BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor: 6 tahun 2008 tentang Pembentukan dan
Organisasi Dinas Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Tugas pokok dan fungsi Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor : 49 Tahun 2008 tentang
Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pariwisata dan
Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 54 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 49 Tahun
2008 Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Pada
Dinas Pariwisata DIY.
Dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pariwisata harus
mendasarkan pada kebijakan Nasional, RPJP, RPJM, RPJPD, RPJMD, dan
Renstra SKPD. Hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri No
54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dimana SKPD mempunyai
kewajiban untuk menetapkan Renstra SKPD untuk periode lima tahunan. Renstra
adalah dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD.
Penyusunan Renstra-SKPD tersebut berpedoman pada RPJMD dan bersifat
indikatif. Oleh karena itu untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi periode
tahun 2012 - 2017, Dinas Pariwisata DIY harus menyusun Renstra SKPD periode
tahun 2012 - 2017 yang berpedoman pada RPJMD tahun 2012 - 2017. Dokumen
ini diharapkan dapat memberi arah dan strategi penyelenggaraan tugas pokok,
fungsi dan tanggung jawab Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta pada
tahun 2012 - 2017.
Rencana strategis (renstra) Dinas Pariwisata DIY dipergunakan sebagai
acuan perencanaan operasional kegiatan Dinas Pariwisata DIY yang dituangkan
dalam Rencana Kerja (Renja) Dinas Pariwisata DIY setiap tahunnya serta
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 1
penyusunan anggaran berdasarkan kinerja yang telah ditetapkan (PK) . Sedangkan
penyusunan anggaran berdasar Kinerja tersebut dituangkan dalam Rencana Kerja
Anggaran (RKA) yang kemudian disahkan menjadi Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) guna mendukung operasional kegiatan yang telah ditetapkan
dalam upaya mewujudkan visi dan misi Dinas Pariwisata DIY.
1.2. LANDASAN HUKUM
Sebagai landasan operasional pelaksanaan Rencana Strategis, adalah :
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa
Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3) yang telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 3 jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 827);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 No. 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.
4700);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa
Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5339);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
lndonesia Thn 2007 No. 82 (Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia
Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor: 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/ Kota
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 2
8. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun 2010-2025 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 125)
9. Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor: 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
11. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
12. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2008
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008
Nomor 11);
13. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009 Nomor 2);
14. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2010 Nomor 2);
15. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 16 Tahun 2011
tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 20011-2030 (Lembaran Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2010 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011 Nomor 16);
16. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2012
tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2025
17. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 – 2017
18. Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 54 Tahun 2010
tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 3
Nomor 49 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit
Pelaksana Teknis Pada Dinas Pariwisata
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pariwisata Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2012-2017 sebagai pedoman/ dokumen perencanaan
untuk periode lima tahun dimaksudkan untuk menjabarkan visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan kepariwisataan DIY
bagi Dinas Pariwisata DIY tahun 2012–2017. Program/kegiatan dalam
Renstra merupakan implementasi dari RIPPARDA DIY, RPJMD DIY dan
RPJPD DIY yang diselaraskan dengan peraturan perundangan dan
kebijakan pusat maupun daerah lainnya untuk dilaksanakan seluruh
stakeholder secara terpadu, sinergis, dan berkelanjutan.
2. Tujuan
a. Menerjemahkan visi dan misi Dinas Pariwisata DIY ke dalam tujuan dan
sasaran pembangunan periode tahun 2012-2017 beserta program
prioritas dengan berpedoman pada RIPPARDA (2012-2025) dan RPJMD
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017;
b. Merumuskan rancangan program dan kegiatan Dinas Pariwisata DIY
serta rencana penganggarannya untuk periode Tahun Anggaran 2012 -
2017;
c. Menetapkan berbagai program prioritas yang disertai dengan indikasi
pagu anggaran, indikator kinerja dan target kinerja yang akan
dilaksanakan setiap tahunnya selama periode tahun 2012 - 2017.
1.4. SISTIMATIKA PENULISAN
Dokumen Renstra ini terdiri dari 9 (sembilan) bagian utama, yakni meliputi:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangMemuat pengertian Renstra SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 4
penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra
SKPD, keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD, Renstra K/L dan
Renstra provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja SKPD.
1.2 Landasan HukumMemuat penjelasan tentang Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang
mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan
SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan penyusunan perencanaan
dan penganggaran SKPD.
1.3 Maksud dan TujuanMemuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan
Renstra SKPD
1.4 Sistematika PenulisanMenguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra SKPD,
serta susunan garis besar isi dokumen.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) SKPD dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa
saja sumber daya yang dimiliki SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan
fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan
melalui pelaksanaan Renstra SKPD periode sebelumnya, mengemukakan
capaian program prioritas SKPD yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan
RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama
yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra SKPD ini.
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPDMemuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan
SKPD, struktur organisasi SKPD, serta uraian tugas dan fungsi sampai
dengan satu eselon dibawah kepala SKPD. Uraian tentang struktur
organisasi SKPD ditujukan untuk menunjukkan organisasi, jumlah
personil, dan tata laksana SKPD (proses, prosedur, mekanisme).
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 5
2.2 Sumber Daya SKPD Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang
dimiliki SKPD dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup
sumber daya manusia, asset/modal, dan unit usaha yang masih
operasional.
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD
Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja SKPD
berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode sebelumnya,
menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan
SKPD dan/atau indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah
diratifikasi oleh pemerintah.
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra K/L
dan Renstra SKPD kabupaten/kota (untuk provinsi) dan Renstra SKPD
provinsi (untuk kabupaten/kota), hasil telaahan terhadap RTRW, dan
hasil analisis terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan dan
peluang bagi pengembangan pelayanan SKPD pada lima tahun
mendatang. Bagian ini mengemukakan macam pelayanan, perkiraan
besaran kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan
pelayanan yang dibutuhkan.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD
Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan
pelayanan SKPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi SKPD
yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 6
kepala daerah terpilih. Selanjutnya berdasarkan identifikasi
permasalahan pelayanan SKPD, dipaparkan apa saja faktor-faktor
penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat
mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil
kepala daerah tersebut. Faktor-faktor inilah yang kemudian menjadi
salah satu bahan perumusan isu strategis pelayanan SKPD.
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra lain terkait
Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat
ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan SKPD yang
mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran
jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra SKPD
provinsi/kabupaten/kota.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KHLS)
Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor
penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang mempengaruhi
permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan
KLHS.
3.5. Penentuan Isu-isu Strategis
Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari pelayanan
SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau
dari:
1. gambaran pelayanan SKPD;
2. sasaran jangka menengah pada Renstra K/L;
3. sasaran jangka menengah dari Renstra SKPD provinsi/ kab./ kota;
4. implikasi RTRW bagi pelayanan SKPD; dan
5. implikasi KLHS bagi pelayanan SKPD
Selanjutnya akan dikemukakan metoda penentuan isu-isu
strategis dan hasil penentuan isu-isu strategis tersebut dan pada
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 7
bagian ini diperoleh informasi tentang apa saja isu strategs dan
penangannnya dalam Renstra SKPD.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi SKPD
Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan visi dan
misi SKPD.
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan
sasaran jangka menengah SKPD.
4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD
Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan
kebijakan SKPD dalam lima tahun mendatang.
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif.
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara
langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima
tahun
mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran RPJMD.
BAB VII PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 8
BAB IIGAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PARIWISATA DIY
Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta mempunyai tugas melaksanakan urusan bidang pariwisata,
kewenangan dekonsentrasi serta tugas pembantuan yang diberikan oleh
Pemerintah. Dinas Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang kemudian dijabarkan ke dalam
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, dan kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam Peraturan Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 43 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan
Fungsi Dinas Pariwisata mempunyai fungsi:
a. penyusunan program dan pengendalian di bidang pariwisata;
b. perumusan kebijakan teknis bidang pariwisata;
c. pengelolaan pengembangan destinasi pariwisata;
d. pengelolaan pengembangan kapasitas pariwisata;
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 9
e. penyelenggaraan pemasaran pariwisata;
f. pemberian fasilitasi bidang pariwisata Kabupaten/Kota;
g. pelaksanaan koordinasi perijinan bidang pariwisata;
h. pelaksanaan pelayanan umum bidang pariwisata;
i. pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja bidang pariwisata;
j. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;
k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
l. Pelaksanaan kerjasama bidang pariwisata dengan Pemerintah maupun Swasta di tingkat Regional, Nasional dan Internasional.
Adapun Susunan Organisasi dari Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat:
a. Subbagian Umum;
b. Subbagian Keuangan;
c. Subbagian Program dan Informasi.
3. Bidang Pengembangan Destinasi:
a. Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata;
b. Seksi Sarana Prasarana dan Usaha Jasa Pariwisata;
c. Seksi Standarisasi Produk.
4. Bidang Pengembangan Kapasitas:
a. Seksi Sumber Daya Manusia;
b. Seksi Kelembagaan Pariwisata.
5. Bidang Pemasaran:
a. Seksi Analisa Pasar;
b. Seksi Promosi;
c. Seksi Pelayanan Informasi Pariwisata.
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 10
Struktur Organisasi Dinas Pariwisata DIY
(berdasar Perda DIY No. 6/2008)
2.2. SUMBER DAYA DINAS PARIWISATA DIY
2.2.1. SUMBER DAYA MANUSIA
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 11
Jumlah personil yang mendukung tugas dan fungsi Dinas Pariwisata Daerah
Istimewa Yogyakarta sampai akhir tahun 2013 sebanyak 84 orang yang terdiri atas
pejabat struktural sebanyak 16 orang dan pejabat fungsional umum sebanyak 68
orang. Untuk pejabat struktural meliputi:
1) Pejabat eselon II : 1 orang
2) Pejabat eselon III : 4 orang
3) Pejabat eselon IV : 11 orang
Jika dilihat dari jenjang pendidikan formal, jumlah personil yang ada di Dinas Pariwisata sebagai berikut:
1) Pasca Sarjana : 9 orang
2) Sarjana : 33 orang
3) D4 : 2 orang
4) D III : 5 orang
5) D II/I : 2 orang
6) SLTA sederajat : 32 orang
7) SLTP : 1 orang
Berdasarkan pangkat dan golongan
1) Pembina Utama (IV/d) : 1 orang
2) Pembina Tingkat I (IV/b) : 2 orang
3) Pembina (IV/a) : 4 orang
4) Penata Tingkat I (III/d) : 19 orang
5) Penata (III/c) : 4 orang
6) Penata Muda Tk. I (III/b) : 29 orang
7) Penata Muda (III/a) : 12 orang
8) Pengatur Tk.I (II/d) : 5 orang
9) Pengatur (II/c) : 3 orang
10) Pengatur Muda Tk. I (II/b) : 2 orang
11) Pengatur Muda (II/a) : 3 orang
PERMASALAHAN
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 12
a. Kuantitas/Jumlah sumber daya manusia /pegawai proporsional dengan
beban kerja tidak proporsional dan tingkat kemampuan teknis/ ketrampilan
sesuai bidang tugas belum memadai, dalam hal ini kurangnya kemampuan
penguasaan teknologi informasi, manajemen pemarasan serta kemampuan
berbahasa asing;
b. Kualitas sumber daya manusia banyak yang belum sesuai dengan latar
belakang pendidikan, pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan.
c. Perubahan pola pikir, sikap, perilaku profesionalisme dan transformasi
birokrasi masih lambat dan memerlukan waktu percepatan
2.2.2. SARANA DAN PRASARANA (ASET)
Untuk menjalankan tugas dan fungsi sehari-hari Dinas Pariwisata Daerah
Istimewa Yogyakarta didukung oleh sarana dan prasarana yang meliputi:
a) Gedung Kantor
Prasarana gedung kantor yang ditempati oleh Dinas Pariwisata DIY merupakan gedung milik Kementerian Pekerjaan Umum.
b) Jaringan Internet dan Telepon PABX
Untuk menjalankan tugas dan fungsi sehari-hari kantor Dinas Pariwisata
telah di-sambungkan dengan fasilitas komunikasi yang berupa sambungan
telepon PABX sejumlah 12 (dua belas) titik sambungan yang menghubungkan
antar ruangan dan antar bidang/sekretariat di lingkungan Dinas Pariwisata, dan
6 (enam) sambungan SLJJ, Sedangkan untuk keperluan komunikasi dengan
berbagai pihak yang membutuhkan data/informasi melalui jaringan internet
maupun intranet telah disambungkan jaringan internet sebanyak 25 (dua puluh
lima) titik sambungan desk-top dan 7 (tujuh) titik hot-spot.
c) Meubelair
Jenis meubelair minimal dibutuhkan untuk menunjang tugas dan fungsi
sehari-hari berupa meja-kursi kerja sebanyak jumlah personil yang ada di Dinas
Pariwisata, meja komputer , almari, filling cabinet, meja-kursi rapat, dan meja-
kursi tamu.
d) Komputer/Mesin Ketik
Jumlah komputer yang dimiliki untuk mendukung tugas dan fungsi ada 25
unit, printer 16 (enam belas) unit, scanner 4 (empat) unit dan jumlah mesin ketik
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 13
manual sebanyak 4 (empat) buah dengan kondisi rusak sehingga seringkali
memerlukan perawatan lebih.
e) Sarana mobilitas
Mengingat tugas dan fungsinya berupa rapat koordinasi dengan instansi
lain baik di tingkat pemerintah provinsi maupun kabupaten, memantau
pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi – tugas pembantuan – dana alokasi
khusus, memantau pelaksanaan program/ kegiatan pembangunan serta
pembinaan di pemerintah kota maupun kabupaten, maka diperlukan sarana
transportasi yang berupa kendaraan roda 2 (dua) dan roda 4 (empat).
Kendaraan roda 2 (dua) yang dimiliki sebanyak 2 (dua) unit dan roda 4
sebanyak 7 unit ( 1 unit kendaraan operasional Kepala Dinas ( 2012), 4 (empat)
unit kendaraan operasional roda empat minibus buatan tahun 1990-1992, 1
(satu) unit minibus hasil pengadaan tahun 2013.
