bab i - kesimpulan

34
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan konstitusi. Dasar Negara menempati kedudukan sebagai norma hukum tertinggi suatu Negara. Sebagai norma tertinggi, dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan norma-norma hukum dibawahnya. Konstitusi adalah salah satu norma hukum dibawah dasar Negara. Dalam arti yang luas : konstitusi adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan aturan dan ketentuan (hukum) yang menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara. Dalam arti tengah : konstitusi adalah hukum dasar, yaitu keseluruhan aturan dasar, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis Dalam arti sempit : konstitusi adalah Undang-Undang Dasar, yaitu satu atau beberapa dokumen yang memuat aturan-aturan yang bersifat pokok. Dengan demikian, konstitusi bersumber dari dasar Negara.norma hukum dibawah dasar Negara isinya tidak boleh bertentangan dengan norma dasar. Isi norma tersebut bertujuan mencapai cita-cita yang terkandung dalam dasar Negara. Dasar Negara merupakan cita hukum dar Negara. Jadi kaitan antara dasar Negara dengan konstitusi adalah dasar Negara menjadi sumber bagi penyusunan konstitusi. Konstitusi 1

Upload: fajar-mubarok

Post on 24-Sep-2015

227 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

s

TRANSCRIPT

Bab IPendahuluan

1.1 Latar Belakang

Dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan konstitusi. Dasar Negara menempati kedudukan sebagai norma hukum tertinggi suatu Negara. Sebagai norma tertinggi, dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan norma-norma hukum dibawahnya. Konstitusi adalah salah satu norma hukum dibawah dasar Negara. Dalam arti yang luas : konstitusi adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan aturan dan ketentuan (hukum) yang menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara. Dalam arti tengah : konstitusi adalah hukum dasar, yaitu keseluruhan aturan dasar, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis

Dalam arti sempit : konstitusi adalah Undang-Undang Dasar, yaitu satu atau beberapa dokumen yang memuat aturan-aturan yang bersifat pokok. Dengan demikian, konstitusi bersumber dari dasar Negara.norma hukum dibawah dasar Negara isinya tidak boleh bertentangan dengan norma dasar. Isi norma tersebut bertujuan mencapai cita-cita yang terkandung dalam dasar Negara. Dasar Negara merupakan cita hukum dar Negara. Jadi kaitan antara dasar Negara dengan konstitusi adalah dasar Negara menjadi sumber bagi penyusunan konstitusi. Konstitusi sebagai norma hukum dibawah dasar Negara haru bersumber dan berdasar pada dasar Negara.Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh diubah kini telah mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap UUD 1945 itu pada hakekatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata lain sebagai upaya memulai kontrak sosial baru antara warga negara dengan negara menuju apa yang dicita-citakan bersama yang dituangkan dalam sebuah peraturan dasar (konstitusi). Perubahan konstitusi ini menginginkan pula adanya perubahan sistem dan kondisi negara yang otoritarian menuju kearah sistem yang demokratis dengan relasi lembaga negara yang seimbang. Dengan demikian perubahan konstititusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa diabaikan. Hal ini menjadi suatu keharusan dan amat menentukan bagi jalannya demokratisasi suatu bangsa.. Realitas yang berkembang kemudian memang telah menunjukkan adanya komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat untuk mengamandemen UUD 1945. Bagaimana cara mewujudkan komitmen itu dan siapa yang berwenang melakukannya serta dalam situasi seperti apa perubahan itu terjadi, menjadikan suatu bagian yang menarik dan terpenting dari proses perubahan konstitusi itu. Karena dari sini akan dapat terlihat apakah hasil dicapai telah merepresentasikan kehendak warga masyarakat, dan apakah telah menentukan bagi pembentukan wajah Indonesia kedepan. Wajah Indonesia yang demokratis dan pluralistis, sesuai dengan nilai keadilan sosial, kesejahteraan rakyat dan kemanusiaan.

Untuk melanjutkan keberlangsungan ketatanegaraan dimana perubahan perubahan peraturan perundang undangan akan tetap dilaksanakan dalam fungsi untuk pembangunan negara yang berkelanjutan1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan antara dasar negara dengan konstitusi? Bagaimana cara melakukan peralihan perundang undangan untuk melakukan perubahan konstitusi ? Bagaimana peraturan konstitusi dapat mendukung terciptanya Millennium Development Goals (MDGS) ?Bab IITinjauan Teori

2.1

Pengertian Negara

Negara adalah suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.Organisasi negara dalam suatu wilayah bukanlah satu-satunya organisasi, ada organisasi-organisasi lain (keagamaan, kepartaian, kemasyarakatan dan organisasi lainnya yang masing-masing memiliki kepribadian yang lepas dari masalah kenegaraan). Kurang tepat apabila negara dikatakan sebagai suatu masyarakat yang diorganisir. Adalah tepat apabila dikatakan diantara organisasi-organisasi di atas, negara merupakan suatu organisasi yang utama di dalam suatu wilayah karena memiliki pemerintahan yang berwenang dan mampu untuk dalam banyak hal campur tangan dalam bidang organisasi-organisasi lainnya.

