bab i latar belakang - teknik kimiatekim.undip.ac.id/images/files/gpm/renstra_tekim.pdf · jajaran...
TRANSCRIPT
-
1
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1. SEJARAH JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS DIPONEGORO (JTKU)
Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU) berdiri pada tahun 1965. Pada saat itu, Rektor
Universitas Diponegoro dijabat oleh Prof. Sunaryo, SH. Berdirinya JTKU memperluas bidang ilmu yang sudah dimiliki
oleh Fakultas Teknik-Universitas Diponegoro, yaitu Teknik Sipil dan Arsitektur. Pendirian JTKU tersebut merupakan
wujud dari respon terhadap perkembangan industri terutama industri kimia yang pesat, baik di tingkat nasional
maupun di wilayah Jawa Tengah.
Gagasan pendirian JTKU tersebut berasal dari Ir. Nisyamhhuri dan Ir. Basit Wachid yang kemudian menjadi
pendiri JTKU. Gagasan tersebut sangat tepat, terbukti dengan tingginya respon dan minat lulusan SMA untuk
melanjutkan pendidikan teknik kimianya di JTKU. Pada saat penerimaan mahasiswa baru dibuka untuk pertama
kalinya, terdapat 340 peminat dari 27 kursi yang tersedia (rejection rate >90%). Sedangkan pada saat itu, tenaga
pendidik yang ada meliputi 10 orang dosen tetap yang dibantu oleh 7 orang dosen luar biasa dari Universitas Gadjah
Mada, dan 10 orang dosen luar biasa dari industri dan lembaga pemerintah. Tenaga-tenaga pendidik lain yang
bertugas memberikan mata kuliah pendukung, berasal dari Fakultas Teknik dan fakultas-fakultas lain di lingkungan
Universitas Diponegoro.
Selama 45 tahun terakhir, JTKU telah mengalami dinamika yang positif untuk menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman, terutama dalam merespon perkembangan dunia pendidikan teknik kimia, kebutuhan
industri/masyarakat, dan kebijakan pemerintah. Pada tanggal 12 September 2008 Jurusan Teknik Kimia telah
terakreditasi A melalui SK BAN-PT No. 029/BAN-PT/Ak-XI/S1/XI/2008. Sebagai respon terhadap visi Universitas
Diponegoro menjadi universitas riset pada tahun 2020, program pasca sarjana pun telah didirikan, yaitu program
Magister Teknik Kimia (S2) pada tahun 2005. Pada tahun 2012 ini, program Doktor Teknik Kimia (S3) direncanakan
dibuka. Hingga saat ini, JTKU sudah menghasilkan lebih dari 3000 lulusan sarjana (S1) dan kurang lebih 30 lulusan
pasca sarjana (S2) yang telah bekerja di industri, lembaga pemerintah, BUMN, swasta maupun asing, serta menjadi
wirausahawan.
Tenaga pendidik di JTKU juga mengalami perkembangan positif, di mana dari 42 orang dosen tetap yang
dimiliki, sebanyak 50% telah berkualifikasi akademik S3, dan 10% di antaranya telah bergelar profesor. Kerjasama
riset, publikasi dan aplikasi teknologi juga telah banyak dilakukan baik dengan institusi dari dalam maupun luar
negeri. System pendidikan di JTKU juga mengalami perkembangan yang pesat ditandai dengan diraihnya nilai
terakreditasi A (dalam 15 tahun terakhir) dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), dan dalam
proses penilaian internasional oleh ASEAN University Network (AUN) Assessment Committee.
-
2
1.2. ANALISIS SITUASI (Trend in Chemical Engineering Graduate Demand Analysis)
Era globalisasi pada abad ke-20 yang ditandai dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi informasi,
berlakunya system perdagangan bebas, dan berpuncak pada terjadinya krisis pangan dan energi, telah menjadi
sumber aspirasi perubahan yang sangat mendasar terhadap institusi pendidikan Teknik Kimia dan semua komponen
stake holdernya (dosen, mahasiswa, masyarakat, industri, maupun kebijakan pemerintah). Perubahan-perubahan
yang nampak jelas adalah tuntutan akan tingginya kualitas lulusan, ketatnya persaingan lulusan di pasar kerja,
banyaknya universitas asing yang mendirikan cabang di Indonesia, isu internasionalisasi, perangkingan dan
akreditasi universitas maupun jurusan baik di tingkat nasional dan dunia, serta berubah-ubahnya arah
kebijakan pemerintah di bidang system manajemen perguruan tinggi.
Tingginya persaingan lulusan teknik kimia dalam mendapatkan pekerjaan dapat dilihat dari persyaratan yang
ada, di mana lebih dari 80% industri dan institusi sebagai pengguna utama lulusan teknik kimia mensyaratkan
kualitas lulusan yang baik dengan IPK minimum 3.00, memiliki kemampuan bahasa Inggris tinggi, kepemimpinan
dan manajerial, human relation, serta kemampuan berwirausaha. Tingginya jumlah lulusan teknik kimia di
Indonesia juga menyebabkan tingkat rejection rate di pasar kerja lebih dari 95% (1:20 bahkan ada yang sampai 1:
40).
Dengan adanya krisis ekonomi dan energi dimana perusahaan swasta nasional banyak yang lesu
(penawaran lapangan kerja semakin berkurang), sehingga ketergantungan pada lapangan kerja pada institusi
pemerintah makin tinggi. Kondisi ini semakin sulit karena adanya pasar bebas dimana tenaga kerja asing dengan
kemampuan bahasa Inggris tinggi dapat mengambil peluang kerja pada perusahaan swasta nasional/multi nasional
yang bergerak di Indonesia. Sedangkan secara umum, kapabilitas lulusan JTKU untuk bersaing secara internasional
masih rendah.
Sebagai respon dari kondisi di atas, kurikulum yang diterapkan oleh JTKU selalu dievaluasi dan diperbaiki
secara rutin. Dalam 5 tahun terakhir, kurikulum diubah dari kompetensi lulusan sebagai pekerja, menjadi kompetensi
lulusan sebagai pekerja maupun wirausahawan. Selain itu, program pendidikan pasca sarjana juga dibuka (S2 tahun
2005 dan S3 tahun 2012) sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing lulusan sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja.
Semakin menjamurnya universitas asing yang membuka cabang di Indonesia memberikan peluang bagi JTKU
untuk mendapatkan mitra dalam pengembangan pendidikan (pengembangan kurikulum, metode pembelajaran,
pertukaran dosen dan staf, credit transfer system, dual degree, sandwich, serta non-degree training), riset dan
publikasi, aplikasi teknologi untuk industri terutama swasta asing, serta lapangan kerja bagi para lulusan. Namun
di sisi lain, mereka juga merupakan kompetitor yang kuat dalam menjaring mahasiswa yang berkualitas akademik
dan finansial yang memadai, serta menjadi pesaing mendapatkan mitra/kerjasama/ pendanaan dari para lembaga
donor dan industri (nasional dan asing).
Pada saat ini, reputasi JTKU sebagai institusi pendidikan di tingkat nasional sudah sangat tinggi (masuk dalam
jajaran 4 besar Teknik Kimia, banyaknya kerjasama industri, institusi dan UKM, serta tingginya minat mahasiswa
yang masuk (no. 2 di UNDIP). Namun, di tingkat internasional reputasi JTKU masih rendah dilihat dari tidak adanya
mahasiswa asing, belum adanya kerjasama internasional yang bersifat kelembagaan (dual degree, sandwich,
pertukaran dosen-mahasiswa, dan lain-lain). Padahal fakta menunjukkan bahwa lebih dari 25% tenaga pendidik
-
3
yang dimiliki JTKU telah mempunyai kapabiltas yang baik secara internasional yang terukur dalam publikasi
internasional, undangan sebagai peneliti, keynote speaker, visiting lecturer, adanya 4 jurnal berkelas internasional di
JTKU, serta akses staf secara individu ke lembaga donor asing (DAAD, Nuffic, JSPS), jurnal internasional dan
publisher, dan universitas bereputasi tinggi di Asia, Eropa dan Amerika Serikat. Reputasi internasional para tenaga
pendidik JTKU secara individu ini perlu dikoordinasi dalam tingkat institusi sehingga mampu mengangkat citra JTKU
di tingkat internasional.
Sementara itu, pemeringkatan universitas di tingkat nasional dan dunia versi (Times Higher Education) THE
atau Quality Star (QS) telah mempengaruhi kebijakan Universitas Diponegoro untuk dapat mempertahankan dan
bahkan meningkatkan ke posisi yang lebih baik dari posisi sekarang di 10 besar nasional dan 500-600 dunia.
Kebijakan ini, telah memacu JTKU, untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, system dan layanan
pendidikan, fasilitas sarana dan prasrana terutama laboratorium pendidikan dan riset, kualitas hasil-hasil riset
terutama paten, aplikasi teknologi, dan publikasi internasional, manajemen, dan kerjasama nasional dan
internasional. Semua kegiatan di atas ditargetkan agar JTKU menjadi institusi yang sangat dikenal di tingkat
internasional dan bereputasi tinggi secara nasional. Namun, kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan peringkat
universitas dan JTKU tersebut harus dilakukan selaras dengan fungsi JTKU melalui pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi dalam penguatan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan (termasuk teknik kimia) sangat dipengaruhi oleh situasi politik
nasional. Perubahan ini juga nampak dari perubahan sistem manajemen perguruan tinggi melalui perubahan status
desentralisasi menjadi otonomi/BHMN, serta BHMN menjadi BLU. Perubahan ini secara langsung mempengaruhi
aliran dana sebagai sumber daya penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Berdasarkan kondisi kebutuhan dan situasi eksternal, evaluasi diri Jurusan Teknik Kimia, visi, misi, kebijakan
dan rencana strategis (Renstra) Universitas Diponegoro, maka visi dan misi Jurusan Teknik Kimia Universitas
Diponegoro (JTKU) dalam menjawab kebutuhan dan tantangan publik telah diformulasikan. Visi dan Misi tersebut
akan dicapai melalui Renstra lima tahunan JTKU selama dua periode (2012/2016 dan 2017/2021) dengan fokus
pada: pengembangan sumber daya manusia, pengembangan pendidikan, peningkatan kualitas dan kuantitas
penelitian dan pengabdian, perluasan dan penguatan jaringan kerjasama, perbaikan sarana dan prasarana, serta
penguatan managemen dan kualitas layanan. Sasaran inti dari Renstra ini adalah membentuk JTKU sebaga institusi
pendidikan berbasis riset yang kuat dan sustainable sehingga mampu mencapai visi dan mengemban misi.
1.3. VISI DAN MISI
1.3.1. Visi Jurusan Teknik Kimia
Pada tahun 2020 Jurusan Teknik Kimia bereputasi di tingkat nasional dan internasional.
Dengan moto: Chemical Engineering UNDIP for better life.
-
4
1.3.2. Misi Jurusan Teknik Kimia
1. Menyelenggarakan pendidikan berkualitas untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif
2. Menyelenggarakan penelitian berkualitas untuk menghasilkan publikasi nasional, internasional, hak
kekayaan intelektual, dan paket teknologi.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dalam memecahkan persoalan dengan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui layanan konsultasi, pendampingan, dan pelatihan.
4. Menyelenggarakan tatakelola yang baik (good governance) untuk menjamin kualitas, profesionalitas,
kapabilitas, dan akuntabilitas.
