bab 4 pengumpulan, pengolahan dan analisis datathesis.binus.ac.id/doc/bab4/2012-1-00667-tias...

57
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data & Analisis Pemilihan Pemasok 4.1.1 Hierarki Keputusan Pemilihan Pemasok Pada proyek D80N (D64G), PT. XXXX menetapkan sejumlah kriteria yang digunakan perusahaan dalam menentukan pemasok sensor, knock control, yaitu kriteria waktu pengembangan dan persiapan peralatan produksi, kriteria waktu pengiriman, kriteria persentase cacat produksi, kriteria kapasitas produksi dan kriteria harga jual. Sedangkan alternatif pemasok yang dimiliki PT. XXXX untuk sensor, knock control proyek D80N (D64G) ada 3 pemasok, yaitu DNJP Daian Japan yang merupakan pemasok saat ini untuk sensor, knock control di PT. XXXX pada model-model mesin kendaraan produksi PT. ABC sebelumnya, DNCQ Chongqing China yang merupakan pemasok saat ini di PT. XXXX untuk beberapa komponen yang digunakan pada kendaraan roda dua, dan HDVM Hanoi Vietnam yang saat ini juga merupakan pemasok di PT. XXXX. Penetapan alternatif pemasok ini adalah

Upload: lynhu

Post on 18-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

BAB 4

PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS

DATA

4.1 Pengumpulan Data & Analisis Pemilihan Pemasok

4.1.1 Hierarki Keputusan Pemilihan Pemasok

Pada proyek D80N (D64G), PT. XXXX menetapkan sejumlah kriteria

yang digunakan perusahaan dalam menentukan pemasok sensor, knock

control, yaitu kriteria waktu pengembangan dan persiapan peralatan produksi,

kriteria waktu pengiriman, kriteria persentase cacat produksi, kriteria

kapasitas produksi dan kriteria harga jual. Sedangkan alternatif pemasok yang

dimiliki PT. XXXX untuk sensor, knock control proyek D80N (D64G) ada 3

pemasok, yaitu DNJP Daian Japan yang merupakan pemasok saat ini untuk

sensor, knock control di PT. XXXX pada model-model mesin kendaraan

produksi PT. ABC sebelumnya, DNCQ Chongqing China yang merupakan

pemasok saat ini di PT. XXXX untuk beberapa komponen yang digunakan

pada kendaraan roda dua, dan HDVM Hanoi Vietnam yang saat ini juga

merupakan pemasok di PT. XXXX. Penetapan alternatif pemasok ini adalah

Page 2: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

57

alternatif yang diusulkan oleh DENSO Corporation Japan sebagai induk

perusahaan dari PT. XXXX.

Sesuai dengan langkah awal dalam melakukan analisis AHP, pada

tahap ini, informasi mengenai kriteria-kriteria pemilihan dan alternatif

pemasok sensor, knock control proyek D80N (D64G) digambarkan melalui

hierarki keputusan pemilihan pemasok dibawah ini :

Gambar 4.1 Struktur Hierarki Keputusan Pemilihan Pemasok Sensor, Knock Control

Keterangan :

a. Tingkat – 1 : Tujuan Hierarki Keputusan

b. Tingkat – 2 : Kriteria Yang Ditetapkan

c. Tingkat – 3 : Alternatif Pemasok Yang Diberikan

Untuk lebih memahami kriteria-kriteria pemilihan dan alternatif pemasok

yang digambarkan diatas, selanjutnya akan dijelaskan secara lebih terperinci

Page 3: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

58

deskripsi tentang kriteria pemilihan serta informasi mengenai alternatif

pemasok yang dimiliki PT. XXXX.

A. Kriteria Pemilihan Pemasok

Waktu Pengembangan dan Persiapan Peralatan Produksi

Waktu pengembangan yang dimaksud merupakan waktu

pengembangan komponen dimulai sejak RDDP (Request Design &

Development Part) dokumen yang dikeluarkan secara resmi oleh PT.

ABC diterima oleh PT. XXXX hingga komponen tersebut siap

dikirimkan ke PT. ABC dengan kondisi Off Tool & Off Process yaitu

kondisi dimana komponen dibuat dengan aktual peralatan dan aktual

proses seperti pada saat produksi massal (mass production). Waktu

pengembangan ini pada dasarnya meliputi waktu pengembangan

desain dan spesifikasi komponen, waktu persiapan peralatan, waktu uji

coba produksi dan pengecekan kualitas, hingga waktu pelatihan

operator. Sedangkan waktu persiapan peralatan produksi secara

spesifik dapat diartikan sebagai waktu persiapan peralatan produksi

yang khusus dibuat untuk proses pembuatan komponen, dimana

umumnya meliputi moulding die dan jig. Dalam pengambilan data

kriteria waktu pengembangan dan persiapan peralatan produksi

digunakan format standard yang ditetapkan perusahaan yaitu Format

Page 4: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

59

No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling

Progress Report) yang dapat dilihat pada lampiran pengambilan data.

Waktu Pengiriman

Waktu pengiriman yang dijadikan kriteria pemilihan pemasok adalah

waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengiriman komponen dari

pemasok hingga sampai di gudang penyimpanan PT. XXXX. Waktu

pengiriman komponen yang digunakan sebagai dasar analisis

pemilihan pemasok adalah waktu pengiriman komponen pada kondisi

normal yaitu pengiriman dengan transportasi laut (by sea delivery) dan

pada kondisi abnormal/darurat yaitu pengiriman dengan transportasi

udara (by air delivery). Data mengenai waktu pengiriman komponen

diambil dari informasi yang disampaikan oleh production control

department PT. XXXX dengan menggunakan format standard yang

ditetapkan perusahaan yaitu Format No.19 Lead Time Estimation

Sheet dan dapat dilihat pada lampiran pengambilan data.

Persentase Cacat Produksi

Persentase cacat produksi menjadi hal yang penting dalam pemilihan

pemasok, karena dengan kondisi estimasi produksi proyek D80N

(D64G) yang cukup tinggi, kondisi produksi pemasok diharapkan

Page 5: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

60

mampu memenuhi permintaan PT. XXXX dengan kondisi

keterlambatan pengiriman yang seminimal mungkin. Untuk mencapai

kondisi tersebut, salah satu langkah yang perlu dicermati adalah

persentase cacat produksi, karena dengan persentase cacat produksi

yang relatif rendah pemenuhan permintaan PT. XXXX akan dapat

dipenuhi tepat pada waktunya, sedangkan dengan persentase cacat

produksi yang tinggi pemenuhan permintaan PT. XXXX cenderung

akan mengalami hambatan atau bahkan kemungkinan penundaan

akibat dari adanya penambahan waktu untuk proses perbaikan cacat

produksi yang terjadi. Dalam pemilihan pemasok ini persentase cacat

produksi diambil dari data uji coba produksi pada tingkat permintaan

yang tinggi mengikuti kondisi produksi massal, dengan harapan

kondisi pengambilan data dapat menggambarkan aktual kondisi pada

saat produksi massal. Dalam pengambilan data persentase cacat

produksi digunakan format standard yang ditetapkan perusahaan yaitu

Format No.9 Mass Pro Trial HVPT (High Volume Production Trial)

yang dapat dilihat pada lampiran pengambilan data.

Kapasitas Produksi

Page 6: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

61

Salah satu faktor yang juga dipertimbangkan PT. XXXX dalam

pemilihan pemasok adalah kapasitas produksi sensor, knock control

yang dimiliki oleh pemasok.

Kondisi kapasitas produksi pemasok harus mampu untuk memenuhi

target produksi proyek D80N (D64G) mempertimbangkan PT. XXXX

hanya menggunakan satu pemasok saja sesuai kebijakan perusahaan.

Dalam pengambilan data, dipisahkan antara target produksi sensor,

knock control dengan komponen yang lain yang juga diproduksi saat

ini oleh masing-masing pemasok dan dipisahkan pula kapasitas yang

dialokasikan untuk PT. ABC dan pelanggan selain PT. ABC. Dalam

pengambilan data kapasitas produksi digunakan format standard yang

ditetapkan perusahaan yaitu Format No.8 Production Capacity yang

dapat dilihat pada lampiran pengambilan data.

