bab i pendahuluanrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/sb2012230005/... · 2020. 12. 23. · kota...

25
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian dan terdapat tujuan serta sasaran untuk mencapai tujuan dalam penelitian. Pada bab ini juga peneliti menjelaskan tentang ruang lingkup penelitian yang terdiri dari ruang lingkup wilayah, ruang lingkup materi. Serta membahas tentang manfaat dari penelitian, penelitian terdahulu, kerangka berfikir dan sistematika penulisan penelitian. 1.1 Latar Belakang Permukiman kumuh harus mendapat perhatian yang lebih serius, dikarenakan permukiman kumuh memiliki permasalahan lahan di perkotaan, permasalahan kebutuhan sarana dan prasarana dasar, permasalahan sosial dan ekonomi masyarakatnya, permasalahan sosial budaya, dan permasalahan tata ruang kota yang harus segera diatasi, Menurut Suparno (2006). Menurut Doxiadis (1968), kemunculan permukiman kumuh diperkotaan disebabkan karena tingginya pertumbuhan penduduk dan arus urbanisasi. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung Tahun 2011-2030 Kota Bandar Lampung ditetapkan sebagai ibu Kota Provinsi Lampung dan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang memungkin akan tumbuhnya percepatan jumlah penduduk akibat adanya perpindahan dari masyarakat desa keperkotaan. Semakin tingginya jumlah penduduk disuatu perkotaan akan menyebabkan pertumbuhan permukiman yang semakin padat dan tidak terkendali. Sehingga lahan semakin sempit dan akan menimbulkan pertumbuhan permukiman baru yang tidak teratur di kawasan perkotaan. Kota Bandar Lampung termasuk kota yang memiliki permasalahan Permukiman Kumuh. Kawasan permukiman kumuh di Kota Bandar Lampung sering dijumpai di pesisir pantai, sempadan rel kereta api, dan sempadan sungai. Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung No.974/Tahun 2014 Tanggal 24 November

Upload: others

Post on 27-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah,

pertanyaan penelitian dan terdapat tujuan serta sasaran untuk mencapai tujuan dalam

penelitian. Pada bab ini juga peneliti menjelaskan tentang ruang lingkup penelitian

yang terdiri dari ruang lingkup wilayah, ruang lingkup materi. Serta membahas

tentang manfaat dari penelitian, penelitian terdahulu, kerangka berfikir dan

sistematika penulisan penelitian.

1.1 Latar Belakang

Permukiman kumuh harus mendapat perhatian yang lebih serius, dikarenakan

permukiman kumuh memiliki permasalahan lahan di perkotaan, permasalahan

kebutuhan sarana dan prasarana dasar, permasalahan sosial dan ekonomi

masyarakatnya, permasalahan sosial budaya, dan permasalahan tata ruang kota yang

harus segera diatasi, Menurut Suparno (2006). Menurut Doxiadis (1968), kemunculan

permukiman kumuh diperkotaan disebabkan karena tingginya pertumbuhan

penduduk dan arus urbanisasi. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Bandar Lampung Tahun 2011-2030 Kota Bandar Lampung ditetapkan sebagai ibu

Kota Provinsi Lampung dan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang

memungkin akan tumbuhnya percepatan jumlah penduduk akibat adanya perpindahan

dari masyarakat desa keperkotaan. Semakin tingginya jumlah penduduk disuatu

perkotaan akan menyebabkan pertumbuhan permukiman yang semakin padat dan

tidak terkendali. Sehingga lahan semakin sempit dan akan menimbulkan

pertumbuhan permukiman baru yang tidak teratur di kawasan perkotaan.

Kota Bandar Lampung termasuk kota yang memiliki permasalahan Permukiman

Kumuh. Kawasan permukiman kumuh di Kota Bandar Lampung sering dijumpai di

pesisir pantai, sempadan rel kereta api, dan sempadan sungai. Berdasarkan Surat

Keputusan Walikota Bandar Lampung No.974/Tahun 2014 Tanggal 24 November

Page 2: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

2

2014 lokasi perumahan dan permukiman kumuh Kota Bandar Lampung yang berada

pada 26 Kelurahan. Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman kumuh ditandai dengan kualitas

bangunan dan sarana prasarana yang tidak memenuhi syarat.

Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan

169,21 Km² dengan jumlah penduduk 1.051.500 jiwa (Badan Pusat Statistik 2019).

Dilihat dari luas wilayah yang tersedia dan jumlah penduduk, Kota Bandar Lampung

termasuk wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tinggi. Menurut Ismiyati

(2007), Semakin tinggi kepadatan penduduk maka kebutuhan akan infrastruktur

semakin meningkat dalam memenuhi dan menjamin kebutuhan penduduknya. Karena

infrastruktur berperan sangat penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat disuatu

wilayah dan perkembangannya diatur oleh kebijakan-kebijakan yang telah ditentukan.

Kegiatan penduduk dapat ditampung dalam ruang-ruang sarana sosial dan ekonomi,

namun tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh sarana dan prasarana

infrastruktur yang memadai dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Melihat

pentingnya infrastruktur disuatu perkotaan, maka pembangunan infrastruktur harus

benar-benar tepat sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat agar dapat menunjang

keberlangsungan hidup yang layak dan sejahtera.

Untuk mengurangi tingkat permukiman kumuh dan meningkatkan ketersediaan

infrastruktur yang ada di perkotaan pemerintah mengeluarkan kebijakan Program

NUSP-2 (Neighborhood Upgrading And Shelter Project-2). Program NUSP-2

merupakan program penanganan kawasan permukiman kumuh yang ada di perkotaan

program ini dilaksanakan melalui kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan

sektor swasta,serta penguatan kapasitas kelembagaan daerah untuk menjamin

terlaksananya pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di perkotaan yang

mandiri dan berkelanjutan serta berpihak pada masyarakat miskin (MBR).