Ada beberapa elemen atau unsur utama yang membentuk pengertian negara, antara lain :

Rakyat

Unsur ini sangat penting dalam suatu negara, oleh karena orang / manusia sebagai individu dan anggota masyarakat yang pertama-tama berkepentingan agar organisasi negara berjalan baik. Merekalah yang kemudian menentukan dalam tahap perkembangan negara selanjutnya. Pentingnya unsur rakyat dalam suatu negara tidak hanya diperlukan dalam ilmu kenegaraan (staatsleer) tetapi perlu juga perlu melahirkan apa yang disebut ilmu kemasyarakatan (sosiologi) suatu ilmu pengetahuan baru yang khusus menyelidiki, mempelajari hidup kemasyarakatan. Sosiologi merupakan ilmu penolong bagi ilmu hukum tata negara.

Wilayah (teritorial)

Tidak mungkin ada negara tanpa suatu wilayah. Disamping pentingnya unsur wilayah dengan batas-batas yabng jelas, penting pula keadaan khusus wilayah yang bersangkutan, artinya apakah layak suatu wilayah itu masuk suatu negara tertentu atau sebaliknya dipecah menjadi wilayah berbagai negara. Apabila mengeluarkan peraturan perundang-undangan pada prinsipnya hanya berlaku bagi orang-orang yang berada di wilayahnya sendiri. Orang akan segera sadar berada dalam suatu negara tertentu apabila melampaui batas-batas wilayahnya setelah berhadapan dengan aparat (imigrasi negara) untuk memenuhi berbagai kewajiban yang ditentukan.

Pemerintahan

Pemerintahan Ciri khusus dari pemerintahan dalam negara adalah pemerintahan memiliki kekuasaan atas semua anggota masyarakat yang merupakan penduduk suatu negara dan berada dalam wilayah negara.

2.2Pangertian Konstitusi

Konstitusi berasal dari istilah bahasa Prancis constituer yang artinya membentuk. Konstitusi bisa berarti pula peraturan dasar (awal) mengenai pembentukan Negara. Kata konstitusi dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai berikut : 1. segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan; 2. undang-undang dasar suatu Negara. Pengertian konstitusi dalam praktik dapat berarti lebih luas dari pengertian undang-undang dasar , tetapi ada juga yang menyamakan dengan pengertian undang-undang dasar.Undang-undang dasar ialah hukum dasar yang tertulis , sedang disamping Undang-Undang Dasar tersebut berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan Negara, meskipun tidak tertulis. Hukum dasar tidak tertulis disebut Konvensi

Kedudukan Konstitusi. Konstitusi menempati kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan suatu Negara karena konstitusi menjadi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa yang sarat dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu. Meskipun konstitusi yang ada di dunia ini berbeda-beda baik dalam hal tujuan, bentuk dan isinya, tetapi umumnya mereka mempunyai kedudukan formal yang sama, yaitu sebagai : Konstitusi sebagai Hukum Dasar karena ia berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu Negara

Selain itu, konstitusi Negara bertujuan menjamin pemenuhan hak-hak daasar warga Negara. Konstitusi Negara memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut (Jimly Asshiddiqie, 2002).

1. Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan Negara

2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ Negara.

3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ dengan warga Negara.

4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan ataupun kegiatan penyelnggaraan kekuasaan Negara.

5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (dalam demokrasi adalah rakyat) kepada organ Negara.

6. Fungsi simbolik yaitu sebagai sarana pemersatu (symbol of unity), sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identitu of nation) serta sebagai center of ceremony.

7. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik dalam arti sempit yaitu bidang politik dan dalam arti luas mencakup bidang social ekonomi.

8. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat.

2.3

Dasar Negara Dasar Negara adalah ajaran atau teori yang merupakan hasil pemikiran yang mendalam (filsafat) mengenai dunia dan kehidupan di dunia, termasuk kehidupan berbegara di dalamnya, yang dijadikan pedoman dasar yang mengatur dan memelihara kehidupan bersama dalam suatu negara. Fungsi dasar Negara antara lain adalah sebagai : Dasar berdiri dan tegaknya Negara , dasar kegiatan penyelenggaraan Negara , dasar partisipasi dasar Negara , dasar pergaulan antar warga Negara. Dasar Negara Indonesia adalah Pancasila. Kata Pancasila terdiri dari dua kata dari sansekerta. Panca berarti lima, dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia berisi lima butir sebagai berikut:1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia 2.4UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia

Konstitusi Negara Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang untuk pertama kali disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di Indonesia telah berlaku tiga macam undang-undang dasar daalam empat periode, yaitu sebagai berikut : Periode 18 Agustus 1945 27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD 1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal Aturan Peralihan, 2 ayat Aturan Tambahan dan bagian penjelasan. Periode 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950 berlaku UUD RIS. UUD RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal dan beberapa bagian. Periode 17 Agustus 1950 5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 yang terdiri atas 6 bab, 146 pasal dan beberapa bagian. Periode 5 Juli 1959 sekarang kembali berlaku UUD 1945. Khusus untuk periode keempat berlaku UUD 1945 dengan pembagian berikut : UUD 1945 yang belum diamandemen UUD 1945 yang sudah diamandemen

Isi Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 Pembukaan UUD 1945 merupakan bagian yang penting dalam konstitusi Negara Indonesia. Pembukaan UUD 1945 berisi 4 alinea sebagai pernyataan luhur bangsa Indonesia. Alinea pertama berisi pernyataan objektif adanya penjajahan terhadap Indonesia. Selanjutnya mengandung pernyataan subjektif bangsa Indonesia bahwa penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Alinea kedua berisi pernyataan bahwa perjuangan yang dilakukan bangsa Indonesia selama ini telah mampu menghasilkan kemerdekaan. Alinea ketiga mengandung makna adanya motivasi spiritual bangsa Indonesia Alinea keempat berisi langkah-langkah sebagai kelanjutan dalam bernegara.

Materi Muatan Konstitusi Indonesia Sebelum Amandemena. Hak Asasi Manusia

Ada dua macam hak asasi manusia yaitu hak asasi manusia klasik (de klassieke grondrechten)dan juga hak asasi manusia social (de sociale grondrechten)[2]. Saat pembentukan konstitusi untuk pertama kali, terjadi perdebatan antara Moh. Hatta dan Moh. Yamin yang berpendapat bahwa Hak Asasi Manusia perlu dimasukan dalam konstitusi untuk menjamin hak-hak warga negara. Sedangkan soekarno dan Soepomo beranggapan bahwa hak-hak tersebut bertentangan dengan falsafah Negara seperti telah disepakati, yang kemudian tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh Soepomo, hal itu disebut aliran pikiran kekeluargaan atau falsafah kekeluargaan.[3] Akhirnya terhadap persoalan di atas dicapai suatu kompromi dalam arti, bahwa dalam rumusan tidak dipergunakan perkataan hak. Hal ini terdapat dalam pasal 27 ayat satu (1) dan (2), pasal 28, pasal 29 ayat (2), pasal 30 ayat (1), pasal 31, dna pasal 34.b. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental

Sidang BPUPK sepakat untuk menetapkan adanya 6 lembaga Negara dalam UUD. Keenam lembaga tersebut adalah MPR, DPR, Presiden dan Wakil Presiden, DPA, MA, dan BPK. [4]Ketentuan tersebut diatur dalam pasal 1, pasal 2, pasal 4 s.d 8, pasal 16 s.d 19, pasal 23 dan pasal 24.c. Pembagian dan pembatasan tugas yang bersifat fundamental.

Dalam UUD telah ditetapkan susunan ketatanegaraannya. Sudah tentu kepada masing-masing lebaga Negara harus diberi tugas dan wewenang.[5] Tugas dan lembaga Negara tersebut diatur dalam pasal 3, pasal 5, pasal 10 s.d 15, pasal 20 s.d 23, pasal 32, pasal 34, pasal 37.

a. Jaminan hak-hak asasi manusia dan warga negara UUD 1945 hasil amandemen secara eksplisit mengatur hak-hak apa saja yang dilindungi oleh Negara, juga penjaminan HAM yang lebih baik. Selain itu, pembentukan Mahkamah Konstitusi juga merupakan upaya perlindungan yang lebih baik lagi terhadap HAM, hal ini terlihat jelas pada pasal 28 huruf A-J.b. Susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental Didalam UUD 1945 setelah amandemen, Dewan Pertimbangan Agung (DPA) tidak diatur lagi dalam UUD dan kewenangannya dihapuskan. Lalu kedudukan MPR tidak lagi menjadi lembaga tertinggi Negara, tetapi menjadi lembaga tinggi yang sejajar kedudukannya dengan lembaga eksekutif dan yudikatif.c. Pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental.Dihapusnya ketetapan MPR yang awalnya ada sebagai penyempurna UUD 1945, dalam UUD 1945 hasil amandemen yang menjaga tegaknya UUD 1945 adalah hakim, sehingga dibentuklah Mahkamah Konstitusi untuk menjadi lembaga pengawal konstitusi. Kekuasaan yudikatif tidak menjadi mutlak milik Mahkamah Agung, namun berbagi kekuasaan dengan Mahkamah Konstitusi.Bab IIIPembahasan

