bab i pendahuluan 1.1 latar belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/bab 1.pdf · 6 sertifikat karbon...

36
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi adalah kebutuhan yang mendasar bagi kehidupan masyarakat global, karena dapat mempengaruhi stabilitas negara. Indonesia menjadi suatu wilayah yang memiliki permasalahan terhadap ketersediaan energi, Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, namun masih belum stabil dalam pengelolaanya, dikarenakan kurangnya teknologi dan SDM (Sumber daya manusia). Energi terbarukan menjadi jalan keluar bagi ketergantungan Indonesia dari bahan bakar fosil. Keterbatasan yang dimiliki Indonesia, mendorong Indonesia untuk melakukan kerjasama dengan pihak asing dalam rangka mengembangkan potensi alam Indonesia, termasuk oleh pemerintah daerah dalam bentuk paradiplomasi. Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi salah satu contoh pemda Indonesia, yang melaksanakan kerjasama dengan pihak asing yaitu Humanistisch Instituut Voor Ontwikkelings Samenwerking (Hivos) 1 . Provinsi NTB memiliki potensi alam untuk mengembangkan energi terbarukan. Pengunaan energi NTB terbagi kedalam beberapa sektor yaitu sektor transportasi, industri, komersil, rumah tangga dan lain-lain. untuk memenuhi kebutuhan energi bagi masyarakat NTB 1 Humanistisch Instituut Voor Ontwikkelings Samenwerking Selanjutnya Akan Di Sebut Sebagai Hivos

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi adalah kebutuhan yang mendasar bagi kehidupan masyarakat

global, karena dapat mempengaruhi stabilitas negara. Indonesia menjadi suatu

wilayah yang memiliki permasalahan terhadap ketersediaan energi, Indonesia

memiliki banyak sumber daya alam, namun masih belum stabil dalam

pengelolaanya, dikarenakan kurangnya teknologi dan SDM (Sumber daya

manusia). Energi terbarukan menjadi jalan keluar bagi ketergantungan Indonesia

dari bahan bakar fosil. Keterbatasan yang dimiliki Indonesia, mendorong

Indonesia untuk melakukan kerjasama dengan pihak asing dalam rangka

mengembangkan potensi alam Indonesia, termasuk oleh pemerintah daerah dalam

bentuk paradiplomasi.

Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi salah satu contoh pemda Indonesia,

yang melaksanakan kerjasama dengan pihak asing yaitu Humanistisch Instituut

Voor Ontwikkelings Samenwerking (Hivos)1. Provinsi NTB memiliki potensi alam

untuk mengembangkan energi terbarukan. Pengunaan energi NTB terbagi

kedalam beberapa sektor yaitu sektor transportasi, industri, komersil, rumah

tangga dan lain-lain. untuk memenuhi kebutuhan energi bagi masyarakat NTB

1Humanistisch Instituut Voor Ontwikkelings Samenwerking Selanjutnya Akan Di Sebut Sebagai

Hivos

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

2

yang digunakan untuk mengalirkan listrik ke daerah-daerah terpencil yang belum

terjangkau oleh PLN, untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut, maka Provinsi

NTB melakukan kerjasama dengan Hivos dalam pengembangan energi terbarukan

berupa biogas.2 Hivos mendapat dukungan dari teknis dari SNV (Netherlands

Developments organisation).

Dengan adanya anggaran yang bersumber dari pemda maupun pemerintah

pusat, serta berkolaborasi dengan Dinas Pertambangan Energi dan Sumber Daya

Mineral Provinsi NTB, dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Provinsi NTB, menjembatani terwujudnya NTB dengan energi bersih.

Keseimbangan antara penyediaan dengan kebutuhan masyarakat serta

memaksimalkan akses masyarakat perdesaan dan menekan pengunaan bahan

bakar kayu, gas, minyak sebagai energi primer karena memiliki dampak negatif

terhadap lingkungan.

Hivos adalah sebuah organisasi didirikan pada 1968, dan memiliki Misi ”

Berinovasi untuk perubahan sosial”, pembangunan nirlaba non-pemerintah yang

terinspirasi dari nilai-nilai humanis, memberikan bantuan pembangunan, yang

memberikan dukungan keuangan kepada organisasi yang berkerja di Afrika,

Amerika Latin dan Asia, ia menyediakan advokasi dan mendukung berbagai

pengetahuan khususnya di bidang perubahan sosial, aktivisme digital dan inovasi

pedesaan, melalui pemberdayaan.3

2 Biogas adalah energi gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik (dalam lingkungan tanpa

oksigen) atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya kotoran manusia dan

hewan, sampah biodegradable, limbah domestik atau limbah organic biodegradable dalam

kondisi anaerobic. 3 Profil Dan Visi Misi Hivos Diakses Dari Https://Www.Hivos.Org/ Pada (31/03/19. 16.00 WIB )

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

3

Dengan proyek pintar di tempat yang tepat, Hivos bekerja menuju

masyarakat yang lebih terbuka dan hijau, yang berkantor di Belanda dan Memiliki

banyak program selain di Provinsi NTB, yaitu di beberapa daerah Indonesia

seperti, Provinsi Lampung, Provinsi Jawa barat dan Banten, Provinsi Jawa tengah

dan DIY, Provinsi Jawa timur, Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Timur,

Provinsi Sulawesi selatan.4 Bersama dengan SNV dan Departemen Luar Negeri

Kerajaan Belanda.5

Hal yang menarik dari tema yang di angkat oleh penulis, yaitu strategi

pemerintah yang mampu mengubah suatu masalah menjadi suatu peluang yang

menguntungkan daerah. Program NTB Bumi sejuta sapi (BSS), program gubernur

KH. M. Zainul Majdi di periode pertama tahun 2008-2014 memberikan banyak

income kepada, Provinsi NTB.6 program ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

daging secara nasional dan menekan impor daging. Keuntungannya yaitu sebagai

pendorong pertumbuhan ekonomi, namun konsekuensinya adalah limbah kotoran

sapi yang akan menganggu lingkungan.

Upaya Pemerintah Provinsi NTB dalam menanggulangi masalah ini yaitu

dengan melakukan paradiplomasi dengan Hivos, untuk mengatasi masalah

lingkungan yang dikarenakan limbah kotoran sapi, dan perkembangan biogas di

4 Laporan Provinsi Semester Pertama 2017 Program Biogas Rumah (Biru). Diakses Dari

Http://Www.Biru.Or.Id/Files/Laporan_Provinsi_Semester_I_2017.Pdf Pada (31/03/19. 16.00

WIB ) 5 Biogas Rumah Olah Limbah Jadi Berkah Diakses Dari Http://Www.Biru.Or.Id/Index.Php/About-

Hivos/ Pada (31/03/19. 16.00 WIB ) 6Wawancara Penulis Dengan dengan Niken Arumdati, ST. M,Sc sebagai kepala seksi

pengembangan energi di Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi NTB (Narasumber),

Mataram, 31 Maret 2019

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

4

NTB sifatnya lebih massive dengan jumlah pembangunan mencapai ratusan unit

hingga ribuan unit per tahun.7

fokus kerjasama yang di lakukan oleh kedua belah pihak adalah

menciptakan biogas dari bahan nabati, ramah lingkungan dan berkelanjutan.8

Paradiplomasi yang dilakukan kedua belah pihak, juga bertujuan agar masyarakat

NTB dapat menghemat pengeluaran dari pembelian minyak tanah dan gas,

sehingga masyarakat di NTB dapat meminimalisir pengeluaran, dan anggaran

untuk energi tersebut dapat di alokasikan untuk kebutuhan lainnya.

Kerjasama Pemprov NTB dengan Hivos berdampak kepada cadangan

energi fosil di Indonesia karena adanya penghematan energi fosil. menurut

peneliti kebijakan ini juga sangat diperlukan, sebagai gambaran kerjasama

internasional untuk daerah-daerah lain di Indonesia. Paradiplomasi yang

dilaksanakan antara kedua belah pihak, memberikan dampak timbal balik yang

positif. Dengan kerjasama yang di lakukan Pemprov NTB dengan Hivos,

kemudian kerjasama ini tidak hanya berdampak kepada daerah NTB, secara

regional tetapi juga mampu mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan

Belanda. Sehingga pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda dapat

mensepakati kerjasama-kerjasama lainnya.

