bab 4 rangkuman

34
BAB 4 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 4.1 Konsep Dasar Data yang merepresentasikan “dunia nyata” dapat di simpan dan diproses sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang lebih sederhana dan sesuai dengan kebutuhan. Sebagaimana terlihat pada gambar 4.1 , pemahaman mengenai “dunia nyata” akan semakin baik jika proses-proses manipulasi dan presentasi data yang direlasikan dengan lokasi-lokasi geografi di permukaan bumi telah di mengerti. Gambar 1 : Model Dunia Nyata Pertengahan 1970-an telah dikembangkan sistem-sistem yang secara khusus dibuat untuk menangani masalah informasi yang bereferansi geografis dalam berbagai cara dan bentuk. Masalah-masalah ini mencakup:

Upload: made-mahardika

Post on 18-Jan-2016

55 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 4 Rangkuman

BAB 4

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

4.1 Konsep Dasar

Data yang merepresentasikan “dunia nyata” dapat di simpan dan diproses

sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang lebih sederhana

dan sesuai dengan kebutuhan. Sebagaimana terlihat pada gambar 4.1 , pemahaman

mengenai “dunia nyata” akan semakin baik jika proses-proses manipulasi dan

presentasi data yang direlasikan dengan lokasi-lokasi geografi di permukaan bumi

telah di mengerti.

Gambar 1 : Model Dunia Nyata

Pertengahan 1970-an telah dikembangkan sistem-sistem yang secara khusus

dibuat untuk menangani masalah informasi yang bereferansi geografis dalam berbagai

cara dan bentuk. Masalah-masalah ini mencakup:

a. Pengorganisasian data dan informasi.

b. Penempatan informasi pada lokasi tertentu.

c. Melakukan komputasi, memberikan ilusi keterhubungan satu sama lainnya

(koneksi), beserta analisa-analisa spasial lainnya.

Page 2: Bab 4 Rangkuman

Sebutan umum untuk sistem-sistem yang menangani masalah-masalah tersebut

adalah Sistem Informasi Geografis. Dalam literatur, Sistem Informasi Geografis

dipandang sebagai hasil perpaduan antara sistem komputer untuk bidang Kartografi

(CAC) atau sistem komputer untuk bidang perancangan (CAD) dengan teknologi

basis data (data base).

Pada awalnya, data geografis hanya disajikan di atas peta dengan

menggunakan symbol, garis dan warna. Elemen-elemen geografis ini dideskripsikan

di dalam legendanya misalnya: garis hitam tebal untuk jalan utama, garis hitam tipis

untuk jalan sekunder dan jalan-jalan yang berikutnya. Informasi-informasi yang

disimpan, diproses dan dipresentasikan dengan suatu cara tertentu, dan biasanya untuk

tujuan tertentu pula, tidak mudah untuk merubah presentasi tersebut karena peta selalu

menyediakan gambar atau simbol unsur geografis dengan bentuk yang tetap walaupun

diperlukan untuk kebutuhan yang berbeda.

4.2 Definisi

Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi

ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan

perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat

menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat

digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari

polusi.

Page 3: Bab 4 Rangkuman

Pengertian menurut para ahli

Menurut Aronaff (1989). SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada

kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa

data serta memberi uraian.

Menurut Kang-Tsung Chang (2002). SIG sebagai a computer system for

capturing, storing, querying, analyzing, and displaying geographic data.

Menurut Burrough (1986). SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk

pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan

penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.

Menurut Murai (1999). SIG sebagai sistem informasi yang digunakan untuk

memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan

menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk

mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan

penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota,

dan pelayanan umum lainnya.

Menurut Marble et al (1983). SIG merupakan sistem penanganan data

keruangan.

Menurut Bernhardsen (2002). SIG sebagai sistem komputer yang digunakan

untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan

perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi

dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan

pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data,

pemanggilan dan presentasi data serta analisa data

Menurut Gistut (1994). SIG adalah sistem yang dapat mendukung

pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-

deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan

di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi

yang diperlukan, yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan

struktur organisasi

Menurut Berry (1988). SIG merupakan sistem informasi, referensi internal,

serta otomatisasi data keruangan.

