bab 4 analisis dan pembahasan hasil 4.1 prosedur kerjarepository.wima.ac.id/13779/5/bab 4.pdf ·...
TRANSCRIPT
40
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL
4.1 Prosedur Kerja
PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji,
upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan
dalam bentuk apapun yang sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subyek
pajak dalam negeri.. PPh 21 ini diwajibkan bagi setiap karyawan dan
yang memotong PPh 21 ini adalah perusahaan. PPh Pasal 21 ini akan
dilaporkan dalam SPT Masa PPh Pasal 21, yang berisi tentang
penghasilan karyawan dimana Pasal 21 mengatur penghasilan
karyawan Indonesia.
Untuk memperhitungkan Pasal 21 karyawan, dapat
menggunakan program e-SPT Masa PPh Pasal 21 versi 2.4.0.0 yang
sudah diresmikan oleh DJP. Langkah awal untuk perhitungan PPh
Pasal 21 adalah rekapitulasi gaji karyawan, lalu membuat laporan
keuangan lalu membuat SPT yang akan dilaporkan kepada KPP.
Untuk PT X perhitungan PPh Pasal 21 dan Badan diserahkan
langsung kepada KPP. Prosedur kinerja untuk memperhitungkan PPh
Pasal 21 dapat dilihat pada gambar 4.1.
Batas waktu penyetoran PPh Pasal 21 masa yaitu setiap
tanggal 10 bulan berikutnya. Apabila melebihi tanggal 10, maka
perusahaan akan mendapatkan denda sebesar dua persen dari pajak
yang terutang. Sedangkan batas waktu pelaporan PPh Pasal 21
41
adalah setiap tanggal 20 bulan berikutnya. Apabila melebihi tanggal
20, maka perusahaan akan mendapatkan denda sebesar 100.000
(serratus ribu rupiah).
Gambar 4.1
Prosedur Pelaksanaan Kerja
4.2 Analisis Kerja
Analisis Kerja yang dilakukan oleh Kantor Konsultan Pajak
Antonius Susanto & Co adalah menghitung PPh Pasal 21. Data yang
diperlukan untuk menghitung PPh Pasal 21 adalah rekapitulasi gaji
karyawan yang di dalamnya terdiri dari gaji pokok Karyawan tetap,
Tunjangan Hari Raya (THR) pada karyawan tetap, biaya jabatan dan
Data diolah oleh Kantor Konsultan
Pembuatan dan Penyerahan SPT
Pelaporan SPT ke KPP
Pengumpulan data klien dan
Laporan Keuangan PT X
42
Penghasilan Tidak Kena Pajak. Untuk rician dapat dilihat pada
lampiran 1. Untuk rincian Gaji Pokok karyawan tetap terdapat pada
Tabel 4.1 sedangkan untuk rician Tunjangan Hari Raya (THR) dapat
dilihat pada Tabel 4.2. pihak yang melakukan pemotongan adalah PT
X selaku pemberi kerja, dimanaa besarnya potongan yang dilakukan
tergantung pada seberapa besarnya penghasilan yang di terima oleh
karyawan.
43
No Nama Status Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
1 YWT TK 16.416.667 16.416.667 16.416.667 16.416.667 16.416.667 16.416.667 16.416.667 16.416.667 16.416.667 16.416.667 16.416.667 16.416.667 197.000.004
2 YW K/3 141.750 2.098.750 141.750 141.750 138.079 598.079 138.079 138.079 138.079 138.079 138.079 138.079 4.088.632
3 AA K/1 146.700 3.059.500 146.700 146.700 143.029 561.029 143.029 143.029 143.029 143.029 143.029 143.029 5.061.832
4 RNF K/0 179.550 1.626.250 179.550 179.550 175.879 - - - - - - 2.340.779
5 LMP TK 109.800 679.800 109.800 109.800 106.200 448.200 106.200 106.200 106.200 106.200 106.200 106.200 2.200.800
6 MY K/0 123.750 741.250 123.750 123.750 120.079 476.329 120.079 120.079 120.079 120.079 12.009 12.009 2.213.242
7 SS K/0 100.500 670.500 100.500 100.500 97.000 429.500 97.000 97.000 97.000 97.000 97.000 97.000 2.080.500
8 LR K/0 147.000 717.000 147.000 147.000 143.329 523.329 143.329 - - - - 1.967.987
9 MK K/2 127.950 1.240.750 127.950 127.950 124.279 542.279 124.279 124.279 124.279 124.279 124.279 124.279 3.036.832
10 ESS K/0 30.750 505.750 30.750 30.750 28.000 289.250 28.000 28.000 28.000 28.000 28.000 28.000 1.083.250
11 ST K/2 127.950 1.540.750 127.950 127.950 124.279 542.279 124.279 124.279 124.279 124.279 124.279 124.279 3.336.832
12 AS K/2 428.583 5.678.583 428.583 428.583 417.571 2.217.571 417.571 417.571 417.571 41.751 417.571 417.571 11.729.080
13 DKI K/0 77.250 599.750 77.250 77.250 74.000 382.750 74.000 74.000 74.000 74.000 74.000 74.000 1.732.250
14 AKI K/1 1.219.833 10.219.833 1.219.833 1.219.833 1.208.821 3.758.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821 1.208.821 26.099.900
15 SHM K/2 67.500 685.000 67.500 67.500 63.829 420.079 63.829 63.829 63.829 63.829 63.829 63.829 1.754.382
16 UW K/0 - - - - - - - - - - - - -
Tabel 4.1
Gaji Karyawan Tetap Tahun 2016
44
No Nama Status Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total
17 DRH K/2 - 258.000 - - - 222.000 - - - - - - 480.000