Kerjasama energi terbarukan, sebagai bentuk kepedulian pemerintah

Provinsi NTB akan lingkungan, dan obyek perjanjian kerjasama ini adalah

pemanfaatan kotoran sapi program Bumi Sejuta Sapi untuk biogas rumah dan

7 Ibid 8 Ibid

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

5

berfungsinyaa digester biogas yang di bangun sesuai standar nasional (SNI) di

Nusa Tenggara Barat.9

Melalui kerangka paradiplomasi, kerjasama di bidang energi biogas

diharapkan mampu mengembangkan potensi energi setempat secara optimal untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan cara memaksimalkan energi

terbarukan demi mewujudkan energi daerah yang seimbang pada tahun 2025.10

Dengan banyaknya organisasi asing yang perduli terhadap lingkungan

Provinsi NTB, lebih memilih untuk mengadakan paradiplomasi dengan Hivos,

diakarenakan adanya pertimbangan dari Pemprov NTB, yaitu Hivos telah berhasil

dengan proyek biogasnya di Jawa Timur, maka Pemprov NTB mereplika hal

tersebut di NTB dengan penyesuaian sesuai kondisi daerah, sebaliknya Hivos

memilih Provinsi NTB untuk mengadakan paradiplomasi, karena potensi

pengembangan biogas yang dimiliki oleh NTB yaitu limbah kotoran sapi dari

program BSS, adanya konsekuensi kotoran sapi bagi lingkungan maka, dari itu

dilihat sebagai peluang pengembanggan biogas.11

Dalam pelaksanaan paradiplomasi Pemrov NTB dengan Hivos, Hivos

akan mendapatkan sertifikat karbon project lingkungan, dari sekian karbon yang

dapat di save dari pembangunan satu unit biogas, Hivos akan mendapatkan sekian

9 Ibid 10 Naskah Kerjasama Dinas Pertambangan Dan Energy Provinsi NTB Dengan Dengan

Humanistisch Instituut Voor Ontwikkelings Samenwerking (Hivos), Non Pemerintah Tahun 2016

Nomor : 670/644/Distamben/Kesda. Nomor : 1.1.2/473/Bu/Rdg 11 Wawancara Penulis Dengan dengan Niken Arumdati, ST. M,Sc sebagai kepala seksi

pengembangan energi di Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral Provinsi NTB (Narasumber),

Mataram, 31 Maret 2019

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

6

sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian

Hivos untuk mendapatkan pendanaan.

Pengembangan energi terbarukan juga di tujukan untuk mendukung Green

Tourism masa depan parawista NTB, karena pengembangan dan ketahanan energi

menjadi salah satu elemen yang berkolaborasi dengan sektor wisata.12

Pengembangan energi juga untuk mengatasi kebutuhan listrik masyarakat NTB,

yang dimana sebanyak 500 ribu warga di NTB masih belum mendapatkan aliran

listrik.13

Teknologi biogas banyak membawa manfaat, termasuk kontribusinya

yaitu pemberantasan kemiskinan, Mengurangi penggunaan minyak tanah sebagai

bahan bakar masak adalah pendorong dari kerjasama ini, dan untuk mendapatkan

sumber energi murah, berkelanjutan, serta mendorong terciptanya lingkungan

lebih bersih dan sehat sehingga mampu mempengaruhi kesehatan masyarakat,

penyediaan ketahan pangan, membuka lpangan kerja baru dan mempengaruhi

ekonomi global.14

Meningkatnya itensitas hubungan dan semakin beragamnya aktor

internasional menjadi salah satu perjuangan diplomasi Indonesia di lingkup

internasional. Dalam mengemban kerjasama internasional maka, harus adanya

upaya khusus seperti bimbingan teknis yang meliputi kebijakan-kebijakan dan

aspek hukum internasional, hak dan kewajiban kedua belah pihak, dan

12 Dengan Energi Terbarukan, Pariwisata NTB akan Semakin Berkembang diakses dari

https://www.detikntb.com/breaking-news/dengan-energi-terbarukan-pariwisata-ntb-akan-semakin-

berkembang/#.XY7yD_ZuJMs Pada (31/03/19. 16.00 WIB ) 13 Sebanyak 500 Ribu Warga NTB Belum Teraliri Listrik, Diakses Dari Https://Insidelombok.Id

Pada (31/03/19. 16.00 WIB ) 14 Laporan Provinsi Smester Kedua 2016 Program Biogas Rumah (BIRU) Diakses Dari

Http://Www.Biru.Or.Id/Files/Laporanprovinsisemester_II_2016.Pdf Pada (31/03/19. 16.00 WIB )

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

7

kewenangan dalam hal menjalankan kerjasama dengan pihak asing yang termasuk

kode etik dan praktik diplomasi dan pedoman tata cara melakukan kerjasama serta

evaluasi kerjasama dengan pihak asing.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang maka peniliti mencoba untuk

menganalisa penelitian ini dengan rumusan masalah yaitu “Bagaimana pengaruh

paradiplomasi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan Humanistisch

Instituut Voor Ontwikkelings Samenwerking (Hivos) dalam memenuhi kebutuhan

energi NTB?”.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengaruh

kerjasama yang di lakukan oleh pemerintah provinsi NTB dengan Humanistisch

Instituut Voor Ontwikkelings Samenwerking (HIVOS) tentang biogas yang di

laksanakan di NTB melalui kerangka paradiplomasi dalam memenuhi kebutuhan

energi.

1.3.2 Manfaat penelitian

1.3.2.1 Manfaat akademis

Penelitian ini didedikasikan kepada siapapun yang ingin memperdalam

ilmu hubungan internasional, khususnya di kajian paradiplomasi yang dalam

penelitian ini adalah kerjasama Pemprov NTB dengan Hivos. Melalui kebijakan

energi terbarukan biogas yang di jembatani oleh ESDM provinsi NTB dan

DPMPTSP Provinsi NTB. Melalui penelitian ini, diharapkan akan mampu untuk

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

8

menganalisa dan menjelaskan proses paradiplomasi serta pengaruhnya dalam

memenuhi kebutuhan energi di NTB.

1.3.2.2 Manfaat praktis

Hasil dari penelitian ini di harapkan mampu menjadi landasan untuk

penelitian lebih lanjut serta menjadi inspirasi bagi para pembuat kebijakan

pemerintah dalam mengelola EBT (energi baru terbarukan) yang dimiliki.

Penelitian ini juga diharapkan untuk menambah pengetahuan penulis dan juga

pembaca bahwa dengan adanya EBT tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat, tetapi juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah.

1.4 Penelitian Terdahulu

Penulis menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan

dengan topik penelitian. Penelitian terdahulu ini digunakan sebagai landasan

untuk meyusun kerangka pemikiran dari rumusan masalah yang akan di teliti.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang

sekiranya akan membantu dalam proses penelitian kedepannya, antara lain:

Pertama, penulis merujuk pada skrispi karya Safira Aulia Rahmah Br

Sitimorang “ Paradiplomasi : Kerjasama Sister City Kota Medan Dan

Gwangju Dalam Bidang Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2008-2017” .

Safira Aulia Rahmah Br Sitimorang menulis tentang fenomena aktor-aktor non

negara ikut berpartisipasi dalam aktivitas internasional, salah satunya yaitu kota

medan sebagai salah satu aktor sub-nasional melaksanakan kerjasama, melalui

keangka paradiplomasi yaitu kerjasama sister city dengan Gwangju Korea selatan

yang terjalin sejak 1997. Dengan memanfaatkan partisipasi masyarakat dan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

9

keragaman budaya yang di miliki, diplomasi budaya di pandang sebagai

instrument yang tepat yang di gunakan untuk menciptakan kondisi kesepahaman

bersama (mutual understanding), sehingga kota Medan dan Gwangju terus

mengembangkan kerjasama pendidikan dan kebudayaan dan dimanfaatkan untuk

kebaikan masing-masing kota. Pertukaran pelajar, pertukaran pemuda, kerjasama

antar universitas, dan pengiriman tim kesenian merupakan bentuk-bentuk dari

diplomasi budaya.15

Persamaanya adalah adanya kerjasama melalui kerangka paradiplomasi

antara sub-nasional yaitu kota medan dengan Gwangju Korea Selatan dan

berfokus pada kerjasama pendidikan dan budaya bertujuan untuk memenuhi

kepentingan kedua belah pihak, namun kerjasama ini termasuk dalam kerjasama

sister city.

