bab i faal vii fix

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori Suara / Bunyi merupakan sensasi yang timbul apabila getaran longitudinal molekul di lingkungan eksternal, yaitu masa pemadatan dan pelonggaran molekul yang terjadi berselang-seling mengenai membran timpani. Plot gerakan-gerakan ini sebagai perubahan tekanan di membran timpani per satuan waktu adalah satuan gelombang dan gerakan semacam itu dalam lingkungan secara umum disebut gelombang suara. Secara umum kekerasan suara berkaitan dengan amplitudo gelombang suara dan nada berkaitan dengan frekuensi (jumlah gelombang persatuan waktu). Nada juga ditentukan oleh faktor - faktor lain yang belum sepenuhnya dipahami selain frekuensi dan frekuensi mempengaruhi kekerasan, karena ambang pendengaran lebih rendah pada frekuensi dibandingkan dengan frekuensi lain. (William F.Ganong, 2008) Penyaluran suara prosesnya adalah telinga mengubah gelombang suara di lingkungan eksternal menjadi potensi aksi di saraf pendengaran. Gelombang diubah oleh 1

Upload: avif-putra

Post on 03-Oct-2015

223 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

BAB I Faal VII FIX

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Teori

Suara / Bunyi merupakan sensasi yang timbul apabila getaran longitudinal molekul di lingkungan eksternal, yaitu masa pemadatan dan pelonggaran molekul yang terjadi berselang-seling mengenai membran timpani. Plot gerakan-gerakan ini sebagai perubahan tekanan di membran timpani per satuan waktu adalah satuan gelombang dan gerakan semacam itu dalam lingkungan secara umum disebut gelombang suara.

Secara umum kekerasan suara berkaitan dengan amplitudo gelombang suara dan nada berkaitan dengan frekuensi (jumlah gelombang persatuan waktu). Nada juga ditentukan oleh faktor - faktor lain yang belum sepenuhnya dipahami selain frekuensi dan frekuensi mempengaruhi kekerasan, karena ambang pendengaran lebih rendah pada frekuensi dibandingkan dengan frekuensi lain. (William F.Ganong, 2008)

Penyaluran suara prosesnya adalah telinga mengubah gelombang suara di lingkungan eksternal menjadi potensi aksi di saraf pendengaran. Gelombang diubah oleh gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran menjadi gerakan-gerakan lempeng kaki stapes. Gerakan ini menimbulkan gelombang dalam cairan telinga dalam. Efek gelombang pada organ Corti menimbulkan potensial aksidi serat-serat saraf. (William F.Ganong, 2008)

1.1.1Anatomi Sistem Pendengaran (Telinga)

Gambar 1 : Anatomi Telinga

Indra pendengaran merupakan salah satu sitem sensorik khusus yang menerima informasi berupa perubahan tekanan atau getaran udara dari sumber suara yang ditransmisikan ke sistem saraf. Telinga merupakan organ dengan fungsi ganda dan kompleks yaitu untuk pendengaran dan keseimbangan. Cara paling mudah untuk menggambarkan fungsi dari telinga adalah dengan menggambarkan cara bunyi dibawa dari permulaan sampai akhir dari setiap bagian-bagian telinga yang berbeda. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 3 cm.2Pada sepertiga bagian luar kulit telinga terdapat banyak kelenjar serumen dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh liang telinga.Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.2

Telinga mempunyai reseptor bagi 2 modalitas reseptor sensorik :

1. Pendengaran (Nervus Cochlearis)

Telinga dibagi menjadi 3 bagian :

a. Telinga luar, terdiri dari : Auricula : mengumpulkan suara yang diterima. Meatus Acusticus Eksternus : menyalurkan atau meneruskan suara ke kanalis auditorius eksterna. Canalis Auditorius Eksternus : meneruskan suara ke memberan timpani. Membran timpani : sebagai resonator mengubah gelombang udara menjadi gelombang mekanik.Telinga luar yang terdiri aurikula dan meatus acusticus externus, yang menerima getaran suara dari berbagai sumber suara mencapai membran timpani. Di sini gelombang suara ditransmisikan ke sistem saraf.b. Telinga tengah, terdiri dari :

Tuba auditorius (eustachius) : penghubung faring dan cavum naso faring untuk :

a. Proteksi

: melindungi dari kuman

b. Drainase

: mengeluarkan cairanc. Aerofungsi

: menyamakan tekanan luar dan dalam.