1.4. TUJUAN DAN SASARAN
1.4.1. Tujuan
1 Menghasilkan lulusan yang berbudi pekerti luhur, berkarakter, berjiwa wirausaha, berkemampuan leadership
dan komunikasi tinggi, berwawasan global, profesional dibidangnya, dan berdaya saing tinggi baik level
nasional maupun internasional
2 Menghasilkan penelitian yang bernilai saintifik tinggi pada level internasional dan nasional, aplikatif, dan
mampu meningkatkan daya saing bangsa,
3 Menghasilkan suatu paket teknologi dan layanan masyarakat yang mampu memberikan kontribusi positif
bagi percepatan dan pengembangan industri nasional maupun usaha kecil dan menengah
1.4.2. Sasaran
1 Meningkatkan ketatnya persaingan masuk JTKU (rejection rate minimum 90%)
2 Meningkatkan level JTKU menjadi institusi pendidikan dan riset yang bereputasi internasional
3 Meningkatkan daya saing lulusan JTKU baik pada level nasional maupun internasional yang teridentifikasi
dari gaji pertama dan lamanya mendapatkan pekerjaan
4 Meningkatkan jumlah lulusan yang mampu membuka wirasusah baru berbasis teknologi proses kimia
5 Meningkatkan jumlah staf yang berjenjang S3 dari 50% menjadi minimal 60% (2016) dan 80% (2020), serta
meningkatkan jumlah staf berjabatan fungsional profesor minimal 25% (2020)
6 Meningkatkan peranan dosen dan mahasiswa (terutama S2 dan S3) dalam publikasi pada jurnal nasional
terakreditasi, jurnal internasional, maupun karya yang dipatenkan/HKI
7 Memperluas dan mengintensifkan jaringan kerjasama dalam rangka internasionalisasi JTKU
8 Meningkatkan jumlah hibah dana kompetitif maupun kerjasama mutual untuk menjamin sustainability
9 Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan, riset dan pengabdian berstandar ISO
-
5
10 Meningkatkan manajemen dan informasi sistem berbasis informasi teknologi
1.5. KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI)
Rencana strategis (Renstra) JTKU akan diimplementasikan selama dua periode (yaitu 2012-2016, dan
2017-2021). Implementasi ini akan dievaluasi mengacu pada tuntutan visi dan misi, dengan indikator utama
sebagai seperti pada Tabel 1.1. berikut ini.
Tabel 1.1: Performance Indicator Pencapaian Visi dan Misi Periode I (2016) dan II (2020)
No. Obyek yang diukur Indikator 2016 2020
1 Mahasiswa Rasio peminat : diterima Mahasiswa Asing, (mahasiswa/tahun) Mahasiswa dual degree /sandwich (mahasiswa/tahun) Mahasiswa S3 (mahasiswa/tahun)
15:1 2 2 8
20:1 5 5 10
2 Kualitas Lulusan Lamanya dapat kerja (S1), (bulan) Gaji pertama lulusan (S1): Rpx1jt./bulan (basis 2013) Lulusan berwirausaha: (%) Lulusan bekerja di Institusi Teknik Kimia (%)
6 5 5 5
6 7 10 10
3 Kualitas Staf Staf S3 (%) Profesor (%) Rasio dosen mahasiswa Staf non-dosen berkeahlian khusus (%) Staf asing/guest employ (orang/tahun) Dosen Teknik Kimia sbg invited/visiting lecturer/researcher: (orang/tahun)
60 15
1:15 20 1 2
80 25
1:15 40 2 4
4 Pendidikan Matakuliah berbahasa Inggris (%) Program CTS dengan Universitas Dalam Negeri Program CTS dengan Universitas Luar Negeri Terakreditasi Nasional A Akreditasi Internasional (AUN)
10 2 1
Ya ya
25 5 2
Ya ya
5 Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publikasi Jurnal Nasional terakreditasi: (artkel/tahun) Publikasi Jurnal Internasional ter-index SCOPUS/sederajat: (artikel/tahun) Paten: (paten/tahun) Riset kerjasama nasional: (kerjasama/tahun) Riset kerjasama internasional: (kerjasama/tahun) Teknologi teraplikasi di industri/UKM: (paket/tahun)
5 4 1 10 2 2
10 8 2 15 4 4
6 Pengembangan Kerjasama
Layanan konsultasi dan Pelatihan Jumlah mitra nasional (akumulasi) Jumlah Mitra Internasional (akumulasi) Kontribusi Pendanaan institusi in cash & in kind (%)
1 4 2 20
3 10 5 30
7 Sarana dan Pra Sarana serta Akses
Laboratorium Terakreditasi Internet Akses (Kbps/Mahasiswa)
1 2
2 5
8 Manajemen System Layanan Tri Dharma dan manajemen berbasis Informasi Teknologi
60%
100%
-
6
BAB II
EVALUASI DIRI BERDASARKAN ANALISIS
STRENGTH, WEAKNESS, OPPORTUNITY, and THREAT (SWOT )
2.1. SISTIM PROSES EVALUASI
Mengacu pada Visi dan Misi Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU) yang akan dicapai dalam
rentang 8 tahun ke depan, maka telah dilakukan evaluasi diri berdasarkan pada strength (kekuatan), weakness
(kelemahan), opportunity (peluang) dan threat (ancaman) atau disingkat SWOT. Tujuan dari evaluasi diri dengan
SWOT ini adalah untuk mengetahui dimana posisi JTKU saat ini (kelebihan dan kekurangannya apa yang dimiliki,
peluang apa yang dapat diambil, serta ancaman apa yang akan mengganggu atau pun menghambat JTKU) terkait
dengan visi dan misi yang akan dicapai. Walaupun tidak secara periodik dan terstruktur, evaluasi diri telah melibatkan
semua komponen stake holder, yaitu: staf pengajar dan tenaga kependidikan, mahasiswa, alumni (recorded feedback
dan tracer study), user (berdasarkan tracer study dan informasi persyaratan tenaga kerja yang dibutuhkan),
akademia dari institusi lain, serta pembanding kondisi umum perkembangan Jurusan Teknik Kimia pada institusi
dalam dan luar negeri (Gambar 2.1).
Gambar 2.1: Proses Evaluasi Diri Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU)
SWOT (strength, weakness, opportunity, threat)
Internal Stakeholders
Dosen
Ggugus penjaminan mutu
Mahasiswa
Tenaga kependidikan
Grup riset dan mata kulian
External Stakeholder (users)
Tracer study & feedback
Persyaratan kerja
Alumni
Tracer study & feedback,
meeting
Perkembangan external
Kemajuan IPTEK dan
institusi lain
Krisis pangan dan energi
Faktor penting lain:
Kebijakan pemerintah
Kurikulum nasional
Akreditasi nasional dan
internasional
Point utama :
Dosen
Tenaga kependidikan
Mahasiswa dan Lulusan
Alumni
Proses belajar mengajar
Kurikulum
Penelitian dan produknya
Pengabdian masyarakat
Kerjasama
Sarana dan Prasarana (lab.,
kelas, perpust., dll)
Sistem manajemen
Staf institusi lain
Meeting, dosen tamu, visitasi
Fokus Renstra :
Sumber daya manusia
Sistem pendidikan
Penelitian dan Pengabdian
Kerjasama
Sarana dan Prasarana
Sistem manajemen Tidak reguler Reguler
-
7
2.2. HASIL EVALUASI DIRI
Selain melibatkan semua komponen stake holder secara komprehensif, evaluasi diri ini juga
mempertimbangkan hasil evaluasi diri sebelumnya untuk keperluan akreditasi program S1 (2008) dan S2 (2010),
serta pembukaan program S3. Beberapa point utama telah dievaluasi dan dirangkum dalam 6 point penting yaitu:
kondisi sumber daya manusia (tenaga pengajar (dosen) dan tenaga kependidikan), pendidikan (efektifitas proses
belajar mengajar, kurikulum dan silabi, kualitas mahasiswa dan lulusan), penelitian dan pengabdian masyarakat
(produk-produk ilmiah, karya unggul, publikasi, karya yang telah diterapkan), kerjasama (terkait Tri Dharma
perguruan Tinggi), fasilitas sarana dan prasarana (gedung, peralatan laboratorium, sistem internet, fasilitas kelas,
utilitas air dan listrik, sistem safety, sarana olah raga, rekreasi, penataan lingkungan dan lainnya), serta sistem
menajemen (layanan, administrasi, dan informasi). Ke 6 point inilah yang dijadikan prioritas untuk ditangani maupun
ditingkatkan melalui rencana strategis ini. Secara ringkas hasil SWOT untuk ke-6 fokus renstra ini dapat dilihat pada
Tabel 2.1 - 2.7. berikut ini.
Tabel 2.1: Analisa SWOT Bidang Pengembangan Tenaga Pengajar (Dosen)
Strength Weakness Opportunity Threat
Dosen dengan pendidikan
doktor (48,8%=50 %)
tertinggi di Fakultas Teknik
UNDIP
Jabatan fungsional dosen
terdistribusi dalam semua
kelompok (pengajar, asisten
ahli, lektor, lektor kepala dan
guru besar)
Jumlah dosen mendekati
rasio normal
Jumlah dosen laki-laki dan
perempuan relatif seimbang
Meskipun mempunyai
persentase tertinggi di
Fakultas Teknik UNDIP
namun 46,3 % dosen belum
berpendidikan doktor
Jabatan fungsional dosen
terkonsetrasi pada jabatan
lektor kepala
Pengurusan kenaikan
jabatan fungsional yang
relatif lama
Keahlian dosen belum dapat
memenuhi bidang teknik
kimia secara keseluruhan.
Kurangnya pengetahuan
keteknikan praktek dalam
bidang teknik kimia
Kemampuan komunikasi aktif
dengan bahasa inggris dalam
PBM perlu ditingkatkan
Banyaknya penawaran
beasiswa untuk
pengembangan SDM
Beberapa staf akademik
JTKU memahami proses
kenaikan jabatan akademik
dosen dengan mendalam
Potensi kerjasama dengan PT
asing untuk pengembangan
SDM cukup banyak
Banyaknya industri kimia yang
membuka diri untuk
pelaksanaan magang
Jurusan teknik kimia dari
perguruan tinggi lain yang
melakukan pengembangan
dengan cepat dan
memanfaat peluang-peluang
yang ada
Peraturan yang
mensyaratkan jabatan
fungsional dan pendidikan
untuk kegiatan/jabatan-
jabatan tertentu.
Perguruan tinggi lain (baik
nasional maupun asing)
dengan kualitas SDM yang
lebih baik
-
8
Tabel 2.2: Analisa SWOT Bidang Pengembangan Tenaga Kependidikan
Strength Weakness Opportunity Threat
Jumlah tenaga kependidikan
memadahi
Secara umum, kapasitas
ketrampilan dan atau
pengetahuan perlu
dikembangkan
Kemampuan berkomunikasi
dalam bahasa inggris rendah
Kebanyakan tenaga
kependidikan mempunyai
beban kerja yang tidak
sesuai dengan latar belakang
pendidikannya
Kursus-kursus peningkatan
ketrampilan
Kemungkinan rekruitmen staf
baru
Jurusan teknik kimia dari
perguruan tinggi lain yang
melakukan pengembangan
dengan cepat dan
memanfaat peluang-
peluang yang ada
Peraturan-perraturan yang
yang mengatur/membahas
persyaratan jabatan
akdemik untuk kegiatan-
kegiatan/jabatan-jabatan
tertentu.
