bab i mp asi

10
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Selama tahun pertama kehidupan terjadi masa transisi bayi dari ASI dan atau susu formula ke makanan padat. Pada masa transisi ini, cara pemberian makan dan jenis makanan yang diberikan pada tingkat variasi umur dapat berdampak pada kesehatan bayi baik jangka pendek maupun jangka panjang (Sara B.Fein dkk, 2008). Dampak kesehatan jangka pendek muncul akibat kurang tepatnya pemberian MP ASI sesuai jangkauan tingkat perkembangan bayi,kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan gizi yang tinggi pada bayi yang lebih besar, dan resiko pola sifat dalam praktik pemberian makan tertentu. Dampak jangka panjang diperoleh dari keterbatasan pengetahuan pola makan sehingga berpengaruh pada pengetahuan pola makan pada beberapa tahun berikutnya (Skinner JD dkk, 1997) dan menjadi dasar kuat terkait pola makan beberapa tahun mendatang (Skinner JD dkk, 2002; Wang Y dkk, 2002). Pemberian MP ASI merupakan salah satu dari 4 rekomendasi Global Strategy for Infant and YoungChild Feeding WHO/UNICEF, agar mendapatkan 1

Upload: wahyu-febrianto

Post on 18-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

mp asi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGSelama tahun pertama kehidupan terjadi masa transisi bayi dari ASI dan atau susu formula ke makanan padat. Pada masa transisi ini, cara pemberian makan dan jenis makanan yang diberikan pada tingkat variasi umur dapatberdampak pada kesehatan bayi baik jangka pendek maupun jangka panjang (Sara B.Fein dkk, 2008). Dampak kesehatan jangka pendek muncul akibat kurang tepatnya pemberian MP ASI sesuai jangkauan tingkat perkembangan bayi,kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan gizi yang tinggi pada bayi yang lebihbesar, dan resiko pola sifat dalam praktik pemberian makan tertentu. Dampakjangka panjang diperoleh dari keterbatasan pengetahuan pola makan sehinggaberpengaruh pada pengetahuan pola makan pada beberapa tahun berikutnya (Skinner JD dkk, 1997) dan menjadi dasar kuat terkait pola makan beberapa tahun mendatang (Skinner JD dkk, 2002; Wang Y dkk, 2002). Pemberian MP ASI merupakan salah satu dari 4 rekomendasi Global Strategy for Infant and YoungChild Feeding WHO/UNICEF, agar mendapatkan balita/anak dengan tumbuh kembang yang optimal, karena periode emas pertumbuhan terjadi pada usia 0-24bulan (Depkes, 2006).Pemberian makanan tambahan pada bayi merupakan salah satu upaya pemenuhan kebutuhan gizi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal (Sulastri, 2004). Ada beberapa factor pemberian makanan tambahan pada bayi apabila tidak diberikan secara optimal maka akan timbul masalah dalam pemberian makanan tambahan pada bayi. Oleh karena itu penulis menyusun makalah tentang Masalah Pemberian Makanan Tambahan pada Tahun ke 2 ini.

B. RUMUSAN MASALAH1. Apa definisi pemberian makanan tambahan ?2. Apa tujuan dan manfaat pemberian makanan tambahan ?3. Apa anjuran makan untuk anak ?4. Masalah apa saja yang terjadi pada pemberian makanan tambahan tahun ke 2 ?

C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui definisi pemberian makanan tambahan2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat pemberian makanan tambahan3. Untuk mengetahui anjuran makan untuk anak4. Untuk mengetahui masalah apa saja yang terjadi pada pemberian makanan tambahan tahun ke 2

BAB IIPEMBAHASAN MATERI

A. DEFINISI MAKANAN TAMBAHAN (MAKANAN PENDAMPING ASI)Makanan tambahan pada bayi adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau anak berusia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes RI, 2006). Makanan tambahan adalah memberi makanan lain selain ASI oleh karena ASI merupakan makanan alami pertama untuk bayi dan harus diberikan tanpa makanan tambahan sekurang-kurangnya sampai usia 6 bulan (WHO, 2003). Makanan tambahan atau makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Dinkes propinsi, 2006). Makanan tambahan pada bayi adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6-24 bulan (Krisnatuti, 2000). Menurut Depkes RI (2004) menyatakan bahwa makanan tambahan atau makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang diberikan kepada bayi disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur 6-24 bulan, dan merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga, pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan kemampuan alat cerna bayi dalam menerima MP-ASI. Istilah untuk makanan pendamping ASI bermacam-macam yakni makanan pelengkap, makanan tambahan, makanan padat, makanan sapihan, weaning food, makanan peralihan, beiskot (istilah dalam bahasa Jerman yang berarti makanan selai dari susu yang diberikan pada bayi).

