bab i - landing | dinas pariwisata diyvisitingjogja.web.id/bank_data/download/renstra+dinas... ·...

102
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor: 6 tahun 2008 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tugas pokok dan fungsi Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor : 49 Tahun 2008 tentang Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pariwisata dan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 54 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 49 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Pariwisata DIY. Dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pariwisata harus mendasarkan pada kebijakan Nasional, RPJP, RPJM, RPJPD, RPJMD, dan Renstra SKPD. Hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dimana SKPD mempunyai kewajiban untuk menetapkan Renstra SKPD untuk periode lima tahunan. Renstra adalah dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD. Penyusunan Renstra-SKPD tersebut berpedoman pada RPJMD dan Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 1

Upload: hadien

Post on 01-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan berdasarkan

Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor: 6 tahun 2008 tentang Pembentukan dan

Organisasi Dinas Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. Tugas pokok dan fungsi Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor : 49 Tahun 2008 tentang

Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pariwisata dan

Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 54 Tahun 2010 tentang

Perubahan atas Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 49 Tahun

2008 Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Pada

Dinas Pariwisata DIY.

Dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pariwisata harus

mendasarkan pada kebijakan Nasional, RPJP, RPJM, RPJPD, RPJMD, dan

Renstra SKPD. Hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri No

54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008

Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dimana SKPD mempunyai

kewajiban untuk menetapkan Renstra SKPD untuk periode lima tahunan. Renstra

adalah dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD.

Penyusunan Renstra-SKPD tersebut berpedoman pada RPJMD dan bersifat

indikatif. Oleh karena itu untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi periode

tahun 2012 - 2017, Dinas Pariwisata DIY harus menyusun Renstra SKPD periode

tahun 2012 - 2017 yang berpedoman pada RPJMD tahun 2012 - 2017. Dokumen

ini diharapkan dapat memberi arah dan strategi penyelenggaraan tugas pokok,

fungsi dan tanggung jawab Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta pada

tahun 2012 - 2017.

Rencana strategis (renstra) Dinas Pariwisata DIY dipergunakan sebagai

acuan perencanaan operasional kegiatan Dinas Pariwisata DIY yang dituangkan

dalam Rencana Kerja (Renja) Dinas Pariwisata DIY setiap tahunnya serta

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 1

Page 2: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

penyusunan anggaran berdasarkan kinerja yang telah ditetapkan (PK) . Sedangkan

penyusunan anggaran berdasar Kinerja tersebut dituangkan dalam Rencana Kerja

Anggaran (RKA) yang kemudian disahkan menjadi Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) guna mendukung operasional kegiatan yang telah ditetapkan

dalam upaya mewujudkan visi dan misi Dinas Pariwisata DIY.

1.2. LANDASAN HUKUM

Sebagai landasan operasional pelaksanaan Rencana Strategis, adalah :

1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa

Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3) yang telah

diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang

Perubahan Undang-Undang Nomor 3 jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 827);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4421);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 No. 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.

4700);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa

Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5339);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan

dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik

lndonesia Thn 2007 No. 82 (Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia

Nomor 4737);

7. Peraturan Pemerintah Nomor: 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/ Kota

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 2

Page 3: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

8. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun 2010-2025 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 125)

9. Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor: 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

11. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang organisasi dan Tata Kerja Dinas

Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

12. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2008

tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008

Nomor 11);

13. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

(Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009 Nomor 2);

14. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2010

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Tahun 2010 Nomor 2);

15. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 16 Tahun 2011

tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta Tahun 20011-2030 (Lembaran Daerah Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta Tahun 2010 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011 Nomor 16);

16. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2012

tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2025

17. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 – 2017

18. Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 54 Tahun 2010

tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 3

Page 4: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

Nomor 49 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit

Pelaksana Teknis Pada Dinas Pariwisata

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pariwisata Daerah Istimewa

Yogyakarta Tahun 2012-2017 sebagai pedoman/ dokumen perencanaan

untuk periode lima tahun dimaksudkan untuk menjabarkan visi, misi, tujuan,

strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan kepariwisataan DIY

bagi Dinas Pariwisata DIY tahun 2012–2017. Program/kegiatan dalam

Renstra merupakan implementasi dari RIPPARDA DIY, RPJMD DIY dan

RPJPD DIY yang diselaraskan dengan peraturan perundangan dan

kebijakan pusat maupun daerah lainnya untuk dilaksanakan seluruh

stakeholder secara terpadu, sinergis, dan berkelanjutan.

2. Tujuan

a. Menerjemahkan visi dan misi Dinas Pariwisata DIY ke dalam tujuan dan

sasaran pembangunan periode tahun 2012-2017 beserta program

prioritas dengan berpedoman pada RIPPARDA (2012-2025) dan RPJMD

Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017;

b. Merumuskan rancangan program dan kegiatan Dinas Pariwisata DIY

serta rencana penganggarannya untuk periode Tahun Anggaran 2012 -

2017;

c. Menetapkan berbagai program prioritas yang disertai dengan indikasi

pagu anggaran, indikator kinerja dan target kinerja yang akan

dilaksanakan setiap tahunnya selama periode tahun 2012 - 2017.

1.4. SISTIMATIKA PENULISAN

Dokumen Renstra ini terdiri dari 9 (sembilan) bagian utama, yakni meliputi:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMemuat pengertian Renstra SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 4

Page 5: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra

SKPD, keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD, Renstra K/L dan

Renstra provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja SKPD.

1.2 Landasan HukumMemuat penjelasan tentang Undang-Undang, Peraturan

Pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang

mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan

SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan penyusunan perencanaan

dan penganggaran SKPD.

1.3 Maksud dan TujuanMemuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan

Renstra SKPD

1.4 Sistematika PenulisanMenguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra SKPD,

serta susunan garis besar isi dokumen.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) SKPD dalam

penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa

saja sumber daya yang dimiliki SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan

fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan

melalui pelaksanaan Renstra SKPD periode sebelumnya, mengemukakan

capaian program prioritas SKPD yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan

RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama

yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra SKPD ini.

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPDMemuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan

SKPD, struktur organisasi SKPD, serta uraian tugas dan fungsi sampai

dengan satu eselon dibawah kepala SKPD. Uraian tentang struktur

organisasi SKPD ditujukan untuk menunjukkan organisasi, jumlah

personil, dan tata laksana SKPD (proses, prosedur, mekanisme).

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 5

Page 6: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

2.2 Sumber Daya SKPD Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang

dimiliki SKPD dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup

sumber daya manusia, asset/modal, dan unit usaha yang masih

operasional.

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja SKPD

berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode sebelumnya,

menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan

SKPD dan/atau indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah

diratifikasi oleh pemerintah.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra K/L

dan Renstra SKPD kabupaten/kota (untuk provinsi) dan Renstra SKPD

provinsi (untuk kabupaten/kota), hasil telaahan terhadap RTRW, dan

hasil analisis terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan dan

peluang bagi pengembangan pelayanan SKPD pada lima tahun

mendatang. Bagian ini mengemukakan macam pelayanan, perkiraan

besaran kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan

pelayanan yang dibutuhkan.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan

pelayanan SKPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi SKPD

yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 6

Page 7: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

kepala daerah terpilih. Selanjutnya berdasarkan identifikasi

permasalahan pelayanan SKPD, dipaparkan apa saja faktor-faktor

penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat

mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil

kepala daerah tersebut. Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi

salah satu bahan perumusan isu strategis pelayanan SKPD.

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra lain terkait

Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat

ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan SKPD yang

mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran

jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra SKPD

provinsi/kabupaten/kota.

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KHLS)

Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor

penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang mempengaruhi

permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan

KLHS.

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari pelayanan

SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau

dari:

1. gambaran pelayanan SKPD;

2. sasaran jangka menengah pada Renstra K/L;

3. sasaran jangka menengah dari Renstra SKPD provinsi/ kab./ kota;

4. implikasi RTRW bagi pelayanan SKPD; dan

5. implikasi KLHS bagi pelayanan SKPD

Selanjutnya akan dikemukakan metoda penentuan isu-isu

strategis dan hasil penentuan isu-isu strategis tersebut dan pada

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 7

Page 8: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

bagian ini diperoleh informasi tentang apa saja isu strategs dan

penangannnya dalam Renstra SKPD.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi SKPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan visi dan

misi SKPD.

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan

sasaran jangka menengah SKPD.

4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan

kebijakan SKPD dalam lima tahun mendatang.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan,

indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif.

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara

langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima

tahun

mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan

sasaran RPJMD.

BAB VII PENUTUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 8

Page 9: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

BAB IIGAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PARIWISATA DIY

Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta mempunyai tugas melaksanakan urusan bidang pariwisata,

kewenangan dekonsentrasi serta tugas pembantuan yang diberikan oleh

Pemerintah. Dinas Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui

Sekretaris Daerah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun

2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang kemudian dijabarkan ke dalam

Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta, dan kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam Peraturan Gubernur

Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 43 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan

Fungsi Dinas Pariwisata mempunyai fungsi:

a. penyusunan program dan pengendalian di bidang pariwisata;

b. perumusan kebijakan teknis bidang pariwisata;

c. pengelolaan pengembangan destinasi pariwisata;

d. pengelolaan pengembangan kapasitas pariwisata;

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 9

Page 10: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

e. penyelenggaraan pemasaran pariwisata;

f. pemberian fasilitasi bidang pariwisata Kabupaten/Kota;

g. pelaksanaan koordinasi perijinan bidang pariwisata;

h. pelaksanaan pelayanan umum bidang pariwisata;

i. pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja bidang pariwisata;

j. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;

k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi dan tugasnya.

l. Pelaksanaan kerjasama bidang pariwisata dengan Pemerintah maupun Swasta di tingkat Regional, Nasional dan Internasional.

Adapun Susunan Organisasi dari Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas;

2. Sekretariat:

a. Subbagian Umum;

b. Subbagian Keuangan;

c. Subbagian Program dan Informasi.

3. Bidang Pengembangan Destinasi:

a. Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata;

b. Seksi Sarana Prasarana dan Usaha Jasa Pariwisata;

c. Seksi Standarisasi Produk.

4. Bidang Pengembangan Kapasitas:

a. Seksi Sumber Daya Manusia;

b. Seksi Kelembagaan Pariwisata.

5. Bidang Pemasaran:

a. Seksi Analisa Pasar;

b. Seksi Promosi;

c. Seksi Pelayanan Informasi Pariwisata.

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 10

Page 11: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

Struktur Organisasi Dinas Pariwisata DIY

(berdasar Perda DIY No. 6/2008)

2.2. SUMBER DAYA DINAS PARIWISATA DIY

2.2.1. SUMBER DAYA MANUSIA

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 11

Page 12: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

Jumlah personil yang mendukung tugas dan fungsi Dinas Pariwisata Daerah

Istimewa Yogyakarta sampai akhir tahun 2013 sebanyak 84 orang yang terdiri atas

pejabat struktural sebanyak 16 orang dan pejabat fungsional umum sebanyak 68

orang. Untuk pejabat struktural meliputi:

1) Pejabat eselon II : 1 orang

2) Pejabat eselon III : 4 orang

3) Pejabat eselon IV : 11 orang

Jika dilihat dari jenjang pendidikan formal, jumlah personil yang ada di Dinas Pariwisata sebagai berikut:

1) Pasca Sarjana : 9 orang

2) Sarjana : 33 orang

3) D4 : 2 orang

4) D III : 5 orang

5) D II/I : 2 orang

6) SLTA sederajat : 32 orang

7) SLTP : 1 orang

Berdasarkan pangkat dan golongan

1) Pembina Utama (IV/d) : 1 orang

2) Pembina Tingkat I (IV/b) : 2 orang

3) Pembina (IV/a) : 4 orang

4) Penata Tingkat I (III/d) : 19 orang

5) Penata (III/c) : 4 orang

6) Penata Muda Tk. I (III/b) : 29 orang

7) Penata Muda (III/a) : 12 orang

8) Pengatur Tk.I (II/d) : 5 orang

9) Pengatur (II/c) : 3 orang

10) Pengatur Muda Tk. I (II/b) : 2 orang

11) Pengatur Muda (II/a) : 3 orang

PERMASALAHAN

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 12

Page 13: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

a. Kuantitas/Jumlah sumber daya manusia /pegawai proporsional dengan

beban kerja tidak proporsional dan tingkat kemampuan teknis/ ketrampilan

sesuai bidang tugas belum memadai, dalam hal ini kurangnya kemampuan

penguasaan teknologi informasi, manajemen pemarasan serta kemampuan

berbahasa asing;

b. Kualitas sumber daya manusia banyak yang belum sesuai dengan latar

belakang pendidikan, pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan.

c. Perubahan pola pikir, sikap, perilaku profesionalisme dan transformasi

birokrasi masih lambat dan memerlukan waktu percepatan

2.2.2. SARANA DAN PRASARANA (ASET)

Untuk menjalankan tugas dan fungsi sehari-hari Dinas Pariwisata Daerah

Istimewa Yogyakarta didukung oleh sarana dan prasarana yang meliputi:

a) Gedung Kantor

Prasarana gedung kantor yang ditempati oleh Dinas Pariwisata DIY merupakan gedung milik Kementerian Pekerjaan Umum.

b) Jaringan Internet dan Telepon PABX

Untuk menjalankan tugas dan fungsi sehari-hari kantor Dinas Pariwisata

telah di-sambungkan dengan fasilitas komunikasi yang berupa sambungan

telepon PABX sejumlah 12 (dua belas) titik sambungan yang menghubungkan

antar ruangan dan antar bidang/sekretariat di lingkungan Dinas Pariwisata, dan

6 (enam) sambungan SLJJ, Sedangkan untuk keperluan komunikasi dengan

berbagai pihak yang membutuhkan data/informasi melalui jaringan internet

maupun intranet telah disambungkan jaringan internet sebanyak 25 (dua puluh

lima) titik sambungan desk-top dan 7 (tujuh) titik hot-spot.

c) Meubelair

Jenis meubelair minimal dibutuhkan untuk menunjang tugas dan fungsi

sehari-hari berupa meja-kursi kerja sebanyak jumlah personil yang ada di Dinas

Pariwisata, meja komputer , almari, filling cabinet, meja-kursi rapat, dan meja-

kursi tamu.

d) Komputer/Mesin Ketik

Jumlah komputer yang dimiliki untuk mendukung tugas dan fungsi ada 25

unit, printer 16 (enam belas) unit, scanner 4 (empat) unit dan jumlah mesin ketik

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 13

Page 14: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

manual sebanyak 4 (empat) buah dengan kondisi rusak sehingga seringkali

memerlukan perawatan lebih.

e) Sarana mobilitas

Mengingat tugas dan fungsinya berupa rapat koordinasi dengan instansi

lain baik di tingkat pemerintah provinsi maupun kabupaten, memantau

pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi – tugas pembantuan – dana alokasi

khusus, memantau pelaksanaan program/ kegiatan pembangunan serta

pembinaan di pemerintah kota maupun kabupaten, maka diperlukan sarana

transportasi yang berupa kendaraan roda 2 (dua) dan roda 4 (empat).

