bab 3 metodologi penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2009-2-00360-mn bab...
TRANSCRIPT
29
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2007,
p11), penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih. Metode penelitian yang dilakukan adalah
survey. Menurut Kerlinger (1973) dalam Sugiyono (2007,p11), penelitian survey adalah
penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan
kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis
maupun psikologis.
Dengan unit analisis tingkat individual yaitu unit data yang dianalisis adalah data
yang berasal dari setiap individual pekerja, Indriantoro (2002,p94), dalam hal ini
pelanggan/ pengguna Two Way Cake Powder Mustika Ratu. Rentan waktu yang dipakai
adalah cross section yaitu sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu
dalam satu kurun waktu saja, dimana informasi dikumpulkan hanya pada waktu tertentu.
Hal tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah berikut ini :
30
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Desain Penelitian Tujuan
penelitian
Jenis Penelitian
Metode Penelitian
Unit Analisis
Time
Horison
T - 1 Asosiatif Survey
Individu / Pengguna Two
Way Cake Powder
Cross
Sectional
T - 2 Asosiatif Survey
Individu / Pengguna Two
Way Cake Powder
Cross
Sectional
T - 3 Asosiatif Survey
Individu / Pengguna Two
Way Cake Powder
Cross Sectional
Keterangan :
• T1, untuk mengetahui pengaruh experiential marketing terhadap keputusan
pembelian Two Way Cake Powder Mustika Ratu.
• T2, untuk mengetahui pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan
pembelian Two Way Cake Powder Mustika Ratu.
• T3, untuk mengetahui pengaruh experiential marketing dan perilaku konsumen
secara simultan terhadap keputusan pembelian Two Way Cake Powder Mustika
Ratu.
31
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Operasionalisasi variabel merupakan penjelasan pengertian dari teori variabel,
sehingga dapat diamati dan diukur dengan menentukan hal-hal yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Tabel 3.2 Variabel Bebas (X1)
Operasional Variabel
Variabel Konsep
Variabel
Sub
VariabelIndikator Ukuran Skala
Experiential
Marketing
(X1)
Konsep
pemasaran yang
menawarkan
produk atau jasa
dengan
merangsang
unsur-unsur
emosi konsumen
yang akan
menghasilkan
berbagai
pengalaman bagi
konsumen,
melalui
pengalaman,
Sense Panca indera Berkaitan dengan
gaya (styles) atau
tema dan simbol-
simbol verbal
serta visual yang
memberikan
kesan pertama.
Ordinal
yang
ditransfo
rm
menjadi
interval
32
Feel - Perasaan
- Suasana
hati
- Emosi
Hal ini lebih dari
unsur keindahan,
tetapi berupaya
mempengaruhi
suasana hati dan
emosi jiwa yang
mampu
membangkitkan
kebanggaan,
kebahagiaan atau
bahkan kesedihan
panca indera,
perasaan,
berpikir,
tindakan,
perilaku dan
gaya hidup serta
pengalaman
dalam
mengasosiasikan
identitas sosial
kedalam
hubungan
terhadap suatu
reference group
Think - Intelektual
- Kreativitas
Merangsang
kemampuan
intelektual dan
kreativitas
konsumen,
sehingga
konsumen
mampu ber-
experience
dengan
pemikirannya.
33
Act - Perilaku
- Ekspresi
Mempengaruhi
konsumen untuk
melakukan
sesuatu perilaku
atau tindakan
yang nyata dan
mengekspresikan
gaya hidupnya.
Relate - Identitas
- Sosial
- Budaya
Berkaitan dengan
budaya seseorang
dan kelompok
referensinya yang
dapat
menciptakan
identitas sosial
(generasi,
kebangsaan,
etnis).
34
Tabel 3.3 Variabel Bebas (X2)
Operasional Variabel
Variabel Konsep
Variabel
Sub
VariabelIndikator Ukuran Skala
Daerah Asal
->
dimasukkan
ke dalam
profil
responden
Tingkat
pengaruh
daerah asal
konsumen
terhadap
perilaku dalam
membeli suatu
produk
Keadaan
lingkungan
sekitar
Tingkat
perhatian
konsumen
terhadap
situasi
lingkungan
sekitar
Perilaku
Konsumen
(X2)
Susunan
nilai-nilai
dasar,
persepsi,
keinginan,
dan perilaku
yang
dipelajari
anggota
suatu
masyarakat
dari keluarga,
dan institusi
penting
lainnya.
