ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id · web viewantara kecerdasan dengan prestasi belajar adalah 0,327....

21
eJournal Ilmu Komunikasi, 2013, 1 (1) : 442 – 455 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.or.id © Copyright 2013 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK DI SMA NEGERI 4 SAMARINDA SEBERANG Junaidi 1 Abstrak Penelitian ini berisi tentang pengaruh komunikasi interpersonal orang tua dan anak dalam meningkatkan prestasi belajar anak di SMAN 4 Samarinda Seberang. Untuk mengetahui konsep diri positif atau negatif yang yang terbentuk pada anak sebagai hasil dari komunikasi yang interpersonal yang dilakukan orang tua. Yang menjadi responden adalah siswa-siswi SMA Negeri 4 Samarinda Seberang yang berjumlah 43 responden yang diambil dari 1116 siswa yang dengan menggunakan rumus Yamane (Krisyantono,2006) dengan presisi 15%. Metode yang digunakan adalah kuantitati eksplanasi, sedangkan pengumpulan data dilakukan metode kuisioner dan studi pustaka, kemudian teknik analisis data digunakan uji validitas, uji reliable dan menggunakan rumus koefisien korelasi sederhana. Dari hasil penelitian dengan analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara kecerdasan dengan prestasi belajar adalah 0,327. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang rendah antara komunikasi interpersonal orang tua dengan prestasi belajar anak karena berada di rentang 0,20 – 0,399. Berdasarkan penghitungan, T hitung ( 2,249) > T table (2,020), maka H 0 ditolak dan H a diterima. H a dalam penelitian ini adanya pengaruh komunikasi interpersonal orang tua dan anak terhadap prestasi belajar di SMA NEGERI 4 Samarinda Seberang. Kata kunci : Komunikasi Interpersonal, Prestasi Belajar 1 Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Upload: dokhue

Post on 24-Jun-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id · Web viewantara kecerdasan dengan prestasi belajar adalah 0,327. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang rendah antara komunikasi interpersonal

eJournal Ilmu Komunikasi, 2013, 1 (1) : 442 – 455ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.or.id© Copyright 2013

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK DI SMA NEGERI 4

SAMARINDA SEBERANG

Junaidi1

AbstrakPenelitian ini berisi tentang pengaruh komunikasi interpersonal orang tua dan

anak dalam meningkatkan prestasi belajar anak di SMAN 4 Samarinda Seberang. Untuk mengetahui konsep diri positif atau negatif yang yang terbentuk pada anak sebagai hasil dari komunikasi yang interpersonal yang dilakukan orang tua. Yang menjadi responden adalah siswa-siswi SMA Negeri 4 Samarinda Seberang yang berjumlah 43 responden yang diambil dari 1116 siswa yang dengan menggunakan rumus Yamane (Krisyantono,2006) dengan presisi 15%. Metode yang digunakan adalah kuantitati eksplanasi, sedangkan pengumpulan data dilakukan metode kuisioner dan studi pustaka, kemudian teknik analisis data digunakan uji validitas, uji reliable dan menggunakan rumus koefisien korelasi sederhana.

Dari hasil penelitian dengan analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara kecerdasan dengan prestasi belajar adalah 0,327. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang rendah antara komunikasi interpersonal orang tua dengan prestasi belajar anak karena berada di rentang 0,20 – 0,399. Berdasarkan penghitungan, T hitung ( 2,249) > T table (2,020), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Ha dalam penelitian ini adanya pengaruh komunikasi interpersonal orang tua dan anak terhadap prestasi belajar di SMA NEGERI 4 Samarinda Seberang.

Kata kunci : Komunikasi Interpersonal, Prestasi Belajar

PendahuluanAnugerah tuhan yang terindah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa terhadap

manusia adalah anak. Setiap orang tentu mendambakan kehadiran anak-anak ditengah kehidupannya. Berdasarkan hal tersebut, maka seharusnya orang tua menjaga anak dengan sebaiknya. Dalam hal ini para orangtua harus mengasuh, mengajarkan, mendidik dan mengasihi anak hingga menjadi anak yang berguna dan berkepribadian matang. Salah satu

1 Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Page 2: ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id · Web viewantara kecerdasan dengan prestasi belajar adalah 0,327. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang rendah antara komunikasi interpersonal

eJounal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 1, 2013 : 442 - 455

yang dapat menentukan keharmonisan antar manusia tersebut adalah komunikasi interpersonal

Pada umumnya komunikasi interpersonal terjadi karena pada hakikatnya setiap manusia suka berkomunikasi dengan manusia lain, karena itu tiap-tiap orang selalu berusaha agar mereka lebih dekat satu sama lain. Komunikasi interpersonal sangat penting bagi kebahagian hidup manusia. Komunikasi tersebut sebagai upaya memenuhi kebutuhan bersekutu dengan orang lain. Pemenuhan kebutuhan ini guna mmengembangkan diri menjadi mahkluk sosial dan pribadi yang lengkap serta untuk menjamin kelangsungan hidupnya yang memerlukan banyak hal. Seperti kebutuhan sandang, pangan, papan, hiburan, pendidikan dan kebutuhan lainnya. Namun ada keterbatasan pada manusia, maka seluruh kebutuhan itu memerlukan bantuan orang lain.