Kendaraan roda 2 (dua) yang dimiliki sebanyak 2 (dua) unit dan roda 4

sebanyak 7 unit ( 1 unit kendaraan operasional Kepala Dinas ( 2012), 4 (empat)

unit kendaraan operasional roda empat minibus buatan tahun 1990-1992, 1

(satu) unit minibus hasil pengadaan tahun 2013.

PERMASALAHAN

a. Sarana dan prasarana gedung perkantoran yang kurang layak huni untuk

operasionalisasi kantor karena merupakan bekas perkantoran jaman dulu

(usia lebih 50 tahun).

b. Kurang memadainya kersediaan mobilitas operasional kerja ( kendaraan

roda 4 dan 2 ) masih terbatas dan sebagian sudah tua.

c. Sarana dan prasarana kerja di masing-masing bidang/seksi/subag

(Mobile Computer/Laptop dll) masih kurang dan belum sesuai dengan

perkembangan teknologi informasi terkini sehingga kinerja aparatur

belum optimal;

2.2.3. SUMBER ANGGARAN

Untuk melaksanakan program kegiatan dalam rangka

pembinaan dan pengembangan kepariwisataan DIY, Dinas Pariwisata

DIY didukung dana yang berasal dari APBD DIY (Murni dan dan

keistimewaan) maupun APBN (Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan).

Berikut ini perkembangan dana dari tahun 2012– 2014 baik APBD DIY

maupun APBN.

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 14

Page 15: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

Tabel II.7PERKEMBANGAN DANA APBD (MURNI) DINAS PARIWISATA DIY

TAHUN 2012-2014

NO JENIS BELANJA 2012 2013 2014

1Belanja Tidak Langsung

4.138.390.874 4.221.863.015 4.333.807.146

2 Belanja Langsung 8.218.416.137

9.700.427.139 9.737.141.000

Total 12.356.807.011

13.912.290.154 14.070.948.146

Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2014

Tabel II.8 PERKEMBANGAN DANA APBD (DANAIS) DINAS PARIWISATA DIY

TAHUN 2012-2014

NO JENIS BELANJA 2012 2013 2014

1 Belanja Tidak Langsung - - -

2 Belanja Langsung - 5.765.079.600 11.370.000.000

Total - 5.765.079.600 11.370.000.000

Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2014

Tabel II.9 PERKEMBANGAN DANA APBN (DEKONSENTRASI)

DINAS PARIWISATA DIY TAHUN 2012-2014

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 15

Page 16: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

NO PROGRAM 2012 2013 2014

1 Bidang Pengembangan Pemasaran

1.050.000.0001.150.000.000 600.000.000

2 Bidang Pengembangan Destinasi

30.030.000310.000.000 100.000.000

4 Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif

- 2.000.000.000 -

Total 1.080.030.000 3.460.000.000 700.000.000

Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2014

2.3. KINERJA PELAYANAN SKPD

Kinerja pelayanan SKPD Dinas Pariwisata DIY untuk masyarakat secara

langsung dapat dilihat atau tercermin dalam pelaksanaan belanja langsung

program/kegiatan setiap tahunnya. Walaupun realisasi belanja langsung tidak

sesuai dengan usulan perencanaan awal dari Dinas Pariwisata DIY (hal ini

disesuaikan kemampuan APBD ) setidaknya dari tahun 2013-2014 besaran

belanja langsung lebih besar 2 kali lipat dengan belanja tidak langsung/ belanja

pegawai. Diharapkan tahun-tahun berikutnya belanja langsung ke masyarakat

oleh Dinas Pariwisata DIY maupun melalui SKPD dan stakeholders lainnya

terus meningkat. Sedangkan pelaksanaan program/ kegiatan belanja langsung

hubungannya dengan target kinerja Dinas Pariwisata DIY yang sudah tertera

dalam RPJMD DIY (2012-2017) diharapkan realisasi/capaian kinerjanya dapat

tercapai/terlampaui. Harapan ini dimungkinkan terealisasi jikalau kondisi DIY

setidaknya terwujud aman dan nyaman sehingga memungkinkan aktfitas

stakholders pariwisata maupun masyarakat DIY berjalan baik dan lancar.

Prosentase realisasi anggaran APBD (murni) terhadap belanja

langsung program/ kegiatan Dinas Pariwisata DIY kepada masyarakat pada

tahun 2012 sebanyak Rp. 8.218.416.137 terealisasi Rp.7.663.126.389

(93,24%), tahun 2013 dengan anggaran sebanyak Rp. 9.700.427.139,-

teralisasi sebesar Rp. 9.235.335.993 (95,20 %), sedangkan untuk tahun 2014

anggaran belanja langsung sebesar Rp. 9.705.800.000 dapat direalisasikan

Rp. 8.890.764.292 (91,60 %). Prosentase realisasi anggaran APBD (Dana

Keistimewaan) belanja langsung program/kegiatan kepada masyarakat pada

tahun 2012 belum ada anggaran, baru pada tahun 2013 Dinas Pariwisata DIY

mendapat anggaran keistimewaan sebesar Rp..5.765.079.600 dan dapat

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 16

Page 17: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

direalisasikan sebesar Rp. 4.223.981.920(73,27%); sedangkan pada 2014

mendapat anggaran sebesar Rp. 11.370.000.000 dan dapat direalisasikan

untuk kegiatan kemasyarakatan sebesar Rp. 11.138.414.525 (97,96 %).

Dinas Pariwisata DIY berusaha untuk mengimplementasikan program/kegiatan

dari tahun ke tahun semakin meningkat kuantitas maupun kualitasnya terhadap

pelayanan masyarakat. Usaha ini disamping untuk mendorong/meningkatkan

kepedulian masyarakat bidang kepariwisataan (sadar wisata) juga sebagai

kepeduliaan terhadap kemiskinan, ketenagakerjaan, pertumbuhan ekonomi

juga kepedulian terhadap lingkungan.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terutama calon

wisatawan maupun wisatawan yang mau ke/ berada di Yogyakarta, Dinas

Pariwisata DIY melaksanakan 4 program strategis yaitu:

1. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

2. Program Pemasaran Pariwisata

3. Program Pengembangan Kemitraan

4. Program Pengembangan Desa wisata

Berdasarkan keempat program tersebut dengan melalui berbagai kegiatan-

kegiatan yang strategis, prioritas, efektif dan efisien yang telah disinergikan

dengan stkeholders terkait maupun masyarakat dapat mewujudkan capaian

yang telah ditargetkan dalam RPJMD DIY maupun RIPPARDA DIY. Dari data

yang diperoleh dan setelah melalui perhitungan bahwa untuk indicator kinerja

jumlah kunjungan wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara ke

DIY (di DTW maupun di hotel) mulai dari tahun 2013 – 2014 mengalami

kenaikan yang signifikan, mencapai/melampaui target bahkan sudah

mendekati/melampaui target akhir RPJMD DIY tahun 2017. Indicator kinerja

lainnya seperti Jumlah Desa Wisata, jumlah Kelompok Sadar Wisata dapat

mencapai target sesuai diharapkan, sedangkan satu (1) indicator kinerja yang

tidak pernah tercapai adalah indicator Lama Tinggal Wisatawan/ Length of Stay

. Dengan melihat kondisi tersebut maka berdasarkan kesepakatan legislatif

maupun eksekutif pada tahun 2014 target kinerja kepariwisataan DIY dalam

RPJMD DIY direview/revisi sebagai berikut:

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 17

Page 18: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

Tabel II.9REVIEW TARGET DAN REALISASI KINERJA PELAYANAN DINAS PARIWISATA

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTATA 2012 – 2017

NO SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

PENJELASAN

TARGET DAN REALISASI KINERJA

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisa

si Target Realisasi Target Realis

asi1 Terwujudnya

tujuan Wisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, dan berwawasan lingkungan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Jumlah kunjungan wisatawan di Daerah Tujuan Wisata (DTW)

Formulasi Pengukuran: Jumlah Wisatawan yang mengunjungi Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tipe Penghitungan:KomulatifSumber Data:Dinas Pariwisata Kab/Kota

10.241.676

11.379.640

12,691,967

13,883,950

14.595.763

16.774.235

16.785.128

- 19.302.898

-22.198.

333-

2 Terwujudnya pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan citra Daerah sebagai Destinasi Pariwisata

Jumlah Wisatawan Nusantara

Formulasi Pengukuran: Jumlah Wisatawan Nusantara yang menggunakan jasa AkomodasiTipe Penghitungan:KomulatifSumber Data:Statistik Dinas Pariwisata DIY

1.692.642

2.013.314

2,113,314

2,602,074

2.754.981

3.091.967

3.581.860

- 4.071.753

- 4.561.646

-

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 18

Page 19: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

NO SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

PENJELASAN

TARGET DAN REALISASI KINERJA

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisa

si Target Realisasi Target Realis

asiJumlah Wisatawan Mancanegara

Formulasi Pengukuran: Jumlah Wisatawan Mancanegara yang menggunakan jasa AkomodasiTipe Penghitungan:KomulatifSumber Data:Statistik Dinas Pariwisata DIY

188.369 202.518

212,518 235,888 249.85

4. 254.213

258.636

- 263.137

- 267.715

-

3 Terwujudnya industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian daerah melalui peningkatan investasi di bidang Pariwisata, kerjasama antarusaha Pariwisata, perluasan lapangan kerja, dan upaya-upaya untuk mendukung

Lama Tinggal Wisatawan Nusantara

Formulasi Pengukuran: Tamu yang menginap / Tamu yang datang (hari/malam) Tipe Penghitungan:KomulatifSumber Data:Data Statistik Dinas Pariwisata DIY

-- 1.90

2.00 1,99 2.15 1.58

2.30 - 2.45 - 2.60 -

Lama Tinggal Wisatawan Mancanegara

Formulasi Pengukuran: Tamu yang menginap / Tamu yang

2.15 2,10 2.25 1.95

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 19

Page 20: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

NO SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

PENJELASAN

TARGET DAN REALISASI KINERJA

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisa

si Target Realisasi Target Realis

asi

pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat

datang (hari/malam) Tipe Penghitungan:KomulatifSumber Data:Data Statistik Dinas Pariwisata DIY

- 2.03

2.35 - 2.45 - 2.69 -

4 Terwujudnya daya tarik pariwisata yang berdaya saing tinggi pada tingkat nasional maupun internasional

Jumlah daya tarik baru

Formulasi Pengukuran: Jumlah Daya Tarik baru yang dikembangkan di DIYTipe Penghitungan:KomulatifSumber Data:Data Statistik Dinas Pariwisata DIY

- -85 86 87 88

89 - 91 - 93 -

5 Terwujudnya kapasitas kelembagaan, SDM, regulasi dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya

Jumlah Desa Wisata

Formulasi Pengukuran: Jumlah Desa Wisata yang layak dikunjungiTipe Penghitungan:KomulatifSumber Data:Data Statistik Dinas

- -

70 72 75 77

80 - 85 - 90 -

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 20

Page 21: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

NO SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA

PENJELASAN

TARGET DAN REALISASI KINERJA

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisa

si Target Realisasi Target Realis

asikepariwisataan yang berkelanjutan

Pariwisata DIY

Jumlah Pokdarwis

Formulasi Pengukuran: Jumlah Pokdarwis yang didampingiTipe Penghitungan:KomulatifSumber Data:Data Statistik Dinas Pariwisata DIY

- - 76 77 81 82

86 - 91 - 96 -

Catatan: Tahun 2012 belum ditetapkan indikator kinerja target :jumlah daya tarik baru, jumlah desa wisata dan jumlah pokdarwis dan baru tahun 2013-2017 ditetapkan sebagai indikator kinerja utama program Dinas pariwisata DIY

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 21

Page 22: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

2.4. PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN PELAYANAN SKPDBerikut ini Peluang dan Tantangan yang dihadapi Dinas Pariwisata DIY dan

seluruh stakeholder dalam rangka pengembangan sektor Kepariwisataan

2.4.1. Peluang Berkembangnyam usaha pariwisata dunia, Indonesia maupun di DIY

yang begitu pesat dan menjajikan untuk dapat meningkatkan

ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

Beraneka ragam potensi Daya Tarik Wisata DIY baik alam, budaya

maupun buatan yang khas/unik dapat berdaya saing dan daya

banding yang tinggi dengan luar daerah DIY

Ditetapkannya kebudayaan sebagai dasar pembangunan dan

pengembangan segala aspek kehidupan termasuk pada sektor

kepariwisataan DIY

Kesadaran wisata serta kesiapan seluruh stakeholder pariwisata dan

masyarakat DIY yang meningkat cukup tinggi

Kepedulian dunia pendidikan DIY yang cukup tinggi terutama

perguruan tinggi dalam mendukung kepariwisataan DIY

Sarana dan prasarana, Sumber Daya Manusia kepariwisataan DIY

serta pendukung/penunjangnya yang memadai

Situasi kemanan dan kenyaman DIY yang cukup kondusif

Berkembang pesatnya produk-produk penunjang/ pendukung

kepariwisataan DIY

Kredibilitas dan image calon wisatawan/wisatawan luar daerah

maupun luar negeri terhadap kepariwisataan DIY masih cukup tinggi

Perkembangan media massa dan teknologi informasi yang pesat

sebagai sarana penunjang kepariwisataan di DIY.

