bab i pendahuluan 1.1 gambaran umum objek penelitian …...martabak menjadi makanan favorit di...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
1.1.1 Martabak San Fransisco
Bapak Adjun adalah keturuna Tionghoa pendiri Martabak Sanfransisco,
pada kelahiran Bangka 1938 merantau ke Bandung, pada tahun 1967 mendirikan
usaha martabak kaki lima di daerah Gatot Subroto dengan merk Martabak
SANFRANSISCO, suatu nama judul lagu yang sedang popular pada saat itu yang
dinyanyikan oleh Scoot Mckenzie. Saat itu martabak/ terang bulan hanyalah kue
terigu yang berisikan kacang, gula pasir dan susu.
Masyarakat Bandung mulai mengenal karena inovasi rasanya, bapak
Adjun adalah orang pertama yang membuat terobosan baru di dalam inovasi rasa
coklat meses, keju, jagung, pisang, kismis, nangka, almond, martabak hingga
pemakaian Wysman butter.
Di Indonesia mulai di kenal dengan martabak Bandung karena asalnya dari
Bandung dan dikenal juga martabak Bangka karena bapak Adjun selalu
mempekerjakan kerabat dan karyawan asal Bangka yang sekarang menyebar ke
berbagai daerah di nusantara.
Bapak Adjun tidak pelit akan ilmu dan selalu mendukung mengpopulerkan
martabak menjadi makanan favorit di Indonesia dan terbukti hampir seluruh usaha
martabak yang ada di Indonesia berasal dari hasil karya bapak Adjun dan hampir
semua pengusaha martabak memberi merk nama kota/ negara di luar negeri. Ini
adalah salah satu hasil karya dan kreasi anak bangsa Indonesia asli 100%.
Martabak Sanfransisco dari dulu selalu mengutamakan rasa dan kualitas
bahan- bahan no 1 mulai dari keju, susu kental bukan cair mentega Wysman butter
Netherlands tidak dioplos, kacang kuning keemasan, coklat no 1, dus Food Grade
dapat dipanaskan di microwave dan diolah dengan mesin otomatis.
2
Sempat berpindah tempat lagi ke Jl. Karapitan, kemudian Jl. Lodaya
tepatnya Ayam Goreng Soeharti hingga akhirnya di awal 90-an Martabak San
Francisco berlokasi di Jl. Burangrang No. 42, posisinya hingga sekarang. Hingga
saat ini terus berkreasi dengan menu-menu baru salah-satunya Martabak Green
Tea, Martabak Cungky Bar, Martabak Tiramisu dan lainnya.Dalam penentuan
harga, tentu saja sepadan dengan bahan-bahan yang digunakan.
Gambar 1.1 Martabak San Fransisco
Sumber : Data diolah, 2017
Pada saat ini Martabak San Francisco dikembangkan dengan konsep
waralaba oleh Pak Buyung. Konsep waralaba ini sudah dikembangkan dari tahun
2011 hingga saat ini sudah membuka cabang di Depok, BSD, Bintaro, Cibubur,
Kelapa Gading hingga Pekanbaru. Khusus untuk waralaba ini memang dibuka
khusus untuk daerah di luar Bandung. Selain itu ada brand yang lebih ekonomis
dengan nama “Kue Bandung Mr. Buyung.” Sudah berkonsep lebih modern namun
tetap Pak Buyung selalu ingat akan akar rumputnya dan catatan sejarah dari
martabak ini beliau abadikan di gerainya dan di box-box kemasan martabak.
Mengingatkan kita agar tidak melupakan sejarah
3
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Martabak San Fransisco
Sumber : Data diolah, 2017
1.1.2 Batagor Abuy
Bapak Abuy lahir di Bangka berasal dari keturunan Tionghoa, masyarakat
bangka mempunyai kebiasaan membuat otak- otak, pempek, martabak dan
batagor. Bapak Abuy memiliki keahlian dalam membuat batagor dari adonan
hingga proses pengorengan. Kemudian bapak Abuy mempunyai keinginan untuk
merantau ke pulau Jawa yaitu di kota Bandung pada tahun 1980 dengan modal
percaya diri dan keberaniaan melakukan perjalanan dan mengelilingi kota
Bandung.