Permasalahan umum yang dialami oleh orangtua dalam memberikan dukungan terhadap anak-anaknya banyak dikarenakan kesibukan mereka mencari nafkah, mereka berdalih bahwa mereka sangat tidak mempunyai waktu untuk sekedar membantu mengerjakan pekerjaan rumah bagi anaknya. Orang tua merasa bahwa waktu yang mereka miliki tidak sampai atau tidak mencukupi untuk memberikan bimbingan bagi anaknya, semua waktunya dihabiskan untuk bekerja dan bekerja.

Selain permasalahan diatas, kendala sumber daya manusia (SDM) orang tua menjadi penyebab kurangnya mereka dalam ikut serta meningkatkan prestasi anaknya. Banyak orang tua tidak mengenyam pendidikan tinggi, bahkan tidak sedikit mereka yang tidak bersekolah sama sekali. Umumnya mereka adalah orang tua yang hidup ditempat pedalaman atau desa yang belum maju.

Komunikasi interpersonal dapat terbentuk dalam kehidupan sebuah keluarga yang melibatkan antara orang tua dan anak. Anak membutuhkan orang lain dalam berkembang. Dalam hal ini yang paling utama dan pertama bertanggung jawab adalah orang tua. Perbedaan umur yang cukup jauh antara orang tua dan anak, berarti pula perbedaan masa yang dialami kedua belah pihak. Perbedaan masa yang dialami akan memberikan jejak-jejak yang berbeda pula dalam bentuk sikap dan pandangan-pandangan antara orang tua dan anak.

Proses belajar yang berhasil mengacu pada prestasi belajar. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa prestasi belajar seorang anak yang mendapat perhatian dari orang tua lebih baik dengan prestasi anak yang kurang mendapat perhatian orang tua. Peranan orang tua dalam lingkungan keluarga yang penting adalah memberikan pengalaman pertama pada masa anak. Itu karena pengalaman pertama merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi dan menjamin kehidupan emosional seorang anak.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu staf sekaligus guru SMAN 4 Samarinda Seberang diperoleh informasi bahwa peningkatan prestasi belajar belum sepenuhnya merata. Terutama dalam mata pelajaran berhitung sehingga perlu perhatian serius dalam belajar.

Dalam pra penelitian tersebut, peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa-siswi yang memiliki prestasi belajar yang baik, bahwa rata-rata yang selalu memulai pembicaraan atau komunikasi adalah orang tua pada saat dirumah. Menurut pengakuan anak, jika ada waktu kumpul bersama biasanya orang tua mereka selalu menanyakan 443

Page 3: ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id · Web viewantara kecerdasan dengan prestasi belajar adalah 0,327. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang rendah antara komunikasi interpersonal

Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Prestasi Belajar Anak ( Junaidi )

keadaan belajar mereka disekolah dan ada pula beberapa siswa yang prestasinya standar bahkan ada yang dibawa standar mengatakan bahwa hasil prestasi rendah disebabkan kurangnya motivasi atau dukungan dari orang tua sehingga semangat dan tanggung jawab terhadap pendidikan semakin berkurang sehingga prestasi belajr mereka juga menurun. Sedangkan di sisi lain anak juga mengalami persaingan dalam prestasi belajar dengan teman mereka sehingga motivasi dan dorongan dari orang tua akan semakin dibutuhkan anak dalam persaingan semakin ketat dalam dunia pendidikan.

Kiranya tidak berlebihan jika penulis mengatakan peranan keluarga dalam hal ini orang tua sangatlah besar dalam mendidik anak terutama dalam prestasi belajarnya, oleh karena itu orang tua menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga, sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.

Dilatar belakangi kondisi diatas, maka peneliti tertarik untuk mengenal dan memahami pengaruh komunikasi yang terjadi antara orang tua dan anak dalam meningkatkan prestasi belajar anak yang ada di SMAN 4 SAMARINDA bertempat di JL. KH.Harun Nafsi No 40 SAMARINDA. Yang menjadi objek penelitian ini adalah beberapa murid kelas SMAN 4 Samarinda Seberang, dengan mengambil pertimbangan bahwa pada anak usia tersebut, anak membutuhkan bimbingan lebih dari orang tua dalam hal belajar. Murid-murid tersebut dipilih oleh peneliti karena mereka memilki kematangan pola berpikir secara rasional, konkrit, logis, serta memilki daya ingat yang lebih lengkap untuk menunjang perkembangan mereka untuk masuk ke tahap dewasa.

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan permasalahan adalah

Bagaimanakah pengaruh komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak dalam meningkatkan prestasi belajar anak di SMAN 4 Samarinda Seberang?”

