bab i - web viewktsp merupakan kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi...
TRANSCRIPT
MAKALAHKURIKULUM LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN
“Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum”
DOSEN PEMBIMBINGDR. MOHAMMAD YUSUF ABDULLAH, M.ED
OLEH :
BENPANI
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2012
BAB I
PEN DA HU LU AN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat
dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu”.
Berdasarkan konsep di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum
merupakan dasar dari terselenggaranya proses pembelajaran. Kurikulum
sebagai dasar dari proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang
saling terkait dan saling mempengaruhi. Pengembangan dari komponen-
komponen tersebutlah yang kelak akan dapat mengembangkan konsep dari
kurikulum ke arah penyempurnaan dengan tetap memperhatikan prinsip-
prinsip dasar kurikulum.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan suatu upaya
penyempurnaan dan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
dengan tidak meninggalkan prinsip dasar dari KBK, yakni proses
pembelajaran yang berorientasi pada murid (student centered). Pemahaman
tentang konsep kurikulum dan konsep KTSP perlu diberikan kepada
mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang kelak akan menjadi
fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pertimbangan di atas maka kami menyusun makalah ini
yang untuk selanjutnya berjudul “Prinsip-Prinsip Pengambangan
Kurikulum”. Dalam makalah ini terdapat pembahasan tentang model dan
prinsip kurikulum serta tentang KTSP sebagai wujud pengembangan
kurikulum.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis memberikan
batasan masalah yaitu bahwa penulis hanya memberikan penjelasan tentang
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dalam wujud Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka
rumusan masalah dari makalah ini antara lain:
1. Bagaimana prinsip-prinsip dan model pengembangan kurikulum?
2. Prinsip mana yang sesuai dengan KTSP?
3. KTSP cenderung memiliki model yang mana?
4. Jelaskan tentang KTSP sebagai wujud pengembangan kurikulum!
D. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah
ini antara lain untuk mengetahui:
1. Prinsip dan model pengembangan kurikulum
2. KTSP sebagai wujud pengembangan kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development
Goals, yang semula dicanangkan tahun 2020 dipercepat menjadi 2015. Millenium
Development Goals adalah era pasar bebas atauera globalisasai sebagi era
persaingan mutu atau kualitas. Oleh karena itu pembangunan SDM berkualitas
merupakan suau keniscayaan yang tidak dapat ditawar-tawar. Hal tersebut mutlak
diperlukan karena akan menjadi penopang utama pembangunan nasional yang
mandiri dan berkeadilan, good governance and clean governance serta menjadi
jalan keluar bagi bangsa Indonesia dari multidimensi krisis, kemiskinan, dan
kesenjangan ekonomi.
Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menuntut
semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan, dan strategi agar
sesuai dengan kebutuhan dan tidak ketinggalaan zaman. Penyesuaian tersebut
secara langsung mengubah tatanan dalam system pendidikan. Sistem pendidikan
nasional harus senantiasa dikembangkan dengan kebutuhan dan perkembangan
yang terjadi baik di tingkat local, nasional maupun global.
Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan tersebut adalah
kurikulum, karena kurikulum merupakn komponen pendidikan yang dijadikan
acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara ;
khususnya oleh guru dan kepala sekolah. KTSP merupakan kurikulum yang
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah / daerah,
karakteristik sekolah / daerah, social budaya masyarakat setempat dan
karakteristik peserta didik. Dalam penyusunan KTSP terdapat beberapa prinsip,
model konsp kurikulum, dan tahapan pekembangan kurikulum yang akan
dijelaskan dalam artikel ini.
A. Prinsip mana yang sesuai dengan KTSP???
Dalam standar nasional Pendidikan ( SNP pasal 1, ayat 15 ) dikemukakan
bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) adalah kurikulum
operational yang disusun dan dilaksanakan masing-masing satuan pendidikan.
Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan
berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP )
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum
tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) adalah sebagai berikut :
1. KTSP dikembangkan dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan
karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta
didik
2. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan
standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas pendidikan
kabupaten / kota, dan departemen agama yang bertanggungjawab di
bidang pendidikan.
3. KTSP untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan
ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan.
