bab i pendahuluan 1.1 latar belakangeprints.umm.ac.id/23850/1/jiptummpp-gdl-fauzulqabi-41719... ·...

16
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya. Kebijakan upah ditetapkan oleh pemerintah untuk menunjang keberlangsungan usaha dan peningkatan kesejahteraan terhadap pekerja/buruh. Akhir tahun 2013 Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan kebijakan yaitu Intruksi presiden (Inpres) No. 9 Tahun 2013 tentang penentuan besaran kenaikan upah. Menurut serikat buruh, kebijakan Inpres No. 9 tahun 2013 sangat sepihak menguntungkan pengusaha dan merugikan buruh/pekerja. Didalamnya berisikan prosentase kenaikan upah tiap tahun hanya dibatasi kenaikannya sebesar 5 sampai 8 persen. Pertimbangan dilakukan pembatasan agar menjaga stabilitas perkonomian bangsa dan iklim investasi. Hal ini membuat gelombang serikat buruh-serikat buruh diseluruh jawa timur merespon dengan melakukan aksi/demonstrasi penolakan. Hasilnya Gubernur jawa timur Sukarwo tidak melaksanakan kebijakan Inpres

Upload: others

Post on 24-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23850/1/jiptummpp-gdl-fauzulqabi-41719... · 2016. 3. 31. · 1 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk

uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh

yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau

peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan

keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan

untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat

bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna

memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh

serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya. Kebijakan upah

ditetapkan oleh pemerintah untuk menunjang keberlangsungan usaha dan

peningkatan kesejahteraan terhadap pekerja/buruh. Akhir tahun 2013 Pemerintah

Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan kebijakan yaitu Intruksi presiden

(Inpres) No. 9 Tahun 2013 tentang penentuan besaran kenaikan upah. Menurut

serikat buruh, kebijakan Inpres No. 9 tahun 2013 sangat sepihak menguntungkan

pengusaha dan merugikan buruh/pekerja. Didalamnya berisikan prosentase

kenaikan upah tiap tahun hanya dibatasi kenaikannya sebesar 5 sampai 8 persen.

Pertimbangan dilakukan pembatasan agar menjaga stabilitas perkonomian bangsa

dan iklim investasi. Hal ini membuat gelombang serikat buruh-serikat buruh

diseluruh jawa timur merespon dengan melakukan aksi/demonstrasi penolakan.

Hasilnya Gubernur jawa timur Sukarwo tidak melaksanakan kebijakan Inpres

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23850/1/jiptummpp-gdl-fauzulqabi-41719... · 2016. 3. 31. · 1 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013

2

tersebut. Dikarenakan belum ada syarat-syarat yang cukup ditahun 2013 untuk

melaksanakannya. Kebijakan selain itu yang paling mendasar menentukan

besaran upah adalah Permenakertrans No. 13 tahun 2012 tentang komponen dan

pencapaian kebutuhan hidup layak. Yang menyatakan tentang penetapan upah

minimum didasarkan pada survei biaya KHL (Kebutuhan Hidup Layak). Di sisi

lain, kebutuhan untuk buruh yang sudah mempunyai keluarga tidak menjadi

penghitungan dalam peraturan tersebut. Selain itu dalam Inpres juga bertentangan

pada Undang-undang bahwa penetapan upah minimum dibawah KHL didasarkan

pada jenis industri padat karya dan non padat karya.

Dari keputusan Inpres, peran serikat pekerja/buruh Se-Jawa Timur mendesak

pemerintah melakukan aksi mogok nasional pada tanggal 28-30 Oktober 2013.

Serikat pekerja/buruh mendatangi kantor Gubernur untuk menuntut kenaikan

Upah Minimum Provinsi (UMP) 2014 meningkat 50%. Serikat pekerja/buruh

menolak gagasan kenaikan UMP yang diusung pemerintah dan pengusaha yang

mengedepankan kemampuan industri padat karya. Buruh berpatokan, UMP

ditentukan oleh penambahan komponen kebutuhan kehidupan layak (KHL). Yang

melatar belakang pihak pekerja/buruh dalam menuntut tuntutannya adalah selain

dari Penolakan terhadap Inpres No. 9 tahun 2013, juga terdapat beberapa alasan

lain. Seperti, serikat pekerja/buruh juga berpegang pada komitmen pemerintah

seperti yang pernah disampaikan pada pidato kenegaraan Presiden SBY yang

mengatakan Indonesia masih menjadi tujuan investasi, pemerintah Indonesia tidak

lagi menerapkan kebijakan upah buruh murah dan mendorong meningkatkan daya

beli masyarakat Indonesia. Dari pernyataan tersebut, berarti seharusnya upah

pekerja/buruh di Indonesia tergolong tinggi. Yang kedua, Jika saat ini pemerintah

