bab 4 : keuangan daerah - bi.go.id · bab 4 keuangan daerah 40 kajian ekonomi regional prov....
TRANSCRIPT
BAB 4 KEUANGAN DAERAH
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 39
BAB 4 : KEUANGAN DAERAH
Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan I-2012
cenderung lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Rendahnya
persentase realisasi dimaksud lebih disebabkan oleh menurunnya realisasi Belanja
Langsung terutama Belanja Modal. Sementara untuk realisasi penerimaan APBD
Pemerintah Provinsi Gorontalo mengalami peningkatan terutama Dana Perimbangan. Pada
triwulan I-2012, kenaikan penerimaan kurang diimbangi oleh penyerapan belanja
Pemerintah Provinsi sehingga mendorong terjadinya kontraksi fiskal terhadap jumlah uang
beredar di masyarakat.
4.1 PENDAPATAN DAERAH
Pada triwulan I-2012, persentase realisasi pendapatan meningkat pada Dana
Perimbangan dan Pendapatan lain-lain sementara untuk Pendapatan Asli Daerah
mengalami penurunan.
Secara nominal, realisasi pendapatan triwulan I-2012 sebesar Rp 271,09 Miliar
dengan capaian 29,75% dari target anggaran APBD 2012. Capaian tersebut meningkat
apabila dibandingkan triwulan I-2011 yang tercatat sebesar Rp 161,09 Miliar dengan
capaian 25,30% dari target anggaran APBD 2011.
Realisasi DAU dan DAK lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Pada triwulan
I-2012, realisasi DAU telah mencapai 33,33% sementara Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
realisasinya mencapai 28,07%.
Pendapatan Asli Daerah pada triwulan I-2012 mengalami penurunan, karena
Pemerintah Provinsi selama semester I-2012 menerapkan kebijakan pembebasan BBN
(Bea Balik Nama) dan Pajak kendaraan selama setahun untuk mobil/motor dari luar wilayah
yang melakukan mutasi ke nomor polisi Gorontalo. Melalui penerapan kebijakan tersebut,
tercatat realisasi penghimpunan pajak hanya mencapai 24,65% dari target anggaran 2012
sementara untuk periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 31,48%. Hasil liaison
Bank Indonesia yang dilakukan kepada dealer utama kendaraan bermotor di Gorontalo
menyatakan bahwa angka penjualan mobil/motor di showroom mengalami penurunan
selama kebijakan tersebut dijalankan. Namun pengiriman kendaraan bermotor terutama
mobil yang berasal dari luar Provinsi Gorontalo seperti dari Surabaya, Jakarta dan Manado
justru mengalami peningkatan. Hal tersebut cenderung menarik perhatian masyarakat
mengingat harga perolehan yang lebih rendah serta insentif pembebasan pajak kendaraan
selama setahun yang cukup menguntungkan.
BAB 4 KEUANGAN DAERAH
40 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA
Tabel 4.1 Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo
Sumber : Badan Keuangan Prov. Gorontalo
Dilihat dari pangsanya, komposisi dana perimbangan masih mendominasi APBD
triwulan I-2012 sebesar 73,89% lebih rendah dibandingkan pangsa dana perimbangan pada
triwulan I-2011 sebesar 76,84%. Sementara pangsa pembiayaan mandiri dari PAD tercatat
14,38% menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 23,15%.
Tabel 4.2 Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %)
4.2 BELANJA DAERAH
Menurunnya penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi triwulan I-2012
terutama pada Belanja Langsung. Penyerapan hampir seluruh komponen penyusun Pos
Belanja Langsung mengalami penurunan persentase realisasi dibandingkan periode yang
sama tahun sebelumnya.
Pada triwulan laporan, tercatat Rp 147,07 Miliar dana APBD telah dibelanjakan
dengan persentase realisasi mencapai 15,67%, lebih rendah dibandingkan penyerapan
belanja triwulan I-2011 yang mencapai Rp 118,21 Miliar (17,62%).
Pada Pos Belanja Langsung, penyerapan anggaran tercatat sebesar Rp 40,54 Miliar
atau sebesar 8,59% dari target anggaran 2012. Kondisi tersebut lebih rendah dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 59,90 Miliar atau sebesar 16,67% dari
target anggaran. Penurunan persentase realisasi terbesar terjadi pada Belanja Modal yang
Nominal Pencapaian
(%)Nominal
Pencapaian
(%)
Pendapatan Asli Daerah 122.766.740.520 37.290.174.669 30,37 161.639.396.184 39.066.992.323 24,17
Pajak daerah 110.427.278.321 34.761.990.594 31,48 150.012.733.985 36.985.596.579 24,65
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 550.000.000 - - - - -
Retribusi Daerah - - - 100.000.000 - -
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 11.789.462.199 2.528.184.075 21,44 11.526.662.199 2.081.395.744 18,06
Dana Perimbangan 513.873.300.000 123.789.631.179 24,09 630.131.540.835 200.778.207.044 31,86
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 24.698.000.000 92.944.179 0,38 23.983.008.835 6.731.439.044 28,07
Dana Alokasi Umum 461.118.100.000 115.279.527.000 25,00 582.140.302.000 194.046.768.000 33,33
Dana Alokasi Khusus 28.057.200.000 8.417.160.000 30,00 24.008.230.000 - -
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah - 17.090.100 - 121.630.890.000 31.862.468.000 26,20
Jumlah Pendapatan 636.640.040.520 161.096.895.948 25,30 913.401.827.019 271.707.667.367 29,75
Sumber : Badan Keuangan Provinsi Gorontalo
I-2012
APBD 2011 Pendapatan Daerah APBDP 2012
I-2011
Nominal Komposisi (%) Nominal Komposisi
(%)
Pendapatan Asli Daerah 122.766.740.520 37.290.174.669 23,15 161.639.396.184 39.066.992.323 14,38
Pajak daerah 110.427.278.321 34.761.990.594 21,58 150.012.733.985 36.985.596.579 13,61
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 550.000.000 - - - - -
Retribusi Daerah - - - 100.000.000 - -
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 11.789.462.199 2.528.184.075 1,57 11.526.662.199 2.081.395.744 0,77
Dana Perimbangan 513.873.300.000 123.789.631.179 76,84 630.131.540.835 200.778.207.044 73,89
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 24.698.000.000 92.944.179 0,06 23.983.008.835 6.731.439.044 2,48
Dana Alokasi Umum 461.118.100.000 115.279.527.000 71,56 582.140.302.000 194.046.768.000 71,42
Dana Alokasi Khusus 28.057.200.000 8.417.160.000 5,22 24.008.230.000 - -
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah - 17.090.100 0,01 121.630.890.000 31.862.468.000 11,73
Jumlah Pendapatan 636.640.040.520 161.096.895.948 100,00 913.401.827.019 271.707.667.367 100,00
Sumber : Badan Keuangan Provinsi Gorontalo
I-2012
APBD 2011 Pendapatan Daerah APBDP 2012
I-2011
BAB 4 KEUANGAN DAERAH
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 41
realisasinya hanya mencapai Rp 4,36 Miliar atau hanya sebesar 2,9% dari target anggaran.
