deloitte the connected archiplelago indonesian dec 2011

Upload: kikijah

Post on 17-Jul-2015

379 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Nusantara TerhubungPeran Internet dalam pembangunan ekonomi IndonesiaDesember 2011

Batasan pekerjaan kamiPembatasan penggunaan umum Laporan ini dibuat khusus untuk kepentingan dan tujuan Google Asia Pacific Pte Ltd. Laporan ini tidak dibuat atas nama, atau untuk melayani kebutuhan pihak lain dan oleh karena itu tidak boleh digunakanatau diandalkan oleh pihak lain dan kami tidak menerima duty of care (kewajiban untuk berhati-hati) terhadap orang atau badan lain manapun. Penggalan teks, tabel atau diagram tertentu dapat direproduksi dengan menyebutkan sumbernya. Untuk reproduksi yang lebih luas harus memperoleh izin dari Deloitte Access Economics.

i

Daftar Isi

Batasan pekerjaan kami Glosarium Ringkasan Eksekutif 1 Ekonomi Indonesia dan Internet 1.1 Kepulauan yang tersebar luas 1.2 Internet di Indonesia 1.3 Pendekatan untuk menilai ekonomi Internet 2 Jejak Internet dalam perekonomian Indonesia 2.1 Penelitian kontribusi ekonomi 2.2 Kontribusi langsung terhadap perekonomian Indonesia 2.3 Patokan Internet di Indonesia 3 Bagaimana Internet mentransformasi perekonomian Indonesia 3.1 Kronologi Internet 3.2 Rumah tangga 3.3 Bisnis mengikuti pimpinan 3.4 Pemerintah kesempatan dan tantangan 4 Prospek ekonomi Internet Indonesia 4.1 Kesiapan Internet 4.2 Penggrafikan perkembangan ekonomi Internet: 4.3 Potensi pertumbuhan dan keterlibatan Referensi Lampiran A : Menghitung kontribusi Internet Lampiran B : Kemajuan dengan clouds computing

i iv 1 3 3 4 5 7 9 10 13 15 17 18 25 32 37 40 42 45 51 53 54

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia ii

Grafik

Grafik 2.1 Grafik 2.2 Grafik 2.3 Grafik 2.4 Grafik 2.5 Grafik 3.1 Grafik 3.2 Grafik 3.3 Grafik 3.4 Grafik 3.5 Grafik 3.6 Grafik 3.7 Grafik 4.1 Grafik 4.2 Grafik 4.3 Grafik 4.4 Grafik 4.5 Grafik 4.6 Grafik 4.7 Grafik 4.8

Ukuran ekonomi Internet: pendekatan pengeluaran Proporsi rumah tangga dengan akun Internet, 2010 Proporsi pengguna yang mengakses Internet tiap hari dengan ponsel Nilai sektor, relatif terhadap PDB Kontribusi ekonomi Internet, 2009* Komposisi pengguna Internet, menurut kelompok umur Pengunjung unik ke situs penerbangan Tahap pertumbuhan E-business UKM Kehadiran Internet UKM Internet dan pelanggan UKM Internet dan pengadaan UKM Internet dan struktur organisasi Indeks Kesiapan Jaringan Perbandingan penggunaan Internet* Indeks Akses: Pertumbuhan pengguna Internet dan bandwidth Indeks Penggunaan: Penggunaan Pencarian di Internet Pertumbuhan dalam pencarian Internet berdasarkan kategori Indeks Pengeluaran: Pengeluaran untuk akses dan peralatan Internet Pengguna dan pelanggan Internet di Indonesia Penetrasi Fixed Broadband Penetrasi ponsel

10 11 12 13 14 20 24 25 27 28 28 29 41 42 43 44 44 46 47 47

TabelTabel 3.1 Rangkuman dan relevansi dari berbagai kebijakan 33

GambarGambar 1.1 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 4.1 Komunitas yang terhubung the warnet Tahapan indikatif untuk Internet di Indonesia Mobile banking Go-Jek Pinjaman Konsumen Mandiri Dua pengecer busana Jakarta PT Wahana Indonesia Transport Rempoa Computer PT Metranet Kisah Perusahaan Shell Studi kasus: Efek dari TIK terhadap petani padi Program unggulan TIK Aritmetika Internet 6 17 22 23 24 26 29 30 31 32 34 35 50

iii

Glosarium

ADB ATM BCG BMI BRICI B2B B2C DAE FTC PDB TIK IMF ITU LNG MCIT MGI OECD PC UKM SMS PBB 2G 3G

Bank Pembangunan Asia Anjungan Tunai Mandiri The Boston Consulting Group Business Monitor International Brasil, Rusia, India, Cina dan Indonesia Bisnis ke Bisnis Bisnis ke Konsumen Deloitte Access Economics Fibre to the curb Produk Domestik Bruto Teknologi Informasi dan Komunikasi Dana Moneter Internasional Perhimpunan Telekomunikasi Internasional Gas alam cair Kementrian Komunikasi dan Teknologi Informasi McKinsey Global Institute Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Komputer pribadi Usaha Kecil Menengah Layanan pesan singkat Perserikatan Bangsa-Bangsa Teknologi telepon nirkabel generasi kedua Teknologi telepon nirkabel generasi ketiga

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia iv

Ringkasan eksekutif

Internet mulai memengaruhi perilaku perekonomian dan masyarakat IndonesiaMeskipun tingkat penetrasi Internet di Indonesia cukup rendah, yakni 9,1% dari jumlah penduduk pada tahun 2010, dibandingkan dengan beberapa negara tetangga di kawasan ini (Cina 34,3%, Malaysia 55,3% dan Vietnam 27,6% (ITU 2011), namun pertumbuhan Internet di Indonesia sudah mulai meningkat tajam. Ukuran penyebaran Internet di Indonesia telah naik dua kali lipat sejak tahun 2008, menurut indeks yang dikembangkan untuk laporan ini. Penggunaan Internet sangat bervariasi di seluruh Indonesia, mencerminkan perbedaan jangkauan, ukuran pasar dan kondisi infrastruktur. Penggunaan tertinggi adalah di Jakarta, diikuti oleh kota-kota besar lainnya di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Kemampuan yang lebih sederhana terdapat di pedesaan yang lebih banyak mengandalkan satelit dan warnet (Internet caf). Saat ini, Internet menyumbang 1,6% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Angka ini diperkirakan akan tumbuh tiga kali lipat dari seluruh ekonomi dalam lima tahun ke depan dan diharapkan menyumbang setidaknya 2,5% dari PDB pada tahun 2016. KontribusiInternetsebesar1,6%dariPDB Indonesia, melebihi nilai ekspor gas alam cair (1,4%) dan tiga kali lipat kontribusi sektor listrik(0,5%) Penelitianlain,misalnyayangdilakukanoleh BCG dan MGI menunjukkan bahwa ukuran Internet dalam perekonomian Indonesia mirip dengan Brasil (1,5%) dan Rusia (1,6%), tetapilebih kecil dibanding beberapa negara Asia seperti Cina (2,6%), India (3,2%) dan Hong Kong (5,9%). Saat ini, meluasnya penggunaan jejaring sosial telah mendorong dengan pesat pertumbuhan Internet di Indonesia. Keterjangkauan ponsel, disebabkan oleh turunnya biaya telepon dan paket layanan, telah mempercepat pertumbuhan jejaring sosial. Di dalam jejaring sosial banyak yang telah menggunakan ponsel atau smart phone sederhana melalui jaringan 2G. Tetapi,seiringturunnya harga handset dan bandwdith, khususnya sepanjang tahun lalu, smart phone yang menggunakan jaringan 3G menjadi lebih terjangkau dan penggunaannya semakin meningkat. Fungsi tambahan dari semakin besarnya bandwidth serta semakin canggihnya perangkat akan semakin meluaskan penggunaan mesin pencarian dan berbagai aplikasi, sehingga memperbesar manfaat Internet bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia. Dalam beberapa tahun ke depan, perubahan juga akan didorong oleh pengguna yang semakin terbiasa dengan banyaknya konten yang tersedia di Internet. Menciptakan konten bahasa lokal akan menjadi pendorong utama dalam merealisasikan potensi Internet di Indonesia dan memperkecil kesenjangan standar kehidupan dengan perekonomian yang lebih berkembang. Beberapa sektor perekonomian Indonesia sudah mengakui potensi peran Internet yang semakinpenting: UKMIndonesiamulaimenggunakan Internet untuk memperluas basis pelanggan mereka, meningkatkan penjualan dan meningkatkanpasokan

1

Konsumenmembayartagihanbulanan melalui sistem pembayaran elektronik seperti Finnet, mentransfer dana menggunakan ATM, danmengakses layanan online lain yang disediakan oleh bank. Meskipun perbankan online masih memiliki jangkauan yang relatif kecil di Indonesia, comScore memperkirakan jumlah penggunanya meningkat hampir dua kalilipat pada tahun 2010 Konsumenmelakukanpembeliansecaraonline dari situs e-commerce seperti Plasa.com, sebuahportal ritel Pemerintahmelakukaninvestasidalam penyediaan tulang punggung infrastruktur Palapa Ring dengan tujuan jangka panjang untuk menghubungkan wilayah-wilayah penting di bagian barat, memasang kabel bawah laut sampai ke pulau-pulau di bagian timur dan memasang lebih banyak FTC untuk rumah tangga dan bisnis. Kedepannya, ada serangkaian pendorong yang akan memengaruhi perkembangan Internet. Titikawal di Indonesia berbeda dengan di negara maju karena Indonesia adalah kawasan yang lebih banyak didorong oleh hubungan sosial yang terus berubah, di mana UKM serta kawasan regionalnya memiliki tingkat e-readiness yang rendah. Evolusi Internet akan memiliki banyak sisi dan tergantung pada: PendidikantentangInternet,melaluiInternet di sekolah-sekolah dan mungkin PC atau tablet di rumah-rumah, serta manfaat dari fitur-fitur seperti pencarian Perusahaan-perusahaanbesarsertapemerintah yang menjadi contoh Ponselyangmendorongpenggunaanyang lebih sering namun bersifat mendasar, dan berkembang pesat Iklan digunakan untuk mensubsidi fixed broadband, namun belum jelas seberapa cepat hal ini bisa berpengaruh terhadap mediaInternet yang dominan.

Meningkatnya kontribusi Internet terhadap perekonomian Indonesia mulai dari 1,6% dari PDB hingga minimal 2,5% dari PDB selama lima tahun ke depan diharapkan bisa mencerminkan: Kemudahanmemperolehmanfaatmelalui kesesuaian yang paling mendekati dari penggunaan Internet di negara-negara Asialainnya Sebagai contoh, di Cina, pada kondisi yang sama, penggunaan Internet meningkat tiga kali lipat antara tahun 2006 dan 2010, dari 10,5% dari jumlah penduduk (berusia enam tahun ke atas) menjadi 34,3% (ITU 2011). Peningkatanyangpesatdalamketerjangkauan perangkat yang relevan Sebagai contoh, harga ponsel pintar sederhana buatan lokal pada pertengahan tahun 2011 menjadi 75% lebih murah dari tahun sebelumnya Trenterbarudalamindikatorpentingdariakses, penggunaan dan pengeluaran Indikator penting naik dua kali lipat sejak tahun 2008, mengalami percepatan dalam dua tahun terakhir. KesehatanmendasarperekonomianIndonesia IMF memperkirakan tingkat pertumbuhan PDB antara 6% dan 7% per tahun hingga 2016. Meskipun perlu waktu untuk mengatasi hambatan penyebaran Internet dalam bentuk keterbatasan kapasitas dan jangkauan, posisi Indonesia cukup baik untuk memasuki jalur yang lebih canggih dari pertumbuhan Internet. Perkembangan melalui penggunaan yang lebih luas berdasarkan pencarian, pembuatan konten dan video ini akan berdampak lebih luas pada perekonomian dan masyarakat. Deloitte Access Economics

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 2

1 Ekonomi Indonesia dan InternetInternet sedang mentransformasi Indonesia. Kondisi ini terjadi, sampai tingkat tertentu, di sebagian besar aspek perdagangan dan masyarakat Indonesia. Tetapi, cukup sulit untuk mendefinisikan kondisi tersebut. Tidak ada definisi yang jelas dari ekonomi internet atau bagian dari ekonomi yang terjadi karena Internet.

