bab i interaksi sosial masyarakat …...belum ada pembahasan mengenai interkasi sosial masyarakat...

13
Page 1 BAB I INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT PENDATANG BEDA AGAMA DI KAMPUNG TIBA-TIBA 1.1 Latar Belakang Masalah Keberagaman suku, ras, agama di wilayah-wilayah Indonesia merupakan sebuah realita yang tidak dapat dihindari, perbedaan yang dimiliki adalah kekayaan bagi Indonesia. berkaitan dengan keberagaman yang dimiliki secara khusus tulisan ini akan membahas tentang dinamika keberagama yang terjadi di ujung timur Indonesia yaitu di kota Jayapura. Papua secara umum terkenal merupakan salah satu wilayah dengan jumlah suku dan bahasa terbanyak di Indonesia kurang lebih terdapat 307 Bahasa. 1 Pada tulisan ini penulis akan memfokuskan penelitian di salah satu wilayah kota Jayapura. Merasa perlu untuk menjelaskan kondisi dan dinamika kehidupan di Kota Jayapura. Sehingga penulis menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan keberagama yang di miliki Papua. Kota Jayapura yang merupakan ibu kota provinsi Papua tercatat memiliki penduduk yang multi etnis, multi ras dan multi agama. Sejak zaman penjajahan orang-orang yang bukan penduduk asli Jayapura telah masuk dan melakukan aktivitas di Kota Jayapura. Pemberian nama Jayapura juga di pengaruhi 1 Tabloid Jubi, wawancara dengan kepala balai bahasa Papua dan Papua Barat, Supriyanto Widodo, http://tabloidjubi.com/16/2014/04/01/ternyata-bahasa-daerah-di-papua-sebanyak-307- buah/ , unduh pada Tanggal 22 September 2017

Upload: others

Post on 03-Jun-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT …...belum ada pembahasan mengenai interkasi sosial masyarakat pendatang beragam etnis dan beda agama terkhusus di daerah penggiran kota Jayapura

Page 1

BAB I

INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT PENDATANG BEDA AGAMA

DI KAMPUNG TIBA-TIBA

1.1 Latar Belakang Masalah

Keberagaman suku, ras, agama di wilayah-wilayah Indonesia merupakan

sebuah realita yang tidak dapat dihindari, perbedaan yang dimiliki adalah kekayaan

bagi Indonesia. berkaitan dengan keberagaman yang dimiliki secara khusus tulisan ini

akan membahas tentang dinamika keberagama yang terjadi di ujung timur Indonesia

yaitu di kota Jayapura. Papua secara umum terkenal merupakan salah satu wilayah

dengan jumlah suku dan bahasa terbanyak di Indonesia kurang lebih terdapat 307

Bahasa.1

Pada tulisan ini penulis akan memfokuskan penelitian di salah satu wilayah

kota Jayapura. Merasa perlu untuk menjelaskan kondisi dan dinamika kehidupan di

Kota Jayapura. Sehingga penulis menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan

keberagama yang di miliki Papua. Kota Jayapura yang merupakan ibu kota provinsi

Papua tercatat memiliki penduduk yang multi etnis, multi ras dan multi agama. Sejak

zaman penjajahan orang-orang yang bukan penduduk asli Jayapura telah masuk dan

melakukan aktivitas di Kota Jayapura. Pemberian nama Jayapura juga di pengaruhi

1 Tabloid Jubi, wawancara dengan kepala balai bahasa Papua dan Papua Barat, Supriyanto

Widodo, http://tabloidjubi.com/16/2014/04/01/ternyata-bahasa-daerah-di-papua-sebanyak-307-buah/ , unduh pada Tanggal 22 September 2017

Page 2: BAB I INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT …...belum ada pembahasan mengenai interkasi sosial masyarakat pendatang beragam etnis dan beda agama terkhusus di daerah penggiran kota Jayapura