Kondisi ini terjadi karena realisasi pelaksanaan proyek infrastruktur belum berjalan optimal
sehingga penyerapan anggaran terhambat.
Sementara Belanja Tidak Langsung, realisasi persentase penyerapannya meningkat
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat penyerapan Belanja Tidak
Langsung sebesar Rp 106,52 Miliar atau sebesar 22,84% dari target anggaran 2012.
Kondisi tersebut lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang
tercatat sebesar Rp 58,31 Miliar atau sebesar 18,71% dari target anggaran 2012.
Peningkatan penyerapan belanja terbesar terjadi pada Belanja Pegawai dan Belanja Hibah.
Tabel 4.3
Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo
Kualitas APBD Gorontalo triwulan I-2012 lebih diarahkan pada kepentingan
konsumsi sementara untuk kegiatan investasi relatif minimal. Pada triwulan laporan,
komposisi belanja konsumsi mencapai 97,02% sementara untuk belanja investasi hanya
mencapai 2,99%. Kondisi tersebut jauh menurun dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya dimana 15,24% anggaran direalisasikan untuk kepentingan investasi.
Keterlambatan proses tender dinilai sebagai salah satu pendorong lambatnya belanja
investasi Pemerintah Provinsi.
Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo
Nominal Pencapaian
(%)Nominal
Pencapaian
(%)
Belanja Tidak Langsung 311.594.816.664,00 58.313.381.818,00 18,71 466.387.095.206,40 106.525.837.505,00 22,84
Belanja Pegawai 203.973.905.336,00 43.793.743.505,00 21,47 241.569.991.136,40 50.089.873.831,00 20,74
Belanja Subsidi 3.200.000.000,00 - - 4.500.000.000,00 - -
Belanja Hibah 41.750.000.000,00 4.155.000.000,00 9,95 139.830.890.000,00 41.526.260.236,00 29,70
Belanja Bantuan Sosial 6.000.000.000,00 1.904.236.853,00 31,74 5.600.000.000,00 1.060.000.000,00 18,93
Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 44.170.911.328,00 6.770.300.610,00 15,33 54.676.214.070,00 12.371.034.144,00 22,63
Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 7.500.000.000,00 1.618.100.850,00 21,57 15.210.000.000,00 1.478.669.294,00 9,72
Belanja Tidak Terduga 5.000.000.000,00 72.000.000,00 1,44 5.000.000.000,00 - -
Belanja Langsung 359.456.670.266,00 59.901.325.113,00 16,66 472.014.731.812,80 40.543.312.895,09 8,59
Belanja Pegawai 30.439.242.880,00 3.000.205.194,00 9,86 36.893.361.512,00 3.268.830.827,00 8,86
Belanja Barang dan Jasa 216.489.471.944,00 38.883.455.672,00 17,96 289.417.165.499,80 32.913.149.258,09 11,37
Belanja Modal 112.527.955.442,00 18.017.664.247,00 16,01 145.704.204.801,00 4.361.332.810,00 2,99
Jumlah Belanja 671.051.486.930,00 118.214.706.931,00 17,62 938.401.827.019,20 147.069.150.400,09 15,67
I-2012
APBD 2011 Belanja Daerah APBDP 2012
I-2011
Nominal Komposisi (%) Nominal Komposisi
(%)
Belanja Tidak Langsung 311.594.816.664,00 58.313.381.818,00 49,33 466.387.095.206,40 106.525.837.505,00 72,43
Belanja Pegawai 203.973.905.336,00 43.793.743.505,00 37,05 241.569.991.136,40 50.089.873.831,00 34,06
Belanja Subsidi 3.200.000.000,00 - - 4.500.000.000,00 - -
Belanja Hibah 41.750.000.000,00 4.155.000.000,00 3,51 139.830.890.000,00 41.526.260.236,00 28,24
Belanja Bantuan Sosial 6.000.000.000,00 1.904.236.853,00 1,61 5.600.000.000,00 1.060.000.000,00 0,72
Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 44.170.911.328,00 6.770.300.610,00 5,73 54.676.214.070,00 12.371.034.144,00 8,41
Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 7.500.000.000,00 1.618.100.850,00 1,37 15.210.000.000,00 1.478.669.294,00 1,01
Belanja Tidak Terduga 5.000.000.000,00 72.000.000,00 0,06 5.000.000.000,00 - -
Belanja Langsung 359.456.670.266,00 59.901.325.113,00 50,67 472.014.731.812,80 40.543.312.895,09 27,57
Belanja Pegawai 30.439.242.880,00 3.000.205.194,00 2,54 36.893.361.512,00 3.268.830.827,00 2,22
Belanja Barang dan Jasa 216.489.471.944,00 38.883.455.672,00 32,89 289.417.165.499,80 32.913.149.258,09 22,38
Belanja Modal 112.527.955.442,00 18.017.664.247,00 15,24 145.704.204.801,00 4.361.332.810,00 2,97
Jumlah Belanja 671.051.486.930,00 118.214.706.931,00 100,00 938.401.827.019,20 147.069.150.400,09 100,00
Sumber : Badan Keuangan Provinsi Gorontalo
I-2012
APBD 2011 Belanja Daerah APBDP 2012
I-2011
BAB 4 KEUANGAN DAERAH
42 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA
4.3. KONTRIBUSI REALISASI APBD GORONTALO TERHADAP SEKTOR RIIL DAN
UANG BEREDAR
Realisasi anggaran konsumsi pemerintah pada triwulan I-2012 memberikan pangsa
5.73%, sementara itu belanja modal memberikan pangsa 0,18%. Pangsa konsumsi
pemerintah terhadap sektor riil mengalami kenaikan dibandingkan triwulan I-2011 terutama
untuk belanja rutin.