3.1Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia berkaitan erat dengan konstitusi atau undang-undang dasar negara. Hal tersebut ditegaskan dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV bahwa ...dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Para pendiri negara Republik Indonesia yang arif dan bijaksana telah berhasil meletakkan dasar negara yang kokoh dan kuat, yaitu Pancasila. Pancasila digali dari bumi Indonesia sendiri dan mewariskan landasan konstitusional kepada bangsanya. Kemudian, pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dalam tiga UUD yang pernah berlaku di Indonesia, yaitu Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia. UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, dan UUDS 1950, semua pembukaan atau mukadimahnya mencantumkan Pancasila. Dasar negara Pancasila selalu dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional negara Indonesia (Pancasila sebagai ideologi negara). Pancasila sebagai dasar negara mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Proklamasi 17 Agustus 1945, dan batang tubuh UUD 1945.Undang undang juga menjadi dasar negara dimana . UUD 1945 adalah sebuah dokumen yang memuat aturan-aturan dasar kenegaraanRI yangditetapkan tahun 1945,yang dimuat dalam Lembaran Negara RI (LNRI) No. 75 tahun 1959yaitu merupakan lampiran Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959.

Kedudukan UUD 1945UUD berkedudukan sebagai hukum dasar karena ia berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara. Jadi UUDmerupakan :

a) sumberkeberadaan dan kekuasaan bagi setiap lembaga negara, sehingga UUD mengatur juga tentangkekuasaan badan legislatifb) Dasar adanya atau sumber bagi lahirnya aturan hukum lainnyac) sebagaihukum tertinggi dalam tatahukum yangbersangkutand) hukum dasar danhukum tertinggi dalam tatahukum RIHal ini berarti bahwa aturan-aturan yang terdapat dan konstitusi, secara hirarkhis, mempunyai kedudukan lebih tinggi terhadap aturan-aturan lainnya.Oleh karena itu,aturan lain yangdibuat oleh pembentuk hukum harus sesuai dan tidak bertentangan dengan aturan UUD.Dalam masa Orde Baru masalah sumber hukum dan tata urutan peraturan perundang-undangan di negaraRI diatur melalui Ketetapan MPR(S) No.XX/MPRS/1966 tentangSumber Tertib Hukum RIdan Tata Urutan PeraturanPerundang-Undangan RI.Melaluiketetapan MPR no. V/ MPR/1973 jo Ketetapan MPR No. IX/MPR/ 1978, ketetapan di atas diperintahkan untuk disempurnakan. Namun sampai berakhirnya rejim Soeharto perintah penyempurnaan itu belum pernah dilaksanakan. Baru pada tahun 2000, MPR berhasil mewujudkan kehendak politik di atas, melalui Ketetapan MPR No. III/MPR/ 2000.

Pembukaan UUD 1945 telah menjiwai proklamasi kemderdekaan 17 Agustus 1945 danbatang tubuh UUD 1945 yang di dalam alinea keempat tercantum dasar negara (Pancasila).Dengan demikian, Pembukaan UUD 1945mempunyai kedudukan pokok kaidah negara yangfundamental.a.Sebagaihukum dasar, sebab pembukaan UUD1945 yang memberikan faktor mutlak bagiadanya tertib hukum di Indonesia.b.Sebagai sumber hukum tertinggi dalam tata urutan peraturanperundangan diIndonesia.Berdasarkan uraian sebelumnya, dijelaskan bahwa Pembukaan UUD 1945 tidak dapatdiubah oleh siapa pun termasuk MPR hasil Pemilu selama kita masih tetap patuh dan setia untukmempertahankan negara kesatuan RI dan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Sebabperubahan terhadap pembukaan UUD 1945 berarti pembubaran negara kesatuan RI.UUD 1945 yang telah mengalami perubahan melalui Sidang Tahunan MPR RI tetapbersumber pada Pancasila dan menjadi sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunanperaturan perundang-undangan.Oleh karena itu, konstitusi merupakan hasil perjanjian masyarakat dengan negara yangdipergunakan untuk membina negara dan pemerintah yang akan mengurus mereka. Konstitusi menjamin hak-hak manusia dan warga negara sekaligus batas-batas hak dan kewajiban warganegara dan alat-alat pemerintahannya.Konstitusi memiliki makna yang sangat penting di dalam suatu negara karena hal-hal berikut : Menentukan pembatasan terhadap kekuasaan pemerintahan. Memberikan legitimasi terhadap kekuasaan pemerintahan. Sebagaikepalanegarasimbolik(lambingpersatuan,lambingidentitas, keagungannasionalsuatu bangsa, dan pusat kekhidmatan). Sebagaikitab suci simbolik darisuatu civil religion (sebagaidokumen pengendali, dokumenperekayasaan, dan bahkan pembaharuan kea rah masa depan).Penegakkan pelaksanaan konstitusinegara dalam kehidupan sehari-hari bukanhanyadilaksanakan oleh pemerintah dan pejabat negara saja, melainkan menjadi kewajiban setiapwarganegara Indonesia. Dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Dasar negara Pancasila merupakan pandangan bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai luhur bangsa dalam menentukan konsep dasar dari cita-cita bangsa. Dengan demikian secara tidak langsung Pancasila mengikat bangsa Indonesia dalam praktik kenegaraan.Berbeda dengan konstitusi. Konstitusi memuat bangunan negara dan sendi-sendi pemerintahan negara. Konstitusi bisa tertulis dan tidak tertulis. Konstitusi tertulis disebut Undang-Undang Dasar (UUD). Oleh karena itu konstitusi negara RI adalah UUD 1945. Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Hubungan antar dasar negara dan konstitusi memiliki keterkaitan yang sangat erat sekali. Keterkaitan itu memiliki sifat Filosofis, Yuridis, dan Sosiologi