PERMASALAHAN
a. Sarana dan prasarana gedung perkantoran yang kurang layak huni untuk
operasionalisasi kantor karena merupakan bekas perkantoran jaman dulu
(usia lebih 50 tahun).
b. Kurang memadainya kersediaan mobilitas operasional kerja ( kendaraan
roda 4 dan 2 ) masih terbatas dan sebagian sudah tua.
c. Sarana dan prasarana kerja di masing-masing bidang/seksi/subag
(Mobile Computer/Laptop dll) masih kurang dan belum sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi terkini sehingga kinerja aparatur
belum optimal;
2.2.3. SUMBER ANGGARAN
Untuk melaksanakan program kegiatan dalam rangka
pembinaan dan pengembangan kepariwisataan DIY, Dinas Pariwisata
DIY didukung dana yang berasal dari APBD DIY (Murni dan dan
keistimewaan) maupun APBN (Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan).
Berikut ini perkembangan dana dari tahun 2012– 2014 baik APBD DIY
maupun APBN.
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 14
Tabel II.7PERKEMBANGAN DANA APBD (MURNI) DINAS PARIWISATA DIY
TAHUN 2012-2014
NO JENIS BELANJA 2012 2013 2014
1Belanja Tidak Langsung
4.138.390.874 4.221.863.015 4.333.807.146
2 Belanja Langsung 8.218.416.137
9.700.427.139 9.737.141.000
Total 12.356.807.011
13.912.290.154 14.070.948.146
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2014
Tabel II.8 PERKEMBANGAN DANA APBD (DANAIS) DINAS PARIWISATA DIY
TAHUN 2012-2014
NO JENIS BELANJA 2012 2013 2014
1 Belanja Tidak Langsung - - -
2 Belanja Langsung - 5.765.079.600 11.370.000.000
Total - 5.765.079.600 11.370.000.000
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2014
Tabel II.9 PERKEMBANGAN DANA APBN (DEKONSENTRASI)
DINAS PARIWISATA DIY TAHUN 2012-2014
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 15
NO PROGRAM 2012 2013 2014
1 Bidang Pengembangan Pemasaran
1.050.000.0001.150.000.000 600.000.000
2 Bidang Pengembangan Destinasi
30.030.000310.000.000 100.000.000
4 Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif
- 2.000.000.000 -
Total 1.080.030.000 3.460.000.000 700.000.000
Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2014
2.3. KINERJA PELAYANAN SKPD
Kinerja pelayanan SKPD Dinas Pariwisata DIY untuk masyarakat secara
langsung dapat dilihat atau tercermin dalam pelaksanaan belanja langsung
program/kegiatan setiap tahunnya. Walaupun realisasi belanja langsung tidak
sesuai dengan usulan perencanaan awal dari Dinas Pariwisata DIY (hal ini
disesuaikan kemampuan APBD ) setidaknya dari tahun 2013-2014 besaran
belanja langsung lebih besar 2 kali lipat dengan belanja tidak langsung/ belanja
pegawai. Diharapkan tahun-tahun berikutnya belanja langsung ke masyarakat
oleh Dinas Pariwisata DIY maupun melalui SKPD dan stakeholders lainnya
terus meningkat. Sedangkan pelaksanaan program/ kegiatan belanja langsung
hubungannya dengan target kinerja Dinas Pariwisata DIY yang sudah tertera
dalam RPJMD DIY (2012-2017) diharapkan realisasi/capaian kinerjanya dapat
tercapai/terlampaui. Harapan ini dimungkinkan terealisasi jikalau kondisi DIY
setidaknya terwujud aman dan nyaman sehingga memungkinkan aktfitas
stakholders pariwisata maupun masyarakat DIY berjalan baik dan lancar.
Prosentase realisasi anggaran APBD (murni) terhadap belanja
langsung program/ kegiatan Dinas Pariwisata DIY kepada masyarakat pada
tahun 2012 sebanyak Rp. 8.218.416.137 terealisasi Rp.7.663.126.389
(93,24%), tahun 2013 dengan anggaran sebanyak Rp. 9.700.427.139,-
teralisasi sebesar Rp. 9.235.335.993 (95,20 %), sedangkan untuk tahun 2014
anggaran belanja langsung sebesar Rp. 9.705.800.000 dapat direalisasikan
Rp. 8.890.764.292 (91,60 %). Prosentase realisasi anggaran APBD (Dana
Keistimewaan) belanja langsung program/kegiatan kepada masyarakat pada
tahun 2012 belum ada anggaran, baru pada tahun 2013 Dinas Pariwisata DIY
mendapat anggaran keistimewaan sebesar Rp..5.765.079.600 dan dapat
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 16
direalisasikan sebesar Rp. 4.223.981.920(73,27%); sedangkan pada 2014
mendapat anggaran sebesar Rp. 11.370.000.000 dan dapat direalisasikan
untuk kegiatan kemasyarakatan sebesar Rp. 11.138.414.525 (97,96 %).
Dinas Pariwisata DIY berusaha untuk mengimplementasikan program/kegiatan
dari tahun ke tahun semakin meningkat kuantitas maupun kualitasnya terhadap
pelayanan masyarakat. Usaha ini disamping untuk mendorong/meningkatkan
kepedulian masyarakat bidang kepariwisataan (sadar wisata) juga sebagai
kepeduliaan terhadap kemiskinan, ketenagakerjaan, pertumbuhan ekonomi
juga kepedulian terhadap lingkungan.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terutama calon
wisatawan maupun wisatawan yang mau ke/ berada di Yogyakarta, Dinas
Pariwisata DIY melaksanakan 4 program strategis yaitu:
1. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
2. Program Pemasaran Pariwisata
3. Program Pengembangan Kemitraan
4. Program Pengembangan Desa wisata
Berdasarkan keempat program tersebut dengan melalui berbagai kegiatan-
kegiatan yang strategis, prioritas, efektif dan efisien yang telah disinergikan
dengan stkeholders terkait maupun masyarakat dapat mewujudkan capaian
yang telah ditargetkan dalam RPJMD DIY maupun RIPPARDA DIY. Dari data
yang diperoleh dan setelah melalui perhitungan bahwa untuk indicator kinerja
jumlah kunjungan wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara ke
DIY (di DTW maupun di hotel) mulai dari tahun 2013 – 2014 mengalami
kenaikan yang signifikan, mencapai/melampaui target bahkan sudah
mendekati/melampaui target akhir RPJMD DIY tahun 2017. Indicator kinerja
lainnya seperti Jumlah Desa Wisata, jumlah Kelompok Sadar Wisata dapat
mencapai target sesuai diharapkan, sedangkan satu (1) indicator kinerja yang
tidak pernah tercapai adalah indicator Lama Tinggal Wisatawan/ Length of Stay
. Dengan melihat kondisi tersebut maka berdasarkan kesepakatan legislatif
maupun eksekutif pada tahun 2014 target kinerja kepariwisataan DIY dalam
RPJMD DIY direview/revisi sebagai berikut:
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 17
Tabel II.9REVIEW TARGET DAN REALISASI KINERJA PELAYANAN DINAS PARIWISATA
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTATA 2012 – 2017
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
PENJELASAN
TARGET DAN REALISASI KINERJA
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisa
si Target Realisasi Target Realis
asi1 Terwujudnya
tujuan Wisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, dan berwawasan lingkungan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Jumlah kunjungan wisatawan di Daerah Tujuan Wisata (DTW)
Formulasi Pengukuran: Jumlah Wisatawan yang mengunjungi Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tipe Penghitungan:KomulatifSumber Data:Dinas Pariwisata Kab/Kota
10.241.676
11.379.640
12,691,967
13,883,950
14.595.763
16.774.235
16.785.128
- 19.302.898
-22.198.
333-
2 Terwujudnya pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan citra Daerah sebagai Destinasi Pariwisata
Jumlah Wisatawan Nusantara
Formulasi Pengukuran: Jumlah Wisatawan Nusantara yang menggunakan jasa AkomodasiTipe Penghitungan:KomulatifSumber Data:Statistik Dinas Pariwisata DIY
1.692.642
2.013.314
2,113,314
2,602,074
2.754.981
3.091.967
3.581.860
- 4.071.753
- 4.561.646
-
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 18
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
PENJELASAN
TARGET DAN REALISASI KINERJA
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisa
si Target Realisasi Target Realis
asiJumlah Wisatawan Mancanegara
Formulasi Pengukuran: Jumlah Wisatawan Mancanegara yang menggunakan jasa AkomodasiTipe Penghitungan:KomulatifSumber Data:Statistik Dinas Pariwisata DIY
188.369 202.518
212,518 235,888 249.85
4. 254.213
258.636
- 263.137
- 267.715
-
3 Terwujudnya industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian daerah melalui peningkatan investasi di bidang Pariwisata, kerjasama antarusaha Pariwisata, perluasan lapangan kerja, dan upaya-upaya untuk mendukung
Lama Tinggal Wisatawan Nusantara
Formulasi Pengukuran: Tamu yang menginap / Tamu yang datang (hari/malam) Tipe Penghitungan:KomulatifSumber Data:Data Statistik Dinas Pariwisata DIY
-- 1.90
2.00 1,99 2.15 1.58
2.30 - 2.45 - 2.60 -
Lama Tinggal Wisatawan Mancanegara
Formulasi Pengukuran: Tamu yang menginap / Tamu yang
2.15 2,10 2.25 1.95
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 19
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
PENJELASAN
TARGET DAN REALISASI KINERJA
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisa
si Target Realisasi Target Realis
asi
pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat
datang (hari/malam) Tipe Penghitungan:KomulatifSumber Data:Data Statistik Dinas Pariwisata DIY
- 2.03
2.35 - 2.45 - 2.69 -
4 Terwujudnya daya tarik pariwisata yang berdaya saing tinggi pada tingkat nasional maupun internasional
Jumlah daya tarik baru
Formulasi Pengukuran: Jumlah Daya Tarik baru yang dikembangkan di DIYTipe Penghitungan:KomulatifSumber Data:Data Statistik Dinas Pariwisata DIY
- -85 86 87 88
89 - 91 - 93 -
5 Terwujudnya kapasitas kelembagaan, SDM, regulasi dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya
Jumlah Desa Wisata
Formulasi Pengukuran: Jumlah Desa Wisata yang layak dikunjungiTipe Penghitungan:KomulatifSumber Data:Data Statistik Dinas
- -
70 72 75 77
80 - 85 - 90 -
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 20
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
PENJELASAN
TARGET DAN REALISASI KINERJA
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisa
si Target Realisasi Target Realis
asikepariwisataan yang berkelanjutan
Pariwisata DIY
Jumlah Pokdarwis
Formulasi Pengukuran: Jumlah Pokdarwis yang didampingiTipe Penghitungan:KomulatifSumber Data:Data Statistik Dinas Pariwisata DIY
- - 76 77 81 82
86 - 91 - 96 -
Catatan: Tahun 2012 belum ditetapkan indikator kinerja target :jumlah daya tarik baru, jumlah desa wisata dan jumlah pokdarwis dan baru tahun 2013-2017 ditetapkan sebagai indikator kinerja utama program Dinas pariwisata DIY
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 21
2.4. PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN PELAYANAN SKPDBerikut ini Peluang dan Tantangan yang dihadapi Dinas Pariwisata DIY dan
seluruh stakeholder dalam rangka pengembangan sektor Kepariwisataan
2.4.1. Peluang Berkembangnyam usaha pariwisata dunia, Indonesia maupun di DIY
yang begitu pesat dan menjajikan untuk dapat meningkatkan
ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Beraneka ragam potensi Daya Tarik Wisata DIY baik alam, budaya
maupun buatan yang khas/unik dapat berdaya saing dan daya
banding yang tinggi dengan luar daerah DIY
Ditetapkannya kebudayaan sebagai dasar pembangunan dan
pengembangan segala aspek kehidupan termasuk pada sektor
kepariwisataan DIY
Kesadaran wisata serta kesiapan seluruh stakeholder pariwisata dan
masyarakat DIY yang meningkat cukup tinggi
Kepedulian dunia pendidikan DIY yang cukup tinggi terutama
perguruan tinggi dalam mendukung kepariwisataan DIY
Sarana dan prasarana, Sumber Daya Manusia kepariwisataan DIY
serta pendukung/penunjangnya yang memadai
Situasi kemanan dan kenyaman DIY yang cukup kondusif
Berkembang pesatnya produk-produk penunjang/ pendukung
kepariwisataan DIY
Kredibilitas dan image calon wisatawan/wisatawan luar daerah
maupun luar negeri terhadap kepariwisataan DIY masih cukup tinggi
Perkembangan media massa dan teknologi informasi yang pesat
sebagai sarana penunjang kepariwisataan di DIY.
2.4.2. Tantangan Berkembang pesatnya pembangunan dan pengembangan
kepariwisataan diluar wilayah DIY sebagai pesaing/ kompetitor
(terutama di wilayah Jawa dan Bali) semakin tinggi
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 22
Pengelolaan aneka ragam potensi Daya Tarik Wisata DIY baik alam,
budaya maupun buatan sebagai daya saing dan daya banding perlu
ditingkatkan kualitasnya (terstandarisasi)
Tampilan seni budaya sebagai Daya Tarik Wisata di seluruh destinasi
pariwisata DIY kualitas dan kuantitasnya perlu segera ditingkatkan
Kesadaran wisata, penerapan/pemahaman Sapta Pesona dan
kesiapan seluruh stakeholder pariwisata serta masyarakat DIY belum
terealisasi
Sarana dan prasarana, Sumber Daya Manusia kepariwisataan DIY
serta pendukung/penunjangnya kuantitas dan kualitasnya masih
kurang/rendah
Kredibilitas dan image calon wisatawan/wisatawan luar daerah
maupun luar negeri terhadap kepariwisataan DIY masih cukup tinggi
Perkembangan media massa dan teknologi informasi yang pesat
sebagai sarana penunjang kepariwisataan di DIY.