2.4.2. Tantangan Berkembang pesatnya pembangunan dan pengembangan

kepariwisataan diluar wilayah DIY sebagai pesaing/ kompetitor

(terutama di wilayah Jawa dan Bali) semakin tinggi

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 22

Page 23: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

Pengelolaan aneka ragam potensi Daya Tarik Wisata DIY baik alam,

budaya maupun buatan sebagai daya saing dan daya banding perlu

ditingkatkan kualitasnya (terstandarisasi)

Tampilan seni budaya sebagai Daya Tarik Wisata di seluruh destinasi

pariwisata DIY kualitas dan kuantitasnya perlu segera ditingkatkan

Kesadaran wisata, penerapan/pemahaman Sapta Pesona dan

kesiapan seluruh stakeholder pariwisata serta masyarakat DIY belum

terealisasi

Sarana dan prasarana, Sumber Daya Manusia kepariwisataan DIY

serta pendukung/penunjangnya kuantitas dan kualitasnya masih

kurang/rendah

Kredibilitas dan image calon wisatawan/wisatawan luar daerah

maupun luar negeri terhadap kepariwisataan DIY masih cukup tinggi

Perkembangan media massa dan teknologi informasi yang pesat

sebagai sarana penunjang kepariwisataan di DIY.

Liberalisasi perdagangan pasar bebas dalam negeri dan pada

Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) tahun 2015 yang mengharuskan

kepariwisataan DIY punya daya saing tinggi dan berstandar

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 23

Page 24: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

BAB IIIISU-ISU STRATEGIS

BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Agar pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata menjadi lebih efektif

dan efisien diperlukan pemahaman terhadap kondisi atau aspek-aspek yang

mempengaruhi keberhasilan nya tersebut. Kondisi/aspek yang dampaknya signifikan,

perlu dirumuskan menjadi isu strategis dan dikedepankan dalam perencanaan

pembangunan. Hal ini diperlukan dalam rangka mengantisipasi adanya kegagalan atau

kelemahan yang menimbulkan kerugian lebih besar serta pemanfaatan adanya peluang

secara optimal.

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas

Pariwisata DIY

Permasalahan pembangunan pada sektor pariwisata yang meliputi

Pengembangan Destinasi Pariwisata, Pengembangan Pemasaran Pariwisata, serta

Pengembangan Kapasitas sebagai berikut:

a. Permasalahan Pengembangan Destinasi Pariwisata:

1) Stagnasi pengembangan produk wisata/daya tarik wisata berbasis wisata

alam

2) Belum memadainya sebagian besar daya tarik wisata dan daya

dukungnya yang berkualitas/berstandar pelayanan prima

3) Rendahnya kualitas jaringan aksesibilitas dari titik simpul distribusi menuju

lokasi daya tarik wisata

4) Rendahnya kualitas, kuantitas sebaran fasilitas sarpras dan penunjang

pariwisata (fasilitas akomodasi, restoran/rumah makan, layanan informasi

dsb)

5) Rendahnya kualitas dan kuantitas fasilitas umum pendukung pariwisata

( parkir,toilet, pedestrian,dll)

6) Belum terwujudnya bandara internasional baru yang kapabelitasnya dapat

meningkatkan aksesbelitas dan services

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 24

Page 25: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

7) Belum adanya pencitraan yang kuat dan mampu membuat destinasi DIY

lebih kompetitif di lingkungan regional maupun internasional

8) Rendahnya partisipasi stakeholders swasta baik dalam maupun luar

daerah DIY terhadap pembangunan dan pengembangan daya tarik wisata

padaDestinasi DIY.

b. Permasalahan Pengembangan Pemasaran Pariwisata:

1) Rendahnya akses pasar dan jaringan pemasaran dalam negeri maupun ke

luar negeri (masih banyak tergantung Jakarta dan Bali)

2) Rendahnya kapasitas bandara/penerbangan langsung ke/dari yogya dari

daerah di Indonesia maupun dari Negara asal pasar-pasar utama

3) Rendahnya kuantitas dan kualitas sistem pelayanan transpotasi publik

4) Rendahnya kuantitas dan kualitas produk promosi pemasaran pariwisata

ke luar daerah/luar negeri

5) Belum optimalnya promosi/pemasaran bersama yang terpadu bagi

seluruh stakeholder pariwisata DIY

6) Kurangnya kuantitas dan kualitas SDM pemasaran pariwisata yang

kapabel/ mumpuni baik pengetahuan, ketrampilan dan bahasa

7) Masih rendahnya pelaksanaan pemasaran/promosi pariwisata minat

khusus, thematik dan segmen tertentu

8) Belum maksimalnya pemanfaatan teknologi informasi sebagai media

promosi dan informasi dalam salah satu strategi dalam pemasaran

pariwisata DIY

c. Permasalahan Pengembangan Kemitraan

1) Belum memadainya profesionalitas/kualitas dan kuantitas SDM pengelola

Daya Tarik Wisata, pendukung dan penunjang kepariwisataan lainnya

2) Terbatasnya kelembagaan kepariwisataan yang terkelola dengan baik dan

berkelanjutan terutama yang berbasis komunitas/kemasyarakatan

3) Kurang intensifnya sinergitas/keterpaduan (kerjasama dan kemitraan)

antar stakeholder pariwisata DIY

4) Masih rendahnya kesadaran wisata dan penerapan sapta pesona oleh

stakeholder kepariwisataan, pihak terkait maupun masyarakat

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 25

Page 26: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

5) Belum optimalnya kemitraan dunia pendidikan DIY dengan stakeholder

pariwisata DIY

6) Masih rendahnya hubungan kemitraan/ kerjasama pengembangan SDM

dan kelambagaan kepariwisataan DIY dengan luar daerah maupun dari

luar negeri

7) Masih rendahnya pelaksanaan/penerapan sertifikasi standarisasi kualitas

SDM maupun kelmbagaan kepariwisataan DIY.

d. Permasalahan Pengembangan Desa WisataDesa wisata/kampung wisata merupakan salah satu daya tarik wisata DIY

unggulan DIY dan semakin banyak diminati wisatawan, baik wisatawan

mancanegara maupun wisatawan nusantara. Dengan berbasis alam dan

budaya, jumlah desa wisata/kampung wisata dari tahun 2008 yang hanya ada

30 desa/kampung di DIY, semakin tumbuh berkembang dan sampai tahun

2014 meningkat menjadi 112 desa/kampung wisata dengan berbagai kriteria

Yaitu Maju/mandiri (30 desa/kampung), Berkembang (40 desa/kampung) dan

Perintisan (42 desa/kampung). Secara kuantitas perkembangan tersebut

sangat menggembirakan akan tetapi dilihat dari kualitas prosentasenya masih

rendah, dikarenakan masi ada berbagai permasalahan dalam pengembangan

desa wisata yaitu sebagai berikut :

1) Sebagian besar manajemen/pengelolaan daya tarik desa wisata masih

konvensional dan belum optimal

2) Kebutuhan aksesbilitas dan amenitas (fasilitas wisata lainnya) di desa/

kampung wisata masih belum tercukupi/terpenuhi

3) Kuantitas dan kualitas pemasaran (informasi & promosi) desa wisata masih

rendah baik langsung maupun melalui media massa

4) Pemahaman dan pelaksanaan sadar wisata dan sapta pesona sebagian

masyarakat desa wisata belum maksimal

5) Masih ada beberapa desa wisata belum terbentuk kelembagaan yang

terorganisasi dengan baik/profesional

6) Sebagian besar kualitas SDM/masyarakat (pengetahuan dan kemampuan

/kreatifitas ) dalam pengelolaan desa wisata masih rendah.

7) Minat berinvestasi dan CSR dari para stakeholder selain pemerintah untuk

berpartisipasi dalam pengembangan desa/kampung wisata masih rendah

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 26

Page 27: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Pimpinan Daerah Terpilih

RPJPD Tahun 2005-2025 merupakan kaidah penuntun pembangunan daerah

yang memuat haluan dan arah kebijakan dalam perspektif 20 tahun ke depan guna

mengangkat derajat manusia seutuhnya seluruh lapisan masyarakat DIY, dengan

menempatkan dimensi budaya sebagai arus utama (mainstream) pembangunan.

Sejak kelahiran Yogyakarta, tujuan sejatinya sudah tersandang (intrinsic) sebagai

misi ‘istimewa’, yang terkandung dalam nilai-nilai filosofis ‘Hamêmayu-Hayuning

Bawânâ’.

Visi dari RPJPD 2005 – 2025 adalah sebagai berikut :

“Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2025 sebagai Pusat Pendidikan, Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan Masyarakat yang Maju, Mandiri dan Sejahtera”.

Misi RPJPD adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan pendidikan berkualitas, berdaya saing, dan akuntabel yang didukung

oleh sumberdaya pendidikan yang handal.

2. Mewujudkan budaya adiluhung yang didukung dengan konsep, pengetahuan

budaya, pelestarian dan pengembangan hasil budaya, serta nilai-nilai budaya

secara berkesinambungan.

3. Mewujudkan kepariwisataan yang kreatif dan inovatif.

4. Mewujudkan sosiokultural dan sosioekonomi yang inovatif, berbasis pada kearifan

budaya lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan, kemandirian, dan

kesejahteraan rakyat.

RPJMD tahun 2012-2017 berada pada transisi tahapan lima tahun kedua

(2010-2014) dan ketiga (2015-2019) dalam tata waktu RPJPD DIY. Penekanan pada

lima tahun kedua adalah pada pembangunan fasilitas-fasilitas pendukung utama

keunggulan daerah yang memiliki daya dukung berantai positif (backward effect and

forward effect) untuk mendorong kemajuan daerah dan melanjutkan pembangunan

kompetensi kepariwisataan yang berdaya saing dan banding tinggal. Lima tahun

ketiga mempunyai penekanan pada pendayagunaan kapasitas produk unggulan

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 27

Page 28: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

pariwista daerah melalui peningkatan fasilitas utama pendukung keunggulan produk

wisata daerah untuk meningkatkan akselerasi usaha ekonomi daerah DIY.

TARGET SASARAN POKOK RPJPD (Periode RPJMD Tahun 2012-2017) :

1. Membangun perekonomian masyarakat melalui peningkatan dari sektor

pariwisata dan sektor pendukung, dengan prioritas tahapan pada: Peningkatan

iklim usaha kepariwisataan dan pendukungnya serta Pengembangan usaha

pariwisata.

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk industri kerajinan pendukung

kegiatan pariwisata seiring dengan adanya peningkatan modal terhadap UKM,

dengan prioritas tahapan pada: Peningkatan industri kerajinan pendukung

pariwisata dan fasilitasi permodalan bagi UKM.

3. Meningkatkan promosi pariwisata baik di dalam negeri maupun di luar negeri

dengan titik berat pada: Pengembangan pemasaran/promosi terpadu antara

pelaku usaha industri pariwisata, perdagangan, investasi dan kebudayaan.

Visi, Misi dan Program Gubernur DIY Tahun 2012-2017 yang disampaikan

dalam Sidang Paripurna DPRD DIY pada tanggal 21 September 2012 dengan tema

“Yogyakarta Menyongsong Peradaban Baru” merupakan ide dasar dan pedoman

dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012-

2017. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam membangun peradaban barunya yang

unggul dengan strategi budaya: membalik paradigma ‘among tani’ menjadi ‘dagang

layar’, dari pembangunan berbasis daratan ke kemaritiman, dengan menggali,

mengkaji dan menguji serta mengembangkan keunggulan lokal (local genius).

Konsekuensinya, Laut Selatan bukan lagi ditempatkan sebagai halaman belakang,

tetapi justru dijadikan halaman depan.

Perubahan paradigmatis ini paralel, bahkan terdukung oleh kebijakan ekonomi

nasional dengan ditempatkannya wilayah Kulon Progo dalam program MP3EI

(Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Eknomi Indonesia).

Pembangunan di wilayah Kulon Progo meliputi Pelabuhan Perikanan Tanjung

Adikarta, Bandara Internasional, Kawasan Industri, Kawasan Agropolitan dan

Minapolitan, Kawasan Wisata Maritim, serta Kawasan Industri Baja yang mengandung

deposit vanadium, yang di dunia hanya ditemukan di Kulonprogo dan Meksiko. Selain

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 28

Page 29: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

itu, juga direncanakan pembangunan Pelabuhan Samudera untuk memfasilitasi

transportasi ekspor produk-produk hasil industri.

Secara konseptual, strategi pembangunan yang meletakkan wilayah Pantura

sebagai pusat pertumbuhan (growth pole), asas pemerataannya sudah sulit dipenuhi.

Akibatnya, terjadi marginalisasi di luar growth-pole, di Jawa bagian Selatan. Makin

padatnya transportasi di jalur utara membawa implikasi melemahnya carrying capacity

Pantura sebagai growth-pole. Konsekuensinya, perlu melakukan kaji ulang terhadap

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) secara komprehensif, menyeluruh dan

lengkap, dengan menempatkan Jawa bagian Selatan sebagai lokasi penyebaran

pertumbuhan.Maka, mengalihkan pusat pertumbuhan ekonomi dari wilayah Pantura

ke Pantai Selatan (Pansel) dengan berkembangnya klaster-klaster industri kecil dan

agribisnis di pedesaan, serta industri kelautan, perikanan dan pariwisata maritim di

wilayah pesisir, yang didukung oleh infrastruktur jalan selatan-selatan, menjadi pilihan

strategis yang harus diwujudkan.

Bertolak dari pemahaman di atas, berpedoman pada Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) DIY dan perkembangan lingkungan strategis, maka

perlu diwujudkan suatu kondisi dinamis masyarakat yang maju namun tetap

menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang adiluhung, sehingga dirumuskan Visi

Pembangunan DIY yang akan dicapai selama lima tahun mendatang sebagai berikut:

Visi Pembangunan DIY 2012– 2017:

“Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru”

Daerah Istimewa Yogyakarta yang lebih berkarakter dimaknai sebagai kondisi

masyarakat yang lebih memiliki kualitas moral yang positif, memanusiakan manusia

sehingga mampu membangun kehidupan yang bermanfaat bagi dirinya dan bagi

orang lain. Pengertian lebih berkarakter sebenarnya berkorelasi secara langsung

maupun tidak langsung dengan berbudaya, karena kararkter akan terbentuk melalui

budaya.

Daerah Istimewa Yogyakarta yang berbudaya dimaknai sebagai kondisi

dimana budaya lokal mampu menyerap unsur-unsur budaya asing, serta mampu

memperkokoh budaya lokal,kemudian juga mampu menambah daya tahan serta

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 29

Page 30: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

mengembangkan identitas budaya masyarakat setempat dengan kearifan lokal (local

wisdom) dan keunggulan lokal (local genius).Berbudaya juga dimaknai sebagai upaya

pemberadaban melalui proses inkulturasi dan akulturasi. Inkulturasi adalah proses

internalisasi nilai-nilai tradisi dan upaya keras mengenal budaya sendiri, agar berakar

kuat pada setiap pribadi, agar terakumulasi terbentuk menjadi ketahanan budaya

masyarakat. Sedangkan akulturasi adalah proses sintesa budaya lokal dengan budaya

luar, karena sifat lenturnya budaya lokal, sehingga secara selektif menyerap unsur-

unsur budaya luar yang memberi nilai tambah/memperkaya khasanah budaya lokal.

