bab i pendahuluan 1.1 latar belakang masalah 1.pdf · dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi,...

16
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memperkuat suatu perekonomian agar dapat berkelanjutan perlu adanya suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu negara sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Oleh karenanya, setiap negara di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang mulai berlomba-lomba melakukan pembangunan dalam bidang ekonomi. Tujuan dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi, pendapatan perkapita rill yang tinggi dan mengurangi ketimpangan pendapatan sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada serta mengurangi tingkat kemiskinan. Kondisi geografis Indonesia yang berupa kepulauan merupakan salah satu hambatan dalam melaksanakan pemerataan pembangunan pada setiap daerah. Sejak tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah di Indonesia, kebijakan otonomi daerah di bawah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 dengan prinsip otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab sehingga pemerintah daerah berperan sangat besar dalam menentukan arah kebijakan pembangunannya. Kedua undang-undang ini memberikan keleluasaan dan kewenangan yang semakin luas kepada daerah untuk memberdayakan potensi daerahnya sendiri (Artanayasa, 2014). Otonomi Daerah memberikan keleluasaan pada pemerintah daerah dalam mengelola potensi- potensi di daerahnya melalui pengaturan kebijakan. Hal ini bertujuan meningkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakat, peningkatan

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.pdf · dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi, pendapatan perkapita rill yang tinggi ... tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam memperkuat suatu perekonomian agar dapat berkelanjutan perlu adanya

suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

negara sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Oleh

karenanya, setiap negara di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang

mulai berlomba-lomba melakukan pembangunan dalam bidang ekonomi. Tujuan

dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi, pendapatan perkapita rill yang tinggi

dan mengurangi ketimpangan pendapatan sehingga dapat mengurangi jumlah

pengangguran yang ada serta mengurangi tingkat kemiskinan.

Kondisi geografis Indonesia yang berupa kepulauan merupakan salah satu

hambatan dalam melaksanakan pemerataan pembangunan pada setiap daerah. Sejak

tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah di Indonesia, kebijakan otonomi daerah

di bawah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 33

Tahun 2004 dengan prinsip otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung

jawab sehingga pemerintah daerah berperan sangat besar dalam menentukan arah

kebijakan pembangunannya. Kedua undang-undang ini memberikan keleluasaan

dan kewenangan yang semakin luas kepada daerah untuk memberdayakan potensi

daerahnya sendiri (Artanayasa, 2014).

Otonomi Daerah memberikan keleluasaan pada pemerintah daerah dalam

mengelola potensi- potensi di daerahnya melalui pengaturan kebijakan. Hal ini

bertujuan meningkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakat, peningkatan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.pdf · dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi, pendapatan perkapita rill yang tinggi ... tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah

2

kemandirian daerah dalam pengelolaan daerah, pembangunan yang merata di tiap

daerah serta pengurangan subsidi pemerintah akan suatu daerah. Menurut Oates,

seperti dikutip Artanayasa (2014) kebijakan desentralisasi ini akan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah daerah akan

efisien dalam mengelola sumber daya yang dimiliki dan penyediaan akan barang-

barang publik untuk memperlancar aktivitas perekonomian. Sejak diberlakukannya

desentralisasi ini, semua daerah di Indonesia terus menerus melakukan

pembangunan dan menerapkan kebijakan agar pembangunan daerahnya terus

meningkat.

Namun, masalah tetap dihadapi oleh seluruh daerah di Indonseia, termasuk

Bali dalam hal kemiskinan. Kemiskinan telah menjadi masalah yang kompleks dan

kronis baik di tingkat nasional maupun regional, sehingga penanggulangannya

memerlukan strategi yang tepat dan berkelanjutan. Program-program pembangunan

yang dilaksanakan selama ini telah memberikan perhatian besar terhadap upaya

pengentasan kemiskinan. Meskipun demikian, masalah kemiskinan sampai saat ini

masih menjadi masalah yang berkepanjangan termasuk Bali yang merupakan

daerah pariwisata tak luput akan masalah tersebut (BPS Bali, 2014).