Tujuan PenelitianAdapun tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah :

1. Ingin mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak dalam meningkatkan prestasi belajar anak di SMAN 4 Samarinda Seberang.

2. Untuk mengetahui konsep diri positif atau negatif yang yang terbentuk pada anak sebagai hasil dari komunikasi yang interpersonal yang dilakukan orang tua.

Manfaat PenelitianBerdasarkan tujuan yang yang diambil oleh peneliti, maka manfaat yang dapat

diambil oleh peneliti adalah :1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan penulis mengenai

komunikasi interpersonal sebagai bagian dari ilmu komunikasi2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan bagi pihak

sekolah dan referensi khusus bagi orang tua, agar mereka dapat lebih meluangkan sedikit waktunya untuk berkomunikasi dengan anaknya.

444

Page 4: ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id · Web viewantara kecerdasan dengan prestasi belajar adalah 0,327. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang rendah antara komunikasi interpersonal

eJounal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 1, 2013 : 442 - 455

Untuk memberikan kontribusi terhadap penelitian di bidang ilmu komunikasi di lingkup FISIPOL UNMUL

Kerangka Dasar TeoriTeori S-O-R

Teori yang digunkan adalah teori S-O-R, dalam teori stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan, proses berikutnya komunikan mengerti, kemampuan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan menerima maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Effendy,2003.254)

PengaruhBreckler & Wiggins (Azwar,2005:18) mendifinisikan bahwa sifat yang diperoleh

lewat pengalaman akan menimbulkan pengaruh terhadap perilaku. Pengaruh tersebut berupa permulaan perilaku yang akan direalisasikan hanya apabila situasi dan kondisi memungkinkan.

Komponen dari pengaruh adalah sikap. Sikap adalah kecendrungan untuk berprilaku. Sikap tebentuk dari adanya sikap sosial yang dialami oleh individu. Interaksi tersebut mengandung arti lebih dari sekedar kontak sosial dan hubungan antar individu. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi antar individu yang satu dengan yang lainnya. Dalam interaksi sosial itu pula, individu beraksi membentuk sikap tertentu.

Struktur sikap dapat di bagi menjadi tiga komponen yaitu komponen kognitif (kepercayaan seseorang mengenai apa yang benar bagi objek sikap), komponen apektif (perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu), dan komponen perilaku (tindakan yang ada dalam diri individu dan akan dilakukan. Azwar, 2005:27).

Hovland (Azwar,2005:30) mendefenisikan komunikasi sebagai suatu proses yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan stimuli (yang biasanya dalam bentuk lisan) guna mengubah perilaku orang lain. Asumsi dasar yang melandasi studi Hovland adalah anggapan bahwa efek komunikasi tertentu yang berupa perubahan sikap akan bergantung sejauh mana komunikasi itu diperhatikan, dipahami dan diterima.

Orang yang ada disekitar kita merupakan salah satu dari komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Diantara orang yang biasa dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang yang statusnya lebih tinggi, guru, teman kerja atau suami isteri (Azwar,2005:2). Pada masa anak-anak, orangtua biasanya menjadi figur yang berarti bagi anak. Interaksi antara orangtua dan anak merupakan determinan utama sikap anak. Sebuah sikap dapat diubah keberadaannya. Proses perubahan sikap selalu dipusatkan pada cara-cara pengendalian situasi dan lingkungan untuk menghasilkan perubahan sikap kearah yang dikehendaki.

Dalam hal ini, yang dipelajari adalah bentuk pengaruh komunikasi personal yang memiliki perilaku nilai positif, yaitu pengaruh komunikasi interpersonal orangtua dalam membentuk perilaku belajar anak untuk meraih prestasi.

445

Page 5: ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id · Web viewantara kecerdasan dengan prestasi belajar adalah 0,327. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang rendah antara komunikasi interpersonal

Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Prestasi Belajar Anak ( Junaidi )

KomunikasiBerbicara mengenai definisi komunikasi, komunikasi tidak ada definisi yang salah.

Komunikasi merupakan sebuah kata yang abstrak dan memiliki sejumlah arti. Kata “komunikasi” bahasa latin yaitu communis, yang berarti “sama” atau communicare yang berarti “membuat sama” (Mulyana,2001:41). demikian pula pakar komunikasi mencoba untuk mendefinisikan komunikasi, diantaranya adalah (Effendy,2001:10) :

Harold laswel menyatakan bahwa yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut: “what says in which channel to whom with what effect” (Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu). Carl I. Hovland (psikologi eksperimen, seorang pelopor komunikasi Amerika) menyatakan: “communication is the proses to modify the behavior of other individuals” (komunkasi adalah proses mengubah perilaku orang lain). Menurut WILLIAM ALBIG Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan.

Berbagai definisi komunikasi diatas hanya sebagian kecil dari definisi komunikasi yang ada. Singkatnya istilah komunikasi sudah demikian lazim dikalangan kita semua. Dari definisi diatas, komunikasi interpersonal merupakan objek dari penelitian ini, dengan mengambil judul bagaimanakah pengaruh komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak dalam meningkatkan prestasi belajar anak. Oleh karena itu dibawah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai definisi komunikasi interpersonal, yang akan dipakai sebagai landasan teori untuk melakukan penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian peneliti.