18 PD K/0 450.333 4.650.333 450.333 450.333 439.321 2.089.321 439.321 439.321 439.321 439.321 439.321 439.321 11.165.900
19 TSY K/0 - - - - - - - - - - - - -
20 ATS K/0 100.500 908.000 100.500 100.500 97.000 429.500 97.000 97.000 97.000 97.000 97.000 97.000 2.318.000
21 J.BDR K/1 39.750 514.750 39.750 39.750 36.500 345.250 36.500 36.500 36.500 36.500 36.500 36.500 1.234.750
22 DMW K/0 - 302.600 - - - 117.650 - - - - - - 420.250
23 MST K/2 - - - - - - - - - - - - -
24 AI TK 40.050 515.050 40.050 40.050 37.200 307.950 37.200 37.200 - - - - 1.054.750
25 MWP TK 147.000 812.000 147.000 147.000 143.329 523.329 143.329 143.329 143.329 143.329 143.329 143.329 2.779.632
26 SFN K/1 - - - - - 147.250 - - - - - - 147.250
27 TP TK - - - - - - - - 28.000 28.000 28.000 28.000 112.000
28 RHM TK 77.250 77.250 77.250 77.250 74.000 382.750 74.000 74.000 74.000 - - - 987.750
29 SY K/2 - 169.000 - - - 169.000 - - - - - - 338.000
30 SP K/3 6.900 576.900 6.900 3.600 317.100 918.300 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 3.600 1.851.300
31 STA K/1 1.844.508 - - - - 1.844.508 - - - - - - 3.689.016
32 TS TK - - 3.333.333 333.333 333.333 1.833.282 333.333 292.321 292.321 292.321 292.321 292.321 7.628.219
Tabel 4.1 (Lanjutan)
Gaji Karyawan Tetap Tahun 2016
Sumber: Intern Perusahaan
45
Tabel 4.2
Tunjangan Hari Raya Karyawan Tetap
Sumber: Intern Perusahaan
No. Nama JK Status THR
1 YWT L TK -
2 YW L K/3 9.500.000
3 AA L K/1 8.800.000
4 RNF P K/0 -
5 LMP P TK 7.200.000
6 MY P K/0 7.500.000
7 SS P K/0 7.000.000
8 LR P K/0 8.000.000
9 MK L K/2 8.800.000
10 ESS P K/0 5.500.000
11 ST L K/2 8.800.000
12 AS L K/2 12.000.000
13 DKI P K/0 6.500.000
14 AKI L K/1 17.000.000
15 SHM L K/2 7.500.000
16 UW P K/0 -
17 DRH L K/2 6.000.000
18 PD P K/0 11.000.000
19 TSY P K/0 -
20 ATS P K/0 7.000.000
21 J.BDR L K/1 6.500.000
22 DMW P K/0 4.700.000
23 MST L K/2 -
24 AI P TK 5.700.000
25 MWP L TK 8.000.000
26 SFN L K/1 5.500.000
27 TP P TK 4.500.000
28 RHM L TK 6.500.000
29 SY L K/2 5.500.000
30 SP L K/3 6.600.000
31 STA L K/1 -
32 TS P TK 3.333.300
194.933.300 TOTAL
46
Setelah KPP menerima data yang benar dan lengkap dari PT X, maka
akan dilakukan penghitungan dan proses perencanaan PPh Pasal 21
yang terutang dengan menggunakan 4 (empat) metode:
1. Metode Net
2. Metode Gross
3. Metode Tunjangan Pajak
4. Metode Gross up
4.2.1 Metode Net
Metode Net merupakan metode perhitungan PPh Pasal 21
dimana perusahaan atau pemberi kerja yang menanggung pajak
penghasilan karyawannya. Dengan menggunakan metode ini,
pengeluaran perusahaan terkait dengan menanggung PPh Pasal
21 tidak dapat dibebankan secara fiskal dalam menghitung PPh
Badan, sehingga PT X tidak bisa memperoleh penghematan
pajak dari PPh Badan. Perhitungan PPh 21 karyawan tetap tahun
2016 menggunakan metode Net dapat dilihat pada Tabel 4.3.
47
1 YWT TK 197.000.004 - 197.000.004 6.000.000 191.000.004 54.000.000 137.000.004 137.000.000 15.625.000
2 YW K/3 4.088.632 9.500.000 13.588.632 679.432 12.909.200 72.000.000 - - -
3 AA K/1 5.061.832 8.800.000 13.861.832 693.092 13.168.740 63.000.000 - - -
4 RNF K/0 2.340.779 - 2.340.779 117.039 2.223.740 54.000.000 - - -
5 LMP TK 2.200.800 7.200.000 9.400.800 470.040 8.930.760 54.000.000 - - -
6 MY K/0 2.213.242 7.500.000 9.713.242 485.662 9.227.580 54.000.000 - - -
7 SS K/0 2.080.500 7.000.000 9.080.500 454.025 8.626.475 54.000.000 - - -
8 LR K/0 1.967.987 8.000.000 9.967.987 498.399 9.469.588 54.000.000 - - -
9 MK K/2 3.036.832 8.800.000 11.836.832 591.842 11.244.990 67.500.000 - - -
10 ESS K/0 1.083.250 5.500.000 6.583.250 329.163 6.254.087 54.000.000 - - -
11 ST K/2 3.336.832 8.800.000 12.136.832 606.842 11.529.990 67.500.000 - - -
12 AS K/2 11.729.080 12.000.000 23.729.080 1.186.454 22.542.626 67.500.000 - - -
13 DKI K/0 1.732.250 6.500.000 8.232.250 411.613 7.820.637 54.000.000 - - -
14 AKI K/1 26.099.900 17.000.000 43.099.900 2.154.995 40.944.905 63.000.000 - - -
15 SHM K/2 1.754.382 7.500.000 9.254.382 462.719 8.791.663 67.500.000 - - -
16 UW K/0 - - - - - 54.000.000 - - -
17 DRH K/2 480.000 6.000.000 6.480.000 324.000 6.156.000 67.500.000 - - -
Penghasilan
NetoPTKP PKP
PKP
Pembulatan
PPh Pasal 21
TerutangStatusNo Nama Gaji THR
Penghasilan
Bruto
Biaya
Jabatan
Tabel 4.3
Penghitungan PPh Pasal 21 Tahun 201
Metode Net
48
18 PD K/0 11.165.900 11.000.000 22.165.900 1.108.295 21.057.605 54.000.000 - - -
19 TSY K/0 - - - - - 54.000.000 - - -
20 ATS K/0 2.318.000 7.000.000 9.318.000 465.900 8.852.100 54.000.000 - - -
