bab i neraca air.docx

6
BAB I PENDAHULUAN Air sebagai sumberdaya alam sangat diperlukan oleh semua makhluk hid mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Air juga merupakan sumberdaya vital dalam menunjang pembangun ekonomi seperti sektor industri, perdagangan, pertanian, perikanan, transpor tenaga listrik, pariwisata, dan rumah tangga. Beberapa wilayah ketersediaan air dapat tercukupi dan pada saat tertentu dapa menjadikritis karenaberkurang jauh. Terjadinya pergeseran musim yang mengakibatkan kemarau panjang sehingga terjadi kekeringan yang berpengaruh terhadap sekto Kekeringan bukan hanya disebabkan karena berkurangnya curah hujan tetapi juga diseb oleh penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsinya. Salah satu perm mendasar dalam pengembangan pertanian adalah ketersediaan air terutama untuk lahan tadah hujan. Air bagi tanaman merupakan faktor pertama dan utama yang menentukan ti produktivitas, intensitas dan luas tanam potensial setiap lahan pertanian, karena peka terhadap kekurangan air. !eran air dalam peningkatan produktivitas tanaman sa karena lahan berpengairan mempunyai potensi lebih tinggi untuk meningkatkan hasil p dibandingkan dengan lahan kering. "ntuk lebih mengoptimalkan dalam pengelolaan sumberdaya air salah sat dilakukan analisis neraca air. Secara umum neraca air #water balance$ menyatakan hu antara aliran air yang masuk #input$ dengan aliran air yang keluar #output$ pada wa %eracaair tersebut menurut fungsi meteorologis sangatdiperlukan untuk mengevaluasi

Upload: yoga

Post on 04-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Air sebagai sumberdaya alam sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Tanpa air, makhluk hidup tidak mungkin dapat bertahan hidup. Air juga merupakan sumberdaya vital dalam menunjang pembangunan ekonomi seperti sektor industri, perdagangan, pertanian, perikanan, transportasi, pembangkit tenaga listrik, pariwisata, dan rumah tangga.Beberapa wilayah ketersediaan air dapat tercukupi dan pada saat tertentu dapat juga menjadi kritis karena berkurang jauh. Terjadinya pergeseran musim yang mengakibatkan kemarau panjang sehingga terjadi kekeringan yang berpengaruh terhadap sektor pertanian. Kekeringan bukan hanya disebabkan karena berkurangnya curah hujan tetapi juga disebabkan oleh penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan fungsinya. Salah satu permasalahan yang mendasar dalam pengembangan pertanian adalah ketersediaan air terutama untuk lahan-lahan tadah hujan. Air bagi tanaman merupakan faktor pertama dan utama yang menentukan tingkat produktivitas, intensitas dan luas tanam potensial setiap lahan pertanian, karena tanaman sangat peka terhadap kekurangan air. Peran air dalam peningkatan produktivitas tanaman sangat besar, karena lahan berpengairan mempunyai potensi lebih tinggi untuk meningkatkan hasil pertanian dibandingkan dengan lahan kering.Untuk lebih mengoptimalkan dalam pengelolaan sumberdaya air salah satunya perlu dilakukan analisis neraca air. Secara umum neraca air (water balance) menyatakan hubungan antara aliran air yang masuk (input) dengan aliran air yang keluar (output) pada waktu tertentu. Neraca air tersebut menurut fungsi meteorologis sangat diperlukan untuk mengevaluasi ketersediaan air hujan pada suatu wilayah tertentu, khususnya untuk mengetahui kapan dan seberapa besar surplus dan defisit air yang terjadi di wilayah yang ditinjau. Terdapat 3 manfaat secara umum yang dapat diperoleh dari analisis neraca air antara lain (1) Digunakan sebagai dasar pembuatan bangunan penyimpana dan pembagi air serta saluran-salurannya. Hal ini terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-bulan yang defisit air, (2) Sebagai dasar pembuatan saluran drainase dan teknik pengendalian banjir. Hal ini terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-bulan yang surplus air, dan (3) Sebagai dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai keperluan pertanian seperti tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan hingga perikanan.Tujuan penyusunan makalah ini untuk memberikan cara perhitungan dan analisis neraca air merujuk pada Thornhwaite and Matter (1957) dengan data iklim yang sederhana. Dengan pemahaman menyusun dan menganalisa neraca air ini maka diharapkan masyarakat kota Bandung khususnya petani dapat menentukan strategi untuk memilih pola tanaman dan jenis tanaman lebih tepat.