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23850/1/jiptummpp-gdl-fauzulqabi-41719... · 2016. 3. 31. · 1 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013

3

menggunakan 60 komponen dalam menentukan Kebutuhan Hidup Layak (KHL),

maka dari pihak serikat pekerja/buruh meminta agar tahun depan ditambah

menjadi 84 komponen dalam KHL

Kenyataan ini menunjukan buruh di Indonesia masih menghadapi

permasalahan upah yang minim, dimana serikat pekerja/buruh menuntut upah

minimum mereka pada tahun 2014 agar dinaikkan 50% dari upah minimum yang

diterima (UMP 2013). Serikat pekerja/buruh meminta kenaikan UMP karena

merasa UMP pada tahun 2013 masih memberatkan para pekerja/buruh, karena

adanya harga subsidi BBM yang naik, inflasi kenaikan harga barang dan jasa.

Sejak dua tahun terakhir, perjuangan upah di Indonesia mengalami peningkatan

yang begitu massif. Secara khusus, perlawanan kaum buruh dalam perjuangan

upah yang dilakukan pada akhir tahun kemarin untuk upah tahun 2013 meningkat

diseluruh kota yang menjadi pusat-pusat industri. Hasilnya, kenaikan rata-rata

UMP secara nasional mencapai 18,32 persen, dengan pencapaian UMP terhadap

Komponen Hidup Layak (KHL) mencapai 89,78 persen. Angka ini meningkat

cukup signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan UMP pada tahun 2012 yang

secara nasional hanya naik 10,27 persen. Dibeberapa kota seperti Jakarta,

Tangerang, ataupun Bekasi angka kenaikan UMP untuk tahun 2013 mencapai 40

persen, inilah yang membuat semua pengusaha bereaksi negatif dan mengancam

akan melakukan PHK besar-besaran ataupun juga melakukan relokasi perusahaan.

Namun, kaum buruh harus tetap kritis dalam merespon kenaikan upah di tahun

2014. Yang menjadi pertanyaan adalah benarkah kenaikan upah tahun ini nilai

riil-nya telah sanggup untuk memenuhi kebutuhan pokok kaum buruh? Pada bulan

Januari, pemerintah mengumumkan kenaikan harga tarif dasar listrik (TDL) 15

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23850/1/jiptummpp-gdl-fauzulqabi-41719... · 2016. 3. 31. · 1 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013

4

persen secara bertahap. Meskipun sasaran kenaikan TDL ini ditujukan kepada

pelaku industri, namun pengusaha langsung merespon kebijakan pemerintah

tersebut dengan menaikkan harga makanan dan minuman sebesar 5 persen.

Artinya kaum buruh juga akan terkena imbas dari kenaikan harga makanan dan

minuman ini

Di bulan Juni 2012, pemerintah kembali mengambil kebijakan anti rakyat

dengan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, dengan alasan

untuk menyelamatkan perekonomian nasional dan menilai subsidi BBM selama

ini tidak tepat sasaran. Kenaikan harga premium bahkan mencapai angka 45

persen, dan secara otomatis, seluruh harga kebutuhan pokok rakyat terdongkrak

naik karena menyesuaikan dengan biaya transportasi. Kebijakan kenaikan BBM

ini didukung sepenuhnya oleh pengusaha karena mereka telah membangun

konsensi dengan pemerintah, bahwa dana subsidi BBM tersebut harus dialihkan

untuk pembangunan infrastruktur yang akan memperlancar arus barang produksi

mereka. Disisi lain, pengusaha tidak merasa keberatan dengan kenaikan harga

BBM bersubsidi karena selama ini industrinya telah menggunakan BBM dengan

harga industri. Namun sekali lagi, rakyat yang akhirnya menjadi korban dari

kenaikan harga BBM bersubsidi ini, dikarenakan biaya kebutuhan sehari-hari

mereka juga semakin melambung.