Menurut Calkin dan Tomlison (1984). SIG merupakan sistem komputerisasi

data yang penting.

Page 4: Bab 4 Rangkuman

Menurut Linden, (1987). SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan,

pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data secara spasial terkait

dengan muka bumi.

Menurut Alter. SIG adalah sistem informasi yang mendukung

pengorganisasian data, sehingga dapat diakses dengan menunjuk daerah pada

sebuah peta.

Menurut Prahasta. SIG merupakan sejenis software yang dapat digunakan

untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran

informasi geografis berikut atribut-atributnya.

Menurut Petrus Paryono. SIG adalah sistem berbasis komputer yang

digunakan untuk menyimpan, manipulasi dan menganalisis informasi

geografi.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa SIG merupakan

pengelolaan data geografis yang didasarkan pada kerja komputer (mesin).

4.3 Subsistem SIG

Sistem Informasi Geografis dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem

sebagai berikut:

a. Data Input: Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan data dan

mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber dan bertanggung

jawab dalam mengkonversi atau mentransfortasikan format-format data-data

aslinya kedalam format yang dapat digunakan oleh SIG.

b. Data output: Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh

atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy

seperti: tabel, grafik dan peta.

c. Data Management: Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun

data atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah

dipanggil, di-update dan di-edit.

Page 5: Bab 4 Rangkuman

d. Data Manipulation & Analysis: Subsistem ini menentukan informasi-informasi

yang dapat dihasilkan oleh SIG dan melakukan manipulasi serta pemodelan data

untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

Gambar 2 : Subsistem-subsistem SIG

Jika subsistem SIG tersebut diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan, proses, dan

jenis keluaran yang ada didalamnya, maka subsistem SIG dapat juga digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 3 : Uraian subsitem-subsitem SIG

Page 6: Bab 4 Rangkuman

4.4 Komponen SIG

Untuk mengoperasikan SIG membutuhkan komponen – komponen SIG

berupa perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, aplikasi dan

manusia (brainware). Komponen - komponen

Gamba 4 : SIG dapat ditunjukkan pada gambar di atas

Keterangan :

1. Orang (manusia)

Orang yang menjalankan sistem meliputi mengoperasikan, mengembangkan bahkan

memperoleh manfaat dari sistem. Manusia memegang peranan yang sangat

menentukan, karena tanpa manusia maka sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan

dengan baik. Jadi manusia menjadi komponen utama yang mengendalikan suatu

sistem sehingga menghasilkan suatu analisa yang dibutuhkan.(Prahasta, Eddy. 2003 )

2. Aplikasi

Aplikasi merupakan kumpulan dari prosedur-prosedur yang digunakan untuk

mengolah data menjadi informasi. Saat ini SIG sudah diapliksikan dalam berbagai

bidang seperti pertanian, lingkungan, manajemen sumbur daya alam, pariwisata,

geologi, perencanaan dan lain sebagainya. Alasan SIG dipakai oleh bidang-bidang

tersebut adalah kemampuannya mengintegrasikan antara data spasial dan data atribut

sehingga dalam analisisnya mampu menghsilkan informasi yang kompleks. Selain

kemampuan tersebut adalah penghematan waktu akibat dari Apliksi SIG. Sebagai

contohnya adalah suatu rencana pembangunan jaringan irigasi dan bendungan. Jika

suatu bendungan dibangun diloksi tertentu, maka dapat dikembangkan beberapa

pertanyaan lanjutan yaitu bagaimana membuat variasi struktur atau bentuk serta

Page 7: Bab 4 Rangkuman

dianalisis bagaiman efeknya atau skenario lain yang dapat dikembangkan misalnya

yang berkaitan dengan umur bendungan itu sendiri.

3. Data

Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data spasial yang merupakan

representasi fenomena permukaan bumi yang berupa peta, foto udara dan citra satelit.

Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara fundamental,

SIG bekerja dengan 2 tipe model data geografis, yaitu model data vector dan model

data raster. Dalam model data vector, informasi posisi point, garis, dan polygon

disimpan dalam bentuk koordinat x,y. Bentuk garis, seperti jalan dan sungai

dideskripsikan sebagai kumpulan dari koordinat-koordinat point. ( Prahasta, Eddy.