Bapak Abuy mulai berjualan batagor pada tahun 1983, awalnya ke
Bandung bapak Abuy tidak langsung berjualan batagor. Bapak Abuy bekerja
menjadi salah satu keryawan di toko emas di kota bandung. Dengan adanya
keahliaan membuat batagor bapak Abuy berusaha bekerja untuk mengumpulkan
modal sedikit demi sedikit walaupun gaji yang di dapatkan sebagai karyawan
tidak banyak tetapi bapak Abuy selalu berusaha untuk mewujudkan
keingginannya berjualan batagor.
Pendiri ( Founder)
Bapak Bong Kap djun & Ibu Fransisca
Owner cabang Ko Robi
( Anak ke 4)
Owner
Ko Buyung
(Anak ke 1 )
Owner cabang
Ci Yenny
(Anak ke 3)
Owner cabang
Ko Budi
(Anak ke 2)
Generasi 1
Generasi 2
4
Awalnya berjualan batagor di pinggir jalan Lengkong besar dengan
mengunakan gerobak, tidak lama setelah berjualan batagor bapak Abuy bertemu
dengan ibu Jelly dan akhirnya mereka menikah. Bapak abuy berjualan batagor di
pinggir jalan lengkong besar di temani dengan istrinya ibu Jelly.
Setelah sekian tahun berjualan, batagor Abuy semakian menjanjikan dan
mempunyai banyak pelanggan tetap. Kemudian bapak abuy dan ibu jelly
mengembangkan usahanya dengan menyewa tempat yang berlokasi tidak jauh
dari penjualan sebelumnya di jalan Lengkong besar no 45.
Bapak Abuy dan ibu Jelly di karuniai dua orang anak cewe dan cowo yang
bernama Fanny dan Frans Sanjaya sejak kecil mereka sudah diajarkan untuk
hidup mandiri. Kedua anak pasangan bapak Abuy dan Ibu Jelly sudah di
perlihatkan secara langusng cara berjualan dan cara membuat batagor Abuy.
Gambar 1.3 Batagor Abuy
Sumber: Data diolah 2017
Gambar 1.4 Struktur Batagor Abuy
Sumber : Data diolah 2017
5
1.1.3 Saboga Food
Saboga food didirikan di Bandung pada tahun 1986 oleh bapak Benny
Sunjaya dan ibu Adeline Ita keturunan dari keturunan tionghoa, bisnis keluarga
diawali dengan usaha kecil-kecilan, yaitu milik pribadi dalam jumlah yang sedikit
kemudian di kirimkan ke pasar-pasar tradisional, supermarket, dan toko-toko kue.
Sudah 22 tahun Saboga menancapkan bisnisnya. nama Saboga tak asing
lagi sebagai produsen bakso tahu asal Bandung. Sejumlah gerainya pun menjadi
tempat favorit penikmat makanan. saat ini Saboga di bawah bendera PT Saboga
Food Indonesia mengembangkan bisnisnya hingga pasar regional.
Semenjak generasi kedua bisnis yang didirikan oleh pasangan suami-istri
Benny Sunjaya dan Adeline Ita Purwita ini semakin maju. Pasangan ini dikarunia
empat anak. Tiga di antaranya ikut terjun membesarkan Saboga, yaitu Melvina,
Marcelle dan Michael. Satu anaknya lagi masih kecil. Ketiga anak yang terjun
langsung dalam bisnis ini memiliki peran masing-masing. Melvina bertanggung
jawab atas penjualan dan pemasaran, Marcelle menangani produksi, dan Michael
mengurusi waralaba (franchise). Benny dan Adeline pun masih aktif
mengembangkan Saboga.