Harga Jual

Faktor yang tidak kalah penting dan menjadi salah satu fokus dalam

pemiilihan pemasok adalah mengenai harga jual komponen dari

pemasok dengan PT. XXXX. Pada dasarnya penetapan harga jual

pokok komponen ditentukan oleh DENSO Corporation Japan sebagai

induk perusahaan PT. XXXX. Didasarkan pada kondisi PT. XXXX

Page 7: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

62

yang merupakan sales company, sebagaimana dijelaskan sebelumnya

alternatif pemasok untuk sensor, knock control ditentukan oleh

DENSO Corporation Japan dari beberapa overseas group company

PT. XXXX (yaitu perusahaan-perusahaan yang merupakan bagian dari

DENSO Corporation Affiliate yang lokasinya berada di luar negeri).

Perbedaan harga antara masing-masing pemasok terletak pada import

duty yang ditetapkan pemerintah serta target keuntungan masing-

masing pemasok. Import duty merupakan satuan nilai yang

menggambarkan besaran pajak yang ditetapkan pemerintah atas

masuknya sejumlah produk ke dalam negeri dimana satuan nilai ini

didasarkan atas tipe, berat, ukuran dan beberapa kriteria lain. Pada PT.

XXXX import duty dinilai dalam bentuk persentase atas harga jual

pokok yang telah ditetapkan oleh DENSO Corporation Japan.

Harga jual yang dinilai pada pemilihan pemasok ini merupakan harga

jual yang telah ditetapkan untuk masing-masing pemasok pada awal

pengembangan komponen, dan dalam pengambilan data harga jual

digunakan format standard yang ditetapkan perusahaan yaitu Price

Quotation Project yang dapat dilihat pada lampiran pengambilan data.

B. Alternatif Pemasok

Page 8: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

63

Pada hierarki keputusan pemilihan pemasok, dapat dilihat pada tingkat 2

bahwa dalam pemilihan pemasok sensor, knock control, ada 3 alternatif

pemasok yang menjadi kandidat, yaitu :

DNJP (Daian, Japan)

DNJP Daian Plant terletak di 1530 Monzen, Daian-cho, Inabe, Mie

Prefecture 511-0296, Japan. Merupakan salah satu dari 6 pabrik

terbesar DENSO Corporation Japan yang ada di Jepang selain Anjo

Plant, Kota Plant, Nishio Plant, Toyohashi Plant, dan Takatana Plant.

Saat ini DNJP Daian merupakan pabrik spesialis serta pusat produksi

DENSO Corporation Japan untuk seluruh jenis komponen yang

termasuk kedalam Engine Control System & Power Train bagi seluruh

pelanggan baik di Jepang (domestik) maupun ekspor. Sebagaimana

dijelaskan sebelumnya, saat ini untuk seluruh komponen Engine

Control System & Power Train, PT. XXXX menerima pasokan

komponen dari DNJP Daian termasuk di dalam nya adalah sensor,

knock control untuk tipe mesin kendaraan EJ, K3, dan 3SZ-VE.

Page 9: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

64

Gambar 4.2 Pabrik DNJP Daian, Japan

DNCQ (Chongqing, China)

DNCQ Chongqing Plant terletak di No. 55 Baihe Road, Nanping,

Chongqing Economic & Technological Development Zone,

Chongqing, 630060, China. Merupakan salah satu DENSO

Corporation Affiliate yang menjadi basis produksi magnetic clutch di

asia selain Indonesia dengan Jepang sebagai pusat pengembangan

produk. Pada dasarnya untuk kondisi saat ini DNCQ belum

mempunyai pengalaman dalam memproduksi sensor, knock control.

Saat ini selain magnetic clutch, DNCQ juga memproduksi sensor,

crank position dan sensor, inlet temperature yang juga merupakan

Engine Control System & Power Train Parts dengan kapabilitas

proses produksi yang baik, selain itu kondisi kapasitas produksi

DNCQ saat ini menjadi faktor pertimbangan.

Page 10: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

65

Gambar 4.3 Pabrik DNCQ Chongqing, China

HDVM (Hanoi, Vietnam)

HDVM Hanoi Plant terletak di Plot E-1, Thang Long Industrial Park,

Dong Anh Dist., Hanoi, Vietnam. Merupakan salah satu DENSO

Corporation Affiliate di kawasan asia tenggara yang menjadi basis

produksi Engine Control System & Power Train termasuk di dalam

nya sensor, knock control. HDVM pada saat ini pun sudah menjadi

pemasok bagi PT. XXXX untuk Air Flow Meter dan beberapa

komponen mesin lainnya untuk kendaraan roda dua. Untuk sensor,

knock control, saat ini produksi di HDVM hanya untuk pemenuhan

pelanggan dalam negeri saja.

Page 11: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

66

Gambar 4.4 Pabrik HDVM Hanoi, Vietnam

4.1.2 Analisis Pemilihan Pemasok Dengan Metode AHP

Pada tahap ini akan dilakukan serangkaian tahapan analisis AHP dalam

melakukan pemilihan pemasok sensor, knock control proyek D80N (D64G).

1. Matriks Perbandingan Berpasangan & Pembobotan

Setelah pengambilan data selesai dilakukan, maka dimulai langkah

analisis pemilihan pemasok dengan metode AHP yang dilakukan secara

manual. Langkah awal dimulai dengan pembuatan matriks perbandingan

berpasangan untuk selanjutnya diberikan nilai pembobotan pada hubungan

antar pemasok pada masing-masing kriteria yang telah ditetapkan. Pada

tahapan ini sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan, matriks

Page 12: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

67

perbandingan berpasangan didapat dari hasil pengolahan data kuesioner

dengan narasumber project leader D80N (D64G).

Berikut merupakan nilai pembobotan pada matriks perbandingan

berpasangan untuk masing-masing kriteria yang telah ditetapkan serta

penjumlahan kolom pada masing-masing alternatif pada tabel.

Tabel 4.1 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Waktu Pengembangan dan

Persiapan Peralatan Produksi

Waktu Pengembangan dan Persiapan Peralatan Produksi DNCQ DNJP HDVM

DNCQ 1 1/7 1/5 DNJP 7 1 3 HDVM 5 1/3 1 Jumlah Kolom 13 1 1/2 4 1/5

Sumber : Hasil Pengolahan

Tabel 4.2 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Waktu Pengiriman

Waktu Pengiriman DNCQ DNJP HDVM DNCQ 1 1/3 1/5 DNJP 3 1 1/3 HDVM 5 3 1 Jumlah Kolom 9 4 1/3 1 ½

Sumber : Hasil Pengolahan

Page 13: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

68

Tabel 4.3 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Persentase Cacat Produksi

Persentase Cacat Produksi DNCQ DNJP HDVM DNCQ 1 1/5 1/3 DNJP 5 1 3 HDVM 3 1/3 1 Jumlah Kolom 9 1 1/2 4 1/3

Sumber : Hasil Pengolahan

Tabel 4.4 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Kapasitas Produksi

Kapasitas Produksi DNCQ DNJP HDVM DNCQ 1 3 1/5 DNJP 1/3 1 1/7 HDVM 5 7 1 Jumlah Kolom 6 1/3 11 1 1/3

Sumber : Hasil Pengolahan

Tabel 4.5 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Harga Jual

Harga Jual DNCQ DNJP HDVM DNCQ 1 3 1/3 DNJP 1/3 1 1/5 HDVM 3 5 1 Jumlah Kolom 4 1/3 9 1 1/2

Sumber : Hasil Pengolahan

Tabel 4.6 Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria

Page 14: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

69

Kriteria

Waktu

Pengembangan

dan Persiapan Peralatan Produksi

Waktu

Pengiriman

Persentase C

acat Produksi

Kapasitas

Produksi

Harga Jual

Waktu Pengembangan dan Persiapan Peralatan Produksi

1 5 2 3 1

Waktu Pengiriman 1/5 1 1/3 1/3 1/5 Persentase Cacat Produksi 1/2 3 1 2 1/3

Kapasitas Produksi 1/3 3 1/2 1 1/5 Harga Jual 1 5 3 5 1 Jumlah Kolom 3 1/30 17 6 5/6 11 1/3 2 3/4

Sumber : Hasil Pengolahan

2. Normalisasi Matriks

Langkah selanjutnya dalam analisis AHP adalah melakukan normalisasi

matriks perbandingan berpasangan, dengan cara membagi nilai bobot pada

tiap-tiap cell kolom pada tabel dengan nilai jumlah kolomnya, sehingga

nilai normalisasi matriks adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7 Normalisasi Matriks Kriteria Waktu Pengembangan dan Persiapan Peralatan