Daerah Istimewa Yogyakarta yang maju dimaknai sebagai peningkatan

kualitas kehidupan masyarakat secara lebih merata. Peningkatan kualitas kehidupan

adalah kondisi dimana terjadi peningkatan mutu kehidupan masyarakat dari berbagai

aspek atau ukuran dibanding daerah lain. Lebih merata dimaknai sebagai menurunnya

ketimpangan antar penduduk dan menurunnya ketimpangan antar wilayah.

Tingkat kemajuan masyarakat dinilai berdasarkan berbagai ukuran. Ditinjau

dari indikator sosial, tingkat kemajuan diukur dari kualitas sumber daya manusianya.

Masyarakat dikatakan makin maju apabila sumber daya manusianya memiliki

kepribadian, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan yang tinggi.

Kemajuan masyarakat juga diukur berdasarkan indikator kependudukan, ada

kaitan yang erat antara kemajuan masyarakat dengan laju pertumbuhan penduduk,

termasuk derajat kesehatan. Daerah yang sudah maju ditandai dengan laju

pertumbuhan penduduk yang lebih kecil; angka harapan hidup yang lebih tinggi; dan

kualitas pelayanan sosial yang lebih baik. Secara keseluruhan kualitas sumber daya

manusia yang makin baik akan tercermin dalam produktivitas yang makin tinggi.

Ditinjau dari tingkat perkembangan ekonomi, kemajuan masyarakat diukur dari

tingkat kemakmurannya yang tercermin pada tingkat pendapatan dan pembagiannya.

Tingginya pendapatan rata-rata dan ratanya pembagian ekonomi masyarakat

menjadikan daerah tersebut lebih makmur dan lebih maju. Daerah yang maju pada

umumnya adalah daerah yang sektor industri dan sektor jasanya telah berkembang.

Peran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan makin

meningkat, baik dalam segi penghasilan, sumbangan dalam penciptaan pendapatan

nasional maupun dalam penyerapan tenaga kerja. Selain itu, dalam proses produksi

berkembang keterpaduan antarsektor, terutama sektor industri, sektor pertanian, dan

sektor-sektor jasa; serta pemanfaatan sumber alam yang bukan hanya ada pada

pemanfaatan ruang daratan, tetapi juga ditransformasikan kepada pemanfaatan ruang

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 30

Page 31: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

kelautan secara rasional, efisien, dan berwawasan lingkungan, mengingat Indonesia

sebagai negara kepulauan yang berciri nusantara. Lembaga dan pranata ekonomi

telah tersusun, tertata, dan berfungsi dengan baik, sehingga mendukung

perekonomian yang efisien dengan produktivitas yang tinggi. Daerah yang maju

umumnya adalah daerah yang perekonomiannya stabil. Gejolak yang berasal dari

dalam maupun luar negeri dapat diredam oleh ketahanan ekonominya.

Selain memiliki berbagai indikator sosial ekonomi yang lebih baik, masyarakat

yang maju juga telah memiliki sistem dan kelembagaan politik, termasuk hukum yang

mantap. Lembaga politik dan kemasyarakatan telah berfungsi berdasarkan aturan

dasar, yaitu konstitusi yang ditetapkan oleh rakyatnya. Daerah yang maju juga ditandai

oleh adanya peran serta rakyat secara nyata dan efektif dalam segala aspek

kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik, maupun pertahanan dan keamanan. Dalam

aspek politik, sejarah menunjukkan adanya keterkaitan erat antara kemajuan

masyarakat dan sistem politik yang dianutnya. Bangsa yang maju pada umumnya

menganut sistem demokrasi, yang sesuai dengan budaya dan latar belakang

sejarahnya. Bangsa yang maju adalah bangsa yang hak-hak warganya, keamanan,

dan ketenteraman terjamin dalam kehidupannya. Selain unsur-unsur tersebut, bangsa

yang maju juga harus didukung dengan infrastruktur yang maju.

Daerah Istimewa Yogyakarta yang maju dimaknai sebagai masyarakat yang

makmur secara ekonomi sehingga perlu dikembangkan pembangunan bidang

perekonomian baik yang menyangkut industri, perdagangan, pertanian, dan sektor

jasa lainnya yang ditopang dengan pembangunan sarana prasarana dengan

mengedepankan semangat kerakyatan dan bukan kapitalisme. Daerah Istimewa

Yogyakarta yang maju adalah juga masyarakat yang tingkat pengetahuan dan kearifan

tinggi yang ditandai dengan tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi pendidikan

penduduknya serta jumlah dan kualitas tenaga ahli dan tenaga professional yang

dihasilkan oleh sistem pendidikan yang tinggi. Daerah Istimewa Yogyakarta yang maju

juga merupakan masyarakat yang derajat kesehatannya tinggi, laju pertumbuhan

penduduk kecil, angka harapan hidup tinggi dan kualitas pelayanan sosial baik. Di

samping itu, Daerah Istimewa Yogyakarta yang maju adalah masyarakat yang

memiliki sistem dan kelembagaan politik dan hukum yang mantap, terjamin hak-

haknya, terjamin keamanan dan ketenteramannya, juga merupakan masyarakat yang

peran sertanya dalam pembangunan di segala bidang nyata dan efektif. Selain hal-hal

telah disebutkan diatas, Daerah Istimewa Yogyakarta yang maju adalah masyarakat

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 31

Page 32: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

kehidupannya didukung oleh infrastruktur yang baik, lengkap dan memadai. Daerah

Istimewa Yogyakarta yang Maju juga dimaknai sebagai masyarakat sejahtera secara

ekonomis, karena pembangunan perekonomiannya berbasis pada ilmu pengetahuan.

Konsekuensinya lembaga perguruan tinggi harus menjadi pusat keunggulan --center

of excelence-- yang sekaligus memiliki tiga predikat, sebagai teaching, research and

entrepreneurial university.

Kemandirian dan kemajuan masyarakat tidak hanya dicerminkan oleh

perkembangan ekonomi semata, tetapi mencakup aspek yang lebih luas. Kemandirian

dan kemajuan juga tercermin dalam keseluruhan aspek kehidupan, dalam

kelembagaan, pranata-pranata, dan nilai-nilai yang mendasari kehidupan budaya,

politik dan sosial.

Daerah Istimewa Yogyakarta yang mandiri adalah kondisi masyarakat yang

mampu memenuhi kebutuhannya(self-help), mampu mengambil keputusan dan

tindakan dalam penanganan masalahnya, mampu merespon dan berkontribusi

terhadap upaya pembangunan dan tantangan zaman secara otonom dengan

mengandalkan potensi dan sumberdaya yang dimiliki. Masyarakat sudah tidak

bergantung sepenuhnya kepada pemerintah daerah dalam menyelesaikan

permasalahan-permasalahan dan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan.

Masyarakat Mandiri juga ditandai dengan civil society yang kuat, agar mampu

sebagai jembatan antara rakyat dengan negara. Civil society yang mampu mencegah

otoritas negara tidak memasuki domain society secara berlebihan, dan yang mampu

menjalankan peran sebagai suplemen dan komplemen dari negara.

Kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta yang sejahtera dimaknai sebagai kondisi

masyarakat yang relatif terpenuhi kebutuhan hidupnya baik spiritual maupun material

secara layak dan berkeadilan sesuai dengan perannya dalam kehidupan.

Menyongsong Peradaban Baru dimaknai sebagai awal dimulainya

harmonisasi hubungan dan tata laku antar-sesama rakyat, antara warga masyarakat

dengan lingkungannya, dan antara insan dengan Tuhan Yang Maha Pencipta, serta

kebangkitan kembali kebudayaan yang maju, tinggi dan halus, serta adiluhung.

Misi Pembangunan Daerah 2012 – 2017

1. Membangun peradaban yang berbasis nilai-nilai kemanusiaan;

2. Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan,

inovatif dan kreatif;

3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik;

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 32

Page 33: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

4. Memantapkan prasarana dan sarana daerah.

Misi membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan, dimaknai

sebagai misi yang diemban untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,

mengembangkan pendidikan yang berkarakter yang didukung dengan pengetahuan

budaya, pelestarian dan pengembangan hasil budaya, serta nilai-nilai budaya. Misi ini

juga mengemban upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menjunjung tinggi nilai-nilai budaya

untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Misi ini juga dimaknai

sebagai upaya mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

yang bermartabat, meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Misi ini juga dimaknai sebagai upaya

mendorong peningkatan derajat kesejahteraan seluruh masyarakat DIY.

Misi menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat

kerakyatan, inovatif dan kreatif, dimaknai sebagai misi yang diemban untuk

meningkatan daya saing pariwisata guna memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang

berkualitas dan berkeadilan. Misi ini juga mengemban upaya untuk meningkatkan

produktivitas rakyat agar rakyat lebih menjadi subyek dan aset aktif pembangunan

daerah dan mampumenciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merata,

mengurangi tingkat kemiskinan, mengurangi ketimpangan pendapatan dan tingkat

pengangguran, serta membangkitkan daya saing agar makin kompetitif.

Misi meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, dimaknai sebagai misi

yang diemban untuk mendorong pemerintah daerah ke arah katalisator dan mampu

mengelola pemerintahan secara efisien, efektif, mampu menggerakkan dan

mendorong dunia usaha dan masyarakat lebih mandiri. Misi ini juga mengemban

upaya untuk menyelenggarakan pemerintahan yang bertanggung jawab, efektif, dan

efisien. Misi ini juga dimaknai sebagai upaya menjaga sinergitas interaksi yang

konstruktif di antara domain negara, sektor swasta, dan masyarakat, meningkatkan

efektivitas layanan birokrasi yang responsif, transparan, dan akuntabel, serta

meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Misi memantapkan prasarana dan sarana daerah, dimaknai sebagai misi

yang diemban dalam upaya meningkatkan pelayanan publik dengan memperhatikan

kelestarian lingkungan dan kesesuaian Tata Ruang. Misi ini juga mengemban upaya

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 33

Page 34: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

dalam menyediakan layanan publik yang berkualitas yang sesuai dengan tata ruang,

serta daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Hubungan Visi dan Misi Jangka Panjang Daerah dengan Visi dan Misi Jangka Menengah Daerah

Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah tidak terlepas dari

Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang. Visi Jangka Menengah adalah

bentuk dari sebuah visi antara menuju visi jangka panjang. Misi yang dibawa/diemban

dalam jangka menengah adalah misi antara yang mendukung misi jangka panjang.

Misi pertama (Mewujudkan pendidikan berkualitas, berdaya saing, dan akuntabel yang

didukung oleh sumberdaya pendidikan yang handal) dan Misi kedua (Mewujudkan

budaya adiluhung yang didukung dengan konsep, pengetahuan budaya, pelestarian

budaya dan pengembangan hasil budaya, serta nilai-nilai budaya secara

berkesinambungan) dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah akan

ditampung, dipertajam dan difokuskan pada Misi pertama Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah. Misi ketiga (Mewujudkan kepariwisataan yang kreatif dan

inovatif) dan Misi keempat (Mewujudkan sosiokultural dan sosioekonomi yang inovatif,

berbasis pada kearifan budaya lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan,

kemandirian, dan kesejahteraan rakyat) dalam Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah akan ditampung, dipertajam dan difokuskan pada Misi kedua

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Sedangkan Misi ketiga dan

keempat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah diharapkan mampu

mendukung dan menjadi katalisator Misi pertama dan kedua Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah.

Pergeseran paradigma pembangunan dari “among tani” menuju ke “dagang

layar” adalah sebuah cita-cita jangka panjang (ultimate goal) yang yang perlu dirintis

menjadi sebuah milestone dalam jangka menengah. Konsep among tani didasari atas

konsep perdagangan dan ekonomi klasik di DIY yang berkembang selama ini melalui

semangat bertahan dengan basis dominasi pengembangan pertanian. Adapun

semangat paradigma dagang layar merupakan konsep kemajuan kesejahteraan

masyarakat berbasis perdagangan menuju perdagangan internasional dengan

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 34

Page 35: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

strategi mutakhir, berakar kuat pada kearifan lokal, tetapi unggul dan mampu

menandingi perdagangan bebas era global. Strategi mutakhir ini adalah penerapan

“Ekonomy Supply-Chain” dengan harapan petani dan nelayan bisa bersatu padu, saling

menolong mengatasi kelemahan, bekerjasama mencapai keunggulan. Untuk itu, petani

dan nelayan sangat memerlukan kemudahan untuk mencapai pasar secara efisien

dengan membangun jaringan yang sangat efektif dalam menyalurkan produk menuju

pasar global maupun dunia ekspor.

Untuk itu kawasan Pulau Jawa bagian selatan ini perlu dibangun jejaring aliran

produk efisien yang berpotongan pada simpul-simpul sentra perdagangan. Dalam

menyalurkan produk ke pasar global, Yogyakarta akan memiliki peran penting sebagai

pusat (hub) mobilitas orang yang menyalurkan produk dari kawasan ekonomi yang

terbentang dari Pacitan hingga Cilacap. Implikasinya, wilayah DIY menjadi pusat

perdagangan pengumpul produk, sekaligus sebagai “Hubungan Perdagangan”

produk-produk di bagian selatan Pulau Jawa. Selain itu budaya maritim dilestarikan

dengan meningkatkan produk laut Samudera Hindia, menumbuh kembangkan

pelabuhan dalam rangka menuju Pusat Perdagangan Jalur Pantai Selatan Jawa.

Melalui paradigma among tani dagang layar tersebut, perekonomian daerah

mampu tumbuh secara merata, berkualitas, dan berkeadilan. Artinya, paradigma

tersebut sangat mendukung pencapaian kesejahteraan masyarakat yang selaras

dengan harapan Misi ke-2 RPJMD DIY, sekaligus sebagai penajaman dari Misi ke-3

dan Misi ke-4 dari RPJPD DIY. Dalam Misi ke-2, Pembangunan DIY memang

diarahkan untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor yang mendukung

pertumbuhan ekonomi berbasiskan sektor pariwisata yang berdaya saing tinggi,

namun tetap berusaha memberdayakan sektor yang tidak langsung berkaitan dengan

pariwisata seperti pertanian/perkebunan/ kehutanan, perikanan/kelautan dsb. untuk

mencapai peningkatan dan penguatan ekonomi masyarakat Yogyakarta.

