bab i pendahuluan 1. latar...

45
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Secara umum video memanipulasi gambar dengan konsep yang matang sebelum pembuatannya. Kita dapat mengambil gambar dengan cara merekam atau dengan memotret sebuah kejadian. Hasil-hasil tadi dapat dimasukan menjadi sebuah file kemudian kita dapat merangkainya menjadi alur cerita seperti yang telah di konsepkan. Konsep tadi dapat kita matangkan kedalam editing yang canggih dengan membuang adegan yang tidak perlu, menyambung adegan yang berbeda, dan memberi efek-efek tertentu yang menjelaskan setiap maksud dari konsep yang telah dibuat. Sehingga saat ini, salah satu media massa yang populer dikalangan konsumen media adalah video klip. Video klip dikenal dengan sebuah tayangan audio dan visual yang durasinya berkisar antara 1-5 menit yang memvisualisasikan lirik dan musik dari musisi. Dalam penelitian ini, yang akan dijadikan obyek penelitian adalah video klip musik. Video klip bagi seorang musisi merupakan alat yang dapat membantu mereka dalam menyampaikan pesan musik yang mereka inginkan. Dengan kata lain, video klip mampu menunjukkan atau mengkomunikasikan keinginan musisi kepada audiensnya. Video klip juga sebagai tempat menjual nama artis dari segi akting dan kedalaman cerita yang di dalam video klip itu

Upload: others

Post on 20-Jan-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Secara umum video memanipulasi gambar dengan konsep yang matang

sebelum pembuatannya. Kita dapat mengambil gambar dengan cara merekam

atau dengan memotret sebuah kejadian. Hasil-hasil tadi dapat dimasukan

menjadi sebuah file kemudian kita dapat merangkainya menjadi alur cerita

seperti yang telah di konsepkan. Konsep tadi dapat kita matangkan kedalam

editing yang canggih dengan membuang adegan yang tidak perlu,

menyambung adegan yang berbeda, dan memberi efek-efek tertentu yang

menjelaskan setiap maksud dari konsep yang telah dibuat. Sehingga saat ini,

salah satu media massa yang populer dikalangan konsumen media adalah

video klip.

Video klip dikenal dengan sebuah tayangan audio dan visual yang

durasinya berkisar antara 1-5 menit yang memvisualisasikan lirik dan musik

dari musisi. Dalam penelitian ini, yang akan dijadikan obyek penelitian adalah

video klip musik.

Video klip bagi seorang musisi merupakan alat yang dapat membantu

mereka dalam menyampaikan pesan musik yang mereka inginkan. Dengan

kata lain, video klip mampu menunjukkan atau mengkomunikasikan

keinginan musisi kepada audiensnya. Video klip juga sebagai tempat menjual

nama artis dari segi akting dan kedalaman cerita yang di dalam video klip itu

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

2

sendiri sehingga dapat menghipnotis penggemar mereka untuk lebih

menghayati isi pesan dalam lagu mereka.

Selain sebagai media komunikasi isi pesan dalam lagu, video klip juga

digunakan sebagai media pemasaran yang menjual dan memperkenalkan nama

dan siapa artis yang menyanyikan lagu yang sedang dipopulerkan tersebut.

Sebagai penyanyi solo, band, penyanyi group, dan lain - lain

Lain halnya bagi seorang sutradara, fungsi atau manfaat sebuah karya

video klip bagi sutradara tidak hanya untuk mengkomunikasikan pesan

tertentu melalui perpaduan audio dan visual, akan tetapi bagi sutradara, sebuah

karya video merupakan ajang untuk menunjukkan bakat mereka dalam

mengarahkan sebuah narasi, sebuah visualisasi dan juga menunjukkan style

mereka dalam membuat suatu karya video.

Bagi seorang sutradara, pencapaian tertinggi adalah ketika dia memiliki

ciri khas tersendiri dalam mengarahkan cerita di dalam film, video,

dokumenter dan lain sebagainya. Ketika orang atau penonton dapat

membedakan antara karyanya dengan karya orang lain, maka ini merupakan

suatu keberhasilan dari sutradara dalam mengarahkan dan menghasilkan

produk karya audio visual.

Tingkat keberhasilan dan detail detail di dalam video mulai dari konsep,

editing dan lain sebagai nya di lihat dari budget. Pada dasarnya membuat

sebuah karya video dengan budget yang besar akan mempermudah sutradara

dalam mengembangkan sebuah konsep. Mulai dari membuat set, artis, make

up, kebutuhan artis figuran, dan kebutuhan editing yang tidak murah membuat

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

3

sutradara juga membutuhkan dana, yaitu menepatkan sponsorship di dalam

nya.

Saat ini indsutri musik di dunia berkembang sangat pesat. Perkembangan

ini pula yang menjadikan musisi berlomba-lomba untuk membuat video klip

yang fenomenal dan diingat oleh masyarakat universal. Salah satu video klip

yang menjadi pembicaraan di kalangan masyarakat penikmat dan bukan

penikmat musik adalah “Party Rock Anthem” milik LMFAO, musisi yang

berasal dari Amerika. Selain itu yang saat ini masih menjadi pembicaraan dan

mewabah di seluruh dunia adalah video klip yang berasal dari PSY, Musisi

Korea dengan lagu dan tariannya yang sangat fenomenal “Oppa Gangnam

Style”. Hal ini membuktikan bahwa keberadaan video klip bisa mengangkat

nama seorang musisi dan membuatnya dikenal secara internasional seperti

yang terjadi pada PSY dan videonya. Ini juga yang menjadikan video klip

sebagai media yang cukup strategis untuk mempromosikan produknya.

Bila jaman dahulu video klip hanya digunakan untuk menyampaikan pesan

musik atau alat dalam menunjukkan karakter musik dari musisi, saat ini fungsi

video klip bisa lebih dari itu. Salah satunya adalah sebagai product placement.

Atau dalam kata lain, sebagai tempat untuk sebuah produk “beriklan.”

Iklan merupakan salah satu sarana yang berperan sangat penting dalam

mempromosikan produk. Bagi produsen, iklan merupakan alat bantu yang

sangat berpengaruh dalam mencari konsumen untuk menggunakan dan bahkan

hanya sekedar untuk memberi tahu eksistensi produk mereka di dalam pasar.

Bagi sebuah negara yang menganut sistem ekonomi komersil, yakni orientasi

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

4

pada pasar, maka iklan menjadi hal yang sangat penting dan inilah yang

menyebabkan iklan menjadi berkembang di kalangan pengiklan dan juga

produsen produk.

Bila kita melihat pasar di Indonesia, maka kita berbicara mengenai

perbedaan suku, agama, budaya, adat istiadat dan perbedaan gaya hidup.

Keberagaman yang ada di Indonesia juga menjadi suatu pengaruh yang sangat

krusial bagi audiens dalam menentukan selera mereka terutama soal tampilan

audio dan visual.

Latar belakang di atas, juga merupakan salah satu penunjang kenapa

sutradara harus memiliki ciri khas tersendiri dalam menghasilkan suatu produk

karya audio visual. Ini menjadi sebuah tantangan bagi sutradara terutama bila

dikaitkan dengan product placement.

Tidak hanya di Indonesia, konsumsi media massa di seluruh dunia,

terutama di Asia juga terus meningkat seiring perkembangan jaman. Hal ini

bisa dilihat dari meningkatnya jumlah produk audio visual yang dihasilkan oleh

negara-negara di Asia. Peningkatan ini juga bisa dilihat dari jumlah video klip.

Korea , Thailand, Cina dan Jepang merupakan beberapa Negara yang cukup

produktif dalam menghasilkan video klip.

