bab 7

19
BAB 7 ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI Bab 7 akan membahas : o Investasi Antarperusahaan o Laporan Keuangan Konsolidasi o Prinsip Konsolidasi o Metode akuntansi ekuitas o Implikasi Analisis atas Investasi Antarperusahaan o Penggabungan Usaha o Akuntansi Penggabungan Usaha o Mekanisme Konsolidasi o Masalah Penggabungan Usaha INVESTASI ANTARPERUSAHAAN Investasi Antarperusahaan (intercorporate investments) merupakan investasi oleh satu perusahaan dalam sekuritas atau surat berharga ekuitas perusahaan lainnya. Induk perusahaan (parent) merupakan pihak yang mengendalikan, umumnya melalui kepemilikan efek ekuitas. Aktivitas entitas legal terpisah lainnya disebut anak perusahaan (subsidiary). Hubungan induk perusahaan-anak perusahaan (parent- subsidiary) terjadi saat satu perusahaan memiliki seluruh atau sebagian besar efek ekuitas dengan hak suara perusahaan lain. Induk perusahaan juga seringkali berinvestasi dalam perusahaan afiliasi (affiliates). Induk perusahaan memiliki pengaruh atas aktivitas perusahaan afiliasi, namun tidak mengendalikannya. Terdapat beragam alasan mengapa suatu perusahaan melakukan investasi antarperusahaan atau membeli pengendalian atas perusahaan lain. Alasan ini meliputi keunggulan atas sumber bahan baku, pertumbuhan pangsa pasar, masuk dalam bisnis baru, keuntungan pajak, mengurangi tekanan risiko, dukungan pemerintah, serta keunggulan teknologi dan strategi. 64

Upload: rian-nuryana

Post on 10-Dec-2015

54 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

analisis investasi

TRANSCRIPT

BAB 11

BAB 7

ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI

Bab 7 akan membahas :

Investasi Antarperusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasi

Prinsip Konsolidasi

Metode akuntansi ekuitas

Implikasi Analisis atas Investasi Antarperusahaan

Penggabungan Usaha

Akuntansi Penggabungan Usaha

Mekanisme Konsolidasi

Masalah Penggabungan Usaha

INVESTASI ANTARPERUSAHAAN

Investasi Antarperusahaan (intercorporate investments) merupakan investasi oleh satu perusahaan dalam sekuritas atau surat berharga ekuitas perusahaan lainnya. Induk perusahaan (parent) merupakan pihak yang mengendalikan, umumnya melalui kepemilikan efek ekuitas. Aktivitas entitas legal terpisah lainnya disebut anak perusahaan (subsidiary). Hubungan induk perusahaan-anak perusahaan (parent-subsidiary) terjadi saat satu perusahaan memiliki seluruh atau sebagian besar efek ekuitas dengan hak suara perusahaan lain. Induk perusahaan juga seringkali berinvestasi dalam perusahaan afiliasi (affiliates). Induk perusahaan memiliki pengaruh atas aktivitas perusahaan afiliasi, namun tidak mengendalikannya.

Terdapat beragam alasan mengapa suatu perusahaan melakukan investasi antarperusahaan atau membeli pengendalian atas perusahaan lain. Alasan ini meliputi keunggulan atas sumber bahan baku, pertumbuhan pangsa pasar, masuk dalam bisnis baru, keuntungan pajak, mengurangi tekanan risiko, dukungan pemerintah, serta keunggulan teknologi dan strategi.

Metode bagi induk perusahaan untuk mencatat kepemilikannya dalam anak perusahaan terbagi menjadi dua metode yaitu laporan keuangan konsolidasi dan metode akuntansi ekuitas. Dari sudut pandang analis, kdeua metode tersebut berbeda jauh dalam hal jumlah informasi yang disajikan tentang kondisi keuangan dan hasil operasi gabungan antara induk dan anak perusahaan.