2003 )

4. Software (Perangkat Lunak)

Perangkat lunak SIG adalah program komputer yang dibuat khusus dan memiliki

kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan data

spasial. Beberapa program yang sering digunakan dalam SIG, antara lain Arc Info,

Arc View, Mapinfo, ERDAS, SPANS, dan ILWIS. Sebuah software SIG haruslah

menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis,

dan menampilkan informasi geografis. Dengan demikian elemen yang harus terdapat

dalam komponen software SIG adalah ( Prahasta, Eddy. 2003 ):

         Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis

         Sistem Manajemen Basis Data.

         Tools yang mendukung query geografis, analisis, dan visualisasi.

         Geographical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi.

5. Hardware

Perangkat keras ini berupa seperangkat komputer yang dapat mendukung

pengoperasian perangkat lunak yang dipergunakan. Sistem Informasi Geografis

memerlukan spesifikasi komponen hardware yang sedikit lebih tinggi dibanding

spesifikasi komponen sistem informasi lainnya. Hal tersebut disebabkan karena data-

data yang digunakan dalam SIG, penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar

dan dalam proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan processor yang

cepat. Beberapa Hardware yang sering digunakan dalam Sistem Informasi Geografis

adalah: Personal Computer (PC), Mouse, Digitizer, Printer, Plotter, dan Scanner.

( Prahasta, Eddy. 2003 )

Page 8: Bab 4 Rangkuman

4.4.1 Perangkat Keras SIG

GIS membutuhkan perangkat keras untuk mendukung pemrosesan data,

analisis geografis dan juga pemetaaan. Perangkat keras yang yang digunakan terbagi

atas tiga bagian yaitu:

1. Alat data dan masukan terdiri dari :

Harddisk : terdiri atas dua yaitu hardisk dengan kapasitas 1Gb untuk

workstation yang tersambung dengan harddisk berkapasitas 2 Gb untuk

workstation yang berdiri sendiri.

Disket

CD-ROM

Keyboard : keyboard 101-key

Digitizer : digitizer dengan dimensi minimum 24 x 36 (D size) dengan

akurasi 0,005 inchi

Scanner : scanner hitam putih dengan ukuran minimum 24 x 36 (D size)

dengan resolusi 400 dpi, scanner berwarna dengan ukuran 11 x 17 (B size)

dengan resolusi 400 dpi.

Gambar 5 : Konfigurasi Perangkat Keras SIG

2. Alat proses terdiri dari

CPU : Berbasiskan processor 32-bit Intel

RAM : minimal 32 Mb

3. Alat keluaran hasil /Output devise terdiri dari

Layar monitor dengan resolusi 1280 x 1024 dengan 256 warna dan

VRAM 4 MB

Printer dengan tehnologi laser atau injet ukuran kertas 11 x 17 (B size)

Page 9: Bab 4 Rangkuman

plotter dengan teknologi injet resolusi minimum 300 dpi untuk ukuran

kertas minimum 36 x 48 (E size).

4.4.2 Perangkat Lunak SIG

Pada system computer modern, perangkat lunak yang digunakan tidak dapat

berdiri sendiri, tetapi terdiri dari beberapa lapis (layer). Model layer ini meliputi:

(a) sistem operasi,

(b) program pendukung system (special system utilities),

(c) perangkat lunak aplikasi.

Sistem operasi terdiri atas program-program yang mengawasi jalannya operasi

sistem dan mengendalikan komunikasi yang terjadi diantara perangkat keras yang

terhubung ke sistem komputer ybs. Sistem operasi meliputi program-program: untuk

manajemen memori, akses sistem, pengendalian komunikasi, pengolahan perintah,

manajemen data dan file, dst.

Program pendukung sistem (special system utilities) dan program-program

pendukungnya terdiri dari compiler bahasa pemrograman. Hampir semua perangkat

lunak SIG dituliskan dengan menggunakan bahasa pemrogramman seperti assembler,

Fortran, Basic, C, C++, dll.

