bab 4 hasil dan pembahasan 4.1. pengumpulan datathesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-2-00702-tisi bab...
TRANSCRIPT
131
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data
Selama studi kasus di PT. OneJect ini, dilakukan pengumpulan data – data
baik soft information (perkiraan maupun pendapat dari staff QC) maupun
hard information (laporan - laporan) yang terkait dengan proses
pengendalian kualitas yang sedang berjalan yang dibutuhkan untuk
melakukan pengolahan data dengan menggunakan metode Six Sigma.
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara, observasi
maupun kuisioner.
Untuk melakukan perhitungan – perhitungan statistikal, penulis juga
mengumpulkan data – data yang diperlukan antara lain data historis
perusahaan berupa data sampel dan data defect yang diambil dari box selama
periode Maret – April 2011. Dimana data diambil dari hasil inspeksi QA
yang dilakukan oleh perusahaan pada periode tersebut setiap shift – nya.
132
4.1.1. Alur Produksi
Gambar 4.1. Alur Proses Produksi
Proses produksi ini dimulai dengan menimbang, mencampur dan
peleburan bahan baku yang dilakukan oleh production section. Setelah
133
melalui proses peleburan, proses dilanjutkan dengan proses injection
moulding/pencetakan dengan menggunakan mesin moulding. Dimana pada
tahapan injection moulding ini terdapat 4 part dari bagian suntikan yang
dikerjakan, yaitu bagian barrel, plunger, hub dan cap. Selama proses
injection berjalan, staff QC akan melakukan inspeksi setiap 1 jam sekali
setiap hari dan setiap shot dari mesin moulding tersebut. Dimana dalam
setiap shot untuk barrel menghasilkan 44 pcs dan plunger menghasilkan 33
pcs. Setelah melalui tahapan moulding, barrel, plunger, hub dan cap
dikumpulkan dalam box – box yang diletakkan pada setiap mesin. Dimana
staff QA akan melakukan inspeksi pada setiap box dengan mengambil
sampel pada tiap box untuk dilakukan uji melalui standar AQL. Jika dalam
box yang diinspeksi terdapat defect dengan jumlah dibawah batas AQL
maka maka box tersebut belum bisa direlease untuk dilakukan pengecekan
lebih lanjut.
Setelah melalui proses injection ini, maka proses selanjutnya adalah
printing. Dimana pada tahap ini barrel yang telah lulus inspeksi akan
diprinting. Yaitu mencetak ukuran volume suntikan. Setelah itu proses
selanjutnya akan dilakukan assembly needle yaitu assembling cap, hub dan
needle. Setelah itu proses selanjutnya adalah assembling syringe yaitu
menggabungkan komponen – komponen dari assembling needle dengan
barrel dan plunger + gasket. Setelah melalui proses assembling akan
dilakukan proses packing dengan bluster film dan bluster paper. Setelah
134
packing bluster selesai, suntikan tersebut disusun dalam sebuah box yang
akan melalui tahapan sterilisasi indikasi kimia/biologi dan E.T.O gas.
4.1.2. Proses Injection Moulding
Komponen dari proses injection moulding ini adalah mould atau cetakan
membentuk botol dan cairan cooling yang berasal dari mesin itu sendiri.
Proses injection ini dimulai dengan penarikan material type R10HO kedalam
hopper untuk dilakukan peleburan. Material yang masuk dalam hopper akan
di-presure ke dalam noozle untuk dilebur oleh bound heater. Dimana
parameter untuk produksi barrel ini telah ditetapkan oleh operator mulai dari
jumlah material sampai waktu prosesnya (cycle time).
Setelah material tersebut telah melebur kemudian akan di-presure
kedalam core melalui injector. Pada cetakan moulding terdapat 2 base. Base
A sebagai base core dan base B adalah base cavity. Dimana material akan
masuk kedalam core kemudian base cavity akan menutup dan merapat pada
core, sehingga core akan menempel dengan pin core. Dimana dalam tahapan
ini material yang telah melebur akan tercetak, kemudian air dari cooling
mengalir akan membuat material tersebut menjadi keras. Setelah material
tersebut mengeras maka base cavity akan ditarik mundur kebelakang dan
barrel akan didorong keluar oleh ejector dan turun kedalam box.
135
4.1.3. Data Jumlah dan Jenis – Jenis Defect
Tabel 4.1 Jumlah Defect
Data Jumlah
Sampel
Jumlah
Defect Data
Jumlah
Sampel
Jumlah
Defect
1 192 67 21 192 52
2 192 40 22 224 81
3 192 57 23 224 39
4 192 43 24 192 28
5 224 45 25 192 36
6 192 68 26 192 17
7 192 34 27 256 24
8 224 23 28 256 65
9 192 41 29 256 37
10 160 56 30 192 12
11 160 51 31 192 26
12 192 60 32 224 69
13 192 32 33 224 25
14 224 77 34 160 74
15 224 27 35 192 28
16 224 38 36 192 36
17 192 38 37 192 41
18 192 29 38 224 90
19 256 78 39 192 36
20 256 21
136
Tabel 4.2 Jenis Defect
Data Defect 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Sink Mark 12 12 2
Bending 19 5
Flash 8 17 16 18 34 2 22 21 39 16 59
Kontaminasi 4 16 10 8
Dent 4
Fiber 5 34 3 21 13
Scratch 47 15 9 25 15 39 34 30 15 14 19 19
Bubble 12 23 46 18
Flow Mark 9 16 12 11
Short Mould 8 26 9 19 15
137
Tabel 4.2 Jenis Defect (Lanjutan)
Data Defect 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Sink Mark 11 8
Bending
Flash 24 27 17 45 15 33 22 21
Kontaminasi 17 20
Dent 8 12
Fiber 19 10 7 8
Scratch 9 43 7 20 12 29 17 14 12
Bubble 23 24 1 8 11 29 16
Flow Mark 24 4 11 14 21
Short Mould 15 5 6 11 45 17 44
138
4.1.4. DMAIC
4.1.4.1. Define
4.1.4.1.1. Diagram SIPOC
Diagram SIPOC ini memberikan informasi mengenai alur perpindahan
material bahan baku hingga menjadi barang jadi dengan menjelaskan bagian
– bagian Suppliers, Inputs, Process, Outputs dan Customer untuk masing –
masing proses.
Proses injection itu sendiri terdiri dari proses pengecekan kualitas bahan
baku, peleburan, pembentukan barrel, penurunan suhu barrel, inspeksi
barrel inspeksi box. Dimana dalam diagram SIPOC akan dijelaskan alur
input dan output dari setiap proses injection yang ada. Pembuatan diagram
SIPOC bermanfaat untuk proses analisis perbaikan pada proses injection.
Suppliers Inputs Process Outputs Customers
Warehouse Section
PPIC Section
Polypropylene
Runner
Peleburan Bahan
BakuProses Injection Proses Cooling Finishing
Barrel 0.5 mlNext Process
(Printing)
Gambar 4.2 SIPOC
139
4.1.4.1.2. Voice of Customer (VOC)
Customer dari produk barrel ini adalah next process, yaitu adalah kesesuaian
kualitas produk yang dihasilkan terhadap karakteristik kualitas atau Critical
to Quality (CTQ). Oleh karena itu kebutuhan customer akan produk adalah :
- Barrel mempunyai ukuran sesuai dengan spesifikasi yang telah
diajukan dimana tinggi, berat dan kapasitas dari barrel harus sesuai
dengan spesifikasi.
- Barrel yang mempunyai bentuk fisik sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan.
- Barrel tidak boleh mengandung bahan – bahan atau benda – benda
yang berbahaya.
- Barrel juga harus dapat memenuhi fungsi yang telah ditentukan yaitu
dapat menampung larutan suntikan dengan baik, dalam pengertian
barrel dapat menampung larutan sesuai dengan kapasitas yang telah
ditentukan dan dapat di-assembly dengan produk plunger, hub, cap,
rubber dan syringe.
4.1.4.1.3. Critical to Quality
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pihak perusahaan ini,
dikemukakan beberapa kategori CTQ pada produk barrel yaitu :
- Dimensi Fungsional
Dimana barrel harus memenuhi spesifikasi bentuk, ukuran dari
permintaan customer. Dari segi fungsional, barrel harus berfungsi
140
sebagaimana diharapkan yaitu sebagai alat menampung larutan
suntikan. Dalam pengertian tulisan ini barrel dapat menampung
larutan dengan baik yaitu tidak menyebabkan kontaminasi dalam
larutan suntikan dan dapat menampung larutan sesuai dengan
kapasitas parameter yang telah ditentukan
- Fisikal dan Visual
Barrel yang mengandung polyphropylene yang digunakan untuk
menampung larutan dengan mempunyai standar fisikal misalnya
berupa ketahanan barrel terhadap benturan dan ketahanan terhadap
larutan kimia yang sangat keras. Sehingga kandungan barrel tidak
menguap dan dapat menyebabkan kontaminasi terhadap larutan
kimia tersebut. Kemudian secara visual ditunjukkan dengan tampilan
luar dari barrel itu sendiri. Dilihat dari apakah barrel tersebut
memenuhi kriteria fisik dari yang sesuai dengan permintaan customer
seperti bagian permukaan barrel yang licin atau tidak, warna barrel
yang bening atau tidak, dll.
Tabel 4.3 CTQ
CTQ
Sink Mark Bubble
Bending Flow Mark
Flash Short Mould
Kontaminasi Fiber
Dent Scratch
141
4.1.4.2. Measure
Peta kendali dibuat untuk mengetahui apakah pengendalian proses berada
pada batas pengendalian atau tidak. Berdasarkan data historis perusahaan
yaitu data jumlah defect yang merupakan data atribut dan mempunyai
jumlah sampel yang berada pada setiap pendataannya sehingga pemetaan
peta kendali dilakukan dengan Peta Kendali P. Serta dilakuan perhitungan
kapabilitas proses, DPMO dan level sigma, untuk mengetahui kemampuan
proses perusahaan dan level sigma berada.
4.1.4.3. Analyze
Dalam fase analyze ini akan dilakukan pemetaan menggunakan Pareto
diagram, Cause and Effect diagram serta Five Why’s diagram. Diagram
Pareto dibuat untuk menetukan jenis – jenis defect yang dominan muncul
pada proses produksi sehingga dapat ditentukan perbaikan pada bagian mana
yang lebih diutamakan. Diagram Sebab akibat dibuat untuk
mengidentifikasikan penyebab terjadinya defect berdasarkan lima kategori
faktor penyebab yaitu Man, Machine, Method, Material dan Environment.
Dan dilanjutkan dengan diagram Five Whys dibuat untuk mengetahui akar
penyebab masalah terjadinya defect itu sendiri dengan pertanyaan mengapa
pada setiap penyebab yang teridentifikasi hingga akar penyebab masalah
ditemukan.
142
4.1.4.4. Improve
Pembuatan tabel FMEA untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak
mungkin mode kegagalan. Dengan memberikan rating pada severity,
occurance, dan detection sehingga didapat nilai RPN terbesar dan
menganalisa sebagai usulan perbaikan kualitas perusahaan.
4.1.4.5. Control
Setelah merencanakan adanya perbaikan dan peningkatan pada proses yang
dilakukan pada langkah sebelumnya, maka hal terakhir yang harus dilakukan
adalah melakukan control terhadap perbaikan – perbaikan yang dilakukan.
4.2. Pengolahan Data
4.2.1. Perhitungan Peta Kendali P (Control Chart)
Tabel 4.4 Perhitungan Peta Kendali P
Data Jumlah Sampel Jumalah Defect Proporsi UCL CL LCL
1 192 67 0,349 0,306 0,217 0,128
2 192 40 0,208 0,306 0,217 0,128
3 192 57 0,297 0,306 0,217 0,128
4 192 43 0,224 0,306 0,217 0,128
5 224 45 0,201 0,299 0,217 0,134
6 192 68 0,354 0,306 0,217 0,128
7 192 34 0,177 0,306 0,217 0,128
8 224 23 0,103 0,299 0,217 0,134
9 192 41 0,214 0,306 0,217 0,128
143
Tabel 4.4 Perhitungan Peta Kendali P (Lanjutan)
Data Jumlah Sampel Jumalah Defect Proporsi UCL CL LCL
10 160 56 0,350 0,314 0,217 0,119
11 160 51 0,319 0,314 0,217 0,119
12 192 60 0,313 0,306 0,217 0,128
13 192 32 0,167 0,306 0,217 0,128
14 224 77 0,344 0,299 0,217 0,134
15 224 27 0,121 0,299 0,217 0,134
16 224 38 0,170 0,299 0,217 0,134
17 192 38 0,198 0,306 0,217 0,128
18 192 29 0,151 0,306 0,217 0,128
19 256 78 0,305 0,294 0,217 0,140
20 256 21 0,082 0,294 0,217 0,140
21 192 52 0,271 0,306 0,217 0,128
22 224 81 0,362 0,299 0,217 0,134
23 224 39 0,174 0,299 0,217 0,134
24 192 28 0,146 0,306 0,217 0,128
25 192 36 0,188 0,306 0,217 0,128
26 192 17 0,089 0,306 0,217 0,128
27 256 24 0,094 0,294 0,217 0,140
28 256 65 0,254 0,294 0,217 0,140
29 256 37 0,145 0,294 0,217 0,140
30 192 12 0,063 0,306 0,217 0,128
31 192 26 0,135 0,306 0,217 0,128
32 224 69 0,308 0,299 0,217 0,134
33 224 25 0,112 0,299 0,217 0,134
34 160 74 0,463 0,314 0,217 0,119
144
Tabel 4.4 Perhitungan Peta Kendali P (Lanjutan)
Data Jumlah Sampel Jumalah Defect Proporsi UCL CL LCL
35 192 28 0,146 0,306 0,217 0,128
36 192 36 0,188 0,306 0,217 0,128
37 192 41 0,214 0,306 0,217 0,128
38 224 90 0,402 0,299 0,217 0,134
39 192 36 0,188 0,306 0,217 0,128
Jumlah 8032 1741
Rata - Rata 0,303 0,217 0,130
Contoh Perhitungan :
217,08032
1741
n
Pn
CL = P = 0,217
349,0
192
67
elJumlahSamp
ctJumlahDefe
1
n
p)-p(13pUCL
192
0,217)-0,217(130,217
= 0,306
n
p)-p(13pLCL
192
0,217)-0,217(130,217
= 0,128
145
Gambar 4.3 Peta Kendali P Produk Barrel 0.5 ml
Dari gambar peta kendali di atas bahwa terdapat 18 data yang berada diluar
batas spesifikasi yang ditentukan, dapat disimpulkan bahwa peta kendali
berada pada luar pengendalian statistikal yang disebabkan bervariasinya
presentase defect yang terjadi. Dimana ada beberapa data berada diluar batas
bawah pengendalian, dan ini tidak menjadi masalah besar karena semakin
kecilnya presentase defect maka semakin baik. Revisi dilakukan untuk
mengetahui kapabilitas proses produksi produk yang terkontrol dengan
membuang data – data yang berada diluar dari batas spesifikasi. Berikut ini
adalah data – data yang dilakukan revisi.
146
Tabel 4.5 Perhitungan Peta Kendali P Revisi 1
Data Jumlah Sampel Jumalah Defect Proporsi UCL CL LCL
2 192 40 0,208 0,278 0,193 0,107
3 192 57 0,297 0,278 0,193 0,107
4 192 43 0,224 0,278 0,193 0,107
5 224 45 0,201 0,272 0,193 0,114
7 192 34 0,177 0,278 0,193 0,107
9 192 41 0,214 0,278 0,193 0,107
13 192 32 0,167 0,278 0,193 0,107
16 224 38 0,170 0,272 0,193 0,114
17 192 38 0,198 0,278 0,193 0,107
18 192 29 0,151 0,278 0,193 0,107
21 192 52 0,271 0,278 0,193 0,107
23 224 39 0,174 0,272 0,193 0,114
24 192 28 0,146 0,278 0,193 0,107
25 192 36 0,188 0,278 0,193 0,107
28 256 65 0,254 0,267 0,193 0,119
29 256 37 0,145 0,267 0,193 0,119
31 192 26 0,135 0,278 0,193 0,107
35 192 28 0,146 0,278 0,193 0,107
36 192 36 0,188 0,278 0,193 0,107
37 192 41 0,214 0,278 0,193 0,107
39 192 36 0,188 0,278 0,193 0,107
Jumlah 4256 821
Rata - Rata 0,276 0,193 0,109
147
Gambar 4.4 Peta Kendali P Produk Barrel 0.5 ml Revisi 1
Dari hasil perhitungan dan melalui peta kendali revisi 1 ternyata masih ada
data yang berada diluar batas spesifikasi yaitu data ke – 3. Oleh karena itu
perlu dilakukan revisi kembali untuk menghilangkan data tersebut.
Tabel 4.6 Perhitungan Peta Kendali P Revisi 2
Data Jumlah Sampel Jumalah Defect Proporsi UCL CL LCL
2 192 40 0,208 0,273 0,188 0,103
4 192 43 0,224 0,273 0,188 0,103
5 224 45 0,201 0,266 0,188 0,110
7 192 34 0,177 0,273 0,188 0,103
9 192 41 0,214 0,273 0,188 0,103
13 192 32 0,167 0,273 0,188 0,103
16 224 38 0,170 0,266 0,188 0,110
17 192 38 0,198 0,273 0,188 0,103
18 192 29 0,151 0,273 0,188 0,103
148
Tabel 4.6 Perhitungan Peta Kendali P Revisi 2 (Lanjutan)
Data Jumlah Sampel Jumalah Defect Proporsi UCL CL LCL
21 192 52 0,271 0,273 0,188 0,103
23 224 39 0,174 0,266 0,188 0,110
24 192 28 0,146 0,273 0,188 0,103
25 192 36 0,188 0,273 0,188 0,103
28 256 65 0,254 0,261 0,188 0,115
29 256 37 0,145 0,261 0,188 0,115
31 192 26 0,135 0,273 0,188 0,103
35 192 28 0,146 0,273 0,188 0,103
36 192 36 0,188 0,273 0,188 0,103
37 192 41 0,214 0,273 0,188 0,103
39 192 36 0,188 0,273 0,188 0,103
Jumlah 4064 764
Rata - Rata 0,271 0,188 0,105
149
Gambar 4.5 Peta Kendali P Produk Barrel 0.5 ml Revisi 2
Pada peta kendali revisi 2 ini baru dapat dikatakan proses produksi berada
dalam batas spesifikasi dan dengan keadaan stabil dengan tidak ada data
proporsi yang berada diluar batas pengendalian. Dimana didapatkan nilai
Previsi = CL = 0,188, LCL = 0,105 dan LCL = 0,271.
4.2.2. Perhitungan Kapabilitas Proses
Perhitungan kapabilitas proses dilakukan pada peta kendali P yang telah
dilakukan revisi dimana berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai Previsi =
0,188. Maka nilai Kapabilitas Proses (Cp) :
Cp = 1 – P = 1 – 0,188 = 0,812
Dalam proses terkendali kapabilitas proses mencapai nilai 81,2%. Dimana
merupakan nilai yang cukup baik namun harus terus ditingkatkan kembali.
150
4.2.3. Perhitungan DPMO dan Level Sigma
Dimana perhitungan DPMO dan level sigma dengan langkah – langkah
sebagai berikut :
- Unit
Jumlah produk barrel 0.5 ml yang diinspeksi selama periode
produksi bulan Maret – April 2011 adalah sebanyak 8032 buah.
- Opportunities
Terdapat 10 karakteristik cacat yang dipilih sebagai CTQ penyebab
potensial kegagalan produk.
- Defect
Banyaknya defect produk barrel 0.5 ml yang terjadi selama proses
produksi selama periode Maret – April 2011 adalah sebanyak 1741
buah dari jumlah sampel sebanyak 8032 buah.
- Defect Per Unit (DPU)
217,08032
1741
U
DPUD
- Total Opportunities (TOP)
80320108032OPUTOP
- Defect Per Opportunities (DPO)
022,080320
1741
TOP
DPOD
- Defect Per Million Opportunities (DPMO)
797,21675000.000.1022,0000.000.1DPOPMOD
151
- Sigma Level (Tingkat Sigma)
Level Sigma = normsinv(1000000
DPMO-1000000)+15
= normsinv(1000000
21675,797-1000000)+15
= 3,520
Dari hasil perhitungan tingkat sigma yang dilakukan didapatkan nilai sigma
sebesar 3,520 untuk produk barrel 0.5 ml yang diteliti. Merupakan nilai
sigma yang masih cukup jauh umtuk mencapai nilai sigma sempurna yaitu 6.
Sehingga masih perlu dilakukan identifikasi dan analisa penyebab proses
menghasilkan defect sehingga dapat diberikan solusi perbaikan yang
diharapkan akan dapat meningkatkan level sigma sekarang.
