bab 3 punya orin weer

25
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan digunakan untuk mendefinisikan struktur penelitian yang akan dilaksanakan (Nursalam, 2013: 157). Metode penelitian yang digunakan pada peneitian ini adalah penelitian korelasi yang bertujuan mencari hubungan antara dua variabel (Nursalam, 2011: 80). Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan desain atau Cross Sectional. Metode ini digunakan peneliti untuk mengetahui tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kesediaan Menjalani Tes HIV pada Pasien Tuberkulosis Paru di Ruang Gardenia dan Klinik Paru RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. 3.2 Kerangka Kerja Kerangka kerja merupakan langkah yang akan dilakukan dalam penelitian yang berbentuk kerangka atau 37

Upload: lin-wey-khim

Post on 06-Dec-2015

228 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

BAB 3 Punya Orin weer

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 Punya Orin weer

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi

permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan digunakan untuk

mendefinisikan struktur penelitian yang akan dilaksanakan (Nursalam, 2013:

157).

Metode penelitian yang digunakan pada peneitian ini adalah penelitian

korelasi yang bertujuan mencari hubungan antara dua variabel (Nursalam, 2011:

80). Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan desain atau

Cross Sectional. Metode ini digunakan peneliti untuk mengetahui tentang

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kesediaan Menjalani Tes HIV pada

Pasien Tuberkulosis Paru di Ruang Gardenia dan Klinik Paru RSUD dr. Doris

Sylvanus Palangka Raya.

3.2 Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan langkah yang akan dilakukan dalam penelitian

yang berbentuk kerangka atau alur penelitian. Penulisan disajikan dalam bentuk

alur penelitian mulai dari desain hingga analisis data (Hidayat, 2011: 187).

37

Page 2: BAB 3 Punya Orin weer

PopulasiSemua pasien tuberkulosis paru di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

SampelPasien TB yang melakukan kunjungan di Klinik Paru dan yang dirawat inap

di Ruang Gardenia di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya (32 orang)

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Korelasional dengan pendekatan Cross Sectional

Teknik SamplingPurposive Sampling

Informed Consent

Pengumpulan DataKuesioner dan lembar persetujuan

Pengolahan DataEditing, coding, scoring, tabulating

Uji StatistikChi Square

Penyajian dataBentuk tabel dan presentase

Kesimpulan dan saran

2

Gambar 3.2 Kerangka Kerja Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kesediaan Menjalani Tes HIV pada Pasien Tuberkulosis Paru di Ruang Gardenia dan Klinik Paru RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

Page 3: BAB 3 Punya Orin weer

3

3.3 Identifikasi Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu seperti benda, manusia, dan lain-lain. Dalam penelitian, variabel

dikarakteristikkan sebagai derajat, jumlah dan perbedaan. Variabel juga

merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu

fasilitas untuk pengukuran atau manipulasi suatu penelitian Nursalam (2013: 177).

3.3.1 Variabel Independen

Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau

nilainya menentukan variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati

dan diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain

(Nursalam, 2013: 177). Variabel bebas dari penelitian ini yaitu tingkat

pengetahuan.

3.3.2 Variabel Dependen

Variabel dependen (terikat) dipengaruhi oleh nilai variabel lain, akan

muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-variabel lain. Dalam ilmu

perilaku, variabel terikat adalah aspek tingkah laku yang diamati dari suatu

organisasi yang dikenal stimulus (Nursalam, 2013: 177). Variabel terikat dari

penelitian ini yaitu kesediaan menjalani tes HIV pada pasien tuberkulosis paru di

ruang Gardenia dan Klinik Paru RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

Page 4: BAB 3 Punya Orin weer

4

3.4 Definisi Operasioal

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur)

itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Hal ini memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek

atau fenomena yang kemudian dapat diulang lagi oleh orang lain (Nursalam,

2013: 181).