Kedua, penulis merujuk pada jurnal karya Laode Muhammad Fathun

“Paradiplomasi Menuju Kota Dunia : Studi Kasus Pemerintahan Kota

Makassar”, Laode Muhammad Fathun menulis tentang lahirnya undang-undang

otonomi daerah sebagai otoritas hukum menjadi legalitas pemerintah daerah,

untuk bergerak cepat dalam mngejar pembangunan dengan melihat sejumlah

potensi yang mereka miliki. Makassar merupakan salah satu kota yang telah

mengimplementasikan paradiplomasi untuk membentuk Smart City, dalam

menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik yang didirikan oleh integritas,

15 Safira Aulia Rahmah Br Sitimorang “ Paradiplomasi : Kerjasama Sister City Kota Medan Dan

Gwangju Dalam Bidang Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2008-2017”, Skripsi. Bandung,

Program Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik, Universitas Katolik

Parahyangan, Hal 56. Diakses Dari

Http://Repository.Unpar.Ac.Id/Bitstream/Handle/123456789/6383/Cover%20-Bab1-3314096sc-

P.Pdf?Sequence=1&Isallowed=Y Pada (31/03/19. 16.00 WIB )

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

10

akuntabilitas dan transparan. Kerjasama dalam bidang teknologi informasi untuk

menciptakan pelayanan public yang lebih efisien dan inovatif.16

Persamaannya adalah adanya kerjasama melalui kerangka diplomasi yang

di lakukan oleh Makassar, yang berfokus dalam bidang teknologi dan informasi

untuk menciptakan smart city, dalam menciptakan tata kelola pemerintahan yang

baik.

Ketiga, penulis merujuk pada skripsi karya Hediati Diah Natalia “

Paradiplomasi Lingkungan London Di Dalam Jaringan C40 Cities Climate

Leadership Group, 2014-2017”. Menulis tentang kegiatan paradiplomasi

lingkungan yang di lakukan oleh kota London melalui keikutsertaannyadi dalam

C40 Cities Climate Leadership Group 2014-2017. Kegiatan paradiplomasi yang

dilakukan oleh sub-nasional merupakan suatu langkah yang cukup efektif,

dibandingkan dengan aksi yangdilakukan dalam level aktor nasional maupun

supransional khususnya, dalam penanggulangan permasalahan perubahan iklim.

Dalam skripsi hediati membahas factor-faktor kemunculan dari paradiplomasi

kota London, kemudian di lanjutkan dengan wujud komitmen atas kerjasama

dalam C40 melalui program-program yang dijalankannya serta kesesuaiannya

dengan kebijakan kota.17

16 Laode Muhammad Fathun “Paradiplomasi Menuju Kota Dunia : Studi Kasus Pemerintahan

Kota Makassar”, Indonesian Persfective, Vol, 1, No, 1 (Januari-Juni), Yogyakarta : Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta, Hal 76-85. Diakses Dari Https://Ejournal.Undip.Ac.Id Pada

(31/03/19. 16.00 WIB ) 17 Hediati Diah Natalia “ Paradiplomasi Lingkungan London Di Dalam Jaringan C40 Cities

Climate Leadership Group, 2014-2017”, Skripsi. Bandar Lampung, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik, Universitas Lampung, Hal 107-116. Diakses Dari Https://Unila.Ac.Id Pada (31/03/19.

16.00 WIB )

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

11

Persamaannya adalah adanya kerjasama melalui kerangka paradiplomasi

yang di lakukan oleh kota London, yaitu aktor sub-nasional yang dimana juga

memiliki kemampuan untuk ikut serta, dalam agenda internasional dengan jenis

single themed demi kepentingan mereka di skala internasional.

Keempat, penulis merujuk pada jurnal karya Takdir Ali Mukti (2015)

“Paradiplomacy : Bangkitnya Aktor Lokal Di Fora Internasional”. Takdir

Ali Mukti menulis tentang bangkitnya aktor lokal di fora internasional, dan

menerapkan konsep paradiplomasi, yang dimana paradiplomasi mengacu pada

hubungan luar negeri dengan sub state dalam rangka kepentingan. Paradiplomacy

sudah di terapkan di beberapa Provinsi yaitu Flanders, Wallonia, dan Bavaria

melalui pemerintah pusat. Pemda/provinsi/kabupaten/kota yang secara aktif

menjalin kerjasama luar negeri dengan pihak asing dalam bentuk ikatan

“Memorandum Of Understanding” atau bentuk-bentuk perjanjian internasional

lainnya.18

Paradiplomasi melibatkan berbagai bidang antaranya ekonomi,

kebudayaan, pendidikan kesehatan, teknologi. Praktik diplomasi di empat

pemerintah regional/provinsi/state yakni Flanders Dan Belgia, Catalonia Dan

Spanyol, Geongsangbuk-Do, Korea Selatan, dan Shaanxi, Cina. Paradiplomasi

merupakan bagian dari kelanjutan sejarah integrasi di negara-negara masing-

masing, paradiplomasi dapat di kategorikan dalam tiga kelompok yaitu pertama,

hubungan dan kerjasama pemerintah Regional atau sub-state yang hanya

18 Takdir Ali Mukti (2015) “Paradiplomacy : Bangkitnya Aktor Lokal Di Fora Internasional”.

Jurnal Magister Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Vol, 1, No, 1 (Januari 2015),

Yogyakarta :Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Hal 85-93.Diakses Dari

Https://Journal.Umy.Ac.Id Pada (31/03/19. 16.00 WIB )

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

12

berorientasi untuk tujuan-tujuan ekonomi semata seperti perluasan pasar,

pengembangan investasi ke luar negeri, dan investasi secara timbal balik. Kedua,

paradiplomasi yang melibatkan berbagai bidang dalam kerjasama atau multiproses

antara ekonomi, kebudayaan, pendidikan, kesehatan dan alih teknologi dan

sebagaianya. Ketiga, paradiplomasi kompleks yang melibatkan motif-motif

politik dan identitas nasionalis wilayah spesifik. Kebanyakan kerjasama yang

dilakukan oleh pemerintah daerah di indonesia termasuk dalam kategori dua yaitu

dimana pemda mejalin hubungan dan kerjasama dengan pihak asing dengan

menggunakan “Memorandum of Understanding”.19

Persamaannya adalah konsep yang digunakan sama yaitu, Paradiplomasi

yang dimana melibatkan kerjasama di berbagai bidang antaranya ekonomi,

kebudayaan, pendidikan kesehatan, teknologi. Dimana paradiplomasi adalah

pemerintah daerah seperti Pemda/provinsi/kabupaten/kota yang secara aktif

menjalin kerjasama luar negeri dengan pihak asing, dalam bentuk ikatan

“Memorandum Of Understanding” atau bentuk-bentuk perjanjian internasional

lainnya, dalam mencapai tujuan dan kepentingan.

Perbedaanya dengan penelitian ini adalah, kerjasama pemerintah provinsi

di bidang kerjasama fokus bidang energi terbarukan, yaitu biogas dan juga sebagai

kemandirian NTB akan energy, dan di dukung dengan sumber daya alam, di

dalam tulisan peneliti adanya kerjasama dengan NGO sedangkan jurnal Takdir Ali

Mukti ini hanya membahas praktek diplomasi antar Pemda/provinsi yakni,

19 Ibid

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

13

Flander-Belgia, Catalonia, Spanyol, Geongsangbuk-Do, Korea Selatan Dan

Shaanxi China.

Kelima, penulis merujuk pada working paper karya Hermini

Susiatiningsih, Nadia Farabi, Satwika Paramasatya, Sheiffi Puspapertiwi “

Memperkuat Lokalitas Kota Semarang di Era Globalisasi Melalui Diplomasi

Lokal”. Hermini Susiatiningsih, Nadia Farabi, Satwika Paramasatya, Sheiffi

Puspapertiwi menulis tentang, fenomena globalisasi telah memunculkan

pemerintah daerah, sebagai salah satu aktor penting dalam dunia hubungan

internasional, melalui perananya dalam paradiplomasi. Semarang adalah ibukota

Jawa Tengah memiliki posisi yang strategis menjadikannya sebagai lalu lintas

ekonomi Pulau Jawa, hal ini menjadi sangat penting, dan kekuatan sebagai pusat

wilayah nasional bagian tengah dalam rangka hubungan dengan luar Jawa

maupun internasional di era globalisasi, semarang memiliki lokalitas yang

dimiliki menjadi modalitas pemerintah kota, dalam membuat kebijakan

pengembangan paradiplomasi, seperti program Semarang Pesona Asia (SPA) dan

Sem Biz menjadi penerapan metode paradiplomasi. Paradiplomasi yang

dijalankan melalui dua program tersebut memberikan kesempatan bagi pemangku

kepentingan, untuk mengejar kepentingannya dan menjalin jejaring di level

internasional, yang berorientasi pada peningkatan investasi dan ekspansi pasar

ekspor.20

20 Hermini Susiatiningsih, Nadia Farabi, Satwika Paramasatya, Sheiffi Puspapertiwi “ Memperkuat

Lokalitas Kota Semarang Di Era Globalisasi Melalui Diplomasi Lokal”, Global Dan Strategis,

Woking Paper No. 1, Januari-Juni 2018, Universitas Diponogoro. Diakses Dari

Https://Ejournal.Unair.Ac.Id Pada (31/03/19. 16.00 WIB )

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

14

Dalam lima penelitian terdahulu dengan penelitian ini memiliki beberapa

relasi, dan terdapat persamaan dan berbedaan dalam penelitian. Persamaannya

adalah adanya, pemerintah daerah atau pemerintah provinsi yang melakukan

kerjasama dengan pihak asing, melalui kerangka paradiplomasi untuk memenuhi

kebutuhan dan kepentingan nasional kedua belah pihak yang bersangkutan, dan

berfokus pada satu bidang kerjasama.