Kota tanpa permukiman kumuh merupakan target nasional sebagaimana termuat

dalam RPJMN 2015-2019 yang merupakan tanggung jawab seluruh pihak terkait baik

Pemerintah pusat, Pemerintah Daerah, masyarakat, maupun pemangku kepentingan

lainnya. Menindaklanjuti hal tersebut Pemerintah Republik Indonesia melalui

Page 3: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

3

Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum mencanangkan

gerakan 100-0-100 atau pencapaian target 100% akses sanitasi dan air minum yang

layak serta 0% luasan permukiman kumuh melalui berbagai program. Salah satunya

melalui Neighborhood Upgrading And Shelter Project-2 yang mendapatkan bantuan

pendanaan dari Asian Development Bank (ADB) Loan 3122-INO. NUSP PHASE-2

ini merupakan bagian dari Program Nasional Kota Tanpa Permukiman Kumuh

(KOTAKU).

Program NUSP-2 memiliki tujuan untuk mewujudkan lingkungan permukiman

yang layak huni dan berkelanjutan melalui pembangunan infrastruktur permukiman

dengan pendekatan berbasis masyarakat pada 20 kabupaten/ kota peserta program.

Kota Bandar Lampung termasuk penerima Program NUSP-2 dalam menangani

kawasan permukiman kumuh yang bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat

terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh. Penerima Program

NUSP-2 di Kota Bandar Lampung terdapat di 16 kelurahan 9 kecamatan, dimana

salah satunya yaitu peneliti mengambil lokasi penelitian pada Kecamatan Bumi

Waras yang mendapatkan program NUSP-2 paling banyak yang berada pada 4

Kelurahan yaitu Kelurahan Bumi Waras, Bumi Raya, Sukaraja dan Kangkung dan

memiliki wilayah permukiman kumuh dengan luas 88,13 Ha. Dalam hal ini

pemerintah dan masyarakat harus saling bekerja sama dalam meningkatkan, menjaga

dan memelihara kualitas infrastruktur yang ada, karena infrastruktur sangat penting

dalam pembangunan kota yang berkelanjutan.

Suatu pembangunan infrastruktur harus mempunyai perencanaan yang cukup

jelas karena tanpa adanya proses perencanaan yang matang. Pembangunan

infrastruktur yang direncanakan dalam Program NUSP-2 menjadi suatu hal yang

dapat dimanfaatkan dan dirasakan oleh masyarakat dalam meningkatkan kualitas

hunian yang layak dalam membangun infrastruktur, sehingga masyarakat dapat

merasakan perubahan dari implementasi keberhasilan Program NUSP-2. keberhasilan

Program NUSP-2 dapat dilihat dari perubahan kondisi fisik dan lingkungan yang

dirasakan masyarakat itu sendiri. Oleh sebab itu, Pembangunan infrastruktur Program

NUSP-2 yang dibangun bergantung pada apa yang menjadi prioritas kebutuhan

Page 4: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

4

masyarakat, sehingga dengan adanya Program NUSP-2 diharapkan dapat

meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas umum melalui pembangunan

infrastruktur fisiknya. Dengan adanya Program NUSP-2 diharapkan tidak hanya

meningkatkan infrastrukur dasar permukiman masyarakatnya saja namun dapat

meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang Kota Bandar Lampung memiliki masalah

permukiman kumuh dan penerima Program NUSP-2, permasalahan permukiman

kumuh di Kota Bandar Lampung di sebabkan karena kurangnya infrastruktur yang

kurang memadai, sehingga adanya Program NUSP-2 bertujuan untuk menyelesaikan

dan mengentas permukiman kumuh dan mewujudkan lingkungan permukiman

kumuh yang layak huni melalui pembangunan infrastruktur. Urgensi dalam penelitian

ini yaitu dikarenakan Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung

dan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang jumlah penduduk dan

perkembangan kotanya akan semakin meningkat, jika masalah permukiman kumuh

tidak diselesaikan maka akan menjadi semakin kompleks. pada penelitian ini peneliti

berfokus pada keberhasilan Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras yang berada

pada 4 Kelurahan yaitu Bumi Waras, Bumi Raya, Sukaraja dan Kangkung dimana

Kecamatan Bumi Waras merupakan penerima Program NUSP-2 paling banyak dan

memiliki luas permukiman kumuh yang besar yaitu 88,13Ha. Oleh karena itu perlu

adanya kajian tentang keberhasilan Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras

yang bertujuan untuk pengentasan permukiman kumuh dan mewujudkan lingkungan

permukiman yang layak huni dan berkelanjutan melalui pembangunan infrastruktur

permukiman dengan pendekatan berbasis masyarakat. Hasil dari penelitian ini dapat

menjadi catatan untuk menyelesaikan permukiman kumuh secara menyeluruh di Kota

Bandar Lampung. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dirumuskan

pertanyaan penelitian yaitu :

”Bagaimana keberhasilan Program NUSP-2 dalam peningkatan kualitas

pembangunan infrastruktur di Kecamatan Bumi Waras”

Page 5: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

5

Pada Kecamatan Bumi Waras sebelumnya tidak ada pengukuran atau penelitian

terkait keberhasilan Program NUSP-2, sehingga penelitian ini menjadi penting karena

pada penelitian ini peneliti membahas tentang keberhasilan Program NUSP-2 di

Kecamatan Bumi Waras berdasarkan indikator kinerja keberhasilan dan target

capaian program Kotaku.