Faktor
Budaya
Masyarakat
konsumsi
Tingkat
pengaruh
budaya
masyarakat
konsumsi
terhadap
perilaku
Ordinal yang
ditransform
menjadi
interval
35
pembelian
konsumen
Faktor
sosial
Lingkungan
Keluarga
Tingkat
pengaruh
langsung dari
anggota
keluarga
konsumen
dalam
mendukung
pembelian
suatu produk
Keluarga dan
teman
merupakan
kelompok
yang memiliki
pengaruh
langsung
terhadap
seseorang
(kelompok
keanggotaan)
Lingkungan
Teman
Tingkat
pengaruh
langsung dari
lingkungan
pertemanan
konsumen
dalam membeli
produk
36
Penghasilan
keluarga
(pendapatan
konsumen)
->
dimasukkan
kedalam
profil
responden
Tingkat
pengaruh
ekonomi
keluarga
terhadap daya
beli
Usia
->
dimasukkan
kedalam
profil
responden
Tingkat
pengaruh usia
dalam
pembelian
suatu produk
Kepercayaan
diri
Tingkat
pengaruh
membeli suatu
produk
terhadap rasa
percaya diri
mahasiswa
Karakteristik
pribadi
seperti usia,
situasi
ekonomi
(pendapatan
konsumen)
Faktor
individu
atau
pribadi
Kemampuan
bersosialisasi
Tingkat
kemampuan
bersosialisasi
mahasiswa
37
terhadap
perilaku dalam
membeli suatu
produk
Motivasi Tingkat
kebutuhan
yang
mendorong
mahasiswa
untuk
melakukan
pembelian
Pilihan-
pilihan
seseorang
dalam
membeli
dipengaruhi
oleh motivasi
dan persepsi.
Faktor
Psikologis
Persepsi Tingkat
pengaruh
persepsi dari
mahasiswa
terhadap
motivasi siap
untuk
bertindak
38
Tabel 3.4 Variabel Terikat (Y)
Operasional Variabel
Variabel Konsep Variabel
Sub Variabel Indikator Ukuran Skala
Pengenalan
Masalah
- Sadar akan
adanya
kebutuhan
- Adanya
masalah
Pencarian
Informasi
Mudah
mendapatkan
informasi
tentang
produk tata
rias
Evaluasi
Alternatif
- Kualitas
- Harga
- Kandungan
bahan
Keputusan
Pembelian
(Y)
Seleksi
terhadap dua
pilihan atau
lebih alternatif
produk atau
jasa
Keputusan
pembelian
Pemilihan
akan produk
yang akan
dibeli
Proses
pembelian
dimulai saat
pembeli
merasakan
perbedaan
antara
keadaan
aktualnya
dengan
keadaan yang
diinginkannya.
Ordinal
39
Perilaku
pasca
pembelian
- Sesuai
dengan
harapan.
-Rekomendasi
untuk
konsumen lain
- Mau membeli
kembali
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, ada beberapa data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini. Jenis dari masing-masing data tersebut adalah kualitatif yaitu data yang
tidak dapat diukur dalam skala numerik. Namun karena dalam statistik semua data harus
dalam bentuk angka, maka data kualitatif umumnya dikuantitatifkan agar dapat diproses
lebih lanjut (Mudrajad Kuncoro, 2003, p123).
40
Tabel 3.5 Data dan Sumber Data Penelitian
Jenis dan Sumber Data Tujuan
Penelitian Data Jenis Data Sumber Data
T - 1
- Analisis pengaruh
experiential marketing
terhadap keputusan
pembelian Two Way Cake
Powder Mustika Ratu.
Data Kualitatif
Primer - Kuesioner
T - 2
- Analisis pengaruh
perilaku konsumen
terhadap keputusan
pembelian Two Way Cake
Powder Mustika Ratu.
Data Kualitatif
Primer - Kuesioner
T - 3
- Analisis pengaruh
experiential marketing
dan perilaku konsumen
secara simultan terhadap
keputusan pembelian
Two Way Cake Powder
Mustika Ratu
Data Kualitatif Primer - Kuesioner
41
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian ini,
maka peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu :
1) Studi literatur atau studi pustaka
Studi literatur atau studi pustaka dilakukan dengan cara membaca buku–buku
referensi, literatur, jurnal maupun artikel di majalah atau internet yang
berhubungan dengan topik penelitian dengan tujuan untuk memperoleh
pengetahuan teoritis dan pendapat para ahli yang berhubungan dengan
penelitian ini sehingga dapat digunakan untuk membantu penulis dalam
menganalisis data dan mendeskripsikan masalah yang diteliti.
