bab i keprof
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB I Keprof](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082518/55cf9720550346d0338fd085/html5/thumbnails/1.jpg)
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang – undang praktik keperawatan sudah lama menjadi bahan diskusi
para perawat. Tidak adanya undang-undang perlindungan bagi perawat
menyebabkan perawat secara penuh belum dapat bertanggung jawab terhadap
pelayanan yang mereka lakukan. Tumpang tindih antara tugas dokter dan perawat
masih sering terjadi dan beberapa perawat lulusan pendidikan tinggi merasa
frustasi karena tidak adanya kejelasan tentang peran, fungsi dan kewenangannya.
Hal ini juga menyebabkan semua perawat dianggap sama pengetahuan dan
ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar belakang ilmiah yang mereka miliki.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menganggap bahwa
keberadaan Undang-Undang akan memberikan perlindungan hukum bagi
masyarakat terhadap pelayanan keperawatan dan profesi perawat. Indonesia masih
belum memiliki Undang-Undang Praktik Keperawatan. Padahal, Indonesia
memproduksi tenaga perawat dalam jumlah besar. Hal ini mengakibatkan kita
tertinggal dari negara-negara Asia, terutama lemahnya regulasi praktik
keperawatan, yang berdampak pada sulitnya menembus globalisasi. Perawat kita
sulit memasuki dan mendapat pengakuan dari negara lain, sementara mereka akan
mudah masuk ke negara kita.
![Page 2: BAB I Keprof](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082518/55cf9720550346d0338fd085/html5/thumbnails/2.jpg)
5
1.2 Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Profesional,
serta mahasiswa sebagai calon perawat dapat memahami dan mengerti mengenai
Aspek Legal dengan Pengaturan Praktek Keperawatan
1.3 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dan memahami aspek-aspek legal
2. Untuk mengetahui dan memahami pengaturan praktek keperawatan
![Page 3: BAB I Keprof](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082518/55cf9720550346d0338fd085/html5/thumbnails/3.jpg)
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Legislasi Keperawatan
2.1.1 Pengertian
Legislasi Keperawatan adalah proses pembuatan undang-undang atau
penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada yang mempengaruhi ilmu
dan kiat dalam praktik keperawatan (Sand,Robbles1981).
2.1.2 Prinsip dasar legislasi untuk praktik keperawatan
1. Harus jelas membedakan tiap katgori tenaga keperawatan
2. Badan yang mengurus legislasi bertanggung jawab atas sistem
keperawatan
3. Pemberian lisensi berdasarkan keberhasilan pendidikan dan ujian sesuai
ketetapan
4. memperinci kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan perawat
2.1.3 Fungsi legislasi keperawatan
1. Memberi perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan yang diberikan.
2. Memelihara kualitas layanan keperawatan yang diberikan
3. Memberi kejelasan batas kewenangan setiap kategori tenaga
keperawatan.
4. Menjamin adanya perlindungan hukum bagi perawat.
5. Memotivasi pengembangan profesi.
6. Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.
2.1.4 Mekanisme Legislasi
Persyaratan legislasi antara lain berupa kemampuan (kompetensi) yang
diakui, tertuang dalam ijazah dan sertifikat.
Legislasi keperawatan mencakup 3 komponen yaitu registrasi,
sertifikasi, dan lisensi atau akreditasi :
![Page 4: BAB I Keprof](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082518/55cf9720550346d0338fd085/html5/thumbnails/4.jpg)
5
1. Registrasi
Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dan informasi
lain pada badan resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah.
Perawat yang telah terdaftar diizinkan memakai sebutan registered nurse.
Untuk dapat terdaftar, perawat harus telah menyelesaikan pendidikan
keperawatan dan lulus ujian dari badan pendaftaran dengan nilai yang
diterima. Izin praktik maupun registrasi harus diperbaharui setiap satu
atau dua tahun. Dalam masa transisi professional keperawatan di
Indonesia, sistem pemberian izin praktik dan registrasi sudah saatnya
segera diwujudkan untuk semua perawat baik bagi lulusan SPK,
akademi, sarjana keperawatan maupun program master keperawatan
dengan lingkup praktik sesuai dengan kompetensi masing-masing.
2. Sertifikasi
Sertifikasi merupakan proses pengabsahan bahwa seorang perawat
telah memenuhi standar minimal kompetensi praktik pada area
spesialisasi tertentu seperti kesehatan ibu dan anak, pediatric, kesehatan
mental, gerontology dan kesehatan sekolah. Sertifikasi telah diterapkan
di Amerika Serikat. Di Indonesia sertifikasi belum diatur, namun
demikian tidak menutup kemungkinan dimasa mendatang hal ini
dilaksanakan.