Sejak bisnisnya diwaralabakan, pada 21 Juni 2008, dalam waktu singkat
Saboga mampu menggandeng banyak franchisee (pembeli waralaba). Kini, gerai
waralaba yang siap dibuka adalah di The Jungle Bogor Nirwana Resident (Grup
Bakrie), Setiabudi Kuningan Jakarta, dan Mall of Indonesia di Kelapa Gading,
Jakarta. Targetkan membuka 10 gerai franchise di berbagai kota besar. Saboga
akan mengembangkannya di Asia Tenggara dengan gerai pertama di Malaysia.
.
Gambar 1.5 Saboga Food
Sumber : Data Diolah, 2017
6
Gambar 1.6 Struktur organisasi Saboga Food
Sumber : dedesuryadi, 2009
1.1.4 Mie Lezat
Mie Lezat Gang Luna ini sudah berdiri sejak 1960, pendiri dari mie lezat
Bapak Tji Hong sin yang merupakan keturanan Tionghoa. Pada awalnya Mie lezat
ini berjualan di area gang Luna hanya mengunakan gerobak alumunium di
pinggiran jalan gang luna, tapi dari jaman sekolah tahun 1960an menjadi salah
satu tempat makan favorit karena rasanya yang sangat enak, Mie lezat memiliki
banyak pelanggan.
Sesuai nama tempat makan ini berada di Gang Luna atau jalan Jendral
Sudirman Bandung. kedai Mie Lezat berjualan pagi maupun malam hari. Jika di
pagi hari mie luna ini berjualan di dalam rumah dan pada malam hari berpindah
menjadi kedai kaki lima yang berada di bibir gang luna. Namun jika di perhatikan
di malam hari mie Luna ini lebih ramai. Tempat nya sendiri jika di malam hari
berupa meja panjang yang palingan bisa menampung sekitar 30an orang.
Dengan berjalannya waktu mie lezat membuat tempat usaha seperti
restoran permanen dengan tempat yang lebih luas dan nyaman restoran bakmi
yang satu ini adanya di area jalan Jenderal Sudirman. lokasinya tidak persis di
pinggir jalan, tapi masuk dulu ke sebuah gang. Dulunya berupa kedai kaki lima
yang hanya berjualan di malam hari, tapi kini siang hari juga restoran ini sudah
buka, menempati sebuah rumah dalam gang ini, tidak jauh dari mulut gang.
Pendiri (Fonder )
(Benny sunjaya & Adeline Ita Purwita)
Penjuala&marketing
(Melvina)
(Anak ke 2)
Franchise
(Michael)
(Anak ke 3)
Generasi 1
Generasi 2
Owner
(Marcelle)
(Anak ke 1 )
7
Sudah lama restoran bakmi ini menjadi langganan, karena rasa mienya
yang enak, juga aneka masakan pelengkapnya yang rasanya juga rata-rata enak
yang dijual disini tidak jauh dari varian yamien ayam baik manis maupun asin,
juga bakmi kuah untuk pelengkapnya yang bisa dipilih adalah bakso sapi, pangsit
kuah, bakso tahu dan juga pangsit goreng yang semuanya juga rasanya enak.
Gambar 1.7 Mie Lezat
Sumber : Data Diolah, 2017
Gambar 1.8 struktur Mie Lezat
Sumber : Data Diolah, 2017
Pendiri (Owner)
(Tjia Hong Sin)
Owner
(Ko Ferry)
Owner Cabang
( CI LILI)
Owner Cabang
(Yanna Utama)
Owner Cabang
(Ko Teddy )
Generasi 1
Generasi 2
Generasi 3
8
1.2 Latar Belakang
Sebuah bisnis keluarga atau yang biasanya disebut family business
sangatlah penting dalam menunjang dan membantu perekonomian suatu negara.
Hampir seluruh negara di dunia ini secara keseluruhan didukung oleh perusahaan
keluarga/usaha keluarga di negaranya masing-masing termasuk di Indonesia.