Komunikasi InterpersonalDefinsi Komunikasi Interpersonal

Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003:30).

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000:73).

Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003:13).

446

Page 6: ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id · Web viewantara kecerdasan dengan prestasi belajar adalah 0,327. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang rendah antara komunikasi interpersonal

eJounal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 1, 2013 : 442 - 455

Dari beberapa definisi yang diatas peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan komunikasi penyampaian pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan yang tujuan dari komunikasi itu adalah mengubah sikap lawan bicaranya atau menimbulkan efek timbal balik sehingga komunikasi yang dilakukan bisa berjalan dengan baik.

Para ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi interpersonal secara berbeda beda, dan berikut ini adalah tiga sudut pandang definsi utama, diungkapkan oleh (Devito,1997:231):

a. Berdasarkan komponen Komunikasi interpersonal didefinisikan dengan mengamati komponen-komponen utamanya, yaitu mulai dari penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampak hingga peluang untuk memberikan umpan balik.

b. Berdasarkan hubungan diadik Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Sebagai contoh dapat dilihat pada hubungan komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak, guru dan murid, dan lain-lain.

c. Berdasarkan pengembangan Komunikasi interpersonal dilihat sebagai akhir dari perkembangan dari komunikasi yang bersifat tak pribadi (impersonal)menjadi komunikasi pribadi yang lebih intim.Ketiga definsi diatas membantu dalam menjelaskan yang dimaksud dengan

komunikasi interpersonal dan bagaimana komunikasi tersebut berkembang, bahwa komunikasi interpersonal dapat berubah apabila mengalami suatu perkembangan jelas. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang jelas dan mantap.

Komunikasi interpersonal terjadi antara orangtua dan anak yang bertujuan untuk menciptakan hasil yang baik dan maksimal. Artinya, setiap individu yang terlibat didalamnya membutuhkan komunikasi interpersonal yang baik untuk membina suatu hubungan yang harmonis. Pentingnya situasi komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang berlangsung secara dialogis selalu lebih baik dari pada secara monolog. Monolog menunjukkan suatu bentuk komunikasi dimana seorang bicara yang lain mendengarkan, jadi tidak terdapat interaksi. Yang aktif hanya komunikator saja, sedang komunikan bersifat pasif.

Hubungan Orang Tua dan AnakSetiap kali perkembangan dan pertumbuhan anak, orang tua dalam hal ini keluarga

menjadi lingkungan tempat belajar menanggapi dunia luar, berinteraksi dengan teman, maupun dengan lingkungan sekolah.anak merupakan asset keluarga yang harus dijaga dan diasuh dengan benar. Kelak anak akan menjadi aset penting bagi bangsa dan negar sebagai penerus. Seorang anak memerlukan bimbingan dan pengawasan yang baik untuk menjadi individu yang berkemampuan dan berwawasan jauh dan matang. Sebelum anak tiba ke tangan pendidik atau guru di sekolah, peran orangtua khususnya peran ibu sangat 447

Page 7: ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id · Web viewantara kecerdasan dengan prestasi belajar adalah 0,327. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang rendah antara komunikasi interpersonal

Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Prestasi Belajar Anak ( Junaidi )

berpengaruh besar dalam upaya mengarahkan perkembngan anak. Ada beberapa hal yang dilakukan orangtua, dalam menciptakan komunikasi melalui pendampingan guna membentuk suasana belajar pada anak, antara lain (Ekomadya, 2005:18):1. Membangun empati

Dalam konteks ini, orang tua harus dapat memahami komunikasi myang dilakukan anak, mendengarkan apa yang diutarakan dan dikeluhkan anak, serta menjalin kedekatan dengan anak.

2. Menjalin kebersamaanOrangtua dapat menerapakan cara pembelajaran yang menyenangkan bagi anak dengan metode pengajaran yang sifatnya persuasive dan menyarankan.

3. Membangun rasa memilkiOrangtua memberikan kebebasan anak untuk berkreasi. Orang tua mengaitkan pproses pembelajaran dengan dunia keseharian anak.

4. PendampinganPendampingan akan membuat anak merasa nyaman belajar. Karena ada oran dewasa yang siap melindungi, tempat ia bersandar jika kesulitan, dan tempat bertanya untuk menjwab rasa ingin tahunya.

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam hubungan antara orang tua dan anak diperlukan unsur memahami dan pendekatan antara orang tua dan anak untuk keberhasilan pencapaian prestasi belajar.

Prestasi BelajarPrestasi belajar adalah kalimat yang terdiri dari 2 kata, yakni prestasi dan belajar.

Antara prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan belajar. Prestasi adalah hasil dari suatu yang telah dicapai yaitu belajar (Djamarah,1994,p.18). Nasrun Harahap mengemukakan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan belajar yang disajikan (Djamarah, 1994,:14).

Belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu. Dengan demikian bahwa dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan hasil perkembangan kegiatan yang dilakukan individu yang diperoleh dari proses belajar

PembahasanPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh komunikasi

interpersonal orang tua dan anak terhadap prestasi belajar di SMAN 4 Samarinda Seberang. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 43 responden siswa SMAN 4 Samarinda Seberang. Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak tergolong rendah.

Dari hasil uji signifikasi koefisien korelasi sederhana (uji t) antara komunikasi interpersonal orang tua dan prestasi belajar anak bahwa kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai berdasarkan penghitungan, T hitung ( 2,249) > T table (1,681), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Ha dalam penelitian ini adanya

448

Page 8: ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id · Web viewantara kecerdasan dengan prestasi belajar adalah 0,327. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang rendah antara komunikasi interpersonal

eJounal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 1, 2013 : 442 - 455

pengaruh komunikasi interpersonal orang tua dan anak terhadap prestasi belajar di SMA NEGERI 4 Samarinda Seberang. Berikut ini akan dibahas mengenai pengaruh komunikasi interpersonal orang tua terhadap prestasi belajar anak. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung antara dua orang yang mempunyai hubungan jelas dan mantap (Devito.1997,p,231). Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah komunikasi interpersonal orang tua terhadap anak terhadap prestasi belajar. Dalam komunikasi interpersonal orang tua terdapat 5 dimensi yang diukur yaitu. Keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan.

Keterbukaan adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang dilontarkan adalah milik pribadi (Salim,1991). Dalam penelitian ini kualitas keterbukaan dinilai dari kemauan orang tua untuk berbicara mengenai permasalahan yang dialami oleh anak, siapakah yang memulai pembicaraan, kapan terjadinya pembicaraan, orang tua mau meluangkan waktunya untuk berbicara dengan anak tentang masalah pelajaran dan kebebasan yang diberikan oleh orang tua kepada seorang anak untuk berpendapat.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 44,2% mengatakan bahwa orang tua mereka jarang berbicara dengan anak ketika anak mengalami kesulitan belajar. Diketahui dari kuisoner bahwa yang mulai pembicaraan terkait kesulitan anak dalam belajar adalah orang tua sebanyak 37,2% responden yang mempunyai inisiatif memulai berbicara dengan anak terkait dengan kesulitan anak dalam belajar.

Untuk mengetahui perkembangan anak disekolah orang tua perlu untuk melakukan komunikasi dengan frekuensi yang cukup. Semakin sering orang tua melakukan komunikasi dengan anak maka orang tua akan semakin mengetahui kondisi anak sekolah. dapat dilihat bahwa sebanyak 41,8% mengatakan bahwa orang tua mereka jarang meluangkan waktu untuk berbicara tentang pelajaran sekolah,

Orang tua adalah sosok yang selalu diikuti anak, dan dijadikan tempat bersandar bagi anak. Ketika anak mengalami masalah, anak sangat memerlukan pendamping untuk berbagi cerita dan meringankan masalah yang dihadapinya. Dapat diketahui bahwa responden terbanyak menjawab tidak pernah sama sekali sebanyak 23,3%.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua, dalam menciptakan pendampingan guna membentuk suasana belajar yang menyenangkan pada anak, antara lain dengan pendampingan (Ekomadyo,2005,p18). Ketika anak mengalami kesulitan belajar atau masalah disekolah, maka dirinya akan becerita kepada orang yang dianggap sebagai orang terdekatnya yang mampu menyelesaikam masalah-masalah yang dihadapinya yaitu orang tua. Ketika seorang anak menceritakan masalah yang dihadapinya di sekolah maka anak pasti mengharapkan orang tuanya memberikan tangggapan kepada dirinya. Dapat diketahui sebanyak 14 responden atau 32,6% mengatakan bahwa orang tua mereka sering memberikan kebebasan anak berpendapat dalam keluarga dan sebanyak 14 responden atau 32,6% juga mengatakan jarang memberikan kebebasan dalam berpendapat.

Empati, Henry Backrak(1976) dikutip dalam buku interpersonal mendefinisikan empati sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami seseorang pada saat tertentu dari sudut pandang seseorang itu melalui kacamata orang yang bersangkutan. Pengertian empati ini akan membuat seseorang lebih mampu menyesuaikan komunikasinya. Kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang 449

Page 9: ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id · Web viewantara kecerdasan dengan prestasi belajar adalah 0,327. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang rendah antara komunikasi interpersonal

Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Prestasi Belajar Anak ( Junaidi )

lain terlihat dari kemampuan orang tua untuk mengerti perasaan anaknya ketika kesulitan belajar dan kemauan orangtua untuk menanggapi keluhan dari anaknya ketika anaknya kesulitan dalam belajar.

