bab 3 perumusan objek penelitian 3.1 sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-2-00544-mc...

13
25 BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Surya Madistrindo merupakan salah satu produsen rokok kretek yang menguasai pangsa pasar di Indonesia, memproduksi lebih dari miliar batang rokok dan dikenal sebagai produsen rokok kretek yang bermutu tinggi pada tanggal 26 Juni 1958, Bapak Surya Wonowidjojo memulai usaha membuat rokok kretek dengan merek dagang "Gudang Garam" dengan bercirikan industri rumah tangga yang hanya menggunakan alat tradisional sederhana. Pada saat itu jumlah tenaga kerjanya hanya sekitar 50 orang dan menempati lahan sewaan seluas 1000 m2. Gudang Garam memulai produksi perdananya, berupa Sigaret Kretek Klobot (SKL) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT), dengan hasil produksi hanya sekitar 50 juta batang pada tahun 1958. Setelah menjalankan usaha selama 10 tahun Gudang Garam menjadi semakin terkenal sehingga pendirinya mempertimbangkan untuk memperluas usaha. Pada tahun 1969, perusahaan beralih status menjadi sebuah Firma guna mengikuti perkembangan dunia usaha. Gudang Garam juga mendapat dukungan dari BNI 1946 untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang berawal dari hanya jumlah jutaan rupiah hingga menjadi milyaran rupiah. Kemudian pada tahun 1971, status perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan mendapatkan fasilitas PMDN. Dengan status Perseroan Terbatas, PT. Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam semakin berkembang, baik dari segi

Upload: doliem

Post on 02-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

25

BAB 3

PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN

3.1 Sejarah Perusahaan

PT. Surya Madistrindo merupakan salah satu produsen rokok kretek yang

menguasai pangsa pasar di Indonesia, memproduksi lebih dari miliar batang rokok

dan dikenal sebagai produsen rokok kretek yang bermutu tinggi pada tanggal 26 Juni

1958, Bapak Surya Wonowidjojo memulai usaha membuat rokok kretek dengan

merek dagang "Gudang Garam" dengan bercirikan industri rumah tangga yang

hanya menggunakan alat tradisional sederhana.

Pada saat itu jumlah tenaga kerjanya hanya sekitar 50 orang dan menempati

lahan sewaan seluas 1000 m2. Gudang Garam memulai produksi perdananya,

berupa Sigaret Kretek Klobot (SKL) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT), dengan hasil

produksi hanya sekitar 50 juta batang pada tahun 1958. Setelah menjalankan usaha

selama 10 tahun Gudang Garam menjadi semakin terkenal sehingga pendirinya

mempertimbangkan untuk memperluas usaha. Pada tahun 1969, perusahaan beralih

status menjadi sebuah Firma guna mengikuti perkembangan dunia usaha. Gudang

Garam juga mendapat dukungan dari BNI 1946 untuk memenuhi kebutuhan modal

kerja yang berawal dari hanya jumlah jutaan rupiah hingga menjadi milyaran rupiah.

Kemudian pada tahun 1971, status perusahaan berubah menjadi Perseroan

Terbatas (PT) dan mendapatkan fasilitas PMDN. Dengan status Perseroan Terbatas,

PT. Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam semakin berkembang, baik dari segi

26

kualitas produksi, menejemen maupun teknologi, sehingga pada tahun 1979 mulai

memproduksi Sigaret Kretek Mesin (SKM). Produksi sigaret kretek mesin ini tidak

merubah sifat PT sebagai perusahaan yang menganut sistem padat karya, bahkan

semakin memperluas kesempatan kerja.

Pada tahun 1985, Bapak Surya Wonowidjojo wafat dengan meninggalkan

kenangan indah kepada seluruh karyawan. Saat itu justru persaingan di industri

rokok semakin ketat, dengan kondisi demikian, perusahaan harus berjuang demi

kelestarian perusahaan dan kesejahteraan karyawan yang merupakan cita-cita beliau.

Untuk memperkuat struktur permodalan dan posisi keuangan perusahaan, maka

pada tahun 1990 melakukan penawaran umum untuk menjual sebagian saham

perusahaan kepada masyarakat melalui bursa effek.

Pada tahun 1991, perusahaan mengembangkan usaha di bidang kertas industri

melalui PT Surya Pamenang, berkedudukan di Kediri. Prosentase pemilikan saham

pada PT Surya Pamenang saat ini adalah 100% kurang 1 (satu) saham. Salah satu

tujuan pengembangan bidang usaha ini adalah untuk menjamin kesinambungan akan

pasok bahan pengepakan bermutu tinggi, yang sebelumnya kebutuhan bahan

pengepakan berkualitas tertentu masih harus diimpor. PT Surya Pamenang akan ikut

serta memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia dan di luar negeri di samping juga

untuk memenuhi kebutuhan kertas kemasan.

