bab 5 kesimpulan

4
BAB KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan dari studi ini adalah: 1. Berdasarkan analisa kelayakan fisik, lokasi ini dinilai tepat untuk dijadikan kawasan industri karena hampir memenuhi semua kriteria yang ditetapkan di Permen Perindustrian No 35 tahun 2010. Lebih jelasnya dapat dilihat kembali tabel 5.1. Tabel 5.1. Kriteria Pemilihan Lokasi Industri No Kriteria Pemilihan Lokasi Faktor Pertimbangan Kawasan Industri Baru 1 Jarak ke pusat kota Minimal 10 km Lebih dari 10 km 2 Jarak terhadap permukiman Minimal 2 km Kurang dari 2 km 3 Jaringan jalan yang melayani Arteri primer 4 Sistem jaringan yang melayani Jaringan listrik Jaringan telekomunikasi Sudah terlayani. Di dekat kawasan industri ini sudah ada gardu induk. 5 Prasarana angkutan Tersedia pelabuhan laut sebagai outlet(eksport/i mport) Dekat dengan Pelabuhan Belawan. 6 Topografi/ kemiringan tanah Maksimal 15% Tidak sampai 15% 7 Jarak terhadap sungai Maks 5km dan terlayani sungai tipe C dan D Kurang dari 5 km 5

Upload: boyke-p-sirait

Post on 16-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

BABKESIMPULAN5.1. KesimpulanKesimpulan dari studi ini adalah:

1. Berdasarkan analisa kelayakan fisik, lokasi ini dinilai tepat untuk dijadikan kawasan industri karena hampir memenuhi semua kriteria yang ditetapkan di Permen Perindustrian No 35 tahun 2010. Lebih jelasnya dapat dilihat kembali tabel 5.1.

Tabel 5.1. Kriteria Pemilihan Lokasi Industri

NoKriteria Pemilihan LokasiFaktor PertimbanganKawasan Industri Baru

1Jarak ke pusat kotaMinimal 10 kmLebih dari 10 km

2Jarak terhadap permukimanMinimal 2 kmKurang dari 2 km

3Jaringan jalan yang melayaniArteri primer

4Sistem jaringan yang melayani Jaringan listrik

Jaringan telekomunikasiSudah terlayani. Di dekat kawasan industri ini sudah ada gardu induk.

5Prasarana angkutanTersedia pelabuhan laut sebagai outlet(eksport/import)Dekat dengan Pelabuhan Belawan.

6Topografi/kemiringan tanahMaksimal 15%Tidak sampai 15%

7Jarak terhadap sungaiMaks 5km dan terlayani sungai tipe C dan D atau kelas III dan IV.Kurang dari 5 km

8Kesuburan tanahRelative tidak subur (non irigasi teknis)Non irigasi teknis

9Peruntukan lahan Non pertanian

Non permukiman

Non konservasiUntuk industri

10Ketersediaan lahanMinimal 50 ha399 ha

11Harga lahanRelative (bukan mrupakan lahan dengan harga yang tinggi di daerah tersebut)Bukan merupakan lahan dengan harga yang tinggi

12Orientasi lokasi Aksesibilitas tinggi

Dekat dengan potensi tenaga kerjaAksesibilitas tinggi dan dekat dengan potensi tenaga kerja

2. Berdasarkan analisa daya dukung lingkungan, dapat dilihat bahwa daya dukung KIB masih buruk artinya masih banyak yang harus ditingkatkan terutama masalah kondisi jalan dan drainase di dalam kawasan industri.

3. Berdasarkan analisa dampak lingkungan, dapat dilihat bahwa pada tahap pra konstruksi tidak berdampak pada lingkungan. Pada tahap konstruksi, dampak lingkungan tergolong besar dan penting. Pada tahap operasi, dampak lingkungan tergolong kecil dan cukup penting. Pada tahap pemeliharaan, tidak ada dampak lingkungan.4. Berdasarkan analisa pasar, maka industri yang dikembangkan adalah industri kemasan dan turunan bidang bahan makanan dan minuman (yaitu industri makanan dan minuman jadi) karena ekspor bahan makanan selama ini tinggi (bukan makanan jadi). Industri lainnya yang tepat dikembangkan adalah industri bahan kimia dan barang hasil industri kimia karena barang ini adalah komoditas ekspor utama Kota Medan.

5. Berdasarkan analisa finansial dengan perhitungan pembangunan dan pemeliharaan selama 20 tahun, maka pada discount rate 16%, masih didapat keuntungan sebesar Rp 231,053,436,123.63, yang artinya kegiatan ini layak untuk dilaksanakan. IRR sebesar 19,46% yang artinya keuntungan sama dengan nol bila discount rate sebesar 19,46%. Temuan ini menunjukkan bahwa kegiatan ini dapat dilaksanakan. Komponen biaya yang dimasukkan adalah komponen biaya dari penimbunan, pembuatan jalan, penyambungan sarana prasarana sampai pembuatan pondasi.6. Berdasarkan analisa ekonomi, sumber investasi bisa berasal dari 3 pihak yaitu hanya pemerintah, hanya swasta dan kerjasama antara pemerintah dan swasta.7. Berdasarkan analisa manajemen, pengelolaan kawasan industri dapat dilakukan oleh BUMN, BUMD, koperasi dan badan usaha swasta.5.2. Saran

Saran dari studi ini adalah:

1. Untuk penelitian lebih lanjut, perlu dianalisa keuntungan dan kerugian apabila investasi dilakukan oleh pemerintah saja, atau swasta saja atau kerjasama pemerintah dan swasta. Untuk melakukan studi ini, perlu diperkirakan kemampuan pemerintah daerah berinvestasi, syarat-syarat bekerjasama dengan swasta, perkiraan pendapatan tiap perusahaan yang berada di kawasan industri tersebut, dll.2. Perlu dianalisa lebih lanjut juga, keuntungan dan kerugian bagi pemerintah daerah apabila pengelolaannya diberikan kepada pihak BUMN/BUMD, koperasi atau badan usaha swasta. Untuk menganalisa hal ini perlu diketahui syarat suatu BUMN/BUMD, koperasi atau badan usaha swasta bisa menjadi pengelola suatu kawasan industri. Misalnya besar asset yang dimiliki, lama berdiri, pengalaman mengelola suatu kawasan industri, jumlah tenaga kerja, dan kesehatan kondisi keuangan, dll.5