4.2.4. Diagram Pareto
Berdasarkan data yang didapatkan dari perusahaan untuk produksi selama
bulan Maret – April 2011, didapatkan data jenis defect beserta jumlahnya
sebagai berikut :
Tabel 4.7 Jumlah dan Presentase Defect
Jenis Defect Jumlah
Defect
Presentase Presentase
Kumulatif
Flash 456 26,19% 26,19%
Scratch 444 25,50% 51,69%
Short Mould 220 12,64% 64,33%
Bubble 211 12,12% 76,45%
Flow Mark 122 7,01% 83,46%
152
Tabel 4.7 Jumlah dan Presentase Defect (Lanjutan)
Jenis Defect Jumlah
Defect
Presentase Presentase
Kumulatif
Fiber 120 6,89% 90,35%
Kontaminasi 75 4,31% 94,66%
Sink Mark 45 2,58% 97,24%
Bending 24 1,38% 98,62%
Dent 24 1,38% 100,00%
Jumlah 1741 100%
Co
un
t
Pe
rce
nt
C4
Count 48
Percent 26.2 25.5 12.6 12.1 7.0 6.9 4.3 2.6
456
2.8
Cum % 26.2 51.7 64.3 76.5 83.5 90.4 94.7 97.2
444
100.0
220 211 122 120 75 45
Othe
r
Sink
Mark
Kontam
inas
i
Fibe
r
Flow
Mark
Bubb
le
Short M
lould
Scratch
Flas
h
2000
1500
1000
500
0
100
80
60
40
20
0
Pareto Chart of Defect
Gambar 4.6 Diagram Pareto
Berdasarkan diagram Pareto diatas dapat diketahui jenis – jenis defect
beserta presentase kumulatifnya. Sesuai dengan prinsip Pareto yang
menyatakan aturan 80/20 dalam artian 80% masalah kualitas disebabkan
oleh 20% penyebab kecacatan, sehingga dipilih 5 jenis defect dengan
153
kumulatif mencapai 80% dengan asumsi bahwa 80% tersebut dapat
mewakili seluruh jenis defect yang terjadi.
Tabel 4.8 Jenis Defect yang akan Dianalisis
Jenis Defect Jumlah
Defect
Presentase Presentase
Kumulatif
Flash 456 26,19% 26,19%
Scratch 444 25,50% 51,69%
Short Mould 220 12,64% 64,33%
Bubble 211 12,12% 76,45%
Flow Mark 122 7,01% 83,46%
4.2.5. Diagram Sebab – Akibat (Cause and Effect) dan Diagram Five Why
1. Flash
Flash
Methods
Material
Machine
Man
kurang komunikasi
kurang pengawasan
kurang terampil
permukaan mouldmiring
celah longgar padamould
spesifikasi material tidaksesuai
temperatur terlalu tinggi
parameter mesin tidak sesuai
pengaturan speed tidaksesuai
Cause-and-Effect Diagram for Flash
Gambar 4.7 Diagram Cause and Effect Defect Flash
154
Flash
Pressure material
terlalu tinggi
Celah longgar pada
mould
Permukaan mould
miring
Temperatur tidak
sesuai
Spesifikasi material
tidak sesuai
Parameter mesin
tidak sesuai
Perbaikan yang
kurang teliti
Desain yang kurang
tepat
Insert protector
sudah aus/cacat
Pengaturan speed
terlalu tinggiKurang terampil
Kurang pengawasan
Tidak dilakukan
trial
Kurang komunikasi
dari bag. Produksi
ke bag. Warehouse
Gambar 4.8 Diagram Five Whys Defect Flash
Tabel 4.9 Brainstorming Penyebab defect Flash
Defect : Flash
Penyebab : Pressure material terlalu tinggi
Faktor Penyebab : Man, Machine, Method
Dalam pembentukan barrel, dimana terdapat pressure yang berfungsi untuk mendorong
material ke dalam nozzle yang kemudian akan dipanaskan/dilebur. Material akan masuk
melalui hopper kemudian pressure akan mendorong material tersebut kedalam nozzle,
dimana jika tekanan pressure terlalu tinggi akan menyebabkan material yang masuk
menjadi banyak dan melebih standar. Pressure yang terlalu tinggi ini juga disebabkan
kurang terampilnya operator dalam settingan kecepatan pressure terssebut
Penyebab : Celah longgar pada mould
155
Faktor Penyebab : Man, Machine
Penyebab utama juga yang menyebabkan defect flash adalah celah longgar pada mould
tersebut. Dimana dalam mould terdapat insert protector yang berfungsi untuk menahan
pencetakan agar material tersebut tidak keluar dari mould. Celah longgar ini terjadi
karena insert protector tersebut sudah aus/cacat sehingga menyebabkan lapisan luar
mould menjadi terdapat celah. Oleh karena itu dibutuhkan pengawasan yang lebih untuk
bisa memberikan oli pada insert protector sehingga gesekan yang timbul pada mould
tidak membuat cepat cacat.
Penyebab : Permukaan mould miring
Faktor Penyebab : Man, Machine
Dalam proses pencetakan, mould merupakan komponen mesin yang utama. Permukaan
mould yang miring akan membuat material yang dicetak akan keluar dari mulut mould.
Biasanya dalam mendesain mould kurangnya pengawasan dari operator dalam
mendesain cetakan mould dan juga kurangnya teliti dalam perbaikan cetakan mould
yang salah. Serta kurangnya trial dari operator untuk menguji apakah awal proses
pencetakan, barrel yang diproduksi sesuai dengan spesifikasi.
Penyebab : Temperatur tidak sesuai
Faktor Penyebab : Man, Method, Material
Temperatur dalam nozzle yang tidak sesuai akan membuat proses peleburan bahan baku
menjadi tidak stabil. Sehingga pada proses injection material yang seharusnya sudah
melebur menjadi terlalu lunak sehingga membuat cacat defect ini terjadi. Spesifikasi dari
material juga sangat diutamakan disini, jika spesifikasi dari material tidak sesuai maka
parameter dalam settingan mesin juga menjadi tidak sesuai sehingga cacat ini terjadi.
156
2. Scratch
Scratch
Methods Machine
Man
kurang pemeliharaan
kurang pengawasan
mould miring
mould (pin core)sudah aus/cacat
tidak dilakukan trial
desain cetakan tidak sesuai
pengaturan mould tidaksesuai
Cause-and-Effect Diagram for Scratch
Gambar 4.9 Diagram Cause and Effect Defect Scratch
Scratch Bersentuhan dengan
benda lain
Mould (pin core)
sudah aus/cacat
Kontaminasi logam
beratMould miring
Pengaturan mould
tidak sesuai
Terlalu sering
digunakan
Kurang
pemeliharaan
Desain cetakan tidak
sesuai
Tidak dilakukan
trial
Pemolesan core
kurang baik
Kurang pengawasan
Gambar 4.10 Diagram Five Whys Defect Scratch
157
Tabel 4.10 Brainstorming Penyebab defect Scratch
Defect : Scratch
Penyebab : Bersentuhan dengan benda lain
Faktor Penyebab : Man, Machine, Method
Defect ini disebabkan oleh bersentuhnya barrel pada saat injection dengan benda lain.
Sehingga terdapat scratch/gores pada permukaan body yang disebabkan oleh
kontaminasi dengan logam berat yaitu bertemunya core kedua base pada saat dicetaknya
barrel. Dimana timbul karena miringnya posisi dari permukaan mould yang disebabkan
oleh operator yang kurang mengawasi dalam mengatur posisi mould tersebut. Cetakan
mould (pin core) yang sudah aus merupakan factor penyebab yang dapat menimbulkan
defect ini, ini dikarenakan terlalu sering digunakannya mesin mould ini dan kurang
pemeliharaan oleh operator dalam melihat kondisi mould tersebut. Desain cetakan yang
tidak sesuai juga membuat defect dapat terjadi, dimana cetakan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi barrel yang diinginkan akan menimbulkan scratch karena desain mould yang
tidak sesuai membuat mould akan bersentuhan secara kasar.
3. Short Mould
Short
Mould
Methods
Material Man
kurang terampil
kurang pemeliharaan
kurang pengawasan
cacat pada permukaanmould
kurang pemeriksaanberkala
temperatur terlalutinggi
pengaturan speedinjection tidak sesuai
kecepatan presuretidak sesuai
Cause-and-Effect Diagram for Short Mould
Gambar 4.11 Diagram Cause and Effect Defect Short Mould
158
Short Mould
Pemberian material
kurang
Pressure terlalu
tinggi
Parameter tidak
sesuaiKurang pengawasan
Temperatur yang
fluktuatif
Pengapian yang
tidak stabilKurang terampil
Cacat pada
permukaan mould
Tidak ada
pemeriksaan berkala
Kurang
pemeliharaan
Ventilasi udara
kurang
Gambar 4.12 Diagram Five Whys Defect Short Mould
Tabel 4.11 Brainstorming Penyebab Defect Short Mould
Defect : Short Mould
Penyebab : Pemberian material yang kurang
Faktor Penyebab : Man, Method
Defect ini disebabkan karena kurangnya material yang masuk kedalam mould sehingga
produk barrel ini menjadi kekurangan bahan. Kurangnya pengawasan oleh operator
dalam mengatur parameter sehingga pressure terlalu tinggi sedangkan material yang
masuk kedalam injector tidak sesuai komposisi dari barrel tersebut.
Penyebab : Temperatur yang fluktuatif
Faktor Penyebab : Man, Method
Dalam proses injection temperature/suhu dari pengapian dalam nozzle juga sangat
159
penting. Dimana jika dalam proses pengapian yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
material tersebut menjadi terlalu lunak. Dan pada saat injector mendorong material
kedalam core untuk dicetak dan kemudian dilepas oleh ejector permukaan dari barrel
menjadi berubah bentuk karena kurangnya bahan.
Penyebab : Cacat pada permukaan mould
Faktor Penyebab : Man, Method, Machine
Permukaan mould yang sudah cacat juga dapat membuat defect ini terjadi. Dimana pada
saat proses injection berlangsung jika permukaan mould cacat maka bentuk dari barrel
tersebut akan berubah dimana material yang didorong masuk kedalam permukaan mould
akan keluar kembali karena cacatnya permukaan mould tersebut.
Penyebab : Ventilasi udara kurang
Faktor Penyebab : Man, Method, Machine
Jika dalam proses injection dimana material yang masuk didorong oleh injector kurang
udara. Karena saat permukaan mould menutup untuk membentuk barrel tersebut dan
material didorong masuk, seharusnya udara yang berada dalam cetakan keluar kemudian
material tersebut masuk untuk menutupi semua cetakan mould. Jika udara tersebut tidak
keluar maka material akan menjadi keluar dari cetakan mould sehingga timbullah defect
ini.
160
4. Bubble
Bubble
Methods
Material Man
kurang komunikasi
kurang terampil
kurang pemahaman
bahan baku lembab
penyimpanan material kurang baik
tidak ada pemeriksaan berkala
temperatur terlalu tinggi
Cause-and-Effect Diagram for Bubble
Gambar 4.13 Diagram Cause and Effect Defect Bubble
Bubble
Temperatur terlalu
tinggi
Temperatur cooling
tidak sesuai
Ventilasi udara (air
trap) tidak sesuai
Pengapian terlalu
besar di noozle
Kurang terampil
Bahan baku lembab
Kurang komunikasi
dari bag. Produksi
ke bag. Warehouse
Penyimpanan
material kurang baik
Parameter tidak
sesuaiKurang pemahaman
Tidak ada
pemeriksaan berkala
Gambar 4.14 Diagram Five Whys Defect Bubble
161
Tabel 4.12 Brainstorming Penyebab Defect Bubble
Penyebab : Temperatur yang fluktuatif
Faktor Penyebab : Man, Method
Dalam proses injection temperature/suhu dari pengapian dalam nozzle juga sangat
penting. Dimana jika dalam proses pengapian yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
material tersebut menjadi terlalu lunak. Dan pada saat injector mendorong material
kedalam core untuk dicetak dan kemudian dilepas oleh ejector permukaan dari barrel
menjadi berubah bentuk karena kurangnya bahan.
Penyebab : Cacat pada permukaan mould
Faktor Penyebab : Man, Method, Machine
Permukaan mould yang sudah cacat juga dapat membuat defect ini terjadi. Dimana pada
saat proses injection berlangsung jika permukaan mould cacat maka bentuk dari barrel
tersebut akan berubah dimana material yang didorong masuk kedalam permukaan mould
akan keluar kembali karena cacatnya permukaan mould tersebut.
Penyebab : Ventilasi udara kurang
Faktor Penyebab : Man, Method, Machine
Jika dalam proses injection dimana material yang masuk didorong oleh injector kurang
udara. Karena saat permukaan mould menutup untuk membentuk barrel tersebut dan
material didorong masuk, seharusnya udara yang berada dalam cetakan keluar kemudian
material tersebut masuk untuk menutupi semua cetakan mould. Jika udara tersebut tidak
keluar maka material akan menjadi keluar dari cetakan mould sehingga timbullah defect
ini.
162
5. Flow Mark
Flow
Mark
Methods
Man
kurang terampil
parameter tidaksesuai
pressure yang tinggi
Cause-and-Effect Diagram for Flow Mark
Gambar 4.15 Diagram Cause and Effect Defect Flow Mark
Flow Mark
Jumlah padatan
material kurang
Pressure terlalu
tinggi
Parameter tidak
sesuaiKurang terampil
Gambar 4.16 Diagram Five Whys Defect Flow Mark
163
Tabel 4.13 Brainstorming Penyebab Defect Flow Mark
Defect : Flow Mark
Penyebab : Jumlah padatan material kurang
Faktor Penyebab : Man, Method
Defect ini disebabkan karena kurangnya material/kurang padat yang masuk kedalam
mould sehingga timbullah gelombang (seperti kempot). Dimana pada saat injector
mendorong material yang telah dileburkan masuk kedalam cetakan mould, padatan
material yang kurang tersebut tidak memenuhi seluruh cetakan mould sehingga
timbulah defect ini. Pressure dari mesin yang terlalu tinggi membuat material yang
masuk tidak sesuai kompisisi yang telah ditentukan
4.2.6. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Tabel 4.14 FMEA Defect Flash
CTQ
Modus
Kegagalan
Potensial
Efek
Potensial
Modus
Kegagalan
Nilai
RPN
Sebab
Potensial
Modus
Kegagalan
Pengendalian
S O D
Flash
Pressure
material
terlalu tinggi
Material yang
didorong oleh
injector
berlebihan
8 7 6 336
Operator
kurang
terampil
dalam
pengaturan
kecepatan
Pengawasan
dan pelatihan
oleh bagian
Produksi yang
lebih
berpengalaman
164
Tabel 4.14 FMEA Defect Flash (Lanjutan)
CTQ
Modus
Kegagalan
Potensial
Efek
Potensial
Modus
Kegagalan
Nilai
RPN
Sebab
Potensial
Modus
Kegagalan
Pengendalian
S O D
Flash
Celah
longgar pada
mould Material yang
didorong oleh
injector
keluar dari
cetakan
mould
9 7 6 378
Mesin yang
sudah
aus/cacat dan
operator yang
kurang
terampil
dalam
mendesain
cetakan
mould
Pengawasan
pada mesin
terutama
pada cetakan
mould.
Melakukan
pemahaman
pada operator
dalam
perbaikan
mould.
Permukaan
mould miring
8 5 6 240
Temperatur
tidak sesuai
Material
terlalu lunak
dalam proses
injection
8 5 6 240
Parameter
dan
spesifikasi
material tidak
sesuai
Pembuatan
standar waktu
settingan dan
temperatur
mesin.
165
Tabel 4.15 FMEA Defect Scratch
CTQ
Modus
Kegagalan
Potensial
Efek
Potensial
Modus
Kegagalan
Nilai
RPN
Sebab
Potensial
Modus
Kegagalan
Pengendalian
S O D
Scratch
Kontaminasi
logam berat
Barrel
bersentuhan
dengan benda
lain pada saat
proses
injection
7 6 5 210
Mesin yang
sudah
aus/cacat dan
operator yang
kurang
terampil
dalam
settingan
mould dan
mendesain
cetakan
mould. Serta
perbaikan
cetakan
kurang baik.
Pengawasan
pada mesin
terutama pada
cetakan mould.
Melakukan
pemahaman
pada operator
dalam
perbaikan
mould.
Dilakukan
pemeliharaan
berkala dan
dilakukan trial.
Mould (pin
core) sudah
aus/cacat
7 5 5 175
Desain
cetakan tidak
sesuai
9 8 7 504
166
Tabel 4.16 FMEA Defect Short Mould
CTQ
Modus
Kegagalan
Potensial
Efek
Potensial
Modus
Kegagalan
Nilai
RPN
Sebab
Potensial
Modus
Kegagalan
Pengendalian
S O D
Short
Mould
Pemberian
material yang
kurang
Kurangnya
pembentukan
material yang
akan dicetak
serta proses
pengapian
yang tidak
stabil
7 7 6 294
Kurang
terampilnya
dan
pengawasan
operator
dalam
pengaturan
parameter
dalam mesin
dan
pemberian
material.
Pengawasan
yang dilakukan
pada material
yang akan
digunakan
serta
melakukan
settingan pada
parameter
pressure untuk
melakukan
injection. Dan
juga dalam
settingan
temperature.
Pressure
yang terlalu
tinggi
7 5 5 175
Temperatur
yang
fluktuatif
6 5 6 180
167
Tabel 4.16 FMEA Defect Short Mould (Lanjutan)
CTQ
Modus
Kegagalan
Potensial
Efek
Potensial
Modus
Kegagalan
Nilai
RPN
Sebab
Potensial
Modus
Kegagalan
Pengendalian
S O D
Short
Mould
Cacat pada
permukaan
mould
Pembentukan
material
menjadi tidak
maksimal
9 7 6 378
Pemakaian
mesin yang
terlalu sering
dan juga
tidak adanya
pemeriksaan
berkala
terhadap
cetakan dan
permukaan
mould
Dilakukan
pemeliharaan
dan perbaikan
secara berkala
dan melakukan
pelatihan
untuk
pemahaman
operator dalam
proses
perbaikan
tersebut.
Kurangnya
ventilasi
udara dalam
cetakan
6 3 4 72
168
Tabel 4.17 FMEA Defect Bubble
CTQ
Modus
Kegagalan
Potensial
Efek
Potensial
Modus
Kegagalan
Nilai
RPN
Sebab
Potensial
Modus
Kegagalan
Pengendalian
S O D
Bubble
Temperatur
terlalu tinggi Membuat
material
menjadi
terlalu lunak
dan suhu
menjadi tidak
homogen
8 6 6 288
Kurangnya
pemahaman
operator
dalam
settingan
parameter
mesin akan
suhu serta
penyimpanan
material yang
kurang baik
dan tidak
sesuai.
Melakukan
pemahaman
terhadap
operator dan
pelatihan oleh
bagian produk
yang lebih
berpengalaman
.
Membuat
standar
settingan
temperatur
untuk setiap
material
Temperatur
cooling tidak
sesuai
5 3 5 75
169
Tabel 4.17 FMEA Defect Bubble (Lanjutan)
CTQ
Modus
Kegagalan
Potensial
Efek
Potensial
Modus
Kegagalan
Nilai
RPN
Sebab
Potensial
Modus
Kegagalan
Pengendalian
S O D
Bubble
Ventilasi
udara tidak
sesuai
Terdapat
gelembung
udara pada
saat proses
pencetakan
dan material
tidak
memenuhi
seluruh
permukaan
mould
7 5 4 140
Kurang
terampil dan
kurang
pemahaman
operator
dalam
memperbaiki
dan
melakukan
setting
permukaan
mould
Melakukan
pelatihan bagi
operator oleh
bagian
produksi yang
berpengalaman
.
Dilakukan
pemeriksaan
berkala
terhadap setiap
komponen
mould.
170
Tabel 4.18 FMEA Defect Flow Mark
CTQ
Modus
Kegagalan
Potensial
Efek
Potensial
Modus
Kegagalan
Nilai
RPN
Sebab
Potensial
Modus
Kegagalan
Pengendalian
S O D
Flow
Mark
Jumlah
padatan
material
kurang
Barrel tidak
berbentuk
sempurna
8 5 6 240
Parameter
padatan
material yang
akan masuk
kedalam
hopper
kurang.
Melakukan
pemeriksaan
dan trial dalam
setiap proses
injection.
Membuat
standar
parameter.
Pressure
material
terlalu tinggi
Barrel
menjadi
penyok
(seperti
kempot)
7 6 8 336
Kurang
termapilnya
operator
dalam
settingan
kecepatan
pressure yang
tidak sesuai
Melakukan
pelatihan
terhadap
operator akan
settingan
kecepatan
mesin.
171
4.2.7. Usulan Perbaikan
Usulan perbaikan difokuskan pada penyebab – penyebab defect dengan nilai
RPN yang dominan yang ada pada setiap jenis defect. Sehingga penyelesaian
masalah diharapkan dapat diutamakan pada penyebab – penyebab modis
kegagalan yang dominan. Berikut tabel dari failures dengan nilai RPN yang
dominan beserta action untuk usulan perbaikannya.
Tabel 4.19 Usulan Perbaikan pada Setiap Modus Kegagalan
Failures Actions
Pressure dari mesin menuju nozzle
terlalu tinggi
Pembuatan standar operasi tekanan
dari pressure.
Permukaan mould yang miring
sehingga membuat celah longgar
pada mulut mould.
Pengawasan pada mesin terutama
pada cetakan mould serta melakukan
pemeriksaan berkala pada permukaan
mould.
Temperatur yang tidak stabil (naik
atau turun)
Mengkomunikasikan keadaan
temperatur agar temperature sesuai
dengan spesifikasi material yang
ditentukan.
Kontaminasi logam berat akibat
settingan moulding yang salah
Mebuat standar posisi dari mould
yang tepat agar tidak terjadi benturan
yang membuat cacat pada produk.
172
Tabel 4.19 Usulan Perbaikan pada Setiap Modus Kegagalan (Lanjutan)
Failures Actions
Mould (pin core) sudah aus/cacat
karena terlalu sering digunakan
Pemberian pelumas yang teratur serta
melakukan pemeriksaan berkala dan
trial pada awal proses untuk
pencegahan produk cacat.
Desain dari cetakan mould tidak
sesuai dengan spesifikasi
Dilakukan pemahaman terhadap
operator dalam perbaikan cetakan
mould yang salah serta sesuai
spesifikasi.