Stimulus fiskal untuk kepentingan investasi masih sangat kecil, hal ini dikarenakan
pelaksanaan proyek investasi belum berjalan secara optimal. Sementara apabila dilihat dari
sisi anggaran masih terdapat surplus penerimaan sebesar Rp 124 Miliar dimana surplus
tersebut lebih disebabkan karena realisasi belanja modal masih dibawah target anggaran.
Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD terhadap Sektor Riil
Di sisi pengaruhnya terhadap uang beredar, realisasi anggaran APBD Gorontalo
sampai dengan akhir triwulan I-2012 menunjukkan kontraksi. Kontraksi terjadi karena
realisasi dari penerimaan APBD lebih besar dibandingkan penyerapan belanja APBD.
Tabel 4.6 Dampak APBD terhadap Uang Beredar
Nominal %PDRB Nominal %PDRB
Konsumsi Pemerintah 558.523.531.488 100.197.042.684 4,64 792.697.622.218 142.707.817.590 5,73
Belanja Pegawai 234.413.148.216 46.793.948.699 2,17 278.463.352.648 53.358.704.658 2,14
Belanja Subsidi 3.200.000.000 - - 4.500.000.000 - -
Belanja Hibah 41.750.000.000 4.155.000.000 0,19 139.830.890.000 41.526.260.236 1,67
Belanja Bantuan Sosial 6.000.000.000 1.904.236.853 0,09 5.600.000.000 1.060.000.000 0,04
Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 44.170.911.328 6.770.300.610 0,31 54.676.214.070 12.371.034.144 0,50
Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 7.500.000.000 1.618.100.850 0,07 15.210.000.000 1.478.669.294 0,06
Belanja Tidak Terduga 5.000.000.000 72.000.000 0,00 5.000.000.000 - -
Belanja Barang dan Jasa 216.489.471.944 38.883.455.672 1,80 289.417.165.500 32.913.149.258 1,32
Pembentukan Modal Tetap Bruto 112.527.955.442 18.017.664.247 0,83 145.704.204.801 4.361.332.810 0,18
Belanja Modal 112.527.955.442 18.017.664.247 0,83 145.704.204.801 4.361.332.810 0,18
Sumber : Badan Keuangan Provinsi Gorontalo
*) PDRB Q1-2010 Proyeksi Bank Indonesia Gorontalo
APBDP 2012 I-2011
Belanja Daerah APBD 2011 I-2012
Nominal %PDRB Realisasi %PDRB
Pendapatan 636.640.040.520,00 161.096.895.948,26 7,46 913.401.827.019,20 271.707.667.366,64 10,91
Pendapatan Asli Daerah 122.766.740.520,00 37.290.174.669,26 1,73 161.639.396.184,20 39.066.992.322,64 1,57
Dana Perimbangan 513.873.300.000,00 123.789.631.179,00 5,73 630.131.540.835,00 200.778.207.044,00 8,06
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 24.698.000.000,00 92.944.179,00 0,00 23.983.008.835,00 6.731.439.044,00 0,27
Dana Alokasi Umum 461.118.100.000,00 115.279.527.000,00 5,34 582.140.302.000,00 194.046.768.000,00 7,79
Dana Alokasi Khusus 28.057.200.000,00 8.417.160.000,00 0,39 24.008.230.000,00 - -
Dana Darurat - -
Dana Penyesuaian - 17.090.100,00 0,00 121.630.890.000,00 31.862.468.000,00 1,28
Belanja 671.051.486.930,00 118.214.706.931,00 5,47 938.401.827.019,20 147.069.150.400,09 5,90
Belanja Pegawai 234.413.148.216,00 46.793.948.699,00 2,17 278.463.352.648,40 53.358.704.658,00 2,14
Belanja Subsidi 3.200.000.000,00 - - 4.500.000.000,00 - -
Belanja Hibah 41.750.000.000,00 4.155.000.000,00 0,19 139.830.890.000,00 41.526.260.236,00 1,67
Belanja Bantuan Sosial 6.000.000.000,00 1.904.236.853,00 0,09 5.600.000.000,00 1.060.000.000,00 0,04
Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 44.170.911.328,00 6.770.300.610,00 0,31 54.676.214.070,00 12.371.034.144,00 0,50
Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 7.500.000.000,00 1.618.100.850,00 0,07 15.210.000.000,00 1.478.669.294,00 0,06
Belanja Tidak Terduga 5.000.000.000,00 72.000.000,00 0,00 5.000.000.000,00 - -
Belanja Barang dan Jasa 216.489.471.944,00 38.883.455.672,00 1,80 289.417.165.499,80 32.913.149.258,09 1,32
Belanja Modal 112.527.955.442 18.017.664.247 0,83 145.704.204.801 4.361.332.810 0,18
Surplus/Defisit (34.411.446.410) 42.882.189.017 1,99 (25.000.000.000) 124.638.516.967 5,00
Pembiayaan Netto (34.411.446.410) - - (25.000.000.000) - -
Sumber : Badan Keuangan Provinsi Gorontalo
*) PDRB Q1-2010 Proyeksi Bank Indonesia Gorontalo
APBDP 2012 I-2011
APBD 2011 APBDI-2012
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 43
BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN
Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan I-2012 diwarnai oleh
net inflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Pada triwulan laporan juga sudah
terdapat temuan uang palsu sebanyak enam lembar uang kertas. Sementara itu, sistem
pembayaran non tunai transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami penurunan
dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan volume transaksi dalam sistem pembayaran
tersebut diperkirakan akibat dari menurunnya transaksi ekonomi dibandingkan triwulan
sebelumnya yang merupakan siklus awal tahun.