Product placement merupakan alternatif bagi produsen untuk

mempromosikan produknya kepada khalayak. Hal ini dilakukan karena saat ini,

iklan sudah menjadi suatu hal yang terlalu umum sehingga terkadang

konsumen yang pintar sulit dipersuasi oleh iklan. Ditambah lagi iklan

kebanyakan mempromosikan produk secara terang-terangan dan terkadang

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

5

terlalu hiperbola atau berlebihan dalam menyebutkan kelebihan dari sebuah

produk. Inilah juga yang menyebabkan konsumen tidak terlalu percaya lagi

dengan iklan. Dan kelemahan iklan berdurasi 20 hingga 30 detik mampu di

kalah kan oleh remote televisi yang dengan mudahnya mengganti channel.

Berbeda dengan product placement ia telah menjadi trend yang digemari

produsen karena sifatnya yang lebih soft selling dalam mempromosikan

produk. Di dalam product placement, konsumen atau penonton tidak secara

langsung disuruh membeli sebuah produk karena keunggulannya. Akan tetapi

product placement jauh lebih menekankan pada artis atau orang yang

menggunakan produk tersebut di dalam video. Ini yang kemudian menjadi

sebuah komunikasi persuasi yang bisa lebih mudah membujuk khalayak.

Masyarakat hanya menjadi lebih loyal, karena meniru artis yang di gemarinya.

Strategi Product Placement mampu menciptakan trend di kalangan fans

atau penggemar musisi-musisi tertentu. Seperti trend jam Swatch yang ada di

kalangan penggemar musisis Korea, Shinee. Selain itu banyak pula musisi yang

mempopulerkan beberapa brand baju seperti musisi lokal Indonesia yang

mempopulerkan Badger dan La Coste. Ini merupakan salah satu fenomena

menarik dari keunggulan produk placement melalui video klip.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa setiap sutradara memiliki gaya

tersendiri dalam membuat atau mengarahkan sebuah produk audio visual.

Begitu pula dalam melakukan product placement di dalam video klip. Setiap

sutradara sudah pasti memiliki cara atau gaya dalam menempatkan suatu

produk di dalam scene yang ada pada video klip.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

6

Oleh karena itu, peneliti melalui penelitian ini ingin mengetahui bagaimana

perbedaan product placement yang terdapat pada masing-masing video klip

yang diambil sebagai obyek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan 2 video klip yang berasal dari video klip Korea dan Thailand.

Alasan peneliti mengambil product placement dalam video klip Korea

adalah dikarenakan saat ini, Korea merupakan kiblat musik di Indonesia yang

sangat produktif dalam menghasilkan video klip. Setiap bulannya Korea selalu

menampilkan video klip terbaru dari musisi-musisi ternama mereka seperti

Super Junior, Shinee, Sistar9, 2 PM, dan musisi lainnya. Sedangkan Thailand

menjadi obyek penelitian dikarenakan, Thailand juga merupakan produsen

yang aktif dalam industri kreatif advertising dalam hal ini termasuk product

placement.

Pemilihan kedua video klip yang dijadikan obyek penelitian adalah

dikarenakan keduanya memiliki persamaan. Yakni sama-sama merupakan

video klip dari grup musik, yang satu boyband dari Korea Selatan dan yang

satu lagi girlband dari Thailand. Kedua video klip ini juga memiliki produk

sama yakni product placement handphone. Akan tetapi masing-masing video

memiliki perbedaan dalam penempatan produk atau product placement.

Dengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-

masing sutradara yang mengarahkan di dalam tiap video klip, maka nantinya

akan ada perbedaan pula dalam product placement yang ada di dalam video-

video tersebut. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian dengan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

7

tema “ Product Placement di dalam Video Klip” (Analisis pada Video Klip

B1A4dan Video Klip Blueberry R Siam).

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang yang telah peneliti uraikan di

atas adalah, “Bagaimana perbandingan gaya product placement di dalam

Analisis sinematik pada Video Klip B1A4 dan Video Klip Blueberry R Siam?”

3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan penggunaan

atau peletakan product placement di dalam Analisis pada Video Klip B1A4 dan

Video Klip Blueberry R Siam.

4. Manfaat Penelitian

4.1 Manfaat Akademis

Adapun manfaat penelitian ini bagi ilmu komunikasi adalah sebagai

wacana tambahan mengenai produk audio visual, yakni product placement

di dalam video klip. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi

mahasiswa ilmu komunikasi, khususnya konsentrasi audio visual dalam

melakukan studi iklan dan product placement.

4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk referensi bagi praktisi

di bidang audio visual terutama sutradara dalam menentukan peletakan

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

8

product placement di dalam video yang dibuatnya agar pesan produk bisa

disampaikan melalui tampilan audio visual yang sesuai.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

9

TINJAUAN PUSTAKA

1 Product Placement

Penempatan produk atau dikenal istilah product placement merujuk

kepada masukan bermerek atau brand pada media apapun, baik surat kabar,

film, maupun media informasi dan hiburan lainnya. (Shrum, 2010 : 8).

Biasanya penempatan produk ditentukan oleh kebutuhan dari produk itu

sendiri dan penempatannya tergantung pada bagaimana produk disisipkan

brand untuk upaya pengenalan produk secara langsung atau tidak disadari

oleh konsumen.

Menurut (McCarthy, 1994: 54) di dalam buku psikologi media

entertainment, harga penempatan ini bisa bervariasi tergantung pada hakikat

penempatan pada film. Dalam hal ini, bergantung pada penempatan produk

dalam video klip. Ditambahkan oleh Fourner dan Dolan bahwa harga dari

product placement dapat merentang mulai dari garis hingga beberapa juta

dolar. Menurut McCarthy, harga dari product placement adalah fungsi dari

tipe produk yang disajikan; beberapa kategori produk lebih mudah

dimasukkan di dalam film daripada produk lainnya. Hal ini juga terjadi pada

video klip. Tidak semua jenis produk bisa ditempatkan atau dimasukkan ke

dalam video klip. Dalam product placement, harga akan semakin mahal ketika

logo dari merek atau brand ditempatkan dengan jelas di dalam video klip

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

10

tersebut dan audiens bisa melihatnya dengan jelas pula sehingga sadar akan

kehadiran produk di dalam video klip.

Jadi, bisa dikatakan bahwa product placement adalah sebuah model

komunikasi di mana nama produk, kemasan, tanda, logo, souvenir sebutan

yang dilisankan dan ciri lain dari brand tertentu atau sebuah iklan produk yang

menjadi komposisi sebuah video klip, film, acara televisi, video game dan

segala jenis media lainnya dengan biaya yang sesuai ketentuan atau syarat dari

media tersebut.

1.1 Ciri Product Placement

(Russel, 1998: 62) mencirikan product placement sebagai kerangka

kerja tiga dimensi : Dimensi pertama adalah berapa banyak kadar

visualisasi dari produk tersebut. Sebuah penempatan bisa jadi murni

bersifat visual, seperti produk yang diletakkan pada latar belakang suatu

adegan di dalam video klip. Tingkat visual juga memiliki keragaman

sesuai dengan berapa kali produk terlihat atau sama sekali tidak terlihat di

dalam video klip musik. Dimensi kedua yang Russel katakan adalah

hakikat auditory atau verbal. Merek atau brand mungkin sama sekali tidak

disebutkan dalam dialog cerita yang ada di dalam video klip, mungkin

disebutkan beberapa kali,mungkin diungkapkan dengan tekanan, dan

sebagainya. Dimensi Russel yang ketiga adalah kadar keterkaitan antara

penempatan dengan plot atau alur cerita di dalam video klip. Pada satu

tingkat, merek bisa berupa merek yang terlihat pada suatu adegan di dalam

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

11

video klip dan tidak terkait dengan bagian utama cerita pada video klip

tersebut.

1.2 Product Placement dan Video Klip

Fenomena yang ada tentang peletakan produk atau product

placement adalah bagaimana produk terlihat lebih menarik daripada

ditampilkan di iklan. Permasalahan yang ada ketika masyarakat saat ini

menonton iklan adalah di mana mereka melihat iklan melebih-lebihkan

keunggulan dari produk tersebut. Sementara apabila produk diletakkan di

dalam sebuah video klip, hal ini tidak begitu jelas terlihat. Yang terjadi

adalah produk itu akan menjadi semakin digemari karena biasanya di

dalam video klip sebuah produk digunakan oleh artis atau public figure

yang menjadi bintang di dalam video klip tersebut.