Pemberian/padatan material yang
kurang pada saat material masuk ke
dalam hopper
Mengkomunikasikan dari bagian
produksi ke bagian warehouse serta
pemahaman terhadap operator untuk
pengawasan material. Serta membuat
standar dari komponen material yang
akan diproduksi
Kurangnya ventilasi (air trap)
dalam mould
Melakukan pemeriksaan berkala pada
mould serta meberikan pemahaman
kepada operator untuk melakukan
pengawasan pada awal proses
produksi.
173
Pembuatan standar operasi kerja pada operator
Pembuatan standar operasi kerja ini dibuat agar setiap operator
mengetahui job desk mereka terutama dalam settingan dan parameter
dari mesin. Dimana di OneJect sendiri dalam tiap shift hanya
mempunyai satu operator yang hanya mengontrol kerja tiap mesin, oleh
karena itu perlu dilakukan pemahaman juga untuk operator dalam
pengawasan terhadap mesin. Sehingga parameter yang telah di-setting
dapat sesuai dengan spesifikasi material tersebut.
Pengecekan berkala terhadap setiap komponen – komponen
moulding
Dimana komponen – komponen utama dari mould itu sendiri
diantaranya : hopper, pressure, nozzle, injector, core, pin core, ejector
dan cooling. Oleh karena itu perlu dibuat suatu standar pemeriksaan
berkala sehingga setiap kerja mesin dapat bekerja dengan optimal. Serta
komponen – komponen pendukung seperti pelumas untuk diberikan
pada pincore sebagai cetakan yang sering digunakan dan mengalami
gesekan yang sering harus sering diperhatikan. Ventilasi (air trap) juga
harus diperhatikan karena udara yang berada cetakan mould, karena
dapat membuat cacat short mould.
Penyesuaian speed produksi, temperatur nozzle, temperatur cooling
dan kecepatan pressure sesuai dengan jenis produk
174
Membuat standar parameter mulai dari speed produksi, temperatur
nozzle dan cooling serta kecepatan pada pressure material yang tepat
susai dengan spesifikasi produk. Speed produksi yang terlalu cepat dapat
menimbulkan scratch dan flash pada permukaan body barrel. Dimana
kecepatan produksi yang terlalu tinggi juga dapat membuat temperatur
material pada noozle menjadi turun sehingga pada saat injector
mendorong material ke dalam core dapat menyebabkan berbagai defect
pada barrel tersebut. Begitu juga temperatur pada cooling, jika
temperatur cooling tidak sesuai dengan spesifikasi material maka barrel
pada saat pencetakan tidak terbentuk dengan maksimal.
Oleh karena itu keempat variabel tersebut perlu dilakukan
penyesuaian satu sama lain dengan melihat dari spesifikasi material
serta kemampuan mesin agar dapat menghasilkan produk yang baik.
Dibutuhkan juga kerja sama dari pihak warehouse, produksi serta
operator untuk bisa mengkomunikasikan setiap proses yang dilakukan
agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Memberikan pemahaman terhadap operator mengenai kualitas
dengan training
Pemberian pemahaman terhadap operator dapat dilakukan dengan
training oleh pihak yang terkait yang berpengalaman. Dimana dalam
training tersebut operator dijelaskan mengenai masalah – masalah
kualitas produk yang berpengaruh besar pada perusahaan dan pada
operator itu sendiri. Dimana dalam training tersebut operator diberikan
175
pengertian bahwa yang bertanggung jawab untuk menjaga kualitas adlah
seluruh personil yang bekerja dalam perusahaan.
Kemudian juga dijelaskan mengenai prosedur – prosedur kerja
yang baik untuk menghasilkan produk yang berkualitas serta standar –
standar pengaturan komponen dan penyesuaian pada masing – masing
komponen tersebut. Sehingga jika operator tersebut masih kurang
berpengalaman, dapat mengerti dengan baik cara kerja proses produksi
yang tepat.
Penetapan spesifikasi dari material yang telah ditentukan
Dimana dalam produksi barrel ini bahan utamanya adalah
polypropylene tipe R10HO. Perlu dilakukan penyesusaian parameter
mesin dengan spesifikasi dari material tersebut. Dimana dalam proses
peleburan bahan baku terkadang settingan mesin dengan material tidak
sesuai, mulai dari tekanan angin, temperatur di nozzle sampai pada
cetakan mould. Oleh karena perlu dilakukan penetapan spesifikasi dari
material tersebut sehingga dapat disesuaikan dengan parameter mesin
moulding.
4.2.8. Peningkatan Kualitas Melalui FMEA
Pembuatan FMEA pertama kali dilakukan pada saat melakukan analisa
terhadap keadaan yang telah ada, menghasilkan pengendalian –
pengendalian untuk perbaikan proses. Setelah usulan – usulan perbaikan
dilakukan diharapkan akan menghasilkan suatu keadaan yang lebih baik
176
daripada sebelumnya. Oleh karena itu FMEA harus diupdate berupa severity,
occurance dan detection setelah tindakan perbaikan dilakukan untuk
mengetahui pengaruh dari tindakan perbaikan yang dilakukan. Jika tidak
terjadi perubahan pada RPN maka harus dipikirkan tindakan lanjut
perbaikan.
Pembuatan FMEA harus dilakukan secara berlanjut dimana pengawasa
terhadap kesalahan – kesalahan yang terjadi pada proses harus terus menerus
dilakukan dan ditanggulangi. Semakin kecil RPN yang dihasilkan maka akan
semakin baik proses yang telah dijalankan.
4.2.9. Peningkatan Kualitas Melalui Control Chart
Pengendalian kualitas secara statistikal juga harus selalu dilakukan secara
berlanjut untuk mengetahui apakah kualitas produk yang dihasilkan masih
berada dalam pengendalian statistikal atau tidak. Diharapkan setelah
perbaikan – perbaikan telah dilakukan akan kualitas produk yang dihasilkan
harus dibandingkan dengan keadaan sebelumnya untuk dilakukan
peningkatan perbaikannya.
Peta Kendali P
Pengendalian tingkat defect tersebut dilakukan dengan data tingkat defect
terhadap jumlah produksi yang merupakan data atribut dan mempunyai
jumlah sampel yang berbeda pada setiap percobaan sehingga digunakan peta
kendali P ini.
177
4.2.10. Simulasi Peningkatan Nilai Sigma
Simulasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa peningkatan yang dapat
diberikan dengan usulan perbaikan yang telah dilakukan. Penerapan usulan
perbaikan dan pengendalian kualitas yang dilakukan menggunakan tools –
tools yang telah dilakukan sebelumnya diharapkan dapat menurunkan nilai
dari DPMO produk sekitar 10% hingga 90%, dimana penurunan nilai DPMO
akan meningkatkan nilai dari level sigma.
Tabel 4.20 Tabel Simulasi Peningkatan Nilai Sigma
No Jumlah
Sampel
Jumlah
Defect
Penurunan Tingkat Proporsi Cacat
10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
1 192 67 60,3 53,6 46,9 40,2 33,5 26,8 20,1 13,4 6,7
2 192 40 36 32 28 24 20 16 12 8 4
3 192 57 51,3 45,6 39,9 34,2 28,5 22,8 17,1 11,4 5,7
4 192 43 38,7 34,4 30,1 25,8 21,5 17,2 12,9 8,6 4,3
5 224 45 40,5 36 31,5 27 22,5 18 13,5 9 4,5
6 192 68 61,2 54,4 47,6 40,8 34 27,2 20,4 13,6 6,8
7 192 34 30,6 27,2 23,8 20,4 17 13,6 10,2 6,8 3,4
8 224 23 20,7 18,4 16,1 13,8 11,5 9,2 6,9 4,6 2,3
9 192 41 36,9 32,8 28,7 24,6 20,5 16,4 12,3 8,2 4,1
10 160 56 50,4 44,8 39,2 33,6 28 22,4 16,8 11,2 5,6
11 160 51 45,9 40,8 35,7 30,6 25,5 20,4 15,3 10,2 5,1
12 192 60 54 48 42 36 30 24 18 12 6
13 192 32 28,8 25,6 22,4 19,2 16 12,8 9,6 6,4 3,2
14 224 77 69,3 61,6 53,9 46,2 38,5 30,8 23,1 15,4 7,7
178
Tabel 4.20 Tabel Simulasi Peningkatan Nilai Sigma (Lanjutan)
No Jumlah
Sampel
Jumlah
Defect
Penurunan Tingkat Proporsi Cacat
10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
15 224 27 24,3 21,6 18,9 16,2 13,5 10,8 8,1 5,4 2,7
16 224 38 34,2 30,4 26,6 22,8 19 15,2 11,4 7,6 3,8
17 192 38 34,2 30,4 26,6 22,8 19 15,2 11,4 7,6 3,8
18 192 29 26,1 23,2 20,3 17,4 14,5 11,6 8,7 5,8 2,9
19 256 78 70,2 62,4 54,6 46,8 39 31,2 23,4 15,6 7,8
20 256 21 18,9 16,8 14,7 12,6 10,5 8,4 6,3 4,2 2,1
21 192 52 46,8 41,6 36,4 31,2 26 20,8 15,6 10,4 5,2
22 224 81 72,9 64,8 56,7 48,6 40,5 32,4 24,3 16,2 8,1
23 224 39 35,1 31,2 27,3 23,4 19,5 15,6 11,7 7,8 3,9
24 192 28 25,2 22,4 19,6 16,8 14 11,2 8,4 5,6 2,8
25 192 36 32,4 28,8 25,2 21,6 18 14,4 10,8 7,2 3,6
26 192 17 15,3 13,6 11,9 10,2 8,5 6,8 5,1 3,4 1,7
27 256 24 21,6 19,2 16,8 14,4 12 9,6 7,2 4,8 2,4
28 256 65 58,5 52 45,5 39 32,5 26 19,5 13 6,5
29 256 37 33,3 29,6 25,9 22,2 18,5 14,8 11,1 7,4 3,7
30 192 12 10,8 9,6 8,4 7,2 6 4,8 3,6 2,4 1,2
31 192 26 23,4 20,8 18,2 15,6 13 10,4 7,8 5,2 2,6
32 224 69 62,1 55,2 48,3 41,4 34,5 27,6 20,7 13,8 6,9
33 224 25 22,5 20 17,5 15 12,5 10 7,5 5 2,5
34 160 74 66,6 59,2 51,8 44,4 37 29,6 22,2 14,8 7,4
35 192 28 25,2 22,4 19,6 16,8 14 11,2 8,4 5,6 2,8
36 192 36 32,4 28,8 25,2 21,6 18 14,4 10,8 7,2 3,6
37 192 41 36,9 32,8 28,7 24,6 20,5 16,4 12,3 8,2 4,1
38 224 90 81 72 63 54 45 36 27 18 9
179
Tabel 4.20 Tabel Simulasi Peningkatan Nilai Sigma (Lanjutan)
No Jumlah
Sampel
Jumlah
Defect
Penurunan Tingkat Proporsi Cacat
10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
39 192 36 32,4 28,8 25,2 21,6 18 14,4 10,8 7,2 3,6
Total 8032 1741 1566,9 1392,8 1218,7 1044,6 870,5 696,4 522,3 348,2 174,1
DPMO 21675,8 19508,2 17340,6 15173,1 13005,5 10837,9 8670,32 6502,74 4335,16 2167,58
Nilai Sigma 3,520 3,564 3,612 3,666 3,726 3,796 3,879 3,984 4,125 4,353
Berdasarkan hasil simulasi diatas dapat dilihat tingkat defect yang menurun
yang memberikan dampak nilai dari DPMO yang menurun dan kenaikan
dari nilai sigma. Setelah dilakukan brainstorming dengan pihak perusahaan
yaitu bagian QC dan bagian produksi, berdasarkan usulan – usulan perbaikan
yang dikemukakan diperoleh peningkatan pengendalian kualitas yang
mungkin dicapai sekitar 20% - 50%. Dimana peningkatan tersebut dapat
dicapain dengan usulan perbaikan pada faktor Method, Man, Machine,
Material. Method > Man > Machine > Material
180
4.3. Analysis Document Perancangan Sistem Informasi Pengendalian
Kualitas PT. OneJect
4.3.1. Analisis Sistem Berjalan
PT. OneJect merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi
alat suntik dari berbagai jenis ukurannya. Dimana alat suntik biasanya
digunakan pada rumah – rumah sakit, klinik kedokteran, dll. Oleh karena itu
keamanan dan kualitas produk tersebut sangat diutamakan bagi konsumen.
Dimana kualitas tersebut dapat diwujudkan dengan memenuhi spesifikasi
standar dari pengendalian suntikan tersebut.
Walaupun OneJect telah mempunyai sistem yang baik dalam proses
bisnisnya, namun dalam proses pengendalian kualitas masih menggunakan
sistem manual. Dimana semua data yang didapatkan dalam bentuk lembaran
kertas (inspection sheet) yang diisi secara manual oleh operator. Operator
QC akan mengisi inspection sheet dalam sebuah kertas dengan format yang
telah ditentukan begitu juga oleh operator QA. Kemudian dari data tersebut
akan dibuat rangkuman dalam untuk dibuatkan laporan mingguan dan
bulanan dengan menggunakan Microsoft Excel dan di-print sebagai bahan
rapat/meeting dengan pihak manajemen Manager QC/QA.
Selain itu OneJect belum menerapkan proyek Six Sigma (DMAIC) dalam
melakukan proses pengendalian kualitasnya, sehingga proses pengendalian
kualitasnya belum terstruktur. Dimana proses analisa dari pengendalian
kualitasnya dilakukan oleh satu orang supervisor dari bagian QC dengan
bantuan software statistic dalam bentuk diagram (Tabel, Pie Chart dan
181
Histogram). Kemudian data tersebut disimpan dalam bentuk hardcopy dalam
sebuah map yang disusun sebuah rak sebagai bahan analisa selanjutnya.
Produksi Staff QC
Supervisor QC
Manager QC/QA
Staff QA
1. Data Produk 2. Data Jenis – Jenis Produk
4. Laporan Inspeksi Harian QC
6. Laporan Inspeksi Bulanan
5. Laporan Inspeksi Mingguan
7. Laporan Hasil Statistik
3. Laporan Inspeksi Harian
Gambar 4.17 Rich Picture Sistem Berjalan
4.3.2. The Task
4.3.2.1. Purpose
Pengendalian kualitas merupakan salah satu aktivitas yang penting dan
utama dalam proses produksi PT.OneJect. Dimana sistem informasi
diperlukan untuk menunjang proses pengendalian kualitas dengan
menggunakan tools – tools pengendalian kualitas secara lebih efektif. Sistem
ini bertujuan untuk dapat menghasilkan informasi – informasi yang
dibuthkan dalam proses pengendalian kualitas perusahaan dengan lebih
cepat, lengkap dan akurat agar dapat menghasilkan keputusan yang efektif
dan efesien terkait dengan upaya perbaikan proses.
182
4.3.2.2. System Definition
Sistem informasi ini dirancang untuk mendukung proses pengendalian
kualitas dengan menggunakan metode Six Sigma (DMAIC). Sistem ini
berperan dalam penyediaan informasi maupun tools – tools pengendalian
kualitas secara statistikal. Gambaran definisi sistem secara keseluruhan dapat
disimpulkan dalam kriteria FACTOR berikut :
Tabel 4.21 FACTOR Analysis
Functionality
Sistem digunakan untuk mendukung aliran informasi
pada proses pengendalian kualitas pada perusahaan
dan menyediakan tools – tools pengendalian kualitas
yang dapat mengolah data – data menjadi informasi
untuk mendukung roses pengendalian kualitas secara
statistikal maupun perbaikan kualitas.
Actor
Pengguna sistem ini adalah user yang berkpentingan
dengan perbaikan kualitas yaitu, bagian QC/QA serta
staff dan produksi.
Condition Pengguna yang akan menggunakan sistem ini sudah
mendapatkan pelatihan sebelumnya.
Technology
Sistem dapat dijalankan dengan PC, LAN, printer serta
server. Dimana untuk setiap client menggunakan
operating system Microsoft Windows XP dan
menggunakan Visual Basic 6.0 untuk aplikasi sistem
ini serta Microsoft Access 2000 untuk aplikasi
database.
183
Tabel 4.21 FACTOR Analysis (Lanjutan)
Object
Produk, Produksi, Defect, Inspeksi_QC,
Detil_Inspeksi_QC, Inspeksi_QA, Box,
Cause_and_Effect, Five_Why, FMEA
Responbility
Sistem dapat digunakan sebagai pertimbangan oleh
manajemen atas pada departemen QC/QA yang
mendukung pengambilan keputusan dalam hal
pengendalian dan peningkatan kualitas. Dimana sistem
ini memberikan informasi mengenai batas
pengendalian statistical produk defect serta analisis –
analisis yang dibuat untuk perbaikan pada proses
produksi
4.3.2.3. Context
4.3.2.3.1. Problem Domain
Berdasarkan gambaran dari sistem yang sedang berjalan, maka dibuatlah
perubahan pada sistem pengendalian kualitas usulan untuk OneJect. Berikut
ini gambar dari rich picture yang diusulkan beserta penjelasannya.
184
1. Data Produk
2. Data Produksi
3. Data Jenis Defect
4. Data Hasil Inspeksi QC
5. Data Box
6. Data Hasil Inspeksi QA
13. Hasil Analisis
(Cause and Effect Analysis, Five Why)
12. Control Chart
Dan Diagram PAreto
14. Rekomendasi Perbaikan
(FMEA)
11. Definisi Proyek
7. Laporan Inspeksi QC Harian
8. Laporan Inspeksi QA Harian
9. Laporan Inspeksi QC Bulanan
10. Laporan Inspeksi QA Bulanan
Gambar 4.18 Rich Picture Sistem Quality Control Usulan
1. Sistem dimulai dengan pendataan jenis – jenis produk yang akan
diproduksi beserta karakteristiknya sebagai informasi untuk proses
inspeksi.
2. Selain itu juga, data produksi juga didata dalam setiap harinya per shift
oleh staff bagian produksi. Dimana data produksi terdapat informasi
mengenai produk yang diproduksi, shift, line produksi, kecepatan
produksi serta jumlah produk yang dihasilkan.
3. Staff bagian QC akan melakukan pendataan mengenai jenis – jenis
defect yang terjadi sebelumnya dalam database defect, dimana akan
185
terdapat penyebab – penyebab utama dari setiap jenis defect yang
pernah terjadi. Dan setiap inpeksi yang didata akan dicetak sebagai
laporan kepada manager QC.
4. Setelah itu dilanjutkan dengan mendata setiap jenis defect apa saja yang
terjadi selama proses inspeksi oleh staff QC. Dimana akan didata jumlah
dari setiap defect yang muncul pada shift produksi tersebut.
5. Dimana dari setiap shift unit produksi akan letakkan pada box yang
terdapat pada setiap line produksi. Jika dalam satu box sudah memenuhi
kapasitas yang telah ditentukan, maka bagian QA akan melakukan
pendataan jumlah dalam box yang dihasilkan dalam satu shift dan line
produksi. Kemudian dibuat laporan kepada manager QC.
6. Berdasarkan data jumlah dalam satu box yang telah didata, kemudian
akan dilakukan inspeksi dengan mengambil sejumlah sampel dari box
tersebut untuk didata jumlah dan jenis defect yang terjadi pada setiap
box untuk menentukan box tersebut direlease atau tidak.
7. Dari hasil inspeksi QC akan dicetak laporan untuk manager QC.
8. Dari hasil Inspeksi QA juga akan dicetak laporan untuk manager QC.
9. Pada setiap bulannya berdasarkan data hasil dari inspeksi QC akan
dibuat laporan bulanan.
10. Pada setiap bulannya berdasarkan data hasil dari inspeksi QA akan
dibuat laporan bulanan.
11. Berdasarkan laporan harian dan laporan bulanan, manager QC dapat
menetukan proyek Six Sigma (DMAIC) yang akan dilakukan dengan
186
mendefinisikan proyek. Sumber data yang digunakan untuk analisis
dapat berasal dari data inspeksi QC maupun inspeksi QA.
12. Berdasarkan definisi sistem yang dilakukan oleh manajer QC,
supervisor akan membuat control chart untuk menentukan pengendalian
kualitas dan diagram pareto untuk menentukan jenis defect yang
dominan dan kemudian akan dianalisa.
13. Kemudian akan dilanjutkan dengan penganalisaan penyebab defect
dengan diagram Cause and Effect dan Five Why oleh supervisor QC.
Hasil dari analisis yang dilakukan akan disimpan sebagai bahan analisis
untuk proyek selanjutnya.
14. Berdasarkaan hasil dari analisis akan dibuat pengendalian oleh manager
QC dengan tabel FMEA terhadap setiap jenis defect yang muncul, yang
diharapkan dengan menerapkan pengendalian kualitas tersebut jumlah
defect dapat berkurang.
4.3.2.3.2. Application Domain
Sistem informasi pengendalian kualitas pada PT. OneJect akan digunakan
oleh divisi Quality Control dan Quality Assurance untuk mendukung proses
pengendalian kualitas yang menjuju ke arah six sigma.
