bab i pendahuluanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/s2-2016-373490...serta...

18
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Selama lebih dari satu dekade, pariwisata terus tumbuh dan berkembang serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi salah satu dari sektor ekonomi yang berkembang dengan pesat di dunia. Pariwisata modern saat ini telah tersambung dengan rencana pembangunan dan meliputi destinasi baru yang masih tumbuh. Dinamika ini telah menjadikan pariwisata sebagai kunci utama dalam perkembangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat (UNWTO, 2016 1 ). Menurut the United Nations World Tourism Organization (UNWTO), saat ini besaran bisnis pariwisata sama dengan atau bahkan melebihi dari ekspor minyak, produksi makanan atau kendaraan bermotor. Pariwisata telah menjadi satu dari pemain utama pada perdagangan internasional dan pada saat yang sama juga mewakili satu dari sumber pendapatan di berbagai negara berkembang. Secara makro, The World Travel & Tourism Council (WTTC) pada tahun 2016 menyatakan bahwa kontribusi total pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dunia sebesar 9,8% dan peluang total sektor tenaga kerja secara langsung maupun tidak langsung sekitar 277 juta pekerjaan di seluruh dunia 2 . Dari fakta dan pernyataan yang dibuat oleh UNWTO, sektor pariwisata telah menjadi 1 http://www2.unwto.org/content/why-tourism 2 http://www.wttc.org/mission/policies-for-growth/ PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDI KASUS DESA WISATA NGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL) SETYO UTOMO N Y Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: vantram

Post on 28-Jun-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/S2-2016-373490...serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi ... KASUS DESA

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Selama lebih dari satu dekade, pariwisata terus tumbuh dan berkembang

serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi

salah satu dari sektor ekonomi yang berkembang dengan pesat di dunia.

Pariwisata modern saat ini telah tersambung dengan rencana pembangunan dan

meliputi destinasi baru yang masih tumbuh. Dinamika ini telah menjadikan

pariwisata sebagai kunci utama dalam perkembangan sosial dan ekonomi dalam

masyarakat (UNWTO, 20161). Menurut the United Nations World Tourism

Organization (UNWTO), saat ini besaran bisnis pariwisata sama dengan atau

bahkan melebihi dari ekspor minyak, produksi makanan atau kendaraan bermotor.

Pariwisata telah menjadi satu dari pemain utama pada perdagangan internasional

dan pada saat yang sama juga mewakili satu dari sumber pendapatan di berbagai

negara berkembang.

Secara makro, The World Travel & Tourism Council (WTTC) pada tahun

2016 menyatakan bahwa kontribusi total pariwisata terhadap Produk Domestik

Bruto (PDB) dunia sebesar 9,8% dan peluang total sektor tenaga kerja secara

langsung maupun tidak langsung sekitar 277 juta pekerjaan di seluruh dunia2. Dari

fakta dan pernyataan yang dibuat oleh UNWTO, sektor pariwisata telah menjadi

1 http://www2.unwto.org/content/why-tourism

2 http://www.wttc.org/mission/policies-for-growth/

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDIKASUS DESA WISATANGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL)SETYO UTOMO N YUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/S2-2016-373490...serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi ... KASUS DESA

salah satu sumber penyumbang pertumbuhan ekonomi bagi suatu negara terutama

untuk negara-negara berkembang hal ini tercermin dari laporan WTO Tahun 2016

yang menunjukkan adanya peningkatan pendapatan melalui sektor pariwisata di

negara berkembang.

Menurut Iain dkk. (2014) peran dari pendapatan sektor pariwisata terhadap

PDB suatu negara berkembang dapat dicontohkan dari fakta di Thailand yang

berhasil membuat sektor pariwisata menyumbang 6% terhadap PDB, hal yang

serupa juga terjadi di Mauritia dan Cabo Verde, dimana masing-masing

menyumbang sebesar 13% dan 15% untuk PDB. Di Indonesia sektor pariwisata

baru menyumbang 4% terhadap PDB (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif, 2015).