Perguruan tinggi lain (baik
nasional maupun asing)
dengan kualitas SDM yang
lebih baik
Tabel 2.3: Analisa SWOT Bidang Pengembangan Pendidikan
Strength Weakness Opportunity Threat
Tingginya minat calon
mahasiswa S1 dalam negeri
masuk JTKU (rejection rate
>90%)
Tingginya nilai test masuk
calon mahasiswa S1
IPK lulusan rata-rata
>3.00(S1) dan 3.5 (S2)
Waktu studi 4 tahun (S1) dan
2 tahun (S2)
Tingginya kualitas dosen
(50% bergelar S3)
Bimbingan dan kuliah intensif
(tingkat kedatangan >80%)
Sudah terselenggaranya
mata kuliah kewirausahaan
Sudah adanya pembekalan
soft skill mahasiswa/calon
lulusan
Kemampuan akses individu
dosen JTKU ke institusi luar
negeri tinggi
Akreditasi A (S1), B (S2)
Inisiasi kerjasama pendidikan
dengan universitas dan
lembaga di dalam dan luar
negeri
Kemampuan bahasa Inggris
rendah (TOEFL < 450))
Waktu mendapatkan kerja
lama (8-10 bulan)
Belum tingginya gaji pertama
lulusan (rata rata Rp
3.000.000/bln)
Ketergantungan terhadap
pasar kerja dalam negeri
sangat tinggi
Jumlah lulusan yang
membuka bisnis baru masih
rendah
Minimnya lulusan yang
bekerja /studi lanjut di luar
negeri
Belum intensifnya
pembekalan soft skill
(leadership, carreer,
leadership, manajemen)
Belum meratanya mahasiswa
yang aktif dalam
keorganisasian
Kemampuan penguasaan
bidang aplikasi teknik kimia
masih sedang
Kurangnya akses peluang
kerja/studi di LN
Minimnya kegiatan
Peluang kerjasama
kelembagaan dengan institusi
serta universitas di dalam dan
luar negeri dengan
pemberdayaan personal
akses
Banyaknya universitas dalam
dan luar negeri yang
menawarkan kerjasama
pendidikan
Terbukanya kesempatan
mendapatkan akses
pendanaan dari pihak ketiga
(Pemerintah, Swasta Nasional
dan Asing)
Tingginya minat para
peneliti/dosen/mahasiswa dari
negara maju melakukan
kegiatan pendidikan di negara
berkembang
Makin tingginya kualitas dan
daya saing lulusan dan
sistem pembelajaran, pada
universitas lain
Berkembangnya mutu
pendidikan teknik kimia
pada universitas lain di
dalam dan luar negeri
Banyaknya institusi asing
yang membuka program di
Indonesia maupun akses
pendaftaran on line
-
9
pendidikan berlevel
internasional
Tidak adanya
staf/mahasiswa asing
Identifikasi Masalah Belum terbangunnya atmosfir penggunaan bahasa Inggris di JTKU dalam kegiatan sehari-hari
(kuliah, presentasi, komunikasi)
Belum banyaknya matakuliah yang menerapkan active learning, problem based learning, dan student
centered learning dengan multimedia (peraga, simulator, dan video learning)
Minimnya penggunaan software aplikasi teknik kimia dalam tugas akhir dan mata kuliah
Minimnya keterlibatan praktisi dalam proses pendidikan (kuliah tamu, magang kewirausahaan)
Minimnya penelitian-penelitian yang merupakan studi kasus di industri/UKM
Kurangnya pembekalan soft skill ( komunikasi, leadership, enterpreunership, carreer, management)
Belum meratanya keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan keorganisasian
Belum terstrukturnya kerjasama pendidikan dengan universitas dan lembaga di dalam dan luar negeri
Belum terbangunnya atmosfir sebagai institusi yang bersifat internasional di JTKU
Belum diakuinya JTKU sebagai institusi bereputasi internasional
Tabel 2.4: Analisa SWOT Bidang Pengembangan Penelitian dan Pengabdian
Strength Weakness Opportunity Threat
Kemampuan sumber daya
manusia tinggi (50%
berpendidikan S-3)
Terbentuknya grup-grup
riset
Adanya instrument
pendukung penelitian
(HPLC, FTIR, HPLC, AAS
dan spektrofotometer uv-
vis)
Beberapa jurnal
internasional terindex
SCOPUS dan lainnya,
serta jurnal nasional
terkareditasi dikelola dan
diterbitkan dosen JTKU
Keluaran penelitian
khususnya dalam bentuk
jurnal internasional dan
nasional terakreditasi serta
teknologi tepat guna masih
rendah
Analisis struktur molekul dan
reology bahan masih
dilakukan di institusi lain
Tenaga teknisi analis masih
rendah
Kegiatan penelitian dan
penelitian masih bersifat
individu (belum sinergis/
integratif antar bidang)
Presetasi karya ilimiah
mahasiswa belum banyak
dalam level nasional atau
internasional
Kemampuan menulis jurnal
internasional belum merata.
Karya penelitian berpotensi
HKI masih rendah.
Pemanfaatan potensi dosen
JTKU yang berkemampuan
penulisan artikel tinggi untuk
ditularkan ke kolega
Peluang pendanaan hibah
kompetitif penelitian dan
publikasi serta
pengabdian/aplikasi teknologi
bersumber DIKTI
(desentralisasi dan
sentralisasi), RISTEK, dan
institusi/industri dalam negeri
lainnya
Peluang hibah kompetitif dan
kerjasama dari institusi
asing/luar negeri
Program-program
peningkatan kapasitas
meneliti dan menulis artikel
dari insitusi pemerintah
(DIKTI, dan lembaga
penelitian)
Pemanfaatan jejaring
institusiTeknik Kimia
Persaingan global
Kemajuan institusi dalam dan
luar negeri yang lebih
kompetitif
Tabel 2.5: Analisa SWOT Bidang Pengembangan Kerjasama
Strength Weakness Opportunity Threat
Dosen bergelar S-3 50%
Dosen mempunyai
profesionalisme di berbagai
bidang
Lemahnya sistem
manajemen dan belum
adanya SOP kerjasama
Kegiatan kerjasama masih
Peluang kerjasama
kelembagaan dengan institusi
serta universitas di dalam dan
luar negeri dengan
pemberdayaan kualitas dosen
Makin tingginya minat PT lain
dalam menjaring mitra
kerjasama
Kemajuan institusi lain yang
-
10
Ikatan alumni yang cukup kuat
(IKA Undip)
Inisiasi kerjasama dengan
universitas dan lembaga di
dalam dan luar negeri sudah
dimulai
Banyaknya staf JTKU
bereputasi internasional (dari
riset dan publikasi)
bersifat individu
Kurangnya angka
partisipasi dosen dalam
menjaring mitra
Belum adanya fasilitas/SOP
penerimaan mahasiswa/staf
asing di JTKU
Belum terkonstruksinya web
JTKU berbahasa Inggris
atau internasional
Kurang dikenalnya JTKU
secara institusi
Belum kuatnya jaringan
alumni
Kurangnya kerjasama
dengan industri
Kurangnya interaksi dengan
industri
Peluang kerjasama dengan
industri kimia, petrokimia dan
IKM
Banyaknya universitas dalam
dan luar negeri yang
menawarkan kerjasama
Terbukanya kesempatan
mendapatkan akses
pendanaan dari pemerintah,
swasta nasional dan asing
Tingginya minat para peneliti
dari negara maju melakukan
kerjasama dengan negara
berkembang
Peluang kerjasama dengan
melalui penguatan alumni
Adanya pendanaan dari
industri melalui bentuk
kerjasama
membuka program teknik
kimia (UI, ITB dan UGM, ITS)
Banyaknya institusi asing
yang membuka program di
Indonesia maupun akses
pendaftaran on line
Perkembangan teknologi
industri yang pesat
Identifikasi Masalah Belum terbangunnya atmosfir menjemput bola untuk peningkatan kerjasama di JTKU
Belum adanya SOP untuk kerjasama kelembagaan dengan mitra dalam dan luar negeri
Belum optimal dan terstrukturnya jaringan kerjasama dengan alumni, mitra institusi dan industri
Belum meluasnya akses bagi mahasiswa/staf asing ke JTKU
Tabel 2.6: Analisa SWOT Bidang Sarana dan Prasarana
Strength Weakness Opportunity Threat Jumlah laboratorium
instruksional dan keahlian memadai
Unit Bengkel/Workshop sudah ada
Gedung Kuliah sudah ada
Fasilitas perpustakaan cukup memadai
Fasilitas akses internet yang sudah mencukupi
Fasilitas komputer branded setiap tahun selalu ditambah
Belum tersedianya unit penyediaan kebutuhan air bersih, listrik dan udara tekan
Belum tersedianya unit gudang/store bahan kimia dan gas yang memadaidan standar
Peralatan-peralatan di laboratorium kurang memadai dan kurang up-to-date
Peralatan-peralatan di Bengkel/Workshop perlu dilengkapi termasuk bengkel kaca
Gedung kuliah belum cukup jika S1, S2, S3 sudah terintegrasi di jurusan
Belum ada ruang kuliah yang berbasis teknologi informasi
Fasilitas taman dan gazebo untuk aktifitas mahasiswa masih kurang
Beberapa komputer masih belum dilengkapi software berlicensi
Fasilitas Health, Safety and Environment (HSE), seperti: APAR, signboard, dan muster point, masih sangat kurang
Fasilitas unit pengolah limbah belum ada
Peluang RGA dari layanan laboratorium analisis instrumen besar
Peluang RGA dari layanan Bengkel/Workshop besar
Potensi alumni untuk membangunkan gedung kuliah bersama dan gazebo
Adanya licensi software sistem operasi (Microsoft) yang gratis untuk kampus
Tersedianya pakar-pakar pengolahan limbah di JTKU Undip
Terbukanya kesempatan mendapatkan akses pendanaan dari pihak ketiga (Pemerintah, Swasta Nasional dan Asing)
Adanya akreditasi laboratorium yang bisa menarik RGA
Akreditasi internasional AUN (ASEAN University Network)
Berkembangnya mutu penelitian bidang teknik kimia pada universitas lain di dalam negeri
-
11
Identifikasi Masalah Peralatan-peralatan di laboratorium kurang memadai dan kurang up-to-date, terutama fasilitas analisis instrumen
Peralatan-peralatan di Bengkel/Workshop perlu dilengkapi termasuk bengkel kaca
Gedung kuliah belum cukup jika S1, S2, S3 sudah terintegrasi di jurusan
Belum ada ruang kuliah yang berbasis teknologi informasi
Fasilitas taman dan gazebo untuk aktifitas mahasiswa masih kurang
Beberapa komputer masih belum dilengkapi software berlicensi
Fasilitas Health, Safety and Environment (HSE), seperti: APAR, signboard, dan muster point, masih sangat kurang
Fasilitas unit pengolah limbah belum ada
Tabel 2.7: Analisa SWOT Sistem Manajemen
Strength Weakness Opportunity Threat Dukungan JTKU dalam
pengembangan institusi tinggi
Tatanan moral dan etika telah terbangun
Gugus penjaminan mutu telah terbentuk
Evaluasi sistem pelayanan pendidikan telah berjalan
Struktur organisasi program S1, S2, S3, telah terbentuk
Grup-grup riset sesuai bidang keahlian dosen telah terbentuk
System Operasional Procedure (SOP) telah mulai diformulasikan
Keterbukaan pengelolaan administrasi dan keuangan
Belum diterapkannya reward and punishment secara formal dan efektif
Evaluasi dan pengembangan matakuliah belum rutin berjalan
SOP belum secara formal diterapkan
Sistem evaluasi institusi yang melibatkan seluruh komponen stake holder dan institusi lain belum efektif dijalankan
Sistem pelayanan matakuliah dan lainnya belum standar (tidak seragam/sama)
Peluang peningkatan sistem manajemen dengan dukungan Informasi Teknologi
Peluang pengembangan manajemen melalui kursus-kursus
Terbukanya kerjasama dengan institusi lain dalam managemen
Standar mutu mengacu ISO pada institusi lain
Aksesibilitas institusi lain yang makin besar dan luas
Lemahnya sistem manajemen berakibat menurunkan minat calon mahasiswa/mitra/user menggunakan jasa layanan JTKU
Identifikasi Masalah Belum ada job description yang jelas untuk masing-masing pihak yang masuk dalam struktur
organisasi program S1, S2 maupun S3.