187
Tabel 4.22 User dari Sistem
Staff Produksi Menggunakan sistem ini untuk medata setiap data
produksi yang terjadi serta data jenis – jenis produk
yang pernah diproduksi dengan spesifikasi masing -
masing
Staff QC Mendata setiap jenis defect yang pernah terjadi beseta
karakteristik dan penyebab utamanya, mendata setiap
hasil inspeksi pada produk per shift yang dilakukan oleh
bagian QC serta membuat laporan harian dan bulanan
sebagai analisis pengendalian kualitas
Staff QA Mendata setiap box yang telah melewati proses inspeksi
QC, mendata setiap hasil inspeksi pada box per shift
yang yang dilakukan oleh bagian QA serta membuat
laporan harian dan bulanan sebagai analisis
pengendalian kualitas
Supervisor QC Membuat control chart dan pareto diagram berdasarkan
hasil dari inspeksi QC atau inspeksi QA, menganalisa
penyebab terjadinya defect sesuai dengan faktor – factor
penyebab dengan membuat Cause and Effect Diagram.
Menganalisa akar penyebab yang terjadi dengan
menggunakan diagram Five Why.
Manager QC Melihat data histori yang berhubungan dengan
pengendalian kualitas dan menggunakan sistem untuk
mendefinisikan proyek Six Sigm (DMAIC) dan
menganalisa penyebab potensial dan menentukan
pengendalian yang dapat dilakukan dengan
menggunakan tabel FMEA
188
4.3.3. Problem Domain
4.3.3.1. Cluster
Terdapat 7 buah cluster untuk melakukan pengelompokan class- class pada
class diagram yaitu : cluster produk, cluster produksi, cluster defect, cluster
inspeksi QC, cluster inspeksi QA, cluster analisis dan cluster proyek.
<<cluster>>
Produk
Produk
Gambar 4.19 Cluster Produk
<<cluster>>
Produksi
Produksi
Gambar 4.20 Cluster Produksi
189
<<cluster>>
Defect
Defect
Gambar 4.21 Cluster Defect
<<cluster>>
Inspeksi_QC
Inspeksi_QC
Gambar 4.22 Cluster Inspeksi QC
<<cluster>>
Inspeksi_QA
Inspeksi_QA
Box1
1..*
Gambar 4.23 Cluster Inspeksi QA
190
<<cluster>>
Analisis
Cause_and_Effect Five_Why
1 1
FMEA
1 1
Gambar 4.24 Cluster Analisis
<<cluster>>
Proyek
Proyek
Gambar 4.25 Cluster Proyek
4.3.3.2. Structures
Class diagram ini dibuat untuk menunjukan hubungan dari class – class
yang terbentuk untuk membuat sistem pengendalian kualitas. Dimana
terdapat 10 class yang saling terhubung dengan hubungan asosiasi, yaitu :
Produk, Produksi, Box, Inspeksi_QC, Defect, Inspeksi_QA,
Cause_and_Effect, Five_Why, FMEA dan Proyek
191
-Kode_Produk
-Nama_Produk
-Height
-Weight
-Diameter
-Shape
-Capacity
Produk-Kode_Produksi
-Kode_produk
-Line_Produksi
-Shift_Produksi
-Speed_Produksi
-Capacity_Produksi
Produksi
-Nomor_Box
-Quantity_Box
-Kode_Inspeksi_QA
-Jumlah_Sampel
-Kode_Defect
-Nama_Defect
-Jumlah_Defect_ Per_Box
-No_mould
-Status
Box
-Kode_Defect
-Nama_Defect
-Penyebab_Utama_Defect
Defect
-Kode_Inspeksi_QC
-Kode_produksi
-Kode_Defect
-Nama_Defect
-No_mould
-Jumlah_Per_Defect_Produk
Inspeksi_QC
-Kode_Inspeksi_QA
-Kode_Produk
Inspeksi_QA
-Kode_FMEA
-Kode_Defect
-Nama_Defect
-Modus_Kegagalan
-Efek_Potensial
-Sebab_Potensial
-Severity
-Occurance
-Detectbility
-Pengendalian
FMEA
-Kode_Five_Why
-Kode_Defect
-Nama_Defect
-why1
-why2
-why3
-why4
-why5
Five_Why
-Kode_CAE
-Kode_defect
-Nama_defect
-Faktor_penyebab
-Penyebab_utama
-Penyebab_sekunder
-Penyebab_sekunder2
Cause_and_Efect
1 11 1-Kode_Proyek
-Nama_Proyek
-Kode_produk
-Sumber_Data
-Masalah_Proyek
-Tujuan_Proyek
Proyek
1
1..* 1
1..*
1..11..*
0..*0..* 0..*
0..*
1..1
1..*
1
1..*1
1..*
1
1..*
1..*
1
Gambar 4.26 Class Diagram
4.3.3.3. Event
Event – event yang melibatkan suatu class dalam sistem informasi
digambarkan dalam suatu event table. Suatu event bisa melibatkan satu atau
lebih class. Berikut merupakan event table dari sistem informasi yang
dirancang :
192
Tabel 4.23 Event Table
Classes
Events
Pro
duk
Pro
duksi
Def
ect
Insp
eksi
_Q
C
Insp
eksi
_Q
A
Box
Cau
se_an
d_E
ffec
t
Fiv
e_W
hy
FM
EA
Pro
yek
Mendata_produk
+
Mencatat_data_produksi * +
Mendata_defect +
Memeriksa_produk * * *
Mendata_box * * +
Memeriksa_box * * *
Mengidentifikasi_faktor + * * +
Menganalisa_penyebab + + +
Menganalisa_FMEA + + +
Mendefinisi_proyek + + + +
4.3.3.4. Classes
Produk
Class ini merupakan kumpulan data jenis produk yang pernah
diproduksi dengan karakteristik produk tersebut. Attribute yang dimiliki
class ini meliputi : Kode_produk, Nama_produk, Height, Weight, Shape
dan Capacity. Sementara event atau operasi yang melibatkan class ini
antara lain : Mendata_produk, Mencatat_data_produksi
193
available
/ Mendata_produk
/ Mencatat_data_produksi
Gambar 4.27 Statechart Produk
Tabel 4.24 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Produk
Events Attributes
Mendata_produk Kode_produk
Nama_produk
Height
Weight
Diameter
Shape
Capacity
Mencatat_data_produk Kode_produk
Class Produksi
Class ini merupakan kumpulan data produksi yang dilakukan setiap hari
dan setiap shift. Class ini memiliki attributes antara lain :
Kode_produksi, Kode_produk, Line_produksi, Shift_produksi,
Speed_produksi, Capacity_produksi. Sementara event yang melibatkan
194
operasi ini antara lain : Mencatat_data_produksi, Memeriksa_produk,
Mendata_box
/ Mencatat_data_produksi
Available
/ Memeriksa_produk
Checked
/ Mendata_box
Gambar 4.28 Statechart Produksi
Tabel 4.25 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Produksi
Events Attributes
Mencatat_data_produksi Kode_produksi
Kode_produk
Line_produksi
Shift_produksi
Speed_produksi
Capaacity_produksi
Memeriksa_produk Kode_produksi
Kode_produk
Mendata_box Kode_produksi
Kode_produk
195
Class Defect
Class ini merupakan kumpulan data defect yang pernah terjadi selama
proses produksi yang dilakukan. Class ini memiliki attributes antara lain
: Kode_defect, Nama_defect, Akar_penyebab_defect. Sementara event
yang melibatkan operasi ini antara lain : Mendata_defect,
Memeriksa_produk, Memeriksa_box, Mengidentifikasi_faktor,
Menganalisa_penyebab, Menganalisa_FMEA.
/ Mengidentifikasi_faktor
Available
/ Mendata_defect
Identified
/ Menganalisa_penyebab
Analyzed/ Menganalisa_FMEA
/ Memeriksa_produk
/ Memeriksa_box
Gambar 4.29 Statechart Defect
Tabel 4.26 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Defect
Events Attributes
Mendata_defect Kode_defect
Nama_defect
Penyebab_utama_defect
196
Tabel 4.25 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Defect (Lanjutan)
Events Attributes
Memeriksa_produk Kode_defect
Penyebab_defect
Memeriksa_defect Nama_defect
Penyebab_utama_defect
Mengidentifikasi_faktor Nama_defect
Penyebab_utama_defect
Menganalisa_penyebab Nama_defect
Penyebab_utama_defect
Menganalisa_FMEA Nama_defect
Penyebab_utama_defect
Class Inspeksi QC
Class ini merupakan kumpulan data – data inspeksi QC yang dilakukan
pada inspeksi produk yang dilakukan. Class ini memiliki attributes
antara lain : Kode_inspeksi_QC, Kode_defect, Nama_defect,
No_mould, Jumlah_per_defect_produk. Sementara event yang
melibatkan operasi ini antara lain : Memeriksa_produk,
Mengidentifikasi_faktor, Mendata_box, Mendefinisi_proyek
197
Checked
/ Memeriksa_produk
/ Mendata_box
/ Mengidentifikasi_faktor
/ Mendefinisi_proyek
.
Gambar 4.30 Statechart Inspeksi QC
Tabel 4.27 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Inspeksi QC
Events Attributes
Memeriksa_produk Kode_inspeksi_QC
Kode_defect
Nama_defect
No_mould
Jumlah_per_defect_produk
Mengidentifikasi_faktor Nama_defect
Jumlah_per_defect_produk
Mendata_box Kode_inspeksi_QC
Mendefinisi_proyek Kode_inspeksi_QC
Nama_defect
Jumlah_per_defect_produk
198
Class Inspeksi QA
Class ini merupakan kumpulan data – data inspeksi QA yang dilakukan
pada inspeksi produk yang dilakukan. Class ini memiliki attributes
antara lain : Kode_inspeksi_QA, Kode_produk. Sementara event yang
melibatkan operasi ini antara lain : Mendata_box, Memeriksa_box.
Available
/ Mendata_box / Memeriksa_box
Checked
[Hold]
[Released]
.
Gambar 4.31 Statechart Inspeksi QA
Tabel 4.28 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Inspeksi QA
Events Attributes
Mendata_box Kode_inspeksi_QA
Memeriksa_box Kode_inspeksi_QA
Class Box
Class ini merupakan kumpulan data – data mengenai box yang ada
selama proses produksi dan peorses inpseksi QC. Class ini memiliki
attributes antara lain : Kode_inspeksi_QA, Kode_box, Quantity_box,
Jumlah_sampel, Kode_defect, Nama_defect, Jumlah_per_defect_box,
199
No_mould, Status. Sementara event yang melibatkan operasi ini antara
lain : Memeriksa_box, Mengidentifikasi_faktor, Mendefinisi_proyek.
Checked
/ Memeriksa_box
/ Mengidentifikasi_faktor
/ Mendefinisi_proyek
Double_checked
[Hold]
[Released]
[Released]
.
Gambar 4.32 Statechart Box
Tabel 4.29 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Box
Events Attributes
Memeriksa_box Kode_inspeksi_QA
Kode_box
Quantity_box
Jumlah_sampel
Kode_defect
Nama_defect
Jumlah_per_defect_box
No_mould, Status
200
Tabel 4.29 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Box (Lanjutan)
Events Attributes
Mengidentifikasi_faktor Nama_defect
Jumlah_per_defect_box
Mendefinisi_proyek Kode_inspeksi_QA
Nama_defect
Jumlah_per_defect_box
Class Cause and Effect
Class ini merupakan kumpulan data – data mengenai hasil analisis
penyebab defect. Class ini memiliki attributes antara lain : Kode_CAE,
Kode_defect, Nama_defect, Faktor_penyebab, Penyebab_utama,
Penyebab_sekunder, Penyebab_sekunder2. Sementara event yang
melibatkan operasi ini antara lain : Mengidentifikasi_faktor,
Menganalisa_penyebab.
Identified
/ Mengidentifikasi_faktor / Menganalisa_penyebab
.
Gambar 4.33 Statechart Cause and Effect
201
Tabel 4.30 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Cause and Effect
Events Attributes
Mengidentifikasi_faktor Kode_defect
Nama_defect
Faktor_penyebab
Penyebab_utama
Penyebab_sekunder
Penyebab_sekunder2
Menganalisa_penyebab Penyebab_utama
Penyebab_sekunder
Penyebab_sekunder2
Class Five Why
Class ini merupakan kumpulan data – data mengenai hasil analisis
penyebab defect dengan masing – masing akar penyebabnya. Class ini
memiliki attributes antara lain : Kode_five_why, Kode_defect,
Nama_defect, why1, why2, why3, why4, why5. Sementara event yang
melibatkan operasi ini antara lain : Menganalisa_penyebab,
Menganalisa_FMEA.
Analyzed
/ Menganalisa_penyebab / Menganalisa_FMEA
.
Gambar 4.34 Statechart Five Why
202
Tabel 4.31 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Five Why
Events Attributes
Menganalisa_penyebab Nama_defect
why1
why2
why3
why4
why5
Menganalisa_FMEA why1
why2
why3
why4
why5
Class FMEA
Class ini merupakan kumpulan data – data mengenai hasil analisis
penyebab defect dengan pengendalian yang dapat dilakukan untuk
setiap jenis defect. Class ini memiliki attributes antara lain :
Kode_FMEA, Kode_defect, Nama_defect, Modus_kegagalan,
Efek_potensial, Sebab_potensial, Severity, Occurance, Detectbility,
Pengendalian. Sementara event yang melibatkan operasi ini antara lain :
Menganalisa_FMEA, Mendefinisi_proyek
203
Analyzed
/ Menganalisa_FMEA / Mendefinisi_proyek
.
Gambar 4.35 Statechart FMEA
Tabel 4.32 Keterengan Behavioral Pattern dari Class FMEA
Events Attributes
Menganalisa_FMEA Nama_defect
Modus_kegagalan
Efek_potensial
Sebab_potensial
Severity, Occurance
Detectbility
Pengendalian
Mendefinisi_proyek Pengendalian
Class Proyek
Class ini merupakan kumpulan data – data mengenai proyek DMAIC
yang pernah dilakukan. Class ini memiliki attributes antara lain :
Kode_Proyek, Nama_proyek, Sumber_data, Masalah_proyek,
Tujuan_proyek. Sementara event yang melibatkan operasi ini antara lain
: Mendefinisi_proyek
204
Defined
/ Mendefinisi_proyek
.
Gambar 4.36 Statechart Proyek
Tabel 4.33 Keterengan Behavioral Pattern dari Class Proyek
Events Attributes
Mendefinisi_proyek Kode_Produk
Kode_inspeksi_QC
Kode_inspeksi_QA
Kode_proyek
Nama_proyek
Sumber_data
Masalah_proyek
Tujuan_proyek
4.3.4. Application Domain
4.3.4.1. Usage
4.3.4.1.1. Overview
Terdapat 5 aktor dalam sistem pengendalian kualitas pada PT OneJEct.
Berikut ini adalah actor table yang menjelaskan setiap actor dengan jawab
masing – masing pada sistem :
205
Tabel 4.34 Actor Table
Sta
ff P
roduksi
Sta
ff Q
C
Sta
ff Q
A
Super
viso
r Q
C
Manager
QC
Mendata jenis produk V
Mendata efektivitas produk V
Mendata jenis defect produk V
Mendata dan membuat
laporan inspeksi harian dan
bulananQC
V
Mendata box V
Mendata dan membuat
laporan inspeksi harian dan
bulanan QA
V
Melihat data bulanan inspeksi
QC
V
Melihat data bulanan inspeksi
QA
V
Mendefinisi dan mencetak
proyek
V
Membuat control chart dan
menghitung nilai sigma
V
Membuat diagram pareto V
Membuat cause and effect
diagram
V
Membuat diagram Fivewhy V
206
Tabel 4.34 Actor Table (Lanjutan)
Sta
ff P
roduksi
Sta
ff Q
C
Sta
ff Q
A
Super
viso
r Q
C
Manager
QC
Membuat tabel FMEA dan
menghitung nilai RPN
V
Peranan setiap actor dalam sistem akan dijelaskan pada actor specification
berikut :
Tabel 4.35 Actor Specification
Actor Purpose Characteristic
Staff
Produksi
Orang yang melakukan
pendataan tentang data
produk dan proses produksi.
Staff produksi harus menginput
semua data jenis produk yang
pernah diproduksi oleh OneJect
dan data produksi setiap jenis
produk yang dilakukan setiap shift
setiap harinya.
Staff QC Orang yang melakukan
pendataan, pembuatan
laporan harian dan bulanan
inspeksi QC
Staff QC harus menginput semua
jenis defect yang pernah terjadi,
mendata inspeksi QC dengan
menentukan produk yang
dianggap defect dan menghitung
207
jumlah defect yang terjadi setiap
jenis dalam setiap shift dan setiap
harinya. Kemudian membuat
laporan inspeksi harian dan
bulanan
Staff QA Orang yang melakukan
pembuatan control chart dan
diagram pareto pada proyek
six sigma serta bertanggung
jawab dalam pendataan box
serta melakukan pendataan
inspeksi QA. Dan membuat
laporan inspeksi harian dan
bulanan.
Staff QA harus menginput data
box yang telah diseleksi melalui
inspeksi dari proses produksi yang
telah melewati inspeksi QC.
Kemudian staff QA juga
melakukan inspeksi dimana setiap
box akan diambil sejumlah sampel
dan dihitung jumlah defect tiap
jenisnya. Kemudian membuat
laporan harian QA yang
menjelaskan box yang lolos dari
inspeksi QA dan membuat laporan
bulanan sebagai bahan analisis
pengendalian kualitas.
208
Supervisor
QC
Orang yang bertanggung
jawab dalam menganalisa
penyebab terjadinya defect
melalui diagram cause and
effect dan diagram fivewhy
Supervisor QC berperan dalam
melakukan analisa penyebab
terjadinya defect pada masing –
masing jenis defect berdasarkan
faktor – faktor dalam diagram
cause and effect, kemudian
melakukan analisa akar penyebab
masalah dalam diagram fivewhy.
Sebagai bahan analisis
pengendalian kualitas, membuat
diagram pareto dan control chart
yang akan dianalisis oleh manager
QC.
Manager
QC
Orang yang bertanggung
jawab dalam pengambilan
keputusan pengendalian
kualitas secara keseluruhan
dan mendefinisi proyek six
sigma yang akan dilakukan
dan membuat FMEA
Manager QC berperan dalam
pengambilan keputusa mengenai
perbaikan kualitas baik dalam
proses produksi yang akan
dilakukan berdasarkan digram –
diagram statistic yang dibuat dan
melakukan analisis yang
dihasilkan dari laporan – laporan
harian maupun bulanan.
209
Kemudian melakukan
pendefinisian proyek six sigma
serta perhitungan nilai RPN dalam
tabel FMEA.
4.3.4.1.2. Usecase
Usecase diagram yang menggambarkan interaksi antara actor dan sistem.
210
Sistem Informasi Pengendalian Kualitas OneJect
Mendata jenis
produk
Staff Produksi
mendata jenis
defect produk
Mendata
efektivitas produk
Mendata box
Mendata dan membuat
laporan inspeksi harian dan
bulanan QC
Mendata dan membuat
laporan inspeksi harian dan
bulanan QA
Melihat data
bulanan inspeksi QC
Mendefinisi dan
mencetak proyek
Membuat control chart
dan menghitung nilai sigma
Membuat diagram
pareto
Membuat cause and
effect diagram
Membuat diagram
Fivewhy
Membuat tabel FMEA
dan menghitung nilai RPN
Staff QC
Staff QA
Supervisor QC
Manager QC
Melihat data
bulanan inspeksi QA
Gambar 4.37 Usecase Diagram
211
Setiap usecase yang ada dalam usecase diagram akan dijelaskan dalam
usecase specification berikut :
Tabel 4.36 Usecase Specification Mendata Jenis Produk
Usecase
Usecase mendata jenis produk dimulai dengan ketika staff
produksi akan memasukkan data mengenai jenis produk baru
dan karakteristiknya ke dalam sistem. Dengan melakukan
login terlebih dahulu kemudian membuka Form_Produk untuk
menyimpan, meng-update dan delete data produk. Dimana
actor lain juga dapat mengakses data produk juga dapat
melihat dan melakukan search terhadap produk tersebut.
Objects Produk
functions
Generate_kode_produk, add_new_produk, update, delete,
search
Tabel 4.37 Usecase Specification Mendata Efektivitas Produksi
Usecase
Usecase mendata efektivitas produksi dimulai pada saat staff
produksi mendata produksi mengenai kapasitas dan jumlah
produksi yang telah dan dapat dihasilkan. Dengan melakukan
login terlebih dahulu kemudian membuka Form_Produksi
untuk menyimpan, meng-update dan men-delete data dan
melakukan search terhadap data produksi.
212
Tabel 4.37 Usecase Specification Mendata Efektivitas Produksi
(Lanjutan)
Objects Produk, Produksi
functions
Generate_kode_produksi, get_kode_produk,
add_new_produksi, update, delete, search
Tabel 4.38 Usecase Specification Mendata Jenis Defect Produk
Usecase
Usecase mendata jenis defect produk dimulai pada saat staff
QC akan menginput data jenis – jenis defect yang pernah dan
baru saja terjadi dalam proses produksi dengan masing –
masing karakteristik dan penyebab utamanya. Dimana actor
melakukan login terlebih dahulu kemudian membuka
Form_Defect untuk menyimpan defect baru, meng-update,
men-delete dan melakukan search terhadap defect tersebut.
Objects Defect
functions
Generate_kode_defect, add_new_defect, update, delete,
search
213
Tabel 4.39 Usecase Specification Mendata Box
Usecase
Usecase mendata box dimulai pada saat dimana proses
inspekdi telah dilakukan, dimana produk – produk yang lolos
inspeksi QC akan diletakkan dalam box – box dengan jumlah
lot tertentu dan menentukan jumlah sampel serta jumlah
acceptance. Dimana actor melakukan login terlebih dahulu
kemudian melakukan pendataan dan membuka
Form_Inspeksi_QA dan Form_Box untuk menyimpan, meng-
update dan men-delete serta dapat melakukan search terhadap
data box.