27

Dan kemudian pada tahun 2009 berdiri pula PT. Surya Madistrindo yang juga

merupakan perusahaan rokok di bawah naungan PT. Gudang Garam Tbk. Salah satu

keunikan yang dimiliki PT. Surya Madistrindo dalam hal sumber daya manusia

adalah kemampuan untuk menerapkan prinsip padat karya sekaligus prinsip padat

modal secara bersama-sama. Di satu sisi untuk memproduksi rokok yang berkualitas

tinggi, PT. Surya Madistrindo juga dituntut untuk menggunakan mesin-mesin dan

peralatan canggih yang membutuhkan banyak modal untuk pengadaannya. Namun

di sisi lain perusahaan juga memiliki komitmen besar terhadap pemberdayaan

sumber daya manusia. Hal ini terbukti dengan jumlah karyawan PT. Surya

Madistrindo yang mencapai lebih dari puluhan ribu karyawan yang tersebar di

seluruh pulau Sumatera dan di berbagai sektor pekerjaan.

3.2 Filosofi PT. Surya Madistrindo

Kiat-kiat manajemen yang menjadikan PT. Surya Madistrindo. menjadi seperti

sekarang ini, bercermin pada pandangan hidup Almarhum Surya Wonowidjojo yang

juga menjadi falsafah perusahaan, yaitu Catur Dharma Perusahaan.

Yaitu :

� Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan suatu

kebahagiaan

� Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah prasyarat kesuksesan.

28

� Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerjasama dengan orang lain.

� Karyawan adalah mitra usaha yang utama.

3.3 Struktur Organisasi PT. Surya Madistrindo

3.3.1 Fungsi dan Tanggung Jawab PT. Surya Madistrindo

29

3.3.2 Dewan Direksi

3.3.3 Nilai - Nilai Perusahaan

30

3.3.4 Job Description

Dalam struktur organisasi PT. Surya Madistrindo, Direktur merupakan

jabatan yang paling banyak membawahi berbagai Departemen ,yaitu :

3.3.4.1 Regional Manager Office

Bertugas mengembangkan, mengontrol dan mengkoordinasikan

pelaksanaan kegiatan marketing dalam mengiplementasikan suatu

program apakah sudah berjalan sesuai dengan target dan strategi.

Membangun hubungan kerja dengan pihak eksternal (Pemerintah,

Bank, Vendor, Agency, EO) untuk mencapai hubungan kerja sama

yang terkoordinasi sesuai dengan kepentingan bisnis.

3.3.4.2 Area Manager Office

- RPGA, bertugas memonitor kebijakan dan program dari Head

Office di Regional dan Area.

3.3.4.3 Marketing Operation Manager

- Admin Monitoring Cost, bertugas dalam mengatur pemasukkan

dan pengeluaran keuangan.

- Deputy Regional, bertugas mengontrol dan memonitor aktivitas

kegiatan operasional serta mengembangkan dan memperbaiki kinerja

setiap karyawan.

31

3.3.4.4 Marketing Development Manager

- Marketing Supervisor Trade, bertugas mengkomunikasikan dan

mengkoordinasikan program trade marketing Head Office dan Area

kepada tim area.

- Marketing Supervisor Consumer & Outdoor, bertugas

mengiplementasikan rencana marketing dan mengkoordinasikan

kegiatan pemasaran produk ke konsumer dan outdoor pada area office.

3.3.4.5 Bisnis Process Manager

- Supervisor Traditional Trade, bertugas menyusun rencana

kegiatan marketing pada Modern Horeca untuk memastikan

tersedianya master plan kegiatan sesuai dengan prosedur.

- Supervisor Modern Horeca, bertugas menyusun,

mengimplementasikan, mengkoordinasi serta mengkontrol program

promosi dan marketing dari Head Office.

3.3.4.6 Marketing Admin Manager

- Admin Monitoring Sales, bertugas membuat laporan dan

memeriksa bukti-bukti transaksi penjualan.

- Regional Chief Admin, bertugas menyusun, mengawasi dan

mengendalikan budget operational.

32

3.3.4.7 Marketing Support Manager

- Marketing Supervisor – Channel Horeca & Modern Tread,

bertugas meningkatkan visibility dan awareness produk.

3.3.4.8 Business Intelligence Manager

- Regional Marketing Analyst bertugas menyediakan layanan

administrative dalam hal pelaporan untuk memastikan tersediannya

data yang akurat dan valid yang dapat dimanfaatkan oleh atasan dalam

pengambilan keputusan.

3.3.4.9 HRD & GA Manager

- Admin General Personel & Rekrutmen, bertugas merekrut

sumber daya manusia yang berkualitas serta pengumpulkan data

karyawan yang akurat untuk memastikan data karyawan terkini.

- Admin Payroll, bertugas melakukan perhitungan penggajian

seluruh karyawan.

3.3.4.10 Logistic Manager

- Helper Sales, bertugas mempersiapkan dan memasukkan barang

yang dibutuhkan sales di setiap region atau area. Serta memonitor stok

di masing-masing gudang area office untuk meminimalkan terjadinya

out of stock.