Produksi

Waktu Pengembangan dan Persiapan Peralatan Produksi DNCQ DNJP HDVM

DNCQ 1/13 3/31 1/21 DNJP 7/13 21/31 5/7 HDVM 5/13 7/31 5/21

Sumber : Hasil Pengolahan

Page 15: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

70

Tabel 4.8 Normalisasi Matriks Kriteria Waktu Pengiriman

Waktu Pengiriman DNCQ DNJP HDVM DNCQ 1/9 1/13 3/23 DNJP 1/3 3/13 5/23 HDVM 5/9 9/13 15/23

Sumber : Hasil Pengolahan

Tabel 4.9 Normalisasi Matriks Kriteria Persentase Cacat Produksi

Persentase Cacat Produksi DNCQ DNJP HDVMDNCQ 1/9 3/23 1/13 DNJP 5/9 15/23 9/13 HDVM 1/3 5/23 3/13

Sumber : Hasil Pengolahan

Tabel 4.10 Normalisasi Matriks Kriteria Kapasitas Produksi

Kapasitas Produksi DNCQ DNJP HDVMDNCQ 3/19 3/11 7/47 DNJP 1/19 1/11 5/47 HDVM 15/19 7/11 35/47

Sumber : Hasil Pengolahan

Tabel 4.11 Normalisasi Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Harga Jual

Harga Jual DNCQ DNJP HDVMDNCQ 3/13 1/3 5/23 DNJP 1/13 1/9 3/23 HDVM 9/13 5/9 15/23

Sumber : Hasil Pengolahan

Tabel 4.12 Normalisasi Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria

Page 16: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

71

Kriteria

Waktu

Pengembangan

dan Persiapan Peralatan Produksi

Waktu Pengirim

an

Persentase Cacat

Produksi

Kapasitas

Produksi

Harga Jual

Waktu Pengembangan dan Persiapan Peralatan Produksi

30/91 5/17 12/41 9/34 15/41

Waktu Pengiriman 6/91 1/17 2/41 1/34 3/41 Persentase Cacat Produksi 15/91 3/17 6/41 3/17 5/41

Kapasitas Produksi 10/91 3/17 3/41 3/34 3/41 Harga Jual 30/91 5/17 18/41 15/34 15/41

Sumber : Hasil Pengolahan

3. Derajat Eigen Vektor (λ)

Setelah matriks perbandingan berpasangan di normalisasi, langkah

selanjutnya adalah menghitung nilai eigen vektor pada tiap-tiap alternatif

untuk masing-masing kriteria pemilihan dengan cara menghitung rata-rata

baris pada masing-masing cell baris untuk nantinya akan direkap nilainya

guna penentuan skoring alternatif sehingga memudahkan dalam penentuan

alternatif terpilih. Nilai eigen vektor pada seluruh tabel matriks

perbandingan berpasangan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.13 Eigen Vektor Kriteria Waktu Pengembangan dan Persiapan Peralatan

Produksi

Page 17: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

72

Waktu Pengembangan dan Persiapan Peralatan Produksi

DNCQ DNJP HDVM Rata-Rata Baris

DNCQ 1/13 3/31 1/21 2/27 DNJP 7/13 21/31 5/7 9/14 HDVM 5/13 7/31 5/21 28/99

Sumber : Hasil Pengolahan

Tabel 4.14 Eigen Vektor Kriteria Waktu Pengiriman

Waktu Pengiriman DNCQ DNJP HDVM Rata-Rata Baris

DNCQ 1/9 1/13 3/23 7/66 DNJP 1/3 3/13 5/23 25/96 HDVM 5/9 9/13 15/23 19/30

Sumber : Hasil Pengolahan

Tabel 4.15 Eigen Vektor Kriteria Persentase Cacat Produksi

Persentase Cacat Produksi DNCQ DNJP HDVM

Rata-Rata Baris

DNCQ 1/9 3/23 1/13 7/66 DNJP 5/9 15/23 9/13 19/30 HDVM 1/3 5/23 3/13 25/96

Sumber : Hasil Pengolahan

Tabel 4.16 Eigen Vektor Kriteria Kapasitas Produksi

Kapasitas Produksi DNCQ DNJP HDVM Rata-Rata Baris

DNCQ 3/19 3/11 7/47 17/88 DNJP 1/19 1/11 5/47 1/12 HDVM 15/19 7/11 35/47 34/47

Page 18: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

73

Sumber : Hasil Pengolahan

Tabel 4.17 Eigen Vektor Kriteria Harga Jual

Harga Jual DNCQ DNJP HDVM Rata-Rata Baris

DNCQ 3/13 1/3 5/23 25/96 DNJP 1/13 1/9 3/23 7/66 HDVM 9/13 5/9 15/23 19/30

Sumber : Hasil Pengolahan

Tabel 4.18 Eigen Vektor Antar Kriteria

Kriteria

Waktu

Pengembangan

dan Persiapan Peralatan Produksi

Waktu Pengirim

an

Persentase Cacat

Produksi

Kapasitas

Produksi

Harga Jual

Rata-Rata Baris

Waktu Pengembangan dan Persiapan Peralatan Produksi

30/91 5/17 12/41 9/34 15/41 4/13

Waktu Pengiriman 6/91 1/17 2/41 1/34 3/41 5/99 Persentase Cacat Produksi 15/91 3/17 6/41 3/17 5/41 4/27

Kapasitas Produksi 10/91 3/17 3/41 3/34 3/41 5/64

Page 19: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

74

Harga Jual 30/91 5/17 18/41 15/34 15/41 27/65

Sumber : Hasil Pengolahan

4. Rekap Nilai Eigen Vektor (λ)

Setelah nilai eigen vektor didapatkan, dilakukan rekap nilai eigen vektor

masing-masing alternatif pemasok untuk semua kriteria pemilihan serta

rekap nilai eigen vektor antar kriteria pemilihan.

Berikut adalahh rekap nilai eigen vektor untuk masing-masing alternatif

pemasok terhadap tiap-tiap kriteria pemilihan yang telah ditetapkan,

Tabel 4.19 Rekap Nilai Eigen Vektor Alternatif Pemasok

Kriteria Terhadap Alternatif Pemasok

Waktu

Pengembangan

dan Persiapan Peralatan Produksi

Waktu

Pengiriman

Persentase C

acat Produksi

Kapasitas

Produksi

Harga Jual

DNCQ 0.0738 0.1062 0.1062 0.1932 0.2605DNJP 0.6434 0.2605 0.6333 0.0833 0.1062HDVM 0.2828 0.6333 0.2605 0.7235 0.6333

Sumber : Hasil Pengolahan

Page 20: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

75

Dari tabel nilai diatas, selanjutnya dibuat grafik yang membantu

memberikan gambaran perbandingan nilai masing-masing alternatif

pemasok sebagai berikut :

a) Kriteria Waktu Pengembangan dan Persiapan Peralatan Produksi

Sumber : Hasil Pongolahan

Grafik 4.1 Peringkat Pemasok Kriteria Waktu Pengembangan dan Persiapan

Peralatan Produksi

Dari hasil grafik perbandingan diatas, dapat terlihat bahwa DNJP

Daian merupakan alternatif pemasok yang memiliki nilai tertinggi

dibandingkan alternatif pemasok lainnya, hal ini dikarenakan DNJP

Daian yang merupakan pusat pengembangan sensor, knock control

sehingga waktu pengembangan serta persiapan peralatan produksi

cenderung bisa diminimalkan karena faktor pengalaman dan

kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki.

0.0000

0.2000

0.4000

0.6000

0.8000

DNCQ DNJP HDVM

Waktu Pengembangan dan Persiapan Peralatan Produksi

DNCQ

DNJP

HDVM

Page 21: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

76

Sedangkan untuk nilai terendah didapat oleh alternatif pemasok

DNCQ Chongqing, hal ini dikarenakan kondisi saat ini pemasok

tersebut belum mempunyai pengalaman dalam memproduksi sensor,

knock control sehingga waktu pengembangan produk akan lebih lama

terutama dalam konfirmasi hasil kualitas. Untuk peralatan produksi

terutama lini produksi akan menjadi pertimbangan tersendiri

mengingat DNCQ Chongqing akan membutuhkan lini produksi baru

dan mengakibatkan waktu persiapan bagi DNCQ Chongqing menjadi

yang terpanjang jika dibandingkan dengan alternatif pemasok lainnya

yang saat ini sudah mempunyai lini produksi untuk produksi sensor,

knock control.

b) Kriteria Waktu Pengiriman

Page 22: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

77

Sumber : Hasil Pengolahan

Grafik 4.2 Peringkat Pemasok Kriteria Waktu Pengiriman

Untuk kriteria waktu pengiriman, HDVM Hanoi memiliki nilai

tertinggi dibandingkan alternatif pemasok lainnya dikarenakan jarak

pemasok yang cenderung paling dekat dengan PT. XXXX

dibandingkan dengan pemasok lainnya sehingga dalam waktu

pengiriman normal melalui jalur pengiriman laut (by sea delivery)

akan membutuhkan waktu yang lebih singkat dari alternatif pemasok

lainnya. Selain itu kondisi negara Vietnam yang merupakan anggota

negara-negara ASEAN memberikan kemudahan dalam administrasi

serta proses pengiriman untuk keperluan bisnis/industri.