Berdasarkan pada data kunjungan wisatawan yang dilansir oleh UNWTO di

tahun 2016, Indonesia telah mencatatkan 9,5 juta wisatawan mancanegara yang

berkunjung pada tahun 2014 dengan penerimaan total dari wisawatan

mancanegara yang dihasilkan lebih dari 9,8 Juta Dollar Amerika dengan peringkat

ke-4 di tingkat regional Asia Tenggara setelah Thailand, Singapura dan Malaysia3,

sedangkan di tingkat Asia, Indonesia baru menyumbang 2,4% dari seluruh

kunjungan wisatawan.

Pertumbuhan pariwisata di negara-negara tersebut dilatarbelakangi adanya

perkembangan yang berbeda dan disesuaikan dengan konteks masing-masing

negara serta juga menekankan pada pengembangan potensi sektor pariwisata

setiap negara yang dapat digunakan secara efektif dan efisien. Menurut Iain, dkk.

3 http://www.e-unwto.org/doi/pdf/10.18111/9789284416899

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDIKASUS DESA WISATANGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL)SETYO UTOMO N YUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/S2-2016-373490...serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi ... KASUS DESA

(2014) meskipun telah berperan dalam pertumbuhan ekonomi di suatu negara

berkembang, namun sektor pariwisata seringkali masih belum mendapatkan

penghargaan sebagai bagian dari pengubah pola ekonomi di negara berkembang.

Dalam konteks lokal sektor pariwisata di Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta, kunjungan wisatawan mancanegara di tahun 2014 baru tercatat

254.2134 wisatawan yang berarti jumlah kunjungan tersebut tidak sampai 3% dari

bagian jumlah seluruh wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.

Hal itu berbeda dengan Bali yang mampu mencatatkan jumlah kunjungan

wisatawan mancanegara sebesar 3.766.6385 wisatawan yang berarti jumlah

kunjungan tersebut memberikan bagian sebesar 40% dari seluruh jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Gambar 1. Tren Kunjungan Wisatawan di Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta Tahun 2010 – 2014

Sumber: Statistik Kepariwisataan 2014, Dinas Pariwisata Provinsi DIY

4 Statistik Kepariwisataan 2014, Dinas Pariwisata Provinsi DIY

5 http://www.disparda.baliprov.go.id/id/Statistik2 dan

http://bali.bps.go.id/tabel_detail.php?ed=611001&od=11&id=11

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDIKASUS DESA WISATANGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL)SETYO UTOMO N YUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/S2-2016-373490...serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi ... KASUS DESA

Bila dilihat dari data tersebut, dari sisi wisatawan mancanegara memang

Provinsi DIY belum bisa memberikan banyak sumbangsih bagi pertumbuhan

pariwisata internasional namun untuk pertumbuhan wisata nasional setidaknya

pada tahun 2014, Provinsi DIY telah mampu mencatatkan kunjungan wisatawan

domestik sebesar 3.091.967 wisatawan atau setengah dari kunjungan wisatawan di

Provinsi Bali yang mampu mencatatkan kunjungan sebesar 6.394.307 wisatawan.

Sebagai destinasi wisata ke-2 di Indonesia setelah Bali, Provinsi DIY masih

perlu melakukan pembenahan terutama untuk menarik kunjungan wisatawan

mancanegara karena dari data yang ada hal itu memberikan makna bahwa daya

tarik wisata di DIY tidak bisa menarik kunjungan wisatawan mancanegara secara

massal yang menyebabkan lama tinggal wisatawan di DIY juga rendah (1,98

hari).

Solusi yang sudah dilakukan untuk memberikan nuansa baru bagi wajah

pariwisata di DIY pada saat ini salah satunya adalah dengan cara menumbuhkan

destinasi wisata alternatif yang berupa desa-desa wisata di wilayah perdesaan

yang memiliki potensi wisata. Setidaknya, dengan adanya pengembangan desa

wisata di Provinsi DIY ada aktivitas tambahan yang bisa dilakukan dan

memberikan pengalaman baru bagi wisatawan selain mengunjungi objek-objek

wisata yang sudah dikenal luas di Yogyakarta.