1.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

keberhasilan Program NUSP-2 dalam peningkatan kualitas pembangunan

infrastruktur di Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung. Untuk memenuhi

tujuan tersebut, maka terdapat beberapa sasaran yang harus dipenuhi yaitu :

1. Mengidentifikasi kondisi sebelum adanya Program NUSP-2 dan sesudah

adanya program NUSP PHASE-2 di Kecamatan Bumi Waras

2. Menganalisis keberhasilan Program NUSP PHASE-2 di Kecamatan Bumi

Waras

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam studi ini terbagi ke dalam 2 bagian, yaitu ruang lingkup

materi dan ruang lingkup wilayah.

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang Lingkup wilayah objek penelitian program NUSP-2 yaitu Kecamatan

Bumi Waras dengan luas wilayah 197,22 km2 yang terbagi menjadi 5 kelurahan

dengan jumlah penduduk 1.051.500 jiwa (Badan Pusat Statistik 2019). Dengan

kepadatan sekitar 8.142 jiwa/km2. Dalam penelitian ini wilayah Kota Bandar

Lampung yang mendapatkan program-2 dalam peningkatan pembangunan

infrastruktur permukiman kumuh yaitu sebanyak 9 Kecamatan dan 16 Kelurahan.

Kecamatan Bumi Waras termasuk kecamatan yang mendapatkan Program NUSP-

2 yang terdapat di 4 kelurahan yaitu pada kelurahan Kangkung, Bumi Waras,

Bumi Raya, dan Sukaraja.

Page 6: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

6

Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2020

GAMBAR 1. 1 Peta Administrasi Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandar Lampung

Page 7: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

7

1.4.2 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi merupakan suatu batasan dalam melakukan penelitian. pada

penelitian ini untuk mengetahui bagaimana keberhasilan Program NUSP PHASE-2

dalam peningkatan kualitas pembangunan infrastruktur di Kecamatan Bumi Waras

Kota Bandar Lampung melalui pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas

lingkungan hunian dalam penanganan kawasan permukiman kumuh di Kecamatan

Bumi Waras. Ruang lingkup materi dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Perubahan apa saja yang dirasakan masyarakat sebelum adanya Program

NUSP-2 dan sesudah adanya pembangunan infrastruktur melalui Program

NUSP-2. Dalam hal ini peneliti melihat kondisi infrastruktur sebelum adanya

Program NUSP-2 dan sesudah adanya NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras

berdasarkan hasil observasi dan kuesioner kepada masyarakat mengenai

apakah ada perubahan infrastruktur sebelum adanya Program NUSP-2 dan

sesudah adanya Program NUSP-2 dengan mengidentifikasi indikator-

indikator dari keberhasilan yang merujuk pada Pedoman Teknis Program

Kotaku. Yaitu meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan

infrastruktur, menurunnya luas permukiman kumuh, penerima manfaat puas

dengan kualitas infrastruktur, meningkatnya pekerjaan dan pendapatan dalam

kesejahteraan masyarakat.

2. Menganalisis Keberhasilan Program NUSP-2, pada sasaran ke-2 peneliti ingin

mengetahui keberhasilan Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras. Untuk

mengetahui keberhasilan Program NUSP-2 peneliti menganalisis berdasarkan

hasil analisis pada sasaran ke-1, yang dilihat berdasarkan indikator yang

paling banyak terpenuhi di Kecamatan Bumi Waras yang berada di Kelurahan

Bumi Waras, Bumi Raya, Kangkung dan Sukaraja yaitu: 1.) Meningkatnya

akses masyarakat terhadap pelayanan infrastruktur, 2.) Menurunnya luas

permukiman kumuh, 3.) Terbentuknya kelembagaan Pokja PKP, 4.) Penerima

manfaat puas dengan kualitas infrastruktur, 5.) Meningkatnya pekerjaan dan

pendapatan dalam kesejahteraan masyarakat dan keberhasilan Program

Page 8: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

8

NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras dilihat berdasarkan penilaian hasil

kuesioner yang didapatkan dari masyarakat Kecamatan Bumi Waras.

1.5 Manfaat Penelitian

Dalam Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat untuk semua kalangan

baik bagi pemerintah maupun masyarakat, manfaat dari penelitian sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan

ilmiah, referensi bacaan dan tambahan informasi tentang Program NUSP-2

dalam peningkatan pembangunan infrastuktur bagi para pembaca.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Masyarakat

Masyarakat merupakan target utama pada pembangunan infrastruktur

melalui Program NUSP-2. Dengan adanya pembangunan infrastruktur

masyarakat dapat merasakan infrastruktur yang layak. Sehingga pada

penelitian ini diharapkan masyarakat dapat menjaga dan memelihara

infrastruktur yang diberikan oleh pemerintah.

b. Bagi Pemerintah

Dengan adanya penelitian ini sebagai masukan bagi pemerintah dalam

rangka peningkatan upaya pencapaian Program NUSP PHASE-2 dalam

penanganan kawasan permukiman kumuh melalui peningkatan

pembangunan infarstruktur berbasis masyarakat.

Page 9: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

9

1.6 Kerangka Analisis

GAMBAR 1. 2 KERANGKA ANALISIS

Page 10: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

10

1.7 Metodologi Penelitian

Pada metodologi penelitian akan menjelaskan tentang metode pengumpulan

data antara lain jenis kebutuhan data, pengumpulan kebutuhan data primer,

penyebaran kuesioner kepada masyarakat, dan pengumpulan kebutuhan data

sekunder yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan Program NUSP-2 dalam

peningkatan pembangunan infrastruktur di Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar

Lampung.