• Device driver dalam SIG diperlukan untuk mendukung input dan output device,

seperti digitizer, printer, plotter, scanner, dll.

• Utility untuk back-up data

• Pustaka (library) fungsi dan prosedur merupakan bagian OS yang dimanfaatkan

oleh bahasa pemrogramman komputer untuk membuat aplikasi SIG.

Perangkat lunak aplikasi terdiri dari word processing, sphreadsheet, database,

presentation, dan aplikasi-aplikasi khusus lainnya seperti SIG.

Standard umum perangkat lunak SIG yang direkomendasikan oleh WGIAC

(Wyoming Geograhic Information Advisory Council), antara lain:

(a). Sistem operasi : berbasiskan Window atau Unix

(b).Model data spasial: raster dan vektor, dengan prioritas tinggi pada model data

spasial.

(c). Basis data: jika menggunakan basisdata relational harus sesuai dengan standard

SQL (untuk standard aplikasi multiuser). Jika tidak menggunakan basisdata

relational, maka basisdata tsb harus mampu melakukan eksport/import dari

basisdata relational (SQL).

Page 10: Bab 4 Rangkuman

4.5 Cara Kerja SIG

SIG dapat merepresentasikan “real world“ (dunia nyata) diatas monitor

computer sebagaimana lembaran peta dapat merepresentasikan dunia nyata di atas

kertas. Karena peta mengorganisasikan unsur-unsu berdasarkan lokasi, peta sangat

baik dalam memperlihatkan hubungan atau relasi yang dimiliki oleh unsur-unsurnya.

Contoh hubungan tersebut (Gb.4.8), sebagai berikut:

(a).Suatu gedung terletak di dalam wilayah kecamatan tertentu

(b).Jembatan melintas diatas suatu sungai

(c). Bangunan kuno bersebelahan dengan taman

Gambar 6 : Contoh peta dan unsur-unsurnya

Peta menggunakan titik, garis, dan poligon dalam merepresentasikan objek-

objek dunia nyata. Dalam gambar diatas, terlihat bahwa:

(a). Sungai ditampilkan sebagai poligon

(b). Jalan bebas hambatan digambarkan sebagai garis-garis

(c). Bangunan dipresentasikan sebagai poligon

Peta menggunakan simbol grafis dan warna untuk membantu dalam

mengidentifikasi unsur-unsur berikut deskripsinya. Dari Gb diatas terlihat bahwa:

(a). sungai diwarnai biru

(b).taman atau kebun diwarnai hijau

(c). jalan bebas hambatan diwarnai merah

(d).jalan yang lebih kecil digambarkan dengan menggunakan garis-garis yang tipis

(e). bangunan digambarkan sebagai poligon

(f). label dan teks mengidentifikasi unsur-unsur peta dengan menggunakan nama-

nama unsur yang bersangkutan.

Page 11: Bab 4 Rangkuman

Skala peta menentukan ukuran dan bentuk representasi unsur-unsurnya. Makin

meningkat skala peta, makin besar ukuran unsur-unsunya.

(a). Pada skala 1:250,000 atau skala yang lebih kecil lagi, suatu kota akan

direpresentasikan sebagai titik, sementara jalan dan sungai direpresentasikan

sebagai garis-garis.

(b). Pada skala 1:25,000 atau skala yang lebih besar lagi, suatu kota akan

direpresentasikan sebagai poligon, sementara jalan dan sungai dapat

direpresentesikan sebagai garis atau poligon.

Gambar 7: Contoh peta pada skala 1:250,000.

Gambar 8: Contoh peta pada skala 1:25,000.

Misalnya untuk mencari rute terpendek yang menghubungkan hotel “Mulia“

dengan hotel “Mawar M“ pada Gb 4.11 dapat dilakukan dengan langkah sbb:

(a). Cari berbagai kombinasi jalan (segmen) yang menghubungkan kedua hotel

tersebut

(b). Hitung masing-masing jarak (panjang jalan) akumulasinya

(c). Pilih rute yang dihasilkan dari kombinasi jalan yang memiliki jarak total terkecil

(terpendek).