Konsep dan pelaksanaan desa wisata di Indonesia dilakukan atas dasar

Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

dan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata nomor

KM.18/HM.001/MKP/2011 tentang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDIKASUS DESA WISATANGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL)SETYO UTOMO N YUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/S2-2016-373490...serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi ... KASUS DESA

(PNPM) Mandiri Pariwisata, dimana pada peraturan tersebut aktivitas desa wisata

telah diperhatikan oleh pemerintah sehingga bisa mendapatkan alokasi bantuan-

bantuan untuk peningkatan aktivitas desa wisata. Berdasarkan peraturan menteri

tersebut pengembangan konsep desa wisata di Indonesia dimasukkan ke dalam

agenda pengentasan kemiskinan karena sektor pariwisata dianggap mampu untuk

memberikan pendapatan tambahan bagi penduduk desa sehingga diasumsikan

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan membantu upaya

pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan.

Dengan adanya peraturan tersebut banyak desa yang memiliki potensi

wisata kemudian mulai mengembangkan wilayahnya menjadi desa wisata. Pada

tahun 2014 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sudah ada 112 desa

wisata yang telah berdiri dan berusaha untuk menciptakan peluang-peluang usaha

melalui aktivitas wisata. Berdasarkan pada survey pemetaan sosial desa wisata

yang dilakukan oleh Program Studi Magister Studi Kebijakan UGM sebagai studi

pendahuluan pada tahun 2015 terlihat bahwa desa wisata yang berkembang pesat

adalah desa wisata yang bisa menjadikan desanya sebagai objek wisata alternatif

dan tidak hanya menjual daya tarik buatan. Dari seluruh desa wisata di DIY, pada

saat ini 44,7% merupakan destinasi wisata alternatif sedangkan 55,3%6 masih

berbasis wisata buatan. Bagi desa-desa wisata yang memiliki potensi wisata

budaya dan alam sekaligus, mereka dapat mengelola dan memaksimalkan sumber

6 Studi awal/pendahuluan penelitian ini dilakukan melalui penelitian payung hibah dosen UGM

pada tahun 2015 yang berjudul Pemetaan Sosial Desa Wisata dengan Pendekatan Integrated Rural

Tourism di Provinsi D.I. Yogyakarta. Survey ini dilakukan oleh Prof. Dr. Muhadjir Darwin,

M.P.A, Dr. Dewi Susilastuti, Pande Made Kutanegara, M.Si, Setyo Utomo Nugroho Y, S.Ant,

Aris Candra Pradikta,S.Sos., Juwita Fitrasari, S.Ikom.

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDIKASUS DESA WISATANGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL)SETYO UTOMO N YUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/S2-2016-373490...serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi ... KASUS DESA

daya yang dimilikinya sehingga bisa memberikan keuntungan bagi pengelola

maupun bagi penduduk di desa.

Berdasarkan pada hasil penelitian-penelitian lain tentang desa wisata yang

telah dilakukan sebelumnya dengan mengupas pertumbuhan desa wisata dari

segala aspek termasuk hubungan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat,

desa wisata disimpulkan memang mampu memberikan keuntungan terhadap

perekonomian masyarakat di desa. Namun demikian, meskipun desa wisata

dianggap mampu untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, apakah usaha desa

wisata di berbagai desa di DIY bisa menjadi salah satu sumber penghidupan

masyarakat desa masih perlu dipertanyakan. Satu hal yang perlu diperhatikan pada

desa wisata adalah posisi aktivitas tersebut adalah sebagai bagian dari

diversifikasi ekonomi wilayah perdesaan sehingga masih perlu diperjelas apakah

desa wisata berpotensi menjadi sumber penghidupan alternatif yang berkelanjutan

ataukah desa wisata hanyalah sebatas gelembung ekonomi yang bisa muncul dan

hilang seketika sehingga tidak berdampak pada pola penghidupan masyarakat

desa di masa depan.

Jika dilihat dengan menggunakan pendekatan sistem pasar maka desa wisata

memerlukan pangsa pasar yang jelas dan mencukupi untuk tetap bertahan dalam

bisnis wisata alternatif, bila tidak dapat bersaing dan berkembang maka desa

wisata tersebut secara perlahan akan tereliminasi dari bisnis wisata alternatif

dengan sendirinya. Secara teoretis, dengan meningkatnya pasar pariwisata maka

penduduk yang terdampak oleh aktivitas wisata diharapkan akan menjaga sikap

positif mereka terhadap industri yang berjalan, akan tetapi jika pengalaman yang

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDIKASUS DESA WISATANGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL)SETYO UTOMO N YUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/S2-2016-373490...serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi ... KASUS DESA

dirasakan oleh penduduk bersifat negatif maka aktivitas tersebut juga akan

membentuk sikap dan hasil yang negatif terhadap industri wisata secara

keseluruhan (Haley et. al, 2005) sehingga membawa kegagalan pada bisnis atau

aktivitas wisata yang telah dibangun.