Tuba pendengaran (maleus, inkus, dan stapes)

Memperkuat gerakan mekanik dan memberan timpani untuk diteruskan ke foramen ovale pada koklea sehingga perlimife pada skala vestibule akan berkembang.Telinga tengah yang dibatasi oleh membran timpani, terdiri dari tulang-tulang maleus, inkus dan stapes yang meneruskan getaran suara dari membran timpani. Daerah ini selain mempunyai fungsi meneruskan gelombang suara menuju ke ruang telinga bagian dalam, secara mekanis juga untuk proteksi terhadap suara yang merusak.c. Telinga dalam

Di dalam ruang telinga bagian dalam melalui fenestra ovalis, getaran suara masih diteruskan secara mekanis dalam cairan perilimp dari skala vestibuli dan skala media, dan baru menjadi gelombang listrik setelah melewati membran basilaris dari organon corti. Selanjutnya impuls-impuls saraf menuju ke otak melalui Nervus Cochlearis.Getaran suara dapat pula diteruskan melalui tulang-tulang tengkorak (cranium) mencapai reseptor pendengaran (organ corti pada koklea) di ruang telinga dalam. 2. Keseimbangan (Nervus Vestibularis)a. Canalis SemisirkularisCanalis semisirkularis mendeteksi akselerasi atau deselarisasi anguler atau rotasional kepala, misalnya ketika memulai atau berhenti berputar, berjungkir balik, atau memutar kepala. Tiap-tiap telinga memiliki tiga kanalis semisirkularis yang tegak lurus satu sama lain.b. UtrikulusUtrikulus adalah struktur seperti kantung yang terletak di dalam rongga tulang di antara kanalis semisirkularis dan koklea. Rambutrambut pada sel rambut asertif di organ ini menonjol ke dalam suatu lembar gelatinosa di atasnya, yang gerakannya menyebabkan perubahan posisi rambut serta menimbulkan perubahan potensial di sel rambut.

Sel-sel rambut utrikulus mendeteksi akselerasi atau deselerasi linear horizontal, tetapi tidak memberikan informasi mengenai gerakan lurus yang berjalan konstan.c. SacculusSacculus adalah struktur seperti kantung yang terletak di dalam rongga tulang di antara kanalis semisirkularis dan koklea. Sacculus memiliki fungsi serupa dengan utrikulus, kecuali dia berespons secara selektif terhadap kemiringan kepala menjauhi posisi horizontal (misalnya bangun dari tempat tidur) dan terhadap akselerasi atau deselerasi loner vertical (misalnya melompat atau berada dalam elevator).1.1.2 Gangguan PendengaranGangguan pendengaran mempunyai tiga bentuk ketulian:

1. Tuli Konduksi (Conduction Deafness) ialah gangguan karena hambatan konduksi suara pada meatus acustikus externus dan telinga tengah .

2. Tuli Persepsi (Perception Deafness) ialah gangguan karena rusaknya sebagian atau seluruh hair cell atau reseptor pendengaran pada organ corti.3. Tuli Sentral (Central Deafness) ialah gangguan pada lintasan saraf pendengaran atau pada sistem pusat pendengaran di otak.

Pada praktikum pendengaran di Laboratorium Ilmu Faal ini hanya dilakukan pemeriksaan tuli konduksi dan tuli persepsi saja. Keduanya diperiksa secara kasar dengan menggunakan garpu tala dan lebih teliti dengan audiometri. Pada pemeriksaan garpu tala menggunakan 3 garpu tala yang mempunyai frekuensi 512 Hz, 341,3 Hz, dan 288 Hz.