Kepentingan buruh atas upah layak bertentangan dengan kepentingan

pengusaha untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dari proses produksi

yang dia jalankan. Kepentingan buruh atas upah layak didasarkan atas kehendak

untuk memenuhi kebutuhan atas hidup layak bagi dirinya dan keluarganya.

Kebutuhan tersebut meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan yang layak,

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23850/1/jiptummpp-gdl-fauzulqabi-41719... · 2016. 3. 31. · 1 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013

5

pendidikan atau keleluasaan melakukan kegiatan seni dan kebudayaan lainnya

bagi pemenuhan kebutuhan rohani. Harapannya, dengan terpenuhinya kebutuhan

hidup layak tersebut, buruh dapat menjalankan peran pentingnya sebagai tenaga

produktif secara optimal dalam proses produksi sebuah perusahaan.

Kepentingan pengusaha adalah menghasilkan laba atau keuntungan sebanyak-

banyaknya dengan mengeluarkan modal sekecil-kecilnya. Para pengusaha

menginvestasikan modalnya dalam bentuk mesin-mesin atau alat-alat produksi

lainnya dan membayar upah atas tenaga kerja buruh. Tenaga kerja kaum buruh

yang mengubah bahan mentah menjadi barang dagangan (komoditi) yang siap

dijual ke pasar. Pengusaha mendapatkan keuntungan dari penjualan produk

tersebut untuk menambah pundi-pundi modal mereka. Kenyataannya pengusaha

harus terus menghasilkan laba sebanyak-banyaknya, karena mereka harus

bersaing dengan sesamanya. Laba yang didapat akan digunakan untuk

mengembangkan produksinya untuk menciptakan laba jauh lebih besar lagi. Inilah

alasan utama bagi pengusaha kenapa buruh harus menerima upah

minimum/murah.

Menghubungkan Secara Khusus, Serikat pekerja/buruh di Kabupaten Jombang

Setiap tahun bisa dipastikan selalu terjadi demontrasi kaum buruh menuntut

kenaikan upah terhadap pemerintah agar menetapkan upah berdasarkan atas

kebutuhan hidup yang layak. Pemerintah (melalui dewan pengupahan) dengan

kata-kata bijak selalu menghimbau agar buruh bijaksana dalam melihat keadaan.

Dengan meminta kepada buruh untuk memahami situasi ekonomi nasional yang

harus “kondusif” bagi iklim investasi.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23850/1/jiptummpp-gdl-fauzulqabi-41719... · 2016. 3. 31. · 1 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013

6

Dua tahun terakhir, perjuangan atas upah yang dilakukan kaum buruh lewat

berbagai macam organisasinya di Indonesia mengalami peningkatan. Secara

khusus, di akhir tahun 2013. Hasilnya, kenaikan rata-rata upah minimum propinsi

(UMP) secara nasional mencapai 18,32 persen, dengan pencapaian UMP terhadap

Komponen Hidup Layak (KHL) mencapai 89,78 persen. Angka ini meningkat

cukup signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan UMP pada tahun 2012 yang

secara nasional hanya naik 10,27 persen1

Di Kabupaten Jombang, UMK tahun 2013 naik mencapai 22,67 persen dari

tahun 2012. 978.500,- menjadi 1.200.000,-. Usulan besaran UMK tahun 2013 dari

Dewan Pengupahan Kabupaten Jombang 1.090.000,-, dengan penghitungan angka

Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) sebesar 1.094.331,-. Salah satu organisasi buruh

di Jombang yakni Serikat Buruh Plywood Jombang PT. Sejahtera Usaha Bersama

( SBPJ PT. SUB ) membawa tuntutannya sebesar 1.288.000,-. Tahun 2014

kenaikan UMK mencapai 25 persen. Dari 1.200.000,- menjadi 1.500.000,-.

Usulan UMK tahun 2014 dari Dewan Pengupahan Kabupaten Jombang sebesar

1.390.000,-. Serikat Buruh Plywood Jombang dengan hasil surveinya sebesar

1.610.000,-. Peranan Serikat Buruh Plywood Jombang dalam perjuangan kenaikan

upah lewat demonstrasi dengan massa anggotanya mendesakkan tuntutannya

sangatlah penting jika kita menyimpulkan proses perjalanan dari tahun ke tahun.2

Kenyataan ini menunjukkan bahwa besar kecilnya kenaikan UMK tidak

ditentukan oleh dewan pengupahan akan tetapi besar kecilnya demonstrasi

gerakan buruh di kota/kabupaten tersebut. Hal itu juga membantah anggapan yang

1 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013 2 Ibid

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23850/1/jiptummpp-gdl-fauzulqabi-41719... · 2016. 3. 31. · 1 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013