Manajemen internal di jurusan belum didukung sistem informasi yang memadai
Databased belum dikelola dengan baik (pencarian data terhambat, boros waktu dan biaya)
Belum efektifnya reward and punishment peningkatan prestasi dosen kurang optimal
Belum adanya peer group pembina mata kuliah dan sistem penjaminan mutu handal
Berdasarkan analisa SWOT maka ditetapkan rencana strategis Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro
(JTKU) selama dua periode (2012/2016 dan 2017/2021) yaitu: pengembangan sumber daya manusia,
pengembangan pendidikan, pengembangan penelitian dan pengabdian, pengembangan kerjasama,
pengembangan sarana dan prasarana, serta pengembangan sistem managemen. Sasaran inti dari Renstra ini
adalah membentuk JTKU sebaga institusi pendidikan berbasis riset yang kuat dan sustainable sehingga mampu
mencapai visi dan mengemban misi
-
12
BAB III
RENCANA STRATEGIS
JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS DIPONEGORO
Rencana Strategis ini dirancang dengan tujuan untuk mencapai visi dan melaksanakan misi Jurusan Teknik
Kimia Universitas Diponegoro (JTKU). Dua hal ini akan dapat terealisasi pada tahun 2020 ( selama 8 tahun). Oleh
karena itu, rencana strategis (Renstra) ini akan dibagi dalam dua tahap utama yaitu: Periode I (2012-2016) dan
Periode II (2017-2020). Dengan pertimbangan analisa SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) kondisi
JTKU sekarang, maka Renstra ini diharapkan akan berjalan sesuai yang diharapkan. Artinya masalah yang
teridentifikasi sebagai penyebab munculnya kelemahan-kelemahan dapat diatasi, kekuatan dapat diberdayakan
optimal, sehingga ultimate goal (mencapai visi dan melaksanakan misi) dapat terealisasi. Secara garis besar skema
rancangan dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini.
Gambar 3.1: Alur Penyusunan Rencana Strategis Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU)
3.1. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber daya manusia (SDM) merupakan komponen penting dalam pengembangan pendidikan tinggi. Oleh
karena itu Jurusan Teknik Kimia UNDIP (JTKU) sadar bahwa pengembangan SDM merupakan hal penting yang
harus dilakukan untuk mencapai visi menjadi pendidikan tinggi bereputasi internasional. Kualitas SDM akan
menentukan kualitas pendidikan, kualitas karya-karya ilmu dan teknologi yang dihasilkan melalui kegiatan penelitian
Evaluasi Diri:
SWOT
IDENTIFIKASI MASALAH - Sistem pembelajaran yang masih sedang - Terbatasnya jumlah sumber daya manusia - Terbatasnya sarana dan prasarana riset dan
pendidikan - Kurang optimalnya pemanfaatan riset dan pengabdian - Belum terstrukturnya sistem kerjasama - Belum efektifnya sistem manajemen dan informasi
Isu strategis - Globalisasi, pasar bebas - Krisi ekonomi, pangan
dan energi - Dinamika kebijakan
pemerintah - Perubahan market
demand - Pemeringkatan
Universitas dan Akreditasi
VISI dan MISI
JTKU
RENCANA STRATEGIS - Pengembangan pendidikan - Peningkatan kualitas riset dan pengabdian - Pengembangan sumber daya manusia - Pengembangan kerjasama - Peningkatan sarana dan pra sarana - Pengembangan manajemen dan informasi
Realisasi VISI Dan MISI Indikator: Kualitas dan employability lulusan Publikasi pada jurnal internasional dan nasional Teraplikasinya hasil riset di industri/UKM/user Staf bereputasi internasional Standarisasi laboratorium, dan pelayanan Internasionalisasi institusi JTKU
Terakreditasi A, AUN, dan ABET
-
13
dan kualitas sumbangan bagi pembangunan bangsa dan negara. Secara umum pengembangan SDM difokuskan
pada pengembangan karir, kompetensi/kualitas dan prestasi. SDM dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu
kelompok tenaga pendidik dan kependidikan.
3.1.1. Pengembangan Tenaga Pengajar (Dosen)
Pengembangan SDM tenaga pengajar (dosen) dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan
kompetensi dosen sehingga kualitas proses belajar-mengajar, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dapat
terus-menerus ditingkatkan secara berkelanjutan. Pengembangan diarahkan untuk peningkatan kapasitas keilmuan
(yang meliputi latar belakang pendidikan dan jenjang jabatan fungsional) dan peningkatan softskill. Selain itu,
pengembangan SDM juga ditujukan untuk menjaga rasio ideal jumlah dosen dan mahasiswa. Perlu diinformasikan
bahwa JTKU mempunyai program studi sarjana, magister dan doktor. Kesemua staf akademik diharapkan dapat
melakukan proses belajar mengajar pada ketiga program studi tersebut.
Saat ini JTKU mempunyai 41 staf akademik dengan perincian sebagai berikut: 20 orang (48,8 %)
berpendidikan S3, 19 orang (kurang lebih 50%) S2, dan 2 orang (5 %) sedang mengikuti studi lanjut S3. Bauran staf
akademik berdasarkan jabatang fungsional adalah 4 dosen Guru Besar (10 %), 20 Lektor Kepala (50 %), 14 Lektor
(34 %), 1 Asisten Ahli (2 %) dan 2 Pengajar (5 %). Profil dosen tersaji pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3.
Sedangkan hasil analisa Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) sumber daya manusia dapat dilihat
pada Tabel 2.1 dan 2.2 (Bab II).
Gambar 3.2: Bauran dosen JTKU berdasarkan latar belakang pendidikan (Maret 2011)
-
14
Gambar 3.3: Bauran dosen JTKU berdasarkan Jabatan fungsional
Mendasarkan pada hasil analisis SWOT pada Tabel 2.1 (Bab II), maka pengembangan SDM dosen untuk (i)
meningkatkan jumlah dosen berlatar belakang pendidikan doktor, (ii) meningkatkan jumlah dosen dengan jabatan
funsional guru besar, (iii) pengembangan bauran keahlian keilmuan dosen dan (iv) peningkatan kapasitas keteknikan
dan (v) pencapaian rasio dosen mahasiswa yang ideal atau wajar. Sudah sewajarnya sebagai lembaga pendidikan
tinggi yang bereputasi internasional, JTKU mentargetkan pada tahun 2020 semua dosen yang dimilki mempunyai
latar belakang pendidikan doktor. Untuk itu diperlukan langkah-langkah pengiriman dosen baru/muda untuk
melanjutkan studi ke program doktor dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku. Selain latar belakang
pendidikan, jenjang kepangkatan dan jabatan fungsional juga merepresentasikan tingkat kemampuan keilmuan
dosen. JTKU akan mendukung pencapaian jabatan funsional guru besar sebagai jabatan akademis tertinggi oleh
dosen dengan menjaga kualitas karya-karya ilmiah yang dilakukan. Usaha ini akan dilakukan dengan sosialisasi
peraturan akademik, pendampingan dan dukungan pengurusan termasuk dukungan finasial. Bauran keahlian
keilmuan dosen merupakan hal penting yang harus difikirkan secara serius. Bidang kepakaran dosen harus
diupayakan dapat mengikuti perkembangan yang terjadi di teknik kimia dan tidak terfokus pada beberapa bidang
saja. Dalam kasus ini, identifikasi keahlian dosen yang telah berpendidikan doktor dan penentuan bidang ilmu dosen
dalam pengiriman dosen untuk melanjutkan program doktor akan dilakukan. Peningkatan kapasitas keteknikan akan
dicapai dengan program-program magang di industri dan training tentang perkembangan-perkembangan terbaru
dalam teknik kimia.
Selain itu, pengembangan SDM dosen untuk peningkatan soft skill diarahkan untuk (i) meningkatkan
kemampuan mengajar dosen, (ii) meningkatkan kemampuan presentasi dan komunikasi dosen terutama
menggunakan bahasa inggris, (iii) meningkatkan kemampuan dosen dalam bekerjasama. Peningkatan soft skill akan
dilakukan melauli media pelatihan, workshop, seminar dan pendidikan informal.
3.1.2. Pengembangan Tenaga Kependidikan (staf pendukung)
Keberadaan tenaga kependidikan yang handal secara signifikan dapat meningkatkan kualitas pendidikan
tinggi. Pengembangan tenaga kependidikan mempunyai arti yang sama dengan pengembangan staf akademik. Oleh
-
15
karena itu, JTKU juga merencanakan pengembangan tenaga kependidikan berdasarkan analisa SWOT pada Tabel
2.2 (Bab II).
Dari analisis tersebut pengembangan SDM diarahkan pada peningkatan kompetensi dasar pegawai sesuai
dengan tuntutan dan perkembangan lingkungan baik internal maupun eksternal. Selain itu peningkatan soft skill
seperti kemampuan berkomunikasi (termasuk dalam menggunakan bahasa inggris), tanggung jawab dan motivasi
juga merupakan hal penting untuk dilakukan. Usaha-usaha untuk mencapai tersebut akan dilakukan dengan
pengayaan, pelatihan dan pendidikan informal.
3.1.3. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Rencana strategis pengembangan sumber daya manusia (SDM) ditampilkan dalam Tabel A.1 (lampiran).
Secara umum program dibagi menjadi dua bagian utama yaitu pengembangan tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan. Program pengembangan tenaga pendidik terdiri dari: rasionalisasi jumlah dosen (untuk menjaga rasio
dosen mahasiswa 1:15), peningkatan kualitas dan kapasitas dosen (untuk mendorong peningkatan jumlah dosen
bergelar S3, jumlah dosen berjabatan fungsional profesor, serta peningkatan kemampuan dosen di bidang
penelitian), serta peningkatan bauran bidang keahlian dosen (untuk equity proporsi jumlah dosen berkeahlian khusus
yang merupakan bidang inti Teknik Kimia). Sedangkan pengembangan tenaga kependidikan diarahkan pada
peningkatan jumlah tenaga administrasi, tenaga laboratorium, dan peningkatan keahlian tenaga kependidikan
berkaitan dengan unit/laboratorium yang ditangani.
3.2. PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
3.2.1. Analisis
Secara umum, penyelenggaraan pendidikan di Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU) sudah
sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari salah satu indikator kinerja proses pembelajaran, yaitu waktu untuk
menyelesaikan studi rata-rata 4 tahun (program S1) dan 2 tahun (program S2) dengan IPK rata-rata masing-masing
di atas 3.00 dan 3.50. Selain itu, meningkatnya keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan penelitian dosen juga terbukti
membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir penelitian agar tepat waktu. Tingginya kualitas pendidikan
juga ditandai dengan hasil akreditasi BAN-PT, di mana program S1 memperoleh nilai A dan program S2 yang baru
berdiri tahun 2005 memperoleh nilai B. Bahkan pada tahun ini, JTKU menjadi salah satu jurusan yang dipilih oleh
Undip untuk dinilai system penyelenggaraan pendidikannya oleh ASEAN University Network (AUN) Assessment
Committee sebagai starting point dalam melaksanakan program internasionalisasi. Program S3 teknik kimia juga
telah disetujui penyelenggaraanya oleh Dirjen DIKTI dan siap menerima mahasiswa baru pada pertengahan tahun
2012 ini.
Meskipun demikian, tingginya kualitas sistem pendidikan dan lulusan JTKU belum sebanding dengan daya
saing lulusan di pasar kerja. Hal ini dapat dilihat beberapa indikator, seperti upah pertama yang diperoleh (Rp.
