bab 4 tekanan dan aliran darah
TRANSCRIPT
BAB IV
TEKANAN DAN ALIRAN DARAH
Tekanan darah adalah tekanan yang disebabkan oleh desakan darah pada dinding
pembuluh darah. Pada umumnya tekanan darah lebih dikenal dengan tekanan darah arteri,
misalnya tekanan dalam arteri-arteri besar seperti brachial artery (pembuluh darah arteri
pada lengan). Tekanan darah pada pembuluh lainnya lebih rendah daripada tekanan arteri.
Tekanan puncak dalam arteri selama siklus kardiak disebut tekanan sistolik, dan
tekanan terendah (pada fase istirahat dari siklus kardiak) disebut tekanan diastolik. Besaran
tipikal tekanan darah arteri saat rileks pada manusia dewasa sehat sekitar 120 mmHg
(sistolik) dan 80 mmHg (diastolik). Umumnya ditulis 120/80 mmHg.
Tekanan darah sifatnya tidak statik, namun kondisinya berubah dari satu detak
jantung ke detak berikutnya selama sepanjang hari. Hal ini juga terkait dengan perubahan
reaksi stress seseorang, faktor nutrisi, obat-obatan, ataupun penyakit.
4.1 Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah dapat diukur secara akurat dengan cara menempatkan cannula ke
dalam pembuluh darah dan menghubungkannya ke tranduser tekanan. Teknik invasive ini
secara reguler digunakan pada pengobatan dan perawatan intensif, anesthesiology,dan
tujuan penelitian, namun hal ini terkait dengan komplikasi seperti trombosit, infeksi, dan
pendarahan. Oleh karena itu, teknik manual atau pengukuran osilometrik sering digunakan
pada pemriksaan sehari-hari meskipun kurang akurat.
Gambar 4.1 Sphygmanometer dengan aneroid manometer dan stetoskop
Seringkali, tekanan darah arteri diukur secara manual menggunakan
sphygmanometer. Yakni dengan meletakkan manset (cuff) melingkari lengan atas, sejajar
dengan jantung, untuk melekatkan manometer. Manset tersebut kemudian dipompa hingga
arteri tertekan sepenuhnya. Lalu mendengarkan dengan stetoskop ke brachial arteri pada
39
40
lengan, perawat secara perlahan melepaskan tekanan pada manset. Saat aliran darah sedikit
demi sedikit kembali ke arteri, akan terdengar suara mendengung atau suara ketukan
(bunyi Korotkoff pertama). Tekanan ini dicatat dari bunyi ketukan tersebut. Ini disebut
tekanan darah sistolik. Tekanan manset dilepaskan terus hingga tidak ada bunyi yang
dapat didengar (bunyi Korotkoff kelima). Ini merupakan tekanan darah diastolik.
Dalam praktek klinika, pengukuran tekanan darah menggunakan metode
Osilometrik. Pengukuran Osilometrik (juga dinyatakan sebagai NIBP=Non-Invasive Blood
Pressure) tergabung dalam monitor disamping termpat tidur pasien. Lalu disandarkan pada
manset, sama seperti sphygmanometer, dimana terhubung ke pompa elektrik dan tranduser
tekanan. Manset tersebut diletakkan pada lengan atas dan menggembung secara otomatis.
Ketika tekanan berangsur-angsur lepas, terjadi osilasi kecil pada tekanan manset yang
menyebabkan penambahan putaran dari arteri brachial yang terekam dan digunakan untuk
menghitung tekanan sistolik dan diastolik.
Besaran dari tekanan darah ini biasanya dalam milimeter merkuri (mmHg). Range
normal tekanan darah orang dewasa adalah :
Sistolik antara 90 dan 135 mmHg (12 hingga 18 kPa)
Diastolik antara 50 dan 90 mmHg (7 hingga 12 kPa)
Pada anak-anak normal yang telah diamati, memiliki range yang lebih rendah,
namun pada orang tua, seringkali memiliki range yang lebih tinggi. Percobaan klinika
didemonstrasikan bahwa manusia yang menjaga tekanan darahnya pada kondisi range
terendah, memiliki kesehatan kardiovascular lebih lama dan betul-betul optimal.
