eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/skripsi_full_teks.docx · web viewperan masyarakat...

253
PERAN BENGKEL KRIYA PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN BATANG DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN BATANG SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Humaniora Oleh: Erni Listianah 13040112140165 PROGRAM STUDI S-1 ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA i

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

PERAN BENGKEL KRIYA PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN BATANG DALAM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN BATANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Humaniora

Oleh:

Erni Listianah

13040112140165

PROGRAM STUDI S-1 ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2016

i

Page 2: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Erni Listianah

NIM : 13040112130165

Jurusan : Ilmu Perpustakaan

Peminatan : Perpustakaan

Menyatakan bahwa skripsi yang sama saya susun ini adalah benar-benar hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain baik sebagian atau

seluruhnya. Semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan

dengan benar berdasarkan tata cara penulisan karya ilmiah yang lazim.

Semarang, 22 Desember 2016

Yang menyatakan,

Erni Listianah

NIM 13040112130165

ii

Page 3: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Barang siapa menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, niscaya Allah

akan memudahkan baginya jalan ke surga”

(HR,Tirmidzi)

Persembahan

Dengan ridho Allah SWT, saya persembahkan

karya ini kepada:

1.Kedua orang tuaku tercinta,

2.Sahabat dan teman-teman se-Almamater,

3.Dan semua yang membaca karya ini.

iii

Page 4: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

iv

Page 5: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

v

Page 6: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

PRAKATA

Alhamdulillah hirobil alamin, segala puji dan syukur kepada Allah SWT

karena atas limpahan rahmat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Peran Bengkel Kriya Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Batang

dalam Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Batang”. Dalam penelitian skripsi

ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Redyanto Noor, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Diponegoro;

2. Dra. Rukiyah, M.Hum., selaku Ketua Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan

yang telah memberikan saran serta petunjuk dalam penulisan skripsi ini;

3. Yanuar Yoga P., S.Hum., M.Hum selaku Wali Dosen yang telah memberikan

bimbingan dan arahan sejak awal perkuliahan;

4. Drs. Ary Setyadi, M.S., selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan

nasihat, petunjuk, bimbingan, serta arahan yang sangat berarti dalam

penyusunan skripsi;

5. Yuli Rohmniyati, S.Sos., dan Rizki Nurislaminingsih, M.A., selaku Penguji

Ujian Skripsi dan Komprehensif yang telah memberikan masukan;

6. Seluruh dosen Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Diponegoro yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan

kepada penulis selama perkuliahan;

vi

Page 7: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

7. Ir. Tri Haryadi Sudaryanto selaku Kepala Perpustakaan dan Arsip Kabupaten

Batang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

penelitian;

8. Sulistianto, S.H., dan seluruh pengurus Perpustakaan dan Arsip Kabupaten

Batang yang telah memberikan masukan, saran dan bimbingan selama

peneliti melakukan penelitian;

9. Kedua orang tua tercinta, serta keluarga besar yang tidak pernah lelah

mendidik, memotivasi, dan memberikan dukungan serta doa kepada penulis;

10. Ahadea Kautzarea Yuwono, Unzilla Astari, Lona Windiana, Cucuk Senja,

Ema Efiyati Latifah, Martha Riadityas, Lutfatul Llatifah, dan sahabat-

sahabatku lainnya yang selalu memberi semangat dan dukungan;

11. Teman-teman seperjuangan S-1 Ilmu Perpustakaan yang selalu membantu,

memberi semangat dan mendoakan penulis;

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terima kasih untuk semua

bantuannya.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, 24 Desember 2016

Penulis,

Erni Listianah

vii

Page 8: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………..i

HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………………..ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………..iii

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………………iv

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………..v

PRAKATA ………………………………………………………………………vi

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..viii

DAFTAR TABEL ..............................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….xiv

ABSTRAK ……………………………………………………………………..xv

ABSTRACT ……………………………………………………………………xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………...…...1

1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah …………………………………….......4

1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………..5

1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………….…...5

1.5 Tempat dan Waktu Penelitian ………….………………………………..……6

1.6 Kerangka Pikir ………………………………………………………..………7

viii

Page 9: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

1.7 Batasan Istilah ………………………………………………………..……….9

1.8 Sistematika Penulisan ………………………………………………….….....10

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

2.1Pendahuluan…………………………….…....……….....................................12

2.2 Konsep Pemberdayaan Masyarakat..................................................................12

2.2.1 Tahapan Pemberdayaan Masyarakat.............................................................16

2.2.2 Implementasi Pemberdayaan Masyarakat Sektor Usaha Kecil….................20

2.3 Pemberdayaan Masyarakat Melalui Perpustakaan ………….…….....…........22

2.4 Penelitian Sebelumnya ....................................................................................26

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Pendahuluan.....................................................................................................29

3.2 Desain Penelitian..............................................................................................29

3.3 Jenis Penelitian.................................................................................................30

3.4 Subjek dan Objek Penelitian............................................................................31

3.5 Pemilihan Informan.........................................................................................32

3.6 Jenis dan Sumber Data....................................................................................35

3.7 Metode dan Teknik Pengumpulan Data..........................................................36

3.8 Metode dan Teknik Analisis Data...................................................................39

3.9 Uji Keabsahan Data………………………………………………………….40

ix

Page 10: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

BAB 4 GAMBARAN UMUM KEGIATAN BENGKEL KRIYA DI

PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN BATANG

4.1 Gambaran Umum Objek Kajian.....................................................................43

4.1.1 Sejarah Kegiatan Bengkel Kriya..................................................................44

4.1.2 Visi Misi dan Tujuan Kegiatan Bengkel Kriya............................................45

4.1.3 Manfaat Kegiatan Bengkel Kriya.................................................................46

4.1.4 Struktur Organisasi Kegiatan Bengkel Kriya...............................................47

4.1.5 Peserta Kegiatan Bengkel Kriya...................................................................50

4.1.6 Pelaksanaan Kegiatan Bengkel Kriya...........................................................51

4.1.7 Kerjasama Kegiatan Bengkel Kriya.............................................................52

4.1.8 Prestasi Kegiatan Bengkel Kriya..................................................................53

BAB 5 ANALISIS PERAN BENGKEL KRIYA PERPUSTAKAAN DAN

ARSIP KABUPATEN BATANG DALAM PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT KABUPATEN BATANG

5.1 Pendahuluan …………………………………………………………………55

5.2 Data Informan ………………………………………………………….…....57

5.3 Pemberdayaan Masyarakat di Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Batang... 59

5.3.1 Perpustakaan sebagai Media Pemberdayaan Masyarakat ……………........60

5.3.2 Tahapan Pemberdayaan Masyarakat………………… …..……………….63

5.4 Kemampuan Peserta sebelum Dilakukan Program Pemberdayaan

Masyarakat...................................................................................................76

x

Page 11: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

5.4.1 Pengetahuan Peserta mengenai Perpustakaan dan Arsip Kabupaten

Batang...........................................................................................................76

5.4.2 Kemampuan Peserta dalam Memenuhi Kabutuhan Informasi …........…….82

5.5 Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat...........................................85

5.5.1 Pelaksanaan Pelatihan Pengenalan Marketing Online..................................85

5.5.2 Pelaksanaan Pelatihan Pembuatan Soto Koya..............................................90

5.6 Setelah Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat……………..........94

5.6.1 Pemahaman Peserta terhadap Materi Pelatihan Pengenalan Marketing

Online………………………………………………………………....…...94

5.6.2 Pemahaman Peserta terhadap Materi Pelatihan Pembuatan Soto Koya.......97

5.7 Evaluasi Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat…………...........99

5.7.1 Evaluasi Pelatihan Pengenalan Marketing Online……………………......100

5.7.2 Evaluasi Pelatihan Pembuatan Soto Koya …………………………….....101

5.7.3 Manfaat dari Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat ………...102

5.8 Kendala …………………………………………………………………..109

5.8.1 Kendala Internal ……………………………………………………….....109

5.8.2 Kendala Eksternal ……………………………………………………..…111

BAB 6 PENUTUP

6.1 Simpulan ……………………………………………………………….......114

6.2 Saran ……………………………………………………………………….115

xi

Page 12: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...116

LAMPIRAN………………………………………………………………………1

xii

Page 13: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Daftar Peserta sebagai Informan ……………………………….58

Tabel 2 : Daftar Koordinator dan Mentor sebagai Informan Tambahan …59

xiii

Page 14: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Keterangan Telah Melakukan penelitian ...............……….1

Lampiran 2 : Daftar Pertanyaan ……………………………………………….2

Lampiran 3 : Reduksi Data …………………………………………….……...5

Lampiran 4 : Daftar Peserta Bengkel Kriya ……………………………..…...27

Lampiran 5 : Biodata Penulis ………………………………………………...30

Lampiran 6 : Matrik Pembimbingan ……………………………………….....31

xiv

Page 15: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Peran Bengkel Kriya Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Batang dalam Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Batang”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak dari pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya dalam memberikan pelatihan dengan tema pelatihan pengenalan marketing online dan pelatihan pembuatan soto koya. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Adapun subjek penelitian sebanyak tujuh informan. Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yakni data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen yng sudah ada sebagai bahan referensi berupa buku, jurnal, dan skripsi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yairu observasi, wawancara, dan dokumen. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa bentuk pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Bengkel Kriya dengan memberikan pelatihan dibidang keterampilan dan tata boga yang disampaikan oleh mentor sebagai fasilitator menjadikan peserta memperoleh ilmu pengetahuan mengenai materi pelatihan yang diajarkan dan menjadikan peserta berani untuk membuka suatu peluang usaha sehingga dapat membantu dalam meningkatkan perekonomian keluarga.

Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Bengkel Kriya, Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Batang.

xv

Page 16: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

ABSTRACT

This study entitled “The Role of Bengkel Kriya in Batang Libraries and Archives in Batang Community Empowerment”. The purpose of this study is to determine the impact of the implementation of Bengkel Kriya on the training of online marketing introduction and Soto Koya’s production. This type of research is qualitative. The research involves seven informants. This study uses two sources of data: primary data and secondary data. The primary data was obtained through observation and interviews, while the secondary data was obtained from the documents that already existed as reference material in the form of books, journals, and thesis. Data collection techniques are observation, interviews, and documents accumulation. The results of the study shows that the form of community empowerment through Bengkel Kriya activities by providing training in skills and culinary delivered by a mentor as a facilitator makes the participants gain the knowledge from the training’s materials that have been taught to them and makes the participants have the courage to open a business opportunity that can help in improving the economy of the family.

Keywords: Community Empowerment, Bengkel Kriya, Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Batang.

xvi

Page 17: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemberdayaan masyarakat dapat dipahami sebagai suatu kegiatan yang mengacu

pada keberpihakan dan kepedulian dalam memerangi kekurangan dan

keterbelakangan masyarakat dengan cara membuat mereka berdaya, dan

mempunyai semangat bekerja untuk membangun diri mereka sendiri. Kegiatan

pemberdayaan masyarakat ini dijadikan sebagai hal yang penting dalam

mewujudkan kemandirian masyarakat, seperti yang terdapat dalam Permendagri

RI Nomor 7 Tahun 2007 dalam pasal 1 ayat (8) tentang Kader Pemberdayaan

Masyarakat dinyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu srategi

yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk

mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Pemberdayaaan dapat juga dikatakan sebagai suatu proses yang

menyangkut hubungan kekuatan yang berubah antara individu, kelompok, dan

lembaga-lembaga sosial. Dalam praktiknya kegiatan pemberdayaan masyarakat

ini dapat diterapkan dalam berbagai bidang seperti ekonomi, sosial, budaya,

maupun hukum. Namun akan lebih tepat program pemberdayaan masyarakat yang

diterapkan dalam bidang pendidikan karena

1

Page 18: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

2

pendidikan memiliki arti penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan

masyarakat dapat lebih mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam diri mereka

yang kemudian melalui pendidikan pula dapat digunakan sebagai proses

pengembangan diri yang berkaitan dengan upaya meningkatkan kemampuan pada

setiap individu, seperti yang dikemukakan oleh Glickman dalam Prijono (1996:

72) “Internal control and individually divergent practices, solving problems

independently”. Semakin baik pendidikan yang diberikan maka akan semakin

baik pula ilmu yang akan diterima oleh masyarakat. Sehingga kedepannya

masyarakat dapat mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Hal ini dikarenakan

pendidikan memiliki keterkaitan yang erat dengan status sosial dan ekonomi yang

akan dicapai.

Pemberdayaan masyarakat sendiri merupakan proses pembelajaran yang

berkelanjutan (on going) yang menjadi fokus dari pemberdayaan. Pemberdayaan

dalam bidang pendidikan banyak memainkan peran untuk pemberdayaan pada

masyarakat, yang pada hakikatnya memiliki prioritas pada individu yang kurang

beruntung dalam hal ekonomi, geografis maupun sosial budaya. Artinya sasaran

utama dalam pendidikan masyarakat adalah mereka yang kurang beruntung

karena belum adanya kesempatan untuk mengembangkan keterampilan,

pengetahuan, sikap dasar, dan potensi diri yang dimilikinya. Sehubungan dengan

hal tersebut maka dalam menjalankan pemberdayaan masyarakat dibutuhkan

adanya agen untuk dapat dilakukan pembaharuan, yang dalam hal ini adalah

perpustakaan.

Page 19: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

3

Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui perpustakaan. Namun,

di Indonesia sendiri kegiatan pemberdayaan melalui program yang diadakan oleh

perpustakaan belum begitu terlihat jelas. Hal ini karena pada kenyataaanya

keberadaan perpustakaan di masyarakat seperti perpustakaan umum, belum

ditempatkan sebagai kebutuhan utama akan tetapi masih sebagai kebutuhan

pelengkap.  Sedangkan jika diartikan perpustakaan umum merupakan lembaga

pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu

pengetahuan, teknologi, dan budaya sebagai sumber belajar untuk memperoleh

dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat (Sutarno,

2006: 43). Oleh sebab itu keberadaan perpustakaan umum dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa sangat strategis. Jika dikaji lebih dalam, melalui perpustakaan

masyarakat dapat memberdayakan diri mereka sendiri dengan mendapatkan

berbagai informasi yang sesuai dengan kebutuhan profesi dan bidang tugas

masing-masing yang akhirnya berlanjut pada tumbuhnya warga masyarakat yang

terinformasi dengan baik (well informed), berkualitas, dan demokratis.

Sebagai usaha pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui

perpustakaan, perpustakaan dituntut untuk dapat mengadakan inovasi salah

satunya dengan pengadaan kegiatan yang menarik guna meningkatkan potensi

yang ada pada diri masyarakat. Hal ini yang kemudian mendorong Perpustakaan

dan Arsip Kabupaten Batang untuk mengadakan kegiatan Bengkel Kriya yang

dijadikan sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat agar memiliki potensi

yang lebih baik. Bengkel Kriya tersebut merupakan realisasi dari kegiatan

pacsabaca bahan pustaka yang disediakan oleh perpustakaan bersangkutan untuk

Page 20: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

4

kemudian dilanjutkan kedalam kegiatan praktik dengan menghadirkan mentor

sebagai tenaga pengajar untuk memberikan pelatihan terkait dengan tema tertentu

yang diberikan pada setiap kegiatannya. Sehingga pemberdayaan yang dilakukan

tidak hanya berupa penyediaan bahan bacaan sebagai sumber ilmu, akan tetapi

juga menyediakan kegiatan kreativitas untuk masyarakatnya. Dimana Bengkel

Kriya tersebut diselenggarakan secara terbuka bagi seluruh masyarakat di

Kabupaten Batang.

Untuk itu peneliti ingin meneliti lebih dalam mengenai kegiatan Bengkel

Kriya yang terdapat di Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Batang dalam upaya

pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Batang. Pertimbangan pemilihan lokasi

penelitian ini karena perpustakaan tersebut memiliki peranan yang lebih dengan

diadakannya kegiatan pelatihan sebagai penunjang dalam pemberdayaan

masyarakat melalui kegiatan yang disebut dengan Bengkel Kriya.

1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian tentang latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan

dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peran Bengkel Kriya Perpustakaan

dan Arsip Kabupaten Batang dalam melakukan pemberdayaan masyarakat di

Kabupaten Batang”.

Page 21: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

5

1.3 Tujuan Penalitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari pelaksanaan

kegiatan Bengkel Kriya dalam memberikan pelatihan dengan tema pelatihan

pengenalan marketing online dan pelatihan pembuatan soto koya.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai upaya menambah khasanah penelitian dalam bidang ilmu perpustakaan

dan informasi, khususnya dalam kajian mengenai peran perpustakaan sebagai

agen pembaharuan dalam pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Bengkel

Kriya yang diadakan oleh Perpustakaan dan Arsip Kabupeten Batang.

2. Manfaat Praktis

Dalam penelitian ini manfaat praktis yang dapat diperoleh antara lain :

1. Bagi Perpustakaan

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak perpustakaan untuk tetap

mengembangkan Bengkel Kriya sebagai agen pembaharuan yang dilakukan oleh

perpustakaan dalam pemberdayaan masyarakat. Dan untuk kedepannya tidak

menutup kemungkinan bagi pihak perpustakaan untuk mengadakan kegiatan

lainnya yang dapat menunjang pemberdayaan masyarakat.

Page 22: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

6

2. Bagi Koordinator Kegiatan Bengkel Kriya

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk mengetahui apakah kegiatan

Bengkel Kriya dalam pemberdayaan masyarakat telah terlaksana dengan baik

sesuai dengan yang diharapkan sebelumnya. Selain itu sebagai masukan untuk

kedepannya dapat mengembangkan kegiatan tersebut.

3. Bagi Peserta Kegiatan Bengkel Kriya

Dengan dibekali ilmu mengenai pelatihan yang diajarkan dalam kegiatan Bengkel

Kriya, diharapkan mampu membentuk peserta yang mandiri dengan menerapkan

ilmu yang telah didapatkan secara maksimal, salah satunya dengan membuka

usaha baru yang dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarga.

1.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Perpustakaan dan Arsip Kabupeten Batang yang beralamat

di Jalan Dr. Wahidin No. 54 Batang. Pada perputakaan tersebut terdapat kegiatan

Bengkel Kriya yang memiliki peran dalam pemberdayaan masyarakat. Adapun

waktu yang diperlukan dalam melakukan penelitian adalah sekitar empat bulan

yaitu pada 06 April 2016 sampai dengan 03 Agustus 2016.

Page 23: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

7

1.6 Kerangka Pikir

Bagan 1 Skema Kerangka Pemikiran

Kegiatan Bengkel KriyaPemberdayaan Masyarakat

Kabupaten Batang

Strategi Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat:

1. Mengembangkan Kemandirian Masyarakat

2. Koordinasi antara Pemerintah, Masyarakat, dan Swasta

3. Membentuk Lembaga Kemandirian4. Pelibatan Masyarakat5. Bantuan Tenaga Pendampingan

(Adisasmita, 2006)

Kemampuan Peserta dalam Memenuhi Kebutuhan

Informasi Sebelum Pelaksanaan Kegiatan Bengkel Kriya

Pelaksanaan Kegiatan Bengkel Kriya

Kemampuan Peserta dalam Menerima Materi Setelah

Pelaksanaan Kegiatan Bengkel Kriya

Hasil Kegiatan Bengkel Kriya

Page 24: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

8

Dari bagan di atas dapat dijelaskan bahwa adanya kegiatan Bengkel Kriya

yang dilakukan oleh Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Batang merupakan suatu

bentuk kegiatan yang diadakan sebagai upaya dalam pemberdayaan masyarakat di

Kabupeten Batang. Program pemberdayaan masyarakat tersebut dapat

dilaksanakan dengan memperhatikan strategi dalam pelaksanaan pemberdayaan

masyarakat yang disampaikan oleh Adisasmita (2006: 112) yang meliputi:

1. Mengembangkan keswadayaan dan kemandirian masyarakat

2. Koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan swasta

3. Pembentukan lembaga keswadayaan dan kemandirian

4. Pelibatan masyarakat

5. Bantuan tenaga pendampingan

Dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui

kegiatan Bengkel Kriya terlihat bahwa peneliti terlebih dahulu ingin mengetahui

kemampuan peserta dalam memenuhi kebutuhan informasinya sebelum

dilaksanakan kegiatan Bengkel Kriya. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan

kegiatan Bengkel Kriya yang memberikan pelatihan dengan tema pengenalan

marketing online dan pembuatan soto koya. Setelah kedua kegiatan pelatihan

tersebut dilaksanakan, peneliti melakukan pengamatan terhadap pemahaman

peserta mengenai materi pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya yang disampaikan

oleh mentor untuk selanjutnya akan didapatkan hasil akhir dari kegiatan pelatihan

yang telah dilakukan. Apakah peserta mampu menerima materi pelatihan yang

diajarkan dan dilanjutkan dengan menerapkan materi tersebut dengan membentuk

suatu usaha, atau peserta mampu menerima materi yang disampaikan namun tidak

Page 25: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

9

mampu menerapkan materi tersebut dalam kehidupannya, atau bahkan peserta

tidak mampu menerima materi yang telah diberikan selama kegiatan Bengkel

Kriya berlangsung.

1.7 Batasan Istilah

Dalam penelitian ini peneliti membatasi ruang lingkup dengan cara membatasi

istilah yang terdapat dalam penelitian dengan tujuan agar pengertian istilah dalam

penelitian ini tidak terjadi terlalu luas. Beberapa pengertian istilah yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Perpustakaan dan

Arsip Kabupaten Batang, dimana perpustakaan dikelola oleh Kabupaten dan

berfungsi sebagai pusat belajar, penyedia jasa referens dan informatika, penelitian,

dan referensi bagi seluruh lapisan masyarakat.

2. Bengkel Kriya

Bengkel Kriya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah realisasi dari kegiatan

pascabaca koleksi yang di Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Batang maupun

yang didapatkan dari internet yang kemudian dituangkan dalam bentuk praktik

melalui kegiatan pelatihan dengan menghadirkan mentor sebagai penyampai

materi yang kegiatannya dilaksanakan selama dua kali pada setiap bulannya.

Page 26: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

10

3. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan

untuk mengembangkan potensi mayarakat yang diadakan oleh pihak Perpustakaan

dan Arsip Kabupeten Batang melalui kegiatan Bengkel Kriya yang merupakan

realisasi dari membaca bahan pustaka yang ada di perpustakaan setempat yang

kemudian dituangkan dalam bentuk praktik melalui pelatihan-pelatihan.

1.8 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran materi secara garis besar dalam penelitian ini,

disusunlah sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi paparan yang mengantarkan pada pokok bahasan skripsi, terdiri dari

beberapa sub-bab, yaitu terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tempat dan waktu penelitian, batasan istilah dan

sistematika penulisan.

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tentang landasan teori yang mendasari penelitian ini dan digunakan

untuk memahami dan menganalisis permasalahan yang ada dalam penelitian ini,

baik yang bersumber dari buku, jurnal maupun penelitian sebelumnya.

Page 27: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

11

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab ini memaparkan tentang jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam

desain dan jenis penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan sumber data,

metode pengolahan data, dan metode analisis data.

Bab 4 Gambaran Umum Kegiatan Bengkel Kriya di Perpustakaan dan Arsip

Kabupaten Batang

Bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai kegiatan Bengkel Kriya yang

meliputi: Sejarah kegiatan Bengkel Kriya, visi misi dan tujuan, manfaat, struktur

organisasi, pelaksanaan kegiatan, peserta dalam kegiatan, kerjasama, dan

penghargaan yang telah diraih.

Bab 5 Analisis Hasil Penelitian Peran Bengkel Kriya Perpustakaan dan Arsip

Kabupaten Batang dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Batang

Bab ini berisi analisis peran kegiatan Bengkel Kriya sebagai upaya pemberdayaan

masyarakat. Data-data yang diperoleh dari penelitian akan diolah untuk nantinya

dapat dirumuskan kesimpulan.

Bab 6 Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dari data yang telah diolah pada bab sebelumnya serta disajikan saran atau rekomendasi dari hasil yang ada kepada pihak-pihak terkait.

Page 28: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendahuluan

Pada bab ini berisi tentang tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka adalah suatu proses

pencarian data-data sekunder yang bersumber dari dokumen-dokumen yang sudah

ada sebagai bahan referensi. Dokumen ini dapat berupa buku, jurnal, skripsi

maupun laporan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Tinjauan pustaka

dalam penelitian sangat diperlukan untuk menjelaskan berbagai sumber yang

digunakan oleh peneliti sebagai sumber referensi yang berkaiatan dengan

penelitian. Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini akan diuraikan

lebih lanjut sebagai berikut.

2.2 Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Kata pemberdayaan dalam bahasa Indonesia diadaptasi dari bahasa Inggris yaitu

empowerment. Sedangkan dalam bahasa Inggris sendiri empowerment berasal dari

kata power yang memiliki daya atau kekuatan. Menurut Webster seperti yang

dikutip oleh Prijono (1996: 3) kata empowerment mengandung dua arti. Pertama

adalah to give power or authorithy to dan kedua berarti to give to or enable.

Dalam pengertian pertama diartikan sebagai memberi kekuasaan, menghasilkan

kekuatan, atau mendelegasikan otoritas kedalam pihak lain. Sedangkan dalam

12

Page 29: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

13

pengertian kedua diartikan sebagai upaya untuk memberi kemampuan atau

keberdayaan.

Menurut Pranaka dan Vihyandika dalam Prijono (1996: 3) konsep

empowerment merupakan sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari

perkembangan alam pikiran masyarakat dan kebudayaan Barat dan mulai nampak

sekitar dekade 70-an dan terus berkembang sekitar dekade 80-an hingga akhir

abad ke-20. Istilah pemberdayaan semakin popular dalam konteks pembangunan

dan pengentasan kemiskinan. Konsep pemberdayaan ini berkembang dari realisasi

individu atau masyarakat yang tidak berdaya atau pihak yang lemah (powerless).

Kelemahan tersebut berhubungan dengan aspek pengetahuan, pengalaman, sikap,

keterampilan, modal usaha, networking, semangat, kerja keras, ketekunan, dan

aspek lainnya.

Konsep pemberdayan masyarakat juga disampaikan oleh Anwas dalam

bukunya yang berjudul Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Pengertian

pemberdayaan dapat dijumpai dalam beberapa sumber bacaan. Menurut Djohani

dalam Anwas (2014: 49) dikatakan secara tegas bahwa pemberdayaan yang

dimaksud adalah sebagai berikut,

Pemberdayaan adalah suatu proses untuk memberikan daya atau kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah (powerless), dan mengurangi kekuasaan (disempowered) kepada pihak yang terlalu berkuasa (powerful) sehingga terjadi keseimbangan. (Anwas, 2014: 49).

Begitu pula menurut Rappaport, pemberdayaan diartikan sebagai “Suatu

cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu

menguasai atau berkuasa atas kehidupannya.” (Anwas, 2014: 49). Dari kedua

Page 30: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

14

pengertian pemberdayaan tersebut menekankan pada aspek pendelegasian

kekuasaan, memberi wewenang, atau penggalian kekuasaan kepada individu atau

masyarakat sehingga mampu mengatur diri dan lingkungannya sesuai dengan

potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

Pada perkembangannya pemberdayaan tidak sekedar memberikan

kewenangan atau kekuasaan kepada pihak yang lemah saja tetapi terkandung

makna proses pendidikan yang meningkatkan kualitas individu, kelompok, atau

masyarakat sehingga mampu berdaya, memiliki daya saing, serta mampu hidup

mandiri. Parsons dalam Anwas (2014: 49) mengartikan pemberdayaan

menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasan

yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang

menjadi perhatiannya. Secara lebih rinci Slamet dalam Anwas menekankan bahwa

hakikat pemberdayaan adalah sebagai berikut,

Bagaimana membuat masyarakat mampu membangun dirinya dan memperbaiki kehidupannya sendiri. Istilah mampu di sini mengandung makna: berdaya, paham, termotivasi, memiliki kesempatan, melihat, dan memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu sebagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengembil risiko, mampu bertindak sesuai inisiatif. (Anwas, 2014: 50).