Objects Box, Inspeksi_QA
functions
Generate_kode_inspeksi_QA, get_kode_produk,
generate_kode_box, get_kode_inspeksi_QA add_new_box,
update, delete, search
Tabel 4.40 Usecase Specification Mendata dan Membuat Laporan
Inspeksi QC
Usecase
Usecase mendata dan membuat laporan inspeksi harian dan
bulanan QC dimulai pada saat staff QC melakukan proses
inspeksi. Dimulai dengan melakukan login terlebih dahulu,
kemudian membuka Form_Inspeksi_QC untuk menyimpan,
214
Tabel 4.40 Usecase Specification Mendata dan Membuat Laporan
Inspeksi QC (Lanjutan)
meng-update dan mendelete data berupa jenis dan jumlah
masing – masing defect yang terjadi selama proses inspeksi
QC, yang dilakukan pada setiap shift, hari dan bulannya dan
akan dilakukan pencetakan laporan inspeksi QC. Serta
melakukan print laporan ini dalam satu hari atau satu bulan.
Objects Produksi, Produk, Defect, Inpeksi_QC
functions
Generate_kode_inspeksi_QC,generate_kode_produksi,
generate_kode_produk, generate_kode_defect,
get_nama_defect, add_new_inspeksi_QC,
hitung_jumlah_defect_produk, update, delete, search, print
Tabel 4.41 Usecase Specification Melihat Data Bulanan Inspeksi QC
Usecase
Usecase melihat data bulanan inspeksi QC dapat dilakukan
setiap bulannya dimana terdapat informasi jumlah produksi
yang dihasilkan dengan total jumlah defect yang terjadi untuk
setiap jenis produk. Kemudian untuk setiap jenis produk
tersebut dapat dilihat jumlah defect yang terjadi selama
periode bulan tersebut untuk setiap kode inspeksi. Manager
215
Tabel 4.41 Usecase Specification Melihat Data Bulanan Inspeksi QC
(Lanjutan)
QC dapat melihat ringkasan informasi mulai dari login
terlebih dahulu kemudian membuka
Form_Inspeksi_QC_Bulanan dan menginput periode bulanan
yang diinginkan serta melakukan print pada laporan tersebut
Objects Produksi, Produk, Defect, Inpeksi_QC
functions
generate_kode_produk, get_total_jumlah_produksi, get_total
jumlah _defect, get_kode_defect, get_kode_inspeksi_QC,
get_jumlah_produksi, get_jumlah_per_defect_produk
Tabel 4.42 Usecase Specification Melihat Data Bulanan Inspeksi QA
Usecase
Usecase melihat data bulanan inspeksi QC dapat dilakukan
setiap bulannya dimana terdapat informasi mengenai jumlah
box yang lolos dan tidak untuk setiap jenis produk dalam
proses produksi selama satu bulan te. Kemudian untuk setiap
jenis produk tersebut dapat dilihat jumlah defect yang terjadi
selama periode bulan tersebut untuk setiap kode inspeksi.
Manager QC dapat melihat ringkasan informasi mulai dari
login terlebih dahulu kemudian membuka
Form_Inspeksi_QA_Bulanan dan menginput periode bulanan.
216
Tabel 4.42 Usecase Specification Melihat Data Bulanan Inspeksi QA
(Lanjutan)
yang diinginkan serta melakukan print pada laporan tersebut
Objects Produksi, Produk, Defect, Inpeksi_QA
functions
generate_kode_produk, get_total_box, get_total_box_hold,
get_total_box_released, get_ jumlah _defect,
get_jumlah_defect, get_kode_inspeksi_QA,
get_jumlah_sampel
Tabel 4.43 Usecase Specification Mendefinisikan dan Mencetak Proyek
Usecase
Usecase medefinisikan dan mencetak proyek akan dilakukan
oleh manager QC. Dimulai dengan melakukan login terlebih
dahulu kemudian membuka Form_Proyek dan manager QC
dapat menentukan jenis produk, inspeksi QC atau inspeksi QA
yang akan digunakan sebagai bagian dari sumber data. Setelah
manager menentukan jenis produk dan sumber data yang
digunakan, kemudian manager dapat menginput kode inspeksi
yang akan dianalisis dan mendefinisikan masalah yang terjadi
serta tujuan yang ingin dicapai dari proyek.
Objects Produksi, Produk, Inspeksi_QC, Inpeksi_QA
217
Tabel 4.43 Usecase Specification Mendefinisikan dan Mencetak Proyek
(Lanjutan)
functions
get_kode_produk, get_kode_inspeksi_QA,
get_kode_inspeksi_QA, add_new_proyek, print
Tabel 4.44 Usecase Specification Membuat Control Chart dan
Menghitung Nilai Sigma
Usecase
Usecase membuat control chart dan menghitung nilai sigma
dimulai pada saat dilakukan ditahap measure dan analyze
dalam proyek six signa oleh supervisor QC. Diawali dengan
login terlebih dahulu, kemudian membuka Form_Measure dan
menginput sumber data kode inspeksi yang akan dihitung
LCL, CL, LCL untuk membuat control chart. Serta akan
dihitung juga nilai sigma dari data tersebut dan dapat
dilakukan pencetakan control chart.
Objects Produksi, Box, Defect, Inspeksi_QC, Inpeksi_QA
218
Tabel 4.44 Usecase Specification Membuat Control Chart dan
Menghitung Nilai Sigma (Lanjutan)
functions
get_kode_inspeksi_QC, get_kode_inspeksi_QA,
get_jumlah_produksi, get_jumlah_defect_per_inspeksi_QC,
get_jumlah_sampel_per_inspeksi,
get_jumlah_defect_per_inspeksi_QC, hitung_total_produksi,
hitung_total_sampel, hitung_total_defect, hitung_rata-
rata_proporsi, create_control_chart, hitung_DPMO,
hitung_nilai_sigma, print
Tabel 4.45 Usecase Specification Membuat Diagram Pareto
Usecase
Usecase membuat diagram pareto dimulai pada saat dilakukan
di tahapan Analyze oleh supervisor QC. Diawali dengan login
terlebih dahulu, kemudian membuka Form_Analyze_Pareto
dan meng-input sumber data, kode inspeksi dan membuat
diagram pareto serta mencetak diagram.
Objects Defect, Inspeksi_QC, Inpeksi_QA
functions
get_kode_inspeksi_QC, get_kode_inspeksi_QA,
get_jenis_defect, get_jumlah_per_defect_produk,
get_jumlah_per_defect_produk, create_diagram_pareto,
219
Tabel 4.46 Usecase Specification Membuat Diagram Cause and Effect
Usecase
Usecase membuat diagram cause and effect dimulai pada saat
dilakukan di tahapan Analyze oleh supervisor QC. Diawali
dengan login terlebih dahulu, kemudian membuka
Form_Analyze_CAE dan meng-input kode proyek serta
menginput hasil analisis penyebab defect dan melakukan
penyimpanan hasil analisis
Objects Proyek, Defect, Cause_and_Defect
functions get_kode_proyek, get_nama_defect, add_new_CAE
Tabel 4.47 Usecase Specification Membuat Diagram Five Why
Usecase
Usecase membuat diagram five why dimulai pada saat
dilakukan di tahapan Analyze oleh supervisor QC. Diawali
dengan login terlebih dahulu, kemudian membuka
Form_Analyze_Fivewhy dan meng-input kode proyek serta
menginput hasil analisis dan akar penyebab serta melakukan
penyimpanan hasil analisis
Objects Proyek, Defect, Five_Why
functions get_kode_proyek, get_nama_defect, add_new_five_why
220
Tabel 4.48 Usecase Specification Membuat Tabel FMEA
Usecase
Usecase membuat tabel FMEA dibuat berdasarkan hasil
analisis dari diagram Five Why untuk menentukan penyebab
dan efek potensial dari jenis defect yang terjadi oleh manager
QC. Diawali dengan login terlebih dahulu, kemudian
membuka Form_FMEA, setelah itu dilakukan analisis,
menyimpan hasil analisis dan melakukan perhitungan nilai
RPN sebagai nilai prioritas, serta melakukan pencetakan
laporan FMEA
Objects Proyek, Defect, FMEA
functions get_kode_proyek, get_nama_defect, add_new_FMEA, print
4.3.4.2. Function
4.3.4.2.1. Function List
Tabel 4.49 Function List
Function Complexity Type
Mendata jenis produk complex read, compute, update
generate_kode_produk medium read, compute
add_new_produk simple update
Mendata efektivitas produk complex read, compute, update
generate_kode_produksi medium read, compute
get_kode_produk simple read
221
Tabel 4.49 Function List (Lanjutan)
Function Complexity Type
add_new_produksi simple update
Mendata jenis defect produk complex read, compute, update
generate_kode_defect medium read_compute
add_new_defect simple update
Mendata dan membuat laporan
inspeksi harian QC
complex read, compute, update
generate_kode_inspeksi_QC medium read, compute
get_kode_produksi simple read
get_kode_produk simple read
get_kode_defect simple read
get_nama_defect simple read
add_new_inspeksi_QC simple update
hitung_jumlah_defect_produk simple compute
print simple read
add_new_produksi simple update
Mendata box complex read, compute, update
generate_kode_inspeksi_QA medium read, compute
get_kode_produk simple read
generate_kode_box medium read, compute
get_kode_inspeksi_QA simple read
add_new_box simple update
Mendata dan membuat laporan
inspeksi harian QA
complex read, compute, update
get_kode_inspeksi_QA simple read
get_kode_box simple read
get_kode_defect simple read
222
Tabel 4.49 Function List (Lanjutan)
Function Complexity Type
get_nama_defect simple read
hitung_jumlah_defect_box simple compute
generate_status_box medium read, compute
add_new_inspeksi_box simple update
print simple read
Melihat data bulanan inspeksi QC complex read, compute, update
get_kode_produk simple read
get_total_jumlah_produksi simple read
get_total_jumlah_defect simple read
get_kode_inspeksi_QC simple read
get_ jumlah_produksi simple read
get_ jumlah_per_defect_produk simple read
Melihat data bulanan inspeksi QA complex read, compute, update
get_kode_produk simple read
get_total_box simple read
get_total_box_status_hold simple read
get_total_box_status_released simple read
get_ jumlah_defect simple read
get_kode_inspeksi_QA simple read
get_ jumlah_sampel simple read
get_ jumlah_defect simple read
Menedefinisikan dan mencetak
proyek
complex read, compute, update
get_kode_produk simple read
get_kode_inspeksi_QC simple read
get_kode_inspeksi_QA simple read
223
Tabel 4.49 Function List (Lanjutan)
Function Complexity Type
add_new_proyek simple compute
print simple read
Membuat Control Chart dan
menghitung nilai sigma
complex read, compute, update
get_kode_inspeksi_QC simple read
get_kode_inspeksi_QA simple read
get_ jumlah_produksi simple read
get_ jumlah_defect_per_inspkesi_QC medium read, compute
get_ jumlah_sampel_per_inspkesi medium read, compute
get_ jumlah_defect_per_inspkesi_QA medium read, compute
hitung_total_produksi medium read, compute
hitung_total_sampel medium read, compute
hitung_total_defect medium read, compute
hitung_rata-rata_proporsi medium read, compute
create_control_chart complex read, compute
hitung_proporsi medium read, compute
hitung_CL medium read, compute
hitung_UCL complex read, compute
hitung_LCL complex read, compute
hitung_DPMO medium read, compute
hitung_nilai_sigma medium read, compute
print simple read
Membuat diagram Pareto complex read, compute, update
get_kode_inspeksi_QC simple read
get_kode_inspeksi_QA simple read
get_ jumlah_per_defect_produk simple read
get_ jumlah_per_defect_box simple read
224
Tabel 4.49 Function List (Lanjutan)
Function Complexity Type
create_diagram_pareto complex read, compute
hitung_total_per_defect medium read, compute
hitung_presentase_per_defect medium read, compute
hitung_kumulatif medium read, compute
print simple read
Membuat diagram Cause and Effect complex read, compute, update
get_kode_proyek simple read
get_nama_defect simple read
add_new_cause_and_effect simple compute
Membuat diagram Five Why complex read, compute, update
get_kode_proyek simple read
get_nama_defect simple read
add_new_five_why simple compute
Membuat tabel FMEA dan
menhitung nilai RPN
complex read, compute, update
get_kode_proyek simple read
get_nama_defect simple read
hitung_RPN simpel compute
add_new_FMEA simple compute
225
4.3.4.3. User Interface
4.3.4.3.1. Dialogue Style
Sistem ini terdiri dari berbagai form – form yang terhubung dalam satu MDI
form dan memiliki fasilitas dalam pencetakan dokumen – dokumen maupun
laporan – laporan yang diperlukan bagi pengambilan keputusan terkait
dengan pengendalian kualitas.
Tabel 4.50 Dialogue Style
Window Print Out
Master :
- Produk
- Defect
Produksi :
- Produksi
- Box
Inspeksi :
- Inspeksi_QC
- Detil_Inspeksi_QC
- Inspeksi_QA
- Box
- Inspeksi_Box
- Inspeksi_QC_Bulanan
- Inspeksi_QA_Bulanan
- Inspeksi Harian QC
- Inspeksi Harian QA
- Laporan Bulanan QC
- Laporan Bulanan QA
226
Tabel 4.50 Dialogue Style (Lanjutan)
Window Print Out
DMAIC:
- Define
- Measure
- Analyze_Pareto
- Analyze_Cause_and_Effect
- Analyze_Fivewhy
- FMEA
- Laporan Definisi Proyek
- Control Chart
- Diagram Pareto
- Tabel FMEA
4.3.4.3.2. Overview
Dalam overview akan dijelaskan alur – alur sistem pengendalian kualitas
yang dilakukan oleh actor –actor.
227
Form AwalForm Log In
Form LoginForm Login
Username
Password
Login Cancel
Quality Control ApplicationQuality Control Application
Master Data Produksi/Inspeksi DMAIC Data Bulanan
Log In Button
Close Button
Form Produksi
B13452
Form ProduksiForm Produksi
Mon, 25 July 2011
Kode Produksi PR2134983
Kode Produk
Line Produksi
Shift Produksi
Speed Produksi
3
Capacity Produksi
200
6453
Search
Search
>
Kode_Produksi
PR2134565
PR2134569
PR2134599
PR2134467
PR2134983
PR2245981
PR2245534
PR2245134
PR2245012
Kode_Produk
B04
B04
B04
B04
B04
B04
B04
B04
B04
Line_Produksi
21
21
21
21
21
22
22
22
22
Shift_Produksi
1
1
3
2
3
1
2
2
2
Speed_Produksi
190
180
185
195
200
180
200
180
190
Capacity Produksi
6300
6435
6123
6312
6453
6234
6432
6541
6781
New Update Delete Cancel
B04
21
ProduksiClose Button
Cancel
Button
Form Produk
Form ProdukForm Produk
Mon, 25 July 2011
Nama Produk Barrel 0.5 ml
Kode Produk B04
Height 10
Weight 35
Diameter 0.3
Shape tabung
Capacity 1
Search
Search
>
*
Kode_Produk
P42
P34
C12
C03
B04
Nama_Produk
Plunger 0.5 ml
Plunger 1ml
Cap 3 ml
Cap 0.5 ml
Barrel 0.5 ml
Height
12
15
2
1
10
Weight
30
45
10
8
35
Diameter
0.25
0.40
0.60
0.33
0.30
Shape
Round
Round
Round
Round
Tabung
Capacity
1
2
3
1
1
New Update Delete Cancel
Close Button
Master Produk
Gambar 4.38 Navigation Diagram Staff Produksi
228
Form Detil Inspeksi QC
Form Inspeksi QC
Form Defect
Form AwalForm Log In
Form LoginForm Login
Username
Password
Login Cancel
Quality Control ApplicationQuality Control Application
Master Data Produksi/Inspeksi DMAIC Data Bulanan
Log In Button
Close Button
Cancel
Button
Form DefectForm Defect
Mon, 25 July 2011
Kode Defect FLB003
Nama Defect Flash
Penyebab Defect Pressure Material Tinggi
Search
Search
New Update Delete Cancel
>
Kode_Defect
FMB001
SMB003
SCB002
BBP001
FLB003
Nama_Defect
Flow Mark
Short Mould
Scratch
Bubble
Flash
Penyebab_Utama
Jumlah padatan kurang
Pemberian material kurang
Bersentuhan dengan benda lain
Temperatur terlalu tinggi
Pressure material tinggi
Cancel Button
Master Defect
Form Inspeksi QCForm Inspeksi QC
Mon, 25 July 2011
Kode Inspeksi QC IQC2134983
Kode Produksi
Kode Produk
Inspeksi QC
Save New Delete Detil
>
Kode_Inspeksi_QC
IQC2134565
IQC2134569
IQC2134599
IQC2134467
IQC2134983
IQC2245981
IQC2245534
Kode_Produksi
PR2134565
PR2134569
PR2134599
PR2134467
PR2134983
PR2245981
PR2245534
Capacity_Produksi
6300
6435
6123
6312
6453
6234
6432
PR2134983
B04
Capacity Produksi 6453
Inspeksi QC
Detil Inspeksi QCDetil Inspeksi QC
Mon, 25 July 2011
Kode Inspeksi QC
Nama Defect
Kode Defect
Detil Inspeksi QC
Save New Delete Update
>
Kode_Detil_Inspeksi_QC
DIQC0001
DIQC0002
DIQC0003
DIQC0004
DIQC0005
DIQC0006
DIQC0007
Kode_Inspeksi_QC
IQC2134983
IQC2134565
IQC2134569
IQC2134599
IQC2134467
IQC2245981
IQC2245534
Nama_Defect
Flash
Bending
Flow Mark
Flash
Short Mould
Bubble
Scratch
Flash
FLB003
Kode DetilIQC2134983
Jumlah per Defect
Nomor Mould
DIQC0001
23
21
No_Mould
21
43
21_23
22_67
66
31
23
Jumlah_per_Defect
23
7
15
67
23
21
39
Cancel Print
Cancel Button
Save/Detil Button
Gambar 4.39 Navigation Diagram Staff QC
229
Form Box
Form Box
Form Inspeksi QA
Form AwalForm Log In
Form LoginForm Login
Username
Password
Login Cancel
Quality Control ApplicationQuality Control Application
Master Data Produksi/Inspeksi DMAIC Data Bulanan
Log In Button
Close Button
Cancel
Button
Inspeksi QA
Form Inspeksi QAForm Inspeksi QA
Mon, 25 July 2011
Kode Inspeksi QA IQA2134565
Kode Produk
Inspeksi QA
Save New Delete Cancel
>
Kode_Inspeksi_QA
IQA2134565
IQA2134569
IQA2134599
IQA2134467
IQA2134983
IQA2245981
IQA2245534
Kode_Produk
B04
B04
B04
B04
B04
B04
B04
B04
Box
Close Button
Form BoxForm Box
Mon, 25 July 2011
Kode Inspeksi QA
Kode Box
Save New Delete Update
>
Kode_Box
DB0001
DB0002
DB0003
DB0004
DB0005
DB0006
DB0007
Kode_Inspeksi_QA
IQA2134983
IQA2134565
IQA2134569
IQA2134599
IQA2134467
IQA2245981
IQA2245534
Jumlah_Lot
8000
8000
8000
8000
8000
8000
8000
Jumlah LotIQA2134565
Jumlah Sampel
8000
192
Jumlah_Sampel
192
192
192
192
192
192
192
Acceptance
6
6
6
6
6
6
6
Cancel
DB0001
Acceptance 6
Save/Detil Button
Save Button
Close Button
Gambar 4.40 Navigation Diagram Staff QA
230
Form Five Why
Form Cause and Effect
Form Pareto
Form Measure
Form AwalForm Log In
Form LoginForm Login
Username
Password
Login Cancel
Quality Control ApplicationQuality Control Application
Master Data Produksi/Inspeksi DMAIC Data Bulanan
Log In Button
Close Button
Cancel
Button
Close Button
Control Chart
Analyze Pareto Close Button
Close Button
Cause and Effect
Save/Five Why
Close Button
Gambar 4.41 Navigation Diagram Supervisor QC
231
Form Inspeksi QC Bulanan
Form Inspeksi QA Bulanan
Form FMEA
Form Define
Form AwalForm Log In
Form LoginForm Login
Username
Password
Login Cancel
Quality Control ApplicationQuality Control Application
Master Data Produksi/Inspeksi DMAIC Data Bulanan
Log In Button
Close Button
Cancel
Button
Define Proyek Close Button
Form Inspeksi QC BulananForm Inspeksi QC Bulanan
Mon, 25 July 2011
Kode Produk
600000Jumlah Produksi
Process Cancel
>
Kode_Inspeksi_QC
IQC2134565
IQC2134569
IQC2134599
IQC2134467
IQC2134983
IQC2245981
IQC2245534
Capacity_Produksi
6300
6435
6123
6312
6453
6234
6432
Jumlah_Defect
175
111
90
145
81
129
131
B04
Jumlah Defect 2987
Periode Desember 2010
Form Inspeksi QA BulananForm Inspeksi QA Bulanan
Mon, 25 July 2011
Kode Produk
16Jumlah Box
Process Cancel
>
Kode_Inspeksi_QA
IQA2134565
IQA2134569
IQA2134599
IQA2134467
IQA2134983
IQA2245981
IQA2245534
Jumlah_Sampel
192
192
192
192
192
192
192
Jumlah_Defect
67
40
57
43
45
68
34
B04
Jumlah Box Released 7
Periode Desember 2010
Jumlah Box Hold 9
175Jumlah Defect
Form Five Why
Form Cause and Effect
Save/Five Why
Cause and Effect
Close Button
Save/FMEA Button
Close Button
Close Button
Close Button
Inspeksi QA Bulanan
Inspeksi QC Bulanan
Gambar 4.42 Navigation Diagram Manager QC
232
4.3.4.3.3. Examples
Berikut ini merupakan contoh tampilan dari sistem informasi yang akan
dirancang :
Form Login
Form LoginForm Login
Username
Password
Login Cancel
Gambar 4.43 Tampilan Form Login
Form ini digunakan semua actor yang akan mengakses ke dalam sistem.