7

mungkin masih banyak melekat di pikiran kita bahwa yang menentukan upah

adalah dewan pengupahan

Terlepas adanya berbagai macam pandangan, penulis berusaha secara obyektif

dalam membuat skripsi ini. Menilai kelebihan dan kekurangannya secara

berimbang, sehingga diharapkan mampu menjadi referensi alternatif bagi semua

pihak yang berkepentingan. Untuk itulah penulis merasa perlu mengkaji lebih

dalam tentang peran serikat buruh/serikat pekerja dengan judul Peran Serikat

Buruh Plywood Jombang PT. Sejahtera Usaha Bersama (SBPJ PT. SUB) Dalam

Perjuangan Kenaikan Upah Tahun 2014 Di Kabupaten Jombang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut :

Bagaimanakah peran SBPJ dalam perjuangan kenaikan upah tahun 2014 di

kabupaten jombang?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui peran SBPJ dalam perjuangan kenaikan upah tahu 2014 di

Kabupaten Jombang.

1.4 Manfaat Penelitian

Secara Teoritis:

a. Diharapkan Penelitian ini secara teoritis bermanfaat untuk

mengaplikasikan konsep teori Sosiologi industri yang telah diperoleh

selama perkuliahan guna menganalisis kenaikan Upah buruh.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23850/1/jiptummpp-gdl-fauzulqabi-41719... · 2016. 3. 31. · 1 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013

8

Secara Praktis:

a. Diharapankan penelitian ini sebagai bahan masukan dan pertimbangan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan, dalam hal ini adalah pemerintah,

dan serikat buruh agar kedepannya mampu menyelesai pertentangan ini

dengan jalan keluar yang sama-sama menguntungkan agar bisa

menciptakan hubungan kerja yang harmonis, dinamis dan berkeadilan.

1.5 Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun dan Effendi (2009) konsep adalah generalisasi dari

sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan

barbagai fenomena yang sama.” Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian

tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan. Konsep dalam penelitian ini

diantaranya :

1.5.1 Peran

Menurut Soekanto (1990) Peran merupakan aspek dinamis kedudukan

status. apa bila seseorang menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan

kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran. hal ini berarti peran

menentukan apa yang di perbuatkan bagi masyarakat serta kesempatan -

kesempatan apa yang di berikan oleh masyarakat kepadanya. pentingnya peran

karena dia mengatur perilaku seseorang yang bersangkut dapat menyusaikan

perilakunya dengan perilaku orang -orang sekelompok. hubungan - hubungan

sosial dalam masyarakat, merupakan hubungan anatara pernan yang berlaku.3

1.5.2 Serikat Buruh

3 Prof. Dr Soerjono Soekanto,, MA. Pengantar Sosiologi. CV Rajawali Jakarta, 1990. Hlm 268- 272

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23850/1/jiptummpp-gdl-fauzulqabi-41719... · 2016. 3. 31. · 1 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013

9

Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Tenaga Kerja tahun

2003 no 17, serikat buruh/serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk

dari, oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang

bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna

memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta

meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.

1.5.3 Upah

Menurut Dewan Penelitian Pengupahan Nasional dalam (Husnan 1990:

138) Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada

penerima kerja termasuk tunjangan baik untuk pekerja sendiri maupun

keluarganya. Upah Biasanya diberikan kepada pekerja yang melakukan pekerjaan

kasar dan lebih banyak mengandalkan kekuatan fisik. Jumlah pembayaran upah

biasanya diberikan secara harian atau berdasarkan unit pekerjaan yang

diselesaikan. Didalam ketentuan umum undang-undang ketenaga kerjaan Upah

dirumuskan sebagai hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang

sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa

yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan, dan dibayarkan menurut suatu

perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan termasuk

tunjangan bagi pekerja dan keluarganya.4

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara atau alat yang digunakan dalam suatu

penelitian. Dalam penelitian, metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian

4 Andrian Sutedi, S.H., M.H. Hukum Perburuhan. Sinar Grafika, 2009. Hlm 217-220

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23850/1/jiptummpp-gdl-fauzulqabi-41719... · 2016. 3. 31. · 1 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013

10

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang

atau perilaku yang dapat diamati.