Pemberdayaan tidak hanya semata-mata untuk memperoleh hasil, tetapi

juga menekankan pada proses dari pemberdayaan tersebut. Oleh karena itu ukuran

keberhasilan pemberdayaan adalah seberapa besar partisipasi atau keberdayaan

yang dilakukan oleh individu atau masyarakat. Sehingga semakin banyak

Page 31: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

15

masyarakat yang terlibat dalam proses, berarti semakin berhasil kegiatan

pemberdayaan tersebut.

Pemberdayaan seringkali dipandang sebagai program dalam meningkatkan

perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Karena melalui kegiatan

pemberdayaan masyarakat, semua potensi yang dimiliki masyarakat didorong dan

ditingkatkan sebagai upaya dalam melawan faktor-faktor yang menyebabkan

kemiskinan. Kegiatan pemberdayaan tersebut dapat dilakukan melalui berbagai

kegiatan yang dapat mendorong kemampuan dan keterampilan yang sesuai

dengan potensi dan kebutuhan masyarakat, menciptakan berbagai kesempatan

kerja, menghidupkan kembali berbagai budaya dan kearifan lokal sebagai modal

sosial, serta mengubah pola berfikir masyarakat untuk berdaya dan mandiri.

Dengan demikian pada akhirnya pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk

memandirikan masyarakat, membangun kemampuan, serta meningkatkan potensi

masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik bagi

seluruh warga masyarakat secara berkesinambungan melalui kegiatan-kegiatan

swadaya.

Kegiatan swadaya sebagai upaya dalam pemberdayaan masyarakat

dilaksanakan dengan berbagai pertimbangan dan persiapan agar tujuan dari

kegiatan tersebut dapat berjalan dan tercapai dengan maksimal. Pada sub-bab

selanjutnya akan dijelaskan mengenai tahapan dalam proses pemberdayaan

masyarakat serta implementasi pemberdayaan masyarakat tersebut.

Page 32: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

16

2.2.1 Tahapan Pemberdayaan Masyarakat

Tahapan dari program pemberdayaan masyarakat merupakan suatu siklus

pengubahan yang berusaha mencapai ke taraf yang lebih baik. Menurut Adi

(2013: 179) menjelaskan tahapan yang dilakukan dalam pemberdayaan

masyarakat meliputi:

1. Tahapan persiapan (Engagement)

Pada tahap ini dilakukan melalui penyiapan petugas dan penyiapan lapangan.

a. Penyiapan petugas, merupakan penyiapan tenaga pemberdayaan

masyarakat yang dapat dilakukan oleh community worker. Pada tahap ini

yang diperlukan adalah dalam hal penyamaan persepsi antar anggota tim

agen pengubah (change agent) mengenai pendekatan apa yang akan dipilih

dalam melakukan pemberdayaan masyarakat. Penyamaan persepsi ini akan

semakin penting apabila dalam pemberdayaan masyarakat yang akan

dilakukan ternyata setiap tenaga petugasnya memiliki latar belakang yang

berbeda.

b. Penyiapan lapangan, dalam hal ini community worker pada awalnya

melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran,

yang dilakukan secara formal maupun informal. Dalam jalur informal para

community worker harus menjalin hubungan baik dengan tokoh informal

(informal leader) agar hubungan dengan masyarakat terjalin dengan baik.

Komunikasi yang baik pada tahap awal akan berpengaruh pada tahap

berikutnya.

Page 33: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

17

2. Tahapan pengkajian (Assesment)

Pada tahap ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah berhubungan

dengan kebutuhan yang dirasakan ataupun kebutuhan yang diekspresikan dan juga

sumber daya yang dimiliki klien (masyarakat). Pada tahap ini ada baiknya

masyarakat sudah dilibatkan secara aktif agar mereka dapat merasakan bahwa

permasalahan yang sedang dibicarakan benar-benar permasalahan yang keluar

dari pandangan mereka sendiri. Selain itu, pada tahap ini pelaku pengubahan juga

memfasilitasi warga untuk menyusun prioritas dari permasalahan yang akan

ditindaklanjuti pada tahap berikutnya. Ada kalanya juga dibutuhkan peran

edukasional dari petugas, misalnya dengan melakukan penyadaran maupun

memberikan informasi kepada masyarakat agar mereka dapat berdiskusi dan

mempertimbangkan keadaan lingkungan mereka secara lebih rasional sehingga

dapat menentukan fell needs secara lebih bijak. Hal ini diperlukan dalam rangka

menjebatani perbedaan cara pandang yang mungkin terjadi antara komunitas

sasaran dengan agen pengubah dalam menentukan kebutuhan.

3. Tahapan Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan (Designing)

Pada tahap ini diperlukan petugas sebagai agen pengubah dengan mencoba

melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan

bagaimana cara mengatasinya. Masyarakat diharapkan dapat memikirkan

beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan dalam upaya

mengatasi permasalahan yang ada. Dalam proses ini petugas bertindak sebagai

fasilitator yang membantu masyarakat berdiskusi dan memikirkan program dan

kegiatan apa saja yang tepat dilaksanakan pada saat itu. Hal ini dilakukan agar

Page 34: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

18

program dan kegiatan yang akan dikembangkan sesuai dengan tujuan pemberian

bantuan. Sehingga tidak muncul program-program yang bersifat charity (amal)

yang kurang dapat dilihat manfaatnya dalam jangka panjang.

4. Tahapan Pemformulasian Rencana Aksi

Pada tahap ini agen pengubah membantu masyarakat untuk merumuskan dan

menentukan program dan kegiatan apa yang akan mereka lakukan untuk

mengatasi permasalahan yang ada serta membantu dalam memformulasikan

gagasan mereka dalam bentuk tertulis tertutama bila ada kaitannya dengan

pembuatan proposal. Melalui tahap ini pemformulasian rencana aksi ini

diharapkan petugas dan masyarakat sudah dapat membayangkan dan menuliskan

tujuan jangka pendek apa yang akan mereka capai dan bagaimana cara mencapai

tujuan tersebut.

5. Tahapan Pelaksanaan Program atau Kegiatan (Implementasi)

Tahap ini merupakan salah satu tahap yang paling penting dalam proses

pemberdayaan masyarakat, karena sesuatu yang telah direncanakan dengan baik

akan dapat melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerjasama

antara petugas dan warga masyarakat, maupun kerjasama antar warga masyarakat

itu sendiri. Peran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program

pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program

yang telah dikembangkan.

6. Tahapan Evaluasi

Tahap evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap

program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan

Page 35: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

19

dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan

akan terbentuk suatu sistem dalam komunikasi untuk melakukan pengawasan

secara internal, sehingga dalam jangka panjang diharapkan akan dapat

membentuk suatu sistem dalam masyarakat yang lebih “mandiri” dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada. Akan tetapi kadangkala dari hasil

penentuan dan evaluasi ternyata hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Bila hal ini terjadi maka evaluasi proses diharapkan akan dapat

memberikan umpan balik yang berguna bagi perbaikan suatu program ataupun

kegiatan, sehingga bila diperlukan maka dapat dilakukan kembali assessment

terhadap permasalahan yang dirasakan masyarakat ataupun terhadap sumber

daya yang tersedia. Selain itu agen pengubah juga menyadari tolak ukur

(benchmark) suatu masyarakat juga dapat berkembang sesuai dengan pemenuhan

kebutuhan yang sudah terjadi. Evaluasi sendiri dapat dilakukan pada input,

proses (yang juga dikenal sebagai pemantauan atau monitoring) dan juga pada

hasil.

7. Tahapan Terminasi (Disengagement)

Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan

komunitas sasaran. Terminasi dalam suatu program pemberdayaan masyarakat

tidak jarang dilakukan bukan karena masyarakat sudah dapat dianggap “mandiri”,

tetapi lebih karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melebihi jangka

waktu yang ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah selesai dan tidak

ada penyandang dana yang dapat dan mau meneruskan. Meskipun demikian,

petugas tetap harus keluar dari komunitas sasaran secara perlahan-lahan dan

Page 36: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

20

bukan secara mendadak. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat tidak merasa

ditinggalkan secara sepihak dan tanpa disiapkan oleh petugas. Oleh karena itu,

bila petugas merasa tugasnya belum diselesaikan dengan baik tidak jarang petugas

tetap melakukan kontak meskipun tidak secara rutin, dan kemudian secara

perlahan-lahan mengurangi kontak dengan komunitas sasaran.

2.2.2 Implementasi Pemberdayaan Masyarakat Sektor Usaha

Kecil

Pada dasarnya pemberdayaan masyarakat dapat dikelompokkan berdasarkan fokus

kegiatan atau potensi yang perlu dikembangkan pada masyarakat. Berdasarkan

fokus ini maka pemberdayaan masyarakat dapat diimplementasikan dalam

berbagai sektor misalnya, sektor pendidikan, sektor usaha kecil, sektor kesehatan,

sektor pertanian, pemberdayaan potensi wilayah, pemberdayaan di daerah

bencana, pemberdayaan kaum disabilitas, pemberdayaan model Corporate Social

Responsibility (SCR), pemberdayaan perempuan, dan lain-lainnya (Anwas, 2014:

115).

Pemberdayaan sektor usaha kecil tidak hanya dilakukan terhadap

masyarakat yang telah memiliki usaha. Pemberdayaan dalam aspek ini justru yang

utama adalah bagaimana masyarakat didorong untuk mampu mengembangkan

berbagai usahanya sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Menurut Freire dalam

Anwas (2014: 125) dengan teori penyadaran menjelaskan bahwa pada setiap

individu sesungguhnya terdapat potensi untuk berkembang. Dengan demikian

Page 37: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

21

dapat disimpulkan bahwa dalam setiap anggota masyarakat memiliki potensi

untuk melakukan usaha dalam meningkatkan pendapatannya.

Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat pada sektor usaha kecil difokuskan

pada proses membangun SDM yang tangguh. Masyarakat perlu dibina mulai dari

proses produksi hingga pasca produksi yang benar dan efisien. Selain itu

diperlukan adanya dorongan kepada masyarakat untuk menciptakan berbagai

inovasi produknya sehingga memiliki daya saing. Untuk itu diperlukan adanya

kegiatan pelatihan dan pendampingan secara berkelanjutan. Dalam hal ini tenaga

pengajar dapat melibatkan instansi terkait di pemerintahan, dunia usaha, atau

masyarakat di wilayah tersebut yang memiliki pengalaman relevan dengan usaha

kecil tersebut.

Permasalahan lain yang timbul dalam pemberdayaan sektor usaha kecil

yaitu terkait dengan pemasaran produk, tidak sedikit usaha kecil atau UKM yang

memiliki produk bagus dan bernilai tinggi tetapi kesulitan dalam memasarkan

produknya. Oleh karena itu, agen pemberdayaan dituntut untuk mampu

mendorong pelaku usaha kecil untuk melakukan kerjasama dengan berbagai pihak

dalam memasarkan produknya.

Pemberdayaan sektor usaha kecil diarahkan agar menjadikan pelaku usaha

mampu meningkatkan wawasan dan kemampuannya dalam menciptakan peluang

usaha. Upaya menciptakan peluang usaha tersebut dibutuhkan adanya proses.

Oleh karena itu diperlukan adanya kegiatan pelatihan dan pendampingan yang

dilakukan secara berkelanjutan. Agen pemberdayaan perlu memiliki kompetisi

dalam melakukan pendampingan, merintis kerjasama dengan pihak terkait, serta

Page 38: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

22

menanamkan jiwa kewirausahaan. Dengan demikian diharapkan pelaku usaha

kecil memiliki kemampuan yang kompetitif, mampu bersaing, dan mandiri,

sehingga pendapatanya bisa meningkat dan kesejahteraan secara bertahap dapat

meningkat.

2.3 Pemberdayaan Masyarakat Melalui Perpustakaan

Pemberdayaan merupakan suatu upaya untuk menjadikan masyarakat yang

berdaya, memiliki kekuatan, dan tidak tertinggal. Untuk mengatasi ketertinggalan

tersebut maka diperlukan upaya dalam bidang meningkatkan kecerdasan

masyarakat agar dapat tercipta manusia yang bersumber daya unggul. Pendidikan

merupakan jalur yang tepat bagi masyarakat untuk mendapat bekal berupa ilmu

pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan dalam kehidupan dan dunia kerja.

Melalui pendidikan inilah masyarakat akan menyadari bahwa mereka memperoleh

kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dan produktivitas sosial ekonomi,

sosiopolitik, serta sosial budaya (Prijono, 1996: 74).

Perpustakaan sebagai salah satu institusi yang berperan penting dalam

dunia pendidikan, maka usaha pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui

perpustakaan. Melalui perpustakaan masyarakat dapat mengembangkan bakat dan

potensi yang mereka miliki dengan memanfaatkan fasilitas dan layanan yang ada

di perpustakaan. Misalnya dengan memperoleh pengetahuan baru lewat koleksi

buku yang ada di perpustakaan. Dalam hal ini perpustakaan menyediakan bahan

pustaka yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan

informasi mereka. Seperti yang diungkapkan Unesco dalam Sulistyo-Basuki

Page 39: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

23

(1993: 46) salah satu tujuan utama perpustakaan umum adalah memberikan

kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu

meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik.

Keberadaan perpustakaan umum di masyarakat memiliki peranan yang

cukup besar, melalui perpustakaan masyarakat dapat memperoleh berbagai

informasi yang mereka butuhkan. Inilah saatnya perpustakaan untuk dapat

mengambil peranan yang lebih besar dalam memberdayakan masyarakat dengan

menyediakan berbagai informasi yang masyarakat butuhkan. Menurut Sutarno

mengungkapkan bahwa,

Keberadaan perpustakaan umum juga sangat diharapkan oleh masyarakat, dimana masyarakat yang menaruh perhatian dan kepedulian terhadap perpustakaan adalah mereka yang menyadari dan menghayati bahwa perpustakaan bukan saja penting, tetapi sangat diperlukan oleh masyarakat. Kelompok masyarakat tersebut perlu terus dibina dan dikembangkan kearah terbentuknya masyarakat informasi atau masyarakat yang cerdas. (Sutarno, 2006 : 19).

Pemberdayaan masyarakat melalui perpustakaan juga dapat ditunjang

dengan adanya kegiatan-kegiatan yang disediakan perpustakaan guna menambah

pengetahuan dan potensi yang ada pada diri masyarakat. Kegiatan pemberdayaan

masyarakat yang akan dilakukan harus mampu mengembangkan teknik-teknik

pendidikan tertentu yang imajinatif untuk dapat membangkitkan kesadaran

masyarakat. Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut harusnya

dilakukan dengan menggunakan strategi agar tujuan dari adanya kegiatan

pemberdayaan masyarakat ini dapat dicapai secara maksimal. Menurut Adisasmita

Page 40: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

24

(2006: 112) terdapat strategi kebijaksanaan dalam pelaksanaan kegiatan

pemberdayaan masyarakat, yaitu:

1. Mengembangkan keswadayaan dan kemandirian masyarakat

2. Koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan swasta

3. Pembentukan lembaga keswadayaan dan kemandirian

4. Pelibatan masyarakat

5. Bantuan tenaga pendampingan

Sebagaimana yang diungkapkan di atas, salah satu strategi dalam

melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah adanya bantuan dari tenaga

pendamping yang bertugas sebagai pengajar atau penyalur dalam menyampaikan

ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Dengan demikian dalam melakukan

pemberdayaan masyarakat secara umum dapat diwujudkan dengan menerapkan

prinsip-prinsip dasar pendampingan masyarakat (Karsidi, 2007: 137), sebagai

berikut :

1. Belajar dari Masyarakat

Prinsip yang paling mendasar adalah prinsip bahwa untuk melakukan

pemberdayaan masyarakat adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat. Ini berarti

dibangun pada pengakuan serta kepercayaan akan nilai dan relevansi pengetahuan

tradisional masyarakat serta kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah-

masalah sendiri.

2. Pendampingan sebagai Fasilitator, Masyarakat sebagai Pelaku

Page 41: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

25

Konsekuensi yang terdapat pada prinsip pertama adalah perlunya

pendamping menyadari perannya sebagai fasilitator dan bukannya sebagai pelaku

atau guru. Untuk itu perlu adanya sikap rendah hati serta kesediaan belajar dari

masyarakat dan menempatkan warga masyarakat sebagai narasumber utama

dalam memahami keadaan masyarakat itu sendiri, dan bahkan dalam

penerapannya masyarakat dibiarkan mendominasi kegiatan. Meskipun pada

awalnya peran pendamping lebih besar, harus diusahakan agar secara bertahap

peran itu bisa berkurang dengan mengalihkan prakarsa kegiatan-kegiatan pada

warga masyarakat itu sendiri.

3. Saling Belajar, Saling Berbagi Pengalaman

Salah satu prinsip pendampingan untuk pemberdayaan masyarakat adalah

pengakuan akan pengalaman dan pengetahuan lokal masyarakat. Hal ini bukanlah

berarti bahwa masyarakat selamanya benar dan harus dibiarkan tidak berubah.

Kenyataan objektif telah membuktikan bahwa dalam banyak hal perkembangan

pengalaman dan pengetahuan lokal (bahkan tradisional) masyarakat tidak sempat

mengejar perubahan-perubahan yang terjadi dan tidak lagi dapat memecahkan

masalah-masalah yang berkembang. Namun sebaliknya, telah terbukti pula bahwa

pengetahuan modern dan inovasi dari luar yang diperkenalkan oleh orang luar

tidak juga dapat memecahkan masalah mereka. Bahkan dalam banyak hal,

pengetahuan modern dan inovasi dari luar malah menciptakan masalah yang lebih

besar lagi. Karenanya pengetahuan lokal masyarakat dan pengetahuan dari luar

atau inovasi, harus dipilih secara arif dan atau saling melengkapi satu sama

lainnya.

Page 42: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

26

Dengan demikian dalam melakukan pemberdayaan masyarakat pertama

perlu dipahami terlebih dahulu karakteristik masyarakat yang akan diberdayakan,

dengan mengetahui kebutuhan dan kemampuan yang masyarakat miliki.

Selanjutnya salah satu jenis pemberdayaan yang dapat dilakukan dengan adanya

pendampingan terhadap masyarakat, seperti halnya pendampingan yang dilakukan

oleh perpustakaan dalam menjalankan program pemberdayaan masyarakat dengan

berfungsi sebagai fasilitator. Hal lain yang tidak kalah penting dalam melakukan

pemberdayaan masyarakat juga diperlukan adanya sikap saling belajar dan saling

berbagi pengalaman antara pendamping sebagai fasilitator dan masyarakat yang

diberdayakan.

2.4 Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai pemberdayaan masyarakat melalui perpustakaan sudah cukup

banyak dilakukan. Berikut ini beberapa contoh penelitian tersebut.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Arif Wahyuni. Mahasiswa Ilmu

Perpustakaan Universitas Diponegoro, tahun 2012 yang berjudul “Peran

Perpustakaan Komunitas dalam Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus pada

Pondok Maos Gayub Desa Bebegan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal”.

Penelitian ini membahas mengenai kegiatan-kegiatan pelatihan dan program

pemberdayaan masyarakat, mulai dari program untuk orang dewasa sampai

dengan program untuk anak-anak.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program pelatihan membuat

batik, sablon kaos, detergen dan pewangi pakaian yang dilakukan oleh Pondok

Page 43: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

27

Maos Gayub telah memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan ketrampilan

tersebut masyarakat dapat menjual hasilnya ataupun dipakai sendiri.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Diona Septia. Mahasiswa Ilmu

Perpustakaan Universitas Indonesia, tahun 2010 yang berjudul “Peran

Perpustakaan Komunitas dalam Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus

Rumah Pintar Bhara Cendikia 1”. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif

dengan menggunakan metode studi kasus. Tujuan dari penelitian untuk

mengetahui tentang program rumah pintar sebagai bentuk dari perpustakaan

komunitas dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa rumah pintar Bhara Cendikia 1 telah berhasil membuat

beberapa pengunjung menjadi mandiri lewat pelatihan di sentra kriya.

Meskipun belum mencapai hasil yang besar, tetapi setidaknya masyarakat

sudah bisa menikmati hasil dari kerja mereka sendiri.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Syamsul Bahri. Mahasiswa Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta Tahun 2013 yang berjudul “Peran TBM Cakruk Pintar dalam

Pemberdayaan Masyarakat Notogaten Caturtunggal Sleman Yogyakarta”.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran apa saja yang dimiliki

TBM Cakruk Pintar dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, kemudian

perubahan apa saja yang dirasakan oleh masyarakat Nologaten setelah

mengikuti program pemberdayaan yang dilakukan oleh TBM Cakruk Pintar.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa TBM Cakruk Pintar

memiliki tiga peran pemberdayaan masyarakat yaitu peran pendidikan, peran

Page 44: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

28

SDM (sumber daya manusia) dan peran ekonomi. Sedangkan perubahan yang

dirasakan oleh warga dusun Nologaten dalam mengikuti program

pemberdayaan masyarakat pada bidang pendidikan yaitu adanya peningkatan

prestasi belajar anak, bidang SDM yaitu adanya kemandirian dalam berusaha

dan tingkat solidaritas warga semakin meningkat, dan pada bidang ekonomi

mereka mendapatkan pengetahuan baru tentang pembuatan NPWP (Nomor

Pokok Wajib Pajak), pembuatan kue. Peningkatan penghasilan terasa dengan

menjual hasil yang mereka produksi.

Tinjauan pustaka berbentuk skripsi di atas membahas mengenai peran

perpustakaan sebagai upaya dalam pemberdayaan masyarakat yang dilakukan

dengan mengadakan berbagai program pelatihan. Kemudian akan dilihat hasil

yang diperoleh dari program pelatihan tersebut bagi masyarakat.

Berdasarkan uraian tinjaun pustaka dari berbagai sumber tersebut dapat

disimpulkan bahwa skripsi ini pada dasarnya bersifat melengkapi pembahasan

tentang peran perpustakaan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat

dengan mengadakan berbagai kegiatan pelatihan. Penelitian mengenai peran

Bengkel Kriya Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Batang dalam

pemberdayaan masyarakat belum pernah diteliti. Pengambilan contoh

penelitian yang sejenis dengan skripsi ini dilakukan karena memiliki tema

yang hampir sama yaitu mengenai program pemberdayaan masyarakat yang

dilakukan melalui perpustakaan komunitas, rumah pintar, maupun taman baca

masyarakat. Meskipun memiliki tema yang kurang lebih sama, akan tetapi

terdapat perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.

Page 45: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

29

Perbedaan tersebut terletak pada subjek penelitian yaitu masyarakat di

Kabupaten Batang dan lokasi penelitian yang digunakan yaitu Perpustakaan

dan Arsip Kabupaten Batang.

Page 46: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendahuluan

Bab ini dibahas secara menyeluruh mengenai metode dan teknik yang

dipergunakan dalam penyusunan skripsi, baik pada saat pengumpulan data

maupun analisis data. Dalam menyusun metode penelitian dalam penelitian ini,

peneliti mengacu pada sumber buku yang digunakan sebagai acuan untuk

memperoleh gambaran mengenai metode dan teknik penelitian kualitatif. Adapun

metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Sulistyo-Basuki adalah, “Rencana dan struktrur

kerangka kerja” (Sulistyo-Basuki, 2006: 37). Sedangkan menurut Arikunto,

desain penelitian adalah, “Rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti

sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan” (Arikunto, 2010: 90).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa desain penelitian adalah sebuah rencana yang

disusun oleh peneliti sebagai pedoman dalam melakukan perencanaan sebuah

penelitian.

29

Page 47: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

30

Desain penelitian dalam penelitian ini peneliti melakukan analisis data

sejak awal penelitian, diikuti dengan proses pengumpulan data yang bersifat

terbuka, fleksibel, dan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi yang

ditemukan dilapangan. Dalam penelitian ini, kasus yang dibahas adalah

menganalisis peran kegiatan Bengkel Kriya Perpustakaan dan Arsip Kabupaten

Batang dalam pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Batang.

3.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini bersifat deskriptif kualitatif.

Dengan penelitian kualitatif, peneliti mendapatkan data mendalam mengenai

objek yang diteliti, sehingga dapat membantu menjelaskan bagaimana peran

kegiatan Bengkel Kriya dalam pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Batang.

Bodgan dan Taylor dalam Basrowi (2008: 21) mendefinisikan bahwa penelitian

kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang perilaku yang diamati. Oleh

karena itu metode penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami dari sudut

pandang subjek dan untuk menggambarkan berbagai kondisi, situasi, dan berbagai

fenomena yang menjadi objek penelitian. Menurut Kirk dan Miller dalam Basrowi

(2008: 21) penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan

sosial secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam

kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam

bahasanya dan dalam peristiwanya.

Page 48: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

31

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian

kualitatif adalah penelitian yang berangkat dari deskripsi keadaan objek yang

diselidiki sebagaimana adanya berdasarkan fakta yang aktual yang temuan-

temuannya tidak diperoleh dari prosedur perhitungan secara statistik. Data yang

diperoleh dalam penelitian merupakan data deskriptif yang diperoleh melalui

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penyajian data dari awal penelitian

hingga akhir penelitian disajikan dalam bentuk deskriptif, yang disusun secara

sistematis.

3.4 Subjek dan Objek Penelitian

Dalam sebuah penelitian tidak terlepas dari adanya subjek dan objek penelitian.

Subjek merupakan orang yang melakukan sesuatu, sedangkan objek merupakan

hal yang menjadi fokus dalam penelitian. Pada penelitian ini perpustakaan

memiliki kegiatan Bengkel Kriya yang merupakan realisasi dari kegiatan

pascabaca koleksi dan dilanjutkan dengan kegiatan praktik dari hasil pascabaca

koleksi tersebut. Dalam pelaksanaan kegiatannya dibantu oleh mentor yang

bertugas untuk menyampaikan materi agar dapat dipahami oleh peserta.

Kemudian dari kegiatan Bengkel Kriya ini akan dilihat apakah terdapat nilai

manfaat dari pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya bagi peserta yang dijadikan

sebagai upaya dalam pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian subjek dan

objek dalam penelitian adalah sebagai berikut.

Page 49: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

32

1. Subjek

Subjek penelitian menurut Mukhtar (2013: 88-89) adalah orang yang berada

dalam situasi sosial yang ditetapkan sebagai pemberi informasi dalam sebuah

penelitian atau dikenal dengan informan. Berdasarkan pada pengertian tersebut,

maka subjek menjadi salah satu hal penting dalam pelaksanaan sebuah penelitian.

Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kabupaten Batang yang

merupakan peserta dalam kegiatan Bengkel Kriya di Perpustakaan dan Arsip

Kabupaten Batang.

2. Objek

Objek penelitian menurut Mukhtar (2013: 88-89) adalah situasi sosial yang

ditetapkan untuk melakukan penelitian. Objek yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah nilai manfaat dari pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya bagi peserta yang

dijadikan sebagai upaya dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat di

Kabupaten Batang.

3.5 Pemilihan Informan

Jumlah peserta dalam kegiatan Bengkel Kriya di Perpustakaan dan Arsip

Kabupaten Batang tidak bisa ditentukan secara pasti pada setiap pelaksanaanya.