Tantangan lainnya yaitu, bantuan dari program PNPM juga telah berhenti

sejak tahun 2015 sehingga desa wisata sudah tidak bisa menerima bantuan dari

PNPM dan harus berusaha untuk membiayai aktivitasnya sendiri. Disisi lain, sejak

tahun 2015 desa wisata, melalui Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi No. 4 tahun 2015 dan No. 5 tahun 2015, dimasukkan

kedalam salah satu komponen usaha yang bisa dilakukan oleh Badan Usaha Milik

Desa (BUM Desa) dan bisa dibantu melalui mekanisme penganggaran dana desa,

hanya saja peluang ini sangat tergantung pada kreativitas pengelola untuk

memasukkan kegiatannya di anggaran desa. Maka dari itu supaya tetap bertahan

sebagai bisnis wisata alternatif, desa wisata harus mampu menciptakan pasar yang

luas dan mampu berkoordinasi dengan stakeholder lain supaya bisa tetap bertahan

sebagai usaha masyarakat.

Adanya perkembangan-perkembangan terkini dan semakin tingginya

permintaan pasar terhadap wisata alternatif di DIY terutama bagi pasar domestik

membuat keberadaan desa wisata menjadi penting sebagai aktor di dalam

perkembangan objek wisata alternatif di DIY dan juga dapat berperan sebagai

aktivitas ekonomi non-pertanian di wilayah perdesaan sehingga bisa memberikan

kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi serta perkembangan penghidupan

masyarakat desa kedepan. Dengan demikian, hal itu tentu saja menjadi dasar

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDIKASUS DESA WISATANGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL)SETYO UTOMO N YUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/S2-2016-373490...serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi ... KASUS DESA

pemikiran selanjutnya apakah dampak dari pertumbuhan ekonomi yang

disebabkan oleh aktivitas desa wisata dapat menjadi alternatif sumber

penghidupan yang berkelanjutan pada masyarakat desa.

I.2. Rumusan Masalah

Perkembangan desa wisata yang terus tumbuh di wilayah perdesaan

menjadi satu fenomena tersendiri karena keberadaan desa wisata melalui

kebijakan desa terkini diupayakan untuk bisa terus berjalan dan menjadi bagian

dari aktivitas ekonomi di wilayah perdesaan yang dapat memberikan kontribusi

pada peningkatan taraf hidup masyarakat desa. Namun perlu diperhatikan lebih

lanjut apakah dengan adanya peningkatan pendapatan terhadap pengelola maupun

masyarakat yang berpartisipasi dalam kegiatan wisata, aktivitas desa wisata masih

dapat dipertahankan keberadaannya dalam bisnis wisata alternatif.

Bila desa wisata telah memberikan pendapatan bagi individu yang

berpartisipasi di desa wisata lalu bagaimana perubahan yang terjadi terhadap

penghidupan komunitas desa lainnya (pemerataan hasil-hasil keuntungan dari

desa wisata), bagaimana desa wisata ditempatkan oleh pengelola desa wisata

maupun komunitas di dalam struktur ekonomi lokal secara kolektif maupun secara

individu. Hal itu yang menjadi pertanyaan dari pengelolaan desa wisata ke depan,

sehingga dari beberapa hal tersebut maka dapat dirumuskan satu pertanyaan besar

pada penelitian ini yaitu:

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDIKASUS DESA WISATANGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL)SETYO UTOMO N YUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/S2-2016-373490...serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi ... KASUS DESA

1. Bagaimana mekanisme pengelolaan desa wisata bisa memberikan

manfaat terhadap perubahan penghidupan komunitas di wilayah desa

wisata?

2. Bagaimana desa wisata dapat menjadi suatu strategi penghidupan

bagi komunitas desa sesuai dengan kebijakan pengembangan

pariwisata dan desa pada saat ini?