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Laporan keuangan konsolidasi (consolidated financial statements) melaporkan hasil operasi dan kondisi keuangan induk perusahaan berikut anak perusahaannya dalam satu set laporan keuangan. Akun investasi dalam laporan keuangan induk perusahaan merupakan bukti kepemilikan saham dalam anak perusahaan. Dari sudut pandang legal, induk perusahaan memiliki saham anak perusahaannya. Induk perusahaan tidak memiliki aset anak perusahaan dan biasanya tidak bertanggung jawab atas kewajiban anak perusahaan., meskipun seringkali menjamin kewajiban tersebut. Atas dasar substansi ekonomi, laporan keuangan konsolidasi tidak memperhatikan identitas legal yang terpisah antara induk dan anak perusahaan. Hal ini berarti, laporan keuangan konsolidasi mencerminkan entitas bisnis yang dikendalikan oleh perusahaan tunggal yaitu induk perusahaan. Asumsi yang digunakan dalam praktik yaitu laporan keuangan konsolidasi lebih bermakna dari laporan keuangan terpisah untuk melaporkan hubungan induk perusahaan-anak perusahaan.

Konsolidasi terdiri atas dua langkah yaitu agregasi dan eliminasi. Laporan keuangan konsolidasi menambahkan aset, kewajiban, pendapatan, dan beban anak perusahaan ke akun terkait dalam laporan keuangan induk perusahaan. Dalam hal induk perusahaan tidak memiliki 100 % saham anak perusahaan, hak minoritas (minority interest) pihak lain diakui. Hak minoritas mencerminkan porsi anak perusahaan yang dimiliki oleh pihak selain induk perusahaan. Jika induk perusahaan memiliki seluruh saham anak perusahaan, anak perusahaan disebut anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya (wholly owned subsidiary).

Langkah kedua adalah mengeliminasi transaksi antarperusahaan (intercompany transactions atau reciprocal accounts) untuk menghindari pencatatan ganda atau pengakuan laba terlalu cepat. Sebagai contoh, utang induk perusahaan pada anak perusahaannya dan piutang anak perusahaan terhadap induk perusahaannya dieliminasi saat neraca konsolidasi disiapkan. Demikian pula dengan penjualan dan beban pokok penjualan dieliminasi untuk penjualan sediaan antarperusahaan.

Hasil akhir konsolidasi neraca adalah pelaporan anak perusahaan yang diperoleh pada nilai pasar wajar pada tanggal akuisisi. Ini berarti seluruh aset tetap anak perusahaan dan aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi secara terpisah disajikan pada nilai pasar. Selisih antara harga beli dengan nilai pasar wajar aset yang dapat diidentifikasi ini dicatat sebagai goodwill.

Konsolidasi laporan laba rugi dimulai dengan menjumlahkan seluruh laporan laba rugi induk perusahaan dan anak perusahaan setelah eliminasi transaksi antarperusahaan. Selanjutnya, beban penyusutan/amortisasi tambahan dicatat oleh induk perusahaanuntuk mengalokasikan selisih antara harga beli dan nilai buku bersih aset yang diperoleh. Menurut aturan GAAP yang baru, goodwill tidak lagi diamortisasi melainkan diuji setiap tahun untuk penurunan nilai sekarang.

PRINSIP KONSOLIDASI

Praktik akuntansi mengasumsikan laporan keuangan konsolidasi lebih bermakna daripada laporan induk perusahaan dan anak perusahaan yang terpisah. Konsolidasi dianggap sebagai metode pelaporan yang disukai. Akuntansi mensyaratkan konsolidasi anak perusahaan yang dimiliki secara mayoritas dimana induk perusahaan memiliki lebih dari 50 % saham anak perusahaan walaupun anak perusahaan tidak memiliki operasional yang sama dengan induknya, hak minoritas yang besar, atau lokasi asing.

Terdapat dua kondisi dimana anak perusahaan seharusnya tidak dikonsolidasikan untuk keperluan pelaporan :

1. Pengendalian tidak lengkap atau sementara. Konsolidasi tidak tepat jika pengendalian bersifat sementara, pengendalian tidak berada di tangan pemilik mayoritas, atau jika anak perusahaan akan dihapuskan.

2. Laba tidak pasti. Jika terdapat ketidakpastian yang tinggi tentang peningkatan ekuitas anak perusahaan telah dicatat sebagai akrual pada induk perusahaan, konsolidasi bukanlah hal yang tepat. Contoh ketidakpastian yang tinggi adalah ketika terdapat batasan-batasan konversi atas mata uang asing atau atas penerimaan laba luar negeri.

Pengendalian atas perusahaan lain dalam diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan dan mengatur kebijakan yang menjadi pedoman aktivitas sehari-hari untuk meningkatkan manfaat dan membatasi kerugian dari aktivitas bersangkutan. Sebagai konsekuensi kriteria pengendalian tersebut, perusahaan dengan kepemilikan kurang dari 50 % akan dikonsolidasikan. Saat ini, banyak perusahaan yang seharusnya dikonsolidasi jika mencermati arti pengendalian tersebut.