21 J.BDR K/1 1.234.750 6.500.000 7.734.750 386.738 7.348.012 63.000.000 - - -
22 DMW K/0 420.250 4.700.000 5.120.250 256.013 4.864.237 54.000.000 - - -
23 MST K/2 - - - - - 67.500.000 - - -
24 AI TK 1.054.750 5.700.000 6.754.750 337.738 6.417.012 54.000.000 - - -
25 MWP TK 2.779.632 8.000.000 10.779.632 538.982 10.240.650 54.000.000 - - -
26 SFN K/1 147.250 5.500.000 5.647.250 282.363 5.364.887 63.000.000 - - -
27 TP TK 112.000 4.500.000 4.612.000 230.600 4.381.400 54.000.000 - - -
28 RHM TK 987.750 6.500.000 7.487.750 374.388 7.113.362 54.000.000 - - -
29 SY K/2 338.000 5.500.000 5.838.000 291.900 5.546.100 67.500.000 - - -
30 SP K/3 1.851.300 6.600.000 8.451.300 422.565 8.028.735 72.000.000 - - -
31 STA K/1 3.689.016 - 3.689.016 184.451 3.504.565 63.000.000 - - -
32 TS TK 7.628.219 3.333.300 10.961.519 548.076 10.413.443 54.000.000 - - -
299.933.119 194.933.300 494.866.419 20.893.326 473.973.093 1.903.500.000 137.000.004 137.000.000 15.625.000
No Nama Status Gaji THRPenghasilan
Bruto
Biaya
Jabatan
Penghasilan
NetoPTKP PKP
PKP
Pembulatan
PPh Pasal 21
Terutang
Total
Tabel 4.3 (Lanjutan)
Penghitungan PPh Pasal 21 Tahun 2016
Metode Net
Sumber: Data Diolah
49
Berdasarkan Tabel 4.3 penghitungan penghasilan bruto
dengan menggunakan metode Net diperoleh dari total gaji selama
setahun ditambahkan dengan Tunjangan Hari Raya (THR). Setelah
selesai menghitung penghasilan bruto akan menghitung Penghasilan
Neto. Penghasilan Neto diperoleh dari penghasilan bruto yang
dikurangkan dengan Biaya jabatan sebesar lima persen dengan batas
maksimal Rp 6.000.000 (enam juta rupiah) setiap tahunnya.
Tahap selanjutnya adalah menghitung Penghasilan Tidak
Kena Pajak (TPKP). Untuk menghitung PTKP diperlukan status dari
masing-masing karyawan kemudian diperoleh Penghasilan Kena
Pajak (PKP). Untuk menghitung PKP diperoleh dari Penghasilan
neto yang dikurangkan dengan PKP. Tahap terakhir dalam
melakukan Penghitungan PPh Pasal 21 adalah PKP dikalikan dengan
tarif Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang No. 36 Tahun 2008, untuk
memperoleh jumlah PPh Pasal 21 yang terutang oleh karyawan PT
X.
Dalam menggunakan Metode Net terdapat kebihan dan
kelemahan.Kelebihan dalam Metode Net adalah karyawan tidak lagi
menanggung PPH Pasal 21 yang terutang karena biaya tersebut akan
ditanggung oleh PT X. Hal ini akan berdampak pada PT X karena
harus menanggung biaya PPh Pasal 21 karyawan sebesar Rp
15.625.000 (lima belah juta ena ratus dua puluh lima ribu rupiah).
Sedangkan Kelemahan dalam Metode Net bagi PT X adalah biaya
PPh Pasal 21 karyawan tidak dapat dibiayakan karena beban PPh
50
Pasal 21 PT X hanya dapat diakui dalam laporan laba rugi komersial
dan tidak dapat diakui dalam laporan laba rugi Fiskal. Perhitungan
Laporan Laba Rugi Fiskal PT X dengan menggunakan Metode Net
dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Laporan Laba Rugi Fiskal PT X
Periode Yang Berakhir 31 Desember 2016
Metode Net
Penjualan Rp 112.720.556.389
Harga Pokok Penjualan Rp 98.749.716.161
Laba Kotor Rp 13.970.840.228
Biaya Operasional
Biaya Penjualan
Biaya Operasional
Rp 2.785.091.592
Rp 7.694.309.345
Laba Operasi Rp 3.491.439.291
Pendapatan Lain-lain Rp 744.826.082
Laba bersih sebelum Pajak Rp 4.236.265.373
Laba bersih Pembulatan Rp 4.236.265.000
PKP Fasilitas:
4.800.000.000 x 4.236.265.000 = 180.393.644,7
112.720.556.389
PKP Non Fasilitas:
4.236.265.000 – 180.393.644,7 = 4.055.871.355,3
PPh Badan Fasilitas
180.393.644,7 x 25% x 50% = 22.549.205,6
PPh badan Non Fasilitas
51
4.055.871.355,3 x 25% = 1.013.967.838,8 Rp 1.036.517.044,4
Laba Bersih Setelah Pajak Rp 3.199.747.955,6
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.4, laba bersih fiskal setelah pajak yang
dapat diterima oleh PT X sebesar Rp 3.199.747.955,6. Perhitungan
jumlah yang diperoleh dari laba bersih sebelum pajak Rp
4.236.265.000 dikurangkan dengan PPh Badan yang terutang Rp
1.036.517.044,4.
4.2.2 Metode Gross
Metode Gross merupakan metode pemotongan pajak dimana
karyawan menanggung sendiri jumlah PPh Pasal 21 yang
terutang, sehingga benar-benar menggurangi penghasilan.
Dalam metode ini perusahaan menganggap Metode Gross
bukan beban dan tidak berpengaruh pada laba rugi
perusahaan tetapi bagi karyawan Metode Gross merupakan
beban karena PPh Pasal 21 menjadi pengurang penghasilan
brutonya. Perhitungan PPh 21 karyawan tetap tahun 2016
menggunakan metode Gross dapat dilihat pada Tabel 4.5.