Di dalam penelitian ini nantinya juga akan berbicara bagaimana

product placement tersebut diletakkan dan apa yang menjadi pertimbangan

peletakkan produk di dalam scene tertentu berdasarkan analisis sinematik

yang melihat unsur-unsur sinematografi di dalam video klip.

Produk sangat di butuhkan, di lihat dari kekuatan nama brand

sehingga penempatan produk melibatkan pengaturan didalamnya. Video

klip yang mecakup pengiklanan dan promosi gabungan, mengiklankan

artis dan produk yang terselip. Menunjukkan kelas dan standarisasi dari

produk tersebut, dapat di lihat di pakai oleh artis siapa produk itu di pakai,

bagai mana teknik pengambilan gambarnya, dan seberapa berkesan produk

itu nanti nya di mata penonton

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

12

1.3 Innovative media sebagai alternatif Product Placement

Yang dimaksud dari innovative media adalah media baru bagi

pengiklan untuk menempatkan produk yang dipromosikan. Media ini

merupakan alternatif bagi pengiklan yang tidak ingin menggunakan media

konvensional sebagai satu-satunya media promosi. Menurut Moriarty

dalam Creative Advertising Theory and Practice, (Moriarty, 1991 : 349),

Video merupakan salah satu dari media yang inovatif atau media alternatif

bagi penempatan produk. Hal ini dikarenakan video telah mengalami

banyak perubahan dan berevolusi menjadi media yang jauh lebih efektif

dalam melakukan pendekatan kepada konsumen. Pendekatan yang

dimaksud adalah untuk mendapatkan kepercayaan dan terutama perhatian

dari konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

2 Iklan

“And advertisement is a conversation with a consumer that gets attention,

provides information, makes a point, and encourages someone to buy, try or

do something.” (Moriarty,1991 :3)

Dari pengertian di atas mengenai iklan dikatakan bahwa periklanan adalah

sebuah percakapan dengan konsumen untuk mendapatkan perhatian,

memberikan informasi, menyampaikan suatu poin atau hal, dan mendorong

seseorang untuk membeli, mencoba atau melakukan suatu hal. Dalam hal ini,

iklan sama dengan komunikasi, bedanya adalah komunikasi di dalam iklan

merupakan suatu upaya dalam mempersuasi dan mempengaruhi audiens atau

komunikan untuk melakukan hal yang diinginkan pengiklan (komunikator).

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

13

Sementara itu, menurut Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI)

iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk disampakan melalui

suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang terkenal, serta ditujukan kepada

sebagian atau seluruh masyarakat sesuai dengan produk yang disampaikan.

Sedangkan menurut Kotler, Advertising adalah segala bentuk penyajian non

personal, dan promosi, ide, barang atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang

memerlukan pembayaran.

Di dalam periklanan yang terdapat dalam buku Moriarty (1991: 39), ada

beberapa langkah dalam mengeksekusi sebuah iklan, hal tersebut adalah

sebagai berikut:

1.Tugas dari klien. Biasanya klien di dalam periklanan adalah produsen jasa

atau produk. Dalam hal ini, periklanan dimulai dari keinginan produsen

untuk membuat iklan mempromosikan produk mereka.

2.Backround Research. Background research atau penelitian latar belakang

merupakan langkah yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana

kondisi pasar mengenai produk tersebut, bagaimana produk tersebut

berjalan atau sejarah produk di pasar, dan hal-hal lain yang digunakan

untuk mencari tahu kekuatan dan kelemahan produk.

3.Strategy development. Iklan adalah seperti yang telah dijelaskan di atas,

merupakan suatu komunikasi persuasi. Tujuannya adalah mempengeruhi

orang atau audiens untuk membeli, mencoba atau melakukan suatu hal

yang diinginkan pengiklan.strategy development atau pengembangan

strategi adalah langkah yang digunakan untuk menentukan fokus. Baik

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

14

dalam hal target audience, media yang digunakan dan bagaimana

beriklan atau bagaimana model iklan yang akan digunakan.

4.The Creative Concept. Adalah sebuah proses dalam periklanan yang mana

pengiklan memformulasikan ide yang didaptakan dari pengembangan

strategi. Setelah mendapatkan fokus pasar, target dan media, maka

langkah selanjutnya adalah menentukan bagaimana cara yang efektif dan

kreatif berbeda dari iklan-iklan yang sebelumnya yang dapat

mengkomunikasikan produk kepada konsumen.

5. Doing the ad. Melakukan atau mengeksekusi iklan. Langkah ini adalah

langkah terakhir berupa pembuatan iklan yang sebelumnya telah

dirancang dan diformulasikan dengan ide kreatif.

2.1 Teori Periklanan

Di dalam buku Magdalena Admajasari, disebutkan ada beberapa

teori periklanan. di mana teori periklanan ini dijadikan dasar pijakan

melihat konsep-konsep iklan. Penelitian ini menggunakan salah satu dari

teori periklanan yang ada. Yang mana teori yang digunakan berhubungan

dengan strategi dari product placement itu sendiri. (Admajasari, 1997 : 45)

2.1.1 Teori Cutting Edge dan Perilaku Audience

Industri periklanan sejak awal diduga telah menumbuhkan perilaku

konsumtif berlebihan terhadap suatu produk tertentu sampai pada

penyimpangan perilaku yang kurang sesuai (berbeda sama sekali)

dengan perilaku budaya umum masyarakat di sekitarnya. Iklan juga

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

15

memiliki pengaruh terhadap sikap hidup manusia (audience) yang

melihatnya.

Teori ini mengajarkan bahwa iklan secara tidak langsung dapat

mengubah bentuk perilaku yang menyimpang dari suatu budaya umum

dan membentuk sub budaya kelompok tertentu. Sisi atau dalam bahasa

teoritik disebut Efek Samping. Hal ini karena efek yang semula

direncanakan untuk khalayak sasaran tertentu tidak tercapai, malah

mencapai pada khalayak yang tidak direncanakan.

Kaitan teori ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah di

mana sebuah produk yang diletakkan di dalam video klip, menjadi

media bagi produsen untuk mempengaruhi audience. Seperti

contohnya, ketika di dalam suatu video klip Justin Bieber menggunakan

Monster Beat Headset milik produser musik hip hop ternama di

Amerika bernama Dr. Dre, maka para fansnya yang disebut Belieber

ikut menggunakan produk itu. Di Indonesia pun kita bisa melihat

produk ini mulai menjamur di pasaran. Ini merupakan salah satu “efek

samping” dari adanya product placement di dalam video klip yang

dilakukan oleh Dr. Dre.

Teori ini menjelaskan bahwa perilaku konsumen dalam

mengkonsumsi suatu produk bisa dipengaruhi oleh iklan yang dia lihat.

Dalam product placement, perilaku itu dilakukan dalam bentuk product

endorsement.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

16

Di dalam buku Leo Bogart (Bogart,1986:82), ia menjelaskan

bahwa beberapa riset mengenai periklanan menerangkan bahwa

komunikasi yang efektif antara pengiklan dan audience adalah

komunikasi yang melibatkan psikologis penonton dan membawa

mereka masuk ke dalam iklan tersebut.

2.2 Media Buying di dalam Iklan

Di dalam periklanan, terdapat istilah media buying. Ialah suatu

rencana media yang merekomendasikan media tertentu untuk

mempromosikan produk. (Watono, 2011 : 20)

Perencanaan merupakan langkah utama dalam periklanan. Media

buying merupakan salah satu cara bagi produsen untuk mengetahui efektif

tidaknya sebuah media untuk dijadikan sarana berkomunikasi atau

“bercakap” dengan komsumen mereka.