METODE AKUNTANSI EKUITAS

Metode akuntansi ekuitas (equity accounting method) melaporkan investasi induk perusahaan dalam anak perusahaan dan bagian induk perusahaan atas laba anak perusahaan sebagai akun dalam laporan keuangan induk perusahaan. Metode ini disebut juga on-line consolidation.

Metode akuntansi ekuitas umumnya digunakan untuk investasi saham dengan suara (voting stock) sebesar 20 % sampai 50 % dari efek ekuitas perusahaan. Dalam beberapa kasus, metode ini tepat untuk investasi kurang dari 20 % jika induk perusahaan memiliki pengendalian efektif. Perbedaan utama antara konsolidasi dan metode akuntansi ekuitas terletak pada tingkat kerincian yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Metode akuntansi ekuitas banyak digunakan untuk investasi dalam anak perusahaan, joint ventures dan investasi kurang dari mayoritas.

IMPLIKASI ANALISIS ATAS INVESTASI ANTARPERUSAHAAN

Pertimbangan implikasi yang penting atas investasi antarperusahaan yaitu :

1. Pengakuan laba perusahaan investasi. Metode konsolidasi dan metode akuntansi ekuitas keduanya mengasumsikan bahwa setiap dollar atau mata uang lainnya yang dihasilkan oleh anak perusahaan setara dengan setiap dollar atau mata uang lainnya yang dihasilkan oleh induk perusahaan meskipun tidak diterima tunai. Walaupun kewajiban pajak induk perusahaan atas pengiriman laba oleh anak perusahaan diabaikan, asumsi setara mata uang atas laba tidak dapat diterima karena otoritas regulasi dapat mencampuri kebijakan dividen anak perusahaan, anak perusahaan dapat beroperasi di negara yang membatasi pengiriman laba atau di negara yang mengalami penurunan bilai mata uang secara cepat (risiko politik), pembatasan dividen dalam perjanjian pinjaman dapat membatasi akses laba, dan kehadiran hak minoritas yang kuat dan stabil dapat mengurangi pilihan induk perusahaan dalam penentuan dividen atau kebijakan lainnya.

2. Investasi modal yang tidak diakui. Di balik saldo investasi dalam on-line consolidation terdapat aset dan kewajiban perusahaan investasi yang tidak tercatat dalam jumlah besar dapat tidak tercatat dalam neraca investor. Sebagai contoh, Coca-Cola memiliki sekitar 38 % Coca-Cola Enterprises (CCE), salah satu perusahaan pembotolannya. Coca-Cola mencatat investasi ini dengan metode ekuitas dan melaporkan saldo investasi per 31 Desember 2001 sebesar $ 788 juta, mendekati proporsi kepemilikannya atas $ 2,8 miliar ekuitas pemegang saham CCE. Neraca CCE melaporkan total aset sebesar $ 23,7 miliar dan total kewajiban sebesar $ 20,9 miliar. Saldo investasi dalam neraca Coca-Cola mencerminkan 3,5 % atas total aset yang dilaporkan, telah mengaburkan investasi dan financial leverage yang lebih besar. Masalah yang dihadapi analis adalah bagaimana memperlakukan investasi di luar neraca (off-balance sheet) dalam jumlah besar ini. Apakah analisis rasio keuangan harus diterapkan hanya pada laporan keuangan Coca-Cola ? Apakah analisis harus mengkonsolidasikan CCE dengan Coca-Cola dan rasio keuangan dihitung dari laporan keuangan konsolidasi ? Apakah proporsi kepemilikan Coca-Cola dalam aset dan kewajiban CCE harus dimasukkan dalam akun investasi ?

3. Cadangan pajak atas laba anak perusahaan yang tidak dibagikan. Jika laba anak perusahaan yang tidak dibagikan termasuk dalam laba akuntansi sebelum pajak induk perusahaan (melalui konsolidasi atau metode akuntansi ekuitas), maka diperlukan cadangan pajak (tax provision). Cadangan ini tergantung pada tindakan dan tujuan induk perusahaan. Praktik saat ini mengasumsikan seluruh laba yang tidak dibagikan ditransfer ke induk perusahaan sehingga cadangan pajak dibuat oleh induk perusahaan di tahun berjalan. Asumsi ini tidak berlaku jika terdapat bukti kuat bahwa anak perusahaan telah atau akan menginvestasikan laba yang tidak dibagikan secara permanen atau mengirimkan laba melalui likuidasi yang bebas biaya. Analis harus waspada bahwa keputusan perlu tidaknya cadangan pajak atas laba yang tidak dibagikan berada di tangan manajemen.