52
1 YWT TK 197.000.004 - 197.000.004 6.000.000 191.000.004 54.000.000 137.000.004 137.000.000 15.625.000
2 YW K/3 4.088.632 9.500.000 13.588.632 679.432 12.909.200 72.000.000 - - -
3 AA K/1 5.061.832 8.800.000 13.861.832 693.092 13.168.740 63.000.000 - - -
4 RNF K/0 2.340.779 - 2.340.779 117.039 2.223.740 54.000.000 - - -
5 LMP TK 2.200.800 7.200.000 9.400.800 470.040 8.930.760 54.000.000 - - -
6 MY K/0 2.213.242 7.500.000 9.713.242 485.662 9.227.580 54.000.000 - - -
7 SS K/0 2.080.500 7.000.000 9.080.500 454.025 8.626.475 54.000.000 - - -
8 LR K/0 1.967.987 8.000.000 9.967.987 498.399 9.469.588 54.000.000 - - -
9 MK K/2 3.036.832 8.800.000 11.836.832 591.842 11.244.990 67.500.000 - - -
10 ESS K/0 1.083.250 5.500.000 6.583.250 329.163 6.254.087 54.000.000 - - -
11 ST K/2 3.336.832 8.800.000 12.136.832 606.842 11.529.990 67.500.000 - - -
12 AS K/2 11.729.080 12.000.000 23.729.080 1.186.454 22.542.626 67.500.000 - - -
13 DKI K/0 1.732.250 6.500.000 8.232.250 411.613 7.820.637 54.000.000 - - -
14 AKI K/1 26.099.900 17.000.000 43.099.900 2.154.995 40.944.905 63.000.000 - - -
15 SHM K/2 1.754.382 7.500.000 9.254.382 462.719 8.791.663 67.500.000 - - -
16 UW K/0 - - - - - 54.000.000 - - -
17 DRH K/2 480.000 6.000.000 6.480.000 324.000 6.156.000 67.500.000 - - -
Penghasilan
NetoPTKP PKP
PKP
Pembulatan
PPh Pasal 21
TerutangStatusNo Nama Gaji THR
Penghasilan
Bruto
Biaya
Jabatan
Tabel 4.5
Penghitungan PPh Pasal 21 Tahun 2016
Metode Gross
53
Tabel 4.5 (Lanjutan)
Penghitungan PPh Pasal 21 Tahun 2016
Metode Gross
Sumber: Data Diolah
18 PD K/0 11.165.900 11.000.000 22.165.900 1.108.295 21.057.605 54.000.000 - - -
19 TSY K/0 - - - - - 54.000.000 - - -
20 ATS K/0 2.318.000 7.000.000 9.318.000 465.900 8.852.100 54.000.000 - - -
21 J.BDR K/1 1.234.750 6.500.000 7.734.750 386.738 7.348.012 63.000.000 - - -
22 DMW K/0 420.250 4.700.000 5.120.250 256.013 4.864.237 54.000.000 - - -
23 MST K/2 - - - - - 67.500.000 - - -
24 AI TK 1.054.750 5.700.000 6.754.750 337.738 6.417.012 54.000.000 - - -
25 MWP TK 2.779.632 8.000.000 10.779.632 538.982 10.240.650 54.000.000 - - -
26 SFN K/1 147.250 5.500.000 5.647.250 282.363 5.364.887 63.000.000 - - -
27 TP TK 112.000 4.500.000 4.612.000 230.600 4.381.400 54.000.000 - - -
28 RHM TK 987.750 6.500.000 7.487.750 374.388 7.113.362 54.000.000 - - -
29 SY K/2 338.000 5.500.000 5.838.000 291.900 5.546.100 67.500.000 - - -
30 SP K/3 1.851.300 6.600.000 8.451.300 422.565 8.028.735 72.000.000 - - -
31 STA K/1 3.689.016 - 3.689.016 184.451 3.504.565 63.000.000 - - -
32 TS TK 7.628.219 3.333.300 10.961.519 548.076 10.413.443 54.000.000 - - -
299.933.119 194.933.300 494.866.419 20.893.326 473.973.093 1.903.500.000 137.000.004 137.000.000 15.625.000
PKP
Pembulatan
PPh Pasal 21
Terutang
Penghasilan
Bruto
Biaya
Jabatan
Penghasilan
NetoPTKP PKPNo Nama Status Gaji THR
Total
54
Berdasarkan Tabel 4.5 penghitungan dengan menggunakan
Metode Gross hampir sama dengan penghitungan dengan
menggunakan Metode Net yaitu menghitung penghasilan bruto
diperoleh dari total gaji selama setahun ditambahkan dengan
Tunjangan Hari Raya (THR). Setelah selesai menghitung
penghasilan bruto akan menghitung Penghasilan Neto. Penghasilan
Neto diperoleh dari penghasilan bruto yang dikurangkan dengan
Biaya jabatan sebesar lima persen dengan batas maksimal Rp
6.000.000 (enam juta rupiah) setiap tahunnya.
Tahap selanjutnya adalah menghitung Penghasilan Tidak
Kena Pajak (TPKP). Untuk menghitung PTKP diperlukan status dari
masing-masing karyawan kemudian diperoleh Penghasilan Kena
Pajak (PKP). Untuk menghitung PKP diperoleh dari Penghasilan
neto yang dikurangkan dengan PKP. Tahap terakhir dalam
melakukan Penghitungan PPh Pasal 21 adalah PKP dikalikan dengan
tarif Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang No. 36 Tahun 2008, untuk
memperoleh jumlah PPh Pasal 21 yang terutang oleh karyawan PT
X.
Yang membedakan antara Penghitungan PPh Pasal 21
menggunakan Metode Net dengan Penghitungan PPh Pasal 21
menggunakan Metode Gross adalah pajak penghasilan yang terutang
ditanggung oleh karyawannya sendiri. Perhitungan Laporan Laba
Rugi Fiskal PT X dengan menggunakan Metode Gross dapat dilihat
pada Tabel 4.6.