Dalam media buying, hal yang dilakukan adalah mencari tahu

bagaimana kondisi pasar dan bagaimana konsumsi media pada calon

konsumen dari sebuah produk. Kemudian pembeli media akan

memberikan rekomendasi pada produsen tentang media mana yang tepat

untuk mempromosikan produknya.

2.3 Formula AIDA

Mungkin bagi sebagian orang terutama yang dekat dengan

lingkungan periklanan, formula ini merupakan formula yang paling dasar

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

17

digunakan sebagai landasan strategi periklanan. Dalam buku Copywriting

fo the Electronic Media yang ditulis oleh (Milan D. Meeske, 2003 : )

, Formula ini digunakan untuk menentukan bagaimana pesan

disampakan kepada audience sehingga mereka mengerti pesan yang

disampaikan oleh produsen.

Adapun formula ini di dalam buku yang ditulis Magdalena,

merupakan gabungan Attention, Interest, Desire dan Action (Meeske, 2003

: 90)

2.3.1 Attention

Suatu iklan hanya memiliki satu kesempatan dalam menarik

perhatian orang melihatnya. Selain itu, dalam setiap satu iklan sebuah

produk hanya memiliki waktu sebanyak 4-5 detik untuk menaklukkan

dan membuat penonton ingat persis bagaimana produk tersebut.

(Meeske, 2003 : 90)

Kesan pertama dari sebuah iklan merupakan pintu gerbang bagi

produsen untuk menarik perhatian dari audience bahkan sampai

memperoleh kepercayaan dari mereka untuk menggunakan produk

tersebut. Attention atau perhatian dari penonton merupakan jalan utama

untuk masuk ke dalam pikiran konsumen dan menanamkan persepsi

mengenai produk. Pada tahap ini, stimulus awal yang diberikan oleh

suatu iklan merupakan penentu bagi tahap selanjutnya dalam proses

AIDA.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

18

2.3.2 Interest

Menurut Meeske, peralihan dari perhatian (Attention) menuju ke

ketertarikan (Interest) adalah suatu hal yang penting dan tidak selalu

berjalan mulus dan bahkan bisa saja tidak sampai ke peralihan

ketertarikan. (Messke, 2003 : 90)

Tidak semua iklan bisa membuat orang tertarik. Bahkan

fenomena yang ada, apabila iklan itu tidak menarik, orang cenderung

merubah dari satu stasiun TV yang satu ke stasiun TV lainnya apabila

iklan tersebut sedang ditampilkan. Contohnya saja, seorang remaja

jarang sekali tertarik dengan iklan-iklan asuransi jiwa, Bank, dan

produk lain yang tidak dekat dengan kehidupan sehari-harinya.

2.3.3 Desire

Masih menurut Meeske, hal ketiga dalam tahapan formula AIDA

adalah Desire atau Keinginan (hasrat). Dalam tahapan ini, konsumen

memasuki tahap pelibatan emosional oleh produk yang dilihat. Yakni

di mana ketika konsumen teralihkan perhatiannya oleh produk,

kemudian konsumen merasa tertarik pada produk tersebut sehingga

kemudian timbullah keinginan atau hasrat konsumen terhadap produk

itu. Pada tahapan ini menurut Meeske, konsumen telah memiliki rasa

membutuhkan dan menginginkan produk yang dia lihat. Ini

merupakan tahap keberhasilan produk dalam mempengaruhi sisi

psikologis konsumen. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan dari

iklan yang dilihat konsumen nantinya harus bisa menyentuh sisi

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

19

psikologis konsumen dan membuat mereka merasa ketika mereka

melihat produk itu mereka membutuhkan dan menginginkan untuk

memiliki produk tersebut.

2.3.4 Action

Meeske mengatakan dalam bukunya, tahap ini merupakan

keseluruhan dari tahap formula AIDA. Di mana pada tahap ini

merupakan keputusan yang diambil oleh konsumen sebagai respon

nyata terhadap iklan atau video yang dilihatnya. Dalam tahapan ini

action atau aksi merupakan hal yang dilakukan oleh konsumen

apakah akan percaya, membeli dan menggunakan produk tersebut,

atau tidak percaya dan tidak membeli produk itu apalagi

menggunakannya. (Meeske,2003:91)

Pesan yang ada di dalam iklan yang dilihat oleh konsumen,

harus bisa mempersuasi atau mempengaruhi konsumen secara

langsung untuk melakukan tindakan yakni khususnya menggunakan

sebuah produk atau merubah perilaku mereka sesuai dengan yang

diinginkan oleh pembuat iklan.

Formula AIDA merupakan sebuah formula yang bisa dijadikan

pedoman atau landasan bagi pengiklan untuk membuat iklan yang

efektif dan efisien. Dalam artian, ketika membuat iklan maka pesan

yang diinginkan oleh produsen bisa mengena kepada konsumen

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

20

sehingga konsumen melakukan perubahan perilaku sesuai yang

diinginkan pengiklan. Dalam hal ini, formula AIDA juga bisa

digunakan ke dalam product placement di dalam video klip. Karena

tidak hanya dari segi penyampian pesan saja konsumen bisa tertarik

kepada suatu hal, akan tetapi juga bagaimana kita menyampaikan

pesan tersebut dan hal menarik apa yang mendukung dan

menonjolkan produk sehingga konsumen atau audience memiliki

keinginan dan ketertarkan pada produk itu. Di dalam video klip,

formula AIDA ini bisa dikonversi ke dalam bentuk sinematografi

video klip. Yakni bagaimana sebuah tampilan sinematografi bisa

menarik Attention, Interest, Desire dan kemudian menghasilkan

Action dari konsumen.

2.4 Strategi Iklan

Strategi dalam beriklan ada dua hal yaitu secara soft sell dan hard sell. Soft

selling sendiri di dalam iklan, soft selling adalah iklan atau kampanye yang

menggunakan cara halus, kasual, atau ramah pada pesan penjualan.

Menurut(Kasilo 2008; 27) Pendekatan ini bertentangan dengan hard selling.

paham soft sell berasumsi bahwa keputusan pembelian konsumen dilakukan

berdasarkan perasaan (hati). Berhubung konsumen punya perasaan, iklan harus

dikemas dengan halus. Juga untuk menekankan manfaat rasional suatu produk,

iklan lebih diarahkan untuk menyentuh emosi konsumen. Iklan pun dibuat

lebih humanis, misalnya dengan memberikan nuansa humor, jenaka,

kehangatan, keramahan, atau kasih sayang. Dalam periklanan, hard selling

adalah iklan atau kampanye yang menggunakan lebih langsung, kuat, dan

terbuka pesan penjualan. Pendekatan ini bekerja bertentangan dengan Soft

selling. Penganut hard sell beralasan keputusan pembelian dari konsumen

diambil berdasarkan pertimbangan rasional (otak), sehingga pesan komunikasi

harus langsung diarahkan pada manfaat atau keuntungan menggunakan produk

tersebut. Sehingga menimbulkan keputusan membeli di benak konsumen.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

21

2.5 Iklan dan Komunikasi Pemasaran

Di dalam bukunya, Magdalena Asmajasari mengatakan bahwa

Komunikasi Pemasaran, merupakan pertukarang informasi dua arah antara

pihak atau lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Pertukaran dua arah

tersebut ini kadang-kadang disebut sebagai dialog pemasaran. Selain itu,

menurut Magdalena, Komunikasi pemasaran adalah komunikasi yang

dilakukan oleh pembeli dan penjual dan merupakan kegiatan yang

membantu dalam pengambilan keputusan. (Armajasari, 1197 :1)

Sementara itu, dari pengertian di atas sekali lagi iklan adalah

percakapan dengan konsumen untuk menarik perhatiannya. Bisa dikatakan

iklan memiliki hubungan dua arah pula dengan konsumen dan bisa jadi

lebih personal. Dari situ dapat kita lihat bahwa iklan merupakan bagian

dari komunikasi pemasaran. Secara general atau umum, komunikasi

pemasaran merupakan sebuah sistem strategi yang kemudian dieksekusi

melalui iklan.