Kebijakan dalam mengembangkan kurikulum KTSP itu sendiri prinsip
umumnya yaitu sesuai yang dikemukakan oleh Nana Syodih Sukmadinata ( 2005:
150-155 )
1. Prinsip relevensi
Kurikulum harus memiliki relevansi keluar dan di dalam kurikulum itu
sendiri. Dalam prinsip ini kurikulum harus sesuai dengan tujuan dan isi
kurikulum itu sendiri. Sekolah dalam menyelenggarakan kurikulum harus
relevan dan konsisten disesuaikan dengan
2. Prinsip fleksibilitas
Kurikulum hendaknya memiliki sifat lentur atau fleksibel yaitu
kurikulum itu disesuaikan dengan kondisi daerah , waktu, kemampuan dan
latar belakang anak. Kurikulum dibuat disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat dalam daerah tersebut.
3. Prinsip kontinuitas
Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara
berkesinambungan artinya dalam pembelajaran itu terdapat proses yang terus
menerus dan kurikulum juga harus mempunyai sifat berkesinambungan
antara satu tingkat kelas dengan kelas yang lain.
4. Prinsip kepraktisan / efisiensi
Kurikulum juga harus memiliki sifat praktis artinya kurikulum tersebut
mudah dilaksanakan dan mudah diterapkan dalam dunia pendidikan
menjawab tantangan-tantangan yang ada dalam masyarakat, dapt diterpakan
dengan media pembelajaran yang sederhana dan memerlukan biaya yang
murah.
5. Prinsip efektifitas
Prinsip kurikulum harus efektif baik secara kontinuitas maupun kualitas.
Sedangkan prinsip khususnya yang berpedoman pada standar kompetensi
lulusan dan standar isi serta panduan BSPN, dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum sebagai berikut ( Permendiknas,
No. 22 Tahun 2006 )
1. Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan
Siswa dan Lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa siswa
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi siswa
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
siswa serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan
pembelajaran berpusat pada siswa.
2. Beragam dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik siswa, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta
menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum
meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahu-an, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis.
Karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar
siswa untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemegang
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan
akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan Berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,
bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar Sepanjang Hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan,
dan pemberdayaan siswa yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan in-formal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
7. Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan
kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan
dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam prinsip-prinsip tersebut harusnya bisa dilaksanakan semua dalam KTSP
sekolah, sebab apabila dari prinsp-prinsip tersebut ada yang kurang maka dalam
pelaksanaan tujuan KTSP tersebut tidak akan tercapai atau hasilnya tidak akan
maksimal baik kuantitatif maupun kualitatif.
B. KTSP cenderung memiliki model yang mana?????
Menurut Sukmadinata (2005: 81-100), terdapat empat model konsep
kurikulum yaitu model kurikulum subjek akademik, model kurikulum personal,
model kurikulum rekonstruksi sosial, dan model kurikulum teknologis.
- Kurikulum subjek akademik berorientasi pada pembentukan manusia intelek.
Materi pelajaran berupa ilmu pengetahuan, sistem nilai yang dianggap baik dan
harus disampaikan secara turun temurun. Proses pendidikan adalah upaya
transfer ilmu pengetahuan masa lampau yang dianggap baik. Keberhasilan
pendidikan dilihat dari sejauh mana siswa menguasai bahan ajar yang
dipalajarinya.
- Model kurikulum personal yaitu kurikulum yang berorientasi pada
pengembangan potensi siswa secara maksimal. Dalam kurikulum ini tidak
ada materi standar, karena materi disesuaikan dengan kebutuhan dan minat
anak. Proses pembelajaran lebih banyak upaya pembimbingan anak untuk
menyalurkan minat dan perhatiannya. Evaluasi dilakukan untuk melihat
sejauh ma-na siswa merasa senang dalam menjalani aktivitas.
- Kurikulum rekonstruksi sosial, adalah model kurikulum yang berorientasi
pada kepedulian sekolah untuk memecahkan permasalahan yang ada di
masyarakat. Isi pendidikan berupa permasalahan yang ada di masyarakat,
untuk selanjutnya dibahas dan dipecahkan dengan menggunakan khasanah
keilmuan yang ada yang dipandang relevan untuk memecahkan masalah.
Metode pembelajaran lebih banyak pada upaya diskusi dan penilaian
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam proses
pemecahan masalah dan sejauh mana masalah mampu dipecahkan dalam
proses pembelajaran.