3.000.000), lamanya waktu untuk mendapatkan pekerjaan (8-10 bulan), serta minimnya lulusan baik S1 dan S2 yang
diterima untuk bekerja pada lembaga/perusahaan multinasional. Hingga saat ini, lebih dari 90% lulusan JTKU masih
-
16
mengandalkan pasar kerja di dalam negeri, terutama sektor pemerintahan (dosen, guru, peneliti, serta lembaga
pemerintah lainnya), industri swasta dan BUMN, serta institusi/sektor lain. Sedangkan sebagian lainnya yaitu
membuka wirausaha sendiri, bekerja di industri multinasional, ataupun studi lanjut di dalam dan luar negeri.
Selebihnya, para lulusan JTKU aktif dalam kegiatan-kegiatan di luar profesi keteknikan (sosial, dan rumah tangga).
Belum tingginya daya saing lulusan JTKU lebih disebabkan oleh kurangnya soft skills yang dimilikinya,
antara lain: teknik presentasi, kemampuan dan keberanian mengemukakan atau mempertahankan pendapat, serta
kemampuan berkomunikasi baik dalam bahasa Indonesia dan Inggris/asing. Hal ini disebabkan minimnya
pembekalan tentang karir teknik kimia (career perspective), leadership, entrepreneurship, dan manajemen. Selain
itu, jumlah mahasiswa yang aktif berorganisasi baik itu dalam kelompok studi, minat dan bakat, badan eksektutif
mahasiswa, senat mahasiswa, kegiatan sosial masyarakat, serta kepanitiaan juga belum merata.
Dibidang pendidikan muatan inti kurikulum belum diiringi dengan aplikasi teknik kimia untuk industri atau
UKM yang memadai (kemampuan analisis, teknik desain, dan pengolahan data komputer). Metode pembelajaran
yang mengarah kepada penguatan materi inti kurikulum juga masih kurang seperti interactive learning (dengan alat
peraga, video learning atau pun simulator), problem based dan student centered. Padahal metode ini sangat
berguna untuk meningkatkan pemahaman matakuliah disamping mengembangkan keberanian dan kemampuan
mahasiswa berkreasi dan berpendapat. Oleh karena itu, ketika lapangan kerja yang tersedia semakin sempit
(sebagai akibat dari krisis ekonomi, pangan dan energi, serta semakin banyaknya jumlah lulusan teknik kimia dari
dalam dan luar negeri), sangat sedikit lulusan JTKU yang memperoleh pekerjaan yang memadai atau menjadi
wirausaha baru. Kebanyakan lulusan JTKU lebih tertarik untuk mencari pekerjaan sambilan/sementara, sambil terus
menunggu dan mencari pekerjaan seperti yang diinginkan.
Faktor lain yang terkait dengan pengakuan akan kualitas system pendidikan dan lulusan JTKU adalah belum
dikenalnya institusi JTKU secara kelembagaan pada level internasional. Hal ini dapat dilihat dari minimnya aktivitas-
aktivitas yang melibatkan pihak asing antara lain kuliah tamu, tidak adanya mahasiswa asing, minimnya pertukaran
mahasiswa/dosen, tidak adanya peneliti tamu dari luar negeri, serta minimnya keterlimbatan lembaga donor
internasional dalam pengembangan program pendidikan di JTKU. Selama ini, program kegiatan kerjasama yang
dilakukan (penelitian, publikasi bersama, pengembangan pendidikan, kuliah tamu, dan seminar) dengan lembaga dan
universitas bereputasi tinggi di luar negeri masih bersifat individu. Keadaan ini menyebabkan terbatasnya akses dan
kurangnya kepercayaan diri lulusan JTKU untuk berkompetisi secara internasional maupun nasional.
Dengan melihat pada kondisi di atas, nampak jelas bahwa pengembangan pendidikan JTKU ke level
internasional harus ditingkatkan dengan memanfaatkan akses potensi individu sebagai starting point, dan kemudian
mengelola dan mengorganisir secara kolektif dan kelembagaan. Peluang-peluang pengembangan pendidikan saat
ini sangat terbuka dengan banyaknya minat peneliti/dosen asing melakukan kegiatan penelitian dan pendidikan di
Indonesia. Selain itu, interest mahasiswa asing untuk belajar ke Indonesia juga semakin meningkat karena ingin
merasakan atmosfer yang berbeda dengan negaranya, selain keinginan kuat mempelajari biodiversity lokal yang
unik dan khas daerah tropis dan kepulauan seperti Indonesia sebagai disertasinya/tugas akhirnya.
Jika peluang baik tersebut tidak segera ditindaklanjuti, maka justru akan memberi ancaman eksistensi dan
reputasi JTKU pada masa yang akan datang. Hal ini sangat mungkin terjadi karena peluang-peluang tersebut akan
dimanfaatkan oleh institusi-institusi pendidikan lain dari dalam dan luar negeri, adanya era globalisasi dan persaingan
-
17
pasar bebas. Untuk mengambil peluang tersebut, JTKU baru saja memulai melakukan kerjasama dengan universitas
di Korea dan Belanda dalam bentuk program gelar ganda dan pelatihan dengan fasilitas dana dari pihak ketiga dan
DIKTI. Usaha terstruktur mutlak dilakukan agar internasionalisasi pendidikan di JTKU segera terwujud. Secara rinci
kondisi sistem pendidikan di JTKU dapat dilihat pada analisis Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT)
seperti pada Tabel 2.3 (Bab II).
3.2.2. Rencana Strategis Pengembangan Pendidikan
Mengacu pada analisa SWOT maka ada 6 program utama yang akan dilakukan dimana secara detail dapat
dilihat di Tabel A.2 (lampiran). Pilar-pilar program utama yaitu:
1. Penguasaan lulusan/mahasiswa dalam keteknikan bidang industri.
2. Peningkatan metode pengajaran interaktif dan berbasis multimedia.
3. Peningkatan kemampuan mahasiswa dalam bahasa Inggris.
4. Penguatan kurikulum dan mutu proses pengajaran.
5. Peningkatan soft skill mahasiswa melalui keorganisasian (learning by doing)
6. Internasionalisasi JTKU
7. Mendapat pengakuan sebagai institusi berkualitas tinggi.
Sasaran yang akan dicapai dengan program-program ini adalah:
Menjadikan Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU) sebagai institusi pendidikan bereputasi
tinggi pada level nasional dan dikenal secara internasional
Meningkatkan kualitas sistem pendidikan
Menghasilkan lulusan yang mempunyai pengetahuan dasar dan keahlian teknik kimia dengan
memperhatikan tuntutan terkini pasar kerja yang semakin kompetitif dalam bidang profesi teknik kimia
Mendapatkan legitimasi sebagai instititusi pendidikan yang bereputasi nasional dan internasional
3.3. PENGEMBANGAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
3.3.1. Analisis
Jumlah penelitian yang diterima oleh Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU) sejak tahun 2008-
2010 dari Dikti (HibahBersaing, Hibah Pekerti, Hibah Pasca, Penelitian Dasar), dan Menristek dan dari Dinas
Pendidikan Jawa Tengah terlihat pada Gambar 3.4. Gambar 3.4 menunjukkan bahwa penerimaan dana penelitian
dari tahun 2008-2010 cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan cukup baik. Pada tahun 2009
peningkatan perolehan dana penelitian sangat besar. Hal ini dikarenakan pada tahun 2009, adanya kegiatan program
World Class University (WCU) oleh Universitas Diponegoro. Pada kegiatan ini, JTKU memberikan kontribusi cukup
besar, khsusnya kegiatan penelitian Teknologi Tepat Guna (TTG).
Demikian juga dengan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa, juga cukup baik. Jurusan Teknik
Kimia memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam perkembangan kegiatan dalam skala mahasiswa (PKM
Program Kreatifitas Mahasiswa).
-
18
Gambar 3.4: Capaian kegiatan penelitian di Jurusan Teknik Universitas Diponegoro (JTKU)
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat secara keseluruhan juga cukup baik. Kertelibatan dosen maupun
mahasiswa dalam setiap kegiatan baik yang diadakan oleh Jurusan Teknik Kimia /Fakultas Teknik (DIPA UNDIP)
maupun oleh DIKTI. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat hampir setiap tahun diadakan oleh dosen-dosen di
Jurusan Teknik Kimia. Demikian juga dengan potensi tenaga peneliti yang ada (seperti disajikan dalam analisis
Sumber Daya Manusia) dimana jenjang pendidikan cukup merata. Dengan tenaga peneliti yang potensial, dapat
menjadi lebih baik. Dengan kondisi yang seperti diatas, jika dilakukan analisa SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity, Threat) maka akan didapatkan seperti pada Tabel 2.4 (Bab II).
3.3.2. Rencana Strategis Pengembangan Penelitian dan Pengabdian
Mengacu pada analisa SWOT maka ada 7 program utama yang akan dilakukan dimana secara detail dapat
dilihat di Tabel A.3 (lampiran). Pilar-pilar program utama yaitu:
1 Peningkatan kualitas penelitian
2 Peningkatan kerjasama antara peneliti
3 Peningkatan kualitas jurnal
4 Optimalisasi media seminar dan pelatihan
5 Optimalisasi pengabdian kepada masyarakat.
6 Peningkatan Kualitas karya
7 Peningkatan prestasi tingkat nasional dan internasional
Sasaran yang akan dicapai dengan program-program ini adalah:
1. Meningkatkan jumlah dan kualitas proposal penelitian yang diajukan maupun yang didanai
2. Meningkatkan jumlah dan kualitas kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
-
19
3. Meningkatkan dan mengoptimalkan jaringan /kerjasama dalam penelitian
4. Meningkatkan pengelolaan dan kualitas jurnal yang diterbitkan JTKU
3.4. PENGEMBANGAN KERJASAMA
3.4.1. Analisis
Kerjasama merupakan bagian penting rencana strategis Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU)
untuk menunjang keberlanjutan program maupun memperkuat kualitas program yang sedang berjalan bersama
dengan mitra. Selama ini program kerjasama yang dilakukan oleh JTKU masih bersifat individu atau pun kelompok
keahlian, artinya dengan mengandalkan kapabilitas atau kemampuan staf pengajar dalam menjalin mitra. Jenis
kegiatan yang bersifat individu atau kelompok keahlian pun telah banyak dilakukan dengan mitra dalam dan luar
negeri antara lain riset dan publikasi ilmiah, dosen tamu, pembicara pada forum ilmiah, maupun kegiatan pertemuan
para peneliti nasional dan internasional sesuai bidang keahlian dosen yang bersangkutan, atau menjadi
editor/reviewer jurnal nasional dan internasional. Kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik karena memanfaatkan
mitra universitas di luar negeri (tempat memperoleh S3) atau mitra pengelola jurnal internasional dalam kegiatan
publikasi selama menempuh S3. Hasil kegiatan individu telah mampu mengangkat mereka yang terlibat pada level
internasional seperti menjadi dosen tamu di luar negeri, reviewer jurnal internasional yang terindex di SCOPUS atau
sederajat, atau bahkan ada yang mampu mendirikan dan menerbitkan jurnal internasional yang di-index SCOPUS
bersama mitranya (BCREC).
Kegiatan yang bersifat individu ini sangat baik sebagai starting point untuk menjalin kerjasama yang lebih kuat
dalam bentuk kelembagaan/institusi. Namun demikian, saat ini, kegiatan yang bersifat individu tersebut belum
mengangkat level institusi untuk lebih dikenal pada tingkat internasional. Hal ini dapat terlihat dari minimnya kegiatan
internasional di JSTKU (student-staff exchange, dual degree, twinning program, Credit Transfer System, adanya
mahasiswa asing di JTKU, pengembangan laboratorium dan sarana penunjang lainnya, metode dan sistem
pengajaran, manajemen, serta pengembangan kurikulum dan silabi).