Namun pada setiap pelaksanaan kegiatan peserta diwajibkan untuk mengisi daftar

hadir. Berdasarkan daftar hadir tersebut didapatkan jumlah peserta yang

mengikuti kegiatan Bengkel Kriya dengan tema pelatihan pengenalan marketing

Page 50: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

33

online sejumlah 36 peserta, sementara peserta yang mengikuti pelatihan

pembuatan soto koya berkurang jumlahnya menjadi 27 peserta. Kemudian peneliti

melakukan pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik pemilihan informan yang berdasarkan pada

kriteria tertentu sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Sulistyo-

Basuki, 2006: 202). Dalam memilih informan yang menuhi kriteria suatu

penelitian, peneliti harus menerapkan kriteria informan terlebih dahulu. Moleong

dalam Prastowo (2014: 196) menyebutkan bahwa ada lima persyaratan yang harus

dimiliki oleh seorang agar layak dijadikan informan adalah sebagai berikut:

1. Orang tersebut harus jujur dan harus bisa dipercaya

2. Orang tersebut memiliki kepatuhan pada peraturan

3. Orang tersebut suka berbicara, bukan orang yang sukar berbicara apalagi

pendiam

4. Orang tersebut bukan termasuk anggota salah satu kelompok yang bertikai

dalam latar penelitian

5. Orang tersebut memiliki pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi

Berdasarkan lima kriteria tersebut, peneliti menetapkan kriteria informan

sebagai berikut:

1. Tercatat sebagai anggota dari Bengkel Kriya

2. Aktif mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan Bengkel Kriya

3. Telah mengikuti pelatihan pengenalan marketing online dan pelatihan

pembuatan soto koya

Page 51: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

34

4. Bersedia untuk menjadi informan.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh jumlah keseluruhan 63 peserta

yang telah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya dengan tema pelatihan pengenalan

marketing online dan pelatihan pembuatan soto koya. Pada pelatihan pembuatan

soto koya terdapat 16 peserta baru dan 11 peserta yang sebelumnya ikut dalam

pelatihan pengenalan marketing online. Sehingga didapatkan 52 peserta dari

jumlah keseluruhan kedua pelatihan tersebut. Peneliti memilih empat peserta yang

memenuhi kriteria tersebut untuk menjadi informan. Sementara untuk

memperoleh data yang lebih mendalam peneliti memilih informan tambahan.

Informan tambahan diambil dari pihak yang berperan dalam pelaksanaan kegiatan

Bengkel Kriya. Pihak – pihak tersebut meliputi koordinator, ketua, sekertaris,

bendahara, seksi kegiatan, mentor pelatihan pengenalan marketing online, dan

mentor pelatihan pembuatan soto koya. Sehingga pihak yang berperan dalam

pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya tersebut berjumlah 7 orang yang kemudian

diambil 3 orang untuk dijadikan sebagai informan tambahan, yaitu koordinator

Bengkel Kriya sebagai pihak yang bertanggungjawab sepenuhnya terhadap

pelaksanaan kegiatan, dan mentor sebagai pihak yang memberikan pelatihan

kepada peserta, sehingga mengetahui secara pasti bagaimana kondisi peserta

selama mengikuti kegiatan Bengkel Kriya.

Page 52: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

35

3.6 Jenis dan Sumber Data

Menurut Moleong (dalam Arikunto, 2010: 22) sumber data dalam penelitian

kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata lisan atau tulisan yang dicermati

oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati sampai detailnya agar dapat

ditangkap makna yang tersisa dalam dokumen bendanya. Dalam penelitian ini

mengacu pada sumber data primer maupun sekunder yang akan dijelaskan lebih

lanjut pada sub-bab berikut.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh penulis melalui

wawancara dan observasi secara langsung (Mukhtar, 2013: 110). Data primer

dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan koordinator

Bengkel Kriya mengenai persiapan yang dilakukan sebelum kegiatan Bengkel

Kriya. Wawancara juga dilakukan terhadap mentor mengenai pemberian materi

dalam pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya. Kemudian wawancara dilakukan pada

peserta Bengkel Kriya untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta

terhadap perpustakaan dan kemampuan peserta dalam memenuhi kebutuhan

informasinya selama ini.

Dari wawancara ini menunjukkan adanya masalah yang dialami peserta

dalam memenuhi kebutuhan informasinya, adapun penyebabnya akibat

terbatasnya media yang digunakan peserta untuk mengakses informasi.

Page 53: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

36

Peneliti juga melakukan wawancara setelah dilaksanakannya kegiatan

Bengkel Kriya untuk mengetahui nilai manfaat yang dialami peserta melalui

kegiatan Bengkel Kriya tersebut.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui data-data

atau dokumen yang sudah ada (Mukhtar, 2013: 110). Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan dokumen-dokumen yang sudah ada sebagai bahan referensi, yang

berupa buku, jurnal, dan skripsi.

Peneliti menggunakan berbagai buku yang berhubungan dengan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti dan lainnya yang sesuai dengan penelitian ini.

3.7 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperoleh dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam proses

penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Metode dan Teknik Observasi

Observasi adalah suatu proses mengamati dan merekam suatu peristiwa atau

situasi tertentu (Sulistyo-Basuki, 2006: 148). Tujuan dari observasi ini adalah

menggambarkan program secara menyeluruh, termasuk juga menggambarkan

kegiatan yang berlangsung dalam program, orang yang ikut berpartisipasi dalam

kegiatan tersebut serta makna bagi orang-orang mengenai apa yang telah diamati.

Page 54: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

37

Penerapan metode observasi dalam penelitian ini untuk mendapatkan data

mengenai peran kegiatan Bengkel Kriya yang diikuti oleh peserta. Peneliti

menggunakan observasi non-partisipan yaitu pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti terhadap suatu peristiwa, namun peneliti tidak terlibat secara langsung

dalam peristiwa tersebut. Peneliti hanya mengamati dan mencatat apa yang terjadi

(Sulistyo-Basuki, 2006: 150-151). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

teknik observasi non-partisipan karena peneliti tidak terlibat langsung dalam

kegiatan. Peneliti hanya melakukan pengamatan terhadap kegiatan Bengkel Kriya

yang diikuti oleh peserta.

2. Metode dan Teknik Wawancara

Wawancara dapat diartikan sebagai percakapan dengan maksud tertentu oleh dua

pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan

dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu

(Basrowi, 2008: 127). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka,

menggunakan telepon seluler baik itu dengan chating atau video call. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur. Wawancara

terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan menggunakan daftar

pertanyaan yang sebelumnya telah disiapkan oleh peneliti, yang disusun secara

terstruktur (Sulistyo-Basuki, 2006: 171). Dalam pengumpulan data terstruktur,

peneliti terlebih dahulu menyiapkan daftar pertanyaan yang telah diarahkan pada

suatu tujuan.

Page 55: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

38

Wawancara tersebut dilakukan dengan koordinator Bengkel Kriya sebagai

informan yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya,

mentor yang memberikan materi dalam kegiatan, serta peserta yang terlibat

langsung dalam kegiatan Bengkel Kriya. Dalam wawancara ini, peneliti

menggunakan buku catatan untuk mencatat hasil wawancara, dan menggunakan

alat perekam untuk membantu peneliti dalam melakukan pengolahan data. Hasil

rekaman tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan teknik mencatat.

3. Metode dan Teknik Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan

melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri

atau oleh orang lain tentang subjek (Herdinansyah, 2012: 143). Studi dokumentasi

merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam penelitian kualitatif untuk

mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media dan

dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang

bersangkutan. Dalam hal ini peneliti menggunakan dokumen berupa catatan daftar

hadir peserta Bengkel Kriya. Peneliti juga melakukan teknik dokumentasi dengan

cara mengambil gambar yang berupa foto, video, maupun rekaman suara yang

dilakukan pada saat wawancara dengan informan.

Page 56: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

39

3.8 Metode dan Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Patton dalam Moleong (2014: 280) merupakan proses

mengukur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan

satuan uraian dasar. Analisis data dilakukan untuk mengorganisasikan data. Data

yang telah terkumpul dari lapangan dengan jumlah yang banyak kemudian

diurutkan dan dikelompokkan untuk memudahkan dalam pengolahan data. Dalam

penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan

Huberman dalam Basrowi (2008: 209) yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

1. Metode dan Teknik Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pengabstraksian dan

pentransformasian data kasar dari lapangan (Basrowi, 2008: 209). Dalam reduksi

data ini peneliti mengumpulkan seluruh data yang diperoleh di lapangan. Setelah

proses pengumpulan data selesai dilanjutkan dengan mereduksi hasil catatan

lapangan yang telah diperoleh untuk selanjutnya diperoleh data yang penting, dan

relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Setelah dilakukan reduksi, data

akan mengerucut dan semakin sedikit sehingga mengarah ke inti permasalahan

dan mampu memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai objek penelitian.

Kemudian tahap diselanjutnya dilakukan penyajian data.

2. Metode dan Teknik Penyajian Data

Page 57: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

40

Penyajian data adalah sekumpulan informasi tertentu tersusun yang memberikan

kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan (Basworo,

2008: 209). Dalam proses ini data yang telah direduksi diklasifikasi kedalam

beberapa kelompok. Bentuk penyajian data dapat berupa teks naratif, matriks,

grafik, jaringan, dan bagan.

Bentuk penyajian data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penyajian

data dalam menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun dalam bentuk teks

yang bersifat naratif. Peneliti melakukan penyajian data dari hasil wawancara

terhadap peserta sebagai informan kunci, juga terhadap koordinator dan mentor

kegiatan Bengkel Kriya sebagai informan tambahan serta dilampirkan gambar

untuk memperjelas proses yang terjadi dalam penelitian ini.

3. Metode dan Teknik Penarikan Simpulan dan Verifikasi

Tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah penarikan simpulan dan

verifikasi. Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan data yang telah disajikan

dengan tujuan mendapatkan simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan

peneliti yang berkaitan dengan peran Bengkel Kriya Perpustakaan dan Arsip

Kabupaten Batang dalam pemberdayaan masyarakat Kabupaten Batang. Simpulan

yang terkait harus terlebih dahulu diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Verifikasi merupakan tinjauan ulang pada catatan-catatan yang diperoleh di

lapangan sehingga makna yang muncul dari data dapat teruji kebenaran dan

kecocokannya.

Page 58: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

41

3.9 Uji Keabsahan Data

Sebuah penelitian harus memiliki data yang valid dan dapat dibuktikan

kebenarannya, sehingga seseorang juga harus mengecek kevalidan dan keabsahan

data melalui teknik triangulasi. Triangulasi menurut Moleong (2014: 330) adalah

teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar

sumber data yang digunakan untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data tersebut.

Adapun terdapat tiga metode dalam triangulasi yang disampaikan oleh Sugiyono

dalam Prastowo (2014: 269), yaitu:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber yaitu menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber atau

informan yang berbeda dengan teknik yang sama. Data yang telah

dianalisis kemudian disimpulkan yang selanjutnya dimintakan kesepakatan

(member check) dengan beberapa sumber atau informan tersebut.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik yaitu menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Misalnya data yang diperoleh dari wawancara kemudian dilakukan

pengecekan dengan observasi dan dokumentasi.

3. Triangulasi Waktu

Page 59: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

42

Triangulasi waktu yaitu menguji keabsahan data yang dilakukan dengan

cara melakukan pengecekan melalui wawancara atau observasi dalam

waktu dan situasi yang berbeda sampai ditemukan kepastian data.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi

sumber. Triangulasi sumber ini digunakan oleh peneliti untuk mengecek

data yang diperoleh dari peserta sebagai informan kunci dan koordinator

serta mentor kegiatan Bengkel Kriya sebagai informan tambahan. Peneliti

melakukan wawancara dengan peserta Bengkel Kriya mengenai peran

kegiatan Bengkel Kriya dalam pemberdayaan masyarakat, kemudian

melakukan wawancara kepada koordinator dan mentor kegiatan Bengkel

Kriya untuk melakukan kredibilitas.

Page 60: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

BAB 4

GAMBARAN UMUM KEGIATAN BENGKEL KRIYA

DI PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN BATANG

4.1 Gambaran Umum Objek Kegiatan

Penelitian ini membahas mengenai peran adanya Bengkel Kriya sebagai upaya

pemberdayaan masyarakat, sehingga akan diketahui manfaat dari adanya kegiatan

Bengkel Kriya tersebut. Bengkel Kriya merupakan salah satu bentuk kegiatan

pendidikan pemakai yang diadakan oleh Perpustakaan dan Arsip Kabupaten

Batang. Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa kegiatan pascabaca koleksi baik

berupa koleksi buku yang dimiliki oleh perpustakaan maupun koleksi non buku

yang didapatkan dari internet. Kegiatan pascabaca yang dimaksud disini adalah

kegiatan membaca koleksi bahan pustaka yang terdapat di ruang baca

Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Batang maupun dari internet yang dilakukan

oleh pemustaka, pemustaka yang dimaksud adalah peserta dari kegiatan Bengkel

Kriya.

Kegiatan pascabaca tersebut ditindak lanjuti dengan diadakannya kegiatan

praktik dengan menghadirkan mentor pada setiap kegiatannya. Kegiatan Bengkel

Kriya yang telah berjalan selama ini meliputi pelatihan dalam bidang

keterampilan dan tata boga. Adapun kegiatan ini dilaksanakan setiap dua kali

43

Page 61: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

44

dalam sebulan. Selanjutnya penjelasan mengenai kegiatan Bengkel Kriya akan

dijelaskan pada sub-bab berikut.

4.1.1 Sejarah Kegiatan Bengkel Kriya

Kegiatan Bengkel Kriya yang diadakan di Perpustakaan dan Arsip Kabupaten

Batang ini terbentuk karena adanya keprihatinan yang dirasakan oleh pihak

perpustakaan terhadap masyarakat Batang yang sering berkunjung ke

perpustakaan dan ternyata masih banyak masyarakatnya yang belum mempunyai

pekerjaan. Kemudian pihak perpustakaan memikirkan cara agar kedepannya

masyarakat yang sering berkunjung ke perpustakaan ini bisa memiliki ketrampilan

khusus yang nantinya dapat dijadikan sebagai bekal untuk membuka suatu usaha.

Kegiatan Bengkel Kriya resmi didirikan pada tahun 2011 setelah melalui

diskusi antara pengelola perpustakaan. Pihak perpustakaan mendirikan

kelembagaan pascabaca bagi para pemustaka dalam satu wadah kegiatan yang

sekarang lebih terkenal dengan nama Bengkel Kriya. Dalam menjalankan

kegiatannya agar lebih terarah maka dibentuklah kepengurusan dalam kegiatan

Bengkel Kriya dengan struktur organisasi yang terdiri dari ketua, sekretaris,

bendahara, dan seksi kegiatan. Kepengurusan Bengkel Kriya ini lama kelamaan

menjadi sebuah komunitas dimana mereka juga mengadakan pertemuan pada

setiap bulannya untuk sekedar sharing dan membicarakan perkembangan untuk

kegiatan Bengkel Kriya kedepannya. Meskipun pada kenyataannya keberadaan

kepengurusan tersebut tidak menjalankan fungsinya secara maksimal.

Page 62: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

45

Kegiatan Bengkel Kriya ini sengaja dibentuk sebagai wadah bagi para

pemustaka untuk mempraktikkan apa yang telah dibacanya. Dengan demikian

maka diharapkan pemustaka akan lebih memahami apa yang telah dibaca dan juga

kedepannya dapat menjadikan pemustaka lebih termotivasi untuk membuka suatu

usaha sehingga menjadikan mereka mandiri dan dapat menambah perekonomian

keluarga. Kegiatan Bengkel Kriya pertama kali diperkenalkan pada bulan Oktober

2011, pada awal kemunculannya kegiatan Bengkel Kriya ini lebih sering bergerak

pada bidang ketrampilan. Meliputi keterampilan pembuatan tempat minuman,

keterampilan membuat tempat sandal, keterampilan membuat hantaran pengantin,

dan lain sebagainya.

Pada tahun 2014 keberadaan Bengkel Kriya semakin berkembang dan

semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Kegiatan Bengkel Kriya ini juga telah mendapatkan dukungan dari berbagai

pihak. Kedepannya pihak keordinator Bengkel Kriya ingin mengembangkan lagi

kegiatan yang sudah ada dengan mengajak dan membekali para pemuda

masyarakat Kabupaten Batang dengan ketrampilan kerja seperti pemberian materi

mengenai cara menperbaiki listrik maupun cara memperbaiki handphone yang

nantinya dapat dijadikan sebagai bekal untuk menciptakan usaha.

4.1.2 Visi Misi dan Tujuan Kegiatan Bengkel Kriya

Dalam mendukung program pemberdayaan masyarakat maka Perpustakaan dan

Arsip Kabupaten Batang mengadakan kegiatan Bengkel Kriya yang merupakan

Page 63: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

46

realisasi dari kegiatan pascabaca yang dilakukan oleh pemustaka. Dalam

menjalankan kegiatannya agar dapat berjalan dengan maksimal, maka kegiatan

Bengkel Kriya memiliki visi dan misi yang digunakan sebagai pedoman dalam

melaksanakan kegiatan Bengkel Kriya yang terdiri dari sebagai berikut.

Visi kegiatan Bengkel Kriya adalah meningkatkan ekonomi keluarga dengan

melatih masyarakat dalam bidang keterampilan dan tata boga.

Misi kegiatan Bengkel Kriya adalah :

1. Melaksanakan kegiatan pelatihan kepada masyarakat di bidang keterampilan

dan tata boga.

2. Meningkatkan taraf hidup keluarga melalui pelatihan keterampilan.

Tujuan utama dari kegiatan Bengkel Kriya tersebut adalah untuk

menciptakan masyarakat yang tidak hanya gemar membaca tetapi juga dapat

meningkatkan taraf hidup melalui kegiatan berwirausaha yang merupakan hasil

dari mengikuti kegiatan Bengkel Kriya. Melalui kegiatan Bengkel Kriya

diharapkan dapat membentuk kemandirian pada setiap peserta dengan

memberikan mereka berbagai ilmu pengetahuan bermanfaat yang dapat dijadikan

sebagai pedoman untuk memulai suatu usaha,sehingga melalui kegiatan Bengkel

Kriya ini dapat meningkatkan perekonomian keluarga.

4.1.3 Manfaat Kegiatan Bengkel Kriya

Kegiatan Bengkel Kriya yang diadakan oleh Perpustakaan dan Arsip Kabupaten

Batang dengan memberikan pelatihan, baik berupa pelatihan di bidang

Page 64: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

47

keterampilan maupun pelatihan di bidang tata boga telah memberikan dampak

positif bagi peserta yang mendapatkan program pelatihan secara langsung maupun

bagi pihak perpustakaan sebagai lembaga yang menyediakan kegiatan Bengkel

Kriya. Manfaat yang diperoleh dari adanya kegiatan Bengkel Kriya tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pengalaman dan pengetahuan baru bagi peserta terkait dengan

pelatihan yang dilaksanakan pada setiap pertemuannya.

2. Menciptakan peserta yang mandiri. Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya

usaha baru oleh peserta, sehingga melalui usaha baru tersebut peserta mampu

meningkatkan perekonomian keluarga.

3. Membentuk relasi antar peserta yang tergabung dalam kegiatan Bengkel Kriya,

sehingga dengan relasi yang semakin luas membuat peserta mendapatkan

kemudahan dalam menjalankan usaha.

4. Kegiatan Bengkel Kriya telah memberikan banyak penghargaan dari berbagai

pihak yang diberikan kepada Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Batang.

5. Kegiatan Bengkel Kriya berhasil membawa nama Perpustakaan dan Arsip

Kabupeten Batang menjadi lebih dikenal karena prestasi yang telah diraihnya.

4.1.4 Struktur Organisasi KegiatanBengkel Kriya

Adapun struktur organisasi yang terdapat dalam kegiatan Bengkel Kriya sebagai

berikut.

Page 65: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

48

Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Batang, 2016.

Berdasarkan pada struktur organisasi di atas dapat dijelaskan bahwa kegiatan

Bengkel Kriya diketuai oleh Ir. Arif Lelono yang dalam menjalankan tugasnya

dibantu oleh sekertaris, bendahara, dan seksi kegiatan. Sebelum ditetapkan

sebagai ketua Bengkel Kriya, beliau adalah anggota dari kegiatan Bengkel Kriya.

Awalnya Arif juga mengikuti Bengkel Kriya yang diadakan oleh Perpustakaan

dan Arsip Kabupaten Batang, karena memiliki keahlian serta ketertarikan dalam

bidang memasak menjadikan Arif sering diminta untuk mengisi kegiatan Bengkel

Kriya dengan mengajarkan pesertanya dalam bidang tata boga sesuai dengan

keahlian yang dimilikinya. Selain itu dari kegiatan Bengkel Kriya membawa

pengaruh positif bagi Arif dengan membuka usaha cathering makanan.

Keberadaan kegiatan Bengkel Kriya dengan berjalannya waktu semakin

diminati oleh masyarakat dan pihak koordinator merasa perlu membentuk struktur

kepengurusan kegiatan Bengkel Kriya agar dapat mempermudah kinerja pihak

perpustakaan dalam mengawasi serta mengajak masyarakat untuk mengikuti

kegiatan tersebut. Pada akhirnya dibuatlah struktur organisasi untuk kepengurusan

kegiatan Bengkel Kriya yang terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara, dan seksi

Seksi KegiatanAmbar

Sekretaris Ana Maria

Ketua Ir. Arif Lelono

BendaharaKuswardani

Page 66: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

49

kegiatan. Peran Ana Maria sebagai sekertaris dalam Bengkel Kriya adalah

membantu pihak koordinator dalam mempersiapkan surat-surat undangan

kegiatan yang akan disebarkan dan mencatat segala sesuatu yang sekiranya

penting dalam kegiatan Bengkel Kriya. Kuswardani sebagai bendahara Bengkel

Kriya memiliki tugas untuk mengelola uang yang diberikan oleh pihak

perpustakan demi keberlangsungan kegiatan. Lalu peran Ambar sebagai seksi

kegiatan adalah menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan

pelaksanaan bengkel kriya seperti membantu pihak koordinator dalam

menyiapkan perlengkapan kegiatan, makanan ringan, serta pendistribusian

undangan.

Secara umum kepengurusan kegiatan Bengkel Kriya ini ikut berperan

dalam mewujudkan peserta agar mampu mengembangkan diri, khususnya dalam

hal peningkatan ekonomi keluarga. Dalam hal ini ketua Bengkel Kriya beberapa

kali mengadakan pertemuan singkat dengan mengajak sekertaris, bendahara, dan

seksi kegiatan serta beberapa peserta Bengkel Kriya untuk berkumpul diluar

jadwal kegiatan Bengkel Kriya untuk membicarakan perkembangan kegiatan

Bengkel Kriya serta memotivasi pesertanya agar berani dalam membuka suatu

usaha baru. Pertemuan ini juga dijadikan sebagai sarana untuk mempererat

komunikasi antara peserta sehingga terjalin hubungan kekeluargaan antar peserta

satu sama lain. Dengan adanya komunikasi yang baik antar peserta menjadikan

peserta saling membantu memberikan arahan dalam memutuskan untuk membuka

suatu usaha setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya.

Page 67: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

50

4.1.5 Peserta Kegiatan Bengkel Kriya

Peserta dalam kegiatan Bengkel Kriya tidak bisa ditentukan secara pasti

jumlahnya. Karena kegiatan Bengkel Kriya ini terbuka untuk semua kalangan

masyarakat yang berada di Kabupaten Batang. Untuk itu peserta yang mengikuti

kegiatan Bengkel Kriya dalam setiap pelaksanaannya dapat berubah-ubah serta

dapat bertambah maupun berkurang jumlahnya. Dalam melakukan pemberitahuan

kepada peserta terkait dengan akan diadakannya kegiatan Bengkel Kriya, pihak

perpustakaan membuatkan undangan mengenai pelaksanaan kegiatan dengan tema

tertentu yang kemudian diserahkan kepada setiap Kelurahan di Kabupaten Batang

untuk dapat disebarkan informasinya kepada masyarakat di Kelurahan tersebut.

Selain itu pemberitahuan juga dapat dilakukan oleh ketua Bengkel Kriya dengan

mengirimkan pesen singkat kepada beberapa peserta yang telah lama tergabung

dalam kegiatan Bengkel Kriya untuk selanjutnya pemberitahuan akan adanya

kegiatan tersebut dapat diteruskan melalui pembicaraan dari mulut ke mulut.

Bertambahnya jumlah peserta dalam setiap pelaksanaan kegiatan dijadikan

sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan terselenggaranya kegiatan Bengkel

Kriya. Dimana semakin bertambah peserta yang mengikuti kegiatan Bengkel

Kriya, dapat dikatakan bahwa kegiatan Bengkel Kriya tersebut semakin berhasil

karena semakin banyak peserta yang mendapatkan manfaat dari kegiatan Bengkel

Kriya tersebut. Meskipun pada kenyataanya belum bisa dipastikan secara pasti

apakah peserta yang telah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya benar-benar

mendapatkan manfaat atau sekedar untuk mengisi waktu saja. Pada dasarnya

peserta yang mengikuti kegiatan Bengkel Kriya memiliki motivasi yang berbeda,

Page 68: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

51

ada yang benar-benar mengikuti kegiatan untuk menambah pengetahuan, untuk

sekedar menambah pengalaman, dan terdapat juga peserta yang mengikuti

kegiatan hanya sekedar mengikuti ajakan teman.

4.1.6 Pelaksanaan Kegiatan Bengkel Kriya

Pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya pada awal berdirinya hanya dilaksanakan

satu kali dalam sebulan. Hal ini dikarenakan keterbatasan biaya yang dimiliki oleh

pihak perpustakaan dalam menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan kegiatan. Hingga pada tahun 2014 keberadaan kegiatan Bengkel

Kriya semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat. Untuk itu kegiatan Bengkel

Kriya ditambah lagi intensitasnya dengan mengadakan pelatihan selama dua kali

dalam sebulan yaitu setiap hari Rabu di minggu pertama dan minggu ketiga.

Pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya dilaksanakan di Aula Perpustakaan

dan Arsip Kabupaten Batang dan sempat beberapa kali pelaksanaan kegiatannya

juga dilaksanakan di perpustakaan desa yang terdapat di Kabupaten Batang.

Dalam pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya ini didukung dengan menghadirkan

mentor sebagai pemberi materi pelatihan yang berbeda-beda pada setiap

pelaksanaanya, disesuaikan dengan tema yang telah ditentukan sebelumnya. Pada

awalnya materi yang diberikan berupa pelatihan dalam bidang keterampilan

seperti keterampilan membuat hantaran pengantin, keterampilan membuat tempat

makan dan minum, serta dilanjutkan dengan pelatihan di bidang tata boga seperti

pelatihan membuat kue apem, pelatihan membuat pizza, pelatihan membuat ice

Page 69: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

52

cream, dan lain sebagainya. Secara umum tema kegiatan yang diajarkan dalam

kegiatan Bengkel Kriya telah disesuaikan dengan kebutuhan informasi para

pesertanya.

4.1.7 Kerjasama Kegiatan Bengkel Kriya

Kegiatan Bengkel Kriya pada awalnya merupakan kegiatan yang didanai oleh

dana pribadi dari pihak perpustakaan. Dengan berjalannya waktu keberadaan

kegiatan ini semakin dikenal, kemudian sampai pada tahun 2012 keberadaan

Bengkel Kriya tersebut diketahui oleh Bupati Kabupaten Batang. Sehingga Bupati

tersebut mendukung sepenuhnya kegiatan Bengkel Kriya dan mulai memberikan

dana untuk kegiatan Bengkel Kriya kedepannya.