Perbedaanya adalah dalam penlitian terahulu dengan penelitian ini yaitu

bidang fokus kerjasama yang berbeda, perbedaan pihak yang terkait, seperti

perbedaan negara dan pihak asing dalam melaksanakan praktik paradiplomasi,

adapun pihak yang terkait di provinsi NTB, yaitu kerjasama pemerintah provinsi

dengan organisasi asing yaitu Hivos dalam pengembangan biogas dan di dukung

dengan bantuan teknologi yang di sediakan oleh Hivos untuk NTB.

Tabel 1.1

Posisi Penelitian Terdahulu

No Nama / Judul Metodologi Hasil Penelitian

1. Safira Aulia Rahmah

Br Sitimorang

“ Paradiplomasi :

Kerjasama Sister City

Kota Medan Dan

Gwangju Dalam

Bidang Pendidikan

Dan Kebudayaan

Tahun 2008-2017”

Teori paradiplomasi,

Metode penelitian :

deskriftif, kualitatif

Fenomena aktor-aktor non

negara ikut berpartisipasi

dalam aktivitas internasional,

salah satunya yaitu kota medan

sebagai salah satu aktor sub-

nasional melaksanakan

kerjasama melalui keangka

paradiplomasi yaitu kerjasama

sister city dengan Gwangju

Korea selatan yang terjalin

sejak1997.Dengan

memanfaatkan partisipasi

masyarakat dan keragaman

budaya yang di miliki ,

diplomasi budaya di pandang

sebagai instrument yang tepat

yang di gunakan untuk

menciptakan kondisi

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

15

kesepahaman bersama (mutual

understanding), sehingga kota

Medan dan Gwangju terus

mengembangkan kerjasama

pendidikan dan kebudayaan

dan dimanfaatkan untuk

kebaikan masing-masing kota.

2. Laode Muhammad

Fathun

“Paradiplomasi

Menuju Kota Dunia :

Studi Kasus

Pemerintahan Kota

Makassar”

Teori paradiplomasi Makassar merupakan salah

satu kota yang telah

mengimplementasikan

paradiplomasi untuk

membentuk Smart City dalam

menciptakan tata kelola

pemerintahan yang baik yang

didirikan oleh integritas,

akuntabilitas dan transparan.

Kerjasama dalam bidang

teknologi informasi untuk

menciptakan pelayanan public

yang lebih efisien dan inovatif.

3. Hediati Diah Natalia

“Paradiplomasi

Lingkungan London

Di Dalam Jaringan

C40 Cities Climate

Leadership Group,

2014-2017”.

Konsep paradiplomasi

dan paradiplomasi

lingkungan.

Deskriftif, kualitatif.

Dalam skripsi hediati

membahas factor-faktor

kemunculan dari

paradiplomasi kota London,

kemudian di lanjutkan dengan

wujud komitmen atas

kerjasama dalam C40 melalui

program-program yang

dijalankannya serta

kesesuaiannya dengan

kebijakan kota.

4. Takdir Ali Mukti

(2015) dalam jurnal

yang Berjudul

Paradiplomacy :

Bangkitnya Aktor

Lokal di Fora

Internasional.

Paradiplomasi Paradiplomasi melibatkan

berbagai bidang antaranya

ekonomi, kebudayaan,

pendidikan kesehatan,

teknologi. Praktik diplomasi di

4 pemerintah

regional/prvinsi/state yakni

Flanders Dan Belgia,

Catalonia Dan Spanyol,

Geongsangbuk-Do, Korea

Selatan, Dan Shaanxi, Cina.

5. Hermini

Susiatiningsih, Nadia

Farabi, Satwika

Paradiplomasi Semarang adalah ibukota Jawa

Tengah memiliki posisi yang

strategis menjadikannya

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

16

Paramasatya, Sheiffi

Puspapertiwi

“ Memperkuat

Lokalitas Kota

Semarang di Era

Globalisasi Melalui

Diplomasi Lokal”.

sebagai lalu lintas ekonomi

Pulau Jawa hal ini menjadi

sangat penting dan kekuatan

sebagai pusat wilayah nasional

bagian tengah dalam rangka

hubungan dengan luar Jawa

maupun internasional di era

globalisasi, semarang memiliki

lokalitas yang dimiliki menjadi

modalitas pemerintah kota

dalam membuat kebijakan

pengembangan paradiplomasi,

seperti program Semarang

Pesona Asia (SPA) dan Sem

Biz menjadi penerapan metode

paradiplomasi.

6.

Baiq Dita Rahayu

Putri, dalam

skripsinya yang

berjudul,

“Paradiplomasi

Pemerintah Provinsi

Nusa Tengara Barat

Dengan Humanistisch

Instituut Voor

Ontwikkelings

Samenwerking (Hivos)

Dalam Kebijakan

Energi Terbarukan

Biogas ”.

Deskriftif,

Menggunakan

teori/konsep

paradiplomasi dan

konsep keamanan

energi.

inovasi pedesaan, kemandirian

energi dengan menggunakan

sumber energi alternative,

sumber daya terbarukan yaitu

biogas dan di dukung dengan

sumber daya alam yang

dimiliki untuk menghasilkan

biogas dan untuk mendukung

pertumbuhan dan

perkembangan ekonomi .

adanya praktik paradiplomasi

yaitu kerjasama pemerintah

provinsi dengan organisasi

asing yaitu Hivos dalam

pengembangan biogas dan di

dukung dengan bantuan

teknologi yang di sediakan

oleh Hivos untuk NTB, dan

adanya perbedaan tempat

pengembangan biogas.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

17

1.5 Kerangka Teori Dan Konsep

1.5.1 Konsep Paradiplomacy

Diplomasi berawal dari bahasa yunani yaitu “Diploun” yang berarti

melipat, dengan adanya perkembangan zaman berkembang menjadi istilah

diplomasi. Menurut The Camber’s Twentieth Century Dictionary Diplomasi

Adalah “The Art Of Negotiation, Especially Of Treaties Between States, Political

Skill” yaitu seni berunding, khususnya tentang perjanjian di antara negara-negara,

keahlian politik.21 Menurut Morgenthau kualitas diplomasi sebagai pelaksanaan

politik luar negeri suatu negara, dari tingkat pusat sampai daerah yang dimana

diplomasi sendiri adalah bagaimana kebijakan dan pelaksanaan dalam

merumuskan unsur kekuatan nasional, jadi diplomasi sangatlah penting yang

dimana pelaksanaanya untuk mewakili kepentingan negara, namun telah memberi

ruang untuk pemerintah daerah untuk bergabung dalam diplomasi yang di lakukan

oleh kekuatan-kekuatan lokal.22

Beberapa faktor yang menyebabkan munculnya istilah paradiplomasi

yaitu, paradiplomasi adalah turunan dari diplomasi, dikarenakan arus globalisasi,

memiliki dampak berkembangnya praktek paradiplomasi global, dan identifikasi

regionalism juga dipandang sebagai peningkatan peran pemerintah daerah di

segala bidang termasuk hubungan internasional, menghadirkan aktor-aktor non

negara yang ikut dalam aktivitas diplomasi di dunia internasional. aktivitas aktor

sub-negara yang awalnya disebut sebagai diplomasi tidak resmi dan muncul

21 S.L. Roy, 1991, Diplomasi, Cetakan Pertama, Jakarta Utara : CV. Rajawali, Hal 1-2. 22 Christy Damayanti, Potensi Paradiplomasi Dalam Mendukung Kinerja Diplomasi Indonesia

Menuju Komunitas, Transformasi, Vol, XIV, No, 22 (Tahun 2012), Diakses Dari

Http://Ejurnal.Unisri.Ac.Id/Index.Php/Transformasi/Article/Viewfile/42/15 Pada (31/03/19. 16.00

WIB )