Kadangkala, besaran absolut tekanan darah diperoleh dengan menambahkan tekanan
atmosfir (760 mmHg pada level laut) menjadi besaran yang dihasilkan oleh
sphygmanometer. Jika tekanan darah tidak lebih besar dari tekanan atmosfir, maka
pembuluh darah akan mengempis dan darah tidak akan pernah mengalir melalui pembuluh.
4.2 Fisiologi
Pengertian tekanan darah pada arteri dalam mensuplai tubuh merupakan hasil dari
pemompaan darah oleh jantung dari urat darah (vein) kembali ke arteri. Besaran rata-rata
tekanan darah ditentukan oleh volume darah yang dipompa jantung tiap menit, dinyatakan
sebagai keluaran kardiak, versus resistansi sebesar 20.000 hinggga 30.000 arteri,
dinyatakan sebagai resistansi total, lalu darah melewati kapiler dan kemudian urat darah
(vein).
41
Fluktuasi naik dan turun dari tekanan darah arteri menghasilkan denyut alami dari
keluaran kardiak. Tekanan pulsa ditentukan oleh interaksi dari volume stroke versus
volume dan elastisitas arteri utama. Arteri yang lebih besar, meliputi seluruh arteri yang
cukup besar untuk dilihat dengan mata tanpa pembesaran, memiliki resistansi yang rendah
dan pipa pembuluh dengan kecepatan aliran yang tinggi tetapi menghasilkan penurunan
tekanan yang sangat kecil. Misalnya, penurunan tekanan terjadi sekitar 5 mmHg dalam
perjalanan aliran darah dari jantung hingga menuju ke ujung kaki, dengan anggapan dalam
keadaan berbaring (horisontal dengan dengan reaksi gravitasi).
4.3 Patofisiologi
4.3.1 Pengaruh Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah yang melebihi harga normal disebut hipertensi arteri. Hipertensi
ini jarang menjadi masalah yang akut (hipertensi yang gawat). Namun secara tidak
langsung mempengaruhi masalah yang lain, seperti kecemasan yang sangat tinggi ketika
dokter mendiaknosanya. Berbagai tingkat tekanan darah memberikan tekanan mekanis
pada dinding arteri. Ketentuan ini menyebabkan perkembangan jaringan yang tidak sehat
(atheroma) yang tumbuh dalam dinding arteri. Semakin tinggi tekanan, maka terjadi
ketegangan berlebih dan atheroma berlebih.
Hipertensi yang berlangsung secara terus-menerus merupakan salah satu faktor dari
stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurysm, dan menyebabkan gagal ginjal
kronik.
4.3.2 Pengaruh Tekanan Darah Rendah
Tekanan darah yang terlalu rendah dikenal dengan hipotensi. Tekanan darah
rendah ditandai dengan adanya beberapa penyakit dan memerlukan penanganan medis
secepatnya. Ketika tekanan darah dan aliran darah sangat rendah, maka pengiriman nutrisi
otak menurun drastis, (suplai darah tidak mencukupi), menyebabkan sakit kepala, lemas
dan pingsan.
4.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah
42
Secara fisik, sistem peredaran darah, seperti sistem cairan pada umumnya, adalah sangat
kompleks. Dikatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi tekanan darah. Dimana
setiap faktor tersebut juga dipengaruhi oleh faktor fisiologi, seperti diet, latihan, penyakit,
obat-obatan, dan lain-lain.
Faktor-faktor tersebut adalah :
Kecepatan aliran cairan. Dalam sistem peredaran, kecepatan ini disebut kecepatan
jantung (heart rate), yakni kecepatan dimana darah (cairan) dipompa oleh jantung.
Semakin tinggi kecepatan jantung, maka semakin tinggi tekanan darah.
Volume cairan. Dalam hal ini adalah volume dalam sisten peredaran darah dalam
tubuh. Semakin banyak volume darah dalam tubuh, maka tekanan darah semakin
tinggi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara diet
garam yang dimakan dengan peningkatan volume darah (menghasilkan tekanan
darah yang lebih tinggi).