3. Lisensi atau Akreditasi
Akreditasi merupakan suatu proses pengukuran dan pemberian
status akreditasi kepada institusi, program atau pelayanan yang dilakukan
oleh organisasi atau badan pemerintah tertentu. Hal-hal yang diukur
meliputi struktur, proses dan kriteria hasil. Pendidikan keperawatan pada
waktu tertentu dilakukan penilaian/pengukuran untuk pendidikan D III
keperawatan dan sekolah perawat kesehatan dikoordinator oleh Pusat
Diknakes sedangkan untuk jenjang S 1 oleh Dikti. Pengukuran rumah
sakit dilakukan dengan suatu sistem akrteditasi rumah sakit yang sampai
saat ini terus dikembangkan.
![Page 5: BAB I Keprof](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082518/55cf9720550346d0338fd085/html5/thumbnails/5.jpg)
5
2.2 Beberapa Masalah Hukum dan Praktek Keperawatan
Berbagai masalah hukum dalam praktik keperawatan telah diidentifikasi
oleh para ahli. Beberapa masalah yang dibahas secara singkat disini meliputi :
1. Malpraktek
Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum sifatnya dan tidak selalu
berkonotasi yuridis. Secara harfiah “mal” mempunyai arti “salah” sedangkan
“praktek” mempunyai arti “pelaksanaan” atau “tindakan”,sehingga malpraktek
berarti “pelaksanaan atau tindakan yang salah”. Meskipun arti harfiahnya
demikian tetapi kebanyakan istilah tersebut dipergunakan untuk menyatakan
adanya tindakan yang salah dalam rangka pelaksanaan suatu profesi.
Sedangkan difinisi malpraktek profesi kesehatan adalah “kelalaian dari
seseorang dokter atau perawat untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan
ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim
dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka menurut ukuran
dilingkungan yang sama” (Valentin v. La Society de Bienfaisance Mutuelle de
Los Angelos, California, 1956).
2. Menandatangani Pernyataan Hukum
Perawat seringkali diminta menandatangi atau diminta untuk sebagai saksi.
Dalam hal ini perawat hendaknya tidak membuat pernyataan yang dapat
diinterprestasikan menghilangkan pengaruh. Dalam kaitan dengan kesaksian
perawat disarankan mengacu pada kebijakan rumah sakit atau kebijakan dari
atasan.
3. Informed Consent
Berbagai format persetujuan disediakan oleh institusi pelayanan dalam
bentuk yang cukup bervariasi. Beberapa rumah sakit memberikan format
persetujuan pada awal pasien masuk rumah sakit yang mengandung pernyataan
kesanggupan pasien untuk dirawat dan menjalani pengobatan. Bentuk
persetujuan lain adalah format persetujuan operasi. Perawat dalam proses
persetujuan ini biasanya berperan sebagai saksi. Sebelum informasi dari dokter
ahli bedah atau perawat tentang tindakan yang akan dilakukan beserta
resikonya.
![Page 6: BAB I Keprof](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082518/55cf9720550346d0338fd085/html5/thumbnails/6.jpg)
5
4. Insident Report
Setiap kali perawat menemukan suatu kecelakaan baik yang mengenai
pasien, pengunjung maupun petugas kesehatan, perawat harus segera membuat
suatu laporan tertulis yang disebut incident report. Dalam situasi klinik,
kecelakaan sering terjadi misalnya pasien jatuh dari kamar mandi, jarinya
terpotong oleh alat sewaktu melakukan pengobatan, kesalahan memberikan
obat dan lain-lain. Dalam setiap kecelakaan, maka dokter harus segera diberi
tahu.
Beberapa rumah sakit telah menyediakan format untuk keperluan ini. Bila
format tidak ada maka kejadian dapat ditulis tanpa menggunakan format buku.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pencatatan incident report antara lain :
a. Tulis kejadian sesuai apa adanya
b. Tulis tindakan yang anda lakukan
c. Tulis nama dan tanda tangan anda dengan jelas
d Sebutkan waktu kejadian ditemukan
5. Pencatatan
Pencatatan merupakan kegiatan sehari-hari yang tidak lepas dari asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat. Pencatatan merupakan salah satu
komponen yang penting yang memberikan sumber kesaksian hukum.
Betapapun mahirnya keterampilan anda dalam memberikan perawatan, jika
tidak dicatat atau dicatat tetapi tida lengkap, tidak dapat membantu dalam
persidangan. Setiap selesai melakukan suatu tindakan maka perawat harus
segera mencatat secara jelas tindakan yang dilakukan dan respon pasien
terhadap tindakan serta mencantumkan waktu tindakan diberikan dan tanda
tangan yang memberikan tindakan.
6. Pengawasan Penggunaan Obat
Pemerintah Indonesia telah mengatur pengedaran dan penggunaan obat.