Situasi diatas jelas merupakan kekurangan yang harus diatasi, agar visi JTKU sebagai institusi yang dikenal
secara internasional dapat tercapai. Cara yang ditempuh adalah dengan melakukan kegiatan yang bersifat
kelembagaan dengan memberdayakan kekuatan kegiatan yang bersifat individu tersebut. Dengan kegiatan
kelembagaan ini jelas, akan semakin memperluas cakupan kegiatan tidak hanya bidang penelitian dan publikasi, tapi
juga kearah bidang pendidikan (student-staff exchange, dual degree, twinning program, Credit Transfer System,
adanya mahasiswa asing di JTKU, kurikulum dan silabi, metode pengajaran), pengembangan laboratorium dan
sarana penunjang lainnya, manajemen, serta kegiatan Tri Dharma lainnya. Keuntungan lain dari program kerjasama
kelembagaan adalah diakuinya eksistensi JTKU secara real (nyata) sebagai institusi bereputasi tinggi pada tingkat
nasional dan lebih dikenal secara meluas pada level internasional. Kerjasama kelembagaan ini juga memberikan
jaminan sustainability yang lebih kuat untuk penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara bermitra dengan
institusi lain dalam bentuk sharing resources atau pun dapat juga memperoleh spin off (income). Lebih dari itu,
hak-hak staf terutama hak kekayaan intelektual yang terlibat kerjasama dengan institusi dalam dan luar negeri
menjadi terlindungi.
-
20
Peluang kerjasama dengan mitra dalam dan luar negeri sangat terbuka, dengan kata lain peluang
internasionalisasi atau pun mempertahankan reputasi yang tinggi di dalam negeri sangat besar. Peluang itu berasal
dari terbukanya peluang berinteraksi dengan institusi dalam dan luar negeri melalui internet (akses lebih simple dan
meluas), tingginya tawaran kerjasama dari institusi dalam dan luar negeri, program-program Corporate Social
Responsibility dari perusahaan nasional dan asing, jaringan organisasi alumni JTKU yang makin kuat, serta adanya
program-program pendidikan, pengembangan sumber daya manusia, fasilitas, peningkatan capacity building
terutama dari institusi internasional yang bekerjasama dengan universitas luar negeri bereputasi tinggi di level
internasional. Saat ini JTKU sudah mulai melakukan kerjasama dengan universitas di Korea dan Belanda melalui
Fakultas Teknik dengan dana kompetitif dari DIKTI dalam bentuk dual degree dan pelatihan. Trend positif ini perlu
diperluas dan dikembangkan lagi secara terstruktur melalui rencana strategis ini, sehingga ultimate goalnya
(mencapai visi dan melaksanakan misi) dapat tercapai pada waktu direncanakan. Secara rinci kondisi bidang
pengembangan kerjasama di JTKU dapat dilihat pada analisa Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT)
seperti pada Tabel 2.5 (Bab II).
3.4.2. Rencana Strategis Pengembangan Kerjasama
Mengacu pada identifikasi dan sasaran akhir (ultimate goal), maka ada 4 program utama yang akan dilakukan
(lihat Tabel A.4, lampiran), yaitu: peningkatan kerjasama dalam luar negeri (perluasan jaringan dan intensifikasi, serta
perluasan akses), peningkatan kerjasama luar negeri (perluasan jaringan dan intensifikasi, serta perluasan akses),
penguatan jaringan dengan alumni, dan penguatan kelembagaan JTKU. Sasaran yang akan dicapai dengan
program-program ini adalah:
1 Menjadikan JTKU sebagai institusi yang bereputasi tinggi pada level nasional dan dikenal secara
internasional
2 Terstrukturnya jaringan kerjasama dengan mitra institusi dalam dan luar negeri.
3 Meningkatkan jumlah dan kualitas kerjasama nasional dan internasional
3.5. PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA
3.5.1. Fasilitas Laboratorium
Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU) mempunyai fasilitas laboratorium yang dapat
digunakan oleh mahasiswa dan dosen dalam melakukan penelitiannya. Laboratorium-laboratorium tersebut terdiri
dari Laboratorium Instruksional yang digunakan untuk kegiatan praktikum mahasiswa dan Laboratorium Keahlian
yang dapat digunakan untuk kegiatan penelitian baik Dosen dan mahasiswa. Untuk keperluan laboratorium, di
Jurusan Teknik Kimia tersedia dua gedung yang dapat digunakan, yaitu Gedung A (laboratorium) dengan luas total
1579 m2 digunakan sebagian besar untuk Laboratorium Instruksional, dan 2 (dua) ruang kuliah. Di Gedung B (luas
total 741 m2) juga terdapat satu ruangan digunakan khusus untuk laboratorium Komputasi Proses. Gedung D (luas
total 360 m2) digunakan untuk Workshop/Bengkel dan Laboratorium Pengolahan Limbah (Keahlian). Di Gedung E
(luas total 225 m2) digunakan untuk Laboratorium Dasar Teknik Kimia. Adapun Laboratorium Instruksional di JTKU
antara lain:
-
21
1. Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 (Gedung E) Kapasitas/sekali jam praktikum
2. Laboratorium Dasar Teknik Kimia 2 (Gedung E)
3. Laboratorium Mikrobiologi (Gedung A, lantai 3)
4. Laboratorium Proses Kimia (Gedung A, lantai 2)
5. Laboratorium Operasi Teknik Kimia (Gedung A, lantai 1)
6. Laboratorium Komputasi Proses (Gedung B, lantai 3)
Laboratorium Keahlian di JTKU antara lain:
1. Laboratorium Teknologi Separasi (Gedung A, lantai 3)
2. Laboratorium Bioproses (Gedung A, lantai 3)
3. Laboratorium Rekayasa Proses dan Energi (Gedung A, lantai 2)
4. Laboratorium Rekayasa Pengolahan Pangan (Gedung A, lantai 3)
5. Laboratorium Pengolahan Limbah (Gedung D)
6. Laboratorium Instrumen Analisis (Gedung A, lantai 2)
Kegiatan praktikum mahasiswa dilakukan di dalam Laboratorium Instruksional (6 laboratorium), sedangkan
kegiatan penelitian mahasiswa dan dosen dapat dilakukan sebagian di dalam Laboratorium Instruksional dan
sebagian lagi di dalam Laboratorium Keahlian (6 Laboratorium). Untuk keperluan analisis kimia bagi mahasiswa
maupun dosen dapat dilayani di Laboratorium Instrumen Analisis (Tabel 3.1 Daftar Peralatan).
Sarana dan prasarana ruang kuliah dan ruang laboratorium tersebut mula-mula direncanakan sesuai kebutuhan.
Pada perkembangannya, ruang-ruang tersebut dapat ditambah disesuaikan dengan perkembangan jumlah
mahasiswa dan program studi. Ruang laboratorium instruksional disediakan berdasarkan jumlah mahasiswa yang
mengambil mata kuliah praktikum pada semester berjalan. Mahasiswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
praktikum (3 4 mahasiswa per kelompok), sehingga setiap kelompok mendapatkan kesempatan yang sama untuk
semua materi praktikum. Sementara itu, ruang laboratorium keahlian untuk kegiatan penelitian disediakan
berdasarkan jumlah kelompok mahasiswa yang melakukan penelitian (baik S1, S2, maupun S3). Setiap kelompok
mahasiswa diarahkan untuk melakukan kegiatan penelitiannya di Laboratorium Keahlian (Tabel 2) disesuaikan
dengan topik penelitian mahasiswa tersebut. Beberapa alat pendukung penelitian yang tersebar di beberapa
laboratorium dapat dilihat di Tabel 3.2. Peralatan-peralatan laboratorium terutama untuk kegiatan penelitian
mahasiswa ini terus dikembangkan dari tahun ke tahun.
Tabel 3.1: Peralatan Instrumen Analisis di Laboratorium Instrumen Analisis
No Nama Alat Merk Kondisi
1 High Pressure Liquid Chromatography (HPLC) Shimadzu Baik
2 Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) Shimadzu Baik
3 Gas Chromatography (GC) SRI Baik (tidak online)
4 Fourier Transform Infra Red (FTIR) Shimadzu Baik
-
22
Tabel 3.2: Peralatan Pendukung Penelitian
No Nama Alat Merk Jumlah Kondisi
1 Programmable Box Furnace (1000 oC) New Vulcan 1 Baik
2 Non Programmable Box Furnace (1000 oC) - 1 Baik
3 Box Oven Memmert 1 Baik (pernah rusak)
4 Tube Furnace (1000 oC) - 5 Baik
5 Chiller / Condenser 1 Baik
6 Viscosimeter Ostwald 1
Hal yang krusial untuk diperbaiki di tata ruang dan fasilitas laboratorium-laboratorium di JTKU adalah:
1. Layout indoor laboratorium yang sesuai dengan kaidah seni, keilmuan, dan safety
2. Fasilitas Exhaust System yang mencukupi di masing-masing laboratorium
3. Fasilitas Ruang Asam yang standar untuk masing-masing laboratorium
4. Tersedianya ruangan khusus Reagen dan Bahan Kimia yang standar di masing-masing laboratorium (sudah
di gudang sebaiknya ada meja utk reagent yg siap pakai).
5. Tersedianya ruangan Manajemen laboratorium di masing-masing laboratorium (ruang kerja dosen peneliti,
ruang kerja mahasiswa peneliti, dan ruang kerja administrasi)
6. Kebersihan ruangan laboratorium
7. Kalibrasi peralatan laboratorium untuk analisis secara kontinyu.
8. Standarisasi fasilitas dan layanan laboratorium
9. Akreditasi laboratorium perlu dilakukan
Berkaitan dengan peralatan-peralatan laboratorium untuk kepentingan penelitian, JTKU merencanakan
pengembangan peralatan-peralatan yang bersifat bisa mendatangkan Revenue Generating Activities (RGA),
misalnya:
1. Scanning Electron Microscopy (SEM)
2. Gas Chromatography yang automatic dilengkapi Mass Spetrometer (GC-MS) dan TCD FID detector
3. Gas Chromatography automatic untuk riset dalam bidang pemrosesan gas atau lainnya
4. Peralatan HPLC dengan detector yang lebih lengkap
5. Uji karakterisasi katalis standard (Temperatur Programmed Desorption/Reduction, BET Surface Area
analyzer, dan lain-lain)
6. Moisture analyzer
7. Portable Gas analyzer
3.5.2. Fasilitas Workshop / Bengkel
Workshop / Bengkel di JTKU digunakan untuk menunjang layanan perbaikan dan fabrikasi peralatan-
peralatan yang dibutuhkan di dalam praktikum dan penelitian mahasiswa dan dosen. Workshop ini terletak di
Gedung D (luas total 360 m2). Workshop ini sudah dilengkapi dengan peralatan-peralatan mekanikal untuk fabrikasi,
-
23
misalnya: Mesin bubut, Mesin las listrik, Mesin bor/drill listrik, dan lain-lain. Workshop ini perlu dilengkapi dengan
peralatan-peralatan berikut, misalnya: Mesin fabrikasi glass/kaca, mesin las asetilene, crane, dan lainnya.
3.5.3. Fasilitas Ruang Kuliah
Untuk keperluan kuliah, di JTKU tersedia dua gedung yang dapat digunakan untuk ruang kuliah, yaitu
Gedung A (laboratorium) dan Gedung C (ruang kuliah). Gedung A dengan luas total 1579 m2 digunakan sebagian
besar untuk Laboratorium Instruksional dan 2 (dua) ruang kuliah (Ruang A22 dan Ruang A32). Gedung C dengan
luas total 758 m2 diperuntukkan khusus untuk ruang kuliah yang terdiri dari 5 ruang kuliah (Ruang C12, C21, C22,
C31, dan C32). Dua ruangan di Gedung C lantai 1 dipakai untuk Ruang Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia dan
Ruang Administrasi dan Pengajaran Program Magister Teknik Kimia.