2) Kuesioner
Penulis melakukan teknik pengumpulan data yang berupa seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis dengan pilihan jawaban yang sudah tersedia
bagi responden untuk mendapatkan data primer, dimana penulis langsung
menemui dan menyerahkan lembar kuesioner ini kepada responden yang
memenuhi syarat.
Penulis mengelompokkan pernyataan dalam kuesioner tersebut menjadi empat
bagian, yaitu :
i) Pernyataan mengenai profil responden
ii) Pernyataan mengenai Experiential Marketing
iii) Pernyataan mengenai Perilaku Konsumen
iv) Pernyataan mengenai Keputusan Pembelian Konsumen
42
3) Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada pihak
manajemen PT. Mustika Ratu Tbk, sebagai informasi dan data tambahan dalam
penelitian ini, yaitu pertanyaan mengenai profil perusahaan (company profile).
3.5 Teknik Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala
likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok
tentang kejadian atau gejala sosial (Kuncoro,2007,p20). Setiap pertanyaan atau
pernyataan disusun sedemikian rupa agar bisa dijawab dengan menggunakan lima
tingkatan, yaitu:
Tabel 3.6 Bobot dan Kategori Pengukuran Data
Keterangan Penilaian
Sangat tidak setuju 1
Tidak setuju 2
Netral 3
Setuju 4
Sangat setuju 5
43
Sedangkan nilai dan kategori batas penelitian dapat dilihat dengan
memperhitungkan:
• Nilai terendah = 1, yaitu jika jawaban responden adalah ”Sangat Tidak Setuju”,
• Nilai tertinggi = 5, yaitu jika jawaban responden adalah ”Sangat Setuju”.
Menurut Supangat (2007, p19), besar interval dapat ditentukan sebagai berikut :
Interval = Jarak Banyak Kelas
=Xmax - Xmin
k= 5 -1
5= 0.80
Dengan demikian maka batas-batas penelitian terhadap aspek-aspek yang akan
dievaluasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Tabel 3.7 Nilai dan Kategori Batas Penelitian
Nilai Kategori
1 – 1.8 Sangat Tidak Setuju / Sangat Tidak Baik
1.9 – 2.7 Tidak Setuju / Tidak Baik
2.8 – 3.6 Netral / Cukup Baik
3.7 – 4.5 Setuju / Baik
4.6 – 5.4 Sangat Setuju / Sangat Baik
Sumber: Andi Supangat (2007, p19)
44
3.6 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah probability sampling atau
sampel acak yang merupakan jenis sampel yang dipilih secara acak. Semua unsur atau
elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi anggota
sampel. Dimana peneliti hanya mengedarkan kuesioner kepada responden yang
merupakan pengguna atau konsumen Two Way Cake Powder Mustika Ratu. Lebih lanjut,
teknik pengambilan sampel ini adalah simple random sampling, yaitu cara pengambilan
sampel dari anggota populasi dengan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan)
dalam anggota populasi tersebut (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p41). Dengan
memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel.
Populasi adalah keseluruhan dalam karakteristik atau unit hasil pengukuran yang
menjadi objek penelitian atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi
syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan dan Kuncoro,2007,p37).
Populasi pengguna atau konsumen Two Way Cake Powder Mustika Ratu sangat
besar. Oleh karena itu, penulis tidak mungkin meneliti semua populasi tersebut. Hal ini
dikarenakan adanya keterbatasan waktu, biaya dan tenaga, sehingga penulis
menggunakan sampel yang diambil dari populasi pengguna atau pelanggan Two Way
Cake Powder Mustika Ratu.
Populasi yang diteliti dalam skripsi ini adalah individu pengguna Two Way Cake
Powder Mustika Ratu terutama yang mengunjungi gerai Mustika Ratu Metropolitan Mall.
Saat ini yang terdaftar sebagai pelanggan Mustika Ratu Metropolitan Mall adalah 57.500
orang.
45
Dalam menentukan banyaknya sampel minimal yang harus diambil untuk
penelitian ini, maka penulis menggunakan rumus dari Slovin (Riduwan dan
Kuncoro,2007,p49), yaitu sebagai berikut :
n = 57.500(1+ 57.500(0.1)2
n = 57.500576
= 99,82 atau dibulatkan menjadi 100 orang
Berdasarkan perhitungan diatas, maka penulis memutuskan untuk mengambil sampel
sebanyak 100 responden.