PENGGABUNGAN USAHA

Penggabungan usaha (business combination) mengacu pada merger, akuisisi, reorganisasi, atau restrukturisasi atas dua atau lebih perusahaan untuk membentuk sebuah perusahaan lainnya. Penggabungan usaha mengubah kepemilikan dan pengendalian atas perusahaan yang diakuisisi atau didivestasi. Hal ini terjadi bila suatu perusahaan mengakuisisi atau mendivestasi dirinya sendiri atas sebagaian besar efek ekuitas perusahaan lain.

Akuntansi penggabungan usaha memerlukan keputusan tentang bagaimana menilai aset dan kewajiban entitas yang baru. Keputusan ini meliputi revaluasi seluruh aset dan kewajiban yang diakuisisi menjadi nilai pasar, dengan dampak besar terhadap laporan keuangan saat ini dan laporan keuangan di masa yang akan datang. Analisis penggabungan usaha harus mempertimbangkan insentif manajemen, implikasi akuntansi, serta kebutuhan untuk mengevaluasi dan menginterpretasikan laporan keuangan entitas yang baru.

Beberapa alasan ekonomis penggabungan usaha yaitu :

1. Untuk memperoleh sumber bahan baku, fasilitas produksi,, teknologi, jaringan pemasaran, atau pangsa pasar yang tidak ternilai.

2. Untuk menjamin sumber keuangan atau akses terhadap sumber keuangan

3. Memperkuat manajemen

4. Meningkatkan efisiensi operasi

5. Mendorong diversifikasi

6. Mempercepat masuk ke pasar

7. Mencapai skala ekonomi

8. Memperoleh manfaat pajak

Harus diakui beberapa alasan tidak nyata untuk penggabungan usaha. Dalam beberapa kasus, ketidaknyataan ini merupakan penjelasan terbaik atas biaya tinggi yang terjadi. Alasan ini meliputi : gengsi manajemen, kompensasi, dan hak istimewa. Pilihan akuntansi oleh manajemen dalam pencatatan penggabungan usaha dapat dipahami dengan mempertimbangkan motivasi-motivasi tersebut. Penggabungan usaha juga dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan citra perusahaan, anggapan potensi pertumbuhan atau kesejahteraannya serta dapat digunakan untuk meningkatkan laba

AKUNTANSI PENGGABUNGAN USAHA

FASB baru-baru ini mengeluarkan dua standar penting (SFAS 141 Business Combination dan SFAS 142 Goodwill and Other Intangible Assets) yang terkait dengan akuntansi dan pelaporan penggabungan usaha dan berlaku efektif untuk periode fiskal yang dimulai tanggal 15 Desember 2001 dan sesudahnya. Standar ini memuat beberapa perubahan besar dalam pelaporan keuangan :

1. Akuntansi dengan purchase method diharuskan untuk semua penggabungan usaha sehingga pooling accounting dilarang untuk digunakan di masa depan. Namun demikian, penggabungan usaha terdahulu yang memenuhi perlakuan pooling terus dicatat sebagai pooling dalam laporan keuangan konsolidasi.

2. Perusahaan harus mencatat nilai pasar wajar aset tak berwujud yang dibeli, yang sebelumnya tidak diakui, sebelum mencatat goodwill.

3. Goodwill tidak lagi diamortisasi, melainkan diuji setiap tahun untuk penurunan nilai (impairment)

4. Standar mengharuskan pengungkapan alasan utama penggabungan usaha dan memperluas informasi alokasi harga beli.

MEKANISME KONSOLIDASI

Pada tanggal 31 Desember 2006, Synergy Corporation membeli 100 % saham Micron Company dengan menukarkan 10.000 lembar saham biasanya (nilai nominal $ 5, harga pasar $ 77) dengan semua saham Micron.Micron selanjutnya tetap berdiri sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Synergy. Pada tanggal akuisisi, nilai buku Micron adalah $ 620,000. Synergy bersedia membayar pada harga pasar sebesar $ 770,000 karena Synergy merasa bahwa aset tetap Micron disajikan lebih rendah dari seharusnya (undervalued) sebesar $ 20,000. Micron memiliki merk dagang yang tidak tercatat senilai $ 30,000, dan manfaat tak berwujud dari penggabungan usaha (sinergi, posisi pasar dan sejenisnya) senilai $ 100,000. Harga beli tersebut dialokasikan sebagai berikut :