Sebaliknya untuk DNCQ Chongqing, selain karena kondisi negara

yang lebih jauh sehingga menyebabkan waktu normal pengiriman

menjadi lebih panjang, informasi yang diberikan production control

0.0000

0.2000

0.4000

0.6000

0.8000

DNCQ DNJP HDVM

Waktu Pengiriman

DNCQ

DNJP

HDVM

Page 23: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

c

departme

ketat dal

faktor pe

c) Kriteria P

Gra

Pada kri

menunjuk

menjadi

dengan H

paling r

pengalam

control ji

ent PT. XXX

lam proses p

rtimbangan

Persentase C

afik 4.3 Perngk

iteria persen

kkan bahwa

yang palin

HDVM Han

rendah, ha

man DNCQ

ika dibandin

XX bahwa k

pengiriman

dalam mene

Cacat Produk

Sumber : Ha

kat Pemasok K

ntase cacat

a pengalama

g baik dari

noi serta D

l ini sang

Chongqing

ngkan dengan

kondisi peme

produk ke

entukan prior

ksi

asil Pengolahan

Kriteria Persent

produksi,

an dan kapab

i semua alt

NCQ Chon

gat dimung

g dalam me

n alternatif p

erintah Chin

luar negeri

ritas.

n

tase Cacat Prod

hasil trial

bilitas DNJP

ternatif pem

ngqing deng

gkinkan da

mproduksi

pemasok lain

na yang sang

juga menja

duksi

yang didap

P Daian mas

masok diikut

gan nilai ya

ari minimn

sensor, kno

nnya.

78

gat

adi

pat

sih

tin

ang

nya

ock

Page 24: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

79

d) Kapasitas Produksi

Sumber : Hasil Pengolahan

Grafik 4.4 Peringkat Pemasok Kriteria Kapasitas Produksi

Pada kriteria kapasitas produksi, HDVM Hanoi memiliki nilai

tertinggi, hal ini didasarkan atas perbandingan antara kapasitas

produksi dengan tingkat produksi yang dimiliki HDVM Hanoi saat ini

adalah yang paling rendah yang menunjukkan HDVM Hanoi

merupakan alternatif pemasok yang terbaik dalam hal kapasitas

produksi jika dibandingkan dengan DNJP Daian yang sudah sangat

tinggi tingkat produksinya dikarenakan kondisinya yang merupakan

pusat produksi komponen Engine Control System & Power Train

secara global. Sedangkan DNCQ Chongqing, meskipun kapasitas

produksi yang dimiliki saat ini juga baik, minimnya pengalaman

dalam memproduksi sensor, knock control serta persentase cacat

0.0000

0.2000

0.4000

0.6000

0.8000

DNCQ DNJP HDVM

Kapasitas Produksi

DNCQ

DNJP

HDVM

Page 25: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

e

S

k

produksi

memberik

e) Harga Ju

Pada krit

diikuti d

dikarenak

rendah ji

Daian.

Setelah kond

kriteria didap

yang dimili

kan bobot pe

ual

Grafik 4.5

teria harga j

dengan DN

kan, nilai i

ika dibandin

disi penilaia

pat, selanjutn

iki memberi

enilaian.

Sumber : Ha

5 Peringkat Pem

jual, nilai t

NCQ Chong

import duty

ngkan denga

an (skoring)

nya dibuat ta

ikan pertimb

asil Pengolahan

masok Kriteria

tertinggi dim

gqing dan

y yang dibe

an DNCQ C

) masing-ma

abel rekapitu

bangan PT.

n

a Harga Jual

miliki oleh H

DNJP Da

ebankan cen

Chongqing m

asing pema

ulai antar kri

XXXX dala

HDVM Han

aian. Hal

nderung leb

maupun DN

sok pada ti

iteria :

80

am

noi

ini

bih

NJP

iap

Page 26: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

81

Tabel 4.20 Rekap Nilai Eigen Vektor Antar Kriteria

Kriteria Terhadap Kriteria Waktu Pengembangan dan Persiapan Peralatan Produksi 0.3077

Waktu Pengiriman 0.0505

Persentase Cacat Produksi 0.1483

Kapasitas Produksi 0.0782

Harga Jual 0.4154

Sumber : Hasil Pengolahan

grafik perbandingan nilai dari tabel rekapitulasi eigen vektor diatas adalah

sebagai berikut :

Sumber : Hasil Pengolahan

Grafik 4.6 Nilai Eigen Vektor Antar Kriteria

Berdasarkan hasil rekap nilai eigen vektor dan grafik perbandingan yang

dibuat, terlihat bahwa kriteria harga jual merupakan faktor dominan yang

dipertimbangkan PT. XXXX dalam melakukan pemilihan pemasok

0.00000.05000.10000.15000.20000.25000.30000.35000.40000.4500

Waktu Pengembangan dan Persiapan Peralatan Produksi

Waktu Pengiriman 

Persentase Cacat Produksi 

Kapasitas Produksi 

Harga Jual

Page 27: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

82

sensor, knock control diikuti selanjutnya oleh kriteria waktu

pengembangan dan persiapan peralatan produksi sebagai faktor yang juga

penting dalam kaitannya terhadap kepastian pemenuhan target pengiriman

pada setiap jadwal rencana produksi PT. ABC untuk proyek D80N

(D64G), kemudian kriteria persentase cacat produksi, kapasitas produksi

dan waktu pengiriman.

5. Skala Prioritas/Peringkat Final

Langkah akhir dalam menentukan peringkat alternatif pemasok dalam

pemilihan pemasok sensor, knock control adalah proses perkalian antara

nilai eigen vektor pemasok dengan nilai eigen vektor kriteria untuk

mendapatkan nilai penilaian akhir (skoring) analisa AHP. Berikut tabel

hasil perhitungan yang dilakukan serta grafik final perbandingannya :

Tabel 4.21 Rekap Perhitungan Peringkat (Skoring) Analisis AHP

Perhitungan Peringkat (Skoring)

DNCQ (0.0738*0.3077) + (0.1062*0.0505) + (0.1062*0.1483) + (0.2605*0.0782) +

(0.5194*0.4154) = 0.2676

DNJP (0.6434*0.3077) + (0.2605*0.0505) + (0.6333*0.1483) + (0.1062*0.0782) +

(0.1589*0.4154) = 0.3299

HDVM (0.2828*0.3077) + (0.6333*0.0505) + (0.2605*0.1483) + (0.6333*0.0782) +

(0.3217*0.4154) = 0.4025

Sumber : Hasil Pengolahan

Page 28: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

83

Sumber : Hasil Pengolahan

Grafik 4.7 Peringkat Final Pemasok

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa HDVM Hanoi memiliki nilai

tertinggi pada peringkat final untuk seluruh kriteria pemilihan. Sehingga

pemasok terpilih hasil analisis AHP untuk sensor, knock control proyek

D80N (D64G) adalah HDVM Hanoi.

6. Uji Konsistensi

Tahap akhir dalam analisis AHP adalah uji konsistensi dengan

menghitung nilai konsistensi ratio (Consistency Ratio = CR) dari proses

analisis yang telah dilakukan.