Keterkaitan Secara Filosofis

Secara filosofis, konstitusi bangsa Indonesiaselalu didasarkan ada filosofifilosofi bangsa. Para pendiri negara Republik Indonesia yang arif dan bijaksana telah berhasil meletakkan dasar negara yang kokoh dan kuat, yaitu Pancasila. Pancasila digali dari bumi Indonesia sendiri dan mewariskan landasan konstitusional kepada bangsanya. Kemudian, pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam siding Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Keterkaitan Secara Yuridis

Secara Yuridis, konstitusi negara RI mengandung pokok-pokok pikiran dasar negara yang diwujudkan dalam bentuk pasal-pasal konstitusi negara RI.

Keterkaitan Secara Sosiologi

Secara sosiologis, konstitusi khendaknya dapat menampung seluruh nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat karena dasar negara merupakan prinsip-prinsip dasar dalam menjalankan kehidupan bernegara karena mengandung nilai-nilai luhur bangsa di suatu negara.

Dalam 3 UUD yang pernah berlaku di Indonesia, yaitu UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, dan UUDS 1950. semua pembukaan atau mukadimahnya mencantumkan Pancasila. Tidak semua bangsa di suatu negara dapat merumuskan dasar negaranya secara jelas dan tegas dalam bagian pembukaan konstitusi seperti bangsa Indonesia.Nilai-nilai Pancasila menjiwai Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang diuraikan secara terperinci dalam pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945.Oleh karena itu, UUD 1945 yang memuat nilai dasar Pancasila dijadikan landasan konstitusi rakyat, dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hal tersebut harus diketahui dan dipahami serta dihayati oleh bangsa Indonesia.

3.2 Cara Melakukan Perubahan Konstitusi

Cara merubah konstitusi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu renewal (pembaharuan) dianut di negara-negara eropa kontinental dan amandement (perubahan) dianut di negara-negara Anglo-Saxon. Renewal (pembaharuan) merupakan perubahan konstitusi secara keseluruhan sehingga yang diberlakukan adalah konstitusi yang baru secara keseluruhan. Amandement (perubahan) apabila suatu konstitusi dirubah (di-amandement), maka konstitusi yang asli tetap berlaku.Secara umum badan legislatif /perundangan biasa, dilakukan oleh badan legislatif , dengan syarat yang lebih berat daripada jika badan legislatif ini membuat undang-undang biasa (bukan UUD) Referendum , artinya melalui pemungutan suara oleh rakyat yang memiliki hak suara . Oleh badan khusus , harus di adakan oleh suatu badan khusus bertugas untuk mengubah UUD.

Khusus di Negara Federasi, perubahan UUD baru dapat terjadi jika mayoritas Negara-negara bagian menyetujuinya.

Cara merubah konstitusi menurut para ahli :Menurut Dr.G. Jelinneck cara merubah konstitusi membedakannya dengan verfassungsanderung dan verfassungwandlung. Verfassungsanderung adalah perubahan Undang-Undang Dasar yang dilakukan dengan sengaja dan dengan cara yang disebut dalam Undang-Undang Dasar yang bersangkutan. Sedangkan verfassungwandlung ialah perubahan Undang-Undang Dasar dengan cara yang tidak terdapat dalam Undang-Undang Dasar, tetapi melalui cara-cara yang istimewa seperti revolusi, coup detat, convention, dan sebagainya. )Menurut K.C. Wheare, ada 4 (empat) cara kemungkinan yang akan terjadi terhadap perubahan suatu konstitusi atau Undang-Undang Dasar, dimana perubahan itu dilakukan/melalui:1. Beberapa kekuatan yang bersifat primer (some primary forces)

2. Perubahan yang diatur dalam konstitusi (formal amendment)

3. Penafsiran secara hukum (judicial interpretation)

4. Kebiasaan dan kebiasaan yang terdapat dalam bidang ketatanegaraan (usage and convention). Menurut C. F. Strong dalam bukunya Modern Political Constitution halaman 46, ada empat cara perubahan Undang-Undang Dasar modern yang disebutnya dengan the four methods of modern constitutional amendments, yaitu:

1. By the ordinary legislature, but under certain restrictiona. Bahwa untuk melakukan perubahan terhadap suatu konstitusi the ordinary legislature dalam sidang-sidangnya harus dihadiri oleh paling sedikit fixed quorum members. Kemudian keputusan-keputusan itu disetujui oleh suara yang terbanyak yang ditentukan. (Model ini dapat kita lihat dalam pasal 37 UUD 1945).b. Bahwa sebelum perubahan dilakukan the ordinary legislature dibubarkan, kemudian diadakan pemilihan umum yang baru. Lembaga perwakilan rakyat yang baru inilah yang kemudian bertindak sebagai konstituante untuk mengubah konstitusi. Model ini dianut oleh Belgia, Norwegia dan Swedia.c. Bahwa untuk mengubah konstitusi, dua lembaga perwakilan rakyat yang ada (dalam bicameral system), harus melakukan sidang gabungan sebagai suatu badan. Keputusan sidang gabungan mengenai perubahan konstitusi sah bila disetujui oleh suara terbanya (suara terbanyak mutlak atau suara terbanyak ditentukan) dari anggota-anggotanya.2. By the people trough referendumCara ini terjadi apabila perubahan konstitusi memerlukan adanya persetujuan langsung dari rakyat. Pendapat rakyat ini diminta melalui referendum, plebisit, atau popular vote.Cara kedua ini dianut oleh Perancis. Pada waktu de Gaulle diberi wewenang khusus, maka wewenang itu dipergunakan untuk melakukan perubahan-perubahan terhadap konstitusi Perancis. Setelah rancangan perubahan itu selesai disusun, hal itu kemudian disampaikan kepada rakyat dalam suatu referendum.

3. By a majority of all units of a federal state

Cara ini hanya berlaku dalam negara federal saja. Oleh karena pembentukan negara federal itu dilakukan oleh negara-negara yang membentuk, dan konstitusinya merupakan semacam perjanjian (treaty) antara negara-negara tadi, maka perubahan konstitusi memerlukan adanya persetujuan negara-negara anggota (negara bagian-bagian).

Keputusan tentang perubahan itu dapat dilakukan oleh rakyat masing-masing negara bagian atau juga dapat dilakukan oleh Lembaga Perwakilan Rakyat masing-masing negara bagian. Di Swiss dan Australia perubahan itu memerlukan adanya persetujuan rakyat melalui suatu referendum. Di Amerika Serikat perubahan konstitusinya memerlukan adanya Lembaga Perwakilan Rakyat amsing-masing negara bagian.

4. By a special conventionCara ini terjadi apabila untuk merubah suatu konstitusi mengharuskan dibentuknya suatu badan khusus. Dengan demikian yang diberi wewenang untuk merubah konstitusi itu adalah badan yang khusus diadakan untuk itu. Cara yang demikian ini kita jumpai pada Undang-Undang Dasar Sementara 1950, dimana untuk merubah bagian-bagian Undang-Undang Dasarnya harus dibentuk sebuah badan yang dinamakan Majelis Perubahan Undang-Undang.Majelis ini bukanlah sidang gabungan dari badan yang sudah ada, melainkan dia adalah suatu yang sama sekali baru. Wewenang badan baru diatas hanyalah merubah Undang-Undang Dasar.

Satu hal yang belum tercakup yang biasanya terdapat dalam konstitusi adalah tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa, karena belum memungkinkan untuk dapat dilaksanakan sepenuhnya.Pada umumnya, undang-undang dasar atau konstitusi berisi tiga hal pokok, yaitu :1. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warganegara. Dalam Undang-Undang Dasar 1945, hal ini diantaranya terdapat pada Pasal 27, Pasl 28, Pasal 29, Pasal 31,dan pasal 37.2. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifaf fundamental. Untuk mencapai tujuan negara, sidang BUPK telah sepakat untuk menetapkan adanya enam lembagadalam Undang-Undang Dasar. Dalam UUD 1945 juga ditetapkan bentuk pemerintahan, yaituRepublik. Materi ini diatur dalam Pasal 1, 2, 4, 6, 7, 8, 16, 17, 18, 19, 23, dan 24.3. adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental.Pengaturan tentang pembagian dan pembatasan tugas serta wewenang ketatanegaraan terdapatdalam pasal 3, 5, 10, 11, 23, 32, 34, 37.3.3 Perubahan konstitusi dapat mendukung terciptanya Millennium Development Goals (MDGS) Deklarasi MDGs merupakan komitmen negara-negara dan komunitas internasional untuk mencapai sasaran pembangunan Millennium sekarang ini sebagai satu paket tujuan yang terukur dalam pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Para pemimpin dunia berkomitmen untuk mengurangi separuh lebih jumlah orang-orang yang menderita kemiskinan dan kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan gender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015