BAB IITINJAUAN PUSTAKADi alam dikenal adanya siklus air atau daur hidrologi, sebagai suksesi tahapan-tahapan yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer (Seyhan, 1990). Sejak air jatuh ke bumi dalam bentuk hujan, air hujan tersebut akan mengalami berbagai fase cair, sebagian hujan jatuh di atas tumbuh-tumbuhan menjadi air intersepsi, diuapkan ke udara sebagai evapotranspirasi, jatuh ke atas tanah menjadi aliran permukaan atau terserap ke dalam tanah menjadi air infiltrasi. Sebagian air yang masuk ke dalam tanah, segera kembali keluar memasuki sungai dan mengalir menuju laut, dan sebagian air lainnya yang masuk ke tanah dapat tersimpan lama menjadi air tanah. Sebagai salah satu sumberdaya alam, air di muka bumi tidak terdapat secara merata. Distribusi air dari satu tempat ke tempat lain di muka bumi berbeda-beda menurut ruang dan waktu. Banyak daerah yang mempunyai potensi air yang cukup, tetapi tidak jarang dijumpai daerah-daerah yang mempunyai potensi air yang sangat kecil, bahkan pada waktu-waktu tertentu mengalami kekurangan air (Setyawan, 2006).Menurut Ward dan Robinson (1990), siklus air menyediakan konsep pengenalan yang berguna dalam menjelaskan hubungan antara hujan dan berbagai bentuk aliran air, sehingga sedikitnya seorang pakar hidrologi dapat memahami dan mengkuantifikasi kejadian, distribusi dan pergerakan air dalam suatu area tertentu (spesific area). Area tertentu (spesific area) ini melipuri pembatasan wilayah pengamatan sirkulasi air (misal skala plot, skala DAS, skala global), karena cakupan wilayah sirkulasi air di alam yang sangat luas dan jumlahnya yang luar biasa. Dalam proses sirkulasi air di suatu wilayah untuk suatu periode tertentu, terdapat hubungan kesetimbangan antara air yang masuk dan ke dalam dan keluar wilayah tersebut. Hubungan kesetimbangan antara aliran air masuk dan aliran air keluar ini, disebut dengan neraca air (Dumairy, 1992). Neraca air merupakan penafsiran kuantitatif dari siklus air atau daur hidrologi pada suatu wilayah tertentu.Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air disuatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air tersebut kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit). Kegunaan mengetahui kondisi air pada surplus dan defisit dapat mengantisipasi bencana yang kemungkinan terjadi, serta dapat pula untuk mendayagunakan air sebaik-baiknya (Soewarno, 2000). Manfaat analisis neraca air adalah (1) Digunakan sebagai dasar pembuatan bangunan penyimpana dan pembagi air serta saluran-salurannya. Hal ini terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-bulan yang defisit air, (2) Sebagai dasar pembuatan saluran drainase dan teknik pengendalian banjir. Hal ini terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-bulan yang surplus air, dan (3) Sebagai dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai keperluan pertanian seperti tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan hingga perikanan. Menurut Salisbury (2006) terjadinya kekurangan atau kelebihan air akan berdampak buruk bagi tanaman dan lingkungan sekitar. Kelebihan air berupa run-off akan mengakibatkan terjadinya banjir dan tanah menjadi sangat jenuh yang akan mengganggu kesetimbangan air tanah, dan menurunkan tingkat aerasi tanah. Selain itu kekurangan air pun akan memberikan dampak besar bagi keberlangsungan tanaman yang sangat memerlukan air untuk proses fotosintesis.Inventarisasi berbagai potensi alam termasuk faktor pembatas yang mungkin ada untuk menentukan kemampuan wilayah dan berbagai komoditas serta teknologi yang akan diterapkan merupakan tahapan perencanaan pembangunan pertanian. Iklim merupakan salah satu potensi alam, namun pada kondisi tertentu dianggap sebagai faktor pembatas. Unsur iklim seperti curah hujan, suhu dan kelembaban sering menjadi faktor yang dapat menurunkan tingkat kesesuaian lahan ditingkat atas, karena sifatnya permanen dan sulit di modifikasi, akibatnya dapat menutup peluang untuk pengembangan bagi komoditas tertentu. Penggunaan perhitungan neraca air lahan yang sekaligus menyajikan periode musim hujan atau kemarau, diharapkan dapat mencegah kesalahan yang mungkin terjadi dalam penetapan pola tanam (Abujamin, 2000). Thahir (1974) menyatakan bahwa pola tanam adalah suatu pola bercocok tanam selama setahun atau lebih dan atau kurang yang terdiri dari beberapa kali tanam dari satu atau beberapa jenis tanaman secara bergiliran atau bersisipan dengan tujuan meningkatkan produksi usaha tani atau pendapatan petani per satuan tiap satuan waktu (hasil/Ha/hari). Karim (1985)

BAB IIIPEMBAHASANAir merupakan bahan alami yang secara mutlak diperlukan tanaman dalam jumlah cukup dan pada saat yang tepat. Kelebihan ataupun kekurangan air mudah menimbulkan bencana. Tanaman yang mengalami kekeringan akan berdampak penurunan kualitas ataupun gagal panen. Kelebihan air dapat menimbulkan pencucian hara, erosi ataupun banjir yang memungkinkan gagal panen. Hasil analisis neraca air pada Tabel 1 menunjukkan bahwa total hujan selama setahun sebesar 2313 mm, dipergunakan untuk keperluan evapotranspirasi aktual (ETA) sebesar 682 mm, sehingga terjadi defisit air sebsar 10 mm/tahun. Sebaran defisit air terjadi pada bulan Agustus. Model neraca air dalam makalah ini dipilihkan yaitu menggunakan model Thornthwaite dan Matter (1957) merupakan model cukup populer, selain itu dikenal juga model-model lain untuk menduga besarnya ETP (Evapotranspirasi Potensial), seperti: Blaney-Criddle, Penman (1948), Penman-Monteth (1964), Makkink (1957), dan Priestly-Taylor (1972).Adanya defisit pada periode tersebut tidak terlalu mempengaruhi ketersediaan air diwilayah tersebut mengingat curah hujan yang tinggi diwilayah tersebut membuat persediaan air melimpah.