Liberalisasi perdagangan pasar bebas dalam negeri dan pada
Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) tahun 2015 yang mengharuskan
kepariwisataan DIY punya daya saing tinggi dan berstandar
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 23
BAB IIIISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Agar pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata menjadi lebih efektif
dan efisien diperlukan pemahaman terhadap kondisi atau aspek-aspek yang
mempengaruhi keberhasilan nya tersebut. Kondisi/aspek yang dampaknya signifikan,
perlu dirumuskan menjadi isu strategis dan dikedepankan dalam perencanaan
pembangunan. Hal ini diperlukan dalam rangka mengantisipasi adanya kegagalan atau
kelemahan yang menimbulkan kerugian lebih besar serta pemanfaatan adanya peluang
secara optimal.
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas
Pariwisata DIY
Permasalahan pembangunan pada sektor pariwisata yang meliputi
Pengembangan Destinasi Pariwisata, Pengembangan Pemasaran Pariwisata, serta
Pengembangan Kapasitas sebagai berikut:
a. Permasalahan Pengembangan Destinasi Pariwisata:
1) Stagnasi pengembangan produk wisata/daya tarik wisata berbasis wisata
alam
2) Belum memadainya sebagian besar daya tarik wisata dan daya
dukungnya yang berkualitas/berstandar pelayanan prima
3) Rendahnya kualitas jaringan aksesibilitas dari titik simpul distribusi menuju
lokasi daya tarik wisata
4) Rendahnya kualitas, kuantitas sebaran fasilitas sarpras dan penunjang
pariwisata (fasilitas akomodasi, restoran/rumah makan, layanan informasi
dsb)
5) Rendahnya kualitas dan kuantitas fasilitas umum pendukung pariwisata
( parkir,toilet, pedestrian,dll)
6) Belum terwujudnya bandara internasional baru yang kapabelitasnya dapat
meningkatkan aksesbelitas dan services
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 24
7) Belum adanya pencitraan yang kuat dan mampu membuat destinasi DIY
lebih kompetitif di lingkungan regional maupun internasional
8) Rendahnya partisipasi stakeholders swasta baik dalam maupun luar
daerah DIY terhadap pembangunan dan pengembangan daya tarik wisata
padaDestinasi DIY.
b. Permasalahan Pengembangan Pemasaran Pariwisata:
1) Rendahnya akses pasar dan jaringan pemasaran dalam negeri maupun ke
luar negeri (masih banyak tergantung Jakarta dan Bali)
2) Rendahnya kapasitas bandara/penerbangan langsung ke/dari yogya dari
daerah di Indonesia maupun dari Negara asal pasar-pasar utama
3) Rendahnya kuantitas dan kualitas sistem pelayanan transpotasi publik
4) Rendahnya kuantitas dan kualitas produk promosi pemasaran pariwisata
ke luar daerah/luar negeri
5) Belum optimalnya promosi/pemasaran bersama yang terpadu bagi
seluruh stakeholder pariwisata DIY
6) Kurangnya kuantitas dan kualitas SDM pemasaran pariwisata yang
kapabel/ mumpuni baik pengetahuan, ketrampilan dan bahasa
7) Masih rendahnya pelaksanaan pemasaran/promosi pariwisata minat
khusus, thematik dan segmen tertentu
8) Belum maksimalnya pemanfaatan teknologi informasi sebagai media
promosi dan informasi dalam salah satu strategi dalam pemasaran
pariwisata DIY
c. Permasalahan Pengembangan Kemitraan
1) Belum memadainya profesionalitas/kualitas dan kuantitas SDM pengelola
Daya Tarik Wisata, pendukung dan penunjang kepariwisataan lainnya
2) Terbatasnya kelembagaan kepariwisataan yang terkelola dengan baik dan
berkelanjutan terutama yang berbasis komunitas/kemasyarakatan
3) Kurang intensifnya sinergitas/keterpaduan (kerjasama dan kemitraan)
antar stakeholder pariwisata DIY
4) Masih rendahnya kesadaran wisata dan penerapan sapta pesona oleh
stakeholder kepariwisataan, pihak terkait maupun masyarakat
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 25
5) Belum optimalnya kemitraan dunia pendidikan DIY dengan stakeholder
pariwisata DIY
6) Masih rendahnya hubungan kemitraan/ kerjasama pengembangan SDM
dan kelambagaan kepariwisataan DIY dengan luar daerah maupun dari
luar negeri
7) Masih rendahnya pelaksanaan/penerapan sertifikasi standarisasi kualitas
SDM maupun kelmbagaan kepariwisataan DIY.
d. Permasalahan Pengembangan Desa WisataDesa wisata/kampung wisata merupakan salah satu daya tarik wisata DIY
unggulan DIY dan semakin banyak diminati wisatawan, baik wisatawan
mancanegara maupun wisatawan nusantara. Dengan berbasis alam dan
budaya, jumlah desa wisata/kampung wisata dari tahun 2008 yang hanya ada
30 desa/kampung di DIY, semakin tumbuh berkembang dan sampai tahun
2014 meningkat menjadi 112 desa/kampung wisata dengan berbagai kriteria
Yaitu Maju/mandiri (30 desa/kampung), Berkembang (40 desa/kampung) dan
Perintisan (42 desa/kampung). Secara kuantitas perkembangan tersebut
sangat menggembirakan akan tetapi dilihat dari kualitas prosentasenya masih
rendah, dikarenakan masi ada berbagai permasalahan dalam pengembangan
desa wisata yaitu sebagai berikut :
1) Sebagian besar manajemen/pengelolaan daya tarik desa wisata masih
konvensional dan belum optimal
2) Kebutuhan aksesbilitas dan amenitas (fasilitas wisata lainnya) di desa/
kampung wisata masih belum tercukupi/terpenuhi
3) Kuantitas dan kualitas pemasaran (informasi & promosi) desa wisata masih
rendah baik langsung maupun melalui media massa
4) Pemahaman dan pelaksanaan sadar wisata dan sapta pesona sebagian
masyarakat desa wisata belum maksimal
5) Masih ada beberapa desa wisata belum terbentuk kelembagaan yang
terorganisasi dengan baik/profesional
6) Sebagian besar kualitas SDM/masyarakat (pengetahuan dan kemampuan
/kreatifitas ) dalam pengelolaan desa wisata masih rendah.
7) Minat berinvestasi dan CSR dari para stakeholder selain pemerintah untuk
berpartisipasi dalam pengembangan desa/kampung wisata masih rendah
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 26
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Pimpinan Daerah Terpilih
RPJPD Tahun 2005-2025 merupakan kaidah penuntun pembangunan daerah
yang memuat haluan dan arah kebijakan dalam perspektif 20 tahun ke depan guna
mengangkat derajat manusia seutuhnya seluruh lapisan masyarakat DIY, dengan
menempatkan dimensi budaya sebagai arus utama (mainstream) pembangunan.
Sejak kelahiran Yogyakarta, tujuan sejatinya sudah tersandang (intrinsic) sebagai
misi ‘istimewa’, yang terkandung dalam nilai-nilai filosofis ‘Hamêmayu-Hayuning
Bawânâ’.
Visi dari RPJPD 2005 – 2025 adalah sebagai berikut :
“Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2025 sebagai Pusat Pendidikan, Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan Masyarakat yang Maju, Mandiri dan Sejahtera”.
Misi RPJPD adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan pendidikan berkualitas, berdaya saing, dan akuntabel yang didukung
oleh sumberdaya pendidikan yang handal.
2. Mewujudkan budaya adiluhung yang didukung dengan konsep, pengetahuan
budaya, pelestarian dan pengembangan hasil budaya, serta nilai-nilai budaya
secara berkesinambungan.
3. Mewujudkan kepariwisataan yang kreatif dan inovatif.
4. Mewujudkan sosiokultural dan sosioekonomi yang inovatif, berbasis pada kearifan
budaya lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan, kemandirian, dan
kesejahteraan rakyat.
RPJMD tahun 2012-2017 berada pada transisi tahapan lima tahun kedua
(2010-2014) dan ketiga (2015-2019) dalam tata waktu RPJPD DIY. Penekanan pada
lima tahun kedua adalah pada pembangunan fasilitas-fasilitas pendukung utama
keunggulan daerah yang memiliki daya dukung berantai positif (backward effect and
forward effect) untuk mendorong kemajuan daerah dan melanjutkan pembangunan
kompetensi kepariwisataan yang berdaya saing dan banding tinggal. Lima tahun
ketiga mempunyai penekanan pada pendayagunaan kapasitas produk unggulan
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 27
pariwista daerah melalui peningkatan fasilitas utama pendukung keunggulan produk
wisata daerah untuk meningkatkan akselerasi usaha ekonomi daerah DIY.
TARGET SASARAN POKOK RPJPD (Periode RPJMD Tahun 2012-2017) :
1. Membangun perekonomian masyarakat melalui peningkatan dari sektor
pariwisata dan sektor pendukung, dengan prioritas tahapan pada: Peningkatan
iklim usaha kepariwisataan dan pendukungnya serta Pengembangan usaha
pariwisata.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk industri kerajinan pendukung
kegiatan pariwisata seiring dengan adanya peningkatan modal terhadap UKM,
dengan prioritas tahapan pada: Peningkatan industri kerajinan pendukung
pariwisata dan fasilitasi permodalan bagi UKM.
3. Meningkatkan promosi pariwisata baik di dalam negeri maupun di luar negeri
dengan titik berat pada: Pengembangan pemasaran/promosi terpadu antara
pelaku usaha industri pariwisata, perdagangan, investasi dan kebudayaan.
Visi, Misi dan Program Gubernur DIY Tahun 2012-2017 yang disampaikan
dalam Sidang Paripurna DPRD DIY pada tanggal 21 September 2012 dengan tema
“Yogyakarta Menyongsong Peradaban Baru” merupakan ide dasar dan pedoman
dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012-
2017. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam membangun peradaban barunya yang
unggul dengan strategi budaya: membalik paradigma ‘among tani’ menjadi ‘dagang
layar’, dari pembangunan berbasis daratan ke kemaritiman, dengan menggali,
mengkaji dan menguji serta mengembangkan keunggulan lokal (local genius).
Konsekuensinya, Laut Selatan bukan lagi ditempatkan sebagai halaman belakang,
tetapi justru dijadikan halaman depan.
Perubahan paradigmatis ini paralel, bahkan terdukung oleh kebijakan ekonomi
nasional dengan ditempatkannya wilayah Kulon Progo dalam program MP3EI
(Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Eknomi Indonesia).
Pembangunan di wilayah Kulon Progo meliputi Pelabuhan Perikanan Tanjung
Adikarta, Bandara Internasional, Kawasan Industri, Kawasan Agropolitan dan
Minapolitan, Kawasan Wisata Maritim, serta Kawasan Industri Baja yang mengandung
deposit vanadium, yang di dunia hanya ditemukan di Kulonprogo dan Meksiko. Selain
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 28
itu, juga direncanakan pembangunan Pelabuhan Samudera untuk memfasilitasi
transportasi ekspor produk-produk hasil industri.
Secara konseptual, strategi pembangunan yang meletakkan wilayah Pantura
sebagai pusat pertumbuhan (growth pole), asas pemerataannya sudah sulit dipenuhi.
Akibatnya, terjadi marginalisasi di luar growth-pole, di Jawa bagian Selatan. Makin
padatnya transportasi di jalur utara membawa implikasi melemahnya carrying capacity
Pantura sebagai growth-pole. Konsekuensinya, perlu melakukan kaji ulang terhadap
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) secara komprehensif, menyeluruh dan
lengkap, dengan menempatkan Jawa bagian Selatan sebagai lokasi penyebaran
pertumbuhan.Maka, mengalihkan pusat pertumbuhan ekonomi dari wilayah Pantura
ke Pantai Selatan (Pansel) dengan berkembangnya klaster-klaster industri kecil dan
agribisnis di pedesaan, serta industri kelautan, perikanan dan pariwisata maritim di
wilayah pesisir, yang didukung oleh infrastruktur jalan selatan-selatan, menjadi pilihan
strategis yang harus diwujudkan.
Bertolak dari pemahaman di atas, berpedoman pada Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) DIY dan perkembangan lingkungan strategis, maka
perlu diwujudkan suatu kondisi dinamis masyarakat yang maju namun tetap
menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang adiluhung, sehingga dirumuskan Visi
Pembangunan DIY yang akan dicapai selama lima tahun mendatang sebagai berikut:
Visi Pembangunan DIY 2012– 2017:
“Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru”
Daerah Istimewa Yogyakarta yang lebih berkarakter dimaknai sebagai kondisi
masyarakat yang lebih memiliki kualitas moral yang positif, memanusiakan manusia
sehingga mampu membangun kehidupan yang bermanfaat bagi dirinya dan bagi
orang lain. Pengertian lebih berkarakter sebenarnya berkorelasi secara langsung
maupun tidak langsung dengan berbudaya, karena kararkter akan terbentuk melalui
budaya.
Daerah Istimewa Yogyakarta yang berbudaya dimaknai sebagai kondisi
dimana budaya lokal mampu menyerap unsur-unsur budaya asing, serta mampu
memperkokoh budaya lokal,kemudian juga mampu menambah daya tahan serta
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 29
mengembangkan identitas budaya masyarakat setempat dengan kearifan lokal (local
wisdom) dan keunggulan lokal (local genius).Berbudaya juga dimaknai sebagai upaya
pemberadaban melalui proses inkulturasi dan akulturasi. Inkulturasi adalah proses
internalisasi nilai-nilai tradisi dan upaya keras mengenal budaya sendiri, agar berakar
kuat pada setiap pribadi, agar terakumulasi terbentuk menjadi ketahanan budaya
masyarakat. Sedangkan akulturasi adalah proses sintesa budaya lokal dengan budaya
luar, karena sifat lenturnya budaya lokal, sehingga secara selektif menyerap unsur-
unsur budaya luar yang memberi nilai tambah/memperkaya khasanah budaya lokal.
Daerah Istimewa Yogyakarta yang maju dimaknai sebagai peningkatan
kualitas kehidupan masyarakat secara lebih merata. Peningkatan kualitas kehidupan
adalah kondisi dimana terjadi peningkatan mutu kehidupan masyarakat dari berbagai
aspek atau ukuran dibanding daerah lain. Lebih merata dimaknai sebagai menurunnya
ketimpangan antar penduduk dan menurunnya ketimpangan antar wilayah.