5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI
5.1.1 ALIRAN UANG KARTAL (INFLOW/OUTFLOW)
Kegiatan kas titipan di Gorontalo sepanjang triwulan I-2012 mengalami net inflow
sebesar Rp 218,21 miliar. Aliran uang kartal yang masuk ke dalam khasanah kas titipan
lebih tinggi dibandingkan dengan aliran uang kartal yang keluar dari khasanah kas titipan.
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 5.1 Grafik 5.2
Netflow Kas Titipan Gorontalo Perkembangan Netflow Bulanan
Kondisi net inflow pada triwulan laporan didominasi pada bulan Januari yang
mencapai Rp171,39 miliar. Net inflow yang terjadi pada bulan Januari 2012 merupakan arus
balik aliran uang kartal pasca akhir tahun 2011. Net inflow tersebut juga menggambarkan
lambatnya aktivitas ekonomi pada awal tahun karena minimnya kegiatan-kegiatan (event)
daerah yang masih belum berjalan.
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
44 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012| BANK INDONESIA
5.1.2 PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR
Uang layak edar yang tersedia pada kas titipan Gorontalo pada akhir triwulan I-2012
sebesar Rp90,26 miliar lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp72,48
miliar. Adapun rincian uang layak edar dimaksud sebesar Rp90,25 miliar untuk uang kertas
dan Rp18,92 juta untuk uang logam. Sementara itu, uang lusuh yang terdapat pada kas
titipan pada triwulan laporan sebesar Rp18,92 miliar. Pecahan uang kertas sebesar
Rp2000,- merupakan pecahan yang memiliki tingkat kelusuhan tertinggi yaitu sebanyak
350.000 lembar, kemudian diikuti oleh pecahan uang kertas sebesar Rp1000,- yang memiliki
tingkat kelusuhan sebanyak 120.000 lembar.
Tabel 5.1
Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (Dalam Rp.ribu)
Sumber : Bank Indonesia
5.1.3 UANG PALSU
Tabel 5.2
Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo
Sumber: Bank Indonesia
Pada periode Januari – Maret 2012, telah teridentifikasi enam lembar uang palsu
yaitu uang kertas pecahan Rp50.000 tahun emisi 2005. Sementara itu, belum terdapat
temuan uang palsu untuk pecahan lainnya.
Layak edar Lusuh Layak edar Lusuh Layak edar Lusuh
Uang Kertas 100,000 60,400,000 7,500,000 67,900,000 35,900,000 1,000,000 36,900,000 38,800,000 6,000,000 44,800,000
50,000 51,900,000 7,000,000 58,900,000 15,000,000 2,000,000 17,000,000 35,000,000 9,000,000 44,000,000
20,000 4,500,000 4,200,000 8,700,000 6,240,000 900,000 7,140,000 5,160,000 1,200,000 6,360,000
10,000 5,400,000 2,000,000 7,400,000 5,420,000 1,000,000 6,420,000 4,850,000 1,000,000 5,850,000
5,000 2,880,000 2,300,000 5,180,000 4,515,000 250,000 4,765,000 2,030,000 900,000 2,930,000
2,000 3,320,000 1,300,000 4,620,000 4,962,000 600,000 5,562,000 4,404,000 700,000 5,104,000
1,000 16,000 400,000 416,000 422,000 135,000 557,000 5,000 120,000 125,000
Total 128,416,000 24,700,000 153,116,000 72,459,000 5,885,000 78,344,000 90,249,000 18,920,000 109,169,000
Uang Logam 500 25,000 25,000 20,000 5,000
100 -
50 2,000 2,000 2,000
Total 27,000 27,000 20,000 - 20,000 7,000 - 7,000
TOTAL UANG 128,443,000 24,700,000 153,143,000 72,479,000 5,885,000 78,364,000 90,256,000 18,920,000 109,176,000
Jenis Pecahan (Rp)Tw. I 2012
Jumlah (ribu)Tw. IV 2011
Jumlah (ribu)Tw. III 2011
Jumlah (ribu)
Pecahan / Tahun Emisi Temuan Uang Palsu
100.000 / 2004 0
100.000 / 1999 0
50.000 / 2005 6
50.000 / 1999 0
50.000 / 1993 0
20.000 / 2004 0
10.000 / 2005 0
Jumlah 6
Periode Jan-Maret 2012
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 45
5.2 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN NON TUNAI
5.2.1 KLIRING NON BI DI GORONTALO
Jumlah nominal perputaran warkat kliring non BI di Gorontalo pada triwulan laporan
sebesar Rp396,15 miliar atau mengalami kontraksi sebesar 5,12% (q.t.q) lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 4,43% (q.t.q).
Adapun jumlah warkat sebanyak 17.673 lembar dengan pertumbuhan sebesar 1.12% (q.t.q).
