bab i nung

4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kecenderungan masyarakat menggunakan pengobatan alami saat ini semakin meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh kemudahan dalam mendapatkannya, harga terjangkau, minimal efek sampingnya serta terbukti secara klinis dan empiris khasiatnya. Pada saat ini, pengobatan tradisional dari Indonesia, Cina dan Timur Tengah berkembang cukup pesat di masyarakat. ( Kumalasari, 2006). Kurkumin (diferuloymethana) atau 1,7- bis (4- hidroksi-3-metoksifenil) -1,6-heptadien-3,5-dion menunjukkan aksi biologis yang luas yaitu antiinflamasi, antioksidan, antikanker, antimutagenik, antikoagulan, antidiabetik, antibakterial, antifungal, antiprotoza, antivirus, antifibrotik, antivenom, antiulser, penurun tekanan darah dan penurun kadar kolesterol. (Kumar et al, 2008). Prevalensi peningkatan SGPT dan SGOT oleh niasin yaitu 52% dan 20% pada pasien dengan pengobatan fenitoin dan

Upload: gehaghaffar

Post on 12-Aug-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I  Nung

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kecenderungan masyarakat menggunakan pengobatan alami saat ini

semakin meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh kemudahan dalam mendapatkannya,

harga terjangkau, minimal efek sampingnya serta terbukti secara klinis dan

empiris khasiatnya. Pada saat ini, pengobatan tradisional dari Indonesia, Cina dan

Timur Tengah berkembang cukup pesat di masyarakat. ( Kumalasari, 2006).

Kurkumin (diferuloymethana) atau 1,7- bis (4-hidroksi-3-metoksifenil) -

1,6-heptadien-3,5-dion menunjukkan aksi biologis yang luas yaitu antiinflamasi,

antioksidan, antikanker, antimutagenik, antikoagulan, antidiabetik, antibakterial,

antifungal, antiprotoza, antivirus, antifibrotik, antivenom, antiulser, penurun

tekanan darah dan penurun kadar kolesterol. (Kumar et al, 2008).

Prevalensi peningkatan SGPT dan SGOT oleh niasin yaitu 52% dan 20%

pada pasien dengan pengobatan fenitoin dan karbamazepin. Di Amerika Serikat,

prevalensi toksisitas parasetamol yaitu 39% dari 2000 kasus. Prevalensi sirosis

hati akibat metroteksat yaitu 21 % pasien. Angka mortalitas hepatitis karena

tetrasiklin yaitu 70% - 80 %. menunjukkan peningkatan SGPT dan SGOT.

(William, 2003) dan (James, 2000).

Penggunaan karbon tetraklorida (CCl4) karena karbon tetraklorid

merupakan xenobiotik yang lazim digunakan untuk menginduksi peroksidasi lipid

dan keracunan. Dalam endoplasmik retikulum hati CCl4 dimetabolisme oleh

sitokrom P-450-2E1 (CYP2E1) menjadi radikal bebas triklorometil (CCl3).

Triklorometil dengan oksigen akan membentuk radikal triklorometilperoxi yang

Page 2: BAB I  Nung

dapat menyerang lipid membran endoplasmik retikulum dengan kecepatan yang

melebihi radikal bebas triklorometil. Selanjutnya triklorometilperoxi

menyebabkan peroksidasi lipid sehingga mengganggu homeostasis Ca2+ dan

akhirnya menyebabkan kematian sel. ( Panjaitan dkk, 2007).

Pada gangguan liver, temulawak bekerja meningkatkan produksi dan

sekresi empedu, menurunkan kolesterol dan mengaktifkan enzim pemecah lemak.

Tahun 2008, Damayanti pernah meneliti temulawak dan menemukan efeknya

untuk penyakit empedu dan kerusakan hati.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Apakah terdapat perbedaan pengaruh pemberian perasan kunyit

(Curcuma domestica) dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB)

terhadap kadar SGPT pada mencit jantan yang diinduksi dengan CCl4 10%?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk membandingkan pengaruh pemberian perasan kunyit

(Curcuma Domestica) dan temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb)

terhadap perbaikan fungsi hati tikus jantan galur wistar setelah diinduksi

CCl4 10%.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kadar SGPT tikus jantan galur wistar yang

diinduksi CCl4 10%.

b. Untuk mengetahui kadar SGPT tikus jantan galur wistar yang

diinduksi CCl4 10% dan diberi perasan kunyit.

Page 3: BAB I  Nung

c. Untuk mengetahui kadar SGPT tikus jantan galur wistar yang

diinduksi CCl4 10% dan diberi perasan kunyit.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1. Penelitian ini diharapkan akan menambah khasanah ilmu pengetahuan

mengenai manfaat tanaman obat tradisional, yaitu perasan kunyit dan

temulawak bagi kesehatan.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi media informasi untuk penelitian

selanjutnya mengenai perasan kunyit dan temulawak terhadap kejadian

hepatitis.

3. Penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi kepada masyarakat

tentang perasan kunyit dan temulawak sebagai obat tradisional yang

berkhasiat untuk peradangan hepar (hepatitis).