Biaya akuisisi

$ 770,000

Nilai buku Micron

$ 620,000 Selisih

$ 150,000

Selisih dialokasikan ke

Masa Manfaat Penyusutan/Amortisasi Tahunan

Aset tetap yang undervalued$ 20,000 10

$ 2,000

Merk Dagang

30,000 5

6,000

Goodwill

100,000 Tidak terbatas

0

$ 150,000

Goodwill hanya bisa dicatat bila nilai pasar wajar seluruh aset berwujud dan aset tak berwujud yang teridentifikasi (merk dagang) yang diakuisisi diakui. Synergy akan mencatat akuisisi sebagai berikut :

D/Investasi pada Micron

770,000

K/

Saham Biasa

50,000

K/

Additional Paid in Capital

720,000

Selama tahun 2007, Micron menghasilkan laba $ 150,000. Nilai investasi pada buku Sinergy per 31 Desember 2007 bersaldo :

Saldo awal (31 Desember 2006)

$ 770,000

Laba investasi

150,000

Dividen

0

Amortisasi selisih

( 8,000 ) Saldo akhir (31 Desember 2007)

$ 912,000

Laba investasi bersih yang diakui oleh Synergy sebesar $ 142,000. Neraca saldo Synergy dan Micron per 31 Desember 2007 berikut kertas kerja konsolidasi.

SYNERGY CORP DAN ANAK PERUSAHAAN

NERACA SALDO DAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Untuk tahun berakhir 31 Desember 2007

(Disajikan dengan Purchase Method)

Synergy Micron Debit Credit Konsolidasi

Pendapatan

$ 610,000 $ 370,000

$ 980,000

Beban operasi ( 270,000) ( 140,000 )

( 410,000 )

Penyusutan

( 115,000) ( 80,000 ) 2,000 ( 197,000 )

Amortisasi

0 0 6,000

( 6,000 )

Laba investasi

142,000 0142,000 0

Laba bersih 367,000 150,000 367,000

Saldo laba 1 Jan 2006

680,000 490,000 490,000

680,000

Laba bersih

367,000 150,000

367,000

Dividen yang dibayarkan ( 90,000 ) 0

( 90,000 )

Saldo laba 31 Des 2007 957,000 640,000

957,000

Kas105,000 20,000125,000

Piutang380,000220,000600,000

Sediaan560,000280,000840,000

Investasi pada Micron912,000 0 620,000 0

150,000

142,000

Aset tetap netto 1,880,000720,000 20,000 2,000 2,618,000

Merk dagang 0 0 30,000 6,000 24,000

Goodwill 0 0 100,000 100,000

Total asset 3,837,000 1,240,000

4,307,000

Kewajiban

780,000 470,000

1,250,000

Saham biasa

800,000 100,000 100,000 800,000

Paid in Capital

1,300,000 30,000 30,000 1,300,000

Saldo laba 957,000 640,000 957,000

Total kewajiban dan

ekuitas 3,837,000 1,240,000 920,000 920,000 4,307,000

Saldo awal akun investasi pada tanggal akuisisi ($ 770,000) mencerminkan nilai pasar Micron. Saldo ini meliputi nilai pasar aset bersih Micron ditambah nilai pasar wajar merk dagang yang sebelumnya tidak diakui dan goodwill yang diperoleh dari akuisisi. Empat jurnal konsolidasi adalah sebagai berikut :

1. Mengganti akun investasi sebesar $ 620,000 dengan nilai buku aset yang diperoleh. Jika kepemilikan atas anak perusahaan kurang dari 100 %, kredit pada akun investasi sama dengan persentase kepemilikan dan selisih kredit dibukukan ke akun kewajiban, hak minoritas.

2. Mengganti akun investasi sebesar $ 150,000 dengan penyesuaian nilai wajar untuk mencatat aset Micron pada nilai pasar wajar.

3. Mengeliminasi laba investasi yang dicatat oleh Synergy dan menggantinya dengan laporan laba rugi Micron. Jika kepemilikan atas anak perusahaan kurang dari 100 %, laba investasi yang dilaporkan Micron sama dengan proporsi kepemilikan dan beban tambahan dilaporkan sebagai kepemilikan minoritas dalam laba Micron.