- Model kurikulum teknologis, yaitu kurikulum yang didasarkan pada
penggunaan metode ilmiah dalam penyusunan kurikulum dan isi kurikulum
adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus dikuasai untuk
menghadapi kehidupan. Isi pendidikan menekankan pada penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, proses pendidikannya berupa transfer IPTEK,
sedang evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana IPTEK mampu
dikuasai oleh siswa. Ada dua jenis teknologi yang digunakan dalam jenis
kurikulum ini yaitu teknologi perangkat lunak dan teknologi perangkat keras.
Model konsep kurikulum yang manakah yang menjadi dasar pijakan
kurikulum KTSP? KTSP, pada dasarnya merupakan penyempurnaan model dari
KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang diujicobakan oleh Depdiknas secara
nasional. KBK itu sendiri adalah kurikulum yang berbasis kompetensi.
Kurikulum berbasis kompetensi adalah salah satu jenis dari model konsep
kurikulum teknologis. Dengan demikian KTSP menggunakan model konsep
kurikulum teknologis. Meskipun konsep kurikulum teknologis menjadi tulang
punggung pengembangan KTSP, tapi tidak berarti nilai esensial dari model
konsep kurikulum lainnya diabaikan. Karakter yang ada pada model konsep
lainnya tetap ada, hanya tidak dominan. Karena dalam realitas, konsep-konsep
tersebut saling melengkapi.
Hal ini bisa dilihat dalam prinsip-prinsip pengembangan KTSP dan acuan
operasional penyususunan KTSP yang dikembangkan Badan Standar Nasional
Pendidikan (BNSP).
Secara umum prinsip-prinsip pengembangan KTSP meliputi:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dankepentingan daerah.
Sedangkan acuan operasional penyusunan KTSP harus memperhatikan
hal-hal berikut ini:
1) Peningkatan iman dan taqwa serta ahlak mulia
2) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik.
3) Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
4) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
5) Tuntutan dunia kerja
6) Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni
7) Agama
8) Dinamika perkembangan global
9) Persatuan nasinal dan niai-nilai kebangsaan
10) Kondisi sosal budaya masyarakat setempat
11) Kesetaraan gender
12) Karaktrsitik satuan pendidikan.
Dari sejumlah prinsip dan acuan operasional KTSP di atas tampak bahwa
pengembangan potensi diri siswa sebagai individu, aspek sosial masyarakat,
penguasaan mata pelajaran/ipteks, dan aspek Ketuhanan juga diperhatikan.
Meskipun berbasis kompetensi tidak berarti hanya ilmu pengetahuan dan
teknologi yang diperhatikan, unsur kemanusiaan, sosial, dan spiritual juga tidak
dilepaskan. Sedangkan apabila ditinjau dari model pendekatan
pengembangannya, kurikulum 2006/KTSP menerapkan pendekatan
dekonsentrasi, yaitu campuran antara setralistik dan desentralistik.
C. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebagai Wujud Pengembangan
Kurikulum
1. KTSP sebagai Dokumen dan Paradigma
Perubahan kurikulum pada dasarnya bukanlah sekedar
perubahan dokumen. Akan tetapi ada sisi lain yang seharusnya ikut
berubah. Sisi lain itu adalah pola berpikir dan pola bertindak yang
dikenal dengan paradigma. Paradigma dalam konteks ini diartikan
sebagai pola berpikir dan pola bertindak dalam memandang, menyikapi,
dan melaksanakan pendidikan pada umumnya dan pembelajaran pada
khususnya. Perubahan pola berpikir dan pola bertindak dimulai dari
kesiapan pelaku dan pelanggan pendidikan (manusia) untuk berubah. Jika
manusianya tidak mempersiapkan diri untuk berubah, perubahan itu tidak
akan pernah terjadi. Perubahan paradigma itu hanya dapat terjadi
manakala manusianya ingin berubah.
Fenomena yang mengapung permukaan ternyata sangat
kontras. Hal itu terlihat pada beberapa dekade perubahan kurikulum.
Pada saat dokumen dan prinsip kurikulum mengalami perubahan,
ternyata paradigma manusianya tidak berubah. Bahkan ada kecendrungai
untuk mempertahankan yang lama. Ambillah contoh kurikulum 1994.