Dimana user harus menginput username dan password kemudian
mengklik tombol login untuk dapat masuk ke dalam sistem. Setiap user
(staff produksi, staff QC, staff QA, supervisor QC dan manager QC)
mempunyai username yang berbeda dan hak akses yang berbeda pula.
Setelah login berhasil maka akan muncul form Awal.
233
Form Awal
Quality Control ApplicationQuality Control Application
Master Data Produksi/Inspeksi DMAIC Data Bulanan
Gambar 4.44 Tampilan Form Awal
Pada form ini terdpat toolbar yang terdiri dari Master,
Produksi/Inspkesi, DMAIC dan Data Bulanan. Dimana untuk toolbar
Master terdiri dari Form Produk dan Form Defect. Pada toolbar
Produksi/Inspeksi terdapat Form Produksi, Form Inspeksi QC dan Form
Inspeksi QA. Untuk toolbar DMAIC terdiri dari Form Define, Form
Measure, Form Analyze Pareto, Form Analyze Cause and Effect, Form
Analyze Five Why dan Form Improve FMEA. Pada toolbar Data
Bulanan terdapat Data Bulanan Inspeksi QC dan Data Bulanan Inspeksi
QA.
234
Form Produk
Form ProdukForm Produk
Mon, 25 July 2011
Nama Produk Barrel 0.5 ml
Kode Produk B04
Height 10
Weight 35
Diameter 0.3
Shape tabung
Capacity 1
Search
Search
>
*
Kode_Produk
P42
P34
C12
C03
B04
Nama_Produk
Plunger 0.5 ml
Plunger 1ml
Cap 3 ml
Cap 0.5 ml
Barrel 0.5 ml
Height
12
15
2
1
10
Weight
30
45
10
8
35
Diameter
0.25
0.40
0.60
0.33
0.30
Shape
Round
Round
Round
Round
Tabung
Capacity
1
2
3
1
1
New Update Delete CancelSave
Gambar 4.45 Tampilan Form Produk
Form ini digunakan oleh staff produksi setelah tombol produksi di klik,
dimana form in digunakan untuk mendata jenis produk yang akan
diproduksi. Form ini juga dapat diakses oleh semua actor. Staff produksi
dapat menyimpan data produk baru dan meng-update serta menghapus
informasi yang telah tersimpan jika terjadi kesalahan penginputan.
Dimana data yang telah diinput akan ditampilkan dalam grid.
235
Form Produksi
B13452
Form ProduksiForm Produksi
Mon, 25 July 2011
Kode Produksi PR2134983
Kode Produk
Line Produksi
Shift Produksi
Speed Produksi
3
Capacity Produksi
200
6453
Search
Search
>
Kode_Produksi
PR2134565
PR2134569
PR2134599
PR2134467
PR2134983
PR2245981
PR2245534
PR2245134
PR2245012
Kode_Produk
B04
B04
B04
B04
B04
B04
B04
B04
B04
Line_Produksi
21
21
21
21
21
22
22
22
22
Shift_Produksi
1
1
3
2
3
1
2
2
2
Speed_Produksi
190
180
185
195
200
180
200
180
190
Capacity Produksi
6300
6435
6123
6312
6453
6234
6432
6541
6781
New Update Delete Cancel
B04
21
Save
Gambar 4.46 Tampilan Form Produksi
Form ini digunakan oleh staff produksi untuk mendata produksi setiap
hari dan setiap shiftnya. Staff produksi dapat menyimpan data produksi
baru dan mengupdate serta menghapus informasi jika terjadi kesalahan
penginputan. Data – data yang telah tersimpan akan ditampilkan dalam
grid. Dimana dalam form ini staff produksi harus menginput kode
produksi dengan menggabungkan tanggal, shift dan line produksi. Kode
produksi yang telah tersimpan tidak dapat di-edit. Kode produk berisi
produk – produk yang telah tersimpan dalam data base, dimana dalam
line produksi terdapat 7 pilihan line produksi, dalam shift produksi
terdapat 3 shift, serta untuk speed dan capacity produksi diinput
informasi sesuai dengan produksi yang dilakukan. Tombol search
digunakan untuk mencari informasi kode produksi yang ingin dicari.
236
Form Defect
Form DefectForm Defect
Mon, 25 July 2011
Kode Defect FLB003
Nama Defect Flash
Penyebab Defect Pressure Material Tinggi
Search
Search
New Update Delete Cancel
>
Kode_Defect
FMB001
SMB003
SCB002
BBP001
FLB003
Nama_Defect
Flow Mark
Short Mould
Scratch
Bubble
Flash
Penyebab_Utama
Jumlah padatan kurang
Pemberian material kurang
Bersentuhan dengan benda lain
Temperatur terlalu tinggi
Pressure material tinggi
Save
Gambar 4.47 Tampilan Form Defect
Form ini digunakan oleh staff QC untek medata setiap defect yang
terjadi pada produk dengan penyebab utama defect tersebut. Staff QC
dapat menyimpan data defect baru dan mengupdate serta menghapus
data yang telah tersimpan jika terjadi kesalahan penginputan. Dimana
kode defect merupakan kode unik setiap kode yang menandakan jenis
dari defect tersebut. Tombol search digunakan untuk mencari data
dengan menginput kode defect yang ingin dicari di textbox.
237
Form Inspeksi QC
Form Inspeksi QCForm Inspeksi QC
Mon, 25 July 2011
Kode Inspeksi QC IQC2134983
Kode Produksi
Kode Produk
Inspeksi QC
Save New Delete Detil
>
Kode_Inspeksi_QC
IQC2134565
IQC2134569
IQC2134599
IQC2134467
IQC2134983
IQC2245981
IQC2245534
Kode_Produksi
PR2134565
PR2134569
PR2134599
PR2134467
PR2134983
PR2245981
PR2245534
Capacity_Produksi
6300
6435
6123
6312
6453
6234
6432
PR2134983
B04
Capacity Produksi 6453
Gambar 4.48 Tampilan Form Inspeksi QC
Detil Inspeksi QCDetil Inspeksi QC
Mon, 25 July 2011
Kode Inspeksi QC
Nama Defect
Kode Defect
Detil Inspeksi QC
Save New Delete Update
>
Kode_Detil_Inspeksi_QC
DIQC0001
DIQC0002
DIQC0003
DIQC0004
DIQC0005
DIQC0006
DIQC0007
Kode_Inspeksi_QC
IQC2134983
IQC2134565
IQC2134569
IQC2134599
IQC2134467
IQC2245981
IQC2245534
Nama_Defect
Flash
Bending
Flow Mark
Flash
Short Mould
Bubble
Scratch
Flash
FLB003
Kode DetilIQC2134983
Jumlah per Defect
Nomor Mould
DIQC0001
23
21
No_Mould
21
43
21_23
22_67
66
31
23
Jumlah_per_Defect
23
7
15
67
23
21
39
Cancel Print
Gambar 4.49 Tampilan Form Detil Inspeksi QC
Form ini digunakan oleh staff QC untuk mendata hasil inspeksi QC
setiap hari dan setiap shift-nya, staff QC menyimpan data inspeksi baru
238
dan mengupdate serta menghapus informasi jika terjadi kesalahan
penginputan. Dimana data yang telah tersimpan akan ditampilkan dalam
grid. Dan untuk setipa harinya akan dilakukan pencetakan laporan
inspkesi QC yang memberikan informasi mengenai jenis defet, jumlah
dan nomor mould yang terjadi defect. Sedangkan untuk laporan bulanan
inspeksi QC melaporkan total jumlah defect setiap inspeksi selama
periode satu bulan. Hasil laporan setiap harinya atau bulannya akan di-
print.
Gambar 4.50 Tampilan Print Out Laporan Inspeksi QC
239
Form Inspeksi QA, Box dan Inspeksi Box
Form Inspeksi QAForm Inspeksi QA
Mon, 25 July 2011
Kode Inspeksi QA IQA2134565
Kode Produk
Inspeksi QA
Save New Delete Cancel
>
Kode_Inspeksi_QA
IQA2134565
IQA2134569
IQA2134599
IQA2134467
IQA2134983
IQA2245981
IQA2245534
Kode_Produk
B04
B04
B04
B04
B04
B04
B04
B04
Box
Gambar 4.51 Tampilan Form Inspeksi QA
Form BoxForm Box
Mon, 25 July 2011
Kode Inspeksi QA
Kode Box
Save New Delete Update
>
Kode_Box
DB0001
DB0002
DB0003
DB0004
DB0005
DB0006
DB0007
Kode_Inspeksi_QA
IQA2134983
IQA2134565
IQA2134569
IQA2134599
IQA2134467
IQA2245981
IQA2245534
Jumlah_Lot
8000
8000
8000
8000
8000
8000
8000
Jumlah LotIQA2134565
Jumlah Sampel
8000
192
Jumlah_Sampel
192
192
192
192
192
192
192
Acceptance
6
6
6
6
6
6
6
Cancel
DB0001
Acceptance 6
Gambar 4.52 Tampilan Form Box
240
Form Inspeksi BoxForm Inspeksi Box
Mon, 25 July 2011
Kode Detil
Kode Box
Nama Defect
Detil Defect Box
New Delete Update
>
Kode_Detil_Defect_Box
DDB0001
DDB0002
DDB0003
DDB0004
DDB0005
DDB0006
DDB0007
Kode_Box
DB0001
DB0002
DB0003
DB0004
DB0005
DB0006
DB0007
Nama_Defect
Flash
Bending
Flow Mark
Kontaminasi
Short Mould
Bubble
Scratch
DB0001
FLB003Kode Defect
Kode Inspeksi QA
Jumlah per Defect
DDB0001
No_Mould
21
43
21_23
22_67
66
31
23
Jumlah_per_Defect
15
4
3
5
11
14
20
Cancel Print
Nomor Mould Status
Flash
21
IQA2134565
15
Kode_Defect
FLB003
BEB003
FMB001
KOB002
SMB001
BUB003
SCB001
Status
HOLD
RELEASED
RELEASED
RELEASED
HOLD
HOLD
HOLD
GenerateHOLD
Gambar 4.53 Tampilan Form Inspeksi Box
Form ini digunakan oleh staff QA untuk mendata hasil inspeksi QA
setiap hari dan setiap shift-nya. Staff QA dapat menyimpan data inspeksi
baru dan mengupdate serta menghapus informasi jika terjadi kesalahan
penginputan. Dimana data yang telah tersimpan akan ditampilkan dalam
grid. Dan untuk setiap harinya akan dilakukan pencetakan laporan
inspeksi QA yang memberikan informasi mengenai jenis defect, jumlah
dan nomor mould yang terjadi defect, serta status dari box yang
menjelaskan box tersebut dapat dilanjutkan ke proses berikutnya atau
dilakukan inspeksi lanjutan. Sedangkan laporan QA bulanan akan
melaporkan total jumlah defect yang terjadi dalam satu bulan selama
periode satu bulan.
241
Form Inspeksi Data Bulanan QC dan QA
Form Inspeksi QC BulananForm Inspeksi QC Bulanan
Mon, 25 July 2011
Kode Produk
600000Jumlah Produksi
Process Cancel
>
Kode_Inspeksi_QC
IQC2134565
IQC2134569
IQC2134599
IQC2134467
IQC2134983
IQC2245981
IQC2245534
Capacity_Produksi
6300
6435
6123
6312
6453
6234
6432
Jumlah_Defect
175
111
90
145
81
129
131
B04
Jumlah Defect 2987
Periode Desember 2010
Gambar 4.54 Tampilan Form Inspeksi QC Bulanan
Form Inspeksi QA BulananForm Inspeksi QA Bulanan
Mon, 25 July 2011
Kode Produk
16Jumlah Box
Process Cancel
>
Kode_Inspeksi_QA
IQA2134565
IQA2134569
IQA2134599
IQA2134467
IQA2134983
IQA2245981
IQA2245534
Jumlah_Sampel
192
192
192
192
192
192
192
Jumlah_Defect
67
40
57
43
45
68
34
B04
Jumlah Box Released 7
Periode Desember 2010
Jumlah Box Hold 9
175Jumlah Defect
Gambar 4.55 Tampilan Form Inspeksi QA Bulanan
242
Form ini digunakan oleh manager QC untuk mendata hasil Inspeksi QA
dan inpeksi QA setiap bulannya dan setiap jenis produk. Form ini hanya
digunakan untuk melihat informasi dari data yang telah tersimpan.
Form Define
Form DefineForm Define
Mon, 25 July 2011
Kode Proyek
Sumber Data
New Delete Update
>
Kode_Proyek
PQ0001
Nama Proyek
Pengendalian Kua..
Kode_Produk
B04
Masalah Proyek
PQ0001
Kode_Inspeksi_Ak.
IQA2134600
Kode_Inspeksi_Aw.
IQA2134565
Cancel Print
Tujuan Proyek
QA
Penurunan tingkat box status “HOLD”
Sumber_Data
QA
Masalah_Proy..
Tingkat box st..
Nama Proyek Pengendalian Kualitas Produk B04
Kode Inspeksi IQA2134565 To IQA2134600
Tingkat box status “HOLD” yang tinggi
Tujuan_Proyek
Penurunan tingkat box s..
Kode Produk B04
Save
Gambar 4.56 Tampilan Form Define
Form ini digunakan oleh manager QC dalam melakukan definisi proyek
yang akan dilakukan berdasarkan laporan – laporan inspeksi harian
maupun bulanan dari QC atau QA. Dimana dalam pendefinisian ini
ditentukan sumber data yang diinginkan, kode produk yang ingin
didefinisi, serta periode waktu inspeksi yang ingin didefinisi. Manager
QC akan mendefinisikan masalah proyek serta tujuan dari proyek
tersebut. Manager QC dapat menyimpan, mengupdate serta menghapus
informasi jika terjadi kesaahan penginputan. Dimana data yang telah
243
tersimpan ditampilkan dalam grid. Setelah pendefinisian selesai user
dapat melakukan pencetakan dari hasil definisi tersebut.
Gambar 4.57 Print Out Project Define
244
Form Measure
Form MeasureForm Measure
Mon, 25 July 2011
Sumber Data
Save Print Cancel
>
Kode_Inspeksi_QA
IQA2134565
IQA2134569
IQA2134599
IQA2134467
Jumlah_Sampel
192
192
192
224
Jumlah_Defect
67
40
57
21
QA
Control Chart
Kode Inspeksi IQA2134565
to IQA2134600
>
Proporsi
0,349
0,208
0,297
0,224
UCL
0,306
0,306
0,306
0,306
CL
0,217
0,217
0,217
0,217
Process
Total Produksi/Sampel 8032
Total Defect 1741
Proporsi Defect 0,217
Nilai Sigma
Jenis Cacat (CTQ) 10DPMO 21675,7997
Nilai Sigma 3,520
Gambar 4.58 Form Measure
Form ini digunakan oleh supervisor QC untuk membuat control chart
dan menghitung nilai DPMO dan nilai sigma berdasarkan data yang
definisi oleh manager QC. Hasil perhitungan akan ditampilkan pada
grid.
245
Gambar 4.59 Print Out Control Chart
Form Analyze Pareto
Form ParetoForm Pareto
Mon, 25 July 2011
Sumber Data
Print Cancel
>
Nama_Defect
Flash
Scracth
Short Mould
Bubble
Jumlah_Defect
456
444
220
211
QC
Kode Inspeksi IQC2134565
to IQC2134600
>
Proporsi
0,2619
0,1264
0,0701
0,224
Persen
26,19
12,64
7,01
6,89
Kumulatif_Persen
26,19
51,69
64,33
76,45
Process
Total Defect 1741
Gambar 4.60 Form Pareto
246
Form ini juga digunakan oleh supervisor QC berdasarkan data yang
didefinisi dalam pendefinisian oleh manager QC. Dimana dalam
diagram pareto akan memetakan jenis defect beserta proporsinya. Yang
kemudian dari proporsi yang dominan akan dibuat analisis. Hasil
perhitungan akan ditampilkan dalam grid.
Gambar 4.61 Print Out Pareto
247
Form Analyze Cause and Effect dan Form Five Why
Form Analyze Cause and EffectForm Analyze Cause and Effect
Mon, 25 July 2011
Kode Cause and Effect
Nama Defect
New Delete Update
>
Kode_CAE
CAE0001
CAE0002
CAE0003
CAE0004
CAE0005
CAE0006
CAE0007
Kode_Proyek
PQ0001
PQ0001
PQ0001
PQ0001
PQ0001
PQ0001
PQ0001
Nama_Defect
Flash
Flash
Flash
Flash
Scratch
Scratch
Scratch
FLB003Kode Defect
CAE0001
Penyebab_Primer
Temperatur terlalu..
Parameter tidak s..
Pengaturan speed..
Kurang komunikasi.
Tidak dilakukakan ..
Desain cetakan tid..
Mould miring
Faktor_Penyebab
Method
Method
Method
Man
Method
Method
Machine
Cancel FiveWhy
Flash
Kode_Defect
FLB003
FLB003
FLB003
FLB003
SCB001
SCB001
SCB001
Penyebab_Sekunde
Setting tidak sesuai
Kode Proyek PQ0001
Faktor Penyebab Method
Penyebab Primer
Penyebab Sekunder 2
Penyebab Sekunder Settingan tidak sesuai
Temperatur terlalu tinggi
Save
Gambar 4.62 Form Cause and Effect
Form Analyze FiveWhyForm Analyze FiveWhy
Mon, 25 July 2011
Kode FiveWhy
Nama Defect
New Delete Update
>
*
Kode_Five_Why
FW0001
Kode_Proyek
PQ0001
Nama_Defect
Flash
FLB003Kode Defect
Penyebab 1
Penyebab 3
FW0001
Why2
Celah longgar pada mould
Why1
Pressure tinggi
Cancel FMEA
Penyebab 2
Flash
Celah longgar pada mould
Pressure tinggi
Permukaan mould miring
Kode_Defect
FLB003
Why3
Permukaan mould
Penyebab 5
Penyebab 4
Kode Proyek PQ0001
Save
Gambar 4.63 Form Five Why
Form ini digunakan oleh supervisor QC dalam melakukan analisis
terhadap defect – defect yang terjadi. Dimana analisis dilakukan
248
terhadap akar penyebab dari defect dengan mengidentifikasi penyebab –
penyebabnya. Supervisor QC dapat menyimpan hasil analisis yang baru
serta mengupdate dan menghapus informasi jika terjadi kesalahan dalam
penginputan. Dimana data yang telah diinput akan ditampilkan pada
grid.
Form Improve FMEA
Form FMEAForm FMEA
Mon, 25 July 2011
Kode FMEA
New Delete Update
>
Kode_FMEA
FM0001
Kode_Proyek
PQ0001
Kode_Defect
FLB003
Modus Kegagalan
FM0001
Efek_Potensial
Material yang dido..
Modus_Kegagalan
Pressure material ..
Cancel Print
Efek Potensial
Flash
Material yang didorong oleh injector berlebihan
Nama_Defect
Flash
Severity
8
Nama Defect
Pressure material terlalu tinggi
Occurance
7
Kode Proyek PQ001
FLB003Kode Defect
Risk Priority Number
8Severity 7Occurance 6Detection RPN 336 Count
Sebab Potensial
Pengendalian Pengawasan dan pelatihan oleh bagian produksi yang lebih berpengalaman
Operator kurang terampil dalam pengaturan mesin
Gambar 4.64 Form FMEA
Form ini digunakan oleh manager QC untuk melakukan analisis
terhadap jenis defect yang terjadi dengan mengidentifikasi modus
kegagalan, efek potensial, RPN, sebab potensial serta pengendalian yang
akan dilakukan pada defect tersebut. Manager QC dapat menyimpan
hasil analisis baru serta mengupdate dan menghapus informasi jika
terjadi kesalahan penginputan. Data yang telah diinput akan ditampilkan
dalam grid.
249
4.3.4.3.4. Sequence Diagram
Sequence diagram berikut akan menjelaskan tentang aktifitas yang
dilakukan actor pada masing – masing usecase.