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota

3.3.1. Renstra Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI 2010 – 2014

Visi :“Terwujudnya bangsa Indonesia yang mampu memperkuat jati diri dan karakter bangsa serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat”

Misi :

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 35

Page 36: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

1. Melestarikan nilai, keragaman dan kekayaan budaya dalam rangka

memperkuat jati diri dan karakter bangsa.

2. Mengembangkan industri pariwisata berdaya saing, destinasi yang

Berkelanjutan dan menerapkan pemasaran yang bertanggung jawab

(responsible marketing).

3. Mengembangkan sumberdaya kebudayaan dan pariwisata.

4. Menciptakan tata pemerintahan yang responsif, transparan dan

akuntabel

Tujuan :1. Meningkatkan kesadaran, apresiasi , kreativitasdan pemahaman

masyarakat terhadap nilai dan keragaman Budaya.

2. Meningkatkan kualitas perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan

warisan budaya.

3. Mengembangkan kepariwisataanyangmampumemberikan kontribusi

yang signifikan terhadap Perekonomian nasional dan kesejahteraan

masyarakat

4. Meningkatkan kapasitas sumberdaya pembangunan kebudayaan dan

pariwisata

5. Mewujudkan pengelolaan tugas dan fungsi Kementerian kebudayaan

dan kepariwisataan yang bersih dan berwibawa.

Sasaran Strategis :1. Meningkatnya iIternalisasi nilai-nilai budaya

2. Meningkatnya kreativitas dan produktivitas para pelaku budaya

3. Meningkatnya bantuan fasilitasi sarana seni budaya

4. Terwujudnya penetapan dan pengelolaan terpadu cagar budaya

5. Terwujudnya revitalisasi museum

6. Meningkatnya pengeluaran dan lama tinggal wisatawan

7. Terwujudnya destinasi pariwisata yang berdaya saing internasional

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 36

Page 37: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

8. Terwujudnya kapasitas pengelolaan destinasi pariwisata

9. Terwujudnya diversifikasi destinasi pariwisata

10. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia

dan pergerakan wisatawan Nusantara

11. Mendukung peningkatan kontribusi pariwisata bagi perekonomian

nasional terhadap PDB, lapangan kerja, dan investasi

12. Meningkatnya kapasitas SDM aparatur/industri /masyarakat bidang

kebudayaan dan pariwisatayang Berdaya saing internasional

13. Meningkatnya kapasitas nasional untukpenelitian dan pengembangan di

bidang kebudayaan dan pariwisata yang mudah diakses dan digunakan

oleh masyarkat luas

14. Meningkatnya kualitasmanajemen dan pelayanan publik di bidang

kebudayaan dan pariwisata

15. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitaskinerja di lingkungan

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata

Hasil telaahan Renstra Dinas Pariwisata DIY dengan Restra Kemenparekraf RI maupun Renstra Kab./Kota di DIY adalah :

a. Renstra Kemenparekraf RI merupakan refleksi PP No. 50 Tahun 2011

tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional yang

berdasarkan UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang

implementasi program aksinya berwujud kegiatan-kegiatan berskala

internasional dan nasional di pusat maupun daerah.

b. Renstra Kemenparekraf RI secara tidak langsung merupakan inspirasi

dan referensi pembentukan Renstra Dinas Pariwisata DIY; secara

langsung merupakan refleksi dari Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) DIY tahun 2012-2025. untuk

mengimplementasikan program aksi dalam bentuk kegiatan yang

berskala internasional, nasional maupun local, Dinas Pariwisata DIY

selalu bersinegi dengan Kemenparekraf RI baik.

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 37

Page 38: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

c. Jadi keberadaan Renstra Dinas Pariwisata DIY senergi dengan

Renstra Kemenparekraf RI dimana dokumen perencanaan keduanya

saling melengkapi dan tidak bertentangan satu sama lainnya.

3.3.2. Telaahan Renstra Kabupaten/Kota

a. Renstra Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta

Visi :

“Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata berbasis

budaya yang bertumpu pada kekuatan dan keunggulan budaya lokal

dan dapat menjadi lokomotif pembangunan Kota Yogyakarta secara

menyeluruh “.

Misi :

1. Mengoptimalkan potensi serta daya tarik pariwisata dan budaya

sebagai keunggulan kepariwisataan Yogyakarta.

2. Menggali, melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan

keragaman budaya lokal baik yang bersifat tangible maupun

intangible sebagai daya tarik kunjungan wisatawan.

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik di lingkungan

SKPD maupun di masyarakat dan stakeholders kebudayaan dan

pariwisata serta meningkatkan dan mengembangkan pelayanan

kebudayaan dan pariwisata yang berkualitas.

4. Meningkatkan koordinasi internal maupun antar mitra serta

memperluas jaringan ( network ) kebudayaan dan pariwisata di

tingkat lokal dan nasional.

b. Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman

Visi :

“Terwujudnya masyarakat Sleman yang sejahtera maju dan dinamis

melalui pelestarian, pengembangan kebudayaan dan pengelolaan

pariwisata berkelanjutan yang berwawasan lingkungan pada tahun

2015 ”

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 38

Page 39: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

Misi :

1. Meningkatkan tata kelola urusan kebudayaan dan pariwisata yang

baik melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia.

2. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah dengan

bertumpu pada kekuatan lokal yang bernilai luhur untuk memperkuat

jati diri dan kepribadian masyarakat

3. Mengelola kepariwisataan secara terpadu untuk mewujudkan

pariwisata yang berwawasan lingkungan dan berdaya saing global.

4. Mendorong partisipasi seluruh lapisan masyarakat dalam

pembangunan kebudayaan dan pariwisata

Tujuan :

1. Meningkatnya kapasitas SDM .

2. Meningkatnya ketahanan masyarakat terhadap pengaruh budaya

luar dengan kearifan lokal

3. Meningkatkan pelestarian seni budaya dan pengelolaan lingkungan benda cagar budaya

4. Meningkatkan kualitas seni dan budaya

5. Meningkatkan pemasaran dan kerjasama pariwisata

6. Meningkatnya kunjungan wisatawan ke Sleman

7. Meningkatkan daya tarik dan daya saing obyek wisata

8. Meningkatkan peran serta masyarakat dan pelaku usaha pariwisata

Sasaran:

1. Meningkatnya kualitas SDM

2. Meningkatnya kemampuan pengelolaan keuangan daerah

3. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam melestarikan budaya lokal

4. Meningkatnya kualitas seni budaya dan pelestarian lingkungan

benda cagar budaya

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 39

Page 40: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

5. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengembangan seni

dan budaya

6. Meningkatnya kunjungan wisatawan ke Sleman

7. Meningkatnya kualitas prasarana dan sarana obyek wisata

8. Meningkatnya kualitas kelembagaan usaha pariwisata

c. Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul

Visi :

“Lestari dan berkembangnya kebudayaan dan pariwisata yang

memberdayakan dan mensejahterakan rakyat”

Misi :

1. Menggali, melestarikan, dan mengembangkan kebudayaan daerah

untuk memperkuat jati diri dan kepribadian masyarakat

2. Melestarikan dan mengembangkan pariwisata yang berbasis pada

budaya, alam, dan minat khusus yang berwawasan lingkungan,

berkelanjutan dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.

3. Meningkatkan profesionalisme pelayanan kebudayaan dan

pariwisata melalui peningkatan kualitas kelembagaan, manajemen,

dan sumber daya manusia

4. Mengembangkan pemasaran pariwisata yang sinergis, unggul dan

bertanggungjawab untuk meningkatkan kunjungan wisata.

Tujuan :1. Mewujudkan pelestarian dan pengembangan aset potensi seni

budaya dan sejarah purbakala yang memberikan penguatan pada

ketahanan budaya masyarakat dan pengembangan pariwisata

daerah.

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata yang

mampu menarik dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan,

PAD dan kesejahteraan masyarakat.

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 40

Page 41: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

3. Mengembangkan kapabilitas lembaga kebudayaan dan

kepariwisataan dalam mendukung pembangunan daerah.

4. Meningkatkan peran dan sinergi kemitraan antar pelaku pariwisata

yang mampu menggerakkan perekonomian daerah melalui

pengembangan investasi, kerjasama usaha dan perluasan lapangan

kerja.

5. Mewujudkan produk pariwisata daerah yang dikenal secara luas

melalui media pemasaran secara efektif dan efisien

Sasaran :1. Terwujudnya pelestarian dan pengembangan aset serta potensi seni

budaya, sejarah purbakala yang memberikan penguatan ketahanan

budaya masyarakat dan pengembangan pariwisata daerah.

2. Terciptanya peningkatan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata

yang mampu manarik dan meningkatkan jumlah kunjungan

wisatawan, PAD dan kesejahteraan masyarakat.

3. Terciptanya pengembangan kapabilitas lembaga kebudayaan dan

kepariwisataan dalam rangka percepatan pembangunan daerah

4. Terciptanya peningkatan peran dan sinergi kemitraan antar pelaku

pariwisata dan menggerakkan perekonomian melalui pengembangan

investasi, kerjasama usaha dan perluasan lapangan kerja.

5. Terkomunikasikannya produk pariwisata daerah melalui media

pemasaran secara efektif dan efisien

d. Renstra Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kulonprogo

Visi :“Kabupaten Kulon Progo sebagai daerah tujuan wisata yang berbasis

budaya serta generasi muda yang berprestasi dan mandiri “

Misi :

1.    Melestarikan dan mengembangkan kebudayan daerah.

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 41

Page 42: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

2.   Mengembangkan destinasi pariwisata.

3.   Mengembangkan pemasaran pariwisata.

4.   Mengembangkan kemitraan.

5.   Mengembangkan peran serta generasi muda dalam pembangunan.

6.   Mengembangkan prestasi olah raga.Tujuan:  a. Meningkatnya kinerja dinas yang efisien, efektif dan profesional,

mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik.

b. Meningkatnya pengembangan nilai, pengelolaan kekayaan dan

keragaman budaya daerah.

c.  Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana prasarana, obyek dan

daya tarik wisata.

d.  Meningkatnya partisipasi masyarakat dan usaha kepariwisataan.

e.  Meningkatnya pasar wisata.

f.   Meningkatnya peran serta pemuda dalam pembangunan.

g.  Meningkatnya prestasi olah raga.

Sasaran :a.    Terwujudnya pelayanan administrasi perkantoran

b.    Terwujudnya peningkatan sarana prasarana aparatur

c.    Terwujudnya peningkatan disiplin aparatur

d.    Terwujudnya peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

e.    Terwujudnya pelaporan capaian kinerja dan keuangan

f.     Terwujudnya penyusunan dokumen perencanaan SKPD

g.    Terwujudnya pengembangan nilai budaya

h.    Terwujudnya pengelolaan kekayaan budaya

i.     Terwujudnya pengelolaan keragaman budaya

j.     Terwujudnya pengembangan destinasi wisata

k.    Terwujudnya pengembangan kemitraan

l.     Terwujudnya peningkatan pemasaran wisata

m.  Terwujudnya pengembangan keserasian kebijakan pemuda

n.    Terwujudnya peningkatan peran serta kepemudaan.

o.   Terwujudnya peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan

kecakapan hidup pemuda.

p.    Terwujudnya upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba

q.    Terwujudnya pengembangan kebijakan dan manajemen olah raga

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 42

Page 43: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

r.     Terwujudnya pembinaan dan pemasyarakatan olah raga

s.    Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana olah raga.

e. Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul

Visi :” Terwujudnya Gunungkidul sebagai Destinasi Pariwisata berbasis

alam didukung budaya yang berkelanjutan, berdaya saing

menujumasyarakat maju, mandiri dan sejahtera”

Misi :1. Mengembangkan Industri Pariwisata yang berdaya saing, kredibel,

menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap

lingkungan alam dan sosial budaya;

2. Mewujudkan Destinasi Pariwisata berbasis alam didukung budaya

yang aman, nyaman, menarik,mudah dicapai, berwawasan

lingkungan, meningkatkan pendapatan daerah, dan masyarakat;

3. Mengembangkan Pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan

bertanggung jawab untuk meningkatkan kunjungan wisatawan

nusantara dan mancanegara; dan

4. Mengembangkan organisasi Pemerintah Daerah, swasta dan

masyarakat, sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme

operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong

terwujudnya pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan.

Tujuan :

1. Mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu menggerakkan

perekonomian daerah;

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata;

3. Mengkomunikasikan Destinasi Pariwisata Daerah dengan

menggunakan media pemasaran secara efektif, efisien, dan

bertanggung jawab; dan

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 43

Page 44: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

4. Mengembangkan Kelembagaaan Kepariwisataan dan tata kelola

pariwisata yang mampu mensinergikan Industri Pariwisata,

Pembangunan Destinasi Pariwisata dan Pemasaran Pariwisata

secara profesional, efektif , dan efisien.

Hasil Telaah Renstra Kabupaten/Kota

Dengan mencermati Renstra Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota dengan

Renstra Dinas Pariwisata DIY yang merupakan perwujudan dari generalisasi

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) DIY tahun

2012-2015 maupun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah DIY tahun

2012-2017 dapat disimpulkan bahwa Rencana Strategis Kab./Kota sebagian besar

sudah mencerminkan sinergitas/keterpaduan dan keselarasan dalam pembangunan

dan pengembangan kepariwisataan berbasis kawasan di wilayah DIY. Hanya saja

bahwa ada hal-hal sebagian kewenangan dan urusan baik di tingkat DIY maupun di

kabupaten/Kota yang berbeda fokus/ skala prioritasnya akan tetapi semua tidak

bertolak belakang dan berorientasi untuk mewujudkan visi besar kepariwisataan DIY

yaitu menjadikan Yogyakarta sebagai Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia

Tenggara. Contoh implementasi sinergitas DIY dengan Kabupaten/Kota tercermin

dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi menuju keberhasilan setiap

program/kegiatan jangka pendek/menengah/panjang sehingga terwujudnya

harmonisasi pencapaian hasil akhir yaitu terwujudnya visi besar pada tahun 2025.