Sebagai upaya dalam menjalankan kegiatannya untuk mencapai hasil yang

maksimal. Kegiatan Bengkel Kriya juga mengadakan kerjasama dengan berbagai

pihak. Salah satu kerjasama yang dilakukan yaitu dengan Coca Cola Faundation

Indonesia (CCFI) melalui kegiatanya Perpuserunya. Pada perkembangannya

kerjasama juga dilakukan dengan PT Bhimasena Power Indonesia (BPI), melalui

program Corporate Social Responsibility (CSR). Kerjasama ini dilakukan dengan

pemberian bantuan berupa seperangkat komputer, bantuan buku bacaan tentang

berbagai macam ilmu pengetahuan, pembinaan dan pengawasan dari Perpustakaan

dan Arsip Kabupaten Batang kepada masyarakat. Kegiatan kerjasama ini

diteruskan dengan memfasilitasi masyarakat dalam bentuk penyelenggaraan

kegiatan pelatihan dasar komputer, memasarkan produk secara online, mengakses

Page 70: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

53

informasi kesehatan, keterampilan yang pelaksanannya dilakukan melalui

kegiatan Bengkel Kriya. Sehingga program ini merupakan kemitraan dengan

tujuan utama menyediakan akses yang lebih mudah pada masyarakat untuk

mendapatkan informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dapat

memberikan manfaat yang berkelanjutan.

Kerjasama juga dilakukan dengan pihak PT Telekomunikasi Indonesia

(Telkom) melalui kegiatan UKM Digital. Kegiatan kerjasama dilakukan oleh

Telkom dengan mendukung kegiatan Bengkel Kriya melalui penyediaan

perangkat komputer, penyediaan akses Wi-Fi menggunakan jaringan fiber opitic

dengan bandwidth akses hingga 10 Mbps, pemberian pelatihan mengenai

marketing online, dan menawarkan adanya pendampingan secara berkala.

4.1.8 Prestasi Kegiatan Bengkel Kriya

Kegiatan Bengkel Kriya sebagai program pemberdayaan masyarakat yang

diwujudkan dengan memberikan berbagai pelatihan dengan berbagai tema baik itu

berupa keterampilan maupun bidang tata boga telah berhasil mendapatkan

berbagai penghargaan sampai tingkat nasional. Seperti penghargaan yang

diberikan oleh Coca Cola Faundation Indonesia (CCFI) kepada Perpustakaan dan

Arsip Kabupaten Batang dengan program Perpuseru. Penghargaan tersebut

diberikan karena pihak perpustakaan dinilai telah sukses menyebarkan kegiatan

penyimpangan positif di perpustakaan, kegiatan penyimpangan positif yang

dimaksud adalah kegiatan Bengkel Kriya. Bahkan belum lama ini perpustakaan

Page 71: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

54

kembali mendapatkan penghargaan pada acara Peer Learning Meeting Perpuseru

Tingkat Nasional di Bali yang diadakan oleh Coca Cola Faundation Indonesia.

Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Batang bersama dengan tiga

perpustakaan desa binaannya yaitu Perpustakaan Desa Rejosari Barat Kecamatan

Tersono, Perpustakaan Desa Mentosari Kecamatan Gringsing, dan Perpustakaan

Desa Sodong Kecamatan Wonotunggal. Dalam penghargaan tersebut

perpustakaan mampu meraih delapan kategori (total 11 penghargaan yang diraih)

dari total keseluruhan 13 kategori yang ada. Hal ini tentunya saja sangat

membanggakan dan bisa menambah motivasi bagi Perpustakaan dan Arsip

Kabupaten Batang dalam memajukan perpustakaan melalui berbagai kegiatan

yang diselenggarakan.

Penghargaan lain yang diperoleh melalui kegiatan Bengkel Kriya adalah

adanya apresiasi dari PT Telekomunikasi Indonesia dengan menunjuk peserta

yang tergabung dalam kegiatan Bengkel Kriya untuk ikut serta dalam program

nasional Kampung UKM Digital. Kegiatan Bengkel Kriya mendapatkan perhatian

lebih dari PT Telekomunikasi Indonesia karena dianggap berhasil menjadi

komunitas yang kreatif dan inovatif yang berisi banyak pelaku UKM (Usaha

Kecil Menengah) yang telah berlangsung kurang lebih selama lima tahun dan

tetap mempertahankan kegiatannya sampai sekarang.

Page 72: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

BAB 5

ANALISIS HASIL PENELITIAN

PERAN BENGKEL KRIYA PERPUSTAKAAN DAN ARSIP

KABUPATEN BATANG DALAM PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT KABUPATEN BATANG

5.1 Pendahuluan

Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya untuk memberikan

kemampuan atau memberdayakan masyarakat dalam bentuk penggalian

kemampuan pribadi, kreatifitas, kompetensi dan daya pikir serta tindakan yang

lebih baik dari waktu sebelumnya. Dengan adanya pemberdayaan ini bertujuan

untuk memandirikan masyarakat, membangun kemampuan, serta meningkatkan

potensi masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik

bagi seluruh warga masyarakat secara berkesinambungan melalui berbagai

kegiatan swadaya.

Pemberdayaan masyarakat yang dimaksud adalah cara mengadakan

program-program pelatihan melalui kegiatan Bengkel Kriya yang bertujuan untuk

meningkatkan ekonomi keluarga. Program pemberdayaan dalam penelitian ini

dimulai dengan penentuan tema kegiatan yang akan diadakan pada kegiatan

Bengkel Kriya, tema yang dipilih akan berbada pada setiap pertemuannya.

55

Page 73: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

56

Dilanjut dengan pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya yang dibantu oleh mentor

yang bertugas sebagai pemateri. Setelah kegiatan pelatihan selesai, maka

dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya untuk

mengetahui pemahaman peserta terhadap program pemberdayaan yang telah

diberikan, perubahan yang dialami peserta setelah diadakan program

pemberdayaan, serta untuk mengetahui kendala yang dihadapi selama pelaksanaan

program pemberdayaan masyarakat.

5.2 Data Informan

Menurut Moleong dalam Prastowo (2014 : 195) informan diartikan sebagai orang

yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

(lokasi tempat) penelitian. Karena itu informan harus mempunyai banyak

pengalaman tentang lokasi penelitian.

Informan dalam penelitian ini merupakan orang yang terlibat langsung dalam

kegiatan Bengkel Kriya, yaitu peserta yang secara langsung diberikan pelatihan

dalam setiap pelaksanaan kegiatan Bengkel kriya. Jumlah peserta yang tergabung

dalam kegiatan Bengkel Kriya tidak bisa dipastikan karena kegiatan ini terbuka

untuk seluruh masyarakat di Kabupaten Batang. Adapun pemilihan informan

dilakukan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pemilihan

informan berdasarkan kriteria tertentu yang ditentukan oleh peneliti (Sulistyo-

Basuki, 2006: 202).

Peneliti menetapkan kriteria informan dalam penelitian ini yaitu:

Page 74: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

57

1. Tercatat sebagai anggota dari Bengkel Kriya

2. Aktif mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan Bengkel Kriya

3. Telah mengikuti pelatihan pengenalan marketing online dan pelatihan

pembuatan soto koya

4. Bersedia untuk menjadi informan

Berdasarkan pada kriteria tersebut, maka peneliti memilih empat peserta

Bengkel Kriya yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai informan.

Sementara untuk memperoleh data yang lebih mendalam mengenai permasalahan

yang dibahas, maka peneliti memilih informan tambahan yang terdiri dari

koordinator Bengkel Kriya dan mentor kegiatan Bengkel Kriya. Pemilihan

informan tambahan tersebut dengan alasan karena koordinator mengetahui segala

kegiatan yang akan dilaksanakan pada Bengkel Kriya sedangkan mentor sebagai

orang yang mengetahui perilaku dan perkembangan peserta selama mengikuti

kegiatan Bengkel Kriya. Berikut akan disajikan tabel peserta sebagai informan

kunci dan koordinator serta mentor sebagai informan tambahan.

Tabel 1. Daftar Peserta sebagai Informan

Nama Jabatan Pendidikan Terakhir

1. Maria Triviana Peserta SMA

2. Siti Nur Fajar Peserta SMK

3. Sri Lestari Peserta SMA

4. Zakiyah Peserta SD

Page 75: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

58

Tabel 2. Daftar Koordinator dan Mentor sebagai Informan Tambahan

Nama Jabatan Pendidikan Terakhir

1. Sulistianto Koordinator Bengkel

Kriya

Sarjana Hukum

2. Achmad Budianto Mentor Bengkel

Kriya

Sarjana Teknik

Telekomunikasi

3. Kuswardani Mentor Bengkel

Kriya

Sarjana Ekonomi

Informan yang dipilih dalam penelitian ini merupakan informan yang telah setuju

untuk melakukan wawancara sebagai salah satu kriteria pemilihan informan.

Informan yang dipilih menggunakan nama sesuai dengan nama aslinya.

5.3 Pemberdayaan Masyarakat di Perpustakaan dan Arsip

Kabupaten Batang

Pemberdayaan masyarakat sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yang

berdaya pada prinsipnya merupakan upaya penguatan masyarakat untuk dapat

berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi

masa depannya, penguatan masyarakat untuk dapat mengelola faktor-faktor

produksi, serta sebagai penguat masyarakat untuk dapat menentukan pilihan masa

depannya. Dengan adanya pemberdayaan masyarakat ini maka dapat membantu

masyarakat untuk mengetahui potensi yang terdapat dalam diri mereka, sehingga

Page 76: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

59

dapat tercipta masyarakat yang mandiri. Pada perkembangannya kegiatan

pemberdayaan masyarakat ini juga bisa dilakukan oleh lembaga-lembaga, tak

terkecuali oleh perpustakaan. Dengan memanfaatkan fungsi perpustakaan sebagai

fungsi pendidikan maka tidak menutup kemungkinan program pemberdayaan

masyarakat ini dapat terselenggara di perpustakaan. Untuk itu pada sub-bab ini

akan dibahas mengenai program pemberdayaan masyarakat yang diadakan

melalui perpustakaan, serta tahapan yang dilakukan dalam menjalankan program

pemberdayaan masyarakat tersebut.

5.3.1 Perpustakaan sebagai Media Pemberdayaan Masyarakat

Perpustakaan dikenal sebagai tempat penyimpanan buku, jurnal, maupun sumber

referensi cetak. Pada perkembangannya, perpustakaan bukan hanya berisi

referensi ilmiah dan sumber cetak lainnya saja, namun digunakan juga untuk

menyimpan hasil karya lain yang diciptakan masyarakat. Keberadaan

perpustakaan dalam masyarakat tetap dipertahankan karena perpustakaan

mempunyai fungsi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat. Menurut

Sulistyo Basuki (1991), fungsi perpustakaan terdiri dari :

a. Fungsi simpan karya

b. Fungsi informasi

c. Fungsi pendidikan

d. Fungsi rekreasi

e. Fungsi kultural

Page 77: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

60

Berdasarkan fungsi di atas, salah satu fungsi perpustakaan di masyarakat

yaitu sebagai fungsi pendidikan yang bertujuan membantu masyarakat untuk

mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan

bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat

dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka (Sulistyo-Basuki, 1991:46).

Dengan demikian perpustakaan dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan

nonformal bagi masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, maka Perpustakaan dan

Arsip Kabupaten Batang menjalankan fungsi dibidang pendidikan dengan

memberikan program pemberdayaan kepada masyarakat.

Program pemberdayaan masyarakat yang diberikan berupa kegiatan

pelatihan-pelatihan dengan menggunakan bantuan mentor sebagai fasilitator.

Program tersebut tergabung dalam suatu bentuk kegiatan yang diberi nama

Bengkel Kriya. Dalam hal ini mentor memanfaatkan fungsi perpustakaan sebagai

fungsi pendidikan dengan memberikan pelatihan mengenai tema tertentu sesuai

dengan kebutuhan peserta. Program pemberdayaan dilakukan selama dua kali

dalam sebulan dengan menghadirkan mentor yang berbeda pada setiap pertemuan

sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Peserta yang mengikuti program pelatihan

di Bengkel Kriya didominasi oleh kalangan perempuan. Program pemberdayaan

yang dilakukan selama ini lebih fokus pada kalangan perempuan, khususnya ibu-

ibu rumah tangga agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya

sebagai sarana meningkatkan perekonomian keluarga.

Pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya sebagai usaha dalam meningkatkan

perekonomian keluarga, dibutuhkan strategi kebijaksanaan yang sesuai dalam

Page 78: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

61

memberikan pemberdayaan bagi masyarakat. Menurut Adisasmita (2006: 112)

strategi kebijaksanaan dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat tersebut

meliputi:

1. Mengembangkan keswadayaan dan kemandirian masyarakat

2. Koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan swasta

3. Pembentukan lembaga keswadayaan dan kemandirian

4. Pelibatan masyarakat

5. Bantuan tenaga pendamping

Terkait dengan hal tersebut maka berikut ini penuturan Sulis selaku koordinator

Bengkel Kriya saat ditanya menganai strategi kebijaksanaan yang diambil dalam

melakukan pemberdayaan masyarakat. Berikut jawaban Sulis mengenai strategi

kebijaksanaan yang digunakan dalam menjalankan kegiatan Bengkel Kriya.

(1) Bagaimana strategi yang Anda gunakan dalam pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya?

(1a) Dalam menjalankan program pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan strategi mengembangkan kemandirian masyarakat dengan diadakannya kegiatan Bengkel Kriya untuk menciptakan masyarakat yang mandiri, dengan melibatkan masyarakat secara langsung yang tergabung sebagai peserta Bengkel Kriya, dan adanya bantuan tenaga pendamping berupa mentor yang memberikan pendampingan berupa pelatihan pada setiap kegiatannya. Selain itu diadakan pula kerjasama dengan beberapa pihak seperti Telkom dan Coca-Cola Faundation dalam menunjang kegiatan Bengkel Kriya. (Wawancara dengan Sulis, 24 Juni 2016).

Berdasarkan dari strategi kebijaksanaan di atas, maka dapat dikatakan

bahwa dalam menjalankan kegiatan Bengkel Kriya sebagai upaya dalam

pemberdayaan masyarakat, pihak perpustakaan telah melaksanakan kegiatan

Page 79: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

62

tersebut sesuai dengan strategi kebijaksanaan yang disampaikan oleh Adisasmita

(2006), yaitu adanya usaha mengembangkan kemandirian masyarakat dengan

memberdayakan mereka melalui kegiatan pelatihan-pelatihan dalam bidang

keterampilan dan tata boga yang diberikan melalui kegiatan Bengkel Kriya,

terdapat koordinasi antara pemerintah dalam hal ini adalah pihak Perpustakaan

dan Arsip Kabupaten Batang, masyarakat, dan swasta yaitu pihak PT

Telekomunikasi Indonesia (Telkom), Coca Cola Faundation Indonesia (CCFI),

dan PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) dalam melakukan kerjasama untuk

menunjang kegiatan Bengkel Kriya, adanya pembentukan lembaga keswadayaan

dan kemandirian yaitu dengan membentuk kegiatan Bengkel Kriya, adanya

pelibatan masyarakat yang terlibat sebagai peserta dalam kegiatan Bengkel Kriya,

serta adanya bantuan tenaga pendamping yaitu mentor yang bertugas sebagai

fasilitator pada setiap pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya.

5.3.2 Tahapan Pemberdayaan Masyarakat

Dalam penyusunan program pemberdayaan yang diadakan melalui kegiatan

Bengkel Kriya, maka terdapat beberapa tahapan yang disusun oleh pihak

koordinator Bengkel Kriya dengan bantuan mentor agar kegiatan tersebut dapat

terselenggara dengan baik. Berdasarkan tahapan pemberdayaan yang

dikemukakan oleh Adi (2013), proses pemberdayaan dalam kegiatan Bengkel

Kriya tidak secara mutlak sama dan sesuai. Melalui hasil observasi dan

wawancara dengan informan diketahui tahapan tersebut meliputi :

1. Tahapan Persiapan (Engagement)

Page 80: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

63

Tahap persiapan ini merupakan tahapan awal sebelum kegiatan terselenggara.

Pada tahap ini dilakukan persiapan awal mengenai persiapan lapangan dan

pemilihan mentor. Tahap persiapan dimulai sejak pihak koordinator Bengkel

Kriya menentukan tema apa yang akan dipilih untuk diadakan pada kegiatan

Bengkel Kriya. Dalam melakukan penentuan tema pihak koordinator juga

memberikan kesempatan kepada peserta untuk memilih tema yang akan diadakan

pada kegiatan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan penuturan Sulis selaku

koordinator Bengkel Kriya saat ditanya mengenai penentuan tema kegiatan.

(2) Bagaimana pihak perpustakaan menentukan tema kegiatan yang akan diadakan dalam kegiatan Bengkel Kriya?

(2a) Tema yang dipilih untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat ini juga disesuaikan atas usulan dari peserta, biasanya peserta yang mengikuti kegiatan juga sering berkunjung ke perpustakaan mbak, jadi peserta mengusulkan tema yang berasal dari kegiatan pascabaca koleksi perpustakaan ataupun hasil baca dari internet, biasanya tema yang akan digunakan didiskusikan terlebih dahulu sebulan sebelumnya untuk kemudian ditindaklanjuti untuk dicarikan mentor yang sesuai dengan tema yang telah dipilih. (Wawancara dengan Sulis 24 Juni 2016).

Berdasarkan penuturan Sulis tersebut, tema yang akan digunakan dalam

kegiatan juga berdasarkan dari usulan peserta, pihak perpustakaan memberikan

kesempatan bagi peserta sekaligus pemustakanya untuk mengusulkan tema yang

menarik dari hasil pascabaca. Sehingga peserta akan lebih aktif dan tidak selalu

bergantung pada berbagai program pemberian yang ada. Hal ini sejalan dengan

penuturan salah satu peserta saat diwawancara mengenai pemilihan tema kegiatan.

Page 81: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

64

(3) Apakah Anda pernah mengusulkan tema yang akan diadakan pada kegiatan Bengkel Kriya?.

(3a) Saya dulu pernah mengusulkan tema mengenai tata rias pengantin setelah membaca koleksi di perpustakaan menganai tata rias pengantin, dan tak lama usulan tersebut direalisasi dengan adanya kegiatan pelatihan hantaran pengantin..(Wawancara dengan Maria, 3 Agustus 2016).

Sementara itu, Nur juga pernah mengusulkan beberapa tema untuk

kegiatan Bengkel Kriya. Bahkan dia sempat beberapa kali ditunjuk untuk menjadi

mentor dibeberapa kegiatan Bengkel Kriya yaitu memberikan pelatihan membuat

kue apem dan membuat ice cream. Sebagaimana pernyataan Nur berikut ini.

(3b) Pernah mbak, bahkan saya juga sempat beberapa kali ditunjuk untuk menjadi mentor dibeberapa kegiatan Bengkel Kriya. Waktu itu saya memberikan pelatihan membuat kue apem dan ice cream. (Wawancara dengan Nur Fajar, 3 Agustus 2016).

Dari jawaban kedua informan di atas, secara tidak langsung telah

membuktikan bahwa pihak koordinator melibatkan peserta secara langsung untuk

ikut serta dalam penentuan tema yang akan diadakan dalam kegiatan Bengkel

Kriya dan tidak menutup kemungkinan bagi peserta yang telah memiliki keahlian

dibidang tertentu untuk dapat berpartisipasi menjadi mentor dalam kegiatan

Bengkel Kriya sebagai proses pemberdayaan masyarakat. Seperti yang terdapat

dalam Pedoman Umum Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (2009),

pemberdayaan masyarakat pada prinsipnya merupakan upaya penguatan

masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang

mempengaruhi masa depannya, penguatan masyarakat untuk dapat memperoleh

dan mengelola faktor-faktor produksi, serta penguatan masyarakat untuk dapat

Page 82: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

65

menentukan pilihan masa depannya. Dengan demikian, keterlibatan langsung

masyarakat dalam seluruh proses pembangunan baik pada tahap perencanaan,

pelaksanaan, maupun evaluasi dari hasil kegiatan sangat dibutuhkan. Oleh sebab

itu peserta harus mengetahui secara pasti bentuk kegiatan pemberdayaan seperti

apa yang mereka butuhkan.

Dari hasil pengamatan peneliti, pada tahap ini pihak koordinator

mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan Bengkel

Kriya dengan mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam

menunjang kegiatan tersebut. Pihak koordinator juga mempersiapkan dan

mencarikan mentor yang sesuai dengan tema yang bersangkutan. Dalam

pemilihan mentor tidak terdapat persyaratan khusus yang dibutuhkan, hanya saja

mentor yang dipilih haruslah berpengalaman dan bersedia memberikan pelatihan

yang dibutuhkan oleh peserta. Berikut ini jawaban Sulis mengenai sistem

pemilihan mentor Bengkel Kriya.

(4) Bagaimana sistem pemilihan mentor dalam kegiatan Bengkel Kriya? (4a) Dalam pemilihan mentor dipilih yang berpengalaman dan memiliki

keahlian sesuai dengan yang dibutuhkan, pihak perpustakaan sudah memiliki orang-orang tertentu yang ahli dalam bidangnya. (Wawancara dengan Sulis, 24 Juni 2016).

Dari jawaban Sulis tersebut dapat diperjelas bahwa mentor yang dipilih

untuk memberikan pelatihan pada kegiatan Bengkel Kriya harus memiliki

keahlian dan pengalaman yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Pihak

perpustakaan sendiri tidak terlalu mempermasalahkan riwayat pendidikan yang

dimiliki oleh mentor.

Page 83: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

66

Kemudian setelah ditentukan mentor yang akan memberikan pelatihan,

mentor tersebut dihubungi secara langsung untuk memperoleh kejelasan tentang

kesediannya menjadi mentor pelatihan yang akan dilaksanakan. Dalam tahap

persiapan ini dibutuhkan waktu kurang lebih sekitar satu bulan dari penentuan

tema sampai dengan pemilihan mentor. Setelah semua selesai barulah dibuatkan

undangan untuk masyarakat yang ada di Kabupaten Batang. Seperti yang telah

disampaikan oleh koordinator Bengkel Kriya berikut ini.

(5) Bagaimana cara pihak perpustakaan dalam melakukan pemberitahuan kepada masyarakat akan adanya kegiatan Bengkel Kriya?

(5a) Setelah tema dipilih, selanjutnya akan dibuatkan undangan sebagai pemberitahuan kepada masyarakat yang akan disebarkan kepada beberapa kelurahan di Kabupaten Batang, selain itu biasanya peserta juga mendapatkan informasi dari mulut ke mulut, undangan biasanya diserahkan seminggu sebelum kegiatan dilaksanakan. (Wawancara dengan Sulis, 24 Juni 2016).

Dari jawaban di atas bahwa pemberitahuan kepada masyarakat akan

diadakannya kegiatan Bengkel Kriya dilakukan dengan penyebaran undangan

kepada beberapa kelurahan di Kabupaten Batang dengan menitipkannya

dibeberapa kelurahan yang kemudian informasi tersebut juga dapat tersebar dari

mulut ke mulut. Setelah undangan tersebar selanjutnya dilanjutkan dengan

tahapan pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya.

2. Tahapan Pelaksanaan Program atau Kegiatan (Implementasi)

Page 84: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

67

Tahap pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya sebagai program pemberdayaan

masyarakat di Kabupaten Batang dilaksanakan sesuai dengan tema yang telah

diusulkan peserta dari kegiatan pascabaca dan atas kesepatakatan dari pihak

perpustakaan. Dalam setiap kegiatannya dibutuhkan waktu selama dua jam untuk

sekali pelaksanaan kegiatan. Setiap peserta yang mengikuti kegiatan Bengkel

Kriya diwajibkan untuk mengisi daftar hadir terlebih dahulu. Materi disampaikan

dengan bantuan mentor dan dilengkapi peralatan yang telah disediakan oleh pihak

perpustakaan sebagai penunjang dalam kegiatan Bengkel Kriya.

Berdasarkan pengamatan peneliti, pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya

berjalan dengan lancar. Bahkan jumlah peserta yang mengikuti kegiatan

mengalami peningkatan dari minggu ke minggu. Dalam beberapa kali kegiatan

Bengkel Kriya peserta juga ikut terlibat dalam kegiatan dengan mengajukan

beberapa pertanyaan terkait dengan materi yang disampaikan mentor. Hal ini

sesuai dengan pernyataan koordinator Bengkel Kriya sebagai berikut,

(6) Apakah peserta aktif selama mengikuti kegiatan Bengkel Kriya?(6a) Peserta aktif dalam mengikuti kegiatan, terbukti dengan adanya

kegiatan tanya jawab yang dilakukan antara peserta dan mentor. (Wawancara dengan Sulis, 24 Juni 2016).

Dari jawaban Sulis di atas, diketahui bahwa peserta cenderung aktif dalam

mengikuti kegiatan karena mereka memiliki rasa penasaran akan apa yang

disampaikan oleh mentor dan rasa penasaran tersebut diikuti dengan pertanyaan

yang disampaikan oleh peserta selama kegiatan berlangsung.

Page 85: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

68

Pada tahap pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya ini merujuk pada hasil

diskusi yang telah disepakati pada sebulan sebelumnya. Jumlah peserta yang

mengkuti kegiatan dijadikan sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan dari

kegiatan Bengkel Kriya, semakin banyak peserta yang datang maka semakin besar

pula tingkat keberhasilan kegiatan tersebut. Untuk itu peneliti memberikan

pertanyaan kepada beberapa peserta mengenai kehadiran mereka dalam setiap

kegiatan Bengkel Kriya. Berikut jawaban Maria saat ditanya mengenai

kehadirannya pada setiap kegiatan Bengkel Kriya.

(7) Apakah Anda selalu hadir dalam setiap pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya?

(7a) Selama ini saya mengusahakan untuk selalu mengikuti kegiatan Bengkel Kriya, namun terkadang misal ada halangan atau kesibukan lain ya saya tidak ikut kegiatan. (Wawancara dengan Maria, 3 Agustus 2016).

Hampir sama dengan Maria, Nur juga mengungkapkan bahwa dia selalu

mengikuti kegiatan Bengkel Kriya. Selain itu, Nur juga mengungkapkan bahwa

dia seringkali menanyakan kepada pihak koordinator apabila kegiatan Bengkel

Kriya libur. Berikut jawaban Nur mengenai keikutsertaannya dalam kegiatan

Bengkel Kriya.

(7b) Selama ini saya selalu mengikuti setiap kegiatan yang diadakan di Bengkel Kriya, malah kalau terkadang kegiatannya tidak jalan saya sering menanyakan kepada pihak perpustakaan kapan kegiatannya diadakan lagi. (Wawancara dengan Nur, 3 Agustus 2016).

Page 86: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

69

Dari jawaban Nur tersebut diketahui bahwa dia lebih aktif dan

mengharapkan kegiatan Bengkel Kriya ini berjalan terus pada setiap minggunya

sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Serupa dengan Nur, saat ditanya

mengenai keikutsertaannya dalam kegiatan Bengkel Kriya Sri mengatakan bahwa

dia selalu mengikuti kegiatan Bengkel Kriya, bahkan Sri menginginkan agar

kegiatan ini diadakan dalam seminggu sekali. Berikut penuturan Sri.

(7c) Saya selalu mengikuti setiap kegiatan yang diadakan oleh Bengkel Kriya mbak, malah saya kepengennya kegiatan ini nggak hanya diadakan dua kali dalam sebulan tapi kalo bisa ya seminggu sekali. (Wawancara dengan Sri, 3 Agustus 2016).

Berdasarkan ketiga jawaban peserta tersebut dapat diambil kesimpulan

bahwa peserta selalu hadir pada setiap kegiatan Bengkel Kriya kecuali jika

terdapat halangan tertentu. Bahkan peserta menginginkan agar kegiatan ini dapat

berjalan lancar pada setiap bulannya. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa

partisipasi peserta dalam kegiatan berjalan sangat baik terbukti dengan kehadiran

peserta pada setiap kegiatan yang diadakan oleh Bengkel Kriya.