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini untuk menganalisa dan menjelaskan

bagaimana pengelolaan aktivitas desa wisata bisa memberikan manfaat bagi

penghidupan komunitas di wilayah desa wisata sehingga selain desa wisata

mampu bertahan untuk terus menjalankan bisnisnya, desa wisata juga bisa

menjadi salah satu bentuk diversifikasi ekonomi masyarakat perdesaan yang dapat

diandalkan.

Untuk itu perlu diketahui mekanisme pengelolaan usaha desa wisata

terutama strategi dan cara berbisnis pengelola desa wisata dan juga gambaran

manfaat yang diperoleh oleh komunitas di sekitar desa wisata secara langsung

maupun tidak langsung sehingga dapat dijelaskan secara menyeluruh kemanfaatan

dari adanya desa wisata terhadap penghidupan komunitas di wilayah desa wisata.

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDIKASUS DESA WISATANGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL)SETYO UTOMO N YUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/S2-2016-373490...serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi ... KASUS DESA

I.4. Keaslian Penelitian

Telah banyak penelitian yang mengkaji mengenai pengembangan desa

wisata dari berbagai segi terutama keterkaitan antara desa wisata dengan

peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun manfaat. Metode penelitian yang

paling banyak digunakan dalam penelitian-penelitian yang telah dilakukan lebih

banyak menggunakan Metode Penelitian Kualitatif karena hasil dari penelitian

tersebut akan menggambarkan dan menjelaskan mengenai pengembangan desa

wisata. Penelitian mengenai manfaat dari adanya pengembangan desa wisata telah

ada yang melihat namun masih dalam tataran makro dan lebih cenderung kepada

manfaat umum serta manfaat langsung yang dapat dirasakan dari adanya desa

wisata sedangkan manfaat langsung maupun secara tidak langsung terhadap

perubahan penghidupan komunitas (perubahan aset, perubahan aktivitas dan

perubahan pendapatan) yang diukur menggunakan indikator berdasarkan WTO

(2004) masih belum dapat ditemukan.

Untuk menempatkan kajian ini supaya tidak terjadi adanya replikasi maupun

plagiasi terhadap kajian-kajian yang telah dilakukan sebelumnya maka akan

disampaikan beberapa fokus kajian pengembangan desa wisata yang terkait

dengan kebijakan pengentasan kemiskinan. Kajian yang dipandang relevan dan

telah dikaji oleh para peneliti antara lain:

1. Mekanisme Bekerjanya Modal Sosial Dalam Mengembangkan Desa

Wisata Candran Sebagai Sarana Peningkatan Pendapatan Masyarakat

(Studi di Desa Wisata Candran, Desa Kebonagung, Kecamatan Imogiri,

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDIKASUS DESA WISATANGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL)SETYO UTOMO N YUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/S2-2016-373490...serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi ... KASUS DESA

Kabupaten Bantul). Kajian ini dilakukan oleh Idah Rosida sebagai Tesis dari

Program Studi Magister Administrasi Publik UGM pada tahun 2014. Metode

penelitian yang digunakan adalah Metode Penelitian Kualitatif. Penelitian ini

membahas tentang mekanisme bekerjanya modal sosial dalam mengembangan

desa wisata Candran sebagai sarana peningkatan pendapatan masyarakat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi kemunculan modal sosial masyarakat di desa wisata Candran,

menganalisis mekanisme bekerjanya modal sosial yang dimiliki masyarakat di

desa wisata Candran dan melihat dampak pemanfaatannya terhadap

peningkatan pendapatan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

modal sosial pada masyarakat di desa wisata Candran muncul secara perlahan

dan bertahap yang berasal dari masyarakat sehingga menimbulkan partisipasi

masyarakat yang kuat. Berdasarkan hasil kajian tersebut maka kendala-

kendala yang melemahkan modal sosial harus diantisipasi oleh berbagai pihak

dengan mengadakan pelatihan, pendampingan hingga bantuan agar modal

sosial yang ada pada masyarakat di desa wisata Candran tetap tumbuh dan

berkembang.

2. Analisis Dampak Objek Wisata Gua Pindul Terhadap Peningkatan

Pendapatan Masyarakat Desa Bejiharjo. Penelitian ini dilakukan oleh

Ditya Nanarto Aji sebagai Tesis dari Program Studi Magister Ekonomi

Pembangunan UGM pada tahun 2014. Metode penelitian yang digunakan

adalah Metode Penelitian Kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDIKASUS DESA WISATANGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL)SETYO UTOMO N YUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/S2-2016-373490...serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi ... KASUS DESA

menganalisis dampak objek wisata Gua Pindul terhadap pendapatan,

penyerapan tenaga kerja, dan kesejahteraan masyarakat Desa Bejiharjo.

Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui tanggapan masyarakat sekitar

terhadap keberadaan objek wisata Gua Pindul. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa rumah tangga yang aktif bekerja di sarana wisata Gua Pindul memiliki

pendapatan perkapita rata-rata Rp639.196 sedangkan rumah tangga yang

bekerja di luar usaha sarana wisata memiliki pendapatan perkapita rata-rata

Rp337.128. Hasil uji beda rata-rata menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan antara pendapatan rumah tangga pekerja sarana wisata

dibandingkan dengan rumah tangga pekerja di luar usaha sarana wisata. Hasil

survey membuktikan bahwa dilihat dari sisi peningkatan pendapatan,

sebanyak 93,9 persen responden memberikan tanggapan yang positif terhadap

keberadaan objek wisata Gua Pindul, dan dilihat dari sisi penyerapan tenaga

kerja sebanyak 95,5 persen responden memberikan tanggapan yang positif.

3. Dampak Implementasi Kebijakan Pengembangan Desa Wisata Terhadap

Pemberdayaan Masyarakat Desa Di Kabupaten Sleman: Studi kasus di

Desa Wisata Tanjung dan Desa Wisata Pajangan. Penelitian ini dilakukan

oleh Tri Dewanto Nugroho sebagai Tesis Program Studi Magister Studi

Kebijakan pada Tahun 2010. Metode penelitian yang digunakan adalah

Metode Penelitian Kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

proses implementasi kebijakan pada pengembangan desa wisata dan

dampaknya yang dirasakan oleh penduduk di Sleman. Hasil penelitian

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDIKASUS DESA WISATANGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL)SETYO UTOMO N YUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/S2-2016-373490...serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi ... KASUS DESA

menunjukkan bahwa di desa wisata Tanjung, dimana antusias dan inisiatif dari

masyarakat masih tinggi, terjadi peningkatan proses pemberdayaan

masyarakat. Adanya penghasilan tambahan dan peningkatan pendapatan pada

masyarakat, perasn serta aktif, dan infrastruktur serta fasilitas publik yang

dibangun serta pengelolaan institusi desa wisata yang dinamis merupakan

dampak dari pemberdayaan masyarakat yang dirasakan oleh masyarakat.

Dengan menjual produk yang sama konsep desa wisata di Pajangan tidak

memberikan dampak yang signifikan pada kehidupan masyarakat. Adanya

stagnansi dari perkembangan desa wisata disebabkan karena tidak adanya

institusi pengelola dan adanya ketergantungan terhadap satu figure serta

kurangnya antusiasme serta partisipasi masyarakat.

4. Dampak Pengembangan Desa Wisata Terhadap Pendapatan Masyarakat

Dan Pemerintah Desa (Studi di Desa Wisata Gunung Kawi, Desa

Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang). Kajian ini

dilakukan oleh Gandes Wahyuningsih Novianti dan dimuat sebagai artikel

jurnal di Jurnal Administrasi Publik yang diterbitkan oleh Universitas

Brawijaya pada terbitan Volume 2, No. 9. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Metode Penelitian Kualitatif. Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui beberapa bentuk pengembangan yang dilakukan desa

Wonosari untuk mendukung desa wisata Gunung Kawi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dalam pengembangan sarana dan prasarana masih belum

maksimal, dalam perencanaan produk wisata sudah dilakukan salah satunya

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDIKASUS DESA WISATANGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL)SETYO UTOMO N YUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/S2-2016-373490...serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi ... KASUS DESA

dengan membangun pasar wisata, dan promosi yang dilakukan sudah cukup

baik. Adanya pengembangan desa wisata, maka memberikan dampak terhadap

peningkatan pendapatan masyarakat, membuka kesempatan kerja bagi

masyarakat, serta adanya peningkatan pendapatan Pemerintah Desa.

5. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Desa Wisata Dan

Implikasinya Terhadap Ketahanan Ekonomi Keluarga (Studi di Desa

Wisata Kebonagung, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah

Istimewa Yogyakarta). Penelitian ini dilakukan oleh V. Tatik Trijati N.

sebagai Tesis Program Studi Ketahanan Nasional UGM. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Kualitatif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberdayaan masyarakat melalui

pengembangan Desa Wisata Kebonagung dan implikasinya terhadap

ketahanan ekonomi keluarga. Hasil penelitian diperoleh bahwa : bentuk-

bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan Desa

Wisata Kebonagung yang ditawarkan cukup banyak dan variatif, yaitu

pertanian, membatik kain, cetak gerabah, batik kayu, menghias caping dll.

Faktor pendukung pengembangan Desa Wisata Kebonagung yaitu : potensi

sumber daya alam, potensi aset budaya, dukungan pemerintah dengan PNPM

mandiri di bidang pariwisata selama tiga tahun, lokasi yang strategis, sarana

pendukung yang cukup memadai dan adanya dukungan dari masyarakat.

Sedangkan faktor penghambat dalam pengembangan desa wisata yaitu:

dukungan dari Pemerintah Desa Kebonagung yang masih kurang, masih

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDIKASUS DESA WISATANGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL)SETYO UTOMO N YUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 15: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/S2-2016-373490...serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi ... KASUS DESA

minimnya kualitas SDM Pengelola POKDARWIS, kurangnya keterlibatan

generasi muda, belum ada kerjasama dengan pihak luar secara optimal, belum

memiliki tempat khusus untuk menyimpan sarana prasarana yang di miliki dan

Desa Wisata Kebonagung belum memiliki ciri khas yang membedakan dengan

desa wisata lainnya. Implikasi pemberdayaan melalui Desa Wisata Kebon

Agung terhadap ketahanan ekononomi keluarga hanya dirasakan oleh

sebagian kecil masyarakat Desa Wisata Kebonagung, baik yang terlibat

langsung (pemilik home stay, pemandu wisata) dan yang tidak terlibat

langsung (pemilik peralatan dan pemilik toko).

6. Pengembangan Desa Wisata berbasis Community Based Tourism (Studi

di Desa Wisata Candirejo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang

Provinsi Jawa Tengah). Penelitian ini dilakukan oleh Sulaiman sebagai Tesis

Program Studi S2 Ilmu Politik minat Politik Lokal & Otonomi Daerah UGM.

Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Penelitian Kualitatif.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengembangan desa wisata

berbasis komunitas serta manfaatnya bagi masyarakat Desa Candirejo yang

terjadi hingga saat ini. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa,

semenjak Desa Candirejo ditetapkan menjadi desa wisata telah mengalami

perubahan dalam kehidupan sosial ekonominya. Manfaat dari pengembangan

desa wisata dengan partisipasi masyarakat di desa candirejo membawa

perubahan sehingga masyarakat desa candirejo memiliki sumber pendapatan

baru selain mereka sebagai petani dan perubahan terhadap kehidupan sosial

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDIKASUS DESA WISATANGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL)SETYO UTOMO N YUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 16: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/S2-2016-373490...serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi ... KASUS DESA

walaupun hanya sebagian masyarakat Desa Candirejo yang terlibat atau yang

mendapatkan manfaat dari kegiatan pariwisata yang ada di Desa Candirejo ini,

secara signifikan masyarakat Desa Candirejo tidak terpengaruh oleh budaya

dari wisatawan.

7. Partisipasi Pemuda Dalam Pengembangan Kawasan Ekowisata dan

Implikasinya terhadap Ketahanan Masyarakat Desa (Studi di Kawasan

Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Desa Nglanggeran, Kecamatan

Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta).

Penelitian ini dilakukan oleh Idah Rosidah sebagai Tesis Program Studi S2

Ketahanan Nasional UGM. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Metode Penelitian Kualitatif. Tujuan dari penelitian ini

adalah (1) untuk mengetahui bentuk partisipasi pemuda dalam

mengembangkan kawasan ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran, (2)

