bab 4(38-47) edit12 dec
DESCRIPTION
skripsiTRANSCRIPT
![Page 1: bab 4(38-47) edit12 dec](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf96e0550346d0338e622d/html5/thumbnails/1.jpg)
38
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan
rancangan true experimental-post test only control group design yang bertujuan
untuk mengetahui potensi ekstrak etanol kulit jeruk nipis (Citrus aurantiifolia)
sebagai insektisida nyamuk Aedes sp.
4.2 Sampel dan Estimasi Besar Sampel
4.2.1 Jumlah Sampel
Pada penelitian ini menggunakan nyamuk Aedes sp. yang memenuhi
kriteria inklusi.
Kriteria inklusi penelitian ini adalah:
Nyamuk Aedes sp. yang masih hidup.
Nyamuk Aedes sp. yang aktif bergerak dan terbang.
Kriteria eksklusi penelitian ini adalah:
Nyamuk Aedes sp. yang mati selama percobaan dilakukan.
Besar sampel berdasarkan jumlah total nyamuk dalam satu kandang, jumlah total
kelompok dan jumlah total repetisi. Jumlah sampel dalam satu kandang adalah
25. Estimasi repetisi dikira berdasarkan rumus di bawah :
P (n-1) ≥ 15.
5 (n-1) ≥ 15
5n-5 ≥ 15
![Page 2: bab 4(38-47) edit12 dec](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf96e0550346d0338e622d/html5/thumbnails/2.jpg)
39
5n ≥ 20
n ≥ 4.0 ~ 4
keterangan:
p = jumlah perlakuan yang dilakukan
n = jumlah pengulangan tiap perlakuan
jadi, berdasarkan rumus di atas, pengulangan yang diperlukan pada penelitian ini
minimal adalah 4 kali.
4.2.2 Perlakuan
Adapun perlakuan yang digunakan adalah:
1. Kontrol positif:
Disemprot dengan Malathion 0,28 %
2. Kontrol negatif:
Disemprot dengan Aseton 1%.
3. Perlakuan I:
Disemprot dengan ekstrak etanol kulit jeruk nipis X% sebagai insektisida
4. Perlakuan II:
Disemprot dengan ekstrak etanol kulit jeruk nipis Y% sebagai insektisida
5. Perlakuan III:
Disemprot dengan ekstrak etanol kulit jeruk nipis Z% sebagai insektisida
Besar sampel = jumlah sampel setiap kandang x jumlah perlakuan x jumlah
pengulangan
= 25 x 5 x 4
= 500
![Page 3: bab 4(38-47) edit12 dec](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf96e0550346d0338e622d/html5/thumbnails/3.jpg)
40
4.3 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya pada bulan Disember 2012 sehingga selesai.
4.4 Identifikasi Variabel
4.4.1 Variabel Dependent (tergantung)
Variabel dependent (tergantung) adalah jumlah nyamuk Aedes sp. yang
mati selepas disemprot ekstrak etanol kulit jeruk nipis sebagai insektisida.
4.4.2 Variabel Independent (bebas)
Variabel independent (bebas) adalah ekstrak etanol kulit jeruk nipis
konsentrasi X%, Y%, Z% dan lama paparan.
4.5 Definisi Operasional
Kulit Jeruk Nipis: Berupa Kulit dari buah jeruk nipis Citrus aurantiifolia
yang dibeli dari Pasar Besar Malang.
Ekstrak etanol kulit jeruk nipis: Berupa minyak kental dan mempunyai
aroma khas diproduksi setelah serbuk kering kulit jeruk nipis direndam
dalam pelarut ethanol 96% dan dilakukan evaporasi. Penentuan
konsentrasi ekstrak kulit jeruk nipis: Interval konsentrasi yang digunakan
dalam penelitian ini berpandukan pada studi pendahuluan yang telah
dilakukan dan diukur dalam persentase.
Nyamuk Aedes sp. : Mempunyai warna dasar yang hitam dengan bintik-
bintik putih pada bahagian badannya terutama pada kakinya. Nyamuk
![Page 4: bab 4(38-47) edit12 dec](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf96e0550346d0338e622d/html5/thumbnails/4.jpg)
41
Aedes sp dibeli dari Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya .
Nyamuk Aedes sp mati: Nyamuk Aedes sp. yang distimulasi dengan
ujung lidi, tidak menunjukkan respon sama sekali.