1.6.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan

jenis penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2011) “penelitian desktiptif adalah

sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu

keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah

untuk menjawab masalah secara aktual”. penelitian mencoba menafsirkan serta

mendiskripsikan fenomena konflik upah buruh di indonesia tidak terlepas dari

kebijakan pemerentah dan secara khusus di Kabupaten Jombang tuntutan

perjuangan kenaikan upah.

1.6.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada Serikat Buruh Plywood Jombang (SBPJ) Jalan Raya

Jatipelem km 2, desa Diwek, Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Lokasi ini

dipilih karena ditempat tersebut perna terjadi perjuangan kenaikan upah buruh.

1.6.3 Subyek Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik pentuan subyek dengan purposive

sampling. Menurut sugiyono, Teknik purposive Sampling yaitu “teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Teknik ini bisa diartikan

sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu

jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23850/1/jiptummpp-gdl-fauzulqabi-41719... · 2016. 3. 31. · 1 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013

11

dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu. peneliti menentukan informan

penelitiannya yaitu: 8 orang pengurus pimpinan SBPJ dan 3 orang anggota SBPJ,

Jumlah informan secra keseluruhan 11 orang.

1.6.4 Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data sebagai kenyataan

yang menggambarkan suatu kejadian dan merupakan kesatuan nyata yang

nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar sutu informasi. terdapat dua jenis

sumber antara lain :

a. Data Primer

Data primer adalah secara langsung diambil dari sumber informan penelitian

oleh peneliti perorangan dalam organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung

pimpinan serikat buruh dan anggota serikat buruh yang mengetahui perjuangan

kenaikan upah buruh.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari informan

penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh

pihak lain. Contoh : Dokumen serikat buruh, buku-buku, Majalah, catatan –

catatan kenaikan upah, media internet, dll yang berhubungan dengan penelitian.5

1.6.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penelitian

sebagai berikut.

a. Wawancara

5 Prof.Dr. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. 2013 CV Alfabeta. Hal 117, 199, 305.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23850/1/jiptummpp-gdl-fauzulqabi-41719... · 2016. 3. 31. · 1 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013

12

Teknik melakukan wawancara berawal dari kegiatan aliansi/front

mendiskusikan rencana-rencana penyikapan kebijakan-kebijakan yang

dikeluarkan oleh pemerintah dengan berbagai macam sektor organisasi-organisasi

massa. Mendapat kenalan beberapa pimpinan serikat SBPJ Samsul Huda adalah

pimpinan Serikat Buruh Plywood Jombang dan Bagos Santoso sebagai Sekretaris

yang berada didalam perusahaan yang bergerak disektor perkayuan yang bernama

PT. Sejahterah Usaha Bersama. Kepemilikan perusahaan dimiliki oleh Sampoerna

Strategi.

Wawancara dilakukan dengan cara berdialog mendiskusi secara khusus

pengalaman perjuangan serikat buruh dalam memperjuangkan kenaikan upah tiap

tahun dan keadaan kesejahteraan para buruh didalam pabrik. acara kegiatan

organisasi misalnya pendidikan anggota serikat yang dilakukan tiap bulan,

pelatihan-pelatihan advokasi pemdampingan kasus agar dapat memperoleh

informasi yang akurat dan mengamati lebih mendalam. kegiatan

mengkampanyekan hasil survei harga-harga kebutuhan pokok yang dilakukan

oleh tim survei SBPJ ke beberapa pabrik-pabrik, pedagang pasar dikabupaten

Jombang agar memperoleh dukungan dari para buruh-buruh. bentuk dukungannya

berupa tanda tangan di kain putih yang disediakan oleh SBPJ, sumbangan

uang/bantuan-bantuan dan terlibat langsung mengikuti demontrasi/aksi yang telah

direncanakan oleh SBPJ.

b. Observasi

Peneliti memilih observasi partisipatif agar dapat memperoleh data yang

akurat dan objektif dari sumber data. Observasi yang digunakan adalah partisipasi

moderat, agar mendapatkan keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23850/1/jiptummpp-gdl-fauzulqabi-41719... · 2016. 3. 31. · 1 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013

13

dengan orang luar. Akan tetapi tidak semuanya. Peneliti mengamati beberapa

rangkaian kegiatan persiapan menuju perjuangan pengupahan. Misalnya : 1. Rapat

pimpinan harian dalam pembentukan panitia/tim survei mandiri SBPJ dan petugas

perwakilan SBPJ di dewan pengupahan beserta job dis-nya masing-masing. 2.

