bab i (latar belakang) kecerdasan interpersonal

11
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan belajar dalam pendidikan formal sudah diatur pada Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat (4), yaitu standar kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimaksud tersebut tentunya adalah yang bersifat positif pada siswa. Standar kompetensi 1

Upload: feldi-modole

Post on 18-Jan-2016

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bab i (Latar Belakang) kecerdasan interpersonal

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i (Latar Belakang) kecerdasan interpersonal

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Tujuan belajar dalam pendidikan formal sudah diatur pada Peraturan

Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat

(4), yaitu standar kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,

dan keterampilan. Sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimaksud tersebut

tentunya adalah yang bersifat positif pada siswa. Standar kompetensi lulusan tersebut

yang kemudian digunakan untuk menentukan kelulusan seorang siswa. Hal tersebut

tertulis pada Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan pasal 26 ayat (1) yang berbunyi, "Standar Kompetensi Lulusan

digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari

satuan pendidikan"1

Dewas ini Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus bahkan sangat

pesat. Perkembangan ini bukan di hitung tahun, bulan atau hari, melainkan jam, 1 Anonim. Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Jakarta.2005

1

1

Page 2: Bab i (Latar Belakang) kecerdasan interpersonal

2

teruama berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini di sebabkan

dengan temuan teknologi yang di tayangkan di meda elektronik maupun media

pencetak. Pengaruhnya meluas di berbagai bidang yang dapat memberikan dampak

positif dan negative. Sebab itu pendidikan membutukan perhatian yang khusus.

Pemerintah telah menstandarkan delapan aspek pendidikan yang di kenal

dengan delapan standar pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar

kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga pendidik, standar sarana dan pra

sarana, standar pengolahan, standar pengolahan, standar pembiayaan dan standar

penilaian pendidikan. Namun dalam pelaksanaannya perlu di selenggarakan dan

diadaptasikan dengan kondisi sekolah, masarakat, serta pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi yang berkembang pesat

bersama dengan era globalisasi.

Salah satu cara yang digunakan oleh sekolah untuk mencapai harapan di atas

adalah dengan memberlakukan Pelajaran Teknologi Informasi dan komunikasi

(TIK), Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dimaksudkan untuk

mempersiapkan peserta didik agar mampu mengantisipasi pesatanya perkembangan

tersebut. Mata pelajaran ini perlu di perkenalkan, dipraktekan dan kuasai peserta

didik sedini mungkin. Peserta didik juga di harapkan mampu memiliki bekal untuk

menyesuaikan diri dalam kehidupan global yang ditandai dengan perubahan yang

sangat cepat. Untuk menghadapi perubahan tersebut diperlukan kemampuan dan

kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas. Hasil dari teknologi

komunikasi adalah peserta didik dapat belajar secara cepat, serta dapat

Page 3: Bab i (Latar Belakang) kecerdasan interpersonal

3

memanfaatkannya untuk proses belajar yang pada akhirnya dapat mengadaptasikan

peserta didik dengan lingkungan dan dunia kerja.

Pemerintah mengharapkan hasil yang kompeten dari dunia pendidikan.

Namun fakta di lapangan, terkadang hasil dari pendidikan formal belum mampu

menjawab kebutuhan di dunia pekerjaan, kenyataannya bahwa hanya sebagian kecil

saja dari mereka yang mendapatkan prestasi bagus di sekolah menjadi orang dewasa

yang sukses di dunia kerja. Penyumbang keberhasilan terbesar bukanlah dari IQ saja,

tetapi juga dipengaruhi faktor-faktor lain. Golleman mengatakan bahwa keberhasilan

seseorang dipengaruhi oleh 20% IQ (Intellectual Quotient) sedangkan 80%

dipengaruhi kecerdasan lain, salah satunya EQ (Emotional Quotient).2

Kenyataannya dalam pendidikan untuk melihat keberhasilan siswa tidak

hanya dilihat dari segi kecerdasan Intelektual saja, tapi dilihat juga dari berbagai

faktor, siswa dalam menuntut ilmu harus dapat mengontrol emosi diri dan dapat

membina hubungan dengan teman sekelas dan guru. Karena tanpa ada interaksi

dengan teman, kita sulit untuk membuat tugas yang diberikan, tanpa ada hubungan

dengan guru kita sulit untuk mengerti penjelasan yang diberikan, seperti kata pepatah

tak kenal tak di sayang, oleh karena itu siswa harus meningkatkan kecerdasan

Personalnya yang meliputi kecerdasan Intrapersonal dan kecerdasan Interpersonal.