Sementara itu, rata-rata harian nominal kliring Non BI di Gorontalo pada triwulan I-2012
sebesar Rp6,29 miliar atau mengalami kontraksi 3,58% (q.t.q). Sedangkan rata-rata harian
jumlah warkat sebanyak 281 lembar atau tumbuh sebesar 2,72% (q.t.q).
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 5.3 Grafik 5.4 Perputaran Kliring di Gorontalo Rata-Rata Perputaran Kliring Per Hari
Rata-rata rasio jumlah nominal Cek/BG kosong per hari terhadap total keseluruhan
nominal warkat yang dikliringkan pada triwulan I-2012 tercatat sebesar 1,57% lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,27%. Sementara itu, rata-rata rasio warkat
Cek/BG kosong per hari terhadap total keseluruhan warkat yang dikliringkan pada
triwulan laporan tercatat sebesar 1,16% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya
sebesar 0,08%.
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 5.5
Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
46 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012| BANK INDONESIA
5.2.2 REAL TIME GROSS SETTLEMENT (RTGS)
Perkembangan penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan (dari dan ke
Gorontalo) selama triwulan I-2012 secara nominal sebesar Rp472 miliar atau terkontraksi
32,17% (q.t.q) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami
pertumbuhan sebesar 7,26% (q.t.q). Sementara itu, secara volume penyelesaian transaksi
RTGS rata-rata per bulan selama triwulan I-2012 tercatat sebanyak 1.208 transaksi atau
mengalami kontraksi secara triwulanan sebesar 22,55% (q.t.q). Perlambatan perkembangan
transaksi RTGS diperkirakan karena pergerakan aktivitas ekonomi pada triwulan laporan
lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Siklus pada awal tahun ditandai dengan
lesunya transaksi RTGS dibandingkan akhir tahun. Diperkirakan transaksi-transaksi besar
yang menggunakan fasilitas RTGS diantaranya transaksi untuk proyek pembangunan
infrastruktur pemerintah belum direalisasikan pada awal tahun.
Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo
Sumber : Bank Indonesia
Nilai Nilai Nilai
(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp)
Januari 155 574 360 474 515 1048
Februari 166 490 268 470 434 960
Maret 175 701 373 703 548 1404
Rata-rata tw I-11 165 588 334 549 499 1137
Pertumbuhan (qtq) -27.42% -35.28% -20.54% -39.63% -22.96% -37.45%
April 196 725 267 611 464 1336
Mei 165 715 353 635 518 1350
Juni 216 796 365 710 581 1506
Rata-rata tw II-11 192 745 328 652 521 1397
Pertumbuhan (qtq) 16.26% 26.69% -1.57% 18.76% 4.34% 22.86%
Juli 241 874 440 801 681 1675
Agustus 228 899 517 785 745 1684
September 192 772 327 563 519 1335
Rata-rata tw III-11 220 848 428 716 648 1565
Pertumbuhan (qtq) 14.54% 13.82% 30.27% 9.87% 24.46% 11.98%
Oktober 244 844 396 687 640 1531
November 273 884 387 624 659 1508
Desember 327 954 460 685 787 1639
Rata-rata tw IV-11 281 894 414 665 695 1559
Pertumbuhan (qtq) 27.60% 5.38% -3.21% -7.12% 7.26% -0.34%
Januari 206 667 154 441 360 1108
Februari 182 609 260 421 442 1030
Maret 238 913 375 572 613 1485
Rata-rata tw I-12 209 730 263 478 472 1208
Pertumbuhan (qtq) -25.73% -18.38% -36.55% -28.16% -32.17% -22.55%
Bulan
FROM TO FROM + TO
Volume Volume Volume
BAB 6 KESEJAHTERAAN
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I -2012 47
BAB 6 : KESEJAHTERAAN
Tingkat kesejahteraan masyarakat di Gorontalo menunjukkan tendensi penurunan
sebagaimana tercermin dari salah satu indikatornya yaitu pengangguran. Tingkat
pengangguran terbuka tercatat mengalami peningkatan dari 4,26% pada bulan Agustus
2011 menjadi 4.81% pada Februari 2012.
6.1. PENGANGGURAN
Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Provinsi Gorontalo berdasarkan
data Februari 2012 tercatat sebanyak 471.128 jiwa atau meningkat dibanding angkatan
kerja pada periode Agustus 2011 sebesar 465.027 jiwa. Peningkatan jumlah angkatan kerja
tersebut bersumber dari peningkatan jumlah penduduk yang bekerja dimana pada Februari
2012 mencapai 448.489 jiwa atau naik 3.279 jiwa dibanding posisi Agustus 2011 yang
tercatat sebanyak 445.210 jiwa. Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di
Gorontalo pada Februari 2012 tercatat sebanyak 4,81%, mengalami peningkatan
dibandingkan data Agustus 2011 sebesar 4,26%. Di sisi lain, Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) mengalami kenaikan dari 64,12% pada Agustus 2011 menjadi 64,36% pada
Februari 2012. Kenaikan tersebut diperkirakan dipengaruhi oleh peningkatan pertumbuhan
jumlah penduduk Angkatan Kerja (1,31%) yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan penduduk Bukan Angkatan Kerja (0,26%).
Tabel 6.1.
Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan
Sumber : Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Gorontalo
Dilihat dari lapangan usaha, sebagian besar penduduk Gorontalo bekerja pada
sektor pertanian yaitu sebanyak 168.806 orang (Februari 2012) atau sekitar 36,52% dari
total jumlah penduduk yang bekerja. Jumlah tersebut meningkat 3,04% jika dibandingkan
Februari Agustus Februari
2011 2011 2012
Bekerja 437,459 445,210 448,489
Pengangguran 21,120 19,817 22,639
Angkatan Kerja 458,579 465,027 471,128
Sekolah 71,393 33,142 73,060
Mengurus Rumah Tangga 162,649 171,804 160,867
Lainnya 24,979 55,270 26,966
Bukan Angkatan Kerja 259,021 260,216 260,893
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 4.61 4.26 4.81
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 63.90 64.12 64.36
Jenis Kegiatan
BAB 6 KESEJAHTERAAN
48 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012| BANK INDONESIA
dengan Agustus 2011. Di sisi lain, terjadi shifting tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor
jasa kemasyarakatan yang ditandai oleh peningkatan persentase sebesar 0,38% dari jumlah
penduduk yang menggeluti sektor tersebut jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2011.