1.1 Kepulauan yang tersebar luasIndonesia terdiri dari lebih 17.000 pulau yang meliputi wilayah daratan seluas 1,9 juta km2 dan wilayah lautan seluas 7,9 juta km2. Sebagian besar penduduk tinggal di lima pulau terbesar yakni Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan dan Papua. Sebanyak 53% penduduk tinggal di kawasan perkotaan dan kota-kota yang berpenduduk terpadat adalah Jakarta (9,1 juta), Surabaya (2,5 juta), Bandung (2,4 juta), Medan (2,1 juta) dan Semarang (1,3 juta) (BMI 2011, CIA2009). Bangsa majemuk berpenduduk 240 juta ini mencakup sekitar 520 kelompok etnis dan 742 bahasa lokal (Moedjiono 2009). Seperti yang biasa terjadi di negara-negara berkembang, terdapat perbedaan besar dalam standar kehidupan di Indonesia. Sebagian besar kegiatan ekonomi dilakukan di pulau Jawa dan Jakarta, yang merupakan pasar terbesar danterkaya. Latar belakang ini merupakan sebuah potensi ekonomi yang signifikan. Faktor-faktor seperti besarnya jumlah penduduk berusia muda dan sumber daya alam yang kaya merupakan hal penting bagi masa depan perekonomian Indonesia. Indonesia berkembang pesat, pertumbuhan PDB-nya sekitar 6,1% pada tahun 2010 dan perekonomiannya diperkirakan tumbuh sebesar 6% hingga 7% per tahun hingga 2016 (IMF 2011). Namun, terdapat tantangan untuk mewujudkan potensi pertumbuhan Indonesia. Wilayah-wilayah yang terpisah secara geografis serta pemerintahan provinsi yang dominan menimbulkan tantangan bagi konsistensi dan koordinasi di seluruh negeri. Keberhasilan kebijakan pemerintah pusat yang bertujuan untuk mempersatukan negara dan menangani pengembangan ekonomi yang tidak merata akan membantu menentukan masa depan bangsa Indonesia.

Untuk tujuan penelitian Internet di Indonesia ini, Internet didefinisikan secara luas sebagai kegiatan dan segmen ekonomi yang keberadaannya secara umum dikaitkan dengan jejaring dan kemampuan berbagi informasi yang disediakan oleh Internet. Sebagai contoh, telepon suara dan SMS tidak dimasukkan dalam definisi Internet, tetapi mediajejaring sosial tercakup di dalamnya

3

1.2 Internet di IndonesiaTingkat penetrasi Internet di Indonesia sangat bervariasi, sehingga menimbulkan perbedaan dalam hal biaya akses dan infrastruktur. Keluarga Indonesia yang memiliki PC atau telepon rumah relatif sedikit. Sebagian besar pulau tidak terhubung dengan teknologi fiber dan koneksi yang ada tidak mendukung volume lalu lintas data yang tinggi. Akibatnya, Internet memiliki tingkat penetrasi yang relatif rendah dan terbatas pada wilayah tertentu di Indonesia. Ponsel dan SMS tidak mahal dan terjangkau oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Pada tahun 2010, terdapat 220 juta ponsel yang digunakan, atau 92 ponsel per 100 penduduk (ITU 2011). Mengingat adanya pemilik ponsel ganda, ini menunjukkan bahwa sebanyak 85% penduduk dewasa atau 65% dari jumlah penduduk memiliki akses terhadap ponsel. Sebagai perbandingan, Internet fixed bandwidth di Indonesia mahal dan penetrasi Internet menurut perkiraan ITU menjadi relatif rendah yakni 9% pada tahun 2010 (ITU 2011). Bandingkan angka tersebut dengan negara-negara tetangga Indonesia di kawasan ini seperti Cina sebesar 34,3%, Malaysia sebesar 55,3% dan Vietnam sebesar 27,6%. Namun, sumber lain menunjukkan bahwa penetrasi telah meningkat pesat sejak perkiraan versi ITU dibuat. Sebagai contoh, Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) memperkirakan bahwa ada 45 juta pengguna Internet pada pertengahan 2011, setara dengan sekitar 18% dari jumlah penduduk Indonesia, sementara Business Monitor International memperkirakan bahwa gabungan penetrasi Internet narrowband dan broadband bahkan lebih tinggi, yakni sebesar 26% pada tahun 2010 (BMI2011).

Sebagaimana dibahas dalam Gambar 1.1, warnetatau warung Internet telah menjadi saluran utama untuk mengakses Internet bagi kebanyakan orang di Indonesia. Namun pada tingkat yang bervariasi, hal ini digantikan oleh ponsel dan PC di rumah-rumah di kawasan perkotaan. Penggunaan komersial atau bisnis belum begitu luas dan terpusat di pemerintahan dan perusahaan besar. Terdapat kesenjangan besar antara penggunaan Internet oleh perusahaan besar dan UKM. Masyarakat Indonesia menggunakan Internet terutama untuk keperluan jejaring sosial, peringkatkedua untuk akun Facebook (40 juta pada pertengahan 2011) dan tertinggi ketiga untuk jumlah akun Twitter di seluruh dunia. Meskipun jejaring sosial lebih sering menghasilkan pertukaran konten daripada pembuatan konten, dari waktu ke waktu, ada potensi peningkatan akses Internet melalui gelombang smart phone berikutnya, yang akan mengarah kepada pembuatan konten yang lebih canggih. Pada saat harga komputer dan smart phone terus menurun, penggunaan Internet oleh masyarakat Indonesia akan beralih ke penggunaan yang lebih kuat berdasarkan pencarian dan video.

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 4

1.3 Pendekatan untuk menilai ekonomi InternetPendekatan yang digunakan dalam laporan ini bertujuan untuk menjelajahi dimensi yang berbeda tentang bagaimana Internet berkembang dan mengubah perekonomian dan masyarakat di Indonesia. Hal ini termasuk memperkirakan bagian dari output ekonomi Indonesia yang terjadi sebagai dampak langsung Internet. Berdasarkan analisa selanjutnya, untuk memahami cara Internet mengubah rumah tangga, kalangan bisnis dan pemerintahan, perlu mengidentifikasi perbedaan di antara dan di dalam sektor-sektor tersebut. Indeks yang melacak cara penyebaran Internet dan harapan tentang bagaimana UKM akan memanfaatkan Internet di masa mendatang jugadibahas dalam laporan ini. Meskipun setiap aspek dari analisis ini bertumpu pada kualifikasi yang terkait dengan kualitas data yang digunakan, semuanya memberikan gambaran tentang inovasi, semangat dan partisipasi yang dibawa Internet ke Indonesia.

5

Gambar 1.1: Komunitas yang terhubung the warnetWarung Internet atau warnet telah lama menjadi cara paling populer bagi orang Indonesia untuk mengakses Internet. Karena membeli komputer dan memasang Internet pribadi masih mahal bagi kebanyakan keluarga Indonesia, warnet menawarkan alternatif yang lebih murah untuk mengakses Internet. Ada sekitar 260.000 warnet di seluruh Indonesia. Unsur tambahan dari popularitas warnet, berkaitan dengan fungsi budaya dan sosialnya. Istilah warnet merupakan kependekan dari warung internet. Warung adalah tempat pertemuan kecil tradisional di mana orang-orang berbelanja, makan dan bertukarinformasi. Warnet menyediakan suatu mekanisme untuk hubungan sosial melalui ruang pertemuan fisik dengan orang lain tetapi juga melalui ruang chatting yang merupakan aktivitas biasa di warnet. Meskipun telah lama sukses di seluruh Indonesia, para pengguna warnet terutama di daerah perkotaan, pada tingkat yang bervariasi, mulai mengandalkan perangkat seluler dan broadband untuk mengakses Internet. Namun demikian, warnet terus memainkan peranan penting dalam menyediakan koneksi Internet bagi para penggunanya di seluruh Indonesia.

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 6

2

Jejak Internet dalam perekonomian Indonesia

Kontribusi terhadap PDB 2010Sumber: Statistik Indonesia, perkiraan Deloitte Access Economics7

4,51% Minyak dan gas

0,43% Ekspor kayu dan produk terkait

2,90% Industri pupuk, kimia dan produk karet

2,08% Industri tekstil, produk kulit dan sepatu

1,6%Ekonomi Internet

0,43% Manufaktur kayu dan produk lainnnya

0,24% Ekspor timah dan produk terkait 1,45% Gas alam cair

1,51% Ekspor peralatan listrik dan elektronik

2 Jejak Internet dalam perekonomian IndonesiaInternet adalah media komunikasi yang relatif baru di Indonesia. Meskipun penetrasi Internet di rumah masih rendah, ponsel dengan fasilitas Internet dan warnet memungkinkan masyarakat Indonesia mengakses Internet dengan biaya yang relatif murah. Benar, bahwa jumlah pengguna Internet di Indonesia melebihi jumlah pelanggan layanan Internet broadband fixed-line dengan faktor sepuluh (ITU 2011). Bab ini memperkirakan bagian dari output Indonesia yang bisa langsung dihubungkan dengan pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung akses Internet, penggunaan dan pengembangan, serta pendistribusian konten.

2.1 Penelitian kontribusi ekonomiTidak ada pendekatan yang pasti untuk mengukur kontribusi Internet terhadap PDB. Secara teoretis, terdapat tiga rangkaian pengukuran yang bisa digunakan untuk membentuk PDB: Nilaiproduksi barang dan jasa, setelah dikurangi biaya barang dan jasa Pengeluaran atas barang jadi dan jasa yangdiproduksi Pendapatan yang diperoleh perusahaan dan individu dari produksi tersebut. Secara konseptual, masing-masing pendekatan harus memberikan hasil yang sama karena mereka hanya mengukur output nilai tambah dari perspektif yang berbeda. Hal ini cukup akurat untuk segmen ekonomi yang pasarnya sudah pasti dan ketika input tenaga kerja dan modal bisadiidentifikasi dengan jelas. Dalam prakteknya, minimnya data yang tersedia untuk mengukur berbagai aspek ekonomi Internet, menyebabkan keterbatasan masing-masing metode tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam laporan ini adalah untuk menghitung kontribusi Internet terhadap PDB dengan menggunakan pendekatan pengeluaran.

Data pengukuran aktivitas yang berkaitan dengan Internet di Indonesia bisa sangat bervariasi di antara sumber-sumber yang berbeda. Laporan ini menggunakan data ITU yang tersedia, karena mereka konsisten dari waktu ke waktu dan di berbagai negara. Namun, data untuk beberapa pengukuran ITU sudah tidak mutakhir dan sumber-sumber yang lebih mutakhir menyebutkan bahwa penggunaan Internet telah meningkat pesat dalam enam hingga 12 bulan terakhir dibandingkan dengan apa yang diungkapkan dalam perkiraan ITU. Akibatnya, karena perkiraan ITU tersebut berdasarkan kalkulasi, maka angka-angka ini akan cenderung merendahkan dampak Internet diIndonesia

9

2.2 Kontribusi langsung terhadap perekonomian Indonesia

Kontribusi langsung Internet terhadap perekonomian Indonesia diperkirakan sekitar 1,6% dari PDB atau Rp 116 triliun (US$13,3 miliar).Pendekatan pengeluaran mengukur jumlah yang dibelanjakan oleh konsumen, kalangan bisnis, pemerintah dan penduduk di luar negeri untuk barang dan jasa terkait Internet yang diproduksi di Indonesia (rincian lebih lanjut tentang metodologi ini tersedia dalam LampiranA). Dengan menggunakan definisi yang diadopsi dalam penelitian kontribusi ekonomi serupa untuk perekonomian lain, kontribusi ekonomi langsung dari Internet di Indonesia diperkirakan sebesar 1,6% dari PDB di tahun 2011 (Grafik 2.1).

Grafik 2.1: Ukuran ekonomi Internet: pendekatan pengeluaranJumlah Konsumsi Investasi Ekspor netto 0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0% PDB

Sumber: Perkiraan Deloitte Access Economics

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 10

2.2.1 Konsumsi rumah tangga Konsumsi rumah tangga terhadap barang dan jasa terkait dengan Internet diperkirakan sekitar 0,8% dari PDB. Ini terdiri dari pengeluaran rumah tangga untuk perangkat mengakses Internet (termasuk komputer dan perangkat seluler) dan pengeluaran untuk data yang diakses, serta nilai barang dan jasa yang dibeli melalui Internet dari penjual Indonesia yang berbasis Internet. Jumlah langganan Internet di Indonesia telah meningkat dari titik yang sangat rendah dalam beberapa tahun terakhir menjadi sekitar 7% darirumah tangga pada tahun 2010 (Gartner 2011). Angka ini termasuk rendah jika dibandingkan dengan negara BRICI lain dan negara-negara tetangga di Asia Timur (Grafik 2.2). PTTelekomunikasi Indonesia (PT Telkom), penyedia layanan jasa Internet terbesar, memiliki 5,5 juta pelanggan broadband (fixed dan seluler) pada tahun 2010 (BMI 2011).