Tingkat kemajuan masyarakat dinilai berdasarkan berbagai ukuran. Ditinjau
dari indikator sosial, tingkat kemajuan diukur dari kualitas sumber daya manusianya.
Masyarakat dikatakan makin maju apabila sumber daya manusianya memiliki
kepribadian, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan yang tinggi.
Kemajuan masyarakat juga diukur berdasarkan indikator kependudukan, ada
kaitan yang erat antara kemajuan masyarakat dengan laju pertumbuhan penduduk,
termasuk derajat kesehatan. Daerah yang sudah maju ditandai dengan laju
pertumbuhan penduduk yang lebih kecil; angka harapan hidup yang lebih tinggi; dan
kualitas pelayanan sosial yang lebih baik. Secara keseluruhan kualitas sumber daya
manusia yang makin baik akan tercermin dalam produktivitas yang makin tinggi.
Ditinjau dari tingkat perkembangan ekonomi, kemajuan masyarakat diukur dari
tingkat kemakmurannya yang tercermin pada tingkat pendapatan dan pembagiannya.
Tingginya pendapatan rata-rata dan ratanya pembagian ekonomi masyarakat
menjadikan daerah tersebut lebih makmur dan lebih maju. Daerah yang maju pada
umumnya adalah daerah yang sektor industri dan sektor jasanya telah berkembang.
Peran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju pertumbuhan makin
meningkat, baik dalam segi penghasilan, sumbangan dalam penciptaan pendapatan
nasional maupun dalam penyerapan tenaga kerja. Selain itu, dalam proses produksi
berkembang keterpaduan antarsektor, terutama sektor industri, sektor pertanian, dan
sektor-sektor jasa; serta pemanfaatan sumber alam yang bukan hanya ada pada
pemanfaatan ruang daratan, tetapi juga ditransformasikan kepada pemanfaatan ruang
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 30
kelautan secara rasional, efisien, dan berwawasan lingkungan, mengingat Indonesia
sebagai negara kepulauan yang berciri nusantara. Lembaga dan pranata ekonomi
telah tersusun, tertata, dan berfungsi dengan baik, sehingga mendukung
perekonomian yang efisien dengan produktivitas yang tinggi. Daerah yang maju
umumnya adalah daerah yang perekonomiannya stabil. Gejolak yang berasal dari
dalam maupun luar negeri dapat diredam oleh ketahanan ekonominya.
Selain memiliki berbagai indikator sosial ekonomi yang lebih baik, masyarakat
yang maju juga telah memiliki sistem dan kelembagaan politik, termasuk hukum yang
mantap. Lembaga politik dan kemasyarakatan telah berfungsi berdasarkan aturan
dasar, yaitu konstitusi yang ditetapkan oleh rakyatnya. Daerah yang maju juga ditandai
oleh adanya peran serta rakyat secara nyata dan efektif dalam segala aspek
kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik, maupun pertahanan dan keamanan. Dalam
aspek politik, sejarah menunjukkan adanya keterkaitan erat antara kemajuan
masyarakat dan sistem politik yang dianutnya. Bangsa yang maju pada umumnya
menganut sistem demokrasi, yang sesuai dengan budaya dan latar belakang
sejarahnya. Bangsa yang maju adalah bangsa yang hak-hak warganya, keamanan,
dan ketenteraman terjamin dalam kehidupannya. Selain unsur-unsur tersebut, bangsa
yang maju juga harus didukung dengan infrastruktur yang maju.
Daerah Istimewa Yogyakarta yang maju dimaknai sebagai masyarakat yang
makmur secara ekonomi sehingga perlu dikembangkan pembangunan bidang
perekonomian baik yang menyangkut industri, perdagangan, pertanian, dan sektor
jasa lainnya yang ditopang dengan pembangunan sarana prasarana dengan
mengedepankan semangat kerakyatan dan bukan kapitalisme. Daerah Istimewa
Yogyakarta yang maju adalah juga masyarakat yang tingkat pengetahuan dan kearifan
tinggi yang ditandai dengan tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi pendidikan
penduduknya serta jumlah dan kualitas tenaga ahli dan tenaga professional yang
dihasilkan oleh sistem pendidikan yang tinggi. Daerah Istimewa Yogyakarta yang maju
juga merupakan masyarakat yang derajat kesehatannya tinggi, laju pertumbuhan
penduduk kecil, angka harapan hidup tinggi dan kualitas pelayanan sosial baik. Di
samping itu, Daerah Istimewa Yogyakarta yang maju adalah masyarakat yang
memiliki sistem dan kelembagaan politik dan hukum yang mantap, terjamin hak-
haknya, terjamin keamanan dan ketenteramannya, juga merupakan masyarakat yang
peran sertanya dalam pembangunan di segala bidang nyata dan efektif. Selain hal-hal
telah disebutkan diatas, Daerah Istimewa Yogyakarta yang maju adalah masyarakat
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 31
kehidupannya didukung oleh infrastruktur yang baik, lengkap dan memadai. Daerah
Istimewa Yogyakarta yang Maju juga dimaknai sebagai masyarakat sejahtera secara
ekonomis, karena pembangunan perekonomiannya berbasis pada ilmu pengetahuan.
Konsekuensinya lembaga perguruan tinggi harus menjadi pusat keunggulan --center
of excelence-- yang sekaligus memiliki tiga predikat, sebagai teaching, research and
entrepreneurial university.
Kemandirian dan kemajuan masyarakat tidak hanya dicerminkan oleh
perkembangan ekonomi semata, tetapi mencakup aspek yang lebih luas. Kemandirian
dan kemajuan juga tercermin dalam keseluruhan aspek kehidupan, dalam
kelembagaan, pranata-pranata, dan nilai-nilai yang mendasari kehidupan budaya,
politik dan sosial.
Daerah Istimewa Yogyakarta yang mandiri adalah kondisi masyarakat yang
mampu memenuhi kebutuhannya(self-help), mampu mengambil keputusan dan
tindakan dalam penanganan masalahnya, mampu merespon dan berkontribusi
terhadap upaya pembangunan dan tantangan zaman secara otonom dengan
mengandalkan potensi dan sumberdaya yang dimiliki. Masyarakat sudah tidak
bergantung sepenuhnya kepada pemerintah daerah dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan dan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan.
Masyarakat Mandiri juga ditandai dengan civil society yang kuat, agar mampu
sebagai jembatan antara rakyat dengan negara. Civil society yang mampu mencegah
otoritas negara tidak memasuki domain society secara berlebihan, dan yang mampu
menjalankan peran sebagai suplemen dan komplemen dari negara.
Kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta yang sejahtera dimaknai sebagai kondisi
masyarakat yang relatif terpenuhi kebutuhan hidupnya baik spiritual maupun material
secara layak dan berkeadilan sesuai dengan perannya dalam kehidupan.
Menyongsong Peradaban Baru dimaknai sebagai awal dimulainya
harmonisasi hubungan dan tata laku antar-sesama rakyat, antara warga masyarakat
dengan lingkungannya, dan antara insan dengan Tuhan Yang Maha Pencipta, serta
kebangkitan kembali kebudayaan yang maju, tinggi dan halus, serta adiluhung.
Misi Pembangunan Daerah 2012 – 2017
1. Membangun peradaban yang berbasis nilai-nilai kemanusiaan;
2. Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan,
inovatif dan kreatif;
3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik;
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 32
4. Memantapkan prasarana dan sarana daerah.
Misi membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan, dimaknai
sebagai misi yang diemban untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
mengembangkan pendidikan yang berkarakter yang didukung dengan pengetahuan
budaya, pelestarian dan pengembangan hasil budaya, serta nilai-nilai budaya. Misi ini
juga mengemban upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menjunjung tinggi nilai-nilai budaya
untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Misi ini juga dimaknai
sebagai upaya mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
yang bermartabat, meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Misi ini juga dimaknai sebagai upaya
mendorong peningkatan derajat kesejahteraan seluruh masyarakat DIY.
Misi menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat
kerakyatan, inovatif dan kreatif, dimaknai sebagai misi yang diemban untuk
meningkatan daya saing pariwisata guna memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang
berkualitas dan berkeadilan. Misi ini juga mengemban upaya untuk meningkatkan
produktivitas rakyat agar rakyat lebih menjadi subyek dan aset aktif pembangunan
daerah dan mampumenciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merata,
mengurangi tingkat kemiskinan, mengurangi ketimpangan pendapatan dan tingkat
pengangguran, serta membangkitkan daya saing agar makin kompetitif.
Misi meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, dimaknai sebagai misi
yang diemban untuk mendorong pemerintah daerah ke arah katalisator dan mampu
mengelola pemerintahan secara efisien, efektif, mampu menggerakkan dan
mendorong dunia usaha dan masyarakat lebih mandiri. Misi ini juga mengemban
upaya untuk menyelenggarakan pemerintahan yang bertanggung jawab, efektif, dan
efisien. Misi ini juga dimaknai sebagai upaya menjaga sinergitas interaksi yang
konstruktif di antara domain negara, sektor swasta, dan masyarakat, meningkatkan
efektivitas layanan birokrasi yang responsif, transparan, dan akuntabel, serta
meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik.
Misi memantapkan prasarana dan sarana daerah, dimaknai sebagai misi
yang diemban dalam upaya meningkatkan pelayanan publik dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan dan kesesuaian Tata Ruang. Misi ini juga mengemban upaya
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 33
dalam menyediakan layanan publik yang berkualitas yang sesuai dengan tata ruang,
serta daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Hubungan Visi dan Misi Jangka Panjang Daerah dengan Visi dan Misi Jangka Menengah Daerah
Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah tidak terlepas dari
Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang. Visi Jangka Menengah adalah
bentuk dari sebuah visi antara menuju visi jangka panjang. Misi yang dibawa/diemban
dalam jangka menengah adalah misi antara yang mendukung misi jangka panjang.
Misi pertama (Mewujudkan pendidikan berkualitas, berdaya saing, dan akuntabel yang
didukung oleh sumberdaya pendidikan yang handal) dan Misi kedua (Mewujudkan
budaya adiluhung yang didukung dengan konsep, pengetahuan budaya, pelestarian
budaya dan pengembangan hasil budaya, serta nilai-nilai budaya secara
berkesinambungan) dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah akan
ditampung, dipertajam dan difokuskan pada Misi pertama Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah. Misi ketiga (Mewujudkan kepariwisataan yang kreatif dan
inovatif) dan Misi keempat (Mewujudkan sosiokultural dan sosioekonomi yang inovatif,
berbasis pada kearifan budaya lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan,
kemandirian, dan kesejahteraan rakyat) dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah akan ditampung, dipertajam dan difokuskan pada Misi kedua
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Sedangkan Misi ketiga dan
keempat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah diharapkan mampu
mendukung dan menjadi katalisator Misi pertama dan kedua Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah.
Pergeseran paradigma pembangunan dari “among tani” menuju ke “dagang
layar” adalah sebuah cita-cita jangka panjang (ultimate goal) yang yang perlu dirintis
menjadi sebuah milestone dalam jangka menengah. Konsep among tani didasari atas
konsep perdagangan dan ekonomi klasik di DIY yang berkembang selama ini melalui
semangat bertahan dengan basis dominasi pengembangan pertanian. Adapun
semangat paradigma dagang layar merupakan konsep kemajuan kesejahteraan
masyarakat berbasis perdagangan menuju perdagangan internasional dengan
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 34
strategi mutakhir, berakar kuat pada kearifan lokal, tetapi unggul dan mampu
menandingi perdagangan bebas era global. Strategi mutakhir ini adalah penerapan
“Ekonomy Supply-Chain” dengan harapan petani dan nelayan bisa bersatu padu, saling
menolong mengatasi kelemahan, bekerjasama mencapai keunggulan. Untuk itu, petani
dan nelayan sangat memerlukan kemudahan untuk mencapai pasar secara efisien
dengan membangun jaringan yang sangat efektif dalam menyalurkan produk menuju
pasar global maupun dunia ekspor.
Untuk itu kawasan Pulau Jawa bagian selatan ini perlu dibangun jejaring aliran
produk efisien yang berpotongan pada simpul-simpul sentra perdagangan. Dalam
menyalurkan produk ke pasar global, Yogyakarta akan memiliki peran penting sebagai
pusat (hub) mobilitas orang yang menyalurkan produk dari kawasan ekonomi yang
terbentang dari Pacitan hingga Cilacap. Implikasinya, wilayah DIY menjadi pusat
perdagangan pengumpul produk, sekaligus sebagai “Hubungan Perdagangan”
produk-produk di bagian selatan Pulau Jawa. Selain itu budaya maritim dilestarikan
dengan meningkatkan produk laut Samudera Hindia, menumbuh kembangkan
pelabuhan dalam rangka menuju Pusat Perdagangan Jalur Pantai Selatan Jawa.
Melalui paradigma among tani dagang layar tersebut, perekonomian daerah
mampu tumbuh secara merata, berkualitas, dan berkeadilan. Artinya, paradigma
tersebut sangat mendukung pencapaian kesejahteraan masyarakat yang selaras
dengan harapan Misi ke-2 RPJMD DIY, sekaligus sebagai penajaman dari Misi ke-3
dan Misi ke-4 dari RPJPD DIY. Dalam Misi ke-2, Pembangunan DIY memang
diarahkan untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor yang mendukung
pertumbuhan ekonomi berbasiskan sektor pariwisata yang berdaya saing tinggi,
namun tetap berusaha memberdayakan sektor yang tidak langsung berkaitan dengan
pariwisata seperti pertanian/perkebunan/ kehutanan, perikanan/kelautan dsb. untuk
mencapai peningkatan dan penguatan ekonomi masyarakat Yogyakarta.
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota
3.3.1. Renstra Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI 2010 – 2014
Visi :“Terwujudnya bangsa Indonesia yang mampu memperkuat jati diri dan karakter bangsa serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat”
Misi :
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 35
1. Melestarikan nilai, keragaman dan kekayaan budaya dalam rangka
memperkuat jati diri dan karakter bangsa.