Perbedaan antara keduanya walaupun keduanya saling terintegrasi

adalah, sistem pemasaran tidak selalu memperhatikan kebutuhan personal

dari konsumennya. Akan tetapi dari pengertian iklan di atas, bisa kita lihat

bahwa iklan lebih bisa memperhatikan bagaimana berkomunikasi kepada

konsumennya secara lebih personal sehingga pesan yang tersampaikan

tidak hanya soal transaksi tapi juga menyentuh konsumennya secara

pribadi.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

22

3 Video Klip dan Industri Musik

3.1 Industri Musik, Video Klip dan Perkembangannya

Pada tahun 1888 penemuan Gramaphone menjadi sejarah

munculnya musik pertama kali. Pada saat itu, plat hitam besar yang

diputar di gramophone menjadi primadona bagi pecinta musik.

Akan tetapi pada tahun 1930, perkembangan musik mengalami

kemunduran akibat tidak sehatnya persaingan produsen musik yang

menganut sistem monopoli pasar. Hal ini kemudian juga berdampak bagi

mundurnya produksi musik di tahun tersebut.

“Tape recording cartridges are developed in 1930, but tapes

remain largely behind the scenes during the Depression and into the

1950s. The presence of free radio broadcast during the Depression leads

to a decline in record sales.”

Sementara itu, seiring dengan perkembangan jaman, media

pemutar musik atau promosi musik ikut berkembang pula. Pada tahun

1980an, para produser musik tidak lagi menggunakan kaset vynil sebagai

media mereka dalam melakukan promosi musik. Akan tetapi produser

lebih memilih untuk menggunakan Digital Audio Tape.

Saat ini, industri musik tidak lagi melulu mengenai musisi dan

potensinya belaka. Akan tetapi perpaduan antara musik dan visualisasinya

menjadi sangat penting. Hal ini pula yang memunculkan teknologi seperti

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

23

VCD (Video Compact Disc) yang menggeser kedudukan keping CD

(Compact Disc).

Selain itu, perkembangan peningkatan produksi video klip juga

dipicu oleh program MTV yang menampilkan video klip musik sepanjang

24 jam setiap harinya. Dari situlah kebutuhan akan produksi video klip

menjadi sangat penting.

Pada akhirnya video klip mulai memegang peranan penting dalam

karir artis ataupun musisi. Bahkan penyanyi internasional sekelas

Madonna, sukses menyebarkan influence musiknya melalui video klip

musik yang dia tampilkan. Dengan tampilan Madonna di dalam video klip

dan kesuksesannya dalam memerankan beberapa adegan di dalam video

klipnya, karir Madonna pun jadi lebih baik dari sebelumnya.

Saat ini, video klip memegang peranan penting dibandingkan

musik itu sendiri. Terkadang bahkan kesuksesan atau kepopuleran dari

sebuah lagu atau artis tergantung pada video klip yang ditampilkan. Di

Indonesia contohnya, industri musik menjadi semakin berwarna dengan

masuknya video klip-video klip dari Negara Asia, Eropa dan Amerika.

Kepopuleran musik Korea, saat ini sedang berada di puncak

industri musik dunia. Bila dulu grup musik internasional dipegang oleh

Amerika seperti Backstreet Boys, maka sekarang grup musik Korea lebih

memegang kendali akan industri musik di Asia. Hal ini juga ikut

mempengaruhi arah industri musik di Indonesia yang mana saat in mulai

memandang ke Korea, tidak lagi Negara Barat.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

24

Hal ini pula yang menjadikan Korea sebagai salah satu produsen

video klip yang paling digemari oleh masyarakat. Banyak remaja dan juga

mahasiswa yang menikmati video klip Korea karena kualitas

sinematografi video klip Korea tidak kalah bagus dengan video klip buatan

Amerika. Sementara itu Video klip Thailand mungkin tidak sepopuler

video klip Korea. Akan tetapi, Thailand merupakan salah satu Negara di

Asia yang kreatifitasnya cukup dipandang menyangkut advertising atau

periklanan. Ini juga merupakan salah satu daya tarik dari video klip

Thailand, yakni bagaimana peletakkan sebuah produk dikemas dalam

bentuk video klip.

3.2 Pengertian Video Klip

Video klip adalah sarana bagi para produser untuk memasarkan

produknya lewat medium televisi.

(Effendy,2002 :14)

Video klip pertama kali dipopulerkan oleh saluran televisi yang

menayangkan suguhan musik, MTV yang merupakan singkatan dari Music

Television lahir tanggal 1 Agustus 1981. MTV di lahirkan untuk

menayangkan video clip, dimana acara MTV di bawakan oleh Video

Jockey (VJ) .

MTV memberi dampak paling besar ke industri musik dan kultur

pop. MTV menjadi pusat informasi fans. Melalui MTV proses timbal balik

antara artis dan pusat informasi fans pun berlangsung. Lahir pula bentuk

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

25

apresiasinya, MTV membuat award yaitu MTV movie award dan MTV

music award.

Video klip berasal dari dua kata, yaitu video yang berarti suatu

perangkat yang berfungsi sebagai penerima gambar (image) dan suara

(voice) serta klip yang berarti klip, guntingan atau centelan.

Video klip adalah kumpulan potongan-potongan visual yang

dirangkai dengan atau tanpa efek-efek tertentu dan disesuaikan

berdasarkan ketukan-ketukan pada irama lagu, nada, lirik, instrumennya

dan penampilan band, kelompok musik untuk mengenalkan dan

memasarkan produk (lagu) agar masyarakat dapat mengenal yang

selanjutnya membeli kaset, CD, dan DVD.

Video klip mengandung kekuatan citra yang dapat memberi sensasi

tontonan yang memiliki kekuatan sentuhan pribadi (personal touch) dan

ingatan (memorable). Pada pencitraan ini seseorang dapat dibuat seperti

mengalami sendiri apa yang dilihat, dengan mengingat-ingat kejadian yang

sedang berlangsung.

3.3 Fungsi Video Clip

Menurut Denny Sakrie video klip berfungsi

1. Fungsi utama, sebagai media promosi agar masyarakat mengetahui

karya yang di buat oleh musisi yang bersangkutan. Meskipun tidak ada

parameter yang membuktikan bahwa dengan adanya video klip

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

26

mempengaruhi penjualan sebuah album, tapi video klip berpengaruh

pada musisi terkait.

2. Fungsi kedua secara artistic yang berkaitan dengan eksplorasi sebuah

lagu. Video klip dapat bekaitan atau bahkan tidak sama seklai berkaitan

dengan video clipnya. Tergantung bagaimana mengeksplorasi lagu

dalam video nya dan juga video clip terbagi atas dua macam, yaitu

musik sebagai media hiburan dan ada yang menempatkan sebagai

musik sebagai media apresiasi.

3.4 Unsur Pendukung Video Klip

Pengertian video klip lebih mengarah pada bidang musik atau lagu.

Unsur-unsur yang mendukung video klip antara lain sebagai berikut:

a. Bahasa Ritme (irama)

Video klip memiliki birama, apakah slow beat, fast beat,

middle beat yang dapat dirasakan dengan ketukan-ketukan kaki

untuk memperoleh tempo yang pas.

b. Bahasa Musikalisasi (instrumen musik)

Pembuat video klip atau biasa disebut video clipper haruslah

mempunyai sebuah wawasan tentang segala sesuatu yang

berkaitan dengan musik baik itu jenis musik, alat musik,

bahkan juga profil band.

c. Bahasa Nada

Aransemen nada dalam video klip perlu didiskusikan dengan

penata musiknya selanjutnya nada-nada dirasakan dengan hati.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

27

d. Bahasa Lirik

Seorang video clipper dituntut mempunyai sebuah imajinasi

visual terhadap lirik dan lagu walaupun tidaklah harus secara

verbal. Tidak semua lirik menggunakan kata-kata lugas, tetapi

dapat pula ditunjukkan dengan simbol-simbol tertentu untuk

mengungkapkan makna.

e. Bahasa Performance (penampilan)

Unsur ini memuat karakter pemusik, penyanyi, pemain band

baik dari latar belakang bermusiknya, hingga ke profil fisiknya

(hidung, mata, style, fashion dan gerak tubuh).