Pada penelitian pendekatan yang digunakan oleh peneliti yaitu pendekatan

deduktif kuantitatif, karena pada penelitian ini peneliti ingin mengkonfirmasi teori

yang telah ada dilapangan, dalam hal ini peneliti menggunakan indikator dari

Program Kotaku yang telah ditetapkan dan untuk mengkonfirmasi yang ada

dilapangan untuk mengetahui bagaimana kondisi keberhasilan dari Program

NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung . Penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis pengujian

hipotesa. Menurut Emzir (2009) metode kuantitatif didasarkan pada filsafat

positifisme biasanya digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument penelitian, dan

analisis data yang digunanakan bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah di tetapkan. Penelitian ini bersifat mengkonfirmasi antara

teori dengan kenyataan yang ada dan mendasarkan pada data ilmiah berbentuk

angka. Penelitian kuantitatif deduktif yaitu memiliki suatu ciri dari bersifat umum

ke sifat khusus. Ciri-ciri ini berangkat dari teori yang membangunnya.

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

Berdasarkan metode yang digunakan peneliti akan memaparkan metode

pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan. Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa pengumpulan data

primer,pengumpulan data sekunder, penyebaran kuesioner, dan kebutuhan data

yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan Program NUSP-2 dalam

Page 11: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

11

peningkatan kualitas pembangunan infrastruktur di Kecamatan Bumi Waras Kota

Bandar Lampung.

A. Pengumpulan Data Primer

Data primer pada penelitian ini yaitu berupa kuesioner, wawancara dan observasi.

Yang bertujuan untuk memperoleh jawaban atau informasi atas pertanyaan-

pertanyaan yang sudah ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penelitian.

1. Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien,

penelitian sudah mengetahui variabel yang akan diukur dan mengetahui

apa yang bisa diharapkan dari responden (Iskandar, 2008). Dalam

penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengetahui keberhasilan

sebelum adanya Program NUSP-2 dan sesudah adanya Program NUSP-2.

Pada penelitian ini sasaran pada pengisian kuesioner adalah masyarakat

yang mendapatkan dan merasakan pembangunan dari Program NUSP-2.

TABEL I. 1 KEBUTUHAN DATA KUESIONER

Sasaran Data Sumber

Mengidentifikasi kondisi

sebelum adanya program

NUSP-2 dan sesudah

adanya Program NUSP

PHASE-2 di Kecamatan

Bumi Waras

Apakah Permukiman kumuh

berkurang

Kepuasan terhadap kualitas

infrastruktur?

Apakah terdapat peningkatan

pekerjaan?

Apakah terdapat? peningkatan

pendapatan

Apakah NUSP-2 berhasil?

Masyarakat

yang

menerima

program

NUSP-2 di

Kecamatan

Bumi Waras

Sumber : Peneliti, 2020

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengajukan

pertanyaan secara langsung kepada responden, peneliti melakukan tanya

jawab secara lisan dan tatap muka pada informan dengan menggunakan

pedoman wawancara yang sudah terstruktur. Kemudian jawaban

responden ataupun informan dicatat dan direkam menggunkanan alat

perekam (Moleong, 2006). Pada metode pengumpulan data wawancara

Page 12: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

12

peneliti melakukan tanya jawab secara langsung dengan informan untuk

mendapatkan informasi-informasi tambahan yang berkaitan dengan

penelitian ini yang dilakukan. Hasil dari wawancara yang didapat akan

digunakan untuk proses penganalisaan data secara deskriptif. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui pendapat, keterangan atau pernyataan-

pernyataan yang dilihat dan dialami oleh responden ataupun informan.

Pada penelitian ini penelitian menggunakan metode wawancara yang

dilakukan pada LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat) terkait

Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras untuk mengetahui

bagaimana fungsi Kelembagaan Pokja PKP (Kelompok Kerja Perumahan

Kawasan Permukiman) dalam Pembangunan infrastruktur melalui

Program NUSP-2.

3. Observasi Lapangan

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara meneliti objek secara langsung. Menurut Adon Nasrullah

Jamaludin (2011) metode ini digunakan untuk memperoleh data secara

langsung. Dengan metode ini peneliti dapat melihat situasi lokasi dan

perilaku-perilaku subjek peneliti yang sedang diamati. Observasi yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung. Pada

metode ini peneliti mengamati secara langsung sesuatu objek yang akan

diteliti untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek

tersebut. Observasi atau survey langsung dilakukan untuk mengetahui

kondisi eksisiting yang ada di lokasi yang mendapatkan Program NUSP-2

di Kecamatan Bumi Waras yang berada pada 4 Kelurahan yaitu Bumi

Waras, Bumi Raya, Sukaraja dan Kangkung.

B. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dapat diperoleh dengan cepat. Karena

sumber data sekunder dapat diperoleh melalui dokumen pemerintah, literatur,

artikel,dan jurnal. Kebutuhan data sekunder dalam penelitian ini sebagai

berikut :

Page 13: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

13

TABEL I. 2 KEBUTUHAN DATA SEKUNDER

No Data Sumber Data

1 Data jumlah penduduk setiap

kelurahan yang mendapat

Program NUSP-2andar

Lampung Dalam Angka

BPS Kota Bandar

Lampung

2 Peta Pengurangan Luas

Kumuh Kecamatan Bumi

Waras

Dinas PU Cipta

Karya/Kotaku

3 Jumlah dan Jenis Infrstruktur

yang di Bangun

Dinas PU Cipta Karya

4 Foto Kondisi Infrastruktur

sebelum program NUSP-2 di

Kecamatan Bumi Waras

LKM/Dinas PU Cipta

Karya

Sumber : Olahan Peneliti, 2020

1.7.2 Metode Pengambilan Sampel

Pengukuran sampel merupakan langkah untuk menentukan banyaknya

sampel yang akan diambil dalam melakukan penelitian. Sampel yang didapatkan

dari populasi harus bener-benar representative (mewakili), Sugiyono (2008).