Page 2

oleh beberapa orang pendatang seperti orang Spanyol, Portugis dan Belanda yang

melakukan perjalanan ke kota ini. Pada awalnya kota ini di beri naman „Numbay‟

kemudian menjadi „Hollandia‟ lalu berubah menjadi „Hollandia Haven‟ lalu kembali

lagi menjadi „Hollandia‟, kemudian berganti lagi menjadi „Kota Baru‟, lalu

„Soekarnopura‟ dan akhinya „Jayapura‟ hingga saat ini.2 Masyarakat asli kota

Jayapura adalah beberapa suku yang mendiami wilayah Jayapura. Suku-suku besar

yang merupakan suku asli yaitu suku Enggros, Tobati, Kayu Pulau, dan Nafri, Suku-

suku asli Jayapura mendiami pinggiran-pinggiran kota dan wilayah pemukiman

mereka cenderung lebih berdekatan dengan daerah pesisir pantai dan dibatasi oleh

teluk-teluk. Hal ini dikarenakan Jayapura merupakan daerah yang kondisi

geografisnya berbukit dan berteluk.

Jayapura menjadi kota tujuan bagi banyak orang dikarenakan sebelum adanya

pemekaran wilayah menjadi Papua dan Papua Barat semua pusat pemerintahan dan

perkantoran berada di kota Jayapura.3 Jayapura yang pada saat itu masih menjadi

satu-satunya ibu kota Provinsi di Papua menjadikannya sebagai kota yang sangat

sibuk dengan berbagai aktivitas karena sering dikunjungi oleh penduduk kota lain

seperti Biak, Manokwari, Sorong, dan beberapa kota serta kabupaten di Papua dan

Papua barat. selain itu hampir semua perguruan tinggi terbaik di Papua terletak di

2 M.R. Kambu, Jayapura Kota di Ujung Timur yang Spesifik, Eksotik, Unik dan Menarik

(Jakarta: Indomedia Global, 2010) 17.

3 Umi Yuminarti, Kebijakan Transmigrasi Dalam Kerangka Otonomi Khusus Di Papua:

Masalah Dan Harapan ,( Universitas Papua. Jurnal Kependudukan Indonesia | Vol. 12 No. 1 Juni

2017 | 13-24) 14.

Page 3: BAB I INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT …...belum ada pembahasan mengenai interkasi sosial masyarakat pendatang beragam etnis dan beda agama terkhusus di daerah penggiran kota Jayapura

Page 3

Kota Jayapura. Perlu juga untuk dikatahui bahwa bukan hanya penduduk Papua dari

kota dan kabupaten tertentu yang datang bersekolah dan bekerja. Namun, terdapat

juga para transmigran dari Jawa, para pedagang dari Makasar, Button, Bugis, Toraja,

Batak, Maluku yang bekerja dan melanjutkan hidup di tanah Papua.4

Secara akurat data terbaru yang di miliki oleh Badan Pusat Statistik dan

Bappeda Jayapura menunjukan bahwa jumlah penduduk kota Jayapura adalah

272.544, laki-laki 143.848 dan perempuan 128.696.5 Selain jumlah jiwa berdasarkan

jenis kelamin, data penduduk berdasarkan agama yang dianut oleh masyarakat kota

Jayapura yakni: Islam 33,54%, Protestan 41,76, Katolik 23,54%, Budha 0,62%,

Hindu 0,53%. Berdasarkan data ini dapat disimpulkan bahwa penduduk kota

Jayapura merupakan penduduk yang beragam suku, budaya dan agama. Selama ini

dalam pandangan masyarakat pada umumnya daerah-daerah di kawasan timur

Indonesia di berikan labeling sebagai daerah Kristen dan daerah di bagian barat

Indonesia merupakan daerah Muslim. Akan tetapi berdasarkan data yang diperoleh

penduduk muslim juga telah mengalami penyebaran ke daerah Papua terkhusus di

Jayapura. Percepatan dan pertambahan penduduk turut mempengaruhi cara pandang

dan pola interkasi yang berlangsung di masyarakat.