55
Tabel 4.6
Laporan Laba Rugi Fiskal PT X
Periode Yang Berakhir 31 Desember 2016
Metode Gross
Penjualan Rp 112.720.556.389
Harga Pokok Penjualan Rp 98.749.716.161
Laba Kotor Rp 13.970.840.228
Biaya Operasional
Biaya Penjualan
Biaya Operasional
Rp 2.785.091.592
Rp 7.694.309.345
Laba Operasi Rp 3.491.439.291
Pendapatan Lain-lain Rp 744.826.082
Laba bersih sebelum Pajak Rp 4.236.265.373
Laba bersih Pembulatan Rp 4.236.265.000
PKP Fasilitas:
4.800.000.000 x 4.236.265.000 = 180.393.644,7
112.720.556.389
PKP Non Fasilitas:
4.236.265.000 – 180.393.644,7 = 4.055.871.355,3
PPh Badan Fasilitas
180.393.644,7 x 25% x 50% = 22.549.205,6
PPh badan Non Fasilitas
4.055.871.355,3 x 25% = 1.013.967.838,8
Rp 1.036.517.044,4
Laba Bersih Setelah Pajak Rp 3.199.747.955,6
Sumber: Data Diolah
56
Berdasarkan Tabel 4.6, laba bersih fiskal setelah pajak yang
dapat diterima oleh PT X sebesar Rp 3.199.747.955,6. Perhitungan
jumlah yang diperoleh dari laba bersih sebelum pajak Rp
4.236.265.000 dikurangkan dengan PPh Badan yang terutang Rp
1.036.517.044,4.
4.2.3 Metode Tunjangan Pajak
Metode Tunjangan Pajak atau pajak ditanggung pemberi
kerja keduanya merupakan pengeluaran kepada pegawai.
Bedanya, jumlah tunjangan pajak tidak ditentukan oleh
besarnya PPh Pasal 21 pegawai sedangkan pajak ditanggung
pemberi kerja tergantung besarnya PPh Pasal 21 pegawai.
Jumlah pajak yang ditanggung pemberi kerja sama besar
dengan PPh Pasal 21 yang harus dibayar oleh pegawai
berapapun jumlahnya sedangkan jumlah tunjangan pajak
relatif tetap sama setiap bulannya. Pada PT X, perusahaan
telah menetapkan kebijakan hanya menanggung sebagian
sebesar 50% dari Total PPh pasal 21 yang terutang.
Perhitungan tunjangan pajak karyawan dapat dilihat pada
Tabel 4.7.
57
Tabel 4.7
Penghitungan Tunjangan Pajak Karyawan
Nama PPh terutang Presentase Tunjangan
Pajak
YWT 15.625.000 50% 7.812.500
Sumber: Data Diolah
Setelah menghitung dan mengetahui jumlah perhitungan
tunjangan pajak karyawan seperti pada Tabel 4.7, tahap selanjutnya
akan melakukan perhitungan PPh pasal 21 yang terutang.
Perhitungan Pasal 21 Karyawan Tetap tahun 2016 menggunakan
Metode Tunjangan Pajak dapat dilihat pada Tabel 4.8.
58
Tabel 4.8
Penghitungan PPh Pasal 21 Tahun 2016
Metode Tunjangan Pajak
1 YWT TK 197.000.004 7.812.500 - 204.812.504 6.000.000 198.812.504 54.000.000 144.812.504 144.813.000 16.721.950
2 YW K/3 4.088.632 - 9.500.000 13.588.632 679.432 12.909.200 72.000.000 - - -
3 AA K/1 5.061.832 - 8.800.000 13.861.832 693.092 13.168.740 63.000.000 - - -
4 RNF K/0 2.340.779 - - 2.340.779 117.039 2.223.740 54.000.000 - - -
5 LMP TK 2.200.800 - 7.200.000 9.400.800 470.040 8.930.760 54.000.000 - - -
6 MY K/0 2.213.242 - 7.500.000 9.713.242 485.662 9.227.580 54.000.000 - - -
7 SS K/0 2.080.500 - 7.000.000 9.080.500 454.025 8.626.475 54.000.000 - - -
8 LR K/0 1.967.987 - 8.000.000 9.967.987 498.399 9.469.588 54.000.000 - - -
9 MK K/2 3.036.832 - 8.800.000 11.836.832 591.842 11.244.990 67.500.000 - - -
10 ESS K/0 1.083.250 - 5.500.000 6.583.250 329.163 6.254.087 54.000.000 - - -
11 ST K/2 3.336.832 - 8.800.000 12.136.832 606.842 11.529.990 67.500.000 - - -
12 AS K/2 11.729.080 - 12.000.000 23.729.080 1.186.454 22.542.626 67.500.000 - - -
13 DKI K/0 1.732.250 - 6.500.000 8.232.250 411.613 7.820.637 54.000.000 - - -
14 AKI K/1 26.099.900 - 17.000.000 43.099.900 2.154.995 40.944.905 63.000.000 - - -
15 SHM K/2 1.754.382 - 7.500.000 9.254.382 462.719 8.791.663 67.500.000 - - -
16 UW K/0 - - - - - - 54.000.000 - - -
17 DRH K/2 480.000 - 6.000.000 6.480.000 324.000 6.156.000 67.500.000 - - -
Penghasilan
Bruto
Biaya
Jabatan
Tunjangan
Pajak
Penghasilan
NetoPTKP PKP
PKP
Pembulatan
PPh Pasal 21
TerutangStatusNo Nama Gaji THR
59
Tabel 4.8 (Lanjutan)
Penghitungan PPh Pasal 21 Tahun 2016
Metode Tunjangan Pajak
Sumber: Data Diolah
18 PD K/0 11.165.900 - 11.000.000 22.165.900 1.108.295 21.057.605 54.000.000 - - -
19 TSY K/0 - - - - - - 54.000.000 - - -
20 ATS K/0 2.318.000 - 7.000.000 9.318.000 465.900 8.852.100 54.000.000 - - -
21 J.BDR K/1 1.234.750 - 6.500.000 7.734.750 386.738 7.348.012 63.000.000 - - -
22 DMW K/0 420.250 - 4.700.000 5.120.250 256.013 4.864.237 54.000.000 - - -
23 MST K/2 - - - - - - 67.500.000 - - -
24 AI TK 1.054.750 - 5.700.000 6.754.750 337.738 6.417.012 54.000.000 - - -
25 MWP TK 2.779.632 - 8.000.000 10.779.632 538.982 10.240.650 54.000.000 - - -
26 SFN K/1 147.250 - 5.500.000 5.647.250 282.363 5.364.887 63.000.000 - - -
27 TP TK 112.000 - 4.500.000 4.612.000 230.600 4.381.400 54.000.000 - - -
28 RHM TK 987.750 - 6.500.000 7.487.750 374.388 7.113.362 54.000.000 - - -
29 SY K/2 338.000 - 5.500.000 5.838.000 291.900 5.546.100 67.500.000 - - -
30 SP K/3 1.851.300 - 6.600.000 8.451.300 422.565 8.028.735 72.000.000 - - -
31 STA K/1 3.689.016 - - 3.689.016 184.451 3.504.565 63.000.000 - - -
32 TS TK 7.628.219 - 3.333.300 10.961.519 548.076 10.413.443 54.000.000 - - -
299.933.119 7.812.500 194.933.300 502.678.919 20.893.326 481.785.593 1.903.500.000 144.812.504 144.813.000 16.721.950
PPh Pasal 21
TerutangNo Nama Status Gaji
Tunjangan
PajakTHR
Penghasilan
Bruto
Biaya
Jabatan
Penghasilan
NetoPTKP PKP
PKP
Pembulatan
Total
60
Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh dari total gaji selama
setahun ditambahkan dengan Tunjangan Pajak yg telah dihitung dan
disepakati lalu ditambah Tunjangan Hari Raya (THR). Setelah
selesai menghitung penghasilan bruto akan menghitung Penghasilan
Neto. Penghasilan Neto diperoleh dari penghasilan bruto yang
dikurangkan dengan Biaya jabatan sebesar lima persen dengan batas
maksimal Rp 6.000.000 (enam juta rupiah) setiap tahunnya.
