bab v simpulan 5.1....

76

BAB V

SIMPULAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka

kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pernyataan misi berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja perusahaan.

Semakin efektif pernyataan misi perusahaan, kinerja perusahaan akan semakin

bagus. Komponen pernyataan misi yang paling berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan adalah purpose dan philosophy. Purpose berpengaruh terhadap

return on equity dan return on assets. Sedangkan philosophy berpengaruh

terhadap debt to equity ratio dan debt to total assets ratio.

2. Di antara sembilan komponen pernyataan misi, komponen yang paling banyak

diungkapkan oleh perusahaan adalah vision, purpose, public image dan

philosophy. Keempat komponen tersebut memperoleh penilaian yang cukup

tinggi karena diungkapkan secara jelas di dalam pernyataan misi. Hal ini sejalan

dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pernyataan misi

mengungkapkan maksud keberadaan perusahaan, tujuan yang hendak dicapai

di masa yang akan datang, dan mengkomunikasikan tentang image positif

perusahaan kepada para pemangku kepentingan. Di sisi lain, pernyataan misi

juga memastikan kebulatan tekad atas tujuan organisasi di semua level

karyawan, melalui penetapan filosofi dan nilai-nilai yang diyakini bersama

untuk mencapai tujuan perusahaan.

ANALISIS PENGARUH PERNYATAAN MISI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN GO PUBLIC DIINDONESIADwi Harso TUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

77

5.2. Implikasi

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh pernyataan misi terhadap

kinerja perusahaan. Pengartikulasian pernyataan misi merupakan faktor yang

krusial dalam formulasi strategi bisnis (Duygulu et al., 2016). Secara umum,

pernyataan misi memegang peranan penting dalam menjaga keberlangsungan

perusahaan dalam jangka panjang. Pernyataan misi merupakan alasan keberadaan

perusahaan, sehingga harus bisa menjawab pertanyaan dasar, yakni: apa tujuan

perusahaan, kenapa perusahaan itu ada, dan apa yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Banyak pendapat dari para peneliti sebelumnya yang menjelaskan mengenai

pengaruh pernyataan misi, meskipun ada juga yang bertolak belakang. Pada

penelitian ini, besaran pengaruh yang tidak terlalu tinggi bisa dijelaskan karena

adanya faktor-faktor lain di luar komponen pernyataan misi yang cukup berperan

dalam mempengaruhi kinerja perusahaan. Dalam praktiknya kemampuan misi

untuk mempengaruhi kinerja perusahaan sangat tergantung pada banyak faktor.

Dimulai dari proses pengartikulasian pernyataan misi, apakah melibatkan CEO,

manajemen level menengah, karyawan, pelanggan, konsultan atau pemangku

kepentingan lainnya. Selain itu dalam implementasinya dibutuhkan juga peranan

manajemen untuk mengkomunikasikan secara efektif kepada seluruh karyawan dan

pemangku kepentingan lainnya, sehingga pernyataan misi tidak hanya menjadi

semacam slogan yang tak bermakna. Tentu saja ini perlu didukung dengan sejumlah

kebijakan dan prosedur serta struktur organisasi yang sejalan. Kesamaan nilai-nilai

dalam pernyataan misi dengan yang diyakini karyawan, semakin meningkatkan

komitmen mereka kepada pernyataan misi.


78

Wheelen et al., (2000) menyebutkan bahwa pernyataan misi yang ideal terdiri

dari 9 komponen yaitu purpose, service and/or products, competitive advantage,

scope of operations, philosophy, vision, sense of shared expectation, public image,

dan emphasis on technology, creativity, and innovation. Kriteria tersebut hampir

sama dengan pendapat Pearce et al., (1987) dan David (2009), namun terdapat

penambahan komponen customer (target market), identification of the company

self-concpet, dan concern for financial soundness. Pernyataan misi perusahaan di

Indonesia sudah mengandung beberapa komponen tersebut dan tidak ada yang

mencantumkan seluruh komponen yang ada. Dalam beberapa penelitian

sebelumnya tidak ada pernyataan misi yang komprehensif yang mencantumkan

semua pemangku kepentingan serta memasukkan semua komponen dan sasaran-

sasaran yang spesifik. Hal ini menimbulkan keraguan apakah perusahaan harus

mengembangkan pernyataan misi yang komprehensif dan ideal tersebut dengan

harapan akan berdampak pada kinerja keuangan. Barangkali beberapa elemen ini

tidak membantu perusahaan dalam menghasilkan profit karena tidak menerangkan

secara akurat mengenai perusahaan dan cita-citanya. Gharleghi et al., (2011),

menemukan bahwa pernyataan misi yang mempunyai pengaruh paling besar pada

kinerja perusahaan adalah pernyataan misi yang fleksibel, bukan yang

komprehensif atau ideal. Seperti ditunjukkan dari hasil penelitian ini, pernyataan

misi perusahaan di Indonesia masih jauh dari ideal, karena tidak mencantumkan

semua komponen pernyataan misi. Namun kondisi ini tetap mendukung adanya

pengaruh pernyataan misi terhadap kinerja perusahaan. Yang terpenting adalah

perusahaan harus mempunyai pernyataan misi yang penuh makna, mengungkapkan


79

secara jelas komponen-komponen penting yang mampu memberikan sinyal positif

dan reputasi yang lebih baik kepada para pemangku kepentingan.