Berdasarkan data jumlah penduduk di Kecamatan Bumi Waras tahun 2018,

Kecamatan Bumi Waras yang mendapatkan program, NUSP-2 memiliki jumlah

penduduk sebanyak 49.541 jiwa, Adapun populasi pada penyusunan penelitian ini

yaiut masyarakat yang mendapatkan Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi

Waras. Dalam penelitian ini masyarakat menjadi responden untuk pengisian

angket kuisioner yang akan diisi untuk melihat keberhasilan Program NUSP-2 di

Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung.

TABEL I. 3 JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN BUMI WARAS

NO KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK

1 Bumi Waras 16.445

2 Bumi Raya 6.766

Page 14: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

14

NO KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK

3 Sukaraja 12.064

4 Kangkung 14.266

Total 49.541

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel terkecil. Menurut

Cohen, et.al (2007) terdapat jumlah batas minimal dalam pengambilan sampel.

Semakin besar sampel dari populasinya maka akan semakin baik. Namun jumlah

sampel yang harus diambil oleh peneliti yaitu sebanyak 30 sampel.

Menurut sugiyono (2012), ukuran penelitian sampel yang layak dalam

penelitian yaitu antara 30 sampai 100 responden. Sedangkan, Menurut Roscoe

(1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006), kebanyakan penelitian menggunakan

sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500. Dan jika sampel dipecah kedalam

subsample atau dibagi kedalam kelompok (pria/wanita dan sebagainya), ukuran

sampel minimum 30 responden adalah tepat untuk tiap kategori. Sehingga dalam

penelitian ini peneliti mengambil 30 sampel pada setiap kelurahan yang

mendapatkan program NUSP-2.

TABEL I. 4 JUMLAH RESPONDEN

NO KELURAHAN JUMLAH RESPONDEN

1 Bumi Waras 30

2 Bumi Raya 30

3 Sukaraja 30

4 Kangkung 30

Total 120 Responden

Sumber : Olahan Peneliti, 2020

Sehingga sebanyak 120 responden akan digunakan sebagai sampel untuk

mengetahui keberhasilan program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras. Dari 120

responden peneliti akan membagi 30 responden pada empat kelurahan yang

mendapatkan program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras yaitu Kelurahan

Kangkung 30 sampel, Bumi Waras 30 sampe, Bumi Raya 30 sampel dan Sukaraja

30 sampel. Teknik pendekatan pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan teknik convenience sampling. Menurut Sekaran (2006) convenince

sampling merupakan teknik penentuan sampel yang mudah diperoleh dan mampu

Page 15: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

15

menyediakan informasi yang diinginkan. Sehingga, pada penelitian ini siapapun

yang dapat memberikan informasi secara tidak sengaja atau kebetulan bertemu

dengan peneliti, dapat dijadikan sebagai sampel. Teknik sampling convinance

sampling digunakan untuk mencari informasi kepada masyarakat berupa angket

kuesioner yang diberikan kepada masyarakat yang mendapatkan program NUSP

PHASE-2 sebagai informan.

Selanjutnya, pada penelitian ini peneliti juga menggunakan teknik

purposive sampling, menurut Sugiyono (2017) teknik purposive sampling

merupakan teknik pengambilan sampel yang didasari oleh pertimbangan tertentu.

Pada teknik ini peneliti menggunakan untuk mencari informasi yang akan

dilakukan dengan menggunakan metode wawancara yang dilakukan pada Dinas

Pekerja Umum dan LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat) terkait Program

NUSP PHASE-2 di Kota Bandar Lampung untuk mengetahui bagaimana fungsi

Kelembagaan Pokja PKP (Kelompok Kerja Perumahan Kawasan Permukiman)

dalam Pembangunan infrastruktur melalui program NUSP PHASE-2.

1.7.3 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data pada penelitian ini akan dipaparkan mengenai metode

analisis data dan tahapan dalam pengolahan data yang dilakukan dalam

memperoleh informasi. Dalam penelitian ini tahapan analisis akan dijelaskan

sebagai berikut :

A. Metode Analisis Data

Metode analisis datadalam penelitian ini menjelaskan mengenai teknik

analisis data yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisa informasi

yang telah didapatkan. Metode analisis digunakan menjawab tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

metode analisis hipotesa non-parametrik dan analisis deskriptif.

Sasaran I : Mengidentifikasi kondisi sesudah adanya Program NUSP-

2 dan sebelum adanya Program NUSP-2.

Page 16: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

16

Pada sasaran pertama terdapat beberapa metode yang dilakukan,

bergantung dengan indikator yang akan dinilai dalam penelitian.

TABEL I. 5 METODA ANALISIS

No. Sumber Indikator

Keberhasilan Variabel Yang Diukur

Metode

Analisis

1

Pedoman Teknis

Program Kotaku

Meningkatnya akses

masyarakat terhadap

infarastruktur dan

pelayanan perkotaan.

- Jaringan jalan

- Drainase

- persampahan

- lampu penerangan

- infrastruktur penunjang lainnya

Analisis

Deskriptif

2

Menurun nya luasan

permukiman kumuh

karena akses

infrastruktur yang baik

Luasan permukiman

kumuh berkurang

Analisis

Deskriptif

3

Terbentuk dan

berfungsinya

kelembagaan Pokja

PKP (Kelompok Kerja

Perumahan dan

Kawasan

Permukiman)