Dengan melihat unsur-unsur video klip di atas, sebuah lirik lagu

mengalami proses transformasi ke dalam bentuk gambar hidup yang dapat

membahasakan makna lirik lewat lagu yang dinyanyikan. Unsur-unsur

tersebut saling mendukung proses produksi video klip. Berdasarkan unsur-

unsur video klip, sebuah lirik lagu berpotensi untuk dijadikan video klip

sebagai salah satu bentuk visualisasi isi sekaligus penggambaran latar

untuk membantu mempermudah imajinasi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa media video klip adalah

potongan gambar dan suara yang digabung ke dalam sebuah sajian, dalam

hal ini berupa musik atau tembang untuk menyalurkan pesan yang dapat

merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan

siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri

siswa.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

28

3.5 Karakteristik Video Klip

Video klip termaksud Audio-visual komunikasi video musik di

mana makna diciptakan dari sebuah kolaborasi antara pembawa informasi

dalam 1) music, 2) lyrics, 3) gambar bergerak.

Dalam pembuatan karya visual dan audio dalam video klip memiliki gaya

visual, terbagi atas 3:

1. Musik - gambar Music Video ini menempatkan musik

Musik menyatukan video dalam waktu sekitar tiga menit lagu

berlangsung. Sebuah video musik yang tidak memiliki narasi yang

koheren secara visual dan tekstual memanfaatkan sepenuhnya

kemampuan musik untuk mengikat gambar satu sama lain. Elemen

musik mengontrol bagaimana desain gambar ikut bergerak. Klip akan

mengikuti ketukan, kemudian suara disinkronkan sehingga seirama

dengan ketukan musik. Angka melodi dapat diikuti oleh visual yang

sesuai. Hal ini terjadi misalnya saat kamera mengikuti gerakan melodi

meningkat atau pada proses editing.

2. Lirik - Lirik dan citra bekerja sama untuk menciptakan makna.

Dalam video dapat menambahkan gambar makna teks sederhana baru

melalui mendongeng foto. Seringkali, penambahan gambar tersebut ke

teks-teks yang di inginkan. Setelah selesai gambar akan menciptakan

dimensi pengalaman yang paling menyerupai puisi. Isi semakin besar

perbedaan antara teks dan gambar dalam "metafora teks gambar" kerja

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

29

mental yang lebih besar dibutuhkan untuk menciptakan konteks dan

mudah di mengerti.

3. Gambar - Rock Video visual yang berupa musik.

Kebalikan dari metafora teks gambar adalah teks bergantung

diilustrasikan dengan motif bergambar sepenuhnya mengikuti teks.

Dinyanyikan bahwa jika anjing ditunjukkan anjing, itu dinyanyikan

tentang anak-anak yang ditunjukkan anak dll Gambar-gambar

ditampilkan sebagai salad gambar tanpa konteks cerita visual.

(Konteks ini dibuat ketika musik dan lirik dan tidak melalui cerita

foto)

3.6 Video Klip Korea dan Video Klip Thailand

Apabila kita lihat dari trend yang berkembang di masyarakat,

kemungkinan video klip Korea lebih populer daripada video klip Thailand.

Seperti yang sudah dijelaskan pada beberapa sub bab di atas, kepopuleran

musik dan artis Korea menjadikan video klip mereka menjadi salah satu

top download di internet dan membuat Negara ini semakin terkenal

khususnya di Asia. Selain itu, dari segi skenario yang ada dan

sinematografi milik video klip Korea juga lebih menarik. Hal ini bisa

dilihat dari penggunaan warna pada tiap-tiap video klip Korea. Biasanya

video klip Korea jauh lebih kontras dan berani dalam bermain warna.

Selain itu teknik sinematografinya juga berbeda dengan video klip

Thailand.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

30

Jika kita berbicara tentang video klip Thailand, mungkin saja tidak

terlalu berwarna dan kontras seperti video klip Korea. Karena pada

umumnya video klip Thailand lebih mengutamakan unsur cerita dan juga

lirik dari lagu di dalam video itu. Akan tetapi hal yang menarik adalah

bagaimana dari keseriusan visualisasi video klip Thailand, mereka masih

bisa menempatkan sebuah produk dan membuat produk itu di remind atau

diingat oleh orang yang menontonnya.

4 Sinematik

Sinematik merupakan suatus unsur gaya dalam mengemas pola dalam

pembuatan film atau produk audio visual. Artinya, unsur sinematik di dalam

produk audio visual merupakan aspek teknis dari video atau produk audio

visual.

Dalam sebuah produksi film ketika seluruh aspek mise-en-scene telah

terpenuhi dan sebuah adegan telah siap untuk diambil gambarnya, pada tahap

inilah unsur sinematografi mulai berperan. Sinematografi mencakup

perlakukan sineas terhadap kamera serta stok filmnya. Seorang sineas tidak

hanya sekedar merekam sebuah adegan semata namun juga harus mengontrol

dan mengatur bagaimana adegan tersebut diambil, seperti jarak, ketinggian,

sudut, lama pengambilan dan sebagainya. Setelah selesai, hasil rekam gambar

tersebut juga belum sempurna tanpa proses akhir pada stok filmnya. Sineas

juga sering menggunakan efek visual yang membutuhkan perlakuan khusus

terhadap filmnya yang dilakukan pada sinematografi.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

31

4.1 Mise- en- scene

Mise-en-scene di dalam buku Himawan Pratista, adalah staging in

action atau putting in the scene yang secara umum berarti segala hal yang

terletak di depan kamera yang akan diambil gambarnya dalam sebuah

produksi film atau audio visual. (Pratista, 2008 :2)

4.2 Sinematografi

4.2.1 Jenis kamera dan film

Kamera yang di gunakan dalam produksi film secara umum

dapat di kelomopokkan menjadi dua jenis yakni kamera film dan

kamera di gital. Tiap film memiliki kebutuhan, biasanya film bioskop

memakai kamera film karena stok film ukurannya 35 mm. Produksi

film dengan format video harus melalui beberapa proses, hasil

rekaman gambar kamera digital di transfer ke pita seluloid melalui

proses yang dinamakan kine transfer.

4.2.2 Tonalitas

Kita memiliki kepuasan sendiri jika melihat sebuah layar

televisi atau monitor komputer dengan ukuran tonalitas gambar

(kualitas gambar dan warna) melalui pengaturan kontras, brightness,

color, dan lainnya sehingga gambar bisa di atur lebih gelap atau dapat

dilakukan sineas dalam filmnya. Setiap pembuat film mampu

mengontrol kualitas visual ini dengan memanipulasi stok filmnya,

pengaturan diagfarma, serta bermacam prosedur lainnya.

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

32

1. Kontras dan brightness

Kualitas kontras dapat dikontrol melalui penggunaan stok

filmnya, tata cahaya, serta prosedur kimiawi. Penggunaan stok film

cepat (asa tinggi) sangat sensitive terhadap cahaya akan

memproduksi gambar yang kontras (terang). Sementara stok film

lambat (asa rendah) akan menghasilkan gambit yang lebh gelap.

Semetara kualitas brightness dapat dikontrol melalui

pengaturan exposure pada diagfarma kamera. Exposure adalah

besar intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera.

2. Warna

Di era film bisu sebelum teknologi warna muncul, warna dapat

ditambahkan dengan menggunakan proses tinting, toning, atau

hand controlled. Setelah muncul nya perkembangan setiap jaman

pada teknologi membuat pewarnaan semakin lebih baik. Sekalipun

di era modern masih bisa tetep bisa menggunakan tone pewarnaan

hitam putih hanya dengan teknik yang sudah mulai mudah.