4. Mencatat penyusutan atas penyesuaian nilai wajar untuk aset tetap Micron dan amortisasi merk dagang. Perlu dicatat bahwa tidak ada amortisasi goodwill .

Goodwill yang dicatat dalam proses konsolidasi memiliki umur yang tak terbatas dan karenanya tidak diamortisasi. Goodwill ditelaah setiap tahun untuk Penurunan Nilai (Impairment). Penelaahan ini merupakan proses yang terdiri dari dua langkah. Langkah pertama, nilai pasar wajar Micron dibandingkan dengan nilainya dalam akun investasi di buku Synergy ($ 912,000 per 31 Desember 2007). Nilai pasar wajar Micron dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa metode alternatif, seperti harga pasar perusahaan yang sebanding, atau model penilaian arus kas bebas yang didiskontokan. Jika nilai pasar kurang dari saldo investasi, goodwill dianggap turun nilainya dan rugi penurunan harus dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasi.

Sebagai contoh, asumsikan bahwa nilai pasar wajar Micron diperkirakan sebesar $ 700,000 per 31 Desember 2007 dan nilai pasar wajar aset berwujud dan aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi sebesar $ 660,000. Data ini menghasilkan penurunan nilai sebesar $ 60,000 dengan perhitungan sebagai berikut :

Nilai pasar wajar Micron

700,000

Aset lancar

520,000

Aset tetap

570,000

Merk dagang

20,000

Kewajiban

(450,000 )

Aset bersih

660,000 Goodwill

40,000

Saldo Goodwill 31 Des 2007

100,000 Rugi penurunan nilai (impairment loss) 60,000

Ayat jurnal dalam buku Synergy atas penurunan nilai goodwill yaitu :

D/Rugi penurunan nilai goodwill60,000

K/

Investasi pada Micron

60,000

Kerugian karena penurunan nilai goodwill akan dilaporkan sebagai akun terpisah di bagian operasional dari laporan keuangan konsolidasi Synergy. Selain itu, sebagian nilai goodwill yang terdapat dalam akun investasi Synergy dihapuskan, dan saldo goodwill pada neraca konsolidasi juga diturunkan. Fakta dan keadaan yang menyebabkan penurunan nilai juga harus diungkapkan beserta metode yang digunakan oleh Synergy untuk menentukan nilai pasar wajar Micron.

MASALAH PENGGABUNGAN USAHA

Masalah penggabungan usaha yaitu :

1. Menilai pertukaran. Masalah utama dalam purchase method adalah penentuan total harga perolehan entitas yang diakuisisi. Penentuan harga perolehan aset yang diperoleh secara individu, dalam kelompok, atau dalam penggabungan usaha, menggunakan prinsip yang sama. Umumnya tidak terdapat masalah dalam penentuan total harga perolehan aset yang diperoleh dengan uang tunai karena jumlah kas yang dibayarkan merupakan harga perolehan aset yang diakuisisi.. Namun alokasi harga perolehan ini pada masing-masing aset yang diakuisisi lebih sulit jika perusahaan mengakuisisi aset dengan menimbulkan kewajiban, total harga perolehan aset yang diakuisisi adalah nilai sekarang dari jumlah pembayaran di masa depan. Jika efek utang diterbitkan pada tingkat bunga yang jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari tingkat bunga efektif untuk efek sejenis, premium dan diskon harus dicatat. Jika perusahaan mengakuisisi aset melalui pertukaran saham, total harga perolehan aset yang diakuisisi merupakan nilai wajar saham yang diserahkan atau nilai wajar aset bersih yang diterima, mana yang lebih nyata buktinya.

2. Nilai pertukaran kontinjen. Perusahaan biasanya mencatat nilai pertukaran kontinjen sesuai dengan perjanjian pembelian saat kontijensi terselesaikan dan nilai pertukaran diserahkan atau akan diserahkan. Dua jenis kontijensi didasarkan pada laba atau harga efek

3. Alokasi total harga perolehan. Setelah total harga perolehan aset yang diakuisisi dapat ditentukan, harga perolehan tersebut harus dialokasikan. Seluruh aset yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi dan kewajiban yang ditanggung dalam penggabungan usaha menerima alokasi harga perolehan, yang umumnya sama dengan nilai wajar masing-masing pada tanggal akuisisi. Terdapat kemungkinan bahwa nilai pasar aset yang dapat diidentifikasi dikurangi dengan nilai pasar kewajiban menghasilkan angka yang lebih besar dari harga perolehan yang diakuisisi (goodwill negatif). Dalam kasus yang jarang ini, nilai yang dialokasikan pada aset tak lancar (kecuali investasi efek jangka panjang), dikurangi dengan dengan kelebihan ini extraordinary gain net of tax.