Perjumpaan orang pendatang dengan orang asli Papua menjadikan Jayapura

sebagai wilayah yang multietnis, multiras,dan multiagama. Perbedaan yang ada tidak

4 Nasaruddin Kanabaraf, Migran Dalam Bingkai Orang Papua. (Dalam Thesis Magister Studi

Pembangaunan, Universitas Kristen Satya Wacana) 2-3 5 Badan Pusat Statistik dan Bappeda Jayapura, Kota Jayapura dalam Angka,

http://bappeda.jayapurakota.go.id/wp-content/uploads/2015/01/Download-Kota-Jayapura-Dalam-

Angka-Thn-2014.pdf. diunduh pada tanggal 12 September 2017

Page 4: BAB I INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT …...belum ada pembahasan mengenai interkasi sosial masyarakat pendatang beragam etnis dan beda agama terkhusus di daerah penggiran kota Jayapura

Page 4

menjadikan masyarakat berhenti melakukan proses interaksi dengan orang-orang

yang berbeda. Di tengah-tengah kepelbagaian yang dimiliki, masyarakat tetap saling

berinteraksi satu sama lain. Hal ini terjadi karena setiap induvidu tidak dapat

meniadakan hakekat dirinya sebagai makhluk sosial yang akan selalu melakukan

proses interaksi dengan sesama komunitasnya dan juga orang di luar komunitasnya.

Soekanto menegaskan bahwa interaksi merupakan hubungan-hubungan sosial yang

dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok

sosial, maupun antara perorangan dengan kelompok sosial.6

Penduduk kota Jayapura bukan hanya warga suku asli Jayapura, ada berbagai

suku Papua dan luar Papua. orang-orang yang berasal dari luar Papua sering diberi

sebutan “orang pendatang” atau dengan sebutan lain “amber”.7 Proses berinteraksi

antara masyarakat yang heterogen tidak selalu berjalan mulus, ada kalanya terjadi

percekcokan, perselisihan dan benturan-benturan dalam masyarakat. Demikian juga,

hubungan yang terjalin antara orang asli Papua dan orang pendatang, ada berbagai

macam faktor yang mempengaruhi relasi-relasi antara masyarakat Papua dan

masyarakat pendatang antara lain: faktor kesukuan, persoalan-persoalan kesenjangan

yang terjadi di berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, pemerintahan, dan

pendidikan menjadikan salah satu faktor renggangnya hubungan orang Asli Papua

dan orang Pendatang. Selain itu, I Ngurah dalam tulisanya juga menjelaskan bahwa

6 Soerjono Soekanto. Sosiologi suatu pengantar (Jakarta: Rajawali Grafindo Utama, 2000)

51.

7 Amber adalah sebutan yang diberikan kepada orang pendatang, yang dalam bahasa biak

berarti orang yang terpandang atau tuan.

Page 5: BAB I INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT …...belum ada pembahasan mengenai interkasi sosial masyarakat pendatang beragam etnis dan beda agama terkhusus di daerah penggiran kota Jayapura

Page 5

adanya pengalaman masalah lalu yang belum tuntas dengan pemerintah Indonesia

terkait dengan masuknya wilayah Papua kedalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia,8 mengakibatkan beberapa orang Papua yang tergabung dalam Organisasi

Papua merdeka anti pati terhadap para pendatang, menurut hemat mereka para

pendatang berkaitan langsung dengan pemerintah yang dalam hal ini pemerintah

Indonesia. hal-hal semacam inilah yang menjadi salah satu masalah dalam relasi

masyarakat asli dan masyarakat pendatang.