Dalam fisiologi kardiak, kecepatan dan volume dari aliran terukur selama mode
gabungan oleh output kardiak. Output kardiak menghasilkan kecepatan jantung,
atau kecepatan kontraksi, dikalikan dengan volume stroke, jumlah darah yang
dipompa keluar dari jantung setiap kontraksi. Secara mendasar, hal ini
menunjukkan efisiensi yang mana jantung mengedarkan darah ke seluruh tubuh.
Ketahanan atau resistansi. Dalam sistem peredaran, resistansi yang dimaksud
adalah resistansi pembuluh darah. Semakin tinggi resistansi, maka semakin tinggi
tekanan darah. Resistansi ini terkait dengan ukuran pembuluh darah (pembuluh
darah yang besar memiliki resistansi yang kecil), juga kehalusan dinding pembuluh
darah. Kehalusan ini bisa berkurang karena peningkatan lemak atau penggemukan
pada dinding arteri. Zat kimia yang disebut vasoconstrictor dapat mengurangi
ukuran pembuluh darah, sehingga meningkatkan tekanan darah. Vasodilator
(seperti nitroglyserin) dapat meningkatkan ukuran pembuluh darah, sehingga dapat
menurunkan tekanan darah.
Kekentalan cairan. Jika darah menjadi lebih kental, akan menghasilkan atau
meningkatkan tekanan darah. Memang pengobatan secara medis dapat mengubah
kekentalan darah. Namun perlu dicatat bahwa pengencer darah seperti aspirin
mempengaruhi kekentalan darah dengan mengurangi tambalan penggunpalan.
4.4.1 Faktor lain yang menyebabkan Tekanan Darah Rendah
43
Seringkali tekanan darah turun drastis saat pasien berdisi dari kondisi duduk. Hal
ini dikenal sebagai hipotensi orthostatic. Faktor lain yang dapat menyebabkan tekanan
darah rendah meliputi :
Sepsis
Hemorrhage
Toxins termasuk di dalamnya ada dosis racun dalam obat tekanan darah
Hormon abnormal, seperti penyakit Addison's
Shock merupakan kondisi yang kompleks dimana pengiriman darah menurun secara
drastis. Rendahnya tekanan darah merupakan tanda-tanda shock dan dapat menyebabkan
penurunan pengiriman darah secara berkelanjutan. Bila terdapat perbedaan tekanan antara
lengan yang satu dengan yang lain, mengindikasikan adanya penyempitan arteri.
4.5 Siklus Kardiak
Siklus kardiak merupakan yang digunakan untuk mendiskripsikan urutan kerja
jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Setiap denyut tunggal menghasilkan tiga
tahap utama : sistole atrial, sistole ventricular dan diastole kardiak lengkap. Pernyataan
sistole sama dengan kontraksi otot. Sistole secara elektrik adalah aktifitas listrik yang
menstimuli myocardium dari bilik jantung untuk membuatnya kontraksi. Hal ini diikuti
secara cepat oleh sistole mekanik, dimana menghasilkan kontraksi mekanik pada jantung.
Pernyataan diastole adalah sama dengan relaksasi dari otot. Melalui siklus kardiak, tekanan
darah bisa naik maupun turun.
4.5.1 Sistole Atrial
Sistole atrial adalah kontraksi otot jantung (myocarda) dari atria kiri dan
kanan. Kedua atria tersebut berkontraksi secara bersamaan. Ketika atria
berkontraksi, tekanan darah pada masing-masing atrium meningkat dan
memberikan darah tambahan ke dalam ventrikel. Alirah darah tambahan tersebut
disebut sentakan atrial. Sentakan atrial merupakan hilangnya konduksi listrik
pada jantung, seperti selama fibrilasi atrial, flutter atrial, dan gangguan jantung.
44
Gambar 4.2 Sistole Atrial
Secara elektrik, sistole atria dimulai saat awal gelombang P pada EKG (elektrokardiogram).
4.5.2 Sistole Ventricular
Sistole ventricular adalah terjadinya kontraksi otot (myocardia) pada ventrikel
kanan dan kiri. Saat ventrikel berkontraksi, tekanan darah pada masing-masing ventrikel
juga naik. Pada ventrikel kiri, tekanan berkurang secara cepat dimana katup mitral pada
atrium kiri menutup. Hal ini untuk mencegah darah kembali dari ventrikel kiri ke dalam
atrium kiri. Lalu tekanan pada ventrikel kiri naik secara cepat hingga melebihi tekanan
pada aorta. Menyebabkan katup aorta membuka, dan mendororng darah kembali ke aorta,
untuk menyatu dengan tubuh.