4.2.2 Kecepatan gambar

Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah slow-motion serta

fast-motion, yaitu kecepatan gerak yang lebih lambat atau lebih cepat dari

kecepatan gerak normal. Kecepatan gerak sebuah shot dapat dikontrol

melalui pengaturan kecepatan pada kamera film ketika shoot tersebut

diambil. Kameran dan proyektor film memiliki kecepatan normal 24 frame

per detik (fps). Jika sebuah adegan diambil dengan kecepatan kamera 24

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

33

fps maka hasilnya akan memiliki kecepatan normal. Masing-masing teknik

slow-motion dan fast-motion memiliki kegunaan masing-masing di dalam

sebuah film.

1. Slow-motion teknik ini dalam film memiliki fungsi beragam

namun umumnya digunakan untuk memberi efek dramatik

pada sebuah momen peristiwa. Dalam adegan tembak-

menembak di dalam The Matrix, dibuat adegan seolah-olah

berjalan lambat untuk mempelihatkan secara jelas peluru yang

terlontar dari senjata. Hal ini sineas gunakan untuk menambah

kesan dramatis pada perkelahian tersebut seolah-olah peluru

yang digunakan nyata sehingga penonton dibuat untuk percaya

dengan keaslian peluru itu.

2. Fast-motion teknik ini memiliki fungsi serta motif yang

beragam. Teknis ini biasanya digunakan untuk menunjukkan

aktifitas rutin pada sebuah ruang publik, seperti suasana jalan

raya yang ramai,para pejalan kaki, stasiun dan sebagainya.

Teknik ini juga sering digunakan untuk menggambarkan

perubahan yang cepat dari siang ke malam atau sebaliknya.

3. Reverse Motion teknik reverse motion sangat jarang kita

temukan dalam sebuah film. Teknik ini membalikkan kembali

sebuah shot (berjalan mundur) dengan menggunakan kecepatan

normal, lebih cepat, atau lebih lambat. Teknik ini biasanya kita

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

34

temui dalam jenis film komedi yang digunakan untuk membuat

efek komikal, mimpi atau fantasi.

4.3 Penggunaan Lensa

4.3.1 Short Focal Length atau Wide Angel

Lensa jenis ini akan membuat obyek terlihat lebih jauh dari

jarak sebenarya. Ruang yang sempit akan terlihat lebih luas dari

ukuran sebenarnya. Sementara sebuah obyek akan tampak lebih tinggi

dari sebenarnya.

4.3.2 Normal Focal Length

Tidak seperti dua jenis lainnya, lensa ini menghilangkan efek

distorsi perspektif atau dengan kata lain memberikan pandangan

seperti layaknya mata manusia tanpa menggunakan lensa. Efek yang

dihasilkan natural. Ukuran, jarak, dan bentuk sebuah obyek akan sama

persis dengn ukuran, jarak dan bentuk aslinya. Wajah manusia akan

tampak sama persis, normal, seperti mata kita melihatnya. Lensa

normal juga tidak memberikan efek kedalaman gambar yang ekstrem

antara latr depan, tengah dan latar belakang.

4.3.3 Long Focal Length atau Telephoto

Lensa ini memiliki efek kebalikan dari lensa short focal length.

Lensa ini mampu mendekatkan jarak sehingga obyek pada latar depan

dan obyek pada latar belakang tampak berdekatan. Lensa ini mampu

memberikan efek “dekat tapi jauh” di mana efeknya mirip seperti kita

melihat obyek pada sebuah teropong atau teleskop. Efek kedalaman

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

35

gambar sangat minimal sehingga obyek yang mendekat seolah

bergerak lebih lambat ke arah kamera.

4.3.4 Zoom

Lensa zoom adalah jenis lensa yang memungkinkan untuk

mengubah focal length sehingga mampu menghasilkan efek perspektif

yang berbeda hanya dalam sebua shot. Teknik ini sering digunakan

untuk menggantikan pergerakan kamera maju atau mundur. Kamera

tetap pada posisinya namun lensa mampu memperbesar atau

memperkecil sebuah obyek. zoom-in digunakan untuk memperbesar

atau mendekati obyek sementara zoom-out untuk memperkecil atau

menjauhi obyek.

4.3.5 Deep Focus dan Rack Focus

Teknik deep focus mulai populer sejak periode tahun 1940-an.

Dengan ditemukannya stok film yang semakin sensitif cahaya, lensa

focal length yang semakin pendek, serta teknologi lampu berintensitas

semakin tinggi, membuat para sineas semakin intensif bereksperimen

dengan efek kedalaman gambar melalui teknik yang dinamakan deep

focus. Teknik ini mampu menampilkan gambar yang ketajamannya

sama dari latar depan hingga latar belakang.

Teknik rack focus adalah kebalikan dari teknik deep focus. Rack

focus hanya menampilkan latar depan atau latar belakang saja yang

fokus. Jika latar depan tampak tajam (infocus) maka latar belakang

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

36

tampak kabur (outfocus) demikian pula sebaliknya. Sementara racking

focus adalah teknik memindah focus dalam sebuah shot antara latar

depan dan latar belakang. Umumnya teknik ini digunakan untuk

mengubah penekanan aksi dalam sebuah shot dalam sebuah adegan.

4.4 Framing

Menurut Pratista dalam bukunya Framing merupakan istilah yang

mencakup tuntutan naratif serta estetika atau keindahan yang membuat

sineas membatasi mise-en-scene sesuai dengan kebutuhannya dengan

kamera. Framing dibagi menjadi empat unsur, yaitu : dimensi frame,

ruang offscreen, dan onscreen, jarak, sudut, kemiringan, serta ketinggian

kamera terhadap obyek, dan pergerakan frame. (Pratista, 2008 : 121)

Framing diatur untuk menciptakan sebuah komposisi di mana

komposisi tersebut mempunyai motif-motif tertentu. Secara umum

komposisi shot dengan posisi obyek dalam frame dapat dikelompokkan

menjadi dua jenis :

1) Komposisi Simetrik.

Komposisi simetrik bersifat statis. Obyek terletak persis ditengah-

tengah frame. Komposisi simetrik dapat digunakan dalam berbagai macam

motif dan simbol seperti, efek tertutup, terperangkap atau keterasingan.

2) Komposisi Dinamik.

Komposisi dinamik bersifat dinamis, atau lawan dari komposisi

simetrik yang statis. Frame memberikan ruang gerak untuk berinteraksi

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

37

dengan lingkungan karakter. Komposisi ini umumnya menggunakan rule of

third sebagai pedoman di mana obyek utama diletakkan pada titik yang

ditentukan yang diyakini memiliki posisi terpenting dan paling menonjol

dibandingkan posisi lain.

4.5 Editing

Menurut Pratista, Editing adalah proses pemilihan serta

penyambungan gambar-gambar yang telah diambil. Sementara editing

pasca (setelah) produksi adalah teknik yang digunakan untuk

menghubungkan setiap gambar. (Pratista, 2008 :123)

4.6 Suara

Di dalam sinematografi, unsur atau elemen yang terakhir adalah

suara.

Suara di dalam sebuah film atau video dapat kita pahami sebagai seluruh

suara yang keluar dari gambar, yakni dialog, musik dan efek suara.

(Pratista, 2008 : 149)

Suara merupakan salah satu unsur yang paling penting di dalam

sebuah video. Hal ini karena video merupakan perpaduan antara audio

(suara) dan visual (gambar). Di mana unsur suara di dalam video ini dapat

menjadi penunjang bagus atau tidaknya sebuah hasil karya audio visual.

Selain itu, unsur audio di dalam video merupakan unsur yang bisa

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

38

menambah efek emosional kepada audiens dan mendukung scene atau

emosi tertentu yang ada di dalam video.

Suara di dalam video terbagi menjadi tiga jenis, dialog, musik dan

efek suara. Dialog adalah bahasa komunikasi verbal yang digunakan

semua karakter di dalam maupun di luar cerita dari video klip tersebut.