Berdasarkan sejumlah data yang diperoleh, jumlah perusahaan keluarga
yang ada di Asia dan Amerika Utara sebanyak 90 %, Amerika Selatan 85%,
Eropa dan Africa 70%, dan Australia 65% dari sejumlah bisnis pada tiap negara
tersebut. Dengan kata lain, data tersebut menunjukan bahwa perusahaan keluarga
sangat berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara (Bernard, 2013).
Sebuah perusahaan keluarga bisa menjadi usaha besar dan profesional
tentu tidak terlepas dari proses transformasi dan transisi dari generasi pertama ke
generasi kedua dan selanjutnya. Selain itu leadership dan family values yang
tertanam kuat, transformasi organisasi, suksesi, culture, attracting talents, sampai
membangun kesinambungan (longevity) dari generasi ke generasi diperlukan
untuk membesarkan sebuah bisnis keluarga (CEO Stars, 2016). Dari hasil survei
The Jakarta Consulting Group (2014) perusahaan-perusahaan keluarga di
Indonesia ternyata belum semuanya mempersiapkan penerus melalui perencanaan
suksesi untuk memimpin perusahaan disebutkan juga bahwa responden yang telah
mempersiapkan penerus melalui perencanaan suksesi sebanyak 67,8% sedangkan
yang lain 32,2% tidak atau belum mempersiapkannya. Hasil survei The Jakarta
Consulting Grup (2014) juga menunjukkan, penerus perusahaan keluarga
diutamakan satu anak kandung 45% atau beberapa anak kandung 31%. Kriteria
lain adalah anggota keluarga yang kompeten 8%, anggota keluarga pemegang
saham 7%, anggota keluarga lain 3%, non-anggota keluarga profesional 2%,
sesuai keputusan pemegang saham 2%, dan yang lainnya 2% belum memikirkan
bahkan merencanakan suksesi.
9
Gambar 1.9 Survei Perusahaan Keluarga
Sumber : The Jakarta Consulting Group (2014)
Berdasarkan hasil survei The Jakarta Consulting Group (2014) pada
perusahaan keluarga di Indonesia, sebesar 67,8% diketahui telah mempersiapkan
penerus melalui perencanaan suksesi, sedangkan sebesar 32,2% tidak atau belum
mempersiapkan suksesi. Survei lainnya juga mengatakan bahwa penerus
perusahaan keluarga lebih diutamakan kepada satu anak kandung (lihat gambar
1.1).
Rencana suksesi yang efektif dalam perusahaan keluarga adalah
melakukan perencanaan dalam waktu sedini mungkin untuk melibatkan anggota
keluarga dalam perusahaan. Gambar 1.3 menyajikan data mengenai perencanaan
suksesi yang biasanya dilakukan oleh pendiri perusahaan (The Jakarta Consulting
Group, 2014). Dari data pada gambar 1.2 maka dapat diketahui bahwa
perencanaan suksesi yang paling banyak dilakukan adalah dengan menyekolahkan
calon penerus hingga ke jenjang S1 atau S2, sedangkan perencanaan yang jarang
diutamakan atau jarang dilakukan, adalah dengan hanya melihat kharisma atau
kompetensi calon penerus ataupun melalui dukungan senior saja.
Gambar 1.10 : Perencanaan Suksesi
Sumber: The Jakarta Consulting Grup (2014)
10
Dalam penanaman nilai keluarga dalam perusahaan, maka perusahaan
tidak akan lepas dari budaya yang dibawa dan diciptakan oleh keluarga. Dalam
hal ini adalah budaya Tionghoa, pemain kunci dalam bisnis mereka adalah
keluarga. Budaya merupakan pandangan hidup dari sekelompok orang dalam
bentuk perilaku, kepercayaan, nilai, dan simbol-simbol yang mereka terima tanpa
sadar atau tanpa dipikirkan, yang semuanya diwariskan melalui proses
komunikasi dan peniruan dari satu generasi kepada generasi berikutnya (Liliweri,
2003). Budaya akan menunjukkan nilai, norma, dan sikap yang berlaku dalam
perusahaan. Perusahaan keluarga yang dapat bertahan dan berkembang adalah
perusahaan yang dengan tepat menanamkan budaya dalam setiap perubahannya
sehingga dapat selalu diterima oleh stakeholder perusahaan.