Secara umum, partisipasi masyarakat dalam setiap pelaksanaan program

pemberdayaan masyarakat sangat dibutuhkan. Seperti yang terdapat dalam

Pedoman Umum Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (2009), bahwa terdapat

prinsip dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan desa yang meliputi :

1. Participatory

2. Democratic

3. Capable

4. Responsible

Page 87: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

70

5. Accountable dan transparent

6. Sustainable

7. Integrated

Berdasarkan prinsip di atas, dalam melakukan program pemberdayaan

masyarakat dapat dikatakan pihak perpustakaan telah mengacu pada prinsip-

prinsip pelaksanaan tersebut. Dimana partisipasi masyarakat dalam proses

perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan program pemberdayaan

diutamakan. Democratic, diutamakannya musyawarah dalam mencapai keputusan

terkait dengan penentuan tema kegiatan yang akan diberikan. Capable,

kemampuan masyarakat dalam melakukan identifikasi berbagai masalah yang

dihadapi dan potensi yang dimiliki. Responsible, adanya tanggungjawab dari

seluruh elemen yang terlibat dalam kegiatan terhadap pengelolaan program

pemberdayaan masyarakat. Accountable dan transparent, pengelolaan program

pemberdayaan masyarakat yang dapat dipertanggungjawabkan. Sustainable,

adanya pemanfaatan potensi sumber daya masyarakat dalam hal ini mentor yang

dimanfaatkan dalam pengelolaan program pemberdayaan masyarakat. Integrated,

berjalannya interaksi antar elemen pembangunan dalam hal ini adanya interaksi

antara peserta, mentor, dan pihak perpustakaan dalam melaksanakan program

pemberdayaan masyarakat. Setelah tahap pelaksaan selesai, maka dilanjutkan

dengan diadakannya tahap evaluasi terkait dengan hasil dari pelaksanaan kegiatan

Bengkel Kriya.

3. Tahapan Evaluasi

Page 88: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

71

Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap berbagai kegiatan Bengkel Kriya yang

telah dilaksanakan. Bagi pihak perpustakaan evaluasi dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui kekurangan apa saja yang ditemukan selama kegiatan Bengkel

Kriya berlangsung yang tidak sesuai dengan tujuan awal dari diadakannya

program pemberdayaan masyarakat. Evaluasi dilakukan setiap enam bulan sekali.

Seperti yang disampaikan oleh koordinator Bengkel Kriya yaitu,

(8) Bagaimana evaluasi yang dilakukan setelah kegiatan Bengkel Kriya berjalan?

(8a) Evaluasi dilakukan setiap enam bulan sekali, pihak perpustakaan dan ketua Bengkel Kriya akan mendiskusikan apakah peserta sudah memiliki perkembangan atau belum, apabila belum berkembang maka akan ditindaklanjuti berupa pemberian motivasi agar peserta berani untuk mandiri dengan menciptakan peluang usaha. (Wawancara dengan Sulis, 24 Juni 2016).

Dari pernyataan di atas diungkapkan bahwa adanya diskusi yang

dilakukan antara pihak koordinator dan ketua Bengkel Kriya mengenai

perkembangan peserta setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya tersebut.

Kemudian akan dilakukan pemberian motivasi kepada peserta sebagai tindakan

untuk menjadikan peserta berani dalam membuka suatu usaha sehingga dapat

menambah perekonomian keluarga sesuai dengan tujuan dari diadakannya

kegiatan Bengkel Kriya sebagai program pemberdayaan masyarakat.

Pihak perpustakaan akan mengelompokkan siapa saja peserta yang

sekiranya belum memiliki keberanian untuk memandirikan dirinya kedalam satu

kelompok yang kemudian akan diberikan motivasi serta solusi untuk mengatasi

masalah yang dialami peserta, pemberian solusi ini akan dilakukan pada kegiatan

Page 89: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

72

Bengkel Kriya selanjutnya. Selain dari pihak koordinator Bengkel Kriya, pihak

mentor juga selalu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah

berjalan. Berbeda dengan pihak koordinator, evaluasi yang dilakukan mentor

langsung diadakan setelah kegiatan pelatihan selasai. Seperti yang diungkapkan

Achmad mentor pelatihan pengenalan marketing online,

(9) Apakah dilakukan evaluasi setelah kegiatan pelatihan selesai?(9a) Evaluasi yang diadakan terkait dengan kegiatan pelatihan yang telah

diberikan. Evaluasi yang diberikan berupa tawaran kepada peserta untuk belajar tentang marketing online secara mendalam. (Wawancara dengan Achmad, 28 Juni 2016).

Berdasarkan ungkapan Achmad tersebut, dapat diketahui bahwa mentor

mengadakan evaluasi dengan cara memberikan tawaran kepada peserta untuk

belajar lebih lanjut mengenai materi yang telah diberikan pada kegiatan Bengkel

Kriya. Dengan adanya evaluasi ini dapat dijadikan sebagai koreksi agar program

pemberdayaan dapat berjalan lebih baik lagi dan berkembang dengan baik lagi

kedepannya karena dengan adanya evaluasi dapat digunakan sebagai tolak ukur

apakah peserta benar-benar telah mendapatkan manfaat dari kegiatan Bengkel

Kriya selama ini.

4. Tahapan Pendampingan

Tahap pendampingan ini diberikan sebagai sarana untuk mengawasi dan

melakukan penilaian dari hasil program pelatihan yang sudah diberikan. Pada

Page 90: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

73

tahap ini pelaksanaannya tidak terlihat secara langsung, mentor yang telah

memberikan pelatihan menawarkan pendampingan kepada peserta yang masih

kurang paham dan membutuhkan bantuan lebih dalam mengenai materi yang telah

diajarkan. Seperti pernyataan beberapa mentor sebagai berikut,

(10) Apakah terdapat pendampingan dari mentor setelah kegiatan Bengkel Kriya selasai?

(10a) Pendampingan ada salah satunya dengan cara memberikan tawaran kepada peserta untuk belajar lebih dalam mengenai marketing online secara gratis. Pendampingan juga dilakukan dengan membuatkan grup WhatsApp bagi peserta yang ingin tanya-tanya lebih mendalam. (Wawancara dengan Achmad, 28 Juni 2016).

Dari pernyataan Achmad, diketahui bahwa pemberian pendampingan

kepada peserta dilakukan dengan adanya tawaran untuk belajar lebih dalam lagi

terkait dengan materi pelatihan yang telah disampaikan yang akan diberikan diluar

kegiatan Bengkel Kriya, peserta juga dibuatkan grup WhatsApp sebagai media

untuk melakukan sharing antar peserta. Sementara itu, Kuswardani

mengungkapkan bahwa dia juga memberikan pendampingan kepada peserta yang

telah mengikuti kegiatan dengan memberikan kesempatan kepada peserta untuk

bertanya lebih lanjut terkait dengan materi yang telah disampaikan melalui pesan

singkat. Berikut ungkapan dari Kuswardani.

(10b) Pendampingan dilakukan setelah kegiatan pelatihan selesai, saya memberikan kesempatan kepada peserta yang ingin menanyakan lebih lanjut terkait dengan materi yang telah disampaikan, peserta dapat bertanya secara langsung maupun melalui sms. (Wawancara dengan Kuswardani, 20 Juli 2016).

Page 91: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

74

Dari kedua pernyataan di atas, menjelaskan bahwa tahap pendampingan

memang dilakukan oleh para mentor, namun dalam pelaksanaannya tidak

dijadwalkan secara khusus dan dapat dilakukan kapan saja diluar kegiatan

Bengkel Kriya. Mengingat tahapan ini tidak dijadwalkan secara khusus, maka

untuk memanfaatkan pendampingan tersebut dikembalikan lagi pada kebutuhan

dari masing-masing peserta. Bagi peserta yang merasa membutuhkan

pendampingan dapat menghubungi mentor yang bersangkutan. Sesuai dengan

pernyataan dari salah satu peserta yang telah memanfaatkan pendampingan

tersebut yaitu,

(11) Apakah Anda memanfaatkan pendampingan yang diberikan oleh mentor?

(11a) Pemberian pendampingan setelah kegiatan memang ada, kemarin kebetulan waktu kegiatan pelatihan pengenalan marketing online saya juga ikut bergabung pada grup WhatsApp yang digunakan sebagai sarana untuk komunikasi antara peserta dan mentor terkait dengan perkembangan dari pelatihan yang telah diberikan. (Wawancara dengan Maria, 3 Agustus 2016).

Dari data di atas, diketahui bahwa Maria telah memanfaatkan

pendampingan yang diberikan oleh mentor, bahkan dia juga sempat bergabung

dengan grup WhatsApp yang sengaja dibuat oleh mentor untuk para peserta yang

ingin belajar lebih lanjut mengenai pelatihan pengenalan marketing online.

Setiap mentor memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya

mengenai kesulitan yang dialami setelah mempraktikan ilmu yang telah didapat,

selain itu pada tahap ini peserta juga dapat menyampaikan saran dan masukan

untuk perkembangan kegiatan Bengkel Kriya selanjutnya. Dari tahap

Page 92: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

75

pendampingan yang dilakukan oleh mentor menggambarkan bahwa mentor ikut

peduli dengan perkembangan peserta setelah mengikuti kegiatan pelatihan,

sehingga peserta merasa diperdulikan dan tidak merasa ditinggal begitu saja.

5.4 Kemampuan Peserta sebelum dilakukan Program

Pemberdayaan Masyarakat

Secara umum peserta dalam kegiatan Bengkel Kriya didominasi oleh kalangan

perempuan yang tinggal di Kabupaten Batang dan sebagian besar merupakan ibu

rumah tangga yang belum mengetahui secara pasti mengenai perpustakaan,

khususnya Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Batang. Pada sub-bab

berikut ini akan dijelaskan mengenai pengetahuan peserta mengenai perpustakaan

serta kemampuan peserta dalam memenuhi kebutuhan informasinya.

5.4.1 Pengetahuan Peserta Mengenai Perpustakaan dan Arsip

Kabupaten Batang

Pada dasarnya peserta belum mengetahui secara pasti mengenai Perpustakaan dan

Arsip Kabupaten Batang. Sebelumnya yang peserta ketahui hanya beberapa hal

mendasar mengenai perpustakaan. Bahkan sebelum mengikuti kegiatan Bengkel

Kriya yang diadakan oleh Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Batang, peserta

jarang bahkan bisa dikatakan tidak pernah berkunjung ke perpustakaan. Berikut

jawaban dari peserta saat ditanya mengenai perpustakaan.

Page 93: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

76

(12) Apa yang Anda ketahui tentang perpustakaan?(12a) Perpustakaan itu tempat menyimpan koleksi buku mbak, disana

banyak terdapat buku yang bisa dibaca dan dipinjam oleh masyarakat. (Wawancara dengan Nur, 3 Agustus 2016).

Nur mengungkapkan bahwa perpustakaan merupakan tempat untuk

menyimpan berbagai koleksi, dimana koleksi tersebut juga dapat dipinjam oleh

para pengunjung. Lain halnya dengan Nur, Maria mengungkapkan

pengetahuannya tentang perpustakaan. Berikut ungkapan Maria.

(12b) Perpustakaan itu banyak menyimpan koleksi mbak, mulai dari koleksi untuk anak, remaja, bahkan untuk orangtua. Disana pengunjung bisa mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. (Wawancara dengan Maria, 3 Agustus 2016).

Berdasarkan ungkapan Maria tersebut, dapat diketahui bahwa

perpustakaan menyediakan koleksi untuk semua kalangan, mulai dari anak,

remaja, bahkan sampai orangtua. Dengan berkunjung ke perpustakaan sangat

membantu kita untuk memperoleh informasi yang kita butuhkan. Sementara itu,

menurut Sri, perpustakaan menyediakan berbagai koleksi yang bisa dimanfaatkan

oleh pengunjung untuk dibaca ditempat maupun dipinjam untuk dibawa pulang.

Seperti yang diungkapkan Sri berikut ini.

(12c) Di perpustakaan menyimpan banyak buku mbak, kita bisa mamanfaatkan buku tersebut dan juga bisa meminjamnya untuk dibawa pulang kerumah. (Wawancara dengan Sri, 3 Agustus 2016).

Page 94: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

77

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa secara umum peserta mengetahui

mengenai perpustakaan, seperti manfaat perpustakaan sebagai tempat untuk

menyimpan berbagai koleksi yang dibutuhkan oleh pengunjung. Hal ini

menunjukkan bahwa setidaknya peserta telah mengetahui arti dari keberadaan

perpustakaan. Menurut Sulistyo-Basuki (1991) perpustakaan adalah sebuah

ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk

menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata

susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.

Kemudian untuk memperkuat data, peneliti juga menanyakan kepada

peserta terkait dengan kunjungannya ke perpustakaan dan mamanfaatkan

keberadaan perpustakaan tersebut. Berikut jawaban peserta saat ditanya mengenai

kunjungannya ke perpustakaan.

(13) Apakah Anda pernah berkunjung ke perpustakaan dan memanfaatkan koleksi yang ada?

(13a) Kalau untuk berkunjung ke perpustakaan waktu itu saya pernah tetapi kalau untuk meminjam koleksi saya belum pernah. (Wawancara dengan Maria, 3 Agustus 2016).

Maria mengungkapkan bahwa dia pernah mengunjungi perpustakaan

tetapi belum sempat untuk meminjam koleksi yang terdapat di perpustakaan.

Sementara itu, Zakiyah mengungkapkan bahwa dirinya belum pernah berkunjung

ke perpustakaan sebelumnya, meskipun sebenarnya dia mengetahui lokasi dari

perpustakaan tersebut. Berikut ungkapan Zakiyah.

Page 95: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

78

(13b) Sebenarnya saya tahu mbak dimana lokasi keberadaan perpustakaan, tetapi kalau untuk berkunjung dan meminjam buku yang ada di perpustakaan saya belum pernah. (Wawancara dengan Zakiyah, 3 Agustus 2016).

Dalam hal ini Sri juga memberikan jawaban sebagai berikut.

(13c) Saya dulu pernah berkunjung ke perpustakaan mbak, tapi tidak sering. Selanjutnya saya tidak kesana lagi karena saya merasa belum begitu butuh. Tetapi sekarang setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya saya jadi sering berkunjung ke perpustakaan, biasanya saya membaca buku mengenai resep-resep membuat kue terus saya fotokopi. (Wawancara dengan Sri, 3 Agustus 2016).

Berdasarkan ungkapan Sri tersebut, dikatakan bahwa Sri pernah

berkunjung ke perpustakaan, bahkan sekarang setelah mengikuti kegiatan Bengkel

Kriya dia lebih sering berkunjung ke perpustakaan untuk membaca buku

mengenai resep yang dia butuhkan. Dengan demikian peneliti dapat

menyimpulkan bahwa informan mengetahui secara pasti lokasi keberadaan

perpustakaan dan pernah sesekali berkunjung ke perpustakaan, bahkan setelah

mengikuti kegiatan Bengkel Kriya intensitas kunjungan mereka ke perpustakaan

menjadi meningkat.

Selain membahas pengetahuan serta intensitas kunjungan peserta ke

perpustakaan, peneliti juga menanyakan kepada peserta terkait dengan

pengetahuan mereka mengenai kegiatan yang dilakukan oleh Bengkel Kriya.

Berikut ungkapan informan saat ditanya mengenai keberadaan Bengkel Kriya.

(14) Bagaimana Anda bisa tergabung dalam kegiatan Bengkel Kriya?

Page 96: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

79

(14a) Awalnya saya ikut kegiatan Bengkel Kriya ini karena pemberitahuan berupa undangan dari perpustakaan terkait dengan adanya kegiatan Bengkel Kriya. Kemudian saya penasaran dan mencoba untuk datang dalam kegiatan tersebut, lalu semakin kesini setiap kali ada kegiatan saya selalu mendapatkan pemberitahuan melalui sms langsung dari ketua Bengkel Kriya untuk kemudian disampaikan pada ibu-ibu yang lain. (Wawancara dengan Maria, 3 Agustus 2016).

Maria mengungkapkan bahwa awal mula dirinya tergabung dalam

kegiatan Bengkel Kriya karena dia mendapat pemberitahuan melalui undangan

akan adanya kegiatan Bengkel Kriya. Maria merasa penasaran dengan adanya

kegiatan tersebut dan memutuskan untuk mengikuti kegiatan Bengkel Kriya ini.

Lain halnya dengan Maria, Nur juga mengungkapkan bahwa awal mula tergabung

dalam kegiatan Bengkel Kriya karena mendapat ajakan langsung dari ketua

Bengkel Kriya. Berikut ungkapan yang disampaikan oleh Nur.

(14b) Awalnya saya mengikuti kegiatan Bengkel Kriya ini atas ajakan dari pak Arif selaku ketua Bengkel Kriya. Saya mendapatkan informasi adanya kegiatan ini melalui beliau. Karena saya merasa penasaran dengan kegiatan ini, lalu saya memutuskan untuk hadir. Kemudian lama kelamaan saya tertarik dan mulai mengajak teman-teman untuk datang dan mengikuti kegiatan tersebut. (Wawancara dengan Nur, 3 Agustus 2016).

Hampir sama dengan Nur, Sri juga mengungkapkan bahwa dia merasa

penasaran dengan kegiatan yang diadakan oleh Bengkel Kriya. Berikut ungkapan

dari Sri.

(14c) Saya mengikuti kegiatan ini karena diajak oleh teman mbak, awalnya saya penasaran sama kegiatan Bengkel Kriya ini, dan

Page 97: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

80

setelah saya mengikuti ternyata banyak manfaat yang saya dapatkan. (Wawancara dengan Sri, 3 Agustus 2016).

Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa informan merasa

penasaran akan kegiatan yang diadakan oleh Bengkel Kriya, dan setelah

mengikuti kegiatan tersebut ternyata banyak manfaat yang mereka dapatkan.

Setelah mengikuti kegiatan tersebut, kemudian peneliti juga menanyakan kepada

informan tentang pengetahuan mereka akan kegiatan Bengkel Kriya. Berikut

ungkapan informan.

(15) Apa yang anda ketahui mengenai kegiatan Bengkel Kriya?

(15a) Bengkel Kriya ini merupakan suatu kegiatan yang mengajarkan kita akan pengetahuan baru mbak, disana kita diajarkan mengenai berbagai hal, mulai dari pelatihan pembuatan kerajinan, pelatihan pengenalan marketing online, sampai pelatihan mengenai tataboga yang lebih sering diadakan. (Wawancara dengan Nur, 3 Agustus 2016).

Menurut Nur dalam kegiatan Bengkel Kriya mengajarkan banyak hal yang

dapat menambah pengetahuannya. Dalam kegiatan ini diajarkan mengenai

berbagai macam pelatihan. Selain itu, Zakiyah juga mengungkapkan bahwa

kegiatan Bengkel Kriya memberikan banyak ilmu, pengalaman, dan menambah

teman. Berikut pernyataan Zakiyah.

(15b) Bengkel Kriya itu kegiatan yang banyak memberikan ilmu, pengalaman, dan tentunya menambah teman mbak. Disana kita diajarkan berbagai hal yang dibutuhkan oleh para peserta. (Wawancara dengan Zakiyah, 3 Agustus 2016).

Page 98: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

81

Secara umum, peserta mampu menjelaskan mengenai kegiatan Bengkel

Kriya. Peserta memahami bahwa adanya kegiatan Bengkel Kriya ini membantu

peserta untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dengan diberikannya

berbagai pelatihan pada setiap pertemuan.

5.4.2 Kemampuan Peserta dalam Memenuhi Kebutuhan

Informasi

Secara umum kemampuan peserta dalam memenuhi kebutuhan informasi sangat

terbatas, selama ini mereka hanya memperoleh informasi melalui media

elektronik seperti televisi, radio maupun informasi dari orang-orang sekitar.

Informasi yang peserta dapatkan juga terbatas mengenai kehidupan mereka sehari-

hari. Berikut ini respon informan ketika ditanya tentang cara mereka memenuhi

kebutuhan informasinya.

(16) Bagaimana cara Anda memperoleh informasi yang Anda butuhkan selama ini?

(16a) Saya biasanya menonton televisi mbak untuk memperoleh informasi. (Wawancara dengan Zakiyah, 3 Agustus 2016).

Zakiyah mengungkapkan bahwa selama ini dia memenuhi kebutuhan

informasinya dengan menonton acara televisi. Hampir sama dengan Zakiyah, Nur

juga mengungkapkan bahwa selama ini dia memenuhi kebutuhan informasi

Page 99: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

82

melalui berita di televisi maupun dengan membaca tabloid. Berikut ungkapan

Nur.

(16b) Kalau saya biasanya sehari-hari paling menonton televisi mbak, terkadang juga baca-baca tabloid kalo tidak ada kerjaan. (Wawancara dengan Nur, 3 Agustus 2016)

Sedangkan menurut Maria, selain mendapatkan informasi melalui media

televisi dia biasanya mendapatkan informasi dari orang-orang disekitarnya yang

tergabung dalam kegiatan PKK (Pembinaan Kesejahterahan Keluarga). Berikut

ungkapan Maria.

(16c) Berhubung saya hanya ibu rumah tangga biasa mbak, ya untuk mendapatkan informasi biasanya saya ngobrol sama tetangga atau menonton televisi, selain itu kan saya ikut PKK juga jadi biasanya kita sering bertukar informasi disana. (Wawancara dengan Maria, 3 Agustus 2016).

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui dalam memenuhi kebutuhan

informasinya peserta masih sangat terbatas karena media yang digunakan untuk

memperoleh informasi dapat dikatakan kurang luas. Selanjutnya peneliti juga

menanyakan mengenai informasi yang berhasil mereka dapatkan. Berikut jawaban

yang didapatkan dari peserta.

(17) Informasi apa yang Anda dapatkan ?

(17a) Paling ya infomasi seputar kehidupan sehari-hari saja mbak, kalau saya baca tabloid biasanya yang saya cari mengenai resep masakan mbak. (Wawancara dengan Nur, 3 Agustus 2016).

Page 100: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

83

Dalam wawancaranya Nur menjelaskan bahwa informasi yang dia

dapatkan selama ini seputar berita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, selain

itu dia juga mendapatkan informasi mengenai resep masakan melalui tabloid yang

dibacanya. Sementara Maria mengungkapkan sebagai berikut.

(17b) Informasi yang saya dapat ya tidak jauh dari berita yang terjadi sehari-hari mbak, misalnya gosip. Tetapi kalau saya ikut kegiatan PKK ya saya mendapat ilmu baru dari kegiatan tersebut, karena disana ibu-ibu biasanya bertukar informasi mbak. (Wawancara dengan Maria, 3 Agustus 2016).

Secara umum, dari kedua jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa selama

ini informasi yang peserta dapatkan kurang luas. Hal ini terjadi karena media

mereka untuk mendapatkan informasipun kurang luas. Sehingga peserta

memerlukan sarana untuk dapat mengakses informasi yang disertai dengan

bimbingan untuk dapat memanfaatkan informasi yang telah didapatkannya

tersebut, seperti dengan lebih banyak membaca dan disertai dengan mempraktikan

apa yang telah didapatkannya dari kegiatan membaca tersebut. Dalam hal ini

peserta dirasa perlu untuk mengikuti kegiatan Bengkel Kriya untuk meningkatkan

pengetahuannya.

5.5 Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat

Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari dua kegiatan pelatihan

yaitu berupa pelatihan pengenalan marketing online dan pelatihan pembuatan soto

Page 101: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

84

koya. Kegiatan pelatihan sengaja dipilih yang memiliki nilai dalam meningkatkan

ekonomi masyarakat. Menurut PP Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa dan PP

Nomor 73 tahun 2005 tentang kelurahan, Ditjen PMD Depdagri menetapkan salah

satu kebijakan dan program pemberdayaan masyarakat dan desa diarahkan pada

pengembangan usaha ekonomi masyarakat dengan salah satu aspek utama yaitu

pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi, difokuskan pada peningkatan

kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat, yang tercermin dari peningkatan

pendapatan dan kesejahterahan masyarakat. Kegiatan pelatihan yang diberikan

disini berupa sosialisasi mengenai materi yang bersangkutan, sosialisasi ini

dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada peserta yang datang

mengenai tema tertentu. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan praktik terkait

dengan materi yang telah disampaikan sebelumnya untuk mengetahui pemahaman

peserta terhadap materi yang telah disampaikan. Kegiatan tersebut juga dapat

berlanjut apabila diperlukan penjelasan yang lebih dalam oleh para peserta

Bengkel Kriya.

5.5.1 Pelaksanaan Pelatihan Pengenalan Marketing Online

Pelatihan dengan tema pengenalan marketing online dilaksanakan pada hari Rabu,

6 April 2016. Pelatihan ini dihadiri oleh peserta Bengkel Kriya dengan jumlah 36

peserta dan seorang pemateri dari Telkom yang menyampaikan materinya

mengenai marketing online, serta dihadiri juga oleh koordinator dan ketua

Bengkel Kriya yang bertugas sebagai pengawas palaksanaan kegiatan. Hal ini

Page 102: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

85

dilakukan agar pihak koordinator serta ketua Bengkel Kriya dapat mengetahui

dengan pasti apa yang disampaikan oleh mentor serta mengetahui sejauhmana

pemahaman peserta selama mengikuti kegiatan untuk selanjutnya dapat diambil

tindakan dalam melakukan evaluasi kegiatan.

Pelaksanaan pelatihan berlangsung selama kurang lebih dua jam untuk

menyampaikan materi dengan cara berdiskusi mengenai cara melakukan

marketing online dan diikuti dengan praktik membuat akun email sebagai langkah

awal dalam melakukan marketing online. Dalam menyampaikan materinya

mentor menyampaikan dengan cara berdiskusi yaitu dengan memisahkan peserta

menjadi dua kelompok dimana satu kelompok telah memiliki akun email dan satu

kelompok lainnya belum memiliki akun email. Hasil dokumentasi dari observasi

sebagai berikut:

Gambar 5.1 : Pelaksanaan Pelatihan Pengenalan Marketing Online

Sumber: Hasil dokumentasi peneliti, 2016

Page 103: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

86

Berdasarkan pengamatan peneliti pada pelatihan pengenalan marketing

online, peserta diajarkan mengenai cara menjual produk dagangan mereka secara

online melalui media sosial. Dimana media sosial yang dipilih disini adalah

facebook. Pada tahapan pertama, peserta diarahkan untuk membuat akun email

sebagai syarat dalam melakukan transaksi jual beli. Kemudian dilanjutkan dengan

pembuatan akun facebook sebagai media untuk memasarkan produk yang akan

dijual. Sebagaimana penuturan mentor mengenai strategi dalam memberikan

pelatihannya yaitu,

(18) Bagaimana strategi yang Anda lakukan dalam memberikan pelatihan?

(18a) Pertama saya membagi peserta menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang belum memiliki akun email dan yang sudah memiliki akun email. Sehingga akan memudahkan dalam penyampaian materi yang saya berikan karena peserta sudah terbagi kedalam kelompok sesuai dengan bagiannya masing-masing. (Wawancara dengan Achmad, 28 Juni 2016).

Dari uraian di atas terlihat bahwa mentor yang memberikan pelatihan

memiliki strategi tersendiri dalam membantu peserta agar dapat dengan mudah

memahami materi yang disampaikan. Kegiatan pelatihan ini juga didukung

dengan antusias peserta yang cukup tinggi selama mengikuti kegiatan.

Dalam palaksanaan pelatihan ini mentor menuntut adanya keaktifan

peserta dalam menerima materi dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan

pancingan kepada peserta yang hadir sehingga peserta tidak hanya mendengarkan,

tetapi juga dapat bertanya dan memberikan pendapatnya terhadap materi yang

disampaikan oleh mentor. Ketika dilaksanakan pelatihan oleh mentor, peserta

Page 104: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

87

terlihat antusias dalam menerima materi yang diberikan, meskipun pada awalnya

masih terlihat beberapa peserta yang bingung dengan materi yang disampaikan.