Namun, terdapat lebih banyak pengguna Internet di Indonesia yang tidak berlangganan fixed line, seperti tercermin dalam popularitas Internet seluler dan warnet. Memang, menurut hasil survei TheNielsen Company tahun 2011, proporsi pengguna Internet yang mengakses Internet melalui ponsel lebih tinggi di Indonesia (48%) dibanding negara-negara Asia Timur lainnya, seperti Malaysia (21%), Thailand (36%) dan, yangmengejutkan, Singapura (34%) (Grafik 2.3).

Grafik 2.2: Proporsi rumah tangga dengan akun Internet, 2010Singapura Malaysia Rusia Cina Brasil Filipina Thailand India Indonesia 0 10 20 30 40 50 60 70 80

InternetSumber: Gartner Inc. 2011

Broadband

% rumah tangga

11

Grafik 2.3: Proporsi pengguna yang mengakses Internet tiap hari dengan ponsel% pengguna internet 60 50 40 30 20 10 0 IndonesiaSumber: Nielsen 2011

Thailand

Filipina

Malaysia

Vietnam

Singapura

Sejalan dengan statistik ini, sebagian besar pengeluaran untuk akses Internet di Indonesia dikaitkan dengan Internet seluler (sekitar 70%) dan sisanya untuk akses fixed line. E-commerce masih dalam masa pertumbuhan di Indonesia, dengan pengeluaran online diperkirakan hanya sekitar US$230 juta per tahun pada tahun 2010, ataukurang dari 0,1% dari PDB (DAE). 2.2.2 Investasi bisnis dan pemerintah Pengeluaran kalangan bisnis dan pemerintah untuk TIK mewakili 1,0% lebih dari PDB. Investasi telekomunikasi berjumlah sekitar setengahnya, sementara kalangan bisnis dan pemerintah bekerja untuk membangun infrastruktur Internet. Infrastruktur backbone saat ini melampaui empat juta rumah tangga, dan pengeluaran investasi akan terus meningkat, sementara pemerintah bekerja untuk mencapai target penyediaan akses kepada 15 juta rumah tangga (20% dari total rumah tangga) pada tahun 2015 (DAE, komunikasipersonal).

Pengeluaran pemerintah untuk perangkat keras komputer relatif kecil dibandingkan dengan negara lain di kawasan ini, tetapi target pemerintah untuk membeli 2,5 juta komputer bagi sekolah-sekolah akan meningkatkan investasi pemerintah dalam hal Internet (BMI 2011). Sisa dari investasi kalangan bisnis dan pemerintah mewakili pengeluaran kalangan bisnis dan pemerintah untuk komputer dan perangkat lunak untuk mengakses Internet. 2.2.3 Nilai ekspor netto Sebagian pengeluaran oleh rumah tangga, kalangan bisnis dan pemerintah adalah untuk barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri, sementara orang asing membeli barang dan jasa yang diproduksi di Indonesia. Secara keseluruhan, dilihat dari sisi ekonomi yang lebih luas, Indonesia adalah importir jaringan e-commerce dan perlengkapan TIK, yang secara keseluruhan mengurangi persentase sekitar 0,2 poin dari PDB.

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 12

2.3 Patokan Internet di IndonesiaKehadiran Internet di Indonesia tidak merata, terpusat di beberapa industri dan wilayah, namuntidak merata di tempat lainnya. Penggunaan Internet dan kontribusi terkait terhadap perekonomian secara umum lebih rendahdiantara negara-negara yang sebanding. 2.3.1 Sektor domestik Dengan angka sekitar 1,6% dari PDB, nilai Internet adalah sekitar sepertiga dari nilai produksi sektor minyak dan gas Indonesia, yang berkisar 4,5% dari PDB pada tahun 2009. Hal ini dapat dibandingkan dengan kontribusi 2,1% dari industri tekstil, produk kulit dan sepatu serta 2,9% dari industri pupuk, kimia dan produk karet.

Meskipun demikian, nilai kontribusi Internet terhadap perekonomian Indonesia sudah lebih dari nilai ekspor peralatan elektronik (1,5%) dan nilai manufaktur gas alam cair, serta manufaktur kayudan produk lainnya; semua industri ini masing-masing menyumbang 1,4% dari PDB pada tahun 2009. Kontribusi Internet ini juga diperkirakan naik tiga kali lipat dari nilai ekspor kayu dan tujuh kali lipat dari nilai ekspor timah (Grafik 2.4).

Grafik 2.4 Nilai sektor, relatif terhadap PDBMinyak dan gas Pupuk, kimia dan industri produk karet Tekstil, produk kulit dan sepatu Listrik, ekspor alat elektronik Gas alam cair Kayu dan manufaktur produk lain Kayu dan ekspor terkait Timah dan ekspor terkait 0,43% 0,24%Internet: 1,6%

4,51% 2,90% 2,08% 1,51% 1,45% 1,43%

Sumber: Statistik Indonesia, perkiraan Deloitte Access Economics

13

2.3.2 Perbandingan internasional Ukuran Internet di Indonesia sama dengan Rusia dan Brasil, tetapi lebih kecil dari Cina dan India, serta beberapa negara di kawasan Asia, sepertiHong Kong (Grafik 2.5): BCG,berdasarkanmetodologiyangsama dengan yang digunakan dalam laporan ini, memperkirakan kontribusi Internet terhadap perekonomian Rusia sebesar 1,6% dan HongKong sebesar 5,9% (BCG 2011a) MGI,dalampenelitiantahun2011yang menggunakan metodologi yang sedikit berbeda, memperkirakan ukuran ekonomi Internet di Indonesia sama dengan di Brasil, tetapi lebih kecil dari Cina dan India, yang masingmasing kontribusinya sebesar 2,6% dan 3,2% terhadapGDP.

Grafik 2.5: Kontribusi ekonomi Internet, 2009*Inggris Hong Kong Australia Republik Czechna India Cina Indonesia Rusia Brasil 0 2 4 6 8% PDB

* Semua data mengacu pada data tahun 2009 kecuali untuk Indonesia dan Australia, yang masing-masing mengacu Sada data 2010 dan 2011 Sumber: Boston Consulting Group, McKinsey dan Deloitte Access Economics

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 14

3

Bagaimana Internet mentransformasi perekonomian Indonesia

15

Manfaat yang ditawarkan internet terkait dengan penjualan, pemasaran dan iklan% bisnis yang menggunakan internet

77 71 60Akses ke pasar baru di daerah setempat Akses ke pasar baru di luar negeri Akses ke pasar baru di Indonesia Iklan/pemasaran yang lebih murah

16

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 16

Distribusi yang lebih murah

64

3 Bagaimana Internet mengubah perekonomian IndonesiaBab ini membahas bagaimana Internet mulai mentransformasi perekonomian Indonesia, menyinggung beberapa tantangan unik yang dihadapi dan perannya dalam membantu Bhinneka Tunggal Ika (semboyan nasional: berbeda-beda tapi tetap satu jua). Analisis ini terbagi dalam tiga bagian, yang difokuskan pada rumah tangga, kalangan bisnis dan pemerintah.

3.1 Kronologi InternetPertumbuhan Internet di Indonesia telah didorong oleh penurunan tajam harga ponsel yang memungkinkan penggunaan jejaring sosial secara luas, menyusul penggunaan SMS yang sudah lebih dulu meluas. Pemicunya adalah broadband seluler dan Facebook di tahun 2006. Sejak saat itu, peningkatan fungsi jejaring sosial yang mengikuti pengenalan produk yang disesuaikan dengan pasar Indonesia telah memastikan bahwa popularitas mereka tetap tinggi di tengah persaingan ketat dari platform Internet lain seperti pencarian dan agregator konten (Gambar 3.1). Gambar 3.1: Tahapan indikatif untuk Internet di Indonesia Masuknya SMS/ponsel Masuknya Blackberry Booming SMS Booming Blackberry

1990

1995

2000

2005

2010

2015

Masuknya Friendster sebagai salah satu mediasosial pertamaSumber: Korespondensi personal Deloitte Access Economics

Naiknya kompetisi mendorong turunnya harga. Booming Facebook

17

Masuknya beberapa operator baru di pertengahan dekade terakhir juga memiliki dampak besar terhadap penggunaan Internet di Indonesia. Duasampai tiga tahun lalu harga broadband seluler turun karena meningkatnya persaingan di kalangan operator seluler; ada lebih dari 10 operator saat ini, yang sebelumnya hanya satu (Telkomsel, anak perusahaan PT Telkom, badan usaha milik negara). Peningkatan tajam dalam persaingan di antara penyedia layanan telah mendorong turunnya biaya akses Internet. Sejalan dengan meningkatnya persaingan ini, terjadi penurunan tajam harga smart phone, PC, dan baru-baru ini, pengenalan tablet. Persaingan tetap ketat, dengan harga yang terus turun pada tahun lalu harga smart phone sederhana Nexian turun sebesar 75%, sementara PC saat ini bisa diperoleh dengan harga di bawah US$500 dan tablet masih lebih murah (BMI 2011). Dari yang tadinya kecil, jumlah pengguna Internet meningkat pesat di tahun-tahun belakangan ini. Tingkat penggunaan meningkat 20 kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir (ITU 2011). Hingga saat ini, penggunaan Internet oleh rumah tangga telah menjadi kekuatan utama yang mendorong penyerapan Internet. Kalangan bisnis dan, terutama, pemerintah secara bertahap sudah lebih tanggap. Dua sektor terakhir ini nampaknya berada di depan dalam mendorong tahap pengembangan berikutnya.

3.2 Rumah tanggaDibandingkan dengan negara-negara besar lainnya di kawasan ini, pemakaian online di kalangan rumah tangga Indonesia masih dalam tahap pertumbuhan. Pada tahun 2010, kurang dari satu dari sepuluh rumah tangga yang menggunakan Internet, dibandingkan dengan sekitar satu dari enam rumah tangga di Thailand dan lebih dari satu dari dua rumah tangga di Malaysia (Gartner 2011). Perkembangan pola penggunaan Internet di Indonesia relatif sangat berbeda jika dibandingkan dengan negara besar berkembang lainnya. Dengan angka 5%, kepemilikan PC di Indonesia termasuk rendah, dan akibatnya hanya sedikit rumah tangga yang berlangganan Internet fixed-line (BMI 2011). Namun, masyarakat Indonesia lebih aktif menggunakan Internet seluler. Perangkat seluler menawarkan alat komunikasi yang murah di negara di mana medan yang sulit telah menghambat investasi dalam komunikasi fixed-line. Sekitar 72% rumah tangga memiliki ponsel (ITU 2011). Sebagian besar menggunakan jaringan 2G pada tahap ini, meskipun hal ini terus berubah, dan aplikasi seperti Facebook dan Twitter dapat diakses dengan ponsel dan disesuaikan untuk beroperasi pada jaringan 2G. Sebuah survei yang dilakukan Nielsen pada tahun 2011 menemukan bahwa orang Indonesia yang menggunakan Internet lebihmungkin mengaksesnya melalui ponsel mereka dibanding dengan negara-negara besar lainnya di Asia Tenggara. Selain popularitas jejaring sosial, penggunaan situs online berita dan peristiwa terkini juga telah meluas. Menurut Nielsen, sekitar sepertiga pengguna Internet Indonesia mengakses situs berita dan peristiwa terkini seperti Detik. Penggunaan Internet untuk aktivitas lain seperti belanja dan perbankan online belum terlalumeluas.