Berdasarkan Gambar 1.1 memperlihatkan jumlah penduduk miskin di Bali

terus mengalami fluktuasi dan perkembangan jumlah penduduk miskin di Bali

cenderung mengalami penurunan dari tahun 2007 sampai 2011. Pada tahun 2012

jumlah penduduk miskin bertambah sebanyak 1,13 ribu orang atau bertambah

sekitar 0,68 persen. Tahun 2014 jumlah penduduk miskin berkurang sampai 46,7

ribu orang jika dibandingkan pada tahun 2004. Namun, jika dibandingkan dengan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.pdf · dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi, pendapatan perkapita rill yang tinggi ... tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah

3

tahun 2013, jumlah penduduk miskin di Bali pada tahun 2014 mengalami

peningkatan sebesar 25,31 ribu orang (15,82 persen)

Gambar 1.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin ( Kota + Desa) di

Provinsi Bali Tahun 2004- 2014 (dalam ribu jiwa)

Sumber : BPS (Bali Dalam Angka,2014)

Peningkatan jumlah penduduk miskin ini disebabkan adanya tingkat urbanisasi

penduduk dari desa ke kota akibat kurangnya lapangan pekerjaan yang ada di desa

(Tinjauan Perekonomian Bali 2014). Hal ini diperparah dengan kondisi penduduk

yang kurang memiliki keterampilan sehingga tidak memperoleh pekerjaan di kota

dan menambah angka kemiskinan yang ada di perkotaan. Pemerintah Bali sendiri

telah menetapkan pengurangan jumlah penduduk miskin sebagai prioritas utama

pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

tahun 2008 – 2013, yang menargetkan penduduk miskin turun menjadi 174.510

orang atau setara dengan 4,38 persen dari total penduduk Bali.

Meningkatnya kemiskinan di Bali, dapat disebabkan juga karena adanya

ketimpangan pendapatan yang tinggi. Untuk mengurangi jumlah penduduk miskin

menurut Santosa (2013) dapat dengan peningkatan pendapatan, walaupun tidak

selalu diikuti oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

231.9 228.4243.5

229.1215.7

181.7 174.9 165.8 166.93159.89185.2

0

50

100

150

200

250

300

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Jum

lah

Pen

du

du

k M

iski

n(r

ibu

jiw

a)

Tahun

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.pdf · dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi, pendapatan perkapita rill yang tinggi ... tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah

4

merupakan tema sentral dalam suatu kehidupan ekonomi setiap negara di dunia.

Berhasil tidaknya program – program di negara-negara dunia ketiga seperti

Indonesia sering dinilai berdasarkan tinggi rendahnya tingkat output dan

pendapatan nasional.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator

pertumbuhan ekonomi suatu daerah. PDRB adalah nilai bersih suatu barang dan

jasa akhir yang dihasilkan dari berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam

suatu periode (Sasana, 2006). Semakin tinggi PDRB suatu daerah, maka semakin

besar pula potensi sumber penerimaan daerah tersebut. PDRB yang tinggi

menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Pertumbuhan

ekonomi merupakan kunci dari penurunan kemiskinan di suatu daerah. Peningkatan

pertumbuhan ekonomi di masing-masing daerah mengindikasikan bahwa

pemerintah mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, sehingga dapat

mengurangi tingkat kemiskinan.