Orang tua seharusnya bersikap lebih sensitive mengerti kondisi anak ketika anaknya mengalami masalah. Orang tua perlu untuk lebih mengetahui keadaan anak termasuk perasaan anak ketika kesulitan dalam belajar. dapat diketahui bahwa jumlah Orang tua yang agak sering mengerti perasaaan anak sebanyak 32,6%, dan orang tua jarang mengerti perasaan anak sebanyak 32,6%.

Orang tua adalah sosok yang selalu diikuti anak, dan dijadikan tempat bersandar bagi anak. Ketika anak mengalami masalah, anak sangat memerlukan pendamping untuk berbagi cerita dan meringankan masalah yang dihadapinya. Dapat diketahui bahwa responden yang menjawab tidak pernah sama sekali sebanyak 23,3%. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua, dalam menciptakan pendampingan guna membentuk suasana belajar yang menyenangkan pada anak, antara lain dengan pendampingan (Ekomadyo,2005,p18).

Ketika anak mengalami kesulitan belajar atau masalah disekolah, maka dirinya akan becerita kepada orang yang dianggap sebagai orang terdekatnya yang mampu menyelesaikam masalah-masalah yang dihadapinya yaitu orang tua. Ketika seorang anak menceritakan masalah yang dihadapinya di sekolah maka anak pasti mengaharapkan orang tuanya memberikan tangggapan kepada dirinya. Diketahui jumlah orang tua yang sering menanggapi keluhan anak ketika kesulitan dalam belajar sebanyak 17 responden atau 39,5%.

Sikap mendukung adalah pandangan yang mendukung, membantu bersama-sama (Salim.1991). hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung. Komunikasi yang terbuka dan empati tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Sikap dukungan ini terlihat dari orang tua mendukung anak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dan pemberian semangat kepada orang tua kepada anknya untuk terus belajar giat apabila mendapat nilai jelek. Dukungan orang tua kepada anaknya merupakan bentuk komunikasi interpersonal yang baik antara orang tua dan anak.

Dapat diketahui bahwa orang tua yang jarang mendukung sebanyak 15 responden atau 35,5%. Prestasi anak tidak hanya di lihat dengan nilai akan tetapi juga kemampuan anak ataupun prestasi anak dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disekolah.

Anak juga memerlukan dorongan atau motivasi dari orang tua ketika anak mendapat nilai jelek disekolah. Ketika anak telah giat belajar tetapi mendapat nilai jelek, mereka dapat putus asa sehingga mereka berpikir buat apa belajar kalu hasilnya tetap saja jelek. Pada saat seperti inilah peranan orang tua untuk memberikan semangat kepada anak ketika mendapat nilai jelek. Dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab sering mengatakan bahwa orang tua mereka memberikan semangat belajar kepada anak ketika anak mendapat nilai jelek sebanyak 30 responden atau 69,8%.

Sikap positif adalah pandangan yang positif (Salim.1991). sikap positif terbentuk dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara, yaitu menyatakan sikap positif dan mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi secara positif sikap positif

450

Page 10: ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id · Web viewantara kecerdasan dengan prestasi belajar adalah 0,327. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang rendah antara komunikasi interpersonal

eJounal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 1, 2013 : 442 - 455

dalam komunikasi antara orang tua dan anak terlihat dalam sikap yang menyenangkan ketika orang tua belajar bersama dengan anak dan pemberian pujian saat anak mendapat nilai yang bagus. Salah bentuk perhatian orang tua terhadap orang tua adalah orang tua ikut belajar dan duduk bersama dengan anak. Dengan cara ini orang tua dapat memeberikan pelajaran berharga kepada anaknya supaya anaknya lebih muda dalam belajar. Dapat dilihat sebanyak 16 responden atau 37,2% menjwab jarang menunjukkan sikap yang menyenangkan saat belajar bersama anak.

Sikap positif yang lain yang dapat ditunjukkan oleh orang tua adalah orang tua bersedia menerima pertanyaan anak ketika anak kesulitan dalam mengerjakan tugas dari sekolah. Dari pengisian kiusioner dapat diketahui bahwa sebanyak 15 responden atau 34,9% menjawab sering bahwa orang tua mereka menerima pertanyaan anak saat anak kesulitan dalam belajar.

Salah satu bentuk perhatian orang tua kepada anak adalah memberikan penghargaan kepada anak ketika anak mendapat nilai atau prestasi yang bagus di sekolah. Bentuk penghargaan ini tidak harus bersifat materi tetapi juga dapat berupa pujian kepada anak. Dari kuisioner diketahui bahwa sebanyak 23 responden atau 53,5% menjawab sering.

Kesetaraan adalah kesamaan, sama-sama bernilai dan berharga (Salim.1991). dalam situasi barangkali terjadi kesetaraan. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Disini arti stara maksudnya adalah harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak sama-sam bernilai dan berharga. Dalam komunikasi interpersonal , kesetaraan terlihat dari kemauan orang tua untuk duduk bersama membahas pelajaran yang tidak dimengerti oleh anak. Salah satu bentuk kepedulian orang tua terhadap pendidikan anaknya adalah orang tua bersedia duduk bersama anaknya membahas pelajaran yang tidak dimnerti anak. Dari pengisian kuisioner dapat diketahui bahwa 16 responden atau 37,2% menjawab jarang.