Page 5: BAB 3 Punya Orin weer

5

Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kesediaan Menjalani Tes HIV pada Pasien Tuberkulosis Paru di Ruang Gardenia dan Klinik Paru RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur/Instrument Skala Skor1. Independen:

Tingkat pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil pengindraan manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek

Pengetahuan pasien TB mengenai:1. Pengertian

HIV/AIDS2. Penyebab

HIV/AIDS3. Tanda dan

Gejala HIV/AIDS

4. Penularan HIV/AIDS

5. Pencegahan HIV/AIDS

6. Pengobatan

Kuesioner Ordinal a) Nilai Benar=1 Salah=0b) Rumus

N¿ SpSm

x100 %

Keterangan : N= Nilai pengetahuanSp=skor yang didapatSm=skor tertinggic) Kategori

Baik: 76-100%

Cukup : 56-75%

Kurang : ≤ 56%

Page 6: BAB 3 Punya Orin weer

6

No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur/Instrument Skala Skor2. Dependen:

Kesediaan pasien tuberkulosis paru menjalani Tes HIV

Kesediaan adalah kesanggupan (kerelaan) untuk berbuat sesuatu berdasarkan pengambilan keputusan individu

Informed Consent

Lembar Persetujuan Nominal a) NilaiBersedia : 1 Tidak bersedia : 0 b) Rumus

N¿ SpSm

x100 %

Keterangan : N= Nilai kesediaanSp=skor yang didapatSm=skor tertinggic) Kategori

Bersedia Tidak bersedia

Page 7: BAB 3 Punya Orin weer

7

3.5 Populasi, Sample, Sampling

3.5.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulannya. (Hidayat, 2009: 60).

Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien tuberkulosis paru di RSUD dr.

Doris Sylvanus Palangka Raya.

3.5.1.1 Populasi Terjangkau

Populasi yang memenuhi kriteria penelitian biasanya dapat di jangkau oleh

peneliti dari kelompoknya. Populasi target pada penelitian ini adalah semua pasien

tuberkulosis paru di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

3.5.1.2 Populasi Target

Populasi target adalah populasi yang memenuhi kriteria sampling dan

menjadi sasaran akhir penelitian. Populasi target pada penelitian ini adalah pasien

tuberkulosis paru yang melakukan kunjungan di Klinik Paru dan yang dirawat

inap di Ruang Gardenia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

3.5.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 200: 60).

Sampel pada penelitian ini adalah pasien tuberkulosis paru yang ada di

Klinik Paru dan Ruang Gardenia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

Page 8: BAB 3 Punya Orin weer

8

3.5.3 Kriteria Sampel

1) Kriteria Inklusi

Kriteriainklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili

sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Hidayat, 2009:60)

(1) Pasien tuberkulosis paru yang melakukan kunjungan ke Klinik Paru RSUD

dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

(2) Pasien tuberkulosis paru yang dirawat inap di ruang Gardenia RSUD dr.

Doris Sylvanus Palangka Raya

2) Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian yang

penyebabnya

(1) Bukan pasien tuberkulosis paru yang melakukan kunjungan di Klinik Paru

RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

(2) Bukan pasien tuberkulosis paru yang dirawat inap di ruang Gardenia

RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

3.5.4 Sampling Penelitian

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang sesuai dengan keseluruhan

subjek penelitian (Nursalam, 2013:173). Sampling yang digunakan pada saat

penelitian adalah Purposive Sampling yaitu penetapan sample dengan cara

memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehehendaki peneliti

(Nursalam, 2013:174).

Page 9: BAB 3 Punya Orin weer

9

3.6 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan 25 Mei sampai dengan 06 Juni 2015

yang diawali dengan survey pendahuluan, penyusunan proposal.