Data menunjukkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2014 tumbuh

sebesar 5,02 persen melambat dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 5,58 persen

(BPS, 2014). Secara umum Pertumbuhan Ekonomi Indonesia didorong oleh

aktivitas perekonomian di Pulau Sumatera dan Jawa yang tumbuh masing – masing

sebesar 4,66 persen dan 5,59 persen. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali pada

kurun waktu 2013 mencapai angka 6,05 persen menurun dibandingkan pada tahun

2012 sebesar 6,65 persen. Namun, terjadi peningkatan di semua sektor jasa dengan

pertumbuhan tertinggi pada sektor jasa-jasa yaitu sebesar 11,08 persen dan terendah

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.pdf · dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi, pendapatan perkapita rill yang tinggi ... tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah

5

pada sektor pertanian yaitu 1,40 persen. Gambar 1.2 menunjukkan perkembangan

laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali selama 10 tahun terakhir.

Gambar 1.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali Tahun 2010- 2014

(Dalam Persen)

Sumber : Bali Dalam Angka Tahun 2014 (data diolah)

Perkembangan pertumbuhan ekonomi Bali dapat dikatakan mengalami

fluktuasi, hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.2 yang menunjukkan perkembangan

pertumbuhan ekonomi Bali selama sepuluh tahun terakhir.

Laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali dipengaruhi oleh laju

pertumbuhan ekonomi pada kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bali, sehingga

fluktuasi atau besar kecilnya penurunan maupun peningkatan pada laju

pertumbuhan kabupaten/kota akan sangat berpengaruh pada laju pertumbuhan

secara keseluruhan di Provinsi Bali. Seperti yang terlihat pada tabel 1.1 yang

menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kota di Provinsi Bali.

4,62

5.56

5,03

5,92 5,97

5,33

5,836,49 6,65

6,05

0

1

2

3

4

5

6

7

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Per

tum

bu

han

Eko

no

mi (

%)

Tahun

Pertumbuhan Ekonomi

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.pdf · dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi, pendapatan perkapita rill yang tinggi ... tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah

6

Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kota di Provinsi

Bali Tahun 2004- 2014 (Dalam Persen)

Sumber : Bali Dalam Angka Tahun 2014 (data diolah)

Pertumbuhan ekonomi tidak hanya dapat dilihat dari peningkatan

pembangunan suatu daerah namun juga dapat melalui proses pembangunan

manusia. Pembangunan manusia merupakan wujud serta tujuan jangka panjang dari

suatu masyarakat dan meletakkan pembangunan di sekeliling manusia

(masyarakat), bukan manusia di sekeliling pembangunan (Yunita, 2012). Untuk itu

diperlukan pembangunan ekonomi yang terfokus pada pembangunan manusia

secara kerakyatan dan berkesinambungan. Pembangunan ekonomi yang berbasis

kerakyatan dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi sekaligus

menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, artinya pertumbuhan

ekonomi yang dihasilkan mampu menyerap tenaga kerja sehingga pertumbuhan

ekonomi lebih merata dan dapat dirasakan oleh penduduk. Pada akhirnya akan

berpengaruh secara langsung pada peningkatan kualitas hidup penduduk secara

keseluruhan.

United Nations Development Programme (UNDP) mengembangkan suatu

paradgima yang menyatakan pembangunan manusia merupakan suatu proses

memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk. Dengan demikian, pembangunan

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Jembrana 4.86 5.00 4.52 5.11 5.05 4.82 4.57 5.61 5.90 5.38 5.88

Tabanan 4.73 5.96 5.25 5.76 5.22 5.44 5.68 5.82 5.91 6.03 6.35

Badung 5.78 5.61 5.03 6.85 6.91 6.39 6.48 6.69 7.30 6.41 6.75

Gianyar 4.95 5.47 5.20 5.89 5.90 5.93 6.04 6.76 6.79 6.43 6.59

Klungkung 4.67 5.41 5.03 5.54 5.07 4.92 5.43 5.81 6.03 5.71 5.82

Bangli 4.03 4.46 4.25 4.48 4.02 5.71 4.97 5.84 5.99 5.61 5.67

Karangasem 4.49 5.13 4.80 5.20 5.07 5.01 5.09 5.19 5.73 5.81 5.85

Buleleng 4.98 5.60 5.35 5.82 5.84 6.10 5.85 6.11 6.52 6.71 6.73

Denpasar 5.83 6.05 5.88 6.60 6.83 6.53 6.57 6.77 7.18 6.54 6.77

Kabupaten /

Kota

Pertumbuhan Ekonomi

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.pdf · dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi, pendapatan perkapita rill yang tinggi ... tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah

7

masyarakat atau penduduk merupakan sarana untuk menggapai tujuan yang

diharapkan yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang secara tak langsung akan mengurangi tingkat

kemiskinan yang ada. Untuk dapat mengukur tingkat perkembangan pembangunan

manusia suatu daerah digunakanlah suatu indikator komposit yang disebut dengan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

IPM terdiri atas tiga indikator tunggal yang digunakan untuk memproyeksikan

tingkat pembangunan di suatu wilayah. Indikator IPM meliputi, Angka Harapan

Hidup, Angka Melek Huruf, Rata- Rata Lama Sekolah dan Kemampuan Daya Beli.

Indikator IPM atau Human Development Indeks (HDI) merupakan salah satu

pendekatan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan manusia. IPM ini

mulai digunakan oleh UNDP sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian

pembangunan manusia suatu negara. Walaupun tidak dapat mengukur semua

dimensi dari pembangunan, namun mampu mengukur dimensi pokok

pambangunan manusia yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar (basic

capabilities) penduduk.

Agar pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pembangunan manusia,

pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan syarat cukup yaitu pemerataan

pembangunan. Dengan pemerataan pembangunan terdapat jaminan bahwa semua

penduduk dapat menikmati hasil-hasil pembangunan (BPS Jakarta, 2008).

Berdasarkan pengalaman pembangunan di berbagai negara diperoleh pembelajaran

bahwa untuk mempercepat pembangunan manusia dapat dilakukan antara lain

melalui dua hal, yaitu distribusi pendapatan yang merata dan alokasi belanja publik

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.pdf · dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi, pendapatan perkapita rill yang tinggi ... tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah

8

yang memadai untuk pendidikan dan kesehatan. Korea Selatan sebagai contoh

sukses, tetap konsisten melakukan dua hal tersebut. Sebaliknya, Brazil mengalami

kegagalan karena memiliki distribusi pendapatan yang timpang dan alokasi belanja

publik yang kurang memadai untuk pendidikan dan kesehatan (UNDP, BPS,

Bappenas, 2004).

Menurut Lilya (2014), tingkat pembangunan manusia yang tinggi sangat

menentukan kemampuan penduduk dalam menyerap dan mengelola sumber-

sumber pertumbuhan ekonomi. Provinsi Bali merupakan salah satu daerah yang

berhasil melakukan peningkatan IPM. Gambar 1.3 menunjukkan angka IPM

Provinsi Bali dan pertumbuhannya dalam kurun waktu 2001-2013.

Gambar 1.3 Perkembangan Laju Pertumbuhan IPM Provinsi Bali kurun

waktu 2001 – 2013

Sumber : Bali Dalam Angka Tahun 2014 (data diolah)

Gambar 1.3 menunjukkan bahwa IPM di Bali terus meningkat dari tahun ke

tahun. Pertumbuhan IPM tertinggi terjadi pada tahun 2004. Pertumbuhan IPM

tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,84 persen dari tahun 2012. Meskipun

angka IPM mengalami peningkatan, tetapi pertumbuhan IPM masih mengalami

fluktuasi selama 13 tahun terahkir. Perkembangan IPM dari tahun 2001 sampai

65.57 65.567.1

69.1369.78 70.07 70.53 70.98 71.52

72.28 72.8473.49 74.11

0-0.11

2.44

3.03

0.94

0.42 0.66 0.640.76 1.06 0.77 0.89 0.84

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

60

62

64

66

68

70

72

74

76

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

IPM

IPM Pertumbuhan IPM (%)

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.pdf · dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi, pendapatan perkapita rill yang tinggi ... tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah

9

2013 masih berada pada tingkat menengah, hal ini tidak sebanding dengan keadaan

ekonomi Bali yang terus meningkat serta, menghasilkan devisa yang besar melalui

sumbangsih sektor pariwisata.