Musik adalah seluruh iringan musik serta lagu. Sementara efek suara

adalah semua suara yang dihasilkan oleh semua obyek yang ada di dalam

maupun di luar cerita dalam video klip.

5. Fokus Penelitian

Hal yang menjadi fokus utama di dalam penelitian ini adalah

menjelaskan bagaimana penggunaan atau peletakkan product placement di

dalam Video Klip B1A4 dan Video Klip Blueberry R Siams. Sehingga

nantinya penelitian ini akan memberikan perbandingan penggunaan atau

peletakkan product placement pada video klip yang dijadikan objek

sehingga penelitian ini bisa memberitahu perbedaan peletakkan product

placement dalam masing-masing video klip.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

39

METODE PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Pendeketan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang

diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan,

analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian,

tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera

melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari

hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya

(tidak ditransformasi dalam bentuk angka).

2. Tipe dan Dasar Penelitian

Tipe atau jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif

komparatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan product

placement yang terdapat pada Video Klip B1A4dan Video Klip Blueberry

R Siams. Di mana penelitian ini nantinya akan mengolah data secara

sistematis melalui analisis sinematik, selain itu juga secara faktual dan

akurat mengenai kedua obyek penelitian.

Penelitian deskriptif komparatif adalah penelitian yang dilakukan

untuk menganalisis data dengan menggambarkan dan melakukan

perbandingan data yang telah dikumpulkan satu sama lainnya. (Sugiyono,

2008 : 209).

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

40

Sedangkan untuk menganalisis penempatan produk dari masing-

masing video, peneliti menggunakan analisis sinematik sebagai alat

analisis. Sinematik merupakan suatus unsur gaya dalam mengemas pola

dalam pembuatan film atau produk audio visual. Artinya, unsur sinematik

di dalam produk audio visual merupakan aspek teknis dari video atau

produk audio visual (Pratista, 2008 :2).

3. Objek Penelitian

Objek Penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang di

kemukakan adalah video klip B1A4 dan video klip Blueberry R. Siam.

Kedua video ini akan dilihat perbandingan gaya product placement di

dalam Analisis sinematik pada Video Klip

4. Teknik Pengumpulan Data

4.1Dokumentasi

Dokumentasi di sini berfungsi untuk melihat secara

langsung bagaimana letak produk yang terdapat di dalam video

yang dijadikan obyek penelitian. Dalam teknik dokumentasi,

fungsinya adalah untuk mendapatkan data utama atau data primer

untuk dianalisis.

Peneliti akan menonton langsung kedua video klip yang

menjadi objek penelitian. Beberapa scene nantinya akan di copy

dan kemudian dijadikan data berbentuk Jpeg dan dijadikan

potongan-potongan gambar yang kemudian dianalisis kembali ke

dalam tabel perbandingan.

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

41

Sementara itu, selain melalui dokumentasi atau pengamatan

langsung, data lain diperoleh peneliti dari kepustakaan seperti

buku-buku mengenai sinematografi, product placement, jurnal dan

artikel yang dapat menunjang kelengkapan data penelitian ini.

5 Analisis Data

Analisis data merupakan sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh peneliti

ketika proses pengumpulan data atau informasi berlangsung sampai kepada

penarikan kesimpulan berupa konsep atau hubungan antarkonsep. (Hamidi,

2008 : 97)

1) Menonton dan mengamati keseluruhan Video Klip B1A4dan Blueberry R

Siams

2) Memilah scene atau adegan dengan pencatatan cerita pada kedua vidio klip.

Scene di jabarkan dengan membagi sebuah adegan yang terbatas melalui

satu tempat dan waktu. Kemudian di masukan kedalam table.

3) Memilih adegan di dalam video klip yang terdapat product placement dan

kemudian dianalisis. Scene yang dipilih di lihat dari Russel mencirikan

product placement sebagai kerangka kerja tiga dimensi : Dimensi pertama

adalah berapa banyak kadar visualisasi dari produk tersebut. Dimensi kedua

yang Russel katakan adalah hakikat auditory atau verbalDimensi Russel

yang ketiga adalah kadar keterkaitan antara penempatan dengan plot atau

alur cerita di dalam video klip.

4) Menganalisa adegan yang terdapat product placement dengan analisis

sinematik dan memasukkan hasil analisa tersebut ke dalam tabel.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

42

5) Mengkomparasikan unsur sinematik kemunculan produk placement

berdasarkan tabel yang telah di buat.

6) Setelah mendapatkan perbandingan, maka tahap selanjutnya adalah

menganalisis kembali data yang terangkum dalam tiap adegan di mana

kaitannya dalam mengemas product placement.

7) Melakukan kesimpulan komparasi data.

Penelitian sinematik tersebut dapat dilihat dari adegan tabel kerja analisis

sinematik desain dalam tabel bertikut (1.1)

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

43

6 Table kerja analisis

Table 1.1

Keterangan:

1 = Mise-en-scene

1a = Setting

1b = Kostum

1c = Pencahayaan

1d = Pergerakan tokoh

2 = Sinematografi

2.1 = Frame

2.2 = Durasi (detik)

2.1a = Jarak

2.1b = Sudut

2.1c = Pergerakan kamera

2.1d = Kom-posisi

2.2a = Total Visual

Ba

bak

Sce

-ne

Shot Product

placement

1 2 3

1a

1b

1c

1d

2.1 2.2 3.1

2.1a 2.1b 2.1c 2.1d 2.2a 2.2b 3.1a 3.2b 3.3c 3.4d

Page 44: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

44

2.2b = Total Shot

3 = Editing

3.1 = Bentuk editing

3.1a = Kontinuitas Grafik

3.2b = Aspek Ritmik

3.3c = Aspek Spesial

3.4d = Aspek Temporal

Tabel tersebut dibuat berdasar penelitian sebelumnya kemudian

diolah kembali oleh peneliti untuk penelitian sinematik (Gardilla: 2013)

Setiap shot peletakan produk placement dipilih dan dipisahkan dalam tiap

babak. Kemudian di masukkan pada tabel pencatatan adegan untuk

mendeskripsikan yan terjadi dalam satu scene tau satu shot. Setelah setiap

gambar diketahui tiap adegannya, kemudian di pisahkan di tabel Mise-en-

scene, untuk mengetahui bagaimana unsur, setting yang digunakan pada

tiap gambar, kostum para talent, bagaimana teknik pencahayaan yang di

butuhkan untuk video tersebut, dan pergerakan apa saja yang ada didalam

frame untuk mengetahui unsur Mise-en-scene mampu mendukung naratif

dan membangun suasana dan mood sebuah film. Setelah mendeskripsikan

unsur Mise-en-scene dalam video tersebut maka unsur sinematografi akan

lebih mudah mendiskripkan mengapa memakai sudut kamera, pergerakan

dan maksud dari komposisi dalam video tersebut.

Kamera dan film (video) mencakup teknik-teknik yang dapat

dilakukan melalui kamera dan stok filmnya, seperti warna, penggunaan

Page 45: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/27036/2/jiptummpp-gdl-iradagardi-31889-2-babi.pdfDengan perbedaan budaya, gaya hidup dan perbedaan karakter dari masing-masing

45

lensa, kecepatan gambar, dan sebagainya. Pada tahap editing proses

pemilihan dan penyambungan gambar-gambar yang telah di ambil.

Berdasarkan aspek temporal, editing menjadi dua jenis, yakni editing

kontiniu dan editing diskontiniu. Yang kemudian juga dideskripsikan

kedalam table. Sehingga dapat ditemukan hasil dari penelitian bagaimana

unsur dalam aspek sinematik dapat mempengaruhi unsur naratif secara

keseluruhan dan juga mengetahui jika setiap unsur sinematik saling

bersinergi dengan unsur-unsur sinematik lainnya untuk membentuk aspek

sinematik secara total.