4. Penelitian dan pengembangan dalam proses (In process R&D). Bebarapa perusahaan menghapuskan sebagian biaya akuisisi sebagai penelitian dan pengembangan khususnya dalam industri berteknologi tinggi. Praktik ini memungkinkan perusahaan pengakuisisi untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan alokasi harga perolehan pada goodwill. Penghapusan ini menimbulkan masalah quality of earnings (QOE) karena aset understated dan pengembalian ekuitas (dan aset) overstated.

5. Utang dalam laporan keuangan konsolidasi. Neraca konsolidasi tidak membantu kita untuk menilai margin of safety yang dinikmati oleh kreditur. Untuk menilai keamanan kewajiban, analis harus mempelajari laporan keuangan masing-masing anak perusahaan. Analis juga harus ingat bahwa batasan hukum tidak selalu menjadi ukuran kewajiban yang efektif.

6. Laba dari penawaran perdana anak perusahaan. IPO oleh anak perusahaan menjadi makin umum dilakukan karena perusahaan berusaha mendapatkan keuntungan yang tidak diakui (unrecognized gain) dalam nilai saham anak perusahaannya dan pada saat yang sama mempertahankan pengendalian atas anak perusahaan. Sebagai contoh, Synergy memiliki 100 % saham Micron dengan nilai buku ekuitas pemegang saham sebesar $ 1,000,000 dan mencatat investasi pada Micron sebesar $ 1,000,000. Micron menjual saham sebesar $ 500,000 dan karenanya mengurangi kepemilikan Synergy menjadi 80 %. Synergy kini memiliki 80 % anak perusahaan dengan nilai buku $ 1,500,000 untuk investasi yang setara dengan $ 1,200,000 sehingga nilai investasi meningkat sebesar $ 200,000

7. Penjualan dan laba sebelum akuisisi. Saat akuisisi anak perusahaan dilakukan di pertengahan tahun, perusahaan hanya melaporkan ekuitas mereka dalam laba perusahaan dari tanggal akuisisi ke depan. Metode untuk mencapainya yaitu :

1. Perusahaan dapat menerbitkan laporan laba rugi konsolidasi dengan penjualan, beban, dan laba anak perusahaan dari tanggal akuisisi ke depan.

2. Perusahaan dapat melaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasinya penjualan dan beban anak perusahaan seluruh tahun dan menarik laba sebelum akuisisi sehingga hanya laba setelah akuisisi yang dimasukkan dalam laba bersih konsolidasi.

Dampak kedua metode terhadap laba bersih konsolidasi adalah sama yaitu hanya laba bersih setelah akuisisi yang dimasukkan dalam laba konsolidasi.

8. Push-Down Accounting. Purchase method mensyaratkan aset dan kewajiban perusahaan yang diakuisisi dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasi perusahaan pengakuisisi pada nilai pasarnya. Terdapat masalah kontroversial tentang bagaimana perusahaan yang diakuisisi melaporkan aset dan kewajiban tersebut dalam laporan keuangan yang terpisah. Sebagai contoh, jika perusahaan A mengakuisisi seluruh saham perusahaan B, laporan keuangan perusahaan B harus mencerminkan dasar akuntansi baru yang timbul dari transaksi akuisisi oleh perusahaan A. Saat kepemilikan berada dalam pengendalian induk perusahaan, dasar akuntansi untuk aset dan kewajiban yang dibeli haruslah sama, terlepas dari apakah perusahaan terus ada atau terlebur dalam operasi induk perusahaan. Dasar akuntansi baru tersebut adalah harga perolehan perusahaan A untuk mengakuisisi perusahaan B harus didorong turun (push-down) dan digunakan untuk membentuk basis akuntansi yang baru dalam laporan keuangan perusahaan B yang terpisah. 9. Keterbatasan tambahan laporan keuangan konsolidasi. Keterbatasan tambahan laporan keuangan konsolidasi yaitu : 1. Laporan keuangan masing-masing perusahaan yang membentuk entitas yang lebih besar tidak sekaku dibuat berdasarkan basis yang dapat diperbandingkan.