2. Mengembangkan industri pariwisata berdaya saing, destinasi yang
Berkelanjutan dan menerapkan pemasaran yang bertanggung jawab
(responsible marketing).
3. Mengembangkan sumberdaya kebudayaan dan pariwisata.
4. Menciptakan tata pemerintahan yang responsif, transparan dan
akuntabel
Tujuan :1. Meningkatkan kesadaran, apresiasi , kreativitasdan pemahaman
masyarakat terhadap nilai dan keragaman Budaya.
2. Meningkatkan kualitas perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan
warisan budaya.
3. Mengembangkan kepariwisataanyangmampumemberikan kontribusi
yang signifikan terhadap Perekonomian nasional dan kesejahteraan
masyarakat
4. Meningkatkan kapasitas sumberdaya pembangunan kebudayaan dan
pariwisata
5. Mewujudkan pengelolaan tugas dan fungsi Kementerian kebudayaan
dan kepariwisataan yang bersih dan berwibawa.
Sasaran Strategis :1. Meningkatnya iIternalisasi nilai-nilai budaya
2. Meningkatnya kreativitas dan produktivitas para pelaku budaya
3. Meningkatnya bantuan fasilitasi sarana seni budaya
4. Terwujudnya penetapan dan pengelolaan terpadu cagar budaya
5. Terwujudnya revitalisasi museum
6. Meningkatnya pengeluaran dan lama tinggal wisatawan
7. Terwujudnya destinasi pariwisata yang berdaya saing internasional
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 36
8. Terwujudnya kapasitas pengelolaan destinasi pariwisata
9. Terwujudnya diversifikasi destinasi pariwisata
10. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia
dan pergerakan wisatawan Nusantara
11. Mendukung peningkatan kontribusi pariwisata bagi perekonomian
nasional terhadap PDB, lapangan kerja, dan investasi
12. Meningkatnya kapasitas SDM aparatur/industri /masyarakat bidang
kebudayaan dan pariwisatayang Berdaya saing internasional
13. Meningkatnya kapasitas nasional untukpenelitian dan pengembangan di
bidang kebudayaan dan pariwisata yang mudah diakses dan digunakan
oleh masyarkat luas
14. Meningkatnya kualitasmanajemen dan pelayanan publik di bidang
kebudayaan dan pariwisata
15. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitaskinerja di lingkungan
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
Hasil telaahan Renstra Dinas Pariwisata DIY dengan Restra Kemenparekraf RI maupun Renstra Kab./Kota di DIY adalah :
a. Renstra Kemenparekraf RI merupakan refleksi PP No. 50 Tahun 2011
tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional yang
berdasarkan UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang
implementasi program aksinya berwujud kegiatan-kegiatan berskala
internasional dan nasional di pusat maupun daerah.
b. Renstra Kemenparekraf RI secara tidak langsung merupakan inspirasi
dan referensi pembentukan Renstra Dinas Pariwisata DIY; secara
langsung merupakan refleksi dari Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) DIY tahun 2012-2025. untuk
mengimplementasikan program aksi dalam bentuk kegiatan yang
berskala internasional, nasional maupun local, Dinas Pariwisata DIY
selalu bersinegi dengan Kemenparekraf RI baik.
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 37
c. Jadi keberadaan Renstra Dinas Pariwisata DIY senergi dengan
Renstra Kemenparekraf RI dimana dokumen perencanaan keduanya
saling melengkapi dan tidak bertentangan satu sama lainnya.
3.3.2. Telaahan Renstra Kabupaten/Kota
a. Renstra Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta
Visi :
“Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata berbasis
budaya yang bertumpu pada kekuatan dan keunggulan budaya lokal
dan dapat menjadi lokomotif pembangunan Kota Yogyakarta secara
menyeluruh “.
Misi :
1. Mengoptimalkan potensi serta daya tarik pariwisata dan budaya
sebagai keunggulan kepariwisataan Yogyakarta.
2. Menggali, melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan
keragaman budaya lokal baik yang bersifat tangible maupun
intangible sebagai daya tarik kunjungan wisatawan.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik di lingkungan
SKPD maupun di masyarakat dan stakeholders kebudayaan dan
pariwisata serta meningkatkan dan mengembangkan pelayanan
kebudayaan dan pariwisata yang berkualitas.
4. Meningkatkan koordinasi internal maupun antar mitra serta
memperluas jaringan ( network ) kebudayaan dan pariwisata di
tingkat lokal dan nasional.
b. Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman
Visi :
“Terwujudnya masyarakat Sleman yang sejahtera maju dan dinamis
melalui pelestarian, pengembangan kebudayaan dan pengelolaan
pariwisata berkelanjutan yang berwawasan lingkungan pada tahun
2015 ”
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 38
Misi :
1. Meningkatkan tata kelola urusan kebudayaan dan pariwisata yang
baik melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia.
2. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah dengan
bertumpu pada kekuatan lokal yang bernilai luhur untuk memperkuat
jati diri dan kepribadian masyarakat
3. Mengelola kepariwisataan secara terpadu untuk mewujudkan
pariwisata yang berwawasan lingkungan dan berdaya saing global.
4. Mendorong partisipasi seluruh lapisan masyarakat dalam
pembangunan kebudayaan dan pariwisata
Tujuan :
1. Meningkatnya kapasitas SDM .
2. Meningkatnya ketahanan masyarakat terhadap pengaruh budaya
luar dengan kearifan lokal
3. Meningkatkan pelestarian seni budaya dan pengelolaan lingkungan benda cagar budaya
4. Meningkatkan kualitas seni dan budaya
5. Meningkatkan pemasaran dan kerjasama pariwisata
6. Meningkatnya kunjungan wisatawan ke Sleman
7. Meningkatkan daya tarik dan daya saing obyek wisata
8. Meningkatkan peran serta masyarakat dan pelaku usaha pariwisata
Sasaran:
1. Meningkatnya kualitas SDM
2. Meningkatnya kemampuan pengelolaan keuangan daerah
3. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam melestarikan budaya lokal
4. Meningkatnya kualitas seni budaya dan pelestarian lingkungan
benda cagar budaya
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 39
5. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengembangan seni
dan budaya
6. Meningkatnya kunjungan wisatawan ke Sleman
7. Meningkatnya kualitas prasarana dan sarana obyek wisata
8. Meningkatnya kualitas kelembagaan usaha pariwisata
c. Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul
Visi :
“Lestari dan berkembangnya kebudayaan dan pariwisata yang
memberdayakan dan mensejahterakan rakyat”
Misi :
1. Menggali, melestarikan, dan mengembangkan kebudayaan daerah
untuk memperkuat jati diri dan kepribadian masyarakat
2. Melestarikan dan mengembangkan pariwisata yang berbasis pada
budaya, alam, dan minat khusus yang berwawasan lingkungan,
berkelanjutan dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.
3. Meningkatkan profesionalisme pelayanan kebudayaan dan
pariwisata melalui peningkatan kualitas kelembagaan, manajemen,
dan sumber daya manusia
4. Mengembangkan pemasaran pariwisata yang sinergis, unggul dan
bertanggungjawab untuk meningkatkan kunjungan wisata.
Tujuan :1. Mewujudkan pelestarian dan pengembangan aset potensi seni
budaya dan sejarah purbakala yang memberikan penguatan pada
ketahanan budaya masyarakat dan pengembangan pariwisata
daerah.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata yang
mampu menarik dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan,
PAD dan kesejahteraan masyarakat.
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 40
3. Mengembangkan kapabilitas lembaga kebudayaan dan
kepariwisataan dalam mendukung pembangunan daerah.
4. Meningkatkan peran dan sinergi kemitraan antar pelaku pariwisata
yang mampu menggerakkan perekonomian daerah melalui
pengembangan investasi, kerjasama usaha dan perluasan lapangan
kerja.
5. Mewujudkan produk pariwisata daerah yang dikenal secara luas
melalui media pemasaran secara efektif dan efisien
Sasaran :1. Terwujudnya pelestarian dan pengembangan aset serta potensi seni
budaya, sejarah purbakala yang memberikan penguatan ketahanan
budaya masyarakat dan pengembangan pariwisata daerah.
2. Terciptanya peningkatan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata
yang mampu manarik dan meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan, PAD dan kesejahteraan masyarakat.
3. Terciptanya pengembangan kapabilitas lembaga kebudayaan dan
kepariwisataan dalam rangka percepatan pembangunan daerah
4. Terciptanya peningkatan peran dan sinergi kemitraan antar pelaku
pariwisata dan menggerakkan perekonomian melalui pengembangan
investasi, kerjasama usaha dan perluasan lapangan kerja.
5. Terkomunikasikannya produk pariwisata daerah melalui media
pemasaran secara efektif dan efisien
d. Renstra Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kulonprogo
Visi :“Kabupaten Kulon Progo sebagai daerah tujuan wisata yang berbasis
budaya serta generasi muda yang berprestasi dan mandiri “
Misi :
1. Melestarikan dan mengembangkan kebudayan daerah.
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 41
2. Mengembangkan destinasi pariwisata.
3. Mengembangkan pemasaran pariwisata.
4. Mengembangkan kemitraan.
5. Mengembangkan peran serta generasi muda dalam pembangunan.
6. Mengembangkan prestasi olah raga.Tujuan: a. Meningkatnya kinerja dinas yang efisien, efektif dan profesional,
mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik.
b. Meningkatnya pengembangan nilai, pengelolaan kekayaan dan
keragaman budaya daerah.
c. Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana prasarana, obyek dan
daya tarik wisata.
d. Meningkatnya partisipasi masyarakat dan usaha kepariwisataan.
e. Meningkatnya pasar wisata.
f. Meningkatnya peran serta pemuda dalam pembangunan.
g. Meningkatnya prestasi olah raga.
Sasaran :a. Terwujudnya pelayanan administrasi perkantoran
b. Terwujudnya peningkatan sarana prasarana aparatur
c. Terwujudnya peningkatan disiplin aparatur
d. Terwujudnya peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
e. Terwujudnya pelaporan capaian kinerja dan keuangan
f. Terwujudnya penyusunan dokumen perencanaan SKPD
g. Terwujudnya pengembangan nilai budaya
h. Terwujudnya pengelolaan kekayaan budaya
i. Terwujudnya pengelolaan keragaman budaya
j. Terwujudnya pengembangan destinasi wisata
k. Terwujudnya pengembangan kemitraan
l. Terwujudnya peningkatan pemasaran wisata
m. Terwujudnya pengembangan keserasian kebijakan pemuda
n. Terwujudnya peningkatan peran serta kepemudaan.
o. Terwujudnya peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan
kecakapan hidup pemuda.
p. Terwujudnya upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba
q. Terwujudnya pengembangan kebijakan dan manajemen olah raga
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 42
r. Terwujudnya pembinaan dan pemasyarakatan olah raga
s. Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana olah raga.
e. Renstra Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunung Kidul
Visi :” Terwujudnya Gunungkidul sebagai Destinasi Pariwisata berbasis
alam didukung budaya yang berkelanjutan, berdaya saing
menujumasyarakat maju, mandiri dan sejahtera”
Misi :1. Mengembangkan Industri Pariwisata yang berdaya saing, kredibel,
menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan alam dan sosial budaya;
2. Mewujudkan Destinasi Pariwisata berbasis alam didukung budaya
yang aman, nyaman, menarik,mudah dicapai, berwawasan
lingkungan, meningkatkan pendapatan daerah, dan masyarakat;
3. Mengembangkan Pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan
bertanggung jawab untuk meningkatkan kunjungan wisatawan
nusantara dan mancanegara; dan
4. Mengembangkan organisasi Pemerintah Daerah, swasta dan
masyarakat, sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme
operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong
terwujudnya pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan.
Tujuan :
1. Mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu menggerakkan
perekonomian daerah;
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata;
3. Mengkomunikasikan Destinasi Pariwisata Daerah dengan
menggunakan media pemasaran secara efektif, efisien, dan
bertanggung jawab; dan
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 43
4. Mengembangkan Kelembagaaan Kepariwisataan dan tata kelola
pariwisata yang mampu mensinergikan Industri Pariwisata,
Pembangunan Destinasi Pariwisata dan Pemasaran Pariwisata
secara profesional, efektif , dan efisien.
Hasil Telaah Renstra Kabupaten/Kota
Dengan mencermati Renstra Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota dengan
Renstra Dinas Pariwisata DIY yang merupakan perwujudan dari generalisasi
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) DIY tahun
2012-2015 maupun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah DIY tahun
2012-2017 dapat disimpulkan bahwa Rencana Strategis Kab./Kota sebagian besar
sudah mencerminkan sinergitas/keterpaduan dan keselarasan dalam pembangunan
dan pengembangan kepariwisataan berbasis kawasan di wilayah DIY. Hanya saja
bahwa ada hal-hal sebagian kewenangan dan urusan baik di tingkat DIY maupun di
kabupaten/Kota yang berbeda fokus/ skala prioritasnya akan tetapi semua tidak
bertolak belakang dan berorientasi untuk mewujudkan visi besar kepariwisataan DIY
yaitu menjadikan Yogyakarta sebagai Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia
Tenggara. Contoh implementasi sinergitas DIY dengan Kabupaten/Kota tercermin
dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi menuju keberhasilan setiap
program/kegiatan jangka pendek/menengah/panjang sehingga terwujudnya
harmonisasi pencapaian hasil akhir yaitu terwujudnya visi besar pada tahun 2025.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Kebijakan pengembangan kawasan strategis DIY didasarkan pada Perda
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata
Ruang Provinsi DIY Tahun 2009 – 2029. Pada Pasal 7 Perda Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor: 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Provinsi
DIY Tahun 2009 – 2029 ditetapkan kawasan strategis DIY, diantaranya Kawasan
Strategis Pertumbuhan Ekonomi. Kawasan strategis Pertumbuhan Ekonomi yang
terkait dengan pengembangan Kawasan peruntukan Pariwisata ditetapkan dalam
RTRW DIY No. 2 Tahun 2010 Pasal 64 – 66
Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS adalah
rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 44
bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan suatu wilayah, kebijakan, rencana, dan program. Hasil KLHS
menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dalam
suatu wilayah. Dengan mempertimbangkan fungsi KLHS tersebut maka analisis
terhadap dokumen hasil KLHS ditujukan untuk mengidentifikasi apakah ada
program dan kegiatan pelayanan SKPD provinsi dan kabupaten/kota yang
berimplikasi negatif terhadap lingkungan hidup. Jika ada program dan kegiatan
pelayanan SKPD provinsi dan kabupaten/kota yang berimplikasi negatif terhadap
lingkungan hidup, maka program dan kegiatan tersebut perlu direvisi agar sesuai
dengan rekomendasi KLHS.