Hubungan orang tua dan anak dalam budaya Tionghoa adalah hubungan
timbal balik dimana orang tua memperlakukan anak-anak mereka dengan
kebaikan dan perawatan dan anak-anak akan melayani orang tua mereka dengan
berbakti dan patuh (Hsu & Tu, 1998 dalam Qin & Wang, 2012). Perawatan
diwakili dalam wujud kebaikan dan kesabaran. Berbakti akan diwujudkan dengan
tingginya tingkat ketaatan, terutama kasih sayang, hormat, kewajiban dan
ketaatan. Perawatan dan berbakti merupakan perilaku dasar yang mencerminkan
hubungan orang tua-anak dalam keluarga Tionghoa.
Mengenai suksesi dalam perusahaan keluarga, budaya Tionghoa
menekankan pada dua aspek penting. Yang pertama adalah jenis kelamin suksesor
di bawah hubungan orang tua dan anak. Yang kedua adalah mengenai
pengembangan bisnis di industri yang didominasi oleh laki-laki atau perempuan.
Saat ini, jenis kelamin suksesor dianggap kurang penting karena perhatian yang
diutamakan adalah mengenai kemampuan potensi suksesor, seperti pendidikan
dan keterampilan manajerial (Brockhaus, 2004 dalam Qin & Wang, 2012).
Redding (1990) mengatakan bahwa pada perusahaan keluarga berbudaya
Tionghoa memiliki tahap yang khas dalam suksesi, yaitu dalam (Fock, 2009) :
Pada tahap ini, suksesor akan diperkenalkan dalam perusahaan keluarga
secara informal. Ini berupa bentuk diskusi mengenai uang dan bisnis pada meja
makan malam keluarga. Menurut Redding, tujuan dari proses sosialisasi ini adalah
11
untuk mensosialisasikan individu (sejak kecil) dalam mengembangkan nilai-nilai
yang sesuai dengan norma sosial, kepercayaan di antara mitra bisnis, pengambilan
risiko, ketekunan, kerja keras, dan perolehan keterampilan bekerja.
Setelah suksesor selesai dalam pendidikan formalnya, ia akan memasuki
bisnis keluarga. Pada tahap ini, suksesor menangani tugas kasar dan non
manajerial yang dirancang untuk menghadapkannya dengan operasional
perusahaan dan untuk memperkenalkannya kepada kepahitan dunia kerja.
Pada tahap ini, suksesor diperkenalkan untuk membuat kesepakatan, yang
dimulai dari sebagai pengamat. Selama proses berlangsung, suksesor mungkin
akan diminta untuk membahas pemahaman mengenai berbagai strategi bisnis.
Bentuk pelatihan ini dihubungkan dengan sistem budaya Tionghoa yang
berorientasi lebih ke arah kesepakatan. Pada akhirnya, suksesor akan menjalani
suatu bentuk tes untuk mengukur kemampuannya.
Mayoritas keberadaan perusahaan keluarga di Bandung dan akan
dihadapkan dengan fenomena yang sama mengenai perpindahan generasi serta
pengaruh budaya keluarga, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
perusahaan keluarga di Bandung , yaitu empat family business industri kuliner di
kota Bandung yang sudah melalui generasi kedua. Pertama Martabak San
Fransisco yang saat ini sudah memasuki generasi kedua, selanjutnya Saboga Food
yang sudah memasuki generasi kedua, Batagor Abuy sudah pada generasi kedua
dan Mie Lezat generasi kedua. Penelitian dilakukan dengan wawancara kepada
narasumber yang mengerti tentang perusahaan yaitu owner.