Setiap negara yang berkomitmen dan menandatangani Deklarasi Millennium ini diharapkan membuat laporan mengenai pencapaian MDGs ini. Pemerintah Indonesia telah membuat laporan pertama pencapaian MDGs tersebut dibawah koordinasi Bappenas dan dibantu oleh Kelompok Kerja PBB. Laporan tersebut menjabarkan upaya awal pemerintah untuk menginventarisasi situasi pembangunan manusia terkait dengan pencapaian sasaran MDGs, mengukur, dan menganalisa kemajuan seiring dengan upaya menjadikan pencapaian-pencapaian ini menjadi kenyataan, sekaligus mengidenifikasi dan meninjau kembali kebijakan-kebijakan dan program-program pemerintah yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran-sasaran dimaksud. Tujuan utama MDGs adalah mengurangi jumlah orang dengan pendapatan dibawah upah minimum regional antara tahun 1990 dan 2015, dan laporan yang disampaikan oleh Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam jalur untuk mencapai tujuan tersebut, hanya saja pencapaiannya tidak seimbang antara satu provinsi dengan provinsi lainnya. Sekarang ini MDGs merupakan referensi penting bagi pembangunan di Indonesia, mulai dari tahap perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala, namun pemerintah memiliki komitmen untuk mencapai sasaran-sasaran ini, untuk itu dibutuhkan kerja keras serta kerjasama dengan seluruh pihak, termasuk masyarakat madani, pihak swasta, dan lembaga donor. Pencapaian MDGs di Indonesia sekarang ini akan dijadikan dasar bagi perjanjian kerjasama dan implementasinya di masa depan. Hal ini termasuk kampanye perjanjian tukar guling hutang untuk negara berkembang sejalan dengan Deklarasi Jakarta mengenai MDGs di kawasan Asia Pasifik.

Dalam MDGs harus berkaitan dengan hukum hukum lain dan perjanjian perjanjian Internasional agar tidak mengurangi unsur Negara dalam pembuatan perjanjian internasional, dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah Republik Indonesia harus berpedoman pada kepentingan nasional dan mendasarkan pada prinsip-prinsip persamaan kedudukan, saling menguntungkan, da nmemperhatikan, baik hukum nasional maupun hukuminternasional yang berlaku (lihatPasal 4 UU No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional).Oleh karena itu,Pemerintah dalam membuat suatu perjanjian internasional juga harus memperhatikan Konstitusi Negara Republik Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945) yang menjadi hukum nasional tertinggi sesuai dengan hierarki Peraturan Perundang-undangan sebagaimana diaturdalamUU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.Mengacu pada ketentuan Pasal 4 UU No. 24/2000 di atas maka Negara tidak boleh ikut dalam suatu perjanjian internasional yang seluruh atau sebagian isinya bertentangan dengan Konstitusi Negara yaitu UUD 1945.Namun dalam prakteknya, menurut pakar hukum internasional selama ini departemen atau instansi yang mengajukan untuk meratifikasi perjanjian internasional tidak melihat pada ketentuan-ketentuan yang ada dalam konstitusi. Atau apakah perjanjian internasional itu sudah sesuai atau tidak dengan konstitusi. Di sisi lain, mengenai isi perjanjian internasional yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan Indonesia, lebih jauh Hikmahanto berpendapat: .Kalau sudah ikut maka peraturan perundang-undangan kita itu harus disisir dulu, ada tidak yang masih belum diatur. Kalau belum ada berarti kita harus membuat aturan itu. Kalau misalnya sudah ada tapi bertentangan maka ketentuan peraturan dalam negeri yang harus menyesuaikan dengan perjanjian internasional, karena kita sudah meratifikasi secara sukarela. Walaupun sukarela sebetulnya ada paksaannya juga. Karena begini, ada negara maju lewat lembaga keuangan internasionalnya mereka akan mensyaratkan, kamu saya kasih bantuan tapi kamu harus ikut perjanjian ini perjanjian itu. Sehingga seolah-olah kita tidak punya kedaulatan untuk menentukan perjanjian mana yang akan kita ikuti.asar hukum: Undang-Undang No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional Undang-Undang No.10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undanganHikmahanto Juwana dalam sebuah wawancara yang dimuat di situs eralawonline.com,

Bab IVPenutup4.1 Kesimpulan

Dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Dasar negara Pancasila merupakan pandangan bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai luhur bangsa dalam menentukan konsep dasar dari cita-cita bangsa. Dengan demikian secara tidak langsung Pancasila mengikat bangsa Indonesia dalam praktik kenegaraan.Berbeda dengan konstitusi. Konstitusi memuat bangunan negara dan sendi-sendi pemerintahan negara. Konstitusi bisa tertulis dan tidak tertulis. Konstitusi tertulis disebut Undang-Undang Dasar (UUD). Oleh karena itu konstitusi negara RI adalah UUD 1945. Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Hubungan antar dasar negara dan konstitusi memiliki keterkaitan yang sangat erat sekali. Keterkaitan itu memiliki sifat Filosofis, Yuridis, dan Sosiologi

Keterkaitan Secara Filosofis

Secara filosofis, konstitusi bangsa Indonesiaselalu didasarkan ada filosofifilosofi bangsa. Para pendiri negara Republik Indonesia yang arif dan bijaksana telah berhasil meletakkan dasar negara yang kokoh dan kuat, yaitu Pancasila. Pancasila digali dari bumi Indonesia sendiri dan mewariskan landasan konstitusional kepada bangsanya. Kemudian, pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam siding Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Keterkaitan Secara Yuridis

Secara Yuridis, konstitusi negara RI mengandung pokok-pokok pikiran dasar negara yang diwujudkan dalam bentuk pasal-pasal konstitusi negara RI.