Sampai saat ini kajian dampak lingkungan terhadap pengembangan sektor
pariwisata belum sepenuhnya dilakukan karena pelaku sector pariwisata di DIY pada
umumnya masih merupakan industri kecil yang dampak pencemarannya juga relatif
kecil. Namun demikian untuk industri yang skalanya cukup besar seperti sector
akomodasi / perhotelan dan usaha restauran telah dilakukan kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS) agar pembangunan kepariwisataan berbasis kepedulian
terhadap lingkungan dan berkelanjutran.
3.5. Isu-isu Strategis
Pengembangan Destinasi Pariwisata:
Masih rendahnya Length Of Stay.
Distribusi wisatawan yang belum merata (waktu kunjungan dan obyek kunjungan) di kabupaten/kota.
Ketergantungan terhadap destinasi/hub lain (Bali dan Jakarta) yang masih cukup tinggi.
Masih rendahnya peran serta masyarakat Sadar Wisata dan internalisasi Sapta Pesona.
Kualitas Pelayanan Wisata yang belum standar.
Keterbatasan investasi dibidang pariwisata dalam pengembangan Daya Tarik Wisata (DTW ) baru yang berskala besar.
Daya dukung destinasi terbatas, pada saat “Peak Season”.
Daya Saing destinasi / provinsi lain tumbuh dengan cepat
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 45
Pengembangan Pemasaran Pariwisata:
Kurang terintegrasi dan sinerginya pemasaran yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta.
Pemasaran dan promosi pariwisata yang belum efektif dan efisien.
Terbatasnya basis data dan belum optimalnya Sistem Informasi Pemasaran Pariwisata.
Belum terbentuknya Badan Pengembangan Promosi Daerah Istimewa
Pengembangan Kelembagaan dan SDM Pariwisata:
Kurangnya SDM Pariwisata Profesional yang sudah tersertifikasi
Koordinasi/sinergi antar kelembagaan kepariwisataan maupun lintas sektor yang belum efektif.
Belum optimalnya peran serta asosiasi / kelembagaan pariwisata dalam mendukung pengembangan kepariwisataan daerah.
Belum optimalnya kualitas pelayanan masyarakat di desa wisata terhadap wisatawan
Pengembangan Industri/kemitraan Pariwisata:
Kurangnya kemitraan antar usaha pariwisata, sehingga tidak tercipta rantai nilai (Value Chain) produk wisata yang dihasilkan
Belum terstandardisasinya kualitas berbagai produk kepariwisataan yang dihasilkan.
Iklim persaingan usaha kepariwisataan yang cenderung mengarah kepada persaingan tidak sehat.
Rendahnya kesadara kalangan industri pariwisata terhadap pengembangan daya tarik wisata dan tanggungjawab sosial korporasi (CSR)
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 46
BAB IVVISI, MISI, TUJUAN, SASARAN,
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Perencanaan strategis merupakan proses sistimatis yang berkelanjutan dari
pembuatan keputusan yang beresiko dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya
pengetahuan antisipatif, pengorganisasian usaha-usaha untuk melaksanakan
keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisir dan
sistematis.
Perencanaan stratejik merupakan kebutuhan nyata untuk mengatasi
persoalan-persoalan yang dihadapi dalam lingkungan yang senantiasa berubah
sangat cepat seperti dewasa ini. Perencanaan stratejik merupakan serangkaian
rencana tindakan dan kegiatan mendasar yang disusun organisasi untuk
diimplementasikan seluruh jajaran organisasi dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi.
Rencana stategis mencakup Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, cara pencapaian tujuan yang meliputi Kebijakan dan Program.
4.1.VISI DAN MISI
A. VISI
Keberhasilan pembangunan sektor pariwisata merupakan prioritas utama
dalam mempercepat pembangunan daerah. Untuk menunjang keberhasilan
pembangunan tersebut maka Dinas Pariwisata DIY sesuai dengan perubahan ke
arah perbaikan sistem pembinaan dengan menetapkan visi.
Visi adalah gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan
yang realistik berisikan cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan dalam kurun
waktu tertentu oleh unit organisasi. Disamping itu visi menggambarkan
pandangan jauh ke depan kemana unit kerja akan dibawa pada kondisi yang
diinginkan. Visi harus jelas dan mampu menarik komitmen dan menggerakkan
orang, menciptakan makna bagi kehidupan seluruh anggota unit kerja/organisasi,
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 47
mewujudkan/ menciptakan standar keunggulan, menjembatani keadaan sekarang
dengan masa depan.
Dalam merumuskan visi organisasi hendaknya meliputi aspek-aspek yaitu
mencerminkan apa yang ingin dicapai oleh unit kerja/organisasi, memberikan arah
dan fokus strategi yang jelas, menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan
strategis yang terdapat dalam unit kerja/ organisasi, memiliki orientasi terhadap
masa depan sehingga segenap jajaran harus berperan dalam mendifinisikan dan
membentuk masa depan unit kerja /organisasi, serta menjamin kesinambungan
kepemimpinan unit kerja/ organisasi.
Berpedoman pada Visi Pembangunan Daerah DIY Tahun 2012-2017 yaitu:
“ Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru”
serta tatacara penentuan visi maka untuk menentukan cita-cita yang ingin dicapai
dalam jangka menengah dan panjang Dinas Pariwisata DIY menetapkan visi
tahun 2012-2025.
VISI Kepariwisataan DIY Tahun 2012 – 2025, yaitu:
“ Terwujudnya Yogyakarta sebagai salah satu destinasi terkemuka di Asia tenggara pada tahun 2025 berdasarkan keunggulan produk wisata yang berkualitas, berwawasan budaya, berwawasan lingkungan, berkelanjutan dan menjadi salah satu pendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan”
Penjelasan dari Visi tersebut adalah sebagai berikut :
Pernyataan visi diatas dilandasi dengan pemahaman bahwa pembangunan
kepariwisataan di DIY pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan :
1. Visi DIY yang ingin menjadikan DIY sebagai Sebagai Daerah tujuan wisata
Terkemuka tahun 2025, perlu ditindaklanjuti dengan berbagai langkah yang
terprogram dan terstruktur dengan baik. Untuk merealisasikan keinginan tersebut
Dinas Pariwisata DIY berkewajiban untuk mewujudkan “keinginan” tersebut
melalui tahapan-tahapan yang secara realistis dapat dilakukan. Tahun 2013
dianggap sebagai waktu yang cukup relevan untuk mengevaluasi seluruh
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 48
pelaksanaan program-program yang telah dilakukan. Penentuan tahapan
pembangunan lima (5) tahunan, dipandang tepat dipakai sebagai terminal
dilakukannya evaluasi. Dinas Pariwisata DIY pada tahun 2008-2012 mencanangkan visi: Yogyakarta sebagai Daerah Tujuan Wisata Utama, pada
tahun 2012 - 2017 sebagai Daerah Tujuan Wisata Unggulan, pada tahun 2018 - 2022 sebagai Daerah Tujuan Wisata Andalan, dan diharapkan pada tahun
2023 - 2025 Terwujudnya Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Indonesia maupun di Asia Tenggara.
2. Yogyakarta secara historis, memiliki modal dasar yang dapat diunggulkan melalui
berbagai potensi alam yang indah mempesona dan menarik untuk diketahui
oleh dunia luar. Warisan budaya berupa candi, artefak, kraton dan beberapa
bangunan berarsitektur tinggi merupakan simbol kebesaran budaya masa lalu
serta masih terpelihara dengan baik dan masih hidupnya berbagai nilai-nilai, adat
istiadat, kesenian dan sebagainya di masyarakat menunjukan eksistensi warisan
budaya yang dimiliki masyarakat yogyakarta. Berbagai sarana rekreasi buatan
dan berbagai sarana/prasarana pendukung pariwisata dan transportasi
memudahkan wisatawan untuk datang dari berbagai tempat untuk memilih
produk-produk wisata yang beragam dan berkualitas. Selain itu adanya produk-
produk wisata bernilai tinggi yang terdapat di DIY, seperti fenomena alam dan
obyek wisata alam, obyek wisata buatan, berbagai event dan pertunjukan
berkualitas, seni kriya dan cindera mata nan kreatif, sarana akomodasi yang
bervariasi, restoran dan rumah makan yang berselera, unik, khas dan eksotik
serta produk wisata lainnya.
3. Berwawasan budaya, dapat diartikan bahwa segala aktifitas kepariwisataan DIY
berbasis/refleksi budaya yang diwujudkan dalam bersikap, perilaku dan segala
aktifitas insan pariwisata serta produknya selalu mengedepankan budaya timur,
khususnya budaya jawa (Yogyakarta). Perilaku insan pariwisata yang “njawani” dalam sikap ramah tamah, gotong royong, gaya hidup bersih, berbudi pekerti
baik, sopan santun namun cukup trengginas dan tanggap ing sasmito terhadap perkembangan jaman.
4. Agenda 21 yang salah satu rekomendasinya adalah upaya untuk menjadikan
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah yang ramah lingkungan.
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 49
Program Langit Biru dan Program Ekowisata merupakan tindak lanjut terhadap
kebijakan Pemerintah Daerah yang sudah dicanangkan pelaksanaanya oleh
Gubernur DIY.
5. Konsistensi terhadap keputusan (perencanaan) yang telah dibuat, menjadi
barang yang sangat mahal dewasa ini. Berbagai kebijaksanaan yang belum
tuntas dilaksanakan, sudah berganti dengan kebijakan baru. Perencanaan yang
tersistem, integrated yang muncul dari analisa yang tajam serta disepakati oleh
seluruh unsur stakeholder perlu dilaksanakan secara terpadu, bertahap dan berkesinambungan (sustainable tourism development). Pelaksanaan kegiatan
yang dilaksanakan harus berorientasi pada asas adil dan merata serta sebanyak
mungkin menciptakan peluang kerja tanpa meninggalkan kaidah, etika, kemandirian dan profesional.
6. Sesuai dengan Undang-Undang Kepariwisataan Indonesia, bahwa pembangunan
kepariwisataan Indonesia adalah pembangunan pariwisata yang berasal dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Berdasarkan konsep tersebut, maka konsep
yang sebaiknya dipakai sebagai landasan adalah: Pariwisata yang berbasis masyarakat (community based tourism) dan Pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism). Rasa ikut memiliki (handarbeni) perlu ditumbuhkan
dengan menanamkan pemahaman tentang arti penting pariwisata sebagai salah
satu sektor yang diandalkan oleh Pemerintah DIY yang dapat mendorong
pertumbuhan dan memperkuat ekonomi lokal sehingga mempercepat
kesejahteraa masyarakat.
Pernyataan visi pembangunan kepariwisataan DIY diatas sejalan dengan visi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah DIY tahun 2012 – 2017 sebagai
berikut :
VISI :
“Daerah Istimewa Yogyakarta yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru”
B. MISI
Misi Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkait dengan
kepariwisataan sesuai RPJMD (2012 – 2017) adalah menguatkan perekonomian
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 50
daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif guna
memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan berkeadilan. Misi ini
dijabarkan dalam Misi Dinas Pariwisata DIY :
a. mewujudkan Kepariwisataan berbasis budaya yang kreatif dan inovatif;
b. mengembangkan Daya Tarik Wisata berbasis budaya;
c. meningkatkan daya saing Pariwisata pada tingkat nasional maupun global
sehingga mampu meningkatkan jumlah kunjungan;
d. mengembangkan tujuan Wisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai,
dan berwawasan lingkungan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat;
e. mengembangkan pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung
jawab untuk meningkatkan kunjungan Wisatawan baik nusantara maupun
mancanegara;
f. mengembangkan industri Pariwisata yang berdaya saing, kredibel, mampu
menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab atas kelestarian dan
keseimbangan lingkungan alam dan sosial budaya;
g. mengembangkan organisasi kelembagaan Pemerintah Daerah, Pemerintah
Kabupaten/Kota, swasta, dan masyarakat;
h. mengembangkan sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional
yang efektif dan efisien mendorong terwujudnya Kepariwisataan yang
berkelanjutan; dan
i. mewujudkan masyarakat sadar Wisata untuk mendukung tercapainya Sapta
Pesona.
4.2.TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DINAS PARIWISATA DIY
2.1 TUJUAN
Tujuan yang ditetapkan berdasarkan Visi dan Misi Pengembangan
Kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai dokumen RPJMD (2012
– 2017) yaitu mewujudkan peningkatan daya saing pariwisata sehingga
kepariwisataan DIY baik daya tarik wisata , SDM maupun stakeholders
beserta kelembagaannya mempunyai kompetensi yang tinggi maka
diperlukan langkah-langkah untuk mewujudkan tujuan, sebagai berikut :
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 51
a. mewujudkan Pariwisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif
sebagai sektor unggulan dan prioritas pembangunan Daerah;
b. meningkatkan kualitas dan kuantitas Daya Tarik Wisata yang mampu
mendorong peningkatan jumlah kunjungan;
c. meningkatkan produk domestik bruto, devisa Daerah, produk domestik
regional bruto, pendapatan asli Daerah, dan pendapatan masyarakat,
dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan;
d. mewujudkan media pemasaran yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan citra Kawasan Pariwisata Daerah dan apresiasi
terhadapnya sehingga mampu menarik kunjungan dan kunjungan ulang
Wisatawan mancanegara dan Wisatawan nusantara;
e. mewujudkan industri Pariwisata yang mampu menggerakkan
perekonomian Daerah melalui peningkatan investasi di bidang
Pariwisata, kerjasama antarusaha Pariwisata, memperluas lapangan
kerja, dan melaksanakan upaya-upaya untuk mendukung pelestarian
lingkungan dan pemberdayaan masyarakat; dan
f. mengembangkan lembaga Kepariwisataan dan sistem tata kelola yang
mampu mensinergikan pembangunan industri Pariwisata, Kawasan
Pariwisata, dan pemasaran Pariwisata secara profesional, efektif, dan
efisien.