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Kebijakan pengembangan kawasan strategis DIY didasarkan pada Perda

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata

Ruang Provinsi DIY Tahun 2009 – 2029. Pada Pasal 7 Perda Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta Nomor: 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Provinsi

DIY Tahun 2009 – 2029 ditetapkan kawasan strategis DIY, diantaranya Kawasan

Strategis Pertumbuhan Ekonomi. Kawasan strategis Pertumbuhan Ekonomi yang

terkait dengan pengembangan Kawasan peruntukan Pariwisata ditetapkan dalam

RTRW DIY No. 2 Tahun 2010 Pasal 64 – 66

Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS adalah

rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 44

Page 45: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi

dalam pembangunan suatu wilayah, kebijakan, rencana, dan program. Hasil KLHS

menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dalam

suatu wilayah. Dengan mempertimbangkan fungsi KLHS tersebut maka analisis

terhadap dokumen hasil KLHS ditujukan untuk mengidentifikasi apakah ada

program dan kegiatan pelayanan SKPD provinsi dan kabupaten/kota yang

berimplikasi negatif terhadap lingkungan hidup. Jika ada program dan kegiatan

pelayanan SKPD provinsi dan kabupaten/kota yang berimplikasi negatif terhadap

lingkungan hidup, maka program dan kegiatan tersebut perlu direvisi agar sesuai

dengan rekomendasi KLHS.

Sampai saat ini kajian dampak lingkungan terhadap pengembangan sektor

pariwisata belum sepenuhnya dilakukan karena pelaku sector pariwisata di DIY pada

umumnya masih merupakan industri kecil yang dampak pencemarannya juga relatif

kecil. Namun demikian untuk industri yang skalanya cukup besar seperti sector

akomodasi / perhotelan dan usaha restauran telah dilakukan kajian Lingkungan

Hidup Strategis (KLHS) agar pembangunan kepariwisataan berbasis kepedulian

terhadap lingkungan dan berkelanjutran.

3.5. Isu-isu Strategis

Pengembangan Destinasi Pariwisata:

Masih rendahnya Length Of Stay.

Distribusi wisatawan yang belum merata (waktu kunjungan dan obyek kunjungan) di kabupaten/kota.

Ketergantungan terhadap destinasi/hub lain (Bali dan Jakarta) yang masih cukup tinggi.

Masih rendahnya peran serta masyarakat Sadar Wisata dan internalisasi Sapta Pesona.

Kualitas Pelayanan Wisata yang belum standar.

Keterbatasan investasi dibidang pariwisata dalam pengembangan Daya Tarik Wisata (DTW ) baru yang berskala besar.

Daya dukung destinasi terbatas, pada saat “Peak Season”.

Daya Saing destinasi / provinsi lain tumbuh dengan cepat

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 45

Page 46: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

 Pengembangan Pemasaran Pariwisata:

Kurang terintegrasi dan sinerginya pemasaran yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta.

Pemasaran dan promosi pariwisata yang belum efektif dan efisien.

Terbatasnya basis data dan belum optimalnya Sistem Informasi Pemasaran Pariwisata.

Belum terbentuknya Badan Pengembangan Promosi Daerah Istimewa

Pengembangan Kelembagaan dan SDM Pariwisata:

Kurangnya SDM Pariwisata Profesional yang sudah tersertifikasi

Koordinasi/sinergi antar kelembagaan kepariwisataan maupun lintas sektor yang belum efektif.

Belum optimalnya peran serta asosiasi / kelembagaan pariwisata dalam mendukung pengembangan kepariwisataan daerah.

Belum optimalnya kualitas pelayanan masyarakat di desa wisata terhadap wisatawan

 Pengembangan Industri/kemitraan Pariwisata:

Kurangnya kemitraan antar usaha pariwisata, sehingga tidak tercipta rantai nilai (Value Chain) produk wisata yang dihasilkan

Belum terstandardisasinya kualitas berbagai produk kepariwisataan yang dihasilkan.

Iklim persaingan usaha kepariwisataan yang cenderung mengarah kepada persaingan tidak sehat.

Rendahnya kesadara kalangan industri pariwisata terhadap pengembangan daya tarik wisata dan tanggungjawab sosial korporasi (CSR)

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 46

Page 47: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

BAB IVVISI, MISI, TUJUAN, SASARAN,

STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Perencanaan strategis merupakan proses sistimatis yang berkelanjutan dari

pembuatan keputusan yang beresiko dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya

pengetahuan antisipatif, pengorganisasian usaha-usaha untuk melaksanakan

keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisir dan

sistematis.

Perencanaan stratejik merupakan kebutuhan nyata untuk mengatasi

persoalan-persoalan yang dihadapi dalam lingkungan yang senantiasa berubah

sangat cepat seperti dewasa ini. Perencanaan stratejik merupakan serangkaian

rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang disusun organisasi untuk

diimplementasikan seluruh jajaran organisasi dalam rangka pencapaian tujuan

organisasi.

Rencana stategis mencakup Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, cara pencapaian tujuan yang meliputi Kebijakan dan Program.

4.1.VISI DAN MISI

A. VISI

Keberhasilan pembangunan sektor pariwisata merupakan prioritas utama

dalam mempercepat pembangunan daerah. Untuk menunjang keberhasilan

pembangunan tersebut maka Dinas Pariwisata DIY sesuai dengan perubahan ke

arah perbaikan sistem pembinaan dengan menetapkan visi.

Visi adalah gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan

yang realistik berisikan cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan dalam kurun

waktu tertentu oleh unit organisasi. Disamping itu visi menggambarkan

pandangan jauh ke depan kemana unit kerja akan dibawa pada kondisi yang

diinginkan. Visi harus jelas dan mampu menarik komitmen dan menggerakkan

orang, menciptakan makna bagi kehidupan seluruh anggota unit kerja/organisasi,

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 47

Page 48: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

mewujudkan/ menciptakan standar keunggulan, menjembatani keadaan sekarang

dengan masa depan.

Dalam merumuskan visi organisasi hendaknya meliputi aspek-aspek yaitu

mencerminkan apa yang ingin dicapai oleh unit kerja/organisasi, memberikan arah

dan fokus strategi yang jelas, menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan

strategis yang terdapat dalam unit kerja/ organisasi, memiliki orientasi terhadap

masa depan sehingga segenap jajaran harus berperan dalam mendifinisikan dan

membentuk masa depan unit kerja /organisasi, serta menjamin kesinambungan

kepemimpinan unit kerja/ organisasi.

Berpedoman pada Visi Pembangunan Daerah DIY Tahun 2012-2017 yaitu:

“ Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru”

serta tatacara penentuan visi maka untuk menentukan cita-cita yang ingin dicapai

dalam jangka menengah dan panjang Dinas Pariwisata DIY menetapkan visi

tahun 2012-2025.

VISI Kepariwisataan DIY Tahun 2012 – 2025, yaitu:

“ Terwujudnya Yogyakarta sebagai salah satu destinasi terkemuka di Asia tenggara pada tahun 2025 berdasarkan keunggulan produk wisata yang berkualitas, berwawasan budaya, berwawasan lingkungan, berkelanjutan dan menjadi salah satu pendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan”

Penjelasan dari Visi tersebut adalah sebagai berikut :

Pernyataan visi diatas dilandasi dengan pemahaman bahwa pembangunan

kepariwisataan di DIY pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan :

1. Visi DIY yang ingin menjadikan DIY sebagai Sebagai Daerah tujuan wisata

Terkemuka tahun 2025, perlu ditindaklanjuti dengan berbagai langkah yang

terprogram dan terstruktur dengan baik. Untuk merealisasikan keinginan tersebut

Dinas Pariwisata DIY berkewajiban untuk mewujudkan “keinginan” tersebut

melalui tahapan-tahapan yang secara realistis dapat dilakukan. Tahun 2013

dianggap sebagai waktu yang cukup relevan untuk mengevaluasi seluruh

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 48

Page 49: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

pelaksanaan program-program yang telah dilakukan. Penentuan tahapan

pembangunan lima (5) tahunan, dipandang tepat dipakai sebagai terminal

dilakukannya evaluasi. Dinas Pariwisata DIY pada tahun 2008-2012 mencanangkan visi: Yogyakarta sebagai Daerah Tujuan Wisata Utama, pada

tahun 2012 - 2017 sebagai Daerah Tujuan Wisata Unggulan, pada tahun 2018 - 2022 sebagai Daerah Tujuan Wisata Andalan, dan diharapkan pada tahun

2023 - 2025 Terwujudnya Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Indonesia maupun di Asia Tenggara.

2. Yogyakarta secara historis, memiliki modal dasar yang dapat diunggulkan melalui

berbagai potensi alam yang indah mempesona dan menarik untuk diketahui

oleh dunia luar. Warisan budaya berupa candi, artefak, kraton dan beberapa

bangunan berarsitektur tinggi merupakan simbol kebesaran budaya masa lalu

serta masih terpelihara dengan baik dan masih hidupnya berbagai nilai-nilai, adat

istiadat, kesenian dan sebagainya di masyarakat menunjukan eksistensi warisan

budaya yang dimiliki masyarakat yogyakarta. Berbagai sarana rekreasi buatan

dan berbagai sarana/prasarana pendukung pariwisata dan transportasi

memudahkan wisatawan untuk datang dari berbagai tempat untuk memilih

produk-produk wisata yang beragam dan berkualitas. Selain itu adanya produk-

produk wisata bernilai tinggi yang terdapat di DIY, seperti fenomena alam dan

obyek wisata alam, obyek wisata buatan, berbagai event dan pertunjukan

berkualitas, seni kriya dan cindera mata nan kreatif, sarana akomodasi yang

bervariasi, restoran dan rumah makan yang berselera, unik, khas dan eksotik

serta produk wisata lainnya.

3. Berwawasan budaya, dapat diartikan bahwa segala aktifitas kepariwisataan DIY

berbasis/refleksi budaya yang diwujudkan dalam bersikap, perilaku dan segala

aktifitas insan pariwisata serta produknya selalu mengedepankan budaya timur,

khususnya budaya jawa (Yogyakarta). Perilaku insan pariwisata yang “njawani” dalam sikap ramah tamah, gotong royong, gaya hidup bersih, berbudi pekerti

baik, sopan santun namun cukup trengginas dan tanggap ing sasmito terhadap perkembangan jaman.

4. Agenda 21 yang salah satu rekomendasinya adalah upaya untuk menjadikan

Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah yang ramah lingkungan.

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 49

Page 50: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

Program Langit Biru dan Program Ekowisata merupakan tindak lanjut terhadap

kebijakan Pemerintah Daerah yang sudah dicanangkan pelaksanaanya oleh

Gubernur DIY.

5. Konsistensi terhadap keputusan (perencanaan) yang telah dibuat, menjadi

barang yang sangat mahal dewasa ini. Berbagai kebijaksanaan yang belum

tuntas dilaksanakan, sudah berganti dengan kebijakan baru. Perencanaan yang

tersistem, integrated yang muncul dari analisa yang tajam serta disepakati oleh

seluruh unsur stakeholder perlu dilaksanakan secara terpadu, bertahap dan berkesinambungan (sustainable tourism development). Pelaksanaan kegiatan

yang dilaksanakan harus berorientasi pada asas adil dan merata serta sebanyak

mungkin menciptakan peluang kerja tanpa meninggalkan kaidah, etika, kemandirian dan profesional.

6. Sesuai dengan Undang-Undang Kepariwisataan Indonesia, bahwa pembangunan

kepariwisataan Indonesia adalah pembangunan pariwisata yang berasal dari

rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Berdasarkan konsep tersebut, maka konsep

yang sebaiknya dipakai sebagai landasan adalah: Pariwisata yang berbasis masyarakat (community based tourism) dan Pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism). Rasa ikut memiliki (handarbeni) perlu ditumbuhkan

dengan menanamkan pemahaman tentang arti penting pariwisata sebagai salah

satu sektor yang diandalkan oleh Pemerintah DIY yang dapat mendorong

pertumbuhan dan memperkuat ekonomi lokal sehingga mempercepat

kesejahteraa masyarakat.

Pernyataan visi pembangunan kepariwisataan DIY diatas sejalan dengan visi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah DIY tahun 2012 – 2017 sebagai

berikut :

VISI :

“Daerah Istimewa Yogyakarta yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru”

B. MISI

Misi Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkait dengan

kepariwisataan sesuai RPJMD (2012 – 2017) adalah menguatkan perekonomian

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 50

Page 51: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif guna

memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan berkeadilan. Misi ini

dijabarkan dalam Misi Dinas Pariwisata DIY :

a. mewujudkan Kepariwisataan berbasis budaya yang kreatif dan inovatif;

b. mengembangkan Daya Tarik Wisata berbasis budaya;

c. meningkatkan daya saing Pariwisata pada tingkat nasional maupun global

sehingga mampu meningkatkan jumlah kunjungan;

d. mengembangkan tujuan Wisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai,

dan berwawasan lingkungan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat;

e. mengembangkan pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung

jawab untuk meningkatkan kunjungan Wisatawan baik nusantara maupun

mancanegara;

f. mengembangkan industri Pariwisata yang berdaya saing, kredibel, mampu

menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab atas kelestarian dan

keseimbangan lingkungan alam dan sosial budaya;

g. mengembangkan organisasi kelembagaan Pemerintah Daerah, Pemerintah

Kabupaten/Kota, swasta, dan masyarakat;

h. mengembangkan sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional

yang efektif dan efisien mendorong terwujudnya Kepariwisataan yang

berkelanjutan; dan

i. mewujudkan masyarakat sadar Wisata untuk mendukung tercapainya Sapta

Pesona.

4.2.TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DINAS PARIWISATA DIY

2.1 TUJUAN

Tujuan yang ditetapkan berdasarkan Visi dan Misi Pengembangan

Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai dokumen RPJMD (2012

– 2017) yaitu mewujudkan peningkatan daya saing pariwisata sehingga

kepariwisataan DIY baik daya tarik wisata , SDM maupun stakeholders

beserta kelembagaannya mempunyai kompetensi yang tinggi maka

diperlukan langkah-langkah untuk mewujudkan tujuan, sebagai berikut :

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 51

Page 52: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

a. mewujudkan Pariwisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif

sebagai sektor unggulan dan prioritas pembangunan Daerah;

b. meningkatkan kualitas dan kuantitas Daya Tarik Wisata yang mampu

mendorong peningkatan jumlah kunjungan;

c. meningkatkan produk domestik bruto, devisa Daerah, produk domestik

regional bruto, pendapatan asli Daerah, dan pendapatan masyarakat,

dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan;

d. mewujudkan media pemasaran yang efektif dan efisien untuk

meningkatkan citra Kawasan Pariwisata Daerah dan apresiasi

terhadapnya sehingga mampu menarik kunjungan dan kunjungan ulang

Wisatawan mancanegara dan Wisatawan nusantara;

e. mewujudkan industri Pariwisata yang mampu menggerakkan

perekonomian Daerah melalui peningkatan investasi di bidang

Pariwisata, kerjasama antarusaha Pariwisata, memperluas lapangan

kerja, dan melaksanakan upaya-upaya untuk mendukung pelestarian

lingkungan dan pemberdayaan masyarakat; dan

f. mengembangkan lembaga Kepariwisataan dan sistem tata kelola yang

mampu mensinergikan pembangunan industri Pariwisata, Kawasan

Pariwisata, dan pemasaran Pariwisata secara profesional, efektif, dan

efisien.

