bab 5

3
52 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah mengenai beberapa hal sebagai berikut. a) Bahwa nilai OEE dari mesin overhead crane 003/OHC/BRB masih dibawah standar yang diharapkan, yaitu 71,63% masih dibawah 85%. Terutama pada bulan Juni 2012 yang memiliki nilai OEE yang terendah. Masih kurangnya nilai OEE dikarenakan faktor nilai availability rate yang juga kurang dari standar yang diharapkan. b) Dari analisa jenis kerusakan diketahui bahwa kerusakan yang paling sering terjadi adalah kampas melorot, yaitu dengan persentase sebesar 43,6% dari total 55 kali kerusakan yang terjadi dalam periode April s/d September 2012. c) Secara umum perbandingan antara MTBF dan MTTR adalah 18,1 jam antar breakdown dan 2,4 jam tiap melakukan repair. Dapat dikatakan bahwa waktu antar kerusakan relative singkat, namun waktu perbaikan yang relatif lama. Sehingga secara umum keefektifan mesin overhead crane 003/OHC/BRB tidak memenuhi harapan dikarenakan ketersediaan mesin yang belum optimal, ketidak optimalan tersebut disebabkan oleh waktu breakdown yang tinggi.

Upload: june

Post on 09-Feb-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB 5

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 5

52

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah mengenai

beberapa hal sebagai berikut.

a) Bahwa nilai OEE dari mesin overhead crane 003/OHC/BRB masih

dibawah standar yang diharapkan, yaitu 71,63% masih dibawah 85%.

Terutama pada bulan Juni 2012 yang memiliki nilai OEE yang

terendah. Masih kurangnya nilai OEE dikarenakan faktor nilai

availability rate yang juga kurang dari standar yang diharapkan.

b) Dari analisa jenis kerusakan diketahui bahwa kerusakan yang paling

sering terjadi adalah kampas melorot, yaitu dengan persentase sebesar

43,6% dari total 55 kali kerusakan yang terjadi dalam periode April

s/d September 2012.

c) Secara umum perbandingan antara MTBF dan MTTR adalah 18,1 jam

antar breakdown dan 2,4 jam tiap melakukan repair. Dapat dikatakan

bahwa waktu antar kerusakan relative singkat, namun waktu

perbaikan yang relatif lama.

Sehingga secara umum keefektifan mesin overhead crane

003/OHC/BRB tidak memenuhi harapan dikarenakan ketersediaan mesin

yang belum optimal, ketidak optimalan tersebut disebabkan oleh waktu

breakdown yang tinggi.

Page 2: BAB 5

53

Lalu agar dokumentasi data perbaikan dapat dilakukan dengan benar

dan mudah maka dilakukanlah improvement yaitu dengan membuat tag

preventive maintenance dan form corrective maintenance (perbaikan

breakdown), agar dalam proses record dan collect lebih mudah dilakukan.

Untuk tag preventive maintenance merupakan label yang dipasang pada

mesin overhead crane 003/OHC/BRB, agar diketahui dan dapat dikontrol

jadwal perawatan preventive yang telah dan akan dilakukan pada mesin

tersebut, pengisian tersebut dilakukan oleh petugas/staff maintenance yang

dikontrol oleh operator mesin tersebut atau supervisor operator. Lalu untuk

form corrective maintenance diisi oleh staf maintenance pada saat mereka

melakukan kegiatan repair pada mesin yang sedang rusak.

5.2.Saran

Agar mengurangi tingkat frekuensi breakdown, maka perlu dilakukan

suatu perbaikan dari segi metode perawatan. Perawatan yang dilakukan rutin

oleh operator untuk memperpanjang usia mesin dan memperpanjang waktu

terjadinya breakdown, yaitu menggunakan metode autonomous maintenance.

Pelaksanaan metode ini diharapkan dapat meningkatkan keawetan dari mesin,

sehingga tidak sering mengalami breakdown. Langkah-langkahnya dilakukan

secara umum adalah sebagai berikut :

a) Membersihkan bagian mesin yang terjangkau setelah selesai

pengoperasian pada akhir jam kerja.

b) Melumasi bagian-bagian penting dari mesin yang mudah aus.

Page 3: BAB 5

54

c) Pengecekan fungsi operasional dari mesin, dengan cara jalankan

crane tanpa beban pada hook secara perlahan-lahan..

d) Pengecekan fungsi mekanik seperti penyetelan ulang, kerusakan

fungsi mekanik dll.

e) Pengecekan komponen hidrolik dan pneumatik, serta pengecekan

kurang kencangnya sambungan, baud karena getaran dan kebocoran.

f) Pengecekan deformasi, seperti apakah terjadi retak atau terkikis.

g) Pengecekan tali baja, seperti dilihat apakah kawat-kawat mulai putus,

atau tidak tergulung sesuai alur pada drum.

h) Pengecekan komponen kelistrikan yang lainya seperti control dan

pengawatan yang mungkin mengalami kekenduran dan kotoran, serta

pembersihan kontaktor dari kotoran.

Untuk dapat melakukan pelaksanaan metode ini, maka perlu adanya

hal yang diperhatikan, yaitu :

a) Skill perawatan dan pemeliharaan dari operator perlu ditingkatkan,

oleh karena itu perlu dilakukan pelatihan-pelatihan yang rutin untuk

para operator, agar kemampuan mereka untuk melakukan

pemeliharaan dan perawatan memadai. Sehingga untuk pemeliharaan

dan perawatan yang bersifat daily dan ringan dapat diselesaikan.

b) Motivasi operator agar konsisten dan rutin melakukan kegiatan

autonomous maintenance.

c) Kesadaran operator akan pentingnya pemeliharaan yang dilakukan

pada mesin overhead crane sehingga tidak menimbulkan waktu

breakdown yang tinggi.