Page 12: Bab 4 Rangkuman

Gambar 9 : Contoh relasi unsur peta dengan tabel-tabelnya.

SIG menghubungkan sekumpulan unsur-unsur peta dengan atribut-atributnya

di dalam satuan yang dikenal sebagai “layers“. Contoh layers: sungai, bangunan,

jalan, laut, batas-batas administrasi, hutan, dll. Kumpulan dari layers ini membentuk

basis data SIG. Dengan demikian, perancangan basisdata merupakan hal yang penting

dalam SIG. Rancangan basisdata akan menentukan efektifitas dan efisiensi proses-

proses masukan, pengelolaan, dan keluaran SIG.

4.6 Kemampuan SIG

a. Memetakan Letak Data : Realita di permukaan bumi, di petakan dalam beberapa

layer dengan setiap layernya merupakan representasi kumpulan benda (feature)

yang mempunyai kesamaan, contohnya layer jalan, layer kaping bangunan. Layer -

layer ini kemudian disatukan dengan di sesuaikan urutannya.

b. Memetakan Perubahan : Dengan memasukkan variabel waktu, SIG dapat di buat

untuk peta historikal. Histori ini dapat di gunakan untuk memprediksi keadaan

yang akan datang dan dapat pula di gunakan untuk evaluasi kebijaksanaan.

c. Memetakan Apa Yang di Dalam dan di Luar Suatu Area SIG : Di gunakan juga

untuk memmonitor apa yang terjadi dan keputusan apa yang akan di ambil dengan

memetakan apa yang ada pasa suatu area dan apa yang ada di luar area.

4.6.1 Dari Definisi

Page 13: Bab 4 Rangkuman

Secara eksplisit, kemampuan SIG juga dapat dilihat dari pengertian atau

definisinya. Berikut adalah kemampuan SIG yang diambil dari beberapa definisi SIG

yang telah dituliskan di atas :

Memasukkan dan mengumpulkan data geografi

Mengintegrasikan data geografi

Memeriksa, meng-update data geografi

Menyimpan daan mmemanggil kembali data geografi

Mengelola data geografi

Memanipulasi data geografi

Menganalisa data geografi

Menghasilkan keluaran (output) data geografi dalam bentuk-bentuk : peta

tematik (view dan layout), tabel, grafik (chart) laporan (report), dll.

4.6.2 Fungsi Analisis

Kemampuan SIG dapat juga dikenali dari fungsi-fungsi analisis yang dapat

dilakukannya. Secara umum, sesuai dengan nature datanya terdapat dua jenis fungsi

analisis di dalam SIG; fungsi analisis spasial dan atribut (basis data atribut).

Fungsi analisis atribut (non-spasial) antara lain terdiri dari operasi-operasi

dasar Database Management System (DBMS) beserta perluasannya : (Eddy Prahasta

2009)

a) Operasi-operasi dasar pengelolaan basis data antara lain mencakup :

-   Pembuatan basis data baru (create database)

-       Penghapusan basis data (drop database)

-        Pembuatan tabel baru (create table)

-     Penghapusan tabel (drop table)

-    Pengisian dan penyisipan data (record) baru ke dalam tabel (add record

atau insert record)

-    Penambahan field baru dan penghapusan field lama (add field, delete field)

-    Pembacaan dan pencarian data (field atau record) dari tabel basis data

(seek, find, search, retrieve).

-    Peng-update-an dan peng-edit-an data yang terdapat di dalam tabel basis

data (update record atau edit record)

Page 14: Bab 4 Rangkuman

-    Penghapusan (beserta mengkonsolidasikannya) data (record) dari suatu

table basis data (delete record, zap, pack)

-    Membuat indeks untuk setiap tabel basis data.

b) Perluasan operasi-operasi basis data :

-    Fungsionalitas pembacaan & penulisan tabel-tabel basis data ke dalam

sistem basis data yang lain (export dan import)

-    Fungsionalitas untuk berkomunikasi dengan sistem basis data yang lain

(misalkan dengan menggunakan driver ODBC atau protokol-protokol

client-server yang lainnya)

-    Penggunaan kalimat-kalimat bahasa standard SQL (structured query

language) yang terdapat di dalam sistem-sistem basis data.