Penelitian hubungan tingkat pengetahuan dengan kesediaan

menjalani tes HIV pada pasien tuberkulosis paru ruang gardenia dan klinik

paru akan dilaksanakan di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

3.7 Validitas dan Reabilitas

3.8.1 Uji validitas

Menurut Nursalam (2011) Uji validitas adalah pengukuran dan pengamatan

yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen

harus dapat mengukur apa yang seharusnya dapat diukur. Validitas disini

pertama-tama lebih menekankan pada alat pengukur atau pengamatan,

Dalam penelitian ini uji valid dilakukan pada tanggal 11-14 Mei 2015 di

Klinik Paru dan Ruang Gardenia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

Kuisioner diberikan kepada 20 responden bayangan yang diuji valid sebanyak 30

pernyataan tentang pengetahuan HIV/AIDS.

Dari 30 pernyataan mengenai HIV/AIDS, terdapat 24 pernyataan yang

memiliki nilai di atas r tabel (0,31) yaitu P1 (,366), P2 (,436), P3 (,333), P4 (,808),

P5 (,383), P6 (,912), P7 (,852), P8 (,863), P9 (,572), P11 (,661) ,P12 (,536), P13

(,863), P14 (,808), P15 (,912) ,P16 (,572), P17 (,852), P18 (,536), P20 (,399), P21

(,852), P22 (,863), P24 (,673), P26 (,500), P28 (,474), P29 (,366). 6 pernyataan

lainnya berada di bawah r tabel (0,31) P10 (,078), P19 (-,057), P23 (,078),P25

(-,022), P27 (-,214), P30 (,053). Berdasarkan hasil uji tersebut peneliti

Page 10: BAB 3 Punya Orin weer

10

memutuskan untuk membuang 6 pernyataan yang nilainya di bawah nilai r tabel

(,031) sehingga akhirnya di dapatkan 24 pernyataan mengenai pengetahuan HIV.

3.8.2 Uji reliabilitas

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoadmojo, 2010).

Perlu diperhatikan bahwa reliabel belum tentu akurat (Nursalam, 2007).

Uji reliabilitas yang sering digunakan adalah uji reliabilitas Alpha

Chronbach, namun dalam penelitian ini tidak dilakukan uji reliabilitas

secara statistik karena hanya dilakukan uji reliabilitas konten untuk

kuesioner yang digunakan.

Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel atau tidaknya

suatu instrumen penelitian umumnya adalah perbandingan adalah nilai r

hitung diwakili dengan nilai Alpha dengan r tabel pada taraf kepercayaan

95% atau tingkat signifikant 5%. Uji reliabilitas tidak dilakukan secara

manual tetapi menggunakan alat bantu program komputer.

Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha-cronbach diukur

berdasarkan skala Alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala Alpha tersebut

dikelompokkan ke dalam 5 kelas dengan range yang sama, maka ukuran

kemantapan Alpha dapat dipresentasikan seperti tabel berikut:

Tabel 3.2 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha (α) (Budi, 2006)Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s.d 0,20 Kurang Reliabel> 0,20 s.d 0,40 Agak Reliabel> 0,40 s.d 0,60 Reliabel>0,60 s.d 0,80 Cukup Reliabel>0,80 s.d 1,00 Sangat Reliabel

Page 11: BAB 3 Punya Orin weer

11

Dari hasil uji reliabilitas, nilai r alpha untuk instrument pengetahuan

adalah 0,921 pada 30 pernyataan sehingga bisa dikatakan sangat reliabel.

3.8 Pengumpulan Data, Pengolahan Data dan Analisa Data

3.8.1 Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Langkah dalam pengumpulan data tergantung pada rancangan penelitian dan

teknik instrument yang digunakan. Selama proses pengumpulan data, peneliti

memfokuskan pada penyediaan subjek, melatih tenaga pengumpul data (jika

diperlukan), memperhatikan prinsip validitas dan reabilitas serta menyeslesaikan

masalh yang terjadi agar data dapat terkumpul sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan (Nursalam, 2013: 191)

Langkah-langkah dalam pengumpulan data

1) Peneliti mengajukan judul proposal ke pihak institusi untuk dikeluarkan surat

ijin untuk melakukan penelitian di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

2) Peneliti mengajukan surat ijin meneliti ke pihak institusi untuk mendapatkan

surat ijin meneliti.