0.2676

0.3299

0.4025

0.00000.05000.10000.15000.20000.25000.30000.35000.40000.4500

DNCQ DNJP HDVM

Rangking Final

DNCQ

DNJP

HDVM

Page 29: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

84

a) Perhitungan Indeks Konsistensi (Consistency Index = CI)

Langkah awal dalam uji konsistensi adalah menghitung nilai indeks

konsistensi. Dalam mencari nilai indeks konsistensi diawali dengan

perkalian matriks antara nilai matriks perbandingan awal antar kriteria

(sebelum normalisasi) dengan nilai rekap eigen vektor antar kriteria,

seperti gambar dibawah ini :

Sumber : Hasil Pengolahan

Gambar 4.5 Perkalian Matriks Indeks Konsistensi

Perkalian matriks diatas dapat disederhanakan sebagai berikut :

Tabel 4.22 Perhitungan Matriks Indeks Konsistensi (Perkalian)

Kriteria Hasil Perkalian Matriks Waktu Pengembangan dan Persiapan Peralatan Produksi

1*(0.3077) + 5*(0.0505) + 2*(0.1483) + 3*(0.0782) +

1*(0.4154) = 1.5065

Waktu Pengiriman 1/5*(0.3077) + 1*(0.0505) +

1/3*(0.1483) + 1/3*(0.0782) + 1/5*(0.4154) =

0.2706

Persentase Cacat Produksi

1/2*(0.3077) + 3*(0.0505) + 1*(0.1483) + 2*(0.0782) +

1/3*(0.4154) = 0.7483

Page 30: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

85

Kapasitas Produksi 1/3*(0.3077) + 3*(0.0505) + 1/2*(0.1483) + 1*(0.0782) +

1/5*(0.4154) = 0.4893

Harga Jual 1*(0.3077) + 5*(0.0505) + 3*(0.1483) + 5*(0.0782) +

1*(0.4154) = 1.8111

Jumlah Total Hasil Perkalian 4.8258

Sumber : Hasil Pengolahan

Setelah hasil perkalian didapat, proses dilanjutkan untuk mencari nilai

lamda maksimum (λmaks) yang merupakan hasil bagi antara jumlah

total hasil pembagian nilai pada tabel 4.21 dengan jumlah kriteria (n).

Dimana total hasil pembagian dihitung dengan membagi hasil kali

matriks pada tabel 4.21 dengan nilai rekap eigen vektor tiap kriteria,

seperti dibawah ini :

Tabel 4.23 Perhitungan Matriks Indeks Konsistensi (Pembagian)

Kriteria Hasil Pembagian Waktu Pengembangan dan Persiapan Peralatan Produksi

0.3323 / 0.3077 = 4.8951

Waktu Pengiriman 0.0632 / 0.0505 = 5.3624 Persentase Cacat Produksi 0.1458 / 0.1483 = 5.0476

Kapasitas Produksi 0.0909 / 0.0782 = 6.2581

Harga Jual 0.3678 / 0.4154 = 4.3604

Jumlah Total Hasil

Pembagian 25.9236

Sumber : Hasil Pengolahan

Page 31: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

86

Sehingga perhitungan nilai lamda maksimum (λmaks) yang didapat

adalah sebagai berikut :

λmaks = Jumlah Total Hasil Pembagian / n

λmaks = 25.9236 / 5

λmaks = 5.185

Setelah nilai lamda maksimum (λmaks) didapatkan, maka indeks

konsistensi dapat dihitung dengan menggunakan rumusan yang sudah

dijelaskan pada landasan teori, yaitu :

CI = (λmaks – n) / (n-1)

CI = (5.185 – 5) / (5-1)

CI = 0.046.

b) Penentuan Indeks Rasio (Ratio Index = RI)

Indeks ratio ditentukan berdasarkan tabel 2.7, untuk n=5 dimana n

merupakan jumlah kriteria pemilihan, didapat nilai RI = 1.12.

Page 32: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

87

c) Perhitungan Konsistensi Ratio (Consistency Ratio = CR)

Sebagaimana telah dijelaskan dalam landasan teori, nilai konsistensi

ratio didapat dari hasil bagi antara indeks konsistensi (Consistency

Index = CI) dengan indeks rasio (Ratio Index = RI), sehingga nilai

konsistensi ratio adalah :

CR = CI / RI

CR = 0.046 / 1.12.11

CR = 0.041

Dengan hasil konsistensi ratio sebesar 0.041 atau 4.1% maka dapat

dikatakan bahwa penilaian yang dilakukan pada matriks perbandingan

berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen dan konsisten.

4.2 Pembuatan Konsep Pengukuran Kinerja Metode SCOR

4.2.1 Konsep Pengukuran SCOR Tingkat 1

Tahap ini merupakan tahap awal dalam pembuatan konsep pengukuran

kinerja rantai pasok, dimana pada tahap ini akan dibuat dan dijelaskan metrik

pengukuran kinerja SCOR tingkat 1. Pada metrik pengukuran kinerja SCOR

tingkat 1, secara umum metrik akan dibagi menjadi 2 dimensi penilaian, yaitu

Page 33: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

88

fokus pelanggan dan fokus internal. Fokus pelanggan bertujuan untuk

mengukur sejumlah metrik yang berguna dalam memberikan nilai tambah

bagi pelanggan dan pelanggan berkepentingan di dalam nya. Sedangkan fokus

internal bertujuan untuk mengukur sejumlah metrik yang berguna dalam

mengukur performa internal perusahaan guna evaluasi kinerja namun tidak

langsung menjadi perhatian pelanggan.

Seperti telah dijelaskan pada landasan teori, metrik pengukuran kinerja

SCOR pada tingkat 1 merupakan metrik pengukuran secara umum skema

rantai pasok, sehingga berbeda halnya dengan metrik pada tingkat 2, tingkat 3

dan seterusnya yang merupakan metrik yang terkait khusus pada proses

SCOR tertentu saja, pada tingkat 1 ini metrik pengukuran terkait dengan

berbagai proses SCOR atau bisa disebut lintas proses SCOR (Plan, Source,

Make, Deliver, Return). Adapun metrik pengukuran kinerja SCOR tingkat 1

yang direncanakan adalah sebagai berikut

Tabel 4.24 Metrik Pengukuran Kinerja SCOR Tingkat 1

LEVEL 1

Metrik Pengukuran Tingkat 1

Pelanggan Internal

Reliabilitas

Responsivitas

Rantai Pasok

Fleksibilitas R

antai Pasok

Biaya R

antai Pasok

Manajem

en A

set Rantai

Pasok

Pemenuhan Pesanan O Kinerja Pengiriman O

Page 34: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

89

Kesesuaian Dengan Standar Mutu O

Siklus Pemenuhan Pesanan O Jangka Waktu Pemenuhan Pesanan O

Fleksibilitas Pesanan O

Biaya Total Manajemen Rantai Pasok O Siklus Cash-to Cash O Persediaan Harian O

Sumber : Marimin (2009)

Adapun penjelasan tiap-tiap metrik diatas adalah :

1. Pemenuhan Pesanan

Pemenuhan pesanan merupakan metrik pengukuran kinerja SCOR tingkat

1 yang termasuk dalam kategori metrik fokus pelanggan. Metrik ini

mengukur persentase pemenuhan pesanan yang diberikan oleh pelanggan,

baik dalam segi waktu maupun jumlah pesanan.

2. Kinerja Pengiriman

Kinerja pengiriman merupakan metrik pengukuran kinerja SCOR tingkat

1 yang termasuk dalam kategori metrik fokus pelanggan. Metrik ini

mengukur persentase pengiriman pesanan yang tepat waktu sesuai

permintaan pelanggan.

Page 35: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

90

3. Kesesuaian Dengan Standar Mutu

Kesesuaian dengan standar mutu merupakan metrik pengukuran kinerja

SCOR tingkat 1 yang termasuk dalam kategori metrik fokus pelanggan.

Metrik ini mengukur pengiriman pesanan yang secara mutu/kualitas sesuai

dengan standar yang ditetapkan pelanggan. Pada umumnya, di PT. ABC

metrik ini dinilai dalam bentuk satuan kualitas ppm (part per million).

4. Siklus Pemenuhan Pesanan

Siklus pemenuhan pesanan merupakan metrik pengukuran kinerja SCOR

tingkat 1 yang termasuk dalam kategori metrik fokus pelanggan. Metrik

ini mengukur waktu siklus pesanan mulai dari proses SCOR source, make,

hingga deliver.

5. Jangka Waktu Pemenuhan Pesanan

Jangka waktu pemenuhan pesanan merupakan metrik pengukuran kinerja

SCOR tingkat 1 yang termasuk dalam kategori metrik fokus pelanggan.

Metrik ini mengukur jumlah hari sejak produk diproduksi hingga produk

dikirimkan ke pelanggan.

Page 36: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

91

6. Fleksibilitas Pesanan

Fleksibilitas pesanan merupakan metrik pengukuran kinerja SCOR tingkat

1 yang termasuk dalam kategori metrik fokus pelanggan. Metrik ini

mengukur persentase kenaikan pesanan pelanggan yang dapat dipenuhi

dalam satu siklus pemenuhan pesanan. Pada PT. XXXX secara umum

maksimal 20% kenaikan pesanan yang dapat dipenuhi dalam satu siklus

pemenuhan pesanan.