Fungsi kelembagaan

Pokja PKP

Analisis

Deskriptif

4

Penerima manfaat

puas dengan kualitas

infrasruktur

Kepuasan masyarakat

terhadap kualitas

infrastruktur

Analisis

hipotesa

Chi-square

5 Kesejahteraan

masyarakat

Pekerjaan Masayarakat Pendapatan Masyarakat

Analisis hipotesa Chi-

square & uji

wilcoxon

Sumber: Peneliti, 2020

1. Analisis Deskriptif

Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan pada objek yang diteliti. Pada sasaran

pertama terdapat beberapa indikator yang menggunakan metode analisis

deskriptif yaitu indikator meningkatnya akses masyarakat terhadap

infrastruktur, menurunnya luas permukiman kumuh karena akses infrastruktur

yang baik dan berfungsinya kelembagaan Pokja PKP. Analisis deskriptif pada

beberapa indikator ini digunakan untuk mendeskripsikan apakah ada

perubahan kondisi sebelum adanya Program NUSP-2 dan sesudah adanya

Program NUSP-2

Page 17: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

17

2. Analisis Hipotesa

Dalam penelitian ini terdapat dua indikator yang menggunakan analisis

hipotesa yaitu indikator kepuasan masyarakat terhadap kualitas infrastruktur

dan kesejahteraan masyarakat. Dalam indikator ini peneliti menggunakan

metode analisis statistik hipotesa non-parametrik, uji hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan komparasi antara dua variabel. Variabel yang

dimaksud adalah untuk melihat perubahan apa saja yang dirasakan masyarakat

sebelum adanya Program NUSP-2 dengan perubahan apa saja yang dirasakan

masyarakat sesudah adanya Program NUSP-2.

Hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. H₀ : µ₁ ≤ µ₂ (Kondisi sesudah adanya NUSP ≤ sebelum adanya NUSP)

2. Hı : µ₁ > µ₂ (Kondisi sesudah adanya NUSP > sebelum adanya NUSP)

A. Kepuasan masyarakat terhadap kualitas infrastruktur

Untuk mengetahi kepuasan masyarakat terhadap kualitas infrastruktur

sebelum adanya NUSP-2 dan sesudah adanya NUSP-2, peneliti

menggunakan analisis Chi-square Uji Phi dengan hipotesis penelitian

sebagai berikut:

H₀ : µ₁ ≤ µ₂ (Kepuasan masyarakat Sesudah NUSP-2 ≤ Kepuasan

masyarakat sebelum adanya NUSP-2)

Hı : µ₁ > µ₂ (Kepuasan masyarakat Sesudah NUSP-2 > Kepuasan

masyarakat sebelum adanya NUSP-2)

Menentukan signifikansi dan kriteria hipotesis penelitian :

P value (sig) ≤ 0,05, maka Hı diterima

P value (sig) > 0,05, maka Hı ditolak

1. Infrastruktur Jalan

H₀ : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur jalan sesudah adanya

program NUSP ≤ Kepuasan kualitas jalan sebelum adanya NUSP

Hı : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur jalan sesudah adanya

program NUSP > Kepuasan kualitas jalan sebelum adanya NUSP

Page 18: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

18

2. Infrastruktur Drainase

H₀ : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur drainase sesudah adanya

program NUSP < kepuasan kualitas drainase sebelum adanya NUSP

Hı : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur drainase sesudah adanya

program NUSP > Kepuasan kualitas drainase sebelum adanya NUSP

3. Infrastruktur Persampahan

H₀ : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur persampahan sesudah

adanya program NUSP < kepuasan kualitas persampahan sebelum adanya

NUSP

Hı : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur persampahan sesudah

adanya program NUSP > Kepuasan kualitas persamapahan sebelum

adanya NUSP

4. Lampu Penerangan Jalan

H₀ : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur lampu penerangan jalan

sesudah adanya program NUSP < kepuasan kualitas lampu penerangan

jalan sebelum adanya NUSP

Hı : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur lampu penerangan lampu

penerangan jalan sesudah adanya program NUSP > Kepuasan kualitas

jalan sebelum adanya NUSP

5. Infrastruktur Penunjang Lainnya

H₀ : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur penunjang lainnya sesudah

adanya program NUSP ≤ kepuasan terhadap kualitas infrastruktur

penunjang lainnya sebelum adanya NUSP

Hı : Kepuasan terhadap kualitas infrastruktur penunjang lainnya sesudah

adanya program NUSP > Kepuasan kualitas infrastruktu penunjang

lainnya sebelum adanya NUSP.

B. Kesejahteraan Masyarakat

Pada indikator kesejahteraan masyarakat peneliti melihat dari dua sisi

yaitu melihat apakah ada peningkatan pekerjaan dan peningkatan

pendapatan masyarakat setelah adanya program NUSP-2.

Page 19: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

19

1. Peningkatan pekerjaan masyarakat sebelum dan sesudah adanya NUSP-2

Untuk mengetahi apakah terdapat peningkatan pekerjaan dari sebelum

adanya NUSP-2 dan sesudah adanya NUSP-2, peneliti menggunakan

analisis uji Chi-square dengan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H₀ : µ₁ ≤ µ₂ (Pekerjaan Sesudah ≤ pekerjaan sebelum sebelum adanya

NUSP-2) atau (Tidak terdapat peningkatan pendapatan)

Hı : µ₁ > µ₂ (Pekerjaan sesudah adanya NUSP-2 > pekerjaan sebelum

sebelum adanya NUSP-2) atau (terdapat peningkatan pendapatan)

Menentukan signifikansi dan kriteria hipotesis

P value (sig) ≤ 0,05, maka Hı diterima

P value (sig) > 0,05, maka Hı ditolak

2. Peningkatan Pendapatan sebelum dan sesudah adanya NUSP-2

Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan pendapatan dari

sebelum adanya NUSP-2 dan sesudah adanya NUSP-2. Peneliti

menggunakan analisis Uji Wilcoxon Signed Ranks dengan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

H₀ : µ₁ ≤ µ₂ (Pendapatan sesudah adanya NUSP-2 ≤ pendapatan sebelum

adanya NUSP-2) atau (Tidak terdapat peningkatan pendapatan)

Hı : µ₁ > µ₂ (Pendapatan sesudah adanya NUSP-2 > pendapatan sebelum

adanya NUSP-2) atau (terdapat peningkatan pendapatan)

Menentukan signifikansi dan kriteria hipotesis penelitian :

P value (sig) ≤ 0,05, maka Hı diterima

P value (sig) > 0,05, maka Hı ditolak

Pada analisis ini dapat disimpulkan bahwa Program NUSP-2 dikatakan

berhasil apabila H₀ ditolak, Hı diterima yang artinya kondisi sesudah adanya

Program NUSP-2 > Kondisi sebelum adanya Program NUSP-2.