Berkaitan dengan kehidupan masyarakat asli dan pendatang di kota Jayapura

yang multietnis dan juga multi agama tentu dalam kepelbagaian seperti ini

masyarakat rentan terhadap isu-isu agama yang belakangan ini menjadi pemicu

konflik seperti beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, salah satunya yakni

kesulitanya gereja untuk memperoleh tempat ibadah kasus yang belum tuntas hingga

saat ini yaitu izin beribadah GKI Yasmin,9 Selain itu aksi pembubaran paksa yang

terjadi pada akhir tahun 2016 pada bulan desember yaitu dibubarkannya pelaksanaan

ibadah KKR malam natal di Bandung.10

Kasus-kasus intoleran semacam ini yang

dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab turut mempengaruhi

relasi antar umat beragama yang pada dasarnya sudah memiliki beban masa lalu yang

belum tuntas. Dalam ketegangan konflik umat beragama yang terus menghantui

8. I Ngurah, Papua dalam masa lalu Indonesia. Jurnal Bina Dharma. 78

9 Jalan Panjang Jemaat GKI Yasmin Menanti keadilan, http://www.pikiran-

rakyat.com/nasional/2016/03/27/365090/jalan-panjang-jemaat-gki-yasmin-menanti-keadilan , diunduh

Pada tanggal 22 September 2017 10

Kronologi pembubaran kebaktian Natal di Sabuga Bandung,

https://www.rappler.com/indonesia/berita/154853-kronologi-pembubaran-kebaktian-natal-sabuga-

bandung , Di unduh pada 20 Agustus 2017

Page 6: BAB I INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT …...belum ada pembahasan mengenai interkasi sosial masyarakat pendatang beragam etnis dan beda agama terkhusus di daerah penggiran kota Jayapura

Page 6

warga Indonesia serta konflik identitas sebagai pendatang di Papua, masih ada

secercah cahaya yang memancarkan sinar kedamaian dan kerukunan.

Cahaya kedamaian dalam relasi antara manusia yang berbeda agama dan

etnisitas muncul dari ujung Indonesia di pinggiran kota Jayapura tepatnya di

kampung Tiba-Tiba. Kampung tiba-tiba menjadi salah satu kampung yang istimewa,

menurut penulis selama hidup di kota Jayapura, kasus kekerasan atau konflik antar

suku dikarenakan hal-hal yang dilakukan oleh beberapa oknum yang menyandang

gelar pendatang. Ada beberapa wilayah di kota Jayapura yang selalu menjadi pusat

berkonfliknya antara pendatang dan orang asli Papua wilayah tersebut di antaranya

pasar Youtefa, pasar Lama, pasar Hamadi, dan jalan baru. wilayah-wilayah ini adalah

wilayah yang banyak dihuni oleh para pendatang seperti Makasar, Bugis, Jawa.

Selain wilayah-wilayah di atas, kampung Tiba-Tiba juga merupakan salah satu

wilayah yang banyak dihuni oleh para pendatang. Namun, berbeda dengan wilayah

lain yang sudah penulis sebutkan. Masyarakat kampung tiba-tiba yang hidup dalam

heterogenitas tidak pernah mengalami konflik yang lama hingga menghancurkan

tatanan sosial masyarakat.11

Selain itu, hal menarik dalam kehidupan masyarakat

kampung Tiba-Tiba yakni dalam perbedaan agama, budaya, pendidikan, dan ekonomi

mereka mampu hidup saling membantu sebagai seorang tetangga, saling menghargai

sebagai sesama manusia, dan saling menjaga sebagai satu kesatuan.

Warga kampung Tiba-Tiba juga saling menghormati dalam relasi beragama.

Hal itu dapat dilihat dari beberapa aktivitas sosial yang mereka lakukan yakni:

11

Pengamatan Penulis selama tinggal di Kota Jayapura.

