bab 5 simpulan dan saran 5.1...

12
74 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), BOPO, dan Net Interest Margin (NIM) terhadap kinerja bank yang diukur dengan Return On Asset (ROA) pada Bank Kecil periode 2006-2011. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan lima variabel independen (CAR, LDR, NPL, BOPO, NIM) dan satu variabel dependen (ROA) menunjukkan bahwa : 1. Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), BOPO, Net Interest Margin (NIM) secara simultan berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). 2. Besarnya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent yang dapat diterangkan oleh model regresi adalah sebesar 85,2% dan sisanya sebesar 14,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi. 3. Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka Return On Asset (ROA) yang diperoleh bank akan semakin besar pula karena semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka bank dapat melakukan ekspansi usahanya dengan lebih aman (lebih tahan terhadap risiko). Adanya ekspansi usaha diharapkan dapat FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA: Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah) Dermawan Sebayang Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: duonghanh

Post on 04-Aug-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

74

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital

Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan

(NPL), BOPO, dan Net Interest Margin (NIM) terhadap kinerja bank yang diukur

dengan Return On Asset (ROA) pada Bank Kecil periode 2006-2011.

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda

dengan lima variabel independen (CAR, LDR, NPL, BOPO, NIM) dan satu

variabel dependen (ROA) menunjukkan bahwa :

1. Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non

Performing Loan (NPL), BOPO, Net Interest Margin (NIM) secara simultan

berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA).

2. Besarnya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent yang

dapat diterangkan oleh model regresi adalah sebesar 85,2% dan sisanya

sebesar 14,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan

dalam model regresi.

3. Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Return On Asset (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar Capital

Adequacy Ratio (CAR) maka Return On Asset (ROA) yang diperoleh bank

akan semakin besar pula karena semakin besar Capital Adequacy Ratio

(CAR) maka bank dapat melakukan ekspansi usahanya dengan lebih aman

(lebih tahan terhadap risiko). Adanya ekspansi usaha diharapkan dapat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

75

meningkatkan pendapatan bank (pendapatan bunga) yang pada akhirnya akan

meningkatkan kinerja keuangan (ROA) bank.

4. Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Return On Asset (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kredit

yang disalurkan bank kepada nasabah debitur (LDR semakin tinggi) maka

laba yang diperoleh bank akan meningkat dan ROA juga meningkat (dengan

asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif dan jumlah

kredit macetnya kecil atau nol). Namun demikian, mengingat rasio LDR juga

merupakan rasio untuk mengukur likuiditas bank dimana semakin tinggi

rasio LDR mengindikasikan rendahnya kemampuan likuiditas bank,

sehingga LDR perlu dijaga pada tingkat yang menguntungkan dari sisi

profitabilitas dan pada tingkat yang aman dari sisi likuiditas. Sesuai

ketentuan Bank Indonesia (PBI No.12/19/PBI/2010), rasio LDR yang

ditetapkan minimum 78% dan maksimum 100%.

5. Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan

terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar

rasio NPL akan menurunkan rasio ROA, namun penurunan rasio ROA yang

disebabkan oleh NPL tidak terlalu signifikan. Hal ini terlihat dari kecilnya

nilai Beta (koefisien) NPL pada persamaan regresi (Unstandardized

Coefficients) hanya sebesar 0,006 atau sebesar 0,004 pada Standardized

Coefficients. Tidak signifikannya pengaruh NPL terhadap ROA disebabkan

karena rata-rata NIM pada Bank Kecil tergolong besar dibanding rata-rata

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

76

NPLnya sehingga dapat menutupi biaya yang timbul dari macetnya kredit

(NPL).

6. BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

Hal ini menjunjukkan bahwa semakin besar rasio BOPO akan mengakibatkan

semakin kecil atau menurunnya kinerja keuangan (ROA) perbankan.

Demikian sebaliknya, jika rasio BOPO semakin kecil maka kinerja keuangan

(ROA) perbankan semakin membaik. Semakin kecil rasio BOPO berarti

semakin efisien operasional bank sehingga dapat menghasilkan profit yang

lebih besar dan menunjukkan kinerja bank semakin bagus yang ditunjukkan

dengan rasio ROA semakin besar.

7. Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Return On Asset (ROA). Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar Net

Interest Margin (NIM) suatu bank dalam arti pendapatan bunga bersih

meningkat, maka semakin besar pula profitabilitas bank (ROA) yang

diperoleh bank tersebut, yang berarti kinerja keuangan bank semakin

membaik atau meningkat.

5.2 Keterbatasan

Dalam penelitian ini populasi dan sampel yang digunakan adalah data

rasio-rasio keuangan Bank Kecil (bank umum konvensional dengan total aset <

Rp10 triliun) dengan kriteria sampel yang sudah ditentukan sebagaimana

disebutkan dalam Bab III Metode Penelitian. Dengan demikian, hasil

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

77

(kesimpulan) penelitian ini tidak dapat sepenuhnya digeneralisasi untuk industri

perbankan secara nasional.