Pada penelitian ini, Peneliti ingin menganalisis proses suksesi dalam
perusahaan keluarga yang berbudaya Tionghoa yang bertujuan untuk mengetahui
bagaimana proses suksesi terjadi dan hal yang dilakukan dengan karakteristik
budaya Tionghoa. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini di buat
dengan judul “Analisis Succession Planning Pada Family Business Berbudaya
Tionghoa di Kota Bandung (Studi kasus Martabak San Fransisco, Saboga Food,
Mie Lezat)”.
12
1.3 Perumusan Masalah
Perusahaan keluarga memberikan kontribusi yang baik bagi kemajuan
perekonomian di Negara-negara dunia termasuk Indonesia. Rendahnya jumlah
perusahaan keluarga yang mampu bertahan hingga beberapa generasi menjadi
pertanyaan serta ketakutan tersendiri bagi para pelaku bisnis yang dalam hal ini di
akibatkan oleh ketidaktepatan dalam mengambil langkah suksesi kepemimpinan
dan ke tidak percayaan generasi awal kepada generasi penerus. Permasalahan
tersebut dapat di atasi dengan melakukan perencanaan kepemimpinan yang tepat
dan memilih calon penerus yang memenuhi kriteria perusahaan. Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai metode dari
keempat perusahaan keluarga tersebut dalam perencanaan kepemimpinannya akan
dilihat dari segi pemimpin yang akan di pilih dan memiliki pengaruh besar
terhadap kesuksesan perusahaan.
1.4 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah maka muncul lah beberapa pertanyaan
seputar perencanaan kepemimpinan perusahaan keluarga bila di lihat dari sisi
calon generasi penerus.
Succession planning pada family business :
Bagaimanakah proses succession planning pada keempat family business
tersebut yaitu Martabak San Fransisco, Saboga Food, Batagor Abuy, dan Mie
Lezat?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui proses succession planning pada keempat Family Business
yaitu Martabak San Fransisco, Saboga Food, Batagor Abuy, dan Mie Lezat.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Manfaat Teoritis (Keilmuan)
Penelitian ini sebagai wujud penerapan ilmu serta pengetahuan
yang di peroleh selama kuliah. Hasil dari penelitian ini di gunakan sebagai
13
pengetahuan tambahan bagi peneliti serta wawasan dalam melakukan
pengembangan penelitian khususnya bagi peneliti lain yang akan meneliti
succession planning dalam family business dengan menggunakan
indikator yang belum di teliti yaitu latar belakang, latar belakang
pekerjaan sumber-sumber dana, kelompok pendukung dan jenis bisnis
yang di mulai.
2) Manfaat Praktis
Penelitian ini mengungkapan sisi perencanaan kepemimpinan dari
keempat perusahaan yaitu Martabak San Fransisco, Saboga Food, Batagor
Abuy, dan Mie Lezat baik itu sisi kelebihan maupun kekurangannya yang
dapat di jadikan bahan evaluasi agar bisnis dapat berkembang dengan
lebih baik dan sukses dari sebelumnya.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah khusus family business (bisnis
keluarga dalam skala kecil) bidang kuliner yang ada di kota Bandung. Dalam
penelitian ini untuk menganalisis lebih lanjut tentang perencanaan suksesi
kepemimpinan perusahaan keluarga, yang dimana hasilnya dapat mengetahui
perbedaan kepemimpinan oleh keempat family business yaitu Martabak San
Fransisco, Saboga Food, Batagor Abuy, dan Mie lezat.
1.8 Sistematika Penelitian
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami materi yang terdapat
dalam usulan skripsi, maka penulisan usulan skripsi disusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan secara singkat tinjauan objek penelitian, latar
belakang penelitian, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan
masalah yang dibahas, penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran.
14
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang jenis penelitian, variabel operasional, tahapan
penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas,
dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas karakteristik responden, hasil penelitian dan
pembahasan hasil penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab V berisi tentang kesimpulan hasil analisis dan saran dari peneliti.