Obat ada yang dapat dibeli secara bebas dan ada pula yang dibeli harus dengan
resep dokter. Obat-obat tersebut misalnya narkotik disimpan disimpan ditempat
yang aman dan terkunci dan hanya orang-orang yang berwenang yang dapat
![Page 7: BAB I Keprof](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082518/55cf9720550346d0338fd085/html5/thumbnails/7.jpg)
5
mengeluarkannya. Untuk secara hukum hanya dapat diterima dalam
pengeluaran dan penggunaan obat golongan nartkotik ini, perawat harus selalu
memperhatikan prosedur dan pencatatan yang benar.
7. Abortus dan Kehamilan di Luar Secara Alami
Abortus merupakan pengeluaran awal fetus pada periode gestasi sehingga
fetus tidak mempunya kekuatan untuk bertahan hidup. Abortus merupakan
tindakan pemusnahan yang melanggar hukum, atau menyebabkan lahir
prematur fetus manusia sebelum masa lahir secara alami.
Abortus telah menjadi masalah internasional dan berbagai pendapat telah
diajukan baik yang menyetujui maupun yang menentang. Factor-faktor yang
mendorong abortus antara lain karena :
a. Pemerkosaan
b. Pria tidak bertanggung jawab
c. Demi kesehatan mental
d. Kesehatan tubuh
e. Tidak mampu merawat bayi
f. Usia remaja
g. Masih sekolah
h. Ekonomi
Aborsi di indonesia dilarang lewat undang-undang (UU) RI nomor 23
tahun 1992 tentang kesehatan dan juga untuk kalangan muslim lewat fatwa
majelis ulama indonesia (MUI) nomor 4 tahun 2005. (tetapi fatwa
membolehkan aborsi dalam keadaan darurat di mana nyawa ibu terancam).
8. Kematian dan Masalah Terkait
Masalah hukum yang berkaitan dengan kematian antara lain meliputi
pernyataan kematian, bedah mayat/otopsi dan donor organ. Kematian
dinyatakan oleh dokter dan ditulis secara sah dalam surat pernyataan kematian.
Surat pernyataan ini biasanya dibuat beberapa rangkap dan keluarga mendapat
satu lembar untuk digunakan sebagai dasar pemberitahuan kepada kerabat serta
keperluan asuransi. Pada keadaan tertentu misalnya untuk keperluan-keperluan
peradilan, dapat dilakukan bedah mayat pada orang yang telah meninggal.
![Page 8: BAB I Keprof](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082518/55cf9720550346d0338fd085/html5/thumbnails/8.jpg)
5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam peningkatan akan
digunakan untuk mendorong berbagai pihak untuk mengesahkan Rancangan
Undang-Undang Praktik keperawatan.Tidak adanya undang-undang perlindungan
bagi perawat menyebabkan perawat secara penuh belum dapat bertanggung jawab
terhadap pelayanan yang mereka lakukan.
Konsil keperawatan bertujuan untuk melindungi masyarakat, menentukan
siapa yang boleh menjadi anggota komunita profesi (mekanisme registrasi),
menjaga kualitas pelayanan dan memberikan sangsi atas anggota profesi yang
melanggar norma profesi (mekanisme pendisiplinan).RUU Praktik Perawat, selain
mengatur kualifikasi dan kompetensi serta pengakuan profesi perawat,
kesejahteraan perawat, juga diharapkan dapat lebih menjamin perlindungan
kepada pemberi dan penerima layanan kesehatan di Indonesia.
3.2. Saran
Dalam prakteknya perawat dituntut untuk tanggap dalam memberikan
asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
menyelesaikan masalah kesehatan dan kompleks, memberikan tindakan
keperawatan langsung, pendidikan, nasehat, konseling, dalam rangka penyelesaian
masalah keperawatan melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam upaya
memandirikan sistem klien, memberikan pelayanan keperawatan disarana
kesehatan dan tatanan lainnya, memberikan pengobatan dan tindakan medik
terbatas, pelayanan KB, imunisasi, pertolongan persalinan normal dan menulis
permintaan obat, melaksanakan program pengobatan secara tertulis dari dokter.
Untuk menunjang kegiatan tersebut seorang perawat diharapkan terdaftar pada
badan resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah.
![Page 9: BAB I Keprof](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082518/55cf9720550346d0338fd085/html5/thumbnails/9.jpg)
5
DAFTAR PUSTAKA
http://gaperdes-gresik.blogspot.com/2013/06/pengaturan-praktik-perawat-menurut.html. Diakses pada tanggal 19 Desember 2013
http://el-moshii.blogspot.com/2013/11/makalah-aspek-legal-keperawatan.html. Diakses pada tanggal 19 Desember 2013