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

18

istilah paradiplomasi menurut takdir Ali Mukti yang mengacu pada aktivitas dan

prilaku dalam melakukan hubungan luar negeri yang dilakukan oleh sub-negara.23

Dengan adanya paradiplomasi ini membuka kesempatan untuk

mempromosikan perdagangan, investasi dan berbagai potensi kerjasama dengan

pihak-pihak internasional. Paradiplomasi muncul dipengaruhi oleh globalisasi dan

pertama kali muncul dalam perdebatan akademik oleh ilmuan asal Basque,

Panayotis Saldatos tahun 1980an sebagai penggabungan istilah parallel

diplomacy menjadi paradiplomacy yang mengacu pada makna the foreign policy

of non central governments atau menurut Ivo Duchacek yaitu micro diplomacy,

yang dimana paradiplomasi ini adalah geliat partisipasi pemerintah daerah otonom

untuk ikut berkiprah secara internasional.24

Paradiplomasi adalah jalinan kerjasama yang ditujukan untuk

pertumbuhan ekonomi daerah, diamana adanya kerjasama mengenai teknik,

termasuk kerjasama kemanusiaan, pinjaman/hibah, kerjasama penyertaan modal

dan kerjasama lainya yang telah tercantum sesuai peraturan perundang-

undangan.25 Paradiplomasi dalam otonomi daerah merupakah salah satu bukti

nyata sebuah perubahan dari pola pengelolaan pememerintah daerah yang

diamana sebagai bangkitnya aktor-kator lokal di fora internasional, yang mulai

mengarah pada hubungan transnasional, Adanya aktivitas pemda dalam

23 Op.Cit Takdir Ali Mukti, Bangkitnya Aktor Lokal Di Fora Internasional 24 Wolff, Stefan, ‘Paradiplomacy: Scope, Opportunities And Challenges’, Hal. 1-2, University Of

Nottingham, 2009 Dalam Takdir Ali Mukti (2015) “Paradiplomacy : Bangkitnya Aktor Lokal Di

Fora Internasional”. Jurnal Magister Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, Vol, 1, No, 1 (Januari

2015), Yogyakarta :Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Https://Journal.Umy.Ac.Id Pada

(31/03/19. 16.00 WIB ) 25 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah,

Setneg, Tahun 2004, Diakses Dari Https://Peraturan.Bpk.Go.Id/Home/Details/40768/Uu-No-32-

Tahun-2004 Pada (31/03/19. 16.00 WIB )

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

19

melakukan paradiplomasi harus didasarkan pada kepentingan daerah yang

fundamental.26

Konsep paradiplomasi adalah bentuk sinkronisasi kepentingan semua

aktor hubungan internasional dalam suatu negara dan memiliki tujuan yaitu :

a. Pertama, peningkatan pemahaman dan kesadaran aktor sub-nasional

dalam diplomasi;

b. Kedua, peguatan kapasitas dan kapabilitas aktor sub-nasional;

c. Ketiga, meningkatkan rasa tanggung jawab kepentingan bersama

dalam keselarasan,

d. Keempat, memaksimalkan proses pancapaian kepentingan daerah, hak

daerah, dan potensi daerah, dalam berbagai bentuknya.27

Paradiplomasi adalah kewenangan daerah otonom untuk melakukan

kerjasama luar negeri dengan pihak asing. Beberapa gubernur, walikota dari

negara asing dapat membuat atau menandatangani kerjasama internasional dari

pemerintah pusatnya contohnya seperti Provinsi Geongsangbuk-Do dan

Chungnamdo di Korea Selatan, Provinsi/Kota-Kota di Cekoslovakia, serta negara

bagian California, USA. Dalam hubungan non- state centris aktor-aktor dapat

berwujud INGO, foundation, kelompok kepentingan ekonomi, perusahaan

multinasional dan bahkan bagian-bagian dari birokrasi pemerintah suatu negara

(Pemda).28

26 Op.Cit Takdir Ali Mukti, Bangkitnya Aktor Lokal Di Fora Internasional 27 Ibid 28Ibid Hal 2-3

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

20

Peluang bagi pemda dengan adanya desentralisasi otonomi daerah,

menciptakan kesempatan dan tantangan bagi Pemda. Dalam kajian klasik

hubungan internasional, objek analisis adalah negara-bangsa sebagai aktor dalam

hubungan luar negeri, adanya globalisasi yang menimbulkan pergeseran aktor

utama dalam hubungan internasional, dimana pemda juga mampu melakukan

hubungan dengan pihak asing. Adanya Pembagian kewenangan antara pemerintah

pusat dan pemda di dunia hubungan internasional, yang di sebut paradiplomasi.29

Menurut Ariadi paradiplomasi yang di laksanakan di Indonesia,

kebanyakan masih pada kerjasama dalam bentuk menjalin persahabatan antara

wilayah dan berlanjut pada kerjasama, namun tetap di bawah koordinasi dan

supervisi dari pemerintah pusat yang dilakukan oleh, Kementrian Luar Negeri,

Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian teknis terkait.30

Kegiatan paradiplomasi merupakan bagian dari kegiatan diplomasi

pemerintah pusat, yang artinya pemerintah pusat tetap menjadi mentor dari

kegiatan hubungan luar negeri yang di lakukan oleh pemda, walaupun prakteknya

di lakukan oleh pemerintah daerah. Struktur pemerintahan yang di gunakan oleh

Indonesia dalam menjalankan otonomi daerah harus dalam koridor NKRI yang

berideologi pancasila sesuai dengan UU, jadi adanya desentralisasi yang ada,

bukanlah pelepasan wewenang sepenuhnya kepada pemda, tetapi hanya bersifat

29 Mani Festati Broto, Kerjasama Luar Negeri Oleh Pemerintah Daerah Menghadapi MEA 2015,

Prosiding Seminar Nasional, Working Paper, 26 Agustus 2015, Balai Sidang UT. Hal 440-446

Diakses Dari Ejournal.Uin-Suska.Ac.Id/Index.Php/Elriyasah/Article/View/6807 Pada (31/03/19.

16.00 WIB ) 30 Kurniawan Ariadi, Paradiplomasi Otonomi Daerah Dan Hubungan Luar Negeri Dalam Mani

Festati Broto, Kerjasama Luar Negeri Oleh Pemerintah Daerah Menghadapi MEA 2015,

Prosiding Seminar Nasional, Working Paper, 26 Agustus 2015, Balai Sidang UT. Diakses Dari

Ejournal.Uin-Suska.Ac.Id/Index.Php/Elriyasah/Article/View/6807 Pada (31/03/19. 16.00 WIB )

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

21

penyerahan hanya sebagian dari wewenang, dan pemerintah pusat tetap sebagai

pemegang wewenang pokok yaitu wewenang pengawasan dan pengendalian.31

Menurut Rodrigo Tavarez Paradiplomasi di temukan pada abad ke-20

secara alami dari akibat adanya globalisasi. Kegiatan paradiplomasi pernah di

lakukan oleh kota-kota Eropa pada akhir perang, dengan mensepakati perjanjian

perdamaian dan rekonsiliasi dengan menandatagani perjanjian town twinning.

Dalam kerangka kerja institusional dengan urusan asing, harus pada prinsip yang

bertingkat, dan memiliki tata kelola, dan multi stakeholder pemerintahan untuk

melaksanakan interaksi, dan harus saling bersinergi, dan melengkapi antara semua

tingkatan dalam pemerintahan, untuk menghadapi urusan asing. Kota dan negara

adalah aktor internasional, yang saling menguatkan. Dengan adanya globalisasi

mendorong adanya perubahan internal dalam desain kebijakan dan pengambilan

keputusan.32

Adapun paradiplomasi menurut Rodrigo Tavarez dalam bukunya yang

bejudul Paradiplomacy : Cities And State As Global Players, dilihat melalui

empat fenomena :33

a. Ceremonial paradiplomacy yaitu kerjasama sister city atau twins

town. dan bertujuan untuk mempromosikan hubungan budaya dan

komersial, kerjasama jenis ini pertama kali terjadi di kawasan eropa

pada tahun 836, kota pertama di Amerika utara membangun hubungan

town twinnings yang melibatkan kota Paderborn di Jerman dengan

31 Op.Cit Mani Festati Broto 32 Rodrigo Tavarez, 2016, Cities And State As Global Players, United State : Oxford University

Press, Hal 10-13 33 Ibid Hal 29-40

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

22

kota Le Mans di Prancis selain itu juga kota Koledo di Amerika

Serikat dengan kota Toledo di Spanyol. Pada tahun 1947 kegiatan

Towntwinning kembali di laksanakan dengan tujuan membangun

pemahaman bersama ketika dewan bristol mengirimkan lima “Leading

Citizens” pada “goodwill mission” ke Hanover (Jerman) dan

menghasilkan perjanjian Towntwinning. Proses kota twinning di

dukung oleh Uni Eropa melalui program “Europe for Citizens”.