2.2 SASARAN

Sesuai dengan Visi, Misi dan Tujuan Pengembangan Kepariwisataan

DIY tahun 2012 – 2017 dengan sasaran utamanya adalah “meningkatkan jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan manca negara maka implementasi

pencapaiannya adalah :

a. terciptanya berbagai inovasi jenis Daya Tarik Wisata;

b. tersedianya fasilitas pendukung Kepariwisataan yang handal;

c. meningkatnya kualitas paket Wisata yang variatif , yang dikelola secara

sinergis dan terintegrasi antara Pemerintah Daerah dan/atau oleh

pelaku Wisata;

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 52

Page 53: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

d. meningkatnya kunjungan Wisatawan nusantara maupun mancanegara;

e. meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan Daerah;

f. terwujudnya Pariwisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif

sebagai sektor unggulan dan prioritas pembangunan Daerah;

g. meningkatnya kualitas dan kuantitas Daya Tarik Wisata yang aman dan

nyaman yang mampu mendorong peningkatan jumlah kunjungan

Wisatawan.

h. meningkatnya produk domestik bruto, pendapatan Daerah, produk

domestik regional bruto, dan pendapatan masyarakat, dengan tetap

memelihara kelestarian lingkungan;

i. terwujudnya media pemasaran yang efektif dan efisien untuk

meningkatkan citra Daerah sebagai Destinasi Pariwisata;

j. terwujudnya industri Pariwisata yang mampu menggerakkan

perekonomian Daerah melalui peningkatan investasi di bidang

Pariwisata, kerjasama antarusaha Pariwisata, perluasan lapangan

kerja, dan upaya-upaya untuk pendukung pelestarian lingkungan dan

pemberdayaan masyarakat;

k. terwujudnya lembaga Kepariwisataan dan sistem tata kelola yang

mampu menyinergikan pembangunan industri Pariwisata, Kawasan

Pariwisata, dan pemasaran Pariwisata secara profesional, efektif, dan

efisien;

l. terwujudnya Pariwisata sebagai sektor unggulan dan prioritas

pembangunan Daerah;

m. terciptanya sumber daya manusia Pariwisata yang handal dan

profesional; dan

n. terwujudnya masyarakat sadar Wisata untuk mendukung tercapainya

Sapta Pesona.

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 53

Page 54: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

Tabel IV.2TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN

DINAS PARIWISATA DIY TAHUN 2012-2017

NO TUJUAN SASARAN INDIKATORTARGET KINERJA TAHUN 2012-2017

2012 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Mewujudkan peningkatan daya saing pariwisata

Terwujudnya tujuan Wisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, dan berwawasan lingkungan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

Jumlah Kunjungan Wisatawan di Daerah Tujuan Wisata (DTW)

11.379.640 12.691.967 14.595.763 16.785.128 19.302.898 22.198.333

Terwujudnya pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan citra Daerah sebagai Destinasi Pariwisata;

Jumlah Wisatawan Nusantara

1,692,642 2.113.314 2.754.981 3.581.860 4.071.753 4.561.646

Jumlah Wisatawan Mancanegara

188,369 212.518 249.854 258.636 263.137 267.715

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 53

Page 55: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

NO TUJUAN SASARAN INDIKATORTARGET KINERJA TAHUN 2012-2017

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Terwujudnya industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian Daerah melalui peningkatan investasi di bidang Pariwisata, kerjasama antarusaha Pariwisata, perluasan lapangan kerja, dan upaya-upaya untuk pendukung pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat;

Lama Tinggal Wisatawan Nusantara

1,82 2.15 2.15 2.30 2.45 2.60

Lama Tinggal Wisataan Mancanegara

2,00 2.23 2.25 2.35 2.45 2.69

Terwujudnya daya tarik pariwisata yang berdaya saing tinggi pada tingkat nasional maupun internasional

Jumlah daya tarik baru

85 87 89 91 93

Terwujudnya kapasitas kelembagaan, SDM, regulasi dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya kepariwisataan yang berkelanjutan

Jumlah Desa Wisata

70 75 80 85 90

Jumlah Pokdarwis 76 81 86 91 96

Keterangan : Indikator target kinerja Dinas Pariwisata DIY (revisi 2014)

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 54

Page 56: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

4.3.STRATEGI DAN KEBIJAKAN SKPD

STRATEGI

Sesuai kebijakan pengembangan pariwisata Provinsi DIY 5 Tahun (2012 –

2017) maka untuk menciptakan kepariwisataan DIY yang maju, kompetitif dan

berkelanjutan perlu strategi sebagai berikut :

1. Meningkatkan sadar wisata dan sapta pesona seluruh stakeholder pariwisata

dan masyarakat dalam rangka menguatkan citra dalam mewujudkan Daerah

Istimewa Yogyakarta sebagai Daerah Tujuan Wisata/Destinasi Unggulan.

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata (produk-produk

pariwisata) Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai daya banding dan

saing tinggi/kompetitif serta berkelanjutan

3. Mengoptimalkan berbagai upaya penguatan dan perluasan jaringan

kerjasama serta meningkatkan kemitraan kepariwisataan dengan stakeholder

lainnya yang sinergis dan bermanfaat

4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana untuk mendukung

Daya Tarik Wisata (DTW), amenitas dan aksesibilitas pada kawasan maupun

daerah tujuan wisata

5. Meningkatkan kualitas dan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM)

kepariwisataan yang uanggul dan profesional.

6. Meningkatkan partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat Daerah

Istimewa Yogyakarta dalam pembangunan kepariwisataan.

.

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 55

Page 57: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

Tabel IV.3MATRIK ANALISA LINGKUNGAN STRATEGIS (SWOT)

AnalisisLingkungan

Internal(IFAS)

AnalisisLingkunganEksternal(EFAS)

KEKUATAN (STRENGTHS) KELEMAHAN (WEAKNESES)

1. Mempunyai posisi wilayah/daerah yang strategis karena berada ditengah pulau Jawa

2. Mempunyai nilai historis yang sangat tinggi dalam perkembangan sejarah Indonesia

3. Mempunyai nilai budaya yang tinggi dengan keberadaan Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat dan Kadipaten Paku Alam

4. Kebudayaan dan adat istiadat masyarakat Yogyakarta yang masih kental dan mengakar

5. Keramahtamahan dari masyarakat Yogyakarta terhadap wisatawan

6. Mempunyai keberagaman potensi wisata, mulai dari pegunungan, pedesaan, perkotaan sampai pantai

7. Harga yang sangat bersaing dengan destinasi wisata yang lain

8. Keamanan dan kenyamanan kondisi destinasi DIY yang cukup tinggi

9. Mempunyai banyak Lembaga dan Institusi Pendidikan berkualitas.

10. Memiliki potensi alam dan budaya sebagai wisata penelitian untuk ilmu pengetahuan.

1. Stagnasi pengembangan produk wisata2. Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama

antara semua pemangku kepentingan 3. Rendahnya frekuensi penerbangan langsung ke

Jogja dari negara asal pasar-pasar utama maupun dari wilayah lain di Indonesia

4. Rendahnya kualitas dan sistem pelayanan transportasi publik

5. Rendahnya kualitas jaringan aksesibilitas dari titik simpul distribusi (kota utama) menuju lokasi daya tarik wisata (Gunungkidul dan Kulonprogo)

6. Rendahnya kualitas sarana, prasarana dan fasilitas penunjang pariwisata : hotel-hotel di daerah, fasilitas makan minum, fasilitas layanan informasi pariwisata pada sebagian besar berada di kota Jogja

7. Rendahnya kualitas fasilitas umum pendukung pariwisata (toilet, pedestrian, dan sebagainya)

8. Belum adanya pencitraan yang kuat yang mampu membuat mendudukkan destinasi secara lebih kompetitif di lingkungan regional maupun internasional

9. Rendahnya lama tinggal (Length of Stay) dan Pembelanjaan (Spending) wisatawan

10. Belum optimalnya pengetahuan, komitmen dan partisipasi masyarakat mengenai Sadar Wsiata dan Sapta Pesona

PELUANG (opportunities) Strategi S - O Strategi W - O1. Pergeseran trend kepariwisataan dunia dari

wisata masal ke wisata minat khusus2. Pasar wisatawan nostalgia yang cukup

signifikan untuk mengunjungi Jogja (Wisatawan Belanda, Jepang dll)

3. DIY merupakan salah satu pusat

1. Pengembangan wisata minat khusus, khususnya yang menawarkan suasana pedesaan dan budaya (paket desa wisata dll)

2. Pengembangan wisata berbasis festival budaya dan tradisi secara rutin

3. Pengembangan wisata pendidikan dan penelitian

1. Pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan di bidang kepariwisataan

2. Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas cinderamata dan makanan tradisional

3. Penambahan dan pengembangan jalur penerbangan dan seat capacity dari dan ke

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 56

Page 58: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

kebudayaan dunia sehingga akan ada peluang wisatawan untuk tertarik dengan kebudayaan

4. Peluang munculnya wisatawan pendidikan (edu-tourism)

5. Peluang munculnya dan berkembang pesat wisata hoby

6. Tingginya nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah

7. Dikembangkannya Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang mencakup beberapa ODTW Yogyakarta

8. Dibangunnya bandar udara internasional baru yang representatif

9. Ketersediaan Tenaga Kerja di DIY yang masih relatif banyak

yang menarik4. Pengembangan wisata sejarah (napak tilas dll)5. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan

tentang kepariwisataan beserta manfaatnya

.

Daerah Istimewa Yogyakarta4. Pemfokusan pada pasar wisatawan minat khusus

(heritage, culture dan village tourism)5. Penambahan dan pengembangan jalur

penerbangan ke Daerah Istimewa Yogyakarta6. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana

transportasi wisata dari dan menuju kawasan wisata di luar wilayah perkotaan

7. Pengembangan falisitas akomodasi berbasis village tourism

8. Peningkatan kerjasama antara pemerintah dan swasta

9. Pengembangan night life tourism10. Pengembangan branding yang sesuai dengan

potensi Jogja dan persepsi pasar11. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan

SDM Pariwisata mengenai Sadar Wisata dan Sapta Pesona

ANCAMAN (Threats) Strategi S – T Strategi W - T

1. Lokasi DIY yang berada di sabuk gunung berapi (Ring of Fire)

2. Persaingan dengan obyek wisata sejenis yang berdekatan di sekitar wilayah DIY

3. Kerawanan terhadap bencana alam seperti cuaca ekstrim, gempa bumi tektonik dan vulkanik

4. Ketatnya persaingan dengan destinasi lain5. Tantangan terhadap isu carrying capacities

yang berkembantg sekarang ini

1. Pengembangan daya tarik wisata yang mewakili kekhasan Daerah Istimewa Yogyakarta

2. Pengembangan pariwisata tanggap bencana3. Pengembangan sarana dan prasarana penunjang

kepariwisataan yang tanggap bencana 4. Peningkatan pemeliharaan dan revitalisasi potensi

wisata heritage5. Revitalisasi dan pemeliharaan benda-benda sejarah

1. Pengembangan “early warning system” untuk bencana alam

2. Pengembangan dan pemeliharaan sarana penunjang wisata

3. Pengembangan kerajinan souvenir khas Daerah Istimewa Yogyakarta

4. Pengembangan paket wisata sejarah dan wisata pedesaan

5. Pengembangan pedoman pembangunan sarana pariwisata yang menonjolkan keunikan Daerah Istimewa Yogyakarta

6. Pengembangan Branding DIY yang menekankan pada budaya, adat istiadat dan keramahan masyarakat Jogja yang istimewa

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 57

Page 59: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

KEBIJAKAN

Untuk mewujudkan visi dan misi yang diharapkan maka perlu ditetapkan

kebijakan umum adalah peningkatan peran budaya sebagai basis pengembangan

kepariwisataan daerah berbasis masyarakat dengan didukung oleh inovasi,

penguatan/penajaman pemasaran, peningkatan aksesibilitas dan konektivitas,

pengembangan SDM pariwisata, serta sinergitas antar pelaku wisata, melalui:

1. Peningkatan peran pariwisata sebagai basis penggerak perekonomian daerah;

2. Peningkatan manajemen kepariwisataan yang berbasis ekonomi lokal.

3. Peningkatan kerjasama dan koordinasi yang sinergi antara pemerintah, swasta

dan masyarakat dalam mendorong pariwisata sebagai core competence daerah;

4. Peningkatan kualitas dan kuantitas pembangunan/ pengembangan destinasi

wisata (daya tarik wisata) yang berkelanjutan.

5. Peningkatan pemasaran pariwisata Yogyakarta yang efektif dan efisien yang

berorientasi pasar baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.

6. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarpras dan fasilitas penunjang kegiatan

pariwisata dan optimalisasi pengembangan potensi pendukung kepariwisataan

7. Peningkatan sadar wisata dan sapta pesona serta partisipasi aktif masyarakat

untuk mewujudkan pembangunan pariwisata Yogyakarta yang berkelanjutan

Kebijakan yang akan diterapkan dalam pelaksanaan program kegiatan yang

sesuai kebijakan dalam RPJMD untuk jangka waktu 5 tahun (2012 -2017) adalah :

1). Menyediakan aturan hukum yang mendukung terciptanya iklim usaha

kepariwisataan yang sehat.

2). Meningkatkan fasilitasi terhadap pengembangan usaha pariwisata.

3). Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan kepariwisataan yang

kreatif dan inovatif.

4). Meningkatkan fasilitasi pengembangan permodalan dan inovasi industri

pendukung pariwisata serta mengutamakan produk lokal.

5). Meningkatkan upaya promosi terpadu Trade, Tourism, Investmen (TTI) dan

kebudayaan.

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 58

Page 60: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

6). Mengembangkan jejaring dan kemitraan pariwisata yang berkualitas dan

berkesinambungan.

7). Mengembangkan data dan informasi pariwisata yang akurat dan terkini.

8). Meningkatkan iklim usaha yang mendukung Yogyakarta sebagai pusat pendidikan

dan pariwisata.