Sasaran II : Menganalisis keberhasilan program NUSP PHASE-2 di

Kecamatan Bumi Waras

Pada sasaran kedua peneliti ingin mengetahui keberhasilan Program

NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras. yang mana untuk mengetahui

keberhasilan dari pembangunan infrastruktur melalui Program NUSP-2 di

Page 20: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

20

Kecamatan Bumi Waras peneliti menilai berdasarkan indikator yang terpenuhi

diKecamatan Bumi Waras dan keberhasilan Program NUSP-2 di Kecamatan

Bumi Waras dilihat berdasarkan penilaian hasil kuesioner yang didapatkan

dari masyarakat Kecamatan Bumi Waras. Selanjutnya peneliti akan

menjelaskan keberhasilan Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras

dengan menggunakan analisis deskriptif. Dimana, Menurut sugiyono (2009)

Analisis deskriptif merupakan metode analisis yang memiliki fungsi untuk

menggambarkan dan mendeskripsikan objek yang akan diteliti. Metode

analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk memberikan

kesimpulan terhadap keberhasilan Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi

Waras dilihat dari indikator yang sudah ditetapkan oleh peneliti.

Page 21: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

21

1.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan untuk mengetahui perbedaan peneliti terdahulu

dan peneliti yang saat ini sedang dilakukan. Untuk mengetahui keaslian dalam

penelitian ini yaitu, dapat dilihat dari penelitian sebelumnya. Penelitian yang

dilakukan oleh peneliti saat ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana

keberhasilan Program NUSP-2 dalam peningkatan kualitas pembangunan

infrastruktur di Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung. Pada penelitian

ini terdapat perbedaan metode dan analisis yang digunakan. Dari hasil penelitian

ini diketahui keberhasilan program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras Kota

Bandar Lampung.

Page 22: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

22

TABEL I. 6 KEASLIAN PENELITIAN

No Peneliti Judul danLokasi

Penelitian Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

1 Emi Marta Sari

(2016)

Implementasi Program

Neighborhood Upgrading

Shelter And Project Phase 2,

Kelurahan Kangkung

kecamatan Bumi Waras

Bandar Lampung.

1. Untuk menganalisis

implementasi kebijakan atau

program tersebut di Kelurahan Kangkung Kota Bandar

Lampung dalam implementasi

program NUSP-2.

2. Untuk menganalisis hambatan-

hambatan dalam proses

implementasi program NUSP-2

di Kelurahan Kangkung Kota

Bandar Lampung.

Dari hasil penelitian ini di ketahui bahwa implementasi program

NUSP-2 dikelurahan Kangkung Kecamatan Bumi Waras sudah

berjalan dengan efektif. Namun, masih ada beberapa faktor yang

menghambat yaitu kurangnya SDM yang ada sehingga

masyarakat tidk berpartisapasi dalam pengerjaan program NUSP-

2.

2 Muhammad Irfan

Nawawi (2018)

Efektivitas Pemanfaatan dan

Pemeliharaan Prasarana Program NUSP-2 di

Kelurahan Trondol

Kecamatan Serang Kota

Serang.

Mengetahui seberapa besar

efektivitas pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana program

NUSP-2 di Kelurahan Trondo

Kecamatan Serang Kota Serang

Dari hasil peneliti ini diketahui bahwa efektivitas pemanfaatan

dan pemeliharaan prasarana program NUSP -2 di Kelurahan Trondo Kecamatan Serang Kota Serang sudah cukup efektif

karena mencapai angka 68% melibihi angka yang di hipotesa

yaitu 65%.

3 Rahmwati (2016) Partisipasi Masyarakat

Dalam Program NUSP-2 di

Gedung Pakuon Kecamatan

Teluk Betung Selatan Kota

Bandar Lampung.

1. Untuk mengetahui implementasi

program NUSP-2 di Kelurahan

Gedong

Pakuon, Kecamatan Teluk Betung

Selatan, Kota Bandar Lampung

2. Untuk mengetahui partisipasi

masyarakat dalam pembangunan

melalui program NUSP-2 di Kelurahan Gedong Pakuon,

Kecamatan Teluk Betung Selatan,

Kota Bandar Lampung

3. Untuk mengetahui penyebab

Implementasi NUSP-2 di Gedong Pakuon telah memenuhi lima

tahap kegiatan NUSP-2, yaitu tahap persiapan, tahap survey dan

identifikasi, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap

tahap operasi dan pemeliharaan infrastruktur.

Partisipasi masyarakat dilihat dari kemauan untuk berpartisipasi

yaitu melaksanakan secara sukarela ketika kegiatan Survey

Kampung Sendiri, Rembug Khusus Perempuan, Musyawarah

Kelurahan, Evaluasi dan Pemeliharaan Hasil Pembagunan. Penyebab stagnasi atau ketidakberlanjutan program NUSP-2 di

Gedong Pakuon dipengaruhi oleh pertama, kurangnya rasa

memiliki sehingga masyarakat kurang

peduli dengan hasil pembangunan, ketika tidak ada yang

Page 23: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

23

No Peneliti Judul danLokasi

Penelitian Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

ketidakberlanjutan pembangunan

melalui NUSP-2 di Gedong Pakuon,

Kecamatan Teluk Betung Selatan,

Kota Bandar Lampung

menggerakkan untuk memelihara atau memperbaiki maka tidak

ada pula yang bergerak.