7. Biaya Total Manajemen Rantai Pasok

Biaya total manajemen rantai pasok merupakan metrik pengukuran kinerja

SCOR tingkat 1 yang termasuk dalam kategori metrik fokus pelanggan.

Metrik ini mengukur biaya total yang ditimbulkan dari proses SCOR

dalam rantai pasok (plan + source + make + proces + deliver).

8. Siklus Cash-to Cash

Siklus Cash-to Cash merupakan metrik pengukuran kinerja SCOR tingkat

1 yang termasuk dalam kategori metrik fokus internal. Metrik ini

mengukur kecepatan rantai pasok dalam mengubah persediaan menjadi

uang, Sidarto (2008) menjelaskan bahwa umumnya perhitungan yang

digunakan dalam mengukur metrik ini didasarkan pada tiga pendekatan

yaitu :

Page 37: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

92

a. Rata-rata account recivable (dalam hari) yang merupakan ukuran

seberapa cepat pelanggan membayar barang yang sudah diterima.

b. Rata-rata account payable (dalam hari), yang mengatur kecepatan

perusahaan membayar ke pemasok untuk material / komponen yang

sudah diterima.

c. Rata-rata persediaan (dalam hari, yaitu inventory days of supply).

Sehingga dengan tiga pendekatan tersebut, metrik ini dapat dihitung

sebagai berikut :

Siklus cash-to cash = Rata-rata persediaan + Rata-rata hari account

recivable – Rata-rata of account payable.

9. Persediaan Harian

Persediaan harian merupakan metrik pengukuran kinerja SCOR tingkat 1

yang termasuk dalam kategori metrik fokus internal. Metrik ini mengukur

lama hari persediaan bisa bertahan untuk melakukan pengiriman ke

pelanggan sampai pasokan produk berikutnya dari pemasok tiba.

Dari penjabaran metrik yang direncanakan diatas, dilakukan wawancara

dengan production control department PT. XXXX untuk fokus internal

sebagai pelaksanan operasional dan marketing department PT. XXXX untuk

Page 38: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

93

fokus pelanggan sehingga dilakukan penyesuaian sesuai dengan kondisi

kebutuhan dan kemampuan pengukuran di PT. XXXX.

Sehingga metrik akhir penyesuaian tingkat 1 pengukuran kinerja SCOR

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.25 Metrik Pengukuran Kinerja SCOR Tingkat 1 Penyesuaian

LEVEL 1

Metrik Pengukuran Tingkat 1

Pelanggan Internal

Reliabilitas

Responsivitas

Rantai Pasok

Fleksibilitas R

antai Pasok

Biaya R

antai Pasok

Manajem

en A

set Rantai

Pasok

Pemenuhan Pesanan O Kinerja Pengiriman O

Kesesuaian Dengan Standar Mutu O

Siklus Pemenuhan Pesanan O Jangka Waktu Pemenuhan Pesanan O

Fleksibilitas Pesanan O

Siklus Cash-to Cash O Persediaan Harian O

Sumber : Hasil Wawancara

Hasil akhir dari penyesuaian adalah eliminasi metrik biaya total manajemen

rantai pasok dikarenakan pertimbangan data yang diperkirakan sulit untuk

dianalisa secara aktual pada pelaksanaannya.

Page 39: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

94

4.2.2 Konsep Pengukuran SCOR Tingkat 2

Setelah metrik pengukuran SCOR tingkat 1 selesai didefinisikan,

maka tahap selanjutnya adalah melanjutkan konfigurasi skema rantai pasok

pada tingkat 2 dan tingkat 3 sebagai tahapan paling akhir yang direncanakan.

Pada tahap ini dilakukan proses konfigurasi proses bisnis rantai pasok kondisi

saat ini (as-in) atau kondisi proses bisnis rantai pasok yang diinginkan (to-be)

kedalam 5 proses inti pada SCOR version 6.0 yaitu plan, source, make,

deliver dan return, dimana di dalam nya dijelaskan aliran data dan material

dalam rantai pasok. Pada pembuatan konsep pengukuran kinerja rantai pasok

sensor, knock control proyek D80N (D64G), konfigurasi proses bisnis

didasarkan pada kondisi saat ini agar penerapan pengukuran kinerja SCOR

bisa dilakukan secara langsung setelah pemilihan pemasok selesai dilakukan

oleh manajemen PT. XXXX tanpa perlu adanya proses rekonfigurasi rantai

pasok.

Konfigurasi proses bisnis rantai pasok saat ini yang dimiliki oleh PT.

XXXX kedalam 5 proses inti SCOR dilakukan dengan pembuatan diagram

alir konfigurasi rantai pasok tingkat 2 sebagai tahap awal untuk

mengidentifikasi proses aliran data dan material sehingga dengan demikian

konfigurasi proses bisnis pada tahap selanjutnya yaitu konfigurasi tingkat 3

pun dapat lebih dilakukan dengan lebih baik.

Page 40: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

95

Dengan pembuatan diagram alir proses aliran data dan material,

penetapan metrik pengukuran dapat lebih mudah dilakukan karena metrik

didasarkan pada skema aliran proses yang ada. Pada pembuatan diagram alir

proses aliran data dan material, komponen rantai pasok yang dijelaskan

mengikuti konsep SCOR dalam menggambarkan skema rantai pasok yaitu

suppliers’s supplier to customer’s customer, sehingga komponen rantai pasok

untuk sensor, knock control proyek D80N (D64G) dapat dijabarkan sebagai

berikut :

a. PT. XXXX sebagai pemasok sensor, knock control ke PT. ABC.

b. PT. ABC sebagai pelanggan dari PT. XXXX yang merupakan

perusahaan manufaktur kendaraan roda empat sehingga disaat

yang sama juga menjadi pemasok kendaraan bagi dealer tempat

kendaraan roda empat dipasarkan dan dijual.

c. Dealer sebagai pelanggan langsung untuk produk kendaraan roda

empat yang diproduksi PT. ABC.

d. HDVM Hanoi sebagai perusahaan manufaktur dan pemasok

sensor, knock control ke PT. XXXX.

e. Pemasok HDVM Hanoi sebagai pemasok komponen-komponen

pendukung untuk produksi sensor, knock control di HDVM

Hanoi.

Page 41: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

96

Dari penjelasan diatas, dibawah ini digambarkan diagram alir konfigurasi

proses aliran data dan material tingkat 2 SCOR,

Diagram 4.1 Diagram Aliran Data & Material Tingkat 2 SCOR

Pada diagram alir diatas, dapat dilihat bahwa 5 proses inti SCOR sudah

dikonfigurasikan dalam aliran data dan material rantai pasok sensor, knock

control proyek D80N (D64G), dimana proses plan diwakilkan dengan simbol

P, proses source dengan simbol S, proses make diwakilkan dengan simbol M,

proses deliver diwakilkan dengan simbol D, dan proses return diwakilkan

dengan simbol DR. Penjabaran 5 proses inti SCOR pada diagram alir diatas

adalah :

Page 42: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

97

Plan (P), dijabarkan kedalam 5 proses tingkat 2 yaitu :

• P1 : Perencanaan rantai pasok.

• P2 : Perencanaan pengadaan komponen/kendaraan.

• P3 : Perencanaan produksi komponen/kendaraan.

• P4 : Perencanaan pengiriman komponen/kendaraan.

• P5 : Perencanaan pengembalian komponen/kendaraan.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, skema rantai pasok sensor, knock

control proyek D80N (D64G) merupakan rantai pasok untuk kategori produk

make-to-order, oleh karena itu untuk proses source, make dan deliver,

dijabarkan dalam konsep make-to-order.

Source (S), dijabarkan kedalam 1 proses tingkat 2 yaitu :

• S2 : Pengadaan komponen/kendaraan.

Make (M), dijabarkan kedalam 1 proses tingkat 2 yaitu :

• M2 : Produksi komponen/kendaraan.

Deliver (D), dijabarkan kedalam 1 proses tingkat 2 yaitu :

• D2 : Pengiriman komponen/kendaraan.

Return (DR), dijabarkan kedalam 1 proses tingkat 2 yaitu :

Page 43: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

98

• DR1 : Pengembalian komponen/kendaraan.

Sehingga total proses inti SCOR yang dijabarkan pada tingkat 2 berkembang

menjadi 9 proses lanjut. Proses-proses ini nantinya akan dijelaskan lebih

lanjut pada tingkat 3 sehingga aktivitas pada masing-masing proses menjadi

lebih terperinci.