B. TUJUAN DAN MANFAAT PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHANTujuan pemberian makanan tambahan pada bayi diantaranya untuk :1. melengkapi zat-zat gizi yang kurang karena kebutuhan zat gizi akan semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia bayi atau anak. 2. mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai bentuk, tekstur dan rasa, melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi yang tinggi, serta mengembangkan kemampuan untuk mengunyah dan menelan bayi (Depkes, 1992). 3. melengkapi ASI (mixed feeding) dan diperlukan setelah kebutuhan energi dan zat-zat gizi tidak mampu dipenuhi dengan pemberian ASI saja. Pemberian makanan tambahan tergantung jumlah ASI yang dihasilkan oleh ibu dan keperluan bayi yang bervariasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya diantaranya untuk mempertahankan kesehatan serta pemulihan kesehatan setelah sakit.4. untuk mendidik kebiasaan makan yang baik mencakup penjadwalan waktu makan, belajar menyukai, memilih dan dapat merugikan karena tumbuh kembang bayi akan terganggu (Sembiring, 2009). Pertumbuhan dan perkembangan bayi yang normal dapat diketahui dengan cara melihat kondisi pertambahan berat badan anak (Krisnatuti, 2000). 5. memenuhi kebutuhan zat gizi bayi, penyesuaian kemampuan alat cerna dalam menerima makanan tambahan dan merupakan masa peralihan dari ASI ke makanan keluarga.

C. ANJURAN MAKAN UNTUK ANAKBerdasarkan pedoman kader seri kesehatan anak kementrian kesehatan RI 2010, dianjurkan pemberian makan sebagai berikut: 1. Usia 0 6 Bulan Diberikan hanya air susu saja sesuai keinginan anak, paling sedikit 8kali sehari pagi, siang maupun malam. 2. Usia 69 bulana. Teruskan pemberian ASI.b. Mulai memberikan MP ASI, seperti bubur susu, pisang, pepaya lumathalus, air jeruk, air tomat saring, dan sebagainya.c. Secara bertahap sesuai pertambahan umur d. Setiap hari makan diberikan:6 bulan : 2 x 6 sdm peres.7 bulan : 2-3 x 7 sdm peres.8 bulan : 3 x 8 sdm peres.3. Usia 912 bulana. Teruskan pemberian ASI.b. MP ASI diberikan lebih padat dan kasar seperti bubur nasi, nasi tim, nasilembek.c. Tambahkan telur / ayam / ikan / tempe / tahu / bayam / santan / kacanghijau.d. Setiap hari pagi, siang dan malam diberikan:9 bulan : 3 x 9 sdm peres.10 bulan : 3 x 10 sdm peres.11 bulan : 3 x 11 sdm peres.e. Berikan makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan (buah,biskuit, kue, bubur kacang hijau). 4. Usia 1224 bulana. Teruskan pemberian ASI.b. Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai dengan kemampuan anak. c. Porsi makan sebanyak 1/3 orang dewasa terdiri dari nasi, lauk pauk, sayurdan buah.d. Makanan selingan kaya gizi sebanyak 2 kali sehari diantara waktu makan.e. Makanan harus bervariasi.5. Usia lebih dari 24 bulana. Berikan makanan keluarga 3 kali sehari sebanyak 1/31/2 porsi makandewasa terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah.b. Berikan makanan selingan kaya gizi 2 kali sehari diantara waktu makan.

D. MASALAH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA TAHUN 2Faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi dalam pemberian makan tambahan, antara lain sebagai berikut :1. Nafsu makan yang berubah-ubahAnak-anak mempunyai pengaturan makan bawaan, yang akan mempengaruhi selera pada suatu waktu tertentu, juga makanan makanan apa yang diperlukan, agar dapat tumbuh dengan baik. Asalkan tidak terdapat penyakit atau kelainan pada tubuhnya.2. Penyajian porsi makan yang terlalu besar3. Kurangnya orang tua mengajarkan memilih makanan yang bernilai gizi baik.4. Pengaruh kebiasaan jajan.Anak terbiasa diberikan makanan camilan sebelum mengonsumsi makanan utama, sehingga anak tidak terlalu banyak menghabiskan makanan utamanya. Hal ini dilakukan agar anak terpancing mengonsumsi makanan utama, walau terkadang makanan utama sering tidak habis dikarenakan anak sudah kenyang karena telah mengonsumsi makanan jajajanan. 5. Kurang mampunya orang tua dalam menyusun makanan anak-anak yang beraneka ragam dan gizi yang seimbang.Ibu tidak mencoba modifikasi makanan lain dikarenakan ibu beranggapan ribet bila hanya mempersiapkan makanan untuk anak saja sedangkan tugas 6. Anak balita masih dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan dewasa jadi memerlukan adaptasi.7. Masih belum dapat mengurus sendiri dengan baik dan belum dapat berusaha mendapatkan sendiri apa yang diperlukan untuk makanannya. 8. Kurangnya perhatian ibu terhadap perkembangan kesehatan anaknya.Ibu hanya memberikan makan bila anak meminta, hal ini dikarenakan ibu menganggap bila anak tidak meminta makan berarti anak tidak lapar. Selain itu ibu hanya masak di pagi hari saja namun untuk dimakan dari pagi hingga malam. Ibu tidak melarang anak dalam memilih makanan yang diinginkan. Pemilihan makanan jajanan anak biasanya dilakukan sesuai dengan keinginan anak seperti coklat dan biskuit yang biasa di jual di warung. 9. Balita alergi dengan makanan.10. Balita tidak suka dengan sayuran dan buah-buahan.Anak tidak suka mengkonsumsi sayur sehingga ibu akan menyuapi anak dengan tambahan lauk dan kuah sayur. Ibu tidak mau mencoba menyuapi anak dengan sayur, dengan alasan anak anak tidak suka. Ibu tidak mencoba memperkenalkan sayur pada anak, dengan anggapan anak akan suka sayur bila sudah besar. 11. Masalah ekonomi orang tua yang tidak bisa menyediakan kebutuhan balita.12. Ibu yang seorang pekerja sehingga tidak bisa memberikan makanan tambahan yang optimal. 5