bab i oligohidramnion
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Sekitar 8% wanita hamil memiliki cairan ketuban terlalu sedikit.
Oligohidramnion dapat terjadi kapan saja selama masa kehamilan, walau pada
umumnya sering terjadi di masa kehamilan trimester terakhir. Sekitar 12% wanita
yang masa kehamilannya melampaui batas waktu perkiraan lahir (usia kehamilan
42 minggu) juga mengalami oligohidramnion, karena jumlah cairan ketuban yang
berkurang hampir setengah dari jumlah normal pada masa kehamilan 42 minggu
(Patient. co. uk, 2013).
Penyebab oligohidramnion, dihubungkan dengan adanya cacat bawaan pada janin serta
ruptur membran amnion. Cacat bawaan seperti pada sistem traktus urinarius, sehingga urin janin
tidak keluar. Sedangkan dari ibu sendiri seperti hipertensi dapat menyebabkan konstriksi pada
pembuluh darah plasentas, sehingga janin menjadi oligouri bahkan disuri. Penggunaan obat-
obatan yang diduga penyebab oligohidramnion antara lain golongan inhibitor prostaglandin
sintesa, dan ACE inhibitor (Benson, 2009).
Ibu hamil dengan penyakit kronis seperti hipertensi diharapkan dapat memriksakan diri dan
kehamilannya secara teratur, sehingga keadaan – keadaan yang membahayakan untuk dirinya
dan janinnya seperti oligohidramnion dapat terdeteksi dengan dengan cepat.
Oligohidramnion memiliki prognosis yang buruk jika terjadi pada awal masa kehamilan,
meski demikian oligohidramnion awitan lanjut juga dapat berdampak serius pada janin seperti
infeksi dan fetal distress yang dapat menyebabkan kematian janin jika tidak terdeteksi dan
ditangani lebih awal (Benson, 2009).
Oleh karena itu, laporaan kasus ini dibuat untuk mengevaluasi penyebab, tatalaksana dan
komplikasi dari oligohidramnion yang telah terjadi pada “Hamil Aterm dengan
Oligohidramnion” diharapkan dengan laporan kasus ini mengajak kita untuk lebih memahami
oligohidramnion sehingga deteksi dini dan tatalaksana yang tepat dapat ditegakkan.
.
1