Didirikan pada tahun 2006 yang bertujuan untuk menempatkan

kerangka hukum dalam mendukung berbagai kegiatan dan organisasi

yang mempromosikan Eropa. kerjasama Towntwinning ini terus

berlanjut hingga saat ini.

b. Global paradiplomacy kerjasama antar Kota dengan berbagai

kepentingandan agenda. Kata global merujuk pada geografis, Kegiatan

kerjasama ini pernah di lakukan oleh California, seringkali kerjasama

ini dilakukan dengan dasar ekonomi dan investasi di wilayah kota

Amerika. California selain melakukan kerjasama di bidang ekonomi

dan investasi namun juga dalam bidang diplomasi iklim yang termasuk

dalam jenis Global Paradiplomacy yang dimana melibatkan banyak

fokus kerja sekaligus, yang di tandatangani pada september 2013 oleh

California dan Quebec kerjasama untuk mengatasi masalah udara dan

emisi karbon .

c. Single themed paradiplomacy kerjasama hanya dalam satu fokus.

Kegiatan internasional bertujuan memberikan pengetahuan dan

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

23

peluang untuk membuat bisnis/kerjasama internasional. Contohnya

seperti New York, Pennsylvania, Ohio, Illinois, Wisconsin, Minnesota,

Ontario dan Quebec, yang dimana melakukan kerjasama di bidang

ekologi. Kerjasama ini dilatar belakangi oleh kurangnya kontrol

perhatian dari pemerintah federal untuk mengatasi/ pengendalian atas

hujan asam, kerusakan ekologis umum danau-danau besar di wilayah

Great Lakes. Selain itu adanya Conference of Peripheral and Maritime

Regions di wilayah Eropa yang bergerak pada bidang maritim. Selain

itu, contoh dari single themed paradiplomacy yaitu Indonesia,

Amerika Serikat, Australia yang memfokuskan pada promosi

perdagangan dan investasi dalam meningkatkan peluang perdagangan.

Kegiatan internasonal ini juga bertujuan sebagai memberikan

pengetahuan pada perusahan lokal, dalam peluang internasional dalam

melaksanakan bisnis.

d. Sovereign paradiplomacy kerjasama dalam proses pemisahan diri

menjadi independen. Pada paradiplomasi ini suatu wilayah kota

menjadikan paradiplomasi sebagai jembatan atau alat untuk

membangun negara yang berdaulat secara penuh. Persiapan diplomatik

untuk pemisahan diri dengan tujuan untuk memperoleh pengakuan

diplomatik internasional, maka paradiplomasi atau kerjasama yang

dilaksanakan bertujuan untuk memperoleh bukti pengakuan dari

wilayah lain atas kemerdekaan mereka jika suatu hari dapat terlaksana.

Kerjasama ini juga bertujuan untuk membangun hubungan kerjasama

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

24

di bidang lain guna pembangunan domestik untuk negara baru

tersebut.

Dalam penelitian ini mengacu pada Paradiplomasi menurut Rodrigo

Taravez, kerjasama yang dilakukan oleh Pemprov NTB dengan Hivos termasuk

kedalam Fenomena Single Themed Paradiplomacy, yaitu kerjasama dalam satu

fokus bidang, yang dimana kerjasama energi baru terbarukan biogas. Kerjasama

Pemprov NTB dengan Hivos, dalam konsep paradiplomasi memiliki tujuan yaitu

memaksimalkan proses pencapaian kepeningan daerah, hak daerah, dan potensi

daerah, dalam berbagai bentuknya.

1.5.1.1 Teknis pelaksanaan Paradiplomasi

Perkembangan teknis pelaksanaan kerjasama luar negeri bermula dari

Undang-Undang nomor 22 tahun 1999 memberikan keleluasaan kepada

pemerintah daerah untuk melaksanakan kewenangan hubungan internasional dan

menentukan bidang yang dikerjasamakan, daerah otonom juga harus berpedoman

pada aturan pelaksanaan, yakni Peraturan Menteri Dalam Negeri No.1 tahun 1992

tentang penyelenggaraan hubungan dan kerjasama luar negeri di jajaran

Departemen Dalam Negeri.34 Pengaturan hubungan luar negeri mulai dari UU No.

22 Tahun 1999, lalu muncul peraturan pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang

kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom yang

dengan tegas menyatakan bahwa pemerintah pusat berwenang menetapkan

34 Sidik Jatmiko, Otonomi Daerah Perspektif Hubungan Internasional, Hal 118, Bigraf,Yk,2001

Dalam Buku Ali Mukti Hal 184

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

25

pedoman tata cara kerjasama dengan Lembaga/badan di luar negeri.35 Kerjasama

antar kota dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu:

a. Melalui kontak perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dengan

pejabat-pejabat setempat;

b. Melalui kontak perwakilan negara sahabat di indonesia dengan pejabat-

pejabat daerah;

c. Melalui kontak langsung antar pejabat daerah pada saat mereka melakukan

kunjungan ke luar negeri atau ketika pejabat daerah menerima tamu asing

pemerintah.

Khusus untuk kerjasama Sister Province dan Sister City, Pemerintah

melalui surat edaran menteri dalam negeri nomor 193/1652/PUOD/1993

menerapkan aturan tertentu.36

a. Adanya kesamaan kedudukan dan status administrasi

b. Adanya kesamaan besaran dan fungsi

c. Adanya kesamaan karakteristik

d. Adanya kesamaan permasalahan

e. Adanya ilmu dan teknologi yang dapat dialihkan

f. Adanya komplementaritas anatara kedua belah pihak dalam bidang

ekonomi sehingga dapat menimbulkan aliran barang antara kedua

belah pihak.

35 Ibid Hal 185 36 Op.Cit., Sidik Jatmiko

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

26

Adapun pedoman yang digunakan dalam pelaksanaan kerjasama

pemerintah daerah dan pihak luar negeri mengacu pada, Permenlu No. 03 tahun

2008 tentang pedoman pelaksanaan kerjasama pemerintah daerah dengan pihak

Luar negeri, dan mengacu pada Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor

09/A/KP/XXI/2006/01. Adapun tahap-tahap yang harus di lalui oleh Pemda-

pemda di Indonesia dengan pihak asing sebagai praktek paradiplomasi yaitu :37

Tahap pertama, yaitu tahap perencanaan merupakan tahap persiapan intern

pemerintah daerah dalam menyiapkan meteri dan bidang apa saja dengan pihak

asing atau pemerintah lokal asing, dan membahas kerjasama manakah yang akan

dilaksanakan. Tahap ini merupakan tahapan perencanaan program kerjasama luar

negeri.

Tahap kedua, Yaitu tahap komunikasi luar negeri dan penyusunan

Memorandum of Understanding (MoU). Adapun membahas dan mempersiapkan

materi-materi dan perencanaan kerjasama yang akan dituangkan dalam MoU yang

disusun bersama pihak asing tersebut. MoU adalah sebuah ikrar akan

dilaksanakannya kerjasama antara kedua belah pihak dan belum merupakan

perjanjian kerjasama.

Tahap ketiga, yaitu mengajukan persetujuan kerjasama antara daerah

dengan pemerintah lokal asing atau pihak asing ke Kementrian Dalam Negeri.

Materi dalam MoU disertakan dalam usulan ke Kementrian Dalam Negeri

bersama detail mengenai kerjasama.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

27

Tahap keempat, yaitu pembahasan rencana secara detail perjanjian

kerjasama dengan pihak asing di tingka DPRD untuk meminta persetujuan dewan.

DPRD dapat menolak kerjasama, meskipun MoU telah dibuat antara Pemda

dengan pihak asing.

Tahap kelima, yaitu tahap penandatanganan perjanjian kerjasama luar

negeri anatara daerah dengan pihak asing setelah rencana kerjasama mendapat

persetujuan dewan.38

Tahapan-tahapan di atas bersifat state centric yaitu penekanan kerjasama

anatara pemerintah daerah dengan pemerintah lokal asing. Namun, apabila

kerjasama yang dilakukan bukan dengan pemerintah asing, tetapi dengan badan

/lembaga/satuan lain bukan negara, tapi seperti perusahaan-perusahaan asing

maupun investor, maka menurut UU No. 22 tahun 1999 memiliki tahapan yang

sederhana yaitu tahap perencanaan, MoU, persetujuan DPRD, dan

penandatanganan perjanjian kerjasama.

