, reksa

  • 2

    dana, dan lain-lain. Dengan demikian masyarakat dapat menempatkan dana yang

    dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing

    instrument.1

    Pasar modal sendiri sebenarnya memiliki konsep dasar seperti pasar yang lain

    yaitu mempertemukan penjual dan pembeli. Meskipun memiliki konsep dasar yang

    sama, namun pasar modal memiliki perbedaan pada objek yang diperjualbelikan. Pada

    pasar lainnya yang diperdagangkan adalah sesuatu yang sifatnya konkret seperti

    kebutuhan sehari-hari, sedangkan pada pasar modal yang diperjualbelikan modal atau

    dana dalam bentuk Efek (surat berharga).2 Lebih jelas mengenai pasar modal dapat

    ditemukan pada rumusan Pasal 1 angka 13 UUPM yang menyatakan bahwa Pasar

    Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan

    Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta

    lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Dari rumusan ini, ada tiga unsur yang

    saling berkaitan antara satu dengan yang lain, yakni:

    1. Penawaran umum dan perdagangan efek.

    2. Perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan.

    3. Lembaga Profesi yang berkaitan dengan efek.

    Penawaran umum menurut Pasal 1 angka 15 UUPM adalah kegiatan penawaran

    Efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan

    1http://www.idx.co.id/investor/pengantar-pasar-modal/ diakses tanggal 20 September 2018.

    2 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Hukum Pasar Modal Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,

    2009, h. 1.

    http://www.idx.co.id/investor/pengantar-pasar-modal/

  • 3

    tata cara yang diatur dalam Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.

    Penawaran umum ini merupakan langkah yang diupayakan dalam pasar modal untuk

    pembangunan negara karena merupakan salah satu alternatif atau sarana dalam

    memobilisasi dana masyarakat serta sekaligus sebagai sarana investasi bagi pemilik

    modal.3

    Di pasar modal dikenal adanya istilah pasar primer dan pasar sekunder. Istilah

    yang pertama berkaitan dengan kegiatan penawaran efek Emiten kepada masyarakat

    dengan menggunakan prospektus sebelum efek yang ditawarkan tersebut

    diperdagangkan di bursa efek. Istilah pasar primer ini dikenal pula dengan sebutan

    pasar perdana atau IPO. Setelah masa penawaran umum perdana berakhir, maka bila

    efek Emiten tersebut tercatat di bursa efek, investor yang memilikinya dapat

    menjualnya melalui perantara perdagangan efek yang menjadi anggota bursa dimana

    efek tersebut dicatat.4

    Prinsip keterbukaan menjadi prinsip inti di pasar modal dan sekaligus merupakan

    jiwa pasar modal. Keterbukaan tentang fakta materiil sebagai jiwa dari pasar modal itu

    didasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan yang memungkinkan tersedianya

    bahan pertimbangan bagi investor, sehingga ia secara rasional dapat mengambil

    keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham.5

    Di dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 secara tegas mewajibkan setiap

    perusahaan yang menawarkan efeknya melalui pasar modal atau disebut emiten untuk

    3Adrian Sutedi, Segi-segi Hukum Pasar Modal, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2009, h. 4. 4 M. Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2008, h.

    117. 5Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Fakultas Hukum Program Pascasarjana

    Universitas Indonesia, Depok, 2001, h.1.

  • 4

    mengungkapkan seluruh informasi mengenai keadaan usahanya, termasuk keadaan

    keuangan, aspek hukum, manajemen, dan harta kekayaan perusahaan (full disclosure)

    kepada masyarakat karena pada prinsipnya membeli suatu barang janganlah seperti

    “membeli kucing dalam karung”, tetapi barang yang dibeli haruslah jelas wujudnya.6

    Keterbukaan informasi perusahaan yang menerbitkan saham sangat dibutuhkan

    oleh ivestor.7 Penawaran umum sebagai salah satu kegiatan di pasar modal adalah

    tempat pertama dimana keterbukaan untuk pertama kalinya harus dilakukan. Bacelius