3) Peneliti menerima surat ijin meneliti dari RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka

Raya

4) Peneliti melakukan survey penelitian di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka

Raya pada tanggal 28 Maret 2015.

5) Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan kepada responden serta

menyampaikan tentang kerahasiaan atas jawaban yang diberikan dalam

kuesioner dan tidak berdampak negatif bagi responden.

Page 12: BAB 3 Punya Orin weer

12

6) Peneliti meminta persetujuan untuk menjadi responden dengan memberikan

lembar persetujuan sebagai bukti kesediaan sebagai responden dalam

penelitian, jika responden bersedia maka responden menandatangani lembar

persetujuan.

7) Setelah peneliti memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisian

kuesioner diberikan kepada responden untuk diisi.

8) Responden diberikan waktu untuk mengisi data sesuai yang tercantum dalam

kuesioner.

9) Jika ada pertanyaan yang tidak jelas responden bertanya kepada peneliti,

kuesioner diisi langsung oleh responden sehingga data yang diperoleh adalah

data primer

10) Semua data yang ada dikumpulkan, diperiksa kelengkapannya untuk

kemudian di analisa oleh peneliti

3.8.2 Instrument Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua

instrument yaitu kuesioner dan lembar persetujuan. Pengukuran pengetahuan

pasien tuberkulosis paru menggunakan kuesioner berbentuk pernyataan benar

salah tentang pengetahuan mengenai HIV/AIDS, dengan skor 1 untuk “benar” dan

skor 0 untuk “salah”. Mengetahui kesediaan melakukan tes HIV, instrument yang

digunakan adalah lembar persetujuan dengan interprestasi penilaiaan adalah

“bersedia” diberi skor 1 dan “tidak bersedia” diberi 0.

3.8.2.1 Variabel Independen

Data diperoleh melalui kuesioner yang digunakan dalam penelitian, meliputi

pengertian HIV, penularan HIV, pencegahan HIV. Bentuk kuesioner berupa

Page 13: BAB 3 Punya Orin weer

13

pernyataan dengan dua (2) pilihan jawaban yaitu benar dan salah, sebanyak 24

pertanyaan.

3.8.2.2 Variabel Dependen

Data diperoleh melalui lembar persetujuan, meliputi bersedia atau tidak

bersedia menjalani tes HIV. Lembar persetujuan yang diberikan peneliti pada

responden adalah berupa pertanyaan yang jelas apakah bersedia/tidak bersedia

dengan pilihan jawaban dua (2) yaitu bersedia apa tidak bersedia.

3.8.3 Analisa Data

Analisa data merupakan suatu proses atau analisa yang dilakukan secara

sitematis terhadap data yang telah dikumpulkan dengan tujuan supaya trend dan

relationship bisa dideteksi (Nursalam, 2009). Peneliti melakukan analisa data

dengan editing, coding, skoring, tabulating dan uji statistik menggunakan

3.8.3.1 Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan

data atau terkumpul (Hidayat, 2007). Editing dilakukan peneliti setelah semua

data terkumpul oleh responden.

3.8.3.2 Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2009:108). Penelitian ini

menggunakan coding pada kuesioner untuk mempermudah peneliti dalam

melakukan pengolahan data. Kode yang digunakan berupa angka yang selanjutnya

akan diproses dengan komputer.

Page 14: BAB 3 Punya Orin weer

14

1) Responden

Kode : 1, 2, 3, …. dan seterusnya.