Dimana :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi (pelanggan Two Way Cake Powder Mustika Ratu di Gerai Mustika
MM)
d = presisi (ditetapkan 10 % dengan tingkat kepercayaan 95 %)
3.7 Metode Analisis
Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian diolah dengan menggunakan
program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 15.0. Analisis diawali pada
instrumen penelitian, yaitu kuesioner dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas.
46
Kemudian dari hasil kuesioner tersebut didapatkan data yang akan dianalisis lebih lanjut
untuk menjawab tujuan-tujuan penelitian, yaitu dengan analisis jalur (path analysis).
Tabel 3.8 Metode Analisis Data Berdasarkan Tujuan Penelitian
Desain Penelitian Tujuan
penelitian Jenis Penelitian Teknik Analisis
T - 1 Asosiatif Path Analysis
T - 2 Asosiatif Path Analysis
T - 3 Asosiatif Path Analysis
Sumber: Penulis, 2009
3.7.1 Uji Validitas
Riduwan dan Kuncoro (2007,p216), menjelaskan uji validitas dilakukan
berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar–
benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden. Sangat
disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah
minimal 30 orang ini, distributor skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal (Umar,
2008).
Riduwan (2004,p109-110), menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Terlebih dahulu
dicari harga korelasi antara bagian–bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara
mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor yang merupakan jumlah tiap skor
47
butir. Untuk mengukur validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment,
yaitu :
Dimana : ( )( )
( ) ( )2222 ..
.)(
∑∑∑ ∑ −−
ΣΣ−Σ=
YYnXXn
YXXYnrxy
r (hitung) = koefisien korelasi
∑ Xi = jumlah skor item
∑ Yi = jumlah skor total
n = jumlah responden
Selanjutnya, dihitung dengan uji-t, yaitu dengan rumus :
t (hitung ) = r n − 21 − r 2
Dimana :
t = nilai t(hitung)
r = koefisien korelasi hasil r(hitung)
n = jumlah responden
Distribusi (tabel t) untuk alpha = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n - 2)
Kaidah keputusan : Jika t (hitung) > t (tabel) berarti valid
Jika t (hitung) < t (tabel) berarti tidak valid
48
3.7.2 Uji Reliabilitas
Riduwan dan Kuncoro (2007,p220), menjelaskan uji reliabilitas dilakukan untuk
mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpulan data
(instrumen) yang digunakan. Sugiyono (2007,p109) menjelaskan instrumen yang reliabel
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama. Alat ukur panjang dari karet adalah contoh
instrumen yang tidak reliabel atau konsisten.
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan yaitu dengan cara one shot
atau pengukuran sekali saja. Pengukuran kehandalan butir pertanyaan dengan skala
menyebarkan kuesioner pada responden, kemudian hasil skor diukur korelasinya antara
skor jawaban pada butir pertanyaan yang sama, dengan bantuan komputer program
SPSS 15.0 dengan fasilitas cronbach alpha. Suatu konstruktur atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60. (Suntoyo,2007,p74)
3.7.3 Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan dengan bantuan alat uji SHAPIRO-WILK.
LILLIEFORS atau KOLMOGOROV-SMIRNOV, serta gambar NORMALITY PLOTS.
Dalam melakukan penjelasan output test of normality, ada pedoman
pengambilan keputusan, yaitu:
Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi adalah tidak
normal.
Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi adalah
normal.
49
Normal Probability Plot
Dalam Normal Probability Plot, setiap nilai data yang diamati dipasangkan dengan
nilai harapannya (expected value) dari distribusi normal. Jika sampel data berasal dari
populasi yang terdistribusi normal, maka titik-titik nilai data akan terletak kurang lebih
dalam suatu garis lurus.
3.7.4 Korelasi Sederhana dan Berganda
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007,p61), korelasi Pearson Product Moment
(PPM) sangat populer dan sering dipakai pleh mahasiswa dan para peneliti. Korelasi ini
dikemukakan oleh Karl Pearson tahun 1900. Kegunaannya untuk mengetahui derajat
hubungan antar variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent).
Rumus yang digunakan korelasi PPM (Riduwan dan Kuncoro, 2007,p62):
( )( )
( ) ( )2222 ..