Tahap selanjutnya adalah menghitung Penghasilan Tidak
Kena Pajak (TPKP). Untuk menghitung PTKP diperlukan status dari
masing-masing karyawan kemudian diperoleh Penghasilan Kena
Pajak (PKP). Untuk menghitung PKP diperoleh dari Penghasilan
neto yang dikurangkan dengan PKP. Tahap terakhir dalam
melakukan Penghitungan PPh Pasal 21 adalah PKP dikalikan dengan
tarif Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang No. 36 Tahun 2008, untuk
memperoleh jumlah PPh Pasal 21 yang terutang oleh karyawan PT
X. Perhitungan Laporan Laba Rugi Fiskal PT X dengan
menggunakan Metode Tunjangan Pajak dapat dilihat pada Tabel 4.9.
61
Tabel 4.9
Laporan Laba Rugi Fiskal PT X
Periode Yang Berakhir 31 Desember 2016
Metode Tunjangan Pajak
Penjualan Rp 112.720.556.389
Harga Pokok Penjualan Rp 98.749.716.161
Laba Kotor Rp 13.970.840.228
Biaya Operasional
Biaya Penjualan
Biaya Operasional
Rp 2.785.091.592
Rp 7.702.121.845
Laba Operasi Rp 3.483.626.791
Pendapatan Lain-lain Rp 744.826.082
Laba bersih sebelum Pajak Rp 4.228.452.873
Laba bersih Pembulatan Rp 4.228.452.000
PKP Fasilitas:
4.800.000.000 x 4.228.452.000 = 180.060.942,3
112.720.556.389
PKP Non Fasilitas:
4.228.452.000 – 180.060.942,3 = 4.048.391.057,7
PPh Badan Fasilitas5,
180.060.942,3 x 25% x 50% = 22.507.617,8
PPh badan Non Fasilitas
4.048.391.057,7 x 25% = 1.012.097.764,4
Rp 1.034.605.382,2
Laba Bersih Setelah Pajak Rp 3.193.846.617,8
Sumber: Data Diolah
62
Berdasarkan Tabel 4.9, laba bersih fiskal setelah pajak yang
dapat diterima oleh PT X sebesar Rp 3.193.846.61,8. Perhitungan
jumlah yang diperoleh dari laba bersih sebelum pajak Rp
4.228.452.000 dikurangkan dengan PPh Badan yang terutang Rp
1.034.605.382,2. Dalam perhitungan Laporan Laba Rugi fiskal
dimana Biaya operasional lebih besar dari sebelumnya karena telah
ditambahkan dengan jumlah Tunjangan Pajak sebesar Rp7.812.500.
4.3.4 Metode Gross Up
Metode Gross Up merupakan metode pemotongan pajak
dimana perusahaan memberikan tunjangan pajak PPh Pasal 21, maka
tunjangan tersebut akan menambah penghasilan karyawan dan
dikenai PPh Pasal 21. Penghitungan PPh dilakukan dengan cara
gross up dimana besarnya tunjangan pajak PPh Pasal 21 sama atau
tidak terdapat selisih dengan jumlah PPh Pasal 21 terutang untuk
masing-masing karyawan. Perhitungan Pasal 21 Karyawan Tetap
tahun 2016 menggunakan Metode Tunjangan Pajak dapat dilihat
pada Tabel 4.10.