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 18

3.2.1 Keterjangkauan dan kapasitas Internet Ada perbedaan besar dalam penetrasi Internet pada kelompok pendapatan di antara kawasan perkotaan dan pedesaan. Sensitivitas harga adalah isu utama yang menghambat penggunaan Internet yang lebih cepat dan lebih luas. Harga PC dan langganan Internet fixed-line yang mahal dibandingkan dengan pendapatan bersih rata-rata yang rendah merupakan kendala bagi sebagian besar rumah tangga, dan hal ini menyebabkan lebih meluasnya penggunaan dan penyerapan Internet seluler. Meskipun harga komputer turun, namun tetap relatif mahal bagi pengeluaran per kapita konsumen per tahun, yang besarnya rata-rata sekitar US$1.800 (Rp 15,6 juta), dan sekitar US$760 (Rp 6,6 juta) untuk 20% kalangan penduduk miskin (BMI 2011). Bahkan untuk 20% kalangan kaya, yang rata-rata menghabiskan US$3.900 (Rp 33,8 juta) per tahun, harga PC sebanding dengan 10% dari jumlah pengeluaran tahunan mereka. Selain itu, terbatasnya bandwidth yang tersedia untuk ponsel telah membatasi sejumlah aplikasi yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Bandwidth juga membatasi potensi untuk iklan, yang merupakan sumber pendapatan penting bagi sebagian besar konten web yang ada di negara berkembang. Paket Internet seluler tertentu menawarkan 500Mb download per bulan dengan harga Rp 50.000. Kecepatan download untuk warnet adalah sekitar 384Kbps.

Distribusi infrastruktur di seluruh kepulauan juga membatasi laju penggunaan Internet. Kondisisaat ini beragam, dengan jaringan nirkabel dan kabel yang menyediakan cakupan yang baik di kotakota besar tetapi cakupan yang tidak merata di tempat lainnya. Beberapa daerah hanya dapat mengakses cakupan seluler satelit yang kurang handal, sementara daerah lainnya malah tidak tercakup sama sekali. Dari perbedaan geografis ini, terlihat perbedaan yang jelas antara penggunaan Internet di kota dan di daerah. Pada tahun 2010, 5,1% rumah tangga kota memiliki akses Internet di rumah, tetapi hanya 0,5% rumah tangga pedesaan yang memiliki akses di rumah (ITU 2011). Jakarta berada di posisi terdepan dalam hal penggunaan Internet, sementara kota besar lainnya di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantandan Sulawesi sedikit tertinggal. Di luar pulau-pulau ini, penggunaan Internet lebih sederhana. ProyekPalapa Ring adalah rencana penting infrastruktur Internet dan komunikasi untuk semua pulau besar dan sekarang hampir rampung. Secara umum, keakraban dengan teknologi dan motivasi untuk beradaptasi dengan lingkungan online yang dinamis telah membatasi penggunaan Internet di kalangan sebagian masyarakat. Bahkandibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ini, anak muda Indonesia lebih sering menggunakan Internet daripada orang dewasa. Menurut comScore Inc. (2011), yang melakukan survei mengenai akses Internet dari rumah atau dari tempat kerja untuk beberapa negara di Asia Tenggara, 40% pengguna Internet Indonesia berusia antara 15 dan 24 tahun, dan lebih dari 70% pengguna berusia di bawah 35. Meskipun demografi usia bisa berubah, ketika penggunaan Internet menjadi lebih membudaya di dalam masyarakat Indonesia, perubahannya mungkin berjalan lambat.

19

Grafik 3.1: Komposisi pengguna Internet, menurut kelompok umur% pengguna internet 100% 80% 60% 40% 20% 0% Indonesia 1524 Filipina 2534 3544 Vietnam 4554 Malaysia 55+ Singapura Hong Kong

Sumber: comScore Inc. 2011

3.2.2 Kesempatan untuk berkembang Dengan harga peralatan dan layanan yang terus turun serta infrastruktur yang semakin tersebar, penetrasi Internet akan terus berkembang pesat. Penggunaannya hingga saat ini terkonsentrasi di kalangan muda Indonesia, yang cenderung lebih terbuka terhadap perubahan, dan merasa nyaman dengan teknologi. Tetapi, pada saat Internet menjadi lebih membudaya dalam kegiatan sehari-hari, penggunaannya mungkin meningkat di kalangan generasi yang lebih dewasa. Internet juga cenderung memainkan peran yang lebih besar dalam menyediakan layanan seperti perbankan, e-government dan pendidikan, dan dalam waktu senggang melalui jejaring sosial, bermain game, mengakses hiburan serta menyediakan akses terhadap produk dan jasa baru.

Kenyamanan Penyediaan layanan online seperti perbankan, jaminan sosial dan layanan pemerintah lainnya memiliki potensi untuk mengubah cara penyelenggaraan layanan ini bagi sejumlah besar masyarakat. Penyebaran geografis di Indonesia merupakan tantangan bagi penyediaan layanan di luar kota-kota besar. Di beberapa daerah, mengakses fasilitas seperti bank atau layanan pemerintah mungkin mengharuskan penduduk menempuh jarak jauh ke pusat kota terdekat. Kemampuan untuk log on ke Internet bisa sangat menghemat waktu, dan pada saat kelebihan ini menyebar di kalangan penduduk yang jumlahnya besar seperti Indonesia, nilai potensial bagi konsumen menjadi substansial.

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 20

Bahkan di kota-kota besar seperti Jakarta, kemacetan menambah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas sederhana seperti ini. Kemampuan untuk log on ke Internet untuk membayar tagihan atau mengakses layanan pemerintah menciptakan waktu luang untuk kegiatan produktif dan kegiatan senggang lainnya. Rekreasi dan jejaring sosial Sebagian besar pengguna Internet Indonesia ikut serta dalam situs-situs jejaring sosial. Popularitas situs-situs ini didorong oleh meluasnya penggunaan aplikasi yang bisa dipasang pada ponsel 2G, sehingga penggunanya bisa mengakses jejaring sosial dalam format yang sederhana. Situs-situs jejaring sosial menciptakan efek jaringan, di mana nilai pengguna dalam jaringan meningkat ketika orang lain bergabung dan insentif bagi orang di luar jaringan untuk bergabung, meningkat seiring dengan berkembangnya jaringan. Fenomena untuk memperkuat diri sendiri ini nampaknya menjadi katalis untuk memperkenalkan masyarakat Indonesia kepada Internet. Popularitas jejaring sosial menyiratkan bahwa orang Indonesia menghargai Internet. Menurutpenelitian yang dilakukan BCG (2010), pengguna Internet Indonesia menghabiskan sekitar 55 menit untuk online setiap hari. Survey comScore (2011) tentang penggunaan Internet di rumah dan di tempat kerja, menunjukkan bahwa orang Indonesia rata-rata menggunakan Internet selama 14,8 jam pada bulan Desember 2010. Selainberkomunikasi melalui jejaring sosial atau email, kegiatan senggang lainnya seperti bermain game dan browsing sudah mulai populer, khususnya bermain game yang dulu sempat populer di warnet untuk kalangan remajaIndonesia.

Masyarakat Indonesia memilih menghabiskan sebagian besar waktu luang mereka untuk mengakses jejaring sosial dan kegiatan Internet lainnya, yang menggambarkan besarnya minat mereka terhadap kegiatan ini. Karena nilai ini tidak tercakup dalam ukuran PDB sebelumnya, maka kontribusi ekonomi yang dihitung dalam Bab 22 mengurangi jumlah peningkatan dalam kemakmuran ekonomi yang ditimbulkan olehInternet. Dengan meluasnya situs-situs sosial untuk mensosialisasikan dan forum untuk mengiklankan barang dan jasa, para pengguna Internet perlahan-lahan menjadi lebih terbiasa dengan tersedianya informasi yang lebih luas di Internet. Karena semakin banyak layanan online yang dikembangkan, penetrasi Internet akan terus meningkat dan penggunaannya akan semakin intensif dan meluas ke bidang lain, seperti layanan belanja dan keuangan. Pendidikan Inisiatif pemerintah untuk memperkenalkan Internet ke dalam kurikulum sekolah di seluruh negeri dan memperluas investasi infrastruktur, jugaberpotensi untuk meningkatkan pemerataan dan intensitas penggunaan Internet. Jardiknas, Jaringan Pendidikan Nasional, memperkenalkan Internet ke sekolah-sekolah di seluruh negeri. Perbandingan PC dengan siswa saat ini 1:3.200 dan pemerintah bertujuan menguranginya menjadi 1:20 (BMI 2011). Program ini juga bertujuan mempersempit kesenjangan pendidikan antara siswa di metropolitan dan di daerah pedesaan. Selain manfaat langsung bagi para siswa, mengajarkan anak-anak cara menggunakan Internet di sekolah juga berpotensi menjadi katalis untuk migrasi yang lebih luas ke Internet ketika anggota keluarga lainnya menyadari ketersediaan layanan tersebut.

21

Akses terhadap produk dan jasa baru Di Indonesia, seperti ekonomi yang sedang tumbuh lainnya, penggunaan e-commerce masih dalam tahap awal. Meningkatnya kehadiran UKM secara online cenderung lebih banyak melalui situs media atau situs web statis yang tidak memiliki fasilitas transaksi online. Tetapi penggunaan forum online untuk mempertemukan pembeli dan penjual sudah lumrah. Mengakses produk dan jasa baru via Internet dan mencari harga yang lebih murah, seperti melalui akses ke layanan keuangan yang lebih luas, sangat berpotensi meningkatkan kemakmuran (Gambar 3.2).

Gambar 3.2: Mobile bankingLayanan keuangan tabungan yang aman, akses terhadap pinjaman dan asuransi diketahui merupakan bagian penting dari teka-teki pengembangan. Di Indonesia, dimana 60% orang dewasa tidak memiliki rekening bank (non nasabah bank), tetapi 85% memiliki ponsel, perbankan online memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan yang signifikan. Populasi non nasabah bank tinggal di luar kawasan metropolitan, dan mobile banking berpotensi untuk memperluas penggunaan Internet dan pembangunan ekonomi di pedesaan Indonesia. Mobile banking menyediakan sarana untuk melakukan pembayaran tanpa akses fisik ke sistem perbankan, serta layanan keuangan dasar untuk memperlancar arus kas dan menyediakan cara aman untuk menyimpan pendapatan pada saat kondisi perekonomian baik dan mengakses asuransi selama masa sulit. Cara ini mencakup penyediaan layanan dasar menggunakan nomor ponsel untuk identifikasi dan mendorong UKM lokal untuk menyediakan jaringan cabang. Layanan pembayaran yang didukung oleh bank-bank besar telah berhasil diluncurkan di beberapa negara berkembang, seperti Kenya, India dan Fiji. Layanan ponsel-ke-ponsel memungkinkan pengiriman dalam jumlah kecil.

Keamanan masih menjadi keprihatinan saat ini, selain risiko penipuan oleh penjual dan kualitas produk yang buruk. Namun demikian, situs-situs yang menyediakan informasi produk, perbandingan dan ulasan menjadi semakin populer (Gambar 3.3).

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 22

Gambar 3.3: Go-JekGo-Jek adalah layanan kurir sepeda motor yang mengangkut orang dan mengirimkan barang di seluruh kawasan Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat. Meski masih dalam tahap perkembangan, bisnisini, dalam waktu singkat, telah bertumbuh pesat. Keberhasilannya didorong oleh dua hal utama: kemampuan untuk membangun kepercayaan dan investasi dalam sistem internal. Membangun kepercayaan pelanggan adalah penentu utama dalam meraih sukses di Indonesia. Go-Jek mencapainya melalui penggunaan jejaring media sosial seperti Twitter. Twitter memungkinkan pelanggan Go-Jek yang sudah ada untuk mem-posting umpan balik dan komentar mengenai pelayanannya dan karenanya menjadi iklan yang efektif dan sistem referral. Meskipun konsep taksi sepeda motor di Jakarta bukan hal baru, Go-Jek menekankan segi kehandalan. Pengelolaan jasa kurir sepeda motor menghadapi banyak tantangan; namun demikian, melalui investasi pada sistem pengelolaan internalnya, Go-Jek mampu melacak pengendara motornya; memberikan panduan kepada pengendara motornya melalui call-center Go-Jek; dan para pengendara sepeda motornya bisa mendapatkan informasi melalui perangkat seluler.Sumber: Konsultasi Deloitte Access Economics, Springwise.com

Selain itu, meskipun ada keprihatinan di atas tersebut, minat masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan teknologi baru, yang semakin terjangkau, nampak dalam cara mereka mulai memanfaatkan perbankan online dan pembelian tiket penerbangan online (Grafik 3.3): Saatini,perbankanonline di Indonesia meliputi pengiriman uang ke kampung dari para pekerja perantau dan, pada tingkat yang lebih rendah, pembayaran tagihan. ATM semakin populer, terutama untuk mentransfer dana, tetapi mulai meningkat untuk mengakses layanan lainnya MeskipunpenggunaanInternetuntukkegiatan keuangan belum maksimal, tapi sekitar 6% pengguna Internet di Indonesia membeli barang dan jasa secara online atau menggunakan layanan keuangan, yang sedikit lebih tinggi dibandingkan Filipina atau Thailand (Nielsen2011)23

SebuahsurveitentangpenggunaInternet Indonesia memperkirakan jumlah pengunjung unik ke situs web bank mencapai 749.000 pada awal 2011, naik 72% dari tahun sebelumnya. Dua situs yang paling populer adalah Bankmandiri. co.id dan BNI.co.id (ComScore2011) BankMandirimengalamipeningkatanempatkali lipat dalam aplikasi pinjaman personal setelah selama setahun menawarkan kesempatan kepada para pengguna Internet untuk mengajukan aplikasi secara online (Gambar 3.4). Sekitar 30% kredit baru berasal dari Internet (DAE, korespondensi pribadi).