Sementara itu pada sektor perdagangan, menempati posisi ketiga dengan persentase
sebesar 13,62% pada Februari 2012.
Tabel 6.2.
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja
Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2011 – Februari 2012
Sumber: Berita Resmi Statistik, BPS Provinsi Gorontalo
6.2 KEMISKINAN
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo berdasarkan data September 2011
tercatat sebanyak 192.396 jiwa atau 18,02% dari jumlah penduduk Gorontalo. Jumlah
tersebut mengalami penurunan sebesar 0,73% dibandingkan posisi Maret 2011 yang
tercatat sebesar 198.270 jiwa (18,75% dari jumlah penduduk Gorontalo). Penurunan jumlah
penduduk miskin terbesar terjadi di perkotaan yang mencapai 4.538 jiwa atau 1,31%,
sedangkan di pedesaan penurunan hanya sebesar 1.336 jiwa atau 0,44%. Sementara itu
garis kemiskinan di Provinsi Gorontalo pada bulan September 2011 sebesar Rp.195.685 per
kapita per bulan atau mengalami kenaikan sebesar Rp.8.470 perkapita per bulan
dibandingkan dengan bulan Maret 2011 yang tercatat sebesar Rp.187.215 per kapita per
bulan.
Grafik 6.1
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Agustus 2011
Grafik 6.2
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2011
Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen
Pertanian 179,933 41.13 158,973 35.71 163,806 36.52
Industri 40,584 9.28 44,015 9.89 37,619 8.39
Perdagangan 64,022 14.63 65,851 14.79 61,079 13.62
Jasa Kemasyarakatan 87,087 19.91 91,393 20.53 91,741 20.46
Lainnya 40,322 9.22 84,978 19.09 94,244 21.01
Total 437,459 100 445,210 100 448,489 100
Februari 2011 Agustus 2011 Februari 2012Lapangan Pekerjaan Utama
BAB 6 KESEJAHTERAAN
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I -2012 49
Tabel 6.3.
Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%)
Tabel 6.4
Garis Kemiskinan Provinsi Gorontalo Menurut Wilayah Tahun 2012
Jika dilihat berdasarkan sebarannya di tahun 2011, persentase penduduk miskin di
Provinsi Gorontalo terbesar masih berada di wilayah pedesaan yaitu sebanyak 92,33%,
selebihnya 7,67% tinggal di wilayah perkotaan. Untuk mengatasi ketimpangan tersebut,
diharapkan pembangunan infrastruktur dan program pengembangan wilayah pedesaan
dapat lebih dioptimalkan.
6.3. RASIO GINI
Rasio gini Provinsi Gorontalo mengalami peningkatan dalam 3 (tiga) tahun terakhir
ini. Pada tahun 2007, indeks gini tercatat 0,39 meningkat dibandingkan tahun 2005 yang lalu
sebesar 0,36. Kondisi tersebut menunjukkan kesenjangan pendapatan antar lapisan
penduduk semakin meningkat. Berdasarkan komposisi pendapatan penduduk, terlihat
bahwa persentase 20% penduduk berpenghasilan tinggi justru semakin meningkat dari
44,38% pada tahun 2005 menjadi 47,67% pada tahun 2007. Begitu pula 40% penduduk
dengan pendapatan rendah, mengalami peningkatan persentase pendapatan dari 19.87%
pada tahun 2005 menjadi 28.64% pada tahun 2007. Sementara itu, 40% penduduk dengan
pendapatan sedang justru mengalami penurunan persentase, dari 35,75% di tahun 2005
menjadi 33.69 di tahun 2007. Hal inilah yang menyebabkan “jurang” kesenjangan
kesejahteraan antar penduduk semakin lebar.
Sumber: Berita Resmi Statistik, BPS
Provinsi Gorontalo
Sumber: Berita Resmi Statistik, BPS
Provinsi Gorontalo
Maret 2011
September 2011
Perubahan
Periode
18.75 198,270.00
18.02
-0.73
192,396.00
(5,874.00)
Indikator
Persentase Penduduk
Miskin (%)
Jumlah Penduduk Miskin
(Jiwa)
Perkotaan
Pedesaan
Total
183,637 192,274
187,215 195,685
Uraian
Garis Kemiskinan (Rp)
Maret 2011 September 2011
194,161 202,305
BAB 6 KESEJAHTERAAN
50 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012| BANK INDONESIA
Komponen Pembentuk IPM 2002 2004 2005 2006 2007
Angka Harapan Hidup (tahun) 64.20 64.50 65.40 65.60 66.19
Angka Melek Huruf (%) 95.20 94.70 95.00 95.70 95.70
Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 6.50 6.80 6.80 6.80 6.91
Rata-rata Pengeluaran Riil (ribuan Rp) 573.30 585.90 607.80 608.65 615.94
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 64.13 65.4 67.5 68.01 68.98
Tabel 6.5
Rasio Gini Provinsi Gorontalo
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas
6.4. IPM (INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo pada tahun 2007 tercatat
sebesar 68,98, meningkat 0,97 poin dibandingkan IPM tahun 2006 sebesar 68,01.