.)(
∑∑∑ ∑ −−
ΣΣ−Σ=
YYnXXn
YXXYnrxy
Korelasi PPM dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1
≤ r ≤ + 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna ; r = 0 artinya tidak
ada korelasi ; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan
dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut:
50
Tabel 3.9 Interpretasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 - 1,000 Sangat Kuat
0,60 - 0,799 Kuat
0,40 - 0,599 Cukup Kuat
0,20 - 0,399 Rendah
0,00 - 0,199 Sangat Rendah Sumber : Riduwan (2005:136)
Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus
koefisien determinan sebagai berikut:
KP = R2 x 100%
Dimana : KP = Nilai koefisien determinan
r = Nilai koefisien korelasi
Pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna
generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji
dengan uji signifikansi sebagai berikut:
Hipotesis:
Ha : Variabel X berhubungan secara signifikan dengan variabel Y
Ho : Variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y
51
Dasar Pengambilan Keputusan:
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau
(0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig
atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya tidak signifikan.
Analisis Korelasi berganda berfungsi untuk mencari besarnya hubungan antara dua
variabel. Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda bandingkan antara
nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig sebagai berikut:
Hipotesis:
Ha : Variabel X1 dan X2 berhubungan secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y
Ho : Variabel X1 dan X2 tidak berhubungan secara simultan dan signifikan terhadap
variabelY
Dasar Pengambilan Keputusan:
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau
(0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig
atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
3.7.5 Analisis Path (Jalur)
Analisis jalur (path analysis) dikembangkan pertama kali pada tahun 1920-an
oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright merupakan sebuah teknik yang digunakan
untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui
52
pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (independent)
terhadap variabel terikat (dependent), Riduwan dan Kuncoro (2007,p1-2).
Model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung
seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). (Riduwan dan
Kuncoro,2007,p2).
Manfaat lain dari analisis jalur sendiri ialah untuk :
• Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau
permasalahan yang diteliti.
• Prediksi nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas, dan prediksi
ini bersifat kualitatif.
• Pengujian model, menggunakan teori trimming, baik untuk uji reliabilitas
konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru.
Langkah-langkah menguji path analysis sebagai berikut : (Riduwan dan Kuncoro,
2007,p116-118)
Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural
1. Struktur : Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρy ε1
Keterangan:
ρ = koefisien regresi yang distandarkan / koefisien jalur
ε = pengaruh variabel lain yang tidak diteliti atau kekeliruan pengukuran
variabel
53
2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi
a. Digambarkan diagram jalur lengkap, ditentukan sub-sub strukturnya dan
dirumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang
diajukan.
Hipotesis: naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara
signifikan oleh variabel eksogen (X1 dan X2).
b. Menghitung koefisien regresi untuk strukur yang telah dirumuskan.
Persamaan regresi ganda: Y = a + b1 x1 + b1 x2 + ε1
3. Menghitung koefisien jalur secara keseluruhan (simultan)
• Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut.
Ha : ρyx1 = ρyx2 =.......= ρyxk ≠ 0
Ho : ρyx1 = ρyx2 =.......= ρyxk = 0
a. Kaidah pengujian signifikan secara manual : menggunakan tabel
F
F = (n - k -1) R 2 yx kK (1− R 2 yx k)
Keterangan :
n = Jumlah sampel
k = jumlah variabel eksogen
R2 yx k = R Square
Jika F hitung ≥ F tabel, Maka tolak Ho artinya signifikan dan
54
F hitung ≤ F tabel, terima Ho artinya tidak signifikan
Dengan taraf signifikan (α) = 0,05
Carilah nilai Ftabel menggunakan Tabel F dengan rumus :
Ftabel = F ⎨(1 - α) (dk = k), (dk = n - k - 1)⎬ atau ⎨(1 - α) (v1 = k), (v2 = n - k - 1)⎬
Cara mencari Ftabel : nilai (dk = k) atau V1 disebut nilai pembilang
nilai (dk = n - k - 1) atau V2 disebut nilai penyebut
b. Kaidah pengujian signifikansi: program SPSS
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas sig atau [0,05 ≤ sig], maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas sig atau [0,05 ≥ sig], maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
4. Menghitung koefisien jalur secara individu
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik berikut:
Ha : ρ YX1 > 0
Ho : ρ YX1 = 0
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung
dengan rumus (Schumacker dan Lomax, 1996, p44. Kusnendi, 2005,p12)
55
t k = ρ k
se p k
; (dk = n - k - 1)
Keterangan :
Statistik se ρx1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis
regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur
bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig
dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak,
artinya tidak signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya signifikan.