4.2.3 Konsep Pengukuran SCOR Tingkat 3

Dari hasil penjabaran proses SCOR tingkat 2, 9 proses yang

dikembangkan akan dijelaskan lebih lanjut dan lebih rinci pada diagram alir

tingkat 3 dengan mendefinisikan proses-proses tersebut diatas menjadi

sejumlah aktivitas operasional yang dilakukan pada skema rantai pasok.

Berikut dijelaskan diagram alir tingkat 3 untuk skema rantai pasok sensor,

knock control proyek D80N (D64G) di PT. XXXX.

Page 44: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

99

Diagram 4.2 Diagram Aliran Data & Material Tingkat 3 SCOR

Page 45: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

100

Dari penggambaran diagram alir diatas, maka metrik pengukuran kinerja

SCOR pada tingkat 3 yang diperkirakan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.26 Metrik Pengukuran Kinerja SCOR Tingkat 3

LEVEL 3 Keterkaitan

Proses Metrik Pengukuran Tingkat 3

P1 Waktu Penetapan Perencanaan Rantai Pasok

P2 Waktu Siklus Input Informasi Rencana Kebutuhan Produk Bulanan

P2 Waktu Siklus Input Informasi Rencana Kebutuhan Produk Mingguan

P3 Waktu Siklus Penetapan Rencana Produksi Produk Bulanan P3 Waktu Siklus Penetapan Rencana Produksi Produk Mingguan P4 Waktu Siklus Penetapan Rencana Pengiriman Produk

P5 Waktu Siklus Penetapan Rencana Pengembalian Produk Cacat

P5 Waktu Siklus Penetapan Rencana Pengembalian Box Pengiriman

S2 Waktu Siklus Informasi Jadwal Pengiriman Produk Bulanan S2 Waktu Siklus Informasi Jadwal Pengiriman Produk MingguanS2 Rata-Rata Hari Per Perubahan Pengiriman S2 Jumlah Produk Per Pengiriman S2 Persentase Pengiriman Produk On-Time S2 Persentase Pengiriman Dengan Dokumen Sesuai S2 Lama Waktu Proses Administrasi Penerimaan Produk S2 Persentase Pengiriman Produk OK (Bebas Cacat) S2 Persentase Pengiriman Produk Dengan Jumlah Sesuai M2 Persentase Cacat Produksi M2 Waktu Siklus Proses Produksi M2 Waktu Siklus Tes Produk Hasil Produksi M2 Jumlah Produk Per Lot Produksi M2 Utilitas Kapasitas Produksi

D2 Waktu Siklus Penerimaan, Penginputan dan Instruksi Pengiriman

D2 Lama Waktu Persediaan Penyangga

Page 46: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

101

D2 Waktu Siklus Pemilihan Jasa Pengiriman D2 Lama Waktu Bongkar Muat D2 Lama Waktu Pengiriman Produk

DR1 Lama Waktu Otorisasi Pengembalian Komponen Cacat DR1 Lama Waktu Konfirmasi Penerimaan Komponen Cacat DR4 Lama Waktu Pengembalian Box Pengiriman DR4 Lama Waktu Penanganan Box Pengiriman

Sumber : Hasil Pengolahan

Dalam menjelaskan metrik diatas, akan dibagi berdasarkan proses

pengembangannya di tingkat 2, sebagai berikut :

• P1 : Perencanaan rantai pasok.

1. Waktu Penetapan Perencanaan Rantai Pasok.

Yaitu metrik yang mengukur waktu penetapan perencanaan rantai

pasok untuk beberapa periode perkiraan. Pada umumnya untuk rantai

pasok otomotif berbasis Jepang, hal ini dilakukan dalam jangka waktu

1 bulan sekali dengan kondisi perkiraan 3 bulan periode kedepan.

• P2 : Perencanaan pengadaan komponen/kendaraan.

2. Waktu Siklus Input Informasi Rencana Kebutuhan Produk Bulanan.

Yaitu metrik yang mengukur waktu siklus proses input informasi

rencana kebutuhan produk bulanan pada sistem yang menghubungkan

Page 47: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

102

pelanggan dengan pemasok, meliputi proses input informasi, proses

verifikasi hingga proses pengiriman informasi.

3. Waktu Siklus Input Informasi Rencana Kebutuhan Produk Mingguan.

Pada dasarnya metrik ini merupakan pengembangan metrik

sebelumnya, namun pada metrik ini kebutuhan produk dijabarkan

secara mingguan. Pertimbangan dalam pengukuran metrik ini adalah

perubahan kondisi rencana kebutuhan sebagai dampak dari permintaan

harian pelanggan.

• P3 : Perencanaan produksi komponen/kendaraan.

4. Waktu Siklus Penetapan Rencana Produksi Produk Bulanan.

Yaitu metrik yang mengukur waktu siklus penetapan rencana produksi

produk bulanan. Pertimbangan yang diperlukan pada metrik ini adalah

waktu pengecekan kondisi aktual stok material produksi, waktu

pengecekan kapasitas dan sumber daya yang diperlukan, dan waktu

penetapan rencana.

5. Waktu Siklus Penetapan Rencana Produksi Produk Mingguan.

Metrik ini merupakan pengembangan metrik sebelumnya dengan

perubahan rentang waktu tinjauan penetapan menjadi mingguan,

Page 48: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

103

dengan pertimbangan adanya perubahan dan penyesuaian dengan

kondisi permintaan harian pelanggan dan stok material.

• P4 : Perencanaan pengiriman komponen / kendaraan.

6. Waktu Siklus Penetapan Rencana Pengiriman Produk.

Yaitu metrik yang mengukur penetapan rencana pengiriman produk

setelah produksi untuk bisa mendukung jadwal produksi yang telah

ditetapkan dengan pertimbangan jangka waktu pengiriman untuk

metode pengiriman yang direncanakan.

• P5 : Perencanaan pengembalian komponen / kendaraan.

7. Waktu Siklus Penetapan Rencana Pengembalian Produk Cacat.

Yaitu metrik yang mengukur mengenai waktu siklus penetapan

rencana pengembalian produk cacat, mulai dari meendapatkan produk

cacat, proses investigasi hingga pertimbangan mengenai penetapan

jumlah komponen cacat yang diperbolehkan untuk dilakukan

pengembalian ke pemasok.

Page 49: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

104

8. Waktu Siklus Penetapan Rencana Pengembalian Box Pengiriman.

Yaitu metrik yang mengukur mengenai waktu siklus penetapan

rencana pengembalian box, mulai dari penerimaan, penggunaan

hingga pengembalian box berdasarkan waktu siklus produksi.

• S2 : Pengadaan komponen / kendaraan.

9. Waktu Siklus Informasi Jadwal Pengiriman Produk Bulanan.

Yaitu metrik yang mengukur waktu siklus informasi jadwal

pengiriman produk untuk periode 1 bulan. Pertimbangan metrik

pengukuran ini adalah waktu proses

10. Waktu Siklus Informasi Jadwal Pengiriman Produk Mingguan.

Metrik ini merupakan metrik pengukuran dengan pertimbangan yang

sama dengan metrik sebelumnya, hanya rentang periode yang

digunakan lebih detail yaitu secara mingguan.

11. Rata–Rata Hari Per Perubahan Pengiriman.

Yaitu metrik yang mengukur rata-rata hari terjadinya perubahan

jadwal pengiriman mingguan karena kenaikan permintaan harian

Page 50: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

105

produk oleh pelanggan maupun ketersediaan aktual stok material

untuk produksi.

12. Jumlah Produk Per Pengiriman.

Yaitu metrik yang menjelaskan tentang jumlah satuan produk dalam

satu lot pengiriman ke pelanggan.

13. Persentase Pengiriman Produk On-Time.

Yaitu metrik yang mengukur tentang persentase pengiriman produk

yang tepat waktu sesuai dengan waktu yang diminta oleh pelanggan.

14. Persentase Pengiriman Dengan Dokumen Sesuai.

Yaitu metrik yang mengukur tentang persentase pengiriman produk

dengan dokumen pengiriman yang sesuai, baik dokumen administrasi

pengiriman seperti surat jalan,dan lain sebagainya, maupun dokumen

pengecekan kualitas komponen sebagai jaminan kualitas.

15. Lama Waktu Proses Administrasi Penerimaan Produk.

Yaitu metrik yang mengukur lama waktu proses administrasi pada saat

penerimaan produk, mulai dari proses verifikasi jumlah komponen,

Page 51: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

106

kesesuaian nomor permintaan pelanggan, hingga surat jalan diproses

dan komponen ditempatkan pada area penerimaan.