Gambar 4.2 Sistole Ventrikular
Pada saat yang bersamaan, ventrikel kanan berkontraksi, dan tekanan dalam
ventrikel meningkat. Sedangkan tekanan pada atrium kanan berkurang, sehingga menutup
katup tricuspid, mencegah darah dari ventrikel kembali ke atrium kanan. Kemudian
45
tekanan pada ventrikel meningkat hingga melebihi tekanan pada arteri paru-paru. Hal ini
menyebabkan katup paru-paru membuka, membiarkan darah mengalir ke arteri paru-paru
untuk diberi oksigen.
Pendeteksian sistole ventrikular
Proses menutupnya katup mitral dan tricuspid (keduanya dikenal sebagai katup
atrioventrikular) pada permulaan sistole ventrikular menyebabkan bunyi detak “lub-dub”
pertama yang dibuat oleh jantung. Selanjutnya bunyi ini dikenal dengan Bunyi Pertama
Jantung, atau S1.
Bagian kedua dari bunyi “lub-dub” (Bunyi Kedua Jantung atau S2) disebabkan oleh
menutupnya katup aortik dan pumonik pada akhir sistole ventrikular. Saat ventrikel
kosong, tekanannya berkurang hingga dibawah tekanan pada aorta, dan katup aortik
menutup. Kejadian yang sama, saat tekanan pada ventrikel kanan turun hingga di bawah
tekanan pada arteri paru-paru, maka katup pulmonik menutup.
Pada EKG, sistole ventrikel secara elektrik dimulai dari awal kompleks QRS.
4.5.3 Diastole Kardiak Lengkap
Diastole Kardiak adalah periode waktu ketika jantung dalam kondisi mengendur
setelah berkontraksi dan siap untuk pengisian kembali dengan mengedarkan darah.
Diastole Ventrikular adalah ketika ventrikel dalam kondisi mengendur, diastole atrial
adalah ketika atria juga mengendur. Kondisi tersebut dikenal dengan diastole kardiak
lengkap.
Gambar 4.3 Diastole kardiakSelama diastole ventrikular, tekanan pada ventrikel (kiri dan kanan) turun dari
puncak hingga mencapai sistole. Ketika tekanan pada ventrikel kiri turun hingga di bawah
tekanan pada atrium kiri, katup mitral membuka, dan ventrikel kiri diisi dengan darah yang
46
telah memenuhi atrium kiri. Proses yang sama, ketika tekanan pada ventrikel kanan turun
hingga di bawah atrium kanan, katup tricuspid membuka, dan ventrikel kanan diisi dengan
darah yang telah memenuhi atria kanan.
4.5.4 Cara Kerja Siklus Kardiak
Otot kardiak (myogenic) bisa membangkitkan dirinya sendiri. Hal ini kontras
dengan otot kerangka, yang membutuhkan gerakan yang disengaja atau rangsangan syaraf
gerak. Irama jantung berkontraksi secara spontan, meskipun frekuensi atau kecepatan
jantung dapat berubah oleh pengaruh syaraf atau hormonal seperti latihan atau juga saat
melihat situasi yang menakutkan atau membahayakan. Misalnya, syaraf phrenic
mempercepat denyut jantung dan syaraf vagus menurunkan kecepatan denyut jantung.
Urutan irama kontraksi dikoordinasikan oleh titik sinoatrial dan atrioventricular.
Titik sinoatrial sering dikenal dengan cardiac pacemaker, terletak di atas dinding atrium
kanan dan bertanggung jawab merangsang gelombang listrik yang mengawali kontraksi
atria. Sekali gelombang mencapai titik atrioventrikular, maka diletakkan di atrium kanan
bagian bawah. Hal ini terhubung melalui ikatan His dan menyebabkan kontraksi ventrikel.
