bab i materi seni musik kelas 7
TRANSCRIPT
BAB I Materi Seni Musik Kelas 7
BAB I
TEORI SENI MUSIK
A. PENGERTIAN SENI dan BUDAYA
SENI ADALAH ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan kedalam kreasi dalam bentuk
gerak, rupa, nada, syair, yang mengandung unsur-unsur
keindahan, dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain.
SENI BUDAYA adalah kreasi seni, baik dalam bentuk Musik, Rupa,Drama, maupun Tarian yang
lahir dan berkembang serta dipelihara secara turun temurun oleh masyarakat di suatu daerah, dan
menjadi ciri khas daerah tersebut.
Kesenian dibagi menjadi 4 jenis :
Seni Musik adalah curahan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk nada dan syair yang
indah.
Seni Rupa adalah curahan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk rupa / gambar-gambar.
Seni Drama adalah curahan perasaaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk gerak bercerita yang
diramu dengan musik yang sesuai.
Seni Tari adalah curahan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk gerak anggota badan yang
teratur dan berirama.
B. MUSIK DAERAH
Di Indonesia banyak sekali kita temukan alat musik yang bermacam-macam, baik alat musik tradisional
(asli Indonesia) maupun alat musik yang berasal dari luar seperti trumpet, drums, kecapi, dan lain
sebagainya. Dengan banyaknya instrument musik ini menjadikan nusantara kaya dengan
keanekaragaman musik daerah, antara lain:
1. Karawitan
Karawitan adalah seni mengolah bunyi alat musik tradisional gamelan. Dengan kata lain karawitan
adalah bentuk orkestra dari perangkat musik gamelan.
Asal kata karawitan berasal dari bahasa sansakerta, yakni rawit, yang berarti keharmonisan, elegan, dan
kehalusan. Ada pula yang berpendapat bahwa karawitan berasal dari kata ngerawit yang artinya rumit.
Maksudnya musik karawitan itu tidak sekadar bunyi-bunyian, tapi ada rangkaian bunyi-bynyian yang
rumit didalamnya, namun sangat indah.
2. Gambang Kromong
Gambang kromong merupakan kesenian asli betawi. Kesenian ini merupakan percampuran
musik gamelan dengan musik cina. Bila dilihat dari alat musik yang dimainkan, tampak jelas pada alat
musik geseknya yaitu tehyan, kongahyan, dan sukong, berasal dari cina. Sedangkan gambang, gong,
kecrek, dan kendang yang berasal dari gamelan jawa.
3. Tanjidor
Tanjidor sendiri diambil dari bahasa Portugis, tangedor yang berarti alat musik berdawai
alias stringed instrument. Namun saat masuk ke Betawi, maknanya mulai berubah menjadi
music brass (tiup logam). Pasalnya Tangedor dimainkan oleh 7 sampai 10 orang yang
didominasi oleh alat musik tiup semisal clarinet, trombone, piston, saksofon tenor, saksofon
bas,membranofon, tambur hingga simbal. Menurut beberapa literatur, musik tanjidor sendiri
merupakan hasil rintisan seorang bekas tawanan yang dimerdekakan (mardijkers) bernama asli
Augustijn Michiels (1769 – 1833) atau yang akrab disapa Mayor Jantje.
Lantaran memainkan musik hanya untuk kesenangan, kepuasan batin serta merupakan
kegemaran saja, tak heran jika banyak musisi-musisi tanjidor saat itu tidak mengenal not balok.
Namun keunikan perpaduan nada-nada yang keluar lewat berbagai alat musik tiup yang
diharmonisasikan dengan gemuruh perkusi membuat kelompok musik ini digemari. Tidak hanya
itu, lagu-lagu yang kerap mereka dendangkan juga biasanya berirama ceria dan atau bernada
mars. Sebut saja Kramton, Bananas, Cente Manis, Kramat Karem, Merpati Putih, Surilang, Jali-
Jali, Kicir-Kicir, Sang Kodok hingga Sirih Kuning. Kemungkinan besar ini didasari oleh polah
etnik Betawi yang jenaka.
4. Talempong
Talempong adalah alat musik tradisional Minangkabau ada yang terbuat dari kuningan
dan ada pula dari kayu dan batu. Talempong berbentuk bundar pada bagian bawahnya
berlobang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima
sentimeter sebagai tempat tangga nada (berbeda-beda). Musik talempong akan berbunyi jika
dipukul oleh sepasang kayu.