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yangt telah dikerjakan, diciptakan. Prestasi tidak dihasilkan oleh seorang selama seseorang tidak pernah melakukan suatu kegiatan. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dicapai, yaitu belajar (DJamarah .1994.p.18). Dalam variabel prestasi belajar terdiri dari dua dimensi dan 10 item pertanyaan yang pembahasannnya sebagai berikut.

Keadaan fisiologis secara umum sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dengan orang yang kelelahan. Supaya proses transfer ilmu dapat berjalan dengan baik, maka seorang murid harus mendengarkan penjelasan dari guru ketika seorang guru memberikan penjelasan. Dari pengisian kuisioner dapat dilihat bahwa jumlah responden yang menjawab sering mendengarkan penjelasan guru ketika sedang memberikan penjelasan sebanyak 28 responden atau 65,1%

Supaya materi yang telah diberikan oleh guru mudah untuk diingat dan dipelajari maka murid sebaiknya apa yang telah diterangkan oleh guru. Dari hasil pengisian kuisioner responden yang menjawab sering mencatat saat guru mencatat dipapan tulis sebanyak 33 responden atau 76,%.

Untuk memastikan bahwa seorang murid dapat menguasai seluruh materi yang telah disampaikan oleh guru, seorang murid harus bertanya kepada guru ketika ada materi yang 451

Page 11: ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id · Web viewantara kecerdasan dengan prestasi belajar adalah 0,327. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang rendah antara komunikasi interpersonal

Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Prestasi Belajar Anak ( Junaidi )

tidak dimengerti. Dapat diketahui bahwa sebanyak 33 responden atau 52,4% menjawab sering bertanya ketika tidak mengerti. Ketika murid tidak mengerti akan satu pelajaran, maka ia dapat memberikan pertanyaan kepada guru ataupun meminta guru memberikan penjelasan ulang atas materi yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Dalam penelitian prsetasi belajar, factor psikologis dipandang sebagai factor dari dalam yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Guru sadar bahwa bahan pelajaran yang diberikan tudak semuanya dapat diserap oleh murid, hal tersebut dapat dikarenakan adanya murid yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru.

Faktor psikologis dari prestasi belajar adalah intelgensi, bakat, dan motivasi (Djamarah.2002). factor psikologis ini terlihat dari waktu rata-rata seorang murid belajar dalam sehari, kemampuan seorang murid mengingat pelajaran menjelang ulangan, kemamapuan murid untu konsentrasi saat mengikuti pelajaran. Dapat diketahu bahwa yang menjawab agak sering sebanyak 18 responden atau 41,9%. Khusus bagi murid yang kemampuan belajarnya kurang, maka harus meluangkan waktu yang lama untuk belajar. Kemampuan setiap murid dalam mengingat pelajaran berbeda satu sama lain. Dari pengisian kuisioner dapat dilihat bahwa murid yang menjawab agak sering lupa dengan materi pelajaran sebanyak 22 responden atau 51,2%. Kemampuan anak dalam berkosentrasi dalam pealajaran juga berbeda ini disebabkan oleh beberapa factor. Dari pengisian kuisioner dapat diketahui bahwa responden yang menjawab agak sering 22 responden atau 51,2% dapat bekosentrasi selama pelajaran.

Mudah lupa merupakan kendala bagi murid. Proses untuk mengingat merupakan gejala psikologis. Mengingat dilakukan seseorang untuk mengingat-ingat kesan yang dimiliki. Lama tidaknya seorang belajar menjelang ujian juga mempengaruhi prestasi siswa. Dapat diketahui bahwa yang menjawab agak sering 19 responden atau 44,2%. Anak-anak ini adalah yang suka belajar mendadak menjelang ujian.

Yang termasuk dalam factor eksternal dalam prestasi belajar adalah lingkungan (Djamarah.2002,p,142). Lingkungan adalah sgala sesuatu yang berada di sekitar individu, yang terpengaruh terhadap perkembangan manusia.

Ruangan kelas akan berpengaruh terhadap prestasi belajar seorang murid. Suasana kelas seperti pencahayaan, kebersihan kelas, situasi belajar yang tenang terkadang berpengaruh terhadap kemampuan dari murid dalam belajar. Dari pengisian kuisioner dapat dilihat bahwa yang menjawab sering suasana kelas berpengaruh terhadap kemampuan belajar sebanyak 28 responden atau 65,1%. Beberapa orang murid dipengaruhi dipengaruhi oleh fasilitas belajar yang ada dirumahnya. Dari pengisian kuisioner dapat diketahui Yang menjawab agak sering sebanyak 19 responden atau 44,2%. Beberapa murid berinisiatif untuk mengadakan belajar kelompok dengan teman ketika menyadari bahwa ada satu pelajaran yang tidak dimengerti. Dari pengisian kuisioner dapat diketahui bahwa 22 responden atau 51,2% menjawab sering belajar kelompok bila ada pelajaran yang tidak dimengerti. Dapat diketahui bahwa orang tua yang jarang mendukung sebanyak 15 responden atau 35,5%. Prestasi anak tidak hanya di lihat dengan nilai akan tetapi juga kemampuan anak ataupun prestasi anak dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