Operasi-operasi atau fungsi analisis lain yang sudah rutin digunakan di dalam

sistem basis data. Sementara itu, fungsi-fungsi analisis spasial antara lain

terdiri: (Eddy Prahasta 2009)

a) Klasifikasi (reclassify) : mengklasifikasikan kembali suatu data hingga menjadi

data spasial baru berdasarkan criteria (atribut) tertentu.

b) Network atau jaringan : fungsionalitas ini merujuk data spasial titik-titik atau

garis-garis sebagai jaringan yang tidak terpisahkan.

c)  Overlay : fungsionalitas ini menghasilkan layer data spasial baru yang

merupakan hasil kombinasi dari minimal dua layer yang menjadi masukkannya.

d)     Buffering : fungsi ini akan menghasilkan layer spasial baru yang berbentuk

polygon dengan jarak tertentu dari unsur-unsur spasial yang menjadi

masukkannya.

e) 3D analysis : fungsi ini terdiri dari sub-sub fungsi yang terkait dengan presentasi

data spasial di dalam ruang 3 dimensi (permukaan dijital)

f)  Digital image processing : pada fungsionalitas ini, nilai atau intensitas dianggap

sebagai fungsi sebaran (spasial).

g) Dan masih banyak fungsi-fungsi analisis spasial detail lainnya yang umum dan

secara rutin digunakan di dalam SIG.

4.7 Contoh Aplikasi (Sederhana) SIG

Page 15: Bab 4 Rangkuman

SIG merupakan sistem komputer yang sangat poweful baik dalam menangani

masalah basis data spasial mauun basis data non spasial. Sistem ini merelokasikan

lokasi geografi dengan informasi-informasi deskripsinya sehingga para penggunanya

dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara. Ada banyak

cara dalam mengorganisasikan data dan informasi, berikut analisa dan presentasinya

yang menjadi daya tarik SIG seperti berikut :

4.7.1 Informasi SIG dalam Bentuk Tabel Basisdata

Tabel 1 : Contoh daftar pelanggan yang terurut nama

4.7.2 Informasi SIG dalam Bentuk Layer Peta Dijital

Dengan mengorganisasikan informasi seperti ini, peta-peta digital menjanjikan

lokasi-lokasi dimana objek-objek sesungguhnya berada di dunia nyata beserta

hubungannnya satu sama lain.

Gambar 10 : Contoh lokasi-lokasi pelanggan.

4.7.3 Membuat Peta Tematik dengan SIG

Page 16: Bab 4 Rangkuman

Pada masa lalu, peta-peta bersifat statik dan hanya dapat dibuat oleh seorang

Carthographer yang mahir. Tetapi, Dengan SIG setiap orang dapat membuat peta, dan

kemudian merubah atau memodifikasinya dengan cepat kapan saja. Selain itu,

pengguna SIG juga dapat mengulang proses pembuatan peta dengan akurasi yang

tinggi. Sebagai contoh, para pengguna SIG dapat membuat peta-peta benua Amerika

selatan berdasarkan berbagai informasi (tema) yang tersedia.

Gambar 11 : Peta Amerika Selatan Menurut Batas Politik (Administrasi)

Gambar 12 : Peta Amerika Selatan Menurut data produksi pertanian

Gambar 13 : Peta Amerika Selatan Menurut data populasi penduduk kota

Page 17: Bab 4 Rangkuman

Gambar 14 : Peta Amerika Selatan Menurut tingkat pertumbuhan populasi penduduk kota

4.7.4. Visualisasi dan Analisa dengan SIG

Dengan SIG, pengguna dapat memvisualkan dan menganalisa suatu area studi

berdasarkan lokasi-lokasi unsur-unsur geografi tertentu, misalkan dalam menentukan

lokasi terbaik untuk bisnis baru sebuah supermarket. Lokasi ini dapat dianalisa

dengan memperhatikan dan memperhitungkan lokasi-lokasi para pelanggan

(consumers atau clients), hingga dapat menentukan tempat-tempat yang berpotensi

untuk bisnis baru ini.