9). Memfasilitasi model pelatihan dan dukungan modal kepada masyarakat.

10). Memberdayakan dan meningkatkan industry kecil dan kerajinan rakyat yang

member nilai tambah daya tarik wisata.

11). Mengembangkan budaya daerah sebagai sentra-sentra industry pariwisata yang

mendukung kunjungan dan atraksi wisata.

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 59

Page 61: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

Visi : Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Untuk Menyongsong Peradaban Baru

Misi II : Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif

TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Mewujudkan peningkatan daya saing pariwisata DIY

1. Kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara meningkat

2. Lama tinggal wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara meningkat

1. Meningkatkan sadar wisata dan sapta pesona seluruh stakeholder pariwisata dan masyarakat untuk menguatkan citra dalam mewujudkan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Daerah Tujuan Wisata/Destinasi Unggulan.

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata (produk pariwisata) Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai daya banding dan saing tinggi/kompetitif serta berkelanjutan

3. Mengoptimalkan berbagai upaya penguatan dan perluasan jaringan kerjasama serta meningkatkan kemitraan kepariwisataan dengan stakeholder lainnya yang sinergis dan bermanfaat

4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana untuk mendukung Daya Tarik Wisata (DTW), amenitas dan aksesibilitas pada kawasan maupun daerah tujuan wisata

5. Meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM) kepariwisataan yang unggul dan profesional.

6. Meningkatkan partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pembangunan kepariwisataan.

1. Pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan (Sustainable Tourism Development))

2. Pembangunan Kepariwisataan berbasis komunitas/masyarakat (community Based Tourism)

3. FDive Tracks of Tourism Development (Pro-Culture, Pro Growth, Pro-Job, Pro Poor , Pro Environment)

4. Good Tourism Governace5. Sinergitas dan keterpaduan antar

pelaku

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 60

Tabel IV.5TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

Page 62: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 61

Page 63: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

BAB VRENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

5.1. PROGRAM

Dalam rangka melaksanakan misi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta

untuk meningkatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat

kerakyatan, inovatif dan kreatif disertai peningkatan daya saing pariwisata maka guna

memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan berkeadilan, melalui

kebijakan peningkatan peran budaya sebagai basis kepariwisataan daerah berbasis

masyarakat dengan inovasi produk, kekuatan pemasaran, peningkatan aksesibilitas

dan konektivitas, pengembangan SDM pariwisata serta sinergitas antar pelaku wisata.

Untuk mewujudkan hal tersebut terangkum kegiatan dalam program sebagai berikut:

a. Program Pengembangnan Pemasaran Pariwisata;

b. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata;

c. Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata.

d. Program Pengembangan Desa Wisata

5.2. KEGIATAN

Kegiatan-kegiatan yang mendukung keempat program kurun waktu 5 tahun

(2012-2017) adalah:

No Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

a Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata1 Analisa Pasar untuk promosi dan pemasaran objek wisata

2 Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pemasaran Pariwisata

3 Pengembangan Jaringan Kerja Sama Promosi Pariwisata

4 Pelaksanaan Promosi Pariwisata Dalam dan Luar Negeri

5 Pengembangan Statistik Kepariwisataan

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 62

Page 64: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

No Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

6 Pelatihan Pemandu Wisata Terpadu

7 Pembuatan Bahan-bahan Promosi Kepariwisataan

8 Penyusunan dan Penerbitan Tabloid Pariwisata

9 Pengelolaan Pelayanan Informasi Pariwisata

10 Penyelenggaraan Fam Tour

b Program Pengembangan Destinasi Pariwisata1 Pengembangan Objek Pariwisata Unggulan

2 Peningkatan Pembangunan Sarana & Prasarana Pariwisata

3 Pengembangan, Sosialisasi, dan penerapan serta pengwasan Standarisasi

4 Pemberdayaan Masyarakat Sadar Wisata dan Kampanye Sapta Pesona

5 Pengembangan Obyek pariwisata Startegis Prioritas

c Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata1 Pengembangan dan Penguatan Informasi dan Database2 Pengembangan dan Penguatan Litbang Pariwisata

3 Pelaksanaan Koordinasi Pembangunan Kemitraan Pariwisata4 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan

pariwisata5 Pengembangan SDM dan Profesionalisme Bidang Pariwisata 6 Fasilitasi Penyelenggaraan Forum Komunikasi Pelaku Pariwisata

7 Fasilitasi Penyelenggaraan Event Kepariwisataan

8 Penyelenggaraan Event Keperiwisataan

d Program Pengembangan Desa Wisata1 Fasilitasi Penyelenggaraan Event di Desa wisata

2 Peningkatan Sarana dan Prasarana Desa Wisata

3 Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Desa Wisata

5.3. INDIKATOR KINERJA

Penetapan kinerja Dinas Pariwisata DIY bertujuan untuk memberikan

gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Dinas Pariwisata.

Hal ini ditunjukkan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program sektor

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 63

Page 65: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

pariwisata setiap tahun atau indikator capaian setiap tahun yang diinginkan pada

akhir periode Renstra yang dapat dicapai. Indikator kinerja SKPD secara teknis pada

dasarnya dapat dirumuskan dengan mengambil indikator dari program prioritas yang

telah ditetapkan (outcomes) atau kompositnya (impact).

Pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan merupakan

keberhasilan dari tujuan dan sasaran program pariwisata periode 2012 - 2017 yang

telah direncanakan. Indikator kinerja dipergunakan sebagai data dan informasi dasar

untuk melakukan identifikasi masalah, menentukan kebijakan, merencanakan

anggaran, memberikan peringatan dini terhadap masalah yang berkembang,

memantau perkembangan pelaksanaan program kebijakan, sebagai bahan

pengendalian dan evaluasi dampak dari kebijakan yang telah dibuat serta sebagai

laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat.

Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau

dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu kegiatan.

5.4. KELOMPOK SASARAN

Dengan mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran untuk

mencapai tujuan pembangunan pariwisata selama kurun waktu tahun 2012 - 2017,

ditetapkan sasaran sebagai berikut :

1. Bidang Destinasi

Kelompok sasaran pengembangan Destinasi, adalah:

a. Pengembangan obyek Pariwisata Unggulan

b. Peningkatan Pembangunan Sarana & Prasarana Pariwisata

c. Pengembangan, Sosialisasi dan penerapan serta pengawasan

standarisasi

d. Pemberdayaan Masyarakat Sadar Wisata dan Kampanye Sapta Pesona

e. Pengembangan Obyek Pariwisata Strategis Prioritas

2. Bidang Pemasaran

Kelompok sasaran pengembangan Pemasaran, adalah:

a. Analisa Pasar untuk promosi dan pemasaran objek wisata

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 64

Page 66: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

b. Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pemasaran

Pariwisata

c. Pengembangan Jaringan Kerja Sama Promosi Pariwisata

d. Pelaksanaan Promosi Pariwisata Dalam dan Luar Negeri

e. Pengembangan Statistik Kepariwisataan

f. Pelatihan Pemandu Wisata Terpadu

g. Pembuatan Bahan-bahan Promosi Kepariwisataan

h. Penyusunan dan Penerbitan Tabloid Pariwisata

i. Pengelolaan Pelayanan Informasi Pariwisata

j. Penyelenggaraan Fam Tour

3. Bidang Kapasitas

Kelompok sasaran pengembangan Kapasitas, adalah:

a. Pengembangan dan Penguatan Informasi dan Database

b. Pengembangan dan Penguatan Litbang Pariwisata

c. Pelaksanaan Koordinasi Pembangunan Kemitraan Pariwisata

d. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan

pariwisata

e. Pengembangan SDM dan Profesionalisme Bidang Pariwisata

f. Fasilitasi Penyelenggaraan Forum Komunikasi Pelaku Pariwisata

g. Fasilitasi Penyelenggaraan Event Kepariwisataan

h. Penyelenggaraan Event Keperiwisataan

i. Fasilitasi Penyelenggaraan Event di Desa wisata

j. Peningkatan Sarana dan Prasarana Desa Wisata

k. Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Desa Wisata

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 65

Page 67: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

5.5. PENDANAAN INDIKATIF

Indikasi rencana program prioritas Dinas Pariwisata berisi program-program

baik untuk mencapai visi dan misi SKPD jangka menengah. Pendanaan indikatif

sebagai wujud kebutuhan pendanaan adalah jumlah dana yang tersedia untuk

pelaksanaan program dan kegiatan tahunan. Program-program prioritas yang telah

disertai kebutuhan pendanaan atau pendanaan indikatif selanjutnya akan dijabarkan

ke dalam kegiatan prioritas beserta kebutuhan pendanaannya.

Pencapaian target kinerja program (outcome) di masing-masing bidang

sebenarnya tidak hanya didukung oleh pendanaan yang bersumber dari APBD DIY

namun juga oleh sumber pendanaan lainnya (APBN, APBD Kabupaten/Kota, dan

sumber-sumber pendanaan lainnya). Namun demikian, pencantuman pendanaan di

dalam Tabel 5.1 hanya yang bersumber dari APBD DIY.

Tabel 5.1RENCANA PENDANAAN INDIKATIF PROGRAM STRATEGISDINAS PARIWISATA DIY APBD (MURNI) TAHUN 2012-2017

No Program Kerja

Kerangka Pendanaan (Rp.)

2012(0)

2013(1)

2014(2)

2015(3)

2016(4)

2017(5)

1 Program Pengembangan Pemasaran

1.998.139.

950

2.949.657.

213

2.461.164.

280

5.446.145.000 11.169.78.

039

11.951.982

.870

2 Program Pengembangan Destinasi

1.755.292.

902

1.522.110.

900

1.700.437.

950

3.782.402.000 4.232.000.

000

4.528.358.

543

3 Program Pengembangan Kemitraan

3.070.001.

660

3.497.882.

650

2.694.012.

940

4.209.555.000 4.647.224.

171

4.972.660.

073

4 Program Pengembangan Desa Wisata

- - 674.876.95

0

2.137.500.000 2.287.125.

000

2.447.287.

815

Catatan : Anggaran tahun 2012 - 2014 telah selesai dilaksanakan

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 66

Page 68: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

Tabel 5.2RENCANA PENDANAAN INDIKATIF PROGRAM APBD (KEISTIMEWAAN)

DINAS PARIWISATA DIY TAHUN 2012 – 2017

No Program Kerja

Kerangka Pendanaan (Rp.000)2012(0)

2013(1)

2014(2)

2015(3)

2016(4)

2017(4)

1Program Pengembangan Kemitraan

-  5.765.079.600

11.370.000.000

14.560.600.000

20.290.000.000

25.000.000.000

Catatan : Anggaran tahun 2013 dan 2014 telah selesai dilaksanakan

Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif ditampilkan pada Lampiran I.

BAB VI

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 67

Page 69: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD adalah

indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD

dalam lima tahun mendatang (tahun 2012 – 2017) sebagai komitmen untuk mendukung

pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. Pencapaian indikator kinerja yang telah

ditetapkan merupakan tolok ukur keberhasilan SKPD dalam mencapai tujuan dan sasaran

SKPD. Indikator kinerja diperlukan oleh publik dalam rangka mewujudkan transparansi dan

akuntabilitas penyelenggaraan pembangunan sektor pariwisata melalui fasilitasi dan

pembinaan pelaku usaha, IKM , UKM dan koperasi di DIY.

Indikator kinerja Dinas Pariwisata DIY tahun 2012 – 2017, sebagai komitmen

untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD disajikan pada tabel VI.1.

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 68

Page 70: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

Tabel VI.1INDIKATOR KINERJA DINAS PARIWISATA DIY

(MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD DIY)TA 2012 - 2017

No Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Kondisi Kinerja Pada tahun awal

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada Akhir Periode

RPJMD

2012 (0) 2013 (1) 2014 (2) 2015 (3) 2016 (4) 2017 ( 5)

Urusan : PariwisataJumlah Kunjungan Wisatawan di Daerah Tujuan Wisata (DTW)

11.379.640 13.883.950 14.595.763 16.785.128 19.302.898 22.198.333

Jumlah Wisatawan Nusantara 2,013,314 2.602.074 2.754.981 3.581.860 4.071.753 4.561.646

Jumlah Wisatawan Mancanegara 202,518 235.843 249.854 258.636 263.137 267.715

Lama Tinggal Wisatawan Nusantara 1.90 1.60 2.15 2.30 2.45 2.60

Lama Tinggal Wisataan Mancanegara 2.03 1.84 2.25 2.35 2.45 2.69

Jumlah daya tarik baru 84 86 87 89 91 93

Jumlah Desa Wisata 67 71 75 80 85 90

Jumlah Pokdarwis 72 77 81 86 91 96

Sumber : Dinas Pariwisata DIY, 2014 (Khusus hanya indikator kinerja Jumlah wisnus saja yang direvisi TAPD/Bappeda DIY)

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 69

Page 71: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

BAB VIIP E N U T U P

Rencana Strategis Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 -2017

merupakan suatu dokumen perencanaan strategis yang merupakan uraian dari rencana

strategis yang diselaraskan dengan peraturan dan kebijakan yang tertera dalam RIPPARDA

DIY, RPJMD DIY Tahun 2012-2017 serta berbagai peraturan maupun kebijakan

Kementerian RI (Teknis).

Dalam upaya untuk mencapai visi dan misi Dinas Pariwisata Daerah Istimewa

Yogyakarta, dijabarkan dalam bentuk program-program dan kegiatan-kegiatan terarah guna

pengembangan sektor pariwisata DIY dengan sumber dana yang berasal dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DIY maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) RI.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas Renstra Dinas Pariwisata Daerah

Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2012-2017 dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman

bagi seluruh pihak yang terkait (stakeholder). Semua dimaksudkan untuk pembangunan/

pegembangan kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta yang semakin meningkat/ maju

dalam rangka mewujudkan visi kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun

2025 yaitu “ Terwujudnya Yogyakarta sebagai salah satu destinasi terkemuka di Asia tenggara pada tahun 2025 berdasarkan keunggulan produk wisata yang berkualitas, berwawasan budaya, berwawasan lingkungan, berkelanjutan dan menjadi salah satu pendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan”

Yogyakarta, Pebruari 2015KEPALA DINAS PARIWISATA DIY

Ir. Aris Riyanta, MSiNIP. 196203241989031006

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 70

Page 72: BAB I - Landing | Dinas Pariwisata DIYvisitingjogja.web.id/bank_data/download/RENSTRA+DINAS... · Web viewPeran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan

Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 71