Grafik 3.2: Pengunjung unik ke situs penerbangan400000 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0 Lion AirSumber: comScore Inc.

Air Asia

Garuda Indonesia

Ini berarti bahwa e-commerce akan lebih meluas jika penggunaan Internet untuk membeli tiket penerbangan dan perbankan online menjadi contoh dari apa yang mungkin terjadi secara lebihluas ketika akses semakin terbuka.

Gambar 3.4: Pinjaman Konsumen MandiriDivisi Pinjaman Konsumen Mandiri bertujuan meningkatkan potensi penjualan dari formulir aplikasi online, yang baru menghasilkan lima potensi per hari. Mereka juga ingin lebih mengefektifkan biaya anggaran pemasaran mereka. Sebagai gambaran, biaya iklan cetak setengah halaman di koran populer di Indonesia adalah Rp250juta. Divisi Pinjaman Konsumen mulai melakukan kampanye always-on dengan Google AdWords pada bulan Juli 2010. Saat ini formulir aplikasi online menghasilkan rata-rata 300500 potensi per hari dari klik AdWords. Daripada mengandalkan upaya penjualan langsung di mal, dimana mereka membuka kios dan mempekerjakan petugas penjualan untuk menjaring konsumen baru, aplikasi online saat ini malah memiliki tingkat respons 55% lebih tinggi. AdWords juga membantu mengurangi pengeluaran, dengan biaya AdWords sebesar Rp15.000 dibandingkan dengan rata-rata biaya penjualan langsung yang sebesar Rp150.000 per potensi.Sumber: Konsultasi Deloitte Access Economics

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 24

3.3 Bisnis mengikuti pimpinanKesuksesan teknologi baru seperti Internet tergantung pada kesiapan penggunanya. Perusahaan-perusahaan besar bisa lebih mudah menemukan sumber-sumber untuk berinvestasi pada teknologi baru. Ini adalah kasus di Indonesia, di mana beberapa perusahaan besar telah melakukan perjalanan jauh sepanjang jalure-commerce.

Pada Grafik 3.3, perusahaan-perusahaan besar ini telah mencapai titik di mana mereka berinteraksi secara online dengan pembeli dan penjual, melakukan e-commerce, dan telah menyesuaikan struktur organisasi internal mereka dengan solusi Internet. Di sisi lain, sebagian besar UKM masih belum diakui secara online atau hanya ada secara statis yang mungkin mencerminkan kurangnya kesadaran terhadap potensi keuntungan Internet dan keterjangkauannya.

Grafik 3.3: Tahap pertumbuhan E-businessSyarat investasi TinggiIntegrasi internal Perdagangan elektronik Online interaktif Keberadaan online statis Tidak online Integrasi eksternal

RendahSumber: Kurnia 2006

Tingkat kepuasan, potensi keuntungan

Tinggi

Biaya penggunaan teknologi juga menjelaskan mengapa penelitian kadang-kadang menunjukkan kurangnya manfaat bagi negara-negara berkembang yang baru memulai di jalur ini, tetapimanfaatnya besar bagi negara-negara maju di jalur yang sama. Selain itu, karena manfaat ini non-linier, negara-negara berkembang berusaha mendapatkan yang terbaik ketika mereka menyediakan lingkungan ekonomi dan regulasi yang mempercepat penyebaran teknologi baru secara efektif dan efisien (lihat Bagian 3.4). Yang penting, mendorong UKM untuk mengembangkan bisnis mereka secara online merupakan kunci untuk meningkatkan standar hidup, karena bisnis mereka merupakan sumber utama tenaga kerja dan pendapatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.25

3.3.2 UKM memulai dari bawah Beberapa usaha merupakan toko atau kios kecil yang dikelola keluarga dengan biaya tenaga kerja yang rendah, hanya sedikit yang mengetahui manfaat Internet, atau manfaat Internet tidak (belum) melebihi biayanya. Meski demikian, bagi banyak perusahaan, Internet merupakan bagian dari keseharian bisnis mereka: KeterlibatanUKMdenganInternet mencerminkan bagaimana pelanggan dan pemasok mereka menggunakan Internet UKMmenggunakanInternetuntuk memecahkan berbagai masalah, termasuk jarak dan kemacetan Kepercayaanmerupakanmasalahpentinguntuk menjalankan bisnis online.

Gambar 3.5: Dua pengecer busana Jakarta

Kayla Collection, di Cipulir, adalah salah satu dari tiga toko busana yang mengkhususkan diri dalam seragam dan baju kantor di Indonesia dan dikelola oleh Tika. Perusahaan dapat memesan seragam staf melalui situs web toko (www.kaylafashion.com) dan banyak pelanggan yang disarankan datang ke toko setelah mencari barang tertentu dan bukan karena nama tokonya. Penjualan di toko saat ini mencapai 70% dari total penjualan, tetapi Tika lebih berharap mengembangkan bisnis situs web-nya dibanding bisnis fisik, menurut Tika karena mengelola situs webitu lebih mudah.

Java Collection adalah bisnis baru di Tanah Abang yang menjual pakaian dalam untuk pelanggan eceran dan grosir di seluruh Indonesia. Nelwati, sang pemilik telah menggunakan portal Internet Tokobagus.com selama enam bulan, menempatkan produknya di papan pesan agar dilihat pelanggan. Sekitar 20% penjualan berasal dari Internet. Nelwati menggunakan Internet karena Internet menawarkan, lebih banyak cara untuk promosi dan menjangkau orang-orang. Sementara kedua pengusaha wanita itu mengakses Internet dengan cara yang berbeda, para pelanggan mereka berasal dari seluruh Indonesia dan membayar pembelian secara online dengan mentransfer uang ke rekening bank toko menggunakan ATM. Parapemasok pun menghubungi bisnis mereka lewat Internet, meskipun dua wanita yang disurvei tadi lebih suka menggunakan pemasok yang memiliki tempat berjualan yang nyata secara fisik.

Sumber: Konsultasi Deloitte Access Economics

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 26

Sebuah survei yang dilakukan TNS terhadap 200 perusahaan yang menggunakan Internet dan memiliki omzet tahunan hingga Rp 2,5 miliar (US$0,3 juta) menunjukkan perusahaan pada setiap tahapan siklus pertumbuhan e-business. Diluar efisiensi yang didapat khususnya berkaitan dengan Internet, gambaran penting lain dari survei ini adalah: Sebagianbesarrespondenmelaporkan peningkatan akses terhadap pelanggan dan pemasok domestik, sehingga memperkuat jaringan bisnis di Indonesia Bertambahnyafleksibilitastempatkerja, berpotensi memungkinkan perusahaan dan karyawan untuk menghindari masalah yang disebabkan kemacetan di pusat-pusat kota besar

Grafik 3.4 menunjukkan bahwa UKM yang menggunakan Internet, 47% memiliki situs web yang menyediakan informasi dasar tentang produk dan jasa mereka (94 perusahaan). Dari kelompok ini, 12% (24 perusahaan) telah memiliki situs web yang lebih canggih dengan kemampuan pemesanan dan booking dan 1% (dua perusahaan) telah memiliki situs dengan kemampuan e-commerce yang terintegrasi sepenuhnya. Rata-rata perusahaan melaporkan bahwa mereka mendapatkan 29% dari penjualan tahunan secara online, suatu jumlah yang cukup baik dibandingkan dengan perekonomian yang sudah berkembang seperti Australia (TNS 2011).

Grafik 3.4: UKM Kehadiran InternetProporsi penjualan tahunansecara online Proporsi anggaran pemasaran dan iklan yang dibelanjakan secara online Perusahaan memiliki situs web Perusahaan menggunakan internet 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100%

Sumber: TNS

Survei ini juga mengungkapkan apa yang dianggap UKM sebagai manfaat utama menggunakan Internet untuk bisnis (Grafik 3.5). Peningkatan akses terhadap pasar-pasar baru di wilayah Indonesia dipandang sebagai keuntungan besar.

Selain itu, mengingat kesulitan logistik di Indonesia, perlu dicatat bahwa dua pertiga UKM yang disurvei mendapat keuntungan dari distribusi produk dan jasa yang lebih murah berkat adanyaInternet.

27

Grafik 3.5: UKM Internet dan pelangganAkses thd pasar baru luar negeri Akses thd pasar baru Indonesia Akses terhadap pasar baru lokal Iklan/permasaran yang lebih murah Distribusi yang lebih murah 0Sumber: TNS

10

20

30

40

50

60

70

80

90

% responden

E-procurement adalah daya tarik utama Internet, dengan sebagian besar UKM melaporkan cakupan produk dan pemasok yang lebih besar, dengan harga yang lebih murah (Grafik 3.6).

Selain itu, sekitar 60% perusahaan menggunakan Internet untuk mencari pemasok lokal (di wilayah mereka) atau di tempat lain di Indonesia, sehingga menciptakan link baru antar-pengusaha di seluruhnegeri.

Grafik 3.6: UKM Internet dan pengadaanSumber produk dari luar negeri Sumber produk dari mana saja di Indonesia Sumber produk lokal Jumlah produk yang tersedia di pemasok Sejumlah besar pemasok Harga yang lebih murah dari pemasok 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Sumber: TNS

% responden

Dalam hal penggunaan Internet untuk mengubah struktur internal bisnis mereka, sebagian besar respondenmenghargaiditingkatkannyafleksibilitas pengaturan kerja dan manajemen informasi (Grafik3.7).

Kemampuan staf untuk bekerja jarak jauh dan untuk bisnis yang tidak perlu lagi berdekatan dengan pemasok dan konsumen, juga dipandang sebagai manfaat oleh sebagian besar responden.

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 28

Grafik 3.7: UKM Internet dan struktur organisasiPengaturanfleksibilitaskerja Kemampuan staf bekerja jarak jauh Rekrutmen staf Manajemen informasi Lokasi bisnis anda 0Sumber: TNS

20

40

60

80

100% responden

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang tidak memiliki situs web sendiri pun mendapatkan keuntungan dari Internet dari berbagai segi (Gambar 3.6 dan Gambar 3.7). Karena itu, mendidik dan mengarahkan UKM mengenai manfaat dari Internet adalah hal yangpenting.

Mengingat investasi yang dibutuhkan UKM, penting juga untuk memberikan pendidikan guna membantu mengurangi risiko kegagalan, serta penggunaan Internet yang tidak tepat dan tidak efisien. Ini telah diakui dan penyedia layanan usaha, seperti PT Metranet, sedang bergerak ke ranah ini dan menciptakan solusi inovatif bagi UKM (Gambar 3.8).