Menurut Prof. Howard Gardner, manusia mempunyai delapan kecerdasan,

yaitu: linguistik Intelligence atau kecerdasan linguistik (bahasa), musical intelligence

atau kecerdasan musical, logical/matematical intelligence atau kecerdasan

matematis-logis, visual/spatial intelligence atau kecerdasan ruang-visual,

2 Daniel Goleman, Emotional Intelligence, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2000) h. 44

Page 4: Bab i (Latar Belakang) kecerdasan interpersonal

4

Body/kinestic intelligence atau kecerdasan kinestetik badani, intrapersonal

intelligence atau kecerdasan intrapersonal, interpesonal intelligence atau kecerdasan

interpersonal serta menambahkan satu tipe kecerdasan yakni: natural intelligence

atau kecerdasan lingkungan3.

Melalui survey yang dilakukan peneliti di SMA Kristen Tobelo siswa kurang

memahami materi yang diberikan sesusai kurikulum. Dapat dilihat melalui nilai tugas

mandiri, tugas kelompok, nilai mid dan proses kegiatan belajar mengajar di kelas,

kurangnya komunikasi antara teman-teman sekelas, kurangnya keterampilan atau

kurangnya pengadaptasian diri terhadap pergaulan, salah memilih teman bergaul,

malu bertanya kepada guru apabila belum mengerti dengan materi yang diajarkan,

tidak memperhatikan saat guru mempraktekan materi yang diajarkan, tidak mencatat

materi yang diberikan, dan tidak membuat tugas yang diberikan.

Semua masalah ini merupakan fakto-faktor kurangnya kecerdasan

interpersonal dari latar belakang ini maka penulis tertarik tentang Hubungan

Kecerdasan Interpersonal siswa SMA Kristen Tobelo dengan Hasil belajar pada Mata

Pelajaran TIK tahun ajaran 2013- 2014

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka terdapat permasalahan

yang perlu untuk digaris bawahi :

1. Rendahnya hasil belajar karena kurangnya komunikasi antar teman dan guru

di sekolah sehingga murid salah dalam membuat tugasyang diberikan guru.

3 Howard Gardner, Multiple Intelligence: Kecerdasan Majemuk Dalam Teori dan

Praktek, (Batam: Interaksara, 1993)

Page 5: Bab i (Latar Belakang) kecerdasan interpersonal

5

2. Rendahnya hasil belajar karena malu bertanya jika belum mengerti materi

yang di berikan gurur dalam proses belajar mengajar maupun di luar proses

belajar mengajar.

3. Rendahnya hasil belajar karena malu bergaul dengan teman-teman maupun

guru di sekolah.

4. Rendahnya hasil belajar karena siswa salah memilih teman bergaul sehingga

keseriusan belajar terganggu.

5. Rendah hasil belajar karena siswa kurang terampil dalam memecahkan

masalah.

6. Rendahnya hasil belajar karena guru seringkali salah memberikan nilai.

7. Rendahnya hasil belajar karena siswa kurangnya komunikasi antar teman-

teman.

8. Rendahnya hasil belajar karena siswa kurang mendapat informasi dari teman

sekelas unuk membuat tugas yang diberikan guru di sekolah.

C. Pembatasan Masalah

1. Mengingat keterbatasan yang ada pada peneliti baik dari segi waktu, dana,

sarana dan prasarana maka tidak semua hambatan dalam penulisan skripsi

akan diteliti sehingga faktor yang diduga mempunyai hubungan kuat adalah

faktor Kecerdasan Iterpersonal dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran TIK

tahun ajaran 2013- 2014.

Page 6: Bab i (Latar Belakang) kecerdasan interpersonal

6

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka penelitian ini ingin

menjawab :

1. Adakah hubungan signifikan antara variabel Kecerdasan Interpersonal

Dengan Hasil Belajar siswa kelas XI SMA Kristen Tobelo pada mata

pelajaran TIK?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk memperoleh

gambaran secara obyektif tentang pentingnya kecerdasan Interpersonal terhadap hasil

belajar siswa. Jadi penelitian ini bertujuan :

Untuk mengetahui hubungan antara variabel Kecerdasan Interpersonal

dengan Hasil belajar siswa kelas XI SMA Kristen Tobelo pada mata pelajaran TIK.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dalam Kecerdasan

Interpersonal.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pendidik, sebagai data dan informasi tentang pentingnya

meningkatkan kecerdasan interpersonal sehingga dapat diupayakan kiat

belajar yang lebih baik, strategi pembelajaran dan pelayanan yang lebih

sesuai bagi siswa yang memiliki karakteristik berbeda-beda.

Page 7: Bab i (Latar Belakang) kecerdasan interpersonal

7

Dengan demikian dapat diupayakan optimalisasi peranan siswa khususnya

dalam upaya meningkatkan hasil belajar.

b. Bagi peneliti merupakan pengalaman lapangan dalam menerapkan Ilmu

Pengetahuan yang didapat dibangku kuliah.