63
.Tabel 4.10
Penghitungan PPh Pasal 21 Tahun 2016
Metode Gross Up
1 YWT TK 197.000.004 18.294.118 - 215.294.122 6.000.000 209.294.122 54.000.000 155.294.122 155.294.000 18.294.118
2 YW K/3 4.088.632 - 9.500.000 13.588.632 679.432 12.909.200 72.000.000 - - -
3 AA K/1 5.061.832 - 8.800.000 13.861.832 693.092 13.168.740 63.000.000 - - -
4 RNF K/0 2.340.779 - - 2.340.779 117.039 2.223.740 54.000.000 - - -
5 LMP TK 2.200.800 - 7.200.000 9.400.800 470.040 8.930.760 54.000.000 - - -
6 MY K/0 2.213.242 - 7.500.000 9.713.242 485.662 9.227.580 54.000.000 - - -
7 SS K/0 2.080.500 - 7.000.000 9.080.500 454.025 8.626.475 54.000.000 - - -
8 LR K/0 1.967.987 - 8.000.000 9.967.987 498.399 9.469.588 54.000.000 - - -
9 MK K/2 3.036.832 - 8.800.000 11.836.832 591.842 11.244.990 67.500.000 - - -
10 ESS K/0 1.083.250 - 5.500.000 6.583.250 329.163 6.254.087 54.000.000 - - -
11 ST K/2 3.336.832 - 8.800.000 12.136.832 606.842 11.529.990 67.500.000 - - -
12 AS K/2 11.729.080 - 12.000.000 23.729.080 1.186.454 22.542.626 67.500.000 - - -
13 DKI K/0 1.732.250 - 6.500.000 8.232.250 411.613 7.820.637 54.000.000 - - -
14 AKI K/1 26.099.900 - 17.000.000 43.099.900 2.154.995 40.944.905 63.000.000 - - -
15 SHM K/2 1.754.382 - 7.500.000 9.254.382 462.719 8.791.663 67.500.000 - - -
16 UW K/0 - - - - - - 54.000.000 - - -
17 DRH K/2 480.000 - 6.000.000 6.480.000 324.000 6.156.000 67.500.000 - - -
18 PD K/0 11.165.900 - 11.000.000 22.165.900 1.108.295 21.057.605 54.000.000 - - -
Penghasilan
Bruto
Biaya
Jabatan
Tunjangan
Pajak
Penghasilan
NetoPTKP PKP
PKP
Pembulatan
PPh Pasal 21
TerutangStatusNo Nama Gaji THR
64
Tabel 4.10
Penghitungan PPh Pasal 21 Tahun 2016
Metode Gross Up
Sumber: Data Diolah
19 TSY K/0 - - - - - - 54.000.000 - - -
20 ATS K/0 2.318.000 - 7.000.000 9.318.000 465.900 8.852.100 54.000.000 - - -
21 J.BDR K/1 1.234.750 - 6.500.000 7.734.750 386.738 7.348.012 63.000.000 - - -
22 DMW K/0 420.250 - 4.700.000 5.120.250 256.013 4.864.237 54.000.000 - - -
23 MST K/2 - - - - - - 67.500.000 - - -
24 AI TK 1.054.750 - 5.700.000 6.754.750 337.738 6.417.012 54.000.000 - - -
25 MWP TK 2.779.632 - 8.000.000 10.779.632 538.982 10.240.650 54.000.000 - - -
26 SFN K/1 147.250 - 5.500.000 5.647.250 282.363 5.364.887 63.000.000 - - -
27 TP TK 112.000 - 4.500.000 4.612.000 230.600 4.381.400 54.000.000 - - -
28 RHM TK 987.750 - 6.500.000 7.487.750 374.388 7.113.362 54.000.000 - - -
29 SY K/2 338.000 - 5.500.000 5.838.000 291.900 5.546.100 67.500.000 - - -
30 SP K/3 1.851.300 - 6.600.000 8.451.300 422.565 8.028.735 72.000.000 - - -
31 STA K/1 3.689.016 - - 3.689.016 184.451 3.504.565 63.000.000 - - -
32 TS TK 7.628.219 - 3.333.300 10.961.519 548.076 10.413.443 54.000.000 - - -
299.933.119 18.294.118 194.933.300 513.160.537 20.893.326 492.267.211 1.903.500.000 155.294.122 155.294.000 18.294.118
PPh Pasal 21
Terutang
Biaya
Jabatan
Penghasilan
NetoPTKP PKP
PKP
PembulatanNo Nama Status Gaji
Tunjangan
PajakTHR
Penghasilan
Bruto
Total
65
Berdasarkan Tabel 4.10 cara penghitungan penghasilan bruto
PPh 21 PT X menggunakan metode Gross up sama dengan metode
tunjangan pajak yaitu total gaji selama setahun ditambahkan dengan
Tunjangan Pajak yg telah dihitung dan disepakati lalu ditambah
Tunjangan Hari Raya (THR). Setelah selesai menghitung
penghasilan bruto akan menghitung Penghasilan Neto. Penghasilan
Neto diperoleh dari penghasilan bruto yang dikurangkan dengan
Biaya jabatan sebesar lima persen dengan batas maksimal Rp
6.000.000 (enam juta rupiah) setiap tahunnya. Dalam perhitungan
Metode Gross Up pemberian tunjangan pajak sama besar dengan
Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang.
Cara perhitungan tunjangan Pajak yang diperoleh YWT
dengan menggunakan metode Gross up adalah:
Tunjangan Pajak Setahun = (PKP x 15%) – Rp5.000.000
0,85
= (Rp137.000.000 x 15%) – Rp5.000.000
0,85
= Rp20.550.000 – Rp5.000.000
0,85
= Rp15.550.000
0,85
= Rp18.294.118
66
Tabel 4.11
Laporan Laba Rugi Fiskal PT X
Periode Yang Berakhir 31 Desember 2016
Metode Gross Up
Penjualan Rp 112.720.556.389
Harga Pokok Penjualan Rp 98.749.716.161
Laba Kotor Rp 13.970.840.228
Biaya Operasional
Biaya Penjualan
Tunjangan Pajak
Biaya Operasional
Rp 2.785.091.592
Rp 18.294.118
Rp 7.694.309.345
Laba Operasi Rp 3.473.145.173
Pendapatan Lain-lain Rp 744.826.082
Laba bersih sebelum Pajak Rp 4.217.971.255
Laba bersih Pembulatan Rp 4.217.971.000
PKP Fasilitas:
4.800.000.000 x 4.217.971.000 = Rp179.614.628
112.720.556.389
PKP Non Fasilitas:
4.217.971.000 – 179.614.628 = Rp4.038.356.372
PPh Badan Fasilitas5,
179.614.628 x 25% x 50% = 22.451.828,5
PPh badan Non Fasilitas
4.038.356.372 x 25% = 1.009.589.093
Rp 1.032.040.921,5
Laba Bersih Setelah Pajak Rp 3.185.876.078,5
Sumber: Data Diolah
67
Berdasarkan Tabel 4.11, laba bersih fiskal yang diterima
oleh PT X sesudah pajak adalah sebesar Rp3.185.876.078,5.