Pernyataan misi seharusnya tidak hanya menjadi slogan melainkan membuka

mata karyawan mengenai tugas harian mereka dan peranan mereka dalam

menjalankan visi dan misi sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan. Dengan

demikian, pernyataan misi dapat memotivasi karyawan dan membuat perusahaan

menjadi semakin kompetitif. Untuk memperoleh dampak yang lebih besar pada

kinerja perusahaan, pengartikulasian pernyataan misi perlu melibatkan beberapa

pemangku kepentingan, seperti manajer menengah, pemegang saham, dan

konsumen (Bart, 1998). Pendefinisian misi semata-mata oleh manajemen puncak

dan komunikasi satu arah kepada karyawan tidak menjamin bahwa karyawan dapat

mengerti dengan baik dan menginternalisasi misi perusahaan mereka. Internalisasi

pernyataan misi dalam diri karyawan harus dipandang sebagai salah satu kondisi

yang penting, sehingga berdampak pada perilaku dan kinerja perusahaan (Duygulu,

2016).

5.3. Keterbatasan

Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah tentang

penelitian, namun demikian masih terdapat keterbatasan-keterbatasan, yaitu:

1. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan yang berasal dari berbagai sektor

industri, sehingga hasil penelitian ini tidak spesifik menjelaskan hubungan

pernyataan misi dengan kinerja keuangan masing-masing sektor yang mungkin

berbeda karakteristiknya. Namun demikian 215 sampel perusahaan dan kinerja


80

keuangan selama 5 tahun dianggap mampu mengatasi keterbatasan ini dan

menggeneralisir hubungan pernyataan misi dengan kinerja perusahaan.

2. Pengaruh pernyataan misi yang tidak terlalu besar, mengindikasikan perlunya

menggunakan variabel independen lain dalam penelitian. Misalnya pengukuran

komponen utama dari proses perencanaan strategik yaitu: penetapan tujuan,

perencanaan, implementasi, dan kemampuan untuk menindaklanjuti.

3. Pengukuran kinerja perusahaan hanya dilihat dari sisi finansial, yang mungkin

kurang memadai untuk menjelaskan pengaruh pernyataan misi terhadap kinerja

perusahaan.

4. Penilaian pernyataan misi dengan cara mengubah data kualitatif menjadi

kuantitatif hanya dilakukan oleh tiga orang penilai (rater) sehingga dirasakan

masih memiliki unsur subjektivitas. Namun hasil uji interrater realibility

menunjukkan bahwa pengukuran yang dilakukan oleh ketiga penilai tersebut

adalah konsisten, sehingga bisa mengatasi keterbatasan ini.

5.4. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Perusahaan di Indonesia sebaiknya mempunyai pernyataan misi yang bermakna

yang mencakup komponen penting dan menarik, serta memberikan persepsi

yang lebih baik kepada para pemangku kepentingan. Beberapa komponen yang

perlu dipertimbangkan adalah apa yang menjadi alasan keberadaannya,

deskripsi tentang perusahaan dan apa yang membedakan dengan perusahaan


81

lain, filosofi dan nilai-nilai yang dianut, serta citra perusahaan di mata publik.

Hal ini terbukti mampu mendukung peningkatan kinerja keuangan seperti yang

ditemukan dalam penelitian ini.

2. Sebagai bagian terpenting dari proses manajemen strategik, pernyataan misi

harus dikomunikasikan secara efektif kepada semua lini organisasi sehingga

mampu dipahami dengan baik dan terjadi internalisasi dalam perusahaan

tersebut. Proses pengartikulasian dan implementasi yang baik akan mendukung

tercapainya keefektifan pengaruh pernyataan misi terhadap kinerja perusahaan.

3. Bagi peneliti berikutnya, apabila hendak melakukan penelitian dengan tema

yang sama, sebaiknya menggunakan beberapa elemen mediasi yang

menerangkan pengaruh pernyataan misi dengan kinerja perusahaan. Misalnya,

dengan memasukkan unsur “komitmen kepada pernyataan misi” dan “sejauh

mana pernyataan misi sejalan dengan struktur organisasi, kebijakan dan

prosedur”. Kedua unsur ini akan mengarah kepada perilaku karyawan, sehingga

akan terlihat hubungan secara langsung antara pernyataan misi dengan kinerja

perusahaan.

4. Penelitian berikutnya bisa memperluas kategori pengukuran kinerja yang

digunakan. Tidak hanya menggunakan kategori keuangan, namun bisa

ditambah dengan pengukuran kinerja karyawan (produktivitas).

5. Penelitian pengaruh pernyataan misi terhadap kinerja perusahaan dapat dilihat

juga dari proses pengartikulasiannya. Perlu dilihat siapa yang berperan dalam

proses tersebut, konsultan, CEO/manajemen, atau dengan melibatkan

karyawan, sehingga bisa memberikan kontribusi pemahaman yang lebih


82

komprehensif dalam melihat hubungan pernyataan misi dengan kinerja

perusahaan.

6. Pada penelitian berikutnya, jumlah penilai pernyataan misi dapat ditingkatkan

atau dengan melibatkan orang yang ahli dalam bidang strategi dan pernyataan

misi. Hal ini untuk memberikan tingkat keyakinan yang lebih tinggi dan

mengurangi unsur subjektivitas terhadap hasil penilaian pernyataan misi.


bab v simpulan 5.1....

Documents