Page 7: BAB I INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT …...belum ada pembahasan mengenai interkasi sosial masyarakat pendatang beragam etnis dan beda agama terkhusus di daerah penggiran kota Jayapura

Page 7

kesediaan untuk menjaga ketenangan dan ketertipan ketika ada tetangga baik itu

Islam maupun Kristen yang sedang menjalankan ibadah. Pada saat kedukaan warga

Islam ataupun Kristen akan membantu keluarga yang sedang mengalami dukacita

dengan iuran bersama, menyiapkan makan untuk pelayat dan keluarga, bagi keluarga

yang status ekonomi rendah warga akan bergotong royong membuatkan peti jenasah.

Ketika hari raya baik itu Idul Fitri maupun Natal setiap warga saling bersilahturahmi

bahkan mengadakan halal-bihalal bersama pada bulan suci Ramadhan dan ibadah

natal bersama pada bulan desember yang diikuti oleh semua warga kampung Tiba-

Tiba.

Proses berinterksi yang saling meghargai di tengah-tengah berbagai macam

perbedaan dan juga labeling sebagai pendatang serta kejadian-kejadian intoleran yang

berlangsung di Indonesia. namun masyarakat kampung Tiba-Tiba mampu merangkai

kehidupan yang baik. Hal ini yang membuat penulis marasa perlu untuk melakukan

penelitian terhadap pola interkasi sosial yang dibangun oleh masyarkat setempat.

Ada beberapa tulisan yang meneliti tentang relasi orang asli Papua dengan

pendatang dan sebaliknya hubungan antara pendatang dan orang asli Papua. Hal ini

menjadi salah satu perbincangan menarik dalam melihat kehidupan masyarakat

Papua. Beberapa tulisan di antaranya yaitu: Pertama, Persepsi Pedagang Pribumi

Terhadap Pedagang Pendatang Di Pasar Kajase Kabupaten Sorong Selatan,

Papua Barat.12

Secara garis besar tulisan ini lebih memfokuskan hubungan

12

Pither Yulianus Abago, Persepsi Pedagang Pribumi Terhadap Pedagang Pendatang Di

Pasar Kajase Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat,

Page 8: BAB I INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT …...belum ada pembahasan mengenai interkasi sosial masyarakat pendatang beragam etnis dan beda agama terkhusus di daerah penggiran kota Jayapura

Page 8

masyarakat pribumi dan pendatang di Sorong Selatan dalam bingkai relasi perdagang.

Adanya kesenjangan antara pendapatan pedagang pribumi dan pedagang pendatang

yang mengakibatkan munculnya persepsi negatif yang mempengaruhi relasi dan

proses peningkatan ekonomi rakyat. Kedua, Pola Interaksi Sosial Etnis Bugis

Makassar: Dinamika Kerukunan Hidup Umat Beragama Di Kota Sorong.13

Secara garis besar tulisan ini menjelaskan tentang hubungan yang terjadi antara

pendatang dalam hal ini orang Bugis Makasasar dengan orang asli Papua yang berada

di kota Sorong. bagaimana mereka dapat membangun interaksi dan relasi yang baik

dalam kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini hanya memfokuskan pada satu etnis

pendatang yaitu Bugis Makassar. Namun demikian, dalam tulisan ilmiah ini, penulis

akan memfokuskan penulisan pada proses interaksi sosial yang terjadi dalam

kehidupan masyarakat pendatang yang berbeda agama kota Jayapura, distrik abepura

tepatnya di kampung Tiba-Tiba, karena dari beberapa tulisan yang penulis temukan

belum ada pembahasan mengenai interkasi sosial masyarakat pendatang beragam

etnis dan beda agama terkhusus di daerah penggiran kota Jayapura.

Menurut penulis, kedua tulisan ini belum membahas tentang interaksi sosial

masyarakat beda agama secara khusus kota Jayapura yang merupakan ibu kota

Provinsi Papua, sehingga penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/spasial/article/viewFile/9831/9417, diunduh pada tanggal 11

September 2017.