4.6 Alat dan Bahan Penelitian
4.6.1 Alat-alat Penelitian
Alat penggerus/blender
Tabung untuk merendam kulit jeruk nipis yang sudah digirus (dengan
volume 1.5 liter)
Satu set alat evaporasi (evaporator)
Labu pemisah ekstraksi
Pendingin spiral
Selang plastik
Water bath dan vacuum
Water pump
Bak penampung aquades
Tabung penampung hasil ekstraksi
Cawan penguap
Oven
Freezer
Kandang berukuran 25 cm x 25 cm x 25cm
Spray / alat penyemprot
Pinset
![Page 5: bab 4(38-47) edit12 dec](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf96e0550346d0338e622d/html5/thumbnails/5.jpg)
42
Timer
4.6.2 Bahan-bahan Penelitian
Ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantiifolia)
Nyamuk Aedes sp
Aseton
Ethanol 96% sebagai pelarut ekstrak
Aseton 1%
Kertas saring
4.6.3 Persiapan Penelitian
4.6.3.1 Ekstraksi Kulit Jeruk nipis
Proses esktraksi kulit jeruk nipis dilakukan dengan cara maserasi yaitu
dengan pelarut etanol 96%. Prosesnya adalah sebagai berikut:
Kulit jeruk nipis diiris kemudian dijemur sampai kering, setelah itu kulit
jeruk nipis yang kering dihaluskan dengan blender sehingga akan
diperoleh bentuk serbuk.
Masukkan 150 gram serbuk kulit jeruk nipis ke dalam botol lalu
rendam dengan etanol.
Pelarut etanol sebanyak 1 liter dimasukkan ke dalam botol sehingga
serbuk yang terbungkus kertas saring terendam dalam pelarut etanol.
Biarkan sampai rendaman berwarna coklat tua (± dua hari).
Hasil rendaman etanol kemudian ditampung di botol lain.
Ekstraksi dilakukan dengan beberapa kali penggantian etanol.
![Page 6: bab 4(38-47) edit12 dec](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf96e0550346d0338e622d/html5/thumbnails/6.jpg)
43
Hentikan estraksi jika etanol dengan tempat menampung serbuk kulit
jeruk nipis sudah jernih (setelah satu minggu).
Semua hasil rendaman ditempatkan di dalam satu botol.
4.6.3.2 Evaporasi Hasil Ekstraksi Kulit Jeruk nipis
Alat evaporasi dirangkai sehingga membentuk sudut 30-40o, dan
bawah ke atas yaitu alat pemanas air, labu penampung hasil
evaporasi, rotary evaporator, dan tabung pendingin. Tabung
pendingin dihubungkan dengan alat pompa sirkulasi air dingin yang
terhubung dengan bak air dingin melalui pipa plastik. Selain itu,
tabung pendingin juga terhubung dengan pompa vakum dan labu
penampung hasil penguapan.
Labu penampung hasil evaporasi diisi dengan hasil ekstraksi,
kemudian dirangkai kembali, rotary evaporator, alat pompa sirkulasi
air dingin dan alat pompa vakum semua dinyalakan. Pemanas
aquades dinyalakan pula sehingga hasil ektraksi dalam tabung
penampung evaporasi ikut mendidih dan pelarut etanol mulai
menguap.
Hasil penguapan etanol akan dikondensasikan menuju labu
penampung etanol sehingga tidak tercampur dengan hasil evaporasi,
sedangkan uap yang lain disedot dengan alat pompa vakum.
Proses ini ditunggu hingga hasil ekstraksi yang dievaporasi
volumenya berkurang dan menjadi kental, ditandai dengan batu-batu
pengaduk yang ikut berputar, maka proses dapat dihentikan dan hasil
evaporasi diambil.
![Page 7: bab 4(38-47) edit12 dec](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf96e0550346d0338e622d/html5/thumbnails/7.jpg)
44
Hasil evaporasi kemudian ditampung dalam cawan penguap
kemudian dioven pada suhu 50-60oC selama 1-2 menit, untuk
menguapkan pelarut yang tersisa, sehingga didapat hasil ekstrak
etanol kulit jeruk nipis 100%.
Ekstrak etanol kulit jeruk nipis yang berupa pasta kemudian ditimbang
dengan neraca analitik.
4.6.3.3 Pembuatan Larutan Stok 50%
Ekstrak etanol kulit jeruk nipis 100% yang disimpan di dalam kulkas
perlu diturun suhunya sesuai dengan suhu kamar dengan cara
membiarkannya di udara kamar selama 15 menit. Ekstrak etanol kulit
jeruk nipis sebanyak 5 ml dicampurkan dengan campuran pelarut 5 ml
aseton 1% untuk menghasilkan larutan stok 50%.