33

3.3.4.11 Trining & Deployment Manager

Bertugas memberikan pengajaran bagi karyawan atau pekerja

yang baru akan bekerja di perusahaan.

3.3.4.12 Accounting Manager

- Admin Monitoring Marketing / Promosi, bertugas memeriksa

penerimaan dan pengeluaran budget program untuk memastikan tidak

ada penyelewengan dan dana digunakan sesuai dengan peruntukan.

- Regional Chief Admin, bertugas menyusun, mengawasi dan

mengendalikan budget operational.

3.3.4.13 Infrastructure Manager

- General Affair, bertugas melakukan pengaturan jadwal dan

pelaksanaan perawatan dan perbaikan sarana gedung, mess dan

seluruh area perusahaan dalam meningkatkan kenyamanan karyawan

dalam bekerja.

3.3.4.14 Service Manager

Bertugas mengembangkan kemampuan tim dan untuk

meningkatkan kinerja dan untuk mencapainya standarisasi.

34

3.3.4.15 Database Manager

- Admin IT, bertugas memonitor dan menjaga keamanan data-data

perusahaan agar tersimpan dengan aman dan memliki back up serta

melakukan perawatan pada perangkat computer, hardware dan

jaringan.

3.3.4.16 Compliance Manager

Bertugas mengelola dan memeriksa asuransi, Jamsostek untuk

memastikan tersediannya kelengkapan fasilitas bagi karyawan.

3.4 Prosedur yang berlaku

Menurut Anggaran Dasar Perseroan, Perseroan diurus oleh suatu Direksi di

bawah pengawasan Dewan Komisaris yang kesemuanya diangkat oleh Rapat

Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu lima tahun dan dapat diangkat

kembali. Tugas dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi diatur dalam

Anggaran Dasar.

3.5 Metode Pengumpulan Data ( Opsional )

Dalam menyusun skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian Kualitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian pada kondisi objek yang

alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dan dilakukan secara trianggulasi

35

(gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna daripada generalisasi. Sifat dari penelitian yang digunakan

adalah deskriptif, yang menurut Sugiyono (2009 : 9), artinya data yang terkumpul

berbentuk kata-kata atau gambar sehingga tidak menekankan pada angka.

Penelitian Kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya

umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut

tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis

terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu

kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut.

Adapun yang cara yang dilakukan peneliti dalam Penelitian Kualitatif ini adalah

dengan menggunakan Metode Pengumpulan Data Primer yaitu :

1. Wawancara

Menurut Esterberg mendefinisikan wawancara yang dikutip oleh

Sugiyono sebagai berikut :

“a meeting of two persons to eschange information and idea through question

and responses, resulting in communication and joint constructions of meaning

about a particular topic” (Sugiyono, 2009:72)

Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa wawancara merupakan

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab

sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam

36

penelitian ini wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam yang

menurut Dr. Elvinaro adalah teknik mengumpulkan data lengkap atau informasi

dengan cara bertatap muka langsung dengan informan agar mendapatkan data

lengkap dan mendalam. (2010:178)

2. Observasi

Menurut Nasution dalam Sugiyono menyatakan bahwa, observasi adalah

dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan

data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

(Sugiyono, 2009 : 64)

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terus

terang atau tersamar. Definisi observasi terus terang atau tersamar adalah dalam

melakukan pengumpulan data peneliti menyatakan terus terang kepada sumber

data bahwa ia sedang melakukan penelitian. (Sugiyono, 2009 : 66)

Metode Penelitian Data Sekunder yaitu untuk melengkapi data penelitian

seperti : Koran, Majalah, Internet, Dokumen-dokumen perusahaan serta kajian

studi literatur yang dirasa berkaitan dengan tujuan permasalahan.

3.6 Permasalahan yang ada

Dalam melaksanakan aktivitasnya, setiap perusahaan akan menjumpai

suatu masalah atau rintangan. Masalah-masalah tersebut dapat menghambat jalannya

37

perusahaan dan hal ini harus segera diantisipasi agar tujuan perusahaan dapat

tercapai tidak terkecuali perusahaan rokok seperti PT. Surya Madistrindo yang

mengalami permasalahan, yaitu :

Bagaimana peran Public Relations (PR) PT. Surya Madistrindo dalam program

Corporate Social Responsibility (CSR) untuk memelihara hubungan

komunikasi dengan masyarakat kota Palembang.

3.7 Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk memelihara hubungan komunikasi dengan masyarakat Palembang maka

Public Relation (PR) PT. Surya Madistrindo melaksanakan program Corporate

Social Responsibility (CSR) seperti :

� Memberikan beasiswa kepada siswa siswi yang berprestasi.

� Ikut mendukung pelestarian lingkungan.

� Membangun fasilitas olah raga untuk meningkatkan pembinaan atlit nasional

sejak dini.

� Bantuan amal bagi masyarakat / warga yang terkena bencana alam.