Gambar 3.6: PT Wahana Indonesia TransportPT Wahana Indonesia Transport (PT WIT) adalah perusahaan sewa mobil di Jakarta. Didirikan tahun 2003 oleh Veronica Ratnasari, seorang ibu rumah tangga, perusahaan ini mempekerjakan 12 staf dan mengelola armada 28 mobil segmen menengah danmewah. Persaingan dari usaha sewa mobil internasional di Indonesia mendorong PT WIT untuk tampil beda. Veronicatelahmenawarkanfleksibilitasjangka waktu sewa dan menyediakan layanan konsumen 24 jam. Tetapi, dia ingin mencari cara baru untuk menarikkonsumen. Veronica berfokus pada pembangunan keberadaan PT WIT secara online. Tujuannya adalah membangun kesadaran dan memberikan banyak informasi kepada pengguna Internet mengenai layanan sewa mobil miliknya. Sebagai pemilik bisnis kecil dengan anggaran pemasaran terbatas, Veronica menemukan bahwa AdWords menawarkan cara yang sangat efektif-biaya untuk mendorong lalu lintas ke situs web PT WIT dan meningkatkan pertanyaan lewat telepon serta potensi penjualan.29

Sejak bulan Oktober 2008, lalu lintas ke situs PT WIT telah meningkat lebih dari 100%. Veronica juga mulai beriklan ke negara-negara tetangga; 15% pelanggan PT WIT sekarang berasal dari luar Indonesia. Veronica mengatakan, bisnis saya sangat berkembang tahun-tahun belakangan ini berkat AdWords. Saya memulai hanya dengan 10 mobil standar. Sekarang saya memiliki 28 mobil mulai dari model segmen menengah hingga model mewah. Veronica juga menggunakan laporan AdWords untuk melihat kata kunci mana yang paling populer; sebagai hasilnya, dia bisa memutuskan untuk menanamkan modal berdasarkan jenis mobil dan wilayah cakupan sewa yang sesuai. Veronica telah melebarkan bisnisnya menjadi dua perusahaan: PT WIT untuk pasar massal, dan Brysca Rent Car untuk segmenpremium.Sumber: Konsultasi Deloitte Access Economics

Gambar 3.7: Rempoa ComputerRempoa Computer, yang berbasis di Jakarta, menyediakan berbagai peralatan komputer dan layanan termasuk suku cadang, modem, kabeldata, konten dan aksesori bagi pelanggan diseluruhIndonesia. Rempoa Computer telah beroperasi menggunakan Internet hampir sepuluh tahun terakhir, namun telah mengalami perubahan yang cepat dalam penggunaan Internet sebagai bagian dari operasionalnya terutama dalam 12 bulan terakhir. Saat ini, 60% dari penjualan mereka dihasilkan dari transaksi online dan lebih dari setengah pelanggannya berasal dari luar Jakarta. Rempoa Computer menggunakan beberapa jalur untuk berkomunikasi dengan pelanggan termasuk jejaring sosial, layanan messenger seperti Blackberry Messenger dan Yahoo Messenger serta portal e-commerce seperti Indonetwork dan Toko Bagus. Bentuk iklan utamanya adalah dengan mem-posting thread di situs web yang bisa ditemukan pelanggan melalui mesin pencari. Menyediakan berbagai cara berhubungan dengan pelanggan, memungkinkan tersedianya penjualan dan layanan yang lebih canggih. Menyediakan desain web yang lebih menarik, harga terbaru dan memberitahu waktu unduh atau waktu respon untuk layanannya memungkinkan bisnis ini menarik pelanggan baru. Rempoa Computer berencana untuk membuat situs web sendiri di masa mendatang.Sumber: Konsultasi Deloitte Access Economics

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 30

Gambar 3.8: PT MetranetLanskap digital di Indonesia sedang berkembang pesat, terutama didorong oleh beberapa tokoh kewirausahaan, yang menciptakan ulang diri mereka di dalam prosesnya. MetraNet yang terutama beroperasi sebagai perusahaan portal perdagangan dan konten online, berjuang memacu ekonomi digital Indonesia dan membantu Indonesia melampaui pasar lain yang muncul di kawasannya. Direktur Utama, Iriana Muadz memandang MetraNet sebagai pemimpin dari sebuah terobosan perubahan sosial yang akan menggantikan gaya hidup banyak orang dan masyarakat Indonesia pada umumnya... dan pada saat yang sama memberikan kontribusi terhadap upaya pemerintah dalam mengembangkan perekonomian kita. Visi Ibu Iriana sejalan dengan realita tumbuhnya konsumen global Indonesia dari kelas terdidik yang memiliki sarana dan hasrat untuk meniru standar hidup kelas atas yang ditemukan di berbagai negara maju. Untuk itu, MetraNet telah mengembangkan sejumlah properti dalam bidang e-Commerce. Portal unggulan miliknya, Plasa.com, adalah situs e-Commerce onlinepopuler yang difokuskan pada pasar ritel konsumen kelas atas. Plasa Ticket adalah situs web penjualan tiket pertunjukan yang telah menjual habis tiket konser lokal artis seperti Andrea Bocelli. Plasa.com yang sangat selaras dengan tujuan Ibu Iriana memungkinkan MetraNet untuk melayani konsumen dan di sisi lain menyediakan solusi kewirausahaan bagi UKM (seperti dukungan penjualan, menyediakan pasar online, sehingga UKM tidak perlu membuat situs web sendiri, dan layanan pengadaan/logistik). Perusahaan telah memfokuskan pandangannya terutama pada dua unsur penting logistik dan rantai pasokan, sambil terus menerus memperkenalkan praktik terbaik global melalui aliansi dan kemitraan internasional. Direktur Perdagangan, Ariadi Anaya mengatakan, bahkan beberapa pengecer terbesar di Indonesia tidak memiliki proses logistik yang mapan. Upaya untuk mencapai tujuan mulia seperti itu dengan sendirinya menimbulkan berbagai tantangan. Menurut Direktur Operasional, Widi Nugroho, pertanyaan utama mengenai keberhasilan Metranet berkisar pada bagaimana membuat saluran Internet lebih produktif dan bagaimana menciptakan uang dari teknologi digital. Sebagai veteran Telcoyang berpengalaman, Widi mencatat bahwa, Dengan saluran bodoh, [yang dilakukannya] hanya menyampaikan; dengan saluran pintar kita bisa fokus pada individu. Di bagian belakang, sebuah tantangan logistik yang unik muncul karena terpencarnya kepulauan di Indonesia. Seperti yang diucapkan Ariadi, [Ada] tantangan logistik pulau yang harus diatasi, mengacu pada kesulitan mengatur distribusi dan pengiriman ritel untuk ribuanpulau. Seperti semua pemula, MetraNet berada di bawah tekanan pasar yang kuat untuk bisa sukses secepatnya. Prospek persaingan juga berubah drastis dalam bulan-bulan terakhir, ditandai masuknya sejumlah pemain asing baru-baru ini. Yang terkemuka antara lain, raksasa e-commerce Jepang Rakuten yang menggandeng konglomerat media PT MNC, danakuisisi pemain lokal Disdus oleh situs web belanja-sosial Groupon.Sumber: Konsultasi Deloitte Access Economics

Salah satu cara yang diakui secara luas untuk meminimalkan biaya penggunaan Internet untuk UKM adalah menggunakan cloud computing dan perangkat lunak open source (OSS). Pada tahun 2011, PT Bakrie Connectivity meluncurkan AHA Office in a Box didukung oleh Google Apps, yang mencakup berbagai layanan cloud computing dengan sasaran UKM yang mencari dukungan TI.

PT Telkom dan InstaCompute dari India, juga sudah mulai menawarkan cloud computing (lihat Lampiran C untuk rincian kelebihan cloud computing untuk UKM).

31

3.3.3 Perusahaan-perusahaan besar telah memanfaatkan Internet Di Indonesia, perusahaan-perusahaan besar sudah lebih maju dalam penggunaan Internet. Untuk perusahaan seperti Shell, penggunaannya mirip dengan di negara maju (Gambar 3.9).

Ada keinginan untuk menggunakan solusi inovatif dalam memecahkan masalah yang menimpa perusahaan di negara berkembang, seperti panjangnya rantai pasokan. Yang penting, perusahaan mengenali manfaat Internet dalam menjalin kedekatan hubungan dengan pemasok dan konsumen.

Gambar 3.9: Kisah Perusahaan ShellPT Shell Indonesia (www.shell.co, www.shell.com/indonesia) menjual produk minyak hilir untuk bisnis dan pengendara kendaraan bermotor, secara langsung dan melalui jaringan distributor yang terletak di dan sekitar Jakarta dan Surabaya. ShellIndonesia menggunakan Internet secara ekstensif untuk mengelola semua aspek bisnis, kataJulio Manuputty, Manajer Utama Pengadaan Barang dan Kontrak Nasional di kantor pusat perusahaan di Jakarta Selatan. Distributor dan pebisnis yang membeli bensin dan pelumas telah beralih dari pemesanan melalui call centre ke pemesanan online. Shell juga menggunakan Internet untuk e-procurement, mengadakan lelang online untuk mendapatkan pasokan misalnya kemasan, seperti yang dilakukan oleh perusahaan energi lainnya. Lelang lebih efisien dibanding tender manual yang bisa memakan waktu hingga empat minggu, danmemberikan harga lokal. Sementara perusahaan besar dan menengah biasanya terlibat dalam lelang online, karena e-procurement menjadi menonjol di industri lain, maka lebih banyak pemasok yang pindah ke cara online. Karyawan Shell juga mendapat keuntungan dari cara ini, dengan bekerja jarak jauh yang kian meluas, jika perlu. Staf kantor bekerja dari rumah dan tenaga penjualan di jalan menggunakan modem flashcard dan Internet untuk tetap berhubungan. Dalam dua hingga lima tahun ke depan, Julio melihat meningkatnya penggunaan Internet menimbulkan lebih banyak penggunaan lelang online, iklan dan pemasaran digital, e-commerce B2B dan kartu bahan bakar prabayar. Untuk mengakomodasi hal ini perlu peningkatan dalam infrastruktur, keterampilan dan aplikasi, tetapi sisi positifnya, Anda memiliki antusiasme tinggi.Sumber: Konsultasi Deloitte Access Economics

3.4 Pemerintah kesempatan dan tantanganInternet adalah jalan raya digital yang memperluas peluang komersial ke daerah yang jauh terpencil di Indonesia dan mengatasi kendala waktu dan ruang untuk menciptakan komunitas virtual online. Membangun jalan raya adalah tantangan dan memerlukan investasi serta kolaborasi dari para pemangku kepentingan yang beragam. Hasil dari investasi dalam inisiatif digital seperti perbankan seluler untuk membuat lompatan ke tahap pembangunan ekonomi berikutnya, diukur dalam hal cakupan sosial dan pengurangan kemiskinan.

Mendorong berbagai cara untuk memperluas jalan raya digital seluas mungkin akan membantu untuk mewujudkan manfaat Internet yang sesungguhnya. Jaringan broadband berbasis fiber adalah standar ideal, tetapi sangat mahal. Mengingat realitas penting keuntungan bagi investor swasta dan keterbatasan anggaran pemerintah, kemungkinan bahwa berbagai metode penyampaian, di samping jaringan broadband fiber, perlu diterapkan. Di Indonesia, Internet seluler merupakan bagian penting darisolusi.

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 32

Para penentu kebijakan, juga memiliki peran penting dalam menyediakan lingkungan yang tepat guna mendorong semua pihak yang berkepentingan untuk memainkan bagiannya. Pemerintah Indonesia mengakui potensi Internet dan telah menyiapkan perencanaan. Namun, adatantangan yang signifikan dalam mewujudkan rencana ini, terutama mengingat kecepatan perkembangan berbagai hal. 3.4.1 Yang lama untuk yang baru bagaimana e-development melengkapi kebijakan pembangunan yang sudah ada Manfaat Internet untuk negara berkembang diharapkan akan sangat berbeda, bergantung pada dampak yang terjadi di negara maju, yangmencerminkan berbagai perbedaan sosial-ekonomi, politik dan modal. Tidak seperti negara maju, negara-negara berkembang sangat bergantung pada sektor pertanian yang umumnya terletak di daerah pedesaan. Di Indonesia, sebagian besar penduduk tinggal di daerah pedesaan yang terutama mengandalkan penghasilan dari pertanian.

Strategi yang paling efektif bagi pemerintah dalam memacu inovasi di sektor pertanian adalah kualitas infrastruktur fisik yang baik; intermediasi keuangan yang efisien; lembaga penelitian pedesaan (terutama pada tahap awal), dan subsidi sederhana ketat waktu untuk mendorong petani yang tidak mau mengambil risiko untuk mengadaptasi teknologi baru (Hill 2001, hal 39). Yang penting, banyak kebijakan yang digunakan untuk mempromosikan e-development telah memiliki dasar dalam kebijakan pembangunan yang sudah ada. Misalnya, meningkatkan infrastruktur telekomunikasi dan meningkatkan pencapaian pendidikan merupakan inti kebijakan pembangunan yang sudah ada dan juga inti untuk mendorong penetrasi Internet. Tabel 3.1 menggambarkan bagaimana dua aliran kebijakan saling melengkapi satu sama lain dalam berbagai hal dan Gambar 3.10 memberikan contoh bagaimana pembangunan pertanian lintas sektoraldan kebijakan pengembangan Internet bisa berjalan.