2) Berdasarkan Usia

Kode : 1 = 18-30 tahun

2 = 31-40 tahun

3 = 41-59 tahun

4 = > 60 tahun

3) Berdasarkan Pendidikan

Kode : 1 = Tidak sekolah

2 = SD

3 = SMP

4 = SMA

5 = Perguruan Tinggi (sarjana, diploma)

4) Berdasarkan Pekerjaan

Kode : 1 = Tidak Bekerja

2 = PNS

3 = Swasta

4 = IRT

5= Lainnya

5) Berdasarkan Jenis Kelamin

Kode : 1 =Laki-laki

2= Perempuan

Page 15: BAB 3 Punya Orin weer

15

6) Tingkat Pengetahuan

Kode : 1 = Baik

2 = Cukup

3 = Kurang

7) Tingkat Kesediaan

Kode : 1 = Bersedia

2 = Tidak Bersedia

3.8.3.3 Scoring

Scoring adalah memberikan skor terhadap semua item yang perlu di beri

skor (Arikunto, 2010). Setelah mendapatkan jawaban dari lembar kuisioner oleh

responden, maka dilakukan penilaian dengan menjumlahkan jawaban yang benar

dan di bandingkan dengan jumlah jawaban yang diharapkan kemudian dikalikan

100%, dengan menggunakan rumus:

P= FN

X 100 %.

Keterangan:

P= Nilai yang di dapatkan

F= Skor yang di dapatkan

N= Skor maksimum

Hasil variabel independen diinterprestasikan dengan menggunakan skala

ordinal dan hasil variabel dependen diinterprestasikan menggunakan skala

nominal, pada setiap variabel menggunakan scoring, dengan nilai:

Page 16: BAB 3 Punya Orin weer

16

1) Cara penilaian tingkat pengetahuan

Skor 0 : Salah

Skor 1 : Benar

Penilaian hasil yaitu:

Baik, jika nilai 76-100%

Cukup, jika nilai 56-75%

Kurang, jika nilai ≤ 56%

2) Cara lembar persetujuan kesediaan menjalani tes HIV

Skor 0 : Tidak bersedia

Skor 1 : Bersedia

Penilaian hasil yaitu :

Tidak Bersedia = 0

Bersedia = 1

3.8.3.4 Tabulating

Tabulating adalah proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel pada

tahap ini data dianggap telah selesai diprsoses sehingga harus segera disusun ke

dalam suatu format yang telah dirancang (Nursalam, 2013).

3.9 Keterbatasan

Bagian ini menjelaskan keterbatasan penelitian seperti pengambilan sampel,

jumlah sampel yang diteliti, intrument pengumpulan data.

3.9.1 Keterbatasan pengambilan sampel

Penelitian ini mungkin akan mendapat hambatan dalam pengambilan

sampel dikarenakan jumlah populasi yang ada tidak mencapai target

sehingga peneliti tidak dapat mencapai sampel yang diinginkan.

Page 17: BAB 3 Punya Orin weer

17

3.9.1 Jumlah sampel yang diteliti

Peneliti mungkin menemui hambatan karena hanya sedikit jumlah sampel

yang tersedia atau sampel yang ada menolak untuk menjadi responden. Kesalahan

akan terjadi jika peneliti kurang memprediksi jumlah sampel yang tersedia.

3.9.2 Instrument pengambilan data

Instrument pengambilan data berupa kuesioner mungkin tidak

dijawab oleh responden atau responden tidak menjawab dengan benar

dalam mengisi kuesioner sehingga sampel yang mungkin tidak mencapai

target sesuai dengan keinginan peneliti. Peneliti akan mengalami

kesusahan dalam pengambilan data observasi jika responden tidak

bersedia mengisi kuesioner.

3.10 Etika Penulisan

Dalam melakukan peneltian, peneliti perlu membawa rekomendasi dari

institusi untuk pihak lain dengan cara mengajukan permohonan izin kepada

institusi atau lembaga tempat penelitian yang dituju oleh peneliti. Setelah

mendapat persetujuan, barulah peneliti dengan menekankan masalah etika yang

meliputi:

3.10.1 Lembar persetujuan (Informed Consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan informed

consent tersebut diberikan sebelum peneliti dilakukan dengan memberi lembar

persetujuan untuk menjadi responden (Hidayat, 2009:83).

3.10.2 Tanpa nama (Anonimity)

Page 18: BAB 3 Punya Orin weer

18

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menulis kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2009:83).

3.10.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

riset (Hidayat, 2009:83).