bab i pendahuluan · 1 bab i pendahuluan 1.1. latar belakang perubahan kondisi ekonomi pada...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perubahan kondisi ekonomi pada beberapa tahun terakhir telah terjadi di
berbagai kota-kota besar di Indonesia, yakni masuk dan berkembangnya bisnis
ritel modern sebagai perwujudan perubahan gaya hidup masyarakat, khususnya
dalam berbelanja.
Pertumbuhan sektor ritel di Indonesia diperkirakan bakal lebih terus
melesat ke depannya dengan semakin banyaknya investor peritel yang mengincar
pasar kaum menengah yang terus bertambah serta positifnya pertumbuhan
ekonomi nasional. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, setidaknya lima
jaringan ritel menunjukkan kinerja yang sangat baik dalam hal pertumbuhan
pendapatan dan laba pada 2016 (Rzy, July 2017).
Seiring dengan perkembangan zaman, bisnis ritel tidak lagi sekedar
memenuhi kebutuhan dasar, namun telah bertransformasi menjadi salah satu
bentuk gaya hidup. Hal tersebut dapat dibuktikan konsumen sudah berubah kearah
yang lebih modern dengan lebih sering berbelanja ke ritel modern dimana tidak
ada tawar menawar, harga sudah tertera, pembayaran selain menggunakan uang
cash dapat juga menggunakan kartu debit, kredit dan e money.
Menurut (Widya, 2010:15) “Ritel dapat diartikan dari asal katanya yang
berasal dari bahasa Perancis, ritellier, yang berarti memotong atau memecah
sesuatu. Terkait dengan aktivitas yang dijalankan, maka ritel menunjukan upaya
2
untuk memecah barang atau produk yang dihasilkan dan didistribusikan oleh
manufaktur atau perusahaan dalam jumlah besar dan massal untuk dapat
dikonsumsi oleh konsumen akhir dalam jumlah kecil sesuai dengan
kebutuhannya.”
Bisnis ritel memang dinilai prospektif sehingga menimbulkan persaingan
yang luar biasa, persaingan lain yang menjadi permasalahan baru bagi usaha kecil
adalah pesatnya minimarket dengan sistem waralaba yang bersaing pangsa pasar
yang sama yakni pasar ritel.
Usaha ritel modern yang semakin menjamur dan semakin mudah
ditemukan hampir di setiap tempat. Usaha ritel terdiri dari beberapa bentuk mulai
dari supermarket, swalayan, hypermarket dan minimarket. Minimarket dengan
mudah ditemui di mana saja. Minimarket yang ada pun semakin berkembang
salah satunya adalah yang mengusung konsep syariah yakni sistem berbelanja
dengan kaidah islam, antara lain 212Mart dan SODAQOH termasuk di daerah
Pamulang.
Salah satunya perusahaan bisnis ritel dengan konsep syariah adalah CV.
Tri In One dengan perusahaan yang bergerak di bidang ritel. Bisnis ritel CV.Tri
In One beroperasi pada sebuah anak perusahaannya yang berbentuk minimarket
yaitu Betamart. Betamart beralamat di Jl. Dr Setiabudi No. 56 Rt 02/002
Pamulang Timur, Pamulang, Tangerang Selatan.
Betamart didirikan pada Januari 2018 oleh Ahmad Mundzirin selaku
pemilik CV. Tri In One . Awalnya, Betamart hanya sebuah toko grosir, namun
dengan kegigihan pemilik yang sekaligus sebagai ketua remaja masjid, mengajak
3
remaja masjid untuk ikut dalam membangun sebuah ritel modern yang sekarang
ini di kenal sebagai Betamart. Dengan mengusung konsep syariah yaitu berbelanja
sambil bersedekah Betamart senantiasa memberikan hal baru dalam berbelanja
dan kemudahan konsumen dalam bersedekah yaitu dengan sistem bersedekah
dengan berbelanja langsung terhadap produk- produk yang dijual di Betamart
dengan metode harga yang sama namun sudah termasuk bersedekah didalamnya.
Betamart juga mengusung penjualan dengan sistem online sehingga memudahkan
konsumen dalam berbelanja tanpa harus ke toko offline.