13 Muhammad Rusdi Rasyid, Pola Interaksi Sosial Etnis Bugis Makassar: Dinamika

Kerukunan Hidup Umat Beragama Di Kota Sorong.

http://jurnalalqalam.or.id/index.php/Alqalam/article/view/179, diunduh pada tanggal 11 September

2017

Page 9: BAB I INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT …...belum ada pembahasan mengenai interkasi sosial masyarakat pendatang beragam etnis dan beda agama terkhusus di daerah penggiran kota Jayapura

Page 9

terhadap pola interaksi yang terjadi pada masyarakat kota Jayapura yang multi etnis

dan agama.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan di

atas, Bagaimana pandangan masyarakat Kampung Tiba-Tiba tentang hubungan lintas

agama yang diterjadi dalam kehidupan mereka setiap hari? Maka rumusan masalah

pada penelitian ini terdiri dari dua bagian yakni: 1) Bagaimana Interaksi Sosial

Masyarakat Pendatang Beda Agama di Kampung Tiba-Tiba? 2) Apakah peran agama

mempengaruhi Pola interkasi masyarakat Kampung Tiba-Tiba?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan Interaksi Sosial masyarakat

pendatang beda agama di Kampung Tiba-Tiba? 2. Menganalisis peran agama dalam

hubungannya dengan interaksi masyarakat pendatang beda agama di Kampung Tiba-

Tiba?

1.4 Manfaat Penulisan

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan pemikiran baik secara

teori maupun praksis kepada masyarakat pendatang dan juga masyarakat asli di

kampung Tiba-Tiba yang hidup dalam berbagai macam perbedaan secara agama,

suku, ras dan budaya sehingga bisa menciptakan kehidupan yang rukun dan damai

sebagai suatu keutuhan bangsa Indonesia dan saling menghargai dan terus menjaga

dan mengembangkan proses hidup rukun dan bersikap toleran kepada siapa saja.

Page 10: BAB I INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT …...belum ada pembahasan mengenai interkasi sosial masyarakat pendatang beragam etnis dan beda agama terkhusus di daerah penggiran kota Jayapura

Page 10

1.5 Urgensi Penelitian

Penelitian ini menurut penulis penting dilakukan karena pertama, belakangan ini

masyarakat terus dirisaukan dengan aksi-aksi radikalisme yang dilakukan. Sehingga

masyarakat kampung Tiba-Tiba yang menyandang gelar sebagai pendatang juga

suatu kelak mungkin mempunyai potensi untuk mengalami konflik, karena manusia

selalu dinamis dan mengalami banyak perubahan yang dapat mempengaruhi pola-

pola interkasi antar masyarakat pendatang di Kampung Tiba-Tiba yang berbeda

agama. Kedua, agar labeling yang diberikan oleh beberapa oknum kepada para

pendatang yang di anggap sebagai orang yang datang untuk memperkaya diri tanpa

memperhatikan kehidupan bersama memperoleh cerminan baru dari realitas

kehidupan masyarakat pendatang di Kampung Tiba-tiba.

1.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis rencanakan dalam penulisan ini

adalah jenis penelitian deskriptif-analitis yakni penelitian yang diarahkan untuk

mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang

terjadi dalam kehidupan manusia, melakukan interpretasi dan menganalisis secara

mendalam dan memberikan rekomendasi bagi keperluan masa yang akan datang.14

Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, yakni suatu metode untuk

menangkap dan memberikan gambaran terhadap fenomena tertentu dalam kehidupan

14

Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), 89.