    Ruru menyebutkan bahwa keterbukaan (disclousure) adalah kewajiban perusahaan

    atau emiten untuk menyampaikan laporan perusahaan, baik dalam bentuk laporan

    keuangan berkala maupun laporan kejadian penting lainnya. Informasi tersebut harus

    akurat, tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan.8

    Salah satu dokumen yang sangat penting sehubungan dengan prinsip keterbukaan

    dalam kegiatan penawaran umum ini adalah “prospektus”. Menurut Pasal 1 angka 26

    UUPM Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran

    Umum dengan tujuan agar Pihak lain membeli Efek. Hal ini berarti keterbukaan

    sebagaimana sudah sudah disebutkan didapatkan dari prospektus. Dengan kata lain,

    prospektus adalah sumber informasi bagi investor. Lebih lanjut dalam penjelasan

    UUPM melarang prospektus memuat keterangan yang tidak benar tentang fakta

    material atau tidak memuat keterangan yang benar tentang fakta material yang

    diperlukan agar prospektus tidak memberikan gambaran yang menyesatkan. Oleh

    6 Adrian Sutedi, Op.cit., h. 4. 7Panji Anaroga dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, h. 89. 8 Adrian Sutedi, Op.cit., h. 5.

  • 5

    karena prospektus memuat informasi mengenai keadaan usaha dan prospeknya, maka

    informasi yang terkandung didalamnya harus memuat hal-hal yang benar-benar

    menggambarkan keadaan emiten yang bersangkutan sehingga keterangan atau

    informasi dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk menetapkan keputusan

    investasi oleh investor. Apabila informasi yang disajikan tidak benar tentang fakta

    yang material, atau tidak mengungkapkan informasi yang benar tentang fakta yang

    material, hal tersebut dapat mengakibatkan investor mengambil keputusan investasi

    yang tidak tepat. Keputusan berinvestasi yang tidak tidak tepat dikarenakan prospektus

    tidak memenuhi unsur keterbukaan sehingga mengakibatkan prospektus menyesatkan

    akan sangat merugikan investor. Jika misalnya sebagai akibat dari adanya prospektus

    yang tidak benar, seseorang terpancing untuk membeli suatu efek, dan karenanya ia

    menderita kerugian. Apakah secara hukum pihak investor tersebut dapat menggugat

    ganti kerugian, siapa yang mesti digugat, dan apa yang menjadi landasan yuridis dari

    gugatan tersebut.9 Untuk menjawab pertanyaan ini, maka perlu untuk diketahui terlebih

    dahulu siapa pemilik dari prospektus ini. Mengacu pada UUPM, pemilik prospektus

    adalah emiten karena emiten adalah pihak yang melakukan penawaran

    umumsebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 25 UUPM. Akan tetapi, di dalam

    di dalam mempersiapkan prospektus, emiten tidak melakukannya seorang diri,

    melainkan dibantu oleh pihak-pihak profesional. Salah satu pihak yang terlibat dalam

    pembuatan prospektus adalah profesi penunjang. Akuntan, konsultan hukum, penilai,

    notaris dan profesi lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah adalah profesi

    9 Munir Fuady, Pasar Modal Modern ( Tinjauan Hukum), PT.Citra Aditya Bakti, Bandung,

    1996, h. 86.

  • 6

    penunjang yang disebutkan dalam Pasal 64 UUPM. Hingga saat ini belum ada

    Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang profesi lain sebagaimana dimaksud

    dalam UU ini.

    Profesi penunjang merupakan pihak-pihak yang tugasnya melakukan pekerjaan

    membantu emiten mewujudkan penerapan prinsip-prinsip keterbukaan di pasar modal.

    Melalui pekerjaan merekalah segala sesuatu yang menyangkut emiten dapat diuraikan

    sehingga lebih relatif mudah dipahami oleh kebanyakan investor.10Sebelum melakukan

    kegiatan di pasar modal, profesi penunjang wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepam

    (sekarang OJK).11

    Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa konsultan hukum merupakan

    salah satu profesi penunjang pasar modal. Definisi konsultan hukum di dalam UUPM

    tidak dijelaskan dalam rumusan pasalnya tetapi di dalam penjelasan yang menjelaskan

    bahwa konsultan hukum adalah ahli hukum yang memberikan pendapat hukum dan

    terdaftar di Bappeppam (sekarang OJK). Di dalam peraturan turunan Peraturan Otoritas

    Jasa Keuangan (POJK) No.66/POJK.04/2017 tentang Konsultan Hukum Yang

    Melakukan Kegiatan di Pasar Modal, konsultan hukum pasar modal adalah ahli hukum

    yang memberikan pendapat hukum kepada pihak lain dan terdaftar di OJK. Ini berarti

    10 aamon Nofrial, Tanggung Jawab Konsultan Hukum Sebagai Profesi Penunjang dalam

    Mewujudkan Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal, Samudera Keadilan, No. 1, Januari-Juni 2015, h.111. 11Dengan adanya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang otoritas Jasa Keuangan,

    maka sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan

    kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan

    Lembaga Jasa Keuangan Lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan

    Lembaga Keuangan ke OJK. (Pasal Pasal 55 Ayat 1 UU OJK)

  • 7

    sebelum melakukan aktifitasnya di bidang pasar modal, konsultan hukum harus

    terdapat terlebih dahulu di sekarang OJK.