3.5.4. Fasilitas Ruang Kantor
Gedung B dengan luas total 741 m2 digunakan khusus untuk ruang kantor, ruang administrasi, ruang
sidang/rapat, dan laboratorium Komputasi Proses. Lantai satu Gedung B digunakan untuk Ruang Perpustakaan
JTKU, Ruang Fasilitas Akses Internet dan Sistem Informasi, dan Ruang Dosen. Lantai dua Gedung B digunakan
untuk kantor Kajur dan Sekjur, ruang administrasi jurusan, dan ruang dosen. Lantai tiga Gedung B digunakan untuk
Laboratorium Komputasi Proses dan Ruang Sidang. Sebagian ruang kantor menempati Gedung C lantai satu untuk
ruang kantor dan administratsi Program Pasca Sarjana Teknik Kimia (Magister Teknik Kimia). Pada
perkembangannya JTKU akan mempunyai Program Doktor Teknik Kimia, sehingga kebutuhan ruang kantor dan
administrasi Program Doktor Teknik Kimia adalah mendesak untuk diadakan. Alternatifnya adalah ruang kantor dan
administrasi Program Pasca Sarjana Teknik Kimia bisa menjadi satu kantor, tetapi diperlukan luas ruangan yang
cukup untuk hal tersebut.
3.5.5. Fasilitas Perpustakaan
Untuk menunjang kegiatan kuliah dan penelitian baik mahasiswa dan dosen, di Perpustakaan Pusat
Universitas Diponegoro sudah dilanggankan Akses Fulltext E-Book dan E-Journal yang dapat diakses di seluruh
jaringan komputer dan internet se-Undip. Mahasiswa dapat mengakses fasilitas E-Journal dan E-Book tersebut
dimana saja dan kapan saja di dalam jaringan internet kampus melalui kabel LAN maupun hotspot. Ketika di luar
kampus, mahasiswa juga masih dapat mengakses fasilitas tersebut menggunakan portal Virtual Private Network
(VPN) menggunakan login Sistem Informasi Akademik (SIA) terpadu.
Adapun beberapa e-jurnal dan e-book yang tersedia di jaringan intranet Undip (informasi lengkapdi portal
http://journal.undip.ac.id) adalah:
1. Langganan Akses E-Journal SCIENCEDIRECT (http://www.sciencedirect.com) [langganan tahun 2011-
2012]
Semua subject atau bidang ilmu
-
24
Sekitar 2178 judul jurnal tahun 1995 sekarang
Dapat diakses fulltext di dalam jaringan kampus Undip
2. Langganan Akses E-Journal SPRINGERLINK (http://www.springerlink.com) [langganan tahun 2009 2011]
Semua subject atau bidang ilmu
Sekitar 2600 judul jurnal tahun 1995 sekarang
Dapat diakses fulltext di dalam jaringan kampus Undip
3. Langganan Akses E-Journal ASCE (http://www.ascelibrary.org) [langganan tahun 2010 2012]
Subject atau bidang ilmu: Civil Engineering
Sekitar 33 judul jurnal tahun 1995 sekarang
Dapat diakses fulltext di dalam jaringan kampus Undip
4. Langganan Akses E-Book SPRINGERLINK (http://www.springerlink.com) [langganan tahun 2009-2012]
Semua subject atau bidang ilmu
Sekitar 3370 judul buku terbitan tahun 2006
Sekitar 3494 judul buku terbitan tahun 2008
Dapat diakses fulltext di dalam jaringan kampus Undip
5. Langganan Akses E-Journal IEEE Computer Science Digital Library
(http://www.computer.org/portal/web/csdl) [langganan tahun 2012]
Subject Computer Science
Lebih dari 425000 artikel
Terdiri dari 14 Transactions dan 13 magazines
Lebih dari 4100 publikasi conference
Dapat diakses fulltext di dalam jaringan kampus Undip
6. Langganan Akses E-Journal Oxford Journal Collection (http://www.collections.oupjournals.org)
Medicine, Life Science, Mathematical & Physical Sciences, Law, Humanities, Social Sciences,
Lebih dari 250 jurnal
7. Langganan Akses E-Journal Cambridge Journal Collection (http://www.journals.cambridge.org) [langganan
tahun 2012]
Multiple subjects
Lebih dari 264 jurnal
Namun demikian, beberapa buku-buku dan jurnal yang berkaitan dengan disiplin ilmu teknik kimia juga
disediakan di Perpustakaan JTKU. Perpustakaan JTKU memprioritaskan kepada penyediaan buku-buku yang dipakai
di dalam proses belajar-mengajar. Penyediaan dan updating buku-buku ini akan diadakan secara rutin tiap tahun
menggunakan anggaran Fakultas dan/atau Jurusan. Secara spesifik, UPT Perpustakaan Undip melayani koleksi
referensi semua bidang ilmu, sedangkan perpustakaan JTKU menyediakan koleksi referensi khusus untuk bidang
-
25
ilmu teknik kimia. UPT Perpustakaan Pusat Undip merencanakan referensi apa yang dilanggan berdasarkan survei
dan permintaan dari masing-masing program studi. Jumlah atau statistik pemakaian dari koleksi yang dilanggan
tersebut dimonitor dan dievaluasi secara berkala. Hal ini penting untuk dasar keputusan apa yang akan dilanggan di
tahun berikutnya.
3.5.6. Fasilitas Akses Internet dan Server
Akses internet oleh mahasiswa, staf dan dosen dapat dilakukan melalui fasilitas Local Area Network (LAN),
dan Hotspot atau Wifi yang tersebar di sekitar JTKU Undip. Hampir semua ruangan di JTKU sudah terkoneksi
internet melalui jaringan LAN melalui kabel UTP. Setiap ruang kuliah direncanakan terkoneksi internet melalui
jaringan LAN-cable UTP dan hotspot. Fasilitas Hotspot di Teknik Kimia memiliki kapasitas hingga 20 Mbps yang
dapat diakses selama 24 jam per hari dan 7 hari perminggu melalui tiga Access Point (Tekim-1, Tekim-2, dann
Tekim-3). Fasilitas titik Access Point akan ditambah per tahunnya sehingga nantinya dapat dipastikan bahwa seluruh
area JTKU terhubung dengan internet. Dengan demikian per mahasiswa mendapatkan fasilitas bandwidth internet
sekitar 25 Kbps.
Mahasiswa dapat mengakses hotspot ini menggunakan user login yang sama dengan user login Sistem
Informasi Akademik (SIA), sehingga penggunaan akses internet oleh orang luar Undip dapat dicegah. Untuk
keperluan akses hostpot berbasis user-login SIA ini JTKU memiliki sebuah komputer server (HP Proliant Xeon
Processor, 2GB RAM) yang bertindak sebagai server DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) atau sebagai
host IP otomatisnya. Dalam rangka akses fasilitas E-journal dan E-book untuk dosen dan staf dari rumah
menggunakan layanan Speedy Community dimana dari rumah dapat terhubung intranet jaringan komputer Undip,
sedangkan akses mahasiswa dari luar kampus menggunakan fasilitas Virtual Private Network (VPN
http://vpn.undip.ac.id).
Untuk meningkatkan akses jaringan komputer dan internet, JTKU berkomitmen memfasilitasi kebutuhan-
kebutuhan Switch dan Router yang perlu disiapkan/diupgrade setiap tahun yang terdiri dari:
1. Core Switch CISCO (Catalyst 2960) (gateway teknik kimia)
2. Cisco Switch SG-300 Gigabit (Gedung A dan Gedung C)
3. D-Link Switch DES-3526 (Gedung B)
4. Wireless Outdoor Access Point RB411AH Mikrotik (Hotspot Tekim-1)
5. Wireless Outdoor Access Point Embedded RB411AH Mikrotik (Hotspot Tekim-2)
6. Ubiquity Nanostation 2 (Hostpot Tekim-3)
Gambar 3.5 menunjukkan peta jaringan komputer dan internet di JTKU:
-
26
Gambar 3.5: Topologi jaringan Internet di Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (JTKU)
Secara keseluruhan, beberapa fasilitas akses jaringan komputer dan internet Undip adalah:
1. Bandwidth Akses Internet Tidak Terbatas Hingga Total 200 Mbps
Semua kampus Undip (Tembalang, Pleburan, Gunung Brintik, Jepara) terhubung lokal
Akses hotspot di seluruh area kampus
2. Akses Intranet Dosen dan Staf dari Luar Kampus (Speedy Community)
Dosen dan Staf dapat mengakses Sistem Informasi Akademik dari rumah
Dosen dan Staf dapat mengakses Fulltext E-Journal dan E-Book yang dilanggan Undip dari rumah
3. Akses Intranet Mahasiswa Dari Luar Kampus (VPN UNDIP)
Mahasiswa dapat mengakses Sistem Informasi Akademik dari rumah
Mahasiswa dapat mengakses Fulltext E-Journal dan E-Book yang dilanggan Undip dari rumah
3.5.7. Fasilitas Taman dan Gazebo
Di JTKU sudah tersedia taman dan Gazebo yang diperuntukkan bagi keindahan dan kenyamanan sivitas
akademika di Teknik Kimia. Taman dirawat setiap hari oleh petugas khusus perawatan taman, sedangkan Gazebo
disediakan untuk kegiatan-kegiatan mahasiswa dengan fasilitas koneksi listrik dan full akses internet. Fasilitas
Gazebo ini merupakan sumbangan dari alumni Teknik Kimia Undip.
-
27
3.5.8. Fasilitas Tempat Parkir
Fasiilitas tempat parkir disediakan di sekitar kampus Teknik Kimia Undip. Parkir untuk kendaraan
mahasiswa terpisah dari kendaraan dosen dan tenaga kependidikan. Tempat parkir mahasiswa berada disekitar
Gedung A yang dikelola oleh petugas parkir khusus. Tempat parkir dosen dan tenaga kependidikan berada di sekitar
Gedung B dan Gedung A. Jika memungkinkan area parkir ini bisa diperluas di sekitar Gedung C (kuliah).
3.5.9. Fasilitas Cafetaria
Fasilitas cafetaria di JTKU sudah ada untuk mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan. Makanan-
makanan yang dijual di Cafetaria ini dijamin kesehatannya dengan harga yang terjangkau. Oleh karena itu, pengelola
Cafetaria sebaiknya setiap tahun ditenderkan secara terbuka sehingga hal-hal yang menjadi penentuan kualitas
dapat terpelihara. Pengelola akan diberi sanksi jika ada komplain tentang kebersihan dan lain-lain.
3.5.10. Fasilitas Komputer dan Software Aplikasi Berlisensi
JTKU dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas komputer untuk peningkatan efisiensi kerja dan akses literature
bagi mahasiswa. Fasilitas komputer ini akan ditambah secara terus menerus setiap tahun dengan komputer yang
berkualitas alias branded. Komputer-komputer ini dilengkapi dengan software-software berlisensi (misalnya Microsoft
Windows operating system). Lisensi software di JTKU menggunakan lisensi MSDNAA Kampus Undip. Dengan
demikian semua kompuuter yang dipakai sivitas akademika di Teknik Kimia Undip berhak mendapatkan lisensi gratis
dari MSDNAA. Untuk software office, sedikit demi sedikit diterapkan software aplikasi office yang memiliki lisensi
resmi. Lisensi software ini penting dalam rangka mempersiapkan Akreditasi Internasional AUN (ASEAN University
Network). Untuk software-software perancangan teknik kimia, JTKU sudah memiliki lisensi resmi untuk software-
software berikut:
- ChemCad (22 license)
- Unisim Honeywell (HYSYS) (100 license)
3.5.11. Fasilitas Furniture dan Peralatan Ruang Kuliah
Ruang-ruang kuliah, dosen, dan kantor di JTKU sudah dilengkapi dengan furniture cukup lengkap, misalnya:
meja, kursi, papan tulis (kapur tulis), lemari, AC, kipas angin, LCD Proyektor. Saat ini, Air Conditioner di setiap
ruangan kuliah minimal dua AC per ruang. Untuk LCD Proyektor, jumlah LCD sudah mencukupi untuk perkuliahan
bersama-sama di semua ruang kuliah, namun demikian jumlah LCD tersebut perlu ditambah terutama jika kerusakan
terjadi pada beberapa LCD yang lama. Berkaitan dengan pemeliharaan AC, perlu dilakukan service rutin terhadap
AC di masing-masing ruang kuliah, ruang dosen, maupun ruang kantor. Lampu-lampu penerangan di dalam ruangan
kuliah juga perlu diservice secara teratur, terutama ruangan-ruangan yang dipakai untuk kuliah pada malam hari.