Peningkatan ini ditunjang oleh kenaikan Angka Harapan Hidup dari 65,60 tahun pada tahun
2006 menjadi 66,19 tahun pada tahun 2007. Sementara itu, rata-rata lama sekolah
mengalami kenaikan dari 6,80 tahun menjadi 6,91 tahun dan rata-rata pengeluaran riil juga
mengalami kenaikan dari Rp.608,65 ribu menjadi Rp.615,94 ribu pada periode pengukuran
yang sama. Peningkatan tersebut, salah satunya dipicu oleh kenaikan Upah Minimum
Provinsi (UMP) Gorontalo yang dilakukan secara berkala.
Tabel 6.6
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas
Di sisi lain, ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi, layanan pendidikan, kesehatan
dan pembangunan infrastruktur yang terjadi sejak awal pemekaran wilayah menyebabkan
perbedaan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) antara Provinsi dengan
Kota/Kabupaten di Gorontalo. Angka IPM tertinggi sebesar 71,64 dimiliki oleh Kota
Gorontalo, sedangkan IPM terendah sebesar 67,24 tercatat Kabupaten Boalemo (data
tahun 2007).
40%
populasi
dengan
pendapatan
rendah
40%
populasi
dengan
pendapatan
sedang
20%
populasi
dengan
pendapatan
tinggi
Gini Ratio
40%
populasi
dengan
pendapatan
rendah
40%
populasi
dengan
pendapatan
sedang
20%
populasi
dengan
pendapatan
tinggi
Gini Ratio
Gorontalo 19.87 35.75 44.38 0.36 28.64 33.69 47.67 0.39
Provinsi
20072005
BAB 6 KESEJAHTERAAN
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I -2012 51
BOKS 4 : MENGGUGAH KEMANDIRIAN MELALUI PELATIHAN WIRAUSAHA MUDA
MAHASISWA
80 pemuda-pemudi Gorontalo antusias mengikuti kegiatan Pelatihan Wirausaha
Muda. Pelatihan yang dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo itu
bertujuan untuk menanamkan jiwa wirausaha kepada mahasiswa yang pada gilirannya
dapat membentuk pengusaha-pengusaha baru yang ikut memberikan andil dalam
pertumbuhan ekonomi Gorontalo.
Pelatihan wirausaha muda berlangsung selama sembilan hari mulai tanggal 10
hingga 20 April 2012. Dalam pelatihan tersebut, dibagi dua kelompok besar yang masing-
masing berjumlah 40 orang dengan beragam latar belakang pendidikan dan usaha yang
akan digeluti. Berbagai materi seperti kiat memulai usaha, bagaimana membaca peluang
dan memahami lingkungan usaha, etika bisnis hingga membuat dan mempresentasikan
proposal usaha diusung guna memberikan pembekalan kepada peserta sebelum terjun ke
dunia nyata.
Pola pelatihan pun dibuat semenarik mungkin, dengan mengkombinasikan sistem
klasikal, dinamika kelompok serta praktek kunjungan lapangan ke sentra-sentra usaha. Hal
ini dilakukan agar para peserta tidak merasa jenuh dan senantiasa antusias dalam mengikuti
pelatihan. Pengusaha lokal pun digandeng untuk menyampaikan success story-nya masing-
masing. Disamping itu instansi teknis pemerintahan seperti Dinas Koperasi Perindustrian
dan Perdagangan serta Badan Investasi Daerah juga diundang untuk memaparkan
kebijakan pemerintah daerah khususnya terkait pengembangan sektor riil dan UMKM.
Sebagai upaya mendukung program financial inclusion, dalam pelatihan tersebut
juga dilibatkan perbankan Gorontalo yang memberikan informasi mengenai produk-produk
dana maupun pembiayaan yang dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha dalam
mendukung pengembangan usahanya ke depan. Materi yang disampaikan perbankan
memberikan warna tersendiri bagi para peserta, karena dengan hadirnya perbankan dapat
membuka sekat-sekat birokrasi yag selama ini dirasakan oleh sebagian masyarakat.
Pelatihan yang berjalan selama sembilan hari tersebut ditutup oleh Kepala
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo. Dalam sambutannya, Wahyu Purnama A
menyampaikan harapannya agar para peserta dapat mengambil intisari dari seluruh materi
yang telah diberikan. Wahyu juga berharap agar pelatihan ini menjadi cikal bakal terciptanya
kemandirian berusaha yang pada akhirnya akan dapat menekan angka pengangguran di
Provinsi Gorontalo. “Ketika kemandirian tercipta, tingkat pengangguran tergerus dan
kesejahteraan masyarakat pun terwujud”, imbuh Wahyu menutup sambutan.
BAB 6 KESEJAHTERAAN
52 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012| BANK INDONESIA
Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 53
BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI
Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2012 diperkirakan lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2011. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi
menurunnya produksi pertanian selama triwulan II-2012 setelah mengalami puncak masa
panen pada triwulan I-2012. Inflasi Gorontalo pada triwulan II-2012 diproyeksikan pada
kisaran 6,50% ± 1% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya Peningkatan inflasi
tersebut tak lepas dari merangkak naiknya komoditas core inflation seiring dengan tingginya
permintaan ekonomi daerah yang tidak diimbangi dengan pasokan yang memadai. Aktivitas
usaha perbankan diindikasikan mengalami peningkatan, pada triwulan II-2012 yang
diperkirakan bersumber dari menguatnya aktivitas ekonomi masyarakat.
7.1 OUTLOOK MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan II-2012
Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2012 diperkirakan tumbuh 7,6 – 8,1 %
y.o.y) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2011 (8,42% y.o.y). Setelah
memasuki masa panen pada triwulan I-2012, perkembangan produksi pertanian akan
kembali menurun. Berdasarkan data Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, luas tanam
periode Januari-Februari yang akan dipanen April-Mei relatif lebih rendah dibandingkan
panen triwulan I-2012 baik untuk komoditas jagung maupun padi. Mulai melambatnya
kinerja pertanian ditunjukkan pula oleh tingkat NTP yang mulai menurun pada bulan April
2012. Pertumbuhan NTP terkontraksi sebesar 1,37% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan
kondisi Januari – Maret 2012.