5. Meringkas dan menyimpulkan
3.8 Rancangan Uji Hipotesis
Rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan tujuan
penelitian, dengan tingkat kepercayaan 95 %, sehingga tingkat presisi atau batas
ketidakakuratan (alpha) sebesar 5 % atau 0,05.
Dasar dari uji hipotesis ini, yaitu : Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak
Sig ≤ 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima
56
Experiential Marketing
(X1)
Berdasarkan judul penelitian, yaitu : ”Analisis Pengaruh Experiential Marketing dan
Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Two Way Cake
Powder Mustika Ratu”, maka dapat ditentukan bahwa :
X1 = Experiential Marketing
X2 = Perilaku Konsumen
Y = Keputusan Pembelian Konsumen
1. Tujuan penelitian 1 (T-1)
Untuk mengetahui pengaruh experiential marketing terhadap keputusan pembelian
Two Way Cake Powder Mustika Ratu
PX1Y
Struktur T-1
Hipotesis T-1
Ho : Variabel X1 (experiential marketing) tidak berpengaruh terhadap variabel Y
(keputusan pembelian Two Way Cake Powder Mustika Ratu)
Ha : Variabel X1 (experiential marketing) berpengaruh terhadap variabel Y
(keputusan pembelian Two Way Cake Powder Mustika Ratu)
Keputusan Pembelian
(Y)
57
2. Tujuan penelitian 2 (T-2)
Untuk mengetahui pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian
two way cake powder Mustika Ratu.
PX2Y
Struktur T-2
Hipotesis T-2
Ho : Variabel X2 (perilaku konsumen) tidak berpengaruh terhadap variabel Y
(keputusan pembelian Two Way Cake Powder Mustika Ratu)
Ha : Variabel X2 (perilaku konsumen) berpengaruh terhadap variabel Y
(keputusan pembelian Two Way Cake Powder Mustika Ratu)
3. Tujuan penelitian 3 (T-3)
Untuk mengetahui pengaruh experiential marketing dan perilaku konsumen secara
simultan terhadap keputusan pembelian Two Way Cake Powder Mustika Ratu.
Perilaku Konsumen
(X2)
Keputusan Pembeliaan
(Y)
58
Keputusan Pembelian
(Y)
Perilaku Konsumen
(X2)
Px1X2Y
Struktur T-3
Hipotesis T-3
Ho : Variabel X1 (experiential marketing) dan X2 (perilaku konsumen) tidak
berpengaruh secara simultan terhadap variabel Y (keputusan pembelian
Two Way Cake Powder Mustika Ratu)
Ha : Variabel X1 (experiential marketing) dan Variabel X2 (perilaku konsumen)
berpengaruh secara simultan terhadap variabel Y (keputusan pembelian
TwoWay Cake Powder Mustika Ratu)
3.9 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Sesuai dengan judul yang ditetapkan oleh penulis yaitu : “Analisis Pengaruh
Experiential Marketing dan Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Experiential Marketing
(X1)
59
Two Way Cake Powder Mustika Ratu”, maka dalam penelitian ini akan diadakan
pengumpulan data atau informasi dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner berisikan
pertanyaan atau pernyataan yang kemudian diberikan kepada individu pengguna Two
Way Cake Powder Mustika Ratu, dengan jumlah sampel yang telah ditentukan.
Selanjutnya hasil dari kuesioner tersebut diolah dengan sedemikian rupa dengan
menggunakan metode analisis jalur (path analysis) yang merupakan program SPSS 15.0.
Dari hasil yang telah diolah tersebut, dapat diperoleh hasil yang berupa angka–angka,
yang menggambarkan hubungan antara variabel–variabel yang telah diukur.
Hasil tersebut akan disajikan dalam kesimpulan, yang disimpulkan berdasarkan
pertanyaan yang terdapat dalam identifikasi masalah. Rancangan implikasi untuk
penelitian ini adalah mengevaluasi apakah experiential marketing Two Way Cake Powder
Mustika Ratu yang diterapkan oleh PT. Mustika Ratu Tbk sudah berhasil membentuk
perilaku konsumen yang diharapkan, sehingga dapat mempengaruhi dalam keputusan
pembelian konsumen. Kemudian saran juga akan diberikan, guna membantu pihak
manajemen PT. Mustika Ratu Tbk agar dapat memberikan peningkatan di masa yang
akan datang.