Staff Produksi
Window_Data_Produk
Grid_Produk
<<create>>
<<create>>
generate_tanggal()
Produk
get_last_code()
last_code
input_nama_produk
input_tinggi_produk
input_berat_produk
input_diameter_produk
input_capacity_produk
input_shape_produk
add_to_grid()
result
save()
update()
delete()
input_data_dicari()
klik_search()
get_data_dicari()
close()
return
Opt
Gambar 4.65 Sequence Diagram Mendata Jenis Produk
250
Staff Produksi
Window Data Produksi
Grid Produksi<<create>>
Produksi
generate_tanggal()
<<create>>
get_last_code()
Last_code
List_Kode_Produk<<create>>
Produk
get_all_kode_produk()
kode_produk()
get_kode_produk()
klik_kode_produk()
input_line_produksi()
input_shift_produksi()
input_speed_produksi()
input_efektivitas_produksi()
add_to_grid()
result
save()
update()
delete()
input_data_dicari()
close()
klik_search()
get_data_dicari()
return()
Opt
Gambar 4.66 Sequence Diagram Mendata Efektivitas Produksi
251
Staff QC
Window Jenis Defect<<create>>
Grid Jenis Defect<<create>>
Defect
generate_tanggal()
get_last_code()
last_code()
input_kode_defect()
input_nama_defect()
input_penyebab_utama_defect()
add_to_grid()
result()
save()
update()
delete()
input_data_dicari()
klik_search()
get_data_dicari()
close()
return()
Opt
Gambar 4.67 Sequence Diagram Mendata Jenis Defect
252
Staff QC
Window Data Inspeksi
QC<<create>>
Grid Inspeksi QC<<create>>
Inspeksi QC
generate_tanggal()
get_last_code()
last_code()
List Kode Produksi<<create>>
Produksi
get_all_kode_produksi()
kode_produksi()
get_kode_produksi()
klik_kode_produksi()
get_kode_produk()
Produk
get_kode_produk()
get_jumlah_produksi()
jumlah_produksi()
kode_produk()
List Nama Defect<<create>>
Defect
get_all_kode_defect()
nama_defect()
nama_defect()
klik_nama_defect()
get_kode_defect()
kode_defect()
input_no_mould()
input_jumlah_defect()
hitung_jumlah_defect()
add_to_grid()
result()
save()
update()
delete()
Print Laporan Inspeksi
QC<<create>>
print()
close()
close()
Loop
Gambar 4.68 Sequence Diagram Mendata dan Membuat Laporan Inspeksi
Harian dan Bulanan QC
253
Staff QA
Window Inspeksi QA<<create>>
Grid Box
Inspeksi QA
List Kode Produk
Produk Box
<<create>>
generate_tanggal()
get_last_code()
last_code()
<<create>>
get_all_kode_produk()
kode_produk
kode_produk()
get_last_kode()
last_code()
input_jumlah_lot()
input_jumlah_sampel()
add_to_grid()
input_acceptance()
result()
save()
delete()
save()
update()
delete()
close()
Gambar 4.69 Sequence Diagram Mendata Box
254
Staff QA
Window Inspeksi QA<<create>>
<<create>> List Box
Box
generate_tanggal()
get_all_kode_box()
kode_bo()
List Nama Defect
kode_box()
Defect
nama_defect()
get_all_nama_defect()
nama_defect()
kode_defect()
<<create>>
get_kode_defect()
pilih_nama_defect()
input_jumlah_defect_box()
input_no_mould()
klik_add()
generate_status_defect()
hitung_jumlah_defect_box()
add_to_grid()
result()
save()
update()
delete()
klik_print()
Object1<<create>>
print()
close()
close()
Loop
Gambar 4.70 Sequence Diagram Mendata dan Membuat Laporan Inspeksi
Harian dan Bulanan QA
255
Manager QC
Window Laporan Bulanan
QC<<create>>
List Kode Produk<<create>>
generate_tanggal()
Produk Produksi DefectInspeksi QC
Grid Data Inspeksi<<create>>
kode_produk()
get_kode_produk()
kode_produk()
pilih_kode_produksi()
pilih_periode()
klik_proses()
get_total_jumlah_produksi()
total_jumlah_produksi()
get_total_jumlah_defect()
total_jumlah_Defect()
kode_inspeksi_QC()
kode_inspeksi_QC()
get_jumlah_produksi_per_shift()
jumlah_produksi_per_shift()
jumlah_produksi()
get_jumlah_per_defect_produk()
jumlah_per_Defect_produk()
Jumlah_defect()
klik_close()
Gambar 4.71 Sequence Diagram Melihat Data Bulanan Inspeksi QC
256
Manager QC
Window Laporan Bulanan
QA<<create>>
List Kode Produk<<create>>
generate_tanggal()
Produk Box DefectInspeksi QA
Grid Data Inspeksi<<create>>
kode_produk()
get_kode_produk()
kode_produk()
pilih_kode_produk()
pilih_periode()
klik_proses()
get_jumlah_box_released()
total_jumlah_box_hold()
get_total_jumlah_defect()
total_jumlah_Defect()
kode_inspeksi_QA()
kode_inspeksi_QA() get_jumlah_sampel_per_shift()
jumlah_sampel_per_shift()
jumlah_box()
get_jumlah_per_defect_box()
jumlah_per_Defect_box()
Jumlah_defect
klik_close()
julah_box_released/hold()
total_jumlah_box
Gambar 4.72 Sequence Diagram Melihat Data Bulanan Inspeksi QA
257
Manager QC
Window DefineMessage1
Proyek Produk
get_last_kode_proyek()
kode_proyek()
List Produk<<create>>
get_kode_produk()
get_kode_produk()
kode_produk()
kode_produk()
input_nama_proyek()
pilih_kode_produk()
pilih_sumber_data()
<<create>> List Kode Inspeksi
Inspeksi QC Inspeksi QA
get_kode_inspeksi_QC()
kode_inspeksi_QC()
kode_inspeksi_QC()
get_kode_inspeksi_QA()
kode_inspeksi_QA()
kode_inspeksi_QA()
pilih_kode_inspeksi()
input_pernyataan_masalah()
input_tujuan_proyek()
save()
update()
delete()
klik_print()
Print Proyek Define<<create>>
print()
close()
close()
Alt
Inspeksi QC
Alt
Inspeksi QA
generate_tanggal()
Gambar 4.73 Sequence Diagram Mendefinisi dan Mencetak Proyek
258
Supervisor QC
Window Measure<<create>>
get_tanggal()
pilih_kode_inspeksi()
Grid Measure<<create>>
Produksi Inspeksi QC Box Inspeksi QA
kode_inspeksi_QC()
jumlah_produksi()
get_jumlah_defect_per_inspeksi_QC()
jumlah_defect_per_inspeksi_QC()
get_jumlah_produksi()
get_all_kode_inspeksi_QC()
get_all_kode_inspeksi_QA()
kode_inspeksi_QA()
get_jumlah_sampel_per_inspeksi_QA()
jumlah_sampel_per_inspeksi_QA()
get_jumlah_defect_per_inspeksi_QA()
jumlah_defect_per_inspeksi_QA()
hitung_proporsi,UCL,LCL,CL()
Hitung_total_produksi()
hitung_total_defect()
hitung_rata-rata_proporsi()
get_total_produksi()
Message2
get_rata-rata_proporsi()
input_jenis_defect()
hitung_DPMO()
hitung_nilai_sigma()
klik_print()
Print Laporan Inspeksi
QA<<create>>
print()
close()
close()
Alt
Inspeksi QC
Alt
Inspeksi QA
Gambar 4.74 Sequence Diagram Membuat Control Chart dan Menghitung
Nilai Sigma
259
Supervisor QC
Window Diagram Pareto<<create>>
generate_tanggal()
<<create>> List Kode Inspeksi
pilih_sumber_data()
Inspeksi QC Inspeksi QA Defect
get_all_kode_inspeksi_QA()
kode_inspeksi_QC()
get_jenis_defect()
jenis_defect()
get_jenis_defect()
jenis_defect
get_jumlah_per_defect_produk()
get_all_kode_inspeksi_QA()
kode_inspeksi_QA()
get_jenis_defect()
get_jenis_defect()
jenis_defect()
jenis_defect()
get_jumlah_per_defect_produk()
hitung_total_per_defect()
hitung_presentase_per_defect()
hitung_kumulatif()
Window Laporan<<create>>
print()
close()
klik_close()
Gambar 4.75 Sequence Diagram Membuat Pareto
260
Supervisor QC
Window CAE<<create>>
Grid CAE<<create>>
List Produk<<create>>
Proyek Defect Cause and Effect
get_last_kode_CAE()
last_code_CAE()
kode_proyek()
kode_proyek()
List Jenis Defect<<create>>
get_jenis_defect()
jenis_defect()
List Faktor<<Create>>()
klik_faktor()
get_faktor()
input_penyebab_utama()
input_penyebab_sekunder()
input_penyebab_sekunder2()
klik_add()
add_to_grid()
result()
save()
update()
delete()
Window Print<<create>>
print()
close()
close()
get_all_kode_proyek)
generate_tanggal()
Loop
Gambar 4.76 Sequence Diagram Membuat Diagram Cause and Effect
261
Supervisor QC
Window FiveWhy<<create>>
Grid FiveWhy<<create>>
List Proyek<<create>>
Proyek Defect FiveWHy
get_last_kode_Fivewhy()
last_code_fivewhy()
kode_proyek()
kode_proyek()
List Jenis Defect<<create>>
get_jenis_defect()
jenis_defect()
input_why2()
input_why4()
input_why5()
klik_add()
add_to_grid()
result()
save()
update()
delete()
Window Print<<create>>
print()
close()
close()
get_all_kode_proyek)
generate_tanggal()
Loopjenis_defect()
input_why3()
input_why1()
Gambar 4.77 Sequence Diagram Membuat Diagram Five Whys
262
Supervisor QC
Window FMEA<<create>>
Grid FMEA<<create>>
List Proyek<<create>>
Proyek Defect FiveWHy
get_last_kode_Fivewhy()
last_code_fivewhy()
kode_proyek()
get_kode_proyek()
List Jenis Defect<<create>>
get_jenis_defect()
jenis_defect()
input_efek_potensial()
input_pengendalian()
input_penyebab_potensial()
pilih_efectivity()
klik_add()
get_all_kode_proyek)
generate_tanggal()
jenis_defect()
pilihseverity()
input_modus_kegagalan()
List Severity<<create>>
get_severity()
add_to_grid()
result()
save()
update()
delete()
Window Print<<create>>
print()
close()
List Likehood<<create>>
get_likehood()
List_Efektivity<<create>>
get_efectivity()
hitung_RPN()
pilih_likehood()
result()
close()
Gambar 4.78 Sequence Diagram Membuat Tabel FMEA
263
4.3.4.4. The Technical Platform
Sistem ini akan dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemograman
Visual Basic 6.0 yang didukung dengan aplikasi Crystal Report 8.5 untuk
pencetakan laporan – laporan yang dibutuhkan. Sementara itu untuk aplikasi
database digunakan Microsoft Access 2000. Untuk menjalankan program,
user dapat menggunakan Personal Computer (PC) yang telah terinstalasi
dengan program. Selain itu printer dibutuhkan sebagai pendukung
pencetakan laporan – laporan yang dibutuhkan.
4.3.5. Recommendations
4.3.5.1. The System’s Usefulness and Feasilbility
Sistem ini dirancang dengan tujuan agar dapat mendukung penerapan
pengendalian kualitas dengan metode Six Sigma melalui tahapan DMAIC
pada PT. Oneject Indonesia. Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat
menyediakan informasi – informasi yang dibutuhkan secara tepat sehingga
tindakan perbaikan – perbaikan terhadap proses dapat dilakukan sedini
mungkin. Selain itum sistem juga menyediakan beberapa tools pengendalian
kualitas secara statistikal untuk mengolah data – data pengukuran yang ada.
4.3.5.2. Strategy
Beberapa strategi yang diusulkan untuk implementasi maupun
pengembangan dari sistem ini antara lain adalah dengan mempersiapkan
fasilitas – fasilitas teknis yang memenuhi spesifikasi yang disyaratkan.
264
Selain itu, perlu dilakukan suatu penelitian kepada calon user dari sistem ini
sebelum sistem ini diimplementasikan agar sistem dapat digunakan secara
tepat.
Untuk dapat memastikan bahwa sistem telah dibuat sesuai dengan
requirement dari user, makan akan dibuat sebuah prototype untuk
diujicobakan kepada user dan dilakukan pengembangan jika diperlukan.
4.4. Design Document Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Kualitas
PT. OneJect
4.4.1. The Task
4.4.1.1. Purpose
Tujuan dari sistem informasi ini adalah mendukung penerapan metode
DMAIC pada proses pengendalian kualitas agar dapat mengatasi
permasalahan bagian QC/QA PT OneJect. Sistem ini membantu dalam
pengelolaan data dengan statistical tools maupun penyajian data dalam
bentuk laporan yang diperuntukkan untuk mendukung pengambilan
keputusan
4.4.1.2. Correction to The Analysis
Dalam perancangan sistem ini, dilakukan beberapa perbaikan terhadap
analisis dokumen yang telah dibuat sebelumnya. Perbaikan dilakukan
dengan membuat revised class diagram menjadi class diagram baru. Revise
class diagram dibuat menggunakan pertimbangan hubungan class diagram
265
sebelumnya dan common event yang ada pada event table yang telah dibuat
sebelumnya.
4.4.1.3. Quality Goals
Untuk dapat menghasilkan sistem informasi yang sesuai dengan keinginan
maka perlu ditentukan kriteria – kriteria yang harus diprioritaskan. Dimana,
kriteria yang diprioritaskan memiliki peranan yang penting dalam
operasional dari sistem informasi yang dirancang. Prioritas kriteria dari
sistem dapat dilihat pada tabel kriteria berikut :
Tabel 4.51 Matriks Kriteria
Criteria
Ver
y
Impo
rtan
t
Impo
rtan
t
Les
s
Impo
rtan
t
Irre
leva
nt
Easl
y
Fu
llfi
lled
Usable V
Secure V
Efficient V
Correct V
Reliable V
Maintainable V
Testable V
266
Tabel 4.51 Matriks Kriteria (Lanjutan)
Criteria
Ver
y
Impo
rtan
t
Impo
rtan
t
Les
s
Impo
rtan
t
Irre
leva
nt
Easl
y
Fu
llfi
lled
Flexible V
Comprehensible V
Reusable V
Portable V
interoperable V
- Usable
Kriteria ini dinilai sangat penting, karena sistem yang dirancang harus
dapat digunakan pada platform yang ada pada kabelindo.
- Secure
Keamanan dari sistem juga merupakan kriteria yang sangat penting
karena sistem informasi yang dibuat membutuhkan adanya hak akses
bagi user sehingga orang – orang yang tidak berkepentingan tidak dapat
mengakses data – data yang bukan bagian dari otoritasnya.
- Efficient
Kriteria ini dianggap penting karena sistem yang dirancang harus dapat
disesuaikan dengan kebutuha perusahaan dan tidak berlebihan.
267
- Correct
Kriteria ini dianggap sangat penting karena sistem haruslah benar –
benar dapat memenuhi kebutuhan dari user dan tujuan dari sistem.
- Reliable
Sistem diharapkan dapat menghasilkan output secara akurat sehingga
pengambilan keputusan dapat dilakukan secara tepat oleh karena itu,
kriteria ini dinilai penting.
- Maintainable
Kriteria ini penting karena perbaikan terhadap sistem harus dapat
dilakukan dengan biaya yang rendah.
- Flexible
Kriteria ini dianggap penting karena sistem harus dapat dikembangkan
apabila dibutuhkan.
- Testable
Kriteria ini penting karena sistem harus dapat diuji terlebih dahulu
sebelum benar – benar diimplementasikan.
- Comprehensible
Kriteria ini dinilai sangat penting karena sistem harusnlah user friendly
sehingga mudah untuk digunakan dan dimengerti oleh user sehingga
kesalahan – kesalahan dapat diminimalkan.
- Reusable
Kriteria ini dianggap penting karena sistem diharapkan dapat digunakan
kembali jika akan dilakukan pengembangan.
268
- Portable
Kriteria ini dianggap kurang penting karena proses pengendalian
kualitas hanya akan digunakan di pabrik OneJect sehingga tidak perlu
untuk dibuat portable.
- Interoperable
Kriteria ini dianggap kurang penting karena platform yang digunakan
oleh OneJect sudah seragam.
4.4.2. The Technical Platform
4.4.2.1. Equipment
Technical platform untuk sistem informasi pengendalian kualitas
menggunakan Personal Computer (PC) dengan spesifikasi minimum agar
tidak kesulitan ketika dilakukan implementasi sebagai berikut :Client
menggunakan Processor Intel Pentium 4 3.0 GHz, Memory : 256 MB, Hard
Disk : 80 GB. Sementara itu pada Server menggunakan Processor Intel
Pentium 4 3.0 GHz, Memory : 512 MB, Hard Disk : 120 GB.
4.4.2.2. System Software
Bahasa pemograman yang akan digunakan adalah Visual Basic 6.0 dimana
sudah terdapat Crystal Report untuk menampilkan grafik dan laporan.
Sedangkan hubungan database dengan Microsoft Access 2000. Sistem
operasi minimum yang direkomendasikan adalah Micorosoft Windows XP.
269
4.4.2.3. System Interface
Selain spesifikasi hardware dan software yang dibutuhkan, sistem juga
memerlukan printer untuk keperluan pencetakan laporan – laporan dan
grafik dalam penyediaan informasi dalam mendukung pengambilan
keputusan untuk pengendalian kualitas perusahaan.
4.4.2.4. Design Language
Perancangan sistem informasi pengendalian kualitas ini menggunakan notasi
UML (Unified Modelling Language) untuk semua diagram yang dibuat
diantaranya class diagram, statechart diagram, usecase diagram, sequence
diagram, navigation diagram, component diagram, sampai dengan
deployment diagram dengan bantuan software Microsoft Visio 2007.
4.4.3. Architecture
4.4.3.1. Component Architecture
Component architecture digunakan untuk sistem ini adalah pola architecture
client – server architecture dengan bentuk centralized data, dimana pada
komponen client terdapat user interface dan function, sedangkan pada server
hanya terdapat model sehingga database terpusat menjadi satu dan dapat
digunakan bersama.
270
<<component>>
Staff Produksi
U
F
<<component>>
Supervisor QC
U
F
<<component>>
Staff QC
U
F
<<component>>
Server
M
<<component>>
Staff QA
U
F
<<component>>
Manager QC
U
F
Gambar 4.79 Component Diagram
4.4.3.2. Process Architecture
Process architecture berguna untuk menggambarkan struktur fisik dari
sistem yang digunakan pada sistem pengendalian kualitas ini.
271
Staff Produksi
U
F
SI
Supervisor QC
U
F
SIAO Printer
Staff QC
U
F
SIAO Printer
Staff QA
U
F
SIAO Printer
Manager QC
U
F
SIAO Printer
Server
M
SI
Gambar 4.80 Deployment Diagram
272
4.4.3.3. Standards
Sistem ini dibuat dengan desain standar window untuk menampilkan pesan
peringatan pada user jika terjadi kesalahan pada saat menjalankan sistem.
WindowsMessageWindowsMessage
OK
RPN belum dihitung
Gambar 4.81 Window Message pada Form FMEA
WindowsMessageWindowsMessage
OK
Masukkan Jumlah CTQ
Gambar 4.82 Window Message pada Form Measure
DeleteDelete
Yes
Apakah Anda ingin menghapus data
No
Gambar 4.83 Window Message Penghapusan Data
273
WindowsMessageWindowsMessage
OK
Data tidak lengkap
Gambar 4.84 Window Message Data Tidak Lengkap
4.4.4. Component
4.4.4.1. Model Component
Berdasarkan event table dan class diagram diawal antara class Inpeksi_QC
dan class Defect terdapat common event “Memeriksa_produk()” dengan
hubungan 0..*, begitu juga antara class Box dengan class Defect yang
terdapat common event “Memeriksa_box()” dengan hubungan 0..*, oleh
karena itu harus dibuat dua class baru yaitu class Detil_inspeksi_QC yang
merupakan pecahan dari class Inspeksi_QC dengan class Defect dan class
baru Detil_defect_box yang merupakan pecahan dari class defect dan class
box.