Periode pengamatan yang digunakan didalam penelitian ini relatif singkat

yakni hanya 6 (enam) tahun (tahun 2006 sampai dengan 2011) dan dengan kriteria

sampel yang telah ditentukan. Apabila periode pengamatan lebih lama dan/atau

kriteria pemilihan sampel yang berbeda dari penelitian ini, ada kemungkinan

menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan penelitian ini.

5.3 Implikasi

5.3.1 Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini mempertegas hasil penelitian sebelumnya, antara lain

sebagai berikut:

1) Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Return on Asset (ROA). Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian yang dilakukan oleh Mahardian (2008), Ponco (2008), dan

Puspitasari (2009).

2) Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Return On Asset (ROA). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian

yang dilakukan oleh Mahardian (2008), Ponco (2008), dan Puspitasari

(2009).

3) Non Performing Loan (NPL) tidak berpengaruh signifikan terhadap

Return On Asset (ROA). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian

yang dilakukan oleh Mahardian (2008) dan Ponco (2008).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

78

4) BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset

(ROA). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Mawardi (2005), Prasnanugraha (2007), Mahardian (2008), Ponco

(2008), dan Puspitasari (2009).

5) Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Return on Asset (ROA). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian

yang dilakukan oleh Mawardi (2005), Prasnanugraha (2007), Mahardian

(2008), Ponco (2008), dan Puspitasari (2009).

5.3.2 Implikasi Manajerial

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda yang telah diuraikan pada

BAB IV yaitu ROA = 28,874 + 0,256 LnCAR + 0,975 LnLDR – 0,006 LnNPL –

7,477 LnBOPO + 0,710 LnNIM, dapat disimpulkan bahwa efisiensi operasional

yang diproksikan dengan rasio BOPO mempunyai nilai Beta unstandardized

coefficients yang paling besar terhadap return on asset (ROA) dengan nilai

koefisien sebesar –7,477. Nilai koefisien terbesar pada urutan kedua dan

seterusnya adalah Loan to Deposit Ratio (LDR) dengan nilai +0,975, Net Interest

Margin (NIM) dengan nilai +0,710, Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan nilai

0,256, dan yang paling kecil serta tidak signifikan ialah Non Performing Loan

(NPL) dengan nilai –0,006.

Penggunaan Beta unstandardized coefficients untuk melihat/

menginterpretasi besarnya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap

variabel dependen adalah karena hasil perhitungan/persamaan analisis regresi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

79

memperoleh nilai konstanta, yaitu nilai variabel dependen ketika semua variabel

independen tidak mengalami perubahan atau dianggap konstan. Alasan lainnya

adalah karena unit ukuran variabel independen adalah sama yaitu dalam bentuk

rasio-rasio (Ghozali, 2011).

Hasil penelitian ini juga menunjukkan hal-hal yang perlu diperhatikan,

baik oleh manajemen bank dalam pengelolaan bank, maupun investor dalam

menentukan strategi investasinya, serta pengawas/regulator perbankan di

Indonesia untuk mereview kembali kebijakan dan peraturan yang telah

dikeluarkan apakah berhasil memenuhi sasaran yang dikehendaki.

Implikasi manajerial yang dapat diintrepretasikan dari hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Efisiensi operasional suatu Bank (dalam penelitian ini adalah Bank Kecil)

merupakan faktor yang paling penting untuk diperhatikan dalam kaitannya

untuk meningkatkan ROA suatu Bank. Sesuai dengan fungsinya untuk

melaksanakan intermediasi, efisiensi operasional suatu bank sangat

berpengaruh terhadap besar kecilnya laba yang diperoleh bank. Semakin

efisien operasional bank, maka laba yang diperoleh bank tersebut akan semakin

besar. Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi operasi bank

adalah rasio BOPO yaitu perbandingan antara total biaya operasional dengan

total pendapatan operasional bank. Dalam penelitian ini, efisiensi operasional

mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap rasio perolehan laba

dibanding dengan variabel-variabel lain. Hal ini dapat disimpulkan dari nilai

koefisien BOPO adalah yang terbesar dibanding nilai koefisien varaibel

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

80

independen lainnya. Nilai koefisien BOPO sebesar –7,477 menunjukkan

adanya pengaruh negatif dan paling dominan terhadap return on asset (ROA).