    Dalam melakukan tugasnya, konsultan hukum dituntut untuk selalu bersikap

    independen, objektif, dan profesional sehingga konsultan hukum dapat memenuhi

    kebutuhan pengguna jasa dan mengemban kepercayaan publik khususnya di sektor

    pasar modal dan di sektor jasa keuangan lainnya pada umumnya. Untuk dapat

    memenuhi tuntutan tersebut serta meningkatkan independensi, objektifitas, dan

    profesionalisme konsultan hukum dalam menjalankan tugasnya, konsultan hukum

    diwajibkan untuk mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan, menyampaikan

    perubahan atas data dan informasi terkait konsultan hukum dan/atau kantor konsultan

    hukum, serta melaporkan kegiatan yang dilakukan di sektor pasar modal kepada OJK.

    Salah satu tugas konsultan hukum di pasar modal adalah turut memantu emiten

    dalam mempersiapkan prospektus yang akan digunakan dalam penawaran umum.

    Prosektus sebagai pintu masuk untuk berinvestasi bagi investor haruslah menyediakan

    informasi yang benar sehingga investor tidak salah dalam berinvestasi sebagaimana

    juga dalam UUPM ditegaskan mengenai keterbukaan informasi. Meskipun ada

    larangan mengenai prospektus yang menyesatkan, perlu diketahui juga bahwa

    sebenarnya prospektus ini merupakan iklan bagi emiten untuk menarik investor

    sehingga prospektus dapat saja memberikan informasi yang menyesatkan. Tugas

    konsultan hukum adalah untuk memastikan bahwa prospektus secara hukum tidak

    menyesatkan.

    Menurut penulis, Prospektus yang menyesatkan adalah prospektus yang di

    dalammnya terdapat informasi yang tidak benar mengenai keadaan perusahaan emiten

  • 8

    atau juga bisa jadi karena informasi tidak dicantumkan dalam prospektus. Adanya

    prospektus yang menyesatkan tidak dapat dipisahkan dari peran konsultan konsultan

    hukum sebagai salah satu profesi penunjang yang turut membuat prosektus tersebut.

    Sebagai contoh, akuntan publik di dalam prospektusnya mencantumkan bahwa

    perusahaan ini memiliki aset tanah seharga Rp 2.000.000.000 di Kalimantan Selatan.

    Untuk memastikan bahwa aset tersebut secara hukum merupakan hak milik perusahaan

    atau belum merupakan tugas konsultan hukum untuk melakukan pemeriksaan dan

    pengecekan sebelum memberikan pendapat hukum. Jika konsultan tidak melakukan

    pemeriksaan atas aset tersebut dan ternyata aset tersebut belum menjadi hak milik

    perusahaan tetapi di dalam prospektus sudah terhitung sebagai aset, maka konsultan

    hukum bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi. Investor dapat meminta

    pertanggungjawaban kepada konsultan hukum.

    1.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis melakukan pembatasan

    pokok-pokok permasalahan yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

    1. Bagaimana peran konsultan hukum dalam pembuatan prospektus pada

    penawaran umum di pasar modal?

    2. Bagaimana tanggung jawab hukum konsultan hukum terhadap investor atas

    isi prospektus yang menyesatkan dalam penawaran umum di pasar modal?

  • 9

    1.3. Tujuan Penelitian

    Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui peran konsultan hukum pada penaaran umum di pasar

    modal.

    2. Untuk mengetahui tanggung jawab konsultan hukum terhadap investor atas

    isi prospektus yang menyesatkan pada penawaran umum di pasar modal.

    1.4. Manfaat Penelitian

    1. Secara teoritis yang akan memperkaya ilmu pengetahuan pasar modal guna

    mengembangkan wawasan bagi peneliti dalam ilmu pengetahuan,

    khususnya mengenai peran konsultan hukum pada penawaran umum di

    pasar modal dan tanggung jawab konsultan hukum atas informasi yang

    menyesatkan pada prospektus.

    2. Secara praktis dari penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran

    kepada praktisi hukum dalam membuat peraturan yang berkaitan dengan

    kegiatan di pasar modal.