2.2 SASARAN
Sesuai dengan Visi, Misi dan Tujuan Pengembangan Kepariwisataan
DIY tahun 2012 – 2017 dengan sasaran utamanya adalah “meningkatkan jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan manca negara maka implementasi
pencapaiannya adalah :
a. terciptanya berbagai inovasi jenis Daya Tarik Wisata;
b. tersedianya fasilitas pendukung Kepariwisataan yang handal;
c. meningkatnya kualitas paket Wisata yang variatif , yang dikelola secara
sinergis dan terintegrasi antara Pemerintah Daerah dan/atau oleh
pelaku Wisata;
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 52
d. meningkatnya kunjungan Wisatawan nusantara maupun mancanegara;
e. meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan Daerah;
f. terwujudnya Pariwisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif
sebagai sektor unggulan dan prioritas pembangunan Daerah;
g. meningkatnya kualitas dan kuantitas Daya Tarik Wisata yang aman dan
nyaman yang mampu mendorong peningkatan jumlah kunjungan
Wisatawan.
h. meningkatnya produk domestik bruto, pendapatan Daerah, produk
domestik regional bruto, dan pendapatan masyarakat, dengan tetap
memelihara kelestarian lingkungan;
i. terwujudnya media pemasaran yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan citra Daerah sebagai Destinasi Pariwisata;
j. terwujudnya industri Pariwisata yang mampu menggerakkan
perekonomian Daerah melalui peningkatan investasi di bidang
Pariwisata, kerjasama antarusaha Pariwisata, perluasan lapangan
kerja, dan upaya-upaya untuk pendukung pelestarian lingkungan dan
pemberdayaan masyarakat;
k. terwujudnya lembaga Kepariwisataan dan sistem tata kelola yang
mampu menyinergikan pembangunan industri Pariwisata, Kawasan
Pariwisata, dan pemasaran Pariwisata secara profesional, efektif, dan
efisien;
l. terwujudnya Pariwisata sebagai sektor unggulan dan prioritas
pembangunan Daerah;
m. terciptanya sumber daya manusia Pariwisata yang handal dan
profesional; dan
n. terwujudnya masyarakat sadar Wisata untuk mendukung tercapainya
Sapta Pesona.
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 53
Tabel IV.2TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN
DINAS PARIWISATA DIY TAHUN 2012-2017
NO TUJUAN SASARAN INDIKATORTARGET KINERJA TAHUN 2012-2017
2012 2013 2014 2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Mewujudkan peningkatan daya saing pariwisata
Terwujudnya tujuan Wisata berbasis budaya yang kreatif dan inovatif yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, dan berwawasan lingkungan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
Jumlah Kunjungan Wisatawan di Daerah Tujuan Wisata (DTW)
11.379.640 12.691.967 14.595.763 16.785.128 19.302.898 22.198.333
Terwujudnya pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan citra Daerah sebagai Destinasi Pariwisata;
Jumlah Wisatawan Nusantara
1,692,642 2.113.314 2.754.981 3.581.860 4.071.753 4.561.646
Jumlah Wisatawan Mancanegara
188,369 212.518 249.854 258.636 263.137 267.715
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 53
NO TUJUAN SASARAN INDIKATORTARGET KINERJA TAHUN 2012-2017
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Terwujudnya industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian Daerah melalui peningkatan investasi di bidang Pariwisata, kerjasama antarusaha Pariwisata, perluasan lapangan kerja, dan upaya-upaya untuk pendukung pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat;
Lama Tinggal Wisatawan Nusantara
1,82 2.15 2.15 2.30 2.45 2.60
Lama Tinggal Wisataan Mancanegara
2,00 2.23 2.25 2.35 2.45 2.69
Terwujudnya daya tarik pariwisata yang berdaya saing tinggi pada tingkat nasional maupun internasional
Jumlah daya tarik baru
85 87 89 91 93
Terwujudnya kapasitas kelembagaan, SDM, regulasi dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya kepariwisataan yang berkelanjutan
Jumlah Desa Wisata
70 75 80 85 90
Jumlah Pokdarwis 76 81 86 91 96
Keterangan : Indikator target kinerja Dinas Pariwisata DIY (revisi 2014)
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 54
4.3.STRATEGI DAN KEBIJAKAN SKPD
STRATEGI
Sesuai kebijakan pengembangan pariwisata Provinsi DIY 5 Tahun (2012 –
2017) maka untuk menciptakan kepariwisataan DIY yang maju, kompetitif dan
berkelanjutan perlu strategi sebagai berikut :
1. Meningkatkan sadar wisata dan sapta pesona seluruh stakeholder pariwisata
dan masyarakat dalam rangka menguatkan citra dalam mewujudkan Daerah
Istimewa Yogyakarta sebagai Daerah Tujuan Wisata/Destinasi Unggulan.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata (produk-produk
pariwisata) Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai daya banding dan
saing tinggi/kompetitif serta berkelanjutan
3. Mengoptimalkan berbagai upaya penguatan dan perluasan jaringan
kerjasama serta meningkatkan kemitraan kepariwisataan dengan stakeholder
lainnya yang sinergis dan bermanfaat
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana untuk mendukung
Daya Tarik Wisata (DTW), amenitas dan aksesibilitas pada kawasan maupun
daerah tujuan wisata
5. Meningkatkan kualitas dan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM)
kepariwisataan yang uanggul dan profesional.
6. Meningkatkan partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat Daerah
Istimewa Yogyakarta dalam pembangunan kepariwisataan.
.
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 55
Tabel IV.3MATRIK ANALISA LINGKUNGAN STRATEGIS (SWOT)
AnalisisLingkungan
Internal(IFAS)
AnalisisLingkunganEksternal(EFAS)
KEKUATAN (STRENGTHS) KELEMAHAN (WEAKNESES)
1. Mempunyai posisi wilayah/daerah yang strategis karena berada ditengah pulau Jawa
2. Mempunyai nilai historis yang sangat tinggi dalam perkembangan sejarah Indonesia
3. Mempunyai nilai budaya yang tinggi dengan keberadaan Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat dan Kadipaten Paku Alam
4. Kebudayaan dan adat istiadat masyarakat Yogyakarta yang masih kental dan mengakar
5. Keramahtamahan dari masyarakat Yogyakarta terhadap wisatawan
6. Mempunyai keberagaman potensi wisata, mulai dari pegunungan, pedesaan, perkotaan sampai pantai
7. Harga yang sangat bersaing dengan destinasi wisata yang lain
8. Keamanan dan kenyamanan kondisi destinasi DIY yang cukup tinggi
9. Mempunyai banyak Lembaga dan Institusi Pendidikan berkualitas.
10. Memiliki potensi alam dan budaya sebagai wisata penelitian untuk ilmu pengetahuan.
1. Stagnasi pengembangan produk wisata2. Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama
antara semua pemangku kepentingan 3. Rendahnya frekuensi penerbangan langsung ke
Jogja dari negara asal pasar-pasar utama maupun dari wilayah lain di Indonesia
4. Rendahnya kualitas dan sistem pelayanan transportasi publik
5. Rendahnya kualitas jaringan aksesibilitas dari titik simpul distribusi (kota utama) menuju lokasi daya tarik wisata (Gunungkidul dan Kulonprogo)
6. Rendahnya kualitas sarana, prasarana dan fasilitas penunjang pariwisata : hotel-hotel di daerah, fasilitas makan minum, fasilitas layanan informasi pariwisata pada sebagian besar berada di kota Jogja
7. Rendahnya kualitas fasilitas umum pendukung pariwisata (toilet, pedestrian, dan sebagainya)
8. Belum adanya pencitraan yang kuat yang mampu membuat mendudukkan destinasi secara lebih kompetitif di lingkungan regional maupun internasional
9. Rendahnya lama tinggal (Length of Stay) dan Pembelanjaan (Spending) wisatawan
10. Belum optimalnya pengetahuan, komitmen dan partisipasi masyarakat mengenai Sadar Wsiata dan Sapta Pesona
PELUANG (opportunities) Strategi S - O Strategi W - O1. Pergeseran trend kepariwisataan dunia dari
wisata masal ke wisata minat khusus2. Pasar wisatawan nostalgia yang cukup
signifikan untuk mengunjungi Jogja (Wisatawan Belanda, Jepang dll)
3. DIY merupakan salah satu pusat
1. Pengembangan wisata minat khusus, khususnya yang menawarkan suasana pedesaan dan budaya (paket desa wisata dll)
2. Pengembangan wisata berbasis festival budaya dan tradisi secara rutin
3. Pengembangan wisata pendidikan dan penelitian
1. Pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan di bidang kepariwisataan
2. Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas cinderamata dan makanan tradisional
3. Penambahan dan pengembangan jalur penerbangan dan seat capacity dari dan ke
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 56
kebudayaan dunia sehingga akan ada peluang wisatawan untuk tertarik dengan kebudayaan
4. Peluang munculnya wisatawan pendidikan (edu-tourism)
5. Peluang munculnya dan berkembang pesat wisata hoby
6. Tingginya nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah
7. Dikembangkannya Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang mencakup beberapa ODTW Yogyakarta
8. Dibangunnya bandar udara internasional baru yang representatif
9. Ketersediaan Tenaga Kerja di DIY yang masih relatif banyak
yang menarik4. Pengembangan wisata sejarah (napak tilas dll)5. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan
tentang kepariwisataan beserta manfaatnya
.
Daerah Istimewa Yogyakarta4. Pemfokusan pada pasar wisatawan minat khusus
(heritage, culture dan village tourism)5. Penambahan dan pengembangan jalur
penerbangan ke Daerah Istimewa Yogyakarta6. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana
transportasi wisata dari dan menuju kawasan wisata di luar wilayah perkotaan
7. Pengembangan falisitas akomodasi berbasis village tourism
8. Peningkatan kerjasama antara pemerintah dan swasta
9. Pengembangan night life tourism10. Pengembangan branding yang sesuai dengan
potensi Jogja dan persepsi pasar11. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan
SDM Pariwisata mengenai Sadar Wisata dan Sapta Pesona
ANCAMAN (Threats) Strategi S – T Strategi W - T
1. Lokasi DIY yang berada di sabuk gunung berapi (Ring of Fire)
2. Persaingan dengan obyek wisata sejenis yang berdekatan di sekitar wilayah DIY
3. Kerawanan terhadap bencana alam seperti cuaca ekstrim, gempa bumi tektonik dan vulkanik
4. Ketatnya persaingan dengan destinasi lain5. Tantangan terhadap isu carrying capacities
yang berkembantg sekarang ini
1. Pengembangan daya tarik wisata yang mewakili kekhasan Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Pengembangan pariwisata tanggap bencana3. Pengembangan sarana dan prasarana penunjang
kepariwisataan yang tanggap bencana 4. Peningkatan pemeliharaan dan revitalisasi potensi
wisata heritage5. Revitalisasi dan pemeliharaan benda-benda sejarah
1. Pengembangan “early warning system” untuk bencana alam
2. Pengembangan dan pemeliharaan sarana penunjang wisata
3. Pengembangan kerajinan souvenir khas Daerah Istimewa Yogyakarta
4. Pengembangan paket wisata sejarah dan wisata pedesaan
5. Pengembangan pedoman pembangunan sarana pariwisata yang menonjolkan keunikan Daerah Istimewa Yogyakarta
6. Pengembangan Branding DIY yang menekankan pada budaya, adat istiadat dan keramahan masyarakat Jogja yang istimewa
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 57
KEBIJAKAN
Untuk mewujudkan visi dan misi yang diharapkan maka perlu ditetapkan
kebijakan umum adalah peningkatan peran budaya sebagai basis pengembangan
kepariwisataan daerah berbasis masyarakat dengan didukung oleh inovasi,
penguatan/penajaman pemasaran, peningkatan aksesibilitas dan konektivitas,
pengembangan SDM pariwisata, serta sinergitas antar pelaku wisata, melalui:
1. Peningkatan peran pariwisata sebagai basis penggerak perekonomian daerah;
2. Peningkatan manajemen kepariwisataan yang berbasis ekonomi lokal.
3. Peningkatan kerjasama dan koordinasi yang sinergi antara pemerintah, swasta
dan masyarakat dalam mendorong pariwisata sebagai core competence daerah;
4. Peningkatan kualitas dan kuantitas pembangunan/ pengembangan destinasi
wisata (daya tarik wisata) yang berkelanjutan.
5. Peningkatan pemasaran pariwisata Yogyakarta yang efektif dan efisien yang
berorientasi pasar baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.
6. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarpras dan fasilitas penunjang kegiatan
pariwisata dan optimalisasi pengembangan potensi pendukung kepariwisataan
7. Peningkatan sadar wisata dan sapta pesona serta partisipasi aktif masyarakat
untuk mewujudkan pembangunan pariwisata Yogyakarta yang berkelanjutan
Kebijakan yang akan diterapkan dalam pelaksanaan program kegiatan yang
sesuai kebijakan dalam RPJMD untuk jangka waktu 5 tahun (2012 -2017) adalah :
1). Menyediakan aturan hukum yang mendukung terciptanya iklim usaha
kepariwisataan yang sehat.
2). Meningkatkan fasilitasi terhadap pengembangan usaha pariwisata.
3). Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan kepariwisataan yang
kreatif dan inovatif.
4). Meningkatkan fasilitasi pengembangan permodalan dan inovasi industri
pendukung pariwisata serta mengutamakan produk lokal.
5). Meningkatkan upaya promosi terpadu Trade, Tourism, Investmen (TTI) dan
kebudayaan.
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 58
6). Mengembangkan jejaring dan kemitraan pariwisata yang berkualitas dan
berkesinambungan.
7). Mengembangkan data dan informasi pariwisata yang akurat dan terkini.
8). Meningkatkan iklim usaha yang mendukung Yogyakarta sebagai pusat pendidikan
dan pariwisata.