Undang-undang No.37 Tahun 1999 tentang tata cara hubungan luar negeri,

UU No. 24 tahun 2000 tentang perjanjian internasional, peraturan Menlu RI No.

09/KP/XII/2006, Permendag No.3 Tahun 2008, Permendag No.74 tahun 2012

menjadi landasan legal dan teknis pemerintah daerah dalam menjalin hubungan

kerjasama transnasional dengan aktor-aktor global lainnya.39

1.5.2 Konsep Keamanan Energi

Energi merupakan kebutuhan yang penting dalam kehidupan yang

dimanfaatkan untuk berbagai bidang seperti kebutuhan listrik dan industri, maka

38 Op.Cit., Ali Mukti Hal 194-195 39 Op.Cit Hermini, Nadia, Satwika, Sheiffi, Memperkuat Lokalitas Kota Semarang Di Era

Globalisasi Melalui Diplomasi Lokal.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

28

pasokan energi salah satu menjadi tolak ukur tingkat kemajuan suatu masyarakat.

Dengan adanya revolusi industri di tengah globalisasi maka permintaan akan

energi semakin meningkat.40 Keamanan energi erat kaitannya dengan

keberlangsunangan hidup. Ancaman dapat datang dari berbagai isu salah satunya

adalah energi, menurut Edy prasetyo dalam tulisan energy security permasalah

energi dapat muncul melalui tiga alasan yaitu terbatasnya sumber energi, tidak

meratanya distribusi energi, serta nilai strategi energi untuk perkembangan

negara.41

Fokus keamanan energi semakin meluas yang awalnya hanya berkaitan

dengan minyak dan batu bara antar negara sekarang meluas menjadi energi listrik,

gas alam, nuklir dan lain sebagainya, isu energi masuk kedalam cakupan studi

keamanan melalui proses sekuritisasi yang dimana bertujuan menjadikan isu

tersebut menjadi isu keamanan.42 Menurut Daniel yergin, konsep energy security

meliputi dua dimensi, yaitu dimensi keindependenan suatu negara untuk

memenuhi kebutuhan energinya yang berasal dari sumber daya energy domestic,

dan dimensi interdependensi global dimana pemenuhan energi setiap negara tak

lepas dari pasokan energi dunia, yang berasal dari khususnya negara-negara

pengekspor yang kaya akan minyak dan gas, melalui dua dimensi tersebut, bahwa

energy security bukan hanya isu domestic namun suatu isu global yang dimana

40 Alvin Adi Mahardika, Strategi Keamanan Energi Tingkok Di Kanada Tahun 2009-2013, Jurnal

Analisis Hubungan Internasional, Vol, 6, No,1(1 Januari 2017), Surabaya :Univeritas Ailangga,

Hal 17-22. Diakses Dari Http://Journal.Unair.Ac.Id/Download-Fullpapers-Jahi7fabb56d48full.Pdf

Pada (31/03/19. 16.00 WIB ) 41 Ibid 42 Amalia Mastur, Signifikansi Keamanan Energi Terhadap Kehidupan Domestic Negara, Diakses

Dari

Http://Amaliamasturfisip13.Web.Unair.Ac.Id/Artikel_Detail153150politik%20dan%20keamanann

egara.Html Pada (31/03/19. 16.00 WIB )

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

29

pasokan energi dapat berimplikasi terhadap stabilitas nasional, baik dalam sektor

ekonomi, perdagangan, politik dan sosial.43 Energy security lebih kepada

interdependensi dan equality energy antar negara bukan kompetisi dalam

memenuhi kebutuhan energinya.

Keamanan energi merupakan salah satu permasalahan dalam dunia

internasional pasca perang dingin, keamanan energi jika dilihat dari persfektif

ekonomi adanya ketergantungan antar negara-negara yang dimana bentuk

ketergantungan ini, dalam keamanan energi ini adalah kegiatan ekspor dan impor

antar negara, dalam mencari sumber daya energi yang baru dan mengamankan

pasokan energi menjadi salah satu permasalahan yang sangat penting dalam

pembuatan kebijakan luar negeri, sumber energi berupa minyak bumi, gas alam

dan batu bara dilihat sebagai hal penting bagi pertumbuhan suatu negara.44

Adapun peristiwa yang menyebabkan isu energi menjadi perhatian dunia

yaitu : pertama, pada masa perang dunia I, Winston chuchhill, menjabat sebagai

panglima angkatan laut membuat keputusan mengubah sumber power angkatan

laut inggris dari bahan bakar batu bara ke minyak, kemudian hal ini menjadi salah

satu bagian masalah strategi nasional inggris, yang dimana energy security

menjadi isu strategis ibagi keamanan sebuah negara dalam menyokong

43 Sebastian Mallaby, The World’s Banker : A Story Of Failed State, Financial Crises, And The

Wealth And Poverty Of Nations, Newyork : Penguim Press,2004. Diakses Dari

Https://Www.Cambridge.Org/Core/Journals/Ethics-And-International-Affairs/Article/Worlds-

Banker-A-Story-Of-Failed-States-Financial-Crises-And-The-Wealth-And-Poverty-Of-Nations-

Sebastian-Mallaby-New-York-Penguin-Press-2004-400-Pp-2995-

Cloth/7EDC60B4FDF97A4844C2F84093082080 Pada (31/03/19. 16.00 WIB ) 44 Muchammad Farid, Keamanan Energy Dalam Politik Luar Negeri Indonesia, Prosiding

Interdisciplinary Postgraduate Student Conference 2 Nd, Working Paper, ISBN : 978-602-19568-

3-0, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Pps UMY). Diakses Dari

Http://Pascasarjana.Umy.Ac.Id/Wp-Content/Uploads/2016/10/93-Muchammad_Farid.Pdf Pada

(31/03/19. 16.00 WIB )

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

30

powernya.45 Kedua, pada 1973 OPEC, sebuah organisasi negara-negara

pengekspor minyak melakukan embargo minyak pada barat (AS dan sekutunya)

dalam merespon perang Arab-Israel. Hal ini menyebabkan banyak industri di

barat collapse karena berkurangnya pasokan minyak dari Timur Tengah, dan

menyebabkan pasar gelap, dari kedua pristiwa tersebut isu energy security

menjadi hal yang penting karena implikasinya menglobal.46

keamanan energi adalah salah satu topic yang sering di bahas dalam

kebijakan pemerintah di banyak negara, keamanan energi termasuk isu baru

dalam keamanan, masalah keamanan ini muncul di awal abad ke-20 terkait

pasokan minyak bagi pasukan perang.47 Perdebatan mengenai isu keamanan

energi muncul pada tahun 1970an adanya pemotongan pasokan minyak oleh

OPEC (Organization of the petroleum eksporting countries), dimana harga

minyak meningkat drastis yang memicu terjadinya krisis ekonomi, serta

mengekspos kerentanan dari sistem energi yang ada.48

Membahas isu energi ke dalam keamanan akan mempengaruhi kebijakan

pemerintah dalam negara maupun domestik. Upaya menjadikan isu energi

keamanan dapat dilihat dalam sejumlah laporan seperti Wicks Report (2009),

National Security Strategy (2010), Energy Security Strategy Of The Department

45 Daniel Yergin, (2006), Ensuring Energy Security, Foreign Affairs 85(2), Hal. 8 Dalam EKA

ASTITI KUMALASARI, Peranan Perusahaan Migas Asing Terhadap Ketersediaan Energi

Indonesia, Skripsi. Mkassar: Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik Universitas Hasanuddin, Hal 9-10. Diakses Dari

Http://Repository.Unhas.Ac.Id/Bitstream/Handle/123456789/6190/Skripsi%20Eka%20Astiti%20

Kumalasari.Pdf?Sequence=1 46 Ibid 47 Arshie Ramadhanie, Evolusi Konsep Keamanan Energy, Global Jurnal Politik Internasional

Vol.19 No.2, Depok : Universitas Indonesia, Hal 99-100. Diakses Dari

Https://Globar.Ir.Fisip.Ui.Ac.Id Pada (31/03/19. 16.00 WIB ) 48 Ibid

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

31

Of Energy Dan Climate Change (2012), yang mengangkan isu pasokan minyak

dan gas sebagai prioritas bagi pemerintah meletakan isu ini setara dengan

terorisme, serangan siber, dan kejahatan terorganisasi.49

Peneliti menggunakan konsep keamanan energi untuk membahas

Paradiplomasi Pemerintah Provinsi NTB Dengan Hivos, dalam mendukung

pemanfaatan limbah kotoran sapi hasil dari program NTB Sejuta Sapi, dan

menjamin keberlangsungan digester biogas pasca kontruksi. Dewasa ini,

kebutuhan energi fosil dan gas merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat

diperbaharui dalam jangka waktu dekat, sehingga menjadi ancaman bagi

masyarakat global. Aktivitas pertambangan yang dilakukan terus menerus dapat

menganggu stabilitas negara, merusak lingkungan, menyebabkan ketidakstbilan

bumi dan lingkungan, serta menyebabkan pemanasan global. Maka dari itu

melalui paradiplomasi pemprov NTB, mampu menyediakan energy alternative

baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus menjaga pasokan energi

dan keberlangsungan dan kestabilan lingkungan.