Penghitungan diperoleh dari Laba bersih sebelum Pajak yang sudah
dibulatkan Rp4.217.917.000 dikurangkan dengan jumlah PPh Badan
Rp1.032.040.921,5. Dalam metode ini menggunakan metode Gross
up sehingga tunjangan pajak yang diberikan sama besar dengan
jumlah PPh Pasal 21 yang dibayarkan.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan pada Analisis Kerja telah menghitung Pajak
Penghasilan (PPh) Pasal 21 dan telah menghitung PPh Badan dengan
menggunakan 4 (empat) metode, maka akan melakukan
perbandingan Pengeluaran PPh Pasal 21 yang telah di dapat. Dan
Perbandingan Pengeluaran PPh Pasal 21 dapat dilihat pada Tabel
4.12.
Tabel 4.12
Perbandingan PPh Pasal 21 dengan Empat Metode
Keterangan
Metode
Net
Metode
Gross
Metode
Tunjangan
Pajak
Metode
Gross Up
PPh Pasal
21
15.625.000 15.625.000 16.721.950 18.294.118
Sumber: Data Diolah
68
Berdasarkan Tabel 4.12 dengan menggunakan empat metode
maka terdapat perbandingan yang dapat dilihat. Dimana perhitungan
menggunakan Metode Net dan menggunakan Metode Gross
mendapatkan perhitungan PPh Pasal 21 dengan jumlah yang sama
yaitu Rp15.625.000. Sedangkan dengan menggunakan Metode
Tunjangan Pajak dan Metode Gross Up akan mendapatkan jumlah
PPh Pasal 21 yang terutang lebih tinggi dari Metode Net dan Metode
Gross. Dengan melihat perbandingan, dapat dilihat bahwa Metode
Gross Up adalah jumlah yang dibayarkan terbesar dibandingkan
dengan metode lainnya.
Dengan menggunakan metode Net dan Metode Gross PT X
memperoleh penghematan pembayaran sebesar Rp1.096.950 dari
Metode Tunjangan Pajak. Sedangkan dengan Metode Net dan
Metode Gross penghematan pembayaran sebesar Rp2.668.118 dari
Metode Gross Up. Perbedaan tersebut disebabkan karena tunjangan
pajak yang diberikan Perusahaan kepada karyawan yang cukup
tinggi. Dengan menggunakan empat metode ini akan mempengaruhi
pada jumlah PPh Badan yang terutang dan dapat dilihat pada Tabel
4.13.
69
Tabel 4.13
Rekapitulasi Penghitungan Menggunakan Empat Metode
Keterangan
Metode Net
Metode Gross
Metode
Tunjangan
Pajak
Metode
Gross Up
Penjualan 112.720.556.
389
112.720.556.3
89
112.720.556.
389
112.720.556.
389
HPP 98.749.716.1
61
98.749.716.16
1
98.749.716.1
61
98.749.716.1
61
Laba Kotor 13.970.840.2
28
13.970.840.22
8
13.970.840.2
28
13.970.840.2
28
Biaya
Penjualan
2.785.091.59
2
2.785.091.592
2.785.091.59
2
2.785.091.59
2
Tunjangan
Pajak
- -
7.812.500
18.294.118
Biaya
Operasional
7.694.309.34
5
7.694.309.345
7.694.309.34
5
7.694.309.34
5
Laba Operasi 3.491.439.29
1
3.491.439.291 3.483.626.79
1
3.473.145.17
3
Pendapatan
lain-lain
744.826.082
744.826.082
744.826.082
744.826.082
70
Tabel 4.13 (Lanjutan)
Rekapitulasi Penghitungan Menggunakan Empat Metode
Keterangan
Metode Net
Metode Gross
Metode
Tunjangan
Pajak
Metode Gross
Up
Laba
Bersih
Fiskal
sebelum
Pajak
4.236.265.373
4.236.265.373
4.228.452.873
4.217.971.255
Laba
Bersih
Pembulatan
4.236.265.000
4.236.265.000
4.228.452.000
4.217.971.000
PPh Badan 1.036.517.044 1.036.517.044 1.034.605.382 1.032.040.921
Laba Bersih
setelah Pajak
3.199.747.955
3.199.747.955
3.193.846.617
3.185.876.078
Sumber: Data Diolah
71
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat perbedaan pengaruh
dengan menggunakan empat metode dalam perhitungan PPh Pasal 21
terhadap laba bersih fiskal. Dari table diatas menujukkan bahwa laba
bersih fiskal dengan menggunakan Metode Net dan Metode Gross
lebih tinggi dibandingkan dengan Metode Tunjangan Pajak dan
metode Gross Up. Dengan menggunakan metode Net dan Gross laba
bersih setelah pajak yang diperoleh sebesar Rp3.199.747.955,6.
Sedangkan laba bersih setelah pajak yang diperoleh metode
Tunjangan Pajak sebesar Rp3.193.846.617,8 dan untuk metode
Gross Up sebesar Rp3.185.876.08,5.
Laba bersih setelah pajak untuk metode Tunjangan Pajak dan
metode Gross Up lebih rendah dikarenakan ada tunjangan pajak
yang diberikan oleh Perusahaan. Dengan adanya tunjangan pajak
akan menambah pada biaya operasional. Dan akan berdampak pada
laba bersih sebelum pajak baik secara fiskal maupun komersial.
Tidak hanya itu saja, tetapi dengan adanya tunjangan pajak yang
diperhitungkan akan berdampak pula pada perhitungan PPh Badan.
Dalam perhitungan Badan dapat dilihat juga terdapat
perbandingan dimana dengan menggunakan metode Net dan Gross
PPh Badan yang terutang sebesar Rp1.036.517.044,4. Sedangkan
dengan menggunakan metode tunjangan Pajak PPh Badan yang
terutang sebesar Rp1.034.605.382,2 dan dengan menggunakan
metode Gross Up PPh Badan yang terutang sebesar
Rp1.032.040.921,5. Dan dapat dilihat bahwa PPh Badan terutang
lebih rendah dengan menggunakan metode Tunjangan Pajak dan
72
Gross Up. Dengan perhitungan PPh Pasal 21 dengan metode Net dan
metode Gross Up terdapat selisih sebesar Rp4.476.122,9 yang dapat
menimbulkan penghematan beban pajak pada PPh Badan yang akan
dibayarkan oleh Perusahaan. Jadi Metode Gross Up yang sangat
disarankan untuk PT X karena dapat melakukan penghematan dalam
melakukan pembayaran PPh Badan.