Waktu yang digunakan untuk mencapai titik dari syaraf sinoatrial menyebabkan terjadinya
waktu tunda antara kontraksi dua bilik dan memastikan setiap kontraksi dikoordinasikan
secara simultan melalui seluruh jantung. Dalam kejadian patologi berat, serat Purkinje juga
dapat bertindak sebagai pacemaker, hal ini biasanya tidak menyebabkan kecepatannya
secara spontan turun drastis dibandingkan pacemaker lainnya dan maka ditolak.
4.5.5 Mekanisme Fisiologi Sistole
Sistole, atau kontraksi jantung disebabkan oleh sarcolemma, atau kulit tipis yang
membungkus sel myocardia, atau sel otot jantung, atau kelompok sel dalam jantung yang
mengawali denyut jantung, secara perlahan mengalami depolarisasi melewati kondisi
ambang. Pada titik tersebut, saluran gerbang tegangan kalsium membuka dan membiarkan
ion kalsium melewatinya, menuju sarcoplasma, atau interior sel otot. Beberapa ion
kalsium terikat ke reseptor pada sarcoplasmic recticulum, atau jaringan menyebabkan
saluran kalsium intrinsik membuka dan memasukkan ion kasium ke dalam sarcoplasma.
Ion kalsium yang terikat ke troponin, menyebabkan perubahan kesesuaian, memecah
ikatan antara protein tropomyosin, dimana troponin berada, dan tempat pengikatan myosin.
Hal ini menyebabkan myosin merekatkan tempat pengikatan myosin pada filamen protein
47
actin dan menghasilkan kontraksi sebagai kepala myosin, menarik filamen actin, terikat
oleh ATP, kemudian menyebabkan pelepasan actin, dan kembali ke posisi aslinya, lalu
berubah dari ATP menjadi ADP dan kelompok fosfat. Potensial gerak menyebar melewati
lintasan ion sodium melalui celah persimpangan yang menghubungkan sarcoplasma
dengan sel myocardial. Noradreanalin dilepaskan oleh tombol terminal dari serat
simpatetik, pada titik sinoatrial dan atrioventricular. Noradrenalin menyebar melewati
ikatan potongan sinaptik, ke β1 – adrenoerceptor – protein yang terhubung dengan
reseptor, terdiri dari tujuh doamin transmembrane, menggeser keseimbangannya terhadap
kondisi aktif. Receptor mengubah kesesuaian dan secara mekanis mengaktifkan protein-G
kemudian dilepaskan. Protein-G dibutuhkan dalam produksi cyclic adenyl monophosphate
(cAMP) dari adenyl Triphosphate (ATP) dan kembali mengaktifkan protein kinase (β-
adrenoreceptor kinase). β-adrenoreceptor kinase mengasami saluran ion kalsium pada
sacolemma, sehingga ion kalsium yang masuk adalah meningkat ketika diaktifkan oleh
tegangan membran yang sesuai. Hal ini tentu saja akan menyebabkan lebih banyak kalsium
receptor dalam sarcoplasmic recticulum yang diaktifkan, membuat aliran ion kalsium ke
sarcoplasma semakin besar. Semakin banyak troponin yang terikat dan semakin banyak
ikatan myosin yang lepas, maka semakin banyak kepala myosin yang ambil untuk
kontraksi dan akan menghasilkan gaya dan kecepatan kontraksi yang semakin besar.
Noradrenalin juga mempengaruhi titik atrioventrikular, mengurangi waktu tunda sebelum
melanjutkan konduksi potensial gerak melalui ikatan His.
4.6 Mean arterial pressure
Mean arterial pressure (MAP) merupakan pernyataan yang digunakan dalam
pengobatan untuk mendiskipsikan nilai rata-rata tekanan darah seseorang. MAP
didefinisikan sebagai tekanan diastolik ditambah 1/3 tekanan pulsa.
Mean arterial pressure (MAP) merupakan pernyataan yang digunakan dalam
pengobatan.
MAP dianggap sebagai tekanan perfusi yang terlihat olejhh organ tubuh. Hal ini diyakini
bahwa MAP lebih besar dari 60 mmHg dan cukup untuk menyokong organ yang rata-rata
48
di bawah kondisi.jika MAP turun drastis hingga di bawah waktu yang sesuai, sehigga
organ terkahir tidak akan cukup untuk mengalirkan darah, dan akan menjadi isemeic.