Pada pemeriksaan audiometri dapat diketahui besar intensitas suara yang dapat didengar oleh orang coba. Pada pemeriksaan audiometri dikenal pula satuan intensitas suara yang menyatakan besarnya hearing loss pada pemeriksaan dengan frekuensi murni (pure tone) yang disebut Bel, yaitu logaritma energi getaran suara yang diserap per satuan luas per nilai standar nilai ambang. Besarnya nilai ambang adalah 1 watt/cm2 atau 1 dyne/cm2. Karena Bel terlalu besar biasanya digunakan satuan decibel (dB) yang nilainya 1/10 Bel. Intensitas suara yang dapat didengar orang normal berkisar antara -5 dB s/d 30 dB.

Pemeriksaan dengan garpu tala ada beberapa macam , yaitu cara Rinne, Schwabach, Weber, dan Bing. Masing-masing pemeriksaan prinsipnya adalah :a. Rinne: membandingkan Air Conduction atau konduksi melalui

udara (AC) dengan Bone Conduction atau konduksi tulang

(BC).b. Schwabach: membandingkan Bone Conduction (BC) antara pemeriksa dan orang coba.c. Weber: membandingkan ada tidaknya pengerasan suara (lateralisasi) pada salah satu sisi atau kedua sisi telinga

pada orang coba.d. Bing: memeriksa Occlusion Effect (sumbatan) pada Bone Conduction.

Air Conduction (AC) menggunakan telinga luar dan tengah untuk menghantarkan bunyi ke koklearis dan seterusnya. Hantaran ini dianggap jalan yang lazim untuk tranmisi bunyi. Pada Bone Conduction (BC), tulang tengkorak dibuat bergetar dengan jalan menempelkan benda yang bergetar secara periodik, misalnya garpu tala. Rangsang yang dihantarkan diduga menggetarkan cairan koklearis tanpa melewati telinga luar dan tengah. Normalnya konduksi melalui udara (AC) lebih baik daripada konduksi melalui tulang (BC).Pendengaran BC yang normal jelas mengisyaratkan fungsi koklearis, saraf, dan batang otak yang normal pula. Jika komponen BC normal, sedangkan seluruh system AC terganggu (BC > AC), maka gangguan diduga merupakan akibat kerusakan system lainnya, yaitu telinga tengah atau telinga luar (Conduction Deafness). Sebaliknya bila BC tidak lebih peka dari AC (BC AC), maka gangguan total diduga akibat kerusakan atau perubahan pada mekanisme koklearis atau retrokoklearis (Perception Deafness).

Lateralisasi dapat terjadi oleh berbagai kemungkinan, misalnya :

1. Tuli konduksi kanan apabila sisi telinga kanan tersebut mendengar getaran lebih keras dibanding sisi telinga lain

2. Tuli persepsi kanan apabila sisi telinga kiri mendengar getaran lebih keras dibanding sisi telinga kanan3. Atau terjadi tuli konduksi dan atau tuli persepsi pada kedua telinga dengan gradasi yang berbeda

Pemeriksaan Occlusion Effect pada BCBila dengan sengaja dilakukan penyumbatan (oklusi) pada telinga normal dengan cara menekan pinna, maka seharusnya orang coba akan mendengar suara rangsang yang mengeras. Bila tidak demikian, maka kemungkinan hal ini dapat disebabkan adanya oklusi atau gangguan lain pada telinga luar (meatus acusticus externus) dan atau telinga bagian tengah (middle ear)

1.2 PermasalahanDalam praktikum ini terdapat beberapa permasalahan yang dimunculkan, yaitu :

1. Bagaimana dasar-dasar teori cara pemeriksaan yang dipakai pada praktikum indera pendengaran ini ?

2. Kemungkinan kelainan apa saja yang dapat ditemukan bila :

a. Rinne

: positifb. Weber

: tidak ada lateralisasic. Schwabach: memanjang

3. Bagaimana hasil pemeriksaan seandainya yang diperiksa itu adalah penderita dengan tuli saraf ?1.3 Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui cara pemeriksaan indera pendengaran menggunakan garputala

2. Untuk mengetahui ada tidaknya lateralisasi pada orang coba3. Untuk mendeteksi kelainan pendengaran pada telinga oranng coba4. Untuk mengetahui perbedaan Air Conduction (AC) dan Bone Conduction (BC)5. Untuk mengetahui perbedaan pemeriksaan indera pendengaran dengan sumbatan pada salah satu telinganya dan tanpa sumbatan sama sekali

2