2. Tidak mengungkapkan pengungkapan pembatasan penggunaan kas di masing-masing perusahaan.

3. Kondisi keuangan perusahaan yang buruk digabungkan dengan kondisi keuangan perusahaan yang baik sehingga mengaburkan analisis.

4. Tingkat transaksi antarperusahaan tidak dapat diketahui, kecuali prosedur yang mendasari proses konsolidasi dilaporkan.

5. Akuntansi untuk konsolidasi perusahaan dengan jenis usaha berbeda menimbulkan masalah khusus.

10. Konsekuensi akuntansi goodwill. Selisih lebih antara harga beli dan nilai pasar aset bersih perusahaan yang diakuisisi yang dapat diidentifikasi mencerminkan pembayaran untuk laba abnormal. Laba abnormal merupakan hasil merk dagang atau hal lain yang menawarkan posisi persaingan superior.

PERTANYAAN DISKUSI DAN KASUS

Diskusikan di kelas :

1. Bedakan intercorporate investments dan affiliates dengan memberikan beberapa contoh perusahaannya di Indonesia.2. Bagaimana pencatatan parent company untuk mencatat kepemilikannya dalam anak perusahaan ?3. Apakah induk perusahaan dengan kepemikan kurang dari 50 % dapat menyusun laporan keuangan konsolidasi ? Berikan contohnya jika Saudara mengetahui.4. Apakah induk perusahaan dengan kepemilikan lebih dari 50 % dapat untuk tidak menyusun laporan keuangan konsolidasi ? Berikan contohnya jika Saudara mengetahui.5. Mengapa goodwill tidak lagi diamortisasi tetapi diuji setiap tahun untuk menentukan impairment loss-nya ?6. Berikan contoh motif penggabungan usaha yang tidak nyata dalam hal gengsi manajemen, kompensasi, dan hak istimewa.7. Dari berbagai motif penggabungan usaha dan investasi antar perusahaan, berikan contoh-contoh kasusnya berikut nama perusahaannya di Indonesia.KASUS : CORPORATE ACQUISITIONS

Financial statement information for Company P and Company S before the analyst can analyze and meaningfully interpret the financial statement as follows :

COMPANY P and COMPANY S

Historical Cost

P

S

Balance Sheets, December 31, 2004

Assets :

Current assets

1,500,000

500,000

Depreciable assets less accum dpr

1,700,000

400,000

Goodwill

-

-

Total assets

3,200,000

900,000

Equities :

Liabilities

1,300,000

450,000

Deferred Income Tax Liability

-

-

Shareholders Equity

1,900,000

450,000

Total equities

3,200,000

900,000

Income Statement for year 2004

Precombination Income before Income

Tax

300,000

150,000

From Combination

Cost Saving

-

-

Extra Depreciation Expense

-

-

Base for Income Tax Expense

300,000

150,000

Income Tax Expense ( 35 % ) ( 105,000 ) ( 52,500 )

Goodwill impairment loss

-

-

Net Income

195,000

97,500

Number of Common Shares Outstanding

100,000

22,000

EPS

1.95

4.43

The additional information are :

Company P acquires 100 percent of the outstanding Common Stock of Company S. Company P issues (sells) 44,000 additional common shares on the market for USD. 25 each, or USD. 1,100,000 in total, and uses the proceeds to purchase 100 percent of the outstanding common shares of S

Management estimates that the combinations will save USD. 155,250 include corporate income tax a year in operating expenses.

Company S has 22,000 shares of Common Stock outstanding that sell for USD 50 per share in the market. The market value of Company Ss shareholders equity is therefore USD. 1,100,000 and exceeds the book value (USD.450,000) of shareholders equity by USD.650,000.

Long-term depreciable assets have a market value of USD. 600,000 and the additional depreciation expense will use MACRS method for eight-year life.

Fair market value of S is estimated to be $ 1,087,000 as of date of acquisition, and that the fair market of the net tangible and identifiable intangible assets is $ 580,000. This information is subject to annual review for impairment.

REQUIRED :

a. Three reasons for the difference between the market value (USD.1,100,000) and the book value (USD.450,000) of Company Ss shareholders equity.

b. Column that shows the market values of the assets, liabilities, and shareholders equity of Company S.

c. Prepare a consolidated balance sheet and income statements for Company P and Company S, assuming that Company P for the corporate acquisitions using the purchase.

PAGE 70