    1.5. Penelitian Terdahulu

    Tabel 1.1 Perbandingan Penelitian Terlebih Dahulu

  • 10

    Nama Penulis,

    Tahun dan

    Judul

    Persamaan

    Perbedaan

    Penelitian

    Terdahulu

    Rencana Penelitian

    Tamara

    Alifadina,

    Perlindungan

    Hukum

    Terhadap

    Investor

    Akibat

    Adanya

    Informasi

    Yang

    Menyesatkan

    Dalam

    Prospektus,

    2018

    Tanggung

    Jawab Profesi

    Penunjang

    atas

    prospektus

    yang

    menyesatkan

    Tanggung jawab

    Emiten dan Profesi

    Penunjang Pasar

    Modal terhadap

    investor atas

    informasi yang

    menyesatkan.

    Tanggung jawab

    hukum konsultan

    hukum terhadap

    investor atas isi

    prospektus yang

    menyesatkan dalam

    penawaran umum di

    pasar modal.

    1.6. Metode Penelitian

    1. Tipe Penelitian

  • 11

    Tipe penelitian yang digunakan oleh Peneliti adalah penelitian yuridis normatif,

    yakni penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau

    norma-norma dalam hukum positif.12 Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah

    penelitian hukum (legal research) yang fokusnya pada analisis mengenai hubungan

    hukum konsultan hukum dan investor serta tanggung jawab konsultan hukum terhadap

    investor atas prospektus yang menyesatkan. Penelitian hukum merupakan suatu

    kegiatan know-how dalam ilmu hukum, bukan sekedar know-about. Sebagai kegiatan

    know-how, penelitian hukum dilakukan untuk memecahkan isu hukum yang

    dihadapi.13 Penelitian hukum pada hakikatnya merupakan kegiatanargumentasi dengan

    mengacu pada bahan-bahan hukum.14

    2. Metode Pendekatan

    Pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan perundang-undangan

    (statute approach). Pendekatan perundang-undangan karena bahan hukum yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah peraturan perundangan-undangan. Peraturan

    perundang-undangan akan membuka kesempatan bagi peneliti untuk mempelajari

    adakah konsistensi dan kesesuaian antara suatu undang-undang dengan undang-undang

    lainnya tersebut adalah dengan melakukan pengkajian peraturan perundangan-

    undangan yang berkaitan dengan penulisan ini.

    12Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif Edisi Revisi, Cet II,

    Bayumedia Publisihing, Malang, 2005, h.295. 13 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Prenadamedia Group, Jakarta 2005, h.60. 14Titon Slamet Kurnia, Sri Harini Dwiyatmi dan Dyah Hapsari P, Pendidikan Hukum, ilmu

    Hukum dan Penelitian Hukum di Indonesia Sebuah Reorientasi, Salatiga, Fakultas Hukum Universitas

    Kristen Satya Wacana, 2009, h. 102.

  • 12

    Menurut Johny Ibrahim, penelitian hukum menggunakan pendekatan

    perundangan-undangan (state approach ) akan lebih akurat bila dibantu oleh satu atau

    lebih pendekatan lain, guna memperkaya pertimbangan-pertimbangan hukum yang

    tepat untuk menghadapi problem yang dihadapi. 15 Oleh karena itu, selain

    menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan, penulis juga akan

    menggunakan pendekatan konsep.

    1.7. Bahan Hukum

    Bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer dan sekunder. Bahan

    hukum primer yakni bahan hukum yang terdiri atas peraturan perundang-undangan

    yang diurut berdasarkan hierarki.16 Adapun bahan hukum primer yang digunakan oleh

    Peneliti dalam penelitian adalah:

    1. Pasal 1365-1380 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

    2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

    3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat

    4. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

    a. Peraturan Jasa Keuangan Nomor 8 /POJK.04/2017 Tentang Bentuk Dan Isi

    Prospektus Dan Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum

    Efek Bersifat Ekuitas.

    15 Johny Ibrahim,Op.Cit. h.305. 16 Titon Slamet Kurnia, Op.Cit. h 102.

  • 13

    b. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 66 /POJK.04/2017 Tentang

    Konsultan Hukum Yang Melakukan Kegiatan Di Pasar Modal.

    5. Peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

    Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang terdiri atas buku-buku teks

    (textbooks) yang ditulis para ahli hukum yang berpengaruh (de herseende leer), jurnal-

    jurnal hukum, pendapat para sarjana, kasus-kasus hukum, yurisprudensi, dan hasil-

    hasil simposium mutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian.17

    17Ibid, h. 296.