Saat ini, ada lampu-lampu di dalam ruangan kuliah yang mati dan perlu diservice dan diperbaiki segera.
-
28
3.5.12. Fasilitas Health, Safety, and Environment
Kesehatan, keselamatan dan lingkungan merupakan fokus yang harus diperhatikan di dalam pelaksanaan
sehari-hari di JTKU, baik pada saat praktikum, penelitian, bahkan kuliah. Gedung-gedung di Teknik Kimia pada
awalnya didesain belum memperhatikan faktor-faktor keselamatan. Oleh karena itu beberapa hal berikut ini perlu
direncanakan dengan baik dalam rangka health, safety and environment:
1. Mendesain ulang pintu-pintu emergency exit tiap-tiap lantai gedung (seharusnya pintu membuka ke luar)
2. Melengkapi alat pemadam api ringan (APAR) di setiap ruangan terutama ruangan laboratorium
3. Melengkapi sign board atau penunjuk arah keselamatan di setiap tempat.
4. Melengkapi gambar peta penunjuk arah keselamatan di setiap ruangan.
5. Melengkapi lokasi muster point di lokasi parkir dosen (diberi garis cross kuning agar tidak ditempati
kendaraan)
3.5.13. Fasilitas Muster Point
Muster Point adalah tempat berkumpul jika keadaan emergency terjadi di JTKU. Jika keadaan emergency
terjadi yang ditandai dengan bunyi sirine, maka semua sivitas akademika di lokasi kampus Teknik Kimia diharuskan
menuju Muster Point ini. Muster Point di JTKU berlokasi di tengah-tengah area parkir dosen. Oleh karena itu, posisi
tengah dari area parkir tersebut bergaris silang kuning supaya tidak digunakan sebagai tempat parkir.
3.5.14. Fasilitas Kebun Percobaan/Penelitian
Beberapa topik penelitian di JTKU berkaitan dengan energi terbarukan, teknologi pangan, dan teknologi
pengeringan yang memerlukan sampel tumbuh-tumbuhan sebagai bahan dasarnya. Oleh karena itu JTKU perlu
memiliki Kebun Percobaan/Penelitian. Sementara ini, tanaman-tanaman sampel ditanam di lokasi tanah sekitar
kampus teknik kimia. Akan lebih baik lagi jika Teknik Kimia memiliki Kebun Percobaan / Penelitian resmi.
3.5.15. Fasilitas Unit Pengolahan Limbah
JTKU belum mempunyai Unit Pengolahan Limbah yang lengkap dan baku untuk mengolah air-air kotor yang
berasal dari laboratorium-laboratorium instruksional dan keahlian yang ada. Unit Pengolahan Limbah yang ada masih
bersifat sederhana hanya berupa kolam penampungan limbah. Unit Pengolah Limbah di JTKU ini krusial untuk
dibangun, karena limbah-limbah dari masing-masing laboratorium adalah termasuk limbah berbahaya (B3) dan
mempunyai karakteristik yang bermacam-macam. Unit ini pun penting untuk dibangun jika laboratorium analisis yang
ada ingin diakreditasi, baik akreditasi nasional maupun internasional. Unit Pengolah Limbah ini akan dibangun untuk
memenuhi komitmen ramah lingkungan terhadap semua aktifitas di JTKU.
-
29
3.5.16. Fasilitas Unit Penyediaan Kebutuhan Air
Untuk penyediaan air bersih di seluruh gedung di JTKU dilayani oleh sebuah sumur atau air bawah tanah
yang ditampung di dalam sebuah bak penampung (underground). Selanjutnya, air ini dipompa ke seluruh gedung di
JTKU. Saat ini, kondisi kualitas air bersih tersebut kurang bagus.
Untuk keperluan penyediaan air minum di seluruh gedung JTKU maka perlu dibangun Sistem Penyediaan
Air Minum yang melayani ke semua gedung. Lebih jauh, Sistem Penyediaan Air Minum ini juga bisa melayani
kebutuhan air minum masyarakat sekitarnya. Sistem ini bisa dikembangkan dan menjadi pusat Revenue Generating
Activities (RGA) di JTKU. Disamping unit penyediaan air minum, di JTKU juga sedang dikembangkan Sistem
Penyediaan Air laboratorium atau aquadest. Dengan teknologi membran yang dikembangkan di Teknik Kimia maka
sistem penyediaan air tersebut mudah untuk dilakukan.
3.5.17. Fasilitas Unit Penyediaan Listrik PLN dan Generator
Kebutuhan listrik dipenuhi dari listrik PLN dengan kapasitas hingga 250 kVA untuk seluruh gedung di JTKU.
Sementara ini backup listrik (jika terjadi mati listrik) baru ada satu Genset dengan kapasitas terbatas (10 kVA) yang
hanya bisa melayani Gedung B untuk office. Padahal di laboratorium juga sangat penting untuk di-support fasilitas
Genset, agar ketika terjadi mati listrik pada saat praktikum atau kuliah bisa terlayani. Oleh karena itu perlu diadakan
fasilitas Unit Genset yang bisa melayani kebutuhan semua gedung jika terjadi mati listrik.
3.5.18. Fasilitas Unit Penyediaan Udara Tekan untuk Laboratorium
Laboratorium Instruksional dan Keahlian memerlukan udara tekan untuk keperluan praktikum dan penelitian.
Udara bertekanan ini perlu disuplai ke seluruh Gedung Laboratorium dan didistribusikan ke masing-masing ruang
laboratorium. Unit Penyediaan Udara Tekan perlu dibangun dalam waktu dekat ini termasuk instalasi piping ke
seluruh ruangan laboratorium.
3.5.19. Fasilitas Unit Gudang (Store) Bahan Kimia dan Gas
Gudang (store) bahan kimia dan gas perlu dibangun dalam waktu dekat ini, mengingat keperluan
menyimpan bahan kimia yang banyak di JTKU. Gudang ini perlu juga dilengkapi fasilitas untuk menyimpan tangki-
tangki gas beserta isinya. Ruangan Gudang Bahan Kimia ini harus cukup ventilasi sesuai dengan standar safety
laboratorium. Saat ini, gudang bahan kimia masih memanfaatkan bangunan rumah pompa yang ada di sekitar
gedung Teknik Kimia. Namun demikian, bangunan ini sangat tidak layak untuk keperluan penyimpanan bahan kimia
maupun gas. Oleh karena itu, Unit Gudang Bahan Kimia dan Gas (Store) ini perlu segera dibangun untuk
memfasilitasi banyaknya bahan-bahan kimia yang ada.
Secara rinci kondisi fasilitas atau sarana dan prasaran di JTKU dapat dilihat pada analisa Strength,
Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) seperti pada Tabel 2.6 (Bab II). Secara umum gambaran kondisi sarana
dan prasarana dan program khusus yang seharusnya ditargetkan atau menjadi titik berat adalah sebagai berikut:
-
30
1. Laboratorium
Setiap laboratorium harus dilengkapi dengan utilitas dan alat safety standard serta sistem pengolahan limbah.
Selain itu laboratorium juga masih perlu dilengkapi gudang untuk bahan, almari bahan kimia di masing-masing
laboratorium, gudang alat research habis pakai, dan adanya perawatan rutin alat-alat laboratorium. Kondisi beberapa
laboratorium utama sebagai berikut:
Laboratorium instrumen analisis
Laboratorium ini perlu direvitalisasi dengan disediakan bangungan gedung tersendiri dan memenuhi
laboratorium modern untuk menempatkan alat-alat instrumen analisis kimiawi maupun fisik dilengkapi
dengan personel laboratorium dengan spesifikasi analisis. Sebagai targetnya adalah terakreditasi pada
periode pertama Renstra JTKU, memfasilitasi penelitian dosen dan mahasiswa, serta sebagai unit RGA
(Revenue Generating Activities)
Laboratorium instruksional
Laboratorium instruksional perlu dilengkapi alat ukur standar yang memadai baik jumlah maupun kualitasnya
(timbangan, termometer, pH meter, dll) dan dilengkapi dengan standart operating prosedure (SOP) untuk
meningkatkan skill mahasiswa.
Laboratorium Keahlian
Laboratorium keahlian perlu dilengkapi peralatan yang spesifik dan standar, luasan yang memadai.
Sedangkan untuk analisa yang lebih umum diserahkan kepada laboratorium insrtrumen dengan tujuan untuk
efisiensi.
Laboratorium Komputasi Proses
Laborium ini perlu dilakukan up grade untuk mengakomodasi program-program aplikasi komputasi (up grade
kapasitas komputer). Selain itu perlu tenaga laboratorium yang qualified untuk menggunakan program-
program tersebut (selain asisten), serta dilengkapi dengan program-program aplikasi spesifik yang berlisensi
untuk multi user, baik untuk praktikum dan tugas-tugas yang terkait dengan komputasi
2. Workshop (BENGKEL)
Workshop atau bengkel akan lebih baik jika dilengkapi dengan pabrikasi alat-alat gelas, personel bengkel
yang qualified (STM/politek mesin dan elektro), serta manajemen yang baik. Target dari laboratorium ini
adalah memfasilitasi penelitian dan pengabdian, serta sarana RGA atau fund raising.
3. Ruang Kuliah dan Kantor
Agar lebih representatif, rencana pembangunan gedung administrasi perlu direalisasikan :
a. Gedung B bisa digunakan sbg ruang kuliah untuk menunjang kegiatan S2 dan S3
b. Adanya ruang kuliah besar / hall yang representatif (bisa diintegrasikan dengan gedung administrasi).
Untuk pendanaan diharapkan dapat diperoleh dengan dukungan alumni.
Adanya cadangan kelengkapan kuliah seperti LCD
-
31
Diperlukan perawatan rutin terhadap bangku, meja dan AC serta peralatan lainnya
Penambahan laptop jurusan (minimal 5 unit), untuk antisipasi acara seminar dan lain-lain.
4. Perpustakaan dan Internet
Masih diperlukan beberapa peningkatan fasilitas sebagai berikut:
Langganan e-journal dan e-book mengarah ke e-library yang bisa diakses dari luar (LAN, hotspot, kabel)
Peningkatan Band width
Fasilitas internet murah untuk dosen di rumah
Perluasan area hotspot , di semua gedung, di semua lantai
Tugas-tugas dari dosen mengarah ke paperless
Penambahan koleksi buku hardcopy handbook asli bukan copy-an/bajakan
5. Fasilitas safety dan Lingkungan
Kepedulian dan tanggungjawab pada keselamatan dan keamanan lingkungan wajib diterapkan. Program
spesifik yang bertujuan pada keselamatan dan keamanan lingkungan antara lain:
Program IPAL perlu disosialisasikan agar dapat dioperasikan secara maksimal
Peralatan safety di masing-masing laboratorium perlu dilengkapi untuk m