Rata-rata pertumbuhan IPM Provinsi Bali cenderung rendah atau masih di

bawah angka 1 persen. Disamping itu, menurut BPS (Bali Dalam Angka, 2015)

IPM Provinsi Bali sebesar 74,11 di atas IPM Indonesia sebesar 73,81. Posisi IPM

Provinsi Bali memang berada di atas IPM Indonesia, namun pemerintah Provinsi

Bali perlu melakukan pengembangan mutu modal manusia dalam hal kesehatan,

pendidikan, pendapatan maupun daya beli masyarakat secara berkelanjutan agar

pertumbuhan IPM mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pertumbuhan IPM di

Bali sangat dipengaruhi oleh perkembangan IPM di tiap kabupaten/kota di Provinsi

Bali. IPM tiap – tiap daerah menggambarkan bagaimana pembangunan manusia

yang ada disana.

Tabel 1.2 Perkembangan IPM pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bali kurun

waktu 2009 – 2013

Sumber : Bali Dalam Angka Tahun 2014 (data diolah)

Th. 2009 Th. 2010 Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013

1 Jembrana 72,45 72,69 73,18 73,62 74,29

2 Tabanan 74,26 74,57 75,24 75,55 76,19

3 Badung 74,49 75,02 75,35 75,69 76,37

4 Gianyar 72,43 72,73 73,43 74,49 75,02

5 Klungkung 70,19 70,54 71,02 71,76 72,25

6 Bangli 70,21 70,71 71,42 71,80 72,28

7 Karangasem 66,06 66,42 67,07 67,83 68,47

8 Buleleng 70,26 70,69 71,12 71,93 72,54

9 Denpasar 77,56 77,94 78,31 78,80 79,41

71,52 72,28 72,84 73,49 74,11

No

Prov. Bali

Kabupaten/Kota IPM

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.pdf · dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi, pendapatan perkapita rill yang tinggi ... tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah

10

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat perkembangan IPM di tiap kabupaten/kota

di Provinsi Bali dalam kurun waktu 2009 – 2013 semuanya mengalami

peningkatan. Namun, nilai IPM di beberapa kabupaten masih menunjukkan angka

di bawah rata - rata IPM Provinsi Bali secara keseluruhan. IPM terendah berasal

dari Kabupaten Karangasem dengan 68,47 selama periode 2009 hingga tahun 2013,

sedangkan IPM tertinggi diperoleh Denpasar dengan 79,41. Hal ini menunjukkan

adanya ketimpangan pembangunan yang cukup jauh. Ketidakmerataan ini dapat

disebabkan karena kurangnya fasilitas pendidikan dan kesehatan yang ada di

Kabupaten Karangasem, terlebih lagi Kabupaten Karangasem memiliki banyak

permasalahan dalam hal pengembangan sumber daya manusia. Selain itu,

permasalahan yang tengah dialami pemerintah daerah di Bali saat ini adalah

masalah pengangguran dan kemiskinan. Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan

indeks pembangunan manusia (IPM) tidak selalu diikuti dengan penurunan

pengangguran dan kemiskinan (Santosa, 2013).