16. Persentase Pengiriman Produk OK (Bebas Cacat).

Yaitu metrik yang mengukur tentang persentase pengiriman produk

OK (bebas cacat) ke pelanggan.

17. Persentase Pengiriman Produk Dengan Jumlah Sesuai.

Yaitu metrik yang mengukur tentang persentase pengiriman produk

yang sesuai dengan jumlah permintaan pelanggan.

• M2 : Produksi komponen / kendaraan.

18. Persentase Cacat Produksi.

Yaitu metrik yang mengukur persentase cacat produk pada proses

produksi. Pertimbangan pada metrik ini adalah jumlah cacat produk

dengan jumlah aktual produksi produk.

19. Waktu Siklus Produksi.

Yaitu metrik yang mengukur waktu siklus yang dibutuhkan dalam

proses memproduksi satu satuan produk.

Page 52: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

107

20. Waktu Siklus Cek Produk Hasil Produksi.

Yaitu metrik yang mengukur waktu siklus cek produk hasil proses

produksi. Waktu siklus meliputi waktu proses penerimaan instruksi

pengecekan produk, proses pengecekan produk (pengecekan produk

disesuaikan dengan standar pengecekan yang ditetapkan), hingga

proses pembuatan laporan hasil pengecekan produk (inspection check

report).

21. Jumlah Produk Per Lot Produksi.

Yaitu metrik yang mengukur tentang jumlah satuan produk dalam satu

lot produksi yang dijalankan.

22. Utilitas Kapasitas Produksi.

Yaitu metrik yang menjelaskan tentang kondisi kapasitas produksi

yang terpakai.

Page 53: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

108

• D2 : Pengiriman komponen / kendaraan.

23. Waktu Siklus Penerimaan, Penginputan dan Instruksi Pengiriman

Yaitu metrik yang mengukur waktu siklus persiapan pengiriman,

mulai dari penerimaan permintaan kanban harian, input sistem untuk

registrasi surat jalan hingga bisa dibuat instruksi pengiriman produk.

24. Lama Waktu Persediaan Penyangga.

Yaitu metrik yang mengukur lama waktu persediaan penyangga yang

dimiliki oleh perusahaan untuk mengantisipasi kenaikan permintaan.

25. Waktu Siklus Pemilihan Jasa Pengiriman

Yaitu metrik yang mengukur waktu siklus pemilihan jasa pengiriman

produk. Dalam penyesuaian dengan kondisi rantai pasok sensor, knock

control, maka waktu siklus ini diklasifikasikan menjadi dua kondisi

yaitu :

a. Kondisi pengiriman darat

Untuk kondisi pengiriman darat yang dimaksud adalah kondisi

pengiriman dengan transportasi darat, sebagai contoh pengiriman

produk dari PT. XXXX ke PT. ABC sebagai pelanggannya. Untuk

Page 54: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

109

kondisi ini, maka pengukuran meliputi waktu proses penerimaan

instruksi pengiriman, waktu pengecekan ketersediaan armada

transportasi dan biaya transportasi hingga proses penentuan

armada transportasi yang digunakan.

b. Kondisi pengiriman laut

Untuk kondisi pengiriman laut yang dimaksud adalah kondisi

pengiriman dengan transportasi laut karena jarak pengiriman yang

cukup jauh, sebagai contoh pengiriman produk dari HDVM Hanoi

ke PT. XXXX sebagai pelanggannya. Untuk kondisi ini, maka

pengukuran meliputi waktu proses penerimaan instruksi

pengiriman, waktu pengecekan ketersediaan armada transportasi

laut, pemilihan metode pengisian container muatan, biaya

transportasi hingga proses penentuan armada transportasi yang

digunakan. Pada operasional, biasanya digunakan istilah vessel

sebagai identitas armada transportasi laut yang digunakan.

26. Lama Waktu Bongkar Muat

Yaitu metrik yang mengukur lama waktu proses bongkar muat

persiapan pengiriman produk ke pelanggan.

Page 55: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

110

27. Lama Waktu Pengiriman Produk

Yaitu metrik yang mengukur lama waktu proses pengiriman produk

hingga diterima oleh pelanggan. Faktor pertimbangan pada metrik ini

adalah jarak pengiriman dan kondisi lalu lintas dari rute pengiriman.

• DR1 : Pengembalian komponen / kendaraan

28. Lama Waktu Otorisasi Pengembalian Komponen Cacat

Yaitu metrik yang mengukur waktu siklus penanganan komponen

cacat sampai dengan otorisasi pengembalian ke pemasok, meliputi

waktu pelaporan komponen cacat, analisa komponen cacat, penentuan

penanggung jawab dan otorisasi pengembalian komponen cacat ke

pemasok.

29. Lama Waktu Konfirmasi Penerimaan Komponen Cacat

Yaitu metrik yang mengukur lama waktu konfirmasi penerimaan

komponen cacat yang dikirimkan pelanggan. Pertimbangan dalam

metrik ini adalah proses konfirmasi penerimaan komponen cacat,

registrasi hingga persiapan analisa dan respon balik ke pelanggan.

Page 56: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

111

30. Lama Waktu Pengembalian Box Pengiriman

Yaitu metrik yang mengukur lama waktu pengembalian box, mulai

dari box diterima pada saat pengiriman, sampai dengan selesai

dipergunakan oleh pelanggan, hingga dikembalikan ke pemasok.

31. Lama Waktu Penanganan Box Pengiriman

Yaitu metrik yang mengukur lama waku penanganan box sejak

dikembalikan hingga siap dipergunakan kembali untuk pengiriman

produk.

Dari penjabaran metrik tingkat 3 diatas, dilakukan wawancara dengan

production control department PT. XXXX sebagai pelaksana langsung pada

operasional pengukuran kinerja sehingga dapat kembali dilakukan

penyesuaian sesuai dengan kondisi kebutuhan dan kemampuan pengukuran di

PT. XXXX.

Tabel 4.27 Metrik Pengukuran Kinerja SCOR Tingkat 3 Penyesuaian

LEVEL 3 Keterkaitan

Proses Metrik Pengukuran Tingkat 3

P1 Waktu Penetapan Perencanaan Rantai Pasok

P2 Waktu Siklus Input Informasi Rencana Kebutuhan Produk Bulanan

Page 57: BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-1-00667-tias 4.pdf · 59 No.1 PPP (Part Preparation Plan) dan Format No.2 TPR (Tooling Progress Report)

112

P2 Waktu Siklus Input Informasi Rencana Kebutuhan Produk Mingguan

P3 Waktu Siklus Penetapan Rencana Produksi Produk Bulanan P3 Waktu Siklus Penetapan Rencana Produksi Produk Mingguan P4 Waktu Siklus Penetapan Rencana Pengiriman Produk

P5 Waktu Siklus Penetapan Rencana Pengembalian Produk Cacat

P5 Waktu Siklus Penetapan Rencana Pengembalian Box Pengiriman

S2 Waktu Siklus Informasi Jadwal Pengiriman Produk Bulanan S2 Waktu Siklus Informasi Jadwal Pengiriman Produk MingguanS2 Rata-Rata Hari Per Perubahan Pengiriman S2 Jumlah Produk Per Pengiriman S2 Persentase Pengiriman Produk On-Time S2 Persentase Pengiriman Dengan Dokumen Sesuai S2 Lama Waktu Proses Administrasi Penerimaan Produk S2 Persentase Pengiriman Produk OK (Bebas Cacat) S2 Persentase Pengiriman Produk Dengan Jumlah Sesuai M2 Persentase Cacat Produksi M2 Waktu Siklus Proses Produksi M2 Waktu Siklus Tes Produk Hasil Produksi M2 Jumlah Produk Per Lot Produksi M2 Utilitas Kapasitas Produksi

D2 Waktu Siklus Penerimaan, Penginputan dan Instruksi Pengiriman

D2 Lama Waktu Persediaan Penyangga D2 Waktu Siklus Pemilihan Jasa Pengiriman D2 Lama Waktu Bongkar Muat D2 Lama Waktu Pengiriman Produk

DR1 Lama Waktu Otorisasi Pengembalian Komponen Cacat DR1 Lama Waktu Konfirmasi Penerimaan Komponen Cacat DR4 Lama Waktu Pengembalian Box Pengiriman DR4 Lama Waktu Penanganan Box Pengiriman

Sumber : Hasil Wawancara

Hasil wawancara yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa semua metrik

pengukuran kinerja SCOR pada tingkat 3 dapat diterapkan pada PT.XXXX.