9). Memfasilitasi model pelatihan dan dukungan modal kepada masyarakat.
10). Memberdayakan dan meningkatkan industry kecil dan kerajinan rakyat yang
member nilai tambah daya tarik wisata.
11). Mengembangkan budaya daerah sebagai sentra-sentra industry pariwisata yang
mendukung kunjungan dan atraksi wisata.
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 59
Visi : Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Untuk Menyongsong Peradaban Baru
Misi II : Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Mewujudkan peningkatan daya saing pariwisata DIY
1. Kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara meningkat
2. Lama tinggal wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara meningkat
1. Meningkatkan sadar wisata dan sapta pesona seluruh stakeholder pariwisata dan masyarakat untuk menguatkan citra dalam mewujudkan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Daerah Tujuan Wisata/Destinasi Unggulan.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata (produk pariwisata) Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai daya banding dan saing tinggi/kompetitif serta berkelanjutan
3. Mengoptimalkan berbagai upaya penguatan dan perluasan jaringan kerjasama serta meningkatkan kemitraan kepariwisataan dengan stakeholder lainnya yang sinergis dan bermanfaat
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana untuk mendukung Daya Tarik Wisata (DTW), amenitas dan aksesibilitas pada kawasan maupun daerah tujuan wisata
5. Meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM) kepariwisataan yang unggul dan profesional.
6. Meningkatkan partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pembangunan kepariwisataan.
1. Pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan (Sustainable Tourism Development))
2. Pembangunan Kepariwisataan berbasis komunitas/masyarakat (community Based Tourism)
3. FDive Tracks of Tourism Development (Pro-Culture, Pro Growth, Pro-Job, Pro Poor , Pro Environment)
4. Good Tourism Governace5. Sinergitas dan keterpaduan antar
pelaku
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 60
Tabel IV.5TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 61
BAB VRENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1. PROGRAM
Dalam rangka melaksanakan misi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta
untuk meningkatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat
kerakyatan, inovatif dan kreatif disertai peningkatan daya saing pariwisata maka guna
memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan berkeadilan, melalui
kebijakan peningkatan peran budaya sebagai basis kepariwisataan daerah berbasis
masyarakat dengan inovasi produk, kekuatan pemasaran, peningkatan aksesibilitas
dan konektivitas, pengembangan SDM pariwisata serta sinergitas antar pelaku wisata.
Untuk mewujudkan hal tersebut terangkum kegiatan dalam program sebagai berikut:
a. Program Pengembangnan Pemasaran Pariwisata;
b. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata;
c. Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata.
d. Program Pengembangan Desa Wisata
5.2. KEGIATAN
Kegiatan-kegiatan yang mendukung keempat program kurun waktu 5 tahun
(2012-2017) adalah:
No Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
a Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata1 Analisa Pasar untuk promosi dan pemasaran objek wisata
2 Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pemasaran Pariwisata
3 Pengembangan Jaringan Kerja Sama Promosi Pariwisata
4 Pelaksanaan Promosi Pariwisata Dalam dan Luar Negeri
5 Pengembangan Statistik Kepariwisataan
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 62
No Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
6 Pelatihan Pemandu Wisata Terpadu
7 Pembuatan Bahan-bahan Promosi Kepariwisataan
8 Penyusunan dan Penerbitan Tabloid Pariwisata
9 Pengelolaan Pelayanan Informasi Pariwisata
10 Penyelenggaraan Fam Tour
b Program Pengembangan Destinasi Pariwisata1 Pengembangan Objek Pariwisata Unggulan
2 Peningkatan Pembangunan Sarana & Prasarana Pariwisata
3 Pengembangan, Sosialisasi, dan penerapan serta pengwasan Standarisasi
4 Pemberdayaan Masyarakat Sadar Wisata dan Kampanye Sapta Pesona
5 Pengembangan Obyek pariwisata Startegis Prioritas
c Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata1 Pengembangan dan Penguatan Informasi dan Database2 Pengembangan dan Penguatan Litbang Pariwisata
3 Pelaksanaan Koordinasi Pembangunan Kemitraan Pariwisata4 Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan
pariwisata5 Pengembangan SDM dan Profesionalisme Bidang Pariwisata 6 Fasilitasi Penyelenggaraan Forum Komunikasi Pelaku Pariwisata
7 Fasilitasi Penyelenggaraan Event Kepariwisataan
8 Penyelenggaraan Event Keperiwisataan
d Program Pengembangan Desa Wisata1 Fasilitasi Penyelenggaraan Event di Desa wisata
2 Peningkatan Sarana dan Prasarana Desa Wisata
3 Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Desa Wisata
5.3. INDIKATOR KINERJA
Penetapan kinerja Dinas Pariwisata DIY bertujuan untuk memberikan
gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Dinas Pariwisata.
Hal ini ditunjukkan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program sektor
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 63
pariwisata setiap tahun atau indikator capaian setiap tahun yang diinginkan pada
akhir periode Renstra yang dapat dicapai. Indikator kinerja SKPD secara teknis pada
dasarnya dapat dirumuskan dengan mengambil indikator dari program prioritas yang
telah ditetapkan (outcomes) atau kompositnya (impact).
Pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan merupakan
keberhasilan dari tujuan dan sasaran program pariwisata periode 2012 - 2017 yang
telah direncanakan. Indikator kinerja dipergunakan sebagai data dan informasi dasar
untuk melakukan identifikasi masalah, menentukan kebijakan, merencanakan
anggaran, memberikan peringatan dini terhadap masalah yang berkembang,
memantau perkembangan pelaksanaan program kebijakan, sebagai bahan
pengendalian dan evaluasi dampak dari kebijakan yang telah dibuat serta sebagai
laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat.
Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau
dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu kegiatan.
5.4. KELOMPOK SASARAN
Dengan mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran untuk
mencapai tujuan pembangunan pariwisata selama kurun waktu tahun 2012 - 2017,
ditetapkan sasaran sebagai berikut :
1. Bidang Destinasi
Kelompok sasaran pengembangan Destinasi, adalah:
a. Pengembangan obyek Pariwisata Unggulan
b. Peningkatan Pembangunan Sarana & Prasarana Pariwisata
c. Pengembangan, Sosialisasi dan penerapan serta pengawasan
standarisasi
d. Pemberdayaan Masyarakat Sadar Wisata dan Kampanye Sapta Pesona
e. Pengembangan Obyek Pariwisata Strategis Prioritas
2. Bidang Pemasaran
Kelompok sasaran pengembangan Pemasaran, adalah:
a. Analisa Pasar untuk promosi dan pemasaran objek wisata
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 64
b. Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pemasaran
Pariwisata
c. Pengembangan Jaringan Kerja Sama Promosi Pariwisata
d. Pelaksanaan Promosi Pariwisata Dalam dan Luar Negeri
e. Pengembangan Statistik Kepariwisataan
f. Pelatihan Pemandu Wisata Terpadu
g. Pembuatan Bahan-bahan Promosi Kepariwisataan
h. Penyusunan dan Penerbitan Tabloid Pariwisata
i. Pengelolaan Pelayanan Informasi Pariwisata
j. Penyelenggaraan Fam Tour
3. Bidang Kapasitas
Kelompok sasaran pengembangan Kapasitas, adalah:
a. Pengembangan dan Penguatan Informasi dan Database
b. Pengembangan dan Penguatan Litbang Pariwisata
c. Pelaksanaan Koordinasi Pembangunan Kemitraan Pariwisata
d. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan
pariwisata
e. Pengembangan SDM dan Profesionalisme Bidang Pariwisata
f. Fasilitasi Penyelenggaraan Forum Komunikasi Pelaku Pariwisata
g. Fasilitasi Penyelenggaraan Event Kepariwisataan
h. Penyelenggaraan Event Keperiwisataan
i. Fasilitasi Penyelenggaraan Event di Desa wisata
j. Peningkatan Sarana dan Prasarana Desa Wisata
k. Peningkatan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Desa Wisata
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 65
5.5. PENDANAAN INDIKATIF
Indikasi rencana program prioritas Dinas Pariwisata berisi program-program
baik untuk mencapai visi dan misi SKPD jangka menengah. Pendanaan indikatif
sebagai wujud kebutuhan pendanaan adalah jumlah dana yang tersedia untuk
pelaksanaan program dan kegiatan tahunan. Program-program prioritas yang telah
disertai kebutuhan pendanaan atau pendanaan indikatif selanjutnya akan dijabarkan
ke dalam kegiatan prioritas beserta kebutuhan pendanaannya.
Pencapaian target kinerja program (outcome) di masing-masing bidang
sebenarnya tidak hanya didukung oleh pendanaan yang bersumber dari APBD DIY
namun juga oleh sumber pendanaan lainnya (APBN, APBD Kabupaten/Kota, dan
sumber-sumber pendanaan lainnya). Namun demikian, pencantuman pendanaan di
dalam Tabel 5.1 hanya yang bersumber dari APBD DIY.
Tabel 5.1RENCANA PENDANAAN INDIKATIF PROGRAM STRATEGISDINAS PARIWISATA DIY APBD (MURNI) TAHUN 2012-2017
No Program Kerja
Kerangka Pendanaan (Rp.)
2012(0)
2013(1)
2014(2)
2015(3)
2016(4)
2017(5)
1 Program Pengembangan Pemasaran
1.998.139.
950
2.949.657.
213
2.461.164.
280
5.446.145.000 11.169.78.
039
11.951.982
.870
2 Program Pengembangan Destinasi
1.755.292.
902
1.522.110.
900
1.700.437.
950
3.782.402.000 4.232.000.
000
4.528.358.
543
3 Program Pengembangan Kemitraan
3.070.001.
660
3.497.882.
650
2.694.012.
940
4.209.555.000 4.647.224.
171
4.972.660.
073
4 Program Pengembangan Desa Wisata
- - 674.876.95
0
2.137.500.000 2.287.125.
000
2.447.287.
815
Catatan : Anggaran tahun 2012 - 2014 telah selesai dilaksanakan
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 66
Tabel 5.2RENCANA PENDANAAN INDIKATIF PROGRAM APBD (KEISTIMEWAAN)
DINAS PARIWISATA DIY TAHUN 2012 – 2017
No Program Kerja
Kerangka Pendanaan (Rp.000)2012(0)
2013(1)
2014(2)
2015(3)
2016(4)
2017(4)
1Program Pengembangan Kemitraan
- 5.765.079.600
11.370.000.000
14.560.600.000
20.290.000.000
25.000.000.000
Catatan : Anggaran tahun 2013 dan 2014 telah selesai dilaksanakan
Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif ditampilkan pada Lampiran I.
BAB VI
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 67
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD adalah
indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD
dalam lima tahun mendatang (tahun 2012 – 2017) sebagai komitmen untuk mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. Pencapaian indikator kinerja yang telah
ditetapkan merupakan tolok ukur keberhasilan SKPD dalam mencapai tujuan dan sasaran
SKPD. Indikator kinerja diperlukan oleh publik dalam rangka mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan pembangunan sektor pariwisata melalui fasilitasi dan
pembinaan pelaku usaha, IKM , UKM dan koperasi di DIY.
Indikator kinerja Dinas Pariwisata DIY tahun 2012 – 2017, sebagai komitmen
untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD disajikan pada tabel VI.1.
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 68
Tabel VI.1INDIKATOR KINERJA DINAS PARIWISATA DIY
(MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD DIY)TA 2012 - 2017
No Bidang Urusan / Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Kinerja Pada tahun awal
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada Akhir Periode
RPJMD
2012 (0) 2013 (1) 2014 (2) 2015 (3) 2016 (4) 2017 ( 5)
Urusan : PariwisataJumlah Kunjungan Wisatawan di Daerah Tujuan Wisata (DTW)
11.379.640 13.883.950 14.595.763 16.785.128 19.302.898 22.198.333
Jumlah Wisatawan Nusantara 2,013,314 2.602.074 2.754.981 3.581.860 4.071.753 4.561.646
Jumlah Wisatawan Mancanegara 202,518 235.843 249.854 258.636 263.137 267.715
Lama Tinggal Wisatawan Nusantara 1.90 1.60 2.15 2.30 2.45 2.60
Lama Tinggal Wisataan Mancanegara 2.03 1.84 2.25 2.35 2.45 2.69
Jumlah daya tarik baru 84 86 87 89 91 93
Jumlah Desa Wisata 67 71 75 80 85 90
Jumlah Pokdarwis 72 77 81 86 91 96
Sumber : Dinas Pariwisata DIY, 2014 (Khusus hanya indikator kinerja Jumlah wisnus saja yang direvisi TAPD/Bappeda DIY)
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 69
BAB VIIP E N U T U P
Rencana Strategis Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 -2017
merupakan suatu dokumen perencanaan strategis yang merupakan uraian dari rencana
strategis yang diselaraskan dengan peraturan dan kebijakan yang tertera dalam RIPPARDA
DIY, RPJMD DIY Tahun 2012-2017 serta berbagai peraturan maupun kebijakan
Kementerian RI (Teknis).
Dalam upaya untuk mencapai visi dan misi Dinas Pariwisata Daerah Istimewa
Yogyakarta, dijabarkan dalam bentuk program-program dan kegiatan-kegiatan terarah guna
pengembangan sektor pariwisata DIY dengan sumber dana yang berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DIY maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) RI.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas Renstra Dinas Pariwisata Daerah
Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2012-2017 dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman
bagi seluruh pihak yang terkait (stakeholder). Semua dimaksudkan untuk pembangunan/
pegembangan kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta yang semakin meningkat/ maju
dalam rangka mewujudkan visi kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun
2025 yaitu “ Terwujudnya Yogyakarta sebagai salah satu destinasi terkemuka di Asia tenggara pada tahun 2025 berdasarkan keunggulan produk wisata yang berkualitas, berwawasan budaya, berwawasan lingkungan, berkelanjutan dan menjadi salah satu pendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan”
Yogyakarta, Pebruari 2015KEPALA DINAS PARIWISATA DIY
Ir. Aris Riyanta, MSiNIP. 196203241989031006
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 70
Renstra Dinas Pariwisata DIY 2012 - 2017 71