Secara prinsip kurikulum itu memberi kebebasan kepada guru (pendidik)
untuk melakukan dua hal penting yakni penjabaran dan penyesuaian. Hal
yang dijabarkan dan disesuaikan ialah tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, strtaegi pembelajaran, sumber pembelajaran, dan alat atau
media pembelajaran. Oleh berbagai kebijakan, hak-hak pendidik untuk
melakukan penjabaran dan penyesuaian itu menjadi lenyap. Kebijakan itu
misalnya adalah penyeragaman buku, penyeragaman metode, dan
penyeragaman-penyeragaman lain.
Selain itu, guru tidak memiliki keberanian untuk
berimprovisasi dalam melakukan penjabaran dan penyesuaian. Mereka
dihantui oleh rasa takut karena adanya penyeragaman. Akibatnya pola
berpikir dan pola bertindak guru menjadi apriori. Lebih menerima apa
adanya ketimbang mencari masalah untuk melaksanakan hak dan
kewajiban, yakni melaksanakan penjabaran dan penyesuaian. Untuk apa
penyesuaian dilakukan, akhirnya yang benar adalah penyeragaman.
Untuk penjabaran dilakukan, akhirnya akan tetap perpulang dan terpakai
buku-buku yang disahkan oleh pemetintah. Fenomena yang seperti itu,
sampai kini ternyata masih ada.
Fenomena seperti itu kelihatannya masih akan berlanjut. Hal
itu terjadi karena ketidaktahuan dan ketidakmautahuan. Para pelaku dan
pelanggan pendidikan mestinya mendapat sosialisasi tentang KTSP
secara holistik, bukan sporadis. Mereka mestinya sampai ke tingkat
pemahaman, bahwa perubahan kurikulum bukanlah perubahan dokumen
semata, tetapi juga perubahan paradigma (pola berpikir dan pola
bertindak). Perubahan kurikulum bukanlah sekedar perubahan materi
pembelajaran, tetapi juga perubahan otoritas dalam pelaksanaan. Jika
mereka tidak diberi tahu dan tidak mau tahu, niscaya pelaksanaan KTSP
akan tetap sama nasibnya dengan kurikulumkurikulum sebelumnya.
Siapa sajakah yang harus berubah paradigmanya? Sekurang-
kurangnya yang harus berubah itu ada tiga kelompok. Ketiga kelompok
itu adalah pendidik, tenaga kependidikan, dan pelanggan pendidikan.
Menurut UURI No. 20/2003 tentang Sisdiknas, ”Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkulaifikasi sebagau guru, dosen, konselor, pamong
belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilator, dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan. Tenaga kependidikan adalah anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan.” Tentu saja, pelanggan pendidikan adalah
orang-orang yang memakai jasa pendidikan seperti masyarakat, orang
tua, dan peserta didik.
BAB I I I
PEN UTU P
A. Kesimpulan
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat
dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu”.
Berdasarkan konsep teoretis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kurikulum merupakan dasar dari terselenggaranya proses pembelajaran.
Kurikulum sebagai dasar dari proses pembelajaran terdiri dari beberapa
komponen yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Pengembangan dari
komponen-komponen tersebutlah yang kelak akan dapat mengembangkan
konsep dari kurikulum ke arah penyempurnaan dengan tetap memperhatikan
prinsip-prinsip dasar kurikulum.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) akan berfungsi sebagai
pelayanan pendidikan yang bermutu apabila memiliki teks kurikulum yang
baik dan benar serta diiringi dengan perubahan paradigma tenaga
kependidikan, pendidik, dan pemakai jasa pendidikan.
B. Harapan
Kami sebagai penulis berharap semoga segenap pembahasan dalam
makalah kami dapat memberikan sedikit informasi serta dapat menjadi
motivator kepada pembaca pada umumnya dan kepada mahasiswa Universitas
Negeri Yogyakarta pada khususnya untuk dapat memahami hakikat dari
kurikulum yang menjadi dasar dari proses pembelajaran serta memahami
konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai wujud
pengembangan kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA
Nana Syaodih Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikum; Teori dan Praktek. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.
Permendiknas No. 22, 23 dan 24 Tahun 2007
Tim Pengembang MKDK. 2002.. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.
http://pmat.uad.ac.id/prinsip-pengembangan-kurikulum.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/prinsip-pengembangan-
kurikulum/