Semakin besar rasio BOPO, maka semakin kecil rasio ROA. Dengan perkataan

lain, semakin besar rasio BOPO menunjukkan kinerja keuangan bank tersebut

menurun. Dengan demikian, bagi manajemen bank sangat penting untuk

memperhatikan/mengontrol pergerakan rasio BOPO agar bank selalu berada

pada tingkat efisiensi yang dapat menghasilkan laba yang optimal. Porsi

terbesar dari beban operasional adalah biaya dana (cost of fund) yang harus

dibayar bank kepada para deposan. Berarti cara yang paling efektif untuk

menurunkan rasio BOPO adalah dengan menurunkan cost of fund melalui

perolehan dana murah (umumnya dalam bentuk tabungan dan giro).

Selanjutnya, bagi investor perlu memperhatikan rasio BOPO (baik individual

bank maupun secara industri) sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam

menentukan strategi investasinya. Bila rasio BOPO suatu bank lebih kecil dari

rata-rata industri, maka hal ini dapat diinterpretasikan bahwa operasi bank

tersebut lebih efisien dan sebagai investor dapat berekspektasi bank akan

menghasilkan return yang lebih besar. Sementara dari pihak

pengawas/regulator (Bank Indonesia) juga sangat penting memperhatikan

perkembangan rasio BOPO secara industri dan mendorong manajemen bank

beroperasi secara efisein agar kinerja perbankan nasional semakin meningkat.

2. Setelah rasio BOPO, variabel berikutnya yang memiliki pengaruh besar

terhadap besar kecilnya Return On Asset (ROA) adalah Loan to Deposit Ratio

(LDR). Nilai koefisien LDR sebesar +0,975 menunjukkan adanya pengaruh

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

81

positif LDR terhadap return on asset (ROA). Jadi semakin tinggi rasio LDR

maka rasio ROA juga akan semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin besar kredit yang dapat disalurkan bank kepada para debiturnya maka

pendapatan bank juga akan meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan

rasio ROA. Hal ini dapat terjadi karena pendapatan bunga dari kredit

merupakan sumber pendapatan terbesar dari sebuah bank yang diperoleh

melalui spread antara bunga kredit yang dikenakan kepada debitur dengan

bunga simpanan (cost of fund) yang harus dibayarkan kepada deposan.

Bagi Manajemen Bank, sangat penting untuk menjaga rasio LDR pada tingkat

yang menguntungkan dari segi profitabilitas dan pada tingkat yang aman dari

segi likuiditas bank sesuai ketentuan Bank Indonesia yang menetapkan LDR

target berkisar antara 78% -100%. Bank yang memenuhi rasio LDR pada range

ini tidak dikenakan kewajiban GWM tambahan. Dengan optimalnya LDR

maka diharapkan bank akan memperoleh keuntungan yang memadai dan

likuid. Selanjutnya bagi pihak investor, LDR dapat digunakan sebagai acuan

dalam menentukan strategi investasinya dengan pertimbangan bahwa bank

yang menjaga tingkat LDRnya pada tingkat LDR yang profitable dan likuid

serta comply pada ketentuan regulator/pengawas bank (Bank Indonesia) maka

diharapkan bank dapat memberikan return yang memadai bagi investor atas

investasi yang ditanamkan pada bank tersebut. Sementara dari pihak regulator

(Bank Indonesia) merupakan salah satu faktor yang menentukan bahwa bank

tersebut sehat atau tidak, sehingga diharapkan BI selalu memantau LDR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

82

perbankan agar kinerja keuangan yang dicapai bank-bank tersebut dapat

meningkat.

3. Variabel independen berikutnya yang memiliki pengaruh besar terhadap ROA

yaitu variabel Net Interest Margin (NIM). Hal ini terlihat dari nilai koefisien

rasio NIM sebesar +0,710. Nilai koefisien ini menunjukkan bahwa rasio NIM

mempunyai pengaruh positif terhadap terhadap besarnya nilai ROA. Semakin

tinggi rasio NIM akan menyebabkan semakin tingginya rasio ROA. Bagi pihak

manajemen bank, rasio NIM menunjukkan besarnya pendapatan bunga bersih

yang dapat diperoleh bank tersebut, mengingat pendapatan bunga merupakan

hasil dari kegiatan utama bank yaitu sebagai pihak penyalur dana kepada pihak

yang membutuhkan. Karena kegiatan usaha pokoknya tersebut, maka rasio

NIM ini merupakan faktor yang penting bagi kelangsungan hidup bank

tersebut. Sehingga sebaiknya pihak manajemn bank harus selalu menjaga agar

rasio NIM berada pada posisi yang tinggi, sehingga laba yang diperoleh juga

akan tinggi. Dengan tingginya laba yang diperoleh, maka kinerja keuangan

bank tersebut juga akan meningkat. Kemudian bagi pihak investor, rasio NIM

dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk menentukan strategi investasi.