untuk menganalisis kendala yang dihadapi pemuda dalam mengembangkan

kawasan ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran, (3) untuk

mengidentifikasi upaya pemuda dalam mengembangkan kawasan ekowisata

Gunung Api Purba Nglanggeran dan implikasinya terhadap ketahanan

masyarakat desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemuda di Desa

Nglanggeran berpartisipasi aktif dalam mengembangkan potensi desa yakni

Gunung Api Purba Nglanggeran yang dijadikan kawasan ekowisata. Adapun

bentuk partisipasi pemuda tersebut berupa partisipasi buah pikiran, partisipasi

tenaga, partisipasi harta benda, partisipasi keterampilan dan kemahiran, serta

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDIKASUS DESA WISATANGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL)SETYO UTOMO N YUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 17: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/S2-2016-373490...serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi ... KASUS DESA

partisipasi sosial yang diberikan dalam rangka mendukung pengembangan

kawasan ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Pelaksanaan

pengembangan tersebut tidak mudah, ada beberapa kendala yang dihadapi

pemuda yakni (1) partisipasi pemuda yang belum maksimal, (2) keterbatasan

anggaran dan infrastruktur, (3) kondisi lingkungan dan sumber daya alam

yang ketergantungan pada cuaca, degradasi lahan dan kondisi yang rawan

gempa dan longsor, (4) kurangnya dukungan dari berbagai pihak.

I.5. Manfaat Hasil Penelitian

A. Manfaat Teoretis

Kajian mengenai desa wisata ini diharapkan dapat mengisi satu bagian dari

kekosongan informasi maupun konsep tentang desa wisata yang berhubungan

dengan strategi pengentasan kemiskinan di wilayah perdesaan yang terkait dengan

penghidupan alternatif komunitas maupun aktivitas ekonomi perdesaan non-

pertanian yang berbasis komunitas. Tentunya sudah banyak konsep maupun

temuan-temuan penting terkait kedua isu diatas. Kajian ini dilakukan sebagai

usaha untuk melengkapi gambaran jelas mengenai pengembangan aktivitas desa

wisata sebagai salah satu strategi penghidupan masyarakat perdesaan karena

selama ini belum banyak kajian mengenai penghidupan masyarakat yang

dilakukan di Indonesia terutama yang berkaitan dengan aktivitas desa wisata.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan potongan informasi mengenai situasi dan

kondisi desa wisata dapat digambarkan dengan semakin jelas dan bisa melengkapi

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDIKASUS DESA WISATANGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL)SETYO UTOMO N YUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 18: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/103184/potongan/S2-2016-373490...serta memperluas kesempatan diversifikasi pada sektor ekonomi sehingga menjadi ... KASUS DESA

potongan dari pemikiran ataupun konsep yang berhubungan dengan penghidupan

masyarakat ataupun konsep mengenai wisata desa.

B. Manfaat Praktis

Hasil kajian ini bisa digunakan sebagai bahan rekomendasi untuk

memberikan sumbangan pemikiran dalam melengkapi informasi terkait

pengembangan program desa wisata di wilayah perdesaan terutama bagi kebijakan

pemerintah dalam bidang pembangunan perdesaan. Dengan adanya penjelasan

dan informasi yang dikumpulkan diharapkan dapat memberikan ide dan masukan

bagi pembuat kebijakan desa wisata di tingkat pemerintah pusat hingga tingkat

pemerintah daerah sehingga kedepan bisa diperkirakan langkah-langkah apa yang

bisa diambil untuk mengembangkan desa wisata secara efektif dan efisien untuk

kepentingan masyarakat desa. Hasil ini juga bisa dimanfaatkan oleh praktisi desa

wisata untuk menjadi bahan evaluasi dan monitoring pengelolaan bisnis sehingga

output dan outcome yang diharapkan bisa terukur dan diperkirakan dalam

mencapai misi untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas atau masyarakat

pada umumnya.

Pada dasarnya kajian ini merupakan kajian yang bersifat eksploratif dan

explanatory sehingga hasil dari kajian ini bisa memperkaya informasi dan

pengetahuan mengenai penerapan konsep wisata perdesaan dengan pendekatan

penghidupan masyarakat desa supaya aktivitas tersebut dapat berkembang dan

berkelanjutan menjadi salah satu bagian dari sumber penghidupan alternatif bagi

masyarakat desa dalam memajukan dan mengembangkan desanya.

PENGEMBANGAN DESA WISATA SEBAGAI STRATEGI PENGHIDUPAN KOMUNITAS DESA (STUDIKASUS DESA WISATANGLANGGERAN, GUNUNGKIDUL)SETYO UTOMO N YUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/