5. Angklung
Sejak Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu
khusus, yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal
penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian lokal atau tradisional. Namun
karena bunyi-bunyian yang ditimbulkannya sangat merdu dan juga memiliki kandungan lokal
dan internasional seperti bunyi yang bertangga nada duremi fa so la si du dan daminatilada,
maka angklung pun cepat berkembang, tidak saja dipertunjukan lokal tapi juga dipertunjukan
regional, nasional dan internasional.
Jumlah pemain angklung bisa dimainkan oleh sampai 50 orang, bahkan sampai 100
orang dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya seperti; piano, organ, gitar, drum, dan
lain-lain. Selain sebagai alat kesenian, angklung juga bisa digunakan sebagai suvenir atau buah
tangan setelah dihiasi berbagai asesoris lainnya.
Sepeninggal Daeng Sutigna kreasi kesenian angklung diteruskan oleh muridnya yang
bernama Saung Ujo dengan membuat pusat pembuatan dan pengembangan kreasi kesenian
angklung yang disebut ‘Saung angklung Mang Ujo” yang berlokasi di Padasuka Cicaheum
Bandung. Salah satu program yang ia lakukan khususnya untuk mempertahankan kesenian
angklung adalah memperkenalkan angklung kepada para siswa sekolah, mulai TK, sampai
dengan tingkat SLTA dan bahkan telah menjadi salah satu kurikulum pada pada mata pelajaran
lokal.
6. Kolintang
Kolintang atau kulintang adalah alat musik khas daerah Minahasa, Sulawesi
Utara. Kolintangdibuat dari kayu lokal yang ringan namun kuat seperti telur, bandaran,
wenang, kakinik kayu cempaka, dan yang mempunyai konstruksi fiber paralel.
Nama kolintang berasal dari suaranya: tong (nada rendah), ting (nada tinggi) dan tang
(nada biasa). Dalam bahasa daerah, ajakan "Mari kita lakukan TONG TING TANG" adalah: "
Mangemo kumolintang". Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang.
7. Saronen
SARONEN adalah musik Rakyat yang tumbuh berkembang di masyarakat Madura.
Harmonisasi yang dinamis, rancak, dan bertema keriangan dari bunyi yang dihasilkannya
memang dipadukan dg karakteristik dan identitas masyarakat Madura yang tegas, polos, dan
sangat terbuka mengilhami penciptanya .
Saronen berasal dari bahasa Madura "sennenan " ( Hari Senin ). Konon setiap hari
pasaran yang jatuh pada setiap hari senin , Kyai Khatib Sendang (cicit sunan Kudus) dan para
pengikutnya menghibur masyarakat sekaligus berdakwah.
Ciri khas musik SARONEN ini terdiri dari sembilan instrumen yang sangat khas, karena
disesuaikan dengan nilai filosofis Islam yang merupakan kepanjangan tangan dari kalimat
pembuka Alqur'anul Karim yaitu " BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM " yang kalau dilafalkan
terdiri dari sembilan keccab. Kesembilan instrumen musik SARONEN ini terdiri dari : 1 saronen,
1 gong besar, 1 kempul, 1 satu kenong besar, 1 kenong tengahan, 1 kenong kecil, 1 korca, 1
gendang besar, 1 gendang dik-gudik ( gendang kecil ). Musik Saronen selalu dimainkan dengan
cara berjalan mengelilingi pedesaan.
C. LAGU DAERAH
Lagu daerah mempunyai ciri khas tersendiri di masing-masing daerah seluruh nusantara.
Ciri-ciri lagu daerah:
a. Syair lagu berbahasa daerah (hanya sedikit lagu daerah yang berbahasa Indonesia seperti lagu-
lagu dari daerah maluku).
b. Menceritakan kondisi daerahnya, tentang adat-istiadat, atau legenda yang berasal dari
daerahnya.
c. Berfungsi sebagai iringan tari daerah atau upacara adat daerah.
Lagu Daerah dibagi menjadi tiga jenis:
1. Lagu Rakyat
Adalah lagu daerah yang berkembang di kalangan di daerah pedesaan. Lagu ini diwariskan dari generasi
ke generasi secara lisan, sehingga milik bersama. Lagu ini biasanya tidak diketahui siapa penciptanya.
Ciri-ciri lagu rakyat:
Sederhana yaitu syair lagu pendek, melodi lagu sederhana.
Bertemakan tentang pergaulan rakyat.
Meriah artinya memiliki irama yang riang dan menghibur, terkadang lucu.
Bebas artinya lagu tidak terikat dengan aturan baku.
Dipopulerkan secara lisan.
Contoh lagu rakyat: adalah Yamko rambe yamko, Suwe ora Jamu, Lir-ilir, Cublak-cublak Suweng, Gundul
Pacul.