Berdasarkan Gambar 1.3, IPM Bali selama kurun waktu 2001 – 2013 terus

mengalami peningkatan, namun jumlah penduduk miskin pada tahun tertentu juga

meningkat misalnya, pada tahun 2012 persentase penduduk miskin meningkat

sekitar 1,13 ribu orang atau bertambah sekitar 0,68 persen dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2014, penduduk miskin di Provinsi Bali meningkat secara cukup

signifikan sekitar 25,31 ribu orang atau bertambah sekitar 15,82 persen dari tahun

sebelumnya. Padahal, pada tahun yang sama kualitas pendidikan dan kesehatan

penduduk terus meningkat.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.pdf · dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi, pendapatan perkapita rill yang tinggi ... tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah

11

Secara teoritis, upaya pengentasan kemiskinan mensyaratkan adanya

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas

akan mewujudkan kebijakan perluasan kesempatan kerja (mengurangi tingkat

pengangguran) dan memaksimalkan investasi yang produkif di berbagai sektor

ekonomi (Jonaidi, 2012). Teori neo klasik menerangkan pertumbuhan ekonomi

tergantung pada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga

kerja, dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Pembentukan modal

menghasilkan kemajuan teknik yang menunjang tercapainya ekonomi produksi

skala luas dan meningkatkan spesialisasi sumber daya manusia sehingga

meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Namun, yang menjadi persoalan saat ini adalah terjadinya ketimpangan dalam

pembangunan ekonomi di Bali, di mana kenyataannya masih banyak permasalahan

yang terjadi di tengah – tengah masyarakat. Berdasarkan data BPS terlihat

meskipun laju pertumbuhan ekonomi di Bali berfluktuasi dan cenderung

meningkat, namun jumlah penduduk miskin juga meningkat seperti yang terjadi

pada tahun 2012 dan 2014. Kenaikan pertumbuhan ekonomi ini ternyata belum

mampu menciptakan lapangan kerja dan menyerap tambahan angkatan kerja yang

ada. Belum optimalnya pembangunan manusia mengakibatkan rendahnya

produktivitas tenaga kerja kaum miskin, ini dapat disebabkan oleh rendahnya akses

untuk memperoleh pendidikan dan kesehatan. Pada akhirnya, seseorang yang

memiliki produktivitas yang tinggi akan memperoleh kesejahteraan yang lebih

baik, sehingga dapat keluar dari jeratan kemiskinan. Peningkatan IPM Provinsi Bali

selama ini belum mampu meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat secara riil

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.pdf · dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi, pendapatan perkapita rill yang tinggi ... tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah

12

dan mengurangi kemiskinan yang ada, sehingga menjadi sebuah pertanyaan

mengapa peningkatan pertumbuhan IPM di Provinsi Bali tidak mampu mengurangi

angka kemiskinan yang ada di Provinsi Bali.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jonaidi (2012), menyatakan terdapat

hubungan dua arah yang kuat antara pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di

Indonesia. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap pengurangan

angka kemiskinan, terutama di daerah perdesaan yang banyak terdapat kantong-

kantong kemiskinan. Sebaliknya, kemiskinan juga berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Melalui peningkatan akses modal, kualitas pendidikan

(peningkatan melek huruf dan lama pendidikan) dan derajat kesehatan (peningkatan

harapan hidup) penduduk miskin diharapkan mampu meningkatkan produktivitas

dalam berusaha.

Selain itu menurut Peacock dan Wiseman (dalam Mangkoesoebroto,

1993;173), pertumbuhan ekonomi menyebabkan pungutan pajak semakin tinggi.

Apabila pertumbuhan ekonomi semakin tinggi maka tingkat kesejahteraan

masyarakat di daerah akan semakin tinggi, sehingga tingkat kesejahteran daerah

semakin tinggi pula dan dapat mengurangi kemiskinan yang ada.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Widodo, dkk (2011) menunjukkan

bahwa alokasi pengeluaran pemerintah sektor publik tidak secara langsung

mempengaruhi IPM ataupun kemiskinan, namun secara bersama-sama (simultan)

pengeluaran sektor publik dan IPM dapat mempengaruhi kemiskinan. Hal tersebut

berarti bahwa pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dan kesehatan tidak

bisa berdiri sendiri sebagai variabel independen dalam mempengaruhi kemiskinan,

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.pdf · dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi, pendapatan perkapita rill yang tinggi ... tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah

13

namun harus berinteraksi dengan variabel lain (variable komposit IPM). Konsep

pembangunan manusia adalah memperluas pilihan manusia terutama untuk

memenuhi kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan dan kemampuan daya

beli. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diteliti lebih lanjut dari masing-masing

komponen indeks pembangunan manusia (IPM) terhadap tingkat kemiskinan.