Di saat maraknya bisnis ritel dengan tingkat persaingan yang sangat ketat,
Betamart memberanikan diri untuk turut meramaikan pasar. Betamart yang
mengusung pembelanjaan ritel dengan transaksi online melalui smartphone
ataupun website. Selain itu Betamart juga menyajikan konsep berbelanja sambil
bersedekah sesuai dengan tujuan pembentukannya. Sebagai sebuah usaha baru
Betamart belum memiliki pengenalan yang baik dari konsumen, maka perlu
diaadakannya branding yaitu berbagai bentuk komunikasi pemasaran yang
dilakukan perusahaan agar merek nya dapat dikenali, membentuk citra, daya tarik,
pembeda dengan kompetitor sehingga sebuah merek dapat menjadi besar.
Kegiatan branding dapat dilakukan salah satunya adalah dengan logo.
Berbicara mengenai logo, selama dalam jangka waktu 7 bulan dari
dibukanya Betamart belum memiliki logo yang dapat menjadi identitasnya. Logo
merupakan hal yang sangat penting agar dapat dikenali oleh khalayak luas dan
dapat berjalan dengan baik. Logo adalah sebuah lambang khusus yang mengusung
visi dan misi selain itu logo dirancang untuk menampilkan citra ataupun jenis
usaha.
4
Setelah mengetahui bagaimana permasalahaan corporate identity
Betamart, maka penulis teratik untuk merancang logo baru dengan judul
“Perancangan Corporate Identity Betamart untuk Menciptakan Awareness
sebagai Minimarket yang Murah, Mudah, Berkah”.
1.2. Rumusan Permasalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang uraikan, maka di rumuskan
masalahnya sebagai berikut :
Bagaimanakah merancang corporate identity Betamart untuk
menciptakan awareness sebagai minimarket yang murah, mudah,
berkah ?
1.3.Tujuan Perancangan
Adapun tujuan dari pembuatan karya adalah merancang corporate identity
Betamart dan sebagai salah satu syarat kelulusan di Program Diploma III Program
Studi Periklanan Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika.
1.4. Ruang Lingkup Perancangan
Adapun media yang digunakan dalam ruang lingkup perancangan adalah
sebagai berikut :
1. Stationary ( kop surat, amplop, fax, memo.)
2. Papan Nama
3. Billboard, Brosur, Poster
4. Iklan cetak, brosur & poster
5. Seragam, Kendaraan
5
1.5. Manfaat Perancangan
Adapun manfaat penilitian sebagai berikut :
1. Bagi Klien
Membantu klien untuk merancang corporate identity untuk
menciptakan awarness sebagai ritel yang mudah, murah, dan berkah.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang corporate identity
3. Bagi Penulis
Melatih dan mengasah kemampuan serta wawasan penulis dalam
merancang ulang corporate identity.
1.6. Metode Perancangan
Adapun perancangan yang kami lakukan untuk metode ini antara lain:
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
Menurut (Bungin, 2013:133) mengemukakan bahwa “Wawancara
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden
atau orang yang diwawancara”.
Dalam metode wawancara ini penulis melakukan pembicaraan
langsung tanya jawab dengan Bapak Ahmad Mundzirin selaku pemilik CV.
Tri In One 18 April 2018, untuk mendapatkan data-data internal perusahaan
6
seperti sejarah dan visi misi perusahaan, apsek pemasaran, kompetitor dan
masalah pemasaran.
2. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013:240) mengemukakan bahwa “dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories),
ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar
misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk
karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-
lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif”.
Dalam metode ini penulis mengumpulkan data-data dari gambar logo
lama dan company profile lama dari perusahaan. Penulis juga
mengumpulkan data dengan cara mempelajari catatan-catatan mengenai
Betamart, dokumen-dokumen hasil presentasi perushaan, pencarian arsip
data, foto maupun brosur yang telah ada.
3. Pengamatan langsung (observasi)
Menurut Sugiyono (2013:145), Observasi merupakan suatu proses
yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan
dan ingatan.
Dalam metode observasi ini penulis mendatangi langsung Betamart
serta mengumpulkan data melalui pengamatan dan disertai pencatatan
terhadap keadaan objek sasaran yaitu proses jual beli di Betamart.
7
1.6.2 Metode Analisa Data
Metode kualitatif Menurut Sukardi (2013:19) Penelitian Kualitatif
adalah penelitian berdasarkan mutu atau kualitas dari tujuan sebuah
penelitian itu. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang di desain secara
umum yaitu penelitian yang dilakukan untuk objek kajian yang tidak
terbatas dan tidak menggunakan metode ilmiah menjadi patokan.
Penulis menggunakan metode analisa data kualitatif dalam penyusunan
Tugas Akhir ini dari data yang diperoleh , yang merupakan hasil dari
wawancara, observasi dan dokumentasi.
1.7. Skematika Perancangan
Tabel I.1 : Bagan Skematika