Keterkaitan Secara Sosiologi

Secara sosiologis, konstitusi khendaknya dapat menampung seluruh nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat karena dasar negara merupakan prinsip-prinsip dasar dalam menjalankan kehidupan bernegara karena mengandung nilai-nilai luhur bangsa di suatu negara.

Cara pembentukan Konstitusi Pemberian, raja memberikan kepada warganya suatu UUD, kemudian ia berjanji akan menggunakan kekuasaanya itu berdasarkan asas-asas tertentu dan kekuasaan itu akan dijalankan oleh suatu badan tertentu pula. Secara sengaja, pembuatan suatu UUD dilakukan setelah Negara itu didirikan . Dengan cara revolusi, pemerintah baru terbentuk sebagai hasil revolusi membuat suatu UUD yang kemudian mendapat persetujuan rakyat, atau pemerintah tersebut dapat pula mengambil cara lain, yaitu dengan mengadakan suatu musyawarah yang akan menetapkan UUD itu. Dengan cara Evolusi, perubahan-perubahan secara berangsur-angsur dapat menimbulkan suatu UUD dan secara otomatis UUD yang lama tidak berlaku lagi.Cara merubah konstitusi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu renewal (pembaharuan) dianut di negara-negara eropa kontinental dan amandement (perubahan) dianut di negara-negara Anglo-Saxon. Renewal (pembaharuan) merupakan perubahan konstitusi secara keseluruhan sehingga yang diberlakukan adalah konstitusi yang baru secara keseluruhan. Amandement (perubahan) apabila suatu konstitusi dirubah (di-amandement), maka konstitusi yang asli tetap berlakuSecara Umum Mengubah Konstitusi Oleh badan legislatif /perundangan biasa, dilakukan oleh badan legislatif , dengan syarat yang lebih berat daripada jika badan legislatif ini membuat undang-undang biasa (bukan UUD) Referendum , artinya melalui pemungutan suara oleh rakyat yang memiliki hak suara . Oleh badan khusus , harus di adakan oleh suatu badan khusus bertugas untuk mengubah UUD. Khusus di Negara Federasi, perubahan UUD baru dapat terjadi jika mayoritas Negara-negara bagian menyetujuinya.

Perubahan konstitusi untuk terciptanya MDGs adalah sangat penting karena merupakan komitmen negara-negara dan komunitas internasional untuk mencapai sasaran pembangunan Millennium sekarang ini sebagai satu paket tujuan yang terukur dalam pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Para pemimpin dunia berkomitmen untuk mengurangi separuh lebih jumlah orang-orang yang menderita kemiskinan dan kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan gender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015. Oleh karena itu Negara tidak boleh ikut dalam suatu perjanjian internasional yang seluruh atau sebagian isinya bertentangan dengan Konstitusi Negara yaitu UUD 1945.4.2 Refrensi http://tugaskuliah-ilham.blogspot.com/2011/03/negara-dan-konstitusi.html

http://adikaakbarrudin.blogspot.com/2012/11/pertanyaan-konstitusi.html

http://uinjkt.ac.id/index.php/arsip-berita-utama/2085-masalah-konstitusi-tak-pernah-berakhir.html Diana Kusumasari, S.H., M.H..masalah konstitusi tak pernah berakhir Aula Madya, BERITA UIN Online http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/116-desember-2010/994-mdgs-merupakan-referensi-penting-bagi-pembangunan-di-indonesia.htmlMateri Muatan Konstitusi Indonesia Setelah Amandemen

Saat ini, Negara Indonesia telah melakukan amandemen UUD sebanyak empat kali. Hal ini mengakibatkan konstitusi yang merupakan dasar hukum fundamental suatu Negara turut mengalami perubahan pula. Amandemen pertama dilakukan pada 19 Oktober 1999 yang mengatur tentang kewenangan lembaga negara, amandemen kedua pada 18 Agustus 2000 yang menitikberatkan pada hak asasi manusia, amandemen ketiga pada 9 November 2001, dan amandemen keempat pada 10 Agustus 2002. Hasil dari empat amandemen tersebut memberikan banyak perubahan mulai dari materi hak asasi manusia, pembagian struktur ketatanegaraan, hingga kewenangan lembaga negara.

8