Semakin tinggi rasio NIM maka semakin tinggi pula kemampuan bank tersebut

memperoleh pendapatan bunga bersihnya, sehingga banyak investor yang

tertarik berinvestasi ke bank tersebut. Sementara dari pihak regulator (Bank

Indonesia) diharapkan memacu bank-bank (khususnya Bank Kecil) untuk lebih

giat melakukan ekspansi kredit, sehingga pendapatan bunga bersih yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

83

diperoleh bank akan semakin tinggi. Dengan tingginya pendapatan bunga,

maka dapat dipastikan kinerja keuangan bank tersebut akan meningkat.

4. Pengaruh variabel independen Capital Adequacy Ratio (CAR) dalam penelitian

ini mempunyai pengaruh yang positif terhadap besarnya rasio ROA, namun

pengaruhnya tidak terlalu besar. Hal ini terlihat dari nilai koefisien rasio CAR

sebesar +0,256. Nilai koefisien ini menunjukkan bahwa rasio CAR mempunyai

pengaruh positif terhadap terhadap besarnya nilai ROA. Hal ini berarti semakin

tinggi rasio CAR akan menyebabkan semakin tingginya rasio ROA. Disamping

itu, semakin tinggi rasio CAR juga berarti bahwa semakin tinggi kemampuan

bank untuk menahan risiko kerugian yang mungkin dialami bank tersebut. Bagi

pihak manajemen bank, diharapkan selalu menjaga tingkat kecukupan

modalnya, sehingga pada akhirnya kinerja keuangan bank tersebut juga akan

meningkat. Kemudian bagi investor, rasio CAR dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan untuk menentukan strategi investasinya. Karena semakin besar

rasio CAR suatu bank, diharapkan semakin tinggi juga ROA yang akan

diperoleh bank tersebut. Sementara bagi regulator (Bank Indonesia),

diharapkan selalu memantau tingkat kecukupan modal bank (khususnya pada

Bank Kecil). Dengan tingginya tingkat kecukupan modal, maka bank akan

lebih mampu mengembangkan usahanya terutama untuk pemberian pinjaman

kepada debitur yang berujung pada peningkatan kinerja perbankan. Di sisi lain,

dengan tingginya permodalan bank, maka hal ini menunjukkan bahwa

perbankan lebih mampu menahan gejolak dalam hal terjadi kerugian yang

menimpa bank misalnya akibat krisis ekonomi.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

84

5. Pengaruh variabel Non Performing Loan (NPL) pada penelitian ini memiliki

pengaruh yang negatif terhadap ROA namun pengaruhnya tidak signifikan. Hal

ini terlihat dari nilai koefisien NPL yaitu – 0,006 dan tidak signifikan. Dapat

diinterpretasikan bahwa walaupun tingkat NPL meningkat namun tidak

membawa pengaruh yang serius terhadap ROA. Tidak signifikannya pengaruh

NPL terhadap ROA disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu a) manajemen bank

bertindak hati-hati dan membuat cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)

yang besar sehingga laba stabil (dapat dimanage), b) rata-rata NPL bank sangat

kecil (< 5%) sehingga tidak berpengaruh signifikan pada ROA. NPL bank yang

kurang dari 5% telah diperhitungkan dalam risiko bisnis, c) Return (laba)

dalam perhitungan ROA merupakan gabungan dari pendapatan yang

bersumber dari bunga (interest bearing income) dan pendapatan yang

bersumber dari non bunga (fee based income) sehingga besarnya NPL tidak

terlalu berpengaruh terhadap ROA, terutama bagi bank yang memiliki fee

based income yang sangat besar.

5.4 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat satu variabel independen yaitu

variabel Non Performing Loan (NPL) yang pengaruhnya negatif namun tidak

signifikan terhadap ROA. Hal ini tidak sesuai dengan teori/hiptotesa yang

menyatakan bahwa NPL memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap

ROA, artinya semakin besar rasio NPL akan menurunkan rasio ROA. Pada

penelitian mendatang dapat dilakukan dengan kriteria pengambilan sampel yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

85

berbeda dari yang dilakukan dalam penelitian ini dan/atau dengan periode

pengamatan yang lebih lama atau lebih singkat dan dengan data yang lebih up to

date, mungkin dapat menghasilkan variabel NPL yang memiliki pengaruh negatif

dan signifikan terhadap ROA. Lebih lanjut, agar hasil penelitian berikutnya dapat

dipakai/digeneralisasi untuk industri perbankan secara nasional, maka peneliti

hendaknya menggunakan sampel yang mewakili semua kategori bank baik Bank

Kecil, Bank Sedang, maupun Bank Besar yang beroperasi di Indonesia dengan

data yang lebih up to date dan dengan kriteria pengambilan sampel yang tepat.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA:Investigasi Pada Bank Kecil (Total Asset di Bawah Sepuluh Triliun Rupiah)Dermawan SebayangUniversitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/