Gambar 15 : Peta lokasi client dan sites potensi bisnis

Setelah dianalisa, pengguna dapat menentukan lokasi bisnis baru

(supermarket) di lokasi yang paling optimum (sesuai) dengan kriteria-kriteria yang

ditentukan sendiri oleh penggunanya.

Gambar 16 : Peta lokasi bisnis baru yang dipilih

4.7.5. Relasi, Pola, dan Trend dalam SIG

Page 18: Bab 4 Rangkuman

(a) Lokasi Rawan Kecelakaan Lalulintas

Dengan SIG, pengguna dapat menyatakan relasi atau hubungan (relationship),

pola (patern), dan trend (kecenderungan). Seorang pakar jalan raya atau

perencanaan perkotaan dapat menampilkan segmen-segmen jalan mana saja,

berdasarkan informasi kondisi segmen-segmen jalan tersebut, kemudian

memutuskan segmen-segmen jalan mana saja yang memerlukan perbaikan.

Gambar 17 : Peta kondisi jalan

Gambar 18 :Peta lokasi rawan kecelakaan lalulintas

Selain itu, dengan penggunaan SIG, seorang pakar jalan raya dan perkotaan dapat

menentukan lokasi-lokasi kecelakaan lalulintas di jalan raya atau jembatan.

Mereka dapat juga men-zoom daerah-daerah tertentu (Gb. 4.21).

Gambar 19 : di atas adalah tampilan hasil pembesaran (zoom in) peta lokasi rawan kecelakaan lalulintas untuk daerah tertentu yang dipilih.

Page 19: Bab 4 Rangkuman

Gambar 20 : Hasil zooming peta lokasi rawan kecelakaan lalulintas berikut detil informasilengkapnya dalam bentuk tabel.

Gambar 21 : Informasi detil kecelakaan dari dokumen tambahan

(b) Lokasi Bank dan Nasabahnya

Dengan SIG, seorang manajer bank dapat membuat peta yang memperlihatkan

lokasi bank, dan lokasi-lokasi para nasabahnya.

Gambar 22 : Lokasi bank dan para nasabahnya

Dengan SIG, seorang manajer bank dapat memetakan berbagai karakteristik

(kondisi keuangan atau finansial) para nasabahnya.

Page 20: Bab 4 Rangkuman

Gambar 23 : Karakteristik para nasabah bank

Dengan SIG, seorang manajer bank dapat juga memetakan lokasi banknya berikut

lokasilokasi bank-bank lain yang menjadi pesaingnya.

Gambar 24 : Peta lokasi bank dan kompetitornya.

(c) Zone habitat species flora dan fauna yang dilindungi

Dengan SIG, seorang ahli biologi dapat menampilkan zone-zone berbagai habitat

spesies, baik flora maupun fauna, yang dilindungi. Selain itu, mereka juga dapat

menambahkan informasi-informasi lain seperti status dan kepemilikan tanah-

tanahnya untuk menyatakan bahwa daerah-daerah yang bersangkutan masih

memerlukan perlindungan atau proteksi tertentu di dalam habitatnya.

Gambar 25 : Peta zone habitat beberapa spesies flora atau fauna tertentu

Page 21: Bab 4 Rangkuman

4.7.6. Layer Peta di dalam SIG

(a) Daerah Pengembangan

Untuk pencarian daerah yang dimaksud, diperlukan kriteria-kriteria untuk

mengeliminasi daerah yang tidak memenuhi syarat pengembangan. Sebagai

contoh, kriteria yang pertama adalah bahwa pengembangan dilakukan di area

dengan kemiringan tanah maksimal 14% (masih dapat dianggap datar).

Gambar 26 : Peta kemiringan tanah (gradien)

Kriteria kedua adalah bahwa pengembangan tidak dilakukan di zone-zone yang

mengalami kualitas air yang sensitif atau kritis.

Gambar 27 : Peta zone kualitas air

Kriteria ketiga adalah bahwa pengembangan tidak dilakukan di dalam zone-zone

yang menjadi habitat flora dan fauna dari berbagai spesies yang dilindungi.