274
+Mendata_produk()
-Kode_Produk
-Nama_Produk
-Height
-Weight
-Diameter
-Shape
-Capacity
Produk
+mencata_data_produksi()
-Kode_Produksi
-Kode_produk
-Line_Produksi
-Shift_Produksi
-Speed_Produksi
-Capacity_Produksi
Produksi
+memeriksa_box()
-Kode_Box
-Kode_inspeksi_QA
-Jumlah_lot
-Jumlah_Sampel
-Acceptance
Box
+mendata_defect()
-Kode_Defect
-Nama_Defect
-Penyebab_Utama_Defect
Defect
+memeriksa_produk()
-Kode_Inspeksi_QC
-Kode_Produksi
Inspeksi_QC
+mendata_box()
-Kode_Inspeksi_QA
-Kode_Produk
Inspeksi_QA
+Menganalisa_FMEA()
-Kode_FMEA
-Kode_proyek
-Nama_Defect
-Modus_Kegagalan
-Efek_Potensial
-Sebab_Potensial
-Severity
-Occurance
-Detectbility
-Pengendalian
FMEA
+Menganalisa_penyebab()
-Kode_Five_Why
-Kode_proyek
-Nama_Defect
-why1
-why2
-why3
-why4
-why5
Five_Why
+Mengidentifikasi_faktor()
-Kode_CAE
-Kode_proyek
-Nama_defect
-Faktor_penyebab
-Penyebab_utama
-Penyebab_sekunder
-Penyebab_sekunder2
Cause_and_Efect
1 11 1
+Mendefinisi_proyek()
-Kode_Proyek
-Nama_Proyek
-Kode_produk
-Kode_inspeksi_awal
-Kode_inspeksi_akhir
-Sumber_Data
-Masalah_Proyek
-Tujuan_Proyek
Proyek
11..* 1
1..*
1
1
1..1
1..*
1
1..*
1
1..*
1
1..*
1..*
1
-Kode_detil_defect_box
-Kode_box
-Kode_defect
-Nama_Defect
-Jumlah_defect_per_box
-No_mould
-Status
Detil_defect_box
-Kode_detil_inspeksi_QC
-Kode_Defect
-Nama_Defect
-No_mould
-Jumlah_Per_Defect_Produk
Detil_Inspeksi_QC
1 1..*
1
1..*
11..*
1
1..*
Gambar 4.85 Revised Class Diagram
275
4.4.4.2. Function Component
<<Function Component>>
+Mendata_produk()
-Kode_Produk
-Nama_Produk
-Height
-Weight
-Diameter
-Shape
-Capacity
Produk
+mencata_data_produksi()
-Kode_Produksi
-Kode_produk
-Line_Produksi
-Shift_Produksi
-Speed_Produksi
-Capacity_Produksi
Produksi
+memeriksa_box()
-Kode_Box
-Kode_inspeksi_QA
-Jumlah_lot
-Jumlah_Sampel
-Acceptance
Box
+mendata_defect()
-Kode_Defect
-Nama_Defect
-Penyebab_Utama_Defect
Defect
+memeriksa_produk()
-Kode_Inspeksi_QC
-Kode_Produksi
Inspeksi_QC
+mendata_box()
-Kode_Inspeksi_QA
-Kode_Produk
Inspeksi_QA
+Menganalisa_FMEA()
-Kode_FMEA
-Kode_proyek
-Nama_Defect
-Modus_Kegagalan
-Efek_Potensial
-Sebab_Potensial
-Severity
-Occurance
-Detectbility
-Pengendalian
FMEA
+Menganalisa_penyebab()
-Kode_Five_Why
-Kode_proyek
-Nama_Defect
-why1
-why2
-why3
-why4
-why5
Five_Why
+Mengidentifikasi_faktor()
-Kode_CAE
-Kode_proyek
-Nama_defect
-Faktor_penyebab
-Penyebab_utama
-Penyebab_sekunder
-Penyebab_sekunder2
Cause_and_Efect
1 11 1
+Mendefinisi_proyek()
-Kode_Proyek
-Nama_Proyek
-Kode_produk
-Kode_inspeksi_awal
-Kode_inspeksi_akhir
-Sumber_Data
-Masalah_Proyek
-Tujuan_Proyek
Proyek
11..* 1
1..*
1
1
1..1
1..*
11..*
1
1..*
1
1..*
1..*
1
-Kode_detil_defect_box
-Kode_box
-Kode_defect
-Nama_Defect
-Jumlah_defect_per_box
-No_mould
-Status
Detil_defect_box
-Kode_detil_inspeksi_QC
-Kode_Defect
-Nama_Defect
-No_mould
-Jumlah_Per_Defect_Produk
Detil_Inspeksi_QC
1 1..*
1
1..*
11..*
1
1..*
<<Model Component>>
+Mencetak_Lap_Harian_QC()
Pencetakan_Laporan_QC
+Mencetak_Lap_Harian_QA()
Pencetakan_Laporan_QA
+Mencetak_Cotrol_Chart()
Pencetakan_Control_Chart
+Mencetak_Diagram_Pareto()
Pencetakan_Diagram_Pareto
+Mencetak_FMEA()
Pencetakan_FMEA
+Mencetak_Proyek_Define()
Pencetakan_Proyek_Define
«call»
«call»
«call»
«call»
«call»
«call»«call»
«call»
«call»
«call»
«call»
«call»
«call»
«call»
«call»
«call»
«call»«call»
«call»
«call»
Gambar 4.86 Function Component
276
4.4.4.3. Operation Spesification
Tabel 4.52 Operation Spesification Mencetak Laporan QC
Operation Name Mencetak_Laporan_QC
Category passive read
compute
Purpose
Untuk mengetahui jenis – jenis defect yang muncul
dalam proses produksi dengan jumlah defect masing –
masing untuk setiap lini produksi yang berjalan setiap
harinya dan untuk setiap bulannya
Input data Kode_inspeksi_QC
Condition Setiap shift dalam sehari telah dilakukan inspeksi QC
Effect Hasil laporan inspeksi QC akan tampil pada layar
Algorithm
Read Inspeksi_QC
Get kode_inspeksi_QC
Read Detil_inspeksi_QC
Get kode_inspeksi_QC
Get nama_defect
Get jumlah_defect
Get no_mould
Hitung total
Data Structure String, Integer, Double
Placement Pembuatan Laporan QC harian dan bulanan
Involve Object Detil_inspeksi_QC, Inspeksi_QC, Defect
Trigger Event Membuat Laporan Inspeksi QC
277
Tabel 4.53 Operation Spesification Mencetak Laporan QA
Operation Name Mencetak_Laporan_QA
Category passive read
compute
Purpose
Untuk mengetahui box mana saja yang lolos dari proses
inspeksi QA dalam proses produksi dan jumlah serta
jenis – jenis defect yang terjadi setiap harinya dan setiap
bulannya.
Input data Kode_inspeksi_QA
Condition Setiap shift dalam sehari telah dilakukan inspeksi QA
Effect Hasil laporan inspeksi QA akan tampil pada layar
Algorithm
Read Inspeksi_QA
Get kode_inspeksi_QA
Read Box
Get kode_box
Read Detil_defect_box
Get kode_inspeksi_QA
Get kode_box
Get nama_defect
Get jumlah_defect
Get status
Get no_mould
Hitung total
Data Structure String, Integer, Double
Placement Pembuatan Laporan QA harian dan bulanan
Involve Object Inspeksi_QA, Box, Detil_defect_box, defect
Trigger Event Membuat Laporan Inspeksi QA
278
Tabel 4.54 Operation Spesification Mencetak Project Define
Operation Name Mencetak_proyek_define
Category passive read
compute
Purpose
Untuk mencetak keterangan – keterangan yang ada
dalam pendefinisian proyek seperti jenis produk, sumber
data, periode waktu, pernyataan masalah dan tujuan
yang diinginkan.
Input data Kode_inspeksi_QC, Kode_inspeksi_QA, Kode_produk,
Kode_ proyek
Condition Dilakukan ketika akan mengadakan proyek six sigma
dengan tahapan DMAIC guna pengendalian kualitas
terhadap satu jenis produk
Effect Hasil laporan pendefinisian proyek akan muncul pada
user interface
Algorithm
Read Inspeksi_QC
Get kode_inspeksi_QC
Read Inspeksi QA
Get kode_inspeksi_QA
Read Produk
Get Kode_produk
Read Proyek
Get data Proyek
Data Structure String, Integer, Double
Placement Pembuatan Laporan QA harian dan bulanan
Involve Object Inspeksi_QA, Box, Detil_defect_box, defect
Trigger Event Membuat Laporan Inspeksi QA
279
Tabel 4.55 Operation Spesification Mencetak Control Chart
Operation Name Mencetak_Control_Chart
Category passive read
compute
Purpose
Untuk mencetak control chart yang menggambarkan
dan memetakan batas bawah dan batas atas
pengendalian kualitas berdasarkan historis data – data
pada inspeksi QC atau inspeksi QA sesuai dengan defini
proyek yang telah dilakukan sebelumnya
Input data Kode_inspeksi_QC, Kode_inspeksi_QA
Condition Definisi dari proyek telah dilakukan
Effect Perhitungan dari defect akan muncul pada grid dan
diagram control chart akan muncul pada user interface
Algorithm
If sumber data = QC then
Read Inspeksi QC
Get kode_inspeksi_QC
Get Kode_produksi
Read Produksi
Get kode_produksi
Get jumlah_produksi
Hitung total jumlah_produksi
Read Detil_inspeksi_QC
Get Kode_inspeksi_QC
Get jumlah_per_defect_produk
Get jumlah_defect di setiap kode inspeksi QC
Hitung total_defect
Hitung Proporsi, CL, LCL, UCL
280
Tabel 4.55 Operation Spesification Mencetak Control Chart (lanjutan)
Proporsi = jumlah defect/jumlah produksi
CL = total defect/total produksi
LCL = CL – 3 SQRT(CL*(1-CL)/jumlah produksi)
UCL = CL + 3 SQRT(CL*(1-CL)/jumlah produksi)
Input jumlah CTQ
Hitung DPMO
DPMO = 1.000.000 * Total defect/(jumlah CTQ
*total produksi)
Hitung nilai sigma
Normsiv ((1.000.000-DPMO)/1.000.000) + 1.5
Else
Read Inspeksi_QA
Get Kode_inspeksi_QA
Read Box
Get kode_inspeksi_QA
Get kode_box
Get jumlah_sampel
Hitung jumlah box setiap kode_inspeksi_QA
Jumlah sampel per kode_inspeksi_QA = jumlah box *
jumlah sampel
hitung total sampel
read Detil_defect_box
get Kode_inspeksi_QA
get Kode_box
get jumlah_per_defect_box
281
Tabel 4.55 Operation Spesification Mencetak Control Chart (Lanjutan)
hitung total defect setiap kode_inspeksi_QA
hitung Proporsi, CL, LCL, UCL
Proporsi = jumlah defect/jumlah sampel per
kode_inspeksi_QA
CL = total defect/total sampel
LCL = CL – 3 SQRT(CL*(1-CL)/jumlah sampel
per kode_insepksi_QA)
UCL = CL + 3 SQRT(CL*(1-CL)/jumlah sampel
per kode_insepksi_QA)
Input jumlah CTQ
Hitung DPMO
DPMO = 1.000.000 * Total defect/(jumlah CTQ
*total sampel)
Hitung nilai sigma
Normsiv ((1.000.000-DPMO)/1.000.000) + 1.5
End if
Plot diagram
Data Structure String, Double
Placement Pembuatan dan pencetakan Control Chart
Involve Object Produksi, Box, Inspeksi_QC, Inspeksi_QA,
Detil_inpeksi_QC, Detil_defect_box
Trigger Event Membuat control chart dan menghitung nilai sigma
282
Tabel 4.56 Operation Spesification Mencetak Pareto Diagram
Operation Name Mencetak_diagram_pareto
Category passive read
compute
Purpose Untuk mencetak diagram pareto yang memetakan jenis
– jenis defect berdasarkan frekuensi sehingga dapat
diketahui jenis defect yang dominan
Input data Kode_inspeksi_QC, Kode_inspeksi_QA
Condition Definisi dari proyek telah dilakukan atau control chart
telah dilakukan
Effect Perhitungan jumlah defect, presentase dan presentase
kumulatif muncul pada grid dan diagram pareto akan
muncul pada user interface
Algorithm
If sumber data = QC then
Read Detil_inspeksi QC
Get nama_defect
Get jumlah_per_defect_produk
Hitung jumlah defect per nama_defect
Hitung total defect
Hitung proporsi
Proporsi = jumlah defect per nama_defect/total
Defect
Kumulatif = proporsi + proporsi sebelumnya
Else
Read Detil_defect_box
Get nama_defect
Get jumlah_per_defect_box
283
Tabel 4.56 Operation Spesification Mencetak Pareto Diagram (Lanjutan)
Hitung jumlah defect per nama_defect
Hitung total defect
Hitung proporsi
Poporsi = jumlah defect per nama_defect/total defect
Kumulatif = proporsi + proporsi sebelumnya
End if
Plot diagram
Data Structure String, Double
Placement Pembuatan dan pencetakan diagram Pareto
Involve Object Defect, Detil_inspeksi_QC, Detil_defect_box
Trigger Event Membuat diagram Pareto
Tabel 4.57 Operation Spesification Mencetak FMEA
Operation Name Mencetak_Laporan_QA
Category passive read
compute
Purpose
Untuk mengetahui penyebab, akibat potensial dan
menganalisa prioritas resiko yang disebabkan oleh
defect serta menganalisis pengendalian yang dapat
dilakukan
Input data Kode_FMEA, Kode_proyek
Condition Diagram Five Why telah selesai dibuat
284
Tabel 4.57 Operation Spesification Mencetak FMEA (Lanjutan)
Effect Tabel FMEA dan RPN akan muncul pada grid dan user
interface
Algorithm
Read Proyek
Get kode_proyek
Read defect
Get nama_defect
Read FMEA
Get kode_FMEA
Get Kode_proyek
Get data_FMEA
Data Structure String, Integer
Placement Pencetakan FMEA
Involve Object Inspeksi_QA, Box, Detil_defect_box, defect
Trigger Event Membuat Tabel FMEA
285
4.4.4.4. Table Spesification
Tabel 4.58 Table Spesification Class Produk
Table Produk
Primary Key Kode_produk
Foreign Key -
Field Tipe Data Size Null Auto
Increment
Keterangan
Kode_produk Char 6 Not Null No Primary Key
Nama_produk Varchar 5 Not Null No Nama Produk
Height Decimal 5 Not Null No Tinggi Produk
Weight Decimal 5 Not Null No Berat Produk
Diameter Decimal 5 Not Null No Diameter
Produk Capacity Decimal 5 Not Null No Kapasitas
Produk
Shape Text 10 Not Null No Bentuk Produk
Tabel 4.59 Table Spesification Class Produksi
Table Produksi
Primary Key Kode_produksi
Foreign Key Kode_produk
Field Tipe Data Size Null Auto
Increment
Keterangan
Kode_produksi Varchar 10 Not Null No Primary Key
Kode_produk Varchar 6 Not Null No Foreign Key
Line_produksi Char 2 Not Null No Lini Produksi
Shift_produksi Char 1 Not Null No Shift Produksi
Speed_produksi Float 4 Not Null No Kecepatan
produksi
286
Tabel 4.59 Table Spesification Class Produksi (Lanjutan)
Kapasitas_produksi Float 8 Not Null No Jumlah
Produksi
Tabel 4.60 Table Spesification Class Defect
Table Defect
Primary Key Kode_defect
Foreign Key -
Field Tipe Data Size Null Auto
Increment
Keterangan
Kode_defect Varchar 8 Not Null No Primary Key
Nama_defect Varchar 15 Not Null No Nama Defect
Penyebab_Utama Text 50 Null No Penyebab
terjadinya defect
Tabel 4.61 Table Spesification Class Inspeksi QC
Table Inspeksi_QC
Primary Key Kode_inspeksi_QC
Foreign Key Kode_produksi
Field Tipe Data Size Null Auto
Increment
Keterangan
Kode_inspeksi_QC Varchar 12 Not Null No Primary Key
Kode_produksi Varchar 10 Not Null No Foreign Key
Tabel 4.62 Table Spesification Class Detil Inspeksi QC
Table Detil_inspeksi_QC
Primary Key Kode_detil_inspeksi_QC
287
Tabel 4.62 Table Spesification Class Detil Inspeksi QC (Lanjutan)
Foreign Key Kode_defect, Nama_Defect
Field Tipe
Data
Field Tipe
Data
Field Tipe Data
Kode_detil_
Inspeksi_QC
Varchar 10 Not Null Yes Primary Key
Kode_defect Varchar 8 Not Null No Foreign Key
Nama_defect Varchar 15 Not Null No Foreign Key
No_mould Varchar 15 Not Null No
Nomor
mould
penyebab
defect
Jumlah_per_
defect_produk
Float 8 Not Null No Jumlah
defect setiap
kode detil
Tabel 4.63 Table Spesification Class Inspeksi QA
Table Inspeksi_QA
Primary Key Kode_inspeksi_QA
Foreign Key Kode_produk
Field Tipe Data Size Null Auto
Increment
Keterangan
Kode_inspeksi_
QA
Varchar 12 Not Null No Primary Key
Kode_Produksi Varchar 10 Not Null No Foreign Key
Kode_produk Varchar 6 Not Null No Nama Produk
288
Tabel 4.64 Table Spesification Class Box
Table Box
Primary Key Kode_box
Foreign Key Kode_inspeksi_QA
Field Tipe Data Size Null Auto
Increment
Keterangan
Kode_box Varchar 10 Not Null Yes Primary Key
Kode_inspeksi_
QA
Varchar 12 Not Null No Foreign Key
Jumlah_lot Float 8 Not Null No Jumlah barrel
dalam satu box
Acceptance Integer 3 Not Null No Jumlah
penerimaan
defect
Tabel 4.65 Table Spesification Class Detil Defect Box
Table Detil defect box
Primary Key Kode_detil_defect_box
Foreign Key Kode_box, Nama_defect
Field Tipe Data Size Null Auto
Increment
Keterangan
Kode_detil_
defect_box
Varchar 10 Not Null Yes Primary Key
Kode_box Varchar 10 Not Null Yes Foreign Key
Kode_defect Varchar 7 Not Null No Foreign Key
Nama_defect Varchar 15 Not Null No Foreign Key
289
Tabel 4.65 Table Spesification Class Detil Defect Box (Lanjutan)
Jumlah_per_
Defect_box
Float 8 Not Null No Jumlah defect
setiap kode detil
No_mould Varchar 20 Not Null No Nomor mould
penyebab defect
Status Text 10 Not Null No Status
penerimaan box
Tabel 4.66 Table Spesification Class Cause and Effect
Table Cause and Effect
Primary Key Kode_CAE
Foreign Key Kode_proyek, Nama_defect
Field Tipe Data Size Null Auto
Increment
Keterangan
Kode_CAE Varchar 10 Not Null Yes Primary Key
Kode_proyek Varchar 5 Not Null No Foreign Key
Nama_defect Varchar 15 Not Null No Foreign Key
Faktor_penyebab Varchar 50 Not Null No Faktor
penyebab defect
Penyebab_primer Varchar 50 Not Null No Penyebab
utama
Penyebab_sekunder Varchar 50 Null No Penyebab
lanjutan
Penyabab_sekunder2 Varchar 50 Null No Penyebab
lanjutan
290
Tabel 4.67 Table Spesification Class Five Why
Table Fivewhy
Primary Key Kode_fw
Foreign Key Kode_proyek, Nama_defect
Field Tipe Data Size Null Auto
Increment
Keterangan
Kode_FW Varchar 10 Not Null Yes Primary Key
Kode_proyek Varchar 5 Not Null No Foreign Key
Nama_defect Varchar 15 Not Null No Foreign Key
Why1 Varchar 50 Not Null No Penyebab
pertama
Why2 Varchar 50 Not Null No Penyebab kedua
Why3 Varchar 50 Null No Penyebab ketiga
Why4 Varchar 50 Null No Penyebab
keempat
Why5 Varchar 50 Null No Penyebab
kelima
Tabel 4.68 Table Spesification Class FMEA
Table FMEA
Primary Key Kode_FMEA
Foreign Key Kode_proyek, Nama_defect
Field Tipe Data Size Null Auto
Increment
Keterangan
Kode_FMEA Varchar 10 Not Null Yes Primary Key
Kode_proyek Varchar 5 Not Null No Foreign Key
Nama_defect Varchar 15 Not Null No Foreign Key
291
Tabel 4.68 Table Spesification Class FMEA (Lanjutan)
Modus_Kegagalan Varchar 50 Not Null No Kegagalan yang
disebabkan
defect
Efek_potensial Varchar 50 Not Null No Akibat yang
disebabkan
defect
Severity Integer 2 Not Null No Tingkat bahaya
Occurance Ineteger 2 Not Null No Tingkat
keseringan
terjadi
Detectbility Integer 2 Not Null No Tingkat
pendeteksian
Sebab_potensial Varchar 50 Not Null No Penyebab
potensial defect
Pengendalian Varchar 50 Not Null No Pengendalian
yang dapat
dilakukan
Tabel 4.69 Table Spesification Class Proyek
Table Proyek
Primary Key Kode_proyek
Foreign Key Kode_produk, Kode_inspeksi_QC/Kode_inspeksi_QA
Field Tipe Data Size Null Auto
Increment
Keterangan
Kode_proyek Varchar 10 Not Null Yes Primary Key
Nama_proyek Varchar 50 Not Null No Nama Proyek
Kode_produk Varchar 15 Not Null No Foreign Key
292
Tabel 4.69 Table Spesification Class Proyek (Lanjutan)
Sumber_data Varchar 2 Not Null No Sumber data
inspeksi
Kode_inspeksi_awal Varchar 50 Not Null No Foreign_key
Kode_inspeksi_akhir Varchar 50 Not Null No Foreign_key
Masalah_proyek Varchar 50 Not Null No Permasalahan
proyek
Tujuan_proyek Varchar 50 Not Null No Tujuan proyek
4.4.5. Recommendation
4.4.5.1. The System’s Usefulness
Sistem informasi yang dirancang memiliki beberapa fungsi statistikal
sekaligus mendukung pembuatan laporan – laporan yang dibutuhkan oleh
manajemen. Sistem ini akan dirancang dengan memenuhi kriteria – kriteria
penting yaitu :
Usable
Kriteria ini penting karena sistem informasi yang dibuat harus dapat
benar – benar digunakan dengan sebaik – baiknya dan dapat diadaptasi
pada PT OneJect Indoensia, khususnya pada departemen QC/QA untuk
kegunaan hal pengendalian kualitas
Secure
Hak akses hanya akan diberikan kepada bagian QC/QA. Untuk dapat
masuk ke dalam sistem maka user yang telah memiliki otoritas harus
293
memasukkan Username dan Password. Dimana setiap user mempunyai
hak akses yang berbeda.
Correct
Dilakukan pengujian – pengujian pada saat perancangan sistem untuk
memastikan bahwa sistem berjalan dengan baik dan tepat sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan awal perancangan.
Comprehensible
Kriteria ini akan dievaluasi untuk memastikan sistem yang dibuat akan
dapat dimengerti dan dioperasikan oleh user tanpa memerlukan bantuan
orang lain.
4.4.5.2. Plan For Initiating Use
Sebelum implementasi ini dilakukan, baiknya perusahaan dapat menyiapkan
terlebih dahulu fasilitas fisik maupun secara teknis dan membuat pelatihan
terhadap user sehingga ketika sistem ini dijalankan, sistem ini dapat berjalan
dengan optimal dan dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan
kinerja dan kualitas perusahaan dalam pengendalian kualitas produk.
4.4.5.3. Implementation Plan
Rencana implementasi dari sistem ini dapat diihat pada Gantt Chart berikut
294
Tabel 4.70 Jadwal Rencana Implementasi
Kegiatan
Bulan
1 2 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Analysis
Design
Coding
Testing
Pengadaan
software,
hardware,
dan jaringan
Instalasi dan
pengujian
Training