Tabel 3.1: Rangkuman dan relevansi dari berbagai kebijakanKebijakan Meningkatkan infrastruktur telekomunikasi Meningkatkan infrastruktur lain (misalnya listrik) Meningkatkan pendidikan di semua sektor (termasuk bahasa Inggris) Penggunaan pemerintah dan promosi TIK Meningkatkan akses serta penyebaran TIK dan Internet Meningkatkan permintaan domestik atas TIK Mendorong pengembangan perangkat lunak oleh perusahaan lokal Mendorong adaptasi dan imitasi oleh perusahaan lokal Mendorong penggunaan TIK oleh perusahaan ekspor lokal Mendorong demokrasi Memperkuat hak kepemilikan intelektual Memperkuat sektor keuangan dan hukum Merevisi kebijakan persainganSumber: Clarke 2006

e-development Pengembangan tradisional Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Kurang relevan Kurang relevan Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya

33

Gambar 3.10: Study kasus: Dampak ICT terhadap petani beras

Sumber: IRRI 2011

Rice Knowledge Bank (RKB) diluncurkan pada tahun 2002 oleh the International Rice Research Institute (IRRI) dan merupakan gudang informasi pelatihan dan teknologi berbasis beras TIK. RKB dirancang bagi penggunaan oleh mitra penelitian atau perantara petani yang ditunjuk, pengetahuan mengenai isu-isu yang dihadapi para petani dan tingkat melek TIK mereka. Karakteristik RKB meliputi: Menyediakan informasi yang difokuskan situs hanya berisi informasi yang berkaitan dengan ekstensi, pelatihan, penelitian dan dukungan yang memungkinkan perantara petani untuk mengidentifikasi apa yang relevan untuk mereka dengan cepat. Informasi yang akurat sebelum konten diunggah, IRRI memiliki proses izin yang ketat untuk memastikan konten yang akurat. Situs ini adalah diolah berdasarkan permintaan, misalnya menggunakan jaringan dalam negeri dan situs negara-tertentu yang menyajikan informasi yang relevan secara lokal yang disediakan oleh pengguna lokal. Ada 13 bank informasi negara.

Berbagai alat pendukung keputusan, lembar fakta dan kursus e-learning menyediakan berbagai informasi yang berguna bagi navigator. Sebagaicontoh, Rice Doctor membantu perantara dalam mengidentifikasi masalah panen, misalnya apa yang harus dicari, bagaimana mendiagnosa masalah serta penjelasan penyebab masalah tersebut. Informasi disampaikan melalui berbagai media baiksecara online, CD-ROM atau dalam bentuk cetak. RKB dipandang sebagai inisiatif yang sukses untuk sektor beras di seluruh Asia. In Indonesia, sukses proyek ini disebabkan adanya mitra nasional Indonesia dan dikembangkannya situs yang sangat fokus sehingga mudah dipahami serta tersedianya informasi yang mudah diakses bagi petani pedesaan di seluruh Indonesia.Sumber: Bank Pembangunan Asia 2010

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 34

3.4.2 Perencanaan untuk Internet Visi TIK nasional pemerintah adalah mewujudkan masyarakat informasi yang sejahtera dan sangat kompetitif, dengan dukungan kuat TIK (Moedjiono 2009). Sebagian besar pengembangan TIK yang dipimpin pemerintah telah terjadi selama dekade terakhir ini, dimulai dengan pembentukan Departemen Komunikasi dan Informasi pada tahun2001. Gambar 3.11: Program unggulan TIKPada tahun 2006, Dewan TIK Nasional DETIKNAS milik pemerintah, didirikan. Dewan TIK Nasional berfokus pada tujuh program unggulan: Proyek Palapa Ring yang bertujuan menghubungkan ke-440 distrik di seluruh Indonesia menjadi sebuah jaringan backbone domestik inti untuk memudahkan peningkatan penetrasi telekomunikasi. Legislasi perangkat lunak pemerintah Mempromosikan penggunaan perangkat lunak legal di setiap lembaga pemerintah, melalui penggunaan perangkat lunak yang dilindungi hak cipta dan perangkat lunak open-source. E-education Mengimplementasikan sistem pendidikan berbasis aplikasi TIK digabungkan dengan e-learning jarak jauh untuk tingkat SMP dan SMA di seluruh Indonesia. Satu Pintu Nasional Mengintegrasikan dan memberikan layanan ekspor dan impor perdagangan dalam satu situs web pemerintah, termasuk pabean dan penyelesaian penawaran, pengiriman barang, transfer bank dan pengiriman uang, asuransi, perizinan, dll.

Peraturan telah ditetapkan dan berbagai proyek TIK yang menargetkan berbagai sektor dan bidang ekonomi telah diperkenalkan. Gambar 3.11 merangkum program unggulan TIK pemerintah yang dikembangkan pada tahun 2006.

E-procurement Mengembangkan sistem untuk memberikan layanan publik secara interaktif melalui mekanisme online (termasuk pengadaan barang dan jasa pemerintah). E-budgeting Koordinasi dan perampingan proses penganggaran negara melalui situs web tunggal pemerintah sehingga menghasilkan proses yang adil, transparan, dan akuntabel dengan melibatkan DPR dan lembaga pemerintah terkait. Nomor Identitas Nasional Mengimplementasikan Nomor Identitas Nasional untuk setiap penduduk sebagai identifikasi unik, jaminan sosial, administrasi pemerintah, perpajakan, perbankan, asuransi, pemilihan umum, dll. Informasi Desa program Departemen Pendidikan untuk membangun jaringan sekolah di 1.000 desa.

Banyak inisiatif ini berjalan dengan baik atau hampir selesai, seperti proyek Palapa Ring yang menyediakan infrastruktur; memasang jaringan di sekolah-sekolah dan menyediakan PC sehingga generasi penerus dan para pekerja Indonesia melek Internet, dan mengadopsi e-procurement dan Satu Pintu Nasional yang akan mendorong lebih banyak perusahaan untuk online.35

3.4.3 Sebuah sentuhan ringan Indonesia yang terpencar secara geografis, perbedaan karakteristik etnis dan bahasa penduduk, dan tingkat pemerintahan yang beragam, menimbulkan sejumlah tantangan bagi pemerintah pusat dalam mempersatukan bangsa dan mengimplementasikan kebijakan secara konsisten di seluruh Indonesia. Koordinasikebijakan di seluruh Indonesia merupakan salah satu tantangan bagi pemerintah. Diperlukan pendekatan menyeluruh untuk melindungi dari akibat yang tidak diharapkan yang timbul dari kebijakan dengan maksud baik. Tingkatregulasi, khususnya regulasi yangberdampak pada, misalnya, Penyedia LayananInternet (ISP) mempengaruhi penetrasi Internet. Penelitian menunjukkan bahwa negara-negara yang menuntut ISP untuk memperoleh persetujuan resmi sebelum memulai operasional merupakan penghalang untuk masuk dan memiliki pengguna Internet dan hosting Internet yang lebih sedikit (Wallsten 2003). Selain itu, regulasi tarif ISP berkaitan erat dengan tingginya tarif pengguna akhir ISP. Penelitian ini menunjukkan bahwa mengurangi hambatan untuk masuk dan mempromosikan persaingan dalam industri ini cenderung mengarah pada penetrasi Internet yang lebih tinggi sehingga hasilnya lebih baik dan manfaat tambahan yang terkait dengan kehadiran Internet meningkat.

Langkah-langkah kebijakan proaktif untuk mendorong pengembangan Internet dan menuai manfaat dari pengembangan ini meliputi: MeningkatkanpenggunaanInternetoleh birokrasi Inisiatifuntukmenurunkanbiayaakses,dengan memastikan persaingan yang kuat di antara penyedia jaringan dan produsen handset MendorongpenyediakontendanUKM menggunakan Internet dengan menghapus hambatan masuk; peraturan anti-kompetisi dan menetapkan garis demarkasi yang jelas untuk menghindari tumpang tindih regulator Mengurangiketidakpastiandalamregulasi, termasuk koordinasi berbagai tingkat pemerintahan dan lintas departemen serta lembaga lainnya, untuk menghindari tindakan menghalangi atau mempersulit peraturan Mencegahpembajakandankorupsi,yang mengorbankan insentif bagi investor swasta Terlibatdalamkonsultasiyangluasdan transparan dalam membuat undang-undang dan sebelum menerapkan peraturan, serta Membatasipenggunaanregulasiuntuk mengontrol konten, yang menghambat inovasi, menjadi fokus terhadap aktivitas yang ekstrem. Meminimalkan hambatan untuk perluasan manfaat dari Internet akan membantu memperkuat pembangunan ekonomi dan ikatan sosial di seluruh Indonesia.

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 36

4

Prospek bagi ekonomi Internet Indonesia

37

1152011

3242016Kontribusi internet terhadap PDB (Rp triliun)Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 38

4 Prospek bagi ekonomi InternetIndonesiaKontribusi langsung Internet terhadap perekonomian Indonesia diperkirakan naik dari 1,6% dari PDB menjadi 2,5% dari PDB dalam lima tahun ke depanIndonesia berpotensi untuk mempercepat penggunaan Internet guna membantu percepatan pembangunan ekonomi. Penggunaan Internet telah tumbuh pesat di semua kelompok pengguna, tetapiberawal dari basis yang rendah. Pertumbuhan pesat dalam koneksi fixed-line sudah direncanakan, dan pertumbuhan yang meningkat pesat dalam koneksi seluler tampaknya meyakinkan, tetapitantangan utama adalah harga; khususnya, apa titik rahasia agar harga perangkat dan akses bisa turun drastis agar sebagian besar orang berpenghasilan sedang bisaonline? Serapan cepat di daerah perkotaan bisa dengan mudah dapat menggandakan kontribusi Internet untuk PDB dari kelompok pengguna ini. Namun, pertumbuhan di daerah-daerah regional akan lebih lambat karena untuk menyediakan infrastruktur yang diperlukan akan membutuhkan waktu. Selain itu, manfaat utama Internet mungkin akan lebih besar jika peraturan lebih disederhanakan. Kontribusi langsung Internet terhadap perekonomian Indonesia diperkirakan naik dari 1,6% dari PDB menjadi 2,5% dari PDB dalam lima tahun ke depan. Namun, dengan insentif yang tepat, bisa tumbuh lebih pesat. Mengantisipasi peningkatan ukuran jaringan Internet mencerminkan: Tingkatkemungkinanpercepatan Sebagai contoh, di Cina, pada kondisi yang sebanding, penggunaan Internet meningkat tiga kali lipat antara tahun 2006 dan 2010, dari10,5% dari jumlah penduduk (berusia enam tahun ke atas) menjadi 34,3% (ITU 2011) Naiknya penetrasi Internet meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang. Sebagai contoh, Bank Dunia memperkirakan bahwa setiap 10 poin persentase peningkatan dalam penetrasi broadband akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,3 poin persentase (Qiang2009). Peningkatanpesatdalamketerjangkauan perangkat yang relevan Harga smart phone sederhana pada pertengahan tahun 2011 lebih murah 75% daritahun sebelumnya. Trenterbarudalamindikatorpentingdariakses, penggunaan dan pengeluaran Indikator penting naik dua kali lipat sejak tahun 2008, mengalami percepatan dalam dua tahunterakhir. Meramalkantingkatpertumbuhanyangkuatbagi perekonomian IMF memperkirakan tingkat pertumbuhan PDB antara 6% dan 7% hingga 2016. Pertumbuhan potensial penggunaan Internet di Indonesia juga didukung oleh penelitian lain seperti yang dilakukan BMI (2011) yang memperkirakan bahwa belanja TIK akan tumbuh rata-rata 18% per tahun dalam periode ini dan Gartner (2011) memperkirakan bahwa jumlah perangkat seluler akan tumbuh 7% per tahun antara tahun 2011 dan 2015. Bab ini membahas kesiapan Indonesia untuk memanfaatkan perluasan Internet, memperkenalkan indeks untuk membuat tabel penyebaran Internet dan diakhiri dengan penilaian prospek selama dekademendatang.