Sumber : Olahan Peneliti, 2020

Berdasarkan tabel diatas, terdapat perbedaan dalam metode maupun analisis yang digunakan di penelitian sebelumnya dan penelitian

ini. Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian ini dengan peneliti terdahulu yaitu pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui

keberhasilan Program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras berdasarkan indikator yang telah ditetap oleh peneliti yang merujuk pada

indikator keberhasilan Program Kotaku yaitu: 1.) Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur dan pelayanan perkotaan, 2.)

Menurunnya luas permukiman kumuh, 3.) Terbentuknya kelembagaan Pokja PKP, 4.) Penerima manfaat puas dengan kualitas infrastruktur,

5.) kesejahteraan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian yang sedang dilakukan saat ini adalah asli dan bukan

menjiplak/plagiat dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

Page 24: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

24

1.9 Kerangka Berpikir

Kerangka Berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan

Sasaran I

Sasaran II

Permukiman kumuh harus mendapat perhatian yang lebih serius, dikarenakan permukiman kumuh memiliki

permasalahan lahan di perkotaan, permasalahan kebutuhan sarana dan prasarana dasar, permasalahan sosial dan

ekonomi masyarakatnya, permasalahan sosial budaya, dan permasalahan tata ruang kota yang harus segera

diatasi,Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung No.974/Tahun 2014 Tanggal 24 November 2014

tentang penetapan lokasi perumahan dan permukiman kumuh Kota Bandar Lampung yang berada di 26 Kelurahan.

Untuk mengurangi tingkat permukiman kumuh dan meningkatkan ketersediaan infrastruktur yang ada di perkotaan

pemerintah mengeluarkan kebijakan program NUSP-2. melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian

Pekerjaan Umum mencanangkan gerakan 100-0-100 atau pencapaian target 100% akses sanitasi dan air minum

yang layak serta 0% luasan permukiman kumuh.

Kecamatan Bumi Waras yang mendapatkan program NUSP-2 paling banyak yang berada pada 4 Kelurahan dan

memiliki wilayah permukiman kumuh dengan luas 88,13 Ha. Dalam hal ini pemerintah dan masyarakat harus

bekerja sama dalam meningkatkan, menjaga dan memelihara kualitas infrastruktur yang ada, karena infrastruktur

sangat penting dalam pembangunan kota yang berkelanjutan.

Pada Kecamatan Bumi Waras sebelumnya tidak ada pengukuran atau penelitian terkait keberhasilan

Program NUSP-2, sehingga penelitian ini menjadi penting karena pada penelitian ini peneliti membahas

tentang keberhasilan program NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras berdasarkan indikator kinerja keberhasilan

dan target capaian program Kotaku.

Mengidentifikasi kondisi sebelum adanya

NUSP-2 dan sesudah adanya program

NUSP PHASE-2

Mengetahui bagaimana keberhasilan program NUSP-2 dalam

peningkatan kualitas pembangunan infrastruktur di Kecamatan

Bumi Waras Kota Bandar Lampung

Menganalisis keberhasilan program

NUSP PHASE-2 di Kecamatan

Bumi Waras

perubahan yang dihasilkan

sebelum dan sesudah adanya

pembangunan program

NUSP PHASE-2

Keberhasilan program NUSP-2

dilihat berdasarkan indikator yang

terpenuhi

Kesimpulan dan Rekomendasi

Analisis Deskriptif, Analisis

chi-square Uji Phi, Analisi

Wilcoxon

Analisis Deskriptif

Keberhasilan program NUSP-2 dalam peningkatan kualitas

pembangunan infrastruktur di Kecamatan Bumi Waras

Page 25: BAB I PENDAHULUANrepo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2012230005/... · 2020. 12. 23. · Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki luas wilayah daratan 169,21 Km² dengan

25

1.10 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini adalah untuk menjelaskan struktur dan isi dari

setiap bab yang terdapat pada penelitian ini. Penulisan penelitiaan terbagi menjadi

lima bab sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Dalam BAB I meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

sasaran, ruang lingkup, manfaat penelitian,kerangka berfikir dan sistematika

penulisan.

BAB II Tinjauan Teori

Pada BAB II dijelaskan mengenai; Tinjauan Literatur yaitu penjelasan tentang

Permukiman Kumuh di Perkotaan, Penyediaan Infrastruktur bagi masyarakat, dan

Program NUSP PHASE-2

BAB III Gambaran Umum Wilayah

Pada BAB III dijelaskan mengenai; Gambaran Umum Wilayah Studi Penelitian

yaitu gambaran umum wilayah Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung,

gambaran umum Program NUSP-2, serta gambaran umum responden yang

terdapat pada penelitian.

BAB IV Analisis Keberhasilan Program NUSP-2 Dalam Peningkatan

Kualitas Pembangunan Infrastruktur Di Kecamatan Bumi Waras Kota

Bandar Lampung

Pada bab keempat ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian yang didapatkan

dari pengambilan data dan hasil analisis yang dilakukan yaitu perubahan apa saja

yang dirasakan masyarakat sebelum adanya Program NUSP-2 dan sesudahnya

adanya Program NUSP-2 dan menganalisis keberhasilan NUSP-2 di Kecamatan

Bumi Waras berdasarkan indikator yang sudah ditetapkan.

BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi

Pada bab ini peneliti menjelaskan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil survey

dan analisis penelitian yang telah dilakukan mengenai keberhasilan program

NUSP-2 di Kecamatan Bumi Waras Kota Bandar Lampung.