Pelaksanaan survei harga komponen-komponen kebutuhan hidup layak di pasar-

pasar sekitar tempat para buruh berbelanja. 3. Merekap hasil survei mandiri. 4.

Menyebarluaskan hasil survei mandiri ke beberapa pabrik-pabrik, pedagang-

pedagang pasar tradisional dan masyarakat sekitar. 4. Demontrasi/aksi di tanggal

batas akhir penyerahan hasil survei dewan pengupahan ke Bupati.

c. Dokumentasi

Dalam teknik pengumpulan data juga mencatat data yang bersumber dari

catatan harian notulensi organisasi, peraturan ketenagakerjaan, kebijakan

pemerintah, gambar misalnya foto kegiatan pendidikan, pelatihan investigasi

pengupahan, demontrasi/aksi perjuangan pengupahan, profil organisasi SBPJ,

AD/ART dan program organisasi, susunan dan struktur pimpinan organisasi.

d. Triangulasi/Gabungan

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama seperti

pimpinan dan serikat buruh. Tringulasi untuk mendapatkan data dari sumber yang

berbeda dengan teknik yang sama. Tujuan dari trianggulasi bukan untuk mencari

kebenaran tentang fenomena upah buruh, tetapi lebih pada peningkatan

pemahaman peneliti terhadap kenaikan upah buruh.6

6 Prof.Dr. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. 2013 CV Alfabeta. Hal 310, 319. 330

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23850/1/jiptummpp-gdl-fauzulqabi-41719... · 2016. 3. 31. · 1 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013

14

Gambar 1.1 Triangulasi “teknik” pengumpulan data (bermacam-macam cara

pada sumber yang sama

1.7 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan penelitian adalah

teknik analisis data secara kualitatif, yaitu dengan cara mengumpulkan berbagai

sumber informasi dan data kemudian digeneralisasikan. Analisis data merupakan

langka terakhir sebelum didapatkan suatu kesimpulan, oleh karean itu teknik

analisis data diperlukan dalam penelitian guna memeperoleh gambaran yang jelas

dan terperinci tentang objek yang diteliti, dalam penelitian ini metode yang

digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif.

Setelah data dianalisis dengan metode diskriptif kualitataif selanjutnya

akan membahas permasalahan sampai pada penarikan kesimpulan, data penelitian

Observasi

Wawancara Mendalam

Dokumentasi

Sumber Data 1. Pimpinan

serikat buruh 2. Anggota

seriktat buruh

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23850/1/jiptummpp-gdl-fauzulqabi-41719... · 2016. 3. 31. · 1 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013

15

ini menggunakan analisis kualitatif model tersebut interaktif yang dikemukakan

oleh Miles dan Huberman melalui empat tahapan.

Komponen Analisis Data Model Interaktif

Keterangan:

a. Pengumpulan Data

Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari

obyek penelitian sebagaimana dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian

b. Reduksi Data

Reduksi dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi dari catatan-catatan

dilapangan. Kegiatan ini dilakukan cross ceck secara terus menerus selama

penelitian dilakukan untuk mendapatkan validitas yang obyektif

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan

Pengumpulan Data

Sajian Data

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/23850/1/jiptummpp-gdl-fauzulqabi-41719... · 2016. 3. 31. · 1 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013

16

c. Sajian Data

Sekumpul data yang diorganisir secara sistematis sehingga dapat

memberikan suatu pendeskripsian menuju proses penarikan kesimpulan.

Penyajian data harus mempunyai relevansi yang kuat sesuai apa yang dikaji

sebagai mana dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian

d. Penarikan Kesimpulan

Proses penarikan kesimpulan merupakan bagian penting dari penelitian

yang dilakukan karena itu merupakan suatu bentuk penyelesaian (Finishing) dari

kegiatan penelitian dengan memberikan kesimpulan. Dalam proses penarikan

kesimpulan ini dimaksudkan untuk menganalisisberdasarkan landasan teori yang

digunakan sehingga mendapatkan keterangan dan makna dari data-data yang telah

didapatkan dalam penelitian tersebut. Pada tahap akhir akan didapatkan sebuah

kesimpulan yang analogis sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan

optimal dan dapat memberi kontribusi.7

7 Prof.Dr. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. 2013 CV Alfabeta. Hal 337-346