Gambar 28 : Petazone habitat spesies flora & fauna

Page 22: Bab 4 Rangkuman

Daerah sisanya, daerah-daerah memenuhi kriteria atau syarat-syarat di atas,

merupakan daerah-daerah yang sesuai untuk pengembangan.

Gambar 29 : Peta daerah yang sesuai untuk pengambangan

(b) Rencana Lokasi Supermarket Baru

Idealnya, dalam setiap wilayah tertentu terdapat beberapa supermarket untuk

melayani masyarakat yang menjadi para pelanggannya dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari.

Seorang perencana bisnis dan developer akan membandingkan masing-masing

trade area untuk supermarket yang sudah ada dengan potensi trade area

supermarket alternatif yang diusulkan.

Gambar 30 : Peta lokasi supermarket/Mall

Dengan SIG, developver dapat menghitung jumlah populasi dan rata-rata

pendapat perkapita (data statistik) untuk setiap trade area supermarket.

Gambar 31 : Lokasi supermarket yang diusulkan berikut data statistiknya

Page 23: Bab 4 Rangkuman

Developer membuat grafik perbandingan antara nilai-nilai pendapatan rata-rata

perkapita dan jumlah populasi penduduk untuk setiap supermarket.

Gambar 32 : Grafik perbandingan data statistik setiap supermarket

Dengan mempelajari trade area, lokasi yang diusulkan, pendapatan perkapita, dan

grafik perbandingan masing-masing data statistiknya, seorang developer dapat

menaksir potensi daya beli masyarakat calon pelanggannya, kemudian

memutuskan jadi atau tidaknya untuk mendirikan bisnis baru di lokasi yang

diusulkan.

4.8 Kedudukan SIG

Dari uraian mengenai sistem informasi dan sistem informasi berbasis komputer, maka

kedudukan SIG dapat digambarkan seperti pada Gb. 4.36. dengan memahami

kedudukan SIG, diharapkan, pemahanan terhadap SIG secara keseluruhan akan lebih

baik.

Gambar 33 : Kedudukan SIG diantara sistem informasi yang lain

Page 24: Bab 4 Rangkuman

4.9 Perspektif SIG

Maguire telah me-review beberapa pebdekatan terhadap definisi SIG yang

pernah muncul hingga tahun 1991. Hasilnya ditemukan bahwa terdapat dua perspektif

dalam mendiskripsikan SIG, yaitu:

4.9.1 Perspektif Teknologi

• Dapat mengidentifikasi SIG sebagai salah satu bentuk implementasi teknologi

(basisdata, sistem aplikasi, atau toolbox) berikut kemampuan-kemampuan

fungsionalnya (orientasi proses atau fungsi, peta, basis data, dan analisis spasial)

sebagaimana telah dipahami oleh banyak orang di dalam mendeskripsikan

teknologi.

• Implementasi SIG dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya oleh

target, pertimbangan cost-benefit, stakeholders, dukungan manajemen, dan kultur

organisasi.

4.9.2 Perspektif Organisasional

• Mendeskripsikan SIG dalam pengertian elemen-elemen generiknya

• Mendeskripsikan SIG dalam pengertian kontek atau struktur organisasionalnya.

Elemen – elemen SIG

NoElemen SIG Lingkup Setiap Elemen

1. Data Semua data yang dapat diakses dan diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan informasi geografis

2. Teknologi

Informasi

Semua perangkat keras, perangkat lunak beserta teknologi komunikasi

terkait yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan informasi

geografis.

3. Standard Semua praktek operasional yang diperlukan untuk memfasilitasi

pembagian (sharing) elemen-elemen SIG

4. Personal dengan

keahlian SIG

Semua pengetahuan, keahlian, prosedur, dan sistem, teknik yang

didapatkan oleh stakeholders, yang diperlukan untuk memfungsikan

SIG dengan baik dalam emmenuhi kebutuhan-kebutuhan informasi.

5. Organisational

setting

Semua lingkungan operasi, teknis, politik, atau finansial yang

terbentuk oleh interaksi-interaksi di antara para stakeholder dimana

SIG akan difungsikan.

Tabel 2 : Elemen-elemen SIG