1.6 Metodelogi penelitian

1.6.1 Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriftif, yaitu penelitian

yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi

tentang suatu keadaan. Desain penelitian ini di gunakan untuk memecahkan atau

menjawab permasalahan yang menjadi topik utama pembahasan penelitian ini.50

Penulis menilai jenis penelitian ini tepat karena dengan jenis penlitian ini dapat

49 Ibid 50 Definisi Metode Dekriftif, Diakses Dari Http://Idtesis.Com/Metode-Deskriftif/ Pada (31/03/19.

16.00 WIB )

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

32

menggambarkan bagaimana proses paradiplomasi yang dilakukan oleh

pemerintah NTB dalam melaksanakan hubungan kerjasama dengan Hivos

mengenai energi terbarukan biogas.

1.6.2 Metode analisis

Metode penelitian yang di gunakan adalah kualitatif yang dimana metode

penelitian kualitatif menekankan pada pemahaman tentang makna prilaku sosial

da konteks sosial, politik, dan budaya dimana interaksi berlangsung cendrung

menggunakan analisis proses dan makna.51 Untuk membuat penelitian ini jauh

lebih komprehensif maka peneliti memakai metode wawancara untuk

pengambilan data primer.

1.6.3 Ruang lingkup penelitian

Pada setiap penelitian, peneliti diharapkan menentukan waktu dan tempat.

Hal ini di pandang sangat penting karena disetiap penelitian pasti selalu

memerlukan waktu tempat/lokasi yang jelas, pada ruang lingkup penelitian ini di

bagi menjadi dua bagian, yaitu:

1.6.3.1 Batasan waktu

Durasi waktu yang digunakan oleh peneliti dalam meneliti judul

Paradiplomasi Pemerintah Provinsi NTB Dengan Humanistisch Instituut Voor

Ontwikkelings Samenwerking (HIVOS) dalam Kebijakan Energi Terbarukan

Biogas, sebagai salah satu praktek paradiplomasi di provinsi NTB kerjasama ini

di inisiasi sejak tahun 2009, adanya MoU pertama tahun 2012, dan kedua 2016,

kerjasama hingga tahun 2018.

51 Prof. Dr. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta,

Bandung.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

33

1.6.3.2 Batasan materi

Penelitian ini menganalisis pengaruh paradiplomasi provinsi NTB, dengan

Hivos dalam melakukan kerjasama di bidang energi terbarukan, dalam mengatasi

energi NTB yaitu, biogas dan sebagai praktek paradiplomasi.

1.6.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah

dengan memakai studi dokumentasi dan studi literature, sumber-sumber yang

telah di dapatkan di analisis, ditafsirkan lalu dituangkan kedalam tulisan, teknik

ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian.

pengumpulan data melalui teks-teks tertulis maupun soft-copy edition, seperti

buku, ebook, artikel-artikel dalam majalah, surat kabar, buletin, jurnal, laporan

atau arsip organisasi, makalah, publikasi pemerintah, dan lain-lain.

1.7 Argumen dasar

Kebutuhan masyarakat akan energi, dan adanya muatan lingkungan,

ekonomi mendorong pemerinah provinsi mengadakan paradiplomasi dengan

organisasi asing yaitu, Hivos untuk membantu mengembangkan energi terbarukan

yaitu biogas dengan melihat potensi yang dimiliki NTB, melalui People public

private partnership akan melaksanakan perjanjian jangka panjang antara

pemerintah pusat maupun daerah dengan mitra swasta, berkerjasama dalam

menyediakan pelayanan bagi masyarakat.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009

tentang petunjuk teknis tata cara kerjasama daerah, maka Pemprov NTB di dorong

untuk lebih aktif karena kemampuan fiskal daerah sangat terbatas dan disarankan

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

34

untuk melakukan kerjasama, mengingat bahan bakar fosil mulai menipis. Hivos

memberikan pengarahan, pemberdayaan, pengetahuan dan teknologi dan di

didukung juga dengan adanya potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh NTB.

Melalui konsep security energy dapat membantu menjelaskan, betapa

sumber energi itu penting dan termasuk dalam permasalahan global.

Paradiplomasi single themed dapat membantu menjelaskan proses atau prosedure

paradiplomasi single themed, serta upaya yang di lakukan oleh pemerintah

Provinsi NTB, melalui kerjasama paradiplomasi provinsi NTB dan Hivos, yang

akan dilaksanakan. Diharapkan kerjasama ini mampu memenuhi kebutuhan energi

untuk masyarakat, dengan cara memaksimalkan energi terbarukan demi

mewujudkan energi daerah yang seimbang pada tahun 2025, sekaligus sebagai

bentuk kepedulian NTB terhadap lingkungan.

Keterbatasan teknologi dan ilmu pengetahuan di NTB, mendorong

pemerintah Provinsi NTB mengadakan kerjasama dengan Hivos, dengan akan

terlaksananya kerjasama ini diharapkan dapat menarik banyak funding untuk

mendanai project-project EBT di NTB. Dengan akan terlaksananya Kerjasama ini

menjadi salah satu kegiatan keikutsertaan pemprov NTB, di dunia internasional

dan implementasi pemerintah pemprov untuk mempraktikan konsep

paradiplomasi single themed di dunia internasional.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

35

1.8 Sistematika Penulisan

Bab Judul BAB Isi

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.2.1 Manfaat Akademis

1.3.2.2 Manfaat Praktis

1.4 Penelitian Terdahulu

1.5 Landasan Konsep/Teori

1.5.1 Konsep Paradiplomasi

1.5.1.1 Teknis Pelaksanaan

Pardiplomasi

1.5.2 Konsep Keamanan

Energi

1.6 Metode Penelitian.

1.6.1 Jenis Penelitian

1.6.2 Metode Analisis

1.6.3 Ruang Lingkup

Penelitian

1.6.3.1 Batasan Waktu

1.6.3.2 Batasan Materi

1.6.4 Teknis Pengumpulan

Data

1.7 Argumen Dasar

1.8 Tabel Sistematika Penulisan

BAB II

HIVOS DAN

MASALAH

ENERGI DI

PROVINSI NTB

2.1 Hivos dan Kerjasama Dalam

Bidang Energi di Indonesia

2.2.1 Provinsi Lampung

2.2.2 Provinsi Jawa Barat Dan

Banten

2.2.3 Provinsi Jawa Tengah Dan

DIY

2.2.4 Provinsi Jawa Timur

2.2.5 Provinsi Bali

2.2.6 Provinsi Nusa Tenggara

Timur

2.2.7 Provinsi Sulawesi Selatan

2.2 Masalah NTB di Bidang Energi

2.3 Landasan Kerjasama Daerah

NTB Dengan Hivos

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/54874/37/BAB 1.pdf · 6 sertifikat karbon yang dapat di hitung dan di uangkan, ini adalah suatu capaian Hivos untuk mendapatkan

36

BAB III

PARADIPLOMASI

PEMERINTAH

NTB DENGAN

HIVOS DI

BIDANG ENERGI

NTB

3.1 Proses Pelaksanaan

Paradiplomasi Provinsi NTB

Dengan Hivos Di Bidang EBT

3.1.1 Kesepakatan Bersama

Pemerintah Provinsi NTB

Dengan Hivos

a. Kesepatan Bersama

Tahun 2012.

b. Kesepakatan Bersama

Tahun 2016.

3.1.2 Perjanjian Kerjasama

Pemerintah Provinsi NTB

Dengan Hivos

a. Perjanjian Kerjasama

Tahun 2012.

b. Perjanjian Kerjasama

Tahun 2013.

c. Perjanjian Kerjasama

Tahun 2016.

3.2 Strategi Pemerintah NTB

Mengatasi Kebutuhan Energi :

Kerjasama Dengan Hivos

3.3 Hasil Kerjasama Pemerintah

Provinsi NTB Degan Hivos.

3.3.1 Program Desa Mandiri :

Energi Terbarukan dan

Bio-slurry

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

4.2 Rekomendasi Dan Saran

LAMPIRAN Dokumen yang diperlukan untuk

mendukung analisis data penelitian