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
54 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012| BANK INDONESIA
Grafik 7.2 Grafik 7.3 Perkembangan Luas Tanam Padi Perkembangan Luas Tanam Jagung
Sampai dengan akhir tahun 2012, secara kumulatif tahunan perkembangan
pertanian padi diperkirakan akan menurun namun untuk pertanian jagung diperkirakan akan
lebih baik dibandingkan tahun 2011. Dinas Pertanian dan BPS dalam ARAM I-2012
memperkirakan bahwa produksi padi tahun 2012 sebesar 291.893 ton atau tumbuh 6,56 %
(y.oy) melambat dibandingkan produksi padi tahun 2011 sebesar 273.921 ton (tumbuh
8,03% y.o.y) sementara produksi jagung tahun 2012 diperkirakan mencapai 698.888 ton
atau tumbuh 15,37% (y.o.y) dibandingkan produksi jagung tahun 2011 sebesar 605.871 ton.
Cuaca dan iklim diperkirakan menjadi salah satu faktor pendorong.
Grafik 7.4 Grafik 7.5 Survei Konsumen Bank Indonesia Indeks Tendensi Konsumen BPS Gorontalo
Sementara itu kinerja konsumsi juga diperkirakan melemah. Survei Konsumen
Bank Indonesia memperkirakan bahwa ekspektasi konsumsi berada pada level optimis
namun relatif lebih rendah dibandingkan triwulan I-2011. Sementara hasil perkiraan Indeks
Tendensi Konsumen BPS Gorontalo turut mengkonfirmasi hal dimaksud, dimana perkiraan
nilai ITK di Provinsi Gorontalo pada Triwulan II‐2011 sebesar 107,59, artinya kondisi
ekonomi konsumen triwulan yang akan datang diperkirakan akan menurun (ITK TW I-2011 =
108.12).
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012 55
Sementara itu kinerja dunia usaha selain sektor pertanian diperkirakan masih
tumbuh lebih baik. Hasil survei kegiatan dunia usaha Bank Indonesia Gorontalo triwulan IV-
2011 mencatat bahwa angka prakiraan kondisi dunia usaha pada triwulan II-2011 berada
pada level optimis 19,59. Sektor-sektor yang diperkirakan memberikan dukungan pada
pertumbuhan adalah sektor PHR dan sektor angkutan
7.2 OUTLOOK INFLASI
Sumber: Proyeksi Bank Indonesia Gorontalo
Grafik 7.6 Proyeksi Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo
Realisasi inflasi Gorontalo Triwulan-I 2012 sebesar 5,90% (yoy) berada pada batas
atas proyeksi sebelumnya pada kisaran 5,00% ± 1% (yoy). Peningkatan inflasi tersebut tak
lepas dari merangkak naiknya komoditas core inflation seiring dengan tingginya permintaan
ekonomi daerah yang tidak diimbangi dengan pasokan yang memadai.
Pada Triwulan-II 2012, inflasi Gorontalo diproyeksikan berada pada kisaran 6,50% ±
1% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan inflasi diperkirakan akibat
dari mulai naiknya harga komoditas bumbu-bumbuan karena berkurangnya stok. Di sisi lain,
ketidakpastian kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi diperkirakan
dapat mendorong kenaikan ekspektasi inflasi. Hasil Rapat Paripurna DPR tanggal 30 Maret
2012 memberi keputusan untuk memberikan kewenangan kepada Pemerintah agar
menyesuaikan harga BBM apabila harga minyak mentah mengalami kenaikan atau
penurunan sebesar 15% dalam waktu 6 bulan berjalan dibandingkan asumsi harga ICP
dalam APBN-P 2012 (USD105/barrel). Dengan mempertimbangkan harga ICP pada bulan
Maret 2012 yang mencapai sekitar USD128/barrel, dan jika pada April rata-rata ICP
bertahan di USD135/barrel, maka rata-rata ICP 6 bulan terakhir dapat mencapai
USD120,79/barrel (akan dilakukan kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi).
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
56 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2012| BANK INDONESIA
Perkembangan ini tetap membuka peluang yang cukup besar adanya kenaikan harga BBM
pada Mei 2012. Apabila kebijakan ini diimplementasikan pada triwulan II-2012, tidak
menutup kemungkinan realisasi inflasi akan jauh lebih tinggi dibandingkan proyeksi
sebelumnya.
7.3 PROSPEK PERBANKAN
Aktivitas usaha perbankan diindikasikan mengalami peningkatan, pada triwulan II-
2012 yang diperkirakan bersumber dari menguatnya aktivitas ekonomi masyarakat.
Meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat disinyalir karena menguatnya permintaan
domestic maupun realisasi proyek pemerintah yang bersumber dari APBN dan APBD yang
kecenderungannya dimulai pada triwulan II.Kondisi tersebut memberikan peluang ekspansi
penyaluran kredit perbankan pada triwulan mendatang.
Sementara itu, suku bunga perbankan gorontalo diperkirakan masih akan berada
pada level stabil seiring dengan penetapan BI Rate di kisaran 5,75% (Maret 2012) dan
himbauan Bank Indonesia untuk mendukung perkembangan sektor riil melalui penurunan
suku bunga kredit. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan I-2012
mengkonfirmasi kondisi usaha sector keuangan dalam keadaan yang relative stabil, dimana
persentase responden yang menjawab ekspektasi usaha pada sector tersebut relative
tetap/stabil pada triwulan II-2012 mencapai 100%.
Sumber: Bank Indonesia Gorontalo Grafik 7.7
Realisasi dan Ekspektasi Usaha Sektor Keuangan
Meningkat Tetap Menurun
Triwulan I-11 10.00 50.00 40.00
Triwulan II-11 30.00 70.00 0.00
-
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
Ja
wa
ba
n R
es
po
nd
en
(%
)