452

Page 12: ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id · Web viewantara kecerdasan dengan prestasi belajar adalah 0,327. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang rendah antara komunikasi interpersonal

eJounal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 1, 2013 : 442 - 455

Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan selama 2 bulan, dengan analisis data dan pembhasan

maka penulis dapat menarik kesimpulan dari hasil penelitian pada siswa SMAN 4 Samarinda Seberang. kesimpulan peneliti yang dapat simpulkan adalah sebagai berikut:

1. Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara kecerdasan dengan prestasi belajar adalah 0,398. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang rendah antara komunikasi interpersonal orang tua dengan prestasi belajar anak karena berada di rentang 0,20 – 0,399. Berdasarkan penghitungan, T hitung ( 2,249) > T table

(1,681), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Ha dalam penelitian ini adanya pengaruh komunikasi interpersonal orang tua dan anak terhadap prestasi belajar di SMA NEGERI 4 Samarinda Seberang.

2. Perilaku komunikasi yang terjadi antara orang tua dan anak mengenai prestasi belajar belum sepenuhnya berjalan secara efektif. Hal ini disebabkan oleh Intensitas komunikasi interpersonal orang tua dan anak masih kurang sehingga anak enggan terbuka mengenai prestasi belajar. Kurangnya dukungan, rasa empati serta sikap positif yang diberikan orang tua kepada anak juga mempengaruhi hubungan interpersonal orang tua dan anak sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar.

Saran

Setelah penulis melakukan penelitian dan pengamatan langsung dilapangan serta melihat hasil penelitian yang ada, maka berikut ini beberapa saran yang penulis ajukan ;

1. Melihat kenyataan dari hasil penelitian diperoleh bahwa komunikasi yang terjadi antara orang tua dan anak tergolong rendah untuk itu sebaiknya orang tua agar lebih memperhatikan interaksinya dengan anak, khusunya dalam hal memberikan kesempatan pada anak untuk menyampaikan pendapat dan kesulitan anak, mencermati perkembangan dan memberikan penghargaan apabila anak berprestasi sehingga dapat memotivasi belajar yang akhirnya prestasi belajar anak dapat meningkat.

2. Sebaiknya intensitas komunikasi antara orang tua dan anak dioptimalkan khususnya dalan hal pendidikan anak (siswa). Disamping itu hendaknya orang tua menjalin hubungan secara optimal dengan guru terutama dengan wali kelas.

3. Diharapkan ada komunikasi antara orang tua dan guru. Misalnya dengan memberikan informasi tentang perkembangan siswa baik secara rutin terutama bagi siswa yang prestasinya kurang. Karena komunikasi seperti ini diharapkan dapat berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.

Daftar PustakaAzwar, Saifuddin. (2005). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Belajar453

Page 13: ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id · Web viewantara kecerdasan dengan prestasi belajar adalah 0,327. Hal ini menunjukkan terjadi hubungan yang rendah antara komunikasi interpersonal

Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Prestasi Belajar Anak ( Junaidi )

Bungin, Burhan. (2001). Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Airlangga Devito, Joseph A. (1997). Komunikasi Antar Manusia (5th ed). Jakarta: Professional BooksDjamarah, Saiful Bahri. (1994). Psikologi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha

NasionalEffendy, Uchjana. (2001). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja

RosdakaryaEkomadyo, Ike Junita. (2005). Prinsip Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Minat

Belajar Anak. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.Kriyantono, Racmat (2007). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana, Jakarta/Mulyana, Deddy. (2001). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

RosdakaryaPriyatno, Duwi. (2010). Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:

MediakomRatnawati, Shinta. (2000). Keluarga Kunci Sukses Anak. Jakarta: KompasSalim. (1991). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka TamaSugiyono ,2010. Metode Penelitian Kuantitatif dann R&D, AAlfabeta, BandungSutedja, Heriyanto. (1991). Mengapa anak anda malas belajar?. Jakarta: Gramedia

Pustaka JayaSunarto. (2003). Manajemen, komunikasi antar pribadi. Jakarta: Elex Media KompotindoSingarimbun, Masri. (1987). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES

Sumber Dari Internet:http://jakarta.okezone.com/read/2008/02/17/196/84281/komunikasi-efektif-antara-orangtua-dan-anak www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.ashttp://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/komunikasi-interpersonal-definisi.html http://www.slideshare.net/H3stu/teori-komunikasi-keluargahttp://faiqfaizinjember.blogspot.com/2011/08/proposal-penelitian-peran-perhatian.html http: // www.Pengaruh komunikasi interpersonal orangtua dengan anak dalam meningkatkan prestasi belajar anak di SD Kristen Petra 9 Surabaya.

454