Maka dari itu berdasarkan pemaparan latar belakang masalah tersebut penelitian

Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Indikator Komposit IPM Terhadap

Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Bali Tahun 2004 – 2013 diharapkan

mampu memberikan analisis tentang beberapa masalah yang terjadi dalam

pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengentasan

kemiskinan.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan pokok

permasalahan dalam penelitian ini.

1) Apakah pertumbuhan ekonomi, angka harapan hidup, rata – rata lama sekolah,

angka melek huruf dan pengeluaran perkapita berpengaruh secara simultan

terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali tahun 2004 – 2013 ?

2) Apakah pertumbuhan ekonomi, angka harapan hidup, rata – rata lama sekolah,

angka melek huruf dan pengeluaran perkapita berpengaruh secara parsial

terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali tahun 2004 - 2013?

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.pdf · dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi, pendapatan perkapita rill yang tinggi ... tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah

14

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1) Menganalisis pertumbuhan ekonomi, angka harapan hidup, rata – rata lama

sekolah, angka melek huruf dan pengeluaran perkapita secara simultan

terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali tahun 2004 – 2013 ?

2) Menganalisis pertumbuhan ekonomi, angka harapan hidup, rata – rata lama

sekolah, angka melek huruf dan pengeluaran perkapita berpengaruh secara

parsial terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali tahun 2004 - 2013?

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan, yaitu:

1. Kegunaan Teoritis

a) Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menerangkan konsep – konsep

teori yang selama ini diperoleh dalam perkuliahan seperti teori

pertumbuhan ekonomi , teori kesejahteraan dan teori kemiskinan.

b) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan bukti

empiris mengenai pengaruh pertumbuhan ekonomi dan indikator komposit

IPM terhadap kemiskinan.

2. Kegunaan Praktis

a) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada

pemerintah, swasta dan masyarakat luas terkait peningkatan pertumbuhan

ekonomi dan indeks pembangunan manusia serta penanggulangan

kemiskinan di Provinsi Bali.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.pdf · dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi, pendapatan perkapita rill yang tinggi ... tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah

15

b) Sebagai bahan evaluasi dan rekomendasi terhadap permasalahan yang

dihadapi oleh pemerintah daerah dalam mengentaskan kemiskinan yang

ada di Provinsi Bali.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah

penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab II Kajian Pustaka Dan Hipotesis Penelitian

Bab ini menguraikan teori yang mendukung pokok permasalahan yang

dibahas dalam penelitian ini yaitu mengenai beberapa konsep yang

meliputi kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, rata- rata lama sekolah, dan

pengeluaran perkapita serta pembahasan penelitian-penelitian

sebelumnya yang digunakan sebagai acuan dalam merumuskan hipotesis

atau dugaan sementara.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai desain penelitian, lokasi dan ruang

lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel,

definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan

metode pengumpulan data serta teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.pdf · dari pembangunan ekonomi tersebut meliputi, pendapatan perkapita rill yang tinggi ... tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah

16

Bab IV Data Dan Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan gambaran umum daerah penelitian, deskripsi data

hasil penelitian, dan pembahasan mengenai permasalahan yang ada

dalam penelitian.

Bab V Simpulan Dan Saran

Bab ini menguraikan mengenai simpulan yang diperoleh dari hasil

pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian dan saran yang dapat

diberikan sehubungan dengan simpulan yang diperoleh agar nantinya

dapat berguna bagi penelitian selanjutnya.