39

4.1 Kesiapan InternetBagian ini menilai kesiapan negara untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang ditawarkan oleh Internet dengan mengeksplorasi potensi Internet untuk memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan ekonomi dan penciptaan kesejahteraan di Indonesia.

Fokusnya adalah pada faktor ekonomi dan sosial yang akan memfasilitasi integrasi lebih lanjut dari Internet serta hal-hal yang, pada saat ini, dapat menimbulkan potensi keterbatasan. Sebagai bagian dari penilaian ini, data diambil dari TheGlobal Information Technology Report 20102011, yang dirilis oleh Forum EkonomiDunia bekerja sama dengan INSEAD. Ini adalah serangkaian laporan terbaru yang mencakup pemantauan dekade terakhir pengembangan TIKglobal.

Sebagai indikator umum, Forum Ekonomi Dunia menghasilkan Indeks Kesiapan Jaringan (NRI) yang mengukur kapasitas masing-masing negara untuk mendapatkan keuntungan dari teknologi informasi dan komunikasi baru. Dengan ukuran ini, dan dibandingkan dengan negara-negara lain, Indonesia telah menunjukkan peningkatan yang besar selama lima tahun terakhir, naik dari peringkat 62 dari 122 negara tahun 20062007 ke peringkat 53 dari 138 negara pada 20102011. Indonesia memiliki lingkungan pasar yang menguntungkan dalam hal pengembangan dan penggunaan teknologi baru berbasis Internet.

Hal ini terutama terjadi di wilayah dengan ketersediaan modal ventura (yakni peringkat 9 dari 138 negara pada tahun 201011) dan pengembangan cluster. Hal ini menunjukkan aksesibilitas terhadap pembiayaan serta kondisi pasar yang positif untuk penelitian dan pengembangan (R&D) yang akan memungkinkan keterkaitan yang lebih erat, dengan potensi untuk produktivitas dan daya saing industri yanglebihtinggi. Negara ini tertinggal di belakang negara lain dalam kemampuannya untuk mengatasi pembajakan perangkat lunak, yakni peringkat 98 pada tahun 20102011. Juga ada ruang untuk perbaikan dalaminfrastruktur.

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 40

Indonesia tidak termasuk 100 negara teratas dalam hal produksi listrik, ketersediaan server Internet yang aman dan bandwidth Internet internasional. Hal ini berarti potensi pertumbuhan yang besar dalam kontribusi ekonomi Internet untuk pembangunan Indonesia. Sektor swasta dan publik di Indonesia tampaknya memiliki posisi yang baik untuk melakukan ekspansi Internet yang lebih besar. Sebagai catatan, Indonesia menempati peringkat baik dalam hal tarif telepon seluler, menunjukkan kendala yang rendah untuk penyebaran teknologi baru Internet seluler. Pengeluaran perusahaan untuk R&D relatif tinggi di negara ini dan begitu pula tingkat pelatihan staf dalam perusahaan swasta. Demikian pula, pemerintah aktif dalam pengadaan teknologi canggih.

Metrik penggunaan TIK saat ini menyajikan gambaran yang sedikit berbeda. Sementara penggunaan jaringan sosial virtual terlihat relatif tinggi, jumlah rumah tangga dengan komputer pribadi justru rendah, dengan Indonesia di peringkat 106 pada tahun 20102011. Alasannya, penetrasi komputer pribadi bukan indikator utama dari penggunaan Internet, karena akses nirkabel seluler melalui perangkat lain menjadi semakin tersedia. Ada juga bukti bahwa penggunaan Internet sangat terkonsentrasi dalam kelompok usia muda dan keluarga berpendapatan tinggi. Skor Indeks Kesiapan Jaringan (NRI) terdiri dari lingkungan untuk teknologi informasi, kesiapan pemangku kepentingan dan penggunaan. Untuk komponen NRI yang membandingkan jumlah pengguna Internet per 100 orang, menempatkan Indonesia di bawah Singapura dan di atas Filipina (Grafik 4.1).

Grafik 4.1: Indeks Kesiapan Jaringan Perbandingan penggunaan Internet*Filipina Federasi Rusia Thailand Brasil Vietnam Indonesia India Cina Malaysia Singapura 0 1 2 3 4 5 6Skor NRI

Sumber: Forum Ekonomi Dunia * Di dalam Indeks Kesiapan Jaringan negara-negara menerima skor untuk masing-masing komponen, berdasarkan peringkat mereka terhadap kriteria kinerja tertentu. Skor untuk berbagai komponen NRI dikombinasikan untuk menghasilkan peringkat keseluruhan.

41

4.2 Penggrafikan perkembangan ekonomi Internet:Dampak Internet baru mulai terasa di Indonesia. Kemajuan masa lalu seperti radio dan listrik membutuhkan beberapa dekade untuk meraih potensi yang sesungguhnya. Internet akan bergerak lebih cepat dan, jikademikian, indikatorpenyebaran Internet akan memperlihatkan perkembangan yang cepat pula. Untuk menggambarkan dan mengukur penyebaran Internet, perlu dilihat bagaimana cara akses, penggunaan dan pengeluaran mengalami peningkatan. Indeks yang dibangun untuk mengukur peningkatan ini menunjukkan pertumbuhan yang cepat dalam beberapa tahun terakhir, dari dasar yang sangat rendah dan telah dibangun dengan seksama untuk menggambarkan pertumbuhan di masa depan:

Akses: peningkatan jumlah koneksi Internet untuk rumah tangga dan bisnis, dan bandwidth internasional per orang Penggunaan: peningkatan dalam jumlah pencarian yang dilakukan oleh penggunaInternet Pengeluaran: belanja untuk PC, perangkat seluler, serta akses Internet seluler dan fixed-line. Indeks ini menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat selama dekade terakhir, meskipun peningkatan ini terlihat pesat karena berawal dari basis yang kecil satu dekade lalu. Komponen-komponen dari indeks ini dibahas lebih rinci pada Bagian 4.3, dalam konteks prospek pertumbuhan dalam kontribusi Internet untuk perekonomian Indonesia. 4.2.1 Akses Indeks Akses memberikan gambaran bagaimana jumlah koneksi Internet dan bandwidth internasional berubah dari waktu ke waktu. Indeksmengandung data mengenai jumlah pengguna Internet dan bandwidth rata-rata yang diukur dalam megabyte per orang per detik.1

Grafik 4.2: Indeks Akses: Pertumbuhan pengguna Internet dan bandwidthIndeks 1998=100 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010Sumber: Deloitte Access Economics, Perhimpunan Telekomunikasi Internasional

1

Perlu dicatat bahwa bandwidth mungkin mencapai satu titik di mana manfaat tambahan akan hilang pada saat kecepatan koneksi meningkat. Indeks kami telah disesuaikan dengan hal ini karena tidak tersedianya data untuk mengukur secara tepat manfaat tambahan terkait dengan peningkatan kecepatan.Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 42

Indeks ini telah dipercepat selama tahun lalu, dengan pertumbuhan pesat khususnya dalam beberapa tahun terakhir. Menurut ITU, kecepatan penggunaan Internet agak menurun dalam beberapa tahun terakhir ketika hampir 10% dari populasi yang saat ini menggunakan Internet. Sebaliknya, bandwidth internasional meningkat tajam beberapa tahun belakangan ini sehingga bandwidth yang tersedia per pengguna mencapai 3.207 Mbps, sedikit di bawah India. 4.2.2 Penggunaan Indeks Penggunaan menggambarkan pertumbuhan rata-rata dalam pencarian Internet di berbagai kategori pencarian dalam beberapa tahun terakhir (Grafik 4.3).

Jumlah rata-rata pencarian per kategori yang dilakukan sejak tahun 2007, telah tumbuh pada kecepatan yang fenomenal, dengan sekitar 2.500 lebih banyak pencarian pada awal tahun 2011 dibandingkan dengan awal tahun 2007. Meskipun pertumbuhan pesat sebagian mencerminkan bahwa jumlah pencarian dasar pada tahun 2007 adalah kecil, kecepatan tetap kuat sepanjang periode ini. Peningkatan jumlah pengguna Internet dalam beberapa tahun terakhir telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan tajam pencarian, tetapi sebagian besar didorong oleh penggunaan Internet yang lebih intensif. Setelah Malaysia, Indonesia memiliki total tertinggi kedua pencarian di antara negara-negara Asia Tenggara (comScore 2011).

Grafik 4.3: Indeks Penggunaan: Penggunaan Pencarian di InternetIndeks 2007=100 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 2007 2008 2009 2010 2011Sumber: Google Asia Pacific Pte Ltd (2011).

Kategori yang telah mengalami lompatan terbesar adalah komunitas online, dengan pencarian hampir 4000 kali lebih pada paruh pertama tahun 2011 dibandingkan dengan semester pertama tahun 2008 (Grafik 4.4). Pencarian situs video online dan situs olahraga juga tumbuh lebih cepat daripada kategori lain, karena orang Indonesia cenderung menggunakan Internet untuk tujuan hiburan.43

Namun mencari situs berita dan peristiwa terkini termasuk pencarian yang tumbuh paling cepat di tahun 2011, menunjukkan bahwa orang Indonesia mulai melakukan lebih banyak jenis aktivitas online. Tetapi pencarian terkait keuangan dan asuransi merupakan yang tumbuh paling lambat dan menunjukkan bahwa masih ada beberapa aktivitas online populer di dunia lebih maju yang belum mendapatkan tempat di Indonesia.

Grafik 4.4: Pertumbuhan dalam pencarian Internet berdasarkan kategoriIndeks 2007=100 18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 2007 2008 2009 2010 2011Komunitas online Olahraga Foto and video Belanja Berita and acara terbaru Keuangan and asuransi

Sumber: Google Asia Pacific Pte Ltd (2011)

4.2.3 Pengeluaran Indeks Pengeluaran mencatat grafik peningkatan dalam belanja Internet oleh konsumen dan bisnis. Data pengeluaran untuk PC, akses Internet seluler dan fixed, dan ponsel premium semua digabungkan.

Indeks menjadi dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir, tumbuh sekitar lima kali PDB. Karena porsi transaksi perdagangan online dimulai dari titik yang rendah di Indonesia, kemungkinan biaya Internet akan terus melebihi jumlah aktivitas ekonomi dengan selisih besar.

Grafik 4.5: Indeks Pengeluaran: Pengeluaran untuk akses dan peralatan InternetIndeks 2004=100 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010Sumber: Gartner Inc. dan Business Monitor International (BMI).

Nusantara Terhubung: Peran Internet dalam pembangunan ekonomi Indonesia 44

4.3 Potensi pertumbuhan dan cakupan

Pertumbuhan ukuran ekonomi Internet dapat terjadi dalam dua cara, yaitu: MelaluipeningkatanakseskeInternet Peningkatanpenyerapanlayanandanintensitas penggunaan Internet. Beberapa faktor yang memengaruhi akses atau penggunaan atau keduanya dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi Internet, mencakup: Perbaikaninfrastruktursebagaisaranaharus mampu meningkatkan kapasitas untuk mendukung pertumbuhan penggunaan Internet Transformasidalamcarakalanganusahadan pemerintah menggunakan Internet untuk berhubungan dengan pemasok, karyawan dan pelanggan, termasuk melalui ketergantungan lebih besar pada perdagangan online DiterimanyapenggunaanInternetoleh konsumen dalam kehidupan sehari-hari mereka, termasuk melalui peningkatan kepercayaan dalam keamanan sistem pembayaran dan privasi yang meningkatkan keinginan berbelanja secaraonline PerbaikandalamfungsimelekatInternetsejalan dengan Internet yang semakin meluas dengan munculnya konektivitas mesin-ke-mesin.

Keyakinan bahwa penggunaan Internet akan berkembang pesat dilandasi oleh semakin banyaknya rumah tangga, bisnis dan pemerintahan yang memanfaatkan kesempatan yang diberikan webPeningkatan penetrasi membawa serta efek jaringan yang meningkatkan nilai Internet untuk siapa pun yang online, bahkan di sudut-sudut terpencil kepulauan. Investasi Indonesia dalam infrastruktur broadband akan meningkatkan penggunaan dan jangkauan Internet serta membantu Indonesia untuk mengejar ketertinggalan dalam aktivitas di mana ia tertinggaldibandingkan negara-negara yang sebanding, seperti belanja online dan adopsi penggunaan Internet oleh UKM. Yang penting, Internet seluler memiliki potensi untuk mengubah kehidupan anggota masyarakat Indones