Page 11: BAB I INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT …...belum ada pembahasan mengenai interkasi sosial masyarakat pendatang beragam etnis dan beda agama terkhusus di daerah penggiran kota Jayapura

Page 11

manusia, mengeksplorasi dan memberikan penjelasan dari fenomena yang diteliti

tersebut.15

Teknik pengumpulan data berupa wawancara dan observasi. Observasi yang

dilakukan ialah pengamatan terhadap kegiatan sehari-hari kehidupan masyarakat

Kampung Tiba-Tiba. Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah

wawancara baik secara terstruktur maupun tidak. Di mana di dalam bukunya Basrowi

“Memahami Penelitian Kualitatif”16

mengatakan bahwa observasi adalah salah satu

metode pengumpulan data di mana peneliti melihat atau mengamati secara visual

sehingga didapatkan data yang valid. Metode ini memiliki ciri spesifik dibandingkan

dengan teknik yang lain.

Cara atau metode ini umumnya ditandai dengan pengamatan tentang hal-hal yang

benar-benar dilakukan oleh individu dan juga membuat pencatatan yang sifatnya

subjektif mengenai apa yang diamati. Melalui observasi juga, deskripsi objektif dari

individu-individu dalam hubungannya yang aktual satu sama lain dan hubungan

dengan lingkungannya secara tidak langsung dapat diperoleh. Selain observasi,

peneliti juga menggunakan tehnik wawancara baik secara terstruktur (dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan) dan tidak terstruktur. Jenis wawancara tidak terstruktur yakni

tidak disusun terlebih dahulu, dengan kata lain mengalir begitu saja seperti

percakapan sehari-hari.17

Wawancara akan dilakukan kepada: RT dan RW, Sesepuh

15

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012), 8. 16

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008),

94-95 17

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif , . . . , 130

Page 12: BAB I INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT …...belum ada pembahasan mengenai interkasi sosial masyarakat pendatang beragam etnis dan beda agama terkhusus di daerah penggiran kota Jayapura

Page 12

di Kampung Tiba-Tiba, Beberapa tokoh agama di Kampung Tiba-tiba (Ustad,

Majelis, Pendeta), Warga Muslim dan Warga Kristen Kampung Tiba-Tiba

1.7 Lokasi Penelitian

Tempat penelitian yang penulis pilih adalah Kampung Tiba-tiba. Kecamatan

Abepura Papua. Kampung tiba-tiba sendiri adalah salah satu pemukiman warga yang

sudah di jadikan perkampungan kecil tempat tinggalnya para pendatang dari Makasar,

Buton, Bugis, Jawa, Biak, Ambon, Serui dan lain sebagainya.

Lokasi ini dipilih karena beberapa alasan yakni, pertama, penulis melihat bahwa

perlu untuk melihat bagimana interkasi yang berlangsung diantara warga pendatang

beda agama yang tinggal dalam satu pemukiman namun terus dapat menjaga

hubungan yang baik diantara warganya walaupun tidak ada budaya khusus yang lebih

mudah untuk mengikat mereka sebagai satu kesatuan. Kedua, penulis melihat lokasi

ini penting untuk diteliti karena selain penduduk yang berbeda agama dan suku, tetapi

juga terdapat beberapa rumah ibadah yang tidak jauh jaraknya namun mereka saling

menjaga keamanan dari masing-masing rumah ibadah serta pemeluk agamanya bisa

saling menghormati satu sama lainnya, perkampungan ini letaknya tidak jauh dari

pusat kota.

1.8 Sistematika Penulisan

Tulisan ini terdiri dari lima Bab, yakni: Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar

belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, urgensi penulisan, metode pengumpulan data, lokasi penelitian, dan

Page 13: BAB I INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT …...belum ada pembahasan mengenai interkasi sosial masyarakat pendatang beragam etnis dan beda agama terkhusus di daerah penggiran kota Jayapura

Page 13

sistematika penulisan. Bab II Kajian Teori Teori Interaksi dan Dramaturgi Menurut

Eriving Goffman. Bab III Hasil penelitian terdiri dari data lapangan dan

pembahasan, Bab IV Analisa Data menggunakan teori yang ada di bab II. Bab V

terdiri dari Penutup, meliputi kesimpulan yang berisi temuan-temuan dan saran-saran

yang berupa kontribusi dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.