4.6.3.4 Pembuatan Larutan Perlakuan
Larutan stok 50% dilarutkan dalam aseton 1% hingga didapatkan
dosis yang diinginkan dengan menggunakan rumus:
M1 x V1 = M2 x V2
Keterangan:
M1 : Konsentrasi larutan stok yang sebesarnya 50%
M2 : Konsentrasi larutan yang diinginkan
V1 : Volume larutan stok yang harus dilarutkan
V2 : Volume larutan perlakuan yang besarnya 4ml
Untuk kelompok kontrol negatif digunakan 4 ml aseton 1% dan untuk
kontrol positif menggunakan 4 ml Malathion 0,28%. Sedangkan untuk kelompok
perlakuan digunakan 3 dosis (M2) : X %; Y % dan Z %. Semua kelompok
![Page 8: bab 4(38-47) edit12 dec](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf96e0550346d0338e622d/html5/thumbnails/8.jpg)
45
dilarutkan dalam aseton 1% hingga didapatkan volume akhir sebanyak 4 ml.
Konsentrasi X%, Y% dan Z% ditentukan melalui proses studi pendahuluan.
4.7 Metode Pengumpulan Data
Sebelum penelitian dimulakan, penelitian preliminer dilakukan untuk medapat
dosis efektif ekstrak etanol kulit jeruk nipis (Citrus aurantiifolia) iaitu ekstrak yang
mempuyai konsentrasi yang minimal tetapi potensi insektisidanya yang
maksimal. Penelitian ini membutuhkan sekitar 5 kandang (bersaiz 25cmX
25cmX25cm). Sebanyak 25 ekor nyamuk diletakkan dalam setiap kandang.
Ekstrak etanol kulit jeruk nipis (Citrus aurantiifolia) dengan konsentrasi X%, Y%,
Z% disediakan. Kemudian, nyamuk yang mati diamati dan dihitung jumlahnya
setiap 2 jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam, dan 24 jam. Sebanyak 4 kali perulangan telah
dilakukan untuk setiap kelompok. Kandang tersebut dibersihkan dengan
detergen dan alcohol untuk membuang residu sebelum digunakan untuk
experiment selanjutnya.
4.8 Perkiraan tabel data yang akan diperoleh / Dummy Tabel
Waktu (Menit ke - )
∑ Nyamuk Aedes sp. yang mati Kontrol I (K I) Kontrol negatif
Kontrol II (K II) Kontrol Positif
Perlakuan I (P I)
Perlakuan II (P II)
Perlakuan III (P III)
Aseton
1%
Malathion 0.28%
Ekstrak Kulit Jeruk Nipis X%
Ekstrak Kulit Jeruk Nipis Y%
Ekstrak Kulit Jeruk Nipis Z%
A B C D E
![Page 9: bab 4(38-47) edit12 dec](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf96e0550346d0338e622d/html5/thumbnails/9.jpg)
46
4.9 Pengolahan Data
Data-data hasil yang telah dikelompokkan dan dimasukkan tabel, diuji
kemaknaannya dengan menggunakan One-way ANOVA. Anova ini untuk
menganalisis apakah ada perbedaan persentase kematian nyamuk Aedes
sp. antara lebih dari dua kelompok.
Syarat-syarat analisa ANOVA :
Sampel dipilih secara acak
Kelompok lebih dari tiga
Distribusi jumlah nyamuk Aedes sp setiap perlakuan adalah normal
Varian tiap perlakuan adalah homogen
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
H0 : tidak terdapat perbedaan persentase jumlah kematian nyamuk Aedes
sp. antara kelompok perlakuan yang diberi ekstrak kulit jeruk nipis
dibanding dengan kelompok kontrol yang tidak mendapat pemberian
ekstrak kulit jeruk nipis.
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara persentase jumlah
kematian nyamuk Aedes sp. antara kelompok perlakuan yang diberi
ekstrak kulit jeruk nipis dibandingkan kelompok kontrol yang tidak
mendapat pemberian ekstrak kulit jeruk nipis.
![Page 10: bab 4(38-47) edit12 dec](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071717/55cf96e0550346d0338e622d/html5/thumbnails/10.jpg)
47
Apabila didapatkan perbedaan yang bermakna, maka dilanjutkan analisis
dengan uji post hoc TUKEY untuk menguji kelompok mana saja yang
miliki perbedaan nyata. Kemudian dilanjutkan dengan analisis korelasi
Pearson, dimana analisis untuk melihat kekuatan hubungan antara 2
variabel, yaitu konsentrasi ekstrak kulit jeruk nipis dengan jumlah
kematian. Selain itu, turut dilakukan uji regresi linear.
Untuk uji analisis One – way ANOVA, uji analisis post hoc (LSD
test), uji korelasi Pearson menggunakan fasilitas SPSS 15 dari Windows.