Berikut tanggapan peserta mengenai palaksanaan pelatihan pengenalan marketing

online.

(19) Bagaimana tanggapan Anda terkait dengan pelatihan pengenalan marketing online?

(19a) Saya merasa senang mbak dengan adanya pelatihan dengan tema marketing online ini, saya jadi mendapatkan ilmu baru mengenai cara memasarkan produk jualan kita. Ternyata ada strategi yang perlu dilakukan untuk memulai berjualan secara online, dalam pelatihan itu juga dijelaskan bagaimana cara mengemas produk kedalam bentuk gambar agar dapat menarik pembeli. (Wawancara dengan Maria, 3 Agustus 2016).

Berdasarkan penuturan Maria di atas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan

pelatihan ini memberikan pengetahuan baru baginya mengenai cara berjualan

produk secara online. Berbeda dengan Maria, Nur memiliki pendapat lain terkait

dengan pelaksanaan pelatihan tersebut.

(19b) Pelatihannya menarik sih mbak, materinya disampaikan dengan cara diskusi ringan dan diselingi beberapa candaan, jadi kita merasa tidak bosan dan lebih gampang menerima materi yang disampaikan. Selain itu pelatihan ini sangat membantu sekali bagi kita yang ingin membuka usaha tetapi tidak memiliki tempat untuk berjualan. (Wawancara dengan Nur, 3 Agustus 2016).

Nur menyatakan ketertarikannya terhadap pelatihan tersebut karena

mentor menyampaikan materinya dengan cara berdiskusi ringan dengan diselingi

beberapa candaan yang membuat peserta merasa nyaman. Selain itu, Nur

menjelaskan bahwa pelatihan ini sangat membantu peserta yang ingin membuka

Page 105: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

88

usaha tetapi mengalami keterbatasan biaya untuk menyewa tempat sebagai lokasi

berjualannya. Lain halnya dengan Nur, berikut ini pendapat Zakiyah mengenai

pelatihan pengenalan marketing online.

(19c) Sebenarnya sih awalnya saya merasa bingung dengan materi yang disampaikan mbak, karena saya merasa asing dengan hal-hal yang berbau online, tapi setelah diikuti ternyata menarik juga, kita bisa tahu bagaimana cara dalam berjualan online, apa saja yang dibutuhkan untuk dapat berjualan online, dan tidak hanya berhenti disitu kita juga diajari bagaimana cara mengemas produk jualan kita agar dapat menarik pembeli nantinya. (Wawancara dengan Zakiyah, 3 Agustus 2016).

Zakiyah mengungkapkan bahwa dia memperoleh pengetahuan mengenai

bagaimana cara berjualan online, hal yang dibutuhkan dalam berjualan online, dan

cara mengemas produk agar menarik pembeli. Meskipun pada awal pelatihan dia

merasa kebingungan dengan materi yang disampaikan oleh mentor,

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa peserta memperhatikan

materi yang disampaikan oleh mentor, bahkan peserta dapat menyebutkan hal-hal

detail dalam materi, misalnya strategi yang diperlukan untuk memulai berjualan

online, apasaja yang dibutuhkan, dan bagaimana cara mengemas produk agar

dapat menarik konsumen. Selain itu peserta juga secara aktif bertanya mengenai

materi yang disampaikan dalam pelatihan tersebut.

5.5.2 Pelaksanaan Pelatihan Pembuatan Soto Koya

Page 106: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

89

Pada pertemuan berikutnya Bengkel Kriya mengadakan kegiatan pelatihan dengan

tema pembuatan soto koya. Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Mei

2016 setelah dua pertemuan sebelumnya kosong dikarenakan kesibukan yang

dialami oleh pihak perpustakaan. Berbeda dengan pelatihan sebelumnya, pelatihan

ini hanya dihadiri oleh 27 peserta, jumlah peserta yang hadir berkurang dari

peserta sebelumnya karena pemberitahuan akan adanya kegiatan yang diberikan

oleh pihak perpustakaan kurang maksimal. Hal tersebut juga dikarenakan kegiatan

Bengkel Kriya sebelumnya yang sempat ditidakan sehingga menjadikan peserta

tidak mengetahui secara pasti adanya kegiatan pelatihan pembuatan soto koya.

Pada pelatihan kali ini menekankan pada bidang tata boga dimana peserta diajak

untuk mempraktikkan secara langsung menu masakan yang akan dibuat oleh

mentor. Memang tidak bisa dipungkiri peserta lebih tertarik untuk mengikuti

kegiatan dibidang tata boga.

Gambar 5.2 : Pelaksanaan pelatihan pembuatan soto koya

Sumber: Hasil dokumentasi peneliti, 2016

Page 107: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

90

Pelatihan pembuatan soto koya yang berlangsung selama dua jam ini dimulai

dengan mentor yang membagikan kertas berisi catatan resep kepada para peserta.

Mentor menjelaskan sedikit mengenai materi yang akan disampaikan dan peserta

diajak untuk menyimak langkah-langkah mengenai cara pembuatan soto koya

yang tercantum dalam kertas tersebut. Selanjutnya setelah semua bahan siap,

mentor memulai untuk memasak dan diselingi dengan memberikan penjelasan

kepada peserta mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan. Selama kegiatan

pelatihan ini berlangsung peserta juga diajak untuk ikut serta membantu mentor

dalam memasak. Seperti yang diungkapkan oleh Kuswardani saat ditanya

mengenai strategi dalam memberikan pelatihan sebagai berikut.

(20) Bagaimana strategi yang Anda lakukan dalam memberikan pelatihan agar peserta dapat memahami materi yang Anda sampaikan?

(20a) Strategi yang saya lakukan dengan mengajak peserta untuk ikut membantu dalam kegiatan pelatihan yang saya ajarkan, misalnya kemarin waktu pelatihan mengenai pembuatan soto koya, saya mengundang peserta untuk maju kedepan ikut serta memasak tidak hanya sebagai penonton saja. (Wawancara dengan Kuswardani, 20 Juli 2016).

Berdasarkan jawaban Kuswardani di atas, diketahui salah satu strategi

yang dilakukan mentor dalam memberikan pelatihan yaitu dengan mengajak

peserta untuk ikut serta dalam kegiatan memasak secara langsung dengan

mengundang peserta untuk maju kedepan secara bergantian. Kemudian setelah

kegiatan memasak selesai dilanjutkan dengan makan bersama masakan yang telah

dimasak dalam pelatihan tersebut. Berikut ini tanggapan peserta mengenai

pelatihan pembuatan soto koya yang telah dilaksanakan.

Page 108: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

91

(21) Bagaimana pendapat Anda mengenai pelatihan pembuatan soto koya yang telah anda ikuti?

(21a) Pelatihan membuat soto koya ini cukup menarik, saya jadi bisa menambah menu masakan dirumah mbak. Selain itu kalau enak ya tidak ada salahnya untuk mencoba membuka usaha dengan berjualan soto koya. (Wawancara dengan Sri, 3 Agustus 2016).

Sri mengungkapkan bahwa pelatihan membuat soto koya cukup menarik,

dengan begitu Sri bisa menambah pilihan menu untuk dimasak saat dirumah,

selain itu juga tidak ada salahnya untuk membuka usaha dengan berjualan soto

koya. Hampir sama dengan Sri, Nur menyatakan bahwa pelatihan mengenai

pembuatan soto koya cukup menarik, meskipun waktu yang diberikan untuk

pelatihan tadi dirasa kurang. Berikut ungkapan Nur mengenai pelaksanaan

pelatihan.

(21b) Pelatihan yang diberikan cukup menarik, peserta terlihat antusias dalam mengikuti arahan mentor mbak. Tapi kalo bisa sih waktunya diperpanjang lagi. (Wawancara dengan Nur, 3 Agustus 2016).

Lain halnya dengan Nur, Zakiyah mengungkapkan bahwa dia memang

tertarik pada pelatihan yang berhubungan dengan tata boga. Berikut ungkapan

Zakiyah mengenai pelaksanaan pelatihan pembuatan soto koya.

(21c) Saya tertarik mbak dengan pelatihan yang berhubungan dengan masak-memasak, selain hobi saya memasak, saya juga bisa menambah pengetahuan saya mengenai resep-resep baru. (Wawancara dengan Zakiyah, 3 Agustus 2016).

Page 109: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

92

Dari ketiga jawaban di atas, dapat disimpulkan bahwa peserta menikmati

pelatihan yang diberikan, peserta merasa tertarik dengan pelatihan yang

berhubungan dengan masak-memasak. Terlebih lagi pelatihan ini dapat

menambah pengetahuan peserta tentang adanya menu baru yang dapat digunakan

sebagai peluang untuk membuka usaha.

Dari semua pelatihan yang diadakan melalui kegiatan Bengkel Kriya yang

ada di Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Batang, merupakan berbagai bentuk

pemberdayaan dari potensi masyarakat yang ada. Secara garis besar bentuk

pelatihan yang diberikan lebih ditekankan pada proses pengembangan masyarakat.

Dengan demikian dikatakan bahwa kegiatan Bengkel Kriya berusaha

memberdayakan potensi yang ada pada sumber daya manusia melalui program

pelatihan nonformal dengan dilengkapi fasilitas pendukung bagi masyarakat

secara gratis. Kemudian, agar didapatkan data lebih mendalam mengenai

pelaksanaan pelatihan sebagai program pemberdayaan masyarakat, maka peneliti

mengungkapkan pemahaman peserta terhadap materi yang telah disampaikan

dalam kegiatan pelatihan, yang selanjutnya akan dibahas lebih mendalam pada

sub-sub bab berikut.

5.6 Setelah Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat

Dalam suatu kegiatan tertentu, keberhasilan dari suatu materi yang disampaikan

tergantung dari pemahaman dan daya tangkap dari masing-masing peserta yang

Page 110: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

93

disertai dengan adanya perubahan pola pikir setelah memperoleh pengetahuan

baru. Oleh karena itu, peneliti perlu mengetahui pemahaman peserta terkait

dengan pelatihan yang telah disampaikan oleh mentor dalam kegiatan Bengkel

Kriya.

5.6.1 Pemahaman Peserta terhadap Materi Pelatihan Pengenalan

Marketing Online

Pemahaman peserta terkait dengan materi yang telah disampaikan dalam kegiatan

pelatihan sangatlah penting mengingat keberhasilan dalam penyampaian materi

merupakan salah satu keberhasilan terlaksananya program pemberdayaan

masyarakat. Apabila peserta dapat memahami materi yang diberikan saat

pelatihan maka dapat dipastikan program pemberdayaan masyarakat ini dapat

tercapai dengan baik.

Maria mengatakan bahwa inti dari pelatihan pengenalan marketing online

tersebut adalah mengajarkan kepada peserta dasar-dasar yang diperlukan dalam

melakukan penjualan secara online, mulai dari penentuan media sosial yang

digunakan untuk berjualan, pembuatan akun email untuk memudahkan transaksi,

serta bagaimana cara pengemasan produk agar terlihat menarik. Sebagaimana

pernyataan Maria berikut ini.

(22) Apa yang Anda pahami dari materi pelatihan pengenalan marketing online tersebut?

Page 111: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

94

(22a) Awalnya peserta diajarkan mengenai dasar-dasar yang diperlukan dalam penjualan secara online mbak, mulai dari penentuan media sosial yang digunakan untuk berjualan, pembuatan akun email untuk memudahkan transaksi, hingga cara pengemasan produk agar terlihat menarik. (Wawancara dengan Maria, 3 Agustus 2016).

Berbeda dengan Maria, Zakiyah memberikan jawaban sebagai berikut.

(22b) Sebenarnya saya tidak memahami mengenai materi yang disampaikan karena saya kurang begitu paham mengenai materi yang diajarkan, saya juga belum memiliki akun email sebelumnya, namun setelah saya perhatikan, saya mulai memahami inti dari pelatihan tersebut yang mengajarkan tentang langkah-langkah dalam berjualan online. (Wawancara dengan Zakiyah, 3 Agustus 2016).

Berbeda dengan dua informan sebelumnya, Sri mengungkapkan mengenai

pemahamannya terkait dengan materi yang telah disampaikan. Berikut

jawaban dari Sri.

(22c) Pada pelatihan pengenalan marketing online kemarin, diajarkan mengenai cara memasarkan produk secara online, namun materi yang diberikan masih berupa dasarnya saja. Jadi menurut saya perlu diadakan tahap berikutnya dalam pelatihan pengenalan marketing online tersebut. (Wawancara dengan Sri, 3 Agustus 2016).

Berdasarkan beberapa data di atas, peneliti menyimpulkan bahwa peserta

mampu memahami materi yang disampaikan selama pelatihan berlangsung.

Penarikan kesimpulan dari peserta juga dijadikan sebagai bahan evaluasi oleh

peneliti. Apabila peserta mampu memberikan kesimpulan mengenai pelatihan

yang diikutinya, maka dapat dikatakan bahwa materi yang disampaikan dalam

Page 112: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

95

pelatihan mampu memberikan pengetahuan baru bagi para peserta. Berikut ini

kesimpulan dari kegiatan pelatihan pengenalan marketing online yang

disampaikan oleh beberapa informan.

(23) Dari kegiatan pelatihan pengenalan marketing online yang telah Anda ikuti, apa yang dapat Anda simpulkan?

(23a) Dari pelatihan mengenai marketing online, dapat saya simpulkan bahwa hal pertama yang perlu dilakukan dalam melakukan marketing online adalah membuat akun media sosial yang akan kita gunakan dalam berjualan, misalnya facebook. Kemudian kita harus menentukan nama brand yang tepat untuk produk yang akan kita jual mbak. Dan yang tidak kalah penting diperlukan adanya jaringan yang luas agar produk kita dapat dikenal oleh banyak orang. (Wawancara dengan Maria, 3 Agustus 2016).

Maria menyimpulkan bahwa untuk melakukan marketing online

diperlukan adanya media sosial yang akan kita gunakan untuk memasarkan

produk, kita perlu menentukan nama brand yang akan kita gunakan untuk produk

jualan kita. Dan yang terpenting perlu adanya jaringan yang luas agar produk yang

akan kita jual dapat diketahui banyak pihak. Berbeda dengan Maria, Nur memiliki

kesimpulan sendiri, seperti yang diungkapkan berikut.

(23b) Kesimpulnnya kegiatan marketing online ini perlu adanya persiapan yang matang mbak, setelah kita menentukan produk yang akan kita jual, kita juga perlu adanya pihak sebagai saksi yang dapat membantu kita untuk meyakinkan calon pembeli bahwa produk yang akan kita jual tersebut aman dan tidak ada kecurangan mbak. (Wawancara dengan Nur, 3 Agustus 2016).

Page 113: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

96

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa peserta mampu

membuat kesimpulan dari materi pelatihan pengenalan marketing online yang

telah mereka ikuti. peserta juga mampu menjelaskan secara rinci terkait dengan

materi pelatihan yang diberikan oleh mentor.

5.6.2 Pemahaman Peserta terhadap Materi Pelatihan Pembuatan

Soto Koya

Pemahaman peserta mengenai materi yang disampaikan dalam pelatihan dapat

dijadikan sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan dalam program

pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, peneliti berupaya untuk mengetahui

sejauh mana pemahaman peserta terkait dengan materi yang disampaikan oleh

mentor dalam kegiatan pelatihan pembuatan soto koya. Pemahaman peserta

setelah mengikuti pelatihan dapat diperoleh melalui kemampuan peserta dalam

menjelaskan kesimpulan yang mereka peroleh dari pelatihan yang telah mereka

ikuti. Berikut ini beberapa kesimpulan yang disampaikan oleh peserta setelah

mengikuti pelatihan pembuatan soto koya.

(24) Menurut Anda apa kesimpulan yang didapatkan dari pelatihan pembuatan soto koya yang telah Anda ikuti?

(24a) Pada pelatihan pembuatan soto koya ini kita diajarkan bagaimana langkah-langkah dalam membuat soto koya, dimana koya tersebut didapatkan dari remukan (rontokan) krupuk udang yang telah digoreng sebelumnya, selain itu pelatihan ini juga dapat dijadikan sebagai pilihan dalam membuka peluang usaha dibidang kuliner. (Wawancara dengan Nur, 3 Agustus 2016).

Page 114: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

97

Berdasarkan ungkapan Nur di atas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan

tersebut membuatnya mendapat pengetahuan baru mengenai cara membuat soto

koya yang nantinya bisa dijadikan sebagai pilihan untuk membuka usaha

tambahan. Lain halnya dengan Nur, Maria mengungkapkan bahwa pelatihan

membuat soto koya ini membuat dirinya senang karena bisa memasak menu baru

yang sebelumnya belum pernah dicoba. Berikut pernyataan Maria.

(24b) Dalam pelatihan ini diajarkan cara mengolah menu baru yang sebelumnya belum pernah saya coba, ternyata mudah dan menyenangkan mbak. (Wawancara dengan Maria, 3 Agustus 2016).

Berbeda dari kedua informan sebelumnya, Sri mengungkapkan bahwa

pelatihan membuat soto koya tidak jauh berbeda dengan membuat soto pada

umumnya, hanya saja kali ini ditambah dengan bubuk koya yang didapatkan dari

kerupuk udang yang telah dihancurkan. Berikut ungkapan Sri.

(24c) Kalo saya perhatikan sebenarnya proses pembuatan soto koya tidak jauh berbeda dengan pembuatan soto pada umumnya mbak, hanya saja dalam soto koya diberikan tambahan bubuk koya yang didapatkan dari remukan kerupuk udang. Pemberian kata koya ini sengaja ditambahkan agar terdengar menarik. (Wawancara dengan Sri, 3 Agustus 2016).

Secara umum, peserta dapat memahami dan memberikan penjelasan atas apa

yang telah diperolehnya dari pelatihan pembuatan soto koya. Kesimpulan yang

diperoleh peserta yaitu pembuatan soto koya tidak jauh berbeda dengan

pembuatan soto pada umumnya, hanya saja dalam pembuatannya ditambahi

dengan bubuk udang yang didapatkan dari remukan kerupuk udang.

Page 115: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

98

Dari beberapa jawaban di atas, dapat disimpulkan bahwa peserta mampu

membuat kesimpulan dari kegiatan pelatihan yang telah mereka ikuti. Peserta juga

mampu menjelaskan pemahamannya terhadap pelatihan yang telah diikuti, baik

itu pelatihan pengenalan marketing online maupun pelatihan pembuatan soto

koya.

5.7 Evaluasi Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat

Setelah pelaksanaan kegiatan pelatihan pengenalan marketing online dan

pelatihan pembuatan soto koya selesai, maka dilaksanakan pula evaluasi terhadap

pelaksanaan kedua pelatihan tersebut. Evaluasi ini dilakukan peneliti untuk

mengukur apakah terdapat perubahan pengetahuan maupun perubahan dalam

kehidupan peserta setelah mengikuti pelatihan yang diadakan melalui kegiatan

Bengkel Kriya sebagai program pemberdayaan masyarakat. Evaluasi dilakukan

dengan memberikan pertanyaan kepada peserta mengenai manfaat serta

perubahan yang didapatkan setelah mengikuti pelatihan tersebut. Berikut ini

merupakan pertanyaan dan jawaban dari peserta mengenai kegiatan Bengkel

Kriya yang telah dikuti.

5.7.1 Evaluasi Pelatihan Pengenalan Marketing Online

Pada dasarnya peserta mampu menangkap materi yang disampaikan oleh mentor

dalam pelatihan tersebut.

Page 116: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

99

(25) Apa yang Anda tangkap dari materi yang disampaikan oleh mentor?(25a) Dalam pelatihan pengenalan marketing online, dijelaskan mengenai

istilah-istilah yang digunakan dalam marketing online, seperti apa itu yang dimaksud brand, perlunya menciptakan brand dalam melakukan pemasaran produk, apa itu network dan kegunaannya serta teknik fotografi yang dibutuhkan dalam melakukan pemasaran produk. (Wawancara dengan Maria, 3 Agustus 2016).

Maria mengungkapkan bahwa yang dia pahami dari materi pelatihan

adalah adanya istilah-istilah yang digunakan dalam malakukan marketing online,

yaitu apa yang dimaksud dengan brand, network, serta teknik fotografi yang

dibutuhkan dalam mengemas produk. Hampir sama dengan Maria, Nur juga

mengungkapkan bahwa materi pelatihan yang disampaikan dalam marketing

online yaitu mengenai istilah-istilah yang dibutuhkan dalam berjualan online,

tidak hanya sampai disitu bahkan dijelaskan juga mengenai langkah-langkah yang

harus dilakukan dalam memulai berjualan secara online. Berikut ungkapan Nur

terkait dengan materi pelatihan.

(25b) Materi yang disampaikan dalam pelatihan mengenai langkah-langkah dalam melakukan marketing online, dijelaskan juga istilah yang digunakan dalam melakukan marketing online mbak, seperti brand, email, network, dan masih banyak lagi. (Wawancara dengan Nur, 3 Agustus 2016).

Dari jawaban kedua informan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa

peserta mengikuti kegiatan pelatihan dengan baik, terbukti dengan kemampuan

peserta dalam menangkap materi yang disampaikan oleh mentor.

Page 117: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

100

5.7.2 Evaluasi Pelatihan Pembuatan Soto Koya

Evaluasi pelaksanaan pelatihan pembuatan soto koya juga dilakukan dengan

mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan kemampuan peserta menangkap

materi yang disampaikan oleh mentor selama pelatihan berlangsung. Berikut

jawaban dari Sri saat ditanya mengenai apa yang dia tangkap dalam pelatihan

pembuatan soto koya.

(26) Apa yang bisa Anda tangkap dari pelatihan soto koya? (26a) Ya itu tadi mbak kita belajar mengenai cara pembuatan soto koya,

ternyata mudah dalam membuatnya karena kita dibantu oleh resep, jadi bisa mempraktekkannya dirumah. (Wawancara dengan Sri, 3 Agustus 2016).

Dari jawaban di atas, Sri mengungkapkan langkah yang dilakukan dalam

membuat soto koya menurutnya tidak begitu sulit. Karena peserta dibantu dengan

adanya resep yang telah dibagikan oleh mentor dan resep tersebut dapat dibawa

pulang sehingga peserta dapat mencobanya dirumah. Lain halnya dengan Sri,

Zakiyah mengungkapkan dalam pelatihan pembuatan soto koya mentor

memberikan arahan dengan baik, sehingga peserta mudah menangkap apa yang

dibicarakan oleh mentor. Selain itu bahan-bahan yang digunakan dalam

pembuatan juga mudah untuk didapatkan sehingga peserta dapat dengan mudah

mencobanya kapan saja. Berikut ungkapan dari Zakiyah

.

(26b) Saat pelaksanaan pelatihan mentor memberikan penjelasan dengan jelas mbak, jadi peserta dapat dengan mudah menangkap materi yang disampaikan. Selain itu ternyata bahan yang dibutuhkan untuk

Page 118: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

101

membuat soto koya mudah untuk didapatkan, jadi peserta bisa mencoba resep tersebut kapan saja. (Wawancara dengan Zakiyah, 3 Agustus 2016).

Berdasarkan pernyataaan kedua informan di atas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa peserta mampu menangkap dengan baik apa yang

disampaikan oleh mentor dalam pelatihan tersebut. Selain itu, untuk memperkuat

data yang telah didapat, evaluasi juga dilakukan dengan memberikan pertanyaan

kepada peserta mengenai manfaat serta perubahan yang mereka dapatkan setelah

mengikuti kegiatan Bengkel Kriya.

5.7.3 Manfaat dari Pelaksanaan Program Pemberdayaan

Masyarakat

Selain beberapa hal di atas, yang menjadi bahan evaluasi pelaksanaan pelatihan

pengenalan marketing online dan pelatihan pembuatan soto koya adalah manfaat

yang dirasakan peserta setelah mengikuti kegiatan pelatihan tersebut. Berikut ini

pendapat peserta mengenai manfaat yang mereka dapatkan setelah mengikuti

kegiatan pelatihan yang diadakan oleh Bengkel Kriya.

(27) Manfaat apa yang Anda dapatkan setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya?

(27a) Manfaat yang dirasakan setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya ini tentunya selain dapat menambah pengetahuan, dengan mengikuti kegiatan ini saya bisa mengembangkan usaha jualan baju yang saya miliki sebelumnya, jadi setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya dengan tema marketing online saya jadi tahu bagaimana cara memasarkan produk lewat internet, bagaimana cara menarik orang agar membeli produk kita, dan akhirnya berbekal pengetahuan

Page 119: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

102

tersebut saya memutuskan untuk berjualan online melalui media facebook maupun blackberry messenger (bbm), dan ternyata produk saya laku dipasaran, jangkauan jualan saya menjadi lebih luas, selain itu dari kegiatan ini teman kita semakin bertambah, jadi selain mendapatkan pengetahuan dan memperbanyak saudara, saya juga mendapatkan manfaat berupa ekonomi yang bertambah. (Wawancara dengan Maria, 3 Agustus 2016).

Berdasarkan ungkapan Maria di atas, dapat diketahui bahwa dengan

mengikuti kegiatan Bengkel Kriya dirinya memiliki keberanian untuk membuka

usaha dengan berjualan baju secara online dengan memanfaatkan media sosial

facebook dan bbm, selain itu melalui kegiatan ini juga dapat menambah banyak

teman. Berbeda dengan Maria, manfaat lain juga dirasakan oleh peserta lainnya

dengan mengikuti kegiatan Bengkel Kriya peserta ini kemudian memanfaatkan

ilmu yang telah diperoleh dari berbagai pelatihan dibidang tata boga mengenai

pembuatan kue. Beberapa peserta lebih tertarik untuk membuka usaha dengan

menerima jasa pemesanan aneka kue. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa

peserta berikut ini.

(27b) Manfaat yang dirasakan setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya ini tentunya selain dapat menambah pengetahuan, menambah saudara, menambah pengalaman, saya juga sekarang bisa termotivasi untuk membuka usaha sendiri dengan menerima pesanan pembuatan kue, bahkan saya juga sempat beberapa kali ditunjuk untuk menjadi mentor di kegiatan Bengkel Kriya. (Wawancara dengan Nur, 3 Agustus 2016).

Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa Nur mendapatkan manfaat

dengan pengetahuannya yang bertambah, menambah pengalaman baru, serta

sekarang dirinya telah membuka usaha dengan menerima pesanan pembuatan kue

Page 120: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

103

setalah mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Bengkel Kriya. Hampir serupa

dengan Nur, Sri juga mengungkapkan bahwa dirinya tertarik membuka usaha

dengan menerima pemesanan kue karena sejak awal dirinya memang lebih tertarik

dibidang tata boga. Berikut ungkapan dari Sri.

(27c) Dari kegiatan Bengkel Kriya yang saya ikuti ini kemudian saya tertarik untuk membuka usaha dengan menerima pemesanan kue, saya memang lebih tertarik dibidang tata boga, dan terkadang saya juga bekerjasama dengan ibu Nur Fajar kalau semisal pesanan yang saya dapat dalam jumlah banyak terus kita bagi-bagi pesanan gitu mbak sistemnya. (Wawancara dengan Sri, 3 Agustus 2016).

Manfaat lain juga dirasakan oleh Zakiyah, dirinya merasakan dengan

mengikuti kegiatan Bengkel Kriya pengetahuannya semakin bertambah, dan kini

Zakiyah juga telah termotivasi dari kedua temannya untuk membuka usaha kecil-

kecilan dengan menerima pesanan kue dirumah. Berikut penuturan Zakiyah.

(27d) Manfaat yang saya dapatkan selain tadi menambah pengetahuan, menambah teman, saya juga jadi termotivasi untuk membuka usaha menerima pesanan kue dirumah, jadi selain ibu rumah tangga sekarang saya punya sampingan pekerjaan lain mbak yang tentunya dapat menghasilkan uang, dan sampai sekarang saya sudah memiliki beberapa pelanggan tetap. (Wawancara dengan Zakiyah, 3 Agustus 2016).

Dari beberapa pernyataan di atas terlihat bahwa beberapa peserta telah

mencoba mengembangkan ilmu yang didapatkan selama mengikuti kegiatan

dengan membuka usaha sendiri sesuai dengan kemampuan dan minat dari masing-

masing peserta. Akan tetapi jika dilihat banyak peserta yang lebih tertarik untuk

Page 121: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

104

membuka usaha dibidang tata boga. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan

oleh koordinator Bengkel Kriya,

(28) Menurut Anda kegiatan pelatihan seperti apa yang diminati oleh peserta?

(28a) Kegiatan yang diadakan di Bengkel Kriya belakangan ini lebih sering pada bidang tata boga, karena setelah diamati peserta lebih banyak tertarik pada bidang tersebut, ya mungkin karena mayoritas peserta Bengkel Kriya adalah ibu-ibu jadi lebih suka memasak. (Wawancara dengan Sulis, 24 Juni 2016).

Berdasarkan penuturan Sulis di atas, dapat diketahui bahwa kegiatan

Bengkel Kriya yang diadakan lebih sering merujuk pada bidang tata boga karena

diketahui peserta lebih banyak tertarik pada bidang tersebut.

Adanya program pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Bengkel

Kriya ini juga telah memberikan dampak positif kepada para peserta, selain itu

peserta juga diberikan kesempatan untuk menjadi mentor dengan tujuan untuk

berbagi ilmu mengenai materi tertentu yang telah dikuasai, dalam hal ini biasanya

lebih sering mengenai materi dibidang tata boga. Perubahan positif juga telah

dirasakan oleh Maria. Berikut ungkapan Maria.

(29) Adakah perubahan dalam diri Anda setelah mengikuti pelatihan yang diadakan melalui kegiatan Bengkel Kriya?

(29a)Perubahan yang saya rasakan setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya ini saya menjadi lebih bangga terhadap diri saya sendiri, dimana saya yang dulunya hanya ibu rumah tangga biasa sekarang bisa mempunyai penghasilan sendiri tanpa harus terus bergantung kepada suami, selain itu saya yang tadinya tidak begitu paham mengenai teknologi sekarang sedikit demi

Page 122: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

105

sedikit menjadi tahu. (Wawancara dengan Maria, 3 Agustus 2016).

Seperti yang diungkapkan Maria di atas, bahwa kegiatan Bengkel Kriya

ini membawa pengaruh positif bagi kehidupan Maria. Sekarang dia merasa lebih

bangga terhadap dirinya sendiri karena dapat membantu meningkatkan

perekonomian keluarga dengan membuka usaha yang didapatkannya dari kegiatan

Bengkel Kriya tersebut. Perubahan lain setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya

juga dirasakan oleh Nur setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya dia

mendapatkan inspirasi untuk membuka usaha dengan menerima pemesaran

pembuatan roti, Nur juga sempat beberapa kali diminta untuk menjadi mentor

dalam beberapa kesempatan kegiatan Bengkel Kriya. Berikut ungkapan Nur.

(29b) Banyak perubahan yang saya rasakan setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya ini mbak, saya mendapatkan inspirasi untuk memulai usaha secara mandiri dan kebetulan saya ada bakat dibidang pembuatan roti mbak. Selain itu saya juga sempat beberapa kali diminta untuk ikut mengisi materi dalam berbagai kesempatan kegiatan Bengkel Kriya. (Wawancara dengan Nur, 3 Agustus 2016).

Berdasarkan dari beberapa jawaban di atas, berikut ini hasil evaluasi

peneliti terhadap pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya mengenai pelatihan

pengenalan marketing online dan pelatihan pembuatan soto koya.

1. Peserta dapat memahami apa yang disampaikan oleh mentor mengenai materi

pelatihan pengenalan marketing online dan pelatihan pembuatan soto koya.

2. Peserta mampu mempraktikkan kembali meteri yang telah didapat dalam

pelatihan.

Page 123: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

106

3. Peserta mampu menjelaskan. langkah-langkah pertama yang perlu dilakukan

dalam melakukan marketing online.

4. Peserta mampu menjelaskan istilah-istilah yang ada dalam marketing online.

5. Peserta mampu membuat akun media sosial yang dibutuhkan dalam berjualan

online.

6. Peserta mampu menyimpulkan kegiatan pelatihan yang telah diikuti.

7. Secara umum peserta mampu menjelaskan apa yang telah disampaikan oleh

mentor dalam pelatihan yang telah diikuti.

8. Peserta mampu membuka usaha dibidang tata boga setelah mendapatkan

inspirasi dari kegiatan Bengkel Kriya yang bertemakan tata boga.

9. Peserta mampu membuka usaha dengan berjualan produk secara online

setelah mengikuti kegiatan pelatihan pengenalan marketing online.

10. Peserta mampu mengisi kegiatan Bengkel Kriya dengan menjadi pemateri atau

mentor.

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

peserta telah memperoleh banyak pengetahuan baru serta manfaat dari kegiatan

Bengkel Kriya tersebut. Dimana peserta mampu memandirikan dirinya dengan

membuka usaha yang dapat meningkatkan perekonomian keluarga, sehingga

Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Batang melalui kegiatan Bengkel Kriya telah

berhasil membuat beberapa peserta yang tergabung dalam program pemberdayaan

ini menjadi mandiri dengan berbagai kegiatan pelatihan yang telah diberikan.

Walaupun belum mencapai hasil yang maksimal, tetapi setidaknya mayoritas

peserta telah berani untuk mencoba memandirikan dirinya. Sehingga dapat

Page 124: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

107

disimpulkan bahwa terdapat pengetahuan baru serta perubahan positif dalam

kehidupan peserta yang diperoleh setelah mendapatkan materi dari pelatihan yang

diadakan dalam kegiatan Bengkel Kriya.

Gambar 5.3 : Hasil pelatihan Bengkel Kriya berupa penjualan online

Sumber: Hasil dokumentasi peneliti, 2016

Gambar 5.4 : Hasil pelatihan Bengkel Kriya berupa usaha pembuatan kue

Sumber: Hasil dokumentasi peneliti, 2016

Page 125: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

108

5.8 Kendala

Kendala yang dihadapi dalam menjalankan suatu kegiatan bermacam-macam.

Dalam kegiatan Bengkel Kriya, terdapat dua jenis kendala yang terjadi yaitu

kendala internal dan kendala eksternal. Penjelasannya sebagai berikut :

5.8.1 Kendala Internal

Kendala internal yang dimaksud adalah kendala yang terdapat dari dalam baik itu

dari pihak perpustakaan sebagai pelaksana kegiatan maupun mentor sebagai

pemateri dalam pelaksanaan kegiatan. Kendala tersebut meliputi:

1. Jadwal Pelaksanaan dan Sulitnya Memotivasi Peserta dalam Memulai Usaha

Kendala jadwal pelaksanaan yang dimaksud adalah waktu yang terbatas

bagi pihak perpustakaan dikarenakan adanya kegiatan lain yang mengharuskan

kegiatan Bengkel Kriya ditunda pelaksanaannya. Selain itu masih terdapat

beberapa peserta yang tidak memiliki keberanian untuk memandirikan dirinya

dengan membuka peluang usaha setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya,

beberapa peserta masih saja terus bergantung dengan program pemberdayaan

yang diberikan tanpa mencoba untuk memanfatkannya dengan memulai suatu

usaha. Sebagaimana pernyataan Sulis selaku koordinator Bengkel Kriya saat

ditanya mengenai kendala yang dialami dalam kegiatan Bengkel Kriya berikut ini.

(30) Kendala apa yang Anda alami dalam pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya?

Page 126: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

109

(30b) Kalau dari segi persiapan sih tidak ada kendala khusus mbak, hanya saja kendala lebih kepada masih kurangnya keberanian peserta untuk mencoba berwirausaha. Selain itu kendala waktu pelaksanaan juga menjadi masalah besar karena kesibukan pihak perpustakaan yang mengharuskan beberapa kali menunda pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya. (Wawancara dengan Sulis, 24 Juni 2016).

Dari pernyataan Sulis diketahui bahwa dalam melakukan persiapan

kegiatan tidak ditemukan kendala karena semuanya sudah dipersiapkan dengan

baik. Kendala yang ditemukan yaitu terdapat beberapa peserta yang belum

memiliki keberanian dalam memandirikan dirinya dengan mengembangkan ilmu

yang telah didapatkan melalui kegiatan Bengkel Kriya kedalam sebuah usaha

yang dapat membantu peserta dalam meningkatkan perekonomian keluarga.

Selain itu kesibukan dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh pihak

perpustakaan juga mengakibatkan mengakibatkan pelaksanaan kegiatan Bengkel

Kriya harus ditunda.

2. Fasilitas Penunjang Kegiatan Bengkel Kriya

Kendala dari segi fasilitas yang dimaksud adalah kurangnya fasilitas yang

digunakan sebagai penunjang pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya. Sebagaimana

pernyataan mentor sebagai berikut.

(30b) Kendala dalam pelaksanaan terdapat pada fasilitas yang digunakan untuk menunjang kegiatan seperti laptop yang digunakan dalam pelatihan pengenalan marketing online, selebihnya saya rasa tidak ada. (Wawancara dengan Achmad, 28 Juni 2016).

Dari pernyataan di atas Achmad mengatakan terdapat kendala pada

fasilitas yang digunakan dalam menunjang kegiatan pelatihan, kendala fasilitas

Page 127: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

110

yang dimaksud adalah fasilitas berupa laptop yang dibutuhkan oleh peserta

sebagai sarana yang menunjang dalam kegiatan pelatihan pengenalan marketing

online. Dimana dalam pelatihan tersebut setiap peserta diharuskan untuk

membawa laptop, sedangkan untuk pihak perpustakaan sendiri belum dilengkapi

dengan fasilitas tersebut.

5.8.2 Kendala Eksternal

Kendala eksternal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kendala yang

dihadapi oleh peserta selama mengikuti kegiatan Bengkel Kriya. Kendala tersebut

meliputi :

1. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Bengkel Kriya

Kendala yang dirasakan oleh beberapa peserta yang terkait dengan waktu

dalam pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya. Beberapa peserta merasa kesulitan

untuk mengikuti kegiatan karena memiliki kesibukan lain pada saat kegiatan

Bengkel Kriya diadakan. Mengingat kegiatan Bengkel Kriya diadakan pada siang

hari, sedangkan beberapa peserta mengaku memiliki waktu luang pada sore hari.

Kendala waktu inilah yang terkadang menjadi salah satu penyebab sedikitnya

peserta yang datang pada kegiatan Bengkel Kriya. Seperti pernyataan peserta

sebagai berikut,

(31) Kendala apa yang Anda rasakan selama mengikuti kegiatan Bengkel Kriya?

(31a) Kalau saya kendala waktu, karena jujur saja terkadang saya ada kegiatan lain kalau siang hari. Waktu saya lebih longgar kalau sore

Page 128: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

111

hari, tetapi kegiatan Bengkel Kriya ini kan dimulainya siang hari. (Wawancara dengan Sri, 3 Agustus 2016).

Berdasarkan ungkapan Sri di atas, diketahui bahwa kendala waktu dalam

pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya masih dirasakan oleh peserta. Dimana

peserta mengatakan lebih memilih agar kegiatan Bengkel Kriya diadakan pada

sore hari karena waktu mereka lebih longgar pada sore hari, sedangkan selama ini

kegiatan Bengkel Kriya dilaksanakan pada siang hari.

2. Terbatasnya Biaya dalam Memulai Usaha

Kendala biaya yang dimaksud adalah masih terbatasnya biaya yang

dimiliki peserta untuk memulai suatu usaha, hal ini juga yang mengakibatkan

masih terdapat beberapa peserta yang belum memulai untuk membuka usaha baru

setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya. Sebagaimana penuturan Zakiyah

berikut ini.

(31b) Kendala yang saya rasakan adalah kurangnya biaya untuk mengembangkan usaha yang saya miliki mbak, saya sebenarnya kepengen bisa membuka toko sendiri. Saya berharap kedepannya kegiatan Bengkel Kriya juga bisa memberikan bantuan modal kepada pesertanya yang benar-benar serius untuk membuka usaha tetapi masih memiliki modal yang terbatas seperti saya ini mbak. Jadi kan kalau ada bantuan modal pasti akan semakin banyak peserta yang membuka usaha mbak. (Wawancara dengan Zakiyah, 3 Agustus 2016).

Menurut Zakiyah kendala yang dialami dari segi biaya untuk dapat

mengembangkan usahanya. Dia berharap kegiatan Bengkel Kriya kedepannya

Page 129: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

112

akan memperhatikan pesertanya yang serius untuk memulai membuka usaha

dengan membantu memberikan pinjaman modal.

3. Fasilitas yang Terbatas

Berbeda dengan kedua peserta sebelumnya, Maria mengungkapkan

kendala yang dia alami dari segi fasilitas yang digunakan dalam kegiatan Bengkel

Kriya. Seperti ungkapan Maria berikut ini.

(31c) Kalau saya sih kendala fasilitas mbak, jadi kan waktu pelatihan pengenalan marketing online peserta disuruh membawa laptop sendiri tapi kebetulan waktu itu laptop saya rusak. Sedangkan pihak perpustakaan tidak memberikan fasilitas laptop untuk pesertanya. (Wawancara dengan Maria, 3 Agustus 2016).

Berdasarkan ungkapan Maria di atas, diketahui bahwa fasilitas yang terbatas juga

menjadi kendala yang dialami oleh peserta. Dalam hal ini maka pihak

perpustakaan harus memperhatikan lebih dalam lagi mengenai fasilitas yang

dibutuhkan peserta agar kegiatan Bengkel Kriya dapat berjalan dengan maksimal.

Page 130: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

BAB 6

PENUTUP

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran Bengkel Kriya Perpustakaan dan Arsip

Kabupaten Batang dalam pemberdayaan masyarakat Kabupaten Batang, dapat disimpulkan

bahwa kegiatan Bengkel Kriya sebagai upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan

dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat dibidang keterampilan dan tata boga telah

berhasil membuat peserta yang tergabung dalam kegiatan tersebut menjadi mandiri dan dapat

meningkatkan perekonomian keluarga sesuai dengan tujuan awal dibentuknya kegiatan

Bengkel Kriya.

Kegiatan Bengkel Kriya ini juga telah memberikan banyak pengetahuan baru kepada

peserta sehingga peserta termotivasi untuk membuka suatu usaha setelah mengikuti kegiatan

tersebut. Hal ini dibuktikan dengan adanya peserta yang membuka usaha berjualan baju

secara online setelah mengikuti pelatihan pengenalan marketing online dan peserta yang

membuka usaha menerima pemesanan kue setelah mendapatkan inspirasi dalam kegiatan

Bengkel Kriya dibidang tata boga. Sehingga dengan munculnya motivasi peserta dalam

membuka suatu usaha menjadikan kegiatan Bengkel Kriya telah berhasil membuat peserta

yang tergabung didalamnya untuk meningkatkan perekonomian keluarga.

6.2 Saran

Saran yang diberikan untuk pihak perpustakaan dalam menjalankan kegiatan Bengkel Kriya

kedepannya yaitu :

113

Page 131: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

114

1. Kegiatan Bengkel Kriya diharapkan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal

yang telah ditetapkan. Sehingga peserta dapat terus mendapatkan pengetahuan baru pada

setiap minggunya dan tidak merasa kecewa karena kegiatan yang terkadang diundur

pelaksanaannya. Selain itu pihak perpustakaan perlu memperhatikan fasilitas penunjang

Bengkel Kriya agar kegiatan pelatihan dapat berjalan dengan maksimal.

2. Agar kedepannya diharapkan baik pihak koordinator maupun ketua Bengkel Kriya

membuatkan kurikulum mengenai tahapan materi yang akan diajarkan kepada peserta.

Sehingga tujuan dari kegiatan Bengkel Kriya tersebut dapat tercapai secara maksimal

karena tema pelatihan yang akan disampaikan pada setiap pertemuannya telah diatur

susunannya dengan baik dan jelas, dengan kata lain tema kegiatan dari minggu ke

minggu memiliki keterkaitan satu sama lain.

Page 132: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2013. Intervensi Komunitas: Pengembangan Masyarakat

sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.

Adisasmita, Rahardjo. 2006. Membangun Desa Partisipatif. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Anwas, Oos M. 2014. Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung:

Alfabeta.

Arif, Mohammad Wahyuni. 2012. “Peran Perpustakaan Komunitas dalam

Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus pada Pondok Maos Gayub Desa

Bebegan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal”. Skripsi, Universitas

Diponegoro Semarang.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Bahri, Syamsul. 2013. “Peran TBM Cakruk Pintar dalam Pemberdayaan

Masyarakat Notogaten Caturtunggal Sleman Yogyakarta”. Skripsi,

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Basrowi, Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. 2009. Pedoman Umum

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Departemen Dalam Negeri.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metode Penelitian untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:

Salemba Humanika.

Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

115

Page 133: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

116

Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta Selatan:

GP Press Group.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. Nomer 07 Tahun 2007

Tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat.

Prastowo, Andi. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan

Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Prijono, Onny S. dan AMW Pranarka. 1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan

dan Implementasi. Jakarta: CSIS.

Ravik, Karsidi. 2007. “Pemberdayaan Masyarakat untuk Usaha Kecil dan Mikro:

Pengalaman Empiris di Wilayah Surakarta Jawa Tengah”. Sumber

<http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/43069/Ravik

%20Karsidi.pdf;>. Diunduh [10 September 2016].

Retno, Sitaresmi Suryani., et al. 2015. “Pemberdayaan Masyarakat melalui

Perpustakaan: Studi Kasus di Rumah Pintar “Sasana Ngundi Kawruh”

Kelurahan Bandarharjo”. Sumber <http://id.portalgaruda.org/index.php?

ref=browse&mod=viewarticle&article=365932>. Diunduh [10 September

2016].

Septia, Dwi Diona. 2010. “Peran Perpustakaan Komunitas dalam Pemberdayaan

Masyarakat: Studi Kasus Rumah Pintar Bhara Cendikia 1”. Skripsi,

Universitas Indonesia Jakarta.

Setyaningsih, Santi., et al. 2012. “Women Empowerment Through Creative

Industry: A Case Study”. Sumber

<http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S221256711200336X.>.

Diunduh [19 Agustus 2016].

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia.

_______. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Page 134: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

117

Sutarno NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.

Page 135: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

LAMPIRAN

Page 136: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

LAMPIRAN 1

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

2

Page 137: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

LAMPIRAN 2

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS DIPONEGOROFAKULTAS ILMU BUDAYA

Jln. Prof. Soedharto, S.H, Tembalang Semarang 50275Tlp. Faksimil (024) 7648019 Website://www.fib.undip.ac.id

DATA INFORMAN

Nama Informan :

Alamat :

Pendidikan Terakhir :

PEDOMAN WAWANCARA INFORMAN

A. Peserta Bengkel Kriya

1. Apa yang Anda ketahui tentang perpustakaan?

2. Apakah Anda pernah berkunjung ke perpustakaan dan memanfaatkan

koleksi yang ada?

3. Bagaimana Anda memperoleh informasi yang Anda butuhkan selama ini?

4. Informasi apa yang anda dapatkan?

3

Page 138: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

5. Bagaimana Anda bisa tergabung dalam kegiatan Bengkel Kriya?

6. Apa yang Anda ketahui mengenai kegiatan Bengkel Kriya?

7. Apakah Anda pernah mengusulkan tema yang diadakan pada kegiatan

Bengkel Kriya?

8. Apakah Anda selalu hadir dalam setiap kegiatan Bengkel Kriya?

9. Apakah Anda memanfaatkan pendampingan yang diberikan oleh mentor?

10. Bagaimana tanggapan Anda terkait dengan pelatihan marketing online?

11. Bagaimana tanggapan Anda terkait dengan pelatihan pembuatan soto

koya?

12. Apa yang anda pahami dari materi pelatihan marketing online?

13. Dari kegiatan pelatihan marketing online yang telah Anda ikuti, apa yang

dapat Anda simpulkan?

14. Dari kegiatan pelatihan membuat soto koya, apa yang dapat Anda

simpulkan?

15. Manfaat apa yang Anda dapatkan setelah mengikuti kegiatan Bengkel

Kriya?

16. Adakah perubahan dalam diri Anda setelah mengikuti kegiatan Bengkel

Kriya?

17. Kendala apa yang Anda rasakan selama mengikuti kegiatan Bengkel

Kriya?

4

Page 139: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

B. Koordinator Bengkel Kriya

1. Bagaimana pihak perpustakaan menentukan tema kegiatan yang akan

diadakan dalam kegiatan Bengkel Kriya?

2. Bagaimana cara pihak perpustakaan dalam melakukan pemberitahuan

akan adanya kegiatan Bengkel Kriya kepada masyarakat?

3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam mempersiapkan kegiatan

Bengkel Kriya?

4. Bagaimana strategi yang Anda gunakan dalam pelaksanaan kegitan

Bengkel Kriya?

5. Bagaimana sistem pemilihan mentor Bengkel Kriya?

6. Apakah peserta aktif selama mengikuti kegiatan Bengkel Kriya?

7. Bagaimana evaluasi yang dilakukan setelah kegiatan Bengkel Kriya

berjalan?

8. Menurut Anda kegiatan pelatihan seperti apa yang diminati oleh peserta?

9. Kendala apa yang Anda alami dalam pelaksanaan kegiatan Bengkel

Kriya?

C. Mentor Bengkel Kriya

1. Bagaimana strategi yang Anda lakukan dalam memberikan pelatihan?

2. Apakah terdapat pendampingan dari mentor setelah kegiatan Bengkel

Kriya selasai?

3. Apakah dilakukan evaluasi setelah kegiatan pelatihan selesai?

4. Kendala apa yang muncul selama pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya?

5

Page 140: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

LAMPIRAN 3

REDUKSI DATA HASIL WAWANCARA INFORMAN

A. Peserta Bengkel Kriya

No. Pertanyaan Informan HasilMaria Nur Sri Zakiyah

1. Apa yang Anda ketahui tentang perpustakaan?

Perpustakaan itu banyak menyimpan koleksi mbak, mulai dari koleksi untuk anak, remaja, bahkan untuk orangtua, disana pengunjung bisa mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.

Perpustakaan itu tempat menyimpan koleksi buku mbak, disana banyak terdapat buku yang biasa dibaca dan disimpan oleh masyarakat.

Perpustakaan menyimpan banyak buku, kita memanfaatkan buku tersebut dan juga bisa meminjamnya untuk dibawa pulang kerumah.

Perpustakaan banyak menyimpan buku mbak, terus pengunjung bisa meminjam untuk dibawa pulang.

Secara umum peserta mengetahui mengenai perpustakaan, seperti manfaat perpustakaan sebagai tempat untuk menyimpan berbagai koleksi yang dibutuhkan pengunjung.

2. Apakah Anda pernah berkunjung ke perpustakaan dan memanfaatkan

Kalau untuk berkunjung ke perpustakaan waktu itu saya pernah tetapi

Kalau dulu sebelum ikut kegiatan Bengkel Kriya saya nggak

Saya dulu pernah berkunjung ke perpustakaan

Sebenarnya saya tahu mbak dimana lokasi keberadaan perpustakaan,

Peserta mengetahui secara pasti lokasi keberadaan perpustakaan dan pernah sesekali berkunjung ke perpustakaan, bahkan

6

Page 141: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

koleksi yang ada? kalau untuk meminjam koleksi saya belum pernah

pernah ke Perpustakaan mbak, kalau sekarang ya pernahlah beberapa kali sekedar baca-baca koleksi.

mbak, tapi tidak sering. Selanjutnya saya tidak kesana lagi karena saya merasa belum begitu butuh. Tetapi sekarang setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya saya jadi sering berkunjung ke perpustakaan, biasanya saya membaca buku mengenai resep-resep membuat kue terus saya fotokopi

tetapi kalo untuk berkunjung dan meminjam buku yang ada di perpustakaan saya belum pernah.

setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya intensitas kunjungan mereka ke perpustakaan menjadi meningkat.

3. Bagaimana Anda Awalnya saya Awalnya saya Saya Awalnya saya Peserta merasa penasaran

7

Page 142: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

bisa tergabung dalam kegiatan Bengkel Kriya?

ikut kegiatan Bengkel Kriya ini karena pemberitahuan berupa undangan dari perpustakaan terkait dengan adanya kegiatan Bengkel Kriya. Kemudian saya penasaran dan mencoba untuk datang dalam kegiatan tersebut, lalu semakin kesini setiap kali ada kegiatan saya selalu mendapatkan pemberitahuan melalui sms langsung dari ketua Bengkel Kriya untuk kemudian disampaikan pada ibu-ibu yang lain

mengikuti kegiatan Bengkel Kriya ini atas ajakan dari pak Arif selaku ketua Bengkel Kriya. Saya mendapatkan informasi adanya kegiatan ini melalui beliau. Karena saya merasa penasaran dengan kegiatan ini, lalu saya memutuskan untuk hadir. Kemudian lama kelamaan saya tertarik dan mulai mengajak teman-teman untuk datang dan mengikuti

mengikuti kegiatan ini karena diajak oleh teman mbak, awalnya saya penasaran sama kegiatan Bengkel Kriya ini, dan setelah saya mengikuti ternyata banyak manfaat yang saya dapatkan.

ikut kegiatan Bengkel Kriya buat mengisi waktu luang mbak, karena kebetulan ada ajakan dari teman juga. Terus lama kelamaan malah sering ikut kalo ada kegiatan lagi.

akan kegiatan yang diadakan oleh Bengkel Kriya, dan setelah mengikuti kegiatan tersebut ternyata banyak manfaat yang mereka dapatkan. Setelah mengikuti kegiatan tersebut

8

Page 143: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

kegiatan tersebut

4. Apa yang Anda ketahui mengenai kegiatan Bengkel Kriya?

Bengkel Kriya banyak mengajarkan banyak hal mbak, tentang pengetahuan baru. Banyak pelatihan-pelatihan yang diberikan disana.

Bengkel Kriya ini merupakan suatu kegiatan yang mengajarkan kita akan pengetahuan baru mbak, disana kita diajarkan mengenai berbagai hal, mulai dari pelatihan pembuatan kerajinan, pelatihan marketing online, sampai pelatihan mengenai tataboga yang lebih sering diadakan

Bengkel Kriya itu kegiatan yang mengajarkan kita banyak hal baru. Terus dalam kegiatannya didatangkan pengajar mbak buat ngajarin peserta yang datang.

Bengkel Kriya itu kegiatan yang banyak memberikan ilmu, pengalaman, dan tentunya menambah teman mbak. Disana kita diajarkan berbagai hal yang dibutuhkan oleh para peserta.

Secara umum, peserta mampu menjelaskan mengenai kegiatan Bengkel Kriya. Peserta memahami bahwa adanya kegiatan Bengkel Kriya ini membantu peserta untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dengan diberikannya berbagai pelatihan pada setiap pertemuan.

5. Bagaimana Anda memperoleh informasi yang

Berhubung saya hanya ibu rumah tangga biasa

Kalau saya biasanya sehari-hari

Saya biasanya mendapatkan

Saya biasanya menonton televisi mbak

Dalam memenuhi kebutuhan informasinya peserta masih sangat

9

Page 144: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

Anda butuhkan selama ini?

mbak, ya untuk mendapatkan informasi biasanya saya ngobrol sama tetangga atau menonton televisi, selain itu kan saya ikut PKK juga jadi biasanya kita sering bertukar informasi disana

paling menonton televisi mbak, terkadang juga baca-baca tabloid kalo tidak ada kerjaan

informasi dari orang-orang disekitar saya mbak, terus juga menonton televisi.

untuk memperoleh informasi.

terbatas karena media yang digunakan untuk memperoleh informasi dapat dikatakan kurang luas.

6. Informasi apa yang Anda dapatkan?

Informasi yang saya dapat ya tidak jauh dari berita yang terjadi sehari-hari mbak, misalnya gosip. Tetapi kalau saya ikut kegiatan PKK ya saya mendapat ilmu baru dari kegiatan tersebut, karena disana ibu-ibu biasanya bertukar informasi mbak.

Paling ya infomasi seputar kehidupan sehari-hari saja mbak, kalau saya baca tabloid biasanya yang saya cari mengenai resep masakan mbak.

Biasanya sih informasi tentang kehidupan sehari-hari mbak, misalnya pembicaraan tentang resep masakan baru, soalnya saya juga suka masak.

Sama seperti yang lain mbak, kalau misal berkumpul dengan ibu-ibu yang lain ya membahas apa yang terjadi sehari-hari aja mbak.

Secara umum bahwa selama ini informasi yang peserta dapatkan kurang luas. Hal ini terjadi karena media mereka untuk mendapatkan informasipun kurang luas.

7. Apakah Anda Saya dulu pernah Pernah mbak, Kalo untuk Saya belum Peserta secara langsung

10

Page 145: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

pernah mengusulkan tema yang diadakan pada kegiatan Bengkel Kriya?

mengusulkan tema mengenai tata rias pengantin setelah membaca koleksi di perpustakaan menganai tata rias pengantin, dan tak lama usulan tersebut direalisasi dengan adanya kegiatan pelatihan hantaran pengantin

bahkan saya juga sempat beberapa kali ditunjuk untuk menjadi mentor dibeberapa kegiatan Bengkel Kriya. Waktu itu saya memberikan pelatihan membuat kue apem dan ice cream.

mengusulkan tema saya belum pernah mbak, tapi saya suka kalau tema pelatihannya tentang masak-memasak.

pernah mengusulkan tema mbak, kalau saya sih ikut aja tema kegiatan yang akan diadakan tentang apa.

untuk ikut serta dalam penentuan tema yang akan diadakan dalam kegiatan Bengkel Kriya dan tidak menutup kemungkinan bagi peserta yang telah memiliki keahlian dibidang tertentu untuk dapat berpartisipasi menjadi mentor dalam kegiatan Bengkel Kriya sebagai proses pemberdayaan masyarakat

8. Apakah Anda selalu hadir dalam setiap kegiatan Bengkel Kriya?

Selama ini saya mengusahakan untuk selalu mengikuti kegiatan Bengkel Kriya, namun terkadang misal ada halangan atau kesibukan lain ya saya tidak ikut kegiatan.

Selama ini saya selalu mengikuti setiap kegiatan yang diadakan di Bengkel Kriya, malah kalau terkadang kegiatannya tidak jalan saya sering menanyakan kepada pihak

Saya selalu mengikuti setiap kegiatan yang diadakan oleh Bengkel Kriya mbak, malah saya kepengennya kegiatan ini nggak hanya diadakan dua kali dalam

Saya selama ini selalu mengusahakan untuk ikut mbak, tapi ya kalau terkadang ada halangan terkadang saya tidak ikut dulu.

Secara umum peserta selalu hadir pada setiap kegiatan Bengkel Kriya kecuali jika terdapat halangan tertentu. Bahkan peserta menginginkan agar kegiatan ini dapat berjalan lancar pada setiap bulannya.

11

Page 146: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

perpustakaan kapan kegiatannya diadakan lagi

sebulan tapi kalo bisa ya seminggu sekali.

9. Apakah Anda memanfaatkan pendampingan yang diberikan oleh mentor?

Pemberian pendampingan setelah kegiatan memang ada, kemaren kebetulan waktu kegiatan pelatihan marketing online saya juga ikut bergabung pada grup WhatsApp yang digunakan sebagai sarana untuk komunikasi antara peserta dan mentor terkait dengan perkembangan dari pelatihan yang telah diberikan.

Sempat beberapa kali saya menanyakan kembali terkait dengan materi yang belum begitu saya mengerti kepada mentor.

Iya waktu itu saya pernah menanyakan kepada salah satu mentor mengenai materi yang telah disampaikan.

Pernah, jadi setelah kegiatan Bengkel Kriya selesai kan saya ingin mempraktekannya dirumah, tetapi saya sempat lupa mengenai meteri yang telah disampaikan, terus ya saya sms mentornya mbak buat tanya-tanya lagi.

Secara umum peserta memanfaatkan pendampingan yang diberikan oleh mentor setelah kegiatan pelatihan di Bengkel Kriya selesai.

10. Bagaimana tanggapan Anda terkait dengan pelatihan

Saya merasa senang mbak dengan adanya pelatihan dengan

Pelatihannya menarik sih mbak, materinya

Menurut saya menarik mbak pelatihannya,

Sebenarnya sih awalnya saya merasa bingung

Peserta memperhatikan materi yang disampaikan oleh mentor, bahkan peserta dapat menyebutkan hal-hal

12

Page 147: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

pengenalan marketing online?

tema marketing online ini, saya jadi mendapatkan ilmu baru mengenai cara memasarkan produk jualan kita. Ternyata ada strategi yang perlu dilakukan untuk memulai berjualan secara online, dalam pelatihan itu juga dijelaskan bagaimana cara mengemas produk kedalam bentuk gambar agar dapat menarik pembeli.

disampaikan dengan cara diskusi ringan dan diselingi beberapa candaan, jadi kita merasa tidak bosan dan lebih gampang menerima materi yang disampaikan. Selain itu pelatihan ini sangat membantu sekali bagi kita yang ingin membuka usaha tetapi tidak memiliki tempat untuk berjualan.

tetapi saya sedikin kesulitan kalau masalah internet. Tetapi sedikit banyak sih saya bisa menangkap apa yang disampaikan mentor Cuma kalo untuk mempraktekkannya kok sepertinya agak susah.

dengan materi yang disampaikan mbak, karena saya merasa asing dengan hal-hal yang berbau online, tapi setelah diikuti ternyata menarik juga, kita bisa tahu bagaimana cara dalam berjualan online, apa saja yang dibutuhkan untuk dapat berjualan online, dan tidak hanya berhenti disitu kita juga diajari bagaimana cara mengemas produk jualan kita agar dapat

detail dalam materi, misalnya strategi yang diperlukan untuk memulai berjualan online, apasaja yang dibutuhkan, dan bagaimana cara mengemas produk agar dapat menarik konsumen. Selain itu peserta juga secara aktif bertanya mengenai materi yang disampaikan dalam pelatihan tersebut

13

Page 148: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

menarik pembeli nantinya

11. Bagaimana tanggapan Anda terkait dengan pelatihan pembuatan soto koya?

Pelatihannya menarik mbak, kita diajarkan membuat soto koya dan ternyata cara membuatnya tidak jauh beda dengan membuat soto pada umumnya.

Pelatihan yang diberikan cukup menarik, peserta terlihat antusias dalam mengikuti arahan mentor mbak. Tapi kalo bisa sih waktunya diperpanjang lagi.

Pelatihan membuat soto koya ini cukup menarik, saya jadi bisa menambah menu masakan dirumah mbak. Selain itu kalau enak ya tidak ada salahnya untuk mencoba membuka usaha dengan berjualan soto koya.

Saya tertarik mbak dengan pelatihan yang berhubungan dengan masak-memasak, selain hobi saya memasak, saya juga bisa menambah pengetahuan saya mengenai resep-resep baru.

Peserta menikmati pelatihan yang diberikan, peserta merasa tertarik dengan pelatihan yang berhubungan dengan masak-memasak. Terlebih lagi pelatihan ini dapat menambah pengetahuan peserta tentang adanya menu baru yang dapat digunakan sebagai peluang untuk membuka usaha.

12. Apa yang anda pahami dari materi pelatihan pengenalan marketing online?

Awalnya peserta diajarkan mengenai dasar-dasar yang diperlukan dalam penjualan secara

Pelatihan ini mengajarkan peserta untuk bisa berjualan produk dagangan

Pada pelatihan pengenalan marketing online kemarin,

Sebenarnya saya tidak memahami mengenai materi yang disampaikan

Secara umum peserta mampu memahami materi yang disampaikan selama pelatihan berlangsung.

14

Page 149: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

online mbak, mulai dari penentuan media sosial yang digunakan untuk berjualan, pembuatan akun email untuk memudahkan transaksi, hingga cara pengemasan produk agar terlihat menarik.

mereka secara online. Jadi kita dikenalkan bagaimana cara berjualan online itu, terus bagaimana cara mengemas produk dagangan kita biar menarik pembeli gitu mbak.

diajarkan mengenai cara memasarkan produk secara online, namun materi yang diberikan masih berupa dasarnya saja. Jadi menurut saya perlu diadakan tahap berikutnya dalam pelatihan marketing online tersebut.

karena saya kurang begitu paham mengenai materi yang diajarkan, saya juga belum memiliki akun email sebelumnya, namun setelah saya perhatikan, saya mulai memahami inti dari pelatihan tersebut yang mengajarkan tentang langkah-langkah dalam berjualan online.

13. Dari kegiatan pelatihan pengenalan marketing online yang telah Anda ikuti, apa yang

Dari pelatihan mengenai marketing online, dapat saya simpulkan bahwa hal pertama yang

Kesimpulnnya kegiatan marketing online ini perlu adanya persiapan yang

Kesimpulan dari pelatihan ini ya yang paling penting kalau kita mau

Dalam pelatihan ini peserta dikenalkan bagaimana caranya

Secara umum peserta mampu membuat kesimpulan dari materi pelatihan marketing online yang telah mereka ikuti. peserta juga mampu

15

Page 150: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

dapat Anda simpulkan?

perlu dilakukan dalam melakukan marketing online adalah membuat akun media sosial yang akan kita gunakan dalam berjualan, misalnya facebook. Kemudian kita harus menentukan nama brand yang tepat untuk produk yang akan kita jual mbak. Dan yang tidak kalah penting diperlukan adanya jaringan yang luas agar produk kita dapat dikenal oleh banyak orang.

matang mbak, setelah kita menentukan produk yang akan kita jual, kita juga perlu adanya pihak sebagai saksi yang dapat membantu kita untuk meyakinkan calon pembeli bahwa produk yang akan kita jual tersebut aman dan tidak ada kecurangan mbak.

berjualan secara online pastinya kita harus punya fasilitas seperti handphone, terus kita juga harus mengerti teknologi.

berjualan online mbak, jadi kalo mau berjualan online pertama kita harus punya email sendiri, punya media buat berjualan misalnya facebook, intinya kita harus tahu teknologi mbak.

menjelaskan secara rinci terkait dengan materi pelatihan yang diberikan oleh mentor.

14. Dari kegiatan pelatihan membuat soto koya, apa yang dapat Anda

Dalam pelatihan ini diajarkan cara mengolah menu baru yang sebelumnya

Pada pelatihan pembuatan soto koya ini kita diajarkan bagaimana

Kalo saya perhatikan sebenarnya proses pembuatan

Peserta diajarkan cara membuat soto koya, terus kalau soto

Secara umum peserta dapat memahami dan memberikan penjelasan atas apa yang telah diperolehnya dari pelatihan pembuatan soto

16

Page 151: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

simpulkan? belum pernah saya coba, ternyata mudah dan menyenangkan mbak.

langkah-langkah dalam membuat soto koya, dimana koya tersebut didapatkan dari remukan (rontokan) krupuk udang yang telah digoreng sebelumnya, selain itu pelatihan ini juga dapat dijadikan sebagai pilihan dalam membuka peluang usaha dibidang kuliner.

soto koya tidak jauh berbeda dengan pembuatan soto pada umumnya mbak, hanya saja dalam soto koya diberikan tambahan bubuk koya yang didapatkan dari remukan kerupuk udang. Pemberian kata koya ini sengaja ditambahkan agar terdengar menarik.

koya itu agak berbeda dari soto biasanya. Karena ditambahkan kerupuk udang yang sudah dihancurkan mbak buat dijadikan koya.

koya. Kesimpulan yang diperoleh peserta yaitu pembuatan soto koya tidak jauh berbeda dengan pembuatan soto pada umumnya, hanya saja dalam pembuatannya ditambahai dengan bubuk udang yang didapatkan dari remukan kerupuk udang.

15. Manfaat apa yang Anda dapatkan setelah mengikuti kegiatan Bengkel

Manfaat yang dirasakan setelah mengikuti kegiatan Bengkel

Manfaat yang dirasakan setelah mengikuti

Dari kegiatan Bengkel Kriya yang saya ikuti ini

Manfaat yang saya dapatkan selain tadi menambah

Beberapa peserta telah mencoba mengembangkan ilmu yang didapatkan selama mengikuti kegiatan

17

Page 152: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

Kriya? Kriya ini tentunya selain dapat menambah pengetahuan, dengan mengikuti kegiatan ini saya bisa mengembangkan usaha jualan baju yang saya miliki sebelumnya, jadi setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya dengan tema pengenalan marketing online saya jadi tahu bagaimana cara memasarkan produk lewat internet, bagaimana cara menarik orang agar membeli produk kita, dan akhirnya berbekal pengetahuan tersebut saya memutuskan

kegiatan Bengkel Kriya ini tentunya selain dapat menambah pengetahuan, menambah saudara, menambah pengalaman, saya juga sekarang bisa termotivasi untuk membuka usaha sendiri dengan menerima pesanan pembuatan kue, bahkan saya juga sempat beberapa kali ditunjuk untuk menjadi mentor di kegiatan Bengkel Kriya.

kemudian saya tertarik untuk membuka usaha dengan menerima pemesanan kue, saya memang lebih tertarik dibidang tata boga, dan terkadang saya juga bekerjasama dengan ibu Nur Fajar kalau semisal pesanan yang saya dapat dalam jumlah banyak terus kita bagi-bagi orderan gitu mbak sistemnya.

pengetahuan, menambah teman, saya juga jadi termotivasi untuk membuka usaha menerima pesanan kue dirumah, jadi selain ibu rumah tangga sekarang saya punya sampingan pekerjaan lain mbak yang tentunya dapat menghasilkan uang, dan sampai sekarang saya sudah memiliki beberapa pelanggan tetap.

dengan membuka usaha sendiri sesuai dengan kemampuan dan minat dari masing-masing peserta. Akan tetapi jika dilihat banyak peserta yang lebih tertarik untuk membuka usaha dibidang tata boga.

18

Page 153: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

untuk berjualan online melalui media facebook maupun bbm, dan ternyata produk saya laku dipasaran, jangkauan jualan saya menjadi lebih luas, selain itu dari kegiatan ini teman kita semakin bertambah, jadi selain mendapatkan pengetahuan dan memperbanyak saudara, saya juga mendapatkan manfaat berupa ekonomi yang bertambah

16. Adakah perubahan dalam diri Anda setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya?

Perubahan yang saya rasakan setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya ini saya menjadi lebih

Banyak perubahan yang saya rasakan setelah mengikuti kegiatan

Saya merasa bisa menjadi orang yang mandiri dan dapat membantu

Setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya, saya menjadi punya

Secara umum banyak perubahan positif yang dirasakan peserta setelah mengikuti kegiatan Bengkel Kriya.

19

Page 154: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

bangga terhadap diri saya sendiri, dimana saya yang dulunya hanya ibu rumah tangga biasa sekarang bisa mempunyai penghasilan sendiri tanpa harus terus bergantung kepada suami, selain itu saya yang tadinya tidak begitu paham mengenai teknologi sekarang sedikit demi sedikit menjadi tahu.

Bengkel Kriya ini mbak, saya mendapatkan inspirasi untuk memulai usaha secara mandiri dan kebetulan saya ada bakat dibidang pembuatan roti mbak. Selain itu saya juga sempat beberapa kali diminta untuk ikut mengisi materi dalam berbagai kesempatan kegiatan Bengkel Kriya.

suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga melalui ilmu yang saya dapatkan dari kegiatan ini.

kesibukan lain mbak yang tentunya bis menghasilkan, sebelumnya saya kan hanya ibu rumah tangga biasa yang sering dirumah tetapi sekarang saya bisa mempunyai penghasilan sendiri dari usaha kue tersebut.

17. Kendala apa yang Anda rasakan selama mengikuti kegiatan Bengkel Kriya?

Kalau saya sih kendala fasilitas mbak, jadi kan waktu pelatihan marketing online peserta disuruh membawa laptop sendiri tapi

Kendala selama mengikuti kegiatan yaitu fasilitas yang kurang lengkap.

Kalau saya kendala waktu, karena jujur saja terkadang saya ada kegiatan lain

Kendala yang saya rasakan adalah kurangnya biaya untuk mengembangkan usaha yang saya miliki

Kendala yang dirasakan peserta dalam kegiatan Bengkel Kriya bermacam-macam, mulai dari fasilitas yang kurang lengkap, kendala waktu dalam mengikuti kegiatan, dan kendala kurangnya biaya

20

Page 155: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

kebetulan waktu itu laptop saya rusak. Sedangkan pihak perpustakaan tidak memberikan fasilitas laptop untuk pesertanya.

kalau siang hari. Waktu saya lebih longgar kalau sore hari, tetapi kegiatan Bengkel Kriya ini kan dimulainya siang hari.

mbak, saya sebenarnya kepengen bisa membuka toko sendiri. Saya berharap kedepannya kegiatan Bengkel Kriya juga bisa memberikan bantuan modal kepada pesertanya yang serius untuk membuka usaha tetapi masih memiliki modal yang terbatas seperti saya ini mbak. Jadi kan kalau ada bantuan modal pasti akan semakin banyak peserta yang membuka

untuk mengembangkan usaha peserta.

21

Page 156: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

usaha mbak.

B. Koordinator Bengkel Kriya

No.

Pertanyaan Informan HasilSulis

1. Bagaimana pihak perpustakaan menentukan tema kegiatan yang akan diadakan dalam kegiatan Bengkel Kriya?

Tema yang dipilih untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat ini juga disesuaikan atas usulan dari peserta, biasanya peserta yang mengikuti kegiatan juga sering berkunjung ke perpustakaan mbak, jadi peserta mengusulkan tema yang berasal dari kegiatan pascabaca koleksi perpustakaan ataupun hasil baca dari internet, biasanya tema yang akan digunakan didiskusikan terlebih dahulu sebulan sebelumnya untuk kemudian ditindaklanjuti untuk dicarikan mentor yang sesuai dengan tema yang telah dipilih.

Tema yang dipilih untuk kegiatan Bengkel Kriya disesuaikan atas usulan dari peserta yang berasal dari kegiatan pascabaca.

2. Bagaimana cara pihak perpustakaan dalam melakukan pemberitahuan akan adanya kegiatan Bengkel Kriya kepada masyarakat?

Setelah tema dipilih, selanjutnya akan dibuatkan undangan sebagai pemberitahuan kepada masyarakat yang akan disebarkan kepada beberapa kelurahan di Kabupaten Batang, selain itu biasanya peserta juga mendapatkan informasi dari mulut ke mulut, undangan biasanya diserahkan seminggu sebelum kegiatan dilaksanakan.

Pemberitahuan kepada masyarakat tentang kegiatan Bengkel Kriya disampaikan melalui undangan yang disebarkan kepada beberapa kelurahan di Kabupaten Batang seminggu sebelum kegiatan dilakukan.

3. Berapa lama waktu yang Kurang lebih satu bulan dimulai dari Waktu yang dibutuhkan untuk

22

Page 157: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

dibutuhkan dalam mempersiapkan kegiatan Bengkel Kriya?

penentuan tema, pemilihan mentor, persiapan sarana dan prasarana sampai dengan pembuatan undangan.

mempersiapkan kegiatan kurang lebih satu bulan. Mulai dari penentuan tema, pemilihan mentor, persiapan sarana dan prasarana sampai dengan pembuatan undangan.

4. Bagaimana strategi yang Anda gunakan dalam pelaksanaan kegitan Bengkel Kriya?

Dalam menjalankan program pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan strategi mengembangkan kemandirian masyarakat dengan diadakannya kegiatan Bengkel Kriya untuk menciptakan masyarakat yang mandiri, dengan melibatkan masyarakat secara langsung yang tergabung sebagai peserta Bengkel Kriya, dan adanya bantuan tenaga pendamping berupa mentor yang memberikan pendampingan berupa pelatihan pada setiap kegiatannya.

Pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya dilaksanakan dengan melibatkan peserta secara langsung dan dilengkapi dengan bantuan mentor yang memberikan pendampingan pada pelatihan setiap kegiatannya.

5. Bagaimana sistem pemilihan mentor Bengkel Kriya?

Dalam pemilihan mentor dipilih yang berpengalaman dan memiliki keahlian sesuai dengan yang dibutuhkan, pihak perpustakaan sudah memiliki orang-orang tertentu yang ahli dalam bidangnya.

Mentor dalam kegiatan Bengkel Kriya dipilih berdasarkan pengalaman dan keahlian sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

6. Apakah peserta aktif selama mengikuti kegiatan Bengkel Kriya?

Peserta aktif dalam mengikuti kegiatan, terbukti dengan adanya kegiatan tanyajawab yang dilakukan antara peserta dan mentor.

Peserta kegiatan Bengkel Kriya aktif dalam sesi tanyajawab antara mentor dan peserta.

7. Bagaimana evaluasi yang dilakukan setelah kegiatan Bengkel Kriya berjalan?

Evaluasi dilakukan setiap enam bulan sekali, pihak perpustakaan dan ketua Bengkel Kriya akan mendiskusikan apakah peserta sudah memiliki perkembangan atau

Evaluasi kegiatan Bengkel Kriya dilakukan setiap enam bulan sekali. Pihak perpustakaan dan ketua Bengkel Kriya akan mendiskusikan

23

Page 158: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

belum, apabila belum berkembang maka akan ditindaklanjuti berupa pemberian motivasi agar peserta berani untuk mandiri dengan menciptakan peluang usaha.

perkembangan peserta. Apabila peserta belum berkembang maka akan ditindaklanjuti dengan pemberian motivasi.

8. Menurut Anda kegiatan pelatihan seperti apa yang diminati oleh peserta?

Kegiatan yang diadakan di Bengkel Kriya belakangan ini lebih sering pada bidang tata boga, karena setelah diamati peserta lebih banyak tertarik pada bidang tersebut, ya mungkin karena mayoritas peserta Bengkel Kriya adalah ibu-ibu jadi lebih suka memasak.

Secara umum peserta lebih tertarik pada kegiatan pelatihan dibidang tata boga.

9. Kendala apa yang Anda alami dalam pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya?

Kalau dari segi persiapan sih tidak ada kendala khusus mbak, hanya saja kendala lebih kepada masih kurangnya keberanian peserta untuk mencoba berwirausaha. Selain itu kendala waktu pelaksanaan juga menjadi masalah besar karena kesibukan pihak perpustakaan yang mengharuskan beberapa kali menunda pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya.

Kendala yang dirasakan yaitu kurangnya keberanian peserta untuk mencoba berwirausaha. Selain itu kesibukan pihak perpustakaan yang mengharuskan beberapa kali menunda pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya.

24

Page 159: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

C. Mentor Bengkel Kriya

No.

Pertanyaan Informan HasilAchmad Kuswardani

1. Bagaimana strategi yang Anda lakukan dalam memberikan pelatihan?

Pertama saya membagi peserta menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang belum memiliki akun email dan yang sudah memiliki akun email. Sehingga akan memudahkan dalam penyampaian materi yang saya berikan karena peserta sudah terbagi kedalam kelompok sesuai dengan bagiannya masing-masing.

Strategi yang saya lakukan dengan mengajak peserta untuk ikut membantu dalam kegiatan pelatihan yang saya ajarkan, misalnya kemarin waktu pelatihan mengenai pembuatan soto koya, saya mengundang peserta untuk maju kedepan ikut serta memasak tidak hanya sebagai penonton saja.

Mentor memiliki strategi tersendiri dalam memberikan pelatihan kepada peserta agar peserta dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan oleh mentor.

2. Apakah terdapat pendampingan dari mentor setelah kegiatan Bengkel Kriya selasai?

Pendampingan ada salah satunya dengan cara memberikan tawaran kepada peserta untuk belajar lebih dalam mengenai marketing online secara gratis. Pendampingan juga dilakukan dengan

Pendampingan dilakukan setelah kegiatan pelatihan selesai, saya memberikan kesempatan kepada peserta yang ingin menanyakan lebih lanjut terkait dengan materi yang telah disampaikan, peserta

Tahap pendampingan memang dilakukan oleh para mentor, namun dalam pelaksanaannya tidak dijadwalkan secara khusus dan dapat dilakukan kapan saja diluar kegiatan Bengkel Kriya.

25

Page 160: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

membuatkan grup WhatsApp bagi peserta yang ingin tanya-tanya lebih mendalam.

dapat bertanya secara langsung maupun melalui sms.

3. Apakah dilakukan evaluasi setelah kegiatan pelatihan selesai?

Evaluasi yang diadakan terkait dengan kegiatan pelatihan yang telah diberikan. Evaluasi yang diberikan berupa tawaran kepada peserta untuk belajar tentang marketing online secara mendalam.

Evaluasi dilakukan dengan mengamati perkembangan peserta dan dibantu dengan memberikan motivasi kepada peserta untuk memulai dalam membuka usaha.

Evaluasi dilakukan dengan memberikan tawaran kepada peserta untuk belajar tentang marketing online dan dilakukan dengan memberikan motivasi kepada peserta untuk memulai dalam membuka usaha.

4. Kendala apa yang muncul selama pelaksanaan kegiatan Bengkel Kriya?

Kendala dalam pelaksanaan terdapat pada fasilitas yang digunakan untuk menunjang kegiatan seperti laptop yang digunakan dalam pelatihan marketing online, selebihnya saya rasa tidak ada.

Kendala yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan saya rasa tidak ada, karena saya merasa tidak sendiri dalam memberikan pelatihan, peserta ikut serta dan membantu dalam proses pelatihan.

Kendala yang muncul terletak pada fasilitas yang digunakan untuk menunjang kegiatan kurang lengkap.

26

Page 161: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

LAMPIRAN 5

BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : Erni Listianah

Tempat/Tanggal Lahir : Pekalongan, 19 Mei 1994

Alamat : Desa Tosaran RT 01/RW 03, Kec. Kedungwuni, Kab.

Pekalongan, Prov. Jawa Tengah

Riwayat Pendidikan :

- TK Pertiwi Tosaran 1998-2000

- SD Negeri Tosaran Pekalongan 2000-2006

- MTs Negeri Buaran Pekalongan 2006-2009

- SMA Negeri 1 Kedungwuni 2009-2012

- S-1 Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro tahun 2012 – sekarang

27

Page 162: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

LAMPIRAN 6

PEMBIMBINGAN DAN KONSULTASI PENULISAN SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

A. IDENTITAS MAHASISWA

1. Nama : Erni Listianah

2. NIM : 13040112140165

3. Peminatan : Ilmu Perpustakaan

4. Alamat : Desa Tosaran RT 01/RW 03, Kec. Kedungwuni,

Kab. Pekalongan, Prov. Jawa Tengah

5. No.HP : 08361893583

6. Alamat email : [email protected]

B. IDENTITAS DOSEN WALI

1. Nama : Yanuar Yoga P, S.Hum., M.Hum.

2. NIP : 198801262015041001

3. Alamat : -

4. No. Telepon : 085643454477

5. Alamat email : -

C. IDENTITAS DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI

1. Nama : Drs. Ary Setyadi, M.S

2. NIK : 1958090919840031002

3. Alamat : -

4. No. Telepon : 085642564058

5. Alamat email : -

28

Page 163: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

MATRIK PEMBIBINGAN DAN KONSULTASI PENULISAN SKRIPSI

29

Page 164: eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/81347/1/SKRIPSI_